PENDAHULUAN
1
Abdullah Fathani, Implementasi Ekonomi Islam dan Dampaknya Pada SHU dan Aset
Koperasi (Studi Kasus Primer Koperasi Mabesau Cilangkap), (Disertasi S-3 Ilmu Ekonomi
Syariah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 1.
2
Muhamad Safii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Cina Muslim. (Jakarta: Tazkia
Publishing, Jilid 10, 2012), h. vii.
3
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010), h. 15.
1
2
mereka terletak pada keramahan dan kemurahannya, ketika para pedagang Arab
memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya
maupun miskin, untuk makan bersama dan duduk bersila dan mereka memulai
makan dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim dan mengakhirinya
dengan ucapan Alhamdulillahirobbil alamin8 kebiasaan bangsa arab dalam hal
perdagangan dapat di lihat dari firman Allah dalam Al-qur`an QS. Alquraisy: 1-2
yaitu:
()
( )
Artinya:1. Karena kebiasaan orang-orang quraisy, 2. yaitu kebiasaan
mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas.9
8
Veitzal Rivai Zainal dkk, Islamic Business Management, Praktik Manajemen Bisnis
Yang Sesuai Syariah Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2014) , h. 10.
9
Departemen Agama Republik Indonesia Alquran dan Terjemahan, (Jakarta: Penerbit
Cahaya Quran, 2006), h. 602
10
The Asean Economic Community (AEC) is the largest integration effort attempted in
the developing world; if realized, it will create a single market with the free movement of goods,
services, foreign direct investment and skilled labor, and freer movement of capital encompassing
nearly 600 million people [Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah usaha integrasi terbesar
yang dilakukan di negara berkembang; Jika disadari, itu akan menciptakan pasar tunggal dengan
pergerakan bebas barang, jasa, investasi langsung asing dan tenaga kerja terampil, dan pergerakan
modal yang lebih bebas yang mencakup hampir 600 juta orang.] Peter A. Petri, Plummer G
Michael. And Zhai Fan, "ASEAN Economic Community: A General Equilibrium Analysis." Asian
Economic Journal, 26.2 (2012): 93-118.
4
dikenal (UE)11 inilah yang menjadi embrio disepakatinya MEA yang mulai
berlaku sejak Januari 2016.
MEA menjadi semakin nyata setelah lahirnya kesepakatan integrasi
ekonomi yang dicapai dalam ASEAN community yang berisi: pertama, ASEAN
Security Community (ASC), kedua, ASEAN Economic Community (AEC) dan
ketiga, ASEAN Sosio Cultural Community (ASCC). MEA memberi peluang baru
bagi masing masing negara anggota yang tergabung dalam ASEAN dalam hal
mobilitas orang, barang dan jasa di kawasan ASEAN dengan melintasi batas-
batas negara tanpa hambatan tarif maupun non tarif.12
Dalam blue prin MEA setidaknya ada 4 (empat) prioritas integrasi dalam
kesepahamannya yaitu: 1) adanya arus barang dan jasa yang bebas (free flow
good service), 2). Ekonomi regional yang kompetitif (competitive economic
region),3). Perkembangan ekuitas ekonomi (equitable economic development), 4)
integrasi memasuki ekonomi global (full integrasion in to global economic).13
MEA merupakan realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dimuat
dalam visi 202014 yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara
anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui
11
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) adalah sebuah organisasi internasional yang
diciptakan oleh perjanjian roma tahun 1957. Tujuannya adalah untuk mewujudkan integrasi
ekonomi, termasuk pasar umum, 6 (Enam) anggota pendiri antara lain: Belgia, Perancis, Italia,
Luksemburg, Belanda dan Jerman Barat. Sejarah berdirinya MEE dimulai Pada tahun 1950,
Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luksemburg dan Belanda mendirikan komunitas batubara dan
baja Eropa (ECSC), yang tergabung dalam sektor batu bara dan baja dari negara-negara anggota
dipastikan bahwa tidak ada yang bisa membuat senjata perang untuk melawan yang lain.
12
Soekarwo dkk, Pakde Karwo Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, (Jakarta:
Gramedia Group, 2015), h. ix
13
Jasa Suatma, Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community
2015, dalam Jurnal STIE Semarang, Vol. 4, No. 1.
14
Visi 2020 adalah ASEAN sebagai wadah kerjasama Negara Asia Tenggara, yang hidup
dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat bersama dalam kemitraan dalam
pembangunan yang dinamis dan merupakan komunitas yang saling peduli serta terintegrasi dalam
pergaulan bangsa-bangsa di dunia, Asean telah menciptakan sebuah komunitas bangsa-bangsa
Asia Tenggara damai dengan satu sama lain dan berdamai dengan dunia, dengan cepat mencapai
kemakmuran bagi rakyat kita dan terus meningkatkan kehidupan mereka. keragaman kami telah
memberikan kekuatan dan inspirasi bagi kita untuk membantu satu dengan lain dengan rasa yang
kuat di masyarakat. Pasar Kita sekarang sekitar 500 juta orang dengan produk domestik bruto
gabungan dari US$ 600 miliar. Kami telah mencapai hasil yang cukup besar dalam bidang
ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi tinggi, stabilitas keamanan dan pengentasan kemiskinan
yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Association of South East Asian Nation
(Asean), diakses home : (http://www.Asean.org/news/item/Asean-vision-2020).
5
inisiatif baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam kesepakatan MEA harus
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta
kepatuhan terhadap sistim dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif
berbasis aturan.
Januari 2016 menjadi langkah awal terwujudnya MEA dengan ekonomi
yang seutuhnya terintegrasi, sehingga di tahun 2020 kekuatan ekonomi kawasan
ASEAN ini diharapkan mampu mengimbangi kekuatan ekonomi regional lainnya
dan mengangkat isu kesejahteraan masyarakat, sebagai upaya mewujudkan
integrasi perekonomian sesama anggota ASEAN, yang tentunya selaras dengan
amanat TAP/MPR/No.II/1983 menyatakan bahwa hakekat pembangunan nasioal
adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia, pembangunan ini harus diarahkan, dan mencerminkan
situasi keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, antara manusia
serta lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan
juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan
akhirat.15
Oleh sebab itu salah satu solusi untuk mensejahterakan ummat dari satu
sisi tentunya adanya penguatan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
yang sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di
negara sedang berkembang tetapi juga di negara maju Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah (KSPPS) - Baitul Maal Tamwil (BMT) juga mempunyai
potensi tahan terhadap krisis ekonomi, dalam hal ini diperlukan pengembangan
usaha koperasi KSPPS-BMT sebagaimana pernah diungkapkan oleh Soedjatmoko
bahwa pembentukan koperasi memiliki peran penting, koperasi dianggap sebagai
aktivitas ekonomi tradisional yang masih dekat dengan suasana kehidupan bangsa
yang lama, tetapi potensinya cukup untuk digunakan sebagai dasar pembinaan
ekonomi bangsa.16
15
Astrid S Susanto, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta, Bina Cipta, 1984), h.1
16
Siswanto Masruri, Humanitarisme, (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005), h. 244
6
Tahun 2008-201618
160 000
140 000
120 000
100 000
80 000
60 000
40 000
20 000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indonesia 108 930 120 473 124 855 133 666 139 321 143,117 147,249 150,223 160.27
Sumatera Utara 5 429 6 327 6 222 6 391 6,395 6,678 6,708 6,285 6,340
17
Anwar Abbar, Pemikiran Ekonomi Muhammad Hatta Ditinjau dari Persfektif Islam,
Disertasi Doktor Ilmu Agama Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Syarif Hidayatullah,
(Jakarta: 2008), h. 149-150.
18
Badan Pusat Statistik Indonesia, diakses tanggal 30 Aril 2017, pukul 10.02 Wib.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1314
7
19
Tulus TH. Tambunan. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi,? hasil penelitian dosen,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Agustus, Jakarta, 2008), h. 3
20
Merza Gamal, (Pengkaji Sosial Ekonomi Islam & Praktisis Perbankan Syariah). Visi
Kesejahteraan. Majalah Ekonomi. Nasional. 29 Des. 2006.
8
21
Ahmad Erani Yustika, Perekonomian Indonesia, Deskripsi, Preskripsi dan Kebijakan,
(Jakarta: Bayumedia, 2005), h. 39-40.
22
Ibid,h. 45
9
intermediasi finansial secara baik dan efisien serta berada di lokasi yang selama
ini sulit dijangkau oleh perbankan. Dengan demikian, mendorong kemajuan
KSPPS-BMT sama artinya dengan mendorong kemajuan 39,7 juta usaha kecil
yang menyerap 78% tenaga kerja yang membutuhkan LKMS, upaya strategis
untuk menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan yang pada
gilirannya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis luas sebagai
tujuan dari syariat Islam yang menginginkan tercapainya falah23 bagi seluruh
rakyat Indonesia dan sebagai tujuan hidup ummat manusia.
Secara nyata manfaat dari LKMS berupa KSPPS-BMT dapat terasa bagi
kepentingan pembangunan ekonomi makro. Adapun manfaat bagi pembanguan
makro adalah sebagai berikut:24
1. Mengembangkan peran pelaku usaha kecil sebagai salah satu pilar
ekonomi daerah secara lebih cepat.
2. Menciptakan rasa tanggung jawab bersama di antara pelaku usaha.
3. Mengamankan dana investor walaupun para pelaku secara pribadi tidak
mempunyai kolateral (jaminan) dan terjaminnya keberlangsungan
pemupukan modal di masa berikutnya.
4. Menciptakan kader pemimpin diantara para pelaku usaha.
5. Menumbuhkan rasa memiliki dan disiplin.
6. Menciptakan pelaku usaha yang tangguh dan berkualitas.
7. Biaya untuk melakukan analisis pembiayaan bagi lembaga keuangan akan
menjadi lebih murah.
23
Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang artinya berarti
kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan
kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah menurut Islam diambil
dari kata Alquran yang sering dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat,
sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek
spritual. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki implikasi
pada aspek perilaku mikro maupun perilaku makro, Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Bekerja Sama dengan Bank
Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h. 2
24
Darwanto, Strategi Penguatan Microfinance Syariah Berbasis Ekonomi Kelembagaan,
dalam Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Vol. 8 No. 2. h. 503
10
25
Hui Ling Wang, Teories for Competitive Advantage. Research Online. University of
Wollongong, 2014, (pp.33-43).
26
Dan Schendel. Competitive organizational behavior: toward an organizationally: based
theory of competitive advantages, Strategic Management Journal, vol. 1994. 15, pp.1-5.
11
27
Edith Tilton Penrose, The theory of growth of the firm, Blackwell, Oxford, 1959.
28
Birger Wernefelt, Aresource based view of the firm, Strategic Management Journal,
vol. 5, no. 2, 1984. pp. 171-180.
29
Tammo Bijmolt & Zwart, P. S. The Impact of Internal Factors on Export Success
of Dutch Small and Medium-Sized Firms, Journal of Small Business Management, 1994, 32(2):
222-238.
12
30
Tulus T.H. Tambunan, Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi,? hasil penelitian dosen,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Agustus, Jakarta, 2008c).
31
Murniaty Aisyah & Umiyati, Pengaruh Prinsif Bagi Hasil dan Kualitas Pelayanan
Terhada Keputusan Anggota Menggunakan Produk Tabungan Mudharabah Yang Dimediasi
Dengan Perilaku Religius Anggota (Studi Empiris Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/
Baitula Maal Wa Tamwil (BMT) di Wilayah Kecamatan Ciampea-Bogor. Laporan Hasil
Penelitian Pengembangan Kerjasama Industri dan Perbankan Tahun Anggaran 2016, h, 7
13
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi
dan merumuskan beberapa masalah yang muncul terkait dengan persoalan
Analisis Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat
32
Mixed Methode merupakan pendatang baru dalam khazanah penelitian ilmiah. Sebagai
pendatang baru metode ini telah menimbulkan kontroversi. Karena kehadirannya merupakan hasil
dari perdebatan panjang antara para pendukung metode kuantitatif dan mentode kualitatif yang
meruapkan bahan dasar dari metode campuran ini (mixed method). Nusa Putra & Hendarman.
Konsep Strategi & Aplikasi Metode Riset Campur Sari, (Jakarta, PT. Index, 2013), h. 32
33
Aqsathya Mega Yunika & Farah Alfanur. Analisis Bisnis Model Kanvas (Studi pada
Street Gourment Bandung), Jurnal Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika,
Fakulas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom, h, 3.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/116098/.../jurnal_eproc.pdf
15
34
Zon Situmorang, General Manajer UC Mandiri, Wawancara di diacara Pelatihan
Peningkatan Kapasitas Fasilitator SDM KUKM Melalui Pelatihan dan Uji Sertifikasi Bidang
Koperasi Simpan Pinjam, diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI di Medan (
Saka Hotel), tanggal 5-10 April 2016.
16
persaingan produk barang maupun jasa yang dihasilkan LKMS baik KSPPS -
BMT. Dari permasalahan pokok tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
(Minor Question Research) yaitu Strategi Apa yang Harus Dilakukan Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Untuk Mampu Berdaya Saing di Era
MEA.
C. Batasan Istilah
Batasan istilah merupakan penjelasan tentang pengertian istilah-istilah
kunci yang terdapat dalam judul penelitian Analisis Daya Saing Lembaga
Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (Studi Pada
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah di Kota Medan Sekitarnya agar
terjadi konsistensi dalam penggunaan istilah dan terhindar dari pemahaman yang
berbeda oleh pembaca.35 Istilah-istilah yang akan dijelasakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Analisis adalah suatu bentuk analisis yang mengasilkan dan menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberi landasan dari para
pembuat kebijakan dalam membuat keputusan, dalam analisis kebijakan
kata analisis digunakan dalam pengertian yang paling umum; termasuk
penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat dan mencakup tidak
hanya pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya ke dalam
sejumlah komponen-komponen tetapi juga perancangan dan sintesis
alternatif-alternatif baru. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dapat
direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau memberikan
pandangan-pandangan terhadap isu-isu atau masalah-masalah yang
terantisipasi sampai mengevaluasi suatu program yang lengkap.36
2. Daya Saing adalah menurut Burton yang menjelaskan asal usul istilah
daya saing dalam konteks perkembangan ekonomi Amerika Serikat yang
35
Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, Pedoman Penulisan Proposal dan
Disertasi PPS IAIN-SU, tidak dipublikasikan, (Medan, 2013), h. 13
36
William N Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Edisi Kedua, Yogyakarta:
Gajah mada University Press, 2013) h. 95
17
37
Juhaya S Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012 ), h. 155-156
38
Michael. E. Porter, Comvetitive Advantage, edisi 4, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2001), h. 12-14.
39
Efendi Arianto, Defenisi Daya Saing Bangsa dan Negara, (http:// strategika.
Wordpress.com/2008/08/19/daya saing/), diakses tanggal 10 Januari 2015.
40
Irham Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Teori dan Aplikasi, (Bandung,
CV. Alfabeta, 2016), h. 2.
18
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa daya saing KSPPS-BMT relatif rendah, sedangkan dalam era
MEA saat ini dan dimasa yang akan datang daya saing menjadi suatu yang sangat
penting. Tanpa adanya daya saing yang baik, tidak mustahil bahwa KSPPS-BMT
suatu saat akan tenggelam, dengan alasan ini, maka kebijakan pemerintah sudah
barang tentu bertemakan daya saing, bahkan di APEC, kelompok kerja khusus
UKM saat ini banyak perogram untuk meningkatkan daya saing terutama
pengembangan SDI, sarana dan prasarana, manajemen organisasi, permodalan dan
41
Afin Nurtie, Bisnis Tahan Banting Sambut MEA, Klaten: Cable Book, 2015, h. 7-8
42
Soekarwo, dkk, Pakde Karwo: Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 12
43
Nur S Buchari. Koperasi Syariah. (Sidoarjo: Mashun Kelompok Mas Media Buana
Pustaka, Cetakan Pertama, 2009), h. 12
19
produk yang dihasilkan oleh sebab itu maka yang menjadi tujuan pada penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui potensi perkembangan koperasi dalam ekonomi global.
2. Untuk mengetahui potensi KSPPS-BMT di Kota Medan dan sekitarnya
3. Untuk mengidentifikasi indikator-indikator titik kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada KSPPS-BMT di Kota Medan sekitarnya agar
mampu berdaya saing di era MEA.
4. Untuk merumuskan strategi yang tepat untuk dilakukan pada KSPPS -
BMT di Kota Medan sekitarnya agar mampu berdaya saing di era MEA.
5. Untuk dapat merekomendasikan kebijakan dan program KSPPS - BMT di
Kota Medan sekitarnya di era MEA.
E. Kegunaan Penelitian
1. Kiranya hasil penelitian ini akan berguna untuk memberikan informasi
yang sesungguhnya kepada stakeholder baik penggiat ekonomi Islam,
ekonomi konvensional serta pihak-pihak akademisi serta kepada dunia
usaha dan dunia industri, yang tertarik tentang daya saing LKMS baik
KSPPS -BMT di era pasar tunggal MEA, daya saing bisa berupa kekuatan
SDI yang kita miliki maupun pruduk-produk yang dihasilkan KSPPS-
BMT yang telah ada dengan diberlakukannya pasar tunggal MEA.
2. Selain itu, penelitian ini diharapkan berperan penting dalam merumuskan
suatu bentuk upaya kongkrit untuk membangun model strategi daya saing
LKMS berupa KSPPS-BMT secara menyeluruh, secara teoritis hasil
kajian ini dituangkan dalam sebuah teori dasar tentang kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman yang muncul pada KSPPS-BMT akibat
diberlakukannya MEA, dan tentunya jawaban pasti akan diperoleh dari
hasil penelitian lapangan yang saat ini sedang di kaji.