Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemikiran tentang pembangunan ekonomi dalam berbangsa dan negara
menjadi sangat penting pada studi ekonomi Islam, terutama bila dikaitkan dengan
prinsif perdagangan antar bangsa, karena pembangunan ekonomi sebuah bangsa
tidak terlepas dari negara lain yang saling berhubungan baik bilateral, regional
maupun global. Perdagangan antara bangsa tidak menutup dari pandangan ajaran
Islam yang membenarkan satu negara dengan negara lain melakukan muammalah
atau berdagang jika produk dan jasa yang diperdagangkan tidak membawa
kemudaratan terhadap masyarakat.1
Islam adalah salah satu peradaban yang paling unik, ia terlahir paling
muda, menyebarnya paling cepat, mencakup wilayah yang paling luas, dianut
sangat banyak suku, bangsa dan ras muncul dalam berbagai aspek yang sangat
beragam baik dalam bidang kaligrafi, arsitektur busana dan berbagai disiplin
keilmuan.2 Perjalanan Islam tidak akan terlepas dari figur Muhammad SAW dan
para penerusnya, dengan demikian memahami peradaban ekonomi Islam pada
dasarnya memahami sejarah perekonomian Islam.3
Pembangunan ekonomi bangsa tidak terlepas pada pembentukan modal
yang menjadi poin utama bagi negara sedang berkembang, pembentukan modal
juga berkaitan pada tingkat pendapatan sebuah negara, akibat rendahnya
pendapatan masyarakat mengakibatkan produksi dan investasi rendah sehingga

1
Abdullah Fathani, Implementasi Ekonomi Islam dan Dampaknya Pada SHU dan Aset
Koperasi (Studi Kasus Primer Koperasi Mabesau Cilangkap), (Disertasi S-3 Ilmu Ekonomi
Syariah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 1.
2
Muhamad Safii Antonio, Ensiklopedia Peradaban Islam Cina Muslim. (Jakarta: Tazkia
Publishing, Jilid 10, 2012), h. vii.
3
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2010), h. 15.

1
2

pembangunan ekonomi lambat hal ini yang di khawatirkan bagi negara-negara


sedang berkembang khususnya Indonesia.4
Tokoh ekonomi yang dinobatkan sebagai Bapak Ekonomi Islam Ibnu
Kahaldun dalam bukunya berjudul mukaddimah5 juga mengulas masalah
perdagangan berupa ekspor dan impor dan komoditi-komoditi yang pantas untuk
diperdagangkan antara bangsa6 perdagangan-perdagangan ini terus berlanjut dan
berkembang di dunia Barat yakni pada masa mazhab klasik dipelopori oleh Adam
Smith mengemukakan pemikirannya tentang perdagangan internasional dalam
buku berjudul The wealth of nation7 bahkan isi bukunya menceritakan perjalanan
doktor pocok yang menjelaskan rahasia kesuksesan pedagang Arab, keberhasilan
4
ML Jingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2007), h .338.
5
Muqaddimah karya Ibn Khaldun merupakan karya yang berisi tuntunan bagaimana
memahami sejarah (fiqh al-tarikh) dan berisi ringkasan sejarah para raja dan pemerintahan.
Dengan berulang kali membaca Muqaddimah, pembaca akan mendapatkan banyak pengetahuan
dan pengalaman. Anehnya, karya Ibn Khaldun yang lain, yaitu al-Tarikh yang tebalnya tidak
kurang dari sepuluh jilid, tidak begitu populer, bahkan nyaris terlupakan. Muqaddimah inilah yang
mendapat sambutan luas, di Timur dan di Barat. Para ilmuwan Barat maupun Timur tertarik
mengkajinya. Di perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Amerika, Inggris, dan Perancis sering
diselenggarakan kajian khusus tentang karya monumental Ibn Khaldun tersebut. Hendra
Sugiantoro, Mukaddimah Karya Ibnu Khaldun, dalam harian Kompas (www.kompasiana.com,
26 Juni 2015).
6
Ibnu Khaldun tumbuh dan berkembang dalam keluarga bangsawan sekaligus keluarga
ilmuan. Nama lengkapnya adalah Waliyyuddin Abdurrahman Ibnu Muhammad Ibnu Muhammad
Ibnu Muhammad Ibnu Al-Hasan ibnu Jabir ibnu Muhammad Ibnu Ibrahim Ibnu Abdurrahman
Ibnu Khaldun. Nenek moyangnya berasal dari Arab Yaman di Hadramaut. Ibnu Khaldun
dilahirkan di Tunis pada awal Ramadhan 732 H (27 Mei 1332 M) dari keluarga Andalusia yang
telah berpindah dari Andalusia ke Tunis pada pertengahan abad ke- 7 H. Pada pertengahan abad
ke 8 H ini, sejak akhir abad ke-7 H Afrika Utara menjadi tempat pergolakan politik yang
panas. Dawlah Al-Muwahiddin telah melemah dan muncul daulah-daulah kecil dan emirat-
emirat yang banyak. Banyak terjadi perang saudara. Kekacauan dunia politik di banyak daulah
ini juga mengacaukan dunia keilmuan dan sastra. Tercatat hanya Dawlah Bani Hafs dan Banu
Marin yang nyaman bagi para ulama dan sastrawan. Meski tidak lepas dari kekacauan politik,
Afrika Utara masih dipandang lebih tenang dan lebih menjanjikan, sehingga banyak para ilmuan
dan sastrawan Andalusia yang semula terpusat di Gharnatah (Granada) karena terjadi
penyempitan wilayah terutama setalah Andalusia jatuh ke pihak Kristen, pindah ke Magrib.
Dalam pertarungan situasi dan kondisi ini Ibnu Khaldun memulai kehidupannya secara
umum. Keluarga besar Khaldun sejak pindah ke Afrika pada pertengahan abad ke 7
(ketujuh) bernaung di bawah perlindungan Bani Hafs dan menikmati kemuliaan. Tetapi Daulah
Bani Hafs sendiri mengalami masa perpecahan, yang mengakibatkan keluarga Ibn Khaldun
kehilangan banyak kemuliaan dan rizkinya. Ayah Ibnu Khaldun yaitu Muhammad lebih
memilih dunia keilmuan dari pada dunia politik, dan ahli dalam ilmu fiqh, ilmu bahasa dan sastra.
Ali Murtadho, Kajian Penggangguran Dalam Perspektif Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun (
Disertasi Program Doktor Kajian Islam Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 51-52.
7
Ibnu Khaldul, Mukaddimah, (Jakarta: Pustaka Al-Khausar, 2001), h. 716-717.
3

mereka terletak pada keramahan dan kemurahannya, ketika para pedagang Arab
memasuki sebuah kota, mereka mengundang orang-orang di jalan, baik kaya
maupun miskin, untuk makan bersama dan duduk bersila dan mereka memulai
makan dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim dan mengakhirinya
dengan ucapan Alhamdulillahirobbil alamin8 kebiasaan bangsa arab dalam hal
perdagangan dapat di lihat dari firman Allah dalam Al-qur`an QS. Alquraisy: 1-2
yaitu:

()


( )


Artinya:1. Karena kebiasaan orang-orang quraisy, 2. yaitu kebiasaan
mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas.9

Era Moderen saat ini dimulainya pola perdagangan baru untuk


membangun sebuah kekuatan ekonomi negara yang berada satu kawasan
menghadapi perdagangan bebas (free trade) antar bangsa yang tanpa batasan
negara, kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)10 memiliki agenda
bersama di kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari sepuluh negara anggota
Association of South East Asian Nation (ASEAN) untuk mensejajarkan MEA
dengan Masyarakat Uni Eropa (UE), dalam hal kebersamaan menjalankan
ekonomi di satu kawasan yang berlandaskan pertama, kesamaan prinsip
ekonomi, kedua, kesamaan mata uang, dan ketiga kesamaan sesama negara di
Asia Tenggara, model ini dipraktikkan di Eropa dengan istilah MEE yang lebih

8
Veitzal Rivai Zainal dkk, Islamic Business Management, Praktik Manajemen Bisnis
Yang Sesuai Syariah Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2014) , h. 10.
9
Departemen Agama Republik Indonesia Alquran dan Terjemahan, (Jakarta: Penerbit
Cahaya Quran, 2006), h. 602
10
The Asean Economic Community (AEC) is the largest integration effort attempted in
the developing world; if realized, it will create a single market with the free movement of goods,
services, foreign direct investment and skilled labor, and freer movement of capital encompassing
nearly 600 million people [Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah usaha integrasi terbesar
yang dilakukan di negara berkembang; Jika disadari, itu akan menciptakan pasar tunggal dengan
pergerakan bebas barang, jasa, investasi langsung asing dan tenaga kerja terampil, dan pergerakan
modal yang lebih bebas yang mencakup hampir 600 juta orang.] Peter A. Petri, Plummer G
Michael. And Zhai Fan, "ASEAN Economic Community: A General Equilibrium Analysis." Asian
Economic Journal, 26.2 (2012): 93-118.
4

dikenal (UE)11 inilah yang menjadi embrio disepakatinya MEA yang mulai
berlaku sejak Januari 2016.
MEA menjadi semakin nyata setelah lahirnya kesepakatan integrasi
ekonomi yang dicapai dalam ASEAN community yang berisi: pertama, ASEAN
Security Community (ASC), kedua, ASEAN Economic Community (AEC) dan
ketiga, ASEAN Sosio Cultural Community (ASCC). MEA memberi peluang baru
bagi masing masing negara anggota yang tergabung dalam ASEAN dalam hal
mobilitas orang, barang dan jasa di kawasan ASEAN dengan melintasi batas-
batas negara tanpa hambatan tarif maupun non tarif.12
Dalam blue prin MEA setidaknya ada 4 (empat) prioritas integrasi dalam
kesepahamannya yaitu: 1) adanya arus barang dan jasa yang bebas (free flow
good service), 2). Ekonomi regional yang kompetitif (competitive economic
region),3). Perkembangan ekuitas ekonomi (equitable economic development), 4)
integrasi memasuki ekonomi global (full integrasion in to global economic).13
MEA merupakan realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dimuat
dalam visi 202014 yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara
anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui

11
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) adalah sebuah organisasi internasional yang
diciptakan oleh perjanjian roma tahun 1957. Tujuannya adalah untuk mewujudkan integrasi
ekonomi, termasuk pasar umum, 6 (Enam) anggota pendiri antara lain: Belgia, Perancis, Italia,
Luksemburg, Belanda dan Jerman Barat. Sejarah berdirinya MEE dimulai Pada tahun 1950,
Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Luksemburg dan Belanda mendirikan komunitas batubara dan
baja Eropa (ECSC), yang tergabung dalam sektor batu bara dan baja dari negara-negara anggota
dipastikan bahwa tidak ada yang bisa membuat senjata perang untuk melawan yang lain.
12
Soekarwo dkk, Pakde Karwo Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, (Jakarta:
Gramedia Group, 2015), h. ix
13
Jasa Suatma, Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community
2015, dalam Jurnal STIE Semarang, Vol. 4, No. 1.
14
Visi 2020 adalah ASEAN sebagai wadah kerjasama Negara Asia Tenggara, yang hidup
dalam perdamaian, stabilitas dan kemakmuran, terikat bersama dalam kemitraan dalam
pembangunan yang dinamis dan merupakan komunitas yang saling peduli serta terintegrasi dalam
pergaulan bangsa-bangsa di dunia, Asean telah menciptakan sebuah komunitas bangsa-bangsa
Asia Tenggara damai dengan satu sama lain dan berdamai dengan dunia, dengan cepat mencapai
kemakmuran bagi rakyat kita dan terus meningkatkan kehidupan mereka. keragaman kami telah
memberikan kekuatan dan inspirasi bagi kita untuk membantu satu dengan lain dengan rasa yang
kuat di masyarakat. Pasar Kita sekarang sekitar 500 juta orang dengan produk domestik bruto
gabungan dari US$ 600 miliar. Kami telah mencapai hasil yang cukup besar dalam bidang
ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi tinggi, stabilitas keamanan dan pengentasan kemiskinan
yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Association of South East Asian Nation
(Asean), diakses home : (http://www.Asean.org/news/item/Asean-vision-2020).
5

inisiatif baru dengan batas waktu yang jelas. Dalam kesepakatan MEA harus
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta
kepatuhan terhadap sistim dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif
berbasis aturan.
Januari 2016 menjadi langkah awal terwujudnya MEA dengan ekonomi
yang seutuhnya terintegrasi, sehingga di tahun 2020 kekuatan ekonomi kawasan
ASEAN ini diharapkan mampu mengimbangi kekuatan ekonomi regional lainnya
dan mengangkat isu kesejahteraan masyarakat, sebagai upaya mewujudkan
integrasi perekonomian sesama anggota ASEAN, yang tentunya selaras dengan
amanat TAP/MPR/No.II/1983 menyatakan bahwa hakekat pembangunan nasioal
adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia, pembangunan ini harus diarahkan, dan mencerminkan
situasi keselarasan hubungan antara manusia dengan tuhannya, antara manusia
serta lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa dan
juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan
akhirat.15
Oleh sebab itu salah satu solusi untuk mensejahterakan ummat dari satu
sisi tentunya adanya penguatan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
yang sangat vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di
negara sedang berkembang tetapi juga di negara maju Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah (KSPPS) - Baitul Maal Tamwil (BMT) juga mempunyai
potensi tahan terhadap krisis ekonomi, dalam hal ini diperlukan pengembangan
usaha koperasi KSPPS-BMT sebagaimana pernah diungkapkan oleh Soedjatmoko
bahwa pembentukan koperasi memiliki peran penting, koperasi dianggap sebagai
aktivitas ekonomi tradisional yang masih dekat dengan suasana kehidupan bangsa
yang lama, tetapi potensinya cukup untuk digunakan sebagai dasar pembinaan
ekonomi bangsa.16

15
Astrid S Susanto, Sosiologi Pembangunan, (Jakarta, Bina Cipta, 1984), h.1
16
Siswanto Masruri, Humanitarisme, (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005), h. 244
6

Wadah ekonomi berbadan hukum koperasi sudah lama di cetuskan oleh


tokoh proklamator kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945
Muhammad Hatta dan dinobatkan sebagai Bapak koperasi Indonesia yang
mendapat tempat sentral dalam sistim ekonomi adalah koperasi sebagaimana
dituangkan dalam Pasal 33 UUD 1945 berbunyi perekonomian disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan jadi koperasi dapat
dijadikan lembaga strategis dan menjadi senjata persekutuan bagi masyarakat
ekonomi lemah untuk mempertahankan hidupnya.17
Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usia
lebih dari 50 tahun berarti sudah relatif matang. Sampai dengan 2016 menurut
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah jumlah koperasi di Indonesia
berjumlah 160.270 sedangkan jumlah koperasi di Sumatera Utara tahun 2016
berjumlah 6.340, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Grafik 1 di bawah ini.

Grafik 1. Perkembangan Koperasi di Indonesia dan Sumatera Utara

Tahun 2008-201618

160 000
140 000
120 000
100 000
80 000
60 000
40 000
20 000
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indonesia 108 930 120 473 124 855 133 666 139 321 143,117 147,249 150,223 160.27
Sumatera Utara 5 429 6 327 6 222 6 391 6,395 6,678 6,708 6,285 6,340

17
Anwar Abbar, Pemikiran Ekonomi Muhammad Hatta Ditinjau dari Persfektif Islam,
Disertasi Doktor Ilmu Agama Islam, Sekolah Pascasarjana Universitas Syarif Hidayatullah,
(Jakarta: 2008), h. 149-150.
18
Badan Pusat Statistik Indonesia, diakses tanggal 30 Aril 2017, pukul 10.02 Wib.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1314
7

Sedangkan jumlah koperasi aktif November 2015 sebanyak 150.233 unit


(88,14 persen). Hingga tahun 2016 tercatat 160.270, tetapi yang aktif mencapai
28,55% sedangkan yang menjalani rapat tahunan anggota (RAT) hanya 35,42%
koperasi saja. Data terakhir tahun 2017 ada 165.411 unit dengan anggota
47.042.342 orang akan tetapi yang aktif 104.708 unit dan yang tidak aktif
sebesar 60.703 unit.19
Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan
perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan
generiknya. Secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan
kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pengentasan
kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan secara mikro pertanyaan
yang mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. Menurut Merza (2006)20 dari segi
kualitas, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk
ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha dan lingkungan
kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya.
Pangsa pasar koperasi dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif
kecil, dan ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak
luar, terutama pemerintah, masih sangat besar. Jadi, dalam kata lain, di Indonesia,
setelah lebih dari 50 tahun keberadaannya, lembaga yang namanya koperasi
yang diharapkan menjadi pilar atau soko guru perekonomian nasional dan juga
lembaga gerakan ekonomi rakyat ternyata tidak berkembang baik seperti di
negara-negara maju. Oleh karena itu tidak heran kenapa peran koperasi di dalam
perekonomian Indonesia masih sering dipertanyakan dan selalu menjadi bahan
perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan
awalnya.

19
Tulus TH. Tambunan. Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi,? hasil penelitian dosen,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Agustus, Jakarta, 2008), h. 3
20
Merza Gamal, (Pengkaji Sosial Ekonomi Islam & Praktisis Perbankan Syariah). Visi
Kesejahteraan. Majalah Ekonomi. Nasional. 29 Des. 2006.
8

Pemikiran terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia sebenarnya


berbasis ekonomi kerakyatan. Karena 90% dari total jumlah unit usaha (business
entity) berada dalam ruang lingkup usaha kecil yakni menyediakan sekitar 70%
kesempatan kerja, melakukan lebih dari 65% kegiatan distribusi, mengerjakan
kegiatan produksi bagi sekitar 55% produk barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat dan keberadaannya merata di seluruh Indonesia, potensi tersebut
seharusnya mendorong pemerintah untuk memberikan perhatian serius terhadap
perkembangan ekonomi masyarakat kecil melalui LKMS berupa KSPPS maupun
BMT.21
Yustika22 menjelaskankan ada dua pelajaran penting yang dapat ditarik
dari krisis ekonomi atau krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia; pertama
pembangunan ekonomi yang tidak berbasis kekuatan sendiri, malah bertumpu
pada hutang dan impor, ternyata sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal
yang membawa negara ke dalam krisis yang berkepanjangan, kedua, pendekatan
pembangunan yang serba sentralistik, seragam dan hanya berpusat pada
pemerintah yang kukuh, tetapi cenderung menghasilkan struktur ekonomi yang
didominasi usaha skala besar dengan kinerja sangat rapuh, dua pelajaran penting
ini tentu harus dapat diaktualisasikan ke dalam rancangan strategi dan
implementasi ekonomi yang tepat sasaran agar tidak terjerumus pada kesalahan
yang sama. Salah satu cara bentuk aktualisasi tersebut adalah menyatukan
berbagai kemampuan segenap bangsa dan berbagai sumber daya, baik Sumber
Daya Insani (SDI), Sumberdaya sarana dan prasarana, manajemen, Sumber Daya
Modal (SDM), dan produk-produk yang dihasilkan dalam satu wadah usaha
bernama KSPPS maupun BMT.
Persoalan lain yang mendera perekonomian bangsa kita adalah krisis
intermediasi finansial, dalam kaitannya usaha pemulihan tersebut, kemunculan
KSPPS -BMT di Indonesia memiliki peran penting dan potensial sebagai LKMS
yang memperlihatkan ketangguhannya. KSPPS-BMT mampu menjalankan fungsi

21
Ahmad Erani Yustika, Perekonomian Indonesia, Deskripsi, Preskripsi dan Kebijakan,
(Jakarta: Bayumedia, 2005), h. 39-40.
22
Ibid,h. 45
9

intermediasi finansial secara baik dan efisien serta berada di lokasi yang selama
ini sulit dijangkau oleh perbankan. Dengan demikian, mendorong kemajuan
KSPPS-BMT sama artinya dengan mendorong kemajuan 39,7 juta usaha kecil
yang menyerap 78% tenaga kerja yang membutuhkan LKMS, upaya strategis
untuk menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan yang pada
gilirannya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berbasis luas sebagai
tujuan dari syariat Islam yang menginginkan tercapainya falah23 bagi seluruh
rakyat Indonesia dan sebagai tujuan hidup ummat manusia.

Secara nyata manfaat dari LKMS berupa KSPPS-BMT dapat terasa bagi
kepentingan pembangunan ekonomi makro. Adapun manfaat bagi pembanguan
makro adalah sebagai berikut:24
1. Mengembangkan peran pelaku usaha kecil sebagai salah satu pilar
ekonomi daerah secara lebih cepat.
2. Menciptakan rasa tanggung jawab bersama di antara pelaku usaha.
3. Mengamankan dana investor walaupun para pelaku secara pribadi tidak
mempunyai kolateral (jaminan) dan terjaminnya keberlangsungan
pemupukan modal di masa berikutnya.
4. Menciptakan kader pemimpin diantara para pelaku usaha.
5. Menumbuhkan rasa memiliki dan disiplin.
6. Menciptakan pelaku usaha yang tangguh dan berkualitas.
7. Biaya untuk melakukan analisis pembiayaan bagi lembaga keuangan akan
menjadi lebih murah.

23
Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yuflihu yang artinya berarti
kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan
kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah menurut Islam diambil
dari kata Alquran yang sering dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat,
sehingga tidak hanya memandang aspek material namun justru lebih ditekankan pada aspek
spritual. Dalam konteks dunia, falah merupakan konsep yang multi dimensi. Ia memiliki implikasi
pada aspek perilaku mikro maupun perilaku makro, Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Bekerja Sama dengan Bank
Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h. 2
24
Darwanto, Strategi Penguatan Microfinance Syariah Berbasis Ekonomi Kelembagaan,
dalam Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Vol. 8 No. 2. h. 503
10

Mencermati berbagai pokok-pokok pikiran di atas, maka kajian terhadap


persoalan Analisis Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN di Kota Medan sekitarnya menjadi signifikan untuk
dilakukan, mengingat pengembangan KSPPS-BMT yang diarahkan kepada
peningkatan daya saing terhadap diberlakukannya pasar tunggal MEA, merupakan
salah satu upaya strategis dalam mendorong perkembangan ekonomi bangsa.
Keunggulan bersaing diperoleh ketika sebuah organisasi mengembangkan
atau mengakuisisi satu aset yang memungkinkan untuk mengungguli pesaingnya.
Perkembangan teori-teori yang membantu menjelaskan keunggulan bersaing
telah menduduki perhatian ahli manajemen lebih dari setengah abad. Pada
periode awal, ada dua teori dominan keunggulan kompetitif: Pandangan
Berbasis Pasar- View Market Based View (MBV) dan Pandangan Berbasis
Sumber Daya- Resource Based View (RBV). Gagasan kompetensi inti berkaitan
erat dengan pandangan berbasis sumber daya strategi. berbasis pengetahuan dan
kemampuan berbasis pandangan strategi juga telah diturunkan dari pandangan
berbasis sumber daya.25
Teori pendukung keunggulan kompetitif pertama adalah pandangan
berbasis pasar- MBV berpendapat bahwa faktor-faktor industri dan orientasi
pasar eksternal adalah penentu utama kinerja perusahaan sumber nilai perusahaan
yang tertanam dalam situasi kompetitif mencirikan posisi akhir-produk strategis.
Posisi strategis adalah seperangkat unik suatu perusahaan dari kegiatan yang
berbeda dari saingan mereka. Atau, posisi strategis dari suatu perusahaan
ditentukan oleh bagaimana melakukan kegiatan serupa dengan perusahaan lain,
tetapi dalam cara yang sangat berbeda. Dalam perspektif ini, profitabilitas atau
kinerja perusahaan ditentukan sepenuhnya oleh struktur dan kompetitif dinamika
industri di mana ia beroperasi, (Schendel,1994).26

25
Hui Ling Wang, Teories for Competitive Advantage. Research Online. University of
Wollongong, 2014, (pp.33-43).
26
Dan Schendel. Competitive organizational behavior: toward an organizationally: based
theory of competitive advantages, Strategic Management Journal, vol. 1994. 15, pp.1-5.
11

Teori pendukung untuk keunggulam kompetitif kedua pada penelitian ini


adalah pandangan Berbasis Sumber Daya- RBV dimana asal usul teori ini bermula
dari Penrose (1959) yang menyatakan bahwa sumberdaya yang dimiliki,
dikerahkan digunakan oleh organisasi yang benar-benar lebih penting dari pada
struktur industri27 lalu pandangan RBV dalam kurun lama di kembangkan
kembali oleh Wernerfelt (1984), yang menyatakan bahwa perusahaan itu adalah
sebagai sumber aset atau sumberdaya yang terikat semi permanen untuk
perusahaan.28
Jika kita kaji lebih dalam bagi kalangan akademisi dan praktisi bagaimana
solusi agar meningkatkan daya saing LKMS berupa KSPPS - BMT, baik SDI,
Sarana dan Prasarana, manajemen, Modal dan Produk yang di hasilkan, dalam
kancah pasar tunggal ASEAN atau biasa disebut perdagangan MEA yang juga
mentrasfer barang maupun jasa yang bebas (free flow good service). Untuk itu
perlu dibangun suatu tata kelola dan tata usaha yang tepat di antara masyarakat
guna mewujudkan cita-cita nasional, karenanya output penelitian ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi bagi LKMS dan akademis serta praktisi ekonomi
Islam dalam merumuskan pola KSPPS - BMT yang mampu berdaya saing dalam
pasar tunggal MEA, mengingat hasil-hasil empiris bahwa LKM dan koperasi
yang berada di Negara Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa 99% dari
jumlah unit usaha berasal dari LKM dan Koperasi, perusahaan-perusahaan
tersebut merupakan inti dari basis industri, di Negera Belanda memperlihatkan
bahwa jumlah LKM sekitar 95% dari jumlah perusahaan29 bahwa koperasi
mereka cukup signifikan perkembangannya dan memiliki modal cukup besar.
Jika di kaitkan beberapa tulisan di media masa nasional bahwa kinerja
koperasi di Indonesia selama ini memang relatif buruk ini disebabkan relatif
rendahnya daya saing dari KSPPS-BMT, sedangkan dalam era global dan

27
Edith Tilton Penrose, The theory of growth of the firm, Blackwell, Oxford, 1959.
28
Birger Wernefelt, Aresource based view of the firm, Strategic Management Journal,
vol. 5, no. 2, 1984. pp. 171-180.
29
Tammo Bijmolt & Zwart, P. S. The Impact of Internal Factors on Export Success
of Dutch Small and Medium-Sized Firms, Journal of Small Business Management, 1994, 32(2):
222-238.
12

perdagangan bebas serta diberlakukannya MEA daya saing menjadi sangat


penting, tanpa daya saing yang baik, tidak mustahil bahwa KSPPS-BMT di
Indonesia suatu saat akan lenyap.30
Penelitian ini semakin menarik bila dikaitkan dengan realitas bahwa
kebanyakan LKMS yang berbadan hukum KSPPS-BMT di Kota Medan
sekitarnya sebelum dan sesudah diberlakukannya MEA perkembangannya tidak
signifikan ini disebabkan bebarapa hal salah satunya dibidang pemasaran,
pemahaman konumen terhadap KSPPS-BMT, kualitas pelayanan31 jika ketiga hal
ini belum mampu untuk diubah oleh KSPPS-BMT maka dihawatirkan persaingan
di Era MEA tidak akan mampu mengingat sumber modal KSPPS-BMT juga
sangat terbatas kepada anggota aktif saja, keungulan bersaing dapat dilakoni bila
unsur-unsur penghambat persaingan dapat diurai dengan mengutamakan kualitas
Sumber Daya Insani dari semua aspek pengelolaan KSPPS-BMT di Kota Medan
sekitarnya, harapan demi harapan akan terwujud jika regulasi pemerintah tidak
ambigu bagi KSPPS-BMT yang memberikan opsi bernaung di bawah OJK dan
bernaung di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, data perkembangan KSPPS-
BMT di Kota Medan Sekitarnya dapat kita lihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Data diperoleh peneliti sewaktu survey lapangan tentang keberadaan
KSPPS-BMT di Kota Medan Sekitarnya kurun waktu 15 Desember 2016 s.d 1
Pebrauari 2017. Dalam riset lapangan ditemukan dari 50 KSPPS-BMT di Kota
Medan dan sekitarnya dimana total aset Tahun 2016 sebesar 67.905.610.652,-
didominasi oleh 6 (Enam) KSPPS-BMT yang dikatakan padat modal 1. KSPPS-
BMT Amanah Ray Jl. TB Simatupang Medan dipimpin Oleh Ir. Rusdiono, MM
besar aset lancar Rp. 20.000.000.000,- 2. KSPPS Al-Munawar alamat Jl. AR.
Hakim Medan Pimpinan Mirza Siregar memiliki aset lancar 4.000.000.000,-, 3.

30
Tulus T.H. Tambunan, Prospek Perkembangan Koperasi di Indonesia ke Depan:
Masih Relevankah Koperasi di Dalam Era Modernisasi Ekonomi,? hasil penelitian dosen,
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Agustus, Jakarta, 2008c).
31
Murniaty Aisyah & Umiyati, Pengaruh Prinsif Bagi Hasil dan Kualitas Pelayanan
Terhada Keputusan Anggota Menggunakan Produk Tabungan Mudharabah Yang Dimediasi
Dengan Perilaku Religius Anggota (Studi Empiris Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/
Baitula Maal Wa Tamwil (BMT) di Wilayah Kecamatan Ciampea-Bogor. Laporan Hasil
Penelitian Pengembangan Kerjasama Industri dan Perbankan Tahun Anggaran 2016, h, 7
13

KSPPS-BMT Khalifa Amanah dipimpin oleh Drs. M. Nasir Mahmud,


M.BA.MM, total aset lancar Rp. 5.000.000.000,- 4. KSPPS BMT- Berkah
Sejahtera beralamat Jl. Pondok Kelapa Medan dipimpin oleh Syiful Amri, SE,
Ak.M.Si adapun total Aset Lancar Rp. 1.500.000.000,- dan 5. KSPPS-BMT
Masyarakat Madani (MASDA) beralamat Pasar V Tembung, dipinpim oleh Drs.
Yusman, MA adapun total aset lancar Rp. 1.000.000.000,- 6. KSPPS-BMT
Champion Jaya Al-Barokah alamat Jl. Karya Kasih Komplek Karya Kasih
Residence No. 3A Medan Johor dipimpin oleh Borkat Hasibuan, S.Ag dengan
total aset lancar Rp. 2.000.000.000,-

Tabel 1. Data Perkembangan KSPPS- BMT Kota Medan dan Sekitarnya


Tahun 2010-2016

Jumlah Persen Tidak Persen


Tahun KSPPS- Aktif
(%) Aktif (%)
BMT
2010 48 40 83,33% 8 6,6%
2011 46 40 86,67% 6 13,04%
2012 43 38 88,37% 5 11,62%
2013 43 38 88,37% 5 11,62%
2014 44 38 86,36% 6 13,63%
2015 42 38 90,48% 4 9,52%
2016 52 50 90,15% 2 09,85%
Sumber: data diolah oleh peneliti, 2017

Penelitian ini berusaha untuk mengungkap Daya Saing KSPPS-BMT di


Kota Medan sekitarnya di era MEA dilihat dari metodelogi kuantitatif sisi
Internal dan eksternal KSPPS-BMT dimana dari sisi internal terdapat beberapa
indikator diantaranya: 1. Sumber Daya Insani, 2. Sarana Prasarana, 3. Manajemen,
4. Modal dan 5. Produk pelayanan, sedangkan dari sisi ekternal terdapat beberapa
indikator diantaranya: 1. Pesaing, 2. Perkembangan ekonomi, 3. Kebijakan
14

pemerintah, 4. Pertumbuhan demografi dan 5. Sistim teknologi. Dilihat dari


metodelogi kuantitatif maka aspek-aspek yang menjadi pertimbangan untuk
meguatkan adalah 1. Aspek kelembagaan, 2. Aspek orientasi visi, misi dan tujuan
KSPPS-BMT, 3. Aspek regulasi pemerintah, 4. Aspek struktur organisasi 5.
Aspek operasional dan 6. Aspek permodalan. Penggabungan dua pendekatan
kualitatif dan kuantitatif32 pada penelitian ini menjadi pembeda dengan
penelitian-penelitian yang lain terutama dari objek kajian pada KSPPS-BMT di
Era MEA adalah sesuatu yang baru, dengan temuan penelitian ini akan
memberikan khasanah pengetahuan baru bagi akademisi, praktisi muslim untuk
mengambil keputusan bisnis dimasa yang akan datang.
Kebaharuan (novelty) pada penelitian ini terletak pada penggabungan
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang diistilahkan dengan (mixed
method) dimana metode kualitatif digunakan sebagai metode primer dan metode
kuantitatif digunakan sebagai metode sekunder atau pelengkap33 pada objek kajian
pada KSPPS-BMT di Kota Medan sekitarnya dengan alat analisis menggunakan
SWOT dari faktor-faktor internal (kekuatan, kelemahan) perusahaan dan eksternal
(peluang, ancaman) yang dihadapi perusahaan/KSPPS-BMT data diolah dengan
menggunkan matrik IFAS dan EFAS, dan lebih terbaharukan bila daya saing
KSPPS-BMT dikaitkan dengan kehadiran pasar tunggal MEA yang telah berlaku
sejak Januari 2016.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi
dan merumuskan beberapa masalah yang muncul terkait dengan persoalan
Analisis Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat
32
Mixed Methode merupakan pendatang baru dalam khazanah penelitian ilmiah. Sebagai
pendatang baru metode ini telah menimbulkan kontroversi. Karena kehadirannya merupakan hasil
dari perdebatan panjang antara para pendukung metode kuantitatif dan mentode kualitatif yang
meruapkan bahan dasar dari metode campuran ini (mixed method). Nusa Putra & Hendarman.
Konsep Strategi & Aplikasi Metode Riset Campur Sari, (Jakarta, PT. Index, 2013), h. 32
33
Aqsathya Mega Yunika & Farah Alfanur. Analisis Bisnis Model Kanvas (Studi pada
Street Gourment Bandung), Jurnal Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika,
Fakulas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom, h, 3.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/116098/.../jurnal_eproc.pdf
15

Ekonomi ASEAN (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah di


Kota Meda Sekitarnya). Pertama, sehubungan dengan diberlakukannya
perdagangan tunggal negara-negara ASEAN yang disebut dengan MEA, upaya
apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi dan memperkuat daya
saing KSPPS - BMT yang merupakan salah satu bentuk LKMS, yang selama ini
mampu menyerap tenaga kerja serta dapat menggerakkan sektor riil ekonomi
ummat yang sesuai dengan kaedah ekonomi syariah. Kedua, dengan
diterapkannya pasar tunggal MEA, mampukah LKMS yang berbadan hukum
KSPPS-BMT bersaing dengan LKM Konvensional seperti Koperasi Credit Union
(CU) Mandiri yang memiliki aset lancar 450 milyar dan perputaran kredit di
masyarakat mencapai 320 milyar, memiliki 28 kantor cabang tersebar baik di
Propinsi Sumatera Utara, Riau dan Jambi34 dengan diberlakukannya MEA, yang
memberi ruang bagi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk
mengekspor produk, jasa dan modal ke Negara Indonesia dalam hal ini investor
akan masuk ke LKM yang sehat baik segi manajemen, modal, teknologi maupun
transparansi informasi tentunya pilihan investasi jatuh pada koperasi konvensional
yang kriteria diatas cukup menjadi alasan untuk berinvestasi.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah pokok (major
question research) yang menjadi obyek kajian dalam penelitian ini adalah
Sejauhmana Daya Saing Lembaga Keuangan Mikro Syariah pada Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Kota Medan Sekitarnya di Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN.
Adapun parameter yang digunakan dalam membahas tema pokok
penelitian tersebut yaitu; pertama, analisis SWOT yang sesuai dengan kaedah-
kaedah pengetahuan; kedua, Kajian tentang daya Saing LKMS berupa KSPPS
maupun BMT terhadap diberlakukannya pasar tunggal MEA sejak Januari 2016;
dan ketiga, aspek persaingan dalam pandangan islam baik persaingan SDI,

34
Zon Situmorang, General Manajer UC Mandiri, Wawancara di diacara Pelatihan
Peningkatan Kapasitas Fasilitator SDM KUKM Melalui Pelatihan dan Uji Sertifikasi Bidang
Koperasi Simpan Pinjam, diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI di Medan (
Saka Hotel), tanggal 5-10 April 2016.
16

persaingan produk barang maupun jasa yang dihasilkan LKMS baik KSPPS -
BMT. Dari permasalahan pokok tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
(Minor Question Research) yaitu Strategi Apa yang Harus Dilakukan Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Untuk Mampu Berdaya Saing di Era
MEA.

C. Batasan Istilah
Batasan istilah merupakan penjelasan tentang pengertian istilah-istilah
kunci yang terdapat dalam judul penelitian Analisis Daya Saing Lembaga
Keuangan Mikro Syariah di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (Studi Pada
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah di Kota Medan Sekitarnya agar
terjadi konsistensi dalam penggunaan istilah dan terhindar dari pemahaman yang
berbeda oleh pembaca.35 Istilah-istilah yang akan dijelasakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Analisis adalah suatu bentuk analisis yang mengasilkan dan menyajikan
informasi sedemikian rupa sehingga dapat memberi landasan dari para
pembuat kebijakan dalam membuat keputusan, dalam analisis kebijakan
kata analisis digunakan dalam pengertian yang paling umum; termasuk
penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat dan mencakup tidak
hanya pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya ke dalam
sejumlah komponen-komponen tetapi juga perancangan dan sintesis
alternatif-alternatif baru. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dapat
direntangkan mulai penelitian untuk menjelaskan atau memberikan
pandangan-pandangan terhadap isu-isu atau masalah-masalah yang
terantisipasi sampai mengevaluasi suatu program yang lengkap.36
2. Daya Saing adalah menurut Burton yang menjelaskan asal usul istilah
daya saing dalam konteks perkembangan ekonomi Amerika Serikat yang

35
Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara, Pedoman Penulisan Proposal dan
Disertasi PPS IAIN-SU, tidak dipublikasikan, (Medan, 2013), h. 13
36
William N Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Edisi Kedua, Yogyakarta:
Gajah mada University Press, 2013) h. 95
17

diistilahan Competitiveness atau kompetisi yaitu istilah yang asalnya


merupakan tantangan bagi AS yang muncul pada tahun 1980-an. Istilah ini
berulang-ulang melepaskan suatu pandangan yang dianggap keliru dan
dianggap sebagai keritik yang tidak benar atas kebijakan industri dan
dianggap sebagai kritik yang tidak benar atas kebijakan ekonomi AS.37
Daya saing adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang
dihasilkan oleh tenaga kerja. Daya saing suatu negara secara global
menurut Word Economic Forum (WEF) didefinisikan sebagai kemampuan
perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan. Indikator daya saing secara global diukur dari kondisi
ekonomi makro, birokrasi, serta teknologi suatu negara.38 Daya saing
perusahaan berbeda dengan daya saing bangsa. Suatu perusahaan memiliki
daya saing kompetitif (kompetitive advantage) ketika perusahaan tersebut
mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih
baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak
mampu dilakukan oleh perusahaan lain.39
3. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) adalah badan usaha yang
kekayaannya terutama berbentuk aset keuangan (financial assets) atau
tagihan (claims) dibandingkan dengan aset non keuangan (non financial
assets).40 LKMS merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada
upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat, lahirnya
lembaga keuangan mikro syariah di Indonesia merupakan salah satu
jawaban melihat perkembangan perbankan syarih yang masih terpusat
kepada masyarakat menengah ke atas, LKMS telah tumbuh menjadi
alternatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia, khususnya
sebagai partner para pengusaha kecil dalam penyediaan modal, walaupun

37
Juhaya S Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012 ), h. 155-156
38
Michael. E. Porter, Comvetitive Advantage, edisi 4, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia, 2001), h. 12-14.
39
Efendi Arianto, Defenisi Daya Saing Bangsa dan Negara, (http:// strategika.
Wordpress.com/2008/08/19/daya saing/), diakses tanggal 10 Januari 2015.
40
Irham Fahmi, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Teori dan Aplikasi, (Bandung,
CV. Alfabeta, 2016), h. 2.
18

tumbuh dengan pesat LKMS masih mengalami banyak kendala dalam


pengembangannya. Masih banyak permasalahan yang dihadapi
oleh institusi ini baik dari sisi internal maupun eksternal.
4. Masyarakat Ekononomi ASEAN (MEA) merupakan pasar bebas kawasan
yang telah diberlakukan antara sesama negara-negara yang bergabung
dalam ASEAN. ASEAN sendiri merupakan sebuah regional yang
beranggotakan 10 (sepuluh) negara di kawasan Asia Tenggara.41 MEA
merupakan salah satu dari tiga pilar masyarakat ASEAN, MEA dianggap
lebih mendapat perhatian dari dua pilar lainnya karena MEA memiliki
pengaruh yang cepat terhadap perekonomian masyarakat.42
5. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah usaha
ekonomi yng terorganisir secara mantap, demokratis, otonom partisipatif,
dan berwatak sosial yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip
yang mengusung etika moral dengan memperhatikan sebagaimana
diajarkan dalam agama Islam dengan memperhatikan halal atau haramnya
sebuah usaha yang dijalankannya sebagaimana diajarkan dalam agama
Islam.43

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa daya saing KSPPS-BMT relatif rendah, sedangkan dalam era
MEA saat ini dan dimasa yang akan datang daya saing menjadi suatu yang sangat
penting. Tanpa adanya daya saing yang baik, tidak mustahil bahwa KSPPS-BMT
suatu saat akan tenggelam, dengan alasan ini, maka kebijakan pemerintah sudah
barang tentu bertemakan daya saing, bahkan di APEC, kelompok kerja khusus
UKM saat ini banyak perogram untuk meningkatkan daya saing terutama
pengembangan SDI, sarana dan prasarana, manajemen organisasi, permodalan dan

41
Afin Nurtie, Bisnis Tahan Banting Sambut MEA, Klaten: Cable Book, 2015, h. 7-8
42
Soekarwo, dkk, Pakde Karwo: Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 12
43
Nur S Buchari. Koperasi Syariah. (Sidoarjo: Mashun Kelompok Mas Media Buana
Pustaka, Cetakan Pertama, 2009), h. 12
19

produk yang dihasilkan oleh sebab itu maka yang menjadi tujuan pada penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui potensi perkembangan koperasi dalam ekonomi global.
2. Untuk mengetahui potensi KSPPS-BMT di Kota Medan dan sekitarnya
3. Untuk mengidentifikasi indikator-indikator titik kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada KSPPS-BMT di Kota Medan sekitarnya agar
mampu berdaya saing di era MEA.
4. Untuk merumuskan strategi yang tepat untuk dilakukan pada KSPPS -
BMT di Kota Medan sekitarnya agar mampu berdaya saing di era MEA.
5. Untuk dapat merekomendasikan kebijakan dan program KSPPS - BMT di
Kota Medan sekitarnya di era MEA.

E. Kegunaan Penelitian
1. Kiranya hasil penelitian ini akan berguna untuk memberikan informasi
yang sesungguhnya kepada stakeholder baik penggiat ekonomi Islam,
ekonomi konvensional serta pihak-pihak akademisi serta kepada dunia
usaha dan dunia industri, yang tertarik tentang daya saing LKMS baik
KSPPS -BMT di era pasar tunggal MEA, daya saing bisa berupa kekuatan
SDI yang kita miliki maupun pruduk-produk yang dihasilkan KSPPS-
BMT yang telah ada dengan diberlakukannya pasar tunggal MEA.
2. Selain itu, penelitian ini diharapkan berperan penting dalam merumuskan
suatu bentuk upaya kongkrit untuk membangun model strategi daya saing
LKMS berupa KSPPS-BMT secara menyeluruh, secara teoritis hasil
kajian ini dituangkan dalam sebuah teori dasar tentang kekuatan dan
kelemahan, peluang dan ancaman yang muncul pada KSPPS-BMT akibat
diberlakukannya MEA, dan tentunya jawaban pasti akan diperoleh dari
hasil penelitian lapangan yang saat ini sedang di kaji.

Anda mungkin juga menyukai