Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KASUS

NAMA : Wulan Suci SAkti Rony


NIM : 20070310177

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Alamat : Dusun Kirobayan, Tirtosani, Kretek, Bantul
No. RM : 35.42.90

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Meneruskan pengobatan rutin
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke poli jiwa RS Panembahan Senopati karena ingin meminta obat rutin
setelah tidak kontrol selama 4 bulan terakhir. Pasien berobat rutin di poli jiwa sejak 1,5
tahun yang lalu.
Awal permasalahan yang muncul adalah ia merasa suaminya sering tidak mengikuti
kata-katanya, suami (guru bahasa inggris) sering bercanda yang berlebihan dengan siswi-
siswinya. Ia merasa sangat sedih dengan kejadian tersebut, dan membuat video rekaman
secara diam-diam saat suaminya mengajar di sekolah. Pasien merasa sudah sangat sabar
saat menghadapi suaminya, namun ia merasa suaminya malah tidak menuruti kata-katanya
dan sering memukulinya jika terjadi pertengkaran. OS merasa sangat sedih dengan
keadaan tersebut dan membuat semakin curiga dengan suaminya. OS tidak pernah
menceritakan masalahnya tersebut kepada siapapun termasuk kedua anaknya.
Kesedihannya bertambah saat cucu tersayangnya yang dilahirkan oleh anak
pertamanya meninggal akibat tercebur di sungai sekitar 7 tahun yang lalu. Setelah kejadian
tersebut pasien makin merasa sangat sedih dan kehilangan. Hal tersebut mengakibatkan
tensinya naik hingga 250/130 mmHg. Pasien juga sempat mengalami stroke ringan sekitar
4 tahun yang lalu yang mengakibatkan OS harus mondok selama 11 hari di RS PKU
Bantul dan akhirnya sembuh setelah melakukan fisioterapi (terapi ion).
Sejak 1,5 tahun yang lalu,bulan mei tahun 2011 OS sering melihat anak kecil yang
berjalan di sekitar rumahnya. Anak kecil tersebut dianggap pasien adalah cucunya yang
telah meninggal dan datang kembali ke rumah. Pasien juga sering didatangi oleh cucunya
lewat mimpi, hal tersebut membuat OS menjadi sulit untuk tidur di malam hari. Selain itu,
OS juga sering mendengar suara-suara aneh yang melarangnya untuk minum obat dari
dokter. Suara tersebut seperti suara tetangga sebelah rumahnya. Karena adanya suara
tersebut, membuat OS jarang meminum obat ( hanya minum 2 hari atau 4 hari sekali, atau
saat OS merasa sangat pusing). Saat ini, keluhan tersebut sudah mulai berkurang. OS
sudah mulai dapat tertidur saat malam hari, namun masih sering didatangi cucunya lewat
mimpi dan sering mendengar suara larangan minum obat.

Refleksi Kasus
adakah gangguan cemas
adakah gangguan depresi

PEMBAHASAN
Untuk menegakkan diagnosa depresi pada seseorang, maka yang dipakai pedoman
adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan
ada tidaknya episode depresi ulang (Rusdi Maslim, 2001). Sebagaimana tersebut berikut ini :
1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat
1) Afek depresi
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

2. Gejala penyerta lainnya:
1) Konsentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresi dan ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kategori diagnosis depresi ringan (F.32.0), sedang (F.32.1) dan berat (F.32.2) hanya
digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresi berikutnya harus
diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresi berulang (F.33).

1) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Ringan
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
(3) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
(4) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

2) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Sedang
(1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dan 3 gejala utama
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu
(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan
rumah tangga.

3) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
(1) Semua 3 gejala utama depresi harus ada
(2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
(3) Bila ada gejala penting (misal retardasi psikomotor) yang menyolok, maka pasien
mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi
berat masih dapat dibenarkan.
(4) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau
urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

4) Pedoman Diagnostik Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di atas (F.32.2) tersebut di
atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya berupa suara
yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.

Anda mungkin juga menyukai