I GUSTI NGURAH ARI SAMITHA (1106305160)

I MADE PRIYANA BENNY (1106305181)

I GST NGR AGUNG DANANJAYA P (1106305182)
I GEDE OGI DIANATA (1106205020)
GEDE PUJAASTAWAN (1106205067)
I WAYAN SUMARNA (1106205128)
KELOMPOK 3
IKLAN MERUPAKAN SUATU STRATEGI PEMASARAN UNTUK
MENDEKATKAN BARANG YANG HENDAK DIJUAL KEPADA
KONSUMEN. SECARA POSITIF IKLAN ADALAH SUATU METODE
YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMUNGKINKAN BARANG DAPAT
DIJUAL KEPADA KONSUMEN.
PENGERTIAN IKLAN
FUNGSI IKLAN
IKLAN SEBAGAI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM
IKLAN SEBAGAI PEMBERI INFORMASI
IKLAN BERFUNGSI UNTUK MEMBEBERKAN DAN
MENGGAMBARKAN SELURUH KENYATAAN YANG RINCI
TENTANG SUATU PRODUK. SASARAN IKLAN ADALAH AGAR
KONNSUMEN DAPAT MENGETAHUI DENGAN BAIK
KEBERADAAN PRODUK ITU, KEGUNAANNYA,
KEUNGGULANNYA, DAN KEMUDAHAN-KEMUDAHANNYA.
IKLAN SEBAGAI PEMBERI INFORMASI
IKLAN HARUS MEMBERIKAN INFORMASI YANG BENAR
TENTANG SEBUAH PRODUK(FAKTA). KARENA JIKA IKLAN YANG
BERISI INFORMASI PALSU, MAKA TIDAK HANYA IKLAN
TERSEBUT SAJA YANG DISOROTI, NAMUN JUGA PRODUK YANG
DIIKLANKAN, PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI PRODUK
TERSEBUT, SAMPAI MEDIA YANG MENYIARKAN IKLAN
TERSEBUT JUGA AKAN MENDAPAT EFEK BURUKNYA.
IKLAN SEBAGAI PEMBERI INFORMASI
PIHAK YANG BERTANGGUNGJAWAB SECARA MORAL ATAS
INFORMASI YANG DISAMPAIKAN DALAM SEBUAH IKLAN
ADALAH:
- PRODUSEN YANG MEMILIKI PRODUK TERSEBUT.
- BIRO IKLAN.
- BINTANG IKLAN
- MEDIA MASSA YANG MENAYANGKAN IKLAN
- MASYARAKAT
IKLAN SEBAGAI PEMBERI INFORMASI
PADA MASA MENDATANG, IKLAN YANG BERSIFAT INFORMATIF AKAN LEBIH
DIGEMARI OLEH KONSUMEN. HAL ITU KARENA:
- MASYARAKAT SEMAKIN KRITIS, SEHINGGA KONSUMEN TIDAK MUDAH
DIBOHONGI ATAU DITIPU OLH IKLAN-IKLAN YANG TIDAK
MENGUNGKAPKAN KENYTAAN YANG SEBENARNYA.
- MASYARAKAT SUDAH BOSAN BAHKAN MUAK DENGAN BERBAGAI IKLAN
YANG HANYA MELEBIH-LEBIHKAN SUATU PRODUK.
- PERAN LEMBAGA KONSUMEN YANG SEMAKIN GENCAR MEMBERI
INFORMASI YANG BENAR DAN AKURAT KEPADA KNSUMEN MENJADI
TANTANGAN SERIUS BAGI IKLAN.
IKLAN SEBAGAI PEMBERI INFORMASI
IKLAN BERFUNGSI UNTUK MEMBEBERKAN DAN
MENGGAMBARKAN SELURUH KENYATAAN YANG RINCI
TENTANG SUATU PRODUK. SASARAN IKLAN ADALAH AGAR
KONNSUMEN DAPAT MENGETAHUI DENGAN BAIK
KEBERADAAN PRODUK ITU, KEGUNAANNYA,
KEUNGGULANNYA, DAN KEMUDAHAN-KEMUDAHANNYA.
IKLAN SEBAGAI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM
DALAM IKLAN PERSUASIF(MANIPULATIF), DIKENAL DUA JENIS PERSUASI:
1. PERSUASI RASIONAL
PERSUASI RASIONAL TETAP MENGHARGAI KEBEBASAN INDIVIDU DALAM
MEMBELI PRODUK. IKLAN YANG MEMILIKI JENIS PERSUASI RASIONAL
LEBIH MENEKANKAN ISI IKLAN YANG INGIN DISAMPAIKAN. SEHINGGA
PADA IKLAN RAIONALAKAN DITEMUI FAKTA-FAKTA YANG SEBENARNYA
MENGENAI SUATU PRODUK.
2. PERSUASI NONRASIONAL
PERSUASI NONRASIONAL TIDAK MENGHIRAUKAN KEBEBASAN INDIVIDU.
IKLAN JENIS INI TIDAK BERISI FAKTA DAN BERISI HAL-HAL YANG KURANG
RASIONAL YANG SANGAT DILEBIH-LEBIHKAN.
IKLAN SEBAGAI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM
IKLAN PERSUASI NONRASIONAL TIDAK ETIS KARENA:
- IKLAN SEMACAM ITU TIDAK MENGATAKAN HAL-HAL YANG
SEBENARNYA, MELAINKAN MEMANIPULASI ASPEK PSIKOLOGIS
MANUSIA MELALUI PENAMPILAN IKLAN YANG MENGGIURKAN DAN
PENUH BUJUK RAYU.
- IKLAN SEMACAM ITU MENGURANGI KEBEBASAN MEMILIH PADA
KONSUMEN. KONSUMEN DIPAKSA DAN DIDORONG SECARA HALUS
UNUK MENGIKUTI KEMAUAN PENGIKLAN, BUKAN ATAS DASAR
PERTIMBANGAN YANG RASIONAL DAN TERBUKTI KEBENARANNYA.

IKLAN SEBAGAI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM
MERONGRONG OTONOMI DAN KEBEBASAN MANUSIA
BEBERA PERSOALAN ETIS DALAM IKLAN
MENCIPTAKAN KEBUTUHAN MANUSIA DENGAN AKIBAT MANUSIA
MODERN MENJADI KONSUMTIF.
MEMBENTUK DAN MENNTUKAN IDENTITAS ATAU CITRA DARI MANUSIA
MODERN.
MERONGRONG RASA KEADILAN SOSIAL MASYARAKAT
IKLAN TIDAK BOLEH MEMBERIKAN IMFORMASI YANG PALSU DENGAN
MAKSUD MEMPERDAYA KONSUMEN
BEBERAPA PRINSIP YANG MESTINYA PELU
DIPERHATIKAN DALAM IKLAN
IKLAN WAJIB MENYAMPAIKAN SEMUA INFORMASI TENTANG PRODUK
TERTENTU, KHUSUSNYA YANG MENYANGKUT KEAMANAN DAN
KESELAMATAN MANUSIA
IKLAN TIDAK BOLEH MENGARAH PADA PEMAKSAAN, KHUSUSNYA
SECARA KASAR DAN TERANG-TERANGAN
IKLAN TIDAK BOLEH MENGARAH PADA TINDAKAN YANG BERTENTANGAN
DENGAN MORALITAS: TINDAKAN KEKERASAN, PENIPUAN, PELECEHAN
SEKSUAL, DISKRIMINASI, PERENDAHAN MARTABAT MANUSIA
MAKNA MENIPU DALAM IKLAN

ADA TIGA KONDISI YANG BISA DIKATEGORIKAN SEBAGAI MENIPU:

- PERNYATAN YANG SALAH SECARA SENGAJA DENGAN MAKSUD
MEMPERDAYA ORANLAIN;

- PERNYATAAN YANG SALAH ITU BERKAITAN DENGA JANJI KEPADA
PIHAK YANG DITUJU UNTUK MENATAKAN APA ADANYA;

- PERNYATAAN SALAH ITU DIBERIKAN KEPADA ORANG YANG BERHAK
MNGETAHUI KENERANNYA.

MAKNA MENIPU DALAM IKLAN
IKLAN YANG MENIPU ADALAH IKLAN YANG SECARA SENGAJA
MENYAMPAIKAN PERNYATAAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN
DENGA MAKSUD MENIPU ATAU YANG MENAMPILKAN PERNYATAAN
YANG BISA MENIMBULKAN PENAFSIRAN YANG KELIRU PADA PIHAK
KONSUMEN YANG SESUNGGUHNYA BERHAK MENDAPATKAN INFORMASI
YANG BENAR APA ADANYA TENTANG PRODUK YANG DITAWARKAN
DALAM PASAR
KEBEBASAN KONSUMEN
DALAM BUKUNYA THE AFFULENT SOCIETY, JOHN K. GALBRAITH MENGATAKAN
BAHWA PRODUKSILAH YANG MENCIPTAKAN PERMINTAAN, YANG KEMUDIAN
DIPUASKANNYA. DENGAN KATA LAIN, BUKAN PERMINTAAN YANG MELAHIRKAN
PRODUKSI, MELAINKAN PRODUKSI YANG MELAHIRKAN PERMINTAAN.ARTINYA, APA
YANG DIANGGAP SEBAGAI PERMINTAAN MASYARAKAT SESUNGGUHNYA
DISEBABKAN, DITIMBULKAN, DAN DICIPTAKAN OLEH ADANYA PRODUKSI.
PERMINTAAN MUNCUL KARENA ADANYA PRODUKSI BARNG TERTENTU YNG
DITWARKAN DALAM PASAR. DEMI MENCIPTAAN DAN MEMBANGKITKAN
PERMINTAAN INILAH, IKLN MEMAINKAN PERANAN YANG SANGAT PENTING DAN
STRATEGIS.
KEBEBASAN KONSUMEN
PERSOALAN MORAL DAN ETIS YANG TIMBUL DISINI ADALAH BAHWA KEBEBASAN
INDIVIDUDALAM MENENTUKAN KEBUTUHANNYADALAM MASYARAKAT MODERN
SEKARANG INI HAMPIR TIDAK ADA SAMA SEKALI. PERMINTAAN YANG SUDAH
DIANGGAP SEBAGAI KEBUTUHAN, TIDAK TIMBUL SECARA BEBAS, MELAINKAN
DIPENGARUHI DAN DIRANGSANG OLEH PASAR, OLEH IKLAN. DALAM MEKANISME
SEMACAM INI, IKLAN TIDAK SEJALAN DENGAN KONSEP MENGENAI KEBUTUHAN
ATAU KEINGINAN YANG DITENTUKAN BEBAS OLEH KONSUMEN SENDIRI KARENA
FUNGSI IKLAN DISINI ADALAH MENCIPTAKAN PERMINTAAN ATAU KEBUTUHAN,
TERMASUK KEBUTUHAN SEBELUMNYA YANG TIDAK DIRASAKAN. KEINGINAN ATAU
KEBUTUHAN KONSUMEN TIDAK LAGI MERUPAKAN SESUATU YANG MANDIRI,
MELAINKAN TERGANTUNG SEPENUHNYA PADA PRODUSEN DAN IKLAN.
IMPLEMENTASI ETIKA PERIKLANAN DI INDONESIA
PARA PELAKU INDUSTRI PERIKLANAN YANG TERGABUNG DALAM PERSATUAN
PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA (PPPI) TELAH BERHASIL MENYELESAIKAN
DAN MENYEPAKATI PENYEMPURNAAN ATAS BUKU ATA KRAMA DAN TATA CARA
PERIKLANAN INDONESIA(TKTCPI). INI MERUPAKAN PENYEMPURNAAN KEDUA ATAS
DOKUMEN SERUPA YANG PERTAMA KALI DIIKLARKAN TANGGAL 17 SEPTEMBER
1981. PENYEMPURNAAN KEDUA INI DILAKUKAN KARENA BANYAKNYA PERUBAHAN
YANG TERJADI DALAM INDUSTRI PERIKLANAN DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR YAN
BELUM TERCAKUP DALAM TKTCPI LAMA.
IMPLEMENTASI ETIKA PERIKLANAN DI INDONESIA
PENYEMPURNAAN YANG DILAKUKAN ADALAH UNTUK MENAMPUNG TIGA GEJALA
PENTING YANG MENJADI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN BESAR DALAM
INDUSTRI PERIKLANAN INDONESIA SAAT INI, YAITU:

- LOMPATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG MEMUNCULKAN
BERBAGAI WUJUD PESAN DAN MEDIA PERIKLANAN BARU.
- KONVERGENSI MEDIA YANG MENGHARUSKAN ADANYA KONSISTESI PERLAKUAN
ANTA MEDIA, ANTARKLAUSAL.
- KEBUTUHAN UNTUK BERKAMPANYE PEMASARAN YANG MEYELURUH DAN
TERPADU, SEHINGA MEMUNCULKAN JUGA BENTUK-BENTUK JASA, DAN METODE
BARU DALAM BERPROFESI SERTA BERPRAKTEK USAHA.
IMPLEMENTASI ETIKA PERIKLANAN DI
INDONESIA

PENYEMPURNAAN YANG DILAKUKAN ADALAH UNTUK MENAMPUNG TIGA GEJALA
PENTING YANG MENJADI PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN BESAR DALAM
INDUSTRI PERIKLANAN INDONESIA SAAT INI, YAITU:

- LOMPATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG MEMUNCULKAN
BERBAGAI WUJUD PESAN DAN MEDIA PERIKLANAN BARU.
- KONVERGENSI MEDIA YANG MENGHARUSKAN ADANYA KONSISTESI PERLAKUAN
ANTA MEDIA, ANTARKLAUSAL.
- KEBUTUHAN UNTUK BERKAMPANYE PEMASARAN YANG MEYELURUH DAN
TERPADU, SEHINGA MEMUNCULKAN JUGA BENTUK-BENTUK JASA, DAN
METODE BARU DALAM BERPROFESI SERTA BERPRAKTEK USAHA.

PENYEMPURNAAN KESELURUHAN ASPEK TENTANG BUKU TKTCPI SELANJUTNYA
DISEPAKATI DISEBUT ETIKA PARIWARA INDONESIA (EPI).

SIKAP INDUSTRI
1. SWAKRAMA, SEBAGAI SIKAP DASAR INDUSTRI PERIKLANAN YANG DIANUT SECARA
UNIVERSAL.
2. MENEMPAKA ETIKA DALAM STRUKTUR NILAI MORAL YANG SALING DUKUNG DENGAN
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI STRUKTUR NILAI HUKUM.
3. MEMBANTU KHALAYAK MEMPEROLEH INFORMASI SEBANYAK DAN SEBAIK MUNGKIN,
DENGAN MENDORONG DIGENCARKANNYA IKLAN-IKLAN PERSAINGAN, MESKIPUN DENGAN
SYARAT-SYARAT TERTENTU.
4. MENGUKUHKAN PAHAM KESETARAAN GENDER, BUKAN SEKEDAR PERSAMAAN AK,
PERLINDUNGAN, ATAU PUN PEBERDAYAAN TERHADAP PEREMPUAN.
5. PERLINDUNGAN HAK-HAK DASAR ANAK.
6. MENUTUP RUANG GERAK BAGI EKSPLOITASI DPEMANFAATAN PORNOGRAFI DALAM
PERILKANANAN.
7. MEMBUKA DIRI BAGI KEMUNGKINAN TERUS BERKEMBANGNYA ISI, RAGAM, PEMERAN,
DAN WAHANA PERIKLANAN.
8. DUKUNGAN BAGI SEGALA UPAYA YANG SAH DAN WAJAR UNTUK DAPAT MENINGKATKAN
BELANJA PERKAPITA PERIKLANAN NASIONAL, DENGAN MEMBUKA PELUANG BAGI BEBERAPA
INSTITUSI TERTENTU UNTUK BERIKLAN SECARA PENUH ATAU PUN TERBATAS.
ASOSIASI PENDUKUNG
AMLI (ASOSIASI PERUSAHAAN MEDIA LUAR-GRIYA INDONESIA)
APPI (ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA)
ASPINDO (ASOSIASI PEMRAKARSA DAN PENYANTUN IKLAN INDONESIA)
ATVLI (ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA)
ATVSI (ASOSIASI TELEVISI SWASTA INDONESIA)
GPBSI (GABUNGAN PERUSAHAAN BIOSKOP INDONESIA
PPPI (PERSATUAN PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA)
PRSSNI (PERSATUAN RADIO SIARAN SWASA NASIONAL INDONESIA)
SPS (SERIKAT PENRBIT SURAT KABAR)
YAYASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
ASOSIASI PENDUKUNG
AMLI (ASOSIASI PERUSAHAAN MEDIA LUAR-GRIYA INDONESIA)
APPI (ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA)
ASPINDO (ASOSIASI PEMRAKARSA DAN PENYANTUN IKLAN INDONESIA)
ATVLI (ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA)
ATVSI (ASOSIASI TELEVISI SWASTA INDONESIA)
GPBSI (GABUNGAN PERUSAHAAN BIOSKOP INDONESIA
PPPI (PERSATUAN PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA)
PRSSNI (PERSATUAN RADIO SIARAN SWASA NASIONAL INDONESIA)
SPS (SERIKAT PENRBIT SURAT KABAR)
YAYASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
KASUS
SESI DISKUSI
TERIMAKASIH