Anda di halaman 1dari 41

Preseptor : dr. Sri Handayani MP,Sp.

M
Mohd Faez
Sukhvinder Singh
Tristika Aulia S
Abdullah Arief S.
1
Mata merupakan indera
penglihatan, proses penglihatan
berkembang dimulai sejak lahir.
Periode pertama yang
sangat menentukan
ialah 6 bulan
kehidupan pertama,
sampai 2 tahun, usia 5
tahun.
Visus penglihatan dari
20/200 berkembang
menjadi 20/20, dimulai
dari saat lahir sampai
usia 3-5 tahun.
2
Prevalensi sekitar 1-
3,5% pada anak yang
sehat dan 4-5,3% pada
anak yang memiliki
masalah pada mata.
hampir seluruh data
menunjukkan sekitar
2% dari populasi
umum menderita
ambliopia.
masalah kesehatan
yang sangat penting
karena prevalensinya
yang terjadi pada
anak-anak.
3
Batasan Masalah
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
diagnosis,deteksi dini, dan tatalaksana ambliopia.
Tujuan Penulisan
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
diagnosis,deteksi dini, dan tatalaksana ambliopia.
Metode Penulisan
tinjauan kepustakaan dengan merujuk kepada berbagai
literatur.
4

DEFINISI
dari bahasa Yunani yaitu
amblyos (tumpul) dan
opia (penglihatan).
ketajaman penglihatan,
walaupun sudah diberi
koreksi yang terbaik,
dapat unilateral atau
bilateral (jarang) yang
tidak dapat dihubungkan
langsung dengan
kelainan structural mata
maupun jaras
penglihatan posterior.
5
A
m
e
r
i
k
a

S
e
r
i
k
a
t

antara 1-3,5% pada
anak yang sehat
sampai 4-5,3% pada
anak dengan
problema mata
sekitar 2% dari
keseluruhan
populasi menderita
amblyopia.
C
i
n
a

Desember tahun
2005 yang lalu,
sekitar 3-5% atau 9
hingga 5 juta anak
menderita
amblyopia
6
Jenis kelamin dan ras tidak
ada perbedaan
anak yang
perkembangannya
terlambat, premature
dan/atau dijumpai adanya
riwayat keturunan
resiko
Usia terjadinya amblyopia
yaitu pada periode kritis
dari perkembangan mata
7
adanya kerusakan
penglihatan sentral,
sedangkan daerah
penglihatan perifer dapat
dikatakan masih tetap
normal
8
Perkembangan tajam penglihatan dari 20/200 (6/60)
hingga 20/20 (6/6), yaitu pada saat lahir sampai usia
3-5 tahun.
Periode yang beresiko (sangat) tinggi untuk
terjadinya amblyopia deprivasi, yaitu di usia
beberapa bulan hingga usia 3-5 tahun.
Periode dimana kesembuhan amblyopia masih
dapat dicapai, yaitu sejak terjadinya deprivasi
sampai usia remaja atau bahkan terkadang usia
dewasa
9
MEKANISME
NEUROLOGI
Menunjukkan
gangguan
sistem
penglihatan
fungsi neuron
yang
dalam/besar
yang
diakibatkan
pengalaman
melihat
abnormal dini
Sel pada
korteks visual
primer dapat
kehilangan
kemampuan
dalam
menanggapi
rangsangan
pada satu atau
kedua mata,
dan sel masih
responsif
fungsinya
akhirnya dapat
menurun
Kelainan juga
terjadi pada
neuron badan
genikulatum
lateral.
Keterlibatan
retina masih
belum dapat
disimpulkan
10
AMBLYOPIA
STRABISMIK
Esotropiakongenita
l
Exotropiakongenita
l
Acquired Tropia
konstan di masa
kecil
EsotropiaAkomoda
tif
Small-angle Tropia
(sindrom mono
fixation)
DISTORSI POLA
MONOKULER
Anisometropia
- Hyperopia> 1,50
- Miopia> -3.00
- Meridional> 1,50
Kekeruhan Media
- Katarak unilateral
- Perdarahan
vitreous
- Anomali Petrus

DISTORSI POLA
BINOKULER
Ametropia
- Bilateral
hypermetropiating
gi> + 5.00
- Meridional
Bilateral
(astigmatik)> + 2.50

Kekeruhan media
- Katarak bilateral
11
Preferensi yang kuat untuk fiksasi satu mata dan
menekan terus menerus aktivitas kortikal dari kedua
mata
Ambliopia strabismik terjadi pada sekitar 50% pasien
dengan esotropia bawaan
sangat jarang pada pasien dengan strabismus intermittent :
(misalnya, exotropia intermittent) atau mereka dengan
strabismus incomitant : (sindrom Duane dan sindrom Brown)
12
kesalahan refraksi yang tidak sama di
kedua mata menyebabkan gambar
pada 1 retina menjadi tidak fokus yang
kronis
myopia tinggi unilateral (- 6 0 atau
lebih besar) sering menghasilkan
ambliopia dengan hilangnya
penglihatan
13
Penurunan bilateral dalam ketajaman
yang biasanya relatif ringan.
Hyperopia melebihi 5D dan myopia lebih
dari 6D memiliki risiko menginduksi
ambliopia bilateral
Silindris bilateral tidak dikoreksi pada
anak usia dini dapat mengakibatkan
hilangnya kemampuan terbatas pada
meridian kronis kabur
14
15
Histeria
Konversi
kelainan
refraksi yang
tidak dikoreksi
Strabismus
unilateral
Konstan
Kehilangan
Penglihatan
16
Bumil merokok
dan penggunaan
obat-obatan
atau alcohol
Riwayat
keluarga
Keterbelakanga
n mental
Cerebral palsy
Retinopati
prematuritas
Berat badan
lahir rendah
Prematuritas
17
Cacat penglihatan sentral; bidang visual
perifer biasanya normal.

Ambliopia dari satu mata (seperti dalam
anisometropic dan ambliopia strabismik)
biasanya menghasilkan sedikit cacat dan
beberapa gejala karena pasien biasanya
memiliki ketajaman visual yang baik di mata
normal.
penurunan stereopsis
18
Pola distorsi dalam bentuk murni tanpa
supresi terjadi ketika ada bilateral blur
gambar simetris dan tidak ada strabismus.

Jika kabur parah terjadi selama periode
neonatal sehingga tidak ada pola stimulasi
yang diberikan, penglihatan sangat buruk
dan berkembangnya nystagmus sensorik
19
fiksasi
eksentrik
filter neutral
density
fenomena
crowding
20
Berkurang tajam
penglihatan pada
satu mata.
Menurunnya tajam
penglihatan mata
terutama pada
fenomena crowding.
Hilangnya
sensitivitas kontras.
Mata mudah
mengalami fiksasi
eksentrik.
21
Adanya anisokoria.
Tidak mempengaruhi
penglihatan warna.
Biasanya daya akomodasi
menurun.
ERG dan EEG penderita
ambliopia selalu normal
yang berarti tidak
terdapat kelainan organik
pada retina maupun
korteks serebri. 22
Fiksasi kedua
mata berbeda
(pada bayi dan
anak yang belum
bisa
berkomunikasi),
atau
terdapat
perbedaan tajam
penglihatan
antara kedua
mata sebanyak
dua baris
optotipe Snellen
atau lebih
23
Visus tidak berubah
meskipun sudah
diberikan lensa koreksi
Perbedaan visus
sepenuhnya tidak
berhubungan
dengan kelainan
structural lintasan
visual
Adanya efek
density filter
dan efek
crowding
phenomenon
24
Anak harus
maju pada saat
melihat TV
ataupun
didalam kelas
Fiksasi dibawah
kisaran rata-rata
pada tiap mata
(bayi dan anak
yang belum bisa
berkomunikasi)
Visus tidak
mencapai
normal dengan
lensa koreksi
25
Penurunan visus
tidak sepenuhnya
berhubungan
dengan kelainan
struktural
lintasan visual
Adanya kekeruhan
pada kornea atau
lensa disertai
nistagmus atau
mata bergoyang-
goyang tanpa
disadari.
26
A. Anamnesis
Kapan pertama kali dijumpai kelainan
ambliogenik? (seperti strabismus, anisometropia,
dan lain-lain)
Kapan penatalaksanaan pertama kali dilakukan?
Terdiri dari apa saja penatalaksanaan itu?
Bagaimana kedisiplinan pasien terhadap
penatalaksanaan itu?

27
Jelek s/d Sedang Sedang s/d Baik Baik s/d Sempurna
Onset anomaly
ambliyogenik

Lahir s/d usia 2 tahun 2 s/d 4 tahun 4 s/d 7 tahun
Onset terapi minus onset
Anomali

>3 tahun 1 s/d 3 tahun 1 tahun
Bentuk dan Keberhasilan
dari terapi awal
Koreksi optikal kemajuan VA
minimal
Koreksi optikal dan patching
kemajuan VA sedang
(moderat)
Koreksi optikal penuh
patching, kemajuan VA
signifikan, latihan akomodasi,
koordinasi mata-tangan dan
fiksasi, adanya stereopsis dan
alternasi

Kepatuhan Tidak s/d Kurang Lumayan s/d Cukup Cukup s/d Sangat patuh
28

Snellen (Verbal atau Nonverbal)
Crowding Phenomenon
Natural Density (ND) Filter Test
Sifat Fiksasi
Visuskop
Cover Uncover Test
Alternat Cover Test
Uji Worths Four Dot
29
30
31
32
33
C. Pemeriksaan Lainnya
ERG
Test Buta Warna
EEG
34
Menghilangkan (bila
mungkin) semua
penghalang
penglihatan seperti
katarak.
Koreksi kelainan
refraksi.
Paksakan penggunaan
mata yang lebih lemah
dengan membatasi
penggunaan mata yang
lebih baik.
35
Pengangkatan Katarak Koreksi Refraksi
Oklusi
Oklusi Full Time dengan
Adhesive Patches
Annisas Fun Patches
Oklusi Part Time
Degradasi Optikal
36
37
38

Media
Opacity
Yes
No
Treat as
appropriate
Significant
Refractive
Error
Yes No
Refractive
Corection
4/12 Review
Vision Reduced Vision Normal
Review or
discharge to
optometrist
Patching/
Atropine
Vision
Deteriorates
Further
Investigation
Stable Visual
Improvement
Vision
Normal
39
Ambliopia merupakan suatu keadaan
mata dimana tajam penglihatan tidak
mencapai optimal sesuai usia dan
intelegensinya walaupun kelainan
refraksinya telah dikoreksi
masalah penting karena dapat
menyebabkan kebutaan sehingga
diperlukan deteksi dini agar ambliopia
dapat ditatalaksana secara cepat dan
optimal.
40
terimakasih
41

Anda mungkin juga menyukai