Anda di halaman 1dari 16

1.

DRAMA
TUJUAN
untuk mengetahui data empiris tentang penerapan model konsiderasi
dalam pembelajaran menulias naskah drama yang baik dan sopan dan
juga pemerananya sebagai media pengekspresian nilai nilai karakter.

LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan ide cerita atau tema cerita.
2. Menentukan tokoh, penokohan, latar dan alurnya.
3. Mengembangakan ide cerita dengan memperhatikan keaslian ide.
4. Menyusun adegan demi adegan dan dialog demi dialog serta
dilengkapi dengan teks samping atau petunjuk teknis.
5. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan latar cerita.
6. Menyunting naskah drama yang telah ditulis.
NASKAH DRAMA

Solidaritas Persahabatan
Bel istirahat kedua siang itu berbunyi, siswa kelas X C SMP RBA
berebutan keluar ruangan. Rian mengajak Awan menuju taman bunga
yang terletak di halaman depan sekolah. Mereka berdua berjalan cepat-
cepat ke arah taman.

Awan : Rian mau ke mana sih?


Rian : Sudah nggak usah tanya, kamu ikut aja.
Awan : Oke deh, asal nggak ke laut aja.
Rian mendekati taman dan setelah menoleh ke kiri dan kanan dia
langsung memetik sekuntum bunga mawar merah yang sedang
mekarnya.
Awan terkejut namun dia diam saja. Pura-pura tidak melihat.
Rian menyembunyikan kuntum mawar itu di saku bajunya.
Awan : Buat apa sih mawar?
Rian : Aku mau memberikannya buat Ghea, dia kan sahabatku sejak
kecil. Kemarin dia ulang tahun, aku nggak sempat ngasih kado. Biar
surprise aku kasih bunga aja. Tanda persahabatan yang tulus hehehe.”
Awan hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Di sebuah gazebo di taman belakang, Ghea dan Icha sedang duduk santai
sambil membuka-buka buku pelajaran. Rian dan Awan mendatangi
mereka. Rian berjalan paling depan.

Rian: Hai Ghea, hai Icha. Boleh gabung nggak?


Icha : Nggak apa, duduk sini.
Ghea menutup bukunya.
Rian dan Awan duduk. Rian memandang Ghea.
Rian : Ghea. Maaf baru sekarang aku ngucapin ualng tahun langsung,
kemarin nggak bisa datang di acaramu.
Rian menyodorkan tangannya untuk jabat tangan.
Ghea dan Rian bersalaman.
Ghea : Nggak apa – apa. Terima kasih ucapannya.
Rian lalu mengeluarkan sekuntum mawar.
Rian : Hmm…anggap saja ini kado dariku ya.
Ghea : Ohh makasih ya. Bunganya keren.
Icha : Eh ngomong-ngomong bunganya dapat dari mana ya? masih seger
gini bunganya? Kayaknya……
Rian : Ehmm… dari mana ya, dari rumah.
Awan memberi kode ke Icha dengan gerakan mata dan mulutnya
dengan lucu.
Ghea bertanya sambil meniman-niman bunga mawar itu:
Ghea : Rian bunga ini ambil di mana?
Rian tiba-tiba merasa bersalah. Wajahnya bimbang, akhirnya
hatinya berkata Jujur lebih baik.
Rian : Jujur aja, bunga ini…. aku ambil di taman sekolah. Bukan
maksudku…Tapi…..
Ghea menatap Rian dengan senyum tulus tapi serius.
Ghea : Aku senang sama perhatianmu. Ucapan aja udah cukup bagi aku.
Gimanapun juga, memetik bunga di taman dilarang sama sekolah. Aku
hanya khawatir kamu dimarahi pembina UKS.
Rian : Iya sihhh… Gimana nih, Udah terlanjur.
Rian menunjukkan raut penyesalan.
Ghea: Menurutku gini aja, kita kembalikan aja bunga ini. Kalaupun harus
dihukum aku siap kok bantu. Pembina UKS akan memintamu menanam
2 bunga di taman dan membuat surat pernyataan. Beres kan?
Icha menganggukkan kepala sementara Awan cengengesan sambil
garuk-garuk kepala.
Rian takjub betapa baik hati sahabatnya itu.
Icha : Guru pembina UKS tidak akan menghukummu lebih dari itu. Anak-
anak lain sering kok kayak gini, cuman kepergok. Kalau kamu kan datang
menemui beliau, ngaku sendiri gitu kan lebih baik.
Rian setuju.
Mereka berjalan menuju ruang UKS yang tak jauh dari taman. Ghea
berjalan paling depan dan membaca bunga.
Pembina UKS menyapa duluan: Siang, ada kabar apa siang-siang ke
ruang UKS?
Murid : Siang pak (Serempak)
Ghea : Gini pak, teman kami Rian tadi memetik bunga ini di taman untuk
diberikan pada saya. Katanya hadiah ulang tahun buat saya.
Rian : Benar pak, saya mohon maaf. Saya pikir, tadi nggak ada yang lihat,
nggak nyangka kalau Ghea menolak bunga saya dan ngajak saya ke sini.
Hening.

Pembina UKS : Apapun alasannya, sekuntum atau lebih, memetik bunga


di taman tanpa ijin adalah melanggar aturan sekolah.
Hening.
Pembina UKS : Kalau semua murid memetik bunga, apa jadinya taman
kita? Kalau tidak ada larangan seperti itu maka program UKS untuk
penghijauan dan keindahan sekolah akan terganggu.
Pembina UKS : Baiklah. Untuk kali ini saya maafkan. Tapi meskipun kalian
jujur dan mengakui bukan berarti bebas dari hukuman. Besok Rian
datang ke sekolah 1 jam sebelum jam masuk.
Rian : Iya pak.
Pembina UKS : Bawa lima bibit bunga, lima pot bunga dan tanah
kompos.
Rian : Iya pak. (menunduk).
Pembina UKS : Ya sudah sekarang kalian bisa kembali. Jangan ulangi lagi
ya. Sampai ketemu besok, Rian.
Iya pak (serempak).
Dalam perjalanan menuju gazebo mereka saling bicara
Ghea : Rian tenang aja, aku bantu kok besok.
Rian : Ohh, nggak usah, santai aja.
Ghea : Nggak apa apa kok. Di rumahku banyak bibit, tinggal kamu cari
pot dan tanahnya aja besok.
Icha : Aku juga besok akan datang sejam lebih awal deh.
Awan : Kalo aku sih, besok nggak janji bisa nemani Rian nanam bunga.
Mereka sampai dan duduk di gazebo.
Rian hanya bisa terdiam. Menatap Ghea lekat-lekat.
Ghea meletakkan tangannya di atas meja gazebo, diikuti Icha. Rian
juga akhirnya meletakkan tangannya bersatu di atas meja.
Diam agak lama, akhirnya juga Awan ikut menyatakan kekompakan
mereka.
Awan : Aku juga besok akan gabung. Kita akan berbuat baik untuk
sekolah, bangsa dan negara! dan juga demi sahabat kita, Rian si raja
bandel perusak lingkungan!
Mereka tertawa bersama…
Bel sekolah pun berbunyi…Mereka berempat berjalan menuju
kelas. Sesaat Ghea melirik Rian, dan pada saat yang sama Rian
memandang ke arahnya. Mereka sama – sama tersenyum.
2.CERITA PENDEK
TUJUAN
 Memberikan informasi
 Mencerahkan jiwa
 Ekspresi diri
 Mengedepankan idealism
 Mengemukakan opiniØ Menghibu

LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan tema cerpen.
Tema merupakan permasalahan dasar yang menjadi pusat
perhatian dan akandiuraikan agar menjadi jelas. Tema sangat
berkaitan dengan amanat/ pesan/ tujuan yanghendak disampaikan
kepada diri pembaca.
2. Mengumpulkan data-data.
Mencari keterangan, informasi, dokumen yang terkait dengan
peristiwa/ pengalamanyang menjadi sumber inspirasi cerita.
3. Menentukan garis besar alur atau plot cerita.
Secara bersamaan dengan tahap ini, menciptakan tokoh dan
menentukan latar cerita.
4. Menetapkan titik pusat kisahan atau sudut pandang pengarang.
5. Mengembangkan garis besar cerita menjadi cerita utuh.
6. Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-
unsur kebahsaan lain serta memperbaikinya jika terdapat
kekeliruan.
NASKAH CERITA PENDEK
TERLAMBAT MASUK SEKOLAH
Namaku Nina, aku tinggal di kota Depok. Aku bersekolah di SDN 09
Ragunan. Tentunya sangat jauh dari rumahku bukan?. Aku selalu mendapat
ranking 3 besar. Banyak guru-guru yang kagum dengan ku. Tetapi, tetap saja
aku mempunyai kekurangan, yaitu aku sering sekali telat. Guru-guru selalu
mengatakan ku untuk tidak telat masuk sekolah. Tapi apa daya, kondisi kota
Jakarta yang ramai dan padat, tentu membuat jalanan menjadi macet oleh
kendaraan.
Pagi ini amat cerah, burung-burung berkicauan diluar sana. Tepat hari
senin, terulang kembali kebiasaan burukku yaitu bangun telat. Padahal hari
senin semua siswa dan guru-guru melakukan kegiatan rutin upacara
bendera. Aku pun bergegas untuk sholat, membersihkan diri dan
menyiapkan mata pelajaran. Kakakku pun sama seperti ku, karena kami
berdua tidur sekamar. Kakakku bersekolah di SMPN 41 Jakarta, sangat dekat
sekali dengan sekolahku.
Meli, Nina! Cepet dong! Sudah tau sekolah kalian jauh, tapi masih saja
telat. Papa kan nanti juga telat masuk kantor”. Teriak papaku.
Aku yang terburu-buru pun tidak sempat untuk memakan sarapanku.
Perutku terasa lapar sehingga mamaku membungkuskan roti dengan cepat.
“Nina, ayo cepat masuk mobil, papa sudah menunggu!” ujar kakakku. “Iya
kak!” Balasku.
Aku langsung bergegas ke mobil dan pamit pada mamaku.
Di perjalanan menuju sekolah awalnya lancar-lancar aja. Tetapi saat kami
berada di Margasatwa, kami terkena macet. “Aduh, kok macet sih! Sudah
pukul 06.20 masih di sini? Pasti telat lagi deh!”Omelku. “Kan papa sudah
sering ingetin kalian agar bangun cepat, kita telat 10 menit saja udah macet”.
Ujar papaku. Aku dan kakakku hanya bisa terdiam mendengar nasihat
papaku, karena itu adalah kesalahan kami berdua, dan kami harus menerima
konsekuensinya. Setelah 20 menit kami menunggu akhirnya jalanan pun
lancar kembali. Dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju sekolah.
Akhirnya aku sampai di sekolah pada pukul 06.50, hanya aku sendiri aja yang
telat. Aku pun berusaha untuk menutupi diriku di balik pagar, tapi tetap saja
guru piket melihatku.
“Maaf pak, saya telat lagi, jalanan macet pak! jangan hukum saya dong pak”.
pintaku.
”Kamu selalu saja mengatakan seperti itu, sampai saya bosan
mendengarnya!”ucap guru piket. Lalu ia menyuruhku untuk bergabung
mengikuti upacara. Ternyata, aku malah disuruh untuk berdiri didepan
lapangan. Aku pun dengan terpaksa berdiri didepan lapangan tanpa melihat
ke depan. Suasana yang tadinya tenang berubah menjadi sedikit beresik.
Jantungku berdebar-debar, aku merasa malu kepada teman-teman ku, dan
menjadi sorotan adek kelasku. Saatnya Wali kelas ku, pak jajuli memberikan
amanat kepada seluruh peserta upacara. Dia menerangkan tentang
kebersihan dan kedisplinan. Aku merasa semakin malu saat pak Jajuli
menerangkan kedisplinan.
Setelah upacara bendera selesai, pak jajuli pun memanggil ku keruang
guru. Jantung ku semakin berdebar-debar, mereka-reka apa yang akan
terjadi nanti. Sesampai ku diruang guru aku langsung menemui Pak jajuli
“Assalamualaikum pak, ada apa bapak memanggil saya?”. Ucap ku.
“Waalaikum salam nin, ayo kamu duduk dulu”. Balas Pak Jajuli. Aku pun
langsung duduk dengan rasa cemas.
“Nina, bapak tau rumah kamu jauh dari sini, tapi tidak selamanya kamu akan
terlambat terus bukan? Kamu juga sekarang kelas 6, kamu harus jadi contoh
bagi adik-adik kelas mu.”tegurnya. aku hanya menundukan kepala ku
kebawah, aku tak berani melihat mata guruku.
“nina, lihat bapak! Ayolah, ubah kebiasaan buruk kamu itu, bangun lebih
cepat, agar kamu tidak telat lagi.”ujarnya.
“Maaf kan saya pak, saya janji saya akan bangun lebih cepat dan tidak akan
telat lagi”pintaku.
Guruku hanya tersenyum karena aku sudah mempunyai tekad untuk tidak
akan telat lagi. Akupun pamit dan kembali ke kelas untuk mengikuti
pelajaran.
Bulan bersinar di malam hari, tak ada bintang sama sekali. Sebelum tidur,
aku mengerjakan pr lalu mendaftar mata pelajaran untuk besok. Tak lupa aku
untuk sembahyang, lalu akupun mengaktifkan jam weker ku.
“Kak, besok kita bangun jam lebih cepat ya, biar gak telat lagi,”. Kataku
kakakku hanya menganggukan kepalanya karena dia sangat ngantuk sekali.
Besok paginya, akupun terbangun oleh suara kucing yang sangat berisik.
Akhirnya, aku berhasil untuk bangun lebih cepat. Akupun keluar dari
kamarku.
“Hah kok gelap? Pasti papa dan mama belum bangun”. kataku.
Akupun langsung menuju ke kamar orang tuaku untuk membangunkan
mereka.
“papa, mama, bangun! Nanti kesiangan aja!”ujarku dengan mengetuk pintu
kamar mereka. Ayahku pun membuka pintunya,”Ada apa sih nin? Bangunin
papa sama mama?”Tanya papaku. “Papa, ayo siap-siap, nanti nina telat
lagi”.kataku.
“Astagfirullah nina, sekarang jam berapa sih? Kamu gak liat jam berapa
sekarang?”.kata ayahku sambil menunjuk jam. Ternyata, sekarang masih
pukul 03.00 pagi. Aku pun merasa malu, ayahku hanya tersenyum kepadaku.
Tetapi tidak apa, yang penting aku sudah bangun cepat. Karena aku sudah
terbangun jam segini, akupun melaksanakan sholat sunah tahajut. Setelah itu
aku langsung membersihkan diri.
Setelah papa, kakak dan aku sudah rapih, papa menyuruh kami untuk
masuk ke mobil untuk berangkat ke sekolah. Kami berangkat dari rumah
pukul 05.15 pagi.
“Nah, kan enak nih berangkat jam segini, jalanan lancar kan?”.kata papa.
Aku hanya bisa tersenyum dan merasa bahagia.
Akhirnya aku sampai di sekolah pukul 05.50 pagi. Tapi, suanana sekolahku
sepi bagaikan kuburan. Aku pun merasa takut untuk masuk ke kelas. Aku pun
duduk di taman sekolah sambil membaca buku.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6.10 pagi, sedikit demi sedikit
teman-teman ku sudah datang ke sekolah. Aku pun bertemu dengan pak
Jajuli yang saat itu baru saja datang.
“Wah, nina udah datang lebih awal nih, pertahanin ya nak, jangan terlambat
lagi!”. Sahutnya.
“Oke deh pak, saya janji deh!”. Kataku.
Pada saat itu juga aku berjanji untuk tidak terlambat masuk sekolah.
3. PIDATO
TUJUAN
 Memberikan informasi
Memberikan sebuah pemahaman baru, mengingatkan, atau
memberikan informasi kepada khalayak ramai.
 Persuasif atau mengajak.
Mempengaruhi khalayak ramai agar dengan senang hati mengikuti apa
yang kita harapkan dan apa yang kita sampaikan.
 Hiburan atau rekreasi
Menyenangkan pihak audiens dengan pidato yang kita bawakan
sehingga tecapai kepuasan dan kesenangan terhadap apa yang kita
sampaikan.

LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan topik.
2. Menentukan maksud/tujuan.
3. Menganalisis situasi dan pendengar.
4. Memilih situasi dan pendengar
5. Mengumpulkan bahan.
6. Memahami dan menghayati materi
7. Melaksanakan pidato
NASKAH PIDATO
Tema : Masih Layakkah Trotoar kita saat ini?
Assalamualaikum Wr.Wb

Yang saya hormati bapak kepala SMAN 66 JAKARTA


Yang saya hormati Bapak dan ibu guru beserta para staf dan karyawan
Dan teman-teman yang saya banggakan

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena
berkah dan karunianya kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat
wal’afiat pada hari ini. Terima kasih kepada para guru dan teman-teman yang
telah meluangkan waktunya untuk saya agar bisa menyampaikan pidato saya
pada hari ini, yang bertemakan “Masih layakkah Trotoar kita saat ini?”.

hadirin yang saya banggakan,

trotoar adalah jalanan yang dibuat oleh pemerintah sebagai fasilitas kepada
pejalan kaki. Tujuannya adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki di
arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar
terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar. Namun, sering sekali kita
menjumpai penyimpangan dalam penggunaan jalan trotoar.
Hadirin yang berbahagia,

Banyak sekali penyimpangan terhadap jalanan trotoar, seperti tempat


untuk berjualan kaki lima, tempat untuk memarkir kendaraan bermotor,
bahkan sampai jalanan unutk dilewati kendaraan roda dua saat terjadi
kemacetan. Seharusnya, jalan trotoar yang berguna untuk memberikan rasa
aman, malah menjadi ranju untuk pejalan kaki

Hadirin Sekalian,

Lalu, siapakah yang bertanggung jawab atas permasalahan ini? Apakah


satpol PP/Polisi yang kurang perhatian? Para pedagang kaki 5 yang menumpuk
di sekitar trotoar? Atau para pengguna kendaraan roda dua yang menerobos
jalan trotoar? Alangkah baiknya jika istilah “kita” digunakan dalam menjawab
pertanyaan ini
Hadirin yang saya cintai,
Kita semua dapat melakukan perubahan-perubahan yang kecil menjadi
manfaat yang sangat besar, seperti tertib dalam berlalu lintas. Bayangkan jika
kita menerapkan sikap tersebut saat kita berjalan kaki di trotoar, tentunya kita
merasa nyaman dana man.
Hadirin sekalian,
Sebagai penutup, kesimpulannya adalah kita harus taat kepada
peraturan lalu lintas, seperti mengaplikasikan jalan trotoar hanya untuk
pejalan kaki, bukan untuk berdagang, tempat untuk memarkie kendaraan,
bahkan menerobos jalan trotoar. Mari kita sama-sama, menciptakan keadaan
yang kondusif bagi pejalan kaki, dengan cara tertib berlalu lintas, dan saling
mengingatkan untuk menjaga trotoar kita agar nyaman dana man untuk kita
semua
Sekian pidato saya. Terimakasih atas perhatian hadirin sekalian, kurang
lebihnya saya mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan.

Wassalamualaikum wr.wb
4. PUISI PDAN PANTUN
TUJUAN
menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti
dan moral, untuk kepentingan sosial, serta untuk hiburan/kejenakaan
semata.

LANGKAH-LANGKAH
1. Menentukan tema
2. Mencari pilihan kata yang tepat
3. Menentukan nada
4. Jika membuat pantun, setelah tentukan tema buatlah sampiran.
Terlebih dahulu tulis isi pantunya yaitu bait ke tiga dan keempat.

NASKAH PUISI
SENJA BERCERITA
Di kala senja bercerita
Tentang seorang pria tua berkacamata
mengenggam harap menggapai asa
demi kebahagiaan anak-anaknya
Kulitahtnya berpeluh-peluh
Bau matahari masih menyelimutinya
Melihatnya tersenyum, aku lega
Ayah, aku igin menyeka wajahmu
Ayah masih berdiri menatapku
Dengan segala beban dalam tasnya
Aku gelisah aku malu
Apa dayaku sebagai anak?
Setiap senja bercerita
Kesungguhan kopi kesukaannya, selalu!
Maafkan diriku ayah,
Untuk segala perbuatanku
NASKAH PANTUN
PANTUN JENAKA
Pergi ke sawah lewat rawa
Berjalan riang dengan santai
Siapa yang tidak tertawa
Gigi palsu jatuh ke lantai
PANTUN NASEHAT
Ibu pulang membawa duku
Anak-anak berterima kasih
Rajinlah membaca buku
Ilmu didapat sukses diraih
PANTUN ORANG TUA
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas ke dalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
PANTUN ANAK-ANAK
Pagi hari baca koran
Baca berita orang hilang
Bermain kejar-kejaran
Badan sehat hati senang
PANTUN REMAJA
Burung nuri burung dara
Terbangnya hinggap dipohon cemara
Hati rindu tiada tara
Rindu ku jauh di mata

Anda mungkin juga menyukai