Anda di halaman 1dari 2

J

angan lalai memantau


pertumbuhan Balita Anda.
Kalau Anda perhatikan Balita
Anda ternyata lebih pendek
dibandingkan teman-teman sebayanya,
Anda patut waspada. Bisa jadi, Balita
Anda termasuk stunting.
Stunting adalah kondisi dimana
tinggi badan Balita itu lebih pendek
dari yang seharusnya bisa dicapai pada
umur tertentu.
Jumlah Balita pendek di Tanah Air
ternyata masih cukup tinggi. Kalau
mengacu pada hasil iset Kesehatan
!asar tahun "#$#, ada %&,' persen Balita
yang mengalami stunting, baik Balita
pendek maupun sangat pendek.
Kondisi stunting pada Balita
seringkali tidak disadari. Baru setelah
mencapai usia dua tahun, orangtuanya
menyadari bahwa Balitanya pendek.
Kondisi stunting ini tidak bisa hanya
dilihat dari penampilan (isik Balita.
Stunting dapat diketahui bila seorang
Balita sudah ditimbang berat badannya
dan diukur panjang atau tinggi
badannya. )asilnya dibandingkan
dengan standar ukuran pertumbuhan
tubuh manusia, atau antropometri.
!alam standar ini tercantum
kisaran ukuran panjang atau tinggi
badan yang seharusnya dicapai pada
rentang usia Balita *#-'# bulan atau #-&
tahun+, sehingga dapat diketahui Balita
termasuk pendek, normal atau tinggi.
Sebagai contoh, pada umur $" bulan,
Balita dikatakan memiliki panjang badan
normal apabila berada dalam kisaran ,$
cm sampai dengan -#.& cm. Apabila di
bawah ,$ cm termasuk pendek, sedang
di atas -#.& cm termasuk tinggi.
Balita pendek adalah masalah gi.i
kronis, yang disebabkan kurangnya
asupan gi.i dalam waktu yang cukup
lama. Bahkan, sejak anak masih dalam
kandungan. )al ini sering terjadi
lantaran ketidaktahuan orang tua
atau belum adanya kesadaran untuk
memberikan makanan sesuai dengan
kebutuhan gi.i anaknya.
Selain asupan gi.i yang kurang,
seringnya anak sakit juga menjadi
penyebab terjadinya gangguan
pertumbuhan. Apabila gangguan
ini bersi(at kronis, dampaknya juga
menyebabkan anak menjadi pendek.
isikonya makin besar ketika perilaku
hidup bersih dan sehat tidak diterapkan.
Kalau sanitasi lingkungan yang menjadi
tumbuh kembang anak diabaikan, anak
pun rawan terhadap penyakit in(eksi.
/amun, stunting tidak melulu
dipengaruhi asupan gi.i dan sering
tidaknya Balita sakit. iwayat gi.i sang
ibu, baik sebelum hamil maupun di
masa kehamilan, juga sangat berkaitan
dengan potensi Balita stunting.
BERPENGARUHPADAKECERDASAN
0antas, apa yang bakal terjadi kalau
tren Balita stunting ini kita biarkan1
Kita bakal sulit mendapatkan generasi
penerus bertubuh tinggi dan berotak
cerdas. 2emang, Balita stunting tak
cuma terkait tinggi pendek tubuhnya
tapi juga kecerdasan anak ke depan.
Kekurangan asupan gi.i sejak masih
dalam kandungan, terutama protein,
menjadi salah satu penyebabnya.
3rotein bukan saja dibutuhkan untuk
pertumbuhan tinggi badan, melainkan
juga pertumbuhan otaknya.
2enurut Kepala Subdirektorat
4i.i 2akro Kementerian Kesehatan Ir.
MuhammadNasirMKM, 5# persen
pertumbuhan otak manusia terjadi sejak
janin sampai sebelum anak berusia lima
tahun. Bahkan, ,# persen pertumbuhan
otak itu terjadi di bawah usia dua
tahun. 3roses pertumbuhan seperti ini
tidak dijumpai di periode-periode usia
lainnya. Karenanya, seringkali periode
ini dijuluki masa emas atau periode
kritis.
63eriodenya dimulai dari
pembuahan *konsepsi+ sampai "-# hari
masa kehamilan, ditambah ,"# hari
atau sampai dua tahun,7 jelasnya.
Artinya, bila terjadi gangguan
pertumbuhan pada masa-masa
tersebut sehingga pertumbuhan otak
tidak terjadi sebagaimana mestinya,
maka pertumbuhan tidak bisa dikejar
pada periode berikutnya, sekalipun
kebutuhan gi.inya dipenuhi dengan
baik. !an, anak tetap akan mengalami
gangguan pertumbuhan otak.
SAATTEPATATASISTUNTING
Stunting memang berdampak
serius, tapi bukan berarti tidak dapat
dicegah. 3encegahan stunting sejatinya
dapat dilakukan sedini mungkin
dengan memperbaiki asupan gi.i mulai
dari remaja putri, wanita usia subur,
ibu hamil maupun pada Balita. Artinya,
sebelum hamil, kondisi si calon ibu
harus sudah 6siap7 hamil. Tentunya
dengan asupan gi.i yang cukup, berat
badan memadai dan tidak anemia.
Kejadian Balita pendek juga dapat
dicegah sejak janin dalam kandungan.
8aranya dengan memenuhi asupan gi.i
bagi ibu hamil, mulai dari pembuahan
sampai dengan umur kehamilan "#
minggu.
!i masa-masa tersebut, ibu hamil
harus mendapatkan asupan gi.i mikro
*mikronutrien+ dan protein untuk
membangun tinggi badan potensial
dan pertumbuhan otak anak. Asupan
gi.i mikro itu antara lain berupa mineral
seperti .at besi *tablet 9e+ maupun
:itamin-:itamin.
Jangan lupa, sang ibu juga perlu
diperhatikan asupan kalorinya. ;bu
Kasus Balita pendek,
atau stunting,
ternyata masih tinggi
jumlahnya. Kalau
dibiarkan, tak hanya
berdampak pada
kualitas (isik tapi juga
kecerdasan anak ke
depan.
hamil perlu %##-<## kalori ekstra setiap
harinya, yang bisa diperoleh makanan-
makanan sumber karbohidrat, lemak
nabati dan hewani, protein, sayuran
dan buah. Asupan ini penting untuk
membangun berat badan potensial bayi
dan Balita.
/ah, setelah lahir, bayi baru lahir
cukup hanya mendapat AS; saja *AS;
eksklusi(+ sampai dengan umur ' bulan.
=mur ' bulan sampai " tahun, barulah
makanan pendamping AS; *23-AS;+ bisa
diberikan. 3emberian AS; tetap terus
diberikan sampai usia " tahun.
62asa paling tepat untuk
memperbaiki kondisi Balita pendek
memang sampai Balita berusia " tahun.
Setelah usia itu bisa saja inter:ensi
dilakukan, tapi hasilnya tidak bisa
mengejar capaian pertumbuhan tinggi
yang optimal,7 tutur /asir menjelaskan.
0ebih lanjut /asir menuturkan bahwa
masalah stunting ini erat hubungannya
dengan (aktor pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat terhadap gi.i.
2enurutnya, masyarakat sudah cukup
tahu apa dan bagaimana dampak dari
gi.i buruk. Tapi, kalau bicara tentang
gi.i berimbang dan man(aat makanan
seperti lauk hewani, lauk nabati,
sayuran, buah, dan juga AS; eksklusi(,
pengetahuan masyarakat masih rendah.
=ntuk itu, Kementerian Kesehatan
tahun ini mulai menggelar 4erakan
/asional Sadar 4i.i. Tujuannya untuk
menumbuhkan pengetahuan, sikap
dan perilaku yang lebih mere(leksikan
kesadaran gi.i yang baik. 2enurut /asir,
sekedar tahu gi.i saja tidak cukup. Tapi
juga harus diikuti dengan perubahan
perilaku, antara lain pola konsumsi
makanan yang baik. >>
Kejadian Balita pendek pada Balita sejatinya dapat dicegah
dengan memantau pertumbuhan Balita secara rutin dan benar.
Anda dapat menyambangi 3osyandu terdekat untuk melakukan
deteksi dini dengan menimbang berat badan dan mengukur
tinggi atau panjang badan buah hati Anda. !engan begitu,
kalau ditemukan gangguan pertumbuhan pada Balita, Anda
dapat segera melakukan pencegahan.
Anda sendiri pun bisa melakukannya. =ntuk itu, Anda perlu
acuan panjang atau tinggi badan Balita normal. Kementerian
Kesehatan sudah mengeluarkan standar ukuran pertumbuhan
tubuh *standar antropometri + untuk menilai status gi.i anak.
!alam standar itu sudah terpapar dengan lengkap kisaran pan-
jang atau tinggi badan menurut umur untuk mengetahui buah
hati Anda termasuk stunting apa tidak. >>
Deteksi Dini Cegah Stunting
Umur Sama, Kok Tinggi Bisa Beda?

Anda mungkin juga menyukai