Hasil lab : Na = 125 mmol/L (normal = 135-143 mmol/L) K = 2,8 mmol/ L ( normal = 3,3 - 4,7 mmol/L)
Kehilangan volume cairan dan elektrolit secara berlebihan diperkirakan terjadi selama: - Demam atau peningkatan laju metabolism - Olahraga berlebihan atau diaphoresis - Iklim yang ekstrim (panas/kekeringan) - Diare atau muntah berlebihan - Luka bakar atau cedera jaringan dan fistula Upaya untuk mempertahankan keseimbangan cairan menurut Maughan, Leiper & Shirreffs, 1997 dalam Smeltzer, C.S. dan Bare, G.B, 2002 hal. 455 menyatakan bahwa dapat diberikan: - Minum air putih dalam jumlah banyak akan menghambat rasa haus dan meningkatkan respon diuretic - Untuk mempertahankan tingkat hidrasi diperlukan natrium dan kalium yang hilang - Minum air yang tawar penting untuk menstimulasi asupan cairan dan menjamin penggantian cairan yang adekuat Berdasarkan sumber: Menyatakan bahwa batasan karakteristik untuk diagnose kekurangan volume cairan adalah: Mayor Pada kasus Insufisiensi asupan cairan melalui oral Intake oral 1500 ml/hari Output cairan 2985 ml/hari
Keseimbangan asupan dan haluaran negative Balance cairan: -1485 cc (output > input) Kulit/membrane mukosa kering Penurunan berat badan BB awal 65,5 kg 55 kg Minor Pada kasus Peningkatan kadar natrium serum Penurunan haluaran urin atau pengeluaran Pasien berkemih spontan urine yang berlebihan Output urin (90 ml x 24 jam) = 2160 ml Urin pekat atau sering berkemih Hematuria Penurunan turgor kulit Haus/ mual/ muntah Pasien mengeluh mual, muntah
Mengapa kami tidak mengangkat diagnose PK Hiponatremia? Baik saya akan mencoba menjelaskan mengapa. Deficit batrium dan air lebih sering dijumpai daripada deficit masing-masing konstituen secara terpisah. Meskipun istilah dehidrasi sering digunakan untuk deficit natrium dan air, pemakaian istilah ini membingungkan. Dehidrasi seharusnya dipakai untuk menjelaskan kekurangan air saja yang menyebabkan hypernatremia, sedangkan kehilangan volume atau istilah yang serupa digunakan pada deficit kombinasi (cairan dan hiponatremia). Berikut perbedaan kehilangan natrium dan air (kehilangan volume) dengan hiponatremia: A. Kehilangan volume, dapat disebabkan oleh: 1. Asupan air dan garam yang tidak memadai disertai muntah, diare, atau banyak berkeringat 2. Gejala DM yang tidak terkontrol atau penyakit ginjal atau adrenal 3. Turgor kulit menurun 4. Kecepatan kembalinya kulit yang lambat kepada posisi asalnya jika kulit diangkat atau dicubit diantara jari-jari pemeriksa 5. Membrane mukosa kering dan keringat pada aksila berkurang 6. Temuan laboratorium: kadar natrium plasma dapat menurun, normal, atau meningkat tergantung
Mengapa kami tidak mengangkat diagnose PK Hiponatremia? Baik saya akan mencoba menjelaskan mengapa. Dalam ketidakseimbangan cairan terdiri dari 2 kelompok dasar yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar. Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat 4 kategori ketidakseimbangan cairan, yaitu: Kehilangan cairan dan elektrolit isotonic Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang) Peningkatan cairan dan elektrolit isotonic Peningkatan cairan (hanya air yang meningkat) 1. Deficit volume cairan, terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonic), kondisi ini juga disebut hypovolemia. Dalam table dibawah akan dijelaskan mengenai faktor resiko dan tanda klinis dari deficit volume cairan. 2. Dehidrasi, disebut juga ketidakseimbangan hyperosmolar terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Pemberian cairan hipertonik meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah. 3. Kelebihan volume cairan, terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang yang disebut juga dengan hypervolemia. Penyebabnya secara umum antara lain: Asupan natrium yang berlebih Pemberian infus berisi natrium yang terlalu cepat dan abnyak, terutama pada klien gangguan mekanisme regulasi cairan Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi seperti gangguan jantung (gagal jantung kongesif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom cushing. Kelebihan steroid 4. Overhidrasi, atau ketidakseimbangan hipoosmoilar terjadi akibat peningkatan jumlah cairan tanpa diimbangi dengan peningkatan elektrolit, terutama natrium dalam jumlah yang proporsional. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar natrium dan konsentrasi osmolalitas serta mengakibatkan perpindahan cairan kedalam sel. Hiponatremia Hiponatremia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar natrium serum <130 mmol/L. pada hiponatremia terdapat kelebihan air dalam kompartemen ekstraseluler relative dibandingkan dengan jumlah natrium dalam kompartemen ekstraseluler. Hal ini dapat terjadi pada tiga keadaan yang berbeda: Hypovolemia (deficit natrium dan air) Normovolemia (tidak ada perubahan dalam natrium tapi terdapat sedikit peningkatan jumlah air) Hypervolemia (peningkatan jumlah natrium dan air) Penatalaksanaan dari hiponatremia: Status volume pasien harus ditentukan, apabila terdapat tanda-tanda hypovolemia, maka perlu diberikan natrium chloride (NaCl) intravena. Pada hiponatremia ringan mungkin tidak dibutuhkan, tapi bila terdapat gejala hypovolemia, maka asupan cairan pasien harus dibatasi.
Sehingga dapat disimpulkan mengapa kami tidak mengambil masalah keperawatan PK Hiponatremia adalah: Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami hypovolemia yaitu kekurangan cairan dan natrium, tidak hanya natrium saja. Dalam intervensi kami memberikan tindakan kolaborasi pemberian cairan elektrolit NaCl untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, dimana pada pasien terjadi hiponatremia dan juga hypokalemia. Pemberian natrium dengan kadar terlalu tinggi hanya diberika pada pasien yang memiliki natrium sangat rendah atau pasien sangat simtomatik. Sehingga dengan kadar hiponatremia pasien yaitu 125 mmol/l (normal 135-143 mmol/l) mampu diatasi dengan pemberian cairan natrium chloride IV. Terima kasih.
Sumber: Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Horne, Mima M. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam-Basa. Jakarta: EGC
Mengapa kami tidak mengangkat diagnose PK Hiponatremia? Baik saya akan mencoba menjelaskan mengapa. Dalam ketidakseimbangan cairan terdiri dari 2 kelompok dasar yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan osmolar. Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi ketika kehilangan cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam proporsi yang seimbang sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat 4 kategori ketidakseimbangan cairan, yaitu: Kehilangan cairan dan elektrolit isotonic Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang) Peningkatan cairan dan elektrolit isotonic Peningkatan cairan (hanya air yang meningkat) 1. Deficit volume cairan, terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonic), kondisi ini juga disebut hypovolemia. Dalam table dibawah akan dijelaskan mengenai faktor resiko dan tanda klinis dari deficit volume cairan. 2. Dehidrasi, disebut juga ketidakseimbangan hyperosmolar terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Pemberian cairan hipertonik meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah. 3. Kelebihan volume cairan, terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang yang disebut juga dengan hypervolemia. Penyebabnya secara umum antara lain: Asupan natrium yang berlebih Pemberian infus berisi natrium yang terlalu cepat dan abnyak, terutama pada klien gangguan mekanisme regulasi cairan Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi seperti gangguan jantung (gagal jantung kongesif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom cushing. Kelebihan steroid 4. Overhidrasi, atau ketidakseimbangan hipoosmoilar terjadi akibat peningkatan jumlah cairan tanpa diimbangi dengan peningkatan elektrolit, terutama natrium dalam jumlah yang proporsional. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar natrium dan konsentrasi osmolalitas serta mengakibatkan perpindahan cairan kedalam sel. Hiponatremia Hiponatremia didefinisikan sebagai keadaan dimana kadar natrium serum <130 mmol/L. pada hiponatremia terdapat kelebihan air dalam kompartemen ekstraseluler relative dibandingkan dengan jumlah natrium dalam kompartemen ekstraseluler. Hal ini dapat terjadi pada tiga keadaan yang berbeda: Hypovolemia (deficit natrium dan air) Normovolemia (tidak ada perubahan dalam natrium tapi terdapat sedikit peningkatan jumlah air) Hypervolemia (peningkatan jumlah natrium dan air) Penatalaksanaan dari hiponatremia: Status volume pasien harus ditentukan, apabila terdapat tanda-tanda hypovolemia, maka perlu diberikan natrium chloride (NaCl) intravena. Pada hiponatremia ringan mungkin tidak dibutuhkan, tapi bila terdapat gejala hypovolemia, maka asupan cairan pasien harus dibatasi. Sehingga dapat disimpulkan mengapa kami tidak mengambil masalah keperawatan PK Hiponatremia adalah: 1. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami hypovolemia yaitu kekurangan cairan dan natrium, tidak hanya natrium saja. 2. Dalam intervensi kami memberikan tindakan kolaborasi pemberian cairan elektrolit NaCl untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, dimana pada pasien terjadi hiponatremia dan juga hypokalemia. 3. Pemberian natrium dengan kadar terlalu tinggi hanya diberika pada pasien yang memiliki natrium sangat rendah atau pasien sangat simtomatik. 4. Sehingga dengan kadar hiponatremia pasien yaitu 125 mmol/l (normal 135-143 mmol/l) mampu diatasi dengan pemberian cairan natrium chloride IV. Namun sebenarnya saya masih sedikit bingung mengapa pada pasien terjadi TD tinggi, BUN normal, dan Hb rendah. senagkan tanda-tanda pasien hypovolemia bisa dilihat di tabel di bawah. mohon dijelaskan.
Terima kasih.
Sumber: Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga Horne, Mima M. 2001. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam-Basa. Jakarta: EGC Tamsuri, Anas. 2009. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: EGC