I. IDENTIFIKASI Nama pasien : A Usia : 9 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Bangsa : Indonesia Alamat : Jln. Sekip Bendung no 116 MRS : 4 agustus 2012 (09.08 WIB)
Keluhan Utama : kaki dan tangan dingin Keluhan Tambahan : demam
Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 4 hari SMRS penderita demam tinggi yang timbul mendadak dan terus-menerus, menggigil tidak ada. Demam tidak disertai batuk, pilek, nyeri menelan, kejang, mimisan, dan gusi berdarah. Penderita mengeluh timbul bintik-bintik merah di kulit, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri sendi, dan nyeri di belakang bola mata. Penderita juga mengeluh mual dan muntah dengan frekuensi 2-3 kali sehari banyaknya gelas setiap muntah, isi apa yang dimakan, muntah tidak menyemprot. Keluhan BAB hitam tidak ada dan BAK biasa. Penderita kemudian dibawa ke dokter umum dan di beri obat penurun panas serta antibiotik. Demam turun sebentar namun tinggi lagi. Sejak 2 hari SMRS, penderita demam tinggi terus menerus disertai lemas, muntah, nyeri kepala yang semakin hebat, BAB berwarna hitam, BAK biasa. Penderita kembali dibawa ke dokter tapi keluhan tidak berkurang. Sejak 1 hari SMRS, kaki dan tangan penderita terasa dingin, penderita tampak lemas, demam turun, bintik-bintik merah di kulit masih ada dan BAK sedikit. Penderita dibawa berobat ke RSMH Palembang. Selama 2 hari MRS, penderita didiagnosis DBD grade IV, selama perawatan penderita telah mendapat terapi cairan RL 20 cc/kgBB dengan bolus cepat, oksigen nasal 2 L/menit dan keluhan penderita mulai berkurang, kaki dan tangan hangat, demam dan lemas berkurang, nyeri kepala tidak ada, nyeri perut tidak ada, nyeri sendi tidak ada, nyeri belakang bola mata tidak ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK biasa.
Riwayat Penyakit Terdahulu: Riwayat demam berdarah sebelumnya disangkal Riwayat sering lebam bila terbentur disangkal Riwayat bepergian ke daerah endemik malaria sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal Riwayat demam berdarah di lingkungan rumah atau sekolah ada, 2 orang teman penderita di sekolah menderita demam berdarah dengue Riwayat Sosial Ekonomi Ayah penderita adalah seorang pegawai swasta dan ibu seorang guru SMA. Penderita merupakan anak pertama dari dua bersaudara Kesan ekonomi sedang Kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah baik Riwayat Kehamilan Ibu dan Kelahiran Anak: Masa kehamilan : aterm Partus : spontan Penolong : bidan Berat badan : 4 kg Panjang badan : 50 cm Keadaan saat lahir : langsung menangis
Riwayat Makanan Asi : 0 - 24 bulan Bubur susu : 4 bulan - 9 bulan Nasi tim/lembek : 8 bulan - 12 bulan Nasi biasa : >1 tahun Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan: Tengkurap : 6 bulan Duduk : 8 bulan Berdiri : 9 bulan Berjalan : 1 tahun Kesan : perkembangan normal Vaksinasi BCG : (+) , scar (+) DPT : (+) 1, 2 & 3 Polio : (+) 1, 2 & 3 Hepatitis : (+) 1, 2 & 3 Campak : 1 x Kesan : imunisasi dasar lengkap
Pemeriksaan Umum Keadaan umum : tampak sakit sedang Sensorium : compos mentis Nadi : 68 x/menit, isi cukup, tegangan cukup Pernapasan : 22 x/menit Temperatur : 36,8 o C Tekanan darah : 100/70 mmHg Kulit : - Berat badan : 25 kg Tinggi badan : 132 cm Status gizi : BB/U : 25/31 x 100% = 80,6% ( wasting mild) TB/U : 132/137 x 100% = 96,3% (normal) BB/TB : 25/28 x 100% = 89 % ( gizi kurang ringan)
Pemeriksan Khusus Kepala Rambut : hitam, tidak mudah dicabut Mata : pupil bulat, isokor, RC (+/+) normal, konjungtiva anemis (-),sklera ikterik (-) Telinga : sekret (-) Hidung : sekret (-), NCH (-) Tenggorokan: faring hiperemis (-), tonsil T 1 -T 1 tenang
Leher : JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran KGB.
Thorax Paru-paru Inspeksi : bentuk simetris, statis dinamis kanan = kiri, retraksi (-) Palpasi : stem fremitus kanan = kiri Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : vesikuler normal pada kedua lapangan paru, ronkhi (-), wheezing (-) Jantung Inspeksi : iktus cordis (-) Palpasi : iktus cordis tidak teraba, thrill tidak ada Perkusi : batas jantung atas ICS II batas jantung bawah ICS IV batas jantung kanan linea parasternalis kiri batas jantung kiri linea midclavicularis Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : datar, simetris Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar teraba 2 jbac,konsistensi kenyal, tepi rata, lien tidak teraba Perkusi : shifting dullness (-), undulasi (-) Auskultasi : bising usus (+) normal Lipatan paha dan ginetalia : tidak terdapat pembesaran KGB Ekstremitas Akral : hangat, CRT < 2 detik Edema pretibial : (-) Kulit Rumple leed : (-) Petechie spontan : minimal di tungkai kanan bawah
Pemeriksaan Neurologis Fungsi motorik : dalam batas normal Fungsi sensorik : dalam batas normal Fungsi nervi kraniales : dalam batas normal Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Brudzinsky I, II (-), Kernig sign (-)
Pantau tanda vital, hitung balance cairan selama pemberian cairan intravena, pembuatan kurva suhu, dan anjurkan untuk banyak minum 48 jam syok sudah teratasi stop IVFD o Kurva suhu per 6 jam o Balance cairan per 12 jam Diet nasi biasa (porsi kecil tapi sering) Bedrest
Quo ad vitam : Dubia ad bonam Quo ad functionam : Bonam
Data Dari anamnesis didapatkan seorang anak laki-laki, 9 tahun dibawa ke RS dengan keluhan kaki tanagn dingin disertai demam. Sejak 4 hari SMRS penderita demam tinggi yang timbul mendadak dan terus-menerus, timbul bintik-bintik merah di kulit, nyeri kepala, nyeri perut, nyeri sendi, dan nyeri di belakang bola mata. Penderita juga mengeluh mual dan muntah dengan frekuensi 2-3 kali sehari banyaknya gelas setiap muntah, isi apa yang dimakan. Penderita dibawa ke dokter umum dan di beri obat penurun panas serta antibiotik. Demam turun sebentar namun tinggi lagi. Sejak 2 hari SMRS, penderita demam tinggi terus menerus disertai lemas, muntah, nyeri kepala yang semakin hebat, dan BAB berwarna hitam. Penderita dibawa ke dokter tapi keluhan tidak berkurang. Sejak 1 hari SMRS, kaki dan tangan penderita terasa dingin, penderita tampak lemas, demam turun, bintik-bintik merah di kulit masih ada dan BAK sedikit.
Selama 2 hari MRS, penderita didiagnosis DBD grade IV, selama perawatan penderita telah mendapat terapi cairan RL 20 cc/kgBB dengan bolus cepat, oksigen nasal 2 L/menit dan keluhan penderita mulai berkurang, kaki dan tangan hangat, demam dan lemas berkurang, nyeri kepala tidak ada, nyeri perut tidak ada, nyeri sendi tidak ada, nyeri belakang bola mata tidak ada, mual muntah tidak ada, BAB dan BAK biasa. Dari riwayat keluarga dan lingkungan diketahui dua orang teman penderita di sekolah menderita demam berdarah dengue. Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita dalam keadaan tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, nadi 68 x/menit, laju pernapasan 22x/menit, temperature 36,8C, dan tekanan darah 100/70 mmHg. Pada penderita juga didapatkan pembesaran hepar 2jbac dan adanya petechie spontan minimal di tungkai kanan bawah. Hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium diketahui adanya trombositopenia, Ht >20%
Dengan demikian, diagnosis penderita ini adalah DBD derajat IV dengan perbaikan berdasarkan dasar diagnosis DBD ( WHO 1997):
Klinis Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2- 7 hari Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain (petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena. Pembesaran hati Syok yang ditandai oleh nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.
Laboratorium Trombositopenia (< 100.000/ul ) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih 20% dari normal). Dua gejala klinis pertama ditambah satu gejala laboratoris cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD.
Derajat (WHO 1997): Demam dengan uji bendung positif. Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain. Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
Penderita ditatalaksana sesuai dengan standar penatalaksanaan DBD derajat IV dengan perbaikan: Diet nasi biasa (porsi kecil tapi sering), Stop IVFD evaluasi vital sign, kurva suhu per 6 jam, balance cairan per 12 jam. Anjuran bagi penderita untuk banyak minum dan bedrest.
Prognosis penderita ini, quo ad vitam dubia ad bonam karena saat masuk RS penderita dalam kondisi syok berat dan quo ad functionam adalah bonam.