1. Organisasi yang Customer-Driven tidak hanya memperhatikan karakteristik produk
dan layanan yang memenuhi persyaratan dasar pelanggan, tetapi juga harus memperhatikan fitur dan karakteristik yang membedakan produk dan layanan dari yang ditawarkan pesaing. Diferensiasi seperti ini bisa berbasiskan tawaran baru atau modifikasi yang sudah ada, kombinasi produk dan layanan yang ditawarkan,customization yang ditawarkan, memperbanyak mekanisme akses, respons yang cepat, atau hubungan kemitraan yang khusus. Keunggulan Menurut Pelanggan merupakan konsep yang strategis. Ini mengarah kepada mempertahankan dan loyalitas pelanggan, perolehan pangsa pasar, dan pertumbuhan. Ini memerlukan sensitivitas yang konstan terhadap persyaratan pelanggan dan pasar yang berubah serta meningkat terhadap faktor-faktor yang mendorong kepada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Ini perlu mendengarkan pelanggan. Memerlukan antisipasi atas perubahan pasar. Dengan demikian, Keunggulan Menurut Pelanggan memerlukan kepedulian terhadap pengembangan teknologi, kepedulian terhadap apa yang ditawarkan para pesaing, serta kecepatan dan fleksibilitas merespons perubahan pelanggan, lingkungan, dan pasar.
Customer driven secara simple merupakan suatu strategy memasarkan dan menjual produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Era bisinis sekarang sebuah perusahaan tidak dapat lagi memaksakan produknya ke konsumen (product driven), konseumen semakin kritis dan lebih memilih barang/jasa yang sekiranya diperlukan saja.
Contoh menerapkan customer driven yaitu kita harus sudah membuat antisipasi tentang kebutuhan konsumen dimasa mendatang. Kebutuhan konsumen tentunya selalu meningkat karena bervariasinya tingkah laku konsumen, untuk itu kita selaku penjual jasa harus dapat mengantisipasi kebutuhan yang timbul. Misalnya seorang nasabah ingin menebus barang jaminan tanpa membawa uang cash kebetulan dia memiliki ATM yang bisa di debet, kita harus mampu menyediakan alat dari merchant untuk menggesek dan tebusan dapat dilayani lewat auto debet. Barangkali langkah Perum Pegadaian membuka outlet UPC di berbagai daerah merupakan langkah curtomer driven bagi nasabah barangkali menginginkan lokasi Pegadaian yang lebih dekat.
2. Pemasaran Sosial adalah suatu rancangan dari suatu program program yang bertujuan untuk meningkatkan sikap yang diterima oleh sasaran dan mempengaruhi target untuk menerima, menolak, mengubah atau meninggalkan suatu perilaku demi keuntungan suatu pihak baik individu maupun masyarakat. Dalam masalah rokok, yang diperhatikan adalah bagaimana memasarkan rokok yang baik agar masyarakat merasa tau dan takut terhadap bahaya rokok itu sendiri. Sebenarnya di dalam iklan rokok atau pun pada kemasan rokok sendiri sudah mencantumkan tentang bahaya- bahaya merokok dan efeknya terhadap tubuh, tetapi mengapa masih banyak masyarakat yang merokok. Dalam pemasaran sosial kita mengenal adanya metoda pendekatan pada perubahan perilaku. Terdapat empat dasar metoda untuk suatu perubahan social, yaitu Legal approach, Technological approach, Economic approach, dan Informational approach. Pertama Legal approach yaitu pendekatan melalui hukum. Contohnya DPR akan mengupayakan Rancangan Undang-undang rokok yang kandas dalam periode sebelumnya. RUU itu menekankan pengendalian dampak produk rokok dan larangan konsumsi rokok anak usia di bawah 18 tahun. RUU ini bertujuan untuk melindungi generasi muda dari bahaya rokok yang semakin mencemaskan. Jadi nantinya apabila UU tersebut sudah disahkan, diharapkan menjadi takut dalam arti bertujuan untuk merubah perilaku dari merokok menjadi tidak merokok. Kedua adalah Technological approach, yaitu suatu pendekatan yang dengan cara membangkan suatu penemuan atau teknologi yang membantu seseorang dalam merubah perilakunya. Contoh di Indonesia sekarang ini sedang dikembangkannya rokok yang aman bagi perokok yaitu Rokok Elektrik atau E-cigarette. Rokok yang dirancang khusus ini dibuat untuk para perokok yang ingin berhenti merokok atau setidaknya mengurangi kebiasaan merokok dengan cara yang nyaman. Perbedaannya adalah alat ini tidak menghasilkan tar dan zat-zat berbahaya lain yang terdapat di rokok biasa. Ketiga Economic approach yaitu suatu pendekatan dengan menggunakan variable ekonomi. Contohnya menaikkan harga rokok dengan juga menaikkan harga cukai rokok. Dengan menaikkan cukai rokok, pemerintah akan mendapat pemasukkan pada anggaran yang lebih yaitu sebesar Rp.146 Trilliun per tahun apabila cukai dinaikkan 100 persen. Keempat Informational approach yaitu suatu pendekatan dengan memberikan informasi langsung secara persuasi kepada masyarakat. Contohnya mengadakan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Metode metode pendekatan perubahan perilaku tersebut diharapkan dapat terjadinya perubahan perubahan sosial pada masyarakat seperti masyarakat menjadi mendapat pengetahuan yang lebih tentang bahaya rokok terhadap kesehatan, masyarakat berusaha untuk melakukan sesuatu untuk megkampanyekan atau mempromosikan tetntang bahaya rokok, terjadinya perubahan perilaku atau kebiasaan dengan berusaha untuk tidak lagi merokok, dan terjadinya perubahan konsep kepercayaan pada masyarakat.
3. Di buku
4. Dalam pendekatan experiential marketing, pemasar menawarkan produk atau jasanya dengan merangsang unsur-unsur emosi konsumen yang menghasilkan berbagai pengalaman bagi konsumen. Di dalam experiential marketing, terdapat dua bagian penting, yaitu strategic experiential modules (SEMs) dan experiences providers (ExPros).
Strategic Experiential Modules (SEMs) yaitu modul yang dapat digunakan oleh pemasar untuk menciptakan jenis-jenis pengalaman yang berbeda bagi konsumen perusahaan. Didalam SEMs ini berisikan lima (5) jenis pengalaman konsumen yaitu : a. Sense, ditujukan terhadap rasa dengan tujuan menciptakan pengalaman melalui pengliatan (sight), suara (sound), sentuhan (touch), rasa (taste), dan bau (smell). b. Feel Ini berhubungan dengan bagaimana menciptakan perasaan enak (feel good) bagi para customer c. Think ditujukan menciptakan kesadaran (cognitive), pengalaman untuk memecahkan masalah didalamnya. Ini berhubungan dengan upaya yang perlu diciptakan agar konsumen mau berpositif thinking terhadap produk atau jasa perusahaan setelah konsumen merasa baik (feel good). d. Act ditujukan untuk mempengaruhi pengalaman jasmaniah, gaya hidup (life style), dan interaksi nyata. Act Ini adalah upaya yang diarahkan bagi terciptanya pengalaman melalui perilaku tertentu dari customers, baik berupa tindakan individual maupun gaya hidup seseorang. e. Relate berisikan aspek-aspek dari sense, feel, think, dan act marketing. Ini adalah bagaimana sensasi, feeling, thinking, dan action seseorang, jauh diperbesar lagi ke arah konteks social dan budaya.
Experiences Providers (ExPros) merupakan cara mengimplementasikan strategic experiential modules (SEMs). Produsen/pemasar selalu mempunyai maksud dalam pemasarannya. Dimana pemasar menginginkan konsumen mengetahui apa yang akan disampaikan pada konsep pemasarannya. Percepatan strategi indra (sense), perasaan (feel), berfikir (think), tindakan (act) dan hubungan (relate) muncul melalui alat yang disebut experience providers atau ExPros. (1). Komunikasi (2). Identitas Verbal (3). Tampilan Produk (4). Perwakilan Merek (Co-Branding) (5). Lingkungan (Spatial Environtment) (6). Situs Internet dan Media Elektronik (7). Orang (people)
Dalam experiential marketing, SEMs dan ExPros merupakan dua aspek yang saling berkaitan. SEMs tidak dapat diwujudkan tanpa ExPros. Namun penting untuk diingat bahwa tidak semua ExPros cocok digunakan bagi semua SEMs, masing-masing SEMs memiliki pasangan ExPros tersendiri yang lebih cocok digunakan dalam penerapan experiential marketing.
Contoh Dikasih Jarak ya deeeeeek. 2 atau 3 paragraf buat contoh. Masih blm terinspirasi
5. Secure customer adalah suatu kondisi yang menunjukkan bahwa seorang pelanggan merasa sangat puas, pasti akan menggunakan atau membeli barang atau jasa tersebut serta pasti akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan barang atau jasa tersebut. Secure customer pada dasarnya adalah sebuah keadaan dimana pelanggan memiliki loyalitas dan kepercayaan yang besar terhadap penyedia jasa. Oleh karena itu tentunya secure customer sangat penting bagi perusahaan. Secure customer sendiri memberikan keuntungan bagi penyedia jasa yaitu untuk membentuk basis pelanggan yang kuat dan berkembang. Dengan terbentuknya basis pelanggan yang kuat tentunya akan memberikan dampak positif bagi perkembangan penyedia jasa terutama dalam sektor channel ataupun rekan bisnis. Secure customer dapat dilihat bahwa pelanggan terpenuhi kebutuhan dan harapannya secara baik dan menyeluruh. Secure customer tidak hanya dilihat dari loyalitas tetapi juga perlu sampai tingkat retensi.
Yang dimaksud dengan ACURA adalah Salah satu kerangka kerja untuk meninjau pengembangan program terpadu yang membahas akuisisi pelanggan, pelanggan retensi dan kegiatan terkait lainnya untuk Membangun peningkatan laba Dalam upaya membangun profitabilitas perusahaan dimasa depan. Acura berguna dapat meninjau potensi strategi untuk meningkatkan profitabilitas dengan segmen pasar dan kemudian mengidentifikasi dampak potensi keuntungan mereka Langkah utama yang terlibat dalam menerapkan ACURA framework adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi segmen kunci dan karakteristik mereka. Pilih dua sampai 3 segmen dengan potensi keuntungan jangka panjang terbesar b) Menentukan strategi umum ACURA c) Menentukan strategi ACURA yang berhubungan dengan segmen yang dan membuat perkiraan potensi keuntungan d) Mengidentifikasi metrik kunci untuk setiap segmen dan potensi keuntungan secara keseluruhan e) Menentukan faktor-faktor penting untuk sukses dalam implementasi CRM,
Customized Customer
Penetapan merek bersama (Co-branding) adalah aliansi antara dua merek yang sengaja dibuat jelas di mata konsumen atau dengan kata lain merupakan suatu strategi aliansi dimana satu produk atau jasa secara bersamaan diberi dua merek atau lebih. Selain itu pula, Co-branding juga dapat diartikan merupakan strategi yang cukup efektif untuk memperkenalkan suatu merek ke pelanggan dari merek lainnya. Co-branding bisa juga menjadi salah satu pilihan untuk mendiferensiasi merek kita di pasar.
Fokus co-branding adalah sinergi yang saling menguntungkan, baik kognitif, emosional maupun perilaku. Co-branding mengacu pada proses bersama dalam pembangunan merek Co-branding mengambil tiga bentuk yang berlainan. Secara garis besar, tujuan co-branding adalah meningkatkan nilai ekuitas merek dengan menggabungkan kekuatan merek-merek yang berkolaborasi.
Ada tiga jenis penetapan merek bersama (Co-branding) antara lain : 1. Penetapan merek bahan, mengidentifikasi sebagian merek yang membuat produk. Contohnya dari merek bahan antara lain adalah Intel ( sebuah MicroProcessor) yang ada dalam computer pribadi, seperti Compaq. 2. Penetapan merek kerjasama, dimana dua merek menerima perlakuan yang sama dalam meminjam ekuitas merek satu sama lainnya, seperti Citibank dan Amerika Airlines. 3. Penetapan merek saling melengkapi, dimana produk diiklankan atau dipasarkan bersama untuk menganjurkan penggunaan, seperti merek minuman keras (Seagrams) dan alat campuran yang cocok.
Menurut Peter F. Drucker, Entrepreneurship adalah the practice of consistently converting good ideas into profitable commerce venture. Secara bebas dapat diartikan bahwa Entrepreneurship adalah suatu aktivitas yang secara konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan. Disamping itu, Peter F.Drucker juga mengemukakan Entrpreneurship sebagai kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seseorang wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Disitu tampak bahwa komponen yang penting adalah Consistent, Convert, Ideas, dan Profitable. Consistent (Konsisten) berarti tindakan itu dilakukan secara terus menerus dengan tingkat determinasi yang tinggi, sedangkan Convert (konversi) mengandung makna mengkonversi dari sesuatu hal yang tidak berarti menjadi hal baru yang bernilai. Juga hal yang terpenting adalah adanya Ideas (ide-ide) yang brilian namun dapat diwujudkan secara riil. Menurut saya, ide yang ditransformasikan menjadi sesuatu yang riil dan bernilai ekonomis adalah akar (root) dari Entrepreneurship. Ide-ide (dan juga imajinasi) merupakan suatu komponen mutlak yang mesti dimiliki oleh mereka yang ingin sukses.
Peggy A Lambing & Charles R Kuehl, menyatakan bahwa setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu: a. Kemampuan (hubungannya dengan IQ dan skill) b. Keberanian (hubungannya dengan Emotional Quotient dan mental) c. Keteguhan hati (hubungannya dengan motivasi diri) d. Kreatifitas yang memerlukan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungannya dengan experience).