Anda di halaman 1dari 6

http://www.walgreens.com/topic/promotion/well-at-walgreens.

jsp
http://www.chaindrugreview.com/front-page/newsbreaks/samestore-sales-spike-in-september-at-
walgreens
http://www.chaindrugreview.com/newsbreaks-archives/2013-03-25/walgreens-flagship-debuts-at-
empire-state-building


Puluhan warga antre untuk memeriksa kesehatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat, Kabupaten
Mimika, Papua, kemarin. Warga dan berbagai suku di wilayah Timika mulai menyadari pentingnya
kesehatan. Layanan kesehatan gratis yang dimiliki Lembaga Pengembangan Masyarakat
Amungme-Kamoro itu mampu menekan angka kematian warga dan berbagai penyakit.
http://www.bisnis-kti.com/index.php/2011/02/pelayanan-di-igd-rs-jayapura-lumpuh/
JAYAPURA: Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah DOK II
Jayapura, Papua, lumpuh total akibat para perawat takut setelah diancam oleh salah satu
keluarga pasien.
Informasi yang diperoleh hari ini menyebutkan kejadian tersebut bermula ketika salah seorang
pasien yang tidak diketahui identitasnya ingin berobat, namun tidak mendapat pelayanan yang
baik sehingga memicu kemarahan pihak keluarga.
Reggy Masosendifu, salah seorang keluarga pasien ditemui wartawan di area rumah sakit
membenarkan hal itu, dan mengatakan sejak pagi pelayanan IGD tidak berlangsung karena para
perawat merasa ketakutan.
Dia menjelaskan, pada Rabu (23/2) malam, ada seorang dokter bagian IGD dipukul oleh salah
seorang keluarga pasien. Hal itu terjadi lantaran pelayanan dinilai sangat lambat.
Menurut dia, kemungkinan pelayanan IGD kembali dibuka jika ada aparat Kepolisian yang datang
untuk berjaga dan menjamin keamanan para perawat.
Sejak pagi tidak ada pelayanan IGD, menurut informasi yang saya dapat para perawat merasa
takut lantaran keluarga korban mengancam akan kembali, ujar Reggy.
Tampak suasana ruang IGD yang biasanya dipenuhi oleh pasien kini tampak sepi. Selain itu, tidak
ada satu pun perawat ataupun dokter yang terlihat.
Akibat tidak adanya pelayanan, membuat pasien yang datang berobat akhirnya memilih pulang.
(mw)online casino

Minim Pelayanan Kesehatan, 8 Jiwa Melayang di Mamberamo
http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/kab-supiori/item/8816-minim-pelayanan-
kesehatan-8-jiwa-melayang-di-mamberamo
Selasa, 24 September 2013 09:26
JAYAPURA Wabah penyakit Demam Berdarah yang
melanda 5 kampung di Distrik Foufaer, Kabupaten
Mamberamo Raya, dikabarkan sudah delapan orang
meninggal dunia. Penyebab meninggalnya 8 warga itu,
akibat minimnya pelayanan kesehatan diwilayah tersebut.
Warga yang meninggal masing-masing berasal dari
Kampung Tarude dengan jumlah korban 4 orang,
Kampung Fokri 3 orang dan Kampung Bareri 1 orang.
Sementara itu puluhan lainnya kini masih dalam kondisi
sakit, ujar Tokoh Pemuda Distrik Foufaer, Kabupaten Mamberamo, Kores Kebou, saat
bertandang ke Redaksi Bintang Papua, Senin (23/9).
Dikatakan, sebagai Tokoh Pemuda, dirinya berharap Bupati Kabupaten Mamberamo segera
memerintahkan SKPD yang terkait guna melihat dan menangani persoalan kesehatan dimana
saat ini ada wabah penyakit yang melanda warga ditengarai minimnya layanan kesehatan di lima
kampung tersebut.

Pelayanan kesehatan harus difungsikan sampai ke kampung-kampung, terutama di Pustu.
Karena saat ini kondisi warga cukup memprihatinkan ditengah wabah yang menyerang puluhan
orang disana, ungkapnya.
Meski demikian, ia mengakui di wilayah tersebut sudah ada tenaga medis, namun masih dalam
jumlah yang terbatas ditambah lagi dengan obat-obatan yang kurang memadai guna memberikan
layanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Hal ini menurutnya, sudah berulang kali
disuarakan kepada pemerintah daerah agar ada penambahan tenaga kesehatan disertai dengan
distribusi obat tetapi sampai sekarang belum ada jawaban yang nyata.
Bahkan sampai ke pemerintah provinsi melalui dinas yang terkait hal ini sudah kami sampaikan
bahwa disana ada banyak anak-anak dan ibu hamil serta orang tua yang membutuhkan sentuhan
pelayanan kesehatan. Untuk itu saya berharap segera ada respon dari pemerintah untuk melihat
kondisi masyarakat saat ini, terangnya.
Ia menambahkan, karena lambatnya penanganan membuat para penderita meninggal dunia,
sehingga dirinya meminta pemerintah segera membuka mata terhadap kebutuhan mendasar di
bidang kesehatan yang sekarang sangat dibutuhkan oleh warga di lima kampung di distrik
tersebut. (ADF/Art/Jir/LO1)

http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/papua/papua-selatan/item/9881-kurangi-pasien-
rujukan-ke-luar-daerah
Sabtu, 26 Oktober 2013 22:01
Kurangi Pasien Rujukan ke Luar Daerah
Eksistensi Rumah Sakit Tipe B
MERAUKE - Rencana pembangunan rumah sakit tipe B di Merauke tahun 2014 mendatang
merupakan upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke untuk mengurangi jumlah pasien yang
akan dirujuk ke luar daerah karena fasilitasnya kurang memadai untuk melakukan terapi atau
penyembuhan pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Stevanus E. Osok mengatakan, sarana dan
fasilitas rumah sakit tipe B akan menunjang perawatan dan pengobatan pasien ketimbang fasilitas
di RSUD Merauke yang ada saat ini. Dimana, akan dibangun gedung megah yang ditunjangi
peralatan medis dan dokter spesialis. Dan sesuai master plan pembangunan akan berjalan kurang
lebih 4 tahun, jika dananya berjalan lancar.

Jika pasien harus dirujuk keluar daerah memang masih tetap, tapi tidak terlalu banyak seperti
sekarang. Selama ini pasien yang harus menjalani operasi dikirim keluar daerah, nanti semua bisa
ditangani disini, kalau rumah sakit sudah masuk tipe B, kata Osok kepada wartawan, kemarin.
Fasilitas rumah sakit tipe B, lanjutnya, akan dilengkapi dengan ruangan yang memadai, dokter-
dokter spesialis, seperti dokter bedah, penyakit dalam, anak, syaraf, mata, psikiatri beserta
spesialisnya yaitu kulit, jantung, saluran pencernaan (ahli estero gastrologi). Rumah sakit tipe B
juga akan ditunjang radiologi, anastesi, laboratorium dan tenaga ahli radiologi anatomi (RA).
Kedepan rumah sakit di Merauke justru menjadi rujukan dari kabupaten lain. Kalau rumah sakit
kita bagus, pasti pasien dari Boven Digoel, Mappi dan Asmat akan rujuk ke sini. Karena selama ini
pasien dari Asmat dirujuk ke Timika, tetapi kalau rumah sakit kita sudah tipe B, berarti lebih bagus
dari Timika. Sehingga kemungkinan pasien dikirim kesini, tandas Osok.

http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/ekonomi/item/10121-pt-askes-dan-
jamsostek-siap-jadi-bpjs
Sabtu, 02 November 2013 07:47
PT. Askes dan Jamsostek Siap Jadi BPJS
JAYAPURA Menyongsong
proses transformasi PT Askes
dan Jamsostek menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS), kedua perusahaan
asuransi milik pemerintah
tersebut terus gencar
melaksanakan sosialisasi ke
kalangan dunia usaha dan mitra
kerjanya.
Hal itu seperti pada Kamis (
31/10/2013), PT Askes dan
Jamsostek bersinergi melakukan
berbagai kegiatan, salah satunya
dengan mengadakan sosialisasi
pengalihan program JPK ke
BPJS kesehatan.
Selaku Kepala Cabang PT Askes Persero Cabang Jayapura, Natalia Panggelo, kepada Bintang
Papua mengatakan, upaya tersebut untuk menyongsong PT. Askes menuju BPJS.
Selain menggandeng PT. Jamsostek yang akan beralih ke BPJS juga melakukan berbagai
sosialisasi, diantaranya pengalihan program JPK ke BPS yang diikuti berbagai mitra, serta
rekanan juga pihak-pihak yang berkepentingan, ujarnya di sela-sela pelaksanaan sosialisasi di
Hotel Lee Primeire Jayapura, kemarin.
Dikatakan, PT Askes yang hingga kini mempunyai sekitar 116 ribu peserta aktif, setelah nantinya
menjadi PBJS kesehatan, otomatis PT Askes akan meng-cover program layanan kesehatan yang
meliputi, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, pensiun dan jaminan
kematian.
Menurutnya, manfaat jaminan kesehatan yang bersifat memberikan pelayanan perorangan,
mencakup pelayanan promotif, preventif, akuratif, rehabilitatif, pelayanan obat.
Sedangkan pelayanan kesehatan yang dijamin, meliputi pelayanan kesehatan tingkat pertama,
(RJTP dan RITP), pelayanan tingkat lanjutan dan pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh
menteri.
Hal senada juga diucapkan Kepala Cabang PT Jamsostek, Jafar Puarada disela-sela kegiatan
sosialisasi tersebut, langkah-langkah prefentif telah ditempuh Jamsostek.
Hal itu, selain melakukan sosialisasi terhadap berbagai pihak lewat Sinergi dengan PT Askes,
juga menyusun serta merumuskan sistem dan prosedur operasional.
Yang tentunya hal tersebut sangat mutlak diperlukan untuk memulai beroperasinya sistem BPJS
ketenagakerjaan di dalam Jamsostek, serta penerapan program Sistem Informasi Pengelolaan
Peserta (SIPP).

http://bintangpapua.com/index.php/keerom/item/9968-fokus-peningkatan-kualitas-sdm
Rabu, 30 Oktober 2013 06:56
Fokus Peningkatan Kualitas SDM
Sebagai salah satu upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB Mandiri di wilayah
terluar dan perbatasan, BkkbN bersama SIKIB (Solidaritas Istri-Istri Kabinet Indonesia
Bersatu)menggelar sejumlah kegiatan di Papua. Berikut kegiatan yang digelar di Keerom, Selasa
(29/10) kemarin.

Laporan Ahmad Jainuri - Bintang Papua
KEDATANGAN rombongan dari
BkkbN Pusat dan SIKIB di
Kampung Wulukubun, Distrik
Skamto, Kabupaten Keerom,
tampak disambut antusia dan
meriah, dengan sambutan yang
digelar warga berupa aneka
tarian penyambutan dari
berbagai daerah, baik dari
Papua, Batak, Ambon, dan
group nasid anak-anak
setempat, untuk menyambut
kedatangan rombongan.
Turut menyertai dalam
rombongan SIKIB, perwakilan
dari Kementrian Perumahan
Rakyat (Kemenpera), BNN
(Badan Narkotikan Nasional),
dan kru dari Pundi Amal SCTV.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan tim dokter dari RS Sudibjo Sardadi,
Pundi Amal SCTV dan tim dokter dari BkkbN, sejumlah kegiatan digelar sejak pagi sebelum
rombongan dari Jakarta tiba. Diantaranya berupa kegiatan pengobatan masal, khitanan masal dan
pelayanan KB gratis.
SIKIB sendiri yang dipimpin oleh Ny Ratna Joko Suyanto, dalam kesempatan kunjungannya ke
Kabupaten Keerom melakukan peresmian tiga rumah pintar yang dibangun di tiga tempat, yaitu di
Kotaraja (Kota Jayapura), di Sentani (Kabupaten Jayapura) dan di tempat acara berupa Rumah
Pintar Papeda (Papua Penuh Damai), pencanangan program Berserri (Bersih, Sehat Ramah
Lingkungan Rapi Indah), serta pemberian bantuan alat-alat sekolah, alat-alat kesehatan termasuk
alat KB, dan sejumlah bantuan lainnya.
Tentang program KB sendiri, menurut Direktur Kepesertaan KB BkkbN Pusat, dr. Tri Cahyadi,
saat memberikan kata sambutannya bahwa pelaksanaan program KB setelah era reformasi,
bukan hanya terbatas pada upaya pengaturan jarak kelahiran.
Program KB juga meliputi program peningkatan kualitas SDM, juga meliputi program-program
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan Deputi Bidang KB KR BkkbN Pusat, dr. Yulianto Wicaksono kepada wartawan di sela-
sela acara tersebut mengungkapkan melalui rumah pintar tersebut, pihaknya juga akan berupaya
memanfaatkan untuk mensosialisasikan program KB.
Melalui rumah pintar yang lebih menonjolkan issu tentang peningkatan kualitas. Kita juga akan
berkantor di sini, melalui BKB (Bina Keluarga Balita), ungkapnya.
Ny Ratna Joko Suyanto di sela-sela melihat pelaksanaan kegiatan khitanan masal, kepada
wartawan mengungkapkan bahwa pihaknya berharap rumah pintar tersebut bisa dimanfaat
dengan baik oleh seluruh masyarakat di daerah Keerom.
Karena pendirian SKIB salah satu tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan kualitas
pendidikan dan kesehatan masyarakat, ujarnya.
Sementara itu, Bupati Keerom, Yusuf Wally,S.E., M.M., mengharapkan agar Rumah Pintar
tersebut bisa lebih memadukan hubungan antara anak-anak transmigran dengan anak-anak asli
Papua.
Saya ingin rumah pintar ini dapat diatur untuk bagaimana bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat
yang ada di Keerom. Yakni bisa memadukan anak-anak asli Papua dan anak-anak transmigran,
sehingga tidak ada perbedaan. Semua mereka sama-sama, harapnya.(**/aj)

http://bintangpapua.com/index.php/waropen/item/9890-tim-up2kp-tinjua-pelayanan-kesehatan-di-
rsud-serui
Minggu, 27 Oktober 2013 09:22
Tim UP2KP Tinjua Pelayanan Kesehatan di RSUD Serui
SERUI - Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kesehatan Provinsi Papua Drg. Aloysius Giyai,
M.Kes. yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan
Papua bersama tim melakukan pertemuan dengan direktur RSUD Serui bersama Staf Perawat,
untuk meninjau pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Aloysius Giyai di awal pertemuannya menjelaskan bahwa kehadirnya bersama tim ke Serui yakni
untuk melakukan sosialisasi dalam rangka Percepatan Pembangunan Pelayanan Kesehatan di
tanah Papua sekaligus peninjauan Pelayanan Rumah Sakit, serta persoalan-persoalan yang di
hadapai oleh pasien dan para medis sesuai dengan mandat yang di berikan oleh Gubernur.

Kedatangan kami di RSUD Serui dan Dinas Kesehatan Kabupaten kepuluan Yapen bukan
karena kehendak kami, tapi atas dasar utusan dari Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur dalam
rangka percepatan melakukan perubahan pembangunan dan pelayanan kesehatan di tanah
Papua, dimana sesuai amanatnya, Gubernur menghendaki semua hal yang disuarakan dan
dikeluhkan oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan harus di rubah, tandas Aloysius.
Dijelaskan, pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) melalui
Perpu Gubernur Provinsi Papua No.16 tahun 2013 dan Perpu No. 176 tentang keanggotaan
UP2KP dan fungsi tugasnnya masing-masing, yang didasarkan atas keprihatinan Gubernur
Provinsi Papua tentang tindakan kesehatan di Provinsi Papua baik pada pelayanan dasar
kesehatan di Pusksmas, Pustu maupun RSUD sebagai pusat pelayanan Rujukan.
Lanjutnya juga, kehadiran Tim UP2KP di sambut baik oleh pemerintah daerah dalam hal ini
Direktur RSUD Serui Dr. Widianto Pratikto,sekaligus hadir bersama pada Dokter dan masing-
masing kepala Bidan dan staf RSUD Serui.

http://bintangpapua.com/index.php/2012-12-03-03-14-02/2013-01-02-06-12-35/item/9783-up2kp-
berikan-penguatan-empat-kabupaten-di-papua
Kamis, 24 Oktober 2013 06:43
UP2KP Berikan Penguatan Empat Kabupaten di Papua
JAYAPURA - Sebanyak empat kabupaten di Provinsi Papua diberikan penguatan dalam bidang
kesehatan masyarakat melalui program Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua
(UP2KP).
Direktur Eksekutif UP2KP, Aloysius Giay di Jayapura, Rabu (23/10) mengatakan penguatan
bertujuan untuk pembangunan rumah sakit rujukan yang representatif dan memenuhi standar.
Keempat kabupaten itu Kabupaten Merauke, Kabupaten Biak, Kabupaten Jayawijaya dan
Kabupaten Nabire.
Masing-masing kabupaten tersebut sudah menyiapkan design dan rencana pembangunan rumah
sakit tersebut.
Dalam kunjungan kami nanti, kami akan melihat pembiayaan perencanaan pembangunan dan
legislasi pendirian rumah sakit rujukan tersebut.

Lebih lanjut Giay menjelaskan bahwa di 4 kabupaten tersebut, UP2KP juga akan melihat dari
dekat, sarana dan pra sarana kesehatan berjalan baik atau tidak.
Kami akan mengidentifikasi seluruh permasalahan kesehatan, baik itu menyangkut pelayanan di
rumah sakit, maupun juga dengan pelayanan kesehatan dasar, Puskesmas, Pustu, Polindes,
bagaimana imunisasinya sudah jalan baik atau belum, katanya.
Giay mengungkapkan, selama ini banyak rakyat di kampung-kampung belum mengetahui hak
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
UP2KP juga akan membuat regulasi baru untuk sistem kerja tenaga medis, agar tidak lagi
meninggalkan tempat tugasnya, tegas Giay.
Ia menambahkan regulasi itu juga berlaku bagi pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota dalam
penganggaran percepatan kesehatan bagi warga setempat.
UP2KP dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 16/2013 tentang
pembentukan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP). Selanjutnya,
keputusan Gubernur Papua Nomor 176/ 2013 tentang keanggotaan UP2KP. UP2KP langsung
dibawah pengawasan Gubernur Papua. (ant/achi/lo1)

Anda mungkin juga menyukai