Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Debit

Definisi debit adalah besaran yang menunjukkan volume fluida atau cairan (m
3
yang
mengalir melalui suatu penampang per satuan waktu (sekon). Untuk fluida atau cairan tidak
kompresibel, debit dinyatakan sebagai hasil kali antara laju aliran dengan luas penampang
dan dirumuskan :

Q = A . V

Keterangannya adalah
A : Luas Penampang (m
2
)
V : Laju aliran fluida atau cairan (m/s)


Mengenal Oli Rem/Brake Fluid
REP | 02 November 2010 | 21:12 Dibaca: 895 Komentar: 0 Nihil
Sistem rem pada kendaraan memiliki fungsi yang amat vital. Sitem rem dirancang untuk
mengurangi kecepatan atau memperlambat dan menghentikan kendaraan. Prinsip dasar dari
sistem rem kendaraan adalah memanfaatkan tenaga hydraulic untuk menggerakkaan master
cylinder kemudian akan mengaktifkan rem pada roda.
Fluida yang digunakan untuk sistem rem adalah oli yang kusus dan bukan sekedar berfungsi
sebagai pelumas saja. Tugas oli rem yang utama adalah menjadi media perantara yang
mentrasmisikan tenaga hydraulic ke seluruh sistem rem. Kita mengenalnya dengan brake
fuid.
Spesifikasi Brake Fluid
Standar spesifikasi oli rem mengacu pada united states department of transportation (DOT)
dan spesifikasinya adalah DOT 2, DOT 3, DOT 4, DOT 5 dan DOT 5.1. Semakin tingi angka
DOT pada oli rem menunjukkan angka titik didihnya semakin tinggi. Saat ini oli rem yang
banyak beredar di pasaran adalah DOT 3, DOT 4, DOT 5, dan DOT 5.1
Untuk DOT 2, menggunakan bahan dasar castor oli ( minyak jarak ). DOT 3, DOT 4, dan
DOT 5.1 bahan dasarnya terdiri dari beberapa mineral oil, glycol esters dan ethers, ada juga
yang menggunakan synthetic oil, oli rem dengan spesifikasi di atas dapat saling digunakan,
yang membedakan adalah kemampuan suhu kerjanya. DOT 5.1 memiliki sifat aliran yang
lebih baik dibanding yang lain, sehingga cocok untuk sistem rem dengan ABS. DOT 5 bahan
dasarnya menggunakan silicone dan tidak dapat saling pakai dengan oli rem berbasis glycol
dan juga sebaliknya.
DOT 3 dan DOT 4 terbat dari bahan dasar glycol yang juga dipakai sebagai bahan dasar
untuk radiator coolant dan pengencer cat. DOT 3 dan DOT 4 memiliki kelemahan yaitu
mudah sekali menyerap uap air atau air dari atmosphere.Dengan mudahnya menyerap uap air
atau air mengakibatkan kinerja rem kurang optimal karena diakibatkan adanya air pada oli
rem yang akan menyebabkan titik didih rem menurun. Masalah lain yang akan ditimbulkan
adalah adanya karat pada sistem rem.
DOT 5 diciptakan menggunakan bahan dasar silikon dikarenakan untuk mengatasi masalah
adanya penyerapan air pada oli rem sebelumnya, karena sifat silikon tidak bersifat menyerap
air dan titik didihnya lebih tinggi. Namun DOT 5 juga memiliki kelemahan yaitu kemampuan
pelumasnya sangat kurang di saat temperatur oli rem tinggi, dengan kata lain viskositas
olinya sangant terpengaruh terhadap perubahan temperature.
DOT 5.1 hampir sama dengan DOT 3 dan DOT 4 yang menggunakan dasar glycol dan
menggunakan aditif borate ester, tetapi komposisi aditif untuk DOT 5.1 adalah berkisar 70-80
%. Dengan kisaran seperti itu akan membuat titik didih DOT 5.1 lebih tinggi dibanding DOT
3 dan DOT 4, namun titik didihnya hamper sama dengan DOT 5.
Bagaimana minyak rem terkontaminasi?
Umumnya brake fluid atau oli rem terkontaminasi oleh uap air atau air. Air banyak sering
kita temukan pada sistem rem dan masuknya air pada sistem rem bisa disebabkan oleh hal-hal
berikut :
1. sealing yang kurang baik pada sistem produksi
Akibat sealing yang kurang baik mengakibatkan air mudah masuk kedalam sistem rem
2. Kontaminasi dengan udara
Dengan iklim Indonesia yang tropis membuat peluang oli menyerap uap air lwbih besar.
3. Kondensasi atau pengembunan
Adanya ruang kosong yang diisi oleh udara akan membuat terjadinya uap air dan ini biasanya
karena saat penggantian oli rem tidak dilakukan proses bleeding pada sistem rem.
4. Penggunaan oli rem yang terlalu lama.
Oli rem yang tidak diganti secara berkala akan menyebabkan kandungan air pada sitem akan
semakin banyak, lebih-lebih karena tempat atau wadah atau juga saluran oli rem yang ada di
sistem rem berhubungan langsung dengan udara.
sumber referensi = techno info, edisi no 38 tahun 2008
Mengenal Sistem Pengereman, Soal Minyak
Rem

Cairan yang mendukung kinerja sistem pengereman secara general. Tanpa ada minyak rem,
tekanan fluida tak bisa mendorong piston di kaliper dan menggerakan kampas rem.

Makanya minyak rem atau brake fluid merupakan salah satu komponen yang vital.
Kandungan kimia yang ada di dalam minyak rem mampu menahan tekanan hingga suhu
(titik didih) tinggi, papar Dian.

Istilah keren untuk standar kemampuan titik didih minyak rem adalah DOT (Departement Of
Transportation) yang merupakan standar dari Amerika.

Di pasaran, tersedia minyak rem mulai dari DOT 3,4 hingga 5. Bahkan ada lagi spesifikasi di
atas itu dengan embel-embel racing yang mampu menahan suhu (titik didih) di atas 250
derajat Celcius.

Karakter cairan seperti ini sudah selayaknya di kuras setiap periode waktu tertentu untuk
memastikan tekanan fluida ke kaliper selalu terjaga.

Lakukan pengurasan secara berkala minimal 6 bulan sekali di bengkel lan
WARTAPEDIA - Hati-hati dalam mengunakan minyak rem pada kendaraan Anda.
Pasalnya, minyak rem dapat berpengaruh pada pengereman kendaraan. Misalnya minyak rem
DOT 4 DOT (singkatan dari Department of Transportation, AS).
Minyak rem ini memiliki titik didih yang lebih tinggi dari kelas dibawahnya atau DOT 3.
Pasalnya, perbedaan spesifikasi minyak rem ada pada titik didihnya.
Minyak rem DOT 4 memiliki titik didih 185 derajat celcius yang biasa digunakan pada mobil
balap. Kerena minyak rem ini memang dikhususkan untuk pengereman ekstrem.
Meski kekhususanya digunakan di lintas balap, namun Anda juga tidak bisa serta merta
mengunkanannya pada mobil Anda bila Anda sering melaukan pengereman dalam keadaan
ekstrim seperti seorang pembalap. Karena mobil Anda sudah di set tersendiri oleh pabrikan
bukan untuk mengunakan minyak rem yang memiliki kapasitas tersebut.
Untuk mobil-mobil standard atau diluar arena balap, minyak rem yang lazim digunakan
adalah minyak rem dengan kualitas kegunaan sedang yang memiliki titik didih 140 derajat
celcius. Yakni minyak rem DOT 3.
Minyak rem DOT 3, DOT 4, dan DOT 5.1 terbuat dari bahan dasar glikol yang bersifat
menyerap air (higroskopis), sedangkan DOT 5 terbuat dari bahan dasar silikon yang tidak
menyerap air.
Meski begitu, sebaiknya Anda mengisi minyak rem sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan
pembuat mobil. Meski bahan dasarnya sama, jangan pernah mencampur minyak rem yang
spesifikasi DOT-nya berbeda karena dapat menimbulkan reaksi kimia yang bersifat sangat
korosif.
Spesifikasi minyak rem setiap mobil dapat dibaca dalam buku manual, atau tertera pada tutup
tabung penampung minyak rem di ruang mesin. Tapi yang perlu Anda ingat adalah minyak
rem DOT 3 dan DOT 4 dapat merusak cat mobil bila megenai bodi mobil Anda, untuk itu s

Read more: Panduan Memilih Minyak Rem Untuk Mobil
Spesifikasi Minyak Rem


Terdapat dua macam minyak rem yang umum digunakan oleh dunia otomotif yakni mengandung
Polyalkylene Glycol Ether dan Silikon atau Polymer berbasis Silicium. Tetapi minyak rem yang
berbahan dasar Polyalklene Glycol Ether lebih popular termasuk dalam dunia racing. Bahan kimia
sebagai bahan dasar minyak rem ini serupa dengan bahan anti beku pada radiator coolant (ethylene
glicol). Bahan dasar ini termasuk bahan beracun dan perlu seratus tahun bagi alam untuk
menguraikannya.
Selain itu minyak rem diklasifikasikan dalam empat kategori: yakni DOT3, DOT4, DOT5.1 dan DOT5.
Untuk informasi, DOT merupakan singkatan dari Departement Of Transportation (USA) yang
menentukan tingkat spesifikasi minyak rem, semakin tinggi angka yang mengikuti kata DOT berarti
pula semakin tinggi titik didihnya.
(AFd, ArisFH)

DOT5
Minyak rem berspesifikasi DOT5 berbahan dasar silikon. Minyak rem ini umumnya digunakan pada
kendaraan militer, seperti pada kendaraan tempur angkatan bersenjata Amerika Serikat. Alasannya
silikon tak merusak cat permukaan luar kendaraan, hal yang penting dalam penyamaran. DOT5 pun
biasanya digunakan oleh show car, ataupun kendaraan yang akan lebih banyak disimpan di garasi,
seperti kendaraan klasik.
DOT5 mampu dapat bekerja pada tekanan relatif tinggi namun tidak mempunyai daya lumas yang
baik (gesekannya terlalu besar). Karena gesekan antara minyak rem dan salurannya maka membuat
pengendara mesti menekan pedal rem lebih kuat agar sistem rem bekerja. Kondisi seperti ini biasa
diistilahkan sebagai rem keras atau bagel.
Silikon adalah cairan yang tidak menyerap air (non-hydroscopic), sehingga sifat dan kemampuan
silikon stabil pada suhu tinggi. Air pada sistem rem akan membuat titik didih menurun, otomatis
berpengaruh pada penurunan kemampuan sistem rem. Seperti diketahui, air akan mendidih pada
100 derajat Celcius, uap air yang timbul karena pemanasan sistem akan membuat vapor lock
(resistansi) pada saluran rem. Akibatnya, rem menjadi blong.
DOT3, DOT4, dan DOT5.1
Minyak rem berspesifikasi DOT3,4 dan 5.1 mengandung Polyglycol ethers yang hydroscopic, artinya
mempunyai sifat menyerap air. Bila dicampur/tercampur air, minyak rem tersebut tetap berwujud
sama sekalipun sifatnya sudah berubah. Polyglycol hanya berkemampuan setengah silikon dalam
menerima tekanan. Hal ini membuat pedal rem terasa tak sekeras sistem rem yang menggunakan
DOT5.
Untuk mobil racing, dry boiling point menjadi penting. Karena sifat ketiganya yang hydroscopic yang
bisa menyebabkan vapor lock, maka untuk itulah para pembalap biasa mengganti minyak rem
sebelum iven, tak lain agar performa minyak rem primaa. Sebab saat balap, sistem rem bekerja
keras, tak jarang cakram rem sering terlihat merah membara. Meski air akan membuat titik didih
minyak rem menurun, namun hal tersebut tidak menjadi isu penting dalam kendaraan harian.
Karena setelah pemakaian beberapa bulan, performa minyak rem kemungkinan hanya mendekati
titik didih wet saja. Tetapi perlu diperhatikan adalah kelembaban udara sebab termasuk faktor yang
mempercepat penurunan performa.
Titik Didih
Umumnya pada kemasan minyak rem akan dicantumkan Wet dan Dry Boiling Point. Istilah boiling
point atau titik didih menunjukkan suhu di mana cairan mendidih. Pada kondisi ini minyak rem akan
mulai menguap sesuai dengan titik didihnya. Wet boiling point adalah titik didih minyak rem yang
mengandung air sebanyak 3 % volume. Sedangkan dry boiling point adalah titik didih minyak rem
tanpa atau belum terkontaminasi air.
Penggantian Minyak RemMinyak rem perlu diganti karena dua alasan, demi perawatan dan
performa. Perawatan, mengganti minyak rem lama otomatis akan membuang air dan kotoran dari
sistem rem. Minyak rem lama harus dibilas sebab air yang diserapnya bisa menyebabkan karat pada
kaliper dan piston rem.
Performa, memakai minyak rem baru tentu membuat sistem rem kembali bekerja optimal sehingga
aman untuk pengereman berat.
Pada kondisi darurat, pencampuran minyak rem bermerek beda namun berspesifikasi sama, dapat
dilakukan. Namun, sebaiknya harus segera diganti karena pada dasarnya kita tidak mengetahui
secara spesifik bahan dari masing-masing merek tersebut. Jangan pernah mencampur minyak rem
berbahan dasar glikol (DOT3, 4, 5.1) dengan minyak rem berbahan dasar silikon (DOT5) karena tidak
akan pernah bisa bercampur. Baca buku pedoman penggunaan kendaraan Anda secara seksama
tentang pemakaian/penggantian
minyak rem.
Spesifikasi minyak rem
ditentukan lewat bilangan
DOT (singkatan dari
Department of Transportation,
AS), yakni DOT 3, DOT 4,
DOT 5, dan DOT 5.1.
Sebagian besar mobil yang
dipakai saat ini menggunakan
spesifikasi DOT 3 atau DOT
4.
Minyak rem DOT 3, DOT 4, dan DOT 5.1 terbuat dari bahan dasar glikol yang bersifat
menyerap air (higroskopis), sedangkan DOT 5 terbuat dari bahan dasar silikon yang tidak
menyerap air.
Perbedaan setiap spesifikasi ada pada titik didihnya. Semakin tinggi angka di belakang DOT,
semakin tinggi titik didihnya sehingga dapat digunakan pada kondisi pengereman yang makin
ekstrem.
Minyak DOT 3, misalnya, memiliki titik didih minimum 140 derajat Celsius, sementara oli
DOT 5.1 titik didih minimumnya mencapai 185 derajat Celsius.
"Minyak rem dengan spesifikasi di atas DOT 4 biasanya digunakan untuk mobil-mobil balap
yang pengeremannya ekstrem. Itu sebabnya harganya sangat mahal, di atas Rp 50.000 per
botol ukuran 500 ml," kata Tjahja Tandjung dari Pusat Oli Toda.
Menurut Tjahja, sebaiknya Anda mengisi minyak rem sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan pembuat mobil. Meski bahan dasarnya sama, jangan pernah mencampur minyak
rem yang spesifikasi DOT-nya berbeda karena dapat menimbulkan reaksi kimia yang bersifat
sangat korosif.
Spesifikasi oli rem setiap mobil dapat dibaca dalam buku manual, atau tertera pada tutup
tabung penampung minyak rem di ruang mesin.
Mengingat minyak rem DOT 3 dan DOT 4 bersifat merusak cat mobil, sebaiknya Anda
berhati-hati saat mengisikan minyak ini ke dalam tabung penampung.
Oleh Dahono Fitrianto
KOMPAS, Minggu, 27-08-2006. Halaman: 22
Forum Activity
roda belakang bunyi nguk,,nguk,,nguk saat jalan se... - [1
reply]
Mazdaer solo absen disini! - [3 replies]
Setting Karburator & stel klep - [0 replies]
(ask) Penyakit umum lantis - [0 replies]
Join Us
DAFTAR DISINI
Aktivasi User
untuk yg baru daftar di website, segera kirimkan username anda ke:
aktivasi@mazda-indonesia.com
untuk diaktivasi
30 haru tidak di aktivasi, akan dihapus
User Login
Username

Password

Remember Me
Forgot your password?
Forgot your username?
Membuat Minyak Rem Mobil

Rem merupakan alat yang vital pada mobil/motor.
Didalam rem ada tabung berisi minyak rem, minyak rem memegang peranan cukup
penting bagi pengendara mobil/motor juga orang-orang disekitarnya, karena
menyangkut keamanan manusia.
Biasanya minyak rem cukup diganti 2 tahun sekali karena kalau tidak diganti bisa
mempercepat kampas/piringan (rem cakram) aus.
Karena kalau minyak rem sudah kotor atau mengandung gas kerjanya kurang pakem,
Air bisa juga terbentuk didalamnya kalau sudah begini titik didihnya turun. Dan air
menjadikan komponen berkarat.
Minyak rem umumnya menyerap air dari udara, karena itu untuk mencegah tutup
reservoir/tangki minyak rem harus terpasang dengan sil yang kuat dan rapat.
Hal yang sama botol minyak rem yg sebagian isinya telah digunakan harus tutup
rapat.
Nah, bagi anda yang ingin bisa belajar sendiri baik yang sudah membuka usaha
otomotif ataupun belum, bisa belajar membuat sendiri dengan kami di Kursus
Matahari.
Alat membuat minyak rem ; gelas ukur, pengaduk, ember.
Bahan membuat minyak rem : emulsifier, antibeku, air,pewarna, pengawet.
Cara membuat minyak rem : campur bahan-bahan berurutan aduk hingga merata.
Arti Kode DOT Pada Minyak Rem

Kode DOT 3, 4 dan 5 pada minyak rem punya maksud untuk menerangkan perbedaan titik didih atau
boiling point. Sedangkan DOT kepanjangan dari Department Of Transportation.

Misalnya DOT 3, minimal titik didihnya 205C dan DOT 4, 230 C. DOT 5 lebih tinggi dari keduanya,
bahan bakunya dari silikon yang sulit bercampur dengan air.

Makanya, minyak rem di atas DOT 3 lebih sering dipakai buat kendaraan kecepatan tinggi dan
berkapasitas besar. Namun, warna di tiap kemasan, ternyata tidak berhubungan langsung dengan
kualitas.

Tapi, buat kendaraan roda dua standar DOT 3 saja sudah cukup. Selain harga lebih murah, suhu
panas saat ngerem masih bisa ditahan. Kecuali semplakan yang sering dibawa ngebut, demi
menjamin keamanan, monggo DOT 4 diadopsi.

Batas waktu pemakaian minyak rem, ketiganya masih sama. Sebagai patokan, diganti setiap 20.000
km. Tapi, jangan mentang-mentang lama, kalau belum waktunya sudah terlihat kurang atau
warnanya berubah, sebaiknya ditambah atau ganti baru.
Oktan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam
bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian
dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara
dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika
campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari
busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C
8
), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana
yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil
tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya,
yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbal Premium
91 Bensin standar di Eropa, Pertamax
92 Bensin standar di Taiwan
[1]

91 Pertamax
[2]

95 Pertamax Plus
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan
tetraethyl lead (TEL, Pb(C
2
H
5
)
4
) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin
tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan
menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin
yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C
2
H
5
Br). Celakanya, lapisan tipis timbal
terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-
negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl
tertiary butyl ether, C
5
H
11
O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan
setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat
menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi
pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa
MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan
bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan
sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul
dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah
diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya
cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar
setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Bilangan Oktan
Ditulis oleh Sukarmin pada 06-07-2009
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-
heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar.
Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk
memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan
dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada
karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana
tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk
menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai
bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.

-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin.
Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya
sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl
Tertiary Butyl Ethe

Pengaruh Nilai OKTAN dalam Bahan Bakar Minyak
Oct 8, '08 2:39 PM
untuk semuanya
Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium,
Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk Pertamina, dan ada juga bensin jenis
lain dari perusahaan asing seperti Shell dan Petronas. Semakin banyak lagi pilihan kita.

Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu
sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin
tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan
88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya.

Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun
belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil/motor kita,
kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga.

Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita (mobil atau motor) pada brosur yang baik akan
menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil
perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak
langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja.

Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin
artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat
bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika
bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas
melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul
keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah "Ngelitik"
(pinging/knocking) . Bagaimana menggambarkan 'kejam'nya ngelitik yang dirasakan piston?
Ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku kira-kira begitu. Perlahan namun pasti..
membuat piston seperti permukaan bulan dan bahkan bisa bolong.
Saat terjadi 'ngelitik', bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal.
Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar.
Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).

Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya dilengkapi
dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga,
jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih 'bertenaga'.
Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-
ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.

Kesimpulan:
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik
bakarnya lebih tinggi).
- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)
- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan
kerak pada ruang bakar atau pada klep.

Solusi Alternatif:
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium pada mesin yang ber-
CR tinggi, namun mesin tidak mengalami 'ngelitik', antara lain:
- Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)
- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung timbal, tidak
ramah lingkungan).
- Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard).
- Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya) .
Perbandingan Nilai Oktan Bahan Bakar : Kompresi Mesin
Posted: 24 June 2009 in Tips & Trick
Tags: kompresi mesin, oktan, pertamax, pertamax atau premium, pertamina, petronas, premium, shell
42
Pernah bingung soal nentuin mau pake Premium ato Pertamax di mobil
ato motor yang kamu pake??
Banyak orang yang cuma berfikir pendek, mesin sama2 bisa idup, kl bisa murah kenapa harus
mahal. Atau ada juga yang mikir, gw mampu kq beli pertamax, prinsipnya kan makin mahal
makin bagus, yaudah gw pake pertamax plus aja skalian.
Pemikiran seperti ini bisa dibilang salah tapi ada benarnya juga. Intinya kenali kebutuhan
mesin anda, salah pilih bahan bakar awal dari bencana. Berikut penjelasannya..
Angka oktan menyatakan kandungan molekul iso oktan di bensin. Molekul ini yang menahan
terjadinya ngelitik atau detonasi. Sehingga makin tinggi oktan, kuat terhadap kompresi tinggi.
Kompresi berbanding lurus dengan angka oktan. Kompresi wajib diimbangi oktan tinggi,
jelas Colin Latung, konsultan perminyakan dari URS Indonesia.
Kesesuaian angka oktan dengan kompresi akan memperkecil kemungkinan terjadi gejala
nggelitik. Kalau tetap memaksakan motor dengan kompresi tinggi menggunakan oktan
rendah, piston akan jebol. Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar, jelas alumnus
Lancaster University, Inggris ini. Artinya, mengubah penggunaan Premium tergantung
kompresi motor. Dalam kondisi estede, lihat saja spesifikasi teknis kendaraan yang dibikin
pabrikan. Motor 4-tak lokal umumnya punya kompresi kisaran antara 9:1 sampai 9,3:1.
Bahkan, motor 4-tak impor seperti Suzuki Satria F150 berkompresi 10,2:1.
Kalau ingin tidak mengalami detonasi, turunkan kompresi. Ganjal head silinder dengan
paking yang lebih tebal, tambah pria beralamat di Jl. Dr. Kusumaatmaja, Jakarta Selatan.
Konsekuensinya, tenaga motor akan melorot. Menurut Colin, tidak masalah. Ini untuk
penggunaan harian bukan balap, tambahnya.
Tapi, bagaimana dengan mengoplos aditif octane booster. Penambahan itu tidak signifikan.
Sebab, kandungan kimia octane seperti Metil Cyclo Pentan Dienyl Manganis Tricarbonil
(MMT) tidak akan besar mendongkrak angka oktan, ungkap Colin.
Bagaimana dengan motor 2-tak. Umumnya, perbandingan kompresi lebih rendah. Jadi,
pindah pemakaian Pertamax ke Premium nggak masalah. Kebutuhan motor 2-tak terhadap
kriteria bahan bakar dianjurkan menggunakan Premium.
Misal, kompresi Kawasaki Ninja-RR 7,2:1. Data Premium beroktan 82-92. Cukup
menyuplai kebutuhan motor berkompresi 7:1-9:1, jelas Freddyanto Basuki, assistant
manager service division, PT Kawasaki Motor Indonesia.
Memang, penggunaan Premium perlu diwaspadai. Soalnya, bahan bakar itu belum bebas
timbel (luar Jabotabek).
OKTAN INDONESIA LEBIH RENDAH
Angka oktan bensin yang beredar di Indonesia menurut Colin Latung lebih rendah dibanding
dengan sejenis di negara lain. Sebab, kita menganut Research Octane Number (RON).
Sedangkan di negara lain, misal, Malaysia menganut Pump Octane Number (POM). Angka
POM didapat dari penjumlahan RON dan MON (Motor Octane Number). Hasilnya dibagi
dua, jelas Colin.
Dengan demikian, kalau angka RON Pertamax dikonversikan ke POM sudah pasti angkanya
turun. Jadi kualitas bahan bakar kita memang tidak baik,.
Jadi intinya, lihat dulu spesifikasi mesin mobil atau motor yang kamu gunakan. Lihat
perbandingan kompresi mesinnya, kl udah tau sesuaikan dengan data berikut.
Pertamax Plus (Oktan 95) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan 10:1 11:1
Pertamax (Oktan 92) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan 9:1 10:1
Premium (Oktan 82) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan7:1 9:1
TIPS :
Jadi udah faham kan? satu lagi tips buat para pengguna kendaraan berkompresi tinggi,
kendaraan anda butuh bahan bakar beroktan tinggi, minimal Pertamax tentunya, Pertamax
adalah bahan bakar non-Subsidi, jadi harga bakal fluktuatif.
Teliti harga sebelum membeli. Bandingkan dengan produk lain dengan nilai oktan yang
sama. seperti Shell, Total, dan Petronas. Ada kalanya harga yang mereka tawarkan lebih
murah ketimbang Pertamina. Kl bisa lebih murah, knapa harus bayar mahal??
Fungsi Angka Oktan Dan Kelebihan Pertamax/Pertamax Plus
Kebanyakan kendaraan pada saat ini memiliki kapasitas mesin yang tidak terlalu besar agar hemat
BBM, namun sebagai solusinya untuk mendapatkan tenaga yang lebih baik menggunakan rasio
kompresi mesin yang lebih tinggi (diatas 9:1). Dengan rasio kompresi seperti itu secara teknis
dibutuhkan bahan bakar yang mempunyai bahan bakar dengan angka oktan (RON atau Reseach
Octane Number) minimum 91. Sebagian Besar motor 4 tak juga telah memiliki rasio kompresi diatas
9:1.

Kenapa angka oktan harus sesuai dengan rasio kompresi mesin? agar tidak terajdi efek KNOCKING
atau yang biasa dikenal dengan "ngelitik". RON atau Angka Oktan merepresentasikan ketahanan
bahan bakar terhadap kompresi didalam mesin tanpa meledak sendiri. maka mesin dengan rasio
kompresi yang tinggi membutuhkan bahan bakar dengan Angka Oktan yang tinggi. Informasi ini
biasanya tertuang dalam buku manual kendaraan.

Bila mesin berasio kompresi tinggi mendapatkan bahan bakar dengan Angka Oktan yang lebih
rendah, akan terjadi tabrakan antara ledakan bahan bakar yang meledak sendiri dan bahan bakar
yang dinyalakan oleh busi, sehingga menimbulak bunyi yang dikenal sebagai "ngelitik" Knocking.
Efek dari Knocking energi mekanik yang dibangkitkan menjadi tidak optimal, mesin menjadi lebih
cepat panas dan pada kasus yang lebih ekstrim bisa membuat piston menjadi rusak hingga
berlubang


Dampak Knocking

Untuk itu pastikan anda menggunakan bahan bakar dengan Angka Oktan yang tepat, mesin yg
memiliki rasio kompresi 9:1 s/d 10:1 membutuhkan bahan bakar beroktan 92 atau sesuai dengan
angka oktan Pertamax, Sedangkan Pertamax Plus yang memiliki nilai oktan 95 sangat cocok
digunakan pada mesin berkompresi 10:1 s/d 11:1.
Namun Pertamax dan Pertamax Plus bukan sekedar oktan tingg tetapi juga memiliki kelebihan yaitu
telah dilengkapi dengan aditif bahan bakar yang mempunyai fungsi:
Detergensi: menjaga intake valve dan ruang bakar tetap bersih agar performa mesin selalu berada
dalam kondisi terbaik
Corrosion Inhibitor: Menjaga tangki, saluran bahan bakar dari karat
Demulsifier: untuk mencegah pembentukan emulsi bahan bakar dan air yang dapat menyumbat
filter bahan bakar



Hasilnya Pertamax yang dilengkapi Aditif dapat membuat mesin tetap bersih dan performa
kendaraan terasa seperti baru kembali, juga memperpanjang umur mesin, menghasilkan suara
mesin yang halus dan tidak menggelitik serta menurunkan emisi gas buang.

Anda mungkin juga menyukai