Anda di halaman 1dari 5

TEORI

Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu padatan dengan
cara memecah, memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapat ukuran yang
diinginkan. Menurut ukuran produk yang dihasilkan alat size reduction dibedakan menjadi
crusher, grinder, ultrafine grinder, dan cutter.
II.1. Macammacam Alat Size Reduction Menurut Produk
a) Crusher
Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi
bongkahanbongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa inch.
Primary crusher
Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran 610
inch.
Secondary crusher
Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher dengan ukuran /4 inch.
b) Grinder
Alat ini beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga bongkahan ini
menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grinder
hanya dapat menerima ukuran feed lebih kecil /4 mesh.
c) Cutter
Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya. Pada cutter ini,
cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil
dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 210 mesh.
Operasi size reduction sering digunakan pada indusriindustri yang memerlukan bahan baku
dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu, misalnya industri semen, batu bara,
pertambangan, pupuk, keramik, dll. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan
ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.
Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukuran partikel yang
dihasilkan. Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang dibutuhkan.
II. 2. Hukum-hukum Size Reduction
a. Hukum Rittinger
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk size reduction berbanding
lurus dengan luasan baru partikel / perbandingan luas permukaan partikel. Setelah reduksi dibuat
model kubik kubusan dengan volume R x F x P inch. Bila F=F, n=1, maka luasan baru yang
ditimbulkan pada operasi reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang dibutuhkan untuk
pertambahan luas line BHFE. Energy yang diperlukan untuk pemecahan kubus:
E =3BF
2
(F-1)
= 3 B F
2
(n-1)
F3 = 3 B (n-1) D
Untuk partikel yang berbentuk kubus, kebutuhan energy yang bisa dihitung dengan menganggap
luasan partikel tersebut mempunyai perbandingan tertentu (k) dengan partikel pada luasan yang
sama / ukuran sama berbentuk kubus, sehingga :

Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Rittinger. Masih banyak terdapat kekurangan dari
hasil percobaan zat padat terhadap fraksi-fraksi yang ukurannya lebih kecil dari hasil yang
terletak di Hukum Rittinger.
b. Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk pemecahan partikel zat padat adalah
berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan:
HP = k log D/d
dimana, HP : tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed k :
konstanta Kick
D : diameter rata-rata feed
Memecah partikel kubus berukuran lebih dari /2 inch adalah sama besarnya dengan energy yang
dibutuhkan untuk memecah partikel /2 inch menjadi 1/4 inch.
c. Hukum Bond
Persamaanlain yang bisa digunakan adalah persamaan Bond. Bond beranggapan bahwa energy
yang dibutuhkan untuk membuat partikel dengan ukuran Dp dari feed dengan ukuran sangat
besar adalah berbanding lurus dengan volume produk. Dengan memecahkan factor sphericity:
Cp / Vp = G / (v). (Dp)
dimana, Cp : luasan partikel produk Vp : volume partikel produk : sphericity
Tenaga sphericity untuk berbagai macam produk dapat dilihat dari bermacam buku, misalnya Mc
Cabe table 261 halaman 80. Besarnya energy yang dibutuhkan :
p / M = Kb / (Dp)^0,5
Dimana Kb adalah suatu konstanta yang besarnya sama, tergantung pada tipe mesin dan material
yang akan direduksi. Hubungan antara Kb dan W sebagai berikut:
Kb = Wi = 0,3162 Wi
dimana, Wi adalah energy dalam Kwh tiap ton feed yang dibutuhkan untuk mereduksi feed
dengan ukuran yang sangat besar sampai menghasilkan produk yang 90% mampu melewati
saringan 100, dimana:
P : dalam satuan kwh
M : dalam satuan ton/jam
Dp : dalam satuan mm
Bila 80% feed mampu melewati screen dengan ukuran Dpa dan 80% produk mampu melewati
screen dengan ukuran, maka gabungan persamaan sebagai berikut:

Harga indeks tenaga Wi dapat dibaca pada Mc Cabe hal 77 tabel 271. Peramaan umum : dE =
dx/xn
dimana, E : energy yang dibutuhkan
x: ukuran partikel
Bila harga n = 1, maka integrasi akan menghasilkan persamaan Rittinger:
E=C ( 1/xp 1/xf)
Untuk n = 1,5, maka pada integrasi akan muncul:

Persamaan lain yang harus dicatat adalah grindability suatu bahan. Didefinisikan sebagai ton/jam
bahan yang dapat dihasilkan menjadi ukuran tertentu dalam pesawat tertentu. Grindabilitas relatif
adalah perbandingan suatu bahan standar dan data grindabilitas tersebut dapat digunakan untuk
memperkirakan kebutuhan energy mereduksi bahan, memperkirakan ukuran jenis pesawat.
II. 3. Beberapa Arti Diameter
a. Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD)
TAAD didefinisikan sebagai diameter ratarata berdasarkan jumlah.

dimana, Di: diameter partikel
Ni : jumlah partikel dengan diameter Di
Mi: massa total partikel dengan diameter Di
m : massa partikel dengan diameter Di
Vi: volume total partikel dengan diameter Di
C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga D
3
adalah volume partikel
untuk bola = a/b, kubus = 1
V : volume partikel dengan diameter Di
b. Mean Surface Diameter
Didefinisikan sebagai diameter rata rata berdasarkan luas permukaan jumlah partikel x lu as

dimana, B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan untuk
kubus B = 6.
c. Mean Volume Diameter
Didefinisikan sebagai diameter ratarata berdasarkan volume

Anda mungkin juga menyukai