Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA


Alamat: Jalan Jend. Ahmad Yani 13 Ulu Palembang 30263, Telepon (0711)
512157 Website: www.um-palembang.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER


No. Dokumen No. Revisi Halaman Tanggal Terbit
P203-GNP-2022 00 1 dari 1 10 Agustus 2022

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (DARING)


PERIODE GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah : Teknologi Partikel


Kode Mata Kuliah / SKS : MWP-203 / 3 sks
Hari / Tanggal : Sabtu / 13 Agustus 2022
Pukul (Waktu) : 13.00 – 15.30 WIB (150 menit)
Sifat Ujian : Terbuka
Dosen Pengampu : 1. Eko Ariyanto, S.T., M.Chem.Eng., Ph.D.
2. Dr. Ir. Eka Sri Yusmartini, M.T.
3. Dr. Ir. Elfidiah, M.T.

Petunjuk Pengerjaan:
1. Kerjakanlah semua soal pada lembar jawaban (soal no. 1, no. 2-3 dan no. 4 masing-
masing dikerjakan pada lembar terpisah), dan tuliskan identitas Saudara secara jelas.
2. Tulisan hendaknya jelas dan terbaca.
3. Tidak dibenarkan membuka buku/laptop/Hp (untuk sifat ujian tertutup).
4. Tidak dibenarkan mencontek dan bekerjasama.
5. Mulailah bekerja dengan membaca Basmallah dan akhiri dengan Hamdallah.

Soal Ujian:

1. Sebuah partikel berbentuk bulatan dengan diameter 0,2 mm memiliki density 2500 kg/m3,
nilai spericiti 0,6. Partikel tersebut dijatuhkan didalam cairan dengan density 1 kg/m 3 dan
nilai viskositas 2 x 10-5 Pas. Hitunglah kecepatan yang dicapai oleh partikel tersebut?

2. Uraikan tentang hukum Size Reduction.

3. Uraikan mekanisme mixing dan mengapa kualitas campuran partikel harus diperhatikan.

4. Apa yang saudara ketahui dari Materi Teknologi Partikel yang di pelajari, sebutkan dan
jelaskan poin-poin tersebut serta beri contoh.

~ Selamat Bekerja ~
NAMA : INGGRA
NIM : 94221006

JAWAB

1. Data PARTIKEL:

Diameter = 0.2 mm maka r = 10-4 m

Density = 2500 kg/m3

Spericiti = 0.6

Data CAIRAN:

Density = 1 kg/m3 Viskositas

= 2 x 10-5 Pas.

V = 2x9.8x(10-4)2 / 9(2x10-5) x (2500 – 1)

= 2.72 m/s

2. A. Hukum Rittinger

Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk size reduction berbanding
lurus dengan luasan baru partikel/perbandingan luas permukaan partikel. Setelah reduksi dibuat
model kubik kubusan dengan volume R x F x P inch. Bila F=F, n=1, maka luasan baru yang
ditimbulkan pada operasi reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang dibutuhkan untuk
pertambahan luas line BHFE. Energy yang diperlukan untuk pemecahan kubus:
E =3BF2(F-1) = 3
B F2 (n-1) F3 = 3
B (n-1) D
B. Hukum Kick
Kick beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk pemecahan partikel zat padat adalah
berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan: HP =
k log D/d dimana, HP : tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed k :
konstanta Kick D : diameter rata-rata feed Memecah partikel kubus berukuran lebih dari 1/2 inch
adalah sama besarnya dengan energy yang dibutuhkan untuk memecah partikel 1/2 inch menjadi 1/4
inch.

C. Hukum Bond
Persamaan lain yang bisa digunakan adalah persamaan Bond. Bond beranggapan bahwa energy
yang dibutuhkan untuk membuat partikel dengan ukuran Dp dari feed dengan ukuran sangat besar
adalah berbanding lurus denganvolume produk. Dengan memecahkan factor sphericity: Cp / Vp = G
/ (v). (Dp) dimana, Cp : luasan partikel produk Vp : volume partikel produk υ : sphericity Tenaga
sphericity untuk berbagai macam produk dapat dilihat dari bermacam buku, misalnya Mc Cabe table
26‐1 halaman 80. Besarnya energy yang dibutuhkan : p / M = Kb / (Dp)^0,5 Dimana Kb adalah
suatu konstanta yang besarnya sama, tergantung pada tipe mesin dan material yang akan direduksi.
Hubungan antara Kb dan W sebagai berikut: Kb = Wi = 0,3162 Wi dimana, Wi adalah energy
dalam Kwh tiap ton feed yang dibutuhkan untuk mereduksi feed dengan ukuran yang sangat besar
sampai menghasilkan produk yang 90% mampu melewati saringan 100μ, dimana: P : dalam satuan
kwh M : dalam satuan ton/jam Dp : dalam satuan mm Bila 80% feed mampu melewati screen
dengan ukuran Dpa dan 80% produk mampu melewati screen dengan ukuran, maka gabungan
persamaan sebagai berikut: Harga indeks tenaga Wi dapat dibaca pada Mc Cabe hal 77 tabel 27 ‐1.
Peramaan umum : dE = dx/xn dimana, E : energy yang dibutuhkan x : ukuran partikel Bila harga n =
1, maka integrasi akan menghasilkan persamaan Rittinger: E=C ( 1/xp – 1/xf) Untuk n = 1,5, maka
pada integrasi akan muncul: Persamaan lain yang harus dicatat adalah grindability suatu bahan.
Didefinisikan sebagai ton/jam bahan yang dapat dihasilkan menjadi ukuran tertentu dalam pesawat
tertentu. Grindabilitas relatif adalah perbandingan suatu bahan standar dan data grindabilitas
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan energy mereduksi bahan, memperkirakan
ukuran jenis pesawat.

1. Mixing/pencampuran adalah suatu proses mencampurkan satu atau lebih


bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya, sehinggaimembuat suatu bentuk
yang seragam dari beberapa konstituen seperti cair-cair, cair-padat, padat- padat, ataupun
cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak disebut fasa kontinyu sendangkan
komponen yang jumlahnya lebih sedikit disebut fasa disperse
Berikut adalah meknisme atau proses mixing sebagai berikut , Proses pencampuran dalam
fasa cair dilandasi oleh mekanisme perpindahan momentum di dalam aliran turbulen. Aliran
turbulen yaitu, pencampuran terjadi pada 3 skalaiyang berbeda diantaranya:
1. Pencampuran sebagai akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang disebut
mekanisme konvektif;
2. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk didalam medan
aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga mekanisme pencampurani ini disebut eddy
diffusion;
3. Pencampuran karena gerak molekular yang merupakan mekanisme pencampuran difusi.
Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah
eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dari
pada pencampuran dalam medan aliran laminar. Sifat fisik fluida yang
berpengaruhipada proses pencampuran adalah densitas dan viskositas.

Kualitas campuran partikel perlu di perhatikan karena Ukuran partikel dan


hubungannya dengan distribusi ukuran sangat mempengaruhi sifat keseragaman
campuran. Semakin kecil ukuran partikel, semakin tinggi gaya interaksi kohesif dan
adhesif yang menyebabkan aglomerasi. Semakin besar ukuran partikel, daya kohesif
dan adhesif partikel akan berkurang.

4. Mata kuliah ini mempelajari dasar-dasar dan aplikasi teknologi partikel


pada bidang-bidang/industri yang memerlukan pengetahuan untuk
proses dan penanganan partikel dan powder.
Pokok bahasan nya antara lain
1. Karakterisasi Partikel
2. Pemrosesan partikel (pencampuran dan segregasi, granulasi, deposisi)
3. Pembentukan partikel (pengecilan dan pembesaran ukuran, granulasi)
4. Transportasi partikel (aliran multifasa, perpindahan pneumatik, unggun
terfluidiasi)
5. Pemisahan fluida-partikel (filtrasi, pengendapan, siklon)
6. Keamanan (bahaya kebakaran dan ledakan partikel halus)

Anda mungkin juga menyukai