Anda di halaman 1dari 18

1

Nama : BERTHARIYANTI
NPM : 1102010047

TUGAS MANDIRI SKENARIO 1 BLOK NEOPLASIA

1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae
1.1. Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma
yang ganas yang berasal dari parenchyma atau merupakan proliferasi maligna dari sel epitel
yang membatasi ductus dan lobulus payudara.

1.2. Epidemiologi
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker
payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari
250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika
Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker
payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.
Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker
lainnya pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini
sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50%
pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 30 bulan.
Kanker payudara juga bisa menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria
dengan wanita.Kanker payudara ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker
payudara di Belanda 91 per 100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70
per 100.000 wanita, Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per
100.000 wanita pada tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000 penduduk
Kanker payudara lebih sering dijumpai pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar 30,35%.
Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda (2002) di Amerika frekuensi kanker payudara
tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun. Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6%
kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun dan jarang pada umur 30 tahun.

1.3. Etiologi
a. Faktor geografik dan lingkungan
Karsinogen lingkungan banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Contohnya seperti sinar
matahari, dapat ditemukan terutama di perkotaan, atau terbatas pada pekerjaan tertentu.
Hal tertentu dalam makanan dilaporkan mungkin merupakan faktor predisposisi. Termasuk
diantaranya merokok dan konsumsi alkohol kronik.
b. Usia
Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal ini terjadi akibat
akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma ganas.
Menurunnya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin berperan
c. Hereditas
Saat ini terbukti bahwa pada banyak jenis kanker, terdapat tidak saja pengaruh lingkungan,
tetapi juga predisposisi herediter. Bentuk herediter kanker dapat dibagi menjadi tiga
kategori:
Sindrom kanker herediter pewarisan satu gen mutannya akan sangat
meningkatkan risiko terjangkitnya kanker yang bersangkutan. Predisposisinya
memperlihatkan pola pewarisan dominan autosomal.
Kanker familial, kanker ini tidak disertai fenotipe penanda tertentu. Contohnya
mencakup karsinoma kolon, payudara, ovarium, dan otak. Kanker familial tertentu
dapat dikaitkan dengan pewarisan gen mutan. Contohnya keterkaitan gen BRCA1
dan BRCA2 dengan kanker payudara dan ovarium familial.
Sindrom resesif autosomal gangguan perbaikan DNA. Selain kelainan
prakanker yang diwariskan secara dominan, sekelompok kecil gangguan resesif
autosomalsecara kolektif memperlihatkan cirri instabilitas kromosom atau DNA
(Kumar dkk, 2007).

2

Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur
lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur
saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya
umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel
yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada
peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit
meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5
kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak
dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai
59 tahun.
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya eksposur.

Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,
probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85%
pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di
usia 60 tahun.

1.4. Klasifikasi
Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi atau invasif
adalah bentuk yang paling umum mencakup 70 80 % kasus.
Karsinoma duktus
1. Intraduktus ( in situ )
2. Invasif
3. Komedo
4. Inflamasi
5. Meduler dengan infiltrasi limfositik
6. Colloid
7. Papillary
8. Scirrhous
3

9. Tubular
Karsinoma lobuler
1. In situ
2. Invasif
Karsinoma nipple
1. Penyakit Paget
2. Penyakit Paget dengan karsinoma intraduktus
3. Penyakit Paget dengan karsinoma duktus invasive
Karsinoma lainnya
1. Karsinoma tidak berdiferensiasi
2. Kistosarkoma filoides

Stadium kanker payudara
Stadium T N M 5 year survival rate
0 Tis (LCIS/DCIS) - -
I T1 N0 M0 93%
IIA T1
T2
N1
N0
M0
M0
72%
IIB T2
T3
N1
N0
M0
M0
72%
IIIA T1/T2
T3
N2
N1/N2
M0
M0
41%

IIIB T4 Any N M0 41%
IV Any T Any N M1 18%



Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)

Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler

Mx : Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya

Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor
kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm
tanpa keterlibatan LN
Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN
terkena, tidak ada penyebaran jauh
Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua
tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
4


1.5. Patogenesis
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi,
yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi
ganas.Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi
tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka
untuk mengalami suatu keganasan.
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara,
beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtomahiperkalsemia, pathological
fractures atau spinal cord compression. Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti
bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi
diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung
kalsium dengan kristalhydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel
kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan
enzimmetaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang
memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel
endotelial yang dimediasi oleh ekspresiVEGF. VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang
bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial
yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan
meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi
sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang
tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
5

Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat
karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan
akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara
beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
Patofisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai
dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause.
Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai
dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammografi tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi
pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan
duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan hipofisis anterior
memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula
terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (kira-kira berdiameter 1
cm). Pada ukuran seperti itu, kira-kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastasis.
Karsinoma payudara 95% merupakan karsinoma, berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara.
Karsinoma payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan
kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan
perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, Sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya
pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri
secara alamiah. Pertumbuhan dimulai di dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma
non-invasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus dan
invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Pada pertumbuhan selanjutnya
tumor meluas menuju fasia otot pektoralis ataupun daerah kulit yang menimbulkan perlengketan-
perlengketan. Pada kondisi demikian, tumor dikategorikan stadium lanjut inoperabel.
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening,
sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun supraklavikuler membesar. Kemudian melalui pembuluh
6

darah, tumor menyebar ke organ jauh antara lain paru, hati, tulang dan otak. Akan tetapi dari penelitian
para pakar, mikrometastasis pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa didahului penyebaran limfogen.
Sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang,
paru-paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita
kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan
muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya.
Diduga penyebab terjadinya kanker payudara tidak terlepas dari menurunnya atau mutasi dari aktifitas
gen T-Supresor atau sering disebut dengan p53. Meskipun mutasi p53 umumnya terjadi pada kanker
payudara berat, namun hanya sedikit yang dapat diidentifikasi pada kanker payudara berat in situ
(kanker payudara intraduktal). Penelitian yang paling sering tentang gen p53 pada kanker payudara
adalah immunohistokimia dimana p53 ditemukan pada insisi jaringan dengan menggunakan parafin yang
tertanam di jaringan. Terbukti bahwa gen supresor p53 pada penderita kanker payudara telah
mengalami mutasi sehingga tidak bekerja sebagaimana fungsinya. Mutasi dari p53 menyebabkan
terjadinya penurunan mekanisme apoptosis sel. Hal inilah yang menyebabkan munculnya neoplasma
pada tubuh dan pertumbuhan sel yang menjadi tidak terkendali.

1.6. Manifestasi klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
Perubahan kulit
a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda cekung
b. Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat
sel kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut
tenggelam ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing
masing membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak
nodul tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna
kemerahan atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk
bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna
merah bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe ini
sering pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.
Perubahan papilla mammae
a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan
sub papilar
b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai
duktus besar.
c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak
aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.
Perubahan kelenjar limfe regional
Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe
tersembunyi.

Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu
semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
7

Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah
timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit,
kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak
normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui
dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar
cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus
memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.
1.7. Diagnosis
a) anamnesis
Terdapat keluhan diketiak atau payudara berupa benjolan merupakan hal yang sering
dikeluhkan oleh pasien. Dapat ditanyakan sudah berapa lama benjolan tersebut ada. Gejala
nyeri juga bisa terjadi. Perubahan ukuran massa juga mengambil peran yang penting dalam
mendiagnosis kanker payudara. Benjolan yang cenderung membesar dan meluas dalam
jangka waktu yang cepat cenderung kearah ganas jika dibandingkan dengan lesi yang
cenderung membesar seiring dengan waktu haid. Riwayat nipple discharge (ND) juga
mengindikasikan kearah keganasan. Lebih signifikan lagi jika ND muncul tanpa harus dipijat,
yaitu spontan. ND juga menjadi menunjang kerah ganas jika terjadi unilateral, terlokalisir
pada salah satu duktus dan terjadi pada pasien yang sudah tua. ND yang terkait dengan
keganasan bisa jernih, darah atau serous. ND yang mengarah ke jinak biasanya bilateral,
berasal dari multiduktus dan biasanya menyerupai susu, kehijauan atau hijau kebiruan.
Riwayat kanker payudara pada generasi pertama dalam keluarga (ibu, anak atau tante
dari ibu) meningkatkan risiko tiga kali lipat , namun ada juga yang berkata sampai 5 kali lipat.
Faktor ini menjadi sangat penting terutama jika ditinjau dari sisi ibu dan bukan sisi ayah. Jika
dari lapis pertama terdapat kanker payudara yang mengenai kedua payudara dan sebelum
masa menopause akan meningkatkan risiko sebesar 6 sampai 7 kali lipat, melakukan
profilaksis mastektomi bisa dipertimbangkan pada orang tersebut. Lebih kurang 15% pada
populasi yang terkena kanker payudara unilateral akan berkembang menjadi kanker yang
mengenai payudara yang tersisa. Dan jika terjadinya kanker payudara pada usia yang lebih
muda maka persentasenya bisa lebih tinggi sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih
intens.
Riwayat penggunaan pil KB hormon yang mengandung estrogen juga merupakan faktor
risiko. Selain riwayat pil KB, riwayat mengkonsumsi minuman berakohol juga bisa memicu
terjadinya kanker payudara. Dengan mengkonsumsi minimal 3-9 gelas perminggu, insidens
8

terjadinya kanker payudara pernah dilaporkan meningkat 1,3 kali dari rata-rata normal.
Konsumsi alkohol lebih dari 15 g per hari bisa meningkatkan risiko mejadi 1,6 kali.

b) pemeriksaan fisik
Pemeriksaan payudara dilakukan disaat pengaruh hormonal seminimal mungkin,yaitu
setelah menstruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama menstruasi.
Teknik pemeriksaan
1. Posisi tegak (duduk)
Penderita duduk dengan tangan bebas ke samping, pemeriksa berdiri didepan
dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat:simetri payudara kiri-
kanan;kelainan papilla; letak dan bentuknya; adakah retraksi putting susu; kelainan
kulit; tanda-tanda radang; peau dorange, dimpling; ulserasi dll.
2. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas
lapangan dada; jika perlu bahu/punggung di ganjal dengan bantal kecil pada penderita
yang payudaranya besar. Palpasi ini dilakukan dengan menggunakan falang distal
danmedial jari ll, lll, lV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari cranial setinggi iga
ke-2 sampai ke distal setinggi iga ke-6; dan jangan dilupakan pemeriksaan daerah
sentral subareolar dan papil. Dapat juga sistematisasi ini dari tepi ke sentral
(sentrifugal) berakhir di daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan
keluar dengan menekan daerah sekitar papil. Dengan pemeriksaan rabaan yang halus
akan lebih teliti daripada dengan tekanan rabaan keras. Rabaan halus akan dapat
embedakan kepadatan massa payudara.
3. Menetapkan keadaan tumornya
a) Alokasi tumor menurut kwadran di payudara atau terletak di daerah sentral
(subareola dan di bawah papil). Payudara dibagi atas empat kwadran yaitu
kwadran lateral atas,lateral bawah, medial atas, medial bawah.
b) Ukuran tumor,konsistensi,batas-batas tumor tegas atau tidak tegas.
c) Mobilitas tuor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada.
4. Memeriksa kelenjar getah bening regional
a) Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh ke
bawah sehingga mudah untuk diperiksa. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan
penderita diletakkan/jatuhkan lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila
diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa.:yang diraba kelompok kelenjar getah bening:
-mammaria eksterna, di bagian anterior dan dibawah tepi m.pektoralis aksila;
-subskapularis di posterior aksila;
-sentral dibagian pusat aksila
-apikal diujung atas fossa aksila
Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah;apakah berfluktuasi satu
sama lain atau tidak.
b) Supra dan infraklavikular serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan cermat
dan teliti.
5. Organ lain yang ikut diperiksa adalah hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, juga
tulang-tulang utama, tulang belakang.

c) pemeriksaan penunjang
Laboratorium meliputi:
1. Morfologi sel darah
2. Laju endap darah
3. Tes faal hati
4. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan
dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
9

Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi
dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan
dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba.
Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang
asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit
dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi
terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini
akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya
sangat mahal.
MRI payudara tahunan direkomendasikan untuk wanita-wanita yang:
* mempunyai suatu mutasi BRCA1 atau BRCA2, indikasi dari suatu risiko kanker
payudara yang diwariskan yang kuat,
* mempunyai seorang saudara tingkat satu dengan suatu mutasi BRCA1 atau BRCA2
namun belum dites untuk mutasinya, atau
* menerima radiasi dada untuk merawat penyakit Hodgkin atau kanker-kanker lainnya,
misalnya berumur antara 10 dan 30.

5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke
sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini
mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan
histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan
jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat,
kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan
tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak
diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika
cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan
biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi
tersebut.Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih
cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik
secara frozen section.
6.Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.


d) diagnosis banding
1. Fibro adenoma
2. Kelainan fibrokistik
3. Kistosarkoma filoides
4. Galactocele
5. Mastitis
10


1.8. Penatalaksanaan karsinoma mammae
a) Terapi Bedah
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III
disebut kanker mammae operabel. Pola operasi yang sering dipakai adalah :
1. Mastektomi radikal :
Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan mempopulerkan operasi radikal
kanker mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor,
seluruh kelenjar mammae, m. Pektoralis mayor, m. Pektoralis minor dan jaringan limfatik dan
lemak subskapular, aksilar secara kontinu enblok direseksi. Namun sekitar 20 tahun
belakangan ini, dengan pemahaman lebih dalam atas tabiat biologis karsinoma mammae,
ditambah makin banyaknya kasus stadium sedang dan dini serta kemajuan terapi kombinasi,
maka penggunaan mastektomi radikal konvensional telah makin berkurang.




2. Mastektomi radikal modifikasi :
Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m. Pektoralis mayor
dan minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m. Pektoralis mayor, mereseksi m.
Pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini mempunyai kelebihan antara lain memacu
pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.



3. Mastektomi sederhana atau total :
11

Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model
operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia



4. Lumpectomy atau sayatan lebar
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor dan sedikit area
bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian
hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision
(terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).

5. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter
akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan
lumpektomi.
12


Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan
jaringan konektif (breast fascia). Dokter juga akan melakukan prosedur terpisah untuk
mengangkat beberapa atau seluruh simpul limfe, dengan axillary node dissection atau sentinel
node biopsy.
b) Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra-arterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi
Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap semua
pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau sama dengan
1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.
Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai regimen
CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis golongan
antrasiklin.

c) Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan
kontraindikasi atau menolak operasi.
Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan
pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi,
dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi
pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.
Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.


d) Terapi hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena
dalam, karsinoma endometrium.
Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.
13

Obat sejenis progestrogen
Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-
adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen
dengan hasil turunya kadar estrogen.

1.9. Komplikasi karsinoma mammae
Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin lesion yang
multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti pula mengenai pleura yang
dapat mengakibatkan pleural effusion.
Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgen sebagai gambaran osteolitik
atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis berupa fraktur kompresi.

Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :

A. Metastasis melalui sistem vena
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan
terjadinya metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi
metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v.
Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V. Mammaria
interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui
sistem vena,

B. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang terkena.
Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut
beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke
kelenjar getah bening sentral.
Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah
paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila
lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke
kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila
metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan
mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan
kasus dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa
metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui
deep lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral
limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma
mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw
metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak
dekat pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes
yang terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis,
dapat terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju
ke kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar
tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula
terjadi penyebaran ke kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar
subklavicula tanpa melalui sentinel nodes.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering
dari yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan
kuadran medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.
Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi
metastasis karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini
terjadi bila tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara.
14

Metastasis melalui sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika
superior. Bila terjadi metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis
aliran limfe dan bisa terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis
hepar.

1.10. Prognosis karsinoma mammae
Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
a. Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I : 5-10 thn 90-80%
Stadium II : 70-50%
Stadium III : 20-11%
Stadium IV : 0%
Stadium 0 / in situ : 96,2%
b. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan karsinoma yang
sudah invasif.
Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang dinamakan mastitis
karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup kurang lebih 2
tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil berdasarkan staging sangat
mempengaruhi prognosis.
Bila tidak diobati ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22%. Sedangkan ketahanan hidup
sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahahan hidup bergantung pada tingkat penyakit saat mulai
pegobatan, gambaran histopatologik, dan uji reseptor estrogen yang bila positif lebih baik.
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis
penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita kanker payudara yang telah
menjalani pengobatan yang sesuai mendekati:
- 95% untuk stadium 0
- 88% untuk stadium I
- 66% untuk stadium II
- 36% untuk stadium III
- 7% untuk stadium IV.
Harapan hidup dengan adanya metastasis mencapai 2 sampai 3,5 tahun, walaupun beberapa
pasien (25%-35%) dapat hidup selama 5 tahun, dan lainnya (10%) dapat hidup lebih dari 10
tahun. Pasien yang mengalami metastasis lama setelah didiagnosa awal atau yang mengalami
metastasis ke tulang atau jaringan lunak memiliki prognosis yang lebih baik.


1.11. Pencegahan karsinoma mammae
SADARI
Pemeriksaan lengkap payudara sendiri dibagi atas beberapa tahap:
1. Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di depan cermin dengan kedua
lengan tergantung lepas, di dalam ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda:
Apakah bentuk dan ukurannya kanan dan kiri simetris?
Apakah bentuknya membesar/mengeras?
Apakah arah putingnya lurus ke depan? Atau berubah arah?
Apakah putingnya tertarik ke dalam?
Apakah puting/kulitnya ada yang lecet?
Apakah kulitnya tampak kemerahan? Kebiruan? Kehitaman?
15

Apakah kulitnya tampak menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)?
Apakah permukaan kulitnya mulus, tidak tampak adanya kerutan/cekungan?
Ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus ke atas. Setelah
selesai, ulangi lagi pengamatan dengan kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, kedua siku
ditarik ke belakang. Semua pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya tumor yang
terletak dekat dengan kulit.
2. Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara dari tepi hingga ke puting,
untuk untuk mengetahui ada-tidaknya cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak
ada, kecuali Anda sedang menyusui).
3. Meraba
Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk memeriksa payudara satu demi satu.
Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang
lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau diletakkan di bawah kepala.
Gunakan keempat jari tangan kanan yang saling dirapatkan untuk meraba
payudara. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar (seperti membuat lingkaran kecil-
kecil), mulai dari tepi payudara hingga ke puting susu. Sesudah itu geser posisi jari sedikit ke
sebelahnya, dan lakukan lagi gerakan memutar dari tepi payudara sampai puting susu.
Lakukan terus secara berurutan sampai seluruh bagian payudara diperiksa. Untuk
memudahkan gerakan, Anda boleh menggunakan lotion atau sabun sebagai pelicin.Gerakan
memutar boleh juga dilakukan mulai dari puting susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi
payudara; atau secara vertikal ke atas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi
paling kanan. Yang penting, seluruh area payudara harus tuntas teraba, tak ada yang
terlewatkan.
Perlu diperhatikan bahwa masing-masing gerakan memutar harus dilakukan dengan
kekuatan tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan. Pertama-tama
dilakukan dengan tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit,
yang kedua dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan
payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar
payudara, dekat dengan tulang dada/iga.Setelah selesai dengan payudara kiri, pindah posisi
bantal dan lengan, lakukan pemeriksaan pada payudara kanan dengan menggunakan keempat
jari tangan kiri. Kemudian ulangi perabaan seperti poin 3, tetapi dalam posisi berdiri. Untuk
memudahkan, bisa dilakukan sambil mandi, saat membalur tubuh dengan sabun.
4. Meraba Ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk mengetahui adanya benjolan
yang diduga suatu anak sebar kanker.
16


2. Memahami dan menjelaskan menghadapi penyakit berat dan terminal yang diderita dari sisi
Islam
2.1 Tawakal
Makna Dan Hakekat Tawakal

Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah
seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada
Allah SWT.

Derajat Tawakal

1. Marifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya

2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha


3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah
SWT.

4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati
yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya

5. Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT

6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT


7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah
SWT.


Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya".

Tawakal Dalam Al-Quran

1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)

17

2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)

3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :

4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif yang kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)

6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
Allah berfirman (QS. 8 : 49)

7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)
Allah berfirman (QS. 16: 41-42)

8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3)

Tawakal Dalam Hadits

1. Orang yang bertawakal hanya kepada Allah, akan masuk ke dalam surga tanpa hisab.
2. Tawakal merupakan sunnah Rasulullah SAW.
3. Allah merupakan sebaik-baik tempat untuk bertawakal.
4. Tawakal akan mendatangkan nasrullah.
5. Tawakal yang benar tidak akan menjadikan seseorang kelaparan.
6. Tawakal adalah setelah usaha.


2.2 Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.Orang yang
bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan ta'at.
Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa - dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha
tidak mengulangi perbuatannya.Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim
dan muslimah.Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum
ajal tiba. Allah berfirman (artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31).
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang benar
(Ikhlas). "(AtTahrim: 8).

Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:
1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang
selama ini ia lakukan.

2. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika
perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat
terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:

4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu
hartanya maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus
minta maaf. Demikian seterusnya. Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang
bertaubat dianjurkan melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal dengan nama
shalat taubat.

Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud
dan Ibnu Majah )
18


Janji Allah kepada orang-orang yang bertaubat dan beristiqamah dalam taubatnya
1. Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa.

"orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa" (HR. Ibnu Majah, Shahih Jami'us
Shaghir 3005)

2. Allah berjanji menerima taubat mereka.

Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat
dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. " (O.S. 9: 104).

3. Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baiknya manusia.

Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat
salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us Shaghir 4391).

Anda mungkin juga menyukai