Anda di halaman 1dari 52

1

KEGIATAN BELAJAR 1

BAGIAN-BAGIAN
PESAWAT PENERIMA TELEVISI

Lembar Informasi
Terdapat dua jenis pesawat penerima televisi yaitu televisi hitam
putih dan televisi berwarna yang bersifat kompatibel. Kompatibilitas dapat
dicapai karena dalam pesawat penerima televisi berwarna sinyal
dibedakan dalam dua macam yaitu sinyal luminansi yang berisi detail
gambar identik dengan sinyal videonya pesawat penerima televisi hitam
putih.
Agar pesawat penerima televisi berwarna ini dapat menempati
lebar kanal yang sama dengan yang digunakan pada pesawat penerima
televisi hitam putih maka tidak semua warna primer dipancarkan
melainkan hanya dua sinyal pembeda warna. Pembangkitan kembali
warna-warna primer dilakukan pada pesawat penerima televisi di bagian
demodulasi krominansi.
1. Sistem Baku TV Berwarna
Di Amerika dan J epang pemancar televisi berwarna menggunakan
sistem baku NTSC. Pada sistem baku NTSC juga memiliki kompatibilitas
yang sama seperti pada sistem PAL. Artinya akan didapat gambar yang
baik pula bila program pemancar TV berwarna ditangkap oleh penerima
televisi hitam putih.
Sistem baku TV berwarna NTSC hampir sama dengan sistem PAL
perbedaan terletak pada metoda pembuatan sinyal sub pembawa warna,
jumlah garis scanning, frekuensi pembelok vertikal. Sistem yang
digunakan di Indonesia adalah sistem PAL . Perbedaan system keduanya
dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
2



Gambar 1. Blok Diagram Sistem Penerima TV Berwarna NTSC

3


Gambar 2. Blok Diagram Sistem Penerima Televise Berwarna PAL

2. Blok Diagram Penerima TV Berwarna
Sinyal-sinyal TV berwarna dapat dibagi dalam tiga grup yaitu sinyal
luminansi (sama dengan sinyal video untuk penerima televisi hitam putih),
4
sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi (sub pembawa warna).
Perbedaan pesawat penerima televisi hitam putih dan berwarna secara
blok diagram dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.



Gambar 3. Blok Diagram Penerima TV Hitam Putih

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa beda keduanya adalah
adanya rangkaian reproduksi warna pada penerima TV berwarna.
Penerima TV berwarna gambar 3 mekanisme kerjanya sebagai berikut.
Sinyal gambar datang berasal dari penala melewati penguat IF, detektor
video, penguat video dan rangkaian matrik akhirnmya sampai pada
tabung gambar. Sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi dipisahkan pada
tingkat pertama dari penguat video dan masing-masing sampai pada
rangkaian sinkronisasi dan rangkaian regenerasi warna. Sedangkan sinyal
suara dipisahkan pada penguat IF gambar dan akhirnya mencapai
penguat suara.
Berikut ini contoh blok diagram televisi hitam putih beserta bentuk
gelombangnya.



5




































Gambar 4. Blok Diagram Penerima TV Berwarna


4. Fungsi Masing-masing Blok Diagram
a. Penala
Agar dapat diperoleh cakupan penerimaaan siaran televisi
digunakan sistem konver yang terdiri dari penguat RF, mixer dan
osilator lokal. Mixer bertugas mencampur sinyal masukan frekuensi
6
tinggi yang berhasil dilewatkan oleh rangkaian tunner dengan sinyal
keluaran osilator local sehingga diperoleh gelombang TV frekuensi
menengah (IF). J adi dengan menggunakan konverter (pengubah)
sinyal frekuensi tinggi dari penala (tuner) diubah menjadi satu frekuensi
menengah IF.



Gambar 5. Rangkaian Penala

b. Penguat IF Gambar
Sinyal keluaran dari konverter kemudian dipoerkuat sehingga
diperoleh penguatan yang cukup besar untuk penerima TV. Penguat IF
gambar mempunyai penguatan sekitar 100 kali. Bagian penguat IF
gambar dihubungkan dengan rangkaian feedback AGC (Automatic
gain Control / pengatur penguatan otomatis ) sama halnya seperti yang
diberikan pada penguat HF di rangkaian penala tujuanny adalah agar
output tegangan pada penguat IF selalu konstan walaupun tegangan
inputnya berubah-ubah.
c. Detektor Video
Sinyal video komposit dari penguat IF video dideteksi dalam
detektor video. Yang dimaksud dengan sinyal video komposit adalah
sinyal video yang masih mengandung sinyal sinkronisasi, blangking.
Detektor video biasanya menggunakan dioda karena mempunyai sifat
linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil. Sinyal video diam,bil sisi
7
negatip atau positip tergantung tingkatan rangakain penguat gambar
setelah tingkat detektor yang penting sinyal luminan sampai pada
katoda tabung gambar harus selalu polaritas negatip.
d. Penguat Video
Penguat video berfungsi menguatkan sinyal luminan yang berasal
dari detektor video agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk
menggerakkan tabung gambar. Dari rangkaian ini sinyal sinkronisasi
dan sinyal krominansi dikeluarkan dan masing-masing diberikan
kepada proses berikutnya.
Agar dapat dihasilkan gambar berwarna yang baik pada tabung
gambar , sinyal luminan dari detektor video diperkuat oleh penguat
video kira-kira seratus kali dan ditunda 1 s oleh rangkaian tunda.
e. Rangkaian AGC
Bila kekuatan gelombang TV berubah-ubah dan agar sinyal yang
dimasukkan ke detektor video itu konstan maka pada penguat HF dan
penguat IF harus dapat diatur secara otomatis dengan rangkaian AGC.
Bila kekuatan gelombang yang diterima lemah maka penguatan
penguat HF dibuat maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF
yang diatur oleh rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang TV yang
diterima lebih besar dari pada harga tertentu, penguatan HF juga diatur
oleh rangkaian AGC.
f. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian
yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian
defleksi horisontal dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
g. Rangkaian Sinkronisasi
Rangkaian sinyal sinkronisasi dipisahkan dari sinyal video komposit
dan kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi horisontal dipisahkan dari
sinyal sinkronisasi vertikal dengan menggunakan rangkaian pemisah
frekuensi.

8
h. Rangkaian Defleksi Vertikal
Terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji,
rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit
gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi
vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini
kemudian diperkuat untuk mendapatkan daya agar kumparan defleksi
vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada tabung ke arah
vertikal.
i. Rangkaian Defleksi Horisontal
Pada bagian ini arus listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi
15625 Hz dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat
menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
j. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi
Pada bagian ini membangkitkan tegangan tinggi untuk mensuplay
tegangan tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback horisontal
dari defleksi horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan
menggunakan transformator flyback. Pulsa yang diperbesar itu
kemudian disearahkan dengan menggunakan penyearah pendobel
dan dihasilkan output tegangan tinggi searah.
k. Demodulator Sinyal Warna
Dengan menggunakan demodulator warna sinyal-sinyal perbedaan
warna didemodulasikan dari sinyal U dan V. Pada sistem demodulasi
ini ketiga sinyal perbedaan warna didemodulasi langsung dari sinyal-
sinyal sub pembawa warna. Artinya dari dua sinyal; perbedaan warna
(B-Y) dan (R-Y) mula-mula dihasilkan dengan mendemodulasi masing-
masing sinyal dari sinyal sub pembawa warna U dan V, kemudian
sinyal (G-Y) dihasilkan dengan mengkombinasikan kedua sinyal
perbedaan warna (sinyal B-Y dan R-Y). Untuk lebih jelasnya
digambarkan sebagai berikut :


9











Gambar 6. Rangkaian Demodulasi UV dan Matriksnya

l. Rangkaian Output Sinyal Warna
Ketiga sinyal perbedaan warna yang berasal dari demodulasi warna
dan sinyal luminasi yang berasal dari penguat video dicampur
sehingga menghasilkan ketiga warna primer merah, hijau dan biru.
Ketiga warna primer ini diperkuat agar amplitudo tegangannya cukup
untuk menggerakkan tabung gambar berwarna. Sistem penggerak ini
disebut metoda penggerak warna primer karena tabung gambar
berwarna digerakkan oleh tiga warna primer. Pada metoda penggerak
sinyal perbedaan warna tabung gambar berwarna digerakkan oleh
tiga buah sinyal perbedaan warna dan tiga buah sinyal luminan
dilalukan melalui elektroda-elektroda yang berlainan kemudian
ketiganya dikombinasikan menjadi warna-warna primer R, G dan B
dalam tabung gambar.
m. Perbedaan Frekuensi Kerja Sistem Penerima Televisi NTSC
dan PAL
Perbedaan sistem PAL dan NTSC secara hardware dapat dilihat
pada gambar 1 dan gambar 2. Selain itu terdapat perbedaan
10
frekuensi kerja, perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan
tabel 2 di bawah ini.

Tabel 1. Frekuensi Kanal
No. Kanal NTSC (MHz) PAL (MHZ)
Kanal 1 Telekomunikasi Telekomunikasi
Kanal 2 54-60 47-54
Kanal 3 60-66 54-61
Kanal 4 66-72 61-68
Kanal 5 76-82 174-181
Kanal 6 82-88 181-188
Kanal 7 174-180 188-195
Kanal 8 180-186 195-202
Kanal 9 186-192 202-209
Kanal 10 192-198 209-216
Kanal 11 198-204 216-223
Kanal 12 204-210 223-230
Kanal 13 210-216
UHF 470-890 590-770

Tabel 2. Perbedaan lain
Uraian NTSC PAL
Frek Pembelok V 60 Hz 50 Hz
J ml grs H 525 625
Frek Pembelok H 15 750 Hz 15 625 Hz
Lebar Kanal 6 MHz 7 MHz
VHF 54 214 MHz 47-230 MHz
UHF 470-890 MHz 590 770 MHz
Frekuensi warna 3,58 MHz 4,43 MHz

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Pesawat Penerima Televisi HP ................................. 1 buah
2. Pesawat Televisi warna 12 20 ............................ 1 buah
3. Tool set ..................................................................... 1 set
4. Skema rangkaian TV HP .......................................... 1 buah
5. Skema kerja rangkaian TV warna ............................ 1 buah

11
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian praktik !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !
3. J anganlah memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas
yang ditentukan !
4. Hati-hati dalam melakukan praktik !

Langkah Kerja
a. Identifikasi Gambar Rangkaian TV ke Dalam Blok Diagram
1. Siapkan alat dan bahan !
2. Identifikasi gambar rangkaian kerja ke dalam blok-blok diagram
berdasarkan fungsinya !
3. Berdasarkan hasil identifikasi di atas susunlah menjadi gambar
blok diagram penerima televisi !
4. Isikan / tandai dalam blok yang anda buat dengan identitas
komponen untuk memudahkan anda dalam mencocokkan dengan
rangkaian sebenarnya !
b. Identifikasi Rangkaian Kerja ke Dalam Blok Diagram
1. Bukalah pesawat penerima televisi di bawah pengawasan
instruktur !
2. Amatilah bagian mana yang berfungsi sesuai bagian-bagian blok
hasil pengamatan di atas !
3. Gambar bentuk Board PCB berilah tanda kotak pada bagian-
bagian blok sesuai dengan langkah kerja nomor 2 di atas !
4. Pada setiap kotak isikan kode komponen inti di dalamnya !
5. Amati dan bandingkan kumparan pembelok pada penerima
televisi warna dan hitam putih (BW) !
6. Amati dan bandingkan elektroda katoda tabung gambar warna
dan HP !

12
c. Mengenal FungsiFungsi Tombol Pengaturan
1. Tekan tombol power !
2. Pilih salah satu kanal untuk menerima siaran televisi !
3. Putar tombol brightness amati dan catat perubahan gambar
monitor Kembali amati gambar skema rangkaian !
4. Kembalikan tombol brightness pada posisi ditengah. Kemudian
putar tombol Contrast amati dan catat perubahan gambar pada
layar monitor. Kemudian kembali amati gambar skema rangkaian !
5. Putar tombol vertical hold amati perubahan gambar pada layar
monitor !
6. Kembali amati rangkaian kerja pada board pesawat televisi
terdapat banyak trimpot . Catat dibagian mana saja dipasang
trimpot !

Lembar Latihan
1. Apa maksud dari Televisi hitam putih kompatibel dengan televisi
warna ?
2. Apa fungsi dari :
a. Rangkaian penala
b. Antenna
c. Detektor video dalam penerima televisi
3. Sinyal video pada televisi hitam putih sama dengan sinyal apa
dalam penerima televisi berwarna ?
4. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi sebagai pengolah sinyal
warna ?
5. Sebutkan bagian televisi yang berfungsi untuk membelokkan
berkas?




13
KEGIATAN BELAJ AR 2

PENGUAT IF VIDEO

Lembar Informasi
Penguat IF hanya menerima frekuensi menengah dari keluaran
pencampur karena rangkaian ditala untuk sinyal IF. Sehingga tidak ada
penguatan untuk masukan sinyal RF ataupun sinyal penjumlahan
frekuensi. J adi hanya sinyal IF yang dikuatkan.


Pembawa Gambar



5,5 MHz

4,43 MHz
Mhz

31,9 MHz 33,4 MHz 34,4 MHZ 38,9 MHz 40,4 MHz

Sub pembawa warna
Pembawa suara Pemb. suara kanal rendah

Koverter

bias IF AGC
Penjebak 40,4 MHz 31,9 Mhz 33,4 MHz

Gambar 7. Diagram Penguat dan Respon IF
Filter masukan
Penguat
IF I
Penguat
IF II
Penguat
IF III
14
Fungsi utama bagian penguat IF adalah meningkatkan sinyal
gambar pada tingkatan dimana selubung sinyal gambar AM dapat
dideteksi. Pendeteksian sinyal IF biasanya menggunakan sebuah dioda
semikonduktor sebagai penyearah setengah gelombang. Sinyal yang
berada pada tingkatan kurang dari 0,5 volt memerlukan detektor linier.
J adi bagian penguat IF terdiri dari penguat dua atau tiga tingkat untuk
memenuhi besarnya penguatan sekitar 10.000 kali.
Misalnya sinyal IF dari mixer 0,2 mV, dikuatkan pada penguat IF
sehingga keluaran ke detektor video sebesar 2V. Blok diagram penguat
IF dan video detektor ditunjukan pada gambar di bawah ini beserta kurva
respon frekuensinya. Dalam sistem PAL bidang frekuensi kanal frekuensi
pembawa gambar dan pembawa suara terpisahkan sejauh 5,5 MHz,
sedangkan sinyal pembawa gambar dan kroma sejauh 4,43 MHz .
1. Lebar Band Penguat IF
Penguat IF video merupakan penguat tertala, fungsinya disamping
memperkuat sinyal juga dapat ditala agar mencapai lebar band yang
diperlukan. Bentuk kurva respon frekuensi penguat IF secara keseluruhan
terutama ditentukan oleh kopling keluaran mixer dalam rangkaian tuner.
Dengan cara ini sinya-sinyal yang tidak diinginkan ditekan sebelum sinyal
dikuatkan, hal ini untuk mencegah terjadinya cross modulasi dalam
tingkat berikutnya. Penjebak gelombang (wavetrap) digunakan untuk
menekan interferensi dari perbatasan kanal.
Keluaran rangkaian mixer umumnya menggunakan kopel
transformator penalaan dobel. Penjebak frekuensi disisipkan dalam
rangkaian sekunder, seksi ini merupakan bagian IF yang diindikasi
sebagai filter masukan. Suatu pendekatan pembaharuan menggunakan
komponen khusus yang disebut surface acoustic wave (SAW), yang
mana rangkaian resonator LC tidak lagi diperlukan.
15
2. Penjebak Gelombang IF
Penguat sinyal gambar IF memberikan selektivitas kanal
berbatasan dengan menekan interferensi gelombang penerimaan.
Respon IF pada ujung bandpass ditentukan oleh rangkaian LC penjebak.
Rangkaian ini memotong lintasan kurva respon frekuensi dengan
mengurangi penguatan IF pada frekuensi penjebak.
Sebagaimana ditunjukkan pada filter masukan IF dalam gambar di
atas, penjebak frekuensi terdiri dari : L1 C1 penjebak frekuensi 31,9 MHz
untuk perbatasan kanal pembawa gambar atas, L2 C2 penjebak frekuensi
33,4 MHz berkaitan dengan kanal pembawa suara, L3 C3 penjebak
frekuensi 40,4 MHz untuk perbatasan kanal pembawa suara. Karena RF
tuner tidak cukup selektif untuk menekan kanal yang berbatasan,
pelemahan dilakukan dengan mengatur penguatan penguat IF.
Interferensi kanal berbatasan kanal dikerjakan pada penjebak frekuensi
IF.
3. Penguatan Sinyal Gambar Pada Penguat IF
Dari gambar respon penguat vieo IF ditunjukkan bahwa
penguatan pada frekuensi 38, 9 MHz hanya setengah harga
penguatan bagian datar dari kurva frekuensi respon penguat IF. Ini
nampaknya aneh namun respon ini diperlukan untuk
mengkompensasi transmisi vestigial sideband.
Dalam sinyal gambar RF, ditransmisikan dobel sideband
untuk memodulasi sinyal video bagian bawah, hingga di atas
frekuensi 0,75 MHz. Modulasi frekuensi sinyal video bagian atas di
atas 4 MHz ditransmisikan hanya dengan sideband bagian atas.
Dengan respon IF pada 50 persen untuk gambar, dipertimbangkan
dorongan energi RF dapat diabaikan dengan mengurangi penguatan
IF. Dalam keseluruhan sistem untuk pemancar dan penerima semua
frekuensi video disamakan dalam keluaran dari detektor video.
16
4. Detektor Video
Rangkaian detektor video harus mempuyai linieritas yang baik,
distorsinya harus kecil. Sinyal dari penguat akhir pengendali IF
diteruskan ke anoda detektor video sinyal video komposit diambil pada
katoda dioda. Dioda yang digunakan dioda frekuensi tinggi dengan
sebuah filter dipasang pada keluaran rangkaian bypass komponen ripel
IF.

Gambar 8. Detektor Video (Reka Rio : 94)

Komponen T1, R1 dan C1 membentuk rangkaian penjebak untuk
menghilangkan gangguan pembawa suara 33,4 MHz. Dan penjebak T2,
R2 dan C3 untuk menghilangkan gangguan pembawa suara 5,5 Mhz.
Sedangkan komponen L dan C3 mebentuk filter pembuang frekuensi
pembawa IF gambar 38,9 MHz.
5. Polaritas Penguat Video
Polaritas detektor mengacu sinyal sinkronisasi positip atau
negatip dalam keluaran sinyal video. Terdapat dua kemungkinan
tergantung pada polaritas sinyal video yang diinginkan.
a. Masukan melalui anoda keluaran pada kaki katoda jika
diinginkan sinyal video polaritas positip.
17
b. Masukan melalui katoda keluaran pada anoda jika
diinginkan sinyal video polaritas negatip.
Polaritas detektor dipilih untuk menyesuaikan kebutuhan
penguat video untuk mengendalikan tabung gambar dan
mengurangi besarnya sinyal noise.
6. Penguat Video
Fungsi utama dari penguat video adalah memberikan ayunan
tegangan yang diperlukan untuk mengendalikan tabung gambar off untuk
blanking, secara praktis memberikan tegangan nol pada grid dan
memberikan puncak putih. Nilai ayunanan tegangan puncak-puncak
sinyal video dapat bervariasi dari 30 V untuk tabung gambar kecil sampai
200 V.
Tegangan supplay dc untuk penguat video harus lebih besar dari
pada ayunan sinyal puncak-puncak. Untuk alasan inilah penguat video
dalam penerima televisi biasanya memiliki power supplay sendiri.
Biasanya penyearah dikendalikan oleh pulsa-pulsa masukan yang
diperoleh dari tingkat keluaran horisontal. Pengontrolan penguatan
biasanya diberikan dalam penguat video agar memungkinkan pengaturan
contrast gambar.

Lembar latihan
Alat dan Bahan
1. Televisi warna 12 20 .............................................1 buah
2. CRO double beam .......................................................1 buah
3. Sweep mark generator UHF/VHF ...............................1 buah
4. Multimeter ....................................................................1 buah
5. Skema rangkaian TV warna ......................................1 buah
6. Kabel CRO ..................................................................secukupnya
7. Kabel penghubung .....................................................secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
18
1. Gunakan pakaian praktikum !
2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan
televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik
posisinya atau gunakan trafo isolasi !
3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana
kerja anda pada instruktur !
4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja
a. Pengukuran Lebar Band Penguat IF
1. Siapkan peralatan yang diperlukan !
2. Identifikasi kembali bagian penguat video IF, detektor video dan
penguat video !
3. Aktifkan penerima televisi pada kanal nomor 6 (frekuensi 181 -188
MHz) !
4. Set sweep marker generator frekuensi tinggi pada kanal 6
(frekuensi 181-188 MHz), keluarannya dihubungkan pada titik
masukan penguat IF video, keluaran penguat IF video
dihubungkan ke sweep mark pada terminal from TP seperti pada
gambar di bawah ini :








5. Keluaran X dan Y sweep marker dihubungkan ke osiloskop dua
kanal pada masukan X dan Y, operasikan osiloskop pada mode
xy !
Sweep
Marker
Generator
IF
Amplifier

CRO
Detektor
Video
19
Atur frekuensi sweep mark pada frekuensi pembawa gambar !
Amati kurva penguat IF, carilah frekuensi beat dan tandai frekuensi
serta besarnya penguatan pada titik beat tersebut.
Beat yang dimaksud adalah jika frekuensi dinaikkan atau
diturunkan diikuti oleh perubahan harga penguatan secara tiba-
tiba.
6. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa suara,
aturlah untuk memperoleh beat serta catat frekuensi dan
besarnya penguatan !
7. Atur kembali frekuensi mark pada frekuensi pembawa warna serta
catat frekuensi beat dan besar penguatannya !
8. Gambarkan kurva karakteristik penguat IF video, lengkapi dengan
posisi beat untuk pembawa gambar, suara dan warna !
Tabel 3. Hasil Pengukuran Detektor Video
Tegangan (V)
No Titik Pengukuran Bentuk Gelombang
dc Vp-p
1
Input Detektor


2
Keluaran Detektor


3
Input Video Amp


4
Out Video Amp


Tanpa sinyal
5
Input Detektor


6
Keluaran Detektor


7
Input Video Amp


8
Out Video Amp



b. Pengukuran Detektor dan Penguat Video
1. Hubungkan pattern generator pada antenna penerima TV atau
melalui video sender !
20
2. Nyalakan pattern generator dengan pola gambar colour bar !
3. Nyalakan pesawat penerima televisi, atur kanalnya sampai
ditemukan pola gambar yang sesuai dengan pola pada pattern
generator !
4. Berdasarkan Identifikasi bagian penguat IF Video, Detektor Video
dan penguat video, lakukan pengukuran pada titik-titik pengukuran
seperti pada tabel dibawah ini !

Lembar Latihan
1. Berapakah frekuensi kanal 5 dalam penerima televisi sistem
NTSC dan PAL ?
2. Berapakah lebar frekuensi kanal untuk sistem PAL ?
3. J ika sinyal informasi gambar polaritas positip, keluaran penguat
video IF harus dihubungkan pada kaki apa dari dioda detektor ?
4. J ika sinyal informasi gambar berpolaris negatip, berpolaritas
apakah sinyal sinkronisasinya ?
5. Berapakah besarnya penguatan video amplifier pada umumnya ?
6. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal kroma terlalu
besar ?
7. Apa pengaruh pada gambar jika penguatan sinyal video kurang
besar?
8. Besaran apakah yang divariasi pada prinsip Kontrol contrast
gambar?








21
KEGIATAN BELAJAR 3

PENGOLAHAN SINYAL KROMA

Lembar Informasi
Sinyal kroma berada di dalam sinyal video komposit colorplexed,
biasanya diperoleh dari buffer emitter follower yang berada setelah
detektor video. Dalam bandpass amplifier , jalur sisi sinyal kroma 0,5
MHz pada salah satu sisi dari frekluensi 3,58 MHz dikuatkan secara
seragam. Band Pass Amplifier mempunyai persentase lebar band yang
relatip lebih besar dari frekuensi resonansi. Band Pass Amplifier seringkali
disebut color amplifier. Penguatan ditentukan saturasi warna. Keluaran
color amplifier berupa sinyal kroma 3,58 MHz untuk demodulator kroma.
Bagian pengolah warna (krominansi) secara keseluruhan terlihat
pada gambar 9 di bawah ini :



Gambar 9. Pemisahan Suara IF Detektor (Bernard Grob :341)

Sedangkan untuk blok diagram bagian kroma ditunjukkan pada gambar 10
di bawah ini :


22

Gambar 10. Blok Diagram Bagian Kroma (Bernad Grob:342)

1. Pengontrol Warna (Colour Control)
Berfungsi mengontrol penguatan band pass amplifier yaitu
mengontrol amplitudo keluaran sinyal kroma ke demodulator.
Pengontrolan khususnya memvariasi kejenuhan, umumnya ditandai colour
atau colour intensity.
2. Pengontrol Warna Otomatis (Automatic Colour Control )
Bagian ini dapat dipandang sebagai control penguatan otomatis
(AGC). ACC diperlukan untuk memperbaiki variasi level sinyal kroma 3,58
MHz yang disebabkan oleh :
(1) Perbedaan respon RF tuner untuk kanal yang berbeda
(2) Perbedaan kuat sinyal pada antenna untuk kanal yang berbeda
3. Demodulator warna
Keluaran dari band pass amplifier mengendalikan dua dua buah
demodulator. Masing-masing memerlukan :
(1) Sinyal kroma 3,58 MHz dimana salah satu sisinya berisi
informasi warna
(2) Sinyal 3,58 cw tidak termodulasi dari osilator warna. Sinyal ini
disisipkan untuk menandai sub pembawa warna yang ditekan
dalam proses pengiriman.
23
4. Pembangkitan Sub Pembawa Warna
Tujuan dari pembangkit sub pembawa adalah untuk
membangkitkan sinyal 3,58 MHz cw untuk demodulator warna. Osilator
warna menggunakan kristal yang beresonansi pada frekuensi 3,579545
MHz. Selanjutnya system AFPC mengunci frekuensi osilasi pada frekuensi
dan phase yang sesuai dengan colour burst.
5. Kontrol Tint atau Hue
Control ini ditempatkan dibagian panel depan dari pesawat
penerima televisi yang memungkinkan penonton mengatur sudut fasa dari
cw yang diumpankan ke demodulator. Perbedaan sudut fasa berkaitan
dengan perbedaan hue. Hue adalah seberapa banyak warna yang
diinginkan penonton.
6. Color Band Pass Amplifier
Penguat dua tingkat ditunjukkan pada gambar 11. Keduanya ditala
pada frekuensi 3,58 MHz. Penguat tingkat pertama meliputi penguat
rangkaian tala tunggal untuk membetulkan slop dari kurva respon penguat
IF.
Karena keluaran sinyal kroma dari penguat pertama amplitude relatip
rendah, AGC untuk control level dapat diaplikasikan disini. Ada beberapa
metode yang yang digunakan untuk ACC berbeda namun pada dasarnya
adalah sebagai berikut :

Gambar 11. Detail Bandpass Warna (Bernard Grob 346)
24
Panel depan control saturasi warna biasanya ditempatkan diantara
dua BPA. Kontrol tingkat warna berfungsi memvariasi sinyal kroma
sebagaimana pengatur volume pada radio. BPA tingkat kedua adalah
penguat daya keluaran untuk mensupplay sinyal kroma 3,58 MHz ke
demodulator warna.
7. Rangkaian Pemati Warna
Dalam pesawat penerima televisi rangkaian pemati warna berfungsi
mematikan rangkaian BPA bila sinyal yang diterima monokrom. Metode
yang digunakan adalah kehadiran atau kemangkiran dari sinyal burst
untuk menentukan apakah program dalam warna. Tidak ada sinyal burst
berarti tanpa warna. Mematikan sinyal kroma 3,58 MHz , rangkaian pemati
warna membias penguat BPA kedua. Rangkaian pemati warna
menggunakan dioda detektor untuk meberikan bias dc pada penguat
warna. Secara ringkas prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : untuk
sinyal warna ada sinyal burst dioda pada pemati warna memberikan bias
dc pada BPA, sinyal kroma 3,58 MHz diteruskan ke demodulator warna.
Untuk sinyal monokrom tidak terdapat sinyal burst dan bias dioda dari
pemati warna mematikan BPA.
8. Demodulator I dan Q
Corak warna (hue) dari pendeteksian sinyal video warna tergantung
pada fasa dari sinyal cw, yang berfungsi sebagai sub pembawa 3,58 Mhz
untuk demodulasi.

Gambar 12. Kebutuhan Dasar Sistem Demodulator I-Q
(Bernard Grob :350)
25
Suatu metoda untuk mewujudkan dua demodulator dalam penerima
yang bekerja dengan sumbu fasa yang sama digunakan untuk sinyal I dan
Q dalam pengkodean kamera. Sistem ini memungkinkan resolusi warna
pada tingkat tertinggi. Alasannya adalah sinyal I orange-cyan mempunyai
bandwidth maksimum 1,3 MHz, dibandingkan dengan 0,5 MHz untuk
semua sinyal video warna lain. Oleh karena itu demodulator I dan Q
jarang digunakan dalam penerima karena ekstra kompleks untuk sinyal I.
Masalah dalam suatu sistem demodulator I-Q adalah lebar band
yang tidak sama. Sinyal Q mempunyai dobel sideband 600 KHz dari
3,58 MHz. Sinyal I juga mempunyai dobel sideband dalam range yang
sama namun frekuensi 600 KHz sampai 1,3 MHz hanya untuk jalur sisi
bawah.Oleh karena itu diperlukan dua BPA yang terpisah. Satu untuk
mengunmpankan sinyal ke demodulator Q dan yang lain untuk
mengumpan demodulator I.
Demodulator I dan Q diumpankan ke osilator sinyal cw yang
mempunyai beda fasa 90. Osilator I mempunyai beda fasa 270
terhadap sinyal Q sehingga demodulasi berada pada sumbu +I.
Tapis frekuensi rendah setelah demodulator I membatasi lebar
band video warna dalam kanal sampai 1,3 MHz. Filter lain keluaran
demodulator Q membatasi bandwidth sampai 600 KHz. J alur tunda
diperlukan untuk sinyal I, karena adanya perbedaan lebar band kanal I
dan Q. Akibatnya pada penerima jenis ini mempunyai dua jalur tunda satu
untuk memperlambat sinyal I agar sesuai dengan sinyal Q dan yang lain
untuk menunda sinyal Y (luminansi) agar sesuai dengan kedua sinyal
warna.
Phase splitter dalam keluaran rangkaian video warna membentuk
polaritas sinyal I dan Q. Matrik resistip dipilih dengan perbandingan
tertentu diperlukan untuk membangun sinyal pembeda warna . Akhirnya
sinyal video R-Y, G-Y dan B-Y diumpankan ke tabung gambar dengan
sinyal Y mereproduksi gambar luminansi merah, hijau dan biru.
26
Contoh rangkaian regenerasi warna dengan IC pada sistem
pesawat televisi berwarna PAL ditunjukkan gambar 13 di bawah ini :


Gambar 13. Contoh Rangkaian Regenerasi Sinyal Warna Dengan IC
(Reka Rio : 122)
27
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
8. Pesawat Televisi 12 20 ...........................................1 buah
9. CRO double beam ........................................................1 buah
10. Pattern Generator UHF/VHF .........................................1 buah
11. Multimeter ....................................................................1 buah
12. Skema rangkaian Televisi ............................................1 buah
13. Kabel CRO ...................................................................secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktikum !
2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan
televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik
posisinya atau gunakan trafo isolasi !
3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana
kerja anda pada instruktur !
4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja
a. Penguat Band Pass dan ACC
1. Siapkan alat dan bahan !
2. Hubungkan terminal antenna pesawat penerima televisi dengan
kabel ouput pattern generator !
3. Sesuaikan kanal keduanya , atur agar tegangan sinyal TV
sebesar 1 mVolt dan atur gambar pada layar dengan pengatur
brightness, contrast dan color !
4. Pilihlah gambar pola vertikal bar yang berwarna-warni !
5. Nyalakan osiloskop dan aturlah pada batas ukur 0,1 Volt/cm .
Ukurlah dengan menggunakan probe 1:1 pada kaki IC masukan
Penguat Band Pass. Ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern
generator !
28
6. Pindahkan pengukuran pada titik kaki IC masukan gerbang Burst,
ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern generator !
Ingat sinyal burst dengan frekuensi orde MHz
7. Pindahkan pengukuran pada titik kaki IC masukan detektor Burst,
ukurlah kembali untuk tanpa sinyal pattern generator !

Tabel 4. Penguat Band Pass dan ACC
Vop-p (V)
No
Titik
Pengukuran
Bentuk
Gelombang Tanpa sinyal Dengan sinyal
1 Gerbang Burst



2 Detektor Burst



3 BPA




b. Osilator 4,43 MHz dan APC
1. Seperti langkah sebelumnya hubungkan keluaran pattern generator
dengan antenna pesawat penerima televisi !
2. Ukurlah dengan osiloskop dan amati dengan teliti pada keluaran
osilator 4,43 MHz !
3. Masukan detektor fasa, keluaran detektor fasa dengan dan tanpa
sinyal !

Tabel 5. Osilator 4,43 MHz dan APC
Vop-p (V)
No
Titik
Pengukuran
Bentuk
Gelombang Tanpa sinyal Dengan sinyal
1 Osilator 4,43 MHz



2 Input detektor fasa



3
Output detektor
fasa




29
Pada APC sinyal burst diperlukan untuk memicu osilator 4,43 MHz.
Hubungan timbal balik antara osilator dan APC memberikan control
terhadap osilator secara otomatis.
4. Aturlah pengatur warna dan lakukan pengamatan adakah
perubahan pada keluaran APC !

c. Demodulator Krominansi
1. Sebagaimana dengan percobaan sebelumnya, hubungkan
keluaran pattern generator dengan antenna pesawat penerima
televisi dengan pola batang vertikal warna-warni !
2. Lakukan pengukuran dengan osiloskop pada masukan sinyal R-Y,
B-Y dan keluaran R-Y, B-Y dan G-Y !
3. Dalam kompatibilitas sinyal monokrom dan sinyal warna diperoleh
persamaan Y =0,299 R +0,586 G +0,114 B
Sehingga R - Y =0,701 R 0,587 G 0,114 B
B - Y =- 0,299 R 0,587 G +0,886 B
Pembangkitan kembali sinyal G - Y =-0,51 (R - Y) 0,19 (B - Y)

Lembar Latihan
9. Berapa frekuensi penalaan untuk band pass berdasarkan PAL ?
10. Apa yang terjadi pada burst amplifier selama waktu flayback
horisontal ?
11. Berapa sinyal masukan yang diperlukan untuk demodulator
sinkron ?
12. Apa fungsi dari rangkaian AFPC ?
13. Sebutkan dua rangkaian yang dapat meyebabkan gangguan
warna !
14. Apa yang akan terjadi jika terdapat kesalahan phasa dalam
osilator warna ?
15. J ika demodulator R-Y gagal, maka warna apakah yang akan salah
pada gambar ?
30
KEGIATAN BELAJAR 4

SISTEM PEMBELOK
HORISONTAL DAN VERTIKAL

Lembar Informasi
Bila sebagian dari gambar dibagi menjadi garis-garis yang
bersilangan seperti ayakan halus, maka sebagian kecil dari net yang
terbentuk mempunyai warna dan kuat cahaya yang bermacam-macam
warna dan kuat cahaya untuk mebentuk gambar. Titik kecil itu disebut
elemen gambar. Semakin besar jumlah elemen gambar yang tampak
pada luas elementair, maka semakin baik gambarnya dan semakin jelas
dipandang.
1. Gelombang Gigi Gergaji Untuk Penjejakan Linier
Sebagai suatu contoh dari penjejakan linier adalah bentuk
gelombang gigi gergaji dalam gambar di bawah ini sebagai arus penjejak
untuk suatu tabung elektromagnetik. Arus ini dapat digunakan untuk
pembelok vertikal dan horisontal.


Gambar 14. Bentuk Gelombang Gigi Gergaji
Pembelok Horisontal dan Vertikal

Asumsikan jika 100 mA diperlukan menghasilkan defleksi 127 mm
(5 inchi), maka jika arus pembelok sebesar 400 mA maka berkas akan
31
dibelokkan sejauh 4 x 127 mm =508 mm atau 20 inchi. Lebih jauh lagi
garis linier pada gelombang gigi gergaji memberikan kesamaan dengan
kenaikkan 100 mA untuk setiap empat perioda yang sama. Setiap
penambahan 100 mA membelokkan berkas lain sejauh 5 inchi.
2. Penjejakan Horisontal
Garis linier dari arus dalam kumparan pembelok horisontal
melintasi layar secara kontinyu, dalam gerakan yang seragam untuk
penjejakan dari sisi kiri ke kanan. Pada puncak gelombang gigi gergaji
berbalik arah dan berkurang secara cepat kembali ke nol. Pada saat
berbalik arah menghasilkan retrace atau flyback. Penjejakan horisontal
dimulai pada ujung kiri dari raster. Berakhir di ujung kanan dimana flyback
menyebabkan berkas kembali ke sisi kiri.
3. Penjejakan Vertikal
Arus gigi gergaji dalam kumparan pembelok vertikal menyebabkan
berkas elektron bergerak dari atas ke bawah . Sementara itu berkas
elektron dibelokkan secara horisontal menyebabkan berkas elektron
bergerak ke bawah dengan kecepatan sama. Sehingga berkas
menghasilkan garis horisontal satu di bawah yang lain.
4. Pola Penjejakan Bersisipan
Spesifikasi FCC untuk pemancar televisi di Amerika memberikan
standar pola penjejakan meliputi garis horisontal total 525 garis untuk satu
frame gambar berbentuk segi empat dengan aspek perbandingan 4:3.
Frame diulang dengan kecepatan 30 kali setiap detiknya dengan
menghasilkan dua medan gambar yang saling bersisipan. Frekuensi
pembelok harisontal 15750 Hz.
5. Prosedur Penyisipan
Pembacaan bersisipan dilakukan dengan, pertama kali semua garis
genap dibaca dari atas ke bawah, dan garis ganjil dilewati. Setelah
pembacaan siklus vertikal ini, dengan cepat dilakukan penjejakan ulang
arah vertikal menyebabkan pembacaan berkas elektron kembali ke
32
puncak frame gambar. Kemudian semua garis ganjil yang telah diabaikan
dalam pembacaan terdahulu di baca dari atas ke bawah.
Setiap frame gambar dibagi ke dalam dua medan gambar, pertama
medan genap yang berisi semua garis genap. Kedua medan ganjil yang
berisi pembacaan semua garis ganjil. Setiap frame gambar terdiri dari dua
medan gambar dan setiap detik dibaca secara lengkap 30 frame gambar,
kecepatan pengulangan medan gambar 60/detik dan frekuensi
pembacaan vertikal adalah 60 Hz.


Gambar 15. Detail Penyisipan Garis Genap Ganjil,
Dua Medan Dalam Satu Frame (Bernard : 127).

6. Sampel Pembacaan Bersisipan Dari Frame Gambar
Pola pembacaan secara lengkap ditunjukkan dalam gambar 16.
Bentuk gelombang gigi gergaji horisontal dan vertikal mengilustrasikan
pembacaan bersisipan garis genap. Dalam frame disederhanakan berisi
garis total 21, menggantikan 525 garis. Dua puluh satu garis disisipi
dengan dua medan gambar setiap frame gambar. Masing-masing medan
gambar berisi setengah dari 21 garis total, atau 10,5 garis . Kita dapat
asumsikan bahwa satu garis di baca selama penjejakan ulang arah
vertikal tepat selama pelayangan kembali (flyback) arah vertikal.
Dengan demikian 9,5 garis dibaca selama penjejakan vertikal
dalam setiap medan gambar. Dalam satu frame gambar 2 x 9,5 garis atau
19 garis dibaca selama penjejakan vertikal ditambah dua garis penjejakan
ulang.
33



Gambar 16. Sampel Pola Penjejakan Disederhanakan (Bernard :129)

Penjejakan dimulai dari sudut kiri atas titik A, berkas dibaca
pertama kali garis dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri untuk memulai
penjejakan garis ketiga dalam frame gambar. Kemudian dibaca berkas
ketiga dan berturut-turut semua garis-garis ganjil sampai mencapai dasar
dari frame gambar. Setelah pembacaan 9,5 garis, berkas berada pada titik
B pada bagian dasar, pada saat itulah dimulai pelayangan kembali arah
vertikal.
Penjejakan kembali arah vertikal dimulai ditengah garis horisontal.
Kemudian satu garis dibaca selama penjejakan ulang arah vertikal.
Selama penjejakan ulang arah vertikal pembacaan berkas mengarah pada
34
titik C terpisah dari titik A sejauh satu setengah garis , sehingga
pembacaan medan gambar kedua siap dimulai.
Kemudian berkas dibaca 9,5 garis-garis genap dari C ke D dimana
penjejakan ulang arah vertikal dimulai untuk medan genap. Penjejakan
ulang arah vertikal dimulai dari garis horisontal. Waktu penjejakan ulang
arah vertikal sama untuk kedua medan gambar. Sehingga setelah satu
penjejakan ulang garis vertikal medan ke dua, berkas bertolak dari titik D
pada bagian bawah ke titik A pada sudut kiri atas, dimana medan ganjil
berkutnya siap di mulai.
7. Sinkronisasi Horisontal dan Pembelok
Blok diagram sistem pembelok horisontal tipikal ditunjukkan pada
gambar 17. Sistem meliputi osilator pembelok horisontal, driver dan
penguat daya tingkat output untuk pembacaan arah horisontal. Osilator
menggunakan blocking osilator atau rangkaian multivibrator. Rangkaian
osliator membangkitkan sinyal kendali 15750 Hz untuk pembelok yang
menghasilkan pembacaan garis-garis horisontal. Pada dasarnya serupa
dengan pembelok vertikal karena bekerja pada frekuensi lebih tinggi untuk
pembacaan horisontal, terdapat beberapa perbedaan penting :
1. Frekuensi osilator horisontal disinkronkan oleh kontrol frekuensi
otomatis, bukan di trigger pulsa sinkronisasi.
2. Penguat horisontal tingkat keluaran menyerupai power supplay
kelas C yang menghasilkan pulsa-pulsa keluaran. Keluaran
diswitch pada pembacaan horisontal untuk setiap garis.
35

Gambar 17. Diagram Pembelok Horisontal

3. Keluaran horisontal digunakan untuk penyearah tegangan tinggi
yang menghasilkan tegangan anoda tabung gambar. Tanpa
pembacaan horisontal tidak ada kecerahan pada layar tabung
gambar.
4. Keluaran horisontal membutuhkan dioda damper untuk
meminimkan kejutan osilasi dalam arus pembacaan horisontal.
8. HAFC
Frekuensi osilator horisontal dikontrol melalui koreksi tegangan dc
yang dihasilkan oleh sebuah pembanding fasa atau pembanding
pewaktuan sebagimana ditunjukkan pada gambar 17. Umumnya
digunakan dua dioda sebagai rangkaian pembandingnya. Umumnya,
pembanding disuplay pulsa pendorong sinkronisasi horisontal dari
sebuah phasa spliter atau syn-spliter. Input lain diperlukan untuk
pembanding berupa sebuah tegangan berbentuk gigi gergaji berfungsi
sebagai sample dari frekuensi osilator. Umpan balik diambil dari rangkaian
keluaran horisontal sebagai pulsa yang dibentuk menjadi gigi gergaji oleh
jaringan RC rangkaian umpan balik.
Keluaran komparator (pembanding) berupa koreksi tegangan dc
yang menunjukkan apakah osilator bekerja pada frekuensi yang benar.
Bila sinkronisasi mencapai tengah retrace, tidak menghasilkan tegangan
36
koreksi. Oleh karena itu jika frekuensi osilator terlalu tinggi atau terlalu
rendah sebuah koreksi tegangan dc dihasilkan untuk mendorong osilator
ke dalam frekuensi sinkronisasi. Realitasnya kebanyakan menggunakan
sistem PLL (Phase Lock Loop) yang disebut horisontal automatic. HAFC
berfungsi mempertahankan gambar secara horisontal.
9. Horisontal Drive
Keluaran osilator berupa pulsa gelombang kotak yang di bentuk
dalam driver untuk memberikan pulsa masukan pada tingkat keluaran.
Horisontal drive berfungsi sebagai saklar, waktu konduksi ditentukan
seberapa panjang tegangan dc yang dihubungkan ke kumparan pembelok
horisontal untuk mencapai pembacaan horisontal. Lebar pulsa pendorong
horisontal sangat kritis, untuk alasan inilah umumnya tidak disediakan
pengaturan pembacaan horisontal.
10. Trafo Flyback
Trafo flayback T1 pada gambar di atas bagian kanan. Pada bagian
primer diparalel dengan kumparan pembelok untuk mengkonduksikan
arus pembelok horisontal. Bagian sekunder berupa kumparan step-up
untuk menghasilkan tegangan tinggi dari penajaman penurunan arus
selama retrace atau flyback. Tegangan tinggi ini disearahkan untuk
menghasilkan tegangan dc anoda tabung gambar.
Pada tap yang berbeda dari T1 juga dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan power supplay tegangan rendah, pulsa umpan balik
untuk HAFC, pada tap yang lain dapat juga digunakan untuk mensupplay
pulsa-pulsa horisontal untuk rangkaian AGC seperti pada gambar 18.
37


Gambar 18. Power Supplay Tegangan Tinggi dan Rendah

10. Sistem Generator Terkunci Untuk Sinkronisasi dan Defleksi
Metode penguncian generator defleksi horisontal dan vertikal pada
frekuensi yang sebenarnya menggunakan teknik digital. Penggunaan IC
memungkinkan membangun system generator terkunci pada penerima
TV. Sebuah IC tunggal dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pencegah noise, sinkronisasi separator, osilator horisontal dan vertikal.
Gambar 19 merupakan contoh sistem generator terkunci yang dapat
digunakan dalam kamera televisi dan peralatan studio lain untuk
memberikan sinyal pendorong horisontal dan vertikal.

38


Gambar 19. Blok Diagram Rangkaian Sistem Generator V dan H Terkunci

Single Master Osilator bekerja pada frekuensi 31,5 KHz . Frekuensi
ini dua kali frekuensi garis horisontal (H). Osilator mengendalikan dua
buah rangkaian cacah turun. Pada diagram bagian bawah dibagi dua
menghasilkan sinyal pendorong horisontal 15.750 Hz. Pulsa ini digunakan
secara langsung untuk rangkaian defleksi horisontal. Pada rangkaian
cacah yang lain dibagi 525 menghasilkan sinyal 60 Hz untuk defleksi
vertikal.
Pulsa vertikal dari keluaran integrator dibandingkan dengan sinyal
vertikal hasil pembagian pencacah dalam coincidence detector. Bila kedua
pulsa waktunya benar pencacah tidak berubah. Oleh karena itu jika kedua
pulsa V secara kebetulan tidak sama waktunya, sebuah pulsa reset
dihasilkan untuk koreksi. Reset artinya penghitungan kembali ke nol.
Dengan cara ini pencacah V mengawali medan gambar setiap saat reset
dilakukan. J adi perhitungan V dilakukan hanya jika phasa benar.
Sistem Generator Terkunci memberikan penyisipan (interlacing)
yang sempurna. Lebih jauh lagi metode ini memberikan kekebalan noise
yang sangat bagus pada sinyal sinkronisasi vertikal.


39
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Pesawat Televisi 12 20 ...................................... 1 buah
2. CRO double beam ................................................... 1 buah
3. Pattern Generator UHF/VHF .................................... 1 buah
4. Multimeter ............................................................... 1 buah
5. Skema rangkaian Televisi ....................................... 1 buah
6. Kabel CRO .............................................................. secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktikum !
2. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan
televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik
posisinya atau gunakan trafo isolasi !
3. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana
kerja anda pada instruktur !
4. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !

Langkah Kerja
a. Sinkronisasi Horisontal dan Diskriminator Fasa
1. Persiapkan alat dan bahan !
2. Sebelum melaksanakan percobaan perhatikan gambar kerja
bagian sinkronisasi separator dan deferensiator !
3. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator
pada kanal yang sesuai kemudian nyalakan keduanya !
4. Ukurlah tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian
sinkronisasi separator dengan dan tanpa sinyal masukan pattern
generator !
5. Ukurlah sinyal sinkronisasi setelah dilewatkan rangkaian
penunda !

40
b. Osilator Horisontal, Output Horisontal dan Defleksi Horisontal
1. Amati gambar skema kerja anda, perhatikan bagian-bagian
horisontal !
2. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator
pada kanal yang sesuai kemudian nyalakan keduanya !
3. Dengan osiloskop ukurlah bagian keluaran osilator horisontal,
penguat horisontal dan defleksi horisontal dengan dan tanpa
sinyal !
4. Catat besarnya tegangan dan frekuensinya pada tabel 6 !

Tabel 6. Osilator Horisontal, Output Horisontal dan Defleksi Horisontal
No TP
Bentuk
Gelombang
Vp-p
(Volt)
Frekuensi
(Hz)
Dengan sinyal
1.
Osilator
Horisontal



2.
Penguat
Horisontal



3.
Defleksi
Horisontal



Tanpa sinyal
4.
Osilator
Horisontal



5.
Penguat
Horisontal



6.
Defleksi
Horisontal




c. Osilator Vertikal, Penguat Vertikal dan Defleksi Vertikal
1. Amati gambar skema kerja anda, perhatikan bagian-bagian
vertikal !
41
2. Tempatkan kanal pesawat penerima TV dan pattern generator
pada kanal yang sesuai, nyalakan keduanya !
3. Dengan osiloskop ukurlah bagian keluaran osilator vertikal,
penguat vertikal dan defleksi vertikal dengan dan tanpa sinyal !
4. Catat besarnya tegangan dan frekuensi pada tabel 7 !

Tabel 7. Osilator Vertikal, Output Vertikal dan Defleksi Vertikal
No TP
Bentuk
Gelombang
Vp-p
(Volt)
Frekuensi
(Hz)
Dengan sinyal
1.
Osilator
Vertikal



2.
Penguat
Vertikal



3.
Defleksi
Vertikal



Tanpa sinyal
4.
Osilator
Vertikal



5.
Penguat
Vertikal



6.
Defleksi
Vertikal





Lembar Latihan
1. Berapakah jumlah garis horisontal untuk :
1. Satu frame gambar pada sistem NTSC dan PAL
2. Satu medan gambar pada sistem NTSC dan PAL
2. Berapakah frekuensi pembelok menurut NTSC dan PAL untuk :
1. Horisontal
2. Vertikal
42
3. Apa penyebab dari flicker (gambar berkedip) ?
4. Apa pengaruhnya pada gambar jika :
1. Amplitudo pembelok vertikal tidak cukup
2. Amplitudo pembelok horisontal tidak cukup
5. Manakah yang lebih cepat trace atau retrace ?






































43
KEGIATAN BELAJAR 5

TABUNG GAMBAR

Lembar Informasi
Pada layar fosfor sebuah tabung gambar berwarna dapat
direproduksi gambar dengan menggunakan sinyal gambar yang dikirimkan
dari pemancar. Didalam tabung gambar berwarna terdapat tiga berkas
elektron yang dibangkitkan oleh tiga buah penembak elektron masing-
masing mengenai titik-titik fosfor merah, hijau dan biru pada layar fosfor
secara efektif, sehingga titik-titik menyala membentuk gambar berwarna
yang baik.
1. Konstruksi Tabung Gambar
Tabung gambar berwarna tipe shadow mask telah lazim dipakai.
Pada tabung gambar berwarna seperti ini, diletakkan sebuah mekanisme
diskriminasi warna, yaitu shadow mask dibelakang layar fosfor seperti
terlihat pada gmbar di bawah ini. Ada dua macam tabung gambar
berwarna yaitu tipe shadow mask dan tipe aperture grille. Tipe shadow
mask dibagi menjadi tipe berkas delta dan tipe berkas in line.

Gambar 20. Konstruksi Tabung Gambar (Reka Rio :49)



44
2. Fungsi Tabung Gambar Berwarna
Untuk menyalakan layar fosfor pada tabung gambar perlu
dibangkitkan berkas elektron yang dikenakan pada layar fosfor. Berkas
elektron dihasilkan oleh penembak, dalam penembak elektron diemisikan
elektron, dimodulasi dipercepat dan di fokuskan.
Ada dua macam penembak elektron yang digunakan pada tabung
gambar berwarna, pertama dapat membuat tiga berkas elektron dengan
tiga buah penembak elektron dan kedua dapat membuat tiga berkas
elektron oleh sebuah penembak elektron. Beberapa elektroda silinder
logam disusun pada satu sumbu.
Pada tiap elektroda diberi tegangan, jarak antar elektroda, diameter
dan panjang elektroda merupakan faktor yang sangat penting untuk
menentukan bekerjanya tabung gambar berwarna. Elektroda-elektroda
silinder diberi nomor dengan diberi nama kisi nomor 1, kisi nomor 2 dan
seterusnya yang diurut mulai dari yang terdekat dengan katoda.
a. Emisi elektron termo adalah emisi elektron yang disebabkan oleh
adanya energi katoda yang dipanaskan sampai 800 C.
b. Modulasi berkas elektron adalah jumlah elektron yang diemisikan
dari katoda banyak bergantung pada tegangan katoda, kisi nomor
1, kisi nomor 2. Karena elektron membawa muatan listrik negatip,
maka ditolak oleh tegangan negatip kisi nomor 1 sehingga jumlah
elektron yang diemisikan dari katoda menurun. Tegangan antara
katoda dan kisi nomor 1 bila dinaikkan jumlah elektron yang
diemisikan akan menurun.






Gambar 21. Penampang Penembak Elektron (Reka Rio :51)
45
3. Pemfokusan Berkas Elektron
Pemfokusan berarti menyatukan elektron satu pada sebuah titik
yang sangat kecil pada layer fosfor . Pada gambar di bawah ini
memperlihatkan jalannya berkas elektron. Elektron-elektron yang
diemisikan katoda memencar menuju katoda, pada saat mencapai
elektroda pemfokus, karena adanya medan listrik elektron memusat
pada satu titik.
Penampang terkecil dekat G1 (juga G2) disebut titik cross over.
Berkas elektron yang memencar lagi dari titik cross over difokuskan pada
layer fosfor dengan lensa listrik pemfokus. Fungsi lensa menyerupai
lensa optic.
Sistem pemfokusan berkas elektron dengan membrikan tegangan
pemfokus pada elektroda penembak elektron dinamakan sistem
pemfokusan elektrostatis. Tedapat dua tipe pemfokus elektrostatis yaitu
tipe uni-potensial dan bipotensial. Perbedaan nyata keduanya adalah
tegangan pemfokus yang diberikan pada G3.


Gambar 22. Konstruksi Rakitan Penembak Elektron
Tipe Fokus Elektrostatis
46
4. Penjelasan Dasar Tabung Gambar
a. Tegangan Anoda
Untuk dapat memberikan kuat cahaya dan kecepatan electron
yang mengenai layer fosfor dengan cukup, maka tegangan anoda
harus tinggi. Pada elektroda pemercepat juga membutuhkan
tegangan tinggi. Bila tegangan anoda abnormal sangat tinggi dapat
membangkitkan radiasi sinar x yang abnormal dari tabung gambar
berwarna.
b. Dukungan logam
Lapisan alumunium tipis 0,1 sampai 0,3 m tebalnya
dihamburkan pada bagian belakang layer fosfor sebagai pendukung.
Ini disebut dukungan logam dan tegangan anoda diberikan melalui
logam tersebut. Dalam dukungan logam, alumunium bertindak
sebagai cermin optik sehingga kuat cahaya fosfor naik. Selain itu
juga melindungi lapisan fosfor dari kerusakan karena ion,
mempermudah alisan arus anoda.
c. Tabung gambar tahan terhadap ledakan
Karena tabung gambar berwarna terbuat dari dinding kaca yang
lebar dan dibuat hampa didalamnya, maka bila pecah akan terjadi
bahaya ledakan ke dalam. Untuk mencegah bahaya ledakan ke
dalam biasanya tabung gambar berwarna diperkuat secara
mekanik, dengan memasang bingkai pelat baja di bagian pinggir
tabung gambar.
5. Mekanisme Penyetel Yang Penting di Luar Tabung Gambar
Komponen-komponen pemasang tabung gambar dan garis besar
metoda pemasangannya ditunjukkan pada gambar 23 di bawah ini.
Komponen-kompoenen pemasang dan posisi pemasangannya berbeda-
beda tergantung pada jenis tabung gambar berwarna yang digunakan.
Struktur dan bentuknya berbeda satu sama lain. Agar dapat membuat tiga
berkas elektron tepat mengenai satu titik, maka tiap macam tabung
gambar harus mengikuti tiga fungsi sebagai berikut :
47
a. Penyetelan puritas, ketiga berkas elektron merah, hijau dan biru
harus mengenai fosfor masing-masing dengan cara penyetelan
puritas.

Gambar 23. Contoh Komponen Tiga Macam Tabung Gambar


Tabel 8. Komponen Pemasang Tabung Gambar Berwarna
dan Fungsinya



48
b. Penyetelan konvergensi statis, pada titik tengah layer fosfor ketiga
berkas elektron merah, hijau dan biru harus mengenai satu titik
dengan penyetelan konvergensi statis.
c. Penyetelan konvergensi dinamis, pada bagian tepi layer fosfor
ketiga berkas elektron merah, hijau dan biru harus mengenai satu
titik dengan penyetelan konvergensi dinamis.

6. Metoda Pendorong Tabung Gambar
Ketiga buah sinyal perbedaan warna dari demodulator warna dan
sinyal luminansi yang berasal dari penguat video dicampur sehingga
menghasilkan warna primer merah, hijau dan biru. Setelah ketiga warna
primer diperkuat untuk mendapatkan amplitude tegangan yang cukup
untuk menggerakkan tabung gambar berwarna (sekitar 90Vp-p). Sistem
penggerak ini disebut metoda penggerak warna primer karena tabung
gambar berwarna digerakkan oleh tiga warna primer.
Pada metoda penggerak sinyal perbedaan warna tabung gambar
berwarna digerakkan oleh tiga buah sinyal perbedaan warna dan tiga
buah sinyal luminansi melalui elektroda-elektroda yang berlainan dan
mereka dikombinasikan menjadi R, G dan B dalam tabung gambar
berwarna.


Gambar 24. Metoda Pendorong Tabung Gambar (Reka Rio : 71)

49
7. Rangkaian di Sekitar Tabung Gambar
Untuk mendapatkan kerja yang benar dari tabung gambar berwarna
harus diberikan tegangan yang cukup pada setiap elektroda. Rangkaian-
rangkaian yang membuat tabung gambar bekerja disebut rangkaian di
sekitar tabung gambar. Rangkaian tersebut antara lain kompensator
distorsi pinkuisen raster, rangkaian pengatur keseimbangan putih,
rangkaian degauss otomatis.

Gambar 25. Rangkaian Pengatur Keseimbangan Putih (Reka Rio : 134)

8. Rangkaian Pengatur Keseimbangan Putih
Untuk dapat mengkoreksi gambar hitam-putih, keseimbangan
penyinaran dari merah, hijau dan biru dapat diatur oleh rangkaian
50
keeimbangan putih bila TV menerima gelombang sinyal hitam-putih. J ika
pengaturan ini tidak cukup baik maka pada waktu menerima sinyal TV
berwarna pada penerima tidak dapat dihasilkan gambar berwarna yang
benar. Gambar 25 menunjukan rangkaian pengatur keseimbangan putih
dengan metoda pendorong sinyal warna primer.
Pengatur keseimbangan putih dapat dilakukan dengan memakai
potensiometer kisi penyaring seperti terlihat pada gambar, yaitu untuk
memberikan tegangan bias pemadam pada tabung gambar berwarna atau
untuk mengatur daerah level rendah, dan pengaturan pada daerah
gambar yang sangat terang dilakukan oleh sinyal pendorong yang
mengatur potensiometer kisi penyaring

Lembar Kerja
Alat dan Bahan
7. Pesawat Televisi 12 - 20 ....................................... 1 buah
8. CRO double beam ................................................... 1 buah
9. Pattern Generator UHF/VHF .................................... 1 buah
10. Multimeter ................................................................ 1 buah
11. Skema rangkaian Televisi ....................................... 1 buah
12. Kabel CRO ............................................................... secukupnya

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
5. Gunakan pakaian praktikum !
6. Yakinkan tidak ada beda tegangan antar ground pada CRO dan
televisi, jika ada beda tegangan cobalah tusuk kontak dibalik
posisinya atau gunakan trafo isolasi !
7. Ikuti prosedur percobaan dengan benar, konsultasikan rencana
kerja anda pada instruktur !
8. Tempatkan semua peralatan dalam kondisi yang aman !


51
Langkah Kerja
b. Pengamatan Kumparan Konvergensi dan Konvergensi Statik
1. Persiapkan alat dan bahan !
2. Amati kumparan konvergensi dan konvergensi statik !
3. Gambarkan posisi kumparan dan magnet konvergensi dalam
tabung gambar !
Pada pesawat penerima televisi berwarna pada umumnya
mempunyai pengatur konvergensi untuk berkas elektron yang
mendapatkan pengaruh sinyal R, G dan B. Kutub-kutub magnit
listrik dipasang mengelilingi leher CRT dengan sudut antara
sumbu-sumbunya 120. Kutub-kutub magnit permanen juga
digunakan untuk memperbaiki konvergensi berkas elektron.
c. Mengenal Matrix dan Tabung Sinar Katoda
1. Perhatikan rangkaian CRT !
2. Amati pada rangkaian matrix, bagaimana sinyal R-Y dan B-Y
dapat menghasilkan sinyal G-Y !
3. amati keluaran sinyal R-Y, G-Y dan B-Y sebelum memasuki
tabung gambar dicampur bersama-sama dengan sinyal luminasi
(Y) sehingga berupa sinyal R, G dan B yang masuk pada tabung
gambar!
4. Amati pula pada bagian manakah tabung gambar sinyal warna
primer dihubungkan !
d. Pengaturan Warna-warna Primer
1. Hubungkan pattern generator ke penerima televisi atau melalui
video sender !
2. Atur frekuensi kanal keduanya hingga sama !
3. Pilih pola batang warna !
4. Nyalakan pattern generator dan pesawat penerima Televisi !
5. Amati secara seksama warna-warna yang ditampilkan !
6. Pindahkan pola gambar menjadi pola warna merah !
52
7. Aturlah trimpot bias pada warna merah hingga diperoleh merah
maksimum !
8. Ganti dengan pola warna hijau dan atur trimpot bias warna hijau
hingga diperoleh warna paling hijau !
9. Ganti pola warna biru dan atur trimpot bias warna biru hingga
diperoleh warna paling biru !
10. Ganti pola gambar dengan batang warna !
11. Cermati adakah perbedaan tampilan dengan sebelumnya !

Lembar Latihan
1. Apa fungsi dari tabung gambar ?
2. Pada bagian manakah sinyal video dihubungkan dengan tabung
gambar ?
3. Lapisan apa yang digunakan supaya tabung dapat
memendarkan cahaya ?
4. J enis emisi apa yang digunakan tabung gambar yang
menggunakan filamen ?
5. Pada bagian apakah dilakukan penyetelan agar berkas elektron
merah, hijau dan biru mengenai fosfor dengan tepat ?
6. Apa maksud dari :
i. Penyetelan konvergensi statik
ii. Penyetelan warna putih
7. Metoda apakah yang digunakan setelah ketiga warna primer
mempunyai amplituda tegangan yang cukup untuk
menggerakkan tabung gambar berwarna ?

Anda mungkin juga menyukai