parametrik untuk menguji hipotesa bahwa variabel percobaan akan memberi efek pada beberapa subjek di satu sisi dan subjek lainnya di sisi yang berlawanan. Pengujian ini dibandingkan dengan grup kontrol. Tes ini membutuhkan data ordinal. Tes ini berfokus pada rentang di grup kontrol, dan mengukur berapa banyak nilai ekstrim di grup eksperimental mempengaruhi rentang saat digabungkan dengan grup kontrol. Uji Moses lebih fokus kepada variasi data dari dua sampel. Asumsi-asumsi Data terdiri atas dua sampel acak X1, X2, ., Xn1 dari populasi 1 dan Y1, Y2, ., Yn2 dari populasi 2. Distribusi-distribusi populasi kontinyu dan memiliki bentuk yang sama Kedua sampel independen Hipotesis-hipotesis (Dua sisi) H0 : 1 = 2, H1 : 1 2 Ket ; H0 : grup eksperimental = grup kontrol H1 : grup eksperimental grup kontrol (Satu sisi) H0 : 1 2, H1 : 1 < 2 (Satu sisi) H0 : 1 2, H1 : 1 > 2 Rincian Prosedur dan Statistik Uji Bagilah hasil-hasil pengamatan X secara acak menjadi m 1
subsampel berukuran k. Singkirkan hasil-hasil pengamatan yang tersisa. Bagilah hasil-hasil pengamatan Y secara acak menjadi m 2 subsampel berukuran k. Singkirkan hasil-hasil pengamatan yang tersisa. Shorack menganjurkan agar k sebesar mungkin tetapi tidak lebih besar dari 10, serta agar m 1 dan m 2 cukup besar sehungga penerapan uji lokasi bisa memberikan hasil-hasil yang berarti. Untuk masing-masing subsampel, hitunglah jumlah kuadrat deviasi- deviasi setiap hasil pengamatan dari nilai rata-ratanya. Dengan kata lain hitunglah pembilang pada rumus varians yang telah kita kenal: yakni pembilang yang bentuknya adalah ( X - X ) 2 atau ( Y - Y ) 2 . Lanjutan.. Nyatakan ke m 1 jumlah kuadrat yang dihitung dari subsampel- subsampel X dengan C 1 , C 2 , , C m1 . Nyatakan ke m 2
jumlah kuadrat yang dihitung dari subsampel-subsampel Y dengan D 1 , D 2 , , D m2
Terapkan uji Mann Whitney dengan nilai-nilai C dan nilai-nilai D berturut-turut berperan sebagai nilai-nilai X dan nilai-nilai Y, serta m 1 dan m 2 menggantikan n 1 dan n 2. Dengan demikian statistik uji yang digunakan adalah: T = S m 1 (m 1 +1) / 2 Ket: S adalah jumlah peringkat-peringkat yang di berikan untuk jumlah-jumlah kuadrat yang dihitung dari subsampel- subsampel X Kaidah Pengambilan Keputusan Tolaklah H 0 : 1 = 2 jika nilai T hasil perhitungan lebih kecil dari W /2 atau lebih besar dari W1-/2 dengan W /2 adalah nilai kritis untuk T dan W 1-/2 diperoleh dari : W 1-/2 = n 1 n 2 - W /2 Tolaklah H 0 : 1
2 jika nilai T hasil perhitungan lebih kecil dari W, nilai kritis T yang diperoleh dari tabel dengan memasukkan m1,m2,dan . Tolaklah H 0 : 1
2 jika nilai T hasil perhitungan lebih besar dari W 1- yang diperoleh dari : W 1- = n 1 n 2 - W
Contoh soal Untuk Sampel Kecil Dalam sebuah studi tentang masa hidup rata-rata serta produksi keping-keping darah pembeku pada pasien- pasien penderita kekurangan keping pembeku tanpa sebab yang jelas (idiopathic thrombocytopenic purpural/ITP) dan pada subjek-subjek yang sehat . Branehog dkk mengumpulkan data tentang pemulihan keping pembeku seperti pada tabel di bawah ini:
Mereka mendefinisikan pemulihan keping pembeku (platelet recovery) sebagai persentase radioaktivitas yang terikat pada keping pembeku yang diinfuskan, yang tetap tinggal dalam darah periferal 15 menit setelah infus. Kita ingin mengetahui apakah data ini menyediakan bukti yang cukup untuk menunjukkan perbedaan dalam hal penyebaran antara kedua populasi yang diwakili oleh sampel-sampel pengamatan. Dalam hal ini kita memilih taraf nyata 0,05. Pasien dengan ITP (X) 26 30 32 17 21 27 26 44 35 14 18 18 17 23 29 16 13 36 28 23 24 34 52 35 Subjek Sehat (Y) 47 66 51 44 80 65 58 65 61 64 51 56 76 58 61 48 55 68 59 60 58 - - - Tabel 1. Persentase keping pembeku yang pulih pada dua kelompok subjek Lanjutan.. Hipotesis-hipotesis H0 : 1 = 2, H1 : 1 2 Statistik uji Kalau k adalah 4, maka untuk ke 24 hasil pengamatan X mendapatkan m 1 = 6 buah subsampel, dan untuk ke 21 hasil pengamatan Y mendapatkan m 2 = 5 buah subsampel. Sebuah hasil pengamatan Y terpaksa kita buang. Apabila secara acak kita membagi hasil-hasil pengamatan X menjadi enam subsampel, salah satu perangkat subsampel yang mungkin, berikut jumlah-jumlah kuadrat deviasi yang dikehendaki: Subsampel(m 1 ) Pengamatan X Jumlah kuadrat(C) 1 26, 32, 35, 24 29.25 78.75 2 26, 36, 18, 23 25.75 172.75 3 18, 16, 30, 13 19.25 166.75 4 35, 27, 29, 28 29.75 38.75 5 52, 17, 14, 17 25 978.00 6 21, 44, 23, 34 30.5 341.00
Begitu pula, pembagian hasil-hasil pengamatan Y secara acak akan memberikan kemungkinan sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah jumlah kuadrat dan peringkatnya masing-masing Jumlah Kuadrat, Kelompok X Peringkat X Jumlah Kuadrat, Kelompok Y Peringkat Y 38.75 1 78.75 2 106.75 3 113.00 4 166.75 5 172.75 6 317.00 7 336.75 8 341.00 9 465.00 10 978.00 11 Jumlah 34 Uji Statistik Menggunakan persamaan uji statistik sebelumnya maka diperoleh : T = 34 6 (7) / 2 = 13 W /2 pada tabel uji Mann Whitney adalah 4 W 1-/2 = (6)(5) - W /2 = 30 4 = 26
Contoh Tabel Uji Mann Whitney Dua Sisi Keputusan Tabel uji Mann Whitney menyingkapkan bahwa nilai-nilai kritis untuk statistik uji ini adalah 4 dan 26. Karena 4 < 13 < 26, kita tidak dapat menolak H 0 , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal penyebaran antara kedua populasi yang diamati
Untuk Satu Sisi (=0.05) Karena kesimpulan pada soal sebelumnya tidak ada perbedaan dalam hal penyebaran antara kedua populasi yang diamati maka tidak diperlukan uji satu sisi untuk melihat perbandingan lebih besar atau lebih kecil antara dua populasi. Untuk sampel besar Apabila kita tidak dapat menggunakan Tabel Kuantil-kuantil statistik uji Mann Whitney untuk mendapatkan nilai-nilai kritis karena entah banyaknya nilai C atau banyaknya nilai D lebih dari 20, kita dapat menggunakan aproksimasi sampel besar pada Uji Mann- Whitney. Selanjutnya digunakan teorema limit sentral yaitu:
Dengan demikian kurang lebih memiliki distribusi normal standar bila H 0 benar Kekurangan Uji Moses Salah satu kekurangan uji Moses untuk memeriksa kesamaan antara parameter-parameter penyebaran adalah efisiensinya yang relatif kurang. Sebuah kekurangan yang lain adalah karena subpopulasi-subpopulasi di sini diperoleh secara acak maka tinggi sekali kemungkinan bahwa orang yang berbeda yang menerapkan uji ini akan mendapatkan nilai-nilai statistik uji yang berbeda pula. Jadi bila subpembagian yang satu mengantar kita ke hasil-hasil yang bermakna maka yang lain mungkin tidak Dalam kaitan ini kami menekankan bahwa anda tidak dapat mencoba prosedur pengacakan yang lain sampai anda menemukan subpembagian yang mengantar Anda ke kesimpulan yang dikehendaki. Kalau sudah siap emikian, Anda harus siap untuk menerima hasil apapun yang diperoleh. Shorack menyebut bahwa uji-uji semacam uji Moses ini adalah statistik- ststistik yang berfaedah tetapi tidak efisien SEKIAN DAN TERIMA KASIH Lanjut Ke Uji Lainnya