Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH STATISTIK

“UJI KRUSKAL WALLIS”

Oleh :

1. Penta Putra P (16050450)


2. Siti Rukmana (1605045047)
3. Debora Febrina Sinaga (16050450)
4. Putri Suci (16050450)
5. Insani Caroline Simanjuntak (1605045074)
6. Vivyana Rascka (16050450)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MULAWARMAN SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah nonparametrik pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, pada tahun
1942. Metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat
digunakan dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan
metode statistic parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.
Istilah lain yang sering digunakan untuk statistik nonparametrik adalah statistik
bebas distribusi (distribution free statistics) dan uji bebas asumsi (assumption-
free test). Statistik nonparametric banyak digunakan pada penelitian-penelitian
sosial. Data yang diperoleh dalam penelitian sosial pada umunya berbentuk
kategori atau berbentuk rangking.
Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan
adanya asumsi - asumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut
juga sebagai statistik bebas sebaran (distribution free). Statistik nonparametrik
tidak mensyaratkanbentuk sebaran parameter populasi berdistribusi normal.
Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala
nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis nominal dan ordinal
tidak menyebar normal. Dari segi jumla data, pada umumnya statistik
nonparametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n <30).
Statistik Non Parametrik merupakan bagian statistik yang parameter dari
populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memilki distribusi
yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu homogen. Dalam sejumlah uji
statistik nonparametrik hanya menetapkan asumsi/persyaratan bahwa
observasi-observasinya harus independen dan bahwa varibel yang diteliti pada
dasarnya harus memiliki kontinuitas. (Frisztado, 2010).
Statistic non parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan. adapun
keuntungan dari penggunaan prosedur-prosedur dari Statistik Non Parametrik
adalah sebagai berikut:
1. Pernyataan kemungkinan yang diperoleh dari sebagian besar tes statistik
non parametrik adalah kemungkinan yang eksak. Dimana tes non
parametrik menggangap bahwa distribusi yang mendasarinya dalah
kontinyu sama dengan anggapan yang dibuat tes-tes parametrik.
2. Terdapat tes-tes Statistik Non Parametrik untuk mengarap sampel-sampel
yang terdiri dari observasi-observasi dari beberapa populasi yang berlainan,
selain itu statistik non parametrik dapat digunakan pada sampel yang sifat
distribusinya tidak diketahui secara pasti.
3. Tes- tes Statistik Non Parametrik dapat menggarap data yang berupa
rangking dan data yang skor-skornya sepintas memilkik kekuatan rangking.
Selain itu juga dapat menggarap data berupa klasifikasi semata yang diukur
dalam skala nominal.
4. Tes-tes Statistik Non Parametrik lebih muda dipelajari dibandingkan
dengan Parametrik, dan juga memiliki kemungkinan untuk digunakan
secara salah juga kecil karena memerlukan asumsi dalam jumlah minimum.
(Frisztado, 2010)
Sedangkan kekurangan dari pengunaan prosedur-prosedur model
Statistik Non Parametrik adalah :
1. Penggunaan Statistik Non Parametrik akan menjadi penghamburan data jika
data memenuhi syarat model statistik parametrik,
2. Belum ada satu pun dalam metode Statistik Non Parametrik untuk mengukur
interaksi-interaksi dalam model analisis varian,
3. Penggunanaan Statistik Non Parametrik memerlukan banyak tenaga serta
menjemukan.
(Frisztado, 2010)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Uji Kruskal Wallis?
2. Sebutkan contoh permasalahan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Uji Kruskal Wallis
2. Untuk mengetahui contoh permasalahan dengan menggunakan uji Kruskal
Wallis?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kruskal Wallis
Uji Kruskal-Wallis, sering pula disebut Uji H Kruskal Wallis, adalah
rampatan uji jumlah rang (dwi sampel Wilcoxon) untuk sejumlah sampel k > 2.
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis Ho bahwa k sampel bebas berasal dari
populasi yang sama. Diperkenalkan di tahun 1952 ole W.H. Kruskal dan W.A.
Wallis, uji ini merupakan padanan cara non parametrik untuk menguji kesamaan
rataan dalam analisis variansi ekafaktor bila ingin mengehindari anggapan bahwa
sampel berasal dari populasi normal. Jika dari populasi yang sama, maka rata-
rata ke-k sampel tersebut tentu relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan
(Walpole&Mayer, 1995).
Analisis varians satu-arah berdasarkan peringkat Kruskal Wallis yaitu
teknik non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis nol yang
menyatakan bahwa beberapa sampel telah ditarik dari populasi populasi
yang sama atau identik. Dan apabila kasus yang diselidiki hanya dua sampel,
maka uji Kruskal Wallis setara dengan uji Mann-Whitney. Uji Kruskal Wallis
memanfaatkan informasi yang lebih banyak ketimbang yang digunakan
pada uji median. Kruskal Wallis juga merupakan uji yang paling tidak berasal
dari pengukuran yang menggunakan skala ordinal.
Asumsi-asumsi:
1. Data untuk analisis terdiri atas k sampel acak berukuran n1, n2,...,nk.
2. Pengamatan-pengamatan bebas baik di dalam maupun di antara sampel-
sampel.
3. Variabel yang diamati kontinyu.
4. Skala yang digunakan setidaknya ordinal.
5. Populasi populasi identik kecuali dalam hal lokasi yang mungkin
berbeda untuk sekurang-kurangnya satu populasi.
Hipotesis-hipotesis:
H0 : Ke-k fungsi distribusi populasi identik (M1, M 2,…. M c )
H1 : Tidak semua dari ke-k populasi memiliki median yang sama
Dalam hal ada beberapa pengamatan yag sama , berikan perngkat rata
ratanya. Lambangkan jumlah peringkat dalam contoh ke-I dengan Ri.
Selanjutnya perhatikan rumus dibawah ini:
𝑘
12 𝑅𝑖2
𝐻= ∑ − 3(𝑛 + 1)
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛1
𝑖=1

Yang dapat dihampiri dengan sangat baik oleh sebaran khuadrat-kuadrat


dengan K-1 derajat bebeas bila H0 benar dan bila setiap contoh sekrang-
kurangnya terdiri atas 5 pengamatan. Perhatikan bahwa nilai bagi H adalah
𝑘
12 𝑟𝑖2
𝐻= ∑ − 3(𝑛 + 1)
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛1
𝑖=1

Dengan R1 bernilai, r1. R2 bernilai r2 dan demikian seterusnya.


Kenyataan bahwa nilai h besar bila contoh-contoh itu berasal dari populasi yang
tidak identic memungkinkan kita untuk membuat kriteria keputusan bagi
pengujian H0:
Uji kruskal wallis. Untuk menguji hipotesis nol H0 bahwa k contoh itu
berasal dari populasi yang identic. Hitunglah
12 𝑟2
𝐻 = 𝑛(𝑛+1) ∑𝑘𝑖=1 𝑛𝑖 − 3(𝑛 + 1) ditolak pada taraf nyata α ; sedangkan bila h
1

jatuh diluar wilayah kritis, terima H0.


Bila h jatuh dalam wilayah kritik h > 𝑋𝛼2 dengan v=k-1 derajat bebas.
Maka H0.

B. Contoh soal
Dalam percobaan untuk menentukan system peluru kendali mana yang
lebih baik, dilakukan pengukuran pada laju pembakarannya. Datanya setelah
dikodekan, diberikan dalam table. Gunkan uji kruskal wallis dan taraf nyata α =
0,05 untuk menguji hipotesa bahwa laju pembkaran bahan bakar sama untuk
ketiga system tersebut.

Tabel 2.1
Data system peluru kendali
System peluru kendali
1 2 3
24.0 23,2 18,04
16.7 19,8 19,1
22.8 18,1 17,3
19.8 17,6 19,7
18,9 20,2 18,9
17,8 18,8
19,3
Jawab :
1. H0 : µ1 = µ2 = µ3
2. H1 : ketiga populasi minimal terdapat satu perpedaan
3. Α = 0,05
4. Wilayah titik : h > X2 0,05 = 5,991
5. Perhitungan : dalam table kita ubah pengamatan itu menjadi peringkat dan
kemudian menjumlahkan semua peringkat untuk masing-masing system.

System peluru kendali


1 2 3
19 18 7
1 14,5 11
17 6 2,5
14,5 4 13
9,5 16 9,5
R1 = 61 5 8
R2=63,5 12
R3=65,5

Sekarang, dengan mensubtitusikan N1 = 5. N2 = 6, N3 = 8, r1 = 61, r2 = 63,5 dan r3 =


65,5. Maka kita memperoleh nilai statistic uji H yaitu
𝑘
12 𝑟𝑖2
𝐻= ∑ − 3(𝑛 + 1)
𝑛(𝑛 + 1) 𝑛1
𝑖=1
𝑘
12 𝑟12 𝑟22 𝑟32
= ∑ + + − 3(18 + 1)
18(18 + 1) 𝑛1 𝑛2 𝑛3
𝑖=1
𝑘
12 612 63,52 65,52
= ∑ + + − 3(18 + 1)
18(18 + 1) 5 6 8
𝑖=1

𝐻 = 1,66
6. Keputusan : karena h = 1,66 tidak jauh dalam wilayah kritiknya, yaitu h > 5,991.
Berarti kita tidak mempunyai bukti yang cukup untuk menolak hipotis bahwa laju
pembakaran bahan bakar sama untuk ketiga system peluru kendali itu.
DAFTAR PUSTAKA

Univ Pancasila. 2010. PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN BUS


WAY TRANS JAKARTA. [Online] avaible at :
http://repository.univpancasila.ac.id/dmdocuments/PERSEPSI%20KONSUME
N%20TERHADAP%20PELAYANAN%20BUSWAY%20TRANS%20JAKA
RTA.pdf.

Anda mungkin juga menyukai