dibangunnya, prinsip kerjanya, spesifikasi dan jenis layanan dari LTE Long Term Evolution (LTE) Lebih mengenal tentang LTE Rizka Nurhasanah 1101124338 S1 Teknik Telekomunikasi 2012 Latar Belakang munculnya LTE Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler dituntut untuk berkembang guna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya. Salah satu hal yang berkembang adalah kebutuhan akan komunikasi paket data. Dimulai dari generasi kedua, yakni GPRS, konsumen mulai dikenalkan dengan komunikasi paket data. Seiring dengan berkembangnya teknologi, mulai dari EDGE, UMTS, HSDPA, HSUPA, HSPA+, dimana akan terjadi trend perubahan kebutuhan konsumen dari telekomunikasi suara menjadi komunikasi data dengan kecepatan transfer yang semakin tinggi. Long Term Evolution, umumnya dikenal dengan nama 4G LTE ialah standar untuk komunikasi wireless dengan kecepatan akses data yang tinggi untuk mobile phone dan terminal data. LTE dikembangkan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project) dengan dasar teknologi WCDMA,HSDPA,HSUPA dan HSPA. LTE bukan pengganti dari UMTS tetapi tepatnya sebagai update dari teknologi UMTS 3G yang membuat laju datanya semakin cepat, baik untuk uploading maupun downloading. Perusahaan mana yang merintis LTE? Verizon Wireless merupakan perusahaan US pertama yang menyebarkan LTE secara luas, disusul oleh MetroPCS dan AT&T. Sprint dan T-Mobile USA, keduanya mempunyai rencana untuk membangun LTE. Faktanya, Sprint telah mengembangkan jaringan WiMAX yang mendukung LTE secara bertahap. Verizon Wireless dan AT&T saat ini memiliki jaringan LTE yang kompatibel, meskipun keduanya memakai frekuensi di spektrum 700 MHz. Menurut pernyataan pelanggan mereka, kecepatan downloadnya melebihi 15 Mbps dan kecepatan upload pada range 10 Mbps. 4G LTE sangat handal untuk mengunduh dan mengunggah video beresolusi tinggi, mengakses e-mail dengan lampiran besar, bermain game dalam waktu dekat dan nyata, surfing dengan cepat dan mudah, mendownload foto dalam hitungan detik dan film dalam beberapa menit serta dapat melakukan video conference setiap saat. Kemampuan LTE lainnya adalah untuk mengoperasikan fitur Multimedia Broadcast Multicast Service (MBMS), yang sebanding dengan DVB-H dan WiMAX. LTE dapat beroperasi pada salah satu spektrum yang termasuk standar IMT-2000 (450, 850, 900, 1800, 1900, 2100 MHz) ataupun pada spektrum baru seperti 700 MHz dan 2,5 GHz.
Tujuan dari LTE adalah menambah kapasitas dan kecepatan dari jaringan data wireless menggunakan teknik pemrosesan sinyal digital terbaru dan teknik modulasinya, lalu mendesain ulang dan menyederhanakan arsitektur jaringan menjadi berbasis IP dengan mengurangi transfer latensi dibandingkan dengan arsitektur 3G. Antarmuka LTE wireless kompatibel dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan pada spektrum wireless yang terpisah.. Standar LTE diselesaikan pada Desember 2008 dan publikasi pertama adanya layanan LTE diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Stockholm pada 14 Desember 2009 sebagai sebuah koneksi data dengan modem USB. Layanan LTE juga diluncurkan oleh sebagian besar perusahaan Amerika bagian Utara. Samsung SCH-r900 diluncurkan sebagai telepon mobile LTE yang pertama di dunia pada tanggal 21 september 2010. Sementara itu Samsung Galaxy Indulge menjadi smartphone LTE pertama di dunia yang diluncurkan pada 10 Februari 2011.
Prinsip Kerja LTE Untuk transmisi, LTE menggunakan teknologi OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) pada downlink. OFDMA adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Sedangkan untuk uplink, LTE menggunaakan SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access). SC-FDMA memiliki banyak kesamaan dengaan OFDMA. SC-FDMA dipilih pada sisi uplink karena mempunyai nilai PAPR (Peak Average Power Ratio) yang kecil dibandingkan dengan OFDMA. Untuk antena, LTE menggunakan konsep MIMO (Multiple Input Multiple Output) yang memungkinkan antena untuk melewatkan data yang berukuran besar setelah sebelumnya dipecah dan dikirim secara terpisah. Laju data tertinggi pada uplink adalah 75 Mbps dan 300 Mbps pada downlink. Teknik modulasi LTE mentransmisikan data melalui banyak spektrum radio yang besarnya masing-masing 180 kHz. Aliran data dibagi menjadi banyak aliran yang lebih lambat dan ditransmisikan secara serentak, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya efek multipath. Kanal transmisi LTE diperbesar dengan meningkatkan jumlah operator spektrum radio tanpa mengganti parameter kanal spektrum radio itu sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwidth yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kecepatan transmisi secara keseluruhan. LTE menggunakan arsitektur jaringan IP untuk menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antarmuka LTE, jaringan radio, dan jaringan inti sehingga industri wireless dapat beroperasi layaknya fixed-line network. Secara keseluruhan jaringan arsitektur LTE sama dengan teknologi GSM dan UMTS. Secara mendasar, jaringan terbagi menjadi dua bagian yaitu jaringan radio dan jaringan inti. Walaupun begitu, jumlah bagian jaringan logis dikurangi untuk menyederhanakan aristektur secara keseluruhan dan mengurangi biaya serta latensi di dalam jaringan. Transmisi data dalam LTE baik dalam arah uplink maupun downlink dikontrol oleh jaringan. Proses ini sama seperti teknologi GSM maupun UMTS. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B.
GSM dikembangkan untuk menyediakan layanan real time dalam circuit switched. Layanan data itu sendiri hanya mungkin didapat melalui koneksi modem circuit switched dengan laju data yang rendah. Langkah pertama menuju sebuah packed switched berbasis IP yaitu dengan melakukan evolusi GSM ke GPRS menggunakan antarmuka udara yang sama dan metode akses, TDMA (Time Division Multiple Access). Untuk mencapai laju data yang lebih tinggi di UMTS (Universal Mobile Terrestrial System) teknologi akses baru WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dikembangkan. Jaringan akses pada UMTS menyamai koneksi circuit switched untuk layanan real time dan koneksi packet switched untuk layanan komunikasi data. Dalam UMTS alamat IP dialokasikan ke UE saat layanan komunikasi data dibentuk, dan dilepaskan ketika layanan ini diputus. Layanan komunikasi data yang masuk masih mengandalkan circuit switched inti untuk paging. The Evolved Packet System (EPS) adalah murni berbasis IP. Baik layanan real time maupun layanan komunikasi data akan dilakukan oleh protokol IP. Alamat IP dialokasikan ketika ponsel diaktifkan, dan dilepaskan ketika dimatikan. LTE atau E-UTRAN (Evolved Universal Terrestrial Access Network) yang diperkenalkan dalam 3GPP R8 adalah bagian akses dari Evolved Packed System (EPS). Hal yang paling dibutuhkan untuk jaringan akses yang baru adalah efisiensi spectral yang tinggi, laju data yang cepat, transmisi dalam waktu singkat yang fleksibel dalam frekuensi dan bandwidthnya. Jaringan akses LTE hanyalah sebuah jaringan base station, berkembang menjadi NodeB (ENB) yang menghasilkan arsitektur datar. Tidak ada pengendali cerdas terpusat, dan eNBs biasanya saling terkait melalui X2-interface dan terhubung menuju jaringan inti oleh S1-interface. Alasan penyebaran pengendali cerdas antara base stations di LTE adalah untuk mempercepat koneksi set-up dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk sebuah handover. Untuk end- user, waktu koneksi set-up untuk sesi data yang real time berada dalam kasus krusial, terutama di game on-line. Waktu untuk handover sangat penting untuk layanan real-time dimana end-user cenderung untuk mengakhiri panggilan jika handover memakan waktu terlalu lama. Pada arah downlink, eNode-B bertanggung jawab untuk menyampaikan data yang diterima dari jaringan kepada para pengguna, melalui antarmuka udara. Untuk mendapatkan informasi, perangkat mobil harus mengirimkan permintaan kepada eNode-B. Hampir seluruh operator menyatakan LTE sebagai 4G, padahal implementasi LTE saat ini, yaitu release 8, sebenarnya belum memenuhi standar teknologi 4G. LTE release 10, biasa disebut LTE Advanced diharapkan benar-benar memenuhi standar IT-U sebagai teknologi ponsel generasi keempat atau 4G. Spesifikasi LTE 1. Mendukung bandwidth yang scalable sebesar 1,25 ; 2,5 ; 5,0 ; 10,0 dan 20,0 MHz. 2. Puncak data rate Downlink (2ch MIMO) kecepatan sampai 100 Mbps pada 20Mhz channel. Uplink (tunggal ch Tx) kecepatan sampai 50 Mbps di 20 MHz channel. 3. Didukung konfigurasi antena Downlink: 4x2, 2x2, 1x2, 1x1 Uplink: 1x2, 1x1 4. Efisiensi Spekrum Downlink: 3 sampai 4 xHSDPA Rel.6 Uplink: 2 sampai 3 x HSUPA Rel.6 5. Latency Plane: <50 100 msec untuk membentuk U-plane Plane: <10 msec dari UE ke server 6. Mobilitas Dioptimalkan untuk kecepatan rendah (<15km/jam) Target kecepatan hingga 120 km/jam Release 10 di desain hingga kecepatan 350 km/jam 7. Coverage Area Coverage efektif sampai 5 km Coverage dengan sedikit degradasi: 5 km 30 km Coverage opersai sampai 100 km
Jenis jenis layanan pada LTE Skenario berbagai macam trafik ditunjukkan pada tabel. Macam-macam trafik tersebut memiliki kategori trafik yang berbeda-beda, diantaranya : trafik real-time, best effort, interactive, streaming dan interactive real-time. Jenis-jenis model trafik pada LTE
Negara mana yang sudah menikmati LTE? Layanan LTE telah dinikmati sebagian besar wilayah Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin dan Australia. Demikian juga beberapa negara maju di Asia seperti Jepang, Hongkong dan Korea Selatan. Untuk Asia Tenggara, Singapura merupakan yang terdepan. Malaysia telah melaksanakan tender kanal frekuensi pada 2011. Sedangkan Thailand merencanakan pilot project pada tahun 2012, dan diharapkan bisa komersial pada tahun depan. Untuk Indonesia sendiri, teknologi tersebut belum dijalankan oleh pemerintah dikarenakan beberapa alasan. Pertama, tahun 2012 kemarin pemerintah justru disibukkan oleh rencana tender dua blok tersisa kanal frekuensi 3G, yang direncanakan bulan Mei. Setelah proses tender, pemerintah akan menata ulang seluruh kanal 3G yang dimiliki operator, mengingat saat ini susunannya kurang efisien. Kedua, pemerintah juga masih punya pekerjaan rumah mengenai kanal frekuensi Wimax yang sudah dikantongi operator sejak tahun 2009 namun sampai saat ini belum dimanfaatkan sesuai komitmen. Ketiga, pemerintah belum memutuskan kanal frekuensi yang akan ditempati LTE. Diperkirakan kecepatan dan kenyamanan layanan LTE baru biss dinikmati masyarakat Indonesia paling cepat tahun ini.
Kesimpulan LTE dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dan komunikasi dari telekomunikasi suara menjadi komunikasi data dengan kecepatan transfer yang semakin tinggi. Verizon Wireless menjadi perusahaan US pertama yang menyebarkan LTE secara luas, disusul oleh MetroPCS dan AT&T. Tujuan dari LTE yaitu menambah kapasitas dan kecepatan dari jaringan data wireless, lalu mendesain ulang dan menyederhanakan arsitektur jaringan menjadi berbasis IP dengan mengurangi transfer latensi dibandingkan dengan arsitektur 3G. Manfaat dari Long Term Evolution: a. Bagi Perusahaan Jasa Telekomunikasi Kebutuhan masyarakat akan paket data yang semakin meningkat, menuntut perusahaan telekomunikasi untuk meningkatkan layanan tersebut. Teknologi LTE ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan layanan dari perusahaan telekomunikasi kepada para pelanggannya.
b. Bagi Penelitian LTE menjadi suatu bahan penelitian yang menarik karena LTE merupakan teknologi yang masih berkembang. Banyak peneliti dari berbagai negara yang sedang meneliti dan mencoba untuk memaksimalkan teknologi ini. Bagaimana meningkatkan kecepatan aksesnya, membuat arsitekturnya menjadi lebih sederhana agar dapat meminimalkan biaya pembuatannya dan lain sebagainya. c. Bagi Mahasiswa Hampir sama seperti halnya pada peneliti, LTE dapat menjadi suatu bahan pembelajaran yang menarik untuk dikaji mahasiswa. Karena di Indonesia teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan tidak menutup kemungkinan kelak mahasiswa akan menjadi peneliti dari teknologi ini.
Untuk transmisi, LTE menggunakan teknologi OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access) pada downlink. Sedangkan untuk uplink, LTE menggunaakan SC-FDMA (Single Carrier Frequency Division Multiple Access). Untuk antena, LTE menggunakan konsep MIMO (Multiple Input Multiple Output) yang memungkinkan antena untuk melewatkan data yang berukuran besar setelah sebelumnya dipecah dan dikirim secara terpisah. Laju data tertinggi pada uplink adalah 75 Mbps dan 300 Mbps pada downlink. Di dalam sistem LTE, pengaturan sepenuhnya dikontrol oleh eNode-B yang juga bertanggung jawab pada fungsi control plane. eNodeB bertanggung jawab pada Radio Resource Management (RRM), seperti mengontrol pemakaian interface radio, contohnya pengalokasian sumber berdasarkan request, prioritas, dan penjadwalan trafik menurut kebutuhan Quality of Service (QoS), dan memonitor secara konstan pada kondisi pemakaian sumber. LTE menggunakan arsitektur jaringan IP untuk menyederhanakan rancangan dan impementasi dari antarmuka LTE, jaringan radio, dan jaringan inti sehingga industri wireless dapat beroperasi layaknya fixed-line network. Jenis-jenis layanan pada LTE yaitu Voice-over-IP (VoIP), Best Effort FTP, Web Browsing HTTP, Video Streaming, Interactive Gaming.