Transmitter
:
Formatter
: Mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital
Source Encoder
: Kompresi data dengan
meminimalisasi bitrate rata-rata dan enkripsi data.
Channel Encoder : Menambahkan bit-bit redudansi
untuk deteksi dan koreksi error di receiver.
Modulator
: Menumpangkan sinyal digital ke
sinyal carrier berbentuk analog.
Receiver
:
Demodulator
: Memisahkan sinyal carrier
dengan sinyal info.
Channel Decoder : Koreksi dan deteksi error.
Source Decoder
: Dekompresi dan dekripsi
data.
Formatter
: Mengubah sinyal digital menjadi
sinyal analog.
Blok Modulator :
Diagram Konstelasi
Blok Demodulasi
Blok Demodulasi :
Output dari BPF akan seperti sinyal ASK, sehingga
dapat di demodulasi dengan Asynchron (envelope).
Decision Berfungsi untuk memilih dua output
envelope/detektor selubung yang paling mirip dengan
sinyal info. Decision juga membentuk sinyal
gelombang menjadi sinyal kotak.
Penerapan FSK
1. Digital Enhanced Cordless Telecommunication (DECT),
membuat sistem telepon tanpa kabel.
2. AMPS, teknologi mobile telepon generasi pertama
masih menggunakan FDMA.
3. CT2, standar telepon tanpa kabel.
4. ERMES, sistem radio paging eropa.
5. Land Mobile Radio System (LMRS).
6. Modem.
Kelebihan dan Kekurangan
(+) Memudahkan proses demodulasi, kemungkinan error
rate nya kecil.
(-) Hanya bisa diaplikasikan di komunikasi data dengan
bitrate yang rendah.
Diagram Konstelasi
Blok Demodulasi
Penerapan PSK
- Cordless Telephone
- Fax Machine
- Modem Komputer
Blok Modulator
Pada proses modulasi M-QAM, aliran bit-bit pertama kali dipetakan dengan
Gray Mapping (Gray Coding) ke dalam koordinat konstelasi sinyal biner In Phase
(1) dan Quadrature (Q). Sinyal hasil modulasi M-QAM dapat dinyatakan ke dalam
persamaan :
Sm (t) = Am I cos + j Am
sin
Am=
2. Em (t)
T
Am = 2m 1 M
Diagram Konstelasi
Blok Demodulasi