Anda di halaman 1dari 17

Darah merupakan jaringan cair yang sangat penting bagi

manusia yang memiliki banyak kegunaan untuk


menunjang kehidupan.
Darah membentuk 6 sampai 8% dari berat badan tubuh
total, volume darah secara keseluruhan kira kira 5 liter.
FUNGSI DARAH PADA TUBUH MANUSIA
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi
Eritrosit tetap berada dalam system sirkulasi
Mengangkut Hemoglobin (Hb)
Mengkatalisis reaksi CO2 dan air secara cepat dengan bantuan enzim
karbon anhidrase
Leukosit bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut
oleh darah ke berbagai jaringan tepat sel sel tersebut melakukan
fungsi fisiologiknya.
Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan darah akibat
perdarahan.
Plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan produk sampingan
metabolik ke organ-organ tujuan untuk penyimpanan atau ekskresi.
Eosinofil berperan untuk melakukan fagositosis
HEMATOPOEISIS
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit
berdasarkan nilai ambang batas yang disebabkan oleh
rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan
Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis),
atau kehilangan darah yang berlebihan.

NILAI AMBANG BATAS PEMERIKSAAN HEMATOKRIT DAN
HEMOGLOBIN
Kelompok
umur/jenis
kelamin
Konsentrasi
hemoglobin
(< g/dl)
Hematokrit
( < %)
6 bulan-5 tahun
5-11 tahun
12-13 tahun
Wanita
Ibu hamil
Laki-laki
11.0
11.5
12.0
12.0
11.0
13.0
33
34
36
36
33
39
Sumber: WHO/UNICEF/UNU, 1997
ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik merupakan kegagalan hemopoiesis yang
relatif jarang ditemukan namun berpotensi mengancam jiwa
(Widjanarko, 2007).
Anemia aplastik didefinisikan sebagai pansitopenia yang
disebabkan oleh aplasia sumsum tulang, dan diklasifikasikan
menjadi jenis primer dan sekunder (Hoffbrand, 2005)

Anemia aplastik merupakan gangguan hematopoesis yang
ditandai oleh penurunan produksi eritroid, mieloid dan
megakariosit dalam sumsum tulang dengan akibat adanya
pansitopenia pada darah tepi, serta tidak dijumpai adanya
sistem keganasan hematopoitik ataupun kanker metastatik yang
menekan sumsum tulang
PREVALENSI
Ditemukan lebih dari 70 % anak-anak menderita
anemia aplastik. Tidak ada perbedaan secara
bermakna antara laki-laki dan perempuan, namun
beberapa penelitian nampak insiden pada laki-laki
lebih banyak dibanding wanita
Anemia Aplastik yang Didapat
(Acquired Aplastic Anemia
Anemia Aplatik yang diturunkan
(Inherited Aplastic Anemia)
Anemia aplastik sekunder
a. Radiasi
b. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Efek regular (Bahan-bahan sitotoksik,
Benzene),
Reaksi Idiosinkratik (Kloramfenikol,
NSAID, Anti epileptic, Emas,Bahan-
bahan
kimia dan obat-obat lainya)
c. Virus:
Virus Epstein-Barr (mononukleosis
infeksiosa),
Virus Hepatitis (hepatitis non-A, non-B,
non-C, non-G),
Parvovirus (krisis aplastik sementara,
pure red cell aplasia),
Human immunodeficiency virus
(sindroma immunodefisiensi yang
didapat),
Anemia Fanconi
a. Diskeratosis kongenita
b. Sindrom ShwachmanDiamond
c. Disgenesis reticular
d. Amegakariositik trombositopenia
e. Anemia aplastik familial
f. Preleukemia (monosomi 7, dan lain-lain.)
g. Sindroma nonhematologi
(Down, Dubowitz, Seckel)
LANJUTAN..
d. Penyakit-penyakit Imun:
Eosinofilik fasciitis,
Hipoimunoglobulinemia
Timoma dan carcinoma timus,
Penyakit graft-versus-host pada
imunodefisiensi,
e. Paroksismal nokturnal
hemoglobinuria,
f. Kehamilan

I diopathic aplastic anemia

Sumber: William DM. Pancytopenia, aplastic anemia, and pure red cell aplasia.
In: Lee GR, Foerster J, et al (eds). Wintrobes Clinical Hematology 9th ed.
Philadelpia-London: Lee& Febiger, dan Supandiman I. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Hematologi Onkologi Medik 2003. Jakarta
KLASIFIKASI
A. Klasifikasi menurut kausa :
Idiopatik
Sekunder
Konstitusional
B.Klasifikasi anemia aplastik berdasarkan tingkat keparahan
Anemia aplastik berat
Anemia aplastik sangat berat
Anemia aplastik bukan berat
Anemia aplastik berat






Anemia aplastik sangat berat

Anemia aplastik bukan berat
Seluraritas sumsum tulang <25% atau
25-50% dengan <30% sel
hematopoietik residu, dan
- Dua dari tiga kriteria berikut :
netrofil < 0,5x10
9
/l
trombosit <20x10
9
/l
retikulosit < 20x10
9
/l
Sama seperti anemia aplastik berat
kecuali netrofil <0,2x10
9
/l
Pasien yang tidak memenuhi kriteria
anemia aplastik berat atau sangat berat;
dengan sumsum tulang yang
hiposelular dan memenuhi dua dari tiga
kriteria berikut :
netrofil < 1,5x10
9
/l
trombosit < 100x10
9
/1
hemoglobin <10 g/dl

PATOGENESIS
Ada 3 teori yang dapat menerangkan
patofisiologi penyakit ini yaitu :
1. kerusakan sel hematopoitik
2. kerusakan lingkungan mikro sumsum tulang
3. proses imunologik yang menekan
hematopoisis
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Anemia menyebabkan fatig, dispnea dan jantung
berdebar-debar.
Trombositopenia menyebabkan mudah memar dan
perdarahan mukosa.
Neutropenia meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi. Pasien juga mungkin mengeluh sakit kepala
dan demam
Hipoplasia eritropoietik akan menimbulkan anemia
dimana timbul gejala-gejala anemia antara lain lemah,
dyspnoe deffort, palpitasi cordis, takikardi, pucat
MANIFESTASI KLINIS
KELUHAN PASIEN ANEMIA APALASTIK & PEMERIKSAAN
FISIS PADA PASIEN ANEMIA APLASTIK

Jenis Keluhan

%
Jenis Pemeriksaan
Fisik

%
Pendarahan
Lemah badan
Pusing
Jantung berdebar
Demam
Nafsu makan
berkurang
Pucat
Sesak nafas
Penglihatan kabur
Telinga berdengung
83
80
69
36
33
29
26
23
19
13
Pucat
Pendarahan
Kulit
Gusi
Retina
Hidung
Saluran cerna
Vagina
Demam
Hepatomegali
Splenomegali
100
63
34
26
20
7
6
3
16
7
0
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboraturium
a. Pemeriksaan Darah

Anda mungkin juga menyukai