Anda di halaman 1dari 7

Dampak Kegiatan Keagamaan Islam Sebagai

Prevensi Demensia

ABSTRAK
Latar Belakang Demensia adalah penyakit non-spesifik ditandai dengan sekelompok gejala dan
tanda akibat hilangnya fungsi otak secara progresif. di Amerika Serikat, pada populasi di atas umur 65
tahun, presentasi orang dengan penyakit Alzheimer (penyebab terbesar demensia) meningkat dua kali
lipat setiap pertambahan umur 5 tahun. Tanpa pencegahan dan pengobatan yang memadai, jumlah
pasien dengan penyakit Alzheimer di negara tersebut meningkat.
Presentasi Kasus Wanita berinisial H, islam, berumur 60 tahun (berdasarkan rekam medis), Status
menikah, Tidak sekolah, tinggal di Panti Tresna Werda sudah 1 bulan. Sebelumnya perawat yang
menangani Ny. H mengatakan bahwa Ny. H menderita demensia Ny. H ingat 5 waktu shalat namun
urutan tidak sesuai dan Ny. H mengaku tidak pernah membaca Al- Quran. Terakhir, Ny. H ditanya
mengenai tanggal dan waktu setempat dan menjawab tidak tahu. Pembanding, wanita berinisial R,
islam, berumur 68 tahun, status menikah, pendidikan terakhir SMA, tinggal di Bogor. Ny. R tidak
menderita demensia, berkomunikasi lancar, isi pembicaraan sesuai. Ny. R selalu shalat tepat waktu
dan membaca Al-Quran. Ny. R selalu ingat tanggal dan waktu setempat.
Diskusi. Dalam islam, shalat adalah kewajiban yang harus dilakukan di 5 waktu tertentu, dengan
beberapa gerakan yang dapat menginterpretasikan shalat sebagai senam atau olahraga ringan.
Penelitian menggunakan data Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan positron emission tomography
(PET) mendapatkan hipocampus aktif selama meditasi (dalam konteks ini adalah shalat)Kegiatan
keagamaan islam yang sangat berdampak terhadap aktifnya pikiran adalah membaca Al-Quran
Kesimpulan. Kegiatan islam seperti shalat dan membaca Al-Quran bisa dijelaskan fungsinya secara
sains dalam mencegah terjadinya demensia, dengan adanya penelitian yang cukup walaupun harus
melihat dengan cermat, karena pada dasarnya setiap perintah agama islam memiliki alasan yang
rasional
Keyword: Pencegahan Demensia; Islam; Keagamaan
LATAR BELAKANG
Demensia adalah penyakit non-spesifik ditandai dengan sekelompok gejala dan tanda
akibat hilangnya fungsi otak secara progresif berupa penyimpangan dalam memori,
disorientasi, kebingungan, perubahan suasana hati, perubahan kepribadian, masalah
bahasa seperti kesulitan dalam menemukan kata yang tepat untuk benda sehari-hari,
hilangnya hambatan dalam berperilaku, kehilangan motivasi, dan kesulitan dalam
menyelesaikan masalah. Penyimpangan yang terjadi tidak sama dengan penuaan
normal (Akter Seikh Farid Uddin, Rani M. F. Abdul, dkk. 2011).

Demensia merupakan masalah besar dan serius, studi prevalensi menunjukan bahwa
di Amerika Serikat, pada populasi di atas umur 65 tahun, presentasi orang dengan
penyakit Alzheimer (penyebab terbesar demensia) meningkat dua kali lipat setiap
pertambahan umur 5 tahun. Tanpa pencegahan dan pengobatan yang memadai,
jumlah pasien dengan penyakit Alzheimer di negara tersebut meningkat dari 4,5 juta
pada tahun 2000 menjadi 13,2 juta orang pada tahun 2050 (Aru W Sudoyo dkk.
2009). Para ahli dari University of California, San Francisco, mengatakan bahwa
lebih dari 50% dari semua kasus Alzheimer dapat dicegah melalui perubahan gaya
hidup dan mengurangi faktor risiko yang penting, salah satunya melalui aktif secara
pikiran dan fisik (Anonymous. 2013).

Case report ini melihat bagaimana kegiatan keagamaan islam yaitu shalat dan
membaca Al-Quran sebagai kegiatan keagamaan dengan frekwensi paling banyak
dan teratur diantara ibadah agama lainnya, dapat mencegah terjadinya demensia
melalui aktif secara pikiran dan fisik, sehingga dapat berguna bagi penurunan jumlah
pasien demensia di masa mendatang.

PRESENTASI KASUS
Wanita berinisial H, islam, berumur 60 tahun (berdasarkan rekam medis), Status
menikah, Tidak sekolah, tinggal di Panti Tresna Werda sudah 1 bulan. Ketika ditanya
mengenai keluhan penyakit, Ny. H merasa baik-baik saja. Sebelumnya perawat yang
menangani Ny. H mengatakan bahwa Ny. H menderita demensia. Pada saat
wawancara Ny. H berkomunikasi dengan baik dan lancar namun isi pembicaraan
tidak sesuai dengan pertanyaan dan sering kali diulang, bahkan ditengah
pembicaraan Ny. H kembali memperkenalkan diri karena merasa belum
memperkenalkan diri. Lalu Ny. H ditanya mengenai bagaimana beliau beribadah,
Ny. H ingat 5 waktu shalat namun urutan tidak sesuai dan Ny. H mengaku tidak
pernah membaca Al- Quran. Terakhir, Ny. H ditanya mengenai tanggal dan waktu
setempat dan menjawab tidak tahu.

Sebagai pembanding, wanita berinisial R, islam, berumur 68 tahun, status menikah,
pendidikan terakhir SMA, tinggal di Bogor. Ny. R tidak menderita demensia,
berkomunikasi lancar, isi pembicaraan sesuai. Ny. R selalu shalat tepat waktu dan
membaca Al-Quran. Ny. R selalu ingat tanggal dan waktu setempat.

DISKUSI
Para ahli mengatakan sehat secara fisik dengan melakukan olahraga secara teratur
kemungkinan besar akan menurunkan risiko demensia vaskular dan penyakit
Alzheimer ,Hal ini bisa disebabkan beberapa alasan , yaitu suplai darah dan oksigen
yang lebih baik ke otak, serta melindungi kesehatan jantung (Akter Seikh Farid
Uddin, Rani M. F. Abdul, dkk. 2011)

Dalam islam, shalat adalah kewajiban yang harus dilakukan di 5 waktu tertentu,
dengan beberapa gerakan yang dapat menginterpretasikan shalat sebagai senam atau
olahraga ringan. Shalat memiliki gerakan yang bermacam-macam yaitu; berdiri,
membungkuk, duduk dan sujud. Masing-masing memiliki fungsi terhadap kesehatan
tubuh. Berhubungan dengan demensia, sujud yaitu posisi meletakkan kepala ke
bawah dan menyentuh tanah dengan dahi, dengan telapak tangan yang sejajar dengan
telinga, dan menyentuh tanah dengan menekuk siku selama beberapa detik memiliki
dampak yang besar pada aliran darah dalam otak manusia yaitu meningkatkan
sirkulasi otak dan menghindari penyakit otak iskemik. Tidak hanya itu, sujud juga
dapat menurunkan denyut jantung, dimana denyut yang rendah baik bagi jantung,
karena jantung dalam keadaan istirahat (Topsoil. 2009). Maka shalat seharusnya
menjadi olahraga yang dimaksud para ahli tersebut. Penilitian dari Universitas
Teknologi Malaysia mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan berkas gamma pada
otak setelah selesai shalat, dan lebih tinggi dibandingkan mendengar musik. berkas
gamma memiliki karakteristik memproses aktivitas, maka dapat disimpulkan shalat
dapat meningkatkan konsentrasi lebih baik dibandingkan mendengarkan musik (W.
Mohd Fatihilkamal, W. Mohd Ridzwan. 2011).

Sebagai manusia yang memasuki umur dewasa akhir, hipocampus otak mulai
menyusut, hal ini menyebabkan hilangnya memori, dan risiko yang lebih tinggi
untuk demensia dikarenakan Hippocampus adalah bagian dari sistem limbik yang
memainkan peran penting dalam beberapa jenis pembentukan memori dan navigasi
spasial . Penelitian menggunakan data Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan
positron emission tomography (PET) mendapatkan hipocampus aktif selama
meditasi (dalam konteks ini adalah shalat), dan secara struktural orang yang sering
melakukan meditasi memiliki volume yg secara signifikan lebih besar dan
konsentrasi grey matter lebih tinggi dibandingkan yang tidak melakukan meditasi
(Amy D. Owen, R. David Hayward.2011.

Aktif secara pikiran yang berarti menjaga otak aktif dapat mengurangi risiko terkena
Alzheimer. Sebuah tim yang dipimpin oleh Susan M. Landau, Ph.D. di Universitas
California di Berkeley dan Lawrence Berkeley National Laboratory, melaporkan
dalam Archives of Neurology (edisi Januari 2012) individu yang menjaga otak
mereka aktif sepanjang hidup mereka memiliki tingkat protein -amyloid lebih
rendah. Dimana protein -amyloid memainkan peranan utama dalam penumpukan
plak amiloid pada penyakit Alzheimer.
Para peneliti di Albert Einstein College of Medicine di New York menemukan apa
pun yang membuat pikiran dan otak bekerja dapat membantu melindungi dari
demensia. Selain itu penelitian dari Rumah Sakit St Michael, Kanada, dalam jurnal
Cortex (edisi Oktober 2011) menjadi bilingual dapat menunda onset Alzheimer. Jika
seseorang berbicara dua bahasa dengan lancar, dia akan perlu menderita kerusakan
otak dua kali lebih banyak sebelum gejala Alzheimer mulai muncul, dibandingkan
dengan orang yang berbicara hanya satu bahasa.
Pemimpin studi, Dr Tom Schweizer, menjelaskan bahwa bilingualisme mengalahkan
obat dalam menunda timbulnya gejala Alzheimer (Anonymous. 2013).

Kegiatan keagamaan islam yang sangat berdampak terhadap aktifnya pikiran adalah
membaca Al-Quran, perintah membaca Al-Quran tertulis pada Quran Surat Sad
ayat 29 yang berbunyi Kitab (Al-Quran) yang kami turunkan kepadamu penuh
berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal
sehat mendapat pelajaran, dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Al-Quran tidak
hanya dibaca melainkan dihayati dengan mempelajari setiap maknanya, sehingga
otak lebih aktif untuk belajar, dan Al-Quran dibaca selama manusia berakal sehat
yang berarti sesuai dengan penelitian Susan M. Landau, Ph.D agar menjaga otak
aktif sepanjang hidup. Tidak hanya itu, bagi kalangan yang bahasa dasarnya bukan
bahasa arab maka membaca dan memahami Al-Quran adalah bilingualisme.

Bisa kita pahami mengapa kondisi Ny. R jauh lebih baik dari segi memori
dibandingkan Ny. H akibat shalat yang dilakukan rutin serta membaca Al-Quran
berdampak besar bagi otak sehingga mencegah terjadinya demensia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kasus demensia banyak terjadi disekitar kita dan akan terus tumbuh jika tanpa
perhatian yang khusus dalam pencegahan. Kegiatan islam seperti shalat dan
membaca Al-Quran dapat dijelaskan fungsinya secara sains dalam mencegah
terjadinya demensia, dengan adanya penelitian yang cukup walaupun harus melihat
dengan cermat, karena pada dasarnya setiap perintah agama islam memiliki alasan
yang rasional. Kedepannya, diharapkan ada perhatian lebih terhadap penelitian
pencegahan demensia dan tidak hanya menitikberatkan pada pengobatan, serta
melihat aspek agama sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk
diikutsertakan penilitian.

ACKNOWLEDGEMENT

Puji dan Syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya-lah tugas ini
bisa terselesaikan tepat pada waktunya, serta shalawat dan salam kepada nabi
Muhammad SAW. Terima kasih kepada keluarga saya tercinta yang selalu
memberikan dukungan. Ucapan terima kasih juga kepada dr. Yulia Suciati
M.Biomed dan dr. Faisal, SpPD atas bimbingannya. Dan tak lupa Ny. H beserta
keluarga Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 3 di Ciracas.


































DAFTAR PUSTAKA

AL-QURAN dan terjemahannya, surat Sad ayat 29
Akter Seikh Farid Uddin, Rani M. F. Abdul, dkk. 2011. Dementia, Islamic Indication and
Scientific Evidence. International Journal of Applied Science and Technology. Vol. 1 No.
5; September 2011.
Amy D. Owen, R. David Hayward.2011. Religious Factors and Hippocampal
Atrophy in Late Life. PLoS ONE 6(3): e17006.
doi:10.1371/journal.pone.0017006
Anonymous. 2013.How to prevent Alzheimer's disease and dementia . access on
http://www.medicalnewstoday.com/articles/263769.php. Last update 14
November 2013
Aru W Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5 jilid 1. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI. 837-844.
Topsoil. 2009. Medical Benefit Of Salat. Access on
http://www.islamicity.com/forum/printer_friendly_posts.asp?TID=14204. Last
update 14 November 2013
W. Mohd Fatihilkamal, W. Mohd Ridzwan. 2011. Salat and Brainwave signal
analysis. Jurnal Teknolog, 54(Sains & Kej.) Keluaran Khas, Jan. 2011: 181192































Laporan Kasus
Dampak Kegiatan Keagamaan Islam Sebagai Prevensi
Demensia










Penyusun : Karina Surakusuma
NPM : 1102010141

Kepeminatan : Geriatri
Tutor : dr. Yulia Suciati M,Biomed.


Blok Elektif Semester 7
T.A. 2013/2014



November, 2013

Anda mungkin juga menyukai