Anda di halaman 1dari 22

Pertanyaan

1. Adakah hubungan penyakit pasien dengan jumlah keluarga dan sempitnya rumah?
2. Adakah hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit dan kebiasaan anggota
keluarga?
3. Bagaimana kriteria rumah sehat?
4. Hubungan penyakit pasien dengan aspek ekonomi dan pendidikan?
5. Apakah indikasi home visit?
6. Karakteristik keluarga sehat?
7. Apa intervensi dokter pada kasus ini?
8. Hak dan kewajiban individu sebagai anggota keluarga dalam pandangan islam?

Jawaban
1 & 2.

Karena rumah yang sempit


Sirkulasi udara tidak baik
Pencahayaan kurang
Jumlah anggota keluarga yang banyak
Genetik

3.

Air bersih
Pencahayaan cukup
Sirkulasi baik
Luas rumah ideal untuk jumlah anggota keluarga

4.

Ekonomi rendah

Pendidikan kurang

Tidak sadar kesehatan

5.

Mengetahui sumber penyakit dan edukasi

6.

Komunikasi yang baik,keterbukaan antar sesama,Pemberian semangat pada


Keluarga

7.

Obati penyakit dan edukasi pasien beserta keluarganya

8.

Hak dan kewajiban sesuai peran (berdasarkan AlQuran dan Hadist)

HIPOTESIS

Dokter Keluarga

Memberikan
Intervensi
Mengobati dan
edukasi

Agama

Tingkat
Ekonomi rendah
Tingkat
Pendidikan

Interaksi
dalam
keluarga

Rumah tidak
sehat

Medis

Sakit

Kebiasaan

Kurang perhatian

Tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah menjadikan rumah tidak sehat dan kebiasaan
buruk memudahkan individu untuk terkena penyakit. Interaksi dalam keluarga yang tidak
baik sehingga menyebabkan individu kurang perhatian juga dapat menyebabkan terjadinya
suatu penyakit. Untuk itu peran dokter keluarga adalah memberikan intervensi dari aspek
medis maupun agama agar individu tersebut sehat kembali.

Kata-kata sulit
Asma Bronchial : Penyempitan bronchus karena antigen sehingga menyebabkan sesak nafas.

SKENARIO

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN PERNAPASAN


Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun, dengan keluhan
sesak nafas berulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap minggu sehingga sangat
mengganggu kegiatan sekolah pasien. Oleh karena itu dokter mengunjungi rumah pasien
untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 4 x 7 m bersama keluarganya yang terdiri
dari ayah, ibu, dan dua orang kakak yang berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu, di rumah
tersebut tinggal kakek dan neneknya (orangtua dari ayah). Kondisi rumah kurang
rapih,kurang bersih,kurang pencahayaan dan ventilasi.
Kakek dan ibu dari pasien mempunyai riwayat asma bronchial Kakek dan ayahnya
adalah perokok berat. Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang
buruh bangunan yang merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah
seorang lulusan Sdyang bekerja sebagai tukang cuci pakaian di rumah tetangganya,
sedangkan kakek dan neneknya tidak bekerja. Kedua orang tua pasien sibuk dengan
pekerjaannya sehingga pasien kurang perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang
kurang,pasien sering terlambat berobat ke dokter.
Sebagai dokter bagaimana pandangan Saudara terhadap keluarga ini dalam
kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?
Sebagai dokter muslim,bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun anggota keluarga?

Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan keluarga

1.1 Definisi
1.2 Fungsi
1.3 Bentuk
1.4 Dinamika Kehidupan
1.5 Siklus Keluarga
1.6 Struktur Keluarga
1.7 Genogram
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga
3. Aspek merawat orang sakit dan konsep keluarga dalam pandangan Islam.

1. Memahami dan menjelaskan keluarga


1.1 Definisi

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami isteri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (UU
No. 10 Tahun 1992)
Keluarga adalah persekutuan dua atau lebih individu yang terikat oleh darah,
perkawinan atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling berhubungan
dalam lingkup peraturan keluarga serta menciptakan dan memelihara budaya yang
sama (Tinkham and Voorlies, 1972)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terikat dengan emosi yang sama,
biasanya hidup bersama dalam rumah tangga yang sama pula (Leavitt, 1982)
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih manusia yang satu sama lain terlibat
secara emosional, serta bertempat tinggal dalam satu daerah yang berdekatan
(Friedman, 1981)
1.2 Fungsi
Menurut WHO (1978)
Fungsi biologis
:
Meneruskan
keturunan,
memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan
gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi psikologis :
Memberikan kasih sayang dan
rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota keluarga;
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;
memberikan identitas keluarga.
Fungsi sosialisasi :
Membina sosialisasi pada anak;
membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah
perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
Fungsi ekonomi
:
Mencari
sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; pengaturan
dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga di masa yang akan datang (misalnya pendidikan
anak, jaminan hari tua).
Fungsi pendidikan :
Menyekolahkan anak
untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa;
mendidik
anak
sesuai
dengan
tingkat-tingkat
perkembangannya.
Menurut Friedman (1998)
Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling
mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas individu; rasa
aman.
Fungsi sosialisasi peran

Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial


dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk kontak sosial di
dalam atau di luar rumah.
Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan keluarga sampai
dengan pengalokasian dana.
Fungsi perawatan kesehatan
Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit sebagai tujuan
kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang mandiri.
1.3 Bentuk
Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga, antara lain :
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung.
2. Keluarga besar (extended family)
Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung, juga sanak
saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit),
maupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau
pihak isteri.
3. Keluarga campuran (blended family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
4. Keluarga menurut hukum umum (common law family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah serta
anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal
mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.
6. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak,
dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.
7. Keluarga serial (serial family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya
anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak
dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.
8. Keluarga gabungan/komposit (composite family)
Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri
dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup bersama.
9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.

Bentuk keluarga menurut Sussman (1970) ada dua bentuk :

1. Keluarga tradisional
adalah keluarga yang pembentukannya sesuai atau tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama.Hal yang terpenting
adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Keluargatradisional dibedakan
atas 8 macam :
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anaknya
yanghidup bersama dalam satu rumah tangga.
b. Keluarga inti diad
Keluarga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak atau anak-anak mereka
telahtidak tinggal bersama
c. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga inti yang suami atau istri telah meninggal dunia
d. Keluarga orang dewasa bujangan (single adult living alone)
Keluarga yang terdiri hanya dari satu orang dewasa, laki-laki atau wanita yang
hidupsendiri secara membujang
e. Keluarga tiga generasi
Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka
f. Keluarga pasangan umur pertengahan atau jompo
Keluarga inti diad yang suami dan istri telah memasuki usia pertengahan atau lanjut
g. Keluarga jaringan-keluarga (kin network)
Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertical
ataupunhorizontal, baik dari pihak suami ataupun pihak istri
h. Keluarga karier kedua
Keluarga inti diad, yang karena anak-anak telah meninggalkan keluarga, suami atau
istri aktif lagi bekerja.
2. Keluarga non-tradisional
adalah keluarga yang pembentukannya tidak sesuai ataumelanggar norma-norma
kehidupan masyarakat secara tradisional dihormati bersama yaitukeabsahan ikatan
perkawinan antara suami dan istri. Keluarga non-tradisional ada 5 macam :
a. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama,
berbagihak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama
b. Keluarga orang tua tidak nikah punya anak (unmarried parent and children family)
Pria atau wanita yg tidak pernah nikah, tetapi tinggal bersama dgn anak yg
dilahirkan.
c. pasangan tidak nikah punya anak (unmarried couple with children family)
Keluarga inti yang hubungan suami isteri tidak dengan perkawinan yang sah.
d. keluarga pasangan tinggal bersama (cohabiting couple)
Terdiri dari pria dan wanita yg hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.
e. Keluarga homoseksual (homosexual unions)
Keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin sama dan hidup bersama
sebagai suami isteri.
Bentuk keluarga dapat mempengaruhi keadaan kesehatan keluarga, dan keadaan
kesehatan keluarga dapat mempengaruhi bentuk keluarga.

1.4 Dinamika Keluarga


Dinamika keluarga adalah interaksi dan hubungan intrapersonal antar-anggota keluarga.
Dinamika keluarga dapat merefleksikan dan mempengaruhi kesehatan fisik, mental, dan
spiritual anggota keluarga.
Dinamika keluarga dapat membantu diagnosis pasien karena dapat mengetahui faktor
kemajuan atau kemunduran kondisi pasien. Dinamika keluarga ini dapat dinilai melalui
genogram.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga:
a. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang diri sendiri yang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
b. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
c. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang selanjutnya berkembang sebagai sebuah sistem
nilai keluarga.
d. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di
luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
1.5 Siklus Keluarga
Tahapan dalam siklus
kehidupan keluarga

Posisi dalam keluarga

Penting pada tiap tahap


Tugas perkembangan
keluarga

1. Pasangan menikah

Suami

Mencapai
pembentukan suatu
keluarga yang
secara bersamasama(mutualis)
memuaskan satu
sama lainnya

Penyesuaian
terhadap kehamilan
dan harapan
terhadap parenthood

Memiliki dan
menyesuaikan diri
serta mendorong
perkembangan bayi

Istri

2. Memiliki anak

Istri Ibu
Suami Ayah

3. Usia pra-sekolah

Bayi anak perempuan atau


laki-laki

Mencapai
pembentukan suatu
tempat tinggal yang
baik untuk kedua
orang tua dan bayi

Istri Ibu

Mengadaptasi
kebutuhankebutuhan yang
penting dan minatminat dari anakanak prasekolah,
dengan cara yang
mendorong
pertumbuhan

Mengatasi keletihan
dan kurangnya
privasi karena
berperan sebagai
orang tua

Penyesuaian ke
dalam komunitas
keluarga yang
memiliki anak usia
sekolah dengan cara
konstruktif

Mendorong
pencapaian anakanak dalam bidang
pendidikan

Suami Ayah
Anak perempuam - saudara
Anak laki-laki - Saudara

4. Usia sekolah

Istri Ibu
Suami ayah
Anak perempuan Saudara
Anak laki-laki Saudara

Tahapan dalam siklus


kehidupan keluarga

Posisi dalam keluarga

Penting pada tiap tahap


Tugas perkembangan keluarga

5. Remaja

Istri - Ibu

Menyeimbangkan

antara kebebasan
dengan kewajiban
dalam proses
pendewasaan remaja
dan mengemansipasi
diri mereka

6. Launching center

Istri Ibu nenek


Suami ayah - Kakek

7. Orang tua usia


pertengahan

8. Anggota keluarga yang


uzur

Istri Ibu Nenek

Janda Duda

- Melepaskan para dewasa


muda untuk bekerja,wajib
militer,pernikahan,dsb,
melalui ritual tertentu dan
bantuan yang tepat

Membangun kembali
hubungan pernikahan

Mempertahankan
hubungan kekerabatan
antara generasi muda
dan yang lebih tua

Mengatasi kedukaan
dan hidup sendiri

Menutup rumah
keluarga atau
menyesuaikan rumah
tersebut dengan usia

Penyesuaian dengan
pensiun

Istri Ibu Nenek


Suami ayah - Kakek

Mencari minat-minat
paska-orangtua dan
karir sebagai orang tua
yang sudah bertambah
umurnya

Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga

1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)


2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan
rumah).
7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
1.6 Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
a. Karakteristik pengirim yang berfungsi
- Yakin ketika menyampaikan pendapat
- Jelas dan berkualitas
- Meminta feedback
- Menerima feedback
b. Pengirim yang tidak berfungsi
- Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
- Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
- Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: kamu ini bandel..., kamu harus...
- Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
- Komunikasi yang tidak sesuai
c. Karakteristik penerima yang berfungsi
- Mendengar
- Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
- Memvalidasi
d. Penerima yang tidak berfungsi
- Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
- Diskualifikasi, contoh : iya dech.....tapi....
- Offensive (menyerang bersifat negatif)
- Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
- Kurang memvalidasi

e. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi


- Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
- Komunikasi terbuka dan jujur
- Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
- Konflik keluarga dan penyelesaiannya
f. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
- Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
- Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
- Kurang empati
- Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
- Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
- Komunikasi tertutup
- Bersifat negatif
- Mengembangkan gosip
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Perilaku peran
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
a. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource or expert power (pendapat ahli)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti:
a. Konsensus

b.
c.
d.
e.

Tawar menawar atau akomodasi


Kompromi atau de facto
Paksaan
Nilai-nilai keluarga

ciri-ciri struktur keluarga


Terorganisasi
saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
Ada keterbatasan
setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
Ada perbedaan dan kekhususan
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Ciri-ciri keluarga Indonesia

Suami sebagai pengambil keputusan


Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong

Bentuk struktur keluarga


Dominasi Jalur Hubungan Darah
a. Patrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Sukusuku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
b. Matrilineal : Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku
yang menggunakan struktur ini di Indonesia adalah suku Minang Kabau.
Dominasi Keberadaan Tempat Tinggal
a. Patrilokal : Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak suami.
b. Matrilokal : Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga
sedarah dari pihak istri.
Dominasi Pengambilan Keputusan
a. Patriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b. Matriakal : Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
c. Equalitarian : Suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
1.7 Genogram
Definisi : genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan
informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga.

Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anakanak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan
pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar
anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi
lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional.Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik
dan mental di dalam keluarga
2.

pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

Sumber (gambar1) : McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005).
Family - Oriented Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga


Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu (host ),
factor agen penyakit, dan factor lingkungan
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
Resiko internal :

Genetic

Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih
perhatian terhadap anggota keluarga yang lain

Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah meneriam


informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki

Pekerjaan

Sex

Fisiologi tubuh

Keadaan imunologia

Tingkah laku
Resiko eksternal

Lingkungan

Kebudayaan

Kepercayaan

Ras

Social ekonomi

b. Faktor agen

Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Faktor nutrisi

Kimiawi

Fisik

Biologis

Unhealthy behaviour

d. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan
setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic
(fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic
tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus
keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita
penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai
kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman
membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka perkembangan bayi dan anak
tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah
sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit
tersebut
4. Pola penyakit dan kematian

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang


atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka penyakit
dan kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih
baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan
fungsi keluarga yang sakit

3. Aspek merawat orang sakit dan konsep keluarga dalam pandangan Islam serta
Hak dan Kewajiban keluarga/individu Merawat yang Sakit
Keluarga wajib bersabar terhadap anggota keluarganya yang sakit, jangan merasa sesak
dada karenanya atau merasa bosan, lebih-lebih bila penyakitnya itu lama. Karena akan
terasa lebih pedih dan lebih sakit dari penyakit itu sendiri jika penderita merasa menjadi
beban bagi keluarganya, terlebih jika keluarga itu mengharapkan dia segera dipanggil ke
rahmat Allah. Hal ini dapat dilihat dari raut wajah mereka, dari cahaya pandangan mereka,
dan dari gaya bicara mereka.
Apabila penderita sabar atas penyakit yang dideritanya, maka ia akan mendapatkan pahala
yang sangat besarsebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits sahihserta
kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya
tidak kalah besar pahalanya, bahkan kadang-kadang melebihinya, karena kesabaran si
sakit menyerupai kesabaran yang terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan
kesabaran yang diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran penderita merupakan
kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran
untuk berbuat baik.
Di antara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami
atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya kehidupan adalah bunga
dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas, kelezatan dan penderitaan, sehat dan
sakit, perputaran dari satu kondisi ke kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang
beragama dan berakhlak hanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh
ketika ia menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang tulangnya,
menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya ketika lemah dan layu.
Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk mempergauli istri dengan baik, bukan
akhlak lelaki yang bertanggung jawab, dan bukan perangai orang beriman.
Demikian juga wanita, ia tidak boleh hanya mau hidup bersenang-senang bersama
suaminya ketika masih muda dan perkasa, sehat dan kuat, tetapi merasa sempit dadanya
ketika suami jatuh sakit dan lemah. Ia melupakan bahwa kehidupan rumah tangga yang
utama ialah yang ditegakkan di atas sikap tolong-menolong dan bantu-membantu pada
waktu manis dan ketika pahit, pada waktu selamat sejahtera dan ketika ditimpa cobaan.
Yang lebih wajib lagi daripada kesabaran suami-istri ketika teman hidupnya sakit ialah
kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab hak mereka adalah
sesudah hak Allah Taala, dan berbuat kebajikan atau berbakti kepada mereka termasuk

pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati
Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:
Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong
lagi durhaka. (Q.S. Maryam: 14)
Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara dan merawat
kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena Allah telah
mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh
anak laki-laki.
Al-Quran sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua ini dalam
urutan setelah mentauhidkan Allah Taala, sebagaimana difirmankan-Nya:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu
bapak (Q.S. An-nisa: 36)
Diantara hak terpenting bagi si sakit yang harus ditunaikan oleh keluarga dan kerabatnya
yang memiliki kemampuan dan kelapangan untuk ituialah menanggung biaya
pengobatannya jika si sakit tidak mempunyai harta. Misalnya memeriksakan si sakit
kedokter spesialis, membeli obat, biaya opname di rumah sakit, biaya operasi, dan
sebagainya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, tanpa israf (berlebih-lebihan) dan
tanpa bersikap kikir. Allah berfirman:
Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang
miskin menurut kemampuannya (pula) (Q.S. Al-baqarah: 236)
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
(sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya (Q.S. Ath-thalaq:7)
Bagi keluarga penderita, teman-temannya, dan orang yang menjenguknya dari kalangan
ahli kebaikan dan kebajikan, untuk mengingatkan penderita agar segera bertobat kepada
Allah Taala. Supaya penderita menyesali kekurangannya dalam melaksanakan ajaran
Allah, bertekad untuk menaati Allah, membersihkan diri dari menganiaya hambahamba
Allah, dan mengembalikan hak-hak mereka bagaimanapun kecilnya, karena hakhak Allah
itu didasarkan pada toleransi, dan hak-hak hamba itu didasarkan pada kesungguhan, serta
karena tobat itu dituntut dari seluruh orang mukmin sebagaimana firman Allah:
Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orarg-orang
yang beriman, supaya kamu beruntung. (Q.S. An-nur: 31)
Disamping itu, seyogianya kita ingatkan penderita agar berwasiat jika ia belum berwasiat.
Rasulullah SAW. bersabda:
Tidak ada hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang
pantas diwasiatkan, sesudah bermalam selama dua malam,

melainkan hendaklah wasiatnya tertulis di sisinya.


Apabila penderita ditakdirkan Allah sembuh dari sakitnya, maka sebaiknya ia dinasihati
dan diingatkan agar menunaikan apa yang telah dijanjikannya kepada Allah sewaktu dia
sakit sebagai tanda syukur kepada Allah dan untuk memenuhi janjinya. Sudah seharusnya
si sakit menjaga hal itu. Allah berflrman:
dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai
pertanggungjawabannya. (Q.S. Al-isra: 34)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk:


Menjenguk orang sakit
Merawat orang sakit, mengingatkannya untuk meminum obat, mengingatkannya akan
makanan yang dilarang, dan lain-lain
Menanggung biaya pengobatan
Mendermakan darah untuk si sakit
Mendonorkan organ tubuh
Mendoakan agar lekas sembuh
Bersabar
Konsep Keluarga
Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan
keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah.
Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah
kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam
sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam
bukunya The Family Structure in Islam definisi keluarga dilihat secara operasional
adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus yang satu sama lain mempunyai ikatan
khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan. Perikatan itu membawa pengaruh
pada adanya rasa saling berharap (mutual expectation) yang sesuai dengan ajaran
agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum serta secara individual saling mempunyai
ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami istri
dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun demikian
menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal.
Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama.
Adanya rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari
unsur tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat
adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan
hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan
tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya
adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang.

Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka
ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok
dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terusmenerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada
beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak
sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat
sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu
berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika
kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan
suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan
dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan
mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan
suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)

Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.

Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).

Daftar Pustaka

Azwar Azrul. 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S. 1997. Family Health Nursing: the Process. Filipina: UP
College on Nursing Diliman
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikelislam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2012, December 20)
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islamindonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html
(Last
Update 2012, December 20)
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta; Rineka Cipta
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research.
Philadelphia: F. A. Davis Company

WRAP UP
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN DENGAN GANGGUAN

PERNAPASAN

Kelompok A-14
Ketua

: Gwendry Ramadhany

1102010115

Sekertaris

: Karina Surakusuma

1102010141

Gufron Nugroho

1102010114

Hafidiani

1102010117

Henri Aprilio Purnomo

1102010120

Karina Dian Permatasari

1102010140

Karlina Lestari

1102010142

Keyko Septiyanti Widodo

1102010143

Khansa Haura

1102010144

Lelly Sembodo

1102010150

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2013/2014

Anda mungkin juga menyukai