1. Adakah hubungan penyakit pasien dengan jumlah keluarga dan sempitnya rumah?
2. Adakah hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit dan kebiasaan anggota
keluarga?
3. Bagaimana kriteria rumah sehat?
4. Hubungan penyakit pasien dengan aspek ekonomi dan pendidikan?
5. Apakah indikasi home visit?
6. Karakteristik keluarga sehat?
7. Apa intervensi dokter pada kasus ini?
8. Hak dan kewajiban individu sebagai anggota keluarga dalam pandangan islam?
Jawaban
1 & 2.
3.
Air bersih
Pencahayaan cukup
Sirkulasi baik
Luas rumah ideal untuk jumlah anggota keluarga
4.
Ekonomi rendah
Pendidikan kurang
5.
6.
7.
8.
HIPOTESIS
Dokter Keluarga
Memberikan
Intervensi
Mengobati dan
edukasi
Agama
Tingkat
Ekonomi rendah
Tingkat
Pendidikan
Interaksi
dalam
keluarga
Rumah tidak
sehat
Medis
Sakit
Kebiasaan
Kurang perhatian
Tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah menjadikan rumah tidak sehat dan kebiasaan
buruk memudahkan individu untuk terkena penyakit. Interaksi dalam keluarga yang tidak
baik sehingga menyebabkan individu kurang perhatian juga dapat menyebabkan terjadinya
suatu penyakit. Untuk itu peran dokter keluarga adalah memberikan intervensi dari aspek
medis maupun agama agar individu tersebut sehat kembali.
Kata-kata sulit
Asma Bronchial : Penyempitan bronchus karena antigen sehingga menyebabkan sesak nafas.
SKENARIO
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan keluarga
1.1 Definisi
1.2 Fungsi
1.3 Bentuk
1.4 Dinamika Kehidupan
1.5 Siklus Keluarga
1.6 Struktur Keluarga
1.7 Genogram
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga
3. Aspek merawat orang sakit dan konsep keluarga dalam pandangan Islam.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami isteri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (UU
No. 10 Tahun 1992)
Keluarga adalah persekutuan dua atau lebih individu yang terikat oleh darah,
perkawinan atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga, saling berhubungan
dalam lingkup peraturan keluarga serta menciptakan dan memelihara budaya yang
sama (Tinkham and Voorlies, 1972)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terikat dengan emosi yang sama,
biasanya hidup bersama dalam rumah tangga yang sama pula (Leavitt, 1982)
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih manusia yang satu sama lain terlibat
secara emosional, serta bertempat tinggal dalam satu daerah yang berdekatan
(Friedman, 1981)
1.2 Fungsi
Menurut WHO (1978)
Fungsi biologis
:
Meneruskan
keturunan,
memelihara dan membesarkan anak; memenuhi kebutuhan
gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi psikologis :
Memberikan kasih sayang dan
rasa aman; memberikan perhatian di antara anggota keluarga;
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;
memberikan identitas keluarga.
Fungsi sosialisasi :
Membina sosialisasi pada anak;
membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah
perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
Fungsi ekonomi
:
Mencari
sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga; pengaturan
dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga di masa yang akan datang (misalnya pendidikan
anak, jaminan hari tua).
Fungsi pendidikan :
Menyekolahkan anak
untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa;
mendidik
anak
sesuai
dengan
tingkat-tingkat
perkembangannya.
Menurut Friedman (1998)
Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling
mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas individu; rasa
aman.
Fungsi sosialisasi peran
1. Keluarga tradisional
adalah keluarga yang pembentukannya sesuai atau tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama.Hal yang terpenting
adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Keluargatradisional dibedakan
atas 8 macam :
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anaknya
yanghidup bersama dalam satu rumah tangga.
b. Keluarga inti diad
Keluarga yang terdiri atas suami dan istri tanpa anak atau anak-anak mereka
telahtidak tinggal bersama
c. Keluarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga inti yang suami atau istri telah meninggal dunia
d. Keluarga orang dewasa bujangan (single adult living alone)
Keluarga yang terdiri hanya dari satu orang dewasa, laki-laki atau wanita yang
hidupsendiri secara membujang
e. Keluarga tiga generasi
Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka
f. Keluarga pasangan umur pertengahan atau jompo
Keluarga inti diad yang suami dan istri telah memasuki usia pertengahan atau lanjut
g. Keluarga jaringan-keluarga (kin network)
Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertical
ataupunhorizontal, baik dari pihak suami ataupun pihak istri
h. Keluarga karier kedua
Keluarga inti diad, yang karena anak-anak telah meninggalkan keluarga, suami atau
istri aktif lagi bekerja.
2. Keluarga non-tradisional
adalah keluarga yang pembentukannya tidak sesuai ataumelanggar norma-norma
kehidupan masyarakat secara tradisional dihormati bersama yaitukeabsahan ikatan
perkawinan antara suami dan istri. Keluarga non-tradisional ada 5 macam :
a. Keluarga hidup bersama (commune family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama,
berbagihak dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama
b. Keluarga orang tua tidak nikah punya anak (unmarried parent and children family)
Pria atau wanita yg tidak pernah nikah, tetapi tinggal bersama dgn anak yg
dilahirkan.
c. pasangan tidak nikah punya anak (unmarried couple with children family)
Keluarga inti yang hubungan suami isteri tidak dengan perkawinan yang sah.
d. keluarga pasangan tinggal bersama (cohabiting couple)
Terdiri dari pria dan wanita yg hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah.
e. Keluarga homoseksual (homosexual unions)
Keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin sama dan hidup bersama
sebagai suami isteri.
Bentuk keluarga dapat mempengaruhi keadaan kesehatan keluarga, dan keadaan
kesehatan keluarga dapat mempengaruhi bentuk keluarga.
1. Pasangan menikah
Suami
Mencapai
pembentukan suatu
keluarga yang
secara bersamasama(mutualis)
memuaskan satu
sama lainnya
Penyesuaian
terhadap kehamilan
dan harapan
terhadap parenthood
Memiliki dan
menyesuaikan diri
serta mendorong
perkembangan bayi
Istri
2. Memiliki anak
Istri Ibu
Suami Ayah
3. Usia pra-sekolah
Mencapai
pembentukan suatu
tempat tinggal yang
baik untuk kedua
orang tua dan bayi
Istri Ibu
Mengadaptasi
kebutuhankebutuhan yang
penting dan minatminat dari anakanak prasekolah,
dengan cara yang
mendorong
pertumbuhan
Mengatasi keletihan
dan kurangnya
privasi karena
berperan sebagai
orang tua
Penyesuaian ke
dalam komunitas
keluarga yang
memiliki anak usia
sekolah dengan cara
konstruktif
Mendorong
pencapaian anakanak dalam bidang
pendidikan
Suami Ayah
Anak perempuam - saudara
Anak laki-laki - Saudara
4. Usia sekolah
Istri Ibu
Suami ayah
Anak perempuan Saudara
Anak laki-laki Saudara
5. Remaja
Istri - Ibu
Menyeimbangkan
antara kebebasan
dengan kewajiban
dalam proses
pendewasaan remaja
dan mengemansipasi
diri mereka
6. Launching center
Janda Duda
Membangun kembali
hubungan pernikahan
Mempertahankan
hubungan kekerabatan
antara generasi muda
dan yang lebih tua
Mengatasi kedukaan
dan hidup sendiri
Menutup rumah
keluarga atau
menyesuaikan rumah
tersebut dengan usia
Penyesuaian dengan
pensiun
Mencari minat-minat
paska-orangtua dan
karir sebagai orang tua
yang sudah bertambah
umurnya
b.
c.
d.
e.
Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anakanak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan
pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar
anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi
lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional.Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1. mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik
dan mental di dalam keluarga
2.
Sumber (gambar1) : McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005).
Family - Oriented Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
Genetic
Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih
perhatian terhadap anggota keluarga yang lain
Pekerjaan
Sex
Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Faktor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Faktor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan
setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic
(fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic
tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus
keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat menderita
penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai
kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman
membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka perkembangan bayi dan anak
tersebut akan terganggu, baik perkembangan fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah
sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit
tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
3. Aspek merawat orang sakit dan konsep keluarga dalam pandangan Islam serta
Hak dan Kewajiban keluarga/individu Merawat yang Sakit
Keluarga wajib bersabar terhadap anggota keluarganya yang sakit, jangan merasa sesak
dada karenanya atau merasa bosan, lebih-lebih bila penyakitnya itu lama. Karena akan
terasa lebih pedih dan lebih sakit dari penyakit itu sendiri jika penderita merasa menjadi
beban bagi keluarganya, terlebih jika keluarga itu mengharapkan dia segera dipanggil ke
rahmat Allah. Hal ini dapat dilihat dari raut wajah mereka, dari cahaya pandangan mereka,
dan dari gaya bicara mereka.
Apabila penderita sabar atas penyakit yang dideritanya, maka ia akan mendapatkan pahala
yang sangat besarsebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits sahihserta
kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya
tidak kalah besar pahalanya, bahkan kadang-kadang melebihinya, karena kesabaran si
sakit menyerupai kesabaran yang terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan
kesabaran yang diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran penderita merupakan
kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran
untuk berbuat baik.
Di antara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami
atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya kehidupan adalah bunga
dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas, kelezatan dan penderitaan, sehat dan
sakit, perputaran dari satu kondisi ke kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang
beragama dan berakhlak hanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh
ketika ia menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang tulangnya,
menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya ketika lemah dan layu.
Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk mempergauli istri dengan baik, bukan
akhlak lelaki yang bertanggung jawab, dan bukan perangai orang beriman.
Demikian juga wanita, ia tidak boleh hanya mau hidup bersenang-senang bersama
suaminya ketika masih muda dan perkasa, sehat dan kuat, tetapi merasa sempit dadanya
ketika suami jatuh sakit dan lemah. Ia melupakan bahwa kehidupan rumah tangga yang
utama ialah yang ditegakkan di atas sikap tolong-menolong dan bantu-membantu pada
waktu manis dan ketika pahit, pada waktu selamat sejahtera dan ketika ditimpa cobaan.
Yang lebih wajib lagi daripada kesabaran suami-istri ketika teman hidupnya sakit ialah
kesabaran anak laki-laki terhadap penyakit kedua orang tuanya. Sebab hak mereka adalah
sesudah hak Allah Taala, dan berbuat kebajikan atau berbakti kepada mereka termasuk
pokok keutamaan yang diajarkan oleh seluruh risalah Ilahi. Karena itu Allah menyifati
Nabi Yahya a.s. dengan firman-Nya:
Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong
lagi durhaka. (Q.S. Maryam: 14)
Demikian juga dengan anak perempuan, bahkan dia lebih berhak memelihara dan merawat
kedua orang tuanya, dan lebih mampu melaksanakannya karena Allah telah
mengaruniainya rasa kasih dan sayang yang melimpah, yang tidak dapat ditandingi oleh
anak laki-laki.
Al-Quran sendiri menjadikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua ini dalam
urutan setelah mentauhidkan Allah Taala, sebagaimana difirmankan-Nya:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu
bapak (Q.S. An-nisa: 36)
Diantara hak terpenting bagi si sakit yang harus ditunaikan oleh keluarga dan kerabatnya
yang memiliki kemampuan dan kelapangan untuk ituialah menanggung biaya
pengobatannya jika si sakit tidak mempunyai harta. Misalnya memeriksakan si sakit
kedokter spesialis, membeli obat, biaya opname di rumah sakit, biaya operasi, dan
sebagainya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, tanpa israf (berlebih-lebihan) dan
tanpa bersikap kikir. Allah berfirman:
Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang
miskin menurut kemampuannya (pula) (Q.S. Al-baqarah: 236)
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
(sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya (Q.S. Ath-thalaq:7)
Bagi keluarga penderita, teman-temannya, dan orang yang menjenguknya dari kalangan
ahli kebaikan dan kebajikan, untuk mengingatkan penderita agar segera bertobat kepada
Allah Taala. Supaya penderita menyesali kekurangannya dalam melaksanakan ajaran
Allah, bertekad untuk menaati Allah, membersihkan diri dari menganiaya hambahamba
Allah, dan mengembalikan hak-hak mereka bagaimanapun kecilnya, karena hakhak Allah
itu didasarkan pada toleransi, dan hak-hak hamba itu didasarkan pada kesungguhan, serta
karena tobat itu dituntut dari seluruh orang mukmin sebagaimana firman Allah:
Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orarg-orang
yang beriman, supaya kamu beruntung. (Q.S. An-nur: 31)
Disamping itu, seyogianya kita ingatkan penderita agar berwasiat jika ia belum berwasiat.
Rasulullah SAW. bersabda:
Tidak ada hak seorang muslim yang mempunyai sesuatu yang
pantas diwasiatkan, sesudah bermalam selama dua malam,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka
ia akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok
dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan
mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu
nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terusmenerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada
beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak
sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat
sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu
berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika
kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan
suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan
dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan
mengkhianati ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan
suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
Daftar Pustaka
Azwar Azrul. 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S. 1997. Family Health Nursing: the Process. Filipina: UP
College on Nursing Diliman
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikelislam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2012, December 20)
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islamindonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html
(Last
Update 2012, December 20)
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta; Rineka Cipta
Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research.
Philadelphia: F. A. Davis Company
WRAP UP
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA
PERNAPASAN
Kelompok A-14
Ketua
: Gwendry Ramadhany
1102010115
Sekertaris
: Karina Surakusuma
1102010141
Gufron Nugroho
1102010114
Hafidiani
1102010117
1102010120
1102010140
Karlina Lestari
1102010142
1102010143
Khansa Haura
1102010144
Lelly Sembodo
1102010150
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2013/2014