Anda di halaman 1dari 123

aya sangat tertarik dengan artikel berjudul "Dari Tempurung Kelapa Lahir Uang", berikut

ini adalah artikel yang saya kutip dari bisnisukm.com mengenai potensi turunan dari
kelapa yang konon katanya sangat banyak "ha'le ri silajara". Semoga artikel ini bisa
memotivasi teman-teman yang ada diselayar untuk memaksimalkan peluang yang bisa
kita peroleh dari "anjoro".
Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan dari proses nilai tambah
kelapa. Dari buah murah yang berlimpah di Indonesia ini, pasar Eropa melahap
minyak masak berkualitas terbaik, pengisi jok Mercedes, briket termahal untuk
barbeque, hingga sabun dan parfum.
Filipina saat ini merajai pasar ekspor dengan 125 jenis produk olahan kelapa.
Sebaliknya, baru 25 jenis produk olahan diproduksi di Indonesia.
Tahun 2005, Filipina mengantungi keuntungan ekspor kelapa senilai 757,3 juta dollar
AS dari perkebunan seluas 3,1 juta ha. Pada saat yang sama, dengan perkebunan
seluas 3,8 juta ha, nilai ekspor kelapa Indonesia hanya 228,7 juta dollar AS.
Beberapa anggota Fokpi merupakan industri pengolahan kelapa skala kecil dan
menengah dengan beragam variasi produk. Produsen anggota Fokpi di Pangandaran,
Jawa Barat, misalnya, mengekspor sabut kelapa untuk isian jok mobil ke Eropa, yakni
sebanyak 120 ton per bulan. Dengan total lahan yang ditanami kelapa hampir satu juta
hektar pulau jawa menyimpan potensi untuk pengembangan agribisnis kelapa di masa
mendatang.
Daya saing produk kelapa terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer.
Produk akhir yang sudah berkembang baik adalah Dessicated coconut (DC), coconut
milk(CM), coconut charcoal(CCL), actived carbon (AC), Brown
Sugar (BS), coconut fiber, coco peat, nata de coco dan Virgin coconut
oil (VCO),coconut wood.
Produk-produk seperti DC,CCL,AC,BS,CF sudah masuk pasar ekspor dengan
perkembangan yang sanagat pesat. Permintaan pasar ekspor untuk produk olahan
kelapa menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh pasar DC indonesia untuk
ekspor mempunyai kecenderungan yang meningkat dalam 5 tahun terakhir,
kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh arang aktif.
Sebagai contoh adalah Roeswan seorang pengusaha coco fiber. Seluruh produksi
berupa serat sabut dari petani ia tampung untuk memenuhi pasar ekspor. Di pasar
internasional, harga cocofiber alias serat sabut US$200-US$205 per ton setara Rp2-
juta pada kurs Rp10.000. Pendapatannya Rp44-juta.
Shengyang, produsen kasur pegas dan mebel, meminta pasokan 700 ton serat sabut
untuk masa kontrak 12 bulan. Artinya, ia mesti menyiapkan rata-rata 58 ton tiap bulan
selama setahun. Ia lebih berkonsentrasi untuk memenuhi permintaan Shengyang
Xudong ketimbang importir lain. Di luar permintaan Korea dan Belgia, Sebetulnya saya
masih dapat menjual 5-10 kontainer per bulan, ujar Roeswan, pemilik PT Roesmetrix.
Pasar karbon dan arang aktif tak kalah besar. Ari Hardono, contohnya, memasarkan 20
ton arang aktif per bulan. Satu kg arang aktif hasil pembakaran 9-10 tempurung kelapa.
Konsumennya rumah makan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka menggunakan
arang aktif sebagai bahan bakar. Dengan harga Rp1.200 per kg omzetnya Rp24- juta.
Menurut produsen di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu biaya produksi sekilo arang
aktif Rp600 sehingga laba bersihnya Rp12-juta tiap bulan.
Pasar cocofiber alias serat sabut kelapa tak kalah empuk. Serat sabut juga multiguna
antara lain sebagai pengisi jok mobil, jok kursi, kasur pegas, papan partikel, dan filter
air. Dibanding busa, cocofiber lebih kuat melindungi per dan tidak mengundang kutu.
Pelaku bisnis serat sabut di berbagai kota kewalahan memenuhi tingginya
permintaan. Asli Malin, salah satu contoh. Produsen serat sabut di Pariaman,
Sumatera Barat, itu memproduksi 1,2 ton serat hasil olahan 18.000 sabut per hari.
Jangankan memenuhi permintaan importir di Korea Selatan mencapai 10.000 ton per
tahun, order eksportir di Jakarta saja belum ia layani sepenuhnya. Setiap pekan,
eksportir di Jakarta memborong serat Rp1.800 per kg.
Pria kelahiran 17 April 1946 itu, memetik laba bersih Rp300 per kg. Kecil? Tunggu dulu.
Dengan produksi 8,4 ton per pekan, laba bersihnya Rp2,5- juta atau Rp10-juta per
bulan. Itu baru dari cocofiber. Produsen serat sabut berarti juga produsen cocopeat
alias serbuk. Sebab, 70% dari kulit kelapa terdiri atas serbuk; 30% serat. Asli Malin
menuai 90 ton cocopeat yang memberikan laba bersih Rp27-juta sebulan.
Artinya total jenderal laba bersih Malin dari pengolahan sabut mencapai Rp37-juta
sebulan. Siapa tak tergiur laba menjulang? Mungkin karena itulah Zulhaidir Rawawi
berhenti bekerja di perusahaan asing di Jakarta meski bergaji besar, fasilitas memadai,
dan jabatan tinggi. Ia memilih menekuni bisnis cocopeat. Semua bermula dari tugas
Zulhaidir sebagai general manager yang kerap memaparkan laporan keuangan kepada
pemegang saham di Seoul, Korea Selatan.
Saat bertugas ke sana, ia menyempatkan diri mengunjungi sentra tanaman hias di
Inchon, mirip Rawabelong, Jakarta Barat. Di sanalah ia melihat cocopeat bikinan Sri
Lanka. Ia menawarkan diri untuk memasok dan diluluskan. Pada 1999 Zul memutuskan
berhenti bekerja setelah rutin mengekspor cocopeat selama setahun. Kini ia rutin
mengirimkan 22 ton cocopeat per bulan memenuhi permintaan seorang importir di
Inchon, Korea Selatan.
Balok cocopeat yang ia ekspor berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm berbobot 5 kg. Satu
kg cocopeat berasal dari 2,5 kg sabut kelapa. Menurut dia biaya produksi 1 kg cocofibre
dan 2 kg cocopeat-dari 5 kg sabut-Rp1.600. Itu total biaya karena cocopeat dan
cocofibre dihasilkan dari satu kesatuan bahan. Bila memproduksi cocopeat, pasti
menghasilkan cocofiber atau sebaliknya. Harga jual cocopeat di pasar ekspor mencapai
Rp2.600 per kg sehingga omzetnya Rp57,2-juta.
Zulhaidir memperoleh 17 ton cocofiber per bulan. Serat sabut itu ludes terserap
produsen kasur pegas di pasar domestik. Dengan harga jual Rp2.200 per kg, ia
menangguk omzet Rp37,4-juta saban bulan. Laba bersih penjualan cocopeat dan
cocofiber mencapai Rp22-juta sebulan. Zul sebetulnya masih mampu memasarkan
hingga 3 kontainer cocopeat lagi. Sayang, produksinya masih terbatas. Ia bisa
memasarkan produk cocopeat milik produsen lain asal sesuai standar mutu. Apalagi
sejak Desember 2008 ia juga mesti memenuhi order Garden Landscape. Importir di
Singapura itu meminta pasokan rutin papan tempat tumbuh anggrek berbahan baku
cocopeat.
Garden Landscape meminta kiriman 10.000 papan berukuran 50 cm x 20 cm x 2 cm
per bulan. Soal peluang bisnis cocopeat menurut Zul pasar terbuka luas. Zul yang
menginvestasikan Rp200-juta ketika memulai bisnis. Sebagai gambaran, sebuah
produsen springbed memerlukan 20 ton cocofiber per bulan. Belum lagi produsen
springbed asing yang mengajak bekerja sama. Setidaknya ada 4 produsen asal China
dan 2 asal Vietnam yang minta pasokan rutin cocofiber kepada Zul.
Olahan limbah kelapa lain adalah arang aktif. Idealnya pengolahan arang aktif terpadu
dengan asap cair. Namun, beberapa produsen hanya mengolah arang aktif. Boleh jadi
lantaran teknologi produksi asap cair terbilang baru di Indonesia. Djaya Suryana sejak
2002 memasok arang aktif ke sebuah perusahaan di Tanjungbintang, Provinsi
Lampung.
Ia membersihkan arang hasil pembakaran tempurung kelapa di mesin diesel 30 PK.
Melalui ban berjalan arang lolos sortir masuk ke mesin penghancur. Ketika keluar arang
melewati saringan baja sehingga hasilnya seragam. Djaya memasarkan 3.000 ton
arang aktif per bulan. Masih ada 5.000 ton permintaan rutin per bulan yang belum dapat
Djaya penuhi. Sayang, ia merahasiakan harga jual ke produsen karbon aktif.
Lima puluh rupiah tak bisa dibilang kecil karena secara akumulasi laba bersihnya
Rp150-juta. Memang dibanding laba Doddy Suparno dan Oka Bagus Panuntun,
keuntungan Djaya lebih kecil. Doddy mengutip laba Rp1.500 per kg arang aktif. Harga
jual saat ini Rp4.500 per kg. Menurut Doddy biaya produksi per kg briket Rp3.000. Dari
pembakaran 15 ton tempurung ia memperoleh 5 ton arang aktif per bulan.
Mereka lalu menghancurkan arang dan mengolahnya menjadi briket. Margin
perniagaan barang gosong itu Rp7,5-juta sebulan. Mestinya laba Doddy lebih besar jika
saja setiap bulan mampu memenuhi permintaan rutin dari Yunani dan Timur Tengah
masing-masing 22 ton dan 88 ton.
Di luar olahan limbah kelapa itu sebetulnya masih ada produk turunan lagi seperti
tepung tempurung seperti digeluti oleh Agus Setiawan. Pria kelahiran 11 Agustus 1971
itu menggiling tempurung kelapa menjadi tepung. Rendemen 90%-10 kg tempurung
menjadi 9 kg tepung.
Volume produksi baru 50 ton sebulan terserap sebuah pabrik obat nyamuk. Tepung
batok bahan baku obat nyamuk bakar. Dengan harga jual Rp2.500 dan biaya produksi
Rp1.000, laba bersihnya Rp75- juta. Menurut Agus pasar tepung terbentang luas. Ia
belum sanggup melayani order rutin 1.350 ton tepung per bulan.
Sabut dan tempurung kelapa yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata
komoditas prospektif yang menjanjikan laba besar.
Demikianlah, mudah2an ada stake holder (masyarakat UKM, dinas2 terkait,
entrepreneur, dll) yg melihat peluang & memanfaatkannya.

Usaha Produk Berbahan Dasar Kelapa Makin Bersinar
P opulasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa
tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 31% dari total pohon kelapa dunia. Dari
sini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa, misalnya
produk minyak kelapa ,sabut, tempurung, dll.

Saat ini untuk produksi sabut kelapa, Indonesia masih kalah dari India dan Filipina.
Efisiensi produksi sabut India mencapai 50% lebih ,sementara Indonesia baru 10%.
Untuk sabut kelapa, India dan Srilangka lah yang mengasai pasar dunia, sedangkan
minyak kelapa masih didominasi oleh Filipina. Semua produk dan bahan baku kelapa
sebenarnya sangat berpotensi besar, baik di pasar lokal maupun Internasional. Hampir
semua bagian buah dan pohon kelapa bisa dimanfaatkan .
Beberapa bagian dari tanaman kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk produk bernilai
ekonomi sbb :
1.Batang Pohon Kelapa
Batang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan sebagai
handikraft ,seperti misalnya pembuatan bahan cover Laptop ,notebook, dan bisa pula
untuk bahan kerajinan seperti misalnya sendok, sumpit , nampan dan beberapa
perkakas rumah lainnya .
2. Batang Lidi kelapa
Lidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu,tempat tisu dan tas etnik dll.
3. Daun kelapa :
Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan, serta
untuk atap rumah.
4. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang untuk
membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas, filter air, briket, asap
cair dan lainnya. Briket termpurung kelapa memiliki kalor yang tinggi dan
menghasilkan panas yang bagus, sehingga briket cocok untuk industri makanan, dan
industri-industri lainnya yang memerlukan pemanasan pada proses produksinya.
Sedangkan tempurung yang digunakan untuk menghasilkan asap cair bisa digunakan
untuk penqawetan makanan, ikan dan desinfektan.Beberapa pengrajin mam;pu
menyulap tempurung atau batok kelapa menjadi barang bermanfaat, seperti misalnya
centong, dompet,sendok,mainan anak-anak, dll.
5. Sabut Kelapa
Produk berbahan sabut kelapa yang disebut cocopeat bisa digunakan sebagai media
tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air. Limbah cocopeat
berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan bakar Industri pembuatan batu
bata dan tahu. Selain untuk cocopeat, serabut kelapa juga bisa digunakan sebagai
bahan baku cocofiber yang digunakan untuk bahan pembuat matras, pengisi jok
pesawat, jok mobil, kasur pegas, sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng
pegunungan ataupun daerah pantai, untuk peredam suara . Cocofiber dapat digunakan
juga untuk membuat cocopot yaitu pot berbahan sabut kelapa yang bisa digunakan
sebagai media tanam alami . Sabut Kelapa juga dijadikan salah satu komponen dalam
pembuatan briket
6. Daging buah kelapa
Pada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco, santan dan
juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa minyak kelapa, yang
diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung, ternyata hanya propaganda
pasar barat yang notabene mereka ingin melindungi pasar minyak kedelainya . Banyak
ilmuwan yang menyatakan bahwa minyak Kelapa jauh Lebih sehat dari minyak
manapun , baik untuk kosmetik maupun konsumsi.
Demikianlah tulisan tentang Pemanfaatan tanaman kelapa sebagai sumber peluang
usaha ini saya sampaikan, semoga bermanfaat.

BUDIDAYA KELAPA
A. PENDAHULUAN
Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara nasional,
karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia. PT.
Natural Nusantara berupaya memberikan pedoman teknis budidaya kelapa dengan aspek K- 3 yaitu kuantitas,
kualitas dan kelestarian lingkungan , sehingga mampu meningkatkan taraf penghasilan petani.
B. SYARAT PERTUMBUHAN
Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH
tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman kurang
produktif.
Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% ,
sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
C. PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m
dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan
jenis genjah 6 x 6 m.
D. PEMBIBITAN
Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air
selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun
buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit
akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek.
Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah
kurang air.
Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-
2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan
tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.
Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :
Umur
Bibit
(bulan)
Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)
N
(Urea/ZA)
P (TSP) K
(KCl/MOP)
Mg (Kies)
1 5/10 50 75 100
2 5/10 75 125 150
3 5/10 100 150 200
4 10/15 200 400 400
5 10/15 300 600 500
6 10/15 400 800 750
7 15/20 500 1000 1000
8 15/20 600 1250 2000
9 15/20 700 1500 2500
Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah
Catatan :
Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan
dosis 1 botol untuk 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

E. PENANAMAN
Umur Tanaman Dosis Pupuk (gr/pokok)
Urea (TSP) RP KCl Kies Borak
Saat tanam - - - - - -
1 bln setelah tanam 100 100 100 100 100 100
2 tahun
- apl I 200 200 200 200 200 200
- apl II 200 200 200 200 200 200
3 tahun
- apl I 350 350 350 350 350 350
- apl II 350 350 350 350 350 350
4 tahun
- apl I 500 500 500 500 500 500
- apl II 500 500 500 500 500 500
5 tahun
- apl I 500 500 500 500 500 500
- apl II 500 500 500 500 500 500
Catatan :
Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September Oktober) dan kedua di akhir musim
hujan (Maret April).
Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali.
Penyemprotan POC NASA 3 4 tutup + HORMONIK 1-2 tutup per tangki setiap 2-4 minggu sekali.
Tambahan:
Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION guna meningkatkan
pembuahan. Pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk
merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal. POWER
NUTRITIONdibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur
hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.
Cara pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER NUTRITION dilarutkan ke dalam air di campurkan 1/2
tutupAERO 810 untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran
tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.

F. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan
membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan
pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh
alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan
Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya.
Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat
berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .
3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain
yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan
dengan PENTANA + AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah
pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini
hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa
digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air
hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki
G. PEMANENAN
Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 100 tahun dengan
produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 4 tahun dan
berbuah maksimal pada saat umur 9 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 40 tahun kurang bagus untuk
kopra karena daging buahnya yang lunak.
Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih
muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra
dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air
di dalam buahnya.
H. PASCA PENEN
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni
atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk
nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan
substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai
sumber gula yang sangat potensil.
Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses
fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.
Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.
Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar
tinggi (arak).
Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi
pekerjaan di lab bioteknologi.

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA DAN CARA PENGENDALIAN HAMA PENYAKITNYA
22:23 BUDIDAYA, HAMA, PERKEBUNAN, TANAMAN 1 comment
Sejak zaman dahulu kala kelapa telah ditanam dan merupakan bahan makanan yang tumbuh sebagai
tanaman pekarangan. Di Indonesaia tanaman kelapa terdapat diseluruh propinsi. Di daerah padat
penduduknya seperti di Pulau J awa dan Pulau Bali, kelapa lebih banyak ditanam sebagai tanaman
pekarangan, akan tetapi di daerah luar Pulau J awa dan Bali tanaman kelapa ditanam secara monokultur pada
perkebunan kelapa. Selain itu tanaman kelapa ditanam di daerah pasang surut seperti di Propinsi Riau,
J ambi dan Kalimantan Barat. Di Indonesia kelapa merupakan sumber lemak nabati yang utama yaitu berkisar
antara 50-70 % dari seluruh kebutuhan konsumsi lemak. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk
Indonesia mempunyai nafkah secara langsung dari usaha kelapa. Karena penyebarannya yang merata di
seluruh tanah air, maka dapat dikatakan bahwa peranan sosialnya menempati urutan kedua sesudah
tanaman padi. Sumbangan komoditas kelapa terhadap Gross National Produk ( GNP ) sebesar 2 %. ( Anonim
1985). Konsumsi kelapa di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat sebesar 4,9 %. Peningkatan ini sesuai
dengan pertambahan penduduk dan konsumsi perkapita penduduk Indonesia. Dilain pihak tingkat produksi
kelapa setiap tahunnya hanya 3,9 % sehingga untuk menutupi kekurangannya sejak tahun 1980 konsumsi
minyak gorerng perlu ditambah dari minyak kelapa sawit sebesar 750.000 ton pertahun ( Anonim 1985).
Budidaya tanaman kelapa pada lahan pekarangan bertujuan untuk memperoleh tanaman kelapa yang
berpotensi produk tinggi dan cepat menghasilkan, juga untuk merangsang dan menggerakkan petani
menanam kelapa di pekarangan. TEKNIK BUDIDAYA Syarat tumbuh tanaman kelapa adalah sebagai berikut :
Curah hujan minimal 1500 mm/tahun, tersebar merata dan musim kering tidak lebih dari 5 bulan. Suhu
rata-rata optimum berkisar 27 -28 derajat celcius. Kebutuhan sinar matahari Kebutuhan sinar matahari
dala setahun +200 jam penyinaran , atau Sekurangnya 120 jam penyinaran sebulan. Tinggi tempat tidak
lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan kelembaban berkisar 80 % - 90 % . Keadaan angin yang
bertiup tidak boleh terlampau keras Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tekstur tanah
asalkan mempunyai draenase dan aerasi baik dengan pH tanah berkisar antara 5-8 Adapun teknik budidaya
kelapa umumnya melalui 3 tahapan yaitu pesemaian , pembibitan , penanaman dan pemeliharaan
PESEMAIAN. Pesemaian dapat dilakukan pada tanah pekarangan. Pada bedeng pesemaian seluas 1 meter
persegi dapat disemai sebanyak 30 butir kelapa. Agar benih yang disemaikan dapat tumbuh dengan baik,
diperlukan beberapa persyaratan teknis yaitu : 1. Lokasi Pesemaian. Lokasi harus dekat dengan sumber air,
agar memudahkan penyiraman terutama pada musim kemarau. Tanah diolah dengan garpu atau cangkul
sedalam 30cm -40 cm kemudian dibuat bedengan. 2. Seleksi benih dan pelaksanaannya Seleksi benih,
Sebelum disemaikan benih kelapa harus diseleksi yang didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk
benih bulat atau bulat lonjong Benih berasal dari buah yang masak, berwarna coklat dan kandungan air
cukup. Buah mempunyai bobot yang berat. Keadaan kulit buah , licin serta tidak ada tanda-tanda
serangan hama dan penyakit. Sebaiknya benih yang akan disemaikan telah mengalami penyimpanan
selama 1 bulan dihitung setelah tanggal petiknya. Pelaksanaan. Penyayatan( cutting) Sebelum benih
disemaikan, lakukan penyayatan pada tonjolan didepan/ berseberangan dengan sisi terlebar. Lebar sayatan +
5 cm, jangan terlalu lebar dan terlalu dalam serta jangan melewati kelopak atau mengenai tempurungnya
Tujuan dari penyayatan adalah : - Memudahkan masuknya air kedalam sabut - Memudahkan pemeriksaan
kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu penyiraman - Memudahkan dan menyeragamkan pertumbuhan
tunas. Pengecambahan/ Pendederan Tanah tempat pengecambahan digemburkan. Bila di inginkan, benih
sebelum didederkan dapat dicelupkan kedalam larutan insektisida Azodrin 60 EC dengan konsentrasi 0,1 %
selama 2 menit. Buah kelapa ditanam agak miring ( 15 %) berderet saling bersinggungan. Bidang sayatan
menghadap keatas dengan arah yang sama. bagian yang tertimbun tanah 2/3 bagian buah. Bagian sayatan,
sabut serta lembaga tidak boleh tertimbun tanah. Ruangan diantara bibit harus ditimbun dengan tanah
sampai padat. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengaturan draenase dan penyiraman. Penyiraman selama
musim kemarau dilakukan pagi dan sore sebanyak 4-6 liter permeter persegi setiap hari. Seleksi bibit di
Pesemaian. Bibit atau cikal dapat dipindahkan ke pembibitan bila tunas sudah keluar dan mencapai panjang
3-5 cm (berumur kurang lebih 2 minggu ). Sebelum dipindahkan bibit harus diseleksi dahulu untuk
memperoleh bibit yang baik dan bermutu. Pembibitan. 1) Untuk memperoleh hasil pembibitan yang baik,
digunakan polybag berkuran panjang 40 cm, lebar 50 cm, tebal 0,2 mm. sebelum digunakan polybag diberi
lubang dengan diameter 0,5- 1 cm dengan jumlah lubang 36 -48 buah. 2) Tanah untuk mengisi polybag
adalah tanah lapisan atas ( top soil ) yang telah digemburkan. Bentuk kantong setelah diisi tanah harus
silindris dan bila diletakkan datas tanah harus berdiri tegak lurus. Pengisis polybag, sampai leher kecambah
berada dalam satu garis dengan permukaan tanah. 3) J arak tanam bibit dihitung dari jarak kecambah dalam
kantong polybag dengan kecambah dalam polybag berikutnya, adapun jarak antar polybag disesuakan
dengan keadaan, dijaga agar antar daun tidak saling bersingungan. 4) Pemeliharaan bibit. a. Penyiraman
dilakukan pagi dan sore hari sebanyak 1 liter air per polybag b. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali dengan
dosis Urea : 10 Gram, TSP: 10 gram KCl 15 dan Kiserit 10 Gram. Penanaman dan Pemeliharaan. 1. Lokasi
penanaman. Lokasi penanaman harus pada tempat yang terbuka ( cukup sinar matahari) dan jarak dari
tanaman tahunan lainnya minimal 9 meter dari pokok tanaman. Tanah harus bersih dari sisa tanaman,
rumput dan alang-alang. 2. Pembuatan lubang tanaman. - Digali lubang tanaman dengan ukuran 60x60x60
cm - Tanah galian bagian atas ( top soil ) diletakkan disebelah kanan lubang dan tanah galian bagian bawah
diletakkan disebelah kiri lubang. - Lubang tanaman dibuat sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum penanaman
- J arak tanam sebaiknya 9x9 meter - Pada tanah miring sebaiknya menggunakan sisitim kontur dan daerah
pasang surut disesuaikan dengan kondisi tempat . 3. Penanaman. Penanaman dilakukan pada saat awal
musim hujan dan curah hujan mencapai 150 mm pada bulan sebelum penanaman . Pengangkutan bibit
dalam kantong polybag harus hati-hati, agar kantong plastic tidak sobek atau pecah. Dasar lubang ditimun
dengan tanah galian, bagian atas yang sudah dicampur 250 gram TSP dan pupuk kandang secukupnya.
Tinggi timbunan tanah dasar lubang, adalah dalamnya lubang tanaman dikurangi tinggi tanah dalam kantong
palstik ditambah 10 cm. Dasar kantong plastic dipotong dengan pisau dari samping dan dibuka. tanaman
dimasukkan kedalam lubang tanamn dengan posisi tepat dan tegak lurus pada waktu memasukkan bibit,
telapak tangan memegang dasar kantong plastic. Bagian lubang sekitar tanaman diisi dengan tanah bagian
atas 2/3 tinggi kantong. Polybag dibuka pada dua tempat dengan pisau panjang, kemudian ditarik keluar.
Selanjutnya lubang ditutup dengan tanah bagian atas dan tanah disekitar lubang tanaman. Tanah di
sekelilingnya selebar 100 cm dari lubang tanaman dibuat melandai kearah permukaan tanah sekitar lubang.
Dibuat bedengan tanaman kelapa dengan jarak 100 cm untuk mencegah air hujan masuk kedaerah leher
batang. 4. Pemeliharaan a) Bobokor/ merumput Tanah disekeliling pangkal batang dibersihkan/ disiangi baik
secara manual maupun kimiawi dengan lebar piringan pohon tergantung kapada lebar tajuk dan atau
menurut umur tanaman. b) Pemupukan. Pada saat penanaman, setiap lubang tanam diberi 250 pupuk NPK
Setelah tanaman berumur 1 bulan diberi 100 gram Urea secara menyebar pada jarak kurang lebih 15 cm dari
pangkal batang. Untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM)
pemakaian pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pertama pada saat akhir musim hujan dan yang
kedua pada awal musim hujan. c) Pembumbunan. Tanaman kelapa yang telah menghasilkan sewaktu-waktu
perlu dibumbun. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan akar pada daerah pembumbunan, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik. Pengendalian Hama Penyakit. Kerusakan tanaman kelapa
yang disebabkan oleh hama kumbang nyiur ( oryctes rhinoceros.L ) cukup besar, hal ini menimbulkan
kerugian yang sangat besar, namun ada kalanya petani tidak menyadari dampak dari serangan ini. Padahal
kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh petani saja, akan tetapi dirasakan juga oleh
Pemerintah. Kumbang nyiur atau wangwung ini ternyata tidak hanya menyerang tanaman kelapa di daerah
Kabupaten Rembang saja, akan tetapi merupakan hama tanaman kelapa yang banyak merugikan di daerah-
daerah seluruh J awa Tengah. Hama ini merupakan hama yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat
menurunkan produksi kelapa, dan pada tingkatan yang drastis dapat menimbulkan kematian pada tanaman
kelapa. Gejala serangan Bekas serangan hama kumbang nyiur pada tanaman kelapa dapat dilihat dari
adanya daun-daun yang terpotongpotong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas. Bagian yang terserang
adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian pohon yang banyak mengandung cairan bergizi
dan apabila tanaman kelapa terserang pada titik tumbuhnya tanaman bisa mati. Selama hidupnya kumbang
nyiur mengalami empat fase yaitu : - Telur kurang lebih 12 hari - Larva 8-16 minggu - Pupa atau kepompong
2-4 minggu - Imago atau dewasa 6-10 minggu. Umumnya setelah berumur 28 hari, kumbang nyiur baru bisa
terbang untuk mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa
memerlukan waktu selama 4-6 bulan. Kalau kita menengok kebelakang kira-kira pada tahun delapan puluhan,
terlihat bahwa disepanjang pantai utara Kabupaten Rembang masih nampak adanya pohon nyiur yang
melambai-lambai. Namun pada millennium ketiga ini, nampaknya lambaian nyiur itu sudah tak nampak lagi,
kemanakah gerangan perginya nyiur yang selalu melambai-lambai itu ? Dengan melihat kondisi semacam
ini kita merasa prihatin dan terdorong untuk peduli terhadap upaya peningkatan produksi tanaman kelapa di
Kabupaten Rembang dengan cara membudidayakan Tanaman kelapa serta upaya Pengendalian Hama
Penyakitnya atau yangt dikenal dengan istilah pengendalian Hama Terpadu. I. Tujuan Pengendalian Hama
terpadu. Pengendalian hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan
mengutamakan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama
dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotik dapat terpelihara
dengan baik dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat. II. Kegiatan Utama Pengendalian Hama
Terpadu Tanaman Kelapa. Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa adalah merupakan
kombinasi dari pengendalian hama yang sudah berjalan selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa
pengendalian hama terpadu harus menyangkut beberapa aspek antara lain : 1. Berwawasan lingkungan 2.
Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami. 3. Penggunaan pestisida merupakan alteranif
terakhir. J adi pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan
pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama. Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu. 1.
Membersihkan Mahkota daun. Membersihkan mahkota daun merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini
seluruh kotoran yang berupa sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan,
sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain : a. Bebas hama tupai atau bajing,
tikus serta hama lainnya. b. Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban
mahkota daun dapat terkendali. 2. Sanitasi Lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau
kebun harus dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami, tumpukan pupuk
kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak digunakan sebagai sarang bagi kumbang
nyiur untuk meletakkan telurnya dan berkembang biak disana hingga dewasa. 3.. Pengendalian secara Hayati
atau Biologis. Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian hama dengan menggunakan
mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit. Contoh pengendalian dengan predator misalnya
dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan hama tikus maupun tupai yang sering merusak
tanaman kelapa. 4. Pemeliharaan tanaman Hal ini untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu
dengan perawatan secara rutin dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan
prinsip lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat cara dan tepat
tempat. 5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir
atau pamungkas hal ini dilakukan apabila pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi
belum berhasil, maka pengendalian secara kimiawi inilah baru diterapkan, inipun harus dilakukan dengan
penuh pertimbangan. Adapun dalam pengendalian secara kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada
tiga jenis yaitu ; 1. Pestisida berbentuk Cairan ( EC ) 2. Pestisida yang berbentuk butiran ( G ) 3. Pestisida
Berbentuk Puder ( SP ) Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida untuk hama yang
sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan jalan menyuntikkan pestisida sistemik
kedalam batang tanaman kelapa dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih
dahulu sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan insektisida tersebut
sebanyak 10 cc/ pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu. Dalam waktu sekitar 24 jam
insektisida tersebut sudah menyebar kesluruh jaringan tanaman. Selanjutnya insektisida tersebut akan akan
aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan. Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau
butiran caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan tujuh pelepah
daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini untuk pengendalian hama kumbang nyiur
atau wangwung Sedangkan untuk pestisida dalam bentuk tepung atau puder, caranya pestisida dilarutkan
terlebih dahulu dengan air dengan dosis dan konsentrasi tertentu, barulah setelah itu disemprotkan dengan
menggunakan Hand sprayer kebagian tajuk kelapa yang terserang hama/ penyakit. Pestisida jenis ini
biasanya untuk pengendalian Hama Brontespha yang banyak menyerang pada seludang kelapa, sehingga
terjadi kegagalan dalam pembuahan kelapa yang mengakibatkan kerugian pada petani. Demikian teknik
Budidaya tanaman kelapa di Tanah Pekarangan serta upaya pengendalian hama penyakitnya, semoga tulisan
dapat bermanfaat bagi masyarakat membutuhkannya.(M.Syah)
Menyeruput segarnya laba budidaya kelapa hijau (1)
Rabu, 29 Mei 2013 | 18:18 WIB

Telah dibaca sebanyak 4472 kali
Komentar

Air kelapa hijau termasuk minuman favorit di Indonesia. Selain menyegarkan, air kepala hijau
juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti melancarkan pencernaan, menyembuhkan
panas dalam, dan menangkal keracunan.
Beragam manfaat tersebut membuat kegemaran masyarakat meminum air kelapa hijau terus
meningkat. Di tengah tingginya permintaan, budidaya tanaman ini menguntungkan jika digarap
dengan serius.
Bob Arifin, salah satu petani kelapa hijau asal Yogyakarta bilang, permintaan kelapa hijau di
pasar terus meningkat. "Saya jual grosir dan retail. Untuk grosir ada yang ke resto dan
supermarket," ujarnya.
Bob sendiri memiliki lahan budidaya kelapa hijau seluas 5 hektar di daerah Yogyakarta. Lahan
seluas itu bisa menghasilkan hingga 50.000 butir buah kelapa hijau untuk setiap bulannya.
"Tapi itu tergantung panen sedang banyak atau tidak, kata Bob yang memulai usaha
budidaya kelapa hijau sejak tahun 2006.
Hasil panen kelapa ini sangat tergantung kepada cuaca. Menurut Bob, panen di musim hujan
tidak akan sebanyak musim panas. Namun, harga jualnya lebih tinggi pas musim hujan karena
pasokannya sedikit.
Terlebih ia langsung memasok restoran dan supermarket, sehingga kelapa hijaunya dihargai
lebih tinggi ketimbang dijual lewat pedagang pengumpul (pengepul).
Untuk kelapa hijau kualitas satu dijual ke restoran dengan harga Rp 8000 per buah. Sedangkan
kelapa hijau kelas dua dihargai Rp 6000 per buah. Dengan harga di kisaran itu, Bob bisa
mengantongi omzet mulai Rp 70 juta hingga ratusan juta per bulan.
Laba bersihnya sekitar Rp 1.200 - Rp 1.400 per butir. Hayyu Ace, petani kelapa hijau asal
Mojokerto, Jawa Timur juga merasakan tingginya permintaan kelapa hijau di
pasar. "Sementara belakangan ini produksinya semakin turun," kata Hayyu.
Hayyu sudah mulai membudidayakan kelapa hijau sejak tahun 2009. Ia memiliki sekitar 50 pohon
kelapa yang mampu menghasillkan 700 - 1.000 butir buah kelapa hijau per bulan.
Hayyu menjualnya kepada pengepul dengan kisaran harga Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per butir.
"Omzet per bulan saya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta," terangnya. Bila bulan Ramadhan,
harga buah kelapa di tingkat pengepul bisa meningkat Rp 3.500 - Rp 4.000 per butir. "Ini
dikarenakan permintaan yang melonjak," katanya.
Permintaan datang dari sejumlah daerah, seperti Surabaya, Jember, Lumajang, Bali dan
Lombok. Selain dijual buahnya, jika akan melakukan peremajaan, batang kelapa yang sudah
tua juga bisa dijual. Setiap batang dengan ketinggian 50 meter dihargai Rp 800.000.

Kelapa hibrida persilangan antara kelapa genjah dan
kelapa dalam
Posted by dewi asriJumat, 21 Februari 20140 komentar


Kelapa Hibrida adalah hasil persilangan untuk mendapatkan varietas unggul yaitu dari
varietas kelapa dalam dan kelapa genjah sehingga menghasilkan sifat-sifat yang baik dari
kedua jenis kelapa asal. Berikut adalah tabel karakteristik antara kelapa dalam, kelapa genjah
dan kelapa hibrida;
Karakteristik kelapa dalam, genyah dan hibrida.
Karakteristik
Jenis Kelapa
Dalam Genyah Hibrida
Produksi kopra pada umur
tahun (ton/ha/tahun)
1,0 0,5 6,0~7,0
Produksi buah
(butir/pohon/tahun)
90 140 140
Daging buah
Tebal dan
keras
Tebal dan
keras
Tebal dan
keras
Kadar minyak daging buah Tinggi Rendah Tinggi
Ketahanan terhadap penyakit Kurang peka Peka Kurang peka
Umur berbuah (tahun) 6 ~ 7 3 ~ 4 3 ~ 4
Habitus pohon Tinggi Pendek Sedang
Budidaya kelapa hibrida itu sangat mudah, kelapa hanya perlu ditanam kedalam tanah.
Tanah yang cocok untuk menanam bibit kelapa hibrida adatal tanah berpasir, berabu gunung
dan bertanah liat dengan PH tanah 5,2 sampai 8. Sebaiknya di tanaman di daerah yang lapang
yang cukup terkena sinar matahari supaya produksi kelapa hibrida akan baik. Curah hujan
antara 1300-23mm/th. Apabila terjadi kekeringan maka produksi buah akan berkurang 50%
sedangkan kelembaban tinggi akan menyebabkan serangan penyakit jamur.
Tanaman Kelapa mempunyai manfaat dari semua bagian pohonnya, mulai dari akar
sampai dengan daging kelapanya. Tidak perlu saya sebutkan karena tanaman ini memang kaya
manfaat yang semua oraang pasti sudah mengetahuinya.

Budidaya Bibit Kelapa Hibrida, disini jual bibit kelapa hibrida CV. Wahyu Tani Putra



- See more at: http://tanibuah.blogspot.com/2014/02/kelapa-hibrida-persilangan-
antara.html#sthash.DbU9BzSx.dpuf

BUDIDAYA KELAPA DAN CARA PENANAMANNYA
FRIDAY, FEBRUARY 22, 2013 RONY WAHYUDI 2 COMMENTS

Budidaya kelapa dan cara penanamannya
I.


Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu
diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus
mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang
dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang
berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.
Peremejaan adalah mengganti tanaman tua yang produksinya rendah dengan tanaman baru
yang berproduksi tinggi.
Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kelapa di areal baru yang lingkungannya sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa, sehingga produktivitas kelapa dalam
sebesar 2,0 3,0 kopra atau kelapa hibrida 4,0 5,0 ton kopra per hekatar per tahun dapat
diperoleh.

II. Peremajaan Kriteria
Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/Bibit
Benih unggul berasal dari Blok Penghasil Tinggi (BPT)
Benih disiapkan 10 12 bulan sebelum tanam.
Umur bibit 8 10 bulan.

Pembuatan Lubang
Diantara barisan kelapa tua dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai
dengan jarak yang dipilih : 8,5 x 8,5 m atau 9 x 9 x 9 m segitiga.
Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau disesuaikan
dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil
untuk tanah ringan.


Penanaman
2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan
20 kg pupuk kandang dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Bibvit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penebangan kelapa tua
Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur dengan jarak tanam tertaur
ditebang separoh pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman pengganti dan sisanya pada
tahun keeenam atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.
Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak tanamnya tidak
teratur danberdekatan dengan tanaman pengganti ditebang sebelum bibit ditanam.
Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak teratur, semua tanaman
yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa pengganti selebar 4 m ditebang seluruhnya.

Pemeliharaan
Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman
dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran
pupuk per pohon 0,5 0,7 kg ura, 0,1 0,4 kg TSP, dan 0,6 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.
Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa
muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora palmivora penyebab
penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama.
Hama oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawanMetharizium dan Baculvirus, sedang
penyakit busuk pucuk dengan fungisida Allietemelalui infis akar

III. Rehabilitasi Kriteria
Tanaman kelapa relative muda, umur kurang 40 tahun.
Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak
berfungsi (pasang surut).
Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.
Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan
berimbang berdasarkan analisis status hara daun dan tanah.
IV. Perluasan
Kesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan
tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping pengguinaan bibit unggul
Cara yang dilakukan di masa lalau tanpa mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim
mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat
serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan.
Lahan bermasalah seperti daerah pasang surut merupakan sumber daya lahan yang akan
dipakai dalam pelaksanaan perluasan di masa datang. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio
tata air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status
bermasalah menjadi potensial.
Usaha Tani
Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan,
demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan
pemeliharaan.
Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi
produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system usaha yang komersial.
Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan
secara terpadu.
V. Diversifikasi usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 1,0 ha tidak akan mampu untuk
memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup layak.
Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan sangatlah
berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam
bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi
bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi hasilI.
Era mendatang selera konsumen beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku
alami yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang
demikian sangat berpeluang untuk dihasilkan.
Apa saja yang dapat dilakukan dalam mendiversifikasikan usahatani kelapa? Berbagai
tanaman sela yang dapat ditanam pada lahan di bawah pohon kelapa maupun produk-produk yang
dapat dihasilkan oleh pohon kehidupan ini, disajikan pada tebel berikut :

Berbagai jenis tanaman sela yang dapat diusahakan diantara tanaman kelapa

Tanaman Tahunan Buah-Buahan Tanaman Setahun Semusim
Cengkeh
Kopi
Melinjo
Jengkol
Petai
Sukun
Bamboo
Kayu jati
Durian
Nangka
Pisang
Jeruk
Mangga
Duku
Jambu
Sirsak
Rambutan
Avokat
Papaya
Nenas
Sawo
Belimbing

Kedondong
Singkong
Ketimun
Kacang panjang
Padi
Jagung
Kacang tanah
Talas
Kentang
Kacang hijau
Semangka
Ubi jalar
Kacang buncis
Terong
Empon-empon
(Jahe, kencur, dll)
tembakau


Makalah Budidaya Kelapa
Posted: Februari 11, 2012 in Uncategorized
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dilimpahkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang telah dilimpahkan. Makalah ini merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas tugas yang telah kami dilaksanakan. Data yang ditampilkan dalam makalah ini berupa data dari hasil
pengamatan di lapangan.
Makalah ini kami susun dengan sesungguhnya berdasarkan hasil data sesungguhnya, dan tetap mengacu pada hasil pengamatan
yang telah ditetapkan oleh Dosen. Koreksi dan saran saya harapkan sebagai masukan dan perbaikan untuk penyusunan makalah
yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai pemahaman tentang mata kuliah Budidaya Tanaman
Perkebunan masih sangat kurang, Sehingga kami juga menyadari karena kekurangan waktu dan kesempatan sehingga
keingintahuan sangat terbatas. Dan sebagai saran saya dalam mata kuliah ini, antara teori dan praktek dapat disinkronkan.
Benteng, 30 Januari 2012
PENULIS,
ADE PUTRA
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi .. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan .. 1
Bab II Pembahasan
A. Syarat Pertumbuhan . 2
B. Pengolahan Lahan . 2
C. Pembibitan .. 3
D. Penanaman .. 4
E. Pemeliharaan Tanaman .. 5
F. Pengendalian Hama dan Penyakit .. 6
G. Pemanenan . 7
H. Pasca Panen 8
Bab III Penutup
A. Kesimpulan . 9
Daftar Pustaka 10
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya
bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu,
berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu
tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan
untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan
menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa
yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun
secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau
kekuningan.
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun
kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun
akan mengalami pelambatan pertumbuhan.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih mengetahui cara-cara dalam membudidayakan tanaman
Kelapa dengan benar. Pembaca juga akan mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman Kelapa serta cara
pengolahannya setelah panen.
Bab II
Pembahasan
A. Syarat Pertumbuhan
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada Kelapa Dalam antara lain :
o Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2
hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
o Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
o Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman kurang produktif.
o Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan
tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
o Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
B. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan
pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.
C. Pembibitan
Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu,
kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal
dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih
dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3
lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.
Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit
disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan
memasang pagar kayu.
Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :
Umur Bibit (bulan) Kebutuhan Pupuk (gr/tanaman)
N (Urea/ZA) P (TSP) K (KCl/MOP) Mg (Kies)
1 5/10 50 75 100
2 5/10 75 125 150
3 5/10 100 150 200
4 10/15 200 400 400
5 10/15 300 600 500
6 10/15 400 800 750
7 15/20 500 1000 1000
8 15/20 600 1250 2000
9 15/20 700 1500 2500
Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah
Catatan :
Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk
400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air
diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
D. Penanaman
Teknik Penanaman
Sistem tanam Kelapa
1. Segi empat
2. Segi tiga sama sisi
3. Bujur sangkar
4. sistem pagar
Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut topografi tanah.
Arah barisan dibuat Utara Selatan shng pemanfaatan cahaya matahari optimal
Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal.
Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan
ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan
pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10
derajat ke arah dalam.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu
penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah
sebagai berikut:
Top soil ( tanah permukaan antara 0 25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang
tanam.
Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag
selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman
harus sama.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit
kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus
disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
Pemberian mulsa.
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-
rumputan lainnya dan juga jerami).
E. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim
hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan
intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya
menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval
penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau)
Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga
menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun
dibiarkan sampai jatuh sendiri.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).
Cara pemberian pupuk:
menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya.
Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat
merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. Tutup dengan tanah
daerah penyebaran pupuk
Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon):
Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon.
Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50
gram/pohon.
Tahun pertama
Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10
gram/pohon
Tahun Kedua
Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25
gram/pohon.
Tahun ketiga
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
Tahun Keempat
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore.
Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip
10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.
Lain-lain
Perbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit,
menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara
menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam
parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.
Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain:
Cara sanitasi Gawang
membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
Cara sanitasi pohon
membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan Membakar dengan hati-hati.
F. Pengendalian Hama Penyakit
1. Golongan Coleoptera
banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi
sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau
dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang
mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA +
AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan
3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap
cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan
PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang
disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau
pemusnahan tanaman yang terkena serangan
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan
pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat
Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki
G. Pemanenan
Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 100 tahun dengan produksi yang
diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9
10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira
umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah
mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.
H. Pasca Penen
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin
coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk
keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu
meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang
sangat potensil.
Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh
mikrorganisme Acetobacter xylium.
Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.
Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).
Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab
bioteknologi.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Untuk Pembibitan yaitu Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0
liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa
dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-
16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30
minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.
Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit
disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan


BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA DALAM
BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA DALAM




I. PENDAHULUAN


Daerah Sulawesi Utara sebagai daerah Nyiur Melambai, dengan sumber
pendapatan utama masyarakat pedesaan berasal dari tanaman kelapa. Namun
pengusahaan kelapa, terutama budidayanya kurang mendapat perhatian yang serius dari
masyarakat perkelapaan. Hal ini, menyebabkan rendahnya produktivitas kelapa dan
kurang berkembang usaha disertivikasi produk. Keadaan demikian berdampak terhadap
rendahnya pendapatan petani kelapa di Sulawesi Utara.
Peran BRI Sulawesi Utara untuk mensosialisasikan teknis budidaya kelapa dalam
kepada Kepala Unit dan Mantri di Lingkungan BRI Sulawesi Utara sesuai fungsi dan peran
BRI kepada petani kelapa, akan sangat membantu masyarakat perkelapaan dalam
perbaikan usaha budidaya kelapa. Aplikasi teknik budidaya oleh petani akan menunjang
peningkatan produksi dan pengembangan aneka produk kelapa yang secara langsung
akan menopang peningkatan pendapatan petani dan masyarakat perkelapaan.
Makalah ini, merupakan hasil-hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Kelapa
dan Palma Lain, ditambah berbagai informasi dan literatur yang relevan.Makalah ini
merupakant informasi praktis budidaya kelapa yang meliputi penentuan lokasi penanaman,
penanganan tanaman dari benih sampai tanaman dewasa, hama dan penyakit, pengolahan
produk, tanaman sela dan peremajaan kelapa.
Diharapkan materi ini, sebagai langkah awal dan sumbangan positif dalam
menunjang pengembangan kelapa rakyat yang lebih produktif, bagi daerah Sulawesi
Utara, dan daerah lain yang mempunyai potensi kelapa.


II. PENENTUAN LOKASI

2.1. Iklim

Iklim merupakan faktor penting dan harus dipertimbangkan pada penyusunan
rencana perluasan areal atau pengembangan tanaman kelapa, karena tanaman kelapa
akan berproduksi optimal apabila dipenuhi persyaratan optimal iklimnya, persyaratan iklim
pertanaman kelapa sebagai berikut: Curah hujan tidak lebih dari 2500 mm/tahun, suhu
udara optimum 25-32
0
C, kelembaban udara 80 - 90 %, lama penyinaran 1800 - 200
jam/tahun dan tinggi tempat 500 m dpl

2.2. Keadaan Lahan dan Tanah

Evaluasi lahan dan tanah diperlukan sebagai informasi awal yang sangat
menentukan penyusunan rencana penentuan lokasi dan jenis kegiatan yang harus
dilaksanakan. Evaluasi lahan dan tanah yang dilakukan, meliputi peninjauan terhadap
vegetasi, kondisi topografi dan keadaan tanah. Calon lokasi penanaman harus diketahui
dengan jelas kondisinya yang meliputi : (a). Keadaan vegetasi : hal ini penting untuk
mempersiapkan cara pembukaan lahan/ penyiapan lokasi dan rencana biaya yang
diperlukan, (b). keadaan topografi : hal ini penting untuk menentukan teknik bercocok
tanam, pengaturan drainase, dan pencegahan erosi. Keadaan topografi juga menentukan
jenis tanaman sela atau bentuk pola tanah yang akan diterapkan. dan (c). sifat dan ciri
tanah, diperlukan untuk mengetahui tingkat kesuburan baik fisik maupun kimiawi.


2.3. Penyiapan Lahan

1. Pembukaan Hutan Sekunder
Babat semak serendah mungkin.
Penebangan pohon-pohon yang berdiameter hingga 15 cm. Alat yang digunakan
sebaiknya parang besar atau kapak (tebang pohon tahap I).
Penebangan pohon sisa yang ukurannya lebih besar. Alat yang cocok pada
kegiatan ini adalah kapak atau chainsaw (tebang pohon tahap II).
Kayu-kayu besar dapat dimanfaatkan untuk bangunan rumah atau pondok dan lain-
lain.
Kayu kecil-kecil atau cabang dapat digunakan untuk pagar, dan kayu bakar.
Sisa-sisa daun dan ranting sebaiknya dibiarkan melapuk.
Kayu-kayu yang tidak digunakan dapat dikumpul pada tunggul-tunggul kayu besar
lalu dilakukan pembakaran secara bertahap atau terkendali. Usahakan sesedikit mungkin
membakar untuk mencegah kemerosotan lahan atau kalau memungkinkan hal itu
sebaiknya tidak dilakukan.

2. Pembukaan Lahan Bersemak.
Semak atau belukar dapat langsung dibabat serendah mungkin atau hingga
permukaan tanah.
Hasil pembabatan, dikumpul dan dibiarkan melapuk.
Kayu-kayu yang agak besar dapat dimanfaatkan untuk pagar kebun atau pagar
individual tanaman.

3. Pembukaan Lahan Alang-Alang.
Pemberantasan alang-alang, yaitu membabat hingga permukaan tanah lalu biarkan
menjadi kering kemudian dibakar. Untuk mencegah api menyebar ke lahan yang lain,
buatlah jalur yang bebas dari alang-alang mengelilingi areal selebar 3-5 m.
Pemberantasan alang-alang dengan cara kimiawi menggunakan
herbisida. Penggunaan bahan kimia ini dapat dilakukan langsung (sekitar 5 liter/ha) atau
setelah pembakaran alang-alang (45 hari kemudian).

2.4. Pengajiran
Jarak dan sistem tanam 9 m x 9 m sistem segitiga. Pada umur tertentu, jenis tanaman sela
yang dapat diusahakan di antara kelapa pada sistem ini lebih terbatas.
Jarak dan sistem tanam 16 m x 16 m sistem pagar. Pada jarak dan sistem tanam ini,
peluang penanaman tanaman sela sangat besar, dan memungkinkan kegiatan tersebut
dilakukan setiap waktu. Jarak dan sistem tanam (5 m x 3 m) 16 m atau (6 m x 3 m) 16 m
sistem gergaji. Pada jarak dan sistem tanam ini, peluang pemanfaatan lahan di antara
barisan tanaman sama dengan sistem pagar, tetapi populasi kelapa lebih tinggi.
Jarak dan sistem tanam 8.5 m x 8.5 m atau 9 m x 9 m sistem segiempat. Kendala
pemanfaatan dengan sistem ini sama dengan pola segitiga.

Tabel 1. Jarak dan sistem tanam kelapa.

Sistem tanam Jarak tanam
(m)
Populasi
Tanaman/ha
Jumlah lorong
(per ha)
Luas lorong
(m)
Segi empat 9 x 9 123 9 4.500
Segi tiga 9 x 9 143 10 3.800
Pagar 6 x 16 106 6 7.200
Gergaji (5 x 3) x 16 175 5 6.000
(6 x 3) x 16 155 5 6.000

Keterangan : Luar lorong dihitung berdasarkan luas lahan efektif yang tersedia antar baris (2 m dari pohon
kelapa) per ha.
2.5. Pembuatan Lobang Tanam

Tahap pembuatan lobang
Buat rangka/bingkai dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan tempatkan pada titik ajir
untuk penanaman kelapa. Tiang/titik ajir harus ditengah rangka/ bingkai (kotak dari
bambu).
Lakukan penggalian, tanah bagian atas atau top soil ditempatkan di sebelah
kiri/kanan, dan lapisan tanah dibawahnya disisi yang berlawanan.
Galilah lobang sesuai ukuran yang telah ditentukan.
Khusus untuk tanah dengan tekstur berat, seperti dominan liat atau bercadas atau
berbatu, sebaiknya ukuran lobang diperbesar hingga 80 cm x 80 cm atau lebih.

Pembuatan teras individu dan lobang tanam
Ukuran teras individu bisa berdiameter 2 m atau lebih. Pusat teras adalah tiang ajir
yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaiknya permukaan teras miring ke arah dinding
teras (ke arah bagian belakang), untuk memperkecil aliran air hujan. Hal ini juga dapat
berfungsi untuk konservasi air.
Selanjutnya buatlah lobang sebagaimana pembuatan lobang di lahan datar.


III. BAHAN TANAMAN


3.1. Jenis-jenis Kelapa Dalam

1. Kelapa Dalam Mapanget (DMT); Asal Sulawesi Utara mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk
buah bulat, ukuran buah sedang, warna kulit buah umumnya merah kecoklatan, produksi
kopra optimal 3.5 ton/ha/tahun, kadar minyak 62.95%. Agak toleran terhadap kemarau
panjang. Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan > 2.500-3.500
mm/tahun).

2. Kelapa Dalam Tenga (DTA); Asal Sulawesi Utara mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk
buah bulat, ukuran buah sedang, warna kulit buah umumnya hijau, produksi kopra optimal 3
ton/ha/ tahun. Kadar minyak 69.31%. Tahan terhadap kekeringan sampai dengan 3
bulan. Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan < 2.500 mm/tahun).

3. Kelapa Dalam Bali (DBI); Asal Bali mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk buah bulat, ukuran
buah besar, warna kulit buah hijau kekuningan, produksi kopra optimal 3
ton/hektar/tahun. Kadar minyak 65.52%. Tahan terhadap kekeringan sampai dengan 3
bulan. Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan < 2.5000 mm/t ahun).

4. Kelapa Dalam Palu (DPU); Asal Sulawesi Tengah mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk
buah bulat, ukuran buah besar, warna kulit buah umumnya hijau, produksi kopra optimal
2.8 ton/ hektar/tahun. Kadar minyak 69.28%, agak toleran terhadap kemarau
panjang. Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan <2.500 mm/tahun)

5. Kelapa Dalam Sawarna (DSA); Asal Jawa Barat mulai berbuah 4 tahun, bentuk buah bulat,
ukuran buah sedang, warna kulit buah hijau kekuningan, produksi kopra optimal 3.5
ton/hektar/tahun. Kadar minyak 66.26%. Tidak toleran terhadap kekeringan. Dearah
pengembangan lahan kering iklim basah dengan curah hujan sedang sampai tinggi (>
2.500 mm/tahun).

6. Kelapa Dalam Takome (DTE); Asal Maluku Utara mulai berbuah umur 5 tahun, bentu
buah bulat, ukuran buah kecil, jumlah buah per tandan banyak (75-100 butir), produksi
kopra optimal 2.14 ton/hektar/tahun. Kadar minyak 50.59%. Toleran terhadap kemarau
panjang. Daerah pengembangan lahan kering iklim basah dengan curah hujan rendah
sampai tinggi (> 1.200 mm/tahun).

7. Kelapa Dalam Lokal; Jika sulit mendapatkan kelapa yang telah dilepas sebagai varietas
kelapa Dalam unggul yang telah direkomendasikan oleh BALITKA, terutama karena lokasi
pengembangan jauh, maka benih yang dibutuhkan dapat diseleksi dari populasi kelapa
Dalam unggul lokal atau Blok Penghasil Tinggi (BPT) yang telah ditetapkan oleh Dinas
Perkebunan/instansi terkait dan disetujui oleh BALITKA berdasarkan evaluasi yang
dilakukan peneliti dan petugas lapang.

3.2.. Persyaratan Bahan Tanaman

Bahan tanaman dalam hal ini benih kelapa Dalam harus berasal dari kebun benih
atau Blok Penghasil Tinggi (BPT) serta mutu benih yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

Tabel 2. Persyaratan Sumber Benih dari Kebun Kelapa Blok Penghasil Tinggi
No. Jenis Pemeriksaan Persyaratan
1. Bentuk mahkota daun Bulat atau setengah bulat
2. Tingkat keseragaman warna buah
dan bentuk buah
Minimum 80.0%
3. Jumlah tandan > 12 tandan/pohon/tahun
4. Tingkat produktivitas > 70 butir/pohon/tahun atau 18 kg
kopra/pohon/tahun.
5. Serangan hama dan penyakit
berbahaya
Tidak ada
6. Tanaman penyangga Minimum 4 baris
7. Populasi tanaman Minimum 500 pohon
8. Altitude (ketinggian tempat dari
permukaan laut)
< 400 m
IV. PESEMAIAN

4.1. Pemilihan lokasi

Lokasi pesemaian harus memenuhi persyaratan, antara lain;
1. Tanah datar, dengan struktur remah dan subur sehingga mudah dilakukan pemindahan
benih yang telah berkecambah.
2. Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang telah dideder pada
bedeng pesemaian.
3. Tidak mudah terenang air pada waktu musim hujan.
4. Diusahakan dekat jalan untuk mempermudah transportasi dan pengawasan.

Persiapan lokasi pesemaian

Lokasi pesemaian dibersihkan dari rumput, sisa akar dan lain-lain. Tanah diolah dengan
kedalaman 30 cm-40 cm. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual dengan
cangkul, bajak ditarik ternak (sapi atau kerbau), atau bajak yang diatrik traktor. Langkah-
langkah selanjutnya adalah :
Tanah dicangkul/dibajak, disisir.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 1.5-2.0 m, panjang disesuaikan dengan keadaan
setempat dan tinggi 25 cm. Jarak antar bedengan 30-40 cm yang berfungsi sebagai parit
pembuangan air. Untuk tanah-tanah berat, yaitu pada tanah yang mengandung kadar liat
yang tinggi dianjurkan penambahan pasir pada bedengan.
Pada bedengan dibuat penyanggah dari bambau yang dibelah, untuk mencegah erosi.
Pesemaian diberi pagar untuk menghindari kerusakan akibat gangguan hewan.

4.2. Penyiapan benih
1. Benih dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan pada tempat yang ternaungi. Karung
diletakkan menumpuk satu sama lain. Benih disiram tiga kali sehari sebelum dideder.
2. Benih dipisah dan dihitung berdasarkan kriteria :
a. Benih normal, yaitu apabila buahnya digoyang terdengan bunyi air.
b. Benih abnormal, yaitu benih dengan ukuran yang sangat menyimpang atau apabila
digoyang tidak terdengar bunyi air.
c. Benih telah berkecambah normal dan sehat.
d. Benih telah berkecambah tetapi abnormal, kerdil dan mati.







Kebutuhan benih tergantung pada luas lahan yang akan ditanam serta sistem dan jarak
tanam yang akan digunakan.

Tabel 3. Kebutuhan benih kelapa berdasarkan jarak dan sistem tanam.

Jarak dan sistem tanam Kebutuhan
bibit
Kebutuhan
benih
Siap salur
9 m x 9 m Segitiga (143/ha) 143 220 160 (143 + 17 sulaman)
6 m x 15 m Sistem pagar 140 220 157 (17 sulaman)
6 m x 16 m Sistem pagar 119 185 134 (15 sulaman)
(5mx 3 m)x16 Sistem gergaji 175 275 217 (23 sulaman)
(6 m x3m)x16Sistem gergaji 155 240 180 (20 sulaman)

Penyayatan

Sebelum dideder pada bedeng pesemaian, dilakukan penyayatan benih dengan cara :
1. Dipilih sisi buah kelapa yang terlebar, kemudian penyayatan dilakukan pada bagian yang
berlawanan arah dengan bagian tersebut dengan panjang sayatan 10 cm, lebar sayatan 7
cm dan tebal sayatan 1 cm. Bagian yang disayat ini adalah tempat keluarnya
kecambah. Tujuan penyayatan adalah untuk mempermudah penyerapan air ke dalam
sabut sehingga lingkungan sekitar tempat keluarnya kecambah selalu dalam keadaan
basah atau lembab. Dengan demikian, kecambah lebih mudah keluar dan pertumbuhan
bibit normal.
2. Untuk benih yang agak lama dalam perjalanan (dua bulan setelah panen), penyayatan
dilakukan secara hati-hati karena pada saat itu benih telah berkecambah. Teknik
penyayatan dapat dilakukan dengan cara menarik ke atas sabut yang disayat.
3. Kapasitas penyayatan benih kelapa per satu orang tenaga kerja adalah 3.500-4.500 benih
per hari.

Pendederan Benih
1. Benih kelapa yang telah disayat diletakkan (dideder) pada bedeng pesemaian dengan cara
berderet, hingga 2/3 bagian benih terbenam dalam tanah setelah sebagian tanah bedengan
dikeluarkan. Posisi benih agak miring dengan bagian yang disayat dibagian atas.
2. Barisan benih disusun secara zig zag, bagian yang disayat pada posisi satu arah. Bagian
yang disayat diarahkan ke sebelah Timur.
3. Untuk mendapatkan posisi bagian yang disayat sejajar dengan permukaan tanah
(horizontal), maka pengaturan benih pada bedengan menyudut kurang lebih 45
o
.
4. Satu orang tenaga kerja dapat melakukan pendederan sebanyak 2.500-3.000 butir/hari.
4.3. Pemeliharaan Pesemaian

Pemeliharaan pesemaian ditujukan untuk menciptakan kondisi optimal agar benih
cepat berkecambah dalam jumlah banyak. Langkah-langkah pemeliharaan terdiri atas :
1. Penyiraman ; Penyiraman terutama dilakukan pada musim kemarau atau apabila hujan
tidak turun. Untuk mengetahui cukupnya penyiraman, maka setelah 2 jam penyiraman,
pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari. Apabila keluar air berarti penyiraman sudah
cukup, tetapi apabila pada bagian sayatan tidak keluar air, penyiraman perlu dilakukan
lagi. Frekuensi penyiraman tergantung pada tekstur tanah dan distribusi hujan. Pada tanah
berpasir, penyiraman harus dilakukan setiap hari, sedangkan pada tanah yang mempunyai
daya menahan air yang kuat, penyiraman dilakukan sekali dalam 2-3 hari. Kebutuhan air
untuk penyiraman pesemaian sebanyak 3-6 ltr/m
2
/hari.
2. Penyiangan ; Pesemaian harus selalu bersih dari rumput/gulma untuk mencegah adanya
inang hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan setiap bulan.
3. Pencegahan hama dan penyakit. : Pencegahan hama dan penyakit di pesemaian mutlak
dilakukan setiap bulan dengan insektisida dan fungisida. Penggunaan insektisida dan
fungisida dengan takaran yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan secara merata pada
seluruh benih/kecambah. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan secara
terpisah. Untuk insektisida dapat digunakan Matador 2 cc/l dan untuk fungsida digunakan
Dithane 1-2 g/l.
4. Pemagaran : Pesemaian sebaiknya diberi pagar untuk menghindari gangguan dari
luar. Pagar yang digunakan adalah pagar bambu atau pagar hidup.


Seleksi Kecambah
1. Sebelum dipindah ke polibag atau bedeng pembibitan, dilakukan seleksi
kecambah. Seleksi kecambah berdasarkan kriteria panjang tunas, yaitu sekitar 3-5 cm dan
kecambah yang terseleksi diberi tanda dengan cat. Seleksi dilakukan setiap minggu hingga
3-4 bulan benih disemai.
2. Benih-benih yang berkecambah setelah batas waktu tersebut tidak memenuhi syarat untuk
dijadikan bibit. Benih yang tidak berkecambah, benih-benih yang berkecambah setelah 4
bulan, kecambah abnormal dikumpulkan dan dibakar atau dibenamkan untuk mencegah
terjadinya sumber penularan hama dan penyakit.








V. PEMBIBITAN

5.1. Umum

Pembibitan adalah tempat pertumbuhan kecambah yang terseleksi dari bedeng
pesemaian. Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polibag atau bedeng pembibitan.
Apabila menggunakan bedeng pembibitan, kecambah yang terseleksi pada bulan 1, 2, 3
dan 4 ditanam pada bedeng pembibitan berdasarkan waktu seleksi.

5.2. Pembibitan pada polibag

Pembibitan dengan cara ini mencakup beberapa kegiatan, yaitu persiapan polibag,
pengisian tanah ke dalam polibag dan pemindahan kecambah ke dalam polibag.

Persiapan polibag
1. Polibag yang digunakan adalah polyethylene berwarna hitam dengan ukuran panjang 40
cm, tinggi 50 cm dan tebal 0.18 mm-0.20 mm (16-17 lembar polibag/kg).
2. Pada bagian bawah polibag dibuat lobang berdiameter 5 mm dengan menggunakan alat
pembuat lobang yang disebut drift. Dibuat tiga baris lobang dengan jarak antar baris 7 cm
dan jarak antar lobang dalam baris 5 cm. Saat ini, polibag yang dijual dipasaran sudah
dibuat lobangnya.
3. Sebelum diisi tanah polibag dibalik artinya bagian dalam menjadi bagian luar, sehingga
polibag tersebut dapat berdiri tegak.

Pengisian tanah
1. Tanah yang akan dimasukkan ke dalam polibag adalah tanah yang subur atau tanah bagian
atas yang telah dipisahkan dari bahan kasar termasuk gumpalan tanah dan akar-akar
gulma.
2. Plibag diisi tanah hingga hampir penuh, dan letakkan polibag tersebut pada lokasi yang
strategis dan usahakan dekat areal penanaman.
3. Polibag diatur dengan jarak 60 cm x 60 cm x 60 cm (sistem segitiga) atau + 20.000 kitri/ha.

Pemindahan kecambah ke dalam polibag
1. Kecambah yang terseleksi (yang telah diberi tanda dengan cat) dipindah ke polibag dari
bedeng pesemaian dengan cara menggunakan besi pengungkit pada salah satu sisi benih
berkecambah tersebut.
2. Akar utama dipotong, tersisa akar utama dengan panjang 5 cm dari sabut.
3. Tanah dalam polibag dikeluarkan 1/3 bagian diletakkan di sampingnya.
4. Kecambah diletakkan dalam polibag dengan tunas tegak dibagian tengah. Sebagian tanah
yang dikeluarkan dikembalikan lagi ke dalam polibag hingga benih hampir tertutup. Tanah
dipadatkan disekitar benih.
5. Kecambah yang sudah dipindah ke dalam polibag diairi untuk menjaga kelembaban.

5.3. Pembibitan tanpa polibag

Persyaratan lokasi pembibitan hampir sama dengan lokasi pesemaian, yaitu lokasi
datar, dekat sumber air, dekat lokasi pesemaian, mudah dijangkau dan diawasi. Tahapan-
tahapan kegiatannya sebagai berikut :
1. Lokasi pembibitan dibersihkan dari pohon, rumput, sisa-sisa akar gulma dan lain-
lain. Tanah diolah secara manual menggunakan ternak, atau traktor dengan kedalaman
pengolahan 30-40 cm. Selanjutnya tanah digaru dua kali sehingga strukturnya gembur.
2. Buat bedengan setinggi 24 cm, ukuran lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
(panjang maksimal 25 m), antar bedengan dibuat parit drainase (pembuangan air yang
berlebihan) selebar 60 cm, untuk tanah ringan dan 80 cm untuk tanah berat. Parit berfungsi
sebagai jalan kontrol.
3. Kecambah yang terseleksi ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak tanam 60 cm x
60 cm x 60 cm (jarak tanam segitiga).
4. Kecambah ditanam sedemikian rupa sehingga tunas berada +2 cm di atas permukaan
tanah. Tunas mengarah ke sebelah Timur.

Pemeliharaan pembibitan
Penyiraman bibit, pengendalian hama, penyakit dan gulma
1. Bibit kelapa baik dalam polibag maupun pada bedeng pembibitan diairi terutama pada
musim kemarau.
2. Gulma yang tumbuh dipembibitan disiang setiap bulan. Gulma dalam polibag dicabut
dengan tangan, sedangkan gulma di bedeng pembibitan caranya sama dengan di polibag
tetapi untuk lebih efisien menggunakan herbisida, kalau upah buruh mahal, pengendalian
hama dan penyakit dilakukan secara rutin setiap bulan dengan insektisida dan
fungisida, jenis dan takarannya seperti pada pemeliharaan pesemaian.

5.4. Pemupukan bibit

Pemupukan bibit kelapa, dengan pupuk Urea, sumber N, SP-36 sebagai sumber P, KCl
sumber K dan Kiserit atau Dolomit sumber Mg, takaran pupuk berdasarkan umur bibit
(Tabel 4). Pemupukan dilakukan oleh satu tim kerja sebanyak 4 orang, dapat melakukan
pemupukan 2.000 polibag.

Tabel 4. Jenis dan takaran pupuk untuk bibit kelapa.

Jenis Pupuk Umur Bibit (bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8
Urea (g/bibit) 5 5 5 10 10 10 10 10
SP-36 (g/bibit) 0 0 15 0 0 0 0 0
KCl (g/bibit) 10 10 10 15 15 15 20 20
Kiserit (g/bibit) 5 0 5 0 10 0 10 0
Catatan : - Untuk pembibitan di polibag, tanah yang akan digunakan dicampur dengan SP-36 dengan takaran 30
g/polibag.
- Dolomit digunakan sebagai pengganti Kiserit. Jadi kalau sudah digunakan Kiserit tidak perlu lagi
menggunakan Dolomit.
5.5. Penanaman

Penyiapan bibit yang menggunakan kantong plastik
Bibit siap tanam setelah berumur 6-8 bulan.
Beberapa hari sebelum pemindahan bibit ke lapang, hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Perbaiki kantong plastik yang robek atau pecah. Bungkus bagian yang robek lalu ikat
dengan tali rafia. Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang
telah dideder pada bedeng pesemaian.
2. Dua minggu sebelum penanaman, potong akar yang menembus kantong plastik, usahakan
dasar kantong tidak robek.
3. Berikan tanda kedalaman penanaman dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas
permukaan tanah dalam kantong plastik untuk bibit umur 6 bulan. Jika umur bibit lebih dari
6 bulan tambahkan 1 cm setiap satu bulan pertambahan umur bibit.
4. Perhatikan cara menangani bibit yang akan diangkat ke lapang. Pengangkutan
menggunakan gerobak atau kendaraan.
5. Sehari sebelum diangkut ke lapangan, siramlah bibit hingga jenuh air.


VI. PENANAMAN

6.1. Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-1
1. Bibit, pupuk SP-36 dan penakar pupuk di sekitar lubang tanam. Dapat digunakan penakar
yang terbuat dari bekas botol aqua kapasitas 200 g campurkan pupuk SP-36 dengan tanah
lapisan atas.
2. Ukur kedalaman penanaman dari dasar kantong plastik hingga tanda putih pada
bibit. Selanjutnya ukur lobang tanam berdasarkan hasil pengangkutan tadi. Jika kurang
dalam, gali hingga sesuai dengan ukuran bibit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penanaman sebagai berikut :
a. Jika bibit berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 8 bulan, lakukan seleksi dengan
seksama.
b. Beritahukan jadwal penanaman kepada petani satu bulan sebelumnya agar petani
mempersiapkan lahannya dengan baik.
c. Penanaman dilakukan awal musim hujan hingga pertengahan musim hujan agar tanaman
tidak mengalami cekaman air.
d. Hindari penanaman bibit tertunda setelah bibit disebar di kebun.

6.2. Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-2
1. Irislah (buka) polibag secara melingkar dengan pisau tajam, mulai dari 5 cm di atas polybag,
dan keluarkan bagian irisan dasar polybag.
2. Penganglah bibit secara hati-hati dengan satu tangan memegang pangkal batang bibit dan
telapak tangan lainnya menyangga bagian bawah bibit kemudian masukkan ke dalam
lobang tanam.
3. Sisa kantong polybag dikeluarkan agar akar bibit langsung menyentuh tnah yang
dipadatkan. Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan lurus.
4. Sambil menahan bibit agar jangan rebah atau miring, isilah lobang dengan tanah bagian
atas yang telah dicampur dengan pupuk SP-36 kemudian padatkan tanah sekitar bibit.

6.3. Penyiapan bibit tanpa kantong plastik
1. Berikan tanda kedalaman penanaman pada pangkal bibit beberapa hari sebelum dicabut
dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas permukaan sabut.
2. Pada saat penanaman, bibit segera dicabut dan akar dipotong sampai batas 2 cm dari
permukaan sabut.
3. Perhatikan cara menangani bibit yang diangkut ke lapang. Pengangkutan menggunakan
gerobak atau kendaraan.
4. Bila lokasi penanaman tidak bisa dijangkau dengan gerobak atau kendaraan, maka
pengangkutan bibit dilanjutkan dengan cara memikul.
5. Satu hari sebelum pencabutan bibit, siramlah bibit hingga sabut jenuh air.

6.4. Teknik penanaman kelapa tanpa kantong plastik
1. Sebagian tanah atas yang sudah dicampur pupuk SP-36, masukkan kedalam lobang
penanaman.
2. Ukur kedalaman penanaman dari dsar bibit hingga tanda cat putih pada bibit. Ukur lobang
tanam berdasarkan hasil tadi, jika kurang tinggi, tambahkan lagi tanah atas hingga sesuai
ukuran bibit.
3. Peganglah bibit pada pangkal batang dan masukkan ke dalam lobang tanam. Aturlah posisi
bibit agar berdiri tegak dan tampak lurus dari segala arah sesuai jarak dan sistem tanam.
4. Tutuplah lobang dan padatkan tanah sekitar bibit. Usahakan bidang tanah sekitar bibit
permukaannya agak cembung agar tidak mudah tergenang air.


VII. PEMELIHARAAN TANAMAN

7.1. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma secara fisik disekitar tanaman dan blok pertanaman :
1. Gulma disekitar pohon dapat dibobokor atau penyiangan piringan memakai alat cangkul
dengan jari-jari 1-2 m dari pangkal batang. Selesai bobokor dapat dilakukan pemupukan
sesuai takaran. bobokor dilakukan 3 bulan sekali.
2. Pada tanaman mulai berproduksi selesai bobokor dapat diberi sabut atau daun kelapa
secara teratur. Selain mencegah gulma, juga dapat menambah unsur hara pada tanaman.
3. Gulma dalam blok pertanaman dikendalikan dengan membabat.
Pengendalian gulma secara mekanis
1. Gulma dalam blok dapat dilakukan pembabatan dengan traktor atau hand slasher.
2. Selain pembabatan dapat juga dilakukan pembajakan tanah untuk menggemburkan
tanah, dilakukan dua tahun sekali.

Pengendalian gulma secara kimia
1. Siapkan alat penyemprot seperti sprayer solo dan bahan kimia seperti basmilang atau
round-up dan air.
2. Buatlah larutan semprot sesuai aturan pemakaian. Sebagai contoh, apabila menyemprot
alang-alang menggunakan sprayer solo dengan kapasitas 14 liter air, gunakan 250 cc
herbisida setiap kali mencampur.
3. Gulma disekitar kelapa disemprot dengan round-up atau basmilang.
4. Untuk menyemprot lahan yang luas perlu disiapkan air dalam drum agar mudah melakukan
penyemprotan.

7.2. Pemupukan

Jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman Kelapa Dalam tergantung umur tanaman dan,
ketersediaan hara dalam tanah, yakni:
1. Pertama siapkan wadah pengukur seperti botol plastik air mineral, yang sudah diberi tanda
batas sebagai jumlahberat setiap jenis dan dosis pupuk yang diperlukan.
2. Setelah wadah pengukur, pupuk dan bobokor telah disiapkan, taburlah pupuk pada areal
bobokor. Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan 3 bulan setelah
penanaman. Pupuk ditabur di daerah bobokor dengan jari-jari 50 cm, kemudian ditutup
dengan tanah.
3. Pada tanaman berumur 2 tahun, pupuk ditabur pada daerah bobokor dengan jari-jari 100
cm, kemudian ditutup dengan tanah.
4. Tanaman berumur 3-4 tahun, pupuk ditabur sesuai dosis di daerah bobokor dengan jari-jari
150 cm, kemudian ditutup dengan tanah.


Tabel 5. Jenis pupuk, takaran dan waktu pemupukan

Jenis pupuk Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV
........................ g/phn/thn ..............................
Urea 250 250 500 700
SP-36 175 175 350 500
KCl 350 350 700 1.500
Kieserite 50 100 150 200
Borax - 10 20 30
Jumlah 825 1.660 2.545 3.480

Cara dan takaran pupuk-2
1. Pada tanaman umur 5 tahun sampai tanaman dewasa, pupuk ditabur pada daerah bobokor
dengan jari-jari 150 cm.
2. Setelah pupuk ditabur pada daerah bobokor, maka tutuplah atau campurlah pupuk tersebut
dengan tanah menggunakan cangkul. Hal ini penting agar pupuk tidak menguap atau
tererosi oleh air hujan. Pemupukan dilakukan pada awal musim penghujan.


VIII. HAMA DAN PENYAKIT KELAPA UTAMA KELAPA

8.1. Hama Oryctes rhinoceros

Biologi
1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada tempat berkembangbiak (sarang) yang sesuai
seperti batang kelapa yang sudah lapuk, kotoran hewan, tumpukan serbuk gergaji dan
bahan organik lain, stadium telur berlangsung selama 8-12 hari.
2. Larva hidup dalam sarang mengalami tiga instar. Periode larva instar pertama 10-21 hari,
instar kedua 12-21 hari dan instar ketiga 160-165 hari. Hama ini mengalami masa prepupa
selama 8-13 hari dan pupa 17-28 hari, dan kumbang terbentuk beristirahat dalam sarang
selama 3 minggu kemudian terbang mencari makan dan pasangan. Lama hidup kumbang
jantan 6,4 bulan dan kumbang betina 9,1 bulan.
Gejala serangan
Kumbang Oryctes memakan pelepah daun muda yang belum terbuka, bekas gigitan
akan menyebabkan daun seperti tergunting dan jelas terlihat setelah pelepah daun terbuka.
Pengendalian
1. Pengendalian dapat dilakukan melalui aplikasi Metarhizium (15 g media cendawan/m2
sarang) atau pelepasan kumbang terinfeksi Baculovirus(10 kumbang/ha).
2. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan Oryctes adalah penanaman
tanaman penutup tanah pada areal peremajaan, sanitasi kebun, pemanfaatan feromon, dan
pada tanaman muda dapat digunakan mimba.

8.2. Sexava

Hama Sexava terdiri atas tiga spesies, yaitu Sexava nubila, Sexava coriacea dan Sexava
karnyi.
Biologi
1. Telur Sexavaseperti gabah padi, panjangnya 12 mm dan lebar 2 mm. Lama stadia
telur + 50 hari.
2. Nimfa yang baru menetas panjang badannya 12 mm, sedangkan nimfa tua 6 cm. Lama
stadia nimfa 70-108 hari.
3. Imago betina panjang badannya 9.5-10.5 cm, ovipasitor 3-3.5 cm dan antenanya 16
cm. Imago jantan panjang badannya 6-9.5 cm dan antena 14-16 cm. Daur hidup + 5
bulan.
Gejala serangan
Hama Sexava dapat menyebabkan dua tipe kerusakan, yaitu (a) langsung merusak
buah muda, bila serangan ringan buah dapat berkembang menjadi matang tetapi bila
serangan berat buah akan gugur, dan (b) merusak daun sehingga serangan berat hanya
tinggal lidi dan lama kelamaan tanaman mati. Pada tanaman dewasa dapat mengurangi
produksi dan tanaman muda pertumbuhan terhambat.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan secara kultur teknis melalui penanaman tanaman sela dan
sanitasi kebun. Selain itu, dapat dilakukan secara hayati dengan pelepasan
parasitoid Leefmansiabicolor dan penggunaan bioinsektisida Metabron. Dapat juga
digunakan lem serangga dan perangkap Sexava. Serangan berat, dengan insektisida
sistemik spontan 400 WSC dan Montaf 400 SL (b.a. Dimehipo atau Bisultap 400 g/l) 10 ml
per pohon.

8.3. Ulat Api/Ulat Siput

Banyak spesies yang sudah diketahui merusak tanaman kelapa di Indonesia. Hama
itu umumnya termasuk dalam genus Parasa, Setora, Thosea, Darna, Chalcocelis dan
Pectinarosa.
Biologi
1. Bentuk telur lonjong dan ramping dengan panjang sekitar 1-2.5 mm. Stadia telur 3-10 hari.
2. Larva yang baru menetas biasanya makan kulit telur kemudian makan bagian atau
permukaan daun. Larva terdiri atas 7-11 instar dan lamanya stadia larva 4-10 minggu, dan
pupa biasanya berada pada tanaman inang, di tanah atau pada daun yang jatuh. lama
stadia pupa 1-7 minggu.
3. Imago ukuran kecil sampai sedang. Serangga betina biasanya lebih besar dari jantan.
Gejala Serangan
Larva muda hanya mampu makan epidermis daun sebelah bawah tetapi bagian
atasnya juga akan mati, kelihatan daun seperti terbakar. Instar lebih tua dapat memakan
seluruh lamina daun kecuali bagian yang paling dekat dengan rachis, serangan berat hanya
tinggal lidi.
Pengendalian
Dialam banyak musuh alami yang menyerang ulat api/ualt siput baik parasitoid,
predator dan patogen. Musuh alami tersebut antara lain Apanteles parasae, Chaetexorista
javana, Chantheconidea, Sicanus, Beauveria, Cordyceps dan Nuclear Polyhedrasis Virus.
Insektisda digunakan apabila pada setiap pelepah yang diamati (10 pohon per areal
serangan) terdapat lebih dari 30 larva muda.




8.4. Arthona catoxantha

Hama ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada tanaman kelapa di Pulau
Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Biologi
1. Telur berbentuk oval, bening, berwarna kuning berukuran 0.6 mm x 0.5 mm, berkelompok 3-
13 butir. Telur menetas 3-5 hari.
2. Larva hampir sama dengan Ulat Siput. Kepala larva muda berwarna kuning dan larva tua
kuning merah. Panjang badan 11 mm 12 mm. Lma stadia larva 16-23 hari.
3. Pupa muda berwarna kekuning-kuningan, sedangkan pupa tua kelihatan bakal sayap dan
mata berwarna hitam. Panjang pupa 12 mm-14 mm dan lebar 6 mm-7 mm. Lama stadia
pupa 8-13 hari, dan imago berwarna coklat kehitaman pada bagian atas dan kuning pada
bagian bawah. Perkembangan dari telur menjadi imago adalah 31-35 hari.
Gejalan serangan
Pada tingkat serangan berat, tanaman terserang tidak mati walaupun hampir
seluruh daun kering. Setelah 2-3 bulan, buah muda mulai gugur kemudian diikuti oleh buah
tua.
Pengendalian
Salah satu parasitoid utama adalah Apanteles artonaeyang mempunyai kemampuan
yang tinggi dalam mencari inang walaupun populasi rendah. Parasitoid lain yang potensial
adalah Bessa remota. Dianjurkan menggunakan insektisida sistemik apabila terdapat lebih
dari 3 butir telur dan larva muda per anak daun yang diamati.

8.5. Brontispa longissima

Biologi
1. Telur berwarna coklat, berbentuk pipih, dan diletakkan pada daun muda yang belum
terbuka. Lama stadia telur 4-7 hari.
2. Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih, sedangkan larva dewasa berwarna
sekuning-kuningan. Larva terdiri atas 5 instar, lama stadia larva 35-54 hari, dan pupa yang
baru terbentuk berwarna putih kekuning-kuningan. Stadia pupa 4-6 hari.
3. Kumbang biasanya takut cahaya sehingga pada siang hari beristirahat di dalam janur
kelapa. Tetapi pada malam hari kumbang aktif dan menyerang tanaman kelapa. Lama
hidup kumbang 2.5-3 bulan.
Gejala serangan
Kumbang dan larva merusak pucuk sehingga daun mengering dan secara tidak
langsung dapat mempengaruhi produksi. Serangan berat dapat menyebabkan buah gugur
dan lama kelamaan tanaman akan mati.
Pengendalian
1. Cendawan Metarhizium anisopliae var. Anisopliae dan Beauveria dapat menginfeksi larva
dan kumbang Brontispa.
2. Populasi hama Brontispadapat dikendalikan dengan pelepasan parasitoid pupa Tetrastichus
brontispae, dan penggunaan insektisida apabila rata-rata kumbang 10 ekor per tanaman
(diamati 10 pohon contoh).
8.6. Promocotheca

Dua spesies yang menyerang tanaman kelapa, yaitu Promecotheca
cumingii dan Promecotheca soror. P. cumingiiberwarna coklat atau coklat kemerahan,
sedangkan P. sororberwarna hitam pada bagian sayap depan.
Biologi
1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada bagian bawah anak daun kemudian ditutupi
dengan kotoran. Lama stadia telur 9-12 hari.
2. Larva menggerek dan masuk di antara lamina daun, dan setiap gerekan dapat mencapai 20
cm atau ukuran 10 x 1 cm, stadia larva 21-28 hari.
3. Pupa berlangsung di antara jaringan anak daun selama 8-12 hari.
4. Kumbang Promecothecahidup 2.5 bulan dan dapat meletakkan sebanyak 12 butir
telur. Perkembangan telur sampai imago 7-8.5 minggu.
Gejala serangan
Daun yang diserang oleh hama ini jaringannya akan mati sehingga berubah warna
menjadi coklat, dan apabila seangan berat, pertama kelihatan seperti terbakar dan buah
akan gugur.
Pengendalian
Pengendalian pada tanaman muda, dapat dilakukan secara mekanik dengan
mengumpul larva, pupa dan imago kemudian dimusnahkan. Hama ini mempunyai
beberapa musuh alami yang potensial mengendalikan populasi di alam diantaranya adalah
parasitoid telur Achrysocharis promecothecae, parasitoid larva Dimmochia javanicus, dan
parasitoid larva/pupa Pediobius parvulus. Pengendalian kimia dianjurkan apabila terdapat
rata-rata lebih dari 1 ekor larva per anak daun.

8.7. Kumbang Bibit Kelapa Plesispa reichei

Plesispa reichei merupakan salah satu hama pada bibit kelapa maupun tanaman
muda di lapang.
Biologi
1. Telur diletakkan oleh kumbang betina pada daun belum terbuka. Lamanya 5-
9 hari, larva terdiri atas 4 instar dengan total periode 22-32 hari, dan periode pre-
pupa selama 2-8 hari dan pupa 5-12 hari.
2. Kumbang dapat hidup 101-202 hari. Daur hidup antara 31-46
hari. Kumbang betina mulai meletakkan telur 17-37 hari setelah kopulasi.
Gejala serangan
Kumbang dan larva merusak daun muda yang belum terbuka. Akibat serangannya
akan terlihat garis memanjang berwarna coklat. Pada serangan berat, daun terlihat
berwarna kecoklatan.
Pengendalian
Secara mekanik, larva dan kumbang dapat dikumpulkan dan
dimusnahkan. Beberapa parasitoid yang dapat menekan populasi di lapang adalah
parasitoid telur Ooencyrtus, Trichogrammatoidea dan parasitoid pupa Tetrastichus. Selain
itu hama ini juga dapat dikendalikan dengan cendawan Metarhizium
anisopliae var. anisopliae. Serangan berat, dapat digunakan insektisida.

8.8. Penyakit Bercak Daun ( Bercak kelabu Pestalotipsis palmarum)

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestalotiopsis palmarum, pada awalnya
disebut sebagai Pestalotia (Pestalozzia) palmarum.
Gejala serangan
Mula-mula terjadi bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun, kemudian
menjadi coklat kekuningan dan akhirnya menjadi kelabu. Bagian kelabu ini dikelilingi oleh
tepi coklat tua. Lama kelamaan bercak-bercak dapat bersatu sehingga terjadi bercak yang
lebih besar. Pada bercak terdapat bintik-bintik yang terdiri atas tubuh buah cendawan
(Aseroulus). Pada tingkat selanjutnya daun kelihatan seperti terbakar. Biasanya daun
yang sakit akan lebih cepat mati.
Pengendalian
Usahakan pembibitan dan tanaman muda berada dalam kondisi yang baik, seperti
pemberian air yang cukup dan pemupukan yang seimbang. Pupuk kalium akan
meningkatkan ketahanan tanaman.
Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% permukaan daun ditutupi bercak. Dapat
digunakan fungisida Cobox 05%, Dithane M-45 0.3% dan Daconil 75 WP 0.2%.

8.9. Bercak coklat

Bercak coklat disebabkan oleh cendawan Helminthosporium incuroatum dan
Curoalaria maculans. Kedua cendawan ini sering terdapat pada satu tanaman.
Gejala penyakit
Mula-mula pada daun yang baru terbuka terjadi bercak kecil bulat, berwarna
kuning. Bercak membesar dan berubah menjadi warna coklat tua. Bercak dapat bersatu
dan membentuk bercak lebih besar yang bentuknya tidak teratur, dengan pusat nekrotik
(mati) yang berwarna coklat tua atau coklat kelabu.
Pengendalian
Di pembibitan, daun sakit dipotong dan dibakar agar penyakit tidak
meluas. Gunakan fungisida apabila lebih dari 25% luas permukaan daun ditutupi
bercak. Pembibitan dapat dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 dan Daconil 75 WP.

8.10. Penyakit Bercak Kuning

Penyakit ini pertama kali dilaporkan menyerang tanaman kelapa Dalam
berumur + 20 tahun di Pedukuhan Simpang, Desa Samuda Kota, Kabupaten Kota Waringin
Timur, Kalimantan Tengah.
Gejala
Pohon yang terserang terlihat bercak-bercak kering suram pada daun tua sampai
daun keempat dari pucuk. Bila diamati dari dekat, bercak tersebut berwarna agak
kecoklatan mengkilap seperti terkena tetesan minyak. Gejala lanjut, bercak-bercak akan
bersatu dan mengakibatkan daun menjadi kering. Pada tahap ini, pelepah daun akan
terkulai pada pangkalnya dan lama kelamaan menggantung di sekitar batang. Buah
menjadi tidak normal, kecil, memanjang dan kebanyakan tidak ada tempurungnya. Bunga
diantaranya tidak normal, tangkai bunga tidak tegak tetapi membengkok dan terkulai ke
bawah dan selanjutnya kering.

8.11. Penyakit Daun Menguning

Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Sulawesi Tengah, dengan gejala khas adalah
daun menguning dan merata pada semua daun. Gejala penyakit dimulai pada daun tua,
yaitu pada pelepah bagian bawah dan dimulai dari ujung menuju ke bagian pangkal helai
daun dan akhirnya seluruh daun berubah menjadi kuning. Daun pada pohon yang sudah
lama terserang menjadi lebih kecil. Jumlah pelepah dan buat per tandan berkurang.

8.12. Pengendalian Penyakit Busuk Pucuk dan Gugur Buah.

Penyakit busuk pucuk (PBP) dan penyakit gugur buah (PGB) disebabkan oleh
cendawan Phytophthora palmivora (Butler). PBP dapat menimbulkan kerusakan yang
sangat berat pada tanaman kelapa, terutama pada kultivar yang rentan seperti West African
Tall (WAT), Nias Yellowing Dwarf (NYD) dan Malayan Yellowing Dwarf (MYD). Di Sulawesi
Utara, PBP menyerang juga tanaman kelapa Dalam lokal yang ditanam disekitar lokasi
serangan penyakit tersebut. PGB menyerang buah kelapa yang berumur 3-7 bulan dan
mengakibatkan kehilangan hasil berkisar antara 50-75%. Gejala awal PGB, adanya
bercak-bercak tidak teraturan, berwarna coklat terang dan kebasah-basahan pada buah
sebelum jatuh. Bercak ini berkembang dan berubah warna menjadi gelap, akhirnya
menjadi cekung dan kering, bagian atas dari bercak agak basah. Pada stadia lebih lanjut
bercak makin meluas pada permukaan buah. Gugur buah terjadi apabila bercak sudah
mencapai perianth, dan biasanya perianth tetap menempel pada tangkai buah setelah buah
gugur. Kadang-kadang bercak pada kulit buah belum mencapai perianth sudah terjadi
keguguran buah. Waktu gejala nampak sampai buah gugur berkisar 3-4 minggu. Periode
ini akan lebih pendek pada buah kelapa yang masih muda.
Pengendalian
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah
eradikasi/pemusnahan tanaman terserang, sanitasi, karantina tanaman dan pengendalian
kimia dengan fungisida sistemik seperti Fosetyl-Al dosis 8 g bahan aktif per enam bulan
dan injeksi akar dengan 8 g Aliette CA atau 5.6 g Phosphoric acid per pohon per tahun.








IX. PANEN DAN PENGOLAHAN

9.1. Panen Kelapa
Pelaksanaan panen buah kelapa dan perlengkapannya sebagai berikut :
1. Panen buah kelapa pada pohon yang masih rendah 5-8 m dapat
menggunakan tangga bambu dan galah bambu yang ujungnya dipasang sabit, jika
tinggi pohon lebih dari 8 m dilakukan dengan cara memanjat.
2. Pilih tandan buah yang sudah tua berumur 11-12 bulan, yang ditandai kulit
buah berwarna agak coklat hingga coklat.
3. Kelapa yang dipanen dipisahkan dari tandannya dan dikumpulkan disekitar
pangkal batang kelapa.
4. Buah kelapa diangkut dengan pedati atau gerobak dan dikumpulkan pada
tempat penimbunan kelapa atau disekitar tempat pengolahan kopra.
5. Panen kelapa dilakukan 2-3 bulan sekali sebanyak 2-3 tandan buah.
6. Kemampuan kerja :
- Panen 30-50 pohon/hari orang kerja.
- Pengumpulan buah, 600-800 buah/hari orang kerja.
- Daya angkut pedati, 400-500 buah.

9.2. Pengolahan Kopra
Untuk pengolahan kopra diperlukan perlengkapan dan pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut :
1. Buah kelapa yang telah dikupas, dibelah menggunakan parang dan belahan kelapa siap
untuk dikeringkan menjadi kopra.
2. Pengeringan kopra dilakukan dengan sinar matahari atau menggunakan alat pengering
kopra buatan. Pengeringan dengan sinar matahari membutuhkan waktu dan tenaga yang
lebih banyak dan hanya dilakukan jika cuaca baik (musim panas).
Belahan kelapa yang dikeringkan dengan alat pengering kopra buatan, disusun pada rak-
rak dan dipnaskan dengan bahan bakar arang tempurung kelapa. Pengeriangan dapat
juga dengan alat pengering kontruksi tungku bata dengan bahan bakar sabut kelapa.
3. Belahan kelapa yang dagingnya agak kering dicungkil dengan alat pencungkil, dipotong-
potong dan dikeirngkan lagi hingga diperoleh kopra berkadar air 5-6%.
4. Kopra kering yang berkadar air 5-6%, dimasukkan ke dalam karung goni siap untuk dijual.
5. Kemampuan kerja pengolahan kopra sebagai berikut :
- Pembelahan buah kelapa; 1.500-2.000 butir/hari orang kerja.
- Pencungkilan daging buah; 800-1.000 butir/hari orang kerja.
- Kapasitas tipe Balitka; 250 butir/periode pengeringan.
- Lama pengeringan kopra dengan alat pengering 24-30 jam.
- Lama pengeringan kopra dengan sinar matahari pada cuaca baik berkisar 4 hari.


9.3. Pembuatan Minyak Klentik
Pengolahan minyak klentik dengan tahapan sebagai berikut :
1. Daging buah kelapa dicungkil kemudian diparut dan dikumpulkan dalam
wadah penampungan. Dilakukan penambahan air panas ke dalam daging kelapa
parut dengan perbandingan 1:1, campuran diaduk dan didinginkan.
2. Campuran kelapa parut dan air diperas dan hasil perasan disaring diperoleh
santan dan ampas.
3. Santan didiamkan selama 2 jam, lapisan bagian atas (krim) dipisahkan dan
dimasak dengan menggunakan wajan.
4. Selama pemasakkan dilakukan pengadukan secara terus menerus dengan
menggerus bagian dasar wajan.
5. Pemasakkan santan dihentikan jika blondo telah berwarna coklat muda
sampai coklat, didinginkan, disaring diperoleh minyak klentik dan blondo.
6. Minyak klentik dibotolkan dan siap dikonsumsi atau dijual.
7. 7-9 butir kelapa akan menghasilkan 1 kg minyak klentik, 2 kg ampas basah
dan 0.1 kg blondo.
8. Minyak klentik berwarna kuning muda dengan aroma khas.
9. Lama pemasakan santan menjadi minyak klentik 2 jam.
10. Ampas dan blondo dapat digunakan sebagai pakan ternak.

9.4. Pengolahan Arang Tempurung
Pengarangan tempurung dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan
drum dan lobang tanah yang dibetonisasi.
1. Pembakaran dimulai dengan memasukkan beberapa belahan tempurung
kering dan disiram dengan minyak tanah agar memudahkan terbakarnya tempurung.
2. Apabila tempurung ini telah menyala dengan baik, tempurung ditambahkan
ke dalam drum atau lobang tanah sampai penuh. Penambahan ini dapat dilakukan
sebanyak tiga kali.
Tempurung terakhir telah terbakar dengan sempurna, yang ditandai api berwarna kebiru-
biruan dan adanya letupan nyala dipermukaan drum atau lobang, drum atau lobang ditutup
rapat agar tidak ada udara yang masuk ke ruang pembakaran.
3. Proses pengarangan telah selesai jika drum atau penutup lobang telah
menjadi dingin, arang dikeluarkan dari tempat pembakaran dan disortir sehingga
diperoleh arang tempurung.
4. Hasil pengarangan sebagai berikut :
- Rendemen arang 25-30% dari berat tempurung.
- Tempurung 1.000 belahan 20-22 kg arang.
- Kapasitas drum 50-60 kg/periode proses.
- Kapasitas lobang tanah dibetonisasi 100-150 kg/periode proses.
- Lama proses pengarangan tempurung 5-6 jam/periode proses.




9.5. Pengolahan Serat Sabut.
Pemisahan serat dan sabut kelapa dapat dilakukan secara mekanis dan
biologis. Cara yang popular dan praktis dilakukan adalah cara mekanis dengan
menggunakan alat Decorticator (penghancur sabut). Proses pengolahan sebagai berikut :
1. Sabut kelapa ditimbun disekitar unit penghancur sabut (decorticator).
2. Sabut utuh dipilah-pilah sesuai ukuran corong pemasukan bahan olah pada
decorticator.
3. Potongan sabut dimasukkan ke dalam corong tersebut.
4. Proses pemisahan serat secara mekanis dalam ruang penghancur sabut dan
hasil penghancuran sabut didorong keluar secara otomatik, lewat saringan berputar
sehingga serat sabut dan debu sabut akan terpisah.
5. Serat sabut dikeringkan dengan sinar matahari. Setelah pengeringan akan
diperoleh serat kering. Serat sabut dikemas dalam bentuk ball atau dimasukkan
kedalam karung goni.
6. 75 butir kelapa menghasilkan sabut segar 61.8 kg, dengan decorticator tipe
Balitka :
- Kapasitas olah 50 kg sabut/jam.
- Konsumsi listrik 50 kg sabut/jam.
- Kondisi hasil olah : serat 36.7-37.7%, debu serat 51.8-62.7%, loss 7.7-10.5%, warna serat
kuning muda-coklat muda, dan lama pengeringan serat sabut pada cuaca baik 4-6 jam.

9.6. Pengolahan Sari Kelapa
Pengolahan sari kelapa (nata de coco) dari air kelapa, prosesnya sebagai berikut :
1. Air kelapa disaring dan ditampung pada wadah penampung yang bersih, ditambahkan gula
pasir agar diperoleh air kelapa berkadar gula sekitar 8%.
2. Campuran air kelapa-gula dimasak sampai mendidih lalu didinginkan.
3. Pada campuran air kelapa-gula ditambahkan cairan bibit nata 15%, dan asam asetat glacial
agar diperoleh larutan dengan pH 4. Campuran dimasukkan dalam wadah gelas ditutupi
kain saring dan difermentasi pada suhu 20-30
o
C selama 7-10 hari.
4. Setelah penyimpanan akan terbentuk lapisan pada permukaan cairan berwarna putih
transparan, yakni lapisan nata. Lapisan nata diangkat, dicuci, direndam dengan air bersih,
direbus sampai mendidih dan didinginkan diperoleh sari kelapa.
5. Sari kelapa dipotong dengan ukuran yang diinginkan ditambahkan sirop, siap untuk
dikonsumsi.
6. Air buah kelapa umur 11-12 bulan mengandung gula 2.0-2.6%. Untuk dijadikan bahan baku
nata de coco kadar gula ditingkatkan menjadi 8%, sehingga perlu penambahan gula 5.4-
6.0%.
7. Bibit nata adalah larutan yang terinkubsi Acetobacter xylinum. Fermentasi campuran air
kelapa dan bahan lainnya akan menghasilkan nata dengan tebal lapisan nata 1.5-2.0 cm
dan rendemen nata de coco 70-80% dari air kelapa.
9.7. Penyadapan Nira Kelapa
Penyadapan nira kelapa dan perlakuan selama penyadapan sebagai berikut :
1. Dipilih mayang yang belum mekar.
2. Mayang diikat dan digoyang-goyang agar lemas sehingga memudahkan
keluarnya nira. Tandan bunga dibengkokkan dan ditahan dengan tali.
3. Ujung mayang dipotong dipasang wadah penampung dari bambu atau
jerigen plastik untuk volume 5 liter.
4. Bambu diikat pada pelepah daun. Setiap pengambilan nira ujung tandan
disayat setebal 2 mm.
5. Mayang yang telah diikat digoyang-goyang selama 15 menit. Penggoyangan
mayang dua kali dalam sehari selama satu minggu. Ujung mayang dipotong
sehingga nira akan menetes.
6. Penyadapan nira kelapa dilakukan pada tanaman tidak produktif dan
kemampuan penyadapan per petani 25-30 pohon/hari dan satu pohon kelapa dapat
menghasilkan 1.0-1.2 l nira/hari.

9.8. Pengolahan Gula Cetak
Pengolahan gula cetak menggunakan peralatan dan prosesnya sebagai berikut :
1. Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus. Nira dengan pH 6-7 layak dijadikan
bahan baku pembuatan gula cetak yang ditandai cairan nira berwarna bening dan aroma
normal.
2. Nira dimasak sambil diaduk, selama pemasakkan diberikan sedikit minyak goreng agar
luapan busa dapat diperkecil.
3. Pemasakkan dihentikan apabila gula yang kental meletup-letup. Wajan diangkat dari tungku
didinginkan selama 15-20 menit. Pengadukan terus dilanjutkan agar kekentalannya
seragam dan mudah dicetak.
Agar gula cetak tidak lengket, alat cetak berupa potongan bambu atau belahan tempurung
terlebih dahulu direndam dalam air. Cetakan diangkat dan disusun berjajar diatas meja.
4. Cairan gula dituangkan ke dalam cetakan, setelah padat dan dingin, diangkat dan
dianginkan lagi, kemudian dikemas, dan siap dijual/dikonsumsi..
5. 100 liter nira menghasilkan gula cetak 18 kg.
6. Cara pengawetan nira :
a. Penampung nira bersih dan ditambahkan bahan pengawet berupa 1.5 g kapur; 20 ml
Natrium Metabisulfit 0.1%/l nira, pengawet alami daun ginggihiang (Leea aequata Linn).
b. Penampung dicuci dengan air mendidih.

9.9. Pengolahan Gula Semut
Pengolahan gula semut dari nira kelapa sebagai berikut :
1. Nira disaring, diukur pH-nya dengan kertas lakmus. Nira yang layak dijadikan bahan baku
pembuatan gula semut adalah pH 6-7, ditandai dengan warna cairan nira bening dan aroma
normal.
2. Nira dimasak, selama pemasakkan diberikan sedikit minyak goreng agar luapan busa dapat
diperkecil.
3. Pada pembuatan gula semut, cairan gula yang sedang dimasak diaduk terus hingga
diperoleh kristal gula berwarna coklat.
4. Untuk keseragaman butiran kristal dilakukan pengayakan dengan ayakan berdiameter
lobang 1.0-1.5 mm. Jika dijumpai kristal yang tidak lewat ayakan, dilakukan penggerusan
secara berulang dan diayak sehingga diperoleh gula semut.
5. Gula semut dikeringkan dengan sinar matahari didinginkan dan dikemas dalam kantong
plastik, ukuran kemasan 250-500 g. Dalam 100 liter menghasilkan sekitar 7.5 kg gula
semut.

9.10. Pemanfaatan Kayu Kelapa
Pemanfaatan batang kelapa untuk menghasilkan kayu kelapa disesuaikan dengan
sifat kekerasan kayu dan tujuan penggunaannya. Proses pengolahannya adalah sebagai
berikut :
1. Pohon kelapa berumur 60 tahun atau lebih ditebang.
2. Penggelondongan batang kelapa dibagi dalam tiga kelompok, yakni bagian
pangkal (8 m dari pokok batang), tengah (lebih dari 8 m-16 m) dan ujung (lebih dari
16 m). Penggergajian batang kelapa, dilakukan untuk memisahkan bagian luar yang
telah ditakik dan bagian dalam batang yang lunak. Selanjutnya kayu kelapa
digergaji dalam bentuk balok atau papan.
3. Bagian ujung batang kelapa yang tidak layak dibuat balok atau papan
digergaji dalam bentuk mot atau gelondongan dengan panjang 60 cm. Mot batang
kelapa digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan bagian dalam lebih sesuai
digunakan sebagai bahan bakar atau bahan kemasan hasil pertanian karena bagian
ini lunak dan mudah rusak.
4. Untuk keawetan kayu kelapa yang akan digunakan sebagai bahan
pembuatan meubel dan bahan bangunan, dilakukan pengawetan dengan cara
sederhana dan murah, yakni merendam balok atau papan dalam minyak tanah,
solar dan larutan tanin selama satu hari, kemudian dikering-anginkan.
5. Satu pohon kelapa panjang 25-30 m, volumenya 1.05 m
3
jika digergaji akan
menghasilkan : balok/papan kualitas 1 : 0.20 m
3, b
alok/papan kualitas 2 : 0.15-20 m
3
,
dan m kayu bakar 25-30 ujung.

9.11. Aneka Produk Kelapa
Aneka Produk kelapa dan penangannya sebagai berikut :
1. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari daging kelapa dan mempunyai pasaran cukup
luas, antara lain kelapa parut kering, tepung kelapa, santan awet, oleokimia. Namun
penanganannya membutuhkan teknologi yang cukup canggih dan biaya yang besar,
sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.
2. Berbagai produk yang dapat dihasilkan selain dari daging kelapa dan mempunyai pasaran
cukup luas, antara lain arang aktif, minuman ringan, meubel kayu kelapa dan harbord sabut
kelapa.
3. Penanganan aneka produk ini, membutuhkan teknologi yang cukup canggih dan biaya
besar, sehingga sulit dilakukan oleh petani dengan usaha skala kecil.
4. Beberapa produk yang memungkinkan dilakukan oleh petani atau industri kecil, antara lain
asam cuka, kecap, alkohol, genteng, selei dan lain-lain. Namun teknologi yang dihasilkan
saat ini perlu dimodifikasi dan dikaji secara tekno-ekonomi dan kebutuhan pasar, agar
menguntungkan petani/ perajin.


X. PEREMAJAAN KELAPA

10.1. Kriteria Peremajaan
Tanaman kelapa diremajakan jika telah berumur 60 tahun atau lebih walaupun masih
berbuah, sudah tinggi sehingga biaya pemanjatan meningkat . Peremajaan juga dilakukan
pada pohon kelapa berumur kurang dari 60 tahun, jika produksi buahnya kurang dari 30
butir/pohon/tahun.
Apabila daerah pertanaman kelapa tidak cocok untuk kelapa, sebaiknya tidak
diremajakan lagi dan usahakan pemanfaatan lahan tersebut untuk komoditas lain. Pada
pengembangan wilayah, agar tidak mengganggu kebutuhan bahan baku kelapa dalam
jangka panjang, pohon yang dapat diremajakan dalam satu wilayah (provinsi, kabupaten,
kecamatan) maksimal sebanyak 15-16% dari populasi tanaman.

10.2. Metode Peremajaan
Metode peremajaan yang dianjurkan adalah tebang bertahap dan dalam keadaan
tertentu tebang habis.

Metode Tebang Bertahap (MTB)
1. Lakukan pengajiran dan pembuatan lobang tanam sesuai jarak dan sistem tanam yang
diinginkan (disarankan sistem pagar 6 m x 16 m). Sebelum pengajiran, tanah diolah untuk
persiapan tanaman sela. Usahakan seluruh kegiatan ini selesai pada awal musim hujan.
2. Penanaman kelapa penganti pada awal musim hujan sekurang-kurangnya sehari sebelum
penanaman tanaman sela (semusim). Atur agar areal 1-1.5 m sekitar kelapa pengganti
bebas dari tanaman sela. Penebangan kelapa tua dilakukan secara bertahap sesuai
dengan tingkat kepadatan kelapa tua. Penebangan kelapa tua dilakukan setelah panen
tanaman sela. Pada tahun pertama penebangan hanya dilakukan terhadap pohon yang
tidak produktif atau dekat tanaman pengganti.
3. Batang kelapa dijual gelondongan atau diolah menjadi kayu kelapa. Bagian lunak dan
pucuk dikumpulkan dan dikeluarkan dari areal peremajaan dan dibakar untuk mencegah
perkembangan Oryctes. Sisa-sisa pengolahan kelapa dapat dijadikan kayu bakar dan
sisanya dikumpulkan lalu dibakar.
4. Pada saat pertanaman kelapa pengganti populasi kelapa tua tinggal 80% berarti
penebangan baru dimulai tahun ke-2, kecuali tanaman yang dekat dengan tanaman
pengganti.
5. Apabila populasi hanya 70%, berarti penebangan tahun ke-2 hanya 10%, dan seterusnya
hingga pada tahun ke-5 penebangan selesai dilaksanakan.
6. Keuntungan MTB; pendapatan petani tidak terputus karena masih ada produksi buah dari
pohon kelapa yang belum ditebang.

Metode Tebang Habis (MTH)
Metode tebang habis yaitu kelapa tua ditebang seluruhnya sebelum kelapa
pengganti ditanam.
1. Metode tebang habis diterapkan pada pertanaman kelapa yang rusak akibat serangan
hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tua tidak menjadi sumber
penularan hama dan penyakit.
2. Kelapa tua ditebang dan dirobohkan dengan menggunakan chainsaw. Merobohkan kelapa
dengan cara menggali pangkal batang lebih baik arena tidak meninggalkan tunggul, tetapi
biayanya lebih mahal. Batang kelapa diolah menjadi kayu olahan dan sebagian menjadi
kayu bakar. Sisa-sisa pohon yang ditebang, dikeluarkan dari lokasi peremajaan dan dibakar
agar tidak menjadi sarang hama terutama kumbang Oryctes.
3. Penanaman kelapa pengganti, yaitu kelapa Dalam atau Hibrida unggul nasional atau unggul
lokal.
4. Keuntungan MTH adalah : Persaingan cahaya tidak terjadi antara pohon pengganti dengan
pohon kelapa tua dan kerusakan tanaman pengganti akibat penebangan kelapa tua tidak
terjadi sedangkan kerugian, yakni pendapatan petani terputus selama 4-7 tahun setelah
tanaman tua ditebang, dilakukan penanaman tanaman sela untuk mencegah terputusnya
pendapatan petani.


XI. TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA

11.1. Kriteria Jenis Tanaman Sela
1. Jenis tanaman sela toleran terhadap naungan dengan intensitas radiasi surya yang relatif
lebih rendah, yaitu 50-200 watt/m
2
, suhu rata-rata 25-27
o
C dan kelembaban 80%.
2. Jenis tanaman sela dapat tumbuh dan berproduksi tinggi pada daerah yang sesuai untuk
kelapa, yaitu ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut, curah hujan 1.500-3.500
mm/tahun dan bulan kering (curah hujan kurang dari 130 mm/bulan) sebanyak 3 bulan
berturut-turut.
3. Jenis tanaman sela tidak merupakan tanaman inang bagi hama dan penyakit yang
berbahaya bagi tanaman kelapa di suatu daerah tertentu, misalnya tanaman sela pisang di
daerah serangan Sexava.
4. Jenis tanaman sela yang pengusahaannya tidak menyebabkan penurunan produksi atau
kerusakan tanaman kelapa atau terjadinya erosi, dan untuk daerah-daerah dengan curah
hujan kurang dari 130 mm/ bulan, tetapi memiliki air tanah yang rendah, cocok untuk
tanaman kelapa.

11.2. Tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan lain di antara kelapa meliputi
tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan lain, akan duraikan berikut ini.

Tanaman pangan
1. Penanaman tanaman pangan sebagai tanaman sela sebaiknya dilakukan pada saat kelapa
berumur 1-4 tahun dan lebih dari 25 tahun untuk jarak dan sistem tanam 8.5 x 8.5 m dan 9
x 9 m sistem segiempat atau segitiga.
2. Tanaman pangan yang cocok di antara kelapa, yaitu jagung, padi gogo, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, kacang merah, dan ubi jalar. Tanaman pangan ditanam di antara
barisan kelapa dengan jarak dari pangkal batang minimal 1.5 m.
3. Pemeliharaan tanaman sela disesuaikan dengan kebutuhan setiap jenis tanaman pangan.

Tanaman hortikultura
1. Tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan) yang diusahakan di antara kelapa
tergantung pada habitus tanaman hortikultura tersebut, iklim dan umur kelapa serta jarak
dan sistem tanam kelapa. Tanaman pepohonan seperti durian, mangga, rambutan,
manggis, dan nangka sebaiknya digunakan bibit okulasi dan ditanam setelah kelapa
berumur 30 tahun untuk jarak tanam konvensional. Jika digunakan jarak tanam 6 m x 16
m, dapat ditanam setelah kelapa berumur 2-3 tahun.
2. Jarak tanam tanaman hortikultura dengan kelapa tergantung habitat tanaman sela, tanaman
semusim 1.5 m, dan tanaman tahunan ( jeruk manis dan sirsak) 3.0 m.
3. Jenis tanaman hortikultura yang dapat diusahakan antara lain : sayuran-sayuran, pepaya,
pisang, nenas, langsat/duku, jeruk, semangka, rambutan, sirsak, durian, mangga, manggis,
nangka dan jambu klutuk.

Tanaman perkebunan lain
1. Varietas kakao yang direkomendasikan untuk ditanam di antara kelapa adalah kakao
unggul, yaitu criollo, trinitario, atau hibrida forastero atau klon unggul kakao dari Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Jember seperti ICS 60, GC7, UIT 1 dan ICS 13 dan klon kakao
mulia seperti DR1, DR2, DR38 dan DRC16.
2. Kakao ditanam 2.5 m dari pangkal batang kelapa dengan baris ganda di antara kelapa
dengan jarak dalam barisan 2.5 m.
3. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama
dan penyakit, dilakukan dua kali setahun.
4. Tanaman perkebunan yang dapat diusahakan di antara kelapa tergantung umur serta jarak
dan sistem tanam kelapa. Jenis tanaman perkebunan yang dapat diusahakan adalah :
kakao, kopi, vanili, pala, pinang, jahe, kapulaga, kayu manis dan tebu.
5. Jarak dan sistem tanaman kelapa 16 m x 6 m, maka semua jenis tanaman perkebunan
tersebut dapat ditanam sejak kelapa ditanam. Untuk tanaman seperti kakao, vanili, kopi
dan kapulaga memerlukan naungan tambahan.
6. Jarak tanam 9 x 9 m maka tanaman sela disesuaikan dengan intensitas cahaya. Pada
umur 0-3 tahun, hanya jahe dan tebu, pada umur 4-25 tahun hanya vanili, pada umur lebih
dari 25 tahun, vanili, kapulaga, kopi, kakao, sedangkan pada umur > 35 tahun ditanam
tanaman seperti pala, pinang, kayu manis, lada, serta tebu dan jahe.


XII. PENUTUP

Pengembangan usaha perkelapaan, tidak memungkinkan hanya dengan
mengandalkan kemampuan petani kelapa itu sendiri melainkan petani perlu mendapat
bantuan, baik teknis maupun finansial dari instansi terkait antara lain dari Bank Rakyat
Indonesia. Peran BRI dalam mendukung penyediaan fasilitas kredit bagi pengembangan
usaha perkelapaan sudah sejak lama dilakukan dan tentunya lebih produktif di masa
mendatang.
Teknis budidaya sangat diperlukan dalam perencanaan usahatani dan pengolahan
kelapa serta keterkaitannya dengan biaya yang diperlukan. Operasional teknis budidaya
akan optimal, jika didukung dengan ketepatan waktu pelaksanaan, ketersediaan sarana
produksi dan peralatan yang memadai, baik peralatan prapanen maupun pasca
panen/pengolahan hasil.
Adanya sosialisasi teknis budidaya dari pihak BRI kepada petani kelapa, dengan
mengikutsertakan instansi teknis yang terkait komoditas kelapa merupakan langkah
bijaksana dan inovatif dalam menunjang pengembangan kelapa yang produktif dimasa
mendatang. Meningkatnya produktivitas kelapa dan usaha diversifikasi produk akan sangat
membantu perbaikan dan kesejahteraan petani dan masyarakat perkelapaan pada
umumnya.



manfaat pohon kelapa
Kelapa palem (Cocos nucifera), adalah serbaguna dan memiliki banyak keuntungan. Dari akar,
batang, daun, buah, sampai sarungnya, apa pun dapat digunakan. Ingin tahu apa keuntungan?
Mari! Thatch Daun kelapa dapat dilakukan dalam berbagai benda. Misalnya lemari daun bingkai
hiasan, keranjang sampah, sapu tongkat, berlian sarang, alas piring, dan buah. Sedangkan
kecambah dari daun dapat dibuat makanan, seperti acar. Jadi manggar atau pangkal sarungnya
dapat digunakan untuk membuat ragi dan gula. Sementara batang kering dapat membuat fans,
sandal, tas dan topi. Kelapa Batang Batang kelapa dapat digunakan untuk membuat furnitur.
Misalnya, meja, kursi, lukisan berbingkai, dan banyak lagi. Selain itu, batang kelapa bisa digunakan
untuk membuat bahan konstruksi rumah dasar, seperti ubin, papan, dan sebagainya. Buah Kelapa
Kelapa terdiri dari kulit terluar, kulit, shell, kupas daging (kepala), pulp, air kelapa, dan lembaga
(ovarium). Banyak buah kelapa yang bisa digunakan. Antara lain, kelapa, tempurung, daging buah
dan air kelapa. Kelapa akar Akar kelapa mungkin berguna bagi kehidupan. Akar dapat digunakan
sebagai aditif dalam perabot rumah tangga. Bisa juga digunakan untuk obat-obatan (dalam ukuran
atau jumlah tertentu). Coco telah dihapus tutup dapat digunakan untuk jok dan kursi, serta produksi
tali. Arang tempurung kelapa juga dapat digunakan untuk shell. Arang tempurung kelapa dapat
digunakan sebagai "kayu bakar". Dapat diubah menjadi arang yang dibutuhkan oleh berbagai
keperluan industri pengolahan. Bukan hanya itu, tetapi juga bisa menjadi kelapa tombol, aksesoris,
kotak perhiasan, dan sebagainya. Ada juga daging kelapa yang merupakan bagian dari pohon
kelapa. Daging kelapa bisa dibuat dari apa pun. Daging kelapa muda dapat minuman campuran
atau dapat digunakan sebagai makanan. Misalnya, kelapa kue, permen kelapa serpih, salad kelapa.
Sementara itu, daging kelapa tua dapat berubah menjadi kelapa parut, kelapa, kopra (daging kelapa
yang dikeringkan), dan minyak.... Untuk lebih lanjut hubungi:CV.WAHYUPUTRATANI ,08121566376
Contoh Laporan Budidaya Kelapa fase Tandan Muda
Label: info petani



budidaya kelapa Sang Governor





PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut perkiraan beberapa ahli, kepulauan di Indonesia merupakan daerah asal kelapa. Tanaman ini
telah lama dikenal dan dibudidayakan di seluruh kepulauan Indonesia. Kelapa di Indonesia dapat
digolongkan sebagai komoditas strategi karena sekitar 98 persen dari lebih kurang 3,4 juta hektar
kelapa diusahakan oleh petani. Disamping itu, banyak kebutuhan hidup penduduknya yang dipenuhi
dari kelapa.
Pemeliharaan tanaman kelapa bertujuan untuk mengkondisikan tanaman agar sehat memiliki
pertumbuhan yang normal dan mencapai tingkat prokduktivitas yang normal. Fase pemeliharaan
tanaman tahunan digolongkan menjadi pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan
tanaman menghasilkan (TM). Pada fase TBM, pemeliharaan kelapa diarahkan bagi pertumbuhan
tanaman yang normal serta secepat mungkin memasuki fase TM. Pada fase TM, pemeliharaan kelapa
diarahkan bagi pencapaian proktivitas yang optimal sesuai dengan potensi produksinya dan
diusahakan agar memiliki umur ekonomi yang panjang. Kegiatan pemeliharaan tidak hanya
dilakukan pada tanaman pokok kelapa melainkan juga pada sekitar tanaman kelapa atau gawangan.

Kegiatan pemeliharaan kelapa meliputi: pengendalian gulma, sanitasi tanaman, pemupukan, serta
pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pengendalian gulma meliputi : pembentukan dan
pemeliharaan bokoran atau kondisi W0 dan pemeliharaan gawangan atau kondisi W1 atau W2.
Kegiatan sanitasi meliputi pembersihan kelapa dari pelepah tua dan tandan buah kering, serta
mengumpulkan sisa-sisa tanaman dan sampah organic pada gawangan mati. Kegiatan pemupukan
harus memperhatikan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu memupuk, tempat, dan cara memupuk.

Tujuan
Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan
gawangan serta pemupukan.
2. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan kelapa.




TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah
anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh
manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini (id.wikipedia.org).
Kelapa termasuk kedalam golongan Palmae sama dengan tanaman kelapa sawit, kurma, dan nipah.
Secara sistematis klasifikasi tanaman kelapa sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angisospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Spadiciflorae
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Pemeliharaan pada TM hampir sama dengan TBM, yaitu kegiatan penyiangan gulma dan pemupukan
(dinulislami.blogspot.com, 2011). Menurut Sutarta et al. (2003), pemupukan yang baik mampu
meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian
lahannya. Menurut Adiwiganda dan Siahaan (1994), pemupukan kelapa bertujuan menambah unsur-
unsur hara yang kurang dipasok tanah, yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif yang normal
dan produksi buah yang optimal. Kebutuhan hara antara Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan
Tanaman Menghasilkan (TM) tentunya berbeda. Pemupukan pada TBM bertujuan untuk
pertumbuhan vegetatif, sedangkan pada TM bertujuan untuk memproduksi buah yang optimal.
Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi
visual tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadwal dan umur tanaman. Pada waktu
satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30-40 cm. Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP
dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk. Boron ditebarkan diketiak pelepah
daun. ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktu yang berdekatan. Rock Phosphate
tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk
lainnya jika curah hujan > 60 mm. Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2
minggu. (http://sawitkalbar.blogspot.com, 2008).
Rekomendasi pemupukan yang diberikan oleh lembaga penelitian selalu mengacu pada konsep 4T
yaitu: tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, dan tepat waktu pemupukan. Pemupukan yang efektif dan
efisien dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa hal yaitu: jenis dan dosis pupuk, cara
pemberian pupuk, waktu pemupukan, tempat dan aplikasi serta pengawasan dalam pelaksanaan
pemupukan (Poeloengan et al., 2003).
Pengendalian gulma merupakan aspek yang penting dalam pemeliharaan TM kelapa. Pengendalian
gulma bertujuan mengurangi terjadinya kompetensi terhadap tanaman pokok, memudahkan
pelaksanaan pemeliharaan dan mencegah berkembangnya hama penyakit tertentu. Menurut Muzik
dalam Amarilis (2009) gulma dapat menyebabkan kehilangan hasil panen yang besar dari pada
kehilangan hasil panen yang disebabkan oleh serangga maupun penyakit tanaman. Menurut
Setyamidjaja (2006) jenis jenis gulma yang tumbuh pada perkebunan kelapa banyak macamnya.
Secara garis besar jenis gulma yang dijumpai di perkebunan kelapa dapat digolongkan menjadi dua
yaitu gulma berbahaya dan gulma lunak.
Pada kebun kelapa TM gulma yang serung dijumpai adalah golongan rumputan (Imperata cylindrical
L., Paspalum conjugatum Borg.), golongan berdaun lebar (Mikania micrantha H.B.K., Eupatorium
odorata, Melastoma malabatricum, Mimosa sp Linn.), golongan pakis-pakisan (Nephrosia
brassiliensis), dan golongan teki (Cyperus rotundus). Tanaman kelapa sangat sensitif terhadap
persaingan dengan gulma terutama sampai umur 3-4 tahun. Persaingan dengan gulma dalam
penyerapan air, unsur hara, cahaya dan ruang, serta adanya zat penghambat pertumbuhan yang
dikeluarkan beberapa jenis gulma, menyebabkan pertumbuhan kelapa terhambat, menurunkan
produksi, bahkan dapat menggagalkan pertanaman (Salman dan Wibowo, 1992).
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti manual, mekanis, kimia dan
kultur teknis. Cara pengendalian gulma secara mekanis meliputi : (1) clean weeding, pengendalian
gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman; (2) selecting weeding, pengendalian gulma pada
sekitar tanaman saja (membuat piringan); (3) piringan digaruk dengan cangkul, rumput-rumputan
dibuang kelur piringanstripe weeding, pengendalian gulma secara berjalur (Suhardiono, 1993).
Menurut Tjitrosidirjo dalam Setyamidjaja (2006) pengendalian gulma pada perkebunan
kelapa yang dilaksanakan secara terpadu, yaitu mengkombinasikan cara manual, kimia dan hayati
dapat membawa hasil yang baik.


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan :
1. Tanaman kelapa ( 3 tanaman per kelompok)
2. Pupuk : urea, SP 18, dan KCL
Alat :
1. Ember (1 buah)
2. Cangkul (2 buah)
3. Parang (2 buah)
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pemeliharaan dan pemupukan tanaman
kelapa. pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan gulma pada bokoran tanaman kelapa dengan
radius 2 m. Pada pembersihan gulma ini menggunakan kriteria babat merah. Setelah itu, dilakukan
peupukan dengan cara alur melingkar. Urea dialur dengan radius 0,5 m dari tanaman pokok,
sedangkan KCL dan SP-18 dialur dengan radius 1 m dari tanaman pokok. Kemudian tutup dengan
tanah agar tidak terjadi penguapan.
PEMBAHASAN
Hasil
Hasil kerja yang dilakukan oleh kelompok B1 untuk pemupukan 3 tanaman menghasilkan (TM)
kelapa adalah selama 31 menit atau 0.52 jam. Perhitungan HOK : (catatan 1 HOK = 1 orang dengan
7 jam kerja) = 0.52 jam x 5 orang x (1 HOK / 7 jam) = 0.36 HOK. Populasi kelapa dalam 1 hektar
sekitar 138 tanaman. Perhitungan HOK untuk luasan 1 hektar tanaman kelapa adalah (138 / 3) x 0.36
HOK = 16.56 HOK.

Pembahasan
Kegiatan praktikum yang dilakukan adalah pemeliharaan terhadap kelapa. Beberapa kegiatan yang
dilakukan yaitu melakukan sanitasi tanaman, pengendalian gulma dan pemupukan pada 3 tanaman
kelapa. Dalam sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kelapa dibersihkan dari gulma ataupun
pelepah kering yang jatuh ke tanah. Pengendalian gulma dilakukan dengan membuat jari-jari 2 meter
dari pokok tanaman. Membersihkan gulma dalam bokoran dilakukan dengan kondisi W0, yaitu
daerah perkebunan dimana tidak diperbolehkan ada tanaman lain selain tanaman pokok. Sedangkan
pada gawangan, digunakan sistem dibabat dempes dengan ketinggian 20-30 cm atau anak kayu
didongkel dengan kondisi W1 atau W2. W1 merupakan daerah perkebunan dimana pada areal
tersebut selain tanaman pokok terdapat pula tanaman LCC (Legum Cover Crop) salah satunya
Mucuna. Pada W2, areal yang boleh tumbuh adalah gulma lunak (Softweed) yang daya kompetisinya
rendah sehingga tidak mengganggu tanaman pokok.
Setelah dilakukan sanitasi tanaman dan pengendalian gulma, kegiatan berikutnya adalah pemupukan.
Jenis pupuk ada dua yaitu pupuk tunggal dan majemuk. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya
mengandung satu jenis unsur hara saja, contohnya urea hanya mengandung hara nitrogen (N).
Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara,
misalnya NPK, Nitrophoska, dan Rustika. Adapun jenis pupuk yang digunakan antara lain Urea, SP-
18, dan KCl dengan dosis masing-masing 500 gram, 500 gram dan 500 gram per tanaman. Pada urea
kandungan utamanya adalah Nitrogen (N) sebanyak 46%, pada SP-18 adalah P2O5 sebanyak 18%
dan pada KCl kandungan utamanya adalah K sebanyak 45% dan Cl 20%. Urea diberikan secara alur
pada radius 0,5 meter dari tanaman pokok, kemudian ditutup agar pupuk tidak menguap. Dalam
pemberian, pupuk urea tidak boleh dicampur dengan pupuk lain karena jika tidak langsung
diaplikasikan maka pupuk akan menggumpal dan akan sulit diikat oleh tanah terutama sulit diserap
oleh akar tanaman (http:id.shvoong.com).
Untuk aplikasi pupuk KCl dan SP-36 diberikan dengan cara dicampur terlebih dahulu kemudian
disebar secara alur pada radius 1 meter dari tanaman pokok. Phylotaksi kelapa yang diamati adalah
2/5, yakni setiap dua kali putaran terdapat lima daun. Dalam kegiatan praktikum kali ini, 5 pekerja
membutuhkan waktu 31 menit atau setara dengan 0,52 jam untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
tersebut. Sehingga HOK yang diperoleh adalah 0,36 yang berarti bahwa bagi satu orang pekerja
membutuhkan waktu 1,44 jam kerja untuk menyelesaikannya.


PENUTUP
Kesimpulan
Praktikum pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa yang dimulai dengan sanitasi tanaman
atau pengendalian gulma hingga pemupukan membutuhkan waktu 0,52 jam dengan 5 pekerja,
sehingga HOK yang didapat adalah 0,36. Pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa yang baik
terutama pengendalian gulma dan pemupukan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Saran
Dalam melakukan praktikum pemeliharaan kelapa sebaiknya jangan mencangkul terlalu dalam ketika
membersihkan gulma, karena akan melukai akar dari tanaman pokok tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Amarilis,S. 2009. Aspek Pengendalian Gulma di Perkebunan Sagu (Metroxylon spp.) PT. National
Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu Selat Panjang, Riau. Skripsi. Departemen
Agronomi dan Hortikultura IPB.
Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Tanah dan Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga
Pendidikan Perkebunan. Kampus Meda. Medan. 68 hal.
Poeloengan, Z. M. L. Fadli, Winarna, S. Ruhutomo, dan E. S. Sutarta. 2003. Permasalahan
Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit, hal 67-80.
Salman, F. dan H. Wibowo. 1992. Gulma pada Perkebunan Kelapa, p. 191-195. Dalam Lubis, Adlin
U. et al (Eds.). Kelapa (Cocos nucifera, L.). Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Indonesia. Sumatera Utara.
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.
Suhardiono, L. 1993. Tanaman Kelapa. Kanisius. Yogyakarta
http://dinulislami.blogspot.com/2009/10/pemeliharaan-kebun-sawit.html [13 April 2011]
http://sawitkalbar.blogspot.com. 2008. Seluk beluk kelapa sawit [15 April 2011]
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa [13 April 2011]
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2097961-kandungan-pupuk-tanaman-
kelapa [15 April 2011]


Budidaya Kelapa di Lahan Pasang Surut
Januari 25, 2010 oleh plantus
Kelapa berikut produk turunannya seperti minyak, kopra, bungkil, nata de coco, hingga aneka industri
berbahan baku serabut memiliki potensi ekspor yang besar.
Kelapa berikut produk turunannya seperti minyak, kopra, bungkil, nata de coco, hingga aneka industri
berbahan baku serabut memiliki potensi ekspor yang besar. Berbekal teknologi tepat guna, maka kini
mulai banyak bermunculan produk berkualitas ekspor yang dihasilkan industri kecil menengah.
Seperti yang dilakukan Abdullah, pengrajin aneka macam produk berbahan baku serabut kelapa yang
tinggal di kawasan Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Meningkatnya permintaan ekspor dari Malaysia,
Singapura, dan Korea membuatnya harus bekerja keras menggenjot produksi.
Sayangnya, Abdullah cukup kesulitan mencari bahan baku serabut kelapa untuk industrinya. Kalaupun
pasokannya bisa bertambah, kontinuitasnya sulit dijaga. Akibatnya, keinginan untuk memperbesar
kapasitas produksi pun harus ditahan agar tidak mengecewakan pelanggannya.
Kelangkaan bahan baku seperti yang dialami Abdullah boleh jadi berkorelasi dengan menurunnya
areal perkebunan kelapa rakyat. Penurunan tersebut disebabkan oleh alih fungsi lahan dan
menurunnya minat petani akibat sering anjloknya harga komoditas tersebut. Oleh karenanya selain
mengenalkan beragam teknologi pengolahan yang bisa menambah nilai jual kelapa rakyat, juga perlu
ada pencarian lahan baru.
Perluasan Kebun
Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian mengusulkan area lahan pasang surut (pasut)
sebagai alternatif untuk perluasan perkebunan kelapa. Luasnya pun cukup menggiurkan, sekitar 20
juta hektare yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Namun sejumlah kalangan meragukan kemampuan lahan pasang surut untuk menjadi sentra produksi
kelapa. Pasalnya lahan pasut memiliki sejumlah kelemahan seperti rendahnya produktivitas, buruknya
drainase, dan tingginya keasaman tanah.
Untuk hal itu sebetulnya Badan Litbang Pertanian memberi garansi dengan teknologi guna mengatasi
kendala-kendala di lahan pasut. Selama bertahun-tahun dikembangkan aneka teknologi untuk lahan
pasut melalui dua lembaga, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat di Bogor serta Balai Penelitian
Tanah Rawa (Balittra) di Banjarmasin.
Gampang robohnya tanaman kelapa serta berbagai hama penyakit tanaman khas lahan pasut kini
bukan lagi masalah yang perlu ditakuti. Menurut Dr Mukhrizal Sarwani, peneliti Balittra, persoalan
tersebut bisa dipecahkan dengan teknologi sederhana. Robohnya tanaman antara lain akibat
dangkalnya air tanah dan kurang padatnya lahan pasut serta buruknya drainase.
Buruknya drainase menyebabkan akar tanaman kelapa hanya berkembang pada permukaan tanah
sehingga tidak mampu mendukung tegaknya tanaman. Struktur tanah di lahan pasut juga
menyulitkan penetrasi dan pertumbuhan akar. Akibatnya akar tidak bisa menghunjam lebih dalam
sehingga tanaman mudah roboh.
Salah satu cara untuk melindungi tanaman dari genangan air adalah dengan menanamnya pada
gundukan (punggu) sehingga terbebas dari genangan. Selain membuat akar lebih menghunjam,
sistem punggu juga memberi peluang untuk penanaman komoditi lain seperti padi pada larikan (parit)
yang terbentuk.
Parit tersebut juga bisa dijadikan kolam dan ditanami ikan ataupun untuk memelihara bebek. Dengan
begitu petani pun bisa memperoleh hasil ganda dari kegiatan berkebunnya.
Robohnya tanaman kelapa juga bisa diakibatkan oleh kurang padatnya lahan tempat berpijak.
Besarnya rongga tanah juga berakibat rendahnya unsur hara yang terdapat pada lahan pasut. Untuk
itu bisa dilakukan dengan pemadatan tanah yang dipadukan dengan pengaturan tinggi permukaan air
tanah. Penurunan permukaan air tanah bisa dilakukan dengan cara mengatur pintu air sehingga
jumlahnya tepat.
Untuk memantau kedalaman air tanah bisa dilakukan dengan memasang pipa paralon berlobang
secara tegak. Sehingga tinggi permukaan air bisa diketahui pasti.
Genangan air juga bisa mengakibatkan oksidasi pada akar yang berlebihan, ujar Mukhrizal. Dengan
begitu pengaturan jumlah air juga baik untuk pernafasan akar tanaman kelapa.
Waspadai Penyakit
Persoalan lain yang juga mesti diwaspadai adalah beberapa penyakit yang dijumpai di lahan pasut
antara lain penyakit busuk pucuk dan gugur buah, penyakit daun Helminthosporum, dan bercak daun.
Penyakit busuk pucuk dan gugur buah disebabkan oleh Phytophthora palmivora yang bisa mematikan
tanaman kelapa dalam waktu singkat. Cendawan ini juga menyerang buah sehingga gugur sebelum
matang.
Hingga saat ini belum ditemukan cara pengendalian yang efektif kecuali melakukan berbagai
pencegahan. Secara fisik bisa dilakukan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan agar lingkungan
pertanaman tidak terlalu lembab. Sedangkan pencegahan secara kimiawi bisa dilakukan fungisida
asam fosforus (H3PO3) dengan takaran sekitar 60 ml/pohon.
Sementara itu gejala penyakit daun Helminthosporum ditandai dengan bintik-bintik cokelat dikelilingi
cincin kekuningan. Bintik-bintik lama kelamaan akan melebar dan nantinya berisi spora di bagian
tengahnya. Pengendalian bisa dilakukan secara kimiawi dengan fungisida sebanyak 0,4-1,5 kg per
penyemprotan.
Sedangkan untuk penyakit bercak daun bisa dicegah dengan meningkatkan takaran pupuk KCl dan
menurunkan nitrogen. Hal itu akan memperkuat daya tahan terhadap penyakit yang disebabkan
cendawan Pestalosia palmarum atau Colletotrichum. Jika sudah terserang bisa dikendalikan dengan
cara penyemprotan fungisida.
Berbagai teknik penanganan penyakit dan bagaimana menyiasati berbagai kendala di atas diharapkan
mampu meningkatkan produksi kelapa di lahan pasut. Sehingga baik petani maupun investor pun
merasa tertarik untuk menanam kelapa di lahan pasut. Penambahan luas areal perkebunan melalui
pembukaan lahan surut bisa mendongkrak jumlah produksi kelapa. Untuk peningkatan nilai tambah
produk, Badan Litbang melalui Pusat Penelitian Karet siap mengenalkan berbagai teknologi yang
dibutuhkan. Dengan demikian harapan petani untuk menggapai kesejahteraan bisa menjadi
kenyataan.
situshijau.co.id, 18 Agustus 2003


KELAPA KOPYOR 99.99% KOPYOR
Posted on April 11, 2008 | 45 Comments
Hari ini saya mengikuti seminar rutin di Lab. Ciomas. Saya tidak
akan membahas isi seminarnya, tetapi makanannya. Satu hal yang
sangat istimewa di lab. Ciomas ini adalah suguhannya: ES KELAPA
KOPYOR.

Kelapa kopyor adalah buah yang eksotik, susah dicari, dan karenanya
menjadi mahal. Tidak semua kelapa bisa menghasilkan kelapa
kopyor. Sebenarnya kelapa kopyor adalah pohon yang sakit. Buah
kopyor adalah buah yang gagal dan tidak bisa ditanam untuk menghasilkan pohon kelapa. Karena bakal
lembaganya melayang-layang dan tidak bisa berkembang menjadi tanaman. Oleh karena itu tidak pernah ada
kelapa kopyor yang bisa ditanam.

Suguhan es kelapa kopyor yang bikin ketagihan.

Foto-foto diambil dengan menggunakan kamera HP. Mohon maaf jika kurang jelas.

Kelapa kopyor banyak diminati tidak hanya karena susah diperoleh, tetapi juga karena citarasanya yang khas.
Saya susah mengambarkan dengan kata-kata bagaimana cita rasa ini. Buahnya empuk tidak seperti buah kelapa
biasa. Ada rasa gurih-gurihnya. Ada rasa lemaknya. Citarasa ini menempel di lidah dan bibir. Rasa ini benar-
benar murni, tanpa ada tambahan citarasa sintetik. Es Kelapa Kopyor hanya dibuat dari daging buah kelapa
kopyor, air kelapa, es, gula pasir, dan sedikit garam. Rasanya luar biasa. Bikin ketagihan.
Atas dasar hal di atas Dr. JS Tahardi (Pak Jimmy) mencoba untuk mengembangkan cara/teknologi
perbanyakan tanaman kelapa kopyor dengan metode kultur embrio. Pak Jimmy sekarang sudah pensiun. Saya
hanya bertemu sebentar dengan beliau. Apa yang saya sampaikan di sini adalah cerita dari teknisinya dan
peneliti yuniornya.
Pak Jimmy meneliti kelapa kopyor sudah sejak tahun 80-an. Berkali-kali gagal dan hampir putus asa. Kelapa
kopyornya belum ketemu, kepala Pak Jimmy sudah kopyor duluan. Sampai pada suatu ketika beliau bisa
menghasilkan beberapa tanaman kelapa kopyor. Total waktu yang diperlukan kurang lebih 11 tahun.
Teknologi terus diteliti dan Pak Jimmy berhasil mengembangkan teknik produksi tanaman kelapa kopyor
dengan kultur embrio.
Banyak orang yang berusaha mengembangkan teknologi ini. Tetapi tidak banyak yang berhasil. Bahkan Balai
Penelitian Kelapa (Balitka) Menado pun sampai sekarang belum berhasil mengembangkannya. Rasanya hanya
lab Ciomas ini yang sudah bisa memproduksi kelapa kopyor skala besar.
Hebatnya kelapa kopyor Pak Jimmy ini adalah dijamin kopyor. Kalau Anda menanam kelapa kopyor secara
tradisional tidak ada jaminan akan berbuah kopyor dan kalaupun berbuah hanya beberapa butir saja. Pohon
kelapa kopyor di kebun Ciomas sampai saat ini 99.99% kopyor. Dalam satu pohon dipilih buah yang mana
saja, hampir selalu diperoleh kelapa kopyor.

Kebun kelapa kopyor di lab. Ciomas. 99.99% Kopyor.
Saat ini lab. Ciomas sudah memproduksi bibit kelapa kopyor dari kultur embrio dalam skala komersial.
Banyak sekali permintaan bibit kelapa kopyor meskipun harganya relatif mahal dan harus dipesan dalam
jumlah besar. Lab. Ciomas sampai kewalahan memenuhi permintaan ini. Kendalanya antara lain adalah
prosesnya yang tidak mudah, pohon induk terbatas, dan waktunya yang lama. Waktu yang diperlukan dari
mulai pengambilan embrio hingga bisa ditanam kurang lebih 2 tahun. Lumayan lama.
Kalau mau beli bibit pun harus indent. Pesan sekarang, kira-kira tahun depan baru bisa diperoleh tanamannya.
Itu saja kalau ada. Cara pesannya mudah sekali. Tinggal pesan berasa jumlahnya dan tidak perlu membayar
uang muka. Setahun lagi jika sudah tersedia bibitnya, Anda akan dihubungi oleh bagian komersialisasi tentang
pesanan Anda ini. Kalau Anda masih tertarik silahkan bayar dan barang akan dikirim. Kalau Anda
membatalkan permintaan pun tidak apa-apa, karena pembeli yang lain sudah menunggu.
Berminat? Silahkan pesan sekarang sebelum kehabisan.



Bisnis Kelapa Kopyor, 10 Kali Lebih Mahal Dari Kelapa Biasa
Agus Setiawan - detikfinance
Sabtu, 29/03/2014 12:08 WIB


Jakarta -Bagi Anda yang ingin mencoba agrobisnis bisa mencoba usaha menanam kelapa kopyor.
Keunggulan dari usaha agro Kelapa Kopyor ini adalah harga buah kelapa yang 10 kali lipat lebih mahal
dibandingkan kelapa biasa.

Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Palma Kementrian Pertanian, Ismail Maskromo mengatakan
bahwa kelapa kopyor ini sendiri merupakan proses alam, namun buah ini susah untuk dikembangkan.
Sehingga pihaknya melakukan penelitian agar kelapa kopyor ini bisa

"Di Jawa Tengah ada di Pati, dan di Jember juga ada, di Lampung dan Sumenep di beberapa daerah
lainnya juga ada tapi sedikit,"katanya saat ditemui di Agrinex Expo JCC Jakarta (29/3/2014).

Ismail menambahkan bahwa saat ini pihaknya menyediakan bibit pohon kelapa kopyor dengan harga Rp
50 ribu untuk proses alami pembibitan dan Rp 100 ribu untuk bibit kopyor true to type (T3).

Perbedaan dari bibit alami dan bibit true type (T3) ini adalah bibit T3 mampu menghasilkan 100% buah
kelapa kopyor, sedangkan bibit alami hanya menghasilkan 60% kelapa kopyor artinya adalah jika
menanam 100 bibit alami maka hanya 60 saja yang buahnya kopyor sisanya sama dengan kelapa biasa.

"Ini persilangan, perbedaan adalah alami bibit harganya Rp 50 ribu, 100 itu hanya 60-70 saja yang
berbuah kopyor, tapi kalau yang ini saya beli 100 pasti akan kopyor harganya Rp 100 ribu," imbuhnya.

Sejak ditanam hingga, kelapa kopyor ini hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 4-5 tahun untuk
panen pertama, dimana pada setiap tahun kelapa ini mampu menghasilkan buah kelapa hingga 150 butir
kelapa untuk satu pohonnya.

"Umur 3,5 tahun sudah mulai berbuah, tiap bulan 4-5 tahun bisa sampai dipanen, rata-rata setiap pohon
bisa menghasilkan 150 butir kelapa kopyor," tambahnya.

Lebih lanjut, Ismail menambahkan bahwa klelebihan dari kelapa kopyor ini ada rasa dagingnya yang lebih
banyak, serta lebih gurih sehingga wajar jika harganya mahal.

"Kelebihan kopyor lebih dikanal orang rasa dagingnya gurih enak dimakan langsung dan dicampur. Ada
kandungan yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh," pungkasnya.
(ang/ang)




"CARA MENANAM KELAPA GADING YANG BENAR"
"Kelapa gading" dengan nama Lathin Cocos Nucifera Varietes Eburnea, pohon "kelapa" yang paling
cepat berbuah dan paling sesuai untuk ditanam di pekarangan sendiri untuk keperluan dapur sehari-
hari."


"Kelapa Gading" juga dapat berfungsi sebagai tanaman hias. "Kelapa" yang kendil tumbuhnya ini
juga indah dipandang mata, apa lagi kalau sudah keluar buah-buahnya yang berwarna kuning "gading".

Apabil a dibandingkan dengan "kelapa" biasa, air degan "kelapa gading" lebih manis
rasanya dan berbau harum. Daging buahnya dapat pula dimakan sebagai "kelapa", karena
memang"kelapa".

"Kelapa gading" sudah dapat berbuah pada umur 3 - 4 tahun. Jadi lebih cepat apabila dibandingkan
dengan "kelapa" biasa yang baru berbuah pada umur 6 - 8 tahun. Namun sayang.... Setelah berumur 15
tahun kemampuan berbuahnya sudah habis, sehingga pada umur 11 tahun, anda harus sudah mulai
meremajakannya buat mengganti pohon tua yang sebentar lagi mau purna tugas itu.



PENYIAPAN TANAH UNTUK MENAMAM "KELAPA GADING".

Supaya dapat menanam "kelapa gading" dengan baik, pilihlah bagian kebun anda yang letaknya
paling tinggi, supaya anda dapat mempunyai lubang penanaman yang cukup dalam (dan tebal) tan
ahnya. Tanah yang tebalnya kurang dari satu meter dan tanah yang terg enang air berhenti selalu
menghambat pembentukan akar-akar. Padahal tanaman "kelapa gading" sangat membutuhkan air
yang tidak mandek (berhenti). Hal ini dapat terpenuhi kalau "kelapa gading"ditanam di tanah yang
cukup dalam, cukup gembur dan subur. Kalau kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi, maka "kelapa
gading" ini pertumbuhan akar-akarnya tidak akan sempurna, maka daunnya akan menguning, bunga-
bunganya akan rontok buahnya kurang dan permasalahan-permasalahan lain akan timbul.


PENANAMAN BIBIT "KELAPA GADING".


Sebelum menanam bibit (biji) "kelapa gading" di tempat penanaman yang tetap, semaikanlah dulu
penanamannya yang diberi pelindung secukupnya. Bibit "kelapagading" yang bagus, apabila biji-
biji "kelapa gading" itu dikocok-kocok dekat telinga, akan jelas sekali berbunyi nyaring airnya.
Letakkan bi bit "kelapa gading" itu mendatar dan tutuplah dengan tanah sedalam kira-kira 3/4
bagian dari buah itu. Setelah itu kemudian sebaiknya ditutup dengan jerami atau rerumputan kering su
paya tunas
yang nanti muncul tidak akan menderita karena teriknya sinar matahari dan kering layu. Sebaiknya
menyemaikan bibit"kelapa gading"ini pada akhir musim kemarau, supaya beberapa bulan kemudian
apabila biji itu bertunas dan dipindahkan ke tempat penanamannya yang tetap, sudah berada pada
permulaan musim hujan. Jadi dapat tumbuh dengan pesat.



PEMINDAHAN BIBIT "KELAPA GADING".


Biasanya setelah dua bulan, biji itu akan bertunas dan beberapa bulan kemudian kalau sudah ada daun-
daun yang terbentuk sebanyak 4 helai, bolehlah dipindahkan ke tempat penanamannya yang tetap.
Waktu pemindahan yang paling baik ialah pada permulaan hujan tadi. Namun sekitar 3 bulan
sebelumnya anda harus sudah mempersiapkan lubang penanamannya terlebih dahulu, yang berukuran
50 X 50 X 50 cm.

Apabila ingin menanam pohon "kelapa gading" lebih dari satu pohon, galilah lubang penanaman
dengan jarak 7 meter, antara masing-masing lubang. Setelah tanah galian ini diangin-anginkan di pinggir
lubang selama 3 minggu, campurlah lapisan atas yang hendak dikembalikan ke dalam lubang lagi itu
dengan pupuk kandang sapi kering yang sudah dingin, sebanyak satu kaleng minyak tanah 20 literan.


PEMELIHARAAN TANAMAN "KELAPA GADING".

Pada saat tanaman "kelapa gading" ini muda, kadang-kadang akan diserang cendawan Paslalozzia,
yang akan mengakibatkan daun-daun menjadi blorok...... Semprotlah dengan 0,5 % Shell Coppoi
Fungicide, 50 % Cu.WP, sebagai penjagaan. Sebaiknya penyemprotan ini diulangi 2 - 3 kali, dengan jarak
antara 2 bulan. Apabila "kelapa gading" sudah berumur 2 tahun, tanah sekitarnya perlu ditutup
dengan cara ditanami dengan t
umbuh-tumbuhan penutup tanah yang tidak mengganggu, seperti Sikejut (Mimosa invisa), dan lain-lain.

Perawatan selanjutnya hanya berupa penyiraman-penyiraman rerumputan sekitar batang supaya bersih
tanahnya dicangkul di sana sini yang masih terbuka diantara tumbuh-tumbuhan penutup tanah tadi.
Namun apabila penutup tanah tadi memang sudah bagus, maka rerumputan liar yang mengganggupun
biasanya tidak dapat tumbuh.

Biasanya setelah berumur 3 tahun, tanaman "kelapa gading" akan berbunga, mulailah ia akan
diserang bermacam-macam hama serangga. Namun sebelum hama tersebut meraja lela, sebaiknya anda
turun tangan mencegah serangga dengan penyemprotan ins ektisida seperlunya. Serangga
yang biasanya menyerang "kelapa gading" dapat dicegah dengan semprotan 2 % Dieldrin 50 % W.P.
dan penyemprotan ini harus dilakukan secara teratur tiap dua bulan sekali sampai buah-buahnya nampak
jelas sudah jadi buah betul yang besar-besar dan tidak rontok.


PEMETIKAN HASIL BUAH "KELAPA GADING".

Saat terbentuknya buah itu sangat penting untuk diingat-ingat, supaya kelak kal au mau memetik
buahnya tidak terlalu awal atau terlambat. Biasanya setelah sekitar 10 bulan (dihitung dari saat
pembentukan buah)..... Tibalah saatnya yang paling tepat untuk memetik buah "kelapa gading". Pada
saat ini buah "kelapa gading" mempunyai daging yang paling tebal.

Untuk mengusahakan supaya pohon "kelapa gading" yang normal dapat menghasilkan buah kopyor,
diantara buah-buah lain yang normal, tidak ada cara eksak yang b
enar-benar dapat menjamin keberhasilan usaha ini. Memang
ada desas desus yang tidak formal, yang dilancarkan di kalangan per"kelapa"an, bahwa "kelapa" biasa
dapat dibuat kopyor, apabila pohonnya dipukuli sampai setengah mati (pemukulannya yang setengah
mati). Akan tetapi prosedurnya harus di lakukan pada malam bulan purnama, sebab kalau tidak pada
bulan purnama, maka para penganjur "kelapa" "kelapa" kopyor tidak mau ikut bertanggung-jawab.
Menurut perkiraan, pohon itu musti kopyor...... Masak sudah dipukuli setengah mati, kok tidak
kopyor.........

Barangkali dapat dilogikakan........... Bahwa dengan dipukulinya pohon itu, lantas luka. Kemudian terkena
infeksi cendawan-cendawan tertentu yang dapat menyebabkan pembentukan daging buah yang tidak
sempurna. Lantas ada yang kopyor. Bagi yang percaya, usaha ini mema ng dapat berh
asil. Namun bagi yang tidak percaya, dapat tidak berhasil..... Hanya bagi yang setengah-
setengah sajalah, kadang berhasil dan kadang juga tidak.........

Selamat mencoba untuk bertanam "kelapa gading".......... Semoga berhasil...............



Kelapa Hijau Hibrida


Parent Category: Uncategorised
Category: artikel
Published on Saturday, 26 May 2012 07:42
Hits: 3177
This page is under construction
Apakah sahabat LembahPinus.Com mengetahui bahwa pada tahun
2008 Indonesia yang merupakan negara dengan areal kelapa terluas
di dunia yaitu sekitar 3,9 juta ha dengan total produksi 3,3 juta ton
setara kopra tetapiproduksi kelapa Indonesia berada di urutan kedua
dunia setelah Filipina?
Jika kebanyakan pohon kelapa akan berbuah pada usia 6 - 7 tahun,
maka kelapa hibrida sudah dapat menghasilkan buah pada usia 3-4
tahun dengan produktivitas yang dapat mencapai 140butir/pohon jauh
melampaui kelapa kebanyakan kelapa yang rata-rata mencapai 90 butir/pohon.
Yang dimaksud dengan varietas hibrida adalah tipe kultivar yang berupa keturunan langsung dari
persilangan antara dua atau lebih populasi pemuliaan
Kelapa Hibrida adalah hasil kawin silang antara kelapa hijau dengan kelapa genjah sehingga dihasilkan
sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asal.

Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat.
dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang
dengan baik.
Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman
kurang produktif.
Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% ,
sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.
Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m
dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10
m dan jenis genjah 6 x 6 m.
Pembibitan
Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter
air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa ,
timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25
cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah
dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar.
Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.


Bogor Dijadikan Wilayah Konservasi Kelapa Kopyor

Ilustrasi kelapa. (sumber: Coconutbenefits.ca)
Bogor - Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir
Sudarsono, M.Sc menyatakan akan menjadikan Bogor sebagai lahan konservasi Kelapa Kopyor.
"Saat ini pengembangan budidaya Kelapa Kopyor di wilayah Bogor sudah dilakukan, tahap awal dilakukan di lahan
perkebunan IPB di Jonggol, Kabupaten Bogor," kata Profesor Sudarsono saat ditemui usai menerima kunjungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung di Kampus IPB Dramaga, Sabtu (28/12).
Profesor Sudarsono mengatakan, terdapat lahan seluas 3 hektar di kawasan Jonggol yang sudah ditanami sebanyak
500 bibit Kelapa Kopyor. Diperkirakan pada Januari 2014 hasil budidaya akan bisa dilihat dan dinikmati.
Menurut Profesor Sudarsono, Kelapa Kopyor sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha sektor pertanian
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Menurutnya, Indonesia memiliki keragaman genetik kelapa diantaranya Kelapa Lilin, Kelapa Hijau dan Kelapa
Kopyor.
Kelapa Kopyor memiliki keunikan tersendiri dibanding kepala biasa yang digunakan untuk kopra dan minuman
penyejuk lainnya. Kelapa kopyor merupakan kelapa hasil mutasi alam dari kelapa biasa.
Sebagian masyarakat yang menggunakan kelapa untuk produksi kopra, kelapa kopyor tidak memiliki nilai ekonomis.
Tapi di masyarakat Jawa, menjadikan Kelapa Kopyor sebagai minuman dengan harga cukup mahal dimana per biji
dijual Rp30.000.
Tingginya harga jual Kelapa Kopyor ini menjadikan peluang pasarnya cukup tinggi. Sementara produksi kelapa ini
masih terbatas yakni di Pati, Jember, Sumenep, Banten dan Lampung.
Produksi kelapa kopyor di Pati sekitar 3.000 sampai 5.000 butir, sedangkan di Lampung 300 hingga 500 butir per
minggu.
Peluang pasar kelapa kopyor ini untuk wilayah Jakarta dan Surabaya sebanyak 10.000 hingga 20.000 per minggu
belum terpenuhi.
Sementara stok buah kopyor di sentra produksi selalu terbatas. Harga buah kopyor terus meningkat dari Rp30.000
hingga Rp40.000 per butir.
"Potensi pengembangan kelapa kopyor ini sangat besar sekali," ujar Profesor Sudarsono.
Profesor Sudarsono mengatakan, Kelapa kopyor adalah asli dari Indonesia. Kelapa ini banyak yang
menginginkannya termasuk dari Pracis dan Mexico pernah meminta untuk bisa membudidayakan kelapa tersebut.
Terkait dijadikannya Bogor sebagai lahan konservasi Kelapa Kopyor, menurut Profesor Sudarsono karena lahan di
Bogor sangat cocok.
"Ada ancaman hama di sejumlah wilayah. Kalau di Bogor kita bisa mencegahnya, sehingga kita ingin menjadikan
Bogor sebagai lahan konservasi Kelapa Kopyor," ujarnya.

Sony Ubah Sabut Jadi Barang Ekspor
Share on facebookShare
on twitterShare on
emailShare on printShare
on gmailShare on
stumbleuponMore
Sharing Services
SABUT Pekerja CV Indonusa Makmur Sentosa sedang menyusun sabut kelapa (coco fiber) yang siap untuk ekspor di
Belawan. (medanbisnis/ist. )
MedanBisnis - Medan. Tidak banyak pengusaha yang melirik peluang bisnis
dari sabut kelapa (coco fiber). Sony Wicaksono seorang di antaranya. Dia
mengolah sabut kelapa menjadi barang yang bernilai ekonomis dan diterima pasar
dunia alias ekspor.
Selain sabut, dia juga membuat arang batok kelapa (coco charcoal). Hasil olahannya itu
selanjutnya di ekspor ke beberapa negara seperti Cina, Korea dan Eropa.

Kepada MedanBisnis, Sony, kemarin mengisahkan, awalnya dia memulai usaha tidak
disengaja. Saat mengikuti pameran industri mebel, dia bertemu dengan pengusaha
sabut kelapa dari China. Saat itu dia diberi tahu kalau sabut bisa diolah menjadi matras.

Dari perkenalan tersebut, dia dibawa ke pabrik tempat produksi matras sabut kelapa.
"Saya dibawa ke sana," sebut pengusaha CV Indonusa Makmur Sentosa itu. Dari
kunjungan tersebut dia menyadari jika Indonesia merupakan negara yang memiliki areal
perkebunan kelapa paling luas di dunia.

Akhirnya, dia beralih mengolah limbah dari sabut kelapa. Dia mulai tertarik mengolah
barang yang selama ini nyaris menjadi barang terbuang, atau paling-paling menjadi
keset kaki dan beberapa barang yang tidak terlalu bernilai tinggi.

Dengan modal Rp 30 juta dan modal kepercayaan, dia membangun bisnis coco fiber.
"Saat itu modal kepercayaan dan Rp 30 juta," katanya seraya menambahkan, saat itu
saingan juga belum ada dan peluangnya cukup menjanjikan.

Dengan modal tersebut, lantas Sony memulai usahanya ini dengan beberapa perajin
keset kaki, dia langsung memasarkan hasilnya ke China. "Saya memulai bisnis sabut
kelapa ini karena mendapatkan pasar terlebih dulu. Belakangan baru membuat
produknya," kata Soni yang mendapatkan penghargaan Primanyarta Award dari
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada trade expo Indonesia 2012 lalu.

Kini, menurut dia, sebulan dia bisa mengeksport 108 ton sabut kelapa ke China setiap
bulan. Namun akibat harga yang "terjun bebas" di tahun 2012, karena dampak krisis
dunia, eksportnya pun sempat dihentikan.

Namun kenyataan pahit itu tidak lantas membuatnya putus asa. Dia pun kemudian
berafiliasi ke industri hilir dari sabut kelapa. Dia pun mencoba mengirim beberapa
produk seperti jok mobil dan barang lain yang menggunakan bahan baku sabut kelapa
ke Astra. "Busa yang bisa dipakai untuk jok ternyata bisa diganti dengan sabut kelapa,"
katanya.

Dia belakangan juga melihat kalau, serbuk sabut kelapa juga memiliki nilai ekonomis.
Karena serbuk dari sabut kelapa, selain bisa dijadikan media tanaman juga bisa
sebagai tempat tidur hewan. "Karenanya, kita berinovasi agar usaha kita tetap bisa
berjalan," katanya.

Selain, sabut kelapa dan serbuk dari sabut kelapa, Sony juga melirik peluang bisnis dari
arang batok ini. Semua produksi tersebut baik serbuk dari sabuk kelapa maupun arang
batok kelapa ini diekspor ke Eropa dan juga Korea. Mengingat pengalaman yang
pernah dihadapinya, dia berharap pemerintah bisa membantu, terutama dari sisi
regulasi. (ledi hariana)

Peluang Bisnis Ekspor Sabut Kelapa/Cocofiber
DESEMBER 24, 2010 72 KOMENTAR


2 Votes


Selama menggeluti bidang usaha produk turunan sabut ini banyak
hal yang menarik yang terjadi, lika-liku dan dinamika dalam menjalankan usaha banyak memperkaya pengalaman.
Selama ini saya pemilik RumahSabut Yogyakarta hanya fokus ke dalam produk turunan sabut, antara lain produk
untuk aplikasi lingkungan seperti cocomesh, cocopot, cocosheet, juga produk untuk kebutuhan rumah tangga yaitu
sabutret (produk sabut kelapa berkaret).
Namun dalam perjalanan, teryata banyak para pengunjung blog ini yang menanyakan dan mencari serat sabut
kelapa (cocofiber). Begitu banyak orang yang mencari dengan kebutuhan yang sangat besar, utamanya untuk tujuan
ekspor, kebutuhan mulai dari 100 ton/ bulan bahkan lebih. Namun dengan sangat terpaksa, saya pun memberikan
jawaban kepada para pencari sabut kelapa, maaf saya tidak punya serat sabut kelapa (cocofiber), karena sabut
kelapa kami sudah habis untuk produksi olahannya. Begitu sering saya memberikan jawaban seperti itu.
Selama ini saya hanya memandang, bahwa tujuan kami adalah konsen kepada pengembangan produk turunan
sabut kelapa. Namun ternyata kebutuhan pasar ternyata berbicara lain. Justru yang lebih banyak adalah yang
mencari serat sabut kelapa Cocofiber belum olahan.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan bahwa saya tidak akan merubah cita-cita rumahsabut sebagai
pelopor dibidang pengembangan produk sabut kelapa, namun pada kesempatan ini, saya juga tidak ingin
mengabaikan peluang ekspor yang cukup besar khususnya pasar ekspor serat sabut kelapa. Oleh karena itu kepada
para pengunjung blog kelapa ini, yang kebetulan membaca artikel ini, saya ingin menyampaikan bahwa terbuka
peluang kerja sama pemasaran sabut kelapa, mengingat saya memiliki database para peminat sabut kelapa untuk
ekspor.
Tulisan saya tentang Bisnis Emas Sabut Kelapa menjadi top artikel di blog ini, sangat banyak pencari peluang usaha
atau pencari sabut yang masuk ke dalam link tulisan ini. Hal ini sangat menggembirakan, mengingat banyak yang
tercerahkan akan potensi sabut kelapa. Namun juga belum teroptimalkan akan potensi yang besar ini.
Nah bagi teman-teman yang mengaku memiliki banyak sabut kelapa, dan ingin mengembangkan bisnis di sabut
kelapa, peluang besar ada di depan mata untuk menembus ekspor. Saya pemilik rumahsabut bisa menjembatani
bagi yang ingin berinvestasi untuk pengadaan alat dan bisa membantu memberikan akses peluang pasar, juga
tersediapelatihan untuk membuka bagaimana bisnis ini dimulai,


Peluang Usaha Olahan Kelapa
Diposkan oleh WIMBO GROUP
di 23.18 -
0 komentar
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhandari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah
anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh
manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna. Tumbuhan yang merupakan tanaman tropis
ini tumbuh subur di daerah pesisir, tidak memerlukan perawatan khusus. Dari buah, batang sampai daun
tanaman ini mempunyai potensi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha. Mau tahu
peluang usaha apa saja yang dapat dikembangkan dari tanaman kelapa ini? Simak lebih lanjut.
I. BUAH KELAPA
Bagian tumbuhan kelapa yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas adalah buah kelapa.
Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah
terdiri dari bagian-bagian : SABUT kelapa (mesokarp)berupa serat yang berlignin, melindungi bagian
endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh
membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Air kelapa (endospermium) berupa cairan yang
mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah
menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Masing-masing bagian dari buah kelapa ternyata memiliki kegunaan yang mempunyai nilai ekonomi dan
dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Mari kita bahas lebih lanjut manfaat apa yang
dapat diperoleh dari tiap-tiap bagian buah kelapa tersebut.
A. AIR KELAPA
Selain dapat dimanfaatkan langsung sebagai minuman segar dengan berbagai manfaat yang terkandung
didalamnya, air kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk yaitu :
a. Sari kelapa Nata De coco
b. Coco Vinegar
c. Kecap Kelapa
d. Minuman dari kelapa

B. DAGING KELAPA
Secara tradisional daging kelapa dimanfaatkan sebagai bahan masakan dibuat santan atau minyak
kelapa dengan cara sederhana. Dalam industri daging kelapa dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi :
a. Daging Kelapa Parut

1. Minyak kelapa
2. Low Fat Desicated Coconut
3. Cocomix ; dapat diolah lebih lanjut sebagai :
3.1. Concentrated cocomix
3.1.1. Virgin oil ; digunakan sebagai bahan kosmetik
3.1.2. Skim milk
3.2. Skim Milk ; digunakan sebagai bahan Coco shake

b. Kulit Ari Daging Kelapa
Dalam industri, kulit ari daging kelapa kelapa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan :
1. Semi Virgin Oil
2. Coco shake

c. Kopra
Pemanfaatan dagin kelapa sebagai kopra sudah banyak dilakukan, hasil pengolahan lanjutannya berupa
:
1. Minyak Kelapa
1.1. Minyak goreng
1.2. Coco Chemical
2. Bungkil Kelapa, dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak

C. TEMPURUNG KELAPA
Tempurung kelapa diproses lebih lanjut yaitu dengan pembakaran menjadi Arang. Arang tempurung
kelapa itu sendiri dimanfaatkan lebih lanjut sebagai :
a. Tepung Arang
b. Karbon Aktif

D. SABUT KELAPA

Secara tradisional sabut kelapa belum banyak digunakan, namun dalam industri sabut kelapa ini daspat
diolah lebih lanjut menjadi beragam produk yaitu :

a. Serat , bagian dari sabut kelapa ini ternyata memiliki beragam manfaat, yaitu iolah sebagai :
1. Rubberized
2. Matras
3. Kerajinan
4. Geotextile karpet
Pengolahan serat sebagai Rubberized dan Matras dimanfaatkan dalam pembuatan jok mobil, kasur dan
pelapis panas

b. Bristle, dimanfaatkan lebih lanjut dalam pembuatan :
1. Genteng
2. Hardboard

c. Debu Sabut, selanjutnya diproses sebagai bahan :
1. Coco peat, diolah lebih lanjut menjadi :
1.1. Substitusi gambut alam
1.2. Hard board
1.3. Isolator listrik
2. Compos

II. BATANG KELAPA
Pemanfaatan batang kelapa sudh dilakukan sejak jaman dahulu kala, yaitu sebagai :
A. Bahan Furniture
B. Bahan Bangunan

III. LIDI
Bagian daun kelapa sudah umum dimanfaatkan bagian tulang daunnya sebagai lidi. Lidi itu sendiri
digunakan sebagai sapu lidi ataupun untuk beranekaragam barang kerajinan seperti box hantaran
pengantin, tas dsb.

Kandungan Gizi Dan Manfaat Air Kelapa Untuk Tubuh

Kandungan gizi dan manfaat air kelapa untuk tubuh :: Manis dan segar, itulah yang akan kita rasakan bila minum air
kelapa terutama kelapa yang masih muda. Teryata selain menyegarkan, Mengkonsumsi air kelapa juga dapat
memberikan manfaat yang sangat baik untuk tubuh.

Didalam air kelapa terdapat banyak unsur-unsur yang bermanfaat untuk tubuh, antara lain Air, karbohidrat,protein,
lemak, abu, sejumlah nutrisi (sukrosa,fluktosa, dan destrosa) serta vitamin B kompleks ( biotin, asam pantotenat, asam
folat, dan riboflafin ).

Dibawah ini adalah tabel yang menunjukkan komposisi kimia dalam 100 ml air kelapa

pH 4,27-6,17
Nilai kalori (kal/g) 17,400
Kadar karbohidrat (%) 0,090
Kadar air (%) 92,700
Kadar Protein (%) 0,450
Kadar gula (%) 0,170
Kadar abu (%) 6,970
Kadar garam (%) 1,770
Phosfor (mg/100 ml) 105,000
Kalsium (mg/100 ml) 29,000
Magnesium (mg/100 ml) 37,000
Besi (mg/100 ml) 0,100
Belerang (mg/100 ml) 24,000
Tembaga (mg/100 ml) 0,040
Sumber : direktorat gizi depkes RI ( 1988 ).

Dalam perkembangannya, air kelapa mulai banyak digunakan sebagai bahan makanan yaitu dibuat nata de coco.
Pembuatan air kelapa menjadi nata ini didukung dengan kandungan nutrisi seperti sukrosa dan fruktosa serta vitamin
B komplek yang dapat membantu pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada saat berlangsungnya fermentasi (
Rindit,2004) untuk membentuk nata.
Manfaat air kelapa

Selain bisa memberikan rasa segar ketika kita mengkonsumsi air kelapa, Ternyata banyak manfaat lainnya yang
terkandung dalam air kelapa untuk kesehatan tubuh.

Beberapa manfaat air kelapa antara lain :
1. Dapat membantu membunuh bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada saluran kemih
2. Kandungan air yang cukup tinggi dalam air kelapa bisa mengatasi dehidrasi pada tubuh yang bisa
menyebabkan komplikasi kesehatan, selain itu air kelapa juga bisa membantu membuang toksin dari tubuh.
3. Mengkonsumsi air kelapa secara rutin dan teratur dapat membantu menjaga kelembaban kulit.
4. Kandungan potassium, protein, gula, dan mineral, menjadikan air kelapa dapat berguna sebagai minuman
penambah energi.
5. Baik untuk dijadikan sebagai minuman dalam program diet anda, karena air kelapa rendah kalori dan lemak.
Air kelapa juga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan jantung, karena mengandung kadar gula rendah.
Demikian ulasan singkat mengenai kandungan gizi dan manfaat air kelapa untuk tubuh, masih banyak lagi manfaat
yang terkandung dalam air kelapa yg belum disebutkan diatas, silahkan anda mencari literatur lainnya demi
memperkaya pengetahuan anda seputar tanaman obat tradisional Indonesia.


Penyediaan Kawasan Tanaman Kelapa
Reactions:

Pembersihan Tanah

Tanaman kelapa memerlukan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhan yang baik. Kawasan yang
hendak dimajukan dengan kelapa perlulah kawasan terbuka dan bebas daripada pokok-pokok dan anak
pokok kayu yang tidak dikehendaki.

Bagi kawasan bekas kelapa tua, sebaik-baiknya pembersihan kawasan dilakukan dengan menggunakan
jentolak. Jentolak ini akan menumbangka, menghancurkan bayang kelapadan menyusunnya mengikut
barisan tertentu. Dengan cara ini prose pereputan dan aktiviti-aktiviti ladang seterusnya dapat
dilaksanakan dengan lebih mudah.

Menanam Kekacang Pnutup Bumi

Setelah pembersihan kawasan selesai, penanaman tanamn kekacang penutup bumi perlu dijalankan.
Penanaman ini bertujuan untuk mengawal hakisan tanah, kehilangan nutrien melalui larut serap,
menyuburkan tanah dengan penambahan nitrogen dalam tanah, mengekalkan kelembapan tanah,
memperbaiki struktur tanahdan pengudaraan dalam tanah serta mencegah petumbuhan rumpai.

Campuran jenis kekadang yang sesuai ialah 3 bahagian Calapogium mucunoides, 2 bahagian Pueraria
phaseoloides dan 1 bahagian Ceutrosema pubescens. Tanaman kekacang ditanam di kawasanselebar 2
meter diantara tiap baris anak benih kelapa. Bagi tanah BRIS disyorkan menanam kekacang jenis
Stylosauthes grasilis secara berbaris dengan jarak 1 meter ataupun secara berpetak 1.0 meter kali 1.0
meter.

Biji benih kekacang penutup bumi hendaklah bermutu tinggi dengan kadar percambahan melebihi 80%.
Rawatan dengan air panas bersuhu 75 C ( campuran dua bahagian air yang mendidih dengan satu
bahagian air sejuk) disyorkan untuk memecahkan kulit biji benih yang keras. Rendamkan bijibenih dalam
air panas suam selama dua jam sebelum ditos. Biji benih yang telah dirawat dengan rwatan air panas
mesti ditanam pad akeesokkan paginya. Pembajaan bagi tanaman kekacang ialah seperti di jadual 1.


















Calopogonium Mucunoides















Centrosema Pubescens















Pueraria Phaseoloides














Stylosanthes Gracilis


Sistem Penanaman

Jarak tnamn mengikut sistem tiga segi sama yang digunakan adalah seperti di jadual 2. Barisan perlu
dibuat mengikut arah utara - selatan supaya mendapat cahaya matahari maksimum.
Umur Tanaman


Jenis Baja


Kuantiti Baja (Kg/Ha)

Semasa menanam (Sepanjang Jalur
Tanaman)

3 - 4 minggu

3 bulan

8 bulan
Baja Debu Fosfat Asli / Clinop Zeolite


12 : 12 : 17 : 2 + TE

Baja Debu Fosfat Asli

Baja Debu Fosfat Asli
125


63

250

125
Jadual 1 : Pembajaan Bagi Tanaman Kekacang
Jenis Kelapa


Jarak Tanaman


Bilangan Pokok / HA

Kelapa Tinggi

Kelapa MAWA

Kelapa Rendah

KElapa Wangi
9m x 9m

8m x 8m

6m x 6m

6m x 6m
124

156

278

278
Jadual 2 : Jarak Tanaman Mengikut Sistem Tiga Segi Sama.

Penanaman di Ladang

Saiz lubang tanaman berukuran 0.6m kali 0.6m kali 0.6m perlu disediakan. Seterusnya 200g baja fostat
dimasukkan ke dalam lubang dan digaulkan bersama-sama tanah atas.

Selepas dua minggu, anak-anak pokom kelapa yang cergas ditanam ke dalm lubang tersebut. Anak
kelapa ini hendaklah terlebih dahulu disirem sebelum ditanam. Aktiviti menanam perlu dirancang supaya
dapt bermula pada awal musim hujan.

Menanam anak kelapa dijalankan dengan meletak anak pokok kedalam lubang tanaman dan ditegakkan.
Tanah dimasukan kedalam lubang dan dipadatkan dengan memijak-mijak disekeliling pangkal anak
pokok. Elakkan daripada memijak akar pokok.

Pemangkasan

Aktiviti pemangkasan dijalankan secara minimal dengan penumpuan kepada pembuangan pelepah-
pelepah tua sahaja.

Pembajaan

Pembajaan yang sempurna penting bagi memastikan tanaman kelapa tumbuh subur dan memberi hasil
yang tinggi. Jenis dan kadar baja yang disyorkan terdapat didalam jadual 2.



Info Kelapa
Reactions:
Pengenalan

Nama Saitifik : Cocos nucifera
Nama Tempatan : Kelapa, Nyior
Keluarga : Palmae
Order : Arecaceae

Terdapat dua jenis kelapa iaitu kelapa tinggi, Cocos nucifera var, typica dan kelapa rendah Cocos
nucifera var, nana. jenis kelapa sederhana tinggi seperti MAWA dan MATAG telah dihasilkan kedua - dua
varieti ini.


Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera) digolongkan dalam keluarga palmae. Tanaman ini berasal dari
kepulauan pasific dan tersebar luas hampir90 buah negara tropika. Jumlah keluasan Kelapa didunia
dianggarkan sebanyak 10.6 juta hektar dan sebanyak 93% terletak dikawasan Asia Pasific

Filipina dan Indonesia merupakan negara pengeluar Kelapa utama dunia, masing-masing mempunyai
keluasan kelapa sebanyak 3.2 juta hektar diikuti oleh negara India. Jumlah pengeluaran kelapa dunia
dinggarkan sebanyak 8.5 juta tan kopra, bersamaan 48.8 bilion biji kelapa. Sejak empat hingga lima
dekad yang lalu, teknologi pemprosesan kelapa telah berjaya menghasilkan tidak kurang daripada 360
produk makanan dan bukan makanan berasaskan kelapa.

Di Malaysia, kelapa merupakan salah satu tanaman yang penting untuk ekonomi negara. sebahagian
besar tanaman kelapa diusahakan secara tradisional oleh pekebun-pekebun kecil. pada tahun 1997,
tanaman kelapa menduduki tempat yang keempat dari segi keluasan selepas kelapa sawit, getah dan
padi. produk-produk kelapa adalah bahagian penting dalam makanan harian penduduk tempatan dan
juga dalam industri pembuatan. Permintaan tempatan untuk produk-produk kelapa adalah dalam bentuk
biji kelapa, minyak kelapa, kelapa salai (kopra), kelapa parut reesterified fat and oil.

Pokok

Pokok kelapa mempunyai batang dan pusat pertumbuhan tunggal. Ketinggian pokok boleh mencapai 6 -
30 meter. Pada hujung batang terdapat daun - daun pinat yang besar atau pelepah pada pelbagai
peringkat pertumbuhan. Di pucuk pokok terdapat tisu - tisu muda yang bakal membentuk menjadi daun,
bunga atau buah.
















Gambarajah 1 : Sebahagian akar serabut (A) dengan akar sekundar (B) dan Akar Penafasan (C)
atau Pneumotaphores

Sistem Akar

Pokok kelapa mempunyai sistem akar serabut. Pokok kelapa tidak mempunyai akar rambut dan dalam
keadaan tertentu, akar - akar utama boleh mengeluarkan akar sisi yang bercabang yang dipanggil akar
penyerap. Di hujung akar penyerap ini terdapat jidal akar (root cap) yang boleh menembusi tanah.
Bahagian lembut yang terdapat di belakang jidal akar berfungsi untuk menyerap nutrien tanah sejauh 5
cm.

Di permukaan akar terdapat struktur tisu kecil yang tajam berwarna putih (pneumatophotes) yang
berfungsi sebagai struktur pernafasan, (gambarajah 1). struktur ini membolehkan pokok kelapa
menyesuaikan kehidupan di kawasan air bertakung.

Pokok kelapa mengeluarkan 1,500 - 1,800 urat akar yang tumbuh mendatar sepanjang 5 hingga 25 meter
di sekeliling pokok. Terdapat juga akar yang tumbuh menghala ke lapisan air bawah tanah, dan boleh
tumbuh sehingga 25 meter ke dalam tanah.

Daun

Pokok kelapa yang matang mempunyai 30 - 40 pelepah daun. Panjang pelepah boleh mencapai 5 meter
dan ia mempunyai dua baris daun kecil (bipinate) berukuran 1 - 1.5 meter panjang. setiap pelepah
dianggarkan sebanyak 200 helai daun kecil. Bagi poko yang subur, pelepah baru terbit setiap 3 - 4
minggu sekali. Jangka hayat dari mula terbit hingga senesen ialah antara dua setengah hingga tiga
tahun.

Bunga

Jambak bunga atau mayang (gambarajah 2a &2b) terbentuk di dalam seludang yang tebal, kukuh dan
tajam. Mayang yang terbuka berukuran 1.0 hingga 1.2 meter panjang dan membentuk beberapa anak
spika yang panjangnya 14 -16 cm.

Bunga kelapa berjenis monoecious. Pada setiap mayang kelapa, terdapat antara 8,000 - 10.000 bunga
jantan dan 10 - 50 bunga betina. Bunga jantan mengandungi enam helai perianth nipis berwarna kuning
dan di dalamnya terdapat enam stamen (gambarajah 3). Di tengah- tengah bunga terdapat tiga kelenjar
nektar yang berfungsi untuk menarik serangga pendebunga. Apabila bunga kembang, cepudebunga
terbuka dan mengeluarkan debunga - debunga yang berwarna kuning. Debunga ini bolrh hidup selama 2
- 9 hari.

Bunga betina berbentuk globos, mengandungi enam perianth dan terdapat pistil berwarna putih. Bunga
betina mulai kembang pada 18 -21 hari selepas seludang terbuka. Jangkamasa reseptifnya ialah 1- 3
hari.

Bunga dan Pendebungaan

Angin dan serangga merupakan ejen pendebungaan bunga kelapa. Lebah, lalat, kumbang dan tebuan
adalah serangga pendebungaan kelapa yang paling penting. Jumlah bunga betina yang berjaya
membentuk buah sehingga mencapai ke peringkat matang adalah sekitar 25 - 40%.

Bagi kebanyakan jenis kelapa rendah, kaedah pendebungaan ialah secara autogamous (direct self-
pollinating) atau pendebungaan sendiri. Bagi kelapa tinggi, pendebungaan secara allogamous (cross-
pollinating) atau pendebungaan silang. Bagi kelapa hibrid dan beberapa jenis kelapa rendah, kaedah
pendebungaan ialah secara kedua-duanya sekali iaitu secara allogamous dan autogamous. sebagai
contohnya, pendebungaan bagi Kelapa Rendah Kuning (Malayan Yellow Dwarf, MDY) dan Kelapa
Rendah Merah (Malayan Red Dwarf, MRD) didapati secara autogamous. Pendebungaan Kelapa tinggi
Malaya ( Malayan Tall) ialah secara allogamous, manakala pendebungaan Kelapa Rendah Hijau
(Malayan Green Dwarf, MGD) ialah secara autogamous dan allogamous.

Oleh itu populasi Kelapa Rendah Malaya didapati seragam berbanding dengan populasi Kelapa Tinggi
Malaya. Populasi Kelapa Rendah Malaya jenis kuning dan merah didapati lebih stabil dan seragam
berbanding dengan jenis hijau. Faktor ini menyebabkan Kelapa Rendah Hijau tidak digunakan sebagai
pokok induk ibu didalam pembiakan kelapa kacukkan atau hibrid.

Buah

Selepas proses persenyawaan bunga akan menjadi buah dalam tempoh 12 - 14 bulan. Pada umunya
buah yang matang mengandungi 35 % sabut, 12 % tempurung , 28% isi dan 25 % air. Komposisi ini
berbeza-beza mengikut kultivar (Gambarajah 4). Saiz, warna dan bentuk buah kelapa juga berbeza-beza
mengikut jenis kelapa.




















Gambarajah 2 a: Seludang Separa Buka




















Gambarajah 2 b: Jambak Bunga Kelapa





















Gambarajah 3 : Bunga Jantan dan Bunga Betina pada Spika (Pandangan Sisi)





















Gambarajah 4 : Bahagian-bahagian Buah Kelapa

Kandungan Zat

Minyak kelapa mengandungi minyak tepu yang tinggi iaitu kira-kira 91%. kandungan minyak kelapa yang
terperinci ditunjukkan seperti dijadual 1.
Hampas kelapa kering merupakan produk sampingan dari pemprosessan minyak kelapa dan digunakan
sebagai makanan ternakan. Kandungan hampas kelapa kering adalah seperti jadual 2.
Kelapa parut ialah isi kelapa yang dipotong halus dan dikeringkan pada tahap kandungan kelembapan
2.5 %. Nilai permakanan kelapa parut kering seperti jadual 3
Jenis Lemak
Asid Lemak Tepu

Kaproio (hexioic)
Kaprilik
Kaprik Laurik
Miristik
Palmitik
Peratus Kandungan



0.2 - 0.5
5.4 - 9.5
4.5 - 9.7
44.1 - 51.0
31.0 - 18.5
Stearik
Arakidik

Asid Lemak Tak Tepu

Oleik
Lionik
7.5 - 10.5
1.0 - 3.2
0.2 - 1.5


5.0 - 8.2
1.0 - 2.6
Jadual 1 : Kandungan Minyak Kelapa
Pekara
Air
Minyak
Protin
Karbohidrat
Serat
Abu
Peratus Kandungan

11.0
6.0
19.8
45.3
12.2
5.7
Jadual 2 : Kandungan Hampas Kelapa Kering
Kandungan
Air
Lemak dan minyak
Gula
Protin
Karbohidrat
Serat
Abu
Peratus

2.5 - 3.0
58.0 - 69.0
5.5 - 8.5
6.0 - 8.0
12.0 - 18.0
0.2 - 0.4
1.5 - 2.0
Jadual 3 : Nilai Pemakanan Kelapa Parut Kering


Pengurusan Makhluk Perosak Kelapa
Reactions:
Kawalan Perosak Serangga

Serangan perosak serangga adalah mustahak didalam menggurangkan hasil tanaman. Serangan yang
teruk boleh menyebabkan pokok berbuah kecil, tidak lansung mengeluarkan hasil atau boleh
menyebabkan kematian tanaman. Perosak-perosak serangga yang penting bagi tanaman kelapa adalah
seperti berikut.
Jenis Serangan Bahagian Diserang / Simtom Syor Kawalan
1 . Kumbang Tanduk (Orycetes Rhinocerous)


Kumbang dewasa berwarna hitam
dan mempunyai stuktur sumbu diatas
kepalanya. Serangga dewasa
Kawalan Kultura


menyebabkan kerosakan dengan
mengorek kedalam pucuk dan
memakan tisu-tisu lembut kelapa.
Apabila pelepah membesar, daun
kelapa akan membentuk seakan-akan
kipas. Serangan yang teruk
menyebabkan air bertakung didalam
lubang yang dikorek. Pucuk akan
reput dan musnah dan ini
mendedahkan pucuk kepada
seranggan larva Kumbang Jalur
Merah.

Kumbang tanduk dewasa bertelur
didalam batang kelapa yang reput,
bahan organik ataupun sampah sarap.
Larva yang dikenali sebagai Grub
kembang tanduk akan hidup pada
bahan yang reput ini sehingga
menjadi pupa.
Semua batang kelapa yang telah
ditebang atau tumbang sendiri
perlu dipotong kecil-kecil dan
dibakar, ini bertujuan
menghapuskan tempat pembiakan
Kumbang Tanduk Diladang.
Kawalan Kimia

Bagi pokok kelapa yang masih
kecil, letakkan 1 -2 biji "moth ball",
3 - 4 butiran racun carbofuran di
pelepah muda bagi mengurangkan
serangan kumbang tanduk.
2 . Kumbang Jalur Merah (Rynchophorus Schach)


Kumbang dewasa mempunyai kepak
berwarna hitam. Lorek hitam dengan
jalur-jalur merah. Dewasa betina
bertelur ditepi lubang yang dikorek
oleh Kumbang Tanduk, bahagian luka
ataupun pada pucuk pokok yang
lemah. Larva yang dikenali sebagai
Grub memakan pucuk sehingga boleh
menyebabkan pokok mati.
Suntik batang kelapa dengan
racun monocrotophos atau
methamidophos sebanyak 5 - 10
ml/pokok. Bagi pokok kelapa yang
masih kecil, letakkan 3 - 4 butiran
carbofuran pada lubang dipucuk
pokok bagi membunuh serangga
ini
3 . Rama-rama Artona (Artona Catoxantha)


Dewasa berwarna perang dan hujung
kepak berwarna kuning. dewasa
betina bertelur dibawah daun dan
larva yang menetas berwarna hijau
kekuningan dan berbulu. Larva
memakan daun kelapa daripada
bawah dan meninggalkan kesan
makan yang berjalur-jalur diatas
daun. Daun yang teruk diserang akan
kelihatan seperti terbakar.
Dalam keadaan biasa perosak ini
dikawal oleh musuh semula jadi
yang menyerang larvanya. Hujan
lebat semasa serangan berlaku
mengawal perosak ini
menjatuhkan larva ke tanah.

Jika serangan serius berlaku
musim kering, kawal secara
suntikan batang dengan racun
monocrotophos (azordin) atau
metamidophos (tamaron) pada
kadar 5 - 10 m/pokok. Jika larva
hampir membentuk pupa, tidak
disyorkan suntukkan batang
kerana kawalan tidak akan
berkesan
4. Ulat beluncas ( Setora Nitens)


Dewasa berwarna perang dan
bertelor dibawah daun kelapa. Larva
berwarna hijau kekuningan dengan
jalur-jalur unggu dan terdapat lapan
unjuran (appendages) ditepi
badannya. Terdapat dua unjuran yang
lebih besar dikepala dan ekor larva.
Larva memakan daun daripada tepi
ataupun tengah sehingga tembus dan
meninggalkan bentuk bergerigi pada
daun. Dewasa tidak merosakkan
pokok kelapa.
Kawal secara suntikan batang,
gunakan racun monocrotophos
(azordin) atau metamidophos
(tamaron) pada kadar 5 - 10
m/pokok.
5 . Rama-rama Haidari (Hidari Irava)


Dewasa berwarna perang dengan
empat titik kuning ditengah-tengah
kepak. Larva berwarna hijau
kekuningan dengan kepala berwarna
coklat. Larva hidup dibawah lipatan
daun kelapa dan memakan daun
daripada atas kebawah dengan tanda
daun tuinggal lidi.
Tiada kawalan kimia disyorkan
bagi perosak ini.
6 . Kumbang Plesispa ( Plesispa Reichei)


Kumbang ini berbadan leper dan
berwarna coklat tua. Larva berwarna
kuning. Dewasa dan larva Grub
memakan permukaan daun dan
menyebabkan daun sedikit bergulung.
terdapat tompok-tompok bekas
makan diatas daun. serangan pada
anak benih boleh menyebabkan
pokok terencat.
Tiada kawalan kimia disyorkan
bagi perosak ini.

Kawalan Penyakit

Jenis Penyakit Bahagian Diserang / Simtom Syor Kawalan
1 . Bintik-bintik Daun Serangan berlaku semasa pokok masih muda terutama Jarakkan anakbenih ditapak semaian

Disebabkan oleh tiga
jenis kulat :

i-Culvularia maculans
ii-Helminthosporium
Incurvatum
iii-Pestaliopsis
Palmarum
diperingkat tapak semaian. Tanda-tanda penyakit bintik daun
ini ialah terdapat bintik-bintik perang yang berbentuk bulat dan
bujur dikelilingi oleh lengkawan kuning pada daun. Bintik daun
kulat yang disebabkan oleh Culvularia maculans dan
Helminthosporium Incurvatum yang paling sering terdapat
ditapak semaian. Bintik daun yang disebabkan oleh Pestaliopsis
Palmarum spora-spora halusyang berwarna hitam.
agar terdapat pengudaraan dan
keadaan tidak akan menjadi terlalu
lembab. Jika perlu, disyorkan
semburan dengan racun kulat Captan
padar kadar 0.2% bahan aktif.
2 . Hawar Bebenang
Putih ( Marasmiellus
Semiustus)
Penyakit ini menyerang anak benih kelapa menyebabkan pucuk
mati sebelum keluar dari sabut. Sekiranya ia menyerang selepas
pucuk keluar, pokok akan kelihatan layu dan terdapat Maisilium
putih pada pangkal pokok.
Jaga kebersihan dan pengaliran air
yang baik di tapak semaian.
Musnahkan anak benih yang teruk
diserang.


Kawalan Vertebrat

Musuh-musuh vertebrat tanaman kelapa adalah tikus, lembu, kerbau, kambing, biri-biri, babi hutan dan
tupai. Semua perosak tidaklah signifikan atau tidak penting kepada tanaman kelapa kecuali tupai yang
dalam keadaan tertentu menjadi perosak serius.

Tupai menjadi perosak ketika pokok berubah. Ia menebuk buah kelapa muda untuk makan isinya. Buah-
buah yang ditebuk akhirnya rosak dan gugur. Di kawasan perkampungan dimana kebanyakan tanaman
kelapa diselang-seli dengan pokok-pokok yang lain, serangan tupai kadangkala serius. Tupai dapat
dikawal secara berkesan dengan cara menembak. Untuk kawalan berkesan petani-petani perlu
bekerjasama satu dengan yang lain mengawal perosak ini.

Musuh seperti lembu, kerbau, kambing atau biri-biri biasanya memakan daun-daun ketika semaian dan
selepas anak-anak semaian ditanam diladang. Musuh-musuh ini dikawal dengan menghalau dan
memagar kebun dengan jenis pagar yang sesuai bagi menyekat musuh-musuh tersebut daripada
memasuki kawasan tanaman.

Bagi tanaman kelapa yang ditanam dekat dengan kawasan hutan, serangan babi hutan kadangkala
berlaku. Babi hutan merosakkan tanaman kelapa yang masih kecil dengan memakan umbut. Ia dikawal
dengan menembak dan menggunakan perangkap. Selain daripada itu, ia boleh juga dikawal dengan
memagar kebun atau pokok kelapa secara satu persatu dengan jenis pagar yang sesuai.

Kawalan Rumpai

Di kawasan kelapa terdapat rumpai tahunan selaput tunggul (Mikania micrantha), rumpai saka seperti
lalang (Imperata cylindrica), rumput sambari (Eleusine indica) rumput halia hitam(Cyperus rotundus).

Untuk mengatasi masalah ini, kawalan rumput secara integrasi yang merangkumi kawalan secara
manual, mekanik, amalam kulkura dan penggunaan racun rumpai adalah disyorkan.

Kawasan Kelapa Muda

Rumpai yang terdapat di sekeliling pangkal pokok kelapa (0.6m garis pusat) boleh dikawal secara manual
dengan mencabut dengan tangan atau menggunakan tajak. Jika terdapat rumpai hendaklah dicabut dan
dibuang.

Kawalan rumpai hendaklah dijalankan tiap-tiap bulan pada tahun pertama dan dikurangkan apabila pokok
kelapa membesar kerana naungan kanopi pokok kelapa menyekat pertumbuhan rumpai. Jalankan
kawalan rumpai dengan hati-hati supaya akar pokok kelapa tidak tercedera. Racun rumpai tidak
digalakkan kerana ia mungkin akan menyebabkan fitotoksik terhadap tanaman. Pelapah yang
dilonggokkan diantara barisan pokok kelapa dapat juga mengurangkan infestasi rumpai.

Kawasan Kelapa Matang

Racun rumpai boleh disyorkan untuk mengawal rumpai yang tumbuh di sekeliling pokok kelapa yang
matang. Contohnya Gliphosate, Glufosinate-ammonium dan MSMA. Racun MSMA adalah dari jenis
sentuh dan berkesan untuk mengawal pelbagai jenis rumpai semusim. Kadar yang disyorkan 1.0 - 3.0
Kg/Ha bahan aktif. Racun glyfosate pada kadar1.25 - 2.5 Kg/Ha bahan aktif dan glufosate-ammonium
pada kadar 0.5 Kg/Ha bahan aktif adalah racun jenis sistemik yang diserap melalui daun batang. Elakkan
tempias pada pokok kelapa semasa membuat semburan. Kedua-dua racun ini dapat mengawal rumpai
semusim dan saka.

Keperluan Asas Kelapa
Reactions:
Faktor iklim

Tanaman kelapa tidak sesuai ditanam di kawasan yang kurang hujan atau di kawasan yang mengalami
musim kering yang panjang kerana kelapa tidak mempunyai akar tunjang. Tanaman kelapa memerlukan
jumlah hujan sebanyak 1300 - 2300 mm/tahun. Musim kering yang berterusan selama 3 bulan (<50
mm/bulan) tidak sesuai untuk tanaman kelapa. Suhu optimum untuk tanaman kelapa ialah 27 - 28 darjah
celcius. Kawasan yang terlindung atau sentiasa mendapat tiupan angin kencang juga tidak
sesuai untuk tanaman kelapa.


Tanaman kelapa memerlukan sinaran matahari tidak kurang daripada 2,000 jam/tahun dan
kelembapan relatif antara 80 - 90%. kebanyakan tanaman kelapa ditanam pada ketinggian kurang dari
100 meter daripada aras laut. Tanaman kelapa yang pada ketinggian melebihi ketinggian 900 meter
lambat membesar dan mengeluarkan buah yang kecil dan sedikit.

Faktor Tanah

Kelapa boleh ditanam di kebanyakan jenis tanah. Pada umumnya, tanaman kelapa memerlukan tanh
yang rata, bersaliran baik, berprofil dalam, berstruktur lom berpasir dan subur. Sifat- sifat tanah yang
sesuai dan sederhana sesuai unutk tanaman kelapa ditunjukan di dalam jadual 1.

Zon Tanaman Kelapa

Di Semenanjung Malaysia, kebanyakan tanaman kelapa ditanam di kawasan pantai di atas tanah
berlempung atau berpasir dan sedikit sahaja ditanam di kawasan pendalaman. Di kawasan Pantai Barat,
tumpuan tanaman kelapa ialah di Bagan Datuk, Perak; Sabak Bernam, Selangor; Batu Pahat, Muar dan
pontian, Johor.

Di Pantai Timur pula tanaman kelapa tertumpu di Bachok, Kelantan; Kuala Terengganu dan Besut,
Terangganu.
Jadual 1 : Sifat-Sifat Tanah Dan Kesesuaian Untuk Tanaman Kelapa
Sifat Tanah

Sesuai

Sederhana Sesuai

Kecerunan

Saliran

Kedalaman Tanah Yg Berkesan

Tekstur Dan Struktur


Kemasianan

Kedalaman Lapisan Asid

Ketebalan Gambut

Berbatu


Ketidak Seimbangan Unsur
0 - 6

Tak sempurna salir

> 100 cm

selain dari lempung masif & tanah beratu

< 2 mmhos >100 cm

Tiada gambut

<25 % Tersebar sama-rata atau terdapat
dibawah kedalaman 75 cm Tiada kandungan
unsur-unsur mikro yang berlebihan atau CEC
rendah
6 - 12

Kurang Salir Dan Agak Sangat Salir

50 - 100 cm

Pasir Tidak Berstruktur Dan Lempung Masif

2 - 4 mmhos

75 - 100 cm

<25 cm 25 - 75 % Tersebar Sama-Rata Atau
Terdapat Dibawah Kedalaman 75 cm CEC
Rendah



Peluang Pasar Produk Turunan Kelapa
POSTED ON JULY 15, 2013 BY N7N4
0
Kelapa merupakan tumbuhan yang bisa dimanfaatkan tidak hanya dari sekadar buah, tapi juga
batang, daunnya bahkan limbahnya. Inilah yang dilakukan Darmansyah, warga Jalan Pattimura
Nbo 75, Gunungsitoli, Nias. Dia sudah memulai mengolah dua produk turunan kelapa yang
dijadikan virgin coconut oil (VCO) yang bisa menyembuhkan banyak penyakit, sabun dari
minyak kelapa dan menjual minyak kelapa. Berkat penemuannya, VCO dan sabun perawatan
kulit berbahan baku kelapa ini, Darmansyah cukup dikenal di Sumatera Utara. Dia satu dari tak
banyak pengusaha kecil menengah yang menggantungkan bisnisnya dari produk olahan turunan
kelapa di Sumatera Utara.
Darmansyah terjun ke usaha bernama UD Sinar Nias ini sejak 2006, pascagempa di Nias. Dia
menyebutnya sebagai langkah awal yang tak disangka. Saat itu, anggota keluarganya tepatnya
sang adik mengalami penyakit gondok dalam yang menyerang saluran pernafasan. Kondisi
pascagempa membuat pelayanan rumah sakit sangat terbatas dan terpaksa membawa pulang sang
adik yang masih dalam keadaan sakit ke rumah. Beruntung, seorang perawat senior di rumah
sakit tersebut memberitahunya bahwa penyakit sang adik bisa terbantu dengan virgin coconut
oil. Saat itu, jujur, saya enggak pernah dengar istilahnya. Begitu dia bilang bahwa virgin
coconut oil adalah minyak kelapa tanpa pemanasan, saya otomatis bilang bisa membuatnya,
ungkapnya saat ditemui di standnya di acara North Sumatera Investment, Trade and Tourism
Expo (NSITTE) di Hotel Tiara Medan, minggu pertama Juni 2013.
Tekat kuat menyembuhkan sang adik mendorongnya segera melakukan eksperimen. Caranya,
kelapa diparut dan santannya diperas, lalu dipermentasi selama enam jam dan minyak kelapa
keluar dengan sendiri. Tanpa nyana, sang adik yang langsung diberikan minyak tersebut
mengalami perubahan dan sembuh. Dan, saya saat itu belum berpikir untuk menjadikannya
bisnis atau semacam obat herbal suplemen. Tapi, saya kemudian membaca buku Coconut Oil
Miracle karya seorang profesor Emeritus, Kimia dan Farmakologi, Michigan State University
bernama Jon J Kabara ternyata ada sebuah penelitian yang sudah dilakukan 45 tahun bahwa
minyak kelapa sangat bagus untuk penyakit lain seperti jantung sampai penyakit kulit,
kenangnya.
Dari situ dengan modal Rp100 ribu untuk membeli kelapa, Darmansyah mulai mengemas VCO
dalam bentuk botolan 300 ml yang dijual Rp50 ribu. Peminatnya lumayan bagus, meski saat itu
masih tetangga dan teman dekatnya. Lalu setahun kemudian, ada staf LIPPI berbagi informasi
kepada Darmansyah setelah tahu produk yang dihasilkannya, bahwa minyak kelapa juga bisa
dijadikan sabun yang sangat bermanfaat. Untuk membuat sabun ini, Darmansyah cukup sulit,
karena meski diberi info dia tidak mendapatkan tata cara olahan dari orang LIPPI tersebut. Saya
coba tujuh kali gagal dan baru yang ke delapan berhasil. Ada tujuh bahan baku yang diramu jadi
satu untuk menjadi sabun diantaranya minyak kelapa, gula glesterin dan lainnya, jelasnya.
Untuk sabun, dia produksi dalam bentuk kemasan kotak yang dijual Rp10 ribu.
Darmansyah mengaku tak menggunakan sarana promosi yang gencar dan masih dari mulut ke
mulut, meski acap kali dia diundang untuk menjajakan produknya di acara pameran-pameran
besar. Dia masih menggunakan alat produksi sederhana. Kini, usahanya sudah sampai dipasarkan
ke Medan dan bisa sampai ke luar kota jika ada teman dekatnya yang ingin dikirimi, namun
belum bisa memasuki pasar luar Sumatera Utara secara intens.
Untuk produk yang bisa tahan sampai tahunan ini, Darmansyah bisa memproduksi 30 liter
perhari minyak kelapa dan 500 kotak sabun sebulan. Untuk konsumen, VCO lebih banyak laku
terjual, namun untuk sabun banyak peminatnya adalah wanita yang sering digunakan untuk
menghilangkan flek pada wajah. Dalam setiap bulan, Darmansyah mengatakan bisa meraup
omset Rp20 jutaan dari usaha ini. Dia juga sudah
membuat formula asap cair dari tempurung kelapa yang arangnya bermanfaat untuk pembekuan
karet. Namun, produk ini masih belum dalam tahap pemasaran.
Pria yang terkenal bicara blak-blakkan ini menuturkan, bahwa kendala terbesarnya saat ini
adalah penyediaan peralatan. Dia bukan tanpa alasan menyebutkan hal tersebut, usahanya yang
bertahan hingga saat ini masih berjalan lambat karena terkadang sulit memenuhi permintaan,
bahkan dari luar negeri karena ketiadaan peralatan semacam mesin. Padahal menurutnya, banyak
sekali turunan olahan kelapa yang bisa dimanfaatkan. Dia menyebutkan, selain buah kelapa,
batang kelapa dan sabut kelapa sangat punya peluang besar. Ini yang ingin dikembangkannya,
apalagi saat pameran di Medan, awal Juni lalu dia sudah melihat hasil karya tahanan di Lembaga
pemasyarakatan Nias yang memproduksi kerajinan tangan dari batang kelapa, dan diikutkannya
dalam stand miliknya.
Kelapa yang kami gunakan adalah batang kelapa yang sudah tua berusia 70 tahun ke atas.
Selama ini warga sekitar tidak menebangnya karena merasa tidak bermanfaat untuk mereka,
padahal jumlahnya banyak di Nias. Bahan baku banyak di nias, hanya saja saya pernah
mendapati data yang dikeluarkan kementrian kehutaan, bahwa tidak ada kelapa di nias. Berarti
selama ini tidak sampai datanya ke pusat, ungkapnya.
Darmansyah berharap ke depan bisa memanfaatkan semua bagian kelapa jadi produk bernilai
jual. Menurutnya, dari lidinya, batangnya, buah kelapa bisa dimanfaatkan kalau ada investor
yang mendampingi pengusaha kecil seperti dirinya. Atau pemerintah memberikan dana
bergulir, yang saya minta bukan uang tapi peralatan. Indonesia termasuk penghasil kelapa
terbesar, tapi lebih besar Philipina mengekspornya, tegasnya.
Dia juga tak ingin terlalu sering ada acara pameran-pameran produk yang pastinya
menghabiskan dana miliaran, namun tidak begitu terasa manfaatnya buat pebisnis sepertinya.
Event seperti ini manfaat untuk pengusaha mikro tidak ada, padahal kalau even di hotel lebih
banyak biaya yang dikeluarkan negara miliaran rupiah, kalau dana itu digulirkan untuk usaha
bagus dishare ke pengusaha kecil yang produknya punya peluang ke depan, pungkasnya. (nina
rialita/terbit di Majalah Inspirasi Usaha (Makassar), edisi Juli 2013)


Arang Batok Kelapa Memiliki Potensi Yang Baik
Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on printMore Sharing Services5


KOMPAS.com - Batok atau tempurung kelapa kerap kali dibuang begitu saja di pasar-pasar tradisional. Padahal,
batok kelapa bisa sebagai bahan baku mentah untuk diolah menjadi arang. Produk arang batok kelapa sebagai bahan
baku setengah jadi itu pun dapat diolah lagi menjadi produk arang yang inovatif.
Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasar
dan menjadi produk ekspor unggulan. Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara
pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar.
Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum.

Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan
seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran. Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi
arang. Setelah dipisahkan dengan sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi
bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.

Pembakaran tempurung kelapa itu dilakukan pekerja di PT General Carbon Industry (PT GCI) di Batam, Provinsi
Kepulauan Riau. Sayangnya, jumlah tempurung kelapasebagai bahan baku dasaruntuk dibakar menjadi arang itu
masih sangat terbatas.

Akibatnya, PT GCI harus mendapat pasokan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku dari pemasok yang berasal
dari berbagai daerah, seperti Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PT GCI membutuhkan 300-400 ton arang
tempurung per bulan sebagai bahan baku untuk produksi arang tempurung yang inovatif.

Dari arang tempurung, PT GCI mengolah atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk arang yang berorientasi
ekspor. Arang tempurung dibentuk dan dicetak dengan mesin pencetak sesuai kebutuhan pasar. Setelah dicetak,
produk arang itu pun masih harus dipanaskan dalam mesin pemanas. Volume produksi arang tempurung PT GCI
saat ini mencapai 300 ton per bulan.

Untuk produk tertentu, produk arang itu juga diberi bahan kimia. Fungsi bahan kimia itu hanya untuk dapat
menyalakan api pada arang tersebut tanpa harus menggunakan bahan bakar, seperti minyak tanah.

Untuk mengontrol kualitas arang tempurung, PT GCI juga memiliki beberapa alat kontrol. Sebelum produk dikirim,
arang tempurung yang diproduksi juga diuji coba untuk melihat kualitas, seperti lama pembakaran pada arang.

Saat ini, arang tempurung kelapa yang diproduksi PT GCI sudah menembus pasar dunia. Di Eropa, arang tempurung
PT GCI menembus Perancis, Belgia, Belanda, Inggris, Austria, Italia, Jerman, Swedia, dan Denmark.

Di Asia, produk arang PT GCI menembus pasar Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, PT GCI juga
menggarap pasar Timur Tengah (Timteng), seperti Lebanon dan Suriah.

Potensi pasar

Potensi pasar ekspor produk arang tempurung masih besar. Di Eropa, arang tempurung dibutuhkan untuk
memanggang daging (barbecue).

Di Timteng, arang tempurung lebih banyak digunakan untuk merokok atau shisha. Sementara itu, di Asia, seperti
Jepang dan Korea Selatan, arang tempurung digunakan untuk keperluan memasak di restoran.

Arang tempurung dinilai memang lebih mudah masuk ke pasar dunia, khususnya Eropa. Produk itu lebih mudah
digunakan. Kualitas dinilai lebih baik daripada arang berbahan baku tanaman bakau.

Produk arang tempurung juga dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak merusak tanaman, seperti tanaman
bakau. Apalagi, isu pemanasan global yang sangat sensitif di Eropa.

Direktur Utama Avava Group, yang membawahi PT GCI, Tarman mengungkapkan, arang tempurung yang diproduksi
PT GCI biasanya diubah nama produk oleh pemesan. Namun, pihak PT tetap mensyaratkan pada kemasan tetap
dicantumkan buatan Indonesia.

Jika tidak mencantumkan buatan Indonesia, pihak PT GCI membatalkan pemesanan. Label buatan Indonesia
memang harus dicantumkan. Itu kebanggaan. Produk arang bisa memasuki Eropa dan negara- negara lain, kata
Tarman. Saat ini, pihak PT GCI berencana memperluas produksi mengingat pesanan kian banyak.

Tarman menjelaskan, industri pembuatan arang tempurung yang dilakukan PT GCI saat ini pada mulanya
merupakan industri milik investor dari Korea Selatan tahun 2004. Namun, industri itu merugi.

Tahun 2009, lanjut Tarman, pihaknya mengambil alih dan meneruskan bisnis arang tempurung kelapa. Pemasaran
pun terus dilakukan. Dengan peluang pasar ekspor yang besar, itu berarti kebutuhan bahan baku batok kelapa pun
akan semakin besar. Peluang itu pun seharusnya dapat ditangkap oleh pelaku usaha kecil dan menengah untuk
memanfaatkan batok kelapa.

Batok kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan arang. Arang dari batok kelapa pun dapat menjadi bahan baku
bagi industri menengah untuk diolah lebih lanjut menjadi produk arang berorientasi ekspor.


Mengolah Kelapa Menjadi Produk Bernilai Tinggi
Posted on 09/02/2013 by Ingin Bisnis in Peluang Bisnis // 0 Comments
inShare

Peluang bisnis sebenarnya bisa diperoleh
dengan melihat segala sesuatu yang ada disekitar kita. Seringkali sesuatu yang biasa
dan sederhana akan menjadi luar biasa setelah diolah sedemikian rupa hingga
menghasilkan produk bisnis yang menguntungkan. Salah satunya adalah kelapa, tanaman
tropis yang banyak tumbuh di Indonesia.
Pohon kelapa hampir seluruhnya bisa dimanfaatkan bahkan sampai pada limbahnya.
Santan, minyak, sapu lidi, pembungkus makanan, dan kayu olahan dari kelapa yang
sudah umum dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan limbah dari buah
kelapa dari mulai tempurung atau batok dan serabut kelapa sering dibuat menjadi
barang-barang kerajinan tangan.
Kerajinan Tangan
Produk kerajinan tangan berbahan dasar dari pohon kelapa mempunyai daya tarik
tersendiri selain dari bahan lainnya. Namun yang mempunyai kualitas terbaik hanya
dimiliki oleh beberapa pengrajin saja yang ini membuat pasar kerajinan lokal masih
kurang bisa bersaing di pasar internasional. Selain kualitas masih perlu eksplorasi ide
untuk menciptakan kreasi produk baru karena masih banyak yang bisa digali dan
dikembangkan. Lampu dinding dari sendok sayur batok kelapa, mangkok sayur batok
kelapa dengan berbagai ukuran (1 set), tempat bumbu dapur, tempat lilin, dan masih
banyak lagi inovasi yang bisa dibuat dari kelapa.
Kreatifitas Adalah Peluang
Produk menarik dan berkualitas otomatis akan menguasai pasar, demikian juga dengan
kerajinan yang lebih banyak menonjolkan sisi seni dalam menciptakan suatu produk.
Kelapa yang punya limbah seperti tempurung dan serabutnya bisa diolah menjadi
barang bernilai tinggi asal pengrajin sebagai pelaku usaha punya daya kreatifitas tinggi
dalam berinovasi.
Pola pikir dalam menciptakan suatu produk kerajinan selama ini harus diubah agar bisa
bersaing di pasar internasional. Sebenarnya bentuk-bentuk kerajinan yang dibuat oleh
para pengrajin sudah menarik tetapi kualitas secara keseluruhan terkadang masih
dibawah keinginan pasar yang memang punya standarisasi tersendiri. Produk kerajinan
yang kokoh, tahan lama, dan aman dalam penggunaannya menjadi suatu standar
penting agar bisa diterima pasar luar negeri.
Manfaatkan kelapa dengan berbagai kreasi berdasarkan ide-ide baru hingga
menghasilkan produk yang menarik serta perhatikan kualitas barang yang dibuat maka
itu menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan secara finansial. Selamat berkreasi
dan dapatkan kesuksesan yang sesungguhnya. Salam bisnis!

Peluang Pasar Produk dari Kelapa Indonesia:
Analisa Dampak dari Menipisnya Cadangan
Minyak Bumi dan Perubahan Iklim
By MMFaozi on 11 Februari 2009
Indonesia adalah negara yang kaya akan pohon
kelapa, yang tumbuh subur hampir di semua wilayah dari pesisir pantai sampai ke pedalaman.
Banyak manfaat yang telah diambil dari pohon kelapa, mulai makanan, minuman, sumber energi,
minyak goreng, aneka kerajinan sampai untuk perkakas rumah tangga. Buahnya mulai kelapa muda
sampai kelapa tua, daunnya mulai daun yang masih muda maupun tua, batangnya dan
mancungnya, dan hampir semua bagian dari pohon kelapa telah mampu dimanfaatkan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
Namun, kelapa masih menjadi salah satu asset (kekayaan) bangsa Indonesia yang sampai
sekarang ini belum dilihat secara serius, disikapi secara sistematis dan berkelanjutan.
Kecuali, kelapa sawityang lebih banyak dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan-perusahaan
besar.
Dalam analisa kali ini, saya mencoba mengurai lebih jauh tentang masa depan dari semua produk
turunan dari pohon kelapa dan buahnya, berkaitan dengan menipisnya cadangan minyak dunia,
perubahan iklim dunia (global warming) dan isu kesehatan manusia.
Minyak Bumi akan Habis (sebuah analisa)
Sekalipun harga minyak bumi sekarang ini sudah turun, namun beberapa saat yang lalu, kita telah
dikejutkan oleh melambungnya harga minyak dunia yang sempat menyentuh sampai mencapai
hampir 150 US per barel, yang kalau dikonversikan dengan harga BBM di Indonesia, maka harga
bensin bisa menyentuh kira-kira Rp 12.000 per liter. Sungguh mahal bukan???
Minyak bumi bukan hanya untuk mengisi bensin sepeda motor kita, tetapi juga kebutuhan energi
yang lebih luas, termasuk kebutuhan akan energi listrik. Coba kalau listrik banyak pemadamannya,
tentu akan membuat banyak orang pusing, karena sudah terbiasa hidup dengan listrik, dan susah
hidup tanpa listrik. Termasuk para blogger kayak kita tentunya
Keadaan tersebut telah menyadarkan dan membangunkan banyak orang bahwa minyak bumi
jumlahnya terbatas, dan bukan merupakan sumber daya alam yang bisa diperbaharui, yang
tentunya suatu saat akan habis. Sementara kebutuhan manusia terhadap minyak bumi (sumber
energi) terus meningkat, di seluruh dunia.
Menipisnya minyak bumi dan semakin besarnya kebutuhan manusia terhadap minyak akan
menciptakan krisis energi. Coba kita perhatikan disekeliling kita, setiap hari, bulan dan tahun,
semakin banyak orang yang mampu beli motor atau mobil, yang tentu saja butuh bensin atau solar
yang semakin besar..
Hukum pasar: dipengaruhi oleh supply & demand.
Bila permintaan tinggi sementara produksi atau ketersediaannya rendah, maka barang akan
menjadi mahal.
Bila permintaan rendah sementara produksi atau ketersediaan tinggi, maka barang akan
menjadi murah
Prediksi Menipisnya Minyak Dunia
Data CIA tahun 2005 (masih bisa diperdebatkan)

Analisa data, fakta dan fenomena menipisnya cadangan minyak bumi
Data di atas adalah data tahun 2005, dan kebutuhan minyak dunia sudah meningkat pesat
mencapai kurang lebih 85 juta barel per hari pada tahun 2008.
Besarnya kebutuhan minyak bumi bila dalam bentuk liter :
1 barel = 159 liter,
85 juta barel/hari = 14.310.000.000 liter atau 14,3 milyar liter/hari
Media Inggris the Guardian menulis tentang menipisnya minyak dunia, berdasarkan laporan
kelompok peneliti The Peak Oil Group, yang melibatkan 8 (delapan) perusahaan Inggris yang
di antaranya Virgin, Stagecoach and FirstGroup, Arup, Foster and Partners, dan Scottish and
Southern. Bahwa menipisnya minyak dunia akan mulai dirasakan sekitar tahun 2011.
Walaupun peringatan itu tidak lagi merupakan barang baru karena sudah banyak ahli yang
melaporkan kemungkinan bahwa produksi minyak dunia mendekati puncaknya, namun
dilaporkan inilah pertama kalinya argumen itu diajukan oleh kalangan industri, kelompok yang
paling banyak menelan pasokan energi dunia. Laporan itu berargumen puncak produksi
minyak dunia akan terjadi antara tahun 2011 hingga 2013 kemudian setelah itu produksi
minyak dunia akan turun. Laporan ini dibuat pada akhir Oktober 2008.
Konsumsi terbesar adalah Amerika Serikat (24 jt barel/hari), dengan 450 juta penduduk.
Amerika memproduksi minyak sendiri 8 jt barel per hari dan sisanya impor. Cadangan Minyak
Amerika diperkirakan akan habis tidak lebih dari 8 tahun lagi.
Uni Eropa (18 jt barel/hari), penduduknya 454.900.000 (25 negara). Produksinya hanya 5,5 jt
barel/hari, sisanya impor. Cadangan minyak di Uni Eropa diperkirakan akan habis 4 tahun
lagi. Data Eropa terbaru tidak ada, namun Inggris sudah mengimpor minyak 1,1 juta barel per
hari sejak tahun 2007.
Konsumsi minyak yang semakin besar oleh negara padat penduduk seperti Cina dengan 1,6
milyar penduduk dan India dengan 1 milyar penduduk. Karena kemajuan ekonominya,
membuat penduduknya makin banyak yang memiliki kendaraan, dan industrinya yang juga
terus tumbuh
Kebutuhan minyak bumi (BBM) indonesia meningkat menjadi 1,6 juta barel per hari, dan akan
terus meningkat. Karena semakin banyak masyarakat yang mampu beli mobil dan motor.
Yang diambil dari bumi Indonesia sendiri hampir 1 juta barel per hari, sedangkan sisanya
impor. Sekalipun, ditemukan cadangan Minyak Bumi Indonesia yang baru, sekitar 9 milyar
barel, namun minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis untuk maksimal 10 tahun ke
depan, dan mulai menipis 5 tahun ke depan. Sementara untuk gas dan batu bara, masih
cukup melimpah dan diperkirakan bisa eksplorasi 30 sampai 50 tahun.
Perubahan Iklim dunia (Global Warming)
Dunia menjadi semakin tidak sehat karena semakin banyaknya polusi yang dihasilkan dari aktifitas
manusianya. Sudah banyak penelitian dan bukti nyata dari ancaman pemanasan global. Namun,
sampai sekarang ini isu pemanasan global belum mampu menyadarkan secara massif dan
menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Sehingga setiap saat, polusi sebagai penyebab
pemanasan global masih terus meningkat.
Manusia sudah terlanjur terbiasa dengan bentuk-bentuk peralatan dan fasilitas yang
mengeluarkanpolusi. Sehingga secara umum masyarakat menjadi tidak begitu peduli atau benar-
benar peduli dengan pemanasan global.
Namun, dalam jangka panjang, secara perlahan namun pasti, masyarakat akan sadar bahwa semua
produk dan fasilitas penunjang hidupnya, mulai dari kendaraan, pendingin atau pemanas udara dan
air, barang elektronik, listrik dan lain-lain, selain membawa keuntungan dan kebaikan juga
menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang semakin menyengsarakan umat manusia.
Akhir-akhir ini sebenarnya sudah banyak bukti dari ancaman pemanasan global, mulai dari banjir,
naiknya permukaan air laut, suhu yang panas yang mampu membakar hutan dan lain-lain, yang
disebabkan oleh perubahan iklim global yang semakin panas.
Namun, setidaknya sudah mulai muncul kelompok masyarakat yang sadar betapa pentingnya
menjaga lingkungan dan perubahan iklim global. Mereka memulainya dengan kembali
menggunakan produk-produk atau fasilitas yang lebih alami, dan mengurangi dampak dari polusi.
Dalam jangka panjang kelompok masyarakat ini akan semakin besar, dan menyadarkan kelompok
masyarakat lain untuk kembali memanfaatkan produk atau fasilitas yang lebih alami untuk
menunjang kebutuhan hidupnya.
Mereka juga semakin sadar, bahwa produk yang alami, selain ramah lingkungan juga lebih
menyehatkan dari pada produk-produk hasil proses kimia industri.
Produk Turunan dari Kelapa
Lalu apa kaitannya dengan produk turunan dari Kelapa Indonesia???
Krisis energi akan menyebabkan perubahan besar dalam ekonomi dunia, selain menciptakan
kebangkrutan di satu sisi, juga akan menciptakan peluang keuntungan di sisi yang lain. Salah
satunya adalah peluang dari usaha kelapa.
Sebelumnya kita akan membahas produk-produk yang terbuat dari Kelapa. Karena hampir semua
bagian dari pohon kelapa, mulai dari batang, daun muda dan tua, bunga, buah muda dan tua
sampai air kelapanya, dapat diambil manfaatnya oleh manusia.
Berikut adalah beberapa produk turunan dari kelapa.
1. Bio diesel (coco diesel)
Bio diesel atau bio etanol bisa dibuat dari buah kelapa. Perbandingannya sekitar 5 sampai
10 buah kelapa bisa menjadi 1 liter biodiesel. Atau 2 kg kelapa menghasilkan 1 liter bio
diesel. Kalau harga kelapa sekitar Rp 2500 /kg, maka biaya produksi biodiesel sekitar Rp
6000,-.
Mungkin untuk sekarang ini, ketika harga minyak turun dan BBM di Indonesia juga turun,
menjadikan coco diesel menjadi tidak menarik dan tidak menguntungkan. Tetapi, di masa
depan, ketika krisis minyak benar-benar terjadi dan 1 liter BBM harganya di atas Rp 10.000
per liter, maka akan terjadi peluang bisnis yang sangat besar untuk coco diesel.
Dengan sendirinya akan semakin banyak petani kelapa yang mendadak kaya, karena
meningkatnya harga kelapa, dan mudahnya pembuatan coco diesel dengan teknologi yang
sederhana.
2. Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni
Di sebut juga minyak kelapa perawan karena proses pembuatannya yang murni dari kelapa,
yang diperas dan bukan dimasak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VCO dapat
menyembuhkan cacar air, herpes, hepatitis, HIV/AIDS, dan influenza. Bahkan bisa
menyembuhkan pasien yang terkena flu burung (belum terbukti secara ilimiah). Bagus juga
untuk anak-anak karena asam laurat yang ada di dalamnya setara dengan asam yang ada di
air susu ibu (ASI). Luar biasa bukan???
Menurut penelitian lain VCO juga bisa mengurangi penyumbatan pembuluh darah
(aterosklerosis), kelebihan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah
penuaan dini (Osteoporosis), kencing manis (diabetes mellitus) serta kanker. Juga baik
untuk menjaga kesehatan kulit dan rambut.
Pasarnya masih sangat besar, bahkan untuk pasar ekspor masih sangat terbuka lebar.
Produksi VCO membutuhkan sekitar 10 butir kelapa untuk menghasilkan 1 liter VCO, atau
biaya produksinya sekitar Rp 20.000/liter, dengan harga kelapa sekitar 2000 rupiah per butir.
Kalau harga kelapa naik, tentu biaya produksi juga akan naik.
Sampai sekarang ini, pasar VCO memang terasa agak sulit, namun dalam jangka panjang
akan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan disebabkan karena kebutuhan kelapa
sebagai sumber energi, serta isu negatif seputar obat-obat kimiawi yang dengan sendirinya
akan mendorong perminat VCO menjadi semakin besar, sebagai cara pengobatan alami
atau herbal.
Kelemahan yang ada sampai sekarang ini adalah kualitas VCO yang dihasilkan oleh para
produsen masih berbeda-beda, dan belum ada upaya yang lebih serius untuk
menstandarisasinya, sehingga mengganggu proses pemasaran.
3. Minyak Goreng: Tradisional (kelentik) dan Kopra
Minyak goreng dari kelapa terbukti paling aman dan paling sehat menurut beberapa
penelitian, bebas kolesterol dan logam berat. Di saat menggoreng, struktur kimianya tidak
akan berubah sama sekali karena 92% jenis asam lemaknya sudah dalam bentuk lemak
jenuh. Sedangkan untuk minyak sayur lainnya, apabila digunakan untuk mengoreng, maka
akan menjadi kental karena terjadi proses polimerisasi (penggumpalan).
Disamping itu minyak kelapa juga tidak menghasilkan trans fatty acid dan radikal bebas yang
bersifat toksit (racun) dan karsigonik (penyebab kanker). Bahkan untuk menghasilkan
minyak goring dari kelapa sawit, diperlukan campuran minyak goring dari Kopra.
Biaya produksi untuk minyak goring kelapa tradisional, hampir setara dengan pembuatan
VCO. Dan sampai sekarang dianggap kurang menguntungkan. Tentu ketika orang semakin
sadar akan manfaatnya, akan membuat minyak goreng kelapa murni akan menjadi produk
yang sangat menarik.
4. Tepung Kelapa
Selain menjadi produk jadi, kelapa bisa dijual dalam bentuk kopra maupun tepung kelapa.
Tepung kelapa dihasilkan murni dari kelapa, dan merupakan produksi bahan baku yang
hampir tidak menghasilkan limbah padat.Sekalipun nilai tambahnya tidak begitu banyak,
namun tepung kelapa bisa menjadi pilihan bagi para petani untuk memilih jenis produk yang
diinginkan, dan bisa bertahan dalam jangka panjang. Apalagi sekarang telah menembus
pasar ekspor
5. Makanan dan Minuman
Selain kelapa muda yang sudah terkenal dengan pemanfaataanya sebagai es kelapa muda,
berbagai produk dari kelapa sudah banyak dibuat untuk roti, nata de coco, cuka, sirup,
kecap, dan minuman berenergi dari sari buah kelapa.
6. Asap Cair (Liquid Smoke)
Distilat asap atau asap cair tempurung mengandung lebih dari 400 komponen dan memiliki
fungsi sebagai penghambat perkembangan bakteri, baik dan aman aman sebagai
pengawet alami.
Asap Cair dihasilkan dari tempurung kelapa, dan bisa digunakan sebagai bahan pengawet
alami, sebagai pengganti dari bahan pengawet formalin yang terbukti berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Produk asap cair ini dapat digunakan untuk mengawetkan ikan, daging, sayuran, buah-
buahan ataupun sebagai pengeras/pengawet karet dan anti rayap dalam industri kayu.
4-5 kwintal arang tempurung kelapa dihasilkan distilat asap tempurung kelapa sekitar 40 liter
7. Karbon Aktif (Briket Arang) Batok Kelapa
Briket arang bisa dibuat dari tempurung kelapa, dengan proses pembuatan yang sangat
mudah. Dan bisa menjadi pengganti sumber energi seperti minyak dan batu bara. Dan dinilai
lebih ramah lingkungan karena karbon hasil pembakarannya relative sedikit.
Sudah banyak dimanfaatkan namun belum berkembang secara komersial. Pasarnya sudah
berkembang menembus pasar ekspor. Harganya sekitar Rp 3000 /kg. Potensinya cukup
besar karena bobot tempurung mencapai 12 % dari bobot buah kelapa. Tetapi karena harga
minyak kembali turun dan menjadi murah, maka investasi di bidang ini masih dianggap
kurang menarik dan kurang menguntungkan.
8. Tepung Batok Kelapa
Selain bisa menjadi beriket arang, batok kelapa juga bisa menjadi tepung batok kelapa, yang
dimanfaatkan untuk pembuatan obat nyamuk, dupa dll.
9. Air Kelapa dengan berbagai kasiatnya
Air kelapa kaya gizi, dan memiliki banyak manfaat baik untuk kecantikan maupun kesehatan,
diantaranya :
Kesehatan : Kandungan air kelapa bisa menyerap/menetralkan racun dari dalam tubuh,
penyakit gatal, Luka baker, Demam berdarah, Cacingan pada anak dan Disentri
Untuk kecantikan : Menghilangkan jerawat, Mencegah kerutan di wajah, Mencegah uban,
Meningkatkan gairah seksual dan Membuat suara merdu, serta Bahan baku pembuatan
sabun.
10. Sabut Kelapa dan Serbuk Sabut Kelapa
Selain dalam bentuk sabut kelapa, juga bisa dibuat dalam bentuk serbuk sabut kelapa. Yang
memiliki kegunaan yang cukup bervariasi. Sabut kelapa telah terbukti bisa dimanfaatkan
untuk berbagai produk yang dibutuhan untuk manusia. Selain sebagai keset atau tali,
sekarang sudah merambah bahan baku industri karpet, jok, dashboard kendaraan, kasur,
bantal, dan hardboard.
Selain itu, menurut penelitian, sabut kelapa memeiliki beberapa kelebihan:
dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman
tanah. Karena sifat tersebut, sehingga sabut dapat digunakan sebagai media yang baik
untuk pertumbuhan tanaman hortikultura dan media tanaman rumah kaca
potensial didayagunakan sebagai adsorben (penyerap) polutan logam berat yang sangat
berbahaya bagi manusia. Apabila pada air sumur dapat menyerap logam berat Mangan
(Mn) pada air sumur
11. Daun Kelapa dan berbagai manfaatnya
Daun mudanya memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan rumah tangga, mulai dari sekedar
hiasan, sampai untuk memasak makanan misalnya sebagai bungkus ketupat, serta masih
banyak lainnya.
Sementara daun yang sudah tua bisa diambil lidinya untuk menjadi sapu lidi, serta menjadi
aneka produk kerajinan yang unik.
12. Tempurung Kelapa untuk kerajinan
Kerajinan yang terbuat bisa dari berbagai proses pembuatan dan hasil produk yang
berbeda-beda, mulai dari model penempelan (laminating), dirangkai, maupun kombinasi
yang lain. Kelebihan dari temperung kelapa adalah warnanya yang alami dan tidak pudar,
sehingga tidak perlu pewarnaan dalam proses finishing.
Kalau jaman dahulu biasa digunakan sebagai pengganti mangkok untuk makan, juga
digunakan untuk gayung air mandi dan aneka kegunaan lainnya, namun di era sekarang
telah berkembang ke berbagai macam produk.
13. Mancung Kelapa Kelapa untuk kerajinan
Mancung kelapa memiliki potensi yang besar untuk menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual
tinggi. Selain bentuknya yang bagus, ulet, mudah dibentuk sesuai selera, juga daya
tahannya terhadap rayap.
14. Kayu Kelapa untuk berbagai perabot dan perkakas rumah
Sekalipun kayu kelapa memiliki sifat yang tidak tahan lama dan mudah pecah, namun kayu
kelapa memiliki serat yang unik dan cocok untuk pembuatan aneka kerajinan, juga karena
sifat yang kaku, tidak mudah bengkok banyak dimanfaatkan untuk konstruksi pembuatan
rumah.
Untuk Kerajinan
Untuk konstruksi pembuatan rumah.
Untuk Lantai Rumah (flooring atau parquet)
Untuk furniture
Dan lain-lain
Betapa banyak manfaat yang bisa diambil dari pohon kelapa, dan tentu masih banyak
manfaat lainnya terkait dengan fungsi tumbuh-tumbuhan sebagai penyerap karbon dan
penjaga kesuburan tanah. Hebat kan???
Analisa Peluang Pasar
Mari kita lihat analisa-analisa dan gejala-gejala di bawah ini:
2 kg kelapa mengandung 1 liter biodiesel, biaya produksi 1 liter biodiesel sekitar 6.000 rupiah
(biaya produksi sekarang dengan harga kelapa 2500 rupiah per kg.
Potensi kelapa dunia (termasuk kelapa sawit) sekitar 20 jt hektar. Bila rata-rata per hektar
bisa menghasilkan 3 ton kelapa, maka akan menghasilkan kira-kira 60 jt ton kelapa. yang bisa
menghasilkan 30 juta ton biodiesel.
30 juta ton biodiesel setara dengan 25.410.000.000 liter. (25 milyar liter per tahun). Cara
menghitungnya (mengkonversi berat ke liter) dengan mengkalikan berat jenis minyak kelapa
0,847 g/cm3.
25.410.000.000 liter per tahun = 69.616.438 liter per hari. (69 juta liter per hari). Bandingkan
dengan kebutuhan minyak dunia 14,3 milyar liter/hari (14.300.000.000 liter /hari). Jadi keciiiiil
sekali Hanya 0,005 % dari kebutuhan minyak dunia.
Bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia yang sekarang ini
sudah mencapai 1,4 juta bph (barel per hari). 1,4 juta bph setara dengan 222.600.000 liter per
hari (222 juta liter/hari). Atau sekitar 30% dari kebutuhan di dalam negeri
Cocodiesel diperkirakan tidak akan mampu mengganti minyak dunia, sekalipun hanya 1%
saja. Itupun kalau semua produk kelapa diproduksi semua menjadi biodiesel.
Potensi Kelapa Indonesia, adalah yang terbesar di dunia, data tahun 2003 (lihat table
dibawah), sekitar 3,7 juta ha, atau menguasai sekitar 36 % dari total lahan kelapa di dunia.
Kalaupun toh sekarang akan dikembangkan menjadi 6 juta hektar lahan kelapa, atau
menguasai 50% kelapa dunia, dan intensifikasi lahannya ditingkatkan, sehingga bisa
menghasilkan 6 ton per hektar dari semula 3 ton per hektar. Semua itu tidak memberi dampak
apa-apa terhadap krisi minyak. Yang justru adalah sebaliknya di mana harga kelapa akan
menjadi benar-benar mahal.
Jadi, akan terjadi peluang bisnis yang sangat besar bagi petani kelapa. Dan hal ini tentu akan
membawa dampak pada produk turunan lainnya seperti VCO. Tidak seperti sekarang dimana masih
banyak produsen VCO yang kesulitan menjual produknya. Juga tentu briket arang batok kelapa juga
akan menjadi bisnis yang menguntungkan, karena dicari dan dibutuhkan oleh banyak orang.
Isu lingkungan dan global warning akan memaksa orang untuk menggunakan kayu alternatif atau
tidak membabat hutan, dan dengan sendirinya akan menjadikan kayu kelapa menjadi semakin
mahal. Didukung adanya teknologi sekarang yang mampu memberikan threatmen (perlakuan)
khusus pada kayu sehingga kayu menjadi lebih kuat dan tahan terhadap serangan rayap.
Juga, isu negatif terhadap obat-obat kimia yang memberi efek buruk terhadap kesehatan manusia
akan mendorong orang untuk kembali menggunakan obat-obat herbal atau cara-cara yang lebih
alami. Dalam hal ini maka semua produk dari buah kelapa yang mengandung banyak kelebihan dan
baik untuk kesehatan dan kecantikan, akan menjadi incaran dari para pembeli.
Tetapi
Petani Kelapa Jadi Kaya???
Belum tentu Seperti yang sudah berulangkali terjadi, bahwa kaya akan sumber daya alam belum
tentu menjamin masyarakat atau bangsa bisa menjadi kaya. Contohnya Indonesia sekarang ini.
Kaya akan sumber daya alam tetapi menjadi negara miskin.
Mengapa???
Karena kita tidak mengelolanya dengan baik, karena kebanyakan masih suka berpikir jangka
pendek dan kurang terbiasa berpikir jangka panjang.
Sekarang mari kita jawab pertanyaan ini: Bila anda sekarang mendapatkan uang 1 milyar,
apa yang akan anda lakukan? Bersenang-senang? Berbelanja? Beli mobil bagus? Beli
rumah bagus?
Ketahuilah, kalau kita tidak merubah mentalitas kita, maka semua yang kita miliki akan segera
habis, dan kita kembali menjadi miskin, dan bekerja pada orang lain. Memang petani kelapa
akan mendapatkan rejeki nomplok dari naiknya harga kelapa, namun semua itu akan segera
habis, dan tiba-tiba perkebunan kelapanya sudah dijual dan diganti kepemilikannya oleh
orang lain atau orang asing.
Peluang besar produk dari kelapa di masa yang akan datang tersebut, akan benar-benar bisa
mendatangkan kemakmuran apabila kita benar-benar memiliki keinginan yang kuat untuk
menangkap peluangnya. Belajar mengelola dan menginvestasikan uang yang kita dapatkan,
agar usaha kita bisa semakin meningkat. Misalnya investasi teknologi dan peralatan yang
bisa mendukung perkembangan produk kelapa kita. Bukan terjebak pada kesenangan sesaat.
Kita perlu memiliki tujuan jangka panjang. Kita perlu membuat rencana-rencana jangka
panjang. Orang yang tidak memiliki tujuan, akan dihukum untuk bekerja terus menerus pada
orang yang memiliki tujuan.
Dan salah satu cara sederhana adalah dengan menumbuhkan lebih banyak pengusaha
Indonesia, bukan tergantung pada pengusaha atau perusahaan asing.
Analisa Kebijakan di Bidang Pengembangan Kelapa Indonesia
Melihat analisa dan peluang pasar di atas, kelapa menjadi asset penting dan strategis untuk
kesejahteraan rakyat dan untuk kemakmuran bangsa. Majunya petani kelapa akan memberi
keuntungan dan manfaat yang lebih luas (multiplier effect) dengan terciptanya banyak lapangan
kerja. Juga dampak yang baik terhadap lingkungan, karena akan banyak lahan menganggur yang
bisa dirubah oleh rakyat untuk menjadi kebun kelapa.
Namun sampai sekarang, kita belum melihat upaya pemerintah untuk mendukung serius, sistematis
dan berkelanjutan. Yang ada baru program (proyek) pemberdayaan dan bantuan yang sesaat lalu
berhenti dan tidak berlanjut.
Pemerintah merupakan faktor terpenting agar kelapa Indonesia bisa berkembang dan
mensejahterakan rakyatnya. Karena di tangan pemerintahlah semua kebijakan dan aturan di buat.
Dan juga di tangan pemerintahlah, uang rakyat yang jumlahnya mencapai 1000 Trilyun (APBN)
dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa.
Yang terjadi justru sebaliknya, di mana petani kelapa dibiarkan berjalan sendiri di tengah fenomena
global, sehingga ketika harga minyak naik, harga kelapa ikut naik, dan ketika harga minyak turun,
kelapa juga ikut turun. Membuat banyak petani menjadi kaya sebentar, lalu bangkrut, tanpa pernah
tahu penyebabnya, membuat mereka tidak berani berpikir jangka panjang dan lebih serius berusaha
di bidang kelapa, karena tidak adanya dukungan yang memadai.
Pemerintah lebih memilih subsidi minyak yang dibeli dari pasar Internasional, dari pada subsidi
cocodiesel buatan rakyat.
Rendahnya dukungan pemerintah itu bisa kita lihat dari table dibawah ini:
Potensi Luas Tanam Kelapa Dunia (000 Ha)

Nilai Ekspor per Hektar

Dari data di atas menunjukkan:
Indonesia adalah negara yang memiliki luas areal kelapa terbesar di dunia, tapi dari nilai
ekspor berada di bawah Philipine.
Produktifitas kelapa masih sangat rendah, dibandingkan dengan Philipina, Srilangka dan
Malaysia.
Perlunya intensifikasi produksi kelapa dan diversifikasi produk yang memiliki nilai tambah
tinggi
Saatnya Berubah Bukan???
Memang Indonesia bukanlah negeri yang kaya minyak seperti negara-negara timur tengah, namun
Indonesia diberkahi dengan sumber daya alam lain yang tidak kalah menguntungkan. Sehingga dari
dulu sampai sekarang selalu menarik bagi para penjajah datang ke negeri ini, dan membodohi
rakyat negeri ini serta menyuap para pemimpinnya agar mau menjual murah semua potensi
kekayaan yang dimiliki.
Melakukan perubahan yang dimulai dari diri kita sendiri.

Prospek dan Peluang Pasar Perkebunan & Pengolahan
Kelapa Sawit
Posted on May 18, 2012 by admin
inShare
Prospek bisnis perkebunan kelapa sawit dan pengolahannya sangat terbuka lebar.
Sebab, kelapa sawit dalah komoditas yang memiliki banyak pungsi dan kebutuhan, baik
untuk skala rumah tangga maupun industri. Terutama, sekarang adanya program
konversi sumber energi minyak fosil (minyak bumi) ke biodiesel yang menggunakan
bahan baku kelapa sawit. Seperti diketahui bersama bahwa Indonesia mempunyai lahan
perkebunan kelapa sawit. Bila ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia dari tahun
2006 sudah mengalami peningkatan dan mengalahkan produktivitas Malaysia. Ini
memperlihatkan efisiennya pengolahan kelapa sawit di Indonesia selama ini. Dengan
melihat kondisi potensi lahan, industri minyak kelapa sawit, pasar hasil industri
kelapa sawit baik dalam negeri maupun luar negeri serta membandingkannya dengan
nilai perdagangan kelapa sawit Indonesia dan dunia.
Perkembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan
sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor
pertanian. Selama bertahun-tahun, kelapa sawit memainkan peranan penting dalam
perekonomian Indonesia dan merupakan salah satu komoditas andalan dalam
menghasilkan devisa. Dibandingkan dengan komoditi lainnya pada sub-sektor
perkebunan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya
paling pesat pada dua dekade terakhir. Secara umum pengembangan agribisnis kelapa
sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor, dan
pengembangan produk. Saat ini, Indonesia merupakan produsen minyak sawit kedua
terbesar dunia setelah malaysia. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit
didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktivitas yang masih dapat
meningkat dan semakin berkembangnya industri hilir.
Prospek pasar komoditi kelapa sawit dimasa mendatang semakin menantang karena
sejalan dengan permintaan pasar akan berbagai produk yang dihasilkan dari
pengolahan kelapa sawit.

PROSPEK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KELAPA
Prospek Pengembangan Agribisnis Kelapa
12 March 2009 102 Komentar Peluang Bisnis, Potensi Bisnis Daerah
Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan
dari proses nilai tambah kelapa. Dari buah murah yang berlimpah di Indonesia ini, pasar Eropa melahap
minyak masak berkualitas terbaik, pengisi jok Mercedes, briket termahal untuk barbeque, hingga sabun dan
parfum.
VIDEO PRAKTISI

Temukan Ide Bisnis dari Hobi Travelling

Filipina saat ini merajai pasar ekspor dengan 125 jenis produk olahan kelapa. Sebaliknya, baru 25 jenis produk
olahan diproduksi di Indonesia.
Tahun 2005, Filipina mengantungi keuntungan ekspor kelapa senilai 757,3 juta dollar AS dari perkebunan
seluas 3,1 juta ha. Pada saat yang sama, dengan perkebunan seluas 3,8 juta ha, nilai ekspor kelapa Indonesia
hanya 228,7 juta dollar AS.
Beberapa anggota Fokpi merupakan industri pengolahan kelapa skala kecil dan menengah dengan beragam
variasi produk. Produsen anggota Fokpi di Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, mengekspor sabut kelapa
untuk isian jok mobil ke Eropa, yakni sebanyak 120 ton per bulan. Dengan total lahan yang ditanami kelapa
hampir satu juta hektar pulau jawa menyimpan potensi untuk pengembangan agribisnis kelapa di masa
mendatang.
Daya saing produk kelapa terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer. Produk akhir yang
sudah berkembang baik adlah Dessicated coconut (DC), coconut milk(CM), coconut charcoal(CCL), actived
carbon (AC),Brown Sugar (BS),coconut fiber, coco peat, nata de coco dan Virgin coconut oil (VCO), coconut
wood.
Produk-produk seperti DC,CCL,AC,BS,CF sudah masuk pasar ekspor dengan perkembangan yang sanagat
pesat. Permintaan pasar ekspor untuk produk olahan kelapa menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai
contoh pasar DC indonesia untuk ekspor mempunyai kecenderungan yang meningkat dalam 5 tahun terakhir,
kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh arang aktif.
Sebagai contoh adalah Roeswan seorang pengusaha coco fiber.Seluruh produksi berupa serat sabut dari
petani ia tampung untuk memenuhi pasar ekspor. Di pasar internasional, harga cocofiber alias serat sabut
US$200-US$205 per ton setara Rp2-juta pada kurs Rp10.000. Pendapatannya Rp44-juta.
Shengyang, produsen kasur pegas dan mebel, meminta pasokan 700 ton serat sabut untuk masa kontrak 12
bulan. Artinya, ia mesti menyiapkan rata-rata 58 ton tiap bulan selama setahun. Ia lebih berkonsentrasi untuk
memenuhi permintaan Shengyang Xudong ketimbang importir lain. Di luar permintaan Korea dan Belgia,
Sebetulnya saya masih dapat menjual 5-10 kontainer per bulan, ujar Roeswan, pemilik PT Roesmetrix.
Pasar karbon dan arang aktif tak kalah besar. Ari Hardono, contohnya, memasarkan 20 ton arang aktif per
bulan. Satu kg arang aktif hasil pembakaran 9-10 tempurung kelapa. Konsumennya rumah makan di
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka menggunakan arang aktif sebagai bahan bakar. Dengan harga Rp1.200
per kg omzetnya Rp24- juta. Menurut produsen di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu biaya produksi sekilo
arang aktif Rp600 sehingga laba bersihnya Rp12-juta tiap bulan.
Pasar cocofiber alias serat sabut kelapa tak kalah empuk. Serat sabut juga multiguna antara lain sebagai
pengisi jok mobil, jok kursi, kasur pegas, papan partikel, dan filter air. Dibanding busa, cocofiber lebih kuat
melindungi per dan tidak mengundang kutu.
Pelaku bisnis serat sabut di berbagai kota kewalahan memenuhi tingginya permintaan. Asli Malin, salah satu
contoh. Produsen serat sabut di Pariaman, Sumatera Barat, itu memproduksi 1,2 ton serat hasil olahan
18.000 sabut per hari. Jangankan memenuhi permintaan importir di Korea Selatan mencapai 10.000 ton per
tahun, order eksportir di Jakarta saja belum ia layani sepenuhnya. Setiap pekan, eksportir di Jakarta
memborong serat Rp1.800 per kg.
Pria kelahiran 17 April 1946 itu, memetik laba bersih Rp300 per kg. Kecil? Tunggu dulu. Dengan produksi 8,4
ton per pekan, laba bersihnya Rp2,5- juta atau Rp10-juta per bulan. Itu baru dari cocofiber. Produsen serat
sabut berarti juga produsen cocopeat alias serbuk. Sebab, 70% dari kulit kelapa terdiri atas serbuk; 30% serat.
Asli Malin menuai 90 ton cocopeat yang memberikan laba bersih Rp27-juta sebulan.
Artinya total jenderal laba bersih Malin dari pengolahan sabut mencapai Rp37-juta sebulan. Siapa tak tergiur
laba menjulang? Mungkin karena itulah Zulhaidir Rawawi berhenti bekerja di perusahaan asing di Jakarta
meski bergaji besar, fasilitas memadai, dan jabatan tinggi. Ia memilih menekuni bisnis cocopeat. Semua
bermula dari tugas Zulhaidir sebagai general manager yang kerap memaparkan laporan keuangan kepada
pemegang saham di Seoul, Korea Selatan.
Saat bertugas ke sana, ia menyempatkan diri mengunjungi sentra tanaman hias di Inchon, mirip Rawabelong,
Jakarta Barat. Di sanalah ia melihat cocopeat bikinan Sri Lanka. Ia menawarkan diri untuk memasok dan
diluluskan. Pada 1999 Zul memutuskan berhenti bekerja setelah rutin mengekspor cocopeat selama setahun.
Kini ia rutin mengirimkan 22 ton cocopeat per bulan memenuhi permintaan seorang importir di Inchon,
Korea Selatan.
Balok cocopeat yang ia ekspor berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm berbobot 5 kg. Satu kg cocopeat berasal dari
2,5 kg sabut kelapa. Menurut dia biaya produksi 1 kg cocofibre dan 2 kg cocopeat-dari 5 kg sabut-Rp1.600. Itu
total biaya karena cocopeat dan cocofibre dihasilkan dari satu kesatuan bahan. Bila memproduksi cocopeat,
pasti menghasilkan cocofiber atau sebaliknya. Harga jual cocopeat di pasar ekspor mencapai Rp2.600 per kg
sehingga omzetnya Rp57,2-juta.
Zulhaidir memperoleh 17 ton cocofiber per bulan. Serat sabut itu ludes terserap produsen kasur pegas di
pasar domestik. Dengan harga jual Rp2.200 per kg, ia menangguk omzet Rp37,4-juta saban bulan. Laba bersih
penjualan cocopeat dan cocofiber mencapai Rp22-juta sebulan. Zul sebetulnya masih mampu memasarkan
hingga 3 kontainer cocopeat lagi. Sayang, produksinya masih terbatas. Ia bisa memasarkan produk cocopeat
milik produsen lain asal sesuai standar mutu. Apalagi sejak Desember 2008 ia juga mesti memenuhi order
Garden Landscape. Importir di Singapura itu meminta pasokan rutin papan tempat tumbuh anggrek
berbahan baku cocopeat.
Garden Landscape meminta kiriman 10.000 papan berukuran 50 cm x 20 cm x 2 cm per bulan. Soal peluang
bisnis cocopeat menurut Zul pasar terbuka luas. Zul yang menginvestasikan Rp200-juta ketika memulai bisnis.
Sebagai gambaran, sebuah produsen springbed memerlukan 20 ton cocofiber per bulan. Belum lagi produsen
springbed asing yang mengajak bekerja sama. Setidaknya ada 4 produsen asal China dan 2 asal Vietnam yang
minta pasokan rutin cocofiber kepada Zul.
Olahan limbah kelapa lain adalah arang aktif. Idealnya pengolahan arang aktif terpadu dengan asap cair.
Namun, beberapa produsen hanya mengolah arang aktif. Boleh jadi lantaran teknologi produksi asap cair
terbilang baru di Indonesia. Djaya Suryana sejak 2002 memasok arang aktif ke sebuah perusahaan di
Tanjungbintang, Provinsi Lampung.
Ia membersihkan arang hasil pembakaran tempurung kelapa di mesin diesel 30 PK. Melalui ban berjalan
arang lolos sortir masuk ke mesin penghancur. Ketika keluar arang melewati saringan baja sehingga hasilnya
seragam. Djaya memasarkan 3.000 ton arang aktif per bulan. Masih ada 5.000 ton permintaan rutin per bulan
yang belum dapat Djaya penuhi. Sayang, ia merahasiakan harga jual ke produsen karbon aktif.
Lima puluh rupiah tak bisa dibilang kecil karena secara akumulasi laba bersihnya Rp150-juta. Memang
dibanding laba Doddy Suparno dan Oka Bagus Panuntun, keuntungan Djaya lebih kecil. Doddy mengutip laba
Rp1.500 per kg arang aktif. Harga jual saat ini Rp4.500 per kg. Menurut Doddy biaya produksi per kg briket
Rp3.000. Dari pembakaran 15 ton tempurung ia memperoleh 5 ton arang aktif per bulan.
Mereka lalu menghancurkan arang dan mengolahnya menjadi briket. Margin perniagaan barang gosong itu
Rp7,5-juta sebulan. Mestinya laba Doddy lebih besar jika saja setiap bulan mampu memenuhi permintaan
rutin dari Yunani dan Timur Tengah masing-masing 22 ton dan 88 ton.
Di luar olahan limbah kelapa itu sebetulnya masih ada produk turunan lagi seperti tepung tempurung
seperti digeluti oleh Agus Setiawan.
Pria kelahiran 11 Agustus 1971 itu menggiling tempurung kelapa menjadi tepung. Rendemen 90%-10 kg
tempurung menjadi 9 kg tepung.
Volume produksi baru 50 ton sebulan terserap sebuah pabrik obat nyamuk. Tepung batok bahan baku obat
nyamuk bakar. Dengan harga jual Rp2.500 dan biaya produksi Rp1.000, laba bersihnya Rp75- juta. Menurut
Agus pasar tepung terbentang luas. Ia belum sanggup melayani order rutin 1.350 ton tepung per bulan.
Sabut dan tempurung kelapa yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata komoditas prospektif yang
menjanjikan laba besar.

Cara Menjual dan Memasarkan Produk Sabut Kelapa
Cocofiber
Diposkan oleh WIMBO GROUP
di 22.55 -
0 komentar
Dari Pertanyaan di Blog ataupun via Facebook, banyak teman bingung menjual potensi sabut kelapa, sy
mau sdikit share ya, dalam rangkuman kultweet (Kuliah Twitter) @PakarKelapa #Cocofiber smoga
manfaat
1. Sejak lama, Indonesia dikenal sbg penghasil kelapa TERBESAR di Dunia
2. Produsen Terbesar kelapa, tetapi masih minim pemanfaatan produknya, Justru masih kalah dg
negara spt Srilangka, apalagi produ
3. Olahan sabut kelapa dikenal dg #Cocofiber, adalah bahan material produk-produk canggi
4. #Cocofiber dikenal sejak lama sebagai bahan baku Jok pesawat, Jok mobil mewah teknologi
Jerman
5. Lantas siapa yang menjadi pionir dalam industri #Cocofiber? Negara Miskin di Asia Selatan
Srilangka justru pionirnya
6. Peluang pasar cocofiber yang sangat besar, skrng diambil alih oleh China, mereka produsen
terbesar produk turunan tsb
7. Sementara Indonesia, baru sebatas suplayer bahan baku #Cocofiber untuk China
8. Industri olahan #Cocofiber Indonesia, sebenarnya sudah mulai ada, tetapi baru sebatas asal ada
9. Tercatat bbrapa produsen olahan #Cocofiber tanah air yg sudah brjalan ada di daerah Lido
Jawa Barat & sbagian di daerah Kebumen Jateng
10. Namun sayang, produk mereka belum bisa competitif bersaing dg produk China. Kualitas dan
pemasaran, masalah klasik pengusaha kita
11. Ada rekan bisnis yg cukup bagus produknya, sayang manajemennya belum bs menembus pasar
yg lebih besa
12. Akhirnya, Kita masih rela dianggap sebagai Negara pengekspor Raw Material Saja
13. Cap Negara Pengekspor terbesar #Cocofiber masih lebih bagus, dibanding jika Cocofiber
dibakar sebagai sampah saja
14. Fakta ironis memang, sebagai besar Sabut kelapa di Luar Jawa belum diolah sama
sekali,#Cocofiber sekalipun
15. Banyak rekan luar jawa yg sudah berniat mengolah Sabut Kelapa spy tidak dibiarkan atau
dibakar saja
16. Dan atau ada sebagian yg sudah tahu diolah jadi cocofiber, tetapi banyak tidak tahu cara
pemasarannya
17. Kalaupun sudah tahu cara pemasarannya, sering terkendala persoalan infrastruktur akses
produk kelua
18. Pasar #Cocofiber saat ini, sangat besar kebutuhannya, info dr beberapa rekan pengusaha,
kebutuhan hampir lebih besar dr suplai
19. Peluang pasar Terbuka #Cocofiber ini sebenarnya peluang, sekaligus tantangan, khusus bagi
kawan-kawan diluar Jawa
20. Bagi Luar Jawa, bahan baku cocofiber sama sekali bukan masalah, Justru melimpah
21. Sementara di Jawa, dg segala kemudahan infrastruktur untuk ekspor, sering kendala bahan baku
jadi masalah
22. Tercatat daerah seperti Ciamis, Jogja, Kebumen, Banyuwangi atau daerah pantai selatan Jawa
banyak Industr
23. Nah, Lalu bagaimana dg Luar Jawa? saya kira dr uraian sy awal, masih ada beberapa peluang
untuk memecahkan masalah pasa
24. Kalau untuk masalah pasar, diluar persoalan infrastruktur, skrng pasar relativ terbuka, Apalagi
skrng Media Sosial sangat MUDAH membantu
25. Orang sekelas @pakarseo bisa merubah Pasar yg remang-remang menjadi terang benderang,
Media Internet jadi Toolnya
26. Penggunaan media sosial Internet mempermudah sgalanya, email, blog, media online spt twitter,
Facebook adalah alat wajib untuk pemasar
27. Penggunaan media Internet untuk pemasaran #Cocofiber wajib dipakai untuk memperbesar
pemanfaatan cocofiber
28. Jika media Internet sudah dikuasai, selanjutnya kesiapan infrastruktur yang harus diperhatikan
29. Saat ini, pelabuhan ekspor baru tersedia di beberapa tempat, belum merata. Mau
Usaha#Cocofiber, Catat ini harus jadi Perhatia
30. Diluar Jawa, pelabuhan ekpor yang memadai baru di Belawan Medan, Panjang Lampung, dan di
Bitung Manado
31. Sementara di Jawa, ada Pelabuhan Tj Priuk Jakarta, Tj Emas Semarang dan Tj Perak Surabaya
32. Bagi kawan-kawan dilaur Jawa, perhatikanlah apakah sebegitu dekatkah dg pelabuhan ekspor
impor tsb?
33. Kalau dekat atau relativ terjangkau khususnya biaya transportasinya, maka siap-siaplah menjadi
pengusaha
34. Tetapi kalau jauh, maka perlu dihitung ulang, apakah ongkos kirim masih sesuai dg margin yg
akan didapat
35. Contoh kasus, jika lokasi di NTB. Pelabuhan terdekat adalah Tanjung perak surabaya
36. NTB merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar jg, namun pemanfaatan baru sebatas
Kopra. Ini PELUANG..
37. Ambil daerah seperti lombok barat. Sumber kelapa, bahan sabut kelapa melimpah, blm ada
persaingan usaha #Cocofiber. Peluaaaaang.
38. kemudian langkah selanjutnya adalah Lihat transportasinya, info dr kawan katanya Fuso ke
Surabaya, cuma 2,5jt ini PELUAAANG.
39. Kenapa? karena di Jawa Saja, contoh Ciamis, kalau mau kirim ke Tanjung Priok ya harganya
berkisar 2-3jt per Fuso
40. Nah Ini saya maksud sebagai studi kasus untuk melihat bagaimana suatu daerah Cocok untuk
usaha #Cocofiber atau tidak..
41. Rekan-rekan kenapa sih usaha cocofiber menjanjikan ? sya berikan ilustrasi sederhana
yah
42. Begini harga jual cocofiber diangka Rp 2400 per kg, ongkos produksi di Jawa Rp 1600-1800
per kg, kondisi bahan baku beli
43. Berarti marginnya adalah minimal Rp 600 per kg, hebat bukan? pdahal sekali kirim per kontainer
18 ton,sekali kirim margin sampai 10jt an
44. satu kontainer 18 ton hanya perlu dicapai 10 hari saja lho, biasanya proses produksi rata-rata 2
ton per hari
45. Sekarang kalau bahan baku gak beli, dg kondisi sama, margin kemungkinan tambah jg, ttp ingat
ttp hitung ongkir ya..
46. Menggiurkan bukan? Faktor inilah yang membuat Industri #Cocofiber seolah tertutup tp
sebenarnya Pasar Terbuka
47. Faktor biaya transportasi, kesediaan bahan baku menjadi hal utama dalam proses industri olahan
sabut kelapa
48. Lalu apalagi yang menentukan berhasilnya industri olahan ini? jawabanya adalah mesin
produksinya.
49. Mesin Produksi Cocofiber minimal terdiri dari mesin pengurai, penyaring dan press
50. Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani
kelapa untuk mengolah peluang Industri
51. Pembelian mesin yang relativ mahal, trkadang menjadi sandungan untuk masyarakat petani
kelapa untuk mengolah peluang Industri
52. Namun bagi pemilik modal, peluang ini adalah kesempatan emas untuk meraup untung dari
bisnis sampah ini
53. Seperti apa bentuk mesin cocofiber, silahkan bisa dibaca dilink ini
~>http://rumahmesin.com/mesin-produksi-kelapa/jual-mesin-sabut-kelapa/
54. Produk samping #Cocofiber ada serbuk sabutnya atau cocopeat, peluangnya bisa dibaca
disini http://rumahmesin.com/artikel-proses/mencetak-cocopeat-blok-serbuk-sabut-kelapa-
bernilai-ekspor/
Barangkali cukup sekian dulu saya mengupas bisnis #Cocifiber, terima kasih om @pakarseo atas
Retweetnya berkah melimpah
Ada pertanyaan berarti ada Jawaban, ada masalah berarti ada solusi, pengikat solusi adalah tulisan..
Monggo smoga manfaat
Demikian KulTweet kami, Follow saya di @PakarKelapa

Arang Tempurung
PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG
Sumber: http://www.bi.go.id/sipuk/
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000
mencapai 3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95%)
merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial
budaya.
Pemanfaatan buah kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan santan untuk keperluan
rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan. Bobot
tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun
adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 672 ribu ton tempurung yang dihasilkan. Potensi produksi tempurung
yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Salah satu produk yang dibuat dari tempurung kelapa adalah pembuatan arang tempurung yang pada proses selanjutnya akan
dapat diolah menjadi arang aktif. Jadi arang tempurung merupakan bahan baku untuk industri arang aktif. Pembuatan arang
tempurung ini belum banyak yang melakukannya, padahal potensi bahan baku, penggunaan dan potensi pasar cukup besar.
Dari aspek teknologi, pengolahan arang tempurung kelapa relatif masih sederhana dan dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil.
Keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang belum memenuhi
persyaratan merupakan kendala dan masalah dalam pengembangan usaha industri pengolahan tempurung kelapa.
TUJUAN, RUANG LINGKUP DAN METODE
Tujuan
Tujuan dari penyusunan pola pembiayaan ini adalah:
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan realisasi kredit usaha kecil, khususnya melalui
penyediaan kredit untuk pengembangan usaha arang tempurung
2. Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha arang tempurung.
Ruang Lingkup
Penyusunan lending model ini memerlukan studi mengenai pola pembiayaannya yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1. Aspek pemasaran yang meliputi antara lain kondisi permintaan (termasuk pasar ekspor), penawaran, persaingan, harga,
proyeksi permintaan pasar.
2. Aspek produksi yang meliputi gambaran komoditi, persyaratan teknis produksi, proses pengolahan, dan penanganannya;
3. Aspek keuangan yang meliputi perhitungan kebutuhan biaya investasi dan kelayakan keuangan (menggunakan alat
analisis rugi-laba, cash flow, net present value, pay back period, benefit cost ratio, dan internal rate of return) dilengkapi
analisis sensitivitas;
4. Aspek sosial ekonomi yang meliputi pengaruh pengembangan usaha komoditi yang diteliti terhadap perekonomian,
penciptaan lapangan kerja, dan pengaruh terhadap sektor lain;
5. Aspek dampak lingkungan.
Metode Penelitian
Survei lapang dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut:
1. Data primer dari pengusaha kecil (pengusaha arang tempurung);
2. Data sekunder dari instansi terkait (Dinas Perindustrian dan Perdagangan).
3. Tokoh masyarakat setempat (tokoh formal dan tokoh informal).
Analisis data tersebut diatas selanjutnya dilakukan atas hal-hal sebagai berikut:
1. analisis usaha, dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komoditi yang diteliti dilihat dari aspek-aspek
pemasaran, produksi, sosial ekonomi, dan dampak lingkungannya;
2. analisis pembiayaan, dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembiayaan proyek dan kelayakan usaha dilihat dari aspek
keuangannya.
Untuk kepentingan pengumpulan dan analisis data tersebut di atas, sampel usaha kecil di wilayah penelitian diambil secara acak
dengan persyaratan bahwa usaha kecil tersebut yang paling banyak terdapat di wilayah studi, tetapi dengan mengutamakan
mereka yang mendapat kredit bank untuk usahanya. Lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Deli Serdang Propinsi Sumatra Utara.
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
PROFIL USAHA
Usaha kecil yang menjadi contoh dalam penelitian adalah usaha kecil pengolahan arang tempurung kelapa. Usaha ini terletak di
Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara. Lokasi ini berjarak lebih kurang
40 km dari ibukota propinsi atau 50 km dari pabrik arang aktif yang merupakan konsumen tempurung arang. Unit usaha ini
cukup terpencil dan dapat dicapai setelah melalui jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan desa dan jalan kampung.
Usaha arang tempurung kelapa ini merupakan usaha keluarga, pemilik dibantu oleh putra-putrinya yang bertindak sebagai
penanggung jawab tiap-tiap tanur pengarangan. Unit usaha ini memiliki enam unit pembakaran yang tersebar di tiga lokasi yang
terletak di desa yang berbeda, akan tetapi masih dalam satu kecamatan.
Usaha ini menggunakan hasil samping buah kelapa yaitu tempurung kelapa yang dikumpulkan dari berbagai pasar disekitar
lokasi usaha. Jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang sebagai pengelola tanur dan 30 orang pekerja sebagai sopir dan kernet 12
orang, sisanya pekerja pengawasan pembakaran. Kapasitas produksi masing-masing unit tanur pengarangan adalah 1,2 ton arang
atau 3 ton tempurung kelapa per hari. Total produksi arang tempurung kelapa yang dihasilkan oleh unit usaha ini adalah 7,2 ton
setiap hari. Produk arang tempurung yang dihasilkan merupakan bahan baku industri arang aktif atau bahan bakar bagi produk
tertentu.
POLA PEMBIAYAAN
Usaha arang tempurung ini belum mempergunakan fasilitas kredit dari perbankan. Usaha ini dimulai dari suatu kerja sama
dengan seorang pemodal pada tahun 1989 akan tetapi sejak tahun 1996 penyandang modal menarik diri sehingga praktis sejak
tahun tersebut unit usaha ini dikelola oleh pemilik usaha dengan dibantu oleh anak-anaknya sebagai manajer tiap unit tungku
pembakaran tempurung kelapa.
Kredit yang pernah diterima oleh unit usaha ini adalah kredit kendaraan roda empat sebanyak empat unit yang pada saat ini sudah
berhasil dilunasi. Pada saat ini unit usaha ini memiliki 7 kendaraan roda empat berupa kendaraan umum bak terbuka sebagai alat
transportasi baik untuk pengumpulan bahan baku maupun untuk mengirim produk ke industri besar.
Walaupun merupakan unit usaha keluarga, masing-masing manajer setiap tungku pembakaran memperoleh gaji bulanan sebesar
Rp. 2.000.000,00. Upah pekerja diperkirakan sekitar Rp. 25.000,00 setiap hari yang berupa upah memasukkan tempurung ke
tungku pembakaran, membakar tempurung, mengawasi proses pembakaran selama tujuh jam, menutup tungku pembakaran,
membongkar arang dari tungku pembakaran pada keesokan harinya dan mengemasi arang tempurung ke dalam karung.
ASPEK PEMASARAN
PERMINTAAN
Permintaan arang tempurung kelapa tergantung pada aktifitas dan produktifitas industri arang aktif yang berada di Kota Medan
dan sekitarnya. Data kapasitas industri arang aktif ini sulit diperoleh di instansi terkait baik di tingkat I maupun di tingkat II.
Sebagai gambaran permintaan, dapat dilihat dari data ekspor arang aktif Propinsi Sumatra Utara pada tahun 2000 yaitu sebesar
8.417,89 ton atau setara 6.734,3 ton arang tempurung kelapa. Volume arang aktif ini menurut data dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan setempat dihasilkan dari dua pabrik arang aktif yang berada di Belawan dan Tanjung Morawa.
Permintaan arang tempurung kelapa di Sumatra Utara kepada perusahaan responden adalah sebesar 1.800 ton per tahun dan
hanya untuk pabrik arang aktif yang berada didekat lokasi usaha pembakaran arang tempurung tersebut. Peluang permintaan
sebenarnya lebih besar apabila arang tempurung tersebut dipasarkan ke berbagai industri arang aktif di Jakarta, Surabaya dan
beberapa daerah lainnya. Peluang permintaan ini dapat juga meningkat apabila rumah tangga mempergunakan arang tempurung
sebagai bahan bakar sehari-harinya atau beberapa industri kecil makanan seperti berbagai industri keripik, pedagang sate/ikan
bakar dan sebagainya, juga mempergunakan arang tempurung ini sebagai bahan bakarnya.
Disamping permintaan didalam negeri, arang juga memenuhi permintaan luar negeri (ekspor). Pada tahun 2000 ekspor arang
tempurung sebesar 26.360.600 Kg dengan nilai US$ 4.699.147, sementara pada tahun 2001 sampai dengan bulan Maret 2001
mencapai 3.742.232 Kg senilai US$ 716.270. Volume ekspor arang tempurung setiap tahunnya memang lebih besar
dibandingkan volume ekspor arang aktif, namun nilai ekspornya berada dibawah nilai ekspor arang aktif. Sebagai perbandingan
ekspor arang aktif tahun 2000 hanya sebesar 10.204.684 Kg dan nilai ekspornya mencapai US$ 7.580.636. Ekspor arang
tempurung dibanding dengan arang aktif serta ekspor tempurung sendiri adalah seperti tampak pada Tabel3.1

Secara lebih jelasnya kecenderungan permintaan ekspor arang tempurung, arang aktif dan tempurung dapat dilihat pada
Grafik3.1dan Grafik3.2 Berdasarkan data ekspor pada Grafik 3.1 dan 3.2, mulai tahun 1999 sampai tahun 2000 ekspor arang aktif
dan tempurung mengalami penurunan baik volume maupun nilai ekspor, namun sebaliknya terjadi pada arang tempurung dimana
volume dan nilai ekspornya memperlihatkan terus mengalami peningkatan. Hal ini memperlihatkan bahwa arang tempurung
masih memiliki prospek ekspor yang bagus.

Dari Grafik 3.2, juga diperoleh gambaran umum bahwa peningkatan atau penurunan ekspor arang aktif tidak terlalu
mempengaruhi pasaran arang tempurung di luar negeri. Penurunan volume ekspor arang aktif kemungkinan hanya mempengaruhi
permintaan arang tempurung di pasaran dalam negeri. Apabila permintaan arang aktif baik di dalam maupun di luar negeri
meningkat, hal ini akan turut pula meningkatkan permintaan arang tempurung, sebagai sumber bahan baku arang aktif itu sendiri.
Fenomena ini menggambarkan bahwa pasar arang tempurung baik di dalam negeri maupun di luar negeri masih terbuka lebar.
Negara-negara tujuan ekspor utama arang tempurung adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Norwegian, Inggris,
Perancis, Jerman, RRC, Emirate Arab dan Srilangka.
PENAWARAN
Menurut responden, penawaran arang tempurung kelapa yang berasal dari propinsi Sumatra Utara, ke industri arang aktif di
Medan hanya berasal dari unit usahanya yaitu sebesar 150 ton per bulan, padahal peluang berproduksi ke enam unit pembakaran
milik unit usaha ini sebesar 180 ton per bulan sehingga masih dapat ditingkatkan lagi. Selain di daerah Sumatra, daerah produksi
arang tempurung adalah daerah daerah yang memiliki potensi kelapa seperti di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan
NTB.
Posisi penawaran arang tempurung dipengaruhi oleh keseimbangan permintaan dan penawaran. Untuk meningkatkan produksi
arang tempurung, maka perlu diupayakan perluasan pasar dan perbaikan mutu produksi. Penawaran produk sangat ditentukan
juga oleh ketersediaan bahan baku. Berdasarkan data statistik tahun 1994 1999 Tabel3.2 terlihat bahwa produksi tempurung
sebagai bahan baku arang tempurung relatif stabil. Tercatat pada tahun 1996 produksi tempurung sebesar 1.135 ribu ton dan
tahun 1999 sebesar 1.164 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi ketersediaan bahan baku masih sangat besar potensi yang
belum dimanfaatkan.
HARGA DAN PELUANG PASAR
Harga
Harga arang tempurung kelapa saat ini sebesar Rp 650,00 per kg franco industri arang aktif. Harga ini meningkat bila
dibandingkan dengan harga tahun 1998 sebesar Rp 140,00 per kg. Harga ini akan berubah apabila terjadi penawaran arang
tempurung kelapa yang berasal dari luar propinsi dan penjualan/pengiriman arang aktif dari industri arang aktif ke luar negeri.
Persaingan dan Peluang Pasar
Penawaran arang tempurung kelapa ke industri arang aktif selain berasal dari unit usaha kecil di sekitarnya juga berasal dari unit
pembuatan arang tempurung baik dari Propinsi Sumatra Utara maupun dari propinsi lain seperti dari Nangroe Aceh Darussalam
(NAD), dan Sumatra Barat. Adanya penawaran dari luar propinsi ini menyebabkan unit usaha pembakaran arang tempurung
kelapa responden tidak dapat berkembang, selain masalah keamanan yang mempengaruhi kapasitas produksi industri arang aktif.
Seperti dikemukakan diatas, saingan arang tempurung kelapa berasal dari luar propinsi sehingga peluang pemasaran arang
tempurung kelapa unit usaha lokal sangat terpengaruh. Peluang pasar arang aktif dapat dibuka dengan menawarkan produk
tersebut untuk kebutuhan rumah tangga ataupun untuk para pedagang sate atau usaha ayam/ikan bakar dsb. Peluang juga terbuka
apabila arang tempurung kelapa ini dapat dipasarkan ke luar pulau di luar Propinsi Sumatra Utara.
PEMASARAN PRODUK DAN KENDALA PEMASARAN
Pemasaran Produk
Seperti dikemukakan diatas, arang tempurung kelapa dipasarkan hanya ke industri arang aktif lokal. Sampai saat ini kapasitas
unit usaha belum sepenuhnya terpakai, karena permintaan dari industri arang aktif tidak sebesar kapasitas unit usaha ini.
Pengembangan pemasaran arang tempurung kelapa dapat dilakukan dengan melakukan penjualan eceran skala rumah tangga atau
pada pedagang sate, ayam/ikan panggang dan sebagainya
Kendala dan Hambatan
Kemampuan pemasaran produk sangat tergantung kepada daya tampung industri arang aktif, karena selama ini pengusaha
memasarkan seluruh produksi arang tempurungnya ke industri arang aktif yang ada di Medan. Untuk mengatasi kendala ini
pengusaha harus mencari alternatif pemasaran, misalnya dengan memasarkan produk arang tempurung kepada industri-industri
arang aktif yang ada di propinsi lain.
ASPEK PRODUKSI
LOKASI
Lokasi usaha pembakaran tempurung kelapa yang dijadikan responden adalah di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang. Unit usaha ini memiliki tiga lokasi pembakaran yang terpisah dengan jumlah tanur pengarangan
sebanyak enam unit. Di lokasi responden ini terdapat tiga unit tanur pengarangan dan lokasi ini berjarak sekitar 40 Km dari Kota
Medan tempat industri arang aktif yang menyerap arang tempurung ini berlokasi.
Lokasi tanur pengarangan membutuhkan lahan yang relatif luas baik untuk gudang bahan baku maupun untuk produk serta harus
berlokasi jauh dari perkampungan penduduk untuk menghindari polusi asap yang ditimbulkan selama proses pengarangan.
Lokasi ini juga relatif berdekatan dengan sumber bahan baku yaitu tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang kelapa
parut di pasar atau dari pengrajin kopra petani kelapa setempat.
Transportasi dari dan ke lokasi pengarangan relatif baik dengan jalan kampung sejauh 5 Km tanpa aspal yang dapat ditempuh
oleh kendaraan roda empat.
FASILITAS PRODUKSI DAN PERALATAN
Unit usaha ini memiliki 7 buah angkutan roda empat kecil yang mampu mengangkut sampai dengan 1,5 ton tempurung kelapa.
Untuk setiap unit pengarangan dibutuhkan fasilitas sebagai berikut :
1. Kendaraan roda empat yang sudah dimodifikasi
2. Pisau
3. Tanur pengarangan
4. Sekop
5. Gudang bahan baku/produk
6. Karung plastik
BAHAN BAKU
Bahan baku usaha pengarangan ini adalah tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang kelapa parut di pasar atau dari
petani kelapa yang mengolah kopra. Tidak ada kriteria mutu untuk tempurung kelapa ini.
Bahan penolong untuk usaha ini adalah minyak tanah sebagai pemicu proses pembakaran tempurung tahap awal.
TENAGA KERJA
Unit usaha arang tempurung kelapa ini memiliki enam unit tanur pengarangan. Setiap unit tanur membutuhkan (selain seorang
manajer):
a. Sopir (satu orang)
b. Pembantu sopir dua orang
c. Petugas pembakaran, dua orang
d. Pembantu proses pembakaran, satu orang
Tenaga kerja ini berasal dari penduduk setempat dengan pendidikan dari tingkat SD sampai SLTP. Tenaga kerja ini bertanggung
jawab sejak pengumpulan tempurung kelapa, pembakaran, penutupan tanur, dan pembukaan tanur serta pembongkaran arang dan
pengemasan.

PROSES PRODUKSI
Tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pasar/petani kelapa diletakkan berlapis-lapis mulai dari dasar tanur. Lapisan pertama
pada dasar tersebut disiram minyak tanah dan dibakar sehingga menyala dan kemudian diatas nyala tersebut ditumpukan lagi
tempurung kelapa sehingga tanur tersebut penuh dan dibiarkan selama tujuh jam.
Setelah tujuh jam hampir seluruh tempurung terbakar, tanur kemudian ditutup sehingga kedap udara selama 12 jam saat proses
pengarangan berlangsung. Keesokan paginya tutup tanur dibuka, kemudian arang dibongkar dari tanur dan dimasukkan ke dalam
karung plastik dan dikirim ke pabrik arang aktif. Rendemen arang tempurung kelapa adalah 40 persen dari tempurung kelapa.
Diagram Alir Proses Pengolahan Arang Tempurung adapat dilihat di Gambar4.1
JUMLAH, JENIS DAN MUTU PRODUK
Setiap tanur menghasilkan 1,2 ton arang dalam satu kali proses pembakaran (24 jam), dengan mutu menurut responden adalah
mutu super dengan kriteria kadar air arang tempurung tersebut sebesar 10 12 persen.
PRODUKSI/SKALA USAHA OPTIMUM
Berdasarkan hasil studi kasus usaha arang tempurung di wilayah Kabupaten Deli Serdang, tingkat produksi maksimum arang
tempurung terutama ditentukan oleh kapasitas tanur pembakaran. Rata-rata kapasitas tanur menghasilkan maksimum 1.200 kg
arang per hari. Dengan periode produksi 6 hari selama 52 minggu dalam setahun diproduksi 374.400 kg arang per tahun. Pada
kondisi kapasitas tersebut usaha menjadi tidak menguntungkan dan tidak layak jika tingkat produksi berada dibawah 153.000 kg
arang per tahun (< 537 kg/hari) dengan parameter teknis dan biaya adalah tetap. Semakin besar tingkat produksi sampai batas
maksimum kapasitas mesin, maka tingkat keuntungan dan kelayakan usaha semakin baik.
KENDALA DAN HAMBATAN
Usaha ini sangat tergantung pada kendaraan untuk mengumpulkan sisa pembuangan tempurung kelapa dari pasar-pasar. Apabila
terjadi gangguan pada kendaraan pengangkut tempurung akan menyebabkan terhambatnya produksi.
ASPEK KEUANGAN
KOMPONEN DAN STRUKTUR PEMBIAYAAN
Komponen biaya mencakup pengadaan sarana/prasarana, biaya operasi dan biaya lain-lain. Biaya pengadaan sarana/prasarana
meliputi biaya investasi yaitu biaya pembuatan tanur, pembelian lahan, pembuatan bangunan, pembelian peralatan pembantu
proses. Rincian biaya investasi usaha arang tempurung dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Biaya operasi mencakup biaya pembelian tempurung kelapa, biaya transportasi ke dan dari lokasi pengarangan, upah pekerja,
pembelian bahan pembantu produksi, biaya perawatan peralatan/kendaraan, dan biaya lain-lain (pajak, sumbangan dsb.) selama
tiga bulan produksi dengan total Rp 71.773.200. Rincian Biaya Operasional dapat dilihat pada Lampiran 3.
PENDAPATAN
Pendapatan atas pembakaran tempurung kelapa adalah arang tempurung kelapa yang dijual ke industri arang aktif atau
penggunaan rumah tangga. Satu unit pembakaran arang tempurung yang memiliki satu unit tanur pengarangan sebesar 374.400 x
Rp 630 per hari atau sebesar Rp 235.872.000 setiap tahun. Usaha ini mempunyai dua unit tanur sehingga total pendapatan
setahun sebesar Rp. 471.744.000. Pendapatan usaha diproyeksikan dengan asumsi bahwa pada tahun pertama usaha beroperasi
pada kapasitas 80 % dan pada tahun kedua kapasitas 90%, dan pada tahun ke tiga dan seterusnya beroperasi pada kapasitas
100%.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada Lampiran 7, secara garis besar proyeksi pendapatan dan keuntungan/kerugian usaha
dapat dilihat pada Tabel 5.3.
KEBUTUHAN MODAL DAN KREDIT
Kebutuhan modal untuk usaha pengarangan tempurung kelapa yang memiliki dua tanur pengarangan adalah sebesar Rp
144.573.200, yang dibiayai dari kredit 65% dan modal sendiri 35%. Secara lebih rinci kebutuhan modal dan sumber biaya dapat
dilihat pada Tabel 5.4.
ANALISA CASH FLOW
Cash flow unit usaha pengarangan tempurung kelapa dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari cash flow ini dapat dilihat kondisi
keuangan unit usaha selama periode waktu proyek dan waktu pengembalian modal. Proyek dikatakan sehat dari segi keuangan,
jika dapat memenuhi semua kewajiban finansial baik ke dalam maupun ke luar serta dapat mendatangkan keuntungan yang layak
bagi perusahaan.
EVALUASI PROFITABILITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS
Berdasarkan asumsi-asumsi yang dikemukakan pada Lampiran 1, serta berdasarkan proyeksi arus kas pada Lampiran 8,
indikator-indikator profitabilitas usaha arang tempurung dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Analisa sensitivitas usaha dilakukan dengan mencoba menaikkan biaya bahan baku (biaya variabel) dan menurunkan harga jual
produk masing-masing sebesar 10 persen. Dengan kenaikan biaya variabel sebesar 10% dan penurunan harga jual sampai 10%,
masih menghasilkan nilai NPV positif sehingga proyek masih layak untuk dilaksanakan. NPV tetap positif sampai kenaikan
biaya produksi sampai 32,8% dan penurunan harga jual sampai 23,2%. Hasil analisis seperti ditunjukkan data pada Tabel 5.5 dan
Lampiran 9 menyatakan bahwa usaha ini lebih sensitif terhadap perubahan harga jual produk.
ASPEK SOSIAL EKONOMI
Adanya unit usaha pengarangan tempurung kelapa yang berlokasi di daerah yang terpencil memberikan aspek sosial ekonomi
baik bagi masyarakat setempat, dan mendorong peningkatan pendapatan daerah, maupun pendapatan devisa bagi negara. Unit
usaha ini dapat memanfaatkan tempurung kelapa yang merupakan limbah yang dihasilkan oleh petani kelapa dalam pembuatan
kopra ataupun pembersihan lingkungan dari limbah penjualan kelapa parut segar di pasar tradisional.
Penyerapan tenaga kerja untuk satu unit tanur sebanyak lebih kurang tujuh orang termasuk sopir, kernet dan pekerja untuk
produksi arang tempurung kelapa. Tenaga kerja yang dibutuhkan ini tidak membutuhkan pendidikan formal, sehingga unit usaha
ini benar-benar dapat menyerap tenaga kerja yang tersedia di lingkungan lokasi unit usaha.
Pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja setempat ini relatif jauh diatas UMR regional yaitu sebesar Rp 25.000 per hari,
dengan waktu kerja yang relatif pendek walaupun dalam kenyataannya mencapai 24 jam. Sistem kerja kontrak adalah harian
yaitu dimulai dengan pekerjaan sejak menyusun tempurung dalam tanur, membakar, mengawasi selama proses pembakaran,
penutupan tanur dan pembongkaran dan pengemasan arang yang dihasilkan.
Pajak langsung yang diperoleh dari unit usaha ini tidak ada oleh karena unit usaha ini tidak terdaftar. Pajak tidak langsung adalah
pajak yang diperoleh dari industri hilir yang mempergunakan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku.
Seperti dikemukakan diatas, unit usaha ini mempergunakan arang tempurung kelapa, sehingga kegiatan di hulu unit usaha ini
adalah kegiatan pedagang kelapa parut segar atau pengrajin kopra dalam pengumpulan tempurung yang menghasilkan
pendapatan yang lumayan bagi kehidupan di tingkat desa.
Di hilir unit usaha ini adalah industri arang arang aktif yang banyak menyerap tenaga kerja dan merupakan komoditi ekspor
sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.
ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
Usaha pengarangan tempurung kelapa mempunyai dampak terhadap polusi udara dari asap yang dihasilkan. Dampak terhadap
lingkungan ini dapat diperkecil dengan melakukan proses pengarangan dengan nyala api pada awalnya, sehingga mengurangi
jumlah asap yang terjadi.
Modifikasi tanur dengan mempergunakan cerobong yang tinggi dapat mengurangi dampak asap terhadap lingkungan, sehingga
mengurangi dampaknya terhadap manusia di sekitar lokasi pengarangan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan perhitungan laba rugi unit usaha pengarangan tempurung kelapa dapat disimpulkan hal-hal berikut:
1. Usaha arang kelapa merupakan usaha yang berpotensi untuk dikembangkan, dengan sumber bahan baku tempurung yang
sangat berlimpah yaitu sekitar 1.164 ribu ton pada tahun 1999. Unit usaha ini dapat mengembangkan kegiatan usaha di
lokasi terpencil, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tingkat desa dan menimbulkan pemerataan
pendapatan masyarakat
2. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa dapat mendatangkan keuntungan ekonomis, sedangkan polusi lingkungan yang
ditimbulkan dapat diatasi.
3. Total biaya proyek yang dibutuhkan usaha arang tempurung sebesar Rp. 144.573.200, yang dibiayai dari pinjaman kredit
65% (Rp. 93.972.580) dan biaya sendiri 35% (Rp. 50.600.620), dengan bunga pinjaman 18% dan masa pinjaman kredit
investasi selama 3 tahun dan kredit modal kerja selama 1 tahun
4. Perhitungan kelayakan unit usaha ini menunjukan usaha tersebut adalah layak dan untuk dua unit tanur membutuhkan
modal investasi tetap sebesar Rp 72.800.000.; modal kerja sebesar Rp 71.773.200; dengan NPV Rp. 254.360.213, IRR
78%, Net B/C sebesar 4,59; dan waktu pengembalian modal selama 2,4 tahun. Usaha ini juga mampu melunasi
kewajiban bank, dan selama umur proyek industri ini tidak mengalami defisit aliran kas
Analisisa sensitifitas menunjukkan bahwa usaha arang tempurung lebih sensitif terhadap penurunan harga jual jika
dibanding kenaikan biaya produksi.
SARAN
1. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan aspek finansial, usaha arang tempurung ini,
layak untuk direalisasikan dan disarankan Bank dapat memberikan kredit untuk pengembangan usaha arang tempurung
kelapa ini, khususnya terhadap usaha kecil dan menengah
2. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam
pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek pemasaran, antara lain dalam bentuk dukungan pelayanan dan informasi
untuk perluasan pasar ekspor
3. Perlu perbaikan teknologi pengarangan sehingga asap yang ditimbulkan tidak langsung bersentuhan dengan masyarakat
dengan cara membuat cerobong setinggi mungkin.

Anda mungkin juga menyukai