PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Luas areal
tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai 3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan
sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan rakyat.
Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial
budaya.
Pemanfaatan buah kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak
dan santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung
kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan. Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah
kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar
5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 672 ribu ton tempurung yang dihasilkan. Potensi
produksi tempurung yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan
produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Salah satu produk yang dibuat dari tempurung kelapa adalah pembuatan arang tempurung yang
pada proses selanjutnya akan dapat diolah menjadi arang aktif. Jadi arang tempurung merupakan
bahan baku untuk industri arang aktif. Pembuatan arang tempurung ini belum banyak yang
melakukannya, padahal potensi bahan baku, penggunaan dan potensi pasar cukup besar.
Dari aspek teknologi, pengolahan arang tempurung kelapa relatif masih sederhana dan dapat
dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan
pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang belum memenuhi persyaratan merupakan kendala
dan masalah dalam pengembangan usaha industri pengolahan tempurung kelapa.
Tujuan
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan realisasi kredit usaha
kecil, khususnya melalui penyediaan kredit untuk pengembangan usaha arang tempurung
2. Menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mengembangkan usaha arang tempurung.
Ruang Lingkup
Penyusunan lending model ini memerlukan studi mengenai pola pembiayaannya yang mencakup
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Aspek pemasaran yang meliputi antara lain kondisi permintaan (termasuk pasar ekspor),
penawaran, persaingan, harga, proyeksi permintaan pasar.
2. Aspek produksi yang meliputi gambaran komoditi, persyaratan teknis produksi, proses
pengolahan, dan penanganannya;
3. Aspek keuangan yang meliputi perhitungan kebutuhan biaya investasi dan kelayakan
keuangan (menggunakan alat analisis rugi-laba, cash flow, net present value, pay back
period, benefit cost ratio, dan internal rate of return) dilengkapi analisis sensitivitas;
4. Aspek sosial ekonomi yang meliputi pengaruh pengembangan usaha komoditi yang
diteliti terhadap perekonomian, penciptaan lapangan kerja, dan pengaruh terhadap sektor
lain;
5. Aspek dampak lingkungan.
Metode Penelitian
Analisis data tersebut diatas selanjutnya dilakukan atas hal-hal sebagai berikut:
1. analisis usaha, dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komoditi yang diteliti
dilihat dari aspek-aspek pemasaran, produksi, sosial ekonomi, dan dampak
lingkungannya;
2. analisis pembiayaan, dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembiayaan proyek dan
kelayakan usaha dilihat dari aspek keuangannya.
Untuk kepentingan pengumpulan dan analisis data tersebut di atas, sampel usaha kecil di wilayah
penelitian diambil secara acak dengan persyaratan bahwa usaha kecil tersebut yang paling
banyak terdapat di wilayah studi, tetapi dengan mengutamakan mereka yang mendapat kredit
bank untuk usahanya. Lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Deli Serdang Propinsi Sumatra Utara.
PROFIL USAHA
Usaha kecil yang menjadi contoh dalam penelitian adalah usaha kecil pengolahan arang
tempurung kelapa. Usaha ini terletak di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten
Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara. Lokasi ini berjarak lebih kurang 40 km dari ibukota
propinsi atau 50 km dari pabrik arang aktif yang merupakan konsumen tempurung arang. Unit
usaha ini cukup terpencil dan dapat dicapai setelah melalui jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan
desa dan jalan kampung.
Usaha arang tempurung kelapa ini merupakan usaha keluarga, pemilik dibantu oleh putra-
putrinya yang bertindak sebagai penanggung jawab tiap-tiap tanur pengarangan. Unit usaha ini
memiliki enam unit pembakaran yang tersebar di tiga lokasi yang terletak di desa yang berbeda,
akan tetapi masih dalam satu kecamatan.
Usaha ini menggunakan hasil samping buah kelapa yaitu tempurung kelapa yang dikumpulkan
dari berbagai pasar disekitar lokasi usaha. Jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang sebagai
pengelola tanur dan 30 orang pekerja sebagai sopir dan kernet 12 orang, sisanya pekerja
pengawasan pembakaran. Kapasitas produksi masing-masing unit tanur pengarangan adalah 1,2
ton arang atau 3 ton tempurung kelapa per hari. Total produksi arang tempurung kelapa yang
dihasilkan oleh unit usaha ini adalah 7,2 ton setiap hari. Produk arang tempurung yang dihasilkan
merupakan bahan baku industri arang aktif atau bahan bakar bagi produk tertentu.
POLA PEMBIAYAAN
Usaha arang tempurung ini belum mempergunakan fasilitas kredit dari perbankan. Usaha ini
dimulai dari suatu kerja sama dengan seorang pemodal pada tahun 1989 akan tetapi sejak tahun
1996 penyandang modal menarik diri sehingga praktis sejak tahun tersebut unit usaha ini
dikelola oleh pemilik usaha dengan dibantu oleh anak-anaknya sebagai manajer tiap unit tungku
pembakaran tempurung kelapa.
Kredit yang pernah diterima oleh unit usaha ini adalah kredit kendaraan roda empat sebanyak
empat unit yang pada saat ini sudah berhasil dilunasi. Pada saat ini unit usaha ini memiliki 7
kendaraan roda empat berupa kendaraan umum bak terbuka sebagai alat transportasi baik untuk
pengumpulan bahan baku maupun untuk mengirim produk ke industri besar.
Walaupun merupakan unit usaha keluarga, masing-masing manajer setiap tungku pembakaran
memperoleh gaji bulanan sebesar Rp. 2.000.000,00. Upah pekerja diperkirakan sekitar Rp.
25.000,00 setiap hari yang berupa upah memasukkan tempurung ke tungku pembakaran,
membakar tempurung, mengawasi proses pembakaran selama tujuh jam, menutup tungku
pembakaran, membongkar arang dari tungku pembakaran pada keesokan harinya dan mengemasi
arang tempurung ke dalam karung.
ASPEK PEMASARAN
PERMINTAAN
Permintaan arang tempurung kelapa tergantung pada aktifitas dan produktifitas industri arang
aktif yang berada di Kota Medan dan sekitarnya. Data kapasitas industri arang aktif ini sulit
diperoleh di instansi terkait baik di tingkat I maupun di tingkat II. Sebagai gambaran permintaan,
dapat dilihat dari data ekspor arang aktif Propinsi Sumatra Utara pada tahun 2000 yaitu sebesar
8.417,89 ton atau setara 6.734,3 ton arang tempurung kelapa. Volume arang aktif ini menurut
data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat dihasilkan dari dua pabrik arang aktif
yang berada di Belawan dan Tanjung Morawa.
Permintaan arang tempurung kelapa di Sumatra Utara kepada perusahaan responden adalah
sebesar 1.800 ton per tahun dan hanya untuk pabrik arang aktif yang berada didekat lokasi usaha
pembakaran arang tempurung tersebut. Peluang permintaan sebenarnya lebih besar apabila arang
tempurung tersebut dipasarkan ke berbagai industri arang aktif di Jakarta, Surabaya dan beberapa
daerah lainnya. Peluang permintaan ini dapat juga meningkat apabila rumah tangga
mempergunakan arang tempurung sebagai bahan bakar sehari-harinya atau beberapa industri
kecil makanan seperti berbagai industri keripik, pedagang sate/ikan bakar dan sebagainya, juga
mempergunakan arang tempurung ini sebagai bahan bakarnya.
Disamping permintaan didalam negeri, arang juga memenuhi permintaan luar negeri (ekspor).
Pada tahun 2000 ekspor arang tempurung sebesar 26.360.600 Kg dengan nilai US$ 4.699.147,
sementara pada tahun 2001 sampai dengan bulan Maret 2001 mencapai 3.742.232 Kg senilai
US$ 716.270. Volume ekspor arang tempurung setiap tahunnya memang lebih besar
dibandingkan volume ekspor arang aktif, namun nilai ekspornya berada dibawah nilai ekspor
arang aktif. Sebagai perbandingan ekspor arang aktif tahun 2000 hanya sebesar 10.204.684 Kg
dan nilai ekspornya mencapai US$ 7.580.636. Ekspor arang tempurung dibanding dengan arang
aktif serta ekspor tempurung sendiri adalah seperti tampak pada Tabel3.1
Secara lebih jelasnya kecenderungan permintaan ekspor arang tempurung, arang aktif dan
tempurung dapat dilihat pada Grafik3.1dan Grafik3.2 Berdasarkan data ekspor pada Grafik 3.1
dan 3.2, mulai tahun 1999 sampai tahun 2000 ekspor arang aktif dan tempurung mengalami
penurunan baik volume maupun nilai ekspor, namun sebaliknya terjadi pada arang tempurung
dimana volume dan nilai ekspornya memperlihatkan terus mengalami peningkatan. Hal ini
memperlihatkan bahwa arang tempurung masih memiliki prospek ekspor yang bagus.
Dari Grafik 3.2, juga diperoleh gambaran umum bahwa peningkatan atau penurunan ekspor
arang aktif tidak terlalu mempengaruhi pasaran arang tempurung di luar negeri. Penurunan
volume ekspor arang aktif kemungkinan hanya mempengaruhi permintaan arang tempurung di
pasaran dalam negeri. Apabila permintaan arang aktif baik di dalam maupun di luar negeri
meningkat, hal ini akan turut pula meningkatkan permintaan arang tempurung, sebagai sumber
bahan baku arang aktif itu sendiri. Fenomena ini menggambarkan bahwa pasar arang tempurung
baik di dalam negeri maupun di luar negeri masih terbuka lebar. Negara-negara tujuan ekspor
utama arang tempurung adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Norwegian, Inggris,
Perancis, Jerman, RRC, Emirate Arab dan Srilangka.
PENAWARAN
Menurut responden, penawaran arang tempurung kelapa yang berasal dari propinsi Sumatra
Utara, ke industri arang aktif di Medan hanya berasal dari unit usahanya yaitu sebesar 150 ton
per bulan, padahal peluang berproduksi ke enam unit pembakaran milik unit usaha ini sebesar
180 ton per bulan sehingga masih dapat ditingkatkan lagi. Selain di daerah Sumatra, daerah
produksi arang tempurung adalah daerah – daerah yang memiliki potensi kelapa seperti di
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan NTB.
Posisi penawaran arang tempurung dipengaruhi oleh keseimbangan permintaan dan penawaran.
Untuk meningkatkan produksi arang tempurung, maka perlu diupayakan perluasan pasar dan
perbaikan mutu produksi. Penawaran produk sangat ditentukan juga oleh ketersediaan bahan
baku. Berdasarkan data statistik tahun 1994 – 1999 Tabel3.2 terlihat bahwa produksi tempurung
sebagai bahan baku arang tempurung relatif stabil. Tercatat pada tahun 1996 produksi tempurung
sebesar 1.135 ribu ton dan tahun 1999 sebesar 1.164 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa dari
sisi ketersediaan bahan baku masih sangat besar potensi yang belum dimanfaatkan.
Harga
Harga arang tempurung kelapa saat ini sebesar Rp 650,00 per kg franco industri arang aktif.
Harga ini meningkat bila dibandingkan dengan harga tahun 1998 sebesar Rp 140,00 per kg.
Harga ini akan berubah apabila terjadi penawaran arang tempurung kelapa yang berasal dari luar
propinsi dan penjualan/pengiriman arang aktif dari industri arang aktif ke luar negeri.
Penawaran arang tempurung kelapa ke industri arang aktif selain berasal dari unit usaha kecil di
sekitarnya juga berasal dari unit pembuatan arang tempurung baik dari Propinsi Sumatra Utara
maupun dari propinsi lain seperti dari Nangroe Aceh Darussalam (NAD), dan Sumatra Barat.
Adanya penawaran dari luar propinsi ini menyebabkan unit usaha pembakaran arang tempurung
kelapa responden tidak dapat berkembang, selain masalah keamanan yang mempengaruhi
kapasitas produksi industri arang aktif.
Seperti dikemukakan diatas, saingan arang tempurung kelapa berasal dari luar propinsi sehingga
peluang pemasaran arang tempurung kelapa unit usaha lokal sangat terpengaruh. Peluang pasar
arang aktif dapat dibuka dengan menawarkan produk tersebut untuk kebutuhan rumah tangga
ataupun untuk para pedagang sate atau usaha ayam/ikan bakar dsb. Peluang juga terbuka apabila
arang tempurung kelapa ini dapat dipasarkan ke luar pulau di luar Propinsi Sumatra Utara.
Pemasaran Produk
Seperti dikemukakan diatas, arang tempurung kelapa dipasarkan hanya ke industri arang aktif
lokal. Sampai saat ini kapasitas unit usaha belum sepenuhnya terpakai, karena permintaan dari
industri arang aktif tidak sebesar kapasitas unit usaha ini.
ASPEK PRODUKSI
LOKASI
Lokasi usaha pembakaran tempurung kelapa yang dijadikan responden adalah di Desa Tanjung
Sari, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Unit usaha ini memiliki tiga lokasi
pembakaran yang terpisah dengan jumlah tanur pengarangan sebanyak enam unit. Di lokasi
responden ini terdapat tiga unit tanur pengarangan dan lokasi ini berjarak sekitar 40 Km dari
Kota Medan tempat industri arang aktif yang menyerap arang tempurung ini berlokasi.
Lokasi tanur pengarangan membutuhkan lahan yang relatif luas baik untuk gudang bahan baku
maupun untuk produk serta harus berlokasi jauh dari perkampungan penduduk untuk
menghindari polusi asap yang ditimbulkan selama proses pengarangan. Lokasi ini juga relatif
berdekatan dengan sumber bahan baku yaitu tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang
kelapa parut di pasar atau dari pengrajin kopra petani kelapa setempat.
Transportasi dari dan ke lokasi pengarangan relatif baik dengan jalan kampung sejauh 5 Km
tanpa aspal yang dapat ditempuh oleh kendaraan roda empat.
Unit usaha ini memiliki 7 buah angkutan roda empat kecil yang mampu mengangkut sampai
dengan 1,5 ton tempurung kelapa. Untuk setiap unit pengarangan dibutuhkan fasilitas sebagai
berikut :
BAHAN BAKU
Bahan baku usaha pengarangan ini adalah tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pedagang
kelapa parut di pasar atau dari petani kelapa yang mengolah kopra. Tidak ada kriteria mutu untuk
tempurung kelapa ini.
Bahan penolong untuk usaha ini adalah minyak tanah sebagai pemicu proses pembakaran
tempurung tahap awal.
TENAGA KERJA
Unit usaha arang tempurung kelapa ini memiliki enam unit tanur pengarangan. Setiap unit tanur
membutuhkan (selain seorang manajer):
a. Sopir (satu orang)
b. Pembantu sopir dua orang
c. Petugas pembakaran, dua orang
d. Pembantu proses pembakaran, satu orang
Tenaga kerja ini berasal dari penduduk setempat dengan pendidikan dari tingkat SD sampai
SLTP. Tenaga kerja ini bertanggung jawab sejak pengumpulan tempurung kelapa, pembakaran,
penutupan tanur, dan pembukaan tanur serta pembongkaran arang dan pengemasan.
PROSES PRODUKSI
Tempurung kelapa yang dikumpulkan dari pasar/petani kelapa diletakkan berlapis-lapis mulai
dari dasar tanur. Lapisan pertama pada dasar tersebut disiram minyak tanah dan dibakar sehingga
menyala dan kemudian diatas nyala tersebut ditumpukan lagi tempurung kelapa sehingga tanur
tersebut penuh dan dibiarkan selama tujuh jam.
Setelah tujuh jam hampir seluruh tempurung terbakar, tanur kemudian ditutup sehingga kedap
udara selama 12 jam saat proses pengarangan berlangsung. Keesokan paginya tutup tanur
dibuka, kemudian arang dibongkar dari tanur dan dimasukkan ke dalam karung plastik dan
dikirim ke pabrik arang aktif. Rendemen arang tempurung kelapa adalah 40 persen dari
tempurung kelapa. Diagram Alir Proses Pengolahan Arang Tempurung adapat dilihat di
Gambar4.1
Setiap tanur menghasilkan 1,2 ton arang dalam satu kali proses pembakaran (24 jam), dengan
mutu menurut responden adalah mutu super dengan kriteria kadar air arang tempurung tersebut
sebesar 10 – 12 persen.
Berdasarkan hasil studi kasus usaha arang tempurung di wilayah Kabupaten Deli Serdang,
tingkat produksi maksimum arang tempurung terutama ditentukan oleh kapasitas tanur
pembakaran. Rata-rata kapasitas tanur menghasilkan maksimum 1.200 kg arang per hari. Dengan
periode produksi 6 hari selama 52 minggu dalam setahun diproduksi 374.400 kg arang per tahun.
Pada kondisi kapasitas tersebut usaha menjadi tidak menguntungkan dan tidak layak jika tingkat
produksi berada dibawah 153.000 kg arang per tahun (< 537 kg/hari) dengan parameter teknis
dan biaya adalah tetap. Semakin besar tingkat produksi sampai batas maksimum kapasitas mesin,
maka tingkat keuntungan dan kelayakan usaha semakin baik.
Usaha ini sangat tergantung pada kendaraan untuk mengumpulkan sisa pembuangan tempurung
kelapa dari pasar-pasar. Apabila terjadi gangguan pada kendaraan pengangkut tempurung akan
menyebabkan terhambatnya produksi.
ASPEK KEUANGAN
Komponen biaya mencakup pengadaan sarana/prasarana, biaya operasi dan biaya lain-lain. Biaya
pengadaan sarana/prasarana meliputi biaya investasi yaitu biaya pembuatan tanur, pembelian
lahan, pembuatan bangunan, pembelian peralatan pembantu proses. Rincian biaya investasi
usaha arang tempurung dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Biaya operasi mencakup biaya pembelian tempurung kelapa, biaya transportasi ke dan dari
lokasi pengarangan, upah pekerja, pembelian bahan pembantu produksi, biaya perawatan
peralatan/kendaraan, dan biaya lain-lain (pajak, sumbangan dsb.) selama tiga bulan produksi
dengan total Rp 71.773.200. Rincian Biaya Operasional dapat dilihat pada Lampiran 3.
PENDAPATAN
Pendapatan atas pembakaran tempurung kelapa adalah arang tempurung kelapa yang dijual ke
industri arang aktif atau penggunaan rumah tangga. Satu unit pembakaran arang tempurung yang
memiliki satu unit tanur pengarangan sebesar 374.400 x Rp 630 per hari atau sebesar Rp
235.872.000 setiap tahun. Usaha ini mempunyai dua unit tanur sehingga total pendapatan
setahun sebesar Rp. 471.744.000. Pendapatan usaha diproyeksikan dengan asumsi bahwa pada
tahun pertama usaha beroperasi pada kapasitas 80 % dan pada tahun kedua kapasitas 90%, dan
pada tahun ke tiga dan seterusnya beroperasi pada kapasitas 100%.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada Lampiran 7, secara garis besar proyeksi pendapatan
dan keuntungan/kerugian usaha dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Kebutuhan modal untuk usaha pengarangan tempurung kelapa yang memiliki dua tanur
pengarangan adalah sebesar Rp 144.573.200, yang dibiayai dari kredit 65% dan modal sendiri
35%. Secara lebih rinci kebutuhan modal dan sumber biaya dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Cash flow unit usaha pengarangan tempurung kelapa dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari cash
flow ini dapat dilihat kondisi keuangan unit usaha selama periode waktu proyek dan waktu
pengembalian modal. Proyek dikatakan sehat dari segi keuangan, jika dapat memenuhi semua
kewajiban finansial baik ke dalam maupun ke luar serta dapat mendatangkan keuntungan yang
layak bagi perusahaan.
Analisa sensitivitas usaha dilakukan dengan mencoba menaikkan biaya bahan baku (biaya
variabel) dan menurunkan harga jual produk masing-masing sebesar 10 persen. Dengan kenaikan
biaya variabel sebesar 10% dan penurunan harga jual sampai 10%, masih menghasilkan nilai
NPV positif sehingga proyek masih layak untuk dilaksanakan. NPV tetap positif sampai
kenaikan biaya produksi sampai 32,8% dan penurunan harga jual sampai 23,2%. Hasil analisis
seperti ditunjukkan data pada Tabel 5.5 dan Lampiran 9 menyatakan bahwa usaha ini lebih
sensitif terhadap perubahan harga jual produk.
Penyerapan tenaga kerja untuk satu unit tanur sebanyak lebih kurang tujuh orang termasuk sopir,
kernet dan pekerja untuk produksi arang tempurung kelapa. Tenaga kerja yang dibutuhkan ini
tidak membutuhkan pendidikan formal, sehingga unit usaha ini benar-benar dapat menyerap
tenaga kerja yang tersedia di lingkungan lokasi unit usaha.
Pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja setempat ini relatif jauh diatas UMR regional yaitu
sebesar Rp 25.000 per hari, dengan waktu kerja yang relatif pendek walaupun dalam
kenyataannya mencapai 24 jam. Sistem kerja kontrak adalah harian yaitu dimulai dengan
pekerjaan sejak menyusun tempurung dalam tanur, membakar, mengawasi selama proses
pembakaran, penutupan tanur dan pembongkaran dan pengemasan arang yang dihasilkan.
Pajak langsung yang diperoleh dari unit usaha ini tidak ada oleh karena unit usaha ini tidak
terdaftar. Pajak tidak langsung adalah pajak yang diperoleh dari industri hilir yang
mempergunakan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku.
Seperti dikemukakan diatas, unit usaha ini mempergunakan arang tempurung kelapa, sehingga
kegiatan di hulu unit usaha ini adalah kegiatan pedagang kelapa parut segar atau pengrajin kopra
dalam pengumpulan tempurung yang menghasilkan pendapatan yang lumayan bagi kehidupan di
tingkat desa.
Di hilir unit usaha ini adalah industri arang arang aktif yang banyak menyerap tenaga kerja dan
merupakan komoditi ekspor sehingga dapat menghasilkan devisa bagi negara.
Usaha pengarangan tempurung kelapa mempunyai dampak terhadap polusi udara dari asap yang
dihasilkan. Dampak terhadap lingkungan ini dapat diperkecil dengan melakukan proses
pengarangan dengan nyala api pada awalnya, sehingga mengurangi jumlah asap yang terjadi.
Modifikasi tanur dengan mempergunakan cerobong yang tinggi dapat mengurangi dampak asap
terhadap lingkungan, sehingga mengurangi dampaknya terhadap manusia di sekitar lokasi
pengarangan.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan perhitungan laba rugi unit usaha pengarangan tempurung kelapa dapat
disimpulkan hal-hal berikut:
1. Usaha arang kelapa merupakan usaha yang berpotensi untuk dikembangkan, dengan
sumber bahan baku tempurung yang sangat berlimpah yaitu sekitar 1.164 ribu ton pada
tahun 1999. Unit usaha ini dapat mengembangkan kegiatan usaha di lokasi terpencil,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tingkat desa dan menimbulkan
pemerataan pendapatan masyarakat
2. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa dapat mendatangkan keuntungan ekonomis,
sedangkan polusi lingkungan yang ditimbulkan dapat diatasi.
3. Total biaya proyek yang dibutuhkan usaha arang tempurung sebesar Rp. 144.573.200,
yang dibiayai dari pinjaman kredit 65% (Rp. 93.972.580) dan biaya sendiri 35% (Rp.
50.600.620), dengan bunga pinjaman 18% dan masa pinjaman kredit investasi selama 3
tahun dan kredit modal kerja selama 1 tahun
4. Perhitungan kelayakan unit usaha ini menunjukan usaha tersebut adalah layak dan untuk
dua unit tanur membutuhkan modal investasi tetap sebesar Rp 72.800.000.; modal kerja
sebesar Rp 71.773.200; dengan NPV Rp. 254.360.213, IRR 78%, Net B/C sebesar 4,59;
dan waktu pengembalian modal selama 2,4 tahun. Usaha ini juga mampu melunasi
kewajiban bank, dan selama umur proyek industri ini tidak mengalami defisit aliran kas
Analisisa sensitifitas menunjukkan bahwa usaha arang tempurung lebih sensitif terhadap
penurunan harga jual jika dibanding kenaikan biaya produksi.
SARAN
1. Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan aspek
finansial, usaha arang tempurung ini, layak untuk direalisasikan dan disarankan Bank
dapat memberikan kredit untuk pengembangan usaha arang tempurung kelapa ini,
khususnya terhadap usaha kecil dan menengah
2. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya juga turut
berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek pemasaran, antara lain
dalam bentuk dukungan pelayanan dan informasi untuk perluasan pasar ekspor
3. Perlu perbaikan teknologi pengarangan sehingga asap yang ditimbulkan tidak langsung
bersentuhan dengan masyarakat dengan cara membuat cerobong setinggi mungkin.
Advertisements
Report this ad
Report this ad
1. Abadi Agung
Saya sudah bosan jadi karyawan, setelah membaca artikel ini saya berpikir sebaiknya
saya harus memulai berwira usaha dengan membuat arang tempurung didaerah tempat
tinngal saya karena disana banyak tanaman kelapa yang buahnya dibuat kopra sedangkan
tempurungnya dibuang begitu saja, dimanakah saya dapat ikut pelatihan tentang cara
membuat arang batok kelapa.
Reply
2. Budi Dharmawan
Kepada Yth
Bapak/Ibu
Dengan Hormat,
Perkenalkan, kami adalah PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, salah satu perusahaan
Forwarding di Indonesia. Kami biasa menangani container baik reefer maupun dry dari
dan keluar Indonesia.
Kantor pusat kami ada di Jakarta : Ruko Bintara Bisnis Center no.8D
Jl. Raya Bintara Jakarta
Telp : 021-888 55 488
Fax : 021-889 66 532 / 889 58 632
Kantor cabang di Surabaya dan Bitung serta agent di berbagai kota di Indonesia,
diantaranya : Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan,
Padang, Medan, Banjarmasin, Lampung, dan Pontianak. Untuk informasi lebih lanjut
silahkan hubungi kantor kami atau silahkan buka web kami di : http://www.tmg-
cipta.com
Kami juga spesialis mengelola container dengan isi :
1. Ikan, Es Krim, Buah, dan Sayuran (Reefer Container)
2. Arang kelapa, Arang bakau, Serat Kelapa, Batu Mangan (DG Cargo)
3. Tumbuhan hidup
4. General Cargo
5. Coklat
6. Transportasi Darat
7. Custom Clearance
8. Undername ( Furniture, Frozen, dan General Cargo)
9. Dokumen HC, Fumigasi, Karantina, Kedutaan, SGS, Brik, LS, BRIK
Dan ETIK
Untuk frozen, kami muat dari : Jakarta, Surabaya, Manado, Makassar, Banjarmasin,
Pontianak dan Semarang
Untuk Arang, kami muat dari : Manado, Jakarta, Surabaya Medan, Pontianak, Padang,
semarang dan Lampung Dan untuk General Cargo, kami muat dari seluruh pulau di
Indonesia .
Perusahaan kami di kelola oleh orang-orang professional yang punya motivasi tinggi
serta staff yang berdedikasi dan berpengalaman di bidangnya.
Silahkan kontak kami kapanpun, kami akan memberikan pelayanan terbaik yang kami
punya. Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami di 021-888 55 488
atau email ke info@tmg-cipta.com / budi@tmg-cipta.com atau
budidharmawan0420@yahoo.co.id
Hormat Saya,
Budi Dharmawan
Marketing
0812-8698707/ 08174911303
YM : budidharmawan0420@yahoo.co.id
Reply
3. Bonar
Bapak/Ibu Yth,
Kami adalah salah satu pabrikan karbon aktif di indonesia, saat ini kami membutuhkan
arang aktif.
Reply
o budi dharmawan
Dengan Hormat,
Perkenalkan, kami adalah PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, salah satu
perusahaan Forwarding di Indonesia. Kami biasa menangani container baik reefer
maupun dry dari Dan keluar Indonesia.
Kantor pusat kami Ada di Jakarta : Ruko Bintara Bisnis Center
no.8D
Jl. Raya Bintara Jakarta
Telp : 021-888 55 488
Fax : 021-889 66 532/889 58 632
Kantor cabang di Surabaya Dan Bitung serta agent di berbagai kota di Indonesia,
diantaranya : Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan,
Padang, Medan, Banjarmasin, Lampung, Dan Pontianak. Untuk informasi lebih
lanjut silahkan hubungi kantor kami atau silahkan buka web kami di :
http://www.tmg-cipta.com
Kami juga spesialis mengelola container dengan isi :
Silahkan kontak kami kapanpun, kami akan memberikan pelayanan terbaik yang
kami punya. Apabila Ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami di
021-888 55 488 atau email ke info@tmg-cipta.com / budi@tmg-cipta.com atau
budidharmawan0420@yahoo.co.id
Hormat Saya,
Budi Dharmawan
Marketing
0812-8698707/ 08174911303
PIN : 26bbe44b
YM : budidharmawan0420@yahoo.co.id
Reply
o supriadi
Reply
o cvqoniahrahmat
berapa ton bapak butuh satu bulan kami siap suplai bos no hp saya 085355178299
Reply
cvqoniahrahmat
o Denny DPJ
Reply
4. Budi Setyawan
Kami produsen arang batok kelapa asal sumsel, kapasitas produksi 20 ton / bln. Spec sbb
: Matang sempurna, tdk disiram air, kdr air 13 %, kotoran sktr 5 %. Bila berminat bs hub
sy, Bp Budi 0813 8323 9181 / 0878 5505 7612, atau email
hasilautrempahrempah@yahoo.com
Reply
5. Budi Setyawan
Kami juga jual buah kelapa tua asal perkebunan di wilayah lampung. Mengenai spec dll,
bs langsung hub sy, Bp Budi 0813 8323 9181 / 0878 5505 7612..TQ
Reply
6. Budi Setyawan
Kami jg jalin kerjasama dgn PKS di wilayah Jambi, stock cangkang sawit 2.000 ton / bln,
spec MC 10 %, Ash Content 12 – 15 %, bersih dari lumpur, hrg Rp 300 / kg
(pengambilan di lokasi / stockpile PKS), & bs jg FOB tongkang di pel jambi. bila
berminat langsung hub sy, Bp Budi 0813 8323 9181 / 0878 5505 7612..TQ
Reply
7. agus morant
Reply
o erry
Reply
kami juga punya arang tempurung dngan harga 2.600/kg.bagi kawan-kawan yg berminat
bisa hubungi kami [081365519192/081275725886] (Duri – Riau)
Reply
o Gabriel
Reply
o teguh prijo-031.60582826
Reply
hartono
Kpd,
Bapak teguh,
Saya berminat dengan mesin untuk pembakaran batok kelapa
Tolong kirimkan spec dan harganya.
Thx
Hartono
Denny DPJ
o anto
spek dan penawaran harga silahkan di email atau whatsapp ke 0813 1044 2830
Reply
9. hasan
Reply
11. mr.tee
Reply
12. ajay
Ditempat saya tempurung sangat melimpah sejauh ini blm ada yg bisa mengelola sebagai
lahan bisnis. Hanya dibakar begitu saja
Sebaiknya diapakan supaya tempurung tempurung ini menjadi penghasilan
tambahan…kalau dijadikan arang warga sekitar tdk menggunakan arang dari tempurung
melainkan arang kayu. Mohon. Pendapat Dan solusinya trima kasih….
Reply
https://kelapaindonesia2020.wordpress.com/produk-dari-kelapa/arang-tempurung/
Info Terkini Harga Arang Batok Kelapa
Dian Kartika3 Desember 2017 No comment 6589 views
★★★★★
Meski saat ini sudah banyak peralatan memasak canggih yang memungkinkan seseorang untuk
menyajikan masakan lezat dengan cara yang praktis, tetap saja kegiatan bakar membakar
membutuhkan arang sebagai bahan bakarnya. Memang banyak panci atau penggorengan yang
membantu Anda untuk membakar makanan tanpa disertai abu atau asap yang mengganggu
pernapasan, namun kelezatannya tentu tidak mampu menyamai hasil olahan masakan yang
dibakar di atas arang.
Selain arang kayu, saat ini banyak restoran yang menggunakan arang batok kelapa sebagai bahan
bakar. Harga arang batok kelapa memang dibanderol sedikit lebih mahal dari arang kayu biasa.
Namun harga tersebut tentunya sebanding dengan manfaat yang Anda dapatkan.
Sesuai namanya, arang batok kelapa dihasilkan dari proses pembakaran batok atau tempurung
kelapa pada suhu tertentu dengan jangka waktu yang lama. Tren penggunaan arang batok kelapa
saat ini terus meningkat karena arang batok kelapa dianggap lebih baik dan berkualitas dibanding
arang kayu biasa.
Keunggulan lain dari arang batok kelapa adalah hasil dari proses pembakarannya. Sebagian besar
pedagang makanan percaya bahwa daging ayam, sapi, hingga ikan akan matang dengan
sempurna dan rasanya lebih lezat bila dibakar dengan menggunakan arang batok kelapa. Di
samping itu, membakar makanan dengan arang batok kelapa tidak akan mengubah rasa dan bau
dari makanan itu sendiri.
Di pasaran saat ini sudah banyak pengusaha arang batok kelapa. Selain omzetnya cukup besar,
arang batok kelapa saat ini sudah banyak dicari dan digunakan oleh bisnis kuliner di sejumlah
kota besar. Harga yang dibanderol untuk arang batok kelapa per kilonya pun bermacam-macam,
antara Rp5.000 hingga Rp7.000.
Ada beberapa jenis arang batok yang dijual, mulai dari arang batok kelapa yang masih kasar
dengan potongan-potongan arang besar, kemudian arang batok kelapa yang sudah lebih halus
dengan ukuran potongan kecil, dan ada pula arang batok kelapa yang diolah menjadi briket untuk
dipakai di Shisha dan sebagainya.
Di Indonesia banyak ditemukan batok kelapa untuk dibuat arang sebagai bahan baku briket. Di
antaranya, Jawa, Jambi, Lampung, hingga Maluku Utara yang disebut-sebut memiliki kualitas
yang lebih bagus dan jadi sasaran pengusaha briket asal Eropa. [Galih Conainthata]
https://harga.web.id/info-terkini-harga-arang-batok-kelapa.info
2008
RINGKASAN
H a m p i r d i s e l u r u h w i l a ya h I n d o n e s i a t e r d a p a t l a h a n p e r t a n i a n
j a g u n g . Karena jagung bisa hidup di seluruh wilayah Indoseia baik dataran tinggi
maupunrendah. Dengan ini menunjukkan tanaman jagung sangat melimpah di Indonesia.Badan
Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa luas lahan pertanian jagung diIndonesia
tahun 2005 adalah 3.356.914 ha dengan produksi 11.225.243 ton pipilan. Sedangkan
angka ramalan 2005 luas lahan dan produksinya meningkatmenjadi 3.504.234 ha
dengan 12.013.707 ton pipilan kering (BPS, 2005). Jika produksi jagung pipilan
kering dapat mencapai 3 hingga 4 ton perhektar, maka limbah yang dihasilkan tentu lebih
besar jumlahnya dalam hal ini tongkolnya, Sisa pemrosesan paska panen jagung ini hanya
terserap sedikit sekali untuk pupuk dan bahan bakar memasak penduduk disekitar
pertanian.C a r a ya n g p a l i n g m u d a h d a n b i s a d i l a k u k a n p e t a n i u n t u k
menanganil i m b a h t e r s e b u t a d a l a h d e n g a n m e m b a k a r n y a . T e n t u s a j a
ini akan menjadim a s a l a h b a r u b a g i l i n g k u n g a n , t e r u t a m a
k a r e n a p e m b a k a r a n i t u a k a n m e n i m b u l k a n p o l u s i ya n g h e b a t d a n j u g a
m e m b a h a ya k a n l i n g k u n g a n . P a d a dasarnya limbah tongkol jagung melimpah
tetapi tidak termanfaatkan denganoptimal. Dengan ini timbul gagasan untuk
memanfaatkannya supaya mempunyain i l a i l e b i h .
Briquetting
m e r u p a k a n m e t o d e y a n g e f e k t i f u n t u k m e n g k o n v e r s i bahan baku padat menjadi
suatu bentuk hasil kompaksi yang lebih efektif, efisiendan mudah untuk digunakan.Selain itu,
menurut Wirham, (2005) Pemakain b ahan bakar fosil sudahmendekati masa pensiun.
Sudah menjadi berita hangat bahwa bahan bakar fosil s u d a h m u l a i h a b i s .
Lebih buruknya lagi penggunaan bahan bakar
f o s i l m e n g h a s i l k a n p o l u s i b e r u p a shulfur
, , d a n y a n g d a p a t m e r u s a k lingkungan dimana ikut andil
menyebabkan pemanasan global (Global Warming) (Daniel Mudiyarso, 2003) .
Untuk mengeliminasi kemungkinan terburuk dampak pemakaian bahan bakar fosil sangat tepat
jika bahan bakar dari biomassa sebagai penggantinya, dalam hal ini adalah tongkol jagung yang
dijadikan arang briket.B e r d a s a r k a n p e n e l i t i a n t e r d a h u l u t e l a h b a n y a k
d i l a k u k a n u n t u k mempelajari potensi energi dalam bentuk padat dari
berbagai limbah pertanians e p e r t i : a m p a s t e b u ( A p o l i n a r i o e t a l , 1 9 9 7 ) , s e k a m
p a d i ( E s t e l a , 2 0 0 2 ) , s e r t a sampah pertanian jagung (Mani , S. et al, 2006). Apolinario et
al (1997) menelitinilai kalor briket dari ampas tebu hasil penggilingan pabrik gula, briket
berbentuk s i l i n d e r p e j a l d e n g a n d i a m e t e r 3 . 7 c m d a n t i n g g i 5 . 5 8 c m . H a s i l
p e n e l i t i a n menunjukkan nilai kalor briket mencapai 9853 Btu/lb. nilai kalor
tersebut naik sebesar 150 % dari nilai kalor bahan bakunya. Dari penelitian tersebut
terlihat b a h w a n i l a i k a l o r n ya b e l u m m e n c u k u p i u n t u k k e p e r l u a n i n d u s t r i .
Karena permasalahan tersebut, biomasssa dijadikan arang briket
d i h a r a p k a n d a p a t menghasilkan nilai kalor yang lebih tinggi dibanding briket biasa, sehingga
dapatm e m e n u h i k e p e r l u a n i n d u s t r i . K u n c o r o d k k . ( 1 9 9 9 ) m e n e l i t i , d i m a n a
d a l a m p r o s e s p e n g a r a n g a n d e n g a n u d a r a t e r b a t a s s e h i n g g a ya n g d i h a s i l k a n
a d a l a h karbon. Kandungan air habis menguap dan akan sedikit kadar abunya
(Volatilematter)
.Adapun alasan pemilihan tongkol jagung sebagai bahan utama dikarenakan j u m l a h n ya y a n g
s a n g a t m e l i m p a h d a n t i d a k o p t i m a l d a l a m p e m a n f a a t a n n y a bahkan bisa dikatan
tidak terpakai (limbah).P r o s e s p e m b u a t a n a r a n g b r i k e t s a n g a t m u d a h d a n
sederhana. Dimulaidengan pengumpulan bahan dasar berupa tongkol
j a g u n g . S e l a n j u n ya p r o s e s pengarangan (karbonisasi) tongkol jagung. Proses
pengarangan dilakukan dengancara sama seperti pengarangan yang lazim atau yang biasa
digunakan pada proses pengarangan kayu. Setelah selesai pengarangan bahan dasar
ditumbuk sampaihalus. Bahan kemudian disaring dengan tujuan butiran hasil pengarangan
lembutd a n m e m p u n y a i b e s a r b u t i r ya n g s a m a , s e h i n g g a k e r a p a t a n
(Densitas) y a n g dihasilkan pada saat pengompaksian tinggi. Proses kompaksi
dilakukan denganvariasi pembebanan sebesar 7ton, 8ton, 9 ton. Arang briket
tongkol sudah siap
untuk digunakan. Arang briket tongkol jagung yang dihasilkan mempunyai nilaikalor setara
dengan briket dari bahan baker fosil (briket batubara). Diharapkanarang briket
tongkol jagung dapat menggatikan penggunaan briket dari bahan bakar fosil.
Arang Briket Tongkol Jagung
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................i
RINGKASAN ....................................................................................... ...ii
ABSTRAK…................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................v
PRAKATA.....................................................................................................vi
DARTAR ISI ................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................viii
DAFTAR TABEL..........................................................................................ix
DAFTR LAMPIRAN................................................................................... ..xI .
PENDAHULUAN..............................................................1
A.Latar Belakang Masalah........................................................1
B.Rumusan Masalah......................................................................2
C.Tujuan penelitian.......................................................................3
D.Manfaat Penelitian..................................................................... 3
II.METODE PENELITIAN...........................................3
A.Rancangan Penelitian.................................................................3
B.Data dan Sumber Data Penelitian..............................................9
C.Pengumpulan Data.....................................................................18
D.Analisis Data..............................................................................19
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN.................................20
A.Pengujian Nilai kalor.................................................................20
B.Pengujian Densitas.....................................................................21
C.Pengujian Fix carbon.................................................................23
D.Pengujian Kadar Abu.......................................................... .......24I
V.KESIMPULAN DAN SARAN......................................26
A.Kesimpulan................................................................................26
B.Saran................................................................................ ..........26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Pembuatan Briket..............................................................4
Gambar 2. Alat cetak briket...........................................................................5
Gambar 3. Pengujian Densitas..................................................................... ..9
Gambar 4. Bom kalori meter.........................................................................14
Gambar 5. Grafik hasil pengujian nilai kalori..............................................20
Gambar 6. Grafik hasil pengujian densitas....................................................21
Gambar 7. Grafik hasil pengujian fix carbon.................................................23
Gambar 8. Grafik hasil pengujian kadar abu.................................................25
DAFTARTABEL
DAFTARTABEL
Tabel 1. Uji Nilai kalori.................................................................................
2. Tabel 1. Uji Densitas......................................................................................21Tabel 1. Uji .
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan AnggotaLmapiran
2. Foto Penelitian
I . P E N D A H U L U A N
a . S u m b e r e n e r g i i n i d a p a t d i m a n f a a t k a n s e c a r a l e s t a r i k a r e n a s i f a t n ya
y a n g renewable resources
. b.Sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga
t i d a k menyebabkan polusi udara sebagaimana yang terjadi pada bahan
bakar fosil.c . P e m a n f a a t a n e n e r g i b i o m a s s a j u g a m e n i n g k a t k a n e f i s i e n s i
p e m a n f a a t a n limbah pertanian.Dalam hal ini akan dilakukan pembahasan mengenai
pengkorversiantongkol jagung menjadi arang briket, selain dapat meminimalkan
pencemaranemisi sulfur juga dapat memberikan nilai tambah dalam bidang energi,
yaitu : bahan baku dari limbah, nilai kalor tinggi, efesiensi pembakaran tinggi
danharga jual tinggi. Kemudian pembuatan briket ini dapat memberikan beberapakeuntungan,
antara lain : tidak mengambil tempat, bersih, mudah diangkat, praktis dan memiliki
harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan bahan bakar fosil serta berfungsi
sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri.
B.Rumusan Masalah
Jagung merupakan salah satu macam dari tanaman palawija yang jugadimanfaatkan
untuk makanan pokok dan dapat dibuat makanan lain dengan memproses lebih lanjut
sehingga memiliki nilai tambah.P r o s e s p r o d u k s i d a r i t a n a m a n j a g u n g
m e n g h a s i l k a n l i m b a h t o n g k o l jagung yang sangat melimpah. Agar limbah
tersebut tidak terbuang sia-siamaka dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi alternatif
yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan seperti halnya dibuat arang briket.P e m b u a t a n
a r a n g b r i k e t m e m p u n y a i n i l a i k a l o r y a n g l e b i h t i n g g i dibandingkan
briket biasa. Berdasarkan penelitian terdahulu pengkonversiantongkol jagung
menjadi briket biasa nilai kalornya belum mencukupi untuk keperluan industri.
Karena permasalahan tersebut, diharapkan arang briketdengan nilai kalor ting gi
mampu memenuhi kebutuhan industri dan mampu menggantikan bahan bakar padat fosil.
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelinitian ini adalah sebagai berikut:
a.Mencari inovasi baru pemanfaatan energi alternatif limbah
p e r t a n i a n menjadi bahan bakar.
b . M e n g k o n v e r s i t o n g k o l j a g u n g m e n j a d i a r a n g b r i k e t ya n g b e r k u a l i t a s dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
D.Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagaiwacana kajian ilmu
pengetahuan bidang energi bagi peneliti pada khususnyad a n m a s y a r a k a t l u a s
p a d a u m u m n y a . M a n f a a t s e c a r a p r a k t i s d i d a l a m penelitian ini
:a . M e n g h a s i l k a n b a h a n b a k a r a l t e r n a t i f t e r b a r u k a n d a r i l i m b a h
p e r t a n i a n dan produk yang bernilai ekonomis berupa bahan bakar arang
briket. b . M e n g u r a n g i p o l u s i h a s i l p e m b a k a r a n l i m b a h t o n g k o l j a g u n g
s e c a r a langsung.c . M e m b e r i s o l u s i t e r h a d a p m e l i m p a h n ya l i m b a h t o n g k o l
j a g u n g ya n g belum termafaatkan secara maksimal.d . M e n g u r a n g i
k e t e r g a n t u n g a n b a h a n b a k a r m i n y a k d e n g a n a d a n y a bahan bakar
alternative .e. B a g i m a s y a r a k a t , d a p a t m e n i n g k a t k a n p e n d a p a t a n m a s y a r a k a t
m e l a l u i usaha briket yang berkualitas
I I . M E T O D E P E N E L I T I A N
A.Rancangan Penelitian
Proses pembuatan arang briket dari tongkol jagung adalah
d e n g a n m e n g g u n a k a n p r o s e s k a r b o n i s a s i t e r l e b i h d a h u l u p a d a s u h u ya n g
b e r k i s a r antara 300°C selama 5 jam, digiling, disaring dengan ukuran serbuk yang
lolossebesar 0,6mesh , ditimbang dan diberi perekat tepung kanji 6% dengan
beratkeseluruhan campuran 6 gram, kompaksi yang dilakukan dalam pembriket an
sebesar 1426,75 Kg/cm², 1630,57 Kg/cm², 1834,39 Kg/cm²Tahap pembuatan briket dan pengujianya
disajikan dalam bagan berikut:
Gambar 2. Alat cetak arang briket
Keterangan:1 ) A l a t k o m p a k s i y a n g d i g u n a k a n a d a l a h h i d r o l i k
m a n u a l y a n g mempunyai kapasitas 20 ton dan memiliki batas titik aman kompaksi
15ton.2)Saringan yang digunakan adalah saringan dengan ukuran 0,6mesh
.3)Pengujian nilai kalor mengunakan alat Boom Kalori Meter.4)Pengujian fixed karbon Kadar
karbon terikat (%) = 100 - (Ka + Vm + Abu)5)Pengujian kadar abu mengunakan oven dan
timbangan digital.6)Pengujian densitas mengunakan jangka soro
3.Langkah Pengujian
a . n i l a i k a l o r 1)Timbang sampel dengan cawan dengan teliti
s e b a n y a k 1 g r a m , kemudian tempatkan pada tempat cawan. 2 ) P o t o n g k a w a t n i k l i n
1 0 c m , p a s a n g p a d a k a t u p p o s i t i f d a n n e g a t i f pada tempat cawan dan sentuhkan
kawat niklin pada sampel. 3)Masukkan perlahan-lahan dalam reaktor dan tutup dengan
rapat dan benar (jangan sampai kawat nikelin lepas dari sampel). 4 ) I s i r e a k t o r d e n g a n
g a s o k s i g e n d e n g a n t e k a n a n 2 0 s a m p a i 3 0 a t m kemudian tutup kran pembuka gas
dengan benar (jangan sampai gas bocor, jika terjadi kebocoran ulangi pengisian gas). 5)Isi
tabung/bejana pemanas dengan air 2000 gram (2000 ml) dengantepat, masukkan
reaktor kedalam bejana pemanas dan hubungkan reaktor dengan katup positif dan negatif
pada arus.6 ) T u t u p d e n g a n b e n a r a l a t n y a , p a s a n g t e r m o m e t e r k h u s u s
bombcalorimeter dengan benar dan hidupkan pengaduk sehingga suhu d a l a m b e j a n a
p e m a n a s k o n s t a n d a n h o m o g e n ( d i a d u k s e l a m a 5 menit)
Gambar 3. Pengujian densitas
2.Konsep Konversi
H e r m a n H i n d a r s o , A n a s t a s i a L i d ya M a u k a r . ( 2 0 0 0 ) , m e n e l i t i bahwa proses
konversi biomassa menjadi bioarang sebagai bahan bakar alternatif, berdasarkan hasil
percobaan pirolisis biomassa jerami padi, dauns o n o d a n t o n g k o l j a g u n g d e n g a n
m e n g g u n a k a n g a s i n e r t n i t r o g e n d a n karbon dioksida (laju alirnya hingga 6
L/menit) pada suhu 250 – 450 °Cd a p a t d i s i m p u l k a n b a h w a s e m a k i n b e s a r
suhu, hasil bioarang semakin berkurang, kadar karbon dan nilai kalor
m e n i n g k a t d a n p o l u s i ya n g d i t i m b u l k a n l e b i h r a m a h l i n g k u n g a n k a r e n a
t i d a k m e n g a n d u n g u n s u r sulfur dan nitrogen oksida ke udara bebas Dan untuk
analisis kelayakane k o n o m i , p r o ye k p e m b u a t a n b i o a r a n g p a d a s k a l a
k o m e r s i a l b e r s i f a t feasible dan menguntungkan untuk didirikan.Kuncoro dkk. (1999),
meneliti pembakaran briket tanpa karbonasiakan menyebabkan penyalaan briket menjadi mudah
dibandingkan dengan briket yang telah dikarbonasi. Hal ini dikarenakan briket tanpa
karbonasimasih mengandung kadar volattile matter yang cukup banyak. Disampingitu
mekanisme perubahan panas briket juga akan berubah. Sementara itu Zapusek
e t a l . (2003), melakukan penelitian mengenai pengaruh
t e m p e r a t u r d a n l a m a p e m b a k a r a n t e r h a d a p s i f a t - s i f a t d a s a r b a t u b a r a setelah
dikarbonasi. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa untuk variasit e m p e r a t u r k a r b o n a s i
s e m a k i n t i n g g i a k a n m e n i n g k a t k a n k a n d u n g a n karbon, nilai kalori, abu dan sulfur
sedangkan kandungan air, zat volatilematter dan hidrogen akan menurun. Untuk variasi
waktu karbonasi yang
Sifat Briket
a . K a d a r A b u Kandungan abu merupakan ukuran kandungan
m a t e r i a l d a n berbagai material anorganik didalam benda uji. Metode
p e n g u j i a n i n i m e l i p u t i p e n e t a p a n a b u y a n g d i n ya t a k a n d e n g a n p r e s e n t a s e
s i s a h a s i l o k s i d a s i k e r i n g b e n d a u j i p a d a s u h u ± 5 8 0 - 6 0 0 0C , s e t e l a h
d i l a k u k a n pengujian kadar air.A b u a d a l a h b a h a n ya n g t e r s i s a a p a b i l a k a yu
d i p a n a s k a n h i n g g a berat konstan (Earl ,1974). Kadar abu ini sebanding dengan
kandungan bahan anorganik di dalam kayu. Salah satu unsur utama yang
terkandungdalam abu adalah silika dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang
dihasilkan. Abu terdiri dari bahan mineral seperti lempung, silika, kalsium, serta
magnesium oksida dan lain – lain.
b.Berat jenis (Densitas)M e n u r u t H a y g r e e n d a n B o w e r
( 1 9 8 9 ) b e r a t j e n i s d a l a h p e r b a n d i n g a n a n t a r a k e r a p a t a n k a yu ( a t a s
d a s a r b e r a t k e r i n g t a n u r d a n volume pada kadar air yang telah ditentukan)
dengan kerapatan air padas u h u 4 oC . A i r m e m i l i k i k e r a p a t a n 1 g / c m 3a t a u 1 0 0 0
k g / m 3 p a d a s u h u standar tersebut. Soeparno dkk (1999) mengemukakan berat jenis
yangtinggi menunjukkan kekompakan kerapatan arang briket yang dihasilkan.Sudrajad (1983),
mengatakan berat jenis kayu sangat mempengaruhikadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar
karbon terikat dan nilai kalor b r i k e t y a n g d i h a s i l k a n . S e l a n j u t n y a
d i s e b u t k a n b r i k e t d a r i k a y u berkerapatan tinggi menunjukkan nilai kerapatan,
keteguhan tekan, kadar abu, kadar karbon terikat, dan nilai kalor yang lebih tinggi
dibandingkan briket yang dibuat dari kayu yang berkerapatan rendah.
c . N i l a i k a l o r Nilai kalor bahan bakar adalah jumlah p anas yang
dihasilkan atauditimbulkan oleh suatu gram bahan bakar tersebut dengan
meningkatkant e m p e r a t u r 1 g r a i r d a r i 3 , 5 0C – 4 , 5 0C ,
d e n g a n s a t u a n k a l o r i (Koesoemadinata : 1980). Dengan kata lain nilai kalor
adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah tertentu bahan
bakar didalam zat asam. Makin tinggi berat jenis bahan bakar, makin tinggi nilaikalor yang
diperolehnya. Misal bahan bakar minyak dengan berat jenis 0,75 atau grafitasi API 70,6
mempunyai nilai kalor 11.700 kal/gr. Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi
yang dihasilkan.,d a n d i u k u r s e b a g a i n i l a i k a l o r k o t o r / gross calorific
value (GCV).Perbedaannya ditentukan oleh panas laten kondensasi dari uap air yan g
dihasilkan selama proses pembakaran. GCV mengasumsikan seluruh uap y a n g
d i h a s i l k a n s e l a m a p r o s e s p e m b a k a r a n
s e p e n u h n y a terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV)
mengasumsikana i r y a n g k e l u a r d e n g a n p r o d u k p e n g e m b u n a n t i d a k
s e l u r u h n y a terembunkan. Bahan bakar harus dibandingkan
b e r d a s a r k a n N C V (www.energyefficiencyasia.org). Syachri (1983) menyatakan
bahwa yangsangat mempengaruhi nilai kalor kayu adalah zat karbon, lignin, dan
zatr e s i n , s e d a n g k a n k a n d u n g a n s e l u l o s a k a yu t i d a k b e g i t u
b e r p e n g a r u h terhadap nilai kalor kayuK a l o r i m e t e r b o m a d a l a h s u a t u a l a t
y a n g d i g u n a k a n u n t u k menentukan panas yang dibebaskan oleh suatu bahan
bakar dan oksigen pada volume tetap. Alat tersebut ditemukan oleh Prof. S. W . Parr
padat a h u n 1 9 1 2 , o l e h s e b a b i t u a l a t t e r s e b u t s e r i n g d i s e b u t
”Parr Oxygen Bomb Calorimeter”.
C.Pengumpulan Data
Dari grafik pengujian nilai kalori yang dilakukan menunjukkan bahwaarang briket yang mempunyai nilai
kalori tinggi adalah arang briket dengan pembebanan 9 ton sebesar 5.531,55 kalori/gram.
Sedangkan nilai kaloriyang paling rendah adalah arang briket dengan pembeb anan 7 ton
sebesar 5.516,85 kalori/gram.
Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti di bawah ini :
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai berat jenis dari
briket yang dikompaksi 7 ton memiliki berat jenis paling rendah sebesar 0,49 gr/cc.
sedangkan nilai berat jenis tertinggi didapat arang brikettongkol jagung yang dikompaksi 9 ton
sebesar 0,63 gr/cc.Densitas berpengaruh terhadap tingkat energi yang terkandung dalam briket.
Semakin tingki densitas semakin tinggi pula enrgi yang terkandung d i d a l a m n y a .
D e n g a n t i n g k a t d e n s i t a s y a n g t i n g g i j u g a m e m p u n y a i keuntungan,
diantaranya :1.Briket menjadi lebih padat dan kuat atau tingkat stability
tinggi.2 . L e b i h r i n g k a s , t i d a k m e m a k a n t e m p a t . Sudrajad (1983), mengatakan
berat jenis kayu sangat mempengaruhikadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar
karbon terikat dan nilai kalor briket yang dihasilkan. Selanjutnya disebutkan briket dari
kayu berkerapatant i n g g i m e n u n j u k k a n n i l a i k e r a p a t a n , k e t e g u h a n t e k a n , k a d a r
a b u , k a d a r karbon terikat, dan nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan briket
yangdibuat dari kayu yang berkerapatan rendah.C.
Pengujian Fix Carbon (Karbon Terikat)103.74
Tabel 3. Hasil pengujian Kadar Karbon Terikat (Fixed Carbon)
Kadar karbon terikat adalah fraksi karbon dalam arang selain fraksi abu,zat mudah
menguap dan air. Dari tabel dan grafik di atas menunjukkanvariasi pembebanan kompaksi
kurang berpengaruh terhadap kandungankarbon terikat pada arang briket.S e m u a a r a n g
b r i k e t ya n g d i u j i d i d a p a t k a n r a t a - r a t a m e n m p u n ya i k a n d u n g a n k a r b o n
t e r i k a t s e b e s a r 3 4 , 5 % . H a l i n i d i s e b a b k a n b e s a r pembebanan tidak
mempengaruhi kadar karbon terikat dalam arang briket
Karbon terikat sangat baik pengaruhnya terhadap nilai kalori dari briket. Semakin
tinggi kadar karbon terikat dari briket maka semakin tinggi pula nilai kalorinya.D.
Pengujian Kadar Abu
Tabel 4. Hasil pengujian kadar abu arang briket tongkol jagung denganvariasi pembebanan
0 C, setelah dilakukan pengujian kadar air.Dari hasil pengujian kadar abu yang dilakukan,
menunjukkan bahwaarang briket dengan pembebanan 7 ton memiliki kadar abu paling tinggi,
yaitu17,732 %. Sedangkan untuk arang briket dengan pembebanan 9 ton memilikikadar abu
rendah, yaitu 17,518 %. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi pembebanan pada saat
kompaksi maka arang briket yang dihasilkan memilikikadar abu rendah.Kadar abu
berpengaruh negatif terhadap nilai kalor. Semakin tinggi kadar abu maka semakin
rendah nilai kalornya.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengen ai pengaruh
variasitekanan kompaksi dan penambahan perekat terhadap sifat fisik
a r a n g b r i k e t tongkol jagung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :Semakin tinggi
tekanan kompaksi atau pembebanan semakin tinggi pula densitas dari arang briket
tongkol jagung. Pembebanan berpengaruh juga terhadapk a d a r a b u d a n n i l a i k a l o r i ,
d i m a n a n i l a i k a l o r i m e n j a d i m e n n i n g k a t j i k a pembebanan tinggi.
Sedangkan untuk kadar abu, semakin tinggi pembebanan semakin rendah kadar
abunya.F i x k a r b o n p a d a a r a n g b r i k e t t o n g k o l j a g u n g t i d a k d i p e n g a r u h i
o l e h pembebanan.B.
Saran
P e n e l i t i a n ya n g d i l a k s a n a k a n m a s i h p e r l u p e n g e m b a n g a n l e b i h
l a n j u t . Peneliti berharap ada penelitian labih lanjut yang dapat meneruskan ini, sehinggaakan
didapatkan hasil-hasil yang lebih sempurna
DAFTARPUSTAKA
Anonim., 2006.
.www.energyefficiencyasia.orgAnonim., 2007.
.Badan Pusat Statistik (BPS). 2005. Lahan Pertanian Jagung. BPS. Jakarta.Budi Raharjo, Imam.,
2006.
Mengenal Batubara
H a s i l H u t a n d a n I l m u K a y u S e m u a Pengantar
Pengaruh Jenis Serbuk, Kerapatan Ogalit terhadap Rendemen dan Kualitas Briket Arang,
Prosiding Seminar Nasional II MAPEKI, Buku I.
Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat, dan Tekanan KempaTerhadap Kualitas Briket Arang
Metode Stastika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan
bisnis peternakan semisal bisnis pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi
ternak serta lain-lain. Limbah yang telah di sebutkan meliputi limbah padat serta limbah cair
semisal feses. Sumber energi pengganti yng bisa diperbaharui di Indonesia cukup tidak sedikit,
di antaranya merupakan bahan-bahan limbah rganik. Limbah organik mempunyai potensi yng
cukup besar merupakan kotoran ternak, yng bisa dimanfaatkan menjadi briket yang dengannya
kualitas yng baik dan lebih ekonomis.
Limbah peternakan adalah bahan-bahan yng tidak lebih berharga. Walaupun demikian, bila
ditangani yang dengannya baik akan menjadi bahan-bahan yng berguna. Pada praktikum Ilmu
serta Teknologi Pengolahan Hasil Ikutan Ternak akan dilaksanakan pembuatan briket limbah
ternak, menjadikan akan diketahui penanganan hasil ikutan serta limbah peternakan menjadi
bahan yng lebih berharga.
Advertisement
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) adalah satu dari sekian banyaknya pengganti
yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak.
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan bisnis peternakan semisal bisnis
pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak serta lain – lain. Limbah
yang telah di sebutkan meliputi limbah padat serta limbah cair semisal feses, urine, sisa
makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, serta isi rumen.
Dalam konteks itu pemantaan kotoran ternak menjdai sumber energi (bahan bakar) adalah satu
dari sekian banyaknya pengganti bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi penggunaan
minyak tanah serta kayu bagi atau bisa juga dikatakan untuk keperluan keluarga. Dari kotoran
ternak bisa diperoleh 2 jenisbahan bakar yakni (gas bio) serta briket. Kendala pembuatan briket
yng secara tradisional merupakan pada alatnya. Alat pembuat briket yng modern pasti Amat
tidak murah. Oleh lantaran itu penting sekali bagi kita bagi atau bisa juga dikatakan untuk
mampu menciptakan briket kotoran ternak beserta alat pencetaknya yng simpel.
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu briket kotoran ternak ? 2. Alat apa yng dipakai bagi atau bisa
juga dikatakan untuk pembuatan briket kotoran ayam broiler ? 3. Bagaimana cara pembuatan
briket kotoran ayam broiler ? 4. Apa keunggulan serta kelemahan dari briket kotoran ayam
broiler ?
C. Tujuan 1. Mengetahui cara pembuatan briket kotoran ternak 2. Mengetahui apa itu briket 3.
Mengetahui keunggulan serta kelemahan penggunaan brike
II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Briket Kotoran Ternak Briket sendiri merupakan sumber energi pengganti
alternatif Minyak Tanah serta Elpiji dari bahan-bahan bekas, sampah maupun limbah-limbah
pertanian yng tak terpakai serta diolah. Selain penghasil gas, bio, kotoran ternak pun bisa
menghasilkan briket kotoran ternak. Limbah peternakan bisa dimanfaatkan bagi atau bisa juga
dikatakan untuk banyak sekali kebutuhan, apalagi limbah yang telah di sebutkan bisa
diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih memiliki kandungan nutrisi
ataupun zat padat yng potensial bagi atau bisa juga dikatakan untuk dimanfaatkan. Limbah
ternak kaya akan nutrient (zat makanan) semisal protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen
(BETN), vitamin, mineral, mikroba ataupun biota, serta zat-zat yng lain (unidentified subtances).
Limbah ternak bisa dimanfaatkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk bahan makanan ternak,
pupuk organik, energi serta media berbahai tujuan (Sihombing, 2000).
B. Alat yng Dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk Pembuatan Briket
Penggunaan kotoran ternak menjdai bahan pembuatan briket tak saja menjdai adalah cara
pemanfaatan energi yng lebih baik akan tetapi pun bisa mengurangi pencemaran lingkungan yng
ditimbulkan oleh kotoran ternak. Alat cetak briket manual memilki fungsi mencetak briket dari
bahan oganik, semisal kotoran Sapi baru , limbah pertanian yng memiliki kandungan karbon
tinggi semisal: sekam, serbuk gergaji, jerami, daun-daunan, serbuk arang, serbuk batubara, arang
biomasa, serta arang sekam. Menjdai bahan bakar keluarga di daerah pedesaan yang dengannya
hasil cetakan berbentuk silinder (Zuhdi, 2011).
Screw conveyor yng ada di dalam alat pencetak briket modern berfungsi bagi atau bisa juga
dikatakan untuk mengalihkan material/adonan. Lantas di lakukan pemotongan menjadikan
menghasilkan suatu briket yng diharapkan (Gale, 1995). Pada suatu studi dlakukan penelitian
mengenai masalah perubahan struktur makromolekul briket pada tungku pengepresan alat
pembuatan briket, serta memberikan kesimpulan bahwasanya pengepresan baiknya di lakukan
pada kemiringan 90°C Ndaji dkk. (1997).
Alat pencetak briket Amat penting dam proses pembuatan briket. Pengaruh terbesar terdapat atau
terletak pada kepadatan serta stuktur briket. Struktur briket ataupun bentuk dari briket dalam
proses pencetakan berpengaruhnya terhadap pembakaran. (Liu 2000). Rancang bangun alat
pencetak briket yang dengannya skala ukuran 1:10. Bahan- bahan yng dipakai merupakan kayu.
Rancang bangun alat pengering briket yang dengannya drum bekas. Tungku dirancangdengan
mempergunakan pengudaraannya lebih baik. Bahan tungku merupakan tanah liat
(Herbawamurti, 2005).
Limbah peternakan bisa dimanfaatkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk banyak sekali
kebutuhan, apalagi limbah yang telah di sebutkan bisa diperbaharui (renewable) selama ada
ternak. Limbah ternak masih memiliki kandungan nutrisi ataupun zat padat yng potensial bagi
atau bisa juga dikatakan untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan)
semisal protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba ataupun
biota, serta zat-zat yng lain (unidentified subtances). Limbah ternak bisa dimanfaatkan bagi atau
bisa juga dikatakan untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, energi serta media berbahai
tujuan (Sihombing, 2002).
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar butuh dicari sumber
energi pengganti agar kebutuhan bahan bakar bisa dipenuhi tanpa merusak lingkungan. Satu dari
sekian banyaknya bahan bakar pengganti ini sebenarnya bisa dibuat dari kotoran ayam broiler
yng telah bercampur yang dengannya litter. Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak)
adalah satu dari sekian banyaknya pengganti yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk
mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu
kegiatan bisnis peternakan semisal bisnis pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan
produksi ternak serta lain – lain. Limbah yang telah di sebutkan meliputi limbah padat serta
limbah cair semisal feses,urine,sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
tulang, tanduk, isi rumen, serta lain-lain. Dalam konteks itu pemanfaatan kotoran ternak menjdai
sumber energi (bahan bakar) adalah satu dari sekian banyaknya pengganti bagi atau bisa juga
dikatakan untuk mengurangi penggunaan minyak tanah serta kayu bagi atau bisa juga dikatakan
untuk keperluan keluarga (Sofyadi, 2003).
Pemanfaatan kotoran ternak bisa diperoleh 2 jenis bahan bakar yakni biogas serta briket. Di India
yang dengannya adanya tinja sapi sebanyk 5 kg perekor serta kerbau 15 kg perekor, oleh
pemerintah India disarankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dihasilkannya dung cake
(briket) secara massal menjdai sumber energi (Nurtjahya, 2003).
III. PEMBAHASAN
A. Kajian Teori 1. Kemampuan Menangani Kotoran serta Alas Sangkar a. Kotoran serta Alas
Sangkar Kotoran serta alas sangkar adalah limbah dari kegiatan budidaya ternak ayam pedaging.
Kotoran sangkar berupa tinja ayam, pakan yng tercecer / tumpah. Peternak mempergunakan alas
sangkar yng dikenal yang dengannya istilah litter. Tujuan pemberian litter merupakan menyerap
air yng tumpah ataupun dari tinja ayam yng basah serta mengurangi kontak ayam yang
dengannya kotoran (Anonim, 2007). Manajemen litter pada ayam pedaging merupakan satu dari
sekian banyaknya faktor penting yng Perlu diperhatikan, lantaran selama hidupnya ayam berada
di atas litter yng bercampur yang dengannya kotoran.
Sebagian besar peternak mempergunakan sekam menjdai alas sangkar. Adapun beberapa jenis
bahan yng bisa dipakai menjdai alas sangkar lain-lainnya merupakan: jerami yng sudah dipotong
kecil, serutan kayu (Fadilah, 2005).,Para ahli merekomendasikan ketebalan litter 7-10 cm,
bergantung kondisi lingkungan serta musim. Umumnya andai ketebalan litter tidak lebih dari 7
cm Suka menghasilkan alas sangkar gampang menggumpal menjadikan tidak sedikit waktu yng
dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuang gumpalan yang telah di sebutkan.
Andai tak segera dibuang kondisi yang telah di sebutkan mampu memiliki efek negatif yng besar
pada performance, kebugaran atau kesehatan serta dalam budidaya (Anonim, 2007).
SMK Negeri 1 Trucuk tahun 2006 disebutkan bahwasanya Standar Kompetensi Melakukan
Penanganan Kotoran serta Alas Sangkar terdapat tiga kompetensi dasar yakni : (1)
Mempersiapkan kan perlengkapan, (2) Melakukan penanganan kotoran serta alas sangkar, (3)
Melakukan pemeriksaan.
Di dalam silabus kejuruan, dijelaskan bahwasanya indikator dari kompetensi dasar
mempersiapkan perlengkapan meliputi : 1) Perlengkapan yng dipakai bagi atau bisa juga
dikatakan untuk kerja diidentifikasi; 2) Perlengkapan yng sudah diidentifikasi dipersiapkan
sesuai jumlah serta posisi yng memungkinkan kerja secara efisien; 3) Perlengkapan diperiksa
fungsinya, serta andaikan terlaksana ketidak normalan fungsi dilaporkan, dan andaikan mungkin
di lakukan perbaikan seperlunya; 4) Mungkin bahaya kerja diidentifikasi serta dimungkinkan
bagi atau bisa juga dikatakan untuk dicari teknik yng lebih aman.
Indikator dari kompetensi dasar melakukan penanganan kotoran serta alas sangkar meliputi : 1)
Pengumpulan kotoran di lakukan sesuai yang dengannya prosedur; Kotoran ataupun alas sangkar
ditempatkan pada tempat yng sudah disediakan; 2) Kotoran dimasukkan dalam alat angkut sesuai
yang dengannya prosedur yng sudah ditetapkan; 3) Kotoran serta alas sangkar dibuang yang
dengannya mem-perhatikan kenyamanan lingkungan. Indikator dari kompetensi dasar
melakukan pemeriksaan meliputi: 1) Lembar isian pekerjaan diisi serta dilaporkan kepada atasan
bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan pemeriksaan pekerjaan; 2) Beberapa penyimpangan
didiskusikan yang dengannya tim kerja serta dilaporkan kepada atasan.
Di dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dijelaskan bahwasanya
penerapan kebugaran atau kesehatan serta keselamatan kerja (K3) pada standar kompetensi
menangani kotoran serta alas sangkar merupakan: 1) :System serta prosedur bagi atau bisa juga
dikatakan untuk menjaga bahaya gas serta debu organik; 2) System serta prosedur penanganan
keamanan secara manual; 3) Seleksi penggunaan serta perlengkapan pakaian dan perlengkapan
pelindung yng sesuai; 4) System serta prosedur keamanan bagi atau bisa juga dikatakan untuk
mencegah bahaya kerja di sangkar; 5) Berat beban perlengkapan serta muatannya tak boleh
melebihi standar K3
Perlengkapan keamanan yng sesuai dalam menangani kotoran serta alas sangkar meliputi: sepatu
boot, topi, overall, sarung tangan, kaca mata pelindung, pelindung rambut, masker serta system
pelindung terhadap gas organik.
Berita yng Perlu dicatat disaat melakukan kegiatan menangani kotoran serta alas sangkar antara
lain: 1) Kondisi kotoran ataupun alas sangkar; tanggal, waktu, temperatur , kelembaban,
kecepatan angin serta periode kegiatan dalam sangkar; 2) Keberadaan unggas mati yng
tertinggal; 3) Keberadaan telur yng pecah pada alas sangkar; 4) Keberadan pakan serta air
minum yng tercecer/tumpah
Situasi yng Perlu diamati disaat melakukan kegiatan penanganan kotoran serta alas sangkar
merupakan kondisi kotoran ataupun alas sangkar yng mengganggu kebugaran atau kesehatan
unggas, misalnya: bau yng menyengat lantaran kandungan amoniak yng tinggi, suhu serta
kelembaban sangkar yng terlalu tinggi.
Sejumlah perlengkapan diharapkan dalam menangani kotoran serta alas sangkar. Perlalatan itu
dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membersihkan serta melindungi higienis sangkar,
mengangkut kotoran serta mengelola limbah.
Kompetensi dalam menangani kotoran serta alas sangkar butuh pengujian yng berpatokan
bahwasanya kebersihan serta higienies sangkar berpengaruh terhadap efisiensi produksi unggas
serta kebugaran atau kesehatan kerja (Dimenjur, 2004). Pengetahuan serta ketrampilan unit
kompetensi ini Perlu bisa ditransfer kepada siswa. Adapun pengetahuan yng diharapkan
meliputi: 1) Sifat-sifat alas sangkar yng baik serta yng Perlu telah diganti. 2) Karakteristik alas
sangkar ataupun kotoran pada unggas yng sehat serta sakit. 3) Pengaruh kondisi alas sangkar
yang dengannya kebugaran atau kesehatan unggas. 4) Bisnis bagi atau bisa juga dikatakan untuk
memaksimalkan higienis serta kenyamanan unggas. 5) Pengawasan lingkungan serta tata cara
perangkat lunak praktis perusahaan. 6) Bahaya gas yng ditimbulkan oleh alas sangkar serta debu
organik. 7) Upaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi bahaya K3. 8) Prosedur yng
berhubungan yang dengannya manajemen limbah serta lingkungan, kebugaran atau kesehatan
dan kenyamanan unggas.
Sedangkan ketrampilan yng diharapkan meliputi: 1) Mengenali yang dengannya gampang
kotoran unggas sehat serta sakit 2) Mengamati serta mengenali dan menginterpretasikan kondisi
sangkar yng sehat 3) Mengenali yang dengannya gampang alas sangkar yng telah saatnya diganti
4) Melaksanakan kegiatan pengumpulan kotoran serta alas sangkar dan melakukan pembuangan
sesuai yang dengannya prosedur perusahaan 5) Mengamati, mengidentifikasi, serta peka
terhadap keadaan lingkungan 6) Memonitor serta mencatat suhu, waktu, kelembaban serta
kondisi sangkar
Teknologi briket arang pengertiannya teknik yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk
mencetak arang menjadi padat serta dalam bentuk tertentu agar gampang dikemas serta nyaman
dipakai andai dibandingkan yang dengannya mempergunakannya secara langsung (Djuriono,
2008). Teknologi briket sudah berkembang serta sudah dikenal oleh masyarakat lebih-lebih
kalangan industri.
Pada bulan Juli tahun 2008, Program Keahlian Unggas SMK N 1 Trucuk sudah menghasilkan
cara mengolah kotoran serta litter (alas sangkar) menjadi bahan bakar Hasil nya menunjukan
bahwasanya bahan bakar yang dengannya bahan baku litter bekas kotoran sangkar ayam
(LBKKA) cukup prospektif menjdai alternatif briket batubara, LPG (berkaitan yang dengannya
penghangat anak ayam) serta minyak tanah (Djuriono, 2008).
Proses pengolahan LBKKA menjadi briket arang melalui beberapa tahap sebagaimana tampak
pada Gambar 2. Kegiatan diawali dari pengumpulan kotoran serta alas sangkar. Bahan ini
diperoleh dari sangkar ayam pedaging yng baru saja dipanen.
Sesudah bahan terkumpul, maka
dilanjutkan pembuatan arang yang dengannya mempergunakan cerobong. Alat ini terdiri dari
ruang bakar yng terbuat dari kaleng serta pipa cerobong yng terbuat dari seng.