Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang banyak ditumbuhi dengan tumbuhan
kelapa. Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
sekaligus sebagai tanaman industri yang memiliki potensi yang sangat baik dan
mempunyai peranan yang sangat penting baik dari segi nutrisi maupun ekonomi
bagi penduduk Indonesia. Bagian kelapa yang banyak digunakan adalah daging
buah dan air kelapa. Bagian lain yang tidak dapat dikonsumsi dapat dimanfaatkan
menjadi produk derivat lain yang dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari
buah kelapa dan air kelapa.
Salah satu produk derivat yang dapat diperoleh dari kelapa yaitu coco fiber
yang dapat diperoleh dari bagian sabut kelapa. Sabut kelapa merupakan hasil
samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35
persen dari bobot buah kelapa. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian
besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat
meningkatkan nilai tambahnya. Karena itu mulai berkembang industri atau
perusahaan yang mulai mengembangkan manfaat serat kelapa menjadi sesuatu
yang bernilai lebih.
Coco fiber atau yang dikenal juga sebagai Coir fiber, coir yarn, coir mats,
dan rugs, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara tradisional
serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan
alat-alat rumah tangga lain. Namun dengan mengolah sabut kelapa dengan
teknologi dan proses yang tepat, akan dihasilkan produk dengan nilai jual yang
lebih baik.
Salah satu perusahaan yang menghasilkan coco fiber dari serat kelapa
adalah CV. Tiga Sehati atau CV Sumbersari yang berlokasi di Ledokombo, Desa
Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember. Di perusahaan ini
dihasilkan produk derivat kelapa berupa coco fiber dan coco peat yang di
distribusikan di dalam negeri dan ke luar negeri. Dalam kegiatan kuliah,
mahasiswa hanya mempelajari materi saja. Mahasiswa tidak melihat secara
langsung proses produksi secara nyata. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses
kunjungan lapang ke produsen coco fiber untuk memahami secara nyata proses
pengolahan dan penerapan secara nyata.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan Lapang ke pabrik pengolahan serabut
kelapa CV. Tiga Sehati Ledokombo yaitu untuk mengetahui proses pengolahan
sabut kelapa menjadi coco fiber bahan baku pembuatan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Tentang Perusahaan


CV. Tiga Sehati Ledokombo merupakan salah satu perusahaan pengolahan
serabut kelapa menjadi coco fiber yang diekspor hingga ke luar negeri. Pabrik
coco fiber ini berada di daerah Ledokombo, Desa Lembengan, Kecamatan
Ledokombo, Kabupaten Jember. Pabrik ini didirikan pada tanggal 31 Jui 2001.
Awal mulanya, pabrik ini didirikan sebagai pihak penampung serabut kelapa yang
kemudia di packing dan dijual pada perusahaan lain untuk diolah menjadi barang-
barang lain. Semakin meningkatnya jumlah sabut kelapa yang diterima oleh CV.
Tiga Sehati membuat CV ini mencoba mengolah sendiri sabut kelapa menjadi
coco fiber dan coco peat. Coco fiber biasanya digunakan sebagai bahan baku
kerajinan maupun bahan baku furnitur. Sedangkan coco peat banyak digunakan
sebagai bahan penyerapdan penyimpan air sehingga dimanfaatkan sebagai media
penumbuh tanaman. Pada tahun 2012, CV. Tiga Sehati merubah namanya
menjadi CV Sumbersari.
CV. Tiga Sehati ini awal mulanya memiliki sekitar 20 pegawai saja.
Namun seiring berkembangnya produksi dan semakin meningkatnya permintaan
konsumen, maka pegawai yang dipekerjakan semakin bertambah. Sehingga, saat
ini jumlah pegawai yang bekerja di CV. Tiga Sehati ini sudah mencapai 80 orang.
Pada mulanya, coco fiber yang dihasilkan di pabrik ini dikirimkan ke Rogojampi,
Banyuwangi saja (sekitar tahun 2000-2015). Namun pada tahun 2016, pabrik ini
mencoba untuk mengekspor coco fiber hingga ke Cina dan juga Jepang.
Pengiriman secara ekspor coco fiber dapat mencapai 6 kontainer. Dengan 5
kontainer ke China dan 1 kontainer ke Jepang. Namun saat musim penghujan,
pabrik hanya mampu mengekspor sebanyak 2 kontainer saja. Hal ini dikarenakan
proses pengeringan selama musim hujan akan berpengaruh pada jumlah coco
fiber yang dapat dihasilkan.
CV. Tiga Sehati ini bergerak dalam bidang produksi, perdagangan dan
distribusi furniture yang berbahan dasar kelapa. Selain itu, CV Tiga Sehati juga
bertindak sebagai distributor tunggal yang mengekspor hingga ke Cina dan
Jepang. Produk yang dapat dihasilkan dari coco fiber oleh CV. Tiga Sehati berupa
hiasan dinding, ember, pot gantung, keranjang, keset dan produk lainnya. CV ini
juga melakukan pemesanan dan membeli barang pada supplier, kemudian CV ini
juga menjual sabut kelapa dan barang yang berbahan baku sabut kelapa.

2.1 Coco Fiber


Coco fiber merupakan serat pendek yang diperoleh dari sabut kelapa.
Coco fiber yang dihasilkan oleh CV. Tiga Sehati ini melalui beberapa tahapan
proses. Tahapan pertama adalah sabut kelapa yang masih berupa bulatan kelapa
dibawa menggunakan mesin koveyor dan dimasukan ke dalam mesin penggiling
(Hopper) hingga kulit kelapa tersebut hancur menjadi serat. Serat atau sabut yang
diperoleh masih berupaserat yang masih melekat dan kurang halus. Sehingga
dilakukan tahapan penguraian sabut kelapa.
Kemudian dilakukan proses pengayakan serabut kelapa di dalam alat yang
berupa tabung silinder dengan dinding kawat kasa yang berguna untuk
memisahkan antara serabut kelapa (coco fiber) dengan serbuk kelapa (coco peat).
Setelah proses pemisahan tersebut serabut kelapa dijemur selama kurang lebih 4
jam hingga 1 hari dengan bantuan dari sinar matahari. Lama proses pengeringan
coco fiber sangat bergantung pada cuaca dan panas matahari. Apabila cuaca cerah
dan intensitas sinar matahari tinggi, maka coco fiber akan lebih mudah kering.
Sebaliknya, jika cuaca mendung dan intensitascahaya matahari rendah, maka coco
fiber akan sukar kering. Proses pengeringan coco fiber dapat dilakukan dengan
cara menggunakan oven. Namun metode ini akan meningkatkan biaya produksi
dan dapat menghasilkan coco fiber yang lebih gosong/gelap. Sehingga solusi
untuk pengeringan coco fiber selama musim penghujan adalah dikering anginkan
di dalam ruangan. Sabut kelapa yang diperoleh dikeringkan hingga sesuai dengan
standar mutu yaitu 15 persen dry basis.
Saat cuaca cerah, dalam sekali proses produksi, CV. Tiga Sehati ini dapat
menghasilkan 10 truk/ 170 kubik/ 40 ball coco fiber dan 350 karung coco peat.
Pada tahapan penjemuran, sekali proses penjemuran dapat menghasilkan 20 ball
coco fiber. Coco fiber yang diperoleh selanjutnya diayak untuk menghilangkan
bagian yang terlalu halus kemudian dipress dan dikemas. Setelh selesai
pengemasan/pengepresan, selanjutnya coco fiber dan coco peat dapat dikirimkan
pada konsumen.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk memanfaatkan bagian kelapa yang tidak lagi terpakai dapat
dilakukan pembuatan prodk derivat. Salah satu produk derivat yang dapat
diperoleh adalah coco fiber

3.2 Saran
Untuk menambah pengetahuan lebih dalam mengenai produk derivat
sawit, sebaiknya dilakukan kunjungan ke industri produk derivat kelapalain selain
coco fiber. Saat melakukan kunjungan ke pabrik coco fiber harus menggunakan
masker karena tempatnya yang penuh dengan debu coco fiber.
Dokumentasi

no gambar Keterangan
1. Sambutan sekaligus
pemaparan awal dari pemilik
usaha coco viber.

2. Bahan baku pembuatan coco


viber berupa “sebat” atau
serabut kelapa.

3. Serabut kelapa dimasukan


kedalam confeyor.

4. Alat pemisah coco viber


dengan coco peat.
5. Karung-karung yang berisi
coco peat.

6. Pengeringan coco viber


selama 1 hari.

7. Pengepresan coco viber


dengan berat 80-90 kg

8. Pemberian vandal kepada


pemilik usaha coco viber
oleh ketua jurusan thp 16 di
depan hasil coco viber yang
siap di ekspor.

Anda mungkin juga menyukai