Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Talas merupakan tumbuhan yang 90% bagiannya dapat dimakan. Daun, tangkai daun,

pelepah, umbi induk dan umbi anakan dapat dimakan. Bagian yang tidak dapat dimakan

hanyalah akar-akar serabutnya. Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan

sumber karbohidrat. 

Talas mengandung karbohidrat yang tinggi, protein, lemak dan vitamin. Kandungan

protein daun talas lebih tinggi dari umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan talas bentul

kandungan protein kasar berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan pada umbinya

sekitar 0,54%-3,55%.

Orang yang makanan pokoknya talas seperti orang melanesia memiliki gigi yang

lebih kuat dan bagus. Hal tersebut disebabkan makan talas dapat meningkatkan kebasaan

yang lebih tinggi sehingga mulut tidak masam. Kemasaman yang tinggi merupakan salah satu

penyebab rusaknya gigi, sedangkan kebasaan yang tinggi memperkecil kemungkinan

rusaknya gigi, sehingga gigi menjadi kuat, sehat dan bagus.

I.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas akhir

kewirausahaan dan memahami aspek-aspek dalam perencanaan bisnis. Sehingga setiap

anggota kelompok diharapkan memiliki jiwa berwirausaha.


BAB II RUMUSAN IDE BISNIS

II.1 Sumber Ide Bisnis

Sumber Ide Bisnis dari keripik talas coklat ini adalah kami ingin mengembangkan

talas menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih dan semakin diminati oleh

masyarakat. Mengapa kami memilih coklat sebagai penambah rasa dari keripik talas itu

sendiri?. Karena coklat sangat diminati oleh semua kalangan dari kalangan muda sampai

yang tua, maka dari itu produk talas coklat ini memiliki peluang besar untuk dijual dipasaran.

II.2 Jenis Ide Bisnis

Jenis ide bisnis ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Tipe A (New Market) adalah ide menawarkan konsumen dengan barang/jasa yang

belum tersedia dalam pasar setempat, akan tetapi diwilayah lain sudah ada.

2. Tipe B (New Technology) adalah ide menerapkan teknologi baru untuk suatu proses

produksi.

3. Tipe C (New Benefit) adalah ide menemukan cara baru atau yang disempurnakan

untuk suatu fungsi atau produk lama (peningkatan nilai tambah)

Dalam bisnis ini, Ide berwirausaha yang kami terapkan adalah Tipe C “New

Benefit”. Disini kami menawarkan konsumen dengan produk yang belum tersedia di pasaran

khususnya Bogor. Kami melakukan inovasi baru pada produk ini, yang merupakan berbahan

dasar dari talas. Talas tersebut kami inovasikan menjadi keripik talas coklat “TaCo”.
BAB III RENCANA TEKNIS

III.1 Rencana Lokasi

Kami memilih lokasi bisnis berdasarkan Kesediaan barang Mentah. Lokasi bisnis

yang kami pilih yaitu di jalan padjajaran di kota Bogor. Bogor merupakan dataran tinggi

dengan curah hujan yang tinggi sehingga mayoritas penduduknya berkebun dan bercocok

tanam. Salah satu hasil dari pertanian Bogor yaitu talas dan bogor dikenal sebagai salah satu

penghasil talas di Indonesia.

Talas merupakan bahan baku mentah utama dari produk kami, dengan itu talas sangat

mudah kami temukan sebagai bahan mentah utama kami dan dalam mencari bahan mentah

ini kami tidak menemukan kesulitan.

Bahan mentah yang kami gunakan ini kebanyakan belum dimanfaatkan dengan baik

oleh masyarakat luas sehingga petani kesulitan dalam pemasaran, disinilah kami berperan

memanfaatkannya dengan membeli talas langsung dari petani sehingga dengan itu kami

sudah mempunyai link dalam memperoleh bahan mentahnya dan kami manfaatkan dalam

produksi keripik talas coklat

Dengan ketersediaan bahan mentah yang banyak ini, kami bisa memproduksi keripik

talas sesuai permintaan pasar dan kami juga bisa memproduksi sebanyak mungkin untuk di

kirim ke outlet – outlet lain sehingga dalam pemasarannya kami tidak hanya bergantung pada

satu tempat utama pemasaran kami.

Disamping itu, harga dari bahan mentah yang kami gunakan juga tidak begitu mahal

serta mudah didapat tanpa mengeluarkan banyak biaya.

III.2 Rencana Kapasitas Produksi

Produk “TaCo” aakan diproduksi 1000 bungkus perharinya dan akan disebar ke outlet

di Bogor atau dapat pula diluar kota Bogor jika ada permintaan. Produksi 1000 bungkus akan

dibagi berdasarkan ukuran bungkusan. 250 bungkus untuk 30 gram, 500 bungkus untuk 50
gram, dan 250 bungkus untuk 100 gram. Dan produksi ini dapat berkurang jika permintaan

tiap outlet menurun secara berkala. Dan jika terjadinya kemacetan modal misalnya talas tidak

mencukupi untuk produksi atau biaya modal satu hari tidak kembali 100% diakibatkan

produk tidak terjual dengan baik sehingga hari berikutnya memproduksi produk dengan

jumlah yang dikurangi.

Namun produk talas coklat tidaka kan diproduksi dengan jumlah yang lebih besar dari

1000 produk. Sebab, kapasitas mesin hanya dari 1000 bungkus maka. Jika ada pemesanan

dalam skala besar yang kurang dari 1000 bungkus maka kami akan mengutamakan

pemesanan tersebut dari pada penjualan atau penyebaran ke outlet-outlet di Bogor. Untuk

pemesanan lebih dari 1000 bungkus harus dipesan 1 minggu sebelum waktu pengambilan.

Keripik ini memiliki daya than selama 30 hari, sehingga produksi yang belum terjual masih

dapat bertahan.

III.3 Proses Produksi

Proses produksi dikenal adanya 2 jenis proses produksi, yakni proses produksi yang

terputus-putus dan proses produksi kontinu. Proses produksi yang terputus-putus adalah

proses yang berdasarkan order dan sejenisnya. Sedangkan, proses produksi kontinu adalah

proses produksi yang dilakukan secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan pasar serta

gudang.

Proses produksi yang akan kami aplikasikan atau kami gunakan untuk produk kami

adalah proses produksi tipe kontinu.

Alasan kami memilih tipe proses produksi kontinu adalah untuk memenuhi kebutuhan

pasar akan makanan ringan sebagai pengganjal perut dan untuk memenuhi gudang (stok).

Karena adanya permintaan dari konsumen, kami yakin setiap harinya pasti ada saja yang

datang untuk membeli produk kami.


Proses awaldari pembuatan Taco adalah dengan memilih bahan baku yang berkualitas

bagus agar konsumen tidak kecewa akan produk kami. Bahan baku itu sendiri kami dapatkan

dari petani talas. Kami mengumpulkan talas-talas tersebut lalu talas tersebut kami produksi

dengan pertama-tama mengupas kulitnya lalu membaginya ke dalam beberapa potong sesuai

dengan bagiannya masing-masing. Setelah dipotong lalu talas tersebut dicuci bersih dengan

air garam untuk menghilangkan getah yang terdapat pada talas tersebut.

Setelah proses diatas, talas-talas itu digoreng didalam minyak panas sampai garing

dengan warna yang kecoklatan. Setelah digoreng, talas-talas tersebut akan dipisahkan dari

minyak yang masih terkandung di dalamnya setelah proses penggorengan dengan alat

pengering. Hal ini dilakukan selain untuk menghilangkan minyaknya, juga dilakukan agar

talas memiliki daya tahan kegaringan dan daya simpan yang lebih lama.

Bahan baku yang kedua selain talas yaitu cokelat, sebagai pelengkap produk kami.

Cokelatnya kami buat sendiri dengan melelehkan cokelat batangan. Cokelat batangnya kami

lelehkan didalam mangkuk yang direndam didalam air mendidih diatas api. Proses pelelehan

ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena api yang digunakan dalam proses ini adalah

api yang berukuran kecil, guna mendaatkan cokelat leleh yang berkualitas.

Untuk varian rasa dari cokelat ini, Kami menambahkan stroberi yang sudah berbentuk

bubur lalu kami tambahkan pewarna makanan yang aman bagi kesehatan. Untuk Taco yang

memiliki rasa cokelat kacang. Kacang yang kami gunakan adalah kacang mede. Kacangnya

itu terlebih dahulu kami goreng lalu kami hancurkan dengan blender. Untuk mendapatkan

kacang mede ini lumayan sulit, sehingga kami mempunyai alternatif lain yaitu dengan

menggunakan kacang tanah. Proses untuk mengolah kacang tanah ini tidak jauh berbeda

dengan kacang mede.


Setelah semua bahan dibuat, lalu kami mencampurkan bahan tersebut dengan

melumuri kripik itu dengan cokelat. Lalu kami diamkan beberapa saat agar cokelatnya

mengering dan menyatu denga kripik talas.

III.4 Jenis Teknologi

Dilihat dari ketepatan jenis teknologi dengan bahan mentah talas kami menggunakan

tenaga kerja manusia dan mesin. Dalam proses pembersihan dan pengupasan kami

menggunakan tenaga kerja manusia. Sedangkan untuk pemotongan menggunakan mesin

khusus untuk pemotongan secara merata pada talas tersebut.

Dalam pemilihan teknologi setelah kami diskusikan dengan orang yang terlibat

dengan bisnis ini, kami memilih mesin otomatis untuk pemotongan talas agar ukurannya

sama rata. Alasan kami tidak memilih tenaga kerja manusia dalam proses pemotongan talas

karena terkadang jika dengan tenaga manusia ukuran dari keripik talas tersebut berbeda-beda.

Dengan teknologi sederhana yang digunakan kami memproduksi 1000 bungkus/hari

dengan ukuran bobot kemasan berbeda-beda. Dari 1000 bungkus itu kami bagi menjadi 250

bungkus untuk 30 gram dan membutuhkan talas 15 buah, lalu untuk ukuran 50 gram kami

memproduksi sebanyak 500 bungkusdan membutuhkan talas 50 talas, serta untuk ukuran 100

gram kami memproduksi sebanyak 250 bungkus dan membutuhkan talas sebanyak 50. Jadi,

total talas yang digunakan dalam 1 hari adalah kurang lebih 115 talas segar.

Untuk fasilitas pemeliharaan alat/mesin tersebut masih terbilang murah karena alat

yang digunakan masih sederhana. Pemeliharaannya cukup dengan pembersihan setelah alat

itu digunakan dan pembersihan berkala tiap bulan dan setelah 5 tahun alat tersebutakan

diganti dengan alat yang lebih canggih lagi sehingga kapasitas produksi dapat ditambah.

III.5 Layout
Untuk layout, kami memakai sebuah bangunan dengan ukuran 6x6 meter pada luas

tanah 9x8 meter. Dengan luas yang tidak begitu besar, kami menggunakan ruang tersebut

semaksimal mungkin. Di bagian luar terdapat sebuah lahan parkiran motor yang berada

disamping bangunan, hal itu dimaksudkan agar parkiran dapat tersusun dengan rapih, juga

memanfaatkan lahan di luar semaksimal mungkin. Lahan parkir tersebut juga digunakan

sebagai akses untuk karyawan menuju ke dapur, hal itu dimaksudkan supaya karyawan tidak

melewati pengunjung di dalam bangunan yang dapat mengganggu pengunjung. Selain itu,

terdapat lahan parkir untuk mobil di depan bangunan. Kami juga membuat sebuah taman di

samping bangunan yang bertujuan untuk membuat pengunjung merasa tenang nyaman dan

damai. Terdapat juga pos satpam untuk menjaga keamanan tempat dan mengatur parkiran
dengan baik. Dan terdapat saung untuk pengunjung bersntai-santai memakan keripik diluar

bangunan.

Untuk bagian dalam bangunan, diawali dengan pintu utama yang tepat berada di

tengah-tengah, terdapat 6 meja dan 42 kursi serta 1 sofa panjang dengan mengaturnya

semaksimal mungkin. Terdapat meja berbentuk persegi maupun lingkaran untuk dapat

dapakai sesuai selera pengunjung. Posisi meja-meja tersebut juga ada di samping-samping

agar tidak mengganggu akses masuk dan keluar pengunjung. Kami juga menyediakan sofa

kecil yang panjang untuk dapat juga digunakan bagi pengunjung yang datang dalam

kelompok besar, dan menyatukan meja-meja menjadi panjang supaya pengunjung yang

berkelompok itu bisa leluasa berbincang-bincang.

Tempat resepsionis berada di tengah-tengah tapi sedikit ke samping, dimaksudkan

supaya pelayanan tidak mengganggu pengunjung lain, dan ada pintu yang menghubungkan

resepsionis dengan dapur untuk akses makanan dan komunikasi dengan karyawan yang

berada dalam dapur. Kami juga membuat 2 kamar mandi, 1 untuk pengunjung dan satu untuk

karyawan. Hal itu di maksudkan agar tidak ada karyawan yang masuk-masuk ke dalam

ruangan utama yang dapat mengganggu pengunjung. Terdapat juga mushola kecil untuk

pengunjung maupun karyawan di ruang utama sebelah resepsionis.

Untuk bagian dapur, terdapat pintu belakang untuk akses karyawan keluar masuk

dapur dan akses bahan baku. Terdapat tempat penyimpanan bahan baku yang sedikit besar

untuk menyimpan bahan-bahan yang digunakan untuk memasak. Terdapat juga tempat untuk

piring, gelas dan lain-lain. Dan terdapat 2 meja tempat untuk memproduksi TaCo, dari tahap

pembersihan sampai finishing. Didalam dapur juga terdapat gudang penyimpanan yang

digunakan untuk menyimpan barang-barang seperti kursi dan sebagainya. Terdapat juga pintu

ke dapur untuk pengunjung agar pengunjung dapat melihat secara langsung pembuatan

keripik TaCo.
Bangunan dibuat dengan dinding kaca untuk bagian ruang utama agar terlihat lebih

luas dan menarik untuk dikunjungi. Untuk dapur menggunakan tembok biasa untuk menutupi

aktivitas dapur. Di bagian luar tepatnya dekat saung, terdapat pohon-pohon yang rindang

untuk membuat suasana menjadi sejuk, ditambah taman dengan aliran air yang menenangkan

hati pengunjung. Kami juga menyediakan TV di ruang utama, dan ruangan full AC.

Bangunan dibuat dengan tema nature, dengan berbagai macam tanaman yang menghiasinya.
BAB IV RENCANA PEMASARAN

IV.1 Strategi Produk (Product Mix)

Kami memiliki sebuah produk baru yang akan kami perkenalkan kepada masyarakat

luas, khususnya masyarakat Bogor. Mengapa kami mengutamakan masyarakat Bogor sebagai

target pasar? Karena kami tahu dan semua orang juga tahu bahwa Bogor adalah penghasil

talas yang cukup terkenal di Indonesia.

Produk yang akan kami perkenalkan adalah sebuah inovasi baru dari talas, yaitu

kripik talas coklat atau disingkat dengan “TaCo”. TaCo sendiri memiliki rasa yang gurih

karena percampuran antara kripik talas yang garing dan coklat yang manis.

TaCo dibuat dari buah talas yang berkualitas, yang langsung dikirim dari

perkebunannya. Sehingga kami bisa menjamin talas yang kami gunakan masih fresh atau

bagus. Pembuatan TaCo sendiri dilakukan langsung di outlet penjualan yang terjamin

kebersihannya. Sehingga pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan dan juga bisa

merasakan langsung rasa TaCo yang masih hangat sehabis di goreng.

Selain itu, kami juga menyediakan berbagai macam varian coklat. Coklat yang ada

yaitu terdiri dari coklat murni dengan rasa sedikit pahit, coklat putih yang manis legit, coklat

rasa stroberi, dan juga coklat kacang yang krenyes. Sehingga, pembeli bebas memilih rasa

untuk TaCo yang sesuai dengan keinginan.

Di samping pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan TaCo, pembeli juga

akan dimanjakan dengan pelayanan yang senyaman mungkin. Kami menyediakan tempat

agar pembeli bisa menikmati TaCo sambil bersantai dengan keluarga, teman atau patner

kerja.

Disini kami tidak hanya menyediakan TaCo saja, tetapi kami juga menyediakan

berbagai jenis minuman sebagai teman untuk menikmati TaCo. Minuman yang kami
sediakan terdiri dari kopi, teh, berbagai jenis juice, coklat hangat, dan ice cream berbagai

rasa.

Kemasan untuk TaCo yang kami jual untuk pembeli yang akan membawa pulang dan

TaCo yang akan dipasarkan ke berbagai tempat, kami buat semenarik dan secantik mungkin

agar pembeli tertarik. Kemasan TaCo kami buat dengan warna coklat dan juga tersedia dalam

berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan pasar.

Isi dari setiap bungkus TaCo berukuran kecil yaitu 30 gram, yang sedang 50 gram,

dan yang besar 100 gram. Selain tersedia di outlet, TaCo juga bisa anda nikmati dengan

memesannya lewat telpon lalu akan kami antar ke tempat anda.

IV.2 Strategi Harga (Price Mix)

Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing

method). Metode penetapan harga ini adalah metode yang paling sederhana di mana

penjualan atau produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama

dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang diinginkan

(margin) pada tiap-tiap unit tersebut sehingga formula menjadi: Cost plus pricing method =

Harga pokok produk + % laba = Harga jual. Metode ini mempertimbangkan bahwa ada

bermacam-macam jenis biaya dan biaya ini dipengaruhi secara berbeda oleh kenaikan atau

penurunan keluaran (output) = hasil nyata.

Pada produk Talas Coklat yang kami produksi, dipasaran dikenal dengan “TaCo”.

Metode penetapan Harga yang kami gunakan pada produksi ini adalah “Cost Plus Price

Method”.

Produk TaCo ini adalah produk baru dikawasan Bogor. Persen laba yang kami

perkirakan adalah 100%. Berikut perincian Harga Pokok Produk dan Harga Jual Produk :

1. Tabel Bahan Baku

No Bahan Banyaknya Harga persatuan Total


1 Talas 100 buah Rp 5.000 Rp 500.000

2 Cokelat 50 batang Rp 15.000 Rp 750.000

3 Cokelat putih 50 batang Rp 25.000 Rp 1.250.000

4 Minyak goring 30 kg Rp 9.500 Rp 285.000

5 Pasta 1 botol Rp 5.000 Rp 5.000

6 Kacang tanah 6 kg Rp 15.000 Rp 90.000

7 Bahan bakar (gas) 1 tabung 3 kg Rp 15.000 Rp 15.000

8 Kemasan 6 pak Rp 20.000 Rp 120.000

Total Biaya Rp 3.015.000/hari

2. Tabel Tenaga Kerja Langsung

Nama Pekerjaan Gaji /hari

Ringgo Pembersihan bahan baku Rp 20.000

Berto Pengupasan bahan baku Rp 25.000

Parto Pengontrol meisn pemotong Rp 20.000

Karto Penggorengan bahan baku Rp 30.000

Rona Penyampuran dan pengemasan Rp 30.000

santi Pelayan Rp 50.000

Keterangan Gaji :

Pembersihan : Rp 200/Talas x 100 Talas/hari = Rp 20.000/Hari

Pengupasan : Rp 250/Talas x 100 Talas/hari = Rp 25.000/Hari

Pengontrol mesin pemotong : Rp 2000/Jam x 10 Jam/hari = Rp 20.000/Hari

Penggorengan : Rp 3000/Jam x 10 Jam/hari = Rp 30.000/Hari

Pengamasan : Rp 500 /10 Kemasan x 1000 Kemasan= Rp 50.000/Hari


Shacking : Rp 30.000/Hari

3. Tabel Penyusutan Alat-Alat

Nama Barang Nilai Beli Nilai Sisa Penyusutan

Mesin Pemotong Rp 1.200.000 Rp 600.000 RP 400/Hari

Mesin Pengepress Rp 200.000 Rp 25.000 Rp 194/Hari

Penggorengan (2) Rp 200.000 Rp 30.000 Rp 282/Hari

Motor Rp 15.000.000 Rp 10.000.000 Rp 416/Hari

4. Tabel Over Head Cost (OHC)

Pembayaran Biaya (Rp)

Gaji Manager Rp 2.500.000/Bulan

Gaji Administrassi Rp 1.500.000/Bulan

Kontrak Ruko Rp 500.000/Bulan

Pajak Rp 100.000/Bulan

Biaya Penggunaan Listrik Rp 250.000/Bulan

Biaya Telepon Rp 30.000/Bulan

Promosi Rp 100.000/Bulan

Biaya Tak Terduga Rp 300.000/Bulan

Biaya Penyusutan Alat :

- Mesin Pemotong Rp. 10.000/Bulan

- Mesin Pengepres Rp. 4.850/Bulan

- Penggorengan (2) Rp. 7.050/Bulan

- Motor Rp. 10.400/Bulan

TOTAL Rp 5.312.300/Bulan

Maka dalam / hari ;


Rp 5.312 .300
= Rp 212.492/Hari
25

5. Tabel HPP (Harga Produk Perunit)

Biaya Bahan Baku Rp 3.015.000 /Hari

Biaya Tenaga Kerja Rp 175.000 /Hari

Biaya Total OHC Rp 212.492 /Hari

Jumlah Rp 3.402.492 /Hari

Kapasitas Produk Perhari

Produk Bungkus Total

30 gram 250 7.500 gram

50 gram 500 25.000 gram

100 gram 250 25.000 gram

Jumlah 57.500 gram

Total Biaya
HPP =
Kapasitas Produk Per h ari

Rp 3.402 .492
= 57.500 gram

= 59,1  Rp 60,-/gram

- HPP untuk produk 30 gram ;

30 gram x Rp 60 = Rp 1.800

- HPP untuk produk 50 gram ;

50 gram x Rp 60 = Rp 3.000

- HPP untuk produk 100 gram ;

100 gram x Rp 60 = Rp 6.000


6. Tebel HJP (Harga Jual Produk)

HJP / gram = HPP/gram + (%laba x HPP/gram)

= Rp 60-/gram + (100% x Rp 60)

= Rp 120,-

Produk Harga

30 gram Rp 3.600,-

Rp 1.800 + (100% x 1.800)

50 gram Rp 6.000,-

Rp 3.000 + (100% x 3.000)

100 gram Rp 12.0000,-

Rp 6.000 + (100% x 6.000)

IV.3 Strategi Distribusi (Place Mix)

Tempat pemasaran produk keripik talas coklat kami plih dengan mengontrak sebuah

kios disertai bangunan kecil yang terdapat di belakang kios tersebut. Kami memilih tempat

tersebut disebabkan karena letaknya yang strategis yaitu di jalan Padjajaran, terletak di tepi

jalan, tepatnya dekat warung jambu.

Kios yang kami kontrak berukuran 5x5 m, dengan tempat yang asri dengan

pepohonan di halamannya, hal tersebut kami pilih karena tempatnya nyaman dan terjangkau

serta mudah di lihat dari pinggir jalan.

Tempat produksi kami lakukan di belakang kios tempat kami berjualan, satu

bangunan kecil yang berjarak hanya beberapa meter dari kios, hal itu bertujuan untuk

mempermudah kami mendapatkan barang, disamping itu kios-kios kami juga menyediakan

tour bagi pelanggan yang ingin mengetahui bagaimana keripik takas coklat diproduksi, hal ini

juga berfungsi agar kami bisa menerangkan kepada masyarakat luas bagaimana cara produksi

kami.
Disamping itu, di kios kami juga disediakan tempat beristirahat yang berada di depan

kios, seperi tenda-tenda kecil, hal ini bertujuan agar konsumen bisa beristirahat sambil

menikmati keripik talas coklat sambil ditemani keasrian tempat yang kami pilih.

Di kios kami terdapat berbagai macam ukuran keripik talas yang telah siap dikemas

dalam kemasan yang menarik dan siap untuk dipasarkan serta dikirim ke tempat pemesanan.

Kami juga menyediakan stand khusus konsumen agar bisa mencicipi sebelum membeli atau

memesannya.

Selain itu, kios kami juga menyediakan keripik talas coklat dalam kemasan besar

yang bisa disesuaikan dengan banyaknya permintaan atau pesanan yang kami terima.

Begitulah gambaran tempat pemasaran dan pendistribusian produk kami.

IV.4 Strategi Promosi (Promotion Mix)

Dalam mempromosikan produk Keripik Talas Cokelat, kami menggunakan beberapa

cara untuk menarik masyarakat supaya mereka dapat membeli produk kami. Kami membuat

spanduk, membuat brosur, memasang iklan di radio, dan melalui media online. Karena

menurut kami itu sudah cukup untuk memperkenalkan produk kami kepada masyarakat.

Untuk promosi melalui spanduk, kami buat semenarik mungkin dengan ukuran yang

cukup besar. Dengan itu masyarakat dapat melihat dengan jelas dan tertarik untuk datang ke

tempat kami. Berikut gambar spanduk yang akan digunakan:

Selain spanduk, kami juga menawarkan produk kami melalui penyebaran brosur-

brosur, penyebaran kami fokuskan ke pasar modern maupun lingkungan studi, penyebaran
juga dilakukan di depan kios kami. Dalam brosur tersebut terdapat kalimat-kalimat ajakan, itu

dimaksudkan supaya masyarakat ingin mengunjungi kios kami. Kami juga memperkenalkan

produk kami sebagai produk yang baru di Bogor. Berikut gambar brosus yang dibuat:

Kami juga menggunakan media perdagangan online dalam menawarkan produk kami.

Di dalamnya kami menawarkan jasa delivery order dengan ketentuan pemesanan minimal 10

bungkus, dan jika pemesanan di luar kota akan dikenakan ongkos kirim.

Dan yang terakhir kami melakukan promosi melalui radio, radio yang kami pilih

untuk mempromosikan produk kami khususnya radio terkenal di daerah Bogor. Dan mungkin

setelah mendapat keuntungan yang besar, dan mempunyai cabang di setiap kota besar, kami

akan mencoba melalui media televisi untuk memasarkan produk kami agar lebih banyak

orang yang tahu produk kami.


BAB V RENCANA ORGANISASI

V.1 Struktur Organisasi

Perusahaan keripik “Taco” ini adalah perusahaan yang didirikan oleh 7 orang

sehingga pemiliknya ada 7 orang. Namun tujuh orang ini saling membagi tugas dengan

tujuan agar semua kegiatan dalam perusahaan ini dapat dikontrol dengan baik dan untuk

mencegah terjadi kecurangan. Pembagian tugas tersebut sebagai berikut :

 Koordinator Utama : Agus Kurnelius.

 Koordinator Produksi : Vindha Nur Pratari, dan

Ayu Septra Wulandari.

 Koordinator Pemasaran : Yestrin Premita Damanik, dan

Efelin Bunga Liat Naibaho.

 Koordinator Pertanggungjawaban : Bayu Andrian.

 Koordinator Keuangan : Ekawisudawati.

Modal perusahaan “Taco” ini berasal dari tiap-tiap orang pemilik yang jumlahnya

sama banyak. Sehingga, laba yang telah dikurangi oleh pengeluaran akan dibagi berdasarkan

ketentuan dan tetap menyisakan untuk produksi dan rencana untuk ditahap berikutnya.

Proses produksi dari mulai pengambilan bahan baku hingga pengemasan diatur oleh

koordinator produksi yang dibantu oleh para pekerja, dengan jumlah pekerja sebanyak 5

orang. Pengambilan bahan baku akan dimulai pada pukul 04.00 wib namun produksi akan

dimulai pada pukul 06.00 wib dan berakhir pada pukul 09.30 wib. Outlet akan dibuka pada

pukul 10.00 wib dan proses pemasaran berakhir pada pukul 18.00 wib. Setelah itu, kasir dan

koordinator keuangan akan melakukan perhitungan penjualan. Dan setiap bulan sekali para

koordinator akan mengadakan rapat besar untuk menilai dan merencanakan kerja mereka.

Begitulah sistem managemen yang ada pada perusahaan “Taco” ini.

1. Planning (Perencanaan dan Identifikasi)


N WAKTU KEGIATAN

NO

 Mengambil bahan baku utama (talas) yang


1
04.00-05.00 sudah dikumpulkan oleh petani dipenadah
1
 Belanja kebutuhan lain di pasar / supermarket

2 Istirahat sholat dan sarapan bagi pegawai bagian


05.00-05.30
2 produksi

Memulai Produksi

 Pengupasan kulit talas

 Pemotongan talas sesuai dengan bagiannya

 Pembersihan talas dari kotoran

 Perendaman talas dengan air garam agar

terlepas dari getahnya

 Penggorengan talas yang telah diproses

sebelumnya
3
05.30-09.30  Pelelehan cokelat batang
3
 Pencampuran antara bubur strawberry dan

pewarna serta cokelat untuk salah satu macam rasa

 Penghancuran kacang dengan blender untuk

tambahan pada pilihan rasa talas

 Pemisahan antara talas goreng dengan

minyaknya

 Pencampuran (mixing) talas goreng dengan

coklat
 Pengemasan

 Mempersiapkan produk yang akan dijual


4 09.30-10.00
 Merapikan outlet

Memulai pemasaran

5 10.00-18.00  Transaksi jual-beli

 Delivery Order

 Menutup outlet / kegiatan pemasaran dihentikan

6 18.00-selesai  Merapikan outlet

 Laporan keuangan pendapatan harian oleh kasir

2. Organize (Organisasi)

a. Fungsi dari masing masing Struktur Organisasi Produk :


 Pemilik utama
Berwenang dalam mengontrol segala pekerjaan mulai dari koordinator
produksi, koordinator pemasaran, koordinator keuangan dan koordinator
pertanggung jawaban .
 Koordinator Produksi
Tugas produksi yaitu memproduksi talas coklat mulai dari proses
pembersihan, pengupasan, pemotongan, penggorengan, pengemasan. Berikut
ini btugas dari tiap-tiap anggota produksi.
 Ringgo : pembersihan bahan baku
 Berto : pengupasan bahan baku
 Parto : pengawas mesin pemotong bahan baku
 Karto : penggorengan bahan baku
 Rona : pengemasan bahan baku
 Koordinator pemasaran
Bertugas memasarkan produk. Koordinator pemasaran bertanggung jawab
terhadap hasil produksi, pemesanan produk mulai dari pemesanan online
sampai delivery order. Serta mengawasi pemasaran secara langsung di toko.
Bagian pemasaran juga bertugas melakukan promosi melalui radio, membuat
brosur, spanduk. Dan anggota dari bagian pemasaran adalah santi yang
bertugas melakuka pelayanan kepada tiap pemesanan pembelian dioutlet
 Koordinator keuangan
Bertugas mengatur keuangan baik itu pemasukan ataupun pengeluaran uang,
penyetoran uang ke Bank, membuat laporan keuangan serta mengawasi
anggotanya. Adelia sebagai anggota dari bagian keuangan bertugas
mengontrol hasil penjualan (menjaga kasir).
 Koordinator Pertanggungjawaban
Bertugas untuk bertanggungjawab terhadap semua kerusakan yang terjadi
selama usaha berlangsung. Dengan mengecek kondisi bangunan, kebersihan,
alat-alat produksi, lalu bertanggung jawab untuk menguru kontrak rumah,
biaya listrik, telepon dan pajak.
3. Actuating

PEMILIK UTAMA

Koordinator Utama – Management


( Agus Kurnelius )

Koordinator Produksi Koordinator Pemasaran Koordinator Keuangan


Koordinator Pertanggungjawaban
( Vindha Nur.P & Ayu( Yestrin
Septra.W )
Premita (Ekawisudawati)
& Efelin Bunga ) ( Bayu Andrian)

Anggota : Anggota : Anggota :


Ringgo Santi Adelia
Berto
Parto
Karto
Rona
Setiap coordinator harus mampu menjadi teladan dan contoh baik bagi setiap

anggota pekerjanya.

- Koordinator Produksi ; Harus mampu mengetahui jalannya produksi dan

mengetahui bagaimana caranya, sehingga dia mampu member contoh

kepada anggota pekerjanya.

- Koordinator pemasaran: Harus mampu mempromosikan produk kepada

customer, sehingga customer yakin membeli produk. Yang nantinya di harapkan

menjadi custumer ,serta mengajak para pekerja untuk membudayakan senyum kepada

custumer.

- Koodinator keuangan : Membudayakan senyum kepada custumer. Bersifat

jujur dan tanparan keuangan kepada setiap koordinator.

4. Controlling

Tiap koordinator produksi, pemasaran, keuangan, dan pertanggungjawaban,

harus sudah ada ditempat sebelum mulai produksi guna memastikan tiap anggota

datang tepat waktu mengerjakan tugasnya.

- koordinator produksi mengontrol bahan baku produksi dan hasil produksi

- koordinator pemasaran mengontrol pemesanan mulai dari online, delivery order dan

pemesanan langsung

- koordinator keuangan mengontrol semua pembiayaan, pengeluaran dan hasil jual

pemesanan

- koordinator pertanggungjawaban mengontrol keadaan bangunan, alat-alat mesin,

kebersihan toko, serta perbaikan pada bangunan toko bila terjadi kerusakan

Pemilik Utama dan Manager mengontrol kinerja dari semua karyawan baik itu

pengontrolan ditiap harinya dan melihat karyawan yang memiliki kinerja bagus yang

pantas mendapat penghargaan.


V.2 Mekanisme Hubungan Kerja dan Perintah

Koordinator produksi meminta uang untuk memproduksi kepada koordinator

keuangan, kemudian melaporkannya lagi berapa uang yang digunakan dalam proses

produksi. Hasil produksi diberikan kepada bagian pemasaran untuk dipasarkan, uang dari

hasil pemasaran di berikan ke kordinator keuangan . Dan Koordinator pertanggungjawaban

meminta uang kepada koordinator keuangan apabila memerlukan dana. Dari tiap-tiap

koordianator melaporkan kepada manager hasil kerja dan kinerja masing-masing dari

kayawan. Dari manager ke pemilik utama.

V.3 Hukuman dari Pelanggaran dan Penghargaan bagi karyawan Teladan

Jika dalam berlangsungnya usaha terjadi pelanggaran dalam menjalankan tugasnya,

akan di kenakan “Sanksi”. Untuk koordinator jika melakukan pelanggaran kerja, akan di

berikan Teguran saja. Karena disini koordinator juga sebagai pemilik usaha. Jika terjadi

terjadi pelanggaran dalam bekerja yang di lakukan pekerja, akan di kenakan sanksi sesuai

pelanggarannya. Apabila, pelanggaran kecil akan di berikan teguran. Tetapi jika terjadi

kesalahan yang sama dan berulang-ualang kali, maka pekerja akan di berhentikan dan di

gantikan sementara oleh koordinator sampai ada pekerja baru.

Sebagai penyemangat bagi para karyawan kami juga memberikan penghargaan bagi

karyawan yang rajin, menjalankan tugasnya dengan tepat waktu, datang ke toko dan mulai

bekerja pada waktu yang telah ditetapkan kantor. Pengahargaan ini dapat berupa gaji

tambahan diakhir bulan, dan tunjangan-tunjangan lainnya. Hal ini dilakukan agar dalam

bisnis ini semua karyawan dapat merasakan bahwa bekerja itu menyenangkan.

BAB VI RENCANA FINANSIAL

VI.1 Proyeksi Kebutuhan Dana

Anggaran investasi

 Kontrak ruko Rp. 6.000.000,-/tahun


 Pengadaan alat:

 Mesin Pemotong Rp. 1.200.000,-

 Mesin Pengepres Rp. 200.000,-

 Penggorengan (2) Rp. 200.000,-

 Alat-alat Kantor Rp. 1.200.000,-

 Perlengkapan lain Rp. 1.200.000,-

 Dp Kendaraan Motor Rp. 3.000.000,- +

Total Rp.13.000.000,-

Anggaran Operasional

 Bahan Baku Rp. 3.015.000,-/hari

 Tenaga Kerja Langsung Rp. 175.000,-/hari

 Gaji Manager Rp. 100.000,-/hari

 Gaji Administrasi Rp. 60.000,-/hari

 Pajak Rp. 4.000,-/hari

 Listrik Rp. 10.000,-/hari

 Biaya Telepon Rp. 1.200,-/hari

 Bayar Kredit Motor Rp. 40.000,-/hari

 Bayar Hutang ke Bank Rp. 80.000,-/hari +

Total Rp. 3.485.200,-/hari

Anggaran Tunai

 Bahan Baku Rp. 3.015.000,-/hari

 Bayar Kredit Motor Rp. 40.000,-/hari

 Bayar Hutang ke Bank Rp. 80.000,-/hari +

Total Rp.3.135.000,-/hari
Master Budget

1. Total Anggaran Investasi Rp. 13.000.000,-

2. Total Anggaran Operasional Rp. 3.485.200,-/hari

3. Total Anggaran Tunai Rp. 3.135.000,-/hari +

Jumlah Rp.19.620.200,-

SUMBER DANA

Berasal dari dalam sebesar Rp. 1.000.000,-/anggota x 7 orang = Rp 7.000.000,-

Berasal dari luar, pinjaman dari bank sebesar Rp 12.620.200 = Rp 12.620.200,- +

Total Rp.19.620.200,-

NERACA PENERIMAAN

Debet

Anggaran Investasi Rp. 10.000.000

Anggaran Operasional Rp. 3.485.200

Anggaran Tunai Rp. 3.135.000

Master Budget Rp. 16.620.200

Kredit

Berasal dari dalam Rp. 7.000.000

Pinjaman dari Bank Rp. 9.620.200


Total Rp. 16.620.200

VI.2 Proyeksi Sumber Dana

Dalam memulai suatu usaha, wajib mempunyai modal dana yang cukup dan memadai

sesuai dengan kebutuhan usaha. Untuk pemilihan sumber dana, kami memproyeksikan

darimana modal dana yang kami dapat dan lebih fleksibel dan dpat meminimkan resiko.

Pertama, sumber dari dalam perusahaan, yakni penyumbangan dana(patungan) per anggota.

Dan kedua sumber dari luar yakni peminjaman dana dari bank BNI.

Berikut Rinciannya ;

Sumber dana Jumlah

Patungan anggota 7 orang (@Rp 1.000.000,-) Rp 7.000.000,-

Bank BNI Rp 12.620.200,-

Total Rp 19.620.200,-

Dari sumber dana yang kami dapatkan, kami mengharapkan bisnis usaha keripik talas

cokelat dengan sebaik-baiknya, serta dapat meningkatkan keuangan.

VI.3 Proyeksi Penerimaan

Pada usaha ini untuk penerimaan total kami menggunakan rumus TR=Qyang terjual * HJP,

dimana nilai HJP berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya adalah untuk kemasan 30 gram

= Rp 3.600 , untuk kemasan 50 gram = Rp 6.000, untuk kemasan 100 gram = Rp 12.000.

Sedangkan untuk mencari total pengeluaran kami menggunakan rumus TC = Qyang terjual *

HPP, dimana nilai HPP berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya adalah untuk kemasan 30

gram = Rp 1.800 , untuk kemasan 50 gram = Rp 3.000, untuk kemasan 100 gram = Rp 6.000.

Dianggap semua produk terjual, maka

TR (untuk 30 gram) = 250 x Rp 3.600,- = Rp 900.000,-

TR (untuk 50 gram) = 500 x Rp 6.000,- = Rp 3.000.000,-


TR (untuk 100 gram) = 250 x Rp 12.000,- = Rp 3.000.000,- +

Total TR = Rp 6.900.000,-

TC (untuk 30 gram) = 250 x Rp 1.800,- =Rp 850.000,-

TC (untuk 50 gram) = 500 x Rp 3.000,- = Rp 1.500.000,-

TC (untuk 100 gram) = 250 x Rp 6.000,- = Rp 1.500.000,- +

Total TC = Rp 3.850.000,-

Maka keuntungan yang diperoleh :

π = TR – TC

= Rp 6.900.000 - Rp 3.850.000

= Rp 3.050.000,-

VI.4 Analisa Kelayakan Financial

VI.4.1 Analisa Rugi Laba

Secara teoritis Keuntungan dapat dilihat dengan menghitung nilai π atau selisih antara

proyeksi penerimaan dengan proyeksi pengeluaran. Jika π bernilai negatif (π<0) ini berarti

perusahaan tersebut rugi. Jika π bernilai nol (π = 0) ini berarti perusahaan tidak mengalami

kerugian atau keuntungan. Perusahaan di katakana mengalami keuntungan ketika π bernilai

positif (π > 0).

Dari hasil perhitungan π yang di peroleh sebesar Rp. 3.050.000,- ini menunjukkan π

bernilai positif berarti perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp.3.050.000,-.

VI.4.2 Analisa Titik Impas (BEP)

I= TFC berdasarkan data yang telah dihitung

HJP/gram – TVC/gram HJP/gram = Rp 60,- + 100 % x 60 = Rp 120,-/gram

TFC=OHC= Rp 212.492,-

TVC /gram = total bahan baku + tenaga kerja


Q yang terjual

= Rp 3.015.000,- Rp 175.000,-

57500 gram

= 55,5 gram

I = TFC

HJP/gram – TVC/gram

= Rp 212.492,-

120 – 55

= 3269 gram

Ini berarti yang harus terjual dalam sehari adalah 3269 gram, karena ada 3 item yang dijual

maka = 3269 gram = 1089 gram / item

Jadi untuk tiap kemasan yang harus terjual :

Untuk kemasan 30 gram = 1089 / 30 gram = 36 bungkus

Untuk kemasan 50 gram = 1089 / 50 gram = 22 bungkus

Untuk kemasan 100 gram = 1089 / 100 gram = 11 bungkus

Jadi, agar titik impas nya terpenuhi dalam 1 hari yang harus terjual kemasan 30 gram adalah

36 bungkus, untuk 50 gram adalah 22 bungkus, untuk 100 gram adalah 11 bungkus.

BAB VII PENUTUP

Dalam memulai bisnis seorang entrepreneur harus memiliki jiwa dan karakter

wirausaha, agar mampu memberi arahan kepada bawahannya sehingga usaha yang

dijalankannya dapat memperoleh hasil yang maksimal. Namun tidak itu saja, seorang

entrepreneur mampu melihat peluang usaha yang ada disekitarnya dan sebelum memulai

usaha entrepreneur mampu menghitung untung/rugi dari usaha yang dijalankannya. Hal-hal

yang harus di perhatikan oleh seorang entrepreneur dalam perencanaan bisnis yaitu pemilihan
lokasi, penentuan kapasitas produksi, pemilihan teknologi, cara pemasaran, penentuan harga

yang sesuai dengan konsumen dan mampu bersaing dengan produk lain, pemilihan tenaga

kerja yang sesuai.

Jika ketentuan – ketentuan diatas telah tercapai, maka diharapkan usaha tersebut akan

mendapatkan keutungan yang telah diperhitungkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai