Surat Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 1955/Budn- 3/Vi/1996 Tahun 1996 Instruksi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 01/Dagri/Ins/Ii/96 Tahun 1996 Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 116/M/Sk/6/1993 Tahun 1993 Surat Edaran Direksi Bank Indonesia Nomor 21/70/Uln Tahun 1989 Surat Pengakuan Keagenan Tunggal Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 428/M/Sk/12/1987 Tahun 1987 Kawat Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 08/Dagri/Kwt/Iii/87 Pembinaan Keagenan Dan Kepastian Usaha Keputusan Menteri Perhubungan No. Km 85/Al 003/Phb-85 Tahun 1985 Keagenan Umum Perusahaan Pelayaran Niaga Asing Instruksi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 01/Dagri/Ins/Ii/85 Tahun 1985 Pendaftaran Agen/Distributor Barang-Barang Dan Jasa Dari Dalam Dan Luar Negeri Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak No. Se-01/Pj.3/1985 Penyaluran Utama Dan Agen Utama Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor Skep/02/I/85 Tahun 1985 Syarat-Syarat Dan Ketentuan Pengusahaan General Sales Agent (Gsa) Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 92/M/Sk/3/1983 Tahun 1983 Daftar Alat-Alat Elektronik, Alat-Alat Listrik Untuk Rumah Tangga, Kendaraan Bermotor Dan Alat-Alat Besar Serta Prosedur Permohonan Dan Pengakuan Keagenan Tunggal Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 346/M/Sk/7/1982 Tahun 1982 Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal Alat-Alat Elektronik Dan Alat-Alat Listrik Untuk Rumah Tangga Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 347/M/Sk/7/1982 Tahun 1982 Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal Kendaraan Bermotor Dan Alat-Alat Besar Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 295/M/Sk/7/1982 Tahun 1982 Ketentuan-Ketentuan Tentang Keagenan Tunggal Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Dal. 12/13/7/75 Tahun 1975 Keagenan Kapal-Kapal Asing Penumpang/Pariwisata Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 66/Kp/Iii/73 Tahun 1973 Keagenan Tunggal Pupuk Produksi Luar Negeri Surat Direktur Jenderal Perindustrian Dasar Nomor 002/Dd/U/1973 Tahun 1973
Keagenan Tunggal Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 10a/Kp/I/1971 Tahun 1971 Kalkulasi Harga Gula Pasir Af Handling Agent/Importir Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor Drp.8/12/2 Tahun 1969 Keagenan Umum Bagi Kapal-Kapal Berbendera Asing Dan Her-Registrasi Semua Owner's Representative Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961 PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1961 TENTANG BARANG MENJADI UNDANG-UNDANG
Dasar Hukum Kontrak Keagenan Internasional INTERNASIONAL: HARD LAWS a. UN Convention on International Sales of Goods 1980 (CISG) adalah Konvensi PBB tentang Penjualan Barang Internasional 1980 b. Convention on The Law Applicable to Contracts of International Sales of Goods 1986 adalah Konvensi tentang Hukum Berlaku untuk Kontrak Penjualan Barang Internasional 1986 c. Convention on the Law Applicable to Agency 1978 adalah Konvensi Hukum yang Berlaku untuk Keagnean 1978 d. Convention Relating to a Uniform Law on The International Sales of Goods 1964 adalah Konvensi Berkaitan dengan penyeragaman aturan pada Penjualan Barang Internasional 1964 e. Convention relating to a Uniform Law on the International Sales of Goods (ULIS); Konvensi yang berkaitan dengan Penyeragaman aturan pada Penjualan Barang Internasional (ULIS); Dan f. Convention relating to a Uniform Law on the Formation of Contracts for International Sales of Goods (ULF) adalah Konvensi yang berkaitan dengan penyeragaman pengaturan tentang Pembentukan Kontrak untuk Penjualan Barang Internasional . g. Convention on the Law Applicable to International Sales of Goods 1955 adalah Konvensi tentang Hukum yang Berlaku untuk Penjualan Barang Internasional 1955 INTERNATIONAL: SOFT LAWS a. UNIDROIT Principles of International Commercial Contract 2010 UNIDROIT merupakan suatu organisasi antar pemerintah yang bersifat independen yang berpusat di Roma. Tujuan UNIDROIT adalah untuk mempelajari kebutuhan dan metode bagi modernisasi, harmonisasi dan koordinasi hukum privat dan terutama hukum komersial antar negara dan antar kelompok negara serta untuk memformulasikan instrumen hukum, prinsip-prinsip serta kaidah-kaidah yang uniform untk mencapai tujuan tersebut.
b. UCP 600 (Uniform Customs and Practice for Documentary Credit) UCPDC adalah kependekan dari Uniform Customs and Practices for Documentary Credit.Ia merupakan seperangkat kebiasaan dan praktik dalam perdagangan internasional yang dijadikan baku oleh International Chamber of Commerce (ICC). c. ICC Model Contracts and Clauses inisiatif ICC merupakan lembaga internasional yang utama di bidang perdagangan yang memiliki cabang hampir di semua negara.ICC juga sangat aktif dalam mengembangkan aturan-aturan di bidang perdagangan internasional ICC yang berpendapat bahwa Belum terdapat aturan internasional untuk mengatur agency/distributorship.Menjelaskan bahwa Kontrak agency/distributorship itu penting. ICC membuat model kontrak : ICC Model Commercial Agency Contract d. The UNCITRAL Arbitration Rules 1976. Aturan Arbitrase UNCITRAL menyediakan seperangkat aturan prosedural di mana pihak dapat menyepakati untuk pelaksanaan proses arbitrase yang timbul dari hubungan komersial dan secara luas digunakan dalam arbitrase ad hoc serta arbitrase diberikan . Aturan mencakup semua aspek dari proses arbitrase , menyediakan klausul arbitrase Model , menetapkan aturan prosedural mengenai penunjukan arbiter dan pelaksanaan proses arbitrase , dan membangun aturan dalam kaitannya dengan bentuk , efek dan interpretasi penghargaan .
e. The UNCITRAL Conciliation Rules 1980. UNCITRAL Conciliation Rules menyediakan seperangkat aturan procedural di mana pihak dapat menyepakati untuk pelaksanaan proses konsiliasi yang timbul dari hubungan komersial mereka. Aturan mencakup semua aspek dari proses konsiliasi, menyediakan model konsiliasi klausa, mendefinisikan ketika konsiliasi dianggap telah dimulai dan diakhiri dan menangani aspek-aspek procedural yang berkaitan dengan pengangkatan dan peran konsiliator dan perilaku umum proses. Aturan juga membahas isu-isu seperti kerahasiaan, keabsahan bukti dalam proses lain dan batas-batas hak partai untuk melakukan proses hukum atau arbitrase sementara konsiliasi sedang berlangsung. f. The UNCITRAL Model Arbitration Law 1986 Hukum Model ini dirancang untuk membantu negara-negara dalam mereformasi dan memodernisas ihukum mereka pada prosedur arbitrase sehingga untuk memperhitungkan fitur dan kebutuhan arbitrase komersial internasional tertentu.Ini mencakup semua tahapan proses arbitrase dari perjanjian arbitrase, komposisi dan yurisdiksi pengadilan arbitrase dan sejauh mana intervensi pengadilan melalui pengakuandan penegakan putusan arbitrase. B.Prosedural 1.Pendaftaran a. Dokumen Pendaftaran Permohonan pendaftaran sebagai agen, agen tunggal, distributor, distributor tunggal barang dan/atau jasa produksi Luar Negeri disampaikan kepada DIREKTUR BINA USAHA dan PENDAFTARAN PERUSAHAAN dengan melampirkan dokumen-dokumen, sebagai berikut. b.Dokumen pendaftaran (1) Perjanjian yg telah dilegalisir Notary Public dan Surat Keterangan dari Atase Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di negara prinsipal, dengan memperlihatkan aslinya. Apabila perjanjian dilakukan oleh prinsipal supplier, prinsipal supplier berkewajiban menunjukkan kewenangan dari prinsipal produsen. b. Dokumen Pendaftaran (2) Copy SIUP, copy TDP, copy API-U (Angka Pengenal Impor-Umum) yang masih berlaku khusus untuk distributor atau distributor tunggal. Copy AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN dan/atau perubahan yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi berwenang. Copy pengesahan BADAN HUKUM dari Kementerian Hukum dan HAM RI Pernyataan tidak melakukan penguasaan dan penyimpanan barang yang diageni (untuk agen atau agen tunggal). c. Dokumen pendaftaran (3) Asli : leaflet/brosur/katalog dari prinsipal untuk jenis barang dan/atau jasa yang diageni. Copy surat izin atau surat pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih berlaku untuk jenis barang tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Copy surat izin usaha tetap/surat persetujuan BKPM apabila perjanjian dilakukan dengan perusahaan PMA di bidang distributor/ wholesaler. d. Dokumen pendaftaran Copy surat izin atau pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih berlaku untuk jenis barang tertentu sesuai peraturan yang berlaku. Copy SURAT IZIN USAHA PERWAKILAN PERDAGANGAN ASING (SIUP3A), apabila perjanjian dilakukan dengan Kantor Perwakilan Perdagangan Asing. e. Kontrak PERIKATAN antara Prinsipal dengan Agen, Agen Tunggal, Distributor, Distributor Tunggal barang dan/atau jasa produksi LUAR NEGERI harus berbentuk PERJANJIAN YANG DILEGALISIR NOTARY PUBLIC dan Surat Keterangan dari Atase Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di negara Prinsipal.
C. Contoh draft kontrak perjanjian keagenan internasional Agency Agreement
1. Parties: This Agency Agreement is made as of Aug 8, 2000 by and between WorldSpace Corporation, having its office at 2400 N. Street, NW, Washington D.C. 20037, USA (WorldSpace) and China Telecommunications Broadcast Satellite Corp, having its principal office at No. 42, Xue Yuan Lu, Hai Dian District, Beijing (ChinaSat) on appointing ChinaSat as the agent to lease satellite channels of the northeast beam of AsiaStar owned by WorldSpace.
2. Definitions of key phrases: Clients: The multimedia service content providers who lease AsiaStar Northeast Beam channels. Users: The end users who own WorldSpace receivers and accessories and receive WorldSpace data services. Multimedia Services System: The WorldSpace L-band satellite multimedia information transmission system. Services: WorldSpace L-band satellite multimedia services. Agent: ChinaSat will be the sole agent to lease channels of AsiaStar of Northeast beam. Satellite Channels: The channels of the Northeast beam of AsiaStar located at E 105, which are owned by WorldSpace.
3. Conditions for the agent appointment
1) Conditions: During the term of this agreement, ChinaSat shall abide by the following rules:
a. Shall not assign the agents responsibilities to a third party except for its subsidiary;
b. Pay the channel leasing revenues to WorldSpace according to the prices agreed by both parties in a timely fashion;
c. The Agency Agreement is valid for five years (from August 8, 2000 to August 7, 2005). It can be renewed through two parties agreement 90 days before it expires.
d. During the term of the agreement, ChinaSat can not be the agent for other satellites using the same frequencies used by WorldSpace Satellites (Specific frequency bands see Clause 4 of the Agency Agreement).
2) Termination: The agreement shall be terminated under one of the following conditions:
a. ChinaSat can not maintain the required frequencies, service permits and related certificates.
b. The agency agreement expires, and no renewal agreement has been reached.
c. One party or both parties fail to perform their duties as required in this agreement.
d. The system can not work in the event of force majeure, i.e. satellite damages due to space electromagnetic radiation or UFO strike, earthquakes, fire, flood, war, riot, changes of policies or regulations, etc.
4. Appointment WorldSpace agrees to appoint ChinaSat as the sole agent in China to lease Satellite Channels to Chinese or non-Chinese Clients if the above-mentioned conditions are met and the relevant frequencies are:
5. Respective responsibilities of both parties: WorldSpace:
1) The Satellite Channels mentioned in this Agency Agreement are owned by WorldSpace;
2) WorldSpace will work together with ChinaSat to prepare a Satellite Channels allocation plan;
3) WorldSpace will work with ChinaSat to set the prices for channel leasing and have the final say on leasing prices when the two parties have disagreement as long as the disagreement is not conflict with the laws of China;
4) WorldSpace will assist ChinaSat to secure more Clients. WorldSpace is entitled to arrange Clients to use for free the satellite channels, network system and uplink station for one month (or a period agreed by both parties) for testing and promotional purposes;
5) Both parties shall work together to decide whether a channel should be leased to Client, either a domestic or foreign Client. When a dispute arises between two parties on this issue, WorldSpace has the final say under the condition that the 2
lease falls within the scope permitted by the China government and ChinaSats political and commercial interests are not adversely impacted;
6) If WorldSpace invests its Satellite Channel to cooperate with a third party, it has to acknowledge that ChinaSat has 10% interest of this channel during the term of this Agency Agreement.
7) During the technical trial period (see Annex 2 of Cooperation Agreement, Milestone), WorldSpace will not charge ChinaSat for Satellite Channels used for not-for-profit and promotional programming, provided that such arrangement does not exceed end April 2001. ChinaSat:
1) Is appointed by WorldSpace to be its agent to lease Satellite Channels and develop Satellite Channel leasing business; work with WorldSpace to allocate Satellite Channels; notify WorldSpace of any leasing arrangement and inquiries on a timely fashion;
2) Proceed with all relevant procedures and obtain required frequencies and service permits and start commercial trial operations as defined in the schedule in the Annex 1;
3) Responsible for management of uplink frequencies and uplink stations established by domestic or foreign Clients. Can close the particular uplink station violating the management requirements when necessary, according to Article 7 of the Memorandum of Understanding.
4) Lease Satellite Channels to Clients inside or outside of China and collect channel lease fees from them in accordance with the prices agreed by both parties.
5) Be responsible to notify WorldSpace of any leasing arrangements and make payments to WorldSpace in accordance with the prices agreed by both parties;
6) If WorldSpace invests its Satellite Channel to cooperate with a third party, ChinaSat is entitled to Charge 10% of standard channel lease fee as its agent fee for the Satellite Channels used by WorldSpace and the third partys cooperative project in such cases, both parties shall specify the Standard Price in advance;
7) Will not charge agency fees to WorldSpace, should capacity be used by WorldSpace not-for-profit programs for promotional purposes.
8) Can arrange a particular Client to use the WS system for free for a month ( A program of a particular Client can enjoy the free service only once).
6. Payment terms of channel lease fees
1) ChinaSat will collect channel lease fees from Clients inside and outside of China. 3
2) ChinaSat obtains 10% of the lease fees (business tax included) as its agent fee.
3) ChinaSat shall transfer the channel lease fees excluding its agent fee to WorldSpace in US$ (the WorldSpace Chinas income tax will be withheld by ChinaSat).
4) In the first ten days of a calendar month, ChinaSat shall submit to WorldSpace a report regarding channel leasing arrangement, quantity of new Clients, quantity of total Clients and other detailed information for the previous month. ChinaSat shall transfer the portion of revenues belonging to WorldSpace to the bank account designated by WorldSpace in 30 days after ChinaSat signs the contract of payment with its clients.
7. Remedies
1) The damages caused to Clients and users due to satellite malfunctions shall be the liabilities of WorldSpace.
2) The damages caused to Clients and Users due to uplink station and network system malfunctions shall be the liabilities of ChinaSat.
8. Penalties
1) If ChinaSat doesnt make the required payment to WorldSpace in accordance with the prices and terms as agreed by both parties, it has to pay WorldSpace penalties (0.04% of the concerned amount per day) besides making the outstanding payment to WorldSpace.
2) If WorldSpace leases Satellite Channels not conforming to this agreement or leases channels without getting ChinaSats written consent, it has to pay ChinaSat penalties (0.04% of the total leasing amount per day) besides paying ChinaSat the agent fees it fails to pay. Each party shall cooperate with reasonable audits to ensure proper payments are being made.
9. Notes This Agency Agreement has 4 copies, 2 in English and 2 in Chinese, both of which are equally authentic. This agreement will come into effect together with Cooperation Agreement after being signed. This agreement will not limited to Multimedia Services and may be expanded to include other digital services. 4
10. The two parties can authorize a specific and legitimate subsidiary to perform the duties specified in this agreement, as long as they continue to remain obligated hereunder.
WorldSpace Corporation
China Telecommunications Broadcast Satellite Corp.
By: /s/ Noah Samara
By:
/s/ Signature in Chinese Date:
Noah Samara 8 August 2000
Date:
8/8-2000
DASAR HUKUM LISENSI DI INDONESIA Ketentuan mengenai Lisensi dan Perjanjian Lisensi di Indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang HAKI yaitu: Undang-undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten; Undang-undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek; Undang-undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta; Undang-undang No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman; Undang-undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang; Undang-undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri; Undang-undang No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
ISI DAN PROSEDUR PEMBUATAN PERJANJIAN LISENSI Perjanjian lisensi paten sekurang-kurangnya memuat informasi tentang: a. Tanggal, bulan dan tahun tempat dibuatnya perjanjian lisensi; b. Nama dan alamat lengkap serta tanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian lisensi; c. Nomor dan judul dari paten yang menjadi obyek perjanjian lisensi; d. Jangka waktu perjanjian lisensi; e. Dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang; f. Pelaksanaan paten untuk seluruh atau sebagian dari paten yang diberikan lisensi; g. Jumlah royalti dan pembayarannya; h. Dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak ketiga; i. Batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan; j. dan dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri paten yang telah dilisensikan kepada penerima paten. Perjanjian lisensi dibuat secara tertulis dan harus ditandatangani oleh kedua pihak. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan dimuat dalam Daftar Umum Paten dengan membayar biaya yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Jika perjanjian lisensi tidak dicatatkan, perjanjian lisensi tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
CONTOH KONTRAK LISENSI DAN KNOW HOW TRANSFER ANTARA NV PHILIPS DAN PT. PHILIPS INDONESIA
NV Philip asal Belanda sudah sejak lama melakukan alih teknologi dengan PT. Philip Indonesia, melalui kontrak persetujuan lisensi untuk memperoleh segala informasi teknik milik perusahaan Belanda tersebut. Dimana dalam kontrak lisensi ini antara lain disebutkan bahwa semua paten dan segala know how teknologi yang dimiliki seluruh perusahaan Philip termasuk cabang-cabangnya di seluruh dunia, tersedia untuk dipakai oleh perusahaan Philip Indonesia. Know how ini, misalnya dalam bentuk Nomaal Bladen, selain dari pengiriman beberapa ahli bangsa Belanda untuk bekerja di pabrik milik PT. Philip Indonesia. Besarnya royalty
yang dibayar kepada NV Philip Nederland adalah 5% dari nilai penjualannya, hal tersebut diminta kepada pemerintah melalui Kantor Inspeksi perindustrian Jawa Barat mengenai izin transfernya. Sistem ini, dinilai mampu mengurangi investasi awal dan produk-produknya mampu diserap pasar, mengingat produk-produk yang dihasilkan telah memenuhi standard internasional (adanya keuntungan menggunakan nama besar dan goodwill milik licensor). Maka tidak heran kalau produk-produk buatan PT. Philip Indonesia, mampu menguasai pasar lampu di Indonesia. Dengan demikian, sistem ini menjadi lebih efektif dan efisien untuk mempercepat proses pengembangan usaha bagi industri-industri padat modal. Sedangkan PT. Philip Indonesia sendiri, dapat lebih fokus dalam upaya mengembangkan usahanya. Belajar dari perjanjian tersebut diatas, hal yang perlu disadari dalam sistem alih teknologi semacam ini adalah posisi pihak pengusaha lokal jangan berada di pihak yang lemah. Karena pada umumnya, sebagian besar posisi orang-orang lokal tidak beranjak dari posisi operator, mengingat posisi-posisi kuncinya banyak dikuasai oleh orang asing, sehingga mereka tidak mampu menggunakan daya kreasinya dan inovasinya. Mereka juga lupa akan keharusannya untuk meningkatkan dan mengembangkan teknologi tersebut. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kita harus meneliti teknologi yang akan mereka transferkan. Apakah tergolong teknologi yang dapat dimanfaatkan (advance atau high technology) untuk memenuhi kebutuhannya atau justru teknologi mereka bawa, merupakan teknologi yang sudah usang dinegaranya. Hal ini yang perlu sekali mendapat perhatian pihak pengusaha lokal. Untuk itu pengusaha lokal yang akan melakukan kerjasama melalui perjanjian lisensi dan know how transfer, hendaknya memperhatikan peraturan- peraturan seperti yang sudah diatur melalui UU No.14 Tahun 2001 Tentang Paten dan PP No.20 Tahun 2005 Tentang Alih teknologi, seperti yang sudah dibahas diatas.