Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
A. Biografi Singkat Insinyur Sukarno, disebut pula Bung Karno, adalah presiden pertama Republik Indonesia. Ia dilahirkan di daerah bagian timur pulau Jawa, tepatnya Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1901. Setalah Bung Karno dinyatakan mulai menurun kesehatannya semenjak tahun 1965, akhirnya Bung Karno meninggal di Jakarta, tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970, dan dimakamkan di daerah kelahirannya, yaitu di Blitar. Banyak yang mengatakan bahwa Bung Karno adalah keturunan Bangsawan. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodiharjo yang merupakan seorang guru di masa pemerintahan Kolonial Belanda,l ternyata memiliki trah yang tersambung ke Sunan Giri. Sedangkan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, adalah keturunan bangsawan Bali. Saat masih kecil, Bung Karno hanya tinggal bersama keluarganya dalam waktu yang cukup singkat. Bung Karno mulai terpisah dengan keluarganya ketika ia menjalani jenjang pendidikan SD. Sejak saat itu, Bung Karno dititipkan oleh orang tuanya di Rumah H.O.S. Cokroaminoto. Konon, Bung Karno tinggal di bersama Cokroaminoto hingga ia menamatkan pendidikannya. Setalah itu, Bung Karno melanjutkan pendidikannya di HBS (Hoogere Burger School). Setamatnya dari HBS, Bung Karno pindah ke Bandung dan melanjutkan pendidikannya di THS (Tachnische Hooge School). Dari sekolah inilah ia mendapatkan gelar Insinyur, tepatnya pada tanggal 25 Mei 1926. 1
Setahun setelah itu, pada tanggal 4 juli 1927, Bung Karno merumuskan ajaran marhaenisme dan mendirikan PNI ( Partai Nasional Indonesia). Tujuan pendirian PRI tersebut dimaksudkan untuk berjuang dan mengawal Indonesia menuju kemerdekaannya. Perbuatan Bung Karno dirasa dapat mengancam dan dapat membahayakan kekuasaan Koloanial Belanda. Karena itulah, pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda menjebloskan Sukarno ke dalam penjara Sukamiskin di bandung. Dalam persidangan yang digelar delapan bulan kemudian, sukarno menyampaikan pembelaannya. Dalam pembelaannya yang berjudul Indonesia Menggugat, Bung Karno secara tegas menyampaikan erihal kemurtadan Belanda yang selam ini mengaku sebagai negara yang lebih maju. Hal inilah yang kemudian menjadikan Belanda tambah marah dan geram terhadap Bung Karno. Sehingga, pada bulan Juli 1930, PNI yang didirikan Bung Karno pun dibubarkan oleh Belanda. Pada bulan Juli 1931, Bung Karno memperoleh kebebasannya dan tidak lama kemudian ia aktif kembali di dunia politik. Dalam waktu yang sama, bung Karno bergabung dengan Partindo. Bahkan ia diangkat untuk menjadi pimpinan partai tersebut. Pada tahun 1933, Bung Karno kembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke daerah Ende, Flores. 2
Perjuangan Bung Karno yang begitu panjang akhrinya membuahkan hasil setalah ia beserta kawan-kawan perjuangannya mampu mengantarkan Indonesia menuju Kemerdekaan. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
1 http://id.wikipedia.org 2 John D. Legge, Soekarno: Sebuah Biografi Politik, (Jakarta: Sinar Harapan, 2001), Hlm. 34 Sehari kemudian, sidang yang digelar PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menetapkan Bung Karno sebagai presiden Pertama Republik Indonesia. Pada hari itu pula, PPKI menetapkan Pancasila (yang sebelumnya telah dirumuskan oleh Bung Karno bersama tokoh-tokoh lainnya) sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Semasa hidupnya, Bung Karno memiliki tiga orang istri, yaitu Fatmawati, Hartini, dan Ratna Sari Dewi. Dari ketiga istrinya tersebut, Bung Karno dikaruniai 8 orang anak. Dari istri pertamanya, Fatmawati, Bung Karno memiliki 5 orang anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Adari istri keduanya, Hartini, ia dianugerahi dua orang anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari istri yang ketiga, Ratna Sari Dewi, Bung Karno dianugerahi 1 anak saja, yaitu Kartika.
B. Pemikiran-Pemikiran Pada tahun 1926, Bung Karno merumuskan beberapa ideologi besar yang menjadi prinsip uatamanya dalam membangun Negara indonesia, yaitu Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme. Dalam tulisannya yang dimuat di Comite Persatuan Indonesia (CPI) dengan judul Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, Bung Karno menjelaskan panjang lebar mengenai ketiga ideologi tersebut. Selain itu, dalam tulisan tersebut Bung Karno begitu antusias untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk mendalami ketiga paham tersebut sebagai satu kesatuan. Pada intinya, Bung Karno ingin mengajak masyarakat untuk bersatu dalam melawan imperialisme. Konon, Indonesia sedang dilanda perpecahaan yang diakibatkan oleh perbedaan ideologi. Golongan Nasionalis yang senantiasa memperjuangkan paham nasionalismenya, kelompok Islam dengan Islamismenya, dan kelompok komunis dengan Marxismenya. Kondisi inilah yang kemudian memicu Bung Karno untuk menyatukan ketiga ideologi tersebut ke dalam satu wadah yang kemudian disebut Nasakom. 3
Pada dasarnya, Nasakom adalah singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis. Dengan penyatuan ketiga elemen tersebut, Bung Karno mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk bersama-sama dalam menghadapi kolonialisme di Tanah Indonesia. Bagi Bung Karno, kolonialisme adalah musuh bersama yang harus diperangi secara bersama-sama pula. 4
Penyatuan tiga ideologi besar negara yang dimaksudkan Bung Karno tersebut tidak dimaksudkan untuk mengajak golongan komunis berubah jadi nasionalis, golongan islam jadi komunis, dan lain sebagainya. Akan tetapi, Bung Karno lebih menekankan pada munculnya kesadaran bersama bahwa kita semua adalah setanah air, yang sama-sama punya keinginan untuk membebaskan diri dari kungkungan kolonialisme.
1. Nasionalisme Bung Karno Sepirit Nasionalisme yang dibangun oleh Bung Karno dimaksudkan untuk mengajak Masyarakat Indonesia melawan penjajahan yang sedang mencengkeran bumi Indonesia. Dengan nasionalisme, Bung Karo Berharap agar masyarakat Indosia segera terbangun dari tidur panjangnya. Kapitatalisme, selama ini telah mengelabui kita denga kedok keadilan dan kesejahteraan. Akan tapi, Nasionalisme Bung Karno bukanlah nasionalisme fanatik seperti halnya yang dikembangkan di negara-negara fasis. Nasionalisme ala Bung Karno adalah nasionalisme yang memuat sepirit kebangsaan dam cinta tanah air, tanpa dibarengi sikap merendahkan
3 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Kumpulan Karangan, (Jakarta : P.T Gramedia, 1978), Hlm. 123 4 Ibid, hlm.23 negara-negara lain. Menurut Bung Karno, nasionalisme fanatik yang cenderung merendahkan bangsa-bangsa lain merupakan bentuk nasionalisme yang begitu sempit (eksllusif). 5
Dengan denmikian, Bung Karno tidak ingin Negara-nya beridiri di atas negara lain seperti yang pernah dipraktekkan oleh negara Italia dan Jerman. Tapi, setidaknya negara Indonesia dapat berdiri kokoh dalam memperjuangkan hak-hak kemerdekaannya yang selama ini telah dirampas oleh kolonialisme. Menurut Bung Karno, islam sendiri mengajarkan umatnya untuk hidup bersama dan tidak saling merendahkan antara satu sama lain. Islam begitu mengecam terhadap sikap individualistik dan anti sosial. Berdasarkan pada pemahamannya tersebut, Bung Karno menegaskan bahwa pada dasarnya sepirit yang dibawa oleh sosialisme adalah spirit islmisme itu sendiri. Keduanya sama-sama mendorong para penganutnya untuk berbuat adil dan peduli terhadap sesamanya. Dengan demikian, tidak ada yang dipertentangkan lagi antara sosialisme dan islmisme. Keduanya memiliki nilai yang sama, perjuangan yang sama, yakni memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang sesungguhnya.
NASKAH BIOGRAFI POLITIKUS LEGENDARIS : SEPAK TERJANG DAN KONTRIBUSINYA INSINYUR SOEKARNO (1901-1970) Gambar 12
Sumber : budiyantomuhamad.wordpress.com Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk memperjuangkan rakyat dan saya meninggalkan penjara dengan pemikiran yang sama.
C. Biografi Singkat Insinyur Soekarno merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang dikenal sebagai sosok penyambung lidah rakyat. Selain sebagai pemimpin kharismatik, Soekarno juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia yang tak henti-hentinya dipenjara dan diasingkan oleh pemerintahan Belanda. Meski demikian, Soekarno merupakan sosok pejuang yang tangguh dan tak kenal menyerah. Penjara dan pengasingan tidak membuat semangat juangnya terlumpuhkan. Terkait dengan hal ini, pada saat Soekarno sedang ditahan di Penjara Sukamiskin, direktur penjara tersebut bertanya kepada Soekarno : apakah ia akan memulai hidup baru setelah keluar dari penjara? Kemudian Soekarno menjawab : seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara karena memperjuangkan kemerdekaan dan saya meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama. 6
Terlepas dari hal itu, Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Tidak lama setelah pengunduran dirinya dari kursi Presiden, kesehatan Soekarno dikabarkan mulai menurun. Pada tanggal 21 Juni 1970, akhirnya Soekarno meninggal di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta dan jasadnya kemudian dimakamkan di tempat kelahirannya, yaitu Blitar.
5 http://jejakpengelana.blogspot.com 6 J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan : Perekat Kesatuan Bangsa, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hlm. 273 Sesuai dengan permintaan Soekarno dimasa hidupnya, pada salah satu nisan di makamnya dituliskan kata-kata : Di sini beristrahat Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat. 7
Pada dasarnya, Soekarno adalah keturunan Bangsawan. Ayahnya, Raden Soekemi Sosrodiharjo yang merupakan seorang guru di masa pemerintahan Kolonial Belanda, ternyata memiliki trah yang tersambung ke Sunan Giri. Sedangkan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, adalah keturunan bangsawan Bali. Saat masih kecil, Soekarno hanya tinggal bersama keluarganya dalam waktu yang cukup singkat. Soekarno mulai terpisah dengan keluarganya ketika ia menjalani jenjang pendidikan SD. Sejak saat itu, Soekarno dititipkan oleh orang tuanya di Rumah H.O.S. Cokroaminoto. Sejak saat itulah Soekarno tinggal i bersama Cokroaminoto hingga ia menamatkan pendidikannya. Setalah itu, Soekarnomelanjutkan pendidikannya di HBS (Hoogere Burger School). Setamatnya dari HBS, Soekarnopindah ke Bandung dan melanjutkan pendidikannya di THS (Tachnische Hooge School). Dari sekolah inilah ia mendapatkan gelar Insinyur, tepatnya pada tanggal 25 Mei 1926. 8
Dengan modal gelar Insinyur tersebut sebenarnya Soekarno mempunyai banyak peluang untuk menjadi pengusaha kaya. Akan tetapi, kenyataannya ia lebih tertarik untuk berjuang melawan kolonialisme. Baginya, kolonialisme adalah sumber penderitaan rakyat Indonesia. Hal itulah yang menjadi alasan uatamanya untuk memperjuangkan kemeredekaan Indonesia kala itu. Setelah berhasil melintasi pahit-getirnya perjuangan, akhirnya Soekarno pun mampu mengantarkan Indonesia menuju era kemerdekaannya. Secara resmi, Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Tidak lama kemudian, Soekarno pun diangkat untuk menjadi presiden pertama Indonesia. Semasa hidupnya, Soekarno memiliki tiga orang istri, yaitu Fatmawati, Hartini, dan Ratna Sari Dewi. Dari ketiga istrinya tersebut, Soekarno dikaruniai 8 orang anak. Dari istri pertamanya, Fatmawati, Soekarno memiliki 5 orang anak yaitu Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Adari istri keduanya, Hartini, ia dianugerahi dua orang anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari istri yang ketiga, Ratna Sari Dewi, Soekarno dianugerahi 1 anak saja, yaitu Kartika.
D. Sepak Terjang dan Kontribusinya Perjuangan Soekarno sebenarnya dimulai semenjak ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 juli 1927. Pembentukan PNI tersebut dimaksudkan untuk memperjuangkan dan mengawal kemerdekaan Indonesia.semenjak saat itu, Pemerintahan Belanda mulai merasa terancam dengan gerakan-gerakan Soekarno. Karena itulah, pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda menjebloskan Sukarno ke dalam penjara Sukamiskin di bandung. Delapan bulan kemudian, Soekarno menyampaikan pembelaannya (Indonesia Menggugat) dalam sebuah persidangan. Dalam pembelaannya tersebut, Soekarno secara tegas menyatakan Belanda telah murtad karena telah mengaku sebagai negara yang lebih maju. Pernyataan itulah yang kemudian menjadikan Belanda makin geram terhadap Soekarno. Sehingga, pada bulan Juli 1930, PNI yang didirikan Soekarnopun dibubarkan oleh Belanda. Pada bulan Juli 1931, Soekarnomemperoleh kebebasannya dan tidak lama kemudian ia aktif kembali di dunia politik. Dalam waktu yang sama, Soekarnobergabung dengan Partindo.
7 Ibid, hlm. 279 8 http://id.wikipedia.org Bahkan ia diangkat untuk menjadi pimpinan partai tersebut. Pada tahun 1933, Soekarnokembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke daerah Ende, Flores. 9
Di daerah Flores inilah yang menjadi puncak penganiayaan bagi Soekarno. Di samping merasa kesepian karena tidak adanya kawan yang menamani, Soekarno juga menderita penyakit malaria hingga ia tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Meski demikian, Soekarno menyebut pengalamannya di Flores sebagai sebuah pengalaman yang cukup berharga dalam perjuangannya. Bahkan, Soekarno menyebut Flores sebgai Pulau Bunga bagi dirinya. 10
Penderitaan Soekarno di Flores, ternyata mengundang reaksi dari para pendukungnya. Para pendukung Soekarno akhirnya melancarkan protes terhadap kepemerintahan Belanda. Akibatnya, setelah lima tahun di Flores, kemudian Soekarno dipindahkan ke daerah Bengkulu, Sumatera. Tidak lama kemudian, kedatangan pasukan Jepang memberikan perubahan bagi Soekarno dan Masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada tanggal 12 Februari 1942, Jepang melakukan penyerbuan terhadap Sumatera dan Soekarno pun dibebaskan saat itu juga. Tidak lama kemudian Jepang berhasil menguasai Kepulauan Nusantara. Selama kependudukan Jepang, Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta dan Ki Hajar Dewantara memimpin Pusat Tenaga Kerja (Putera) dengan memobilisasi kekuatan Rakyat. Pada tahun 1943, Jepang mendirikan pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Dalam hal ini, Soekarno berperan sebagai figur yang memobilisasi pemuda-pemuda Indonesia untuk masuk dalam pasukan tersebut. Pada saat Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, maka Soekarno dan Hatta segera mengambil alih kekuasaan. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian, sidang yang digelar PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menetapkan Soekarnosebagai presiden Pertama Republik Indonesia. Pada hari itu pula, PPKI menetapkan Pancasila (yang sebelumnya telah dirumuskan oleh Soekarno bersama tokoh-tokoh lainnya) sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pada masa-masa awal kepemerintahannya, Soekarno menghadapi berbagai krisis dan dan kesulitan, misalnya pembentukan Republik Indonesia Sementara (RIS) sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB), pergolakan di berbagai daerah, dan Dekrit 5 Juli 1959 yang memaksa Soekarno harus membubarkan parlemen hasil pemilu 1955. Di samping itu, Masyarakat indonesia kala itu sedang teromabang-ambing oleh perpecahan, terutama yang dipicu oleh ideologi dan aliran politik. Sebagai presiden Indonesia, saat itu Soekarno langsung menanggapi dan memberikan peringatan. Dalam tanggapannya tersebut Soekarno menyatakan : Aku heran, apakah orang lupa bahwa perjuangan kita ini pada mulanya ialah untuk menjunjung seluruh tanah air dari lembah-lumpurnya penjajajahan? Kemerdekaan harus meliputi seluruh rakyat, kamakmuran dan kesejahteraan harus meliputi seluruh rakyat, kebudayaan nasional harus dinikmati seluruh rakyat, karena itulah maka diformulasikan Pancasila, pemersatu seluruh rakyat.
Saat itu, masyarakat Indonesia terpecah ke dalam beberapa golongan. Golongan nasionalis senantiasa memperjuangkan paham nasionalismenya, kelompok Islam dengan Islamismenya, dan kelompok komunis dengan Marxismenya. Kondisi inilah yang kemudian
9 John D. Legge, Soekarno: Sebuah Biografi Politik, (Jakarta: Sinar Harapan, 2001), hlm. 34 10 J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, hlm. 276 memicu Soekarnountuk menyatukan ketiga ideologi tersebut ke dalam satu wadah yang kemudian disebut Nasakom. 11
Pada dasarnya, Nasakom adalah singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis. Dengan penyatuan ketiga elemen tersebut, Soekarno bermaksud mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk bersama-sama dalam menghadapi kolonialisme di Tanah Indonesia. Bagi Soekarno, kolonialisme adalah musuh bersama yang harus diperangi secara bersama-sama pula. 12
Di samping itu, Soekarno terkenal dengan pola kepemimpinannya yang kerap menngeluarkan kebijakan kontroversial. Bahkan, setiap kebijakan yang ia keluarkan tidak pernah terlepas dari penolakan dan kritik yang dilancarkan dari berbagai golongan masyarakat. Beberapa tokoh seperjuangan yang terkenal dengan penetangannya terhadap Soekarno diantaranya adalah Tan Malaka, M. Natsir, dan lain sebagainya. Terkait dengan penetangan-penetangan tersebut, Soekarno pernah memberikan pernyataan yang cukup bijaksana. Soekarno pernah menyatakan kepada Cindy Adams, penulis biografinya, bahwa tidak mungkin Soekarno mengelilingi Indonesia dan mendatangi masyarakatnya satu-persatu untuk menjelaskan langkah-langkah dan kebijakan yang diambilnya. 13
Kebijakan Soekarno yang kontroversial juga ditunjukkan di dunia Internasional. Kebijakannya untuk menarik Indonesia dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mebuat para pemimpin dunia terkaget. Pada tanggal 1 Januari 1965, dalam pidato yang disampaikannya di forum PBB, Soekarno secara tegas menyatakan Indonesia Keluar dari PBB. Sontak, pernyataan tersebut membuat para pemimpin negara lain merasa terkaget. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk protes terhadap kinerja PBB selama ini, khususnya DK-PBB. Di samping itu, Soekarno sudah sejak lama tidak menyukai struktur PBB yang hanya didominasi oleh negara-negara Barat, misalnya Maerika Serikat, Inggris, Perancis, dan lain sebagainya. Menurut Soekarno, hal demikian tentunya mendiskreditkan negara-negara dunia ketiga yang saat itu telah sukses unjuk kekuatan dan kekompakan melalui Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada tahun 1955. Semenjak itulah, Soekarno senantiasa memperjuangkan kedudukan Asia dalam PBB, termsuk didalamnya adalah mendukung Cina yang saat itu disolasai Barat. dengan perjuangan itulah akhirnya China tidak hanya diterima sebagai anggota, bahkan China berhasil menjadi anggota tetap dalam DK-PBB. 14
Di samping itu, sebenarnya Soekarno tidak hanya memiliki peran besar dalam memperjuangkan posisi China dalam PBB, tapi Soekarno juga cukup berpengaruh di berbagai negara di dunia. hal itu cukup tampak dengan adanya berbagai penghargaan yang diberikan ke Soekarno. Salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa Soekarno atas negara lain dapat dilihat dengan pengabadian nama Soekarno di berbagai negara di dunia. Beberapa negara yang mengabadikan nama Soekarno diantaranya adalah : 1. Uni Soviet. Di negara ini nama Soekarno diabadikan menjadi nama sebuah Masjid yang berada di daerah Petersburgh, yaitu Masjib Biru Soekarno. Di Uni Soviet, Soekarno dikenal sebagai teman dalam perang dingin melawan arus Barat. Selain itu, Soekarno juga dikenal sebagai presiden muslim yang pernah memberikan berkah bagi negeri pulau arit tersebut.
11 Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Kumpulan Karangan, (Jakarta : P.T Gramedia, 1978), Hlm. 123 12 Ibid, hlm.23 13 Forum.detik.com 14 Penasoekarno.wordpres.com Gambar 13
Sumber : uniqpost.com
2. Mesir. Nama Soekarno dijadikan sebagai nama salah satu jalan di Mesir, yaitu Jl. Ahmed Sokarno. Pengabadian nama Soekarno tersebut dilakukan pada masa kepemerintahan Gamal Abdul Nasser yang mana saat itu hubungan Indonesia-Mesir mencapai puncak keharmoniasannya.
Gambar 14
Sumber : fahrurrozizawawi.wordpress.com
3. Maroko. Nama Soekarno juga diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Ibu Kota Maroko, yaitu Rue Suokarno. Pengabadian nama Soekarno tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintahan Maroko, pada masa kepemerintahan Raja Muhammad V, kepada sosok Soekarno sebagai pencetus Asia-Afrika pada tahun 1955.
Gambar 15
Sumber : twicsy.com
4. Pakistan. Di negara ini, Nama Soekarno diabadikan menjadi nama dua buah tempat, yaitu Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore. Hal ini sebagai penghargaan pada jasa Soekarno terhadap Pakistan, khususnya ketika Indonesia mengirim TNI AL untuk berpatroli di laut Pakistan saat konflik Pakistan- India lagi memanas.
Gambar 16
Sumber : twicsy.com
5. Kuba. Saat Kuba berada dibawah kepemerintahan Fidel Castro, pernah menerbitkan sebuah Perangko Soekarno. Penerbitan perangko tersebut sebagai bentuk penghargaan terhadap hubungan diplomatik yang terjalin di antara kedua negara tersebut.
Gambar 17
Sumber : masih-tidaknyata.blogspot.com
6. Philipina. Saat dipimpin oleh Presiden Elpido Aquirino, Philipina pernah menerbitkan sebuah Perangko dengan gambar Soekarno. Hal demikian menggambarkan keeratan hubungan kedua negara tersebut.
Gambar 18
Sumber : archive.kaskus.co.id
NASKAH JEJAK_JEJAK PENGASINGAN TOKOH_TOKOH BANGSA Dr. Ir. Soekarno (1901-1970) Gambar 6
Sumber : pilgrim74.wordpress.com A. Biografi Singkat Dr. Insinyur Sukarno, sebenarnya lebih akrab dengan sebutan Bung Karno. Bung Karno merupakan pejuang kemerdekaan dan sekaligus menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Ia dilahirkan di daerah bagian timur pulau Jawa, tepatnya Blitar, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1901. Bung Karno dinyatakan mulai menurun kesehatannya semenjak tahun 1965. Pada tanggal 21 Juni 1970, setelah bertahun-tahun menjadi tahanan rumah, akhirnya Bung Karno meninggal di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya kemudian dibawa ke daerah kelahirannya, Blitar, dan disanalah ia dikebumikan. Sesuai dengan pesan Bung Karno sebelum meninggal, pada salah satu nisan makamnya dituliskan kata-kata : Di sini sedang beristirahat Bung Karno, penyambung lidah rakyat. Sejak saat itu, Bangsa Indonesia begitu terpukul karena kehilangan sosok pejuang sekaligus pemimpin yang be 15 gitu kharismatik. Jasa-jasanya yang cukup besar bagi kemerdekaan Indonesia, akan senatiasa terukir dalam benak-benak para generasi selanjutnya. Bahkan, meski jasadnya telah tiada, akan tetapi perjuangannya senantiasa hidup seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Yang jelas, namanya akan senantiasa terukir sebagai pejuang dan peltak dasar-dasar negara Indonesia. Terlepas dari hal itu, sepanjang perjalanan Bung Karno dalam meperjuangkan kemerdekaan Indonesia, berulang kali dirinya harus keluar masuk penjara. Bahkan, pengaruhnya yang cukup besar terhadap masyarakat Indonesia membuat Belanda begitu khawatir akan keberadaannya. Karena itu, untuk menghilangkan pengaruh dan memadamkan api perjuangannya maka Belanda mengasingkan dirinya. Terkait dengan hal itu, Bung Karno pernah dua kali diasingkan oleh Belanda. Pada tahun 1933, Bung Karno diasingkan untuk yang pertema kalinya ke daerah Ende di Flores. Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1938, Bung Karno dipindahkan ke Daerah
15 J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan : Perekat Kesatuan Bangsa, hlm. 279 Bengkulu, Sumatera. Pada tahun 1942, ketika Belanda ditaklukkan oleh Jepang, akhirnya bung karno mendapatkan kebeasannya. Meski demikian, penjara serta pahit-getirnya kehidupan di tanah pengasingan tidak mampu memadamkan semangat perjuangannya untuk memeredekakan Indonesia. hal ini cukup sesuai dengan slogan yang pernah diucapkannnya ketika ia berada di penjara Sukamiskin. Konon, seorang sipir bertana kepadanya : apakah ia akan memulai hidup baru setelah keluar penjara? Maka dengan tegas Bung Karno menjawab: Seorang pemimpin tidak berubah karena tahanan. Saya masuk penjara karenan memperjuangkan kemerdekaan dan saya meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama. 16
B. Dari Perjuangan Hingga Pengasingan Pada tahun 1927, Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan didukung oleh keenam rean seperjuangannya yang tergabung dalam Algemene Studie Club 17 , yaitu Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, Dr. Tjipto Mangonkususmo, Mr. Budiarto, dan Mr. Sunaryo. 18
Pada dasarnya, PNI itu sendiri merupakan hasil transformasi dari organisasi Algemene Studie Club itu sendiri. perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengisi kekosongan pemimpin gerakan kemerdekaan setelah kegagalan PKI. Dengan demikian, PNI mengorientasikan pergerakannya untuk mengawal Indonesia menuju kemerdekaan sepenuhnya. Sejak saat itu, aktivitas politik Bung Karno bersama rekan-rekannya dalam PNI menjadi semakin Intens. Oleh karena itulah pihak Belanda mulai khawatir bahwa kegiatan politik yang mereka lancarkan dapat mengganggu stabilitas pemerintahan Belanda. Akhirnya, Bung Karno pun ditangkap dan dipenjarakan di Bantjeut, sebuah penjara yang terletak di tengah-tengah kota Bandung. Atas penangkapan tersebut kemudian Soekarno diadili dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Akan tetapi, keputusan tersebut memicu munculnya protes keras dari berbagai golongan. Karena pihak Belanda khawatir akan munculnya protes yang lebih besar lagi, akhirnya Bung Karno pun dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Setelah menghirup udara kebebasan, Bung Karno tidak sedikitpun mengendorkan perjuangannya. Bung Karno kembali aktif dalam kegiatan-kegiatan politik dan tidak henti- hentinya meneriakkan ide-ide pemeberontakan dan perlawanan, baik melalui orasi maupun tulisan. Dua tahun berselang dari pembebasannya, tepatnya pada tahun 1933, Bung Karno ditangkap dan dipenjarakan untuk yang kedua kalinya. penangkapan Bung Karno ini didasarkan pada keberanidan dan kelantangannya dalam menerikkan ide-ide perlawanan dan pemberontakan, baik yang disampaikan melalui orasi maupun melalui tulisan-tulisan yang dibuatnya.
16 Ibid, hlm. 273 17 Algemene Stdie Club adalah sebuah kelompok diskusi yang banyak didirikan oleh para mahasiswa dan cendekiawan. Kelompok diskusi itu memang baru merupakan perkumpulan akademis-teoritis (academic exercise). Dalam aktivitasnya Algemene Studie Club, dari tahun 1925 sampai Juni 1927, memang masih terbatas pada studi teori. Hal demikian terjadi dikarenakan saat itu PKI masih jaya dan sanggup memegang "komando" pergerakan kebangsaan. Tetapi sesudah kegagalan pemberontakan rakyat yang digerakkan PKI pada bulan November 1926 - Februari 1927 terjadilan "kekosongan" pimpinan pergerakan kemerdekaan. Oleh karena itu perlulah "kekosongan" itu diisi, dan sudah saatnya Algemene Studie Club diubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). (Sumber : id.wikipedia.org) 18 J.B. Soedarmanta, hlm. 275 Kali ini, Bung Karno dipenjarakan di sebuah sel khusus dalam penjara Sukamiskin di Bandung. Dalam Sel khusus ini, sebuah ruang sempit yang terletak ditengah-tengah ruangan besar, Bung Karno dikurung hanya seorang diri selama kurang lebih delapan bulan lamanya. Akan tetapi, gejolak perjuangan dari para pengikut Bung Karno tidak kunjung reda. Oleh karena itu, Bung Karno pun dibuang dan diasingkan ke daerah Flores, tepatnya di sebuah kampung nelayan yang terletak di Kota Ende. Peristiwa inilah yang menjadi pengasingan pertamanya dan sekaligus menjadi pengasingan yang begitu menyiksa Bung Karno, baik secara fisik maupun mental.
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Flores Gambar 7
Sumber : soora-soora.blogspot.com Selama penasingan tersebut, jiwa Bung Karno begitu tertekan dan kesepian. Meski Bung Karno memiliki kebebasan untuk berinteraksi dengan masayarakat setempat yang masyoritas masih terbelakang, tetap saja kesepian masih mencekam dirinya. Kondisi demikian diperparah lagi dengan penyakit malaria yang menggerogoti dirinya. Bahkan, dari saking parahnya penyakit malaria yang diderita Bung Karno tersebut membuat dirinya hanya terbaring dan tidak mampu untuk bangkit dari tempat tidurnya. Meski demikian, Bung Karno tetap saja menyebut kota Ende dengan segala penderitaannya sebagai Pulau Bunga yang telah memberikan pengalaman berharga bagi dirinya. Selain itu, seperti yang pernah dikutip oleh Marlin Bato dalam artikelnya yang berjudul Pemburuan 10 Jejak Bung Karno di Ende (2012), 19
Romo Perno menceritakan bahwa saat Bung Karno menjalani pengasingannya di ende, Bung Karno begitu dekat dengan dua orang berkebangsaan Belanda, yaitu Peter Huijtink dan Peter Bouman. Menurut Romo Perno, Peter Huijtink pernah meramalkan bahwa kelak Bung Karno akan menjadi seorang pemimpin besar. Romo Perno melanjutkan, suatu ketika Peter Huijtink berjalan-jalan bersama Bung Karno. Dalam perjalanan tersebut Peter Huijtink berjalan di saping kiri Bung Karno. Saat itu, bung Karno langsung memprotes Peter Huijtink yang berjalan di samping kirinya. Bung Karno berkata Peter harus di kanan. Namun Peter Huijtink langsung menjawab Tidak, Soekarno, Presiden Indonesia, di kanan. Terlepas dari hal itu, banyak para tokoh yang menilai bahwa pengasingan Bung Karno di Ende merupakan episode yang begitu penting bagi pemulihan mental Bung Karno. Pasalanya, ketika Bung Karno dipenjara di Sukamiskin untuk yang kedua kalinya pada tahun 1933, saat itu Bung Karno mengalami kehancuran mental, ketidak pastian sosial, dan disorientasi politik. Oleh karena itu, Bung Hatta pernah mengatakan bahwa ketika Bung Karno diasingkan ke Ende, saat itu Bung Karno sedang mati secara politik. Karena itulah, mengapa kemudian pengasingan dirinya di Ende sering disebut sebagai proses penyembuhan mental Bung karno. Seperti yang pernah dirilis oleh Bhayu M. H. dalam sebuah blog pribadinya LIVESCHOOL, setidaknya terdapat beberapa alasan mengapa pengasingan di Ende dianggap sebagai proses penyembuhan mental bagi bagi Bung Karno, yaitu : 20
19 Sosbud.kompasiana.com 20 Liveschool.wordpress.com a. Secara total Bung Karno terlatih untuk menjadi seorang suami dan Bapak tanpa terganggu oleh kegiatan politik. Soekarno menanam sayur-mayur, memetiknya untuk dimasak di rumah kontrakannya demi lima anggota keluarganya. Sebagai bapak keluarga, Soekarno juga menjadi seorang Muslim yang taatshalat sehari lima waktu dan setiap Jumat ke masjid. b. Bung Karno secara perlahan-lahan mulai menghidupkan kembali kegiatan intelektualnya, khususnya Bung Karno mulai mendalami pemahamnnya tentang Islam. Semasa di Jawa, Bung Karno lebih terfokus pada marxisme dan tidak kurang memperhatikan islam. Ketika di Jawa, bung Karno melihat Islam melihat Islam dari kacamata Marxisme. Sedangkan di Ende, Bung Karno mulai mempelajari Islam dari kacamata Islam itu sendiri. c. Semasa di Ende, Bung Karno dijauhi oleh masyarakat golongan atas dan ditakuti masyarakat golongan bawah. Hal itu terjadi karena adanya propaganda kolonial yang mengaggap dirinya sebagai komunis. Kondisi inilah yang kemudian membuat Bung Karno mengeluh Orang di sini yang mengerti tidak bicara dan yang bicara tidak mengerti. Karena itu, aku akan membentuk masyarakatku sendiri dan mempersetankan orang pintar yang tolol itu. Atas dasar itulah kemudian Bung Karno mendirikan sebuah komunitas teater yang diberi nama Kelimoetoe Toneel Club. Komunitas tersebut sebagian besar beranggotakan para tukang jahit, sopir, dan nelayan. Untuk kelompoknya tersebut, Bung Karno mulai menulis 13 naskah teater dan mementaskannya selama empat tahun. Dengan anggota antara 56 dan 90 orang dia membentuk massa kecil, kemudian jadi kampus tempat diskusi. Dalam komunitas inilah Bung Karno mulai menanamkan kesadaran akan kemerdekaan, tentunya secara simbolik. Sebab, terdapat 5 polisi kolonial yang senantiasa mengawasi gerak-gerik Bung Karno selama di Ende. d. Semasa di Ende, secara perlahan Bung Karno mulai mengalihkan perhatiannya untuk berkomunikasi dan berdiskusi dengan para pastor/misionaris. Terkait dengan hal itu, Bung Karno secara rutin mengadakan forum diskusi dengan mereka dengan menggunakan Bahasa Belanda. dalam forum itulah Bung Karno mulai mempelajari agama mondial dan didukung pula oleh buku-buku yang terdapat di perpustakaan pribadi para pastor tersebut. Bahkan, dalam forum ini pulalah Bung Karno juga membandingkan sosialismenya dengan sosialisme gereja yang dipelajarinya di sana. e. Dari hasil diskusi tersebut, Bung Karno senatiasa merenung dan mulai meramu pemahamannya. Bahkan, di tempat inilah Bung Karno mulai menggali dan mengkonsep nilai-nilai pemahamannya yang kelak disebutnya sebagai Pancasila. Dengan demikian, banyak yang menilai bahwa proses pengasingan Bung Karno di Ende merupakan sebuah masa-masa peneymbuhan dan pertobatan bagi Bung Karno. Seperti halnya yang pernah disampaikan oleh Prof. Bernard Dahm, Ende menjadikan Bung Karno seakan menemukan arah hidupnya yang lebih matang. Bung Karno sebagai politikus yang sibuk dengan PNI, kemudian bermetamorfose menjadi seorang negarawan yang memikirkan masa depan bangsanya, dari seorang aktivis politik menjadi seorang pemikir tentang dasar negaranya, dan dari seorang yang terobsesi dengan trilogi Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme menjadi seseorang yang mencetuskan Pancasila sebagai filsafat negara yang lebih universal. 21
Terlepas dari hal itu, semasa pengasingannya di Ende, Bung Karno diserang penyakit yang cukup mematikan, yaitu penyakit Malaria. Kabar penyakit malaria yang diderita Bung Karno kemudian terdengar oleh para pengikutnya di pulau Jawa.
21 Liveschool.wordpress.com Hal itulah yang kemudian memicu munculnya protes yang cukup keras dari berbagai golongan. Atas protes itulah akhirnya Bung Karno dipindahkan ke daerah Bengkulu, tepatnya pada tahun 1938. Alasan pemilihan Bengkulu sebagai tempat pengasingan Bung Karno selanjutnya karena saat itu Bengkulu merupakan daerah terpencil dan aksesnya cukup sulit. Pada dasarnya, perpindaan Bung Karno sebenarnya sudah diketahui oleh para tokoh- tokoh gerakan di Bengkulu. Oleh karena itu, para tokoh gerakan ini kemudan secara diam- diam membentuk panitia penyambutan kedatangan Bung Karno. Bahkan, secara diam-diam mereka juga melakukan penjemputan terhadap Bung Karno. Saat Bung Karno dikabarkan menaiki Bus dari Lubuk Linggau Sumatera Selatan, maka panitia penjemputan Bung Karno dibagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama, dipimpin oleh Seman Bakry (salah satu tokoh Muhammadiyah Bengkulu) dan Salmiah Pane (Taman Siswa) bertugas untuk menunggu Bung Karno di Pasar Pengantungan. Sedangkan kelompok kedua, yang dipimpin oleh Kakaung Gunadi (Taman Siswa), bertugas menunggu Bung Karno di tempat pemberhentian Bus terakhir, tepatnya di sebuah Kampung China dekat rumah Shin Chi Hoo. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, akhirnya Bung Karno tiba di Bengkulu dan lengasung menylami Seman Bakry dan Salmiah Pane. Di awal kedatangannya, Bung Karno memilih untuk menginap di Hotel Sentrum (Hotel Asia sekarang). Selang beberapa hari, barulah Bung Karno mulai mencari sebuah rumah yang akan dijadikan tempat tinggalnya selama di Bengkulu. Pada awalnya, Bung Karno memilih menyewa sebuah rumah milik penduduk setempta, yaitu H. Middin, untuk dijadikan sebagai tempat tinggalnya. Tapi, tidak lama kemudian Bung Karno memutuskan untuk pindah ke Anggut Atas yang saat ini sudah dijadikan Museum Bung Karno.
Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu Gambar 8
Sumber : dythafitriyani.files.wordpress.com Selama di bengkulu, Bung Karno kerap kali mengunjungi beberapa sekolah yang ada di sana, seperti halnya Sekolah Muhammadiyah di Kebun Roos dan terutama Sekolah Taman Siswa yang saat itu masih menjadi sekolah kebanggan bagi masyarakat Bengkulu. Konon, setiap hari sabtu, terutama ketika jam pelajaran akan berakhir, hampir bisa dipastikan saat itu Bung Karno telah berkumpul dengan para guru di ruang kantor sekolah Taman Siswa. Saat itu, seluruh murid akan dikumpulkan dalam sebuah ruangan besar dan disanalah mereka diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Bung Karno begitu senang mengunjungi sekolah tersebut. Bung Karno juga kerap ikut serta menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh siswa yang dilakukan dengan cara senantiasa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan siswa, seperti halnya kegiatan Kepanduan Bangsa Indonesia (Pramuka). Selain itu, Bung Karno juga pernah mengadakan lomba cerdas tangkas yang diikuti oleh sebagian besar siswa. dalam perlombaan ini, Bung Karno memberikan pertanyaan mengenai nama-nama pahlawan pada masa itu. Di samping itu, Bung Karno juga mengajak para siswa untuk mengenal tokoh-tokoh terdahulu yang diceritakan dalam pewayangan, seperti halnya Ken Dedes, Ken Arok, Empu Gandring, dan lain sebagainya. Melalui beberapa cara itulah Bung Karno berhasil menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh siswa. Di luar itu, konon Bung Karno juga begitu suka berkumpul dengan pemuda-pemuda Bengkulu. Dalam hal ini, Bung Karno mengumpulkan para pemuda-pemuda bengkulu melalui sebuah komunitas musik Monte Carlo yang dipimpin oleh Manaf Sofyan atau Manaf Laboe. Bersama para pemuda inilah Bung Karno mulai melanjutkan aktivitas keseniannya seperti halnya yang pernah dilakukannya sewaktu di Ende. Bung Karno mengajak mereka untuk menggelar sebuah pementasan drama atau sandiwara. Beberapa pementasan yang pernah digelar oleh Bung Karno bersama pemuda-pemuda Bengkulu di antaranya adalah Puteri Gading Cempaka (Rainbow), Cut-Cut Bie, Cungking Djakarta, To Bero, Dokter Syaitan, Hantu Gunung Bungkuk, dan Kibin Dimpye (Si Kecil jempolan). Keakraban para pemuda Bengkulu dengan Bung Karno tersebut menimbulkan kekhwatiran dari pihak Belanda. Oleh karena itulah pihak Belanda mulai memanggil dan menarik sebagian pemuda dalam kelompok tersebut, khususnya pemuda-pemuda yang saat itu menjadi pegawai negeri dalam pemerintahan Belanda. Para pemuda tersebut kemudian diberikan dua pilihan oleh pihak Belanda, yaitu memilih tetap menjadi pegawai negeri atau bergabung dengan komunitas Bung Karno. Semenjak itulah nama Bung Karno semakin mendapat perhatian dari para penduduk Bengkulu dan Monte Carlo pun semakin bertambah keanggotaannya. Akan tetapi, tentunya pemerintah Belanda tidak akan membiarkan hal itu berjalan dengan mulus. Karena itu, pemerintah Belanda mulai menjaga dan mempersempit ruang gerak Bung Karno bersama Monte Carlo. Hal ini dilakukan dengan cara bahwa setiap Monte Carlo hendak menggelar pementasan, maka mereka harus memperoleh izin terteulis dari pihak Belanda, khususnya untuk penampilan di luar daerah. Bahkan, tidak jarang pemerintah Belanda secara sengaja mempersulit proses pengeluaran surat izin itu sendiri. Selain itu, saat itu pemerintah Belanda juga mengutus dua orang reserse yang bertugas khusus untuk mengawasi serta mebuat laporan kepda pemerintah Belanda tentang gerak-gerik bung Karno dalam setiap harinya. Karena tugas itulah maka kedua polisi reserse senantiasa membuntuti kemanapun Bung Karno pergi. Bahkan, jika sekejap saja mereka kehilangan jejak Bung Karno, maka kedua polisi tersebut akan mendapatkan hukuman dari atasannya. Terlepas dari hal itu, masa-masa pengasingan Bung Karno di Bengkulu merupakan tempat persemaian cinta Bung Karno dengan Fatmawati. Dari Fatmawati inilah kemdian Bung Karno dikaruniai 2 orang putera dan 3 orang puteri, yaitu Guntur Soekarnoputera, Megawati Soekarnoputeri, Rachmawati Soekarno Puteri, Sukmawati Soekarnoputeri, dan Guruh Soekarnoputera. Setelah empat tahun menjalani pengasingan di Bengkulu, akhirnya pada tahun 1942 Bung Karno mendapatkan kebebasannya, khususnya ketika pasukan Jepang mampu memukul mundur pasukan Belanda dari negara Indonesia. Pada saat itulah Bung Karno dibebaskan dan ia kembali ke tanah Jawa untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Singkatnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno bersama dengan Bung Hatta berhasil memproklamirkan kemerdekaan Inonesia. Sejak itulah, Indonesia berdaulat sebagai negara yang merdeka.