Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PEMIKIRAN EMAS TOKOH POLITIK DUNIA

INSINYUR SOEKARNO (1901-1970)



Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia

A. Biografi Singkat
Insinyur Sukarno, disebut pula Bung Karno, adalah presiden pertama Republik
Indonesia. Ia dilahirkan di daerah bagian timur pulau Jawa, tepatnya Blitar, Jawa Timur, pada
tanggal 6 Juni 1901. Setalah Bung Karno dinyatakan mulai menurun kesehatannya semenjak
tahun 1965, akhirnya Bung Karno meninggal di Jakarta, tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970,
dan dimakamkan di daerah kelahirannya, yaitu di Blitar.
Banyak yang mengatakan bahwa Bung Karno adalah keturunan Bangsawan. Ayahnya,
Raden Soekemi Sosrodiharjo yang merupakan seorang guru di masa pemerintahan Kolonial
Belanda,l ternyata memiliki trah yang tersambung ke Sunan Giri. Sedangkan ibunya, Ida Ayu
Nyoman Rai, adalah keturunan bangsawan Bali.
Saat masih kecil, Bung Karno hanya tinggal bersama keluarganya dalam waktu yang
cukup singkat. Bung Karno mulai terpisah dengan keluarganya ketika ia menjalani jenjang
pendidikan SD. Sejak saat itu, Bung Karno dititipkan oleh orang tuanya di Rumah H.O.S.
Cokroaminoto. Konon, Bung Karno tinggal di bersama Cokroaminoto hingga ia menamatkan
pendidikannya.
Setalah itu, Bung Karno melanjutkan pendidikannya di HBS (Hoogere Burger School).
Setamatnya dari HBS, Bung Karno pindah ke Bandung dan melanjutkan pendidikannya di
THS (Tachnische Hooge School). Dari sekolah inilah ia mendapatkan gelar Insinyur,
tepatnya pada tanggal 25 Mei 1926.
1

Setahun setelah itu, pada tanggal 4 juli 1927, Bung Karno merumuskan ajaran
marhaenisme dan mendirikan PNI ( Partai Nasional Indonesia). Tujuan pendirian PRI
tersebut dimaksudkan untuk berjuang dan mengawal Indonesia menuju kemerdekaannya.
Perbuatan Bung Karno dirasa dapat mengancam dan dapat membahayakan kekuasaan
Koloanial Belanda. Karena itulah, pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda menjebloskan
Sukarno ke dalam penjara Sukamiskin di bandung.
Dalam persidangan yang digelar delapan bulan kemudian, sukarno menyampaikan
pembelaannya. Dalam pembelaannya yang berjudul Indonesia Menggugat, Bung Karno
secara tegas menyampaikan erihal kemurtadan Belanda yang selam ini mengaku sebagai
negara yang lebih maju. Hal inilah yang kemudian menjadikan Belanda tambah marah dan
geram terhadap Bung Karno. Sehingga, pada bulan Juli 1930, PNI yang didirikan Bung
Karno pun dibubarkan oleh Belanda.
Pada bulan Juli 1931, Bung Karno memperoleh kebebasannya dan tidak lama kemudian
ia aktif kembali di dunia politik. Dalam waktu yang sama, bung Karno bergabung dengan
Partindo. Bahkan ia diangkat untuk menjadi pimpinan partai tersebut. Pada tahun 1933, Bung
Karno kembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke daerah Ende, Flores.
2

Perjuangan Bung Karno yang begitu panjang akhrinya membuahkan hasil setalah ia
beserta kawan-kawan perjuangannya mampu mengantarkan Indonesia menuju Kemerdekaan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia.

1
http://id.wikipedia.org
2
John D. Legge, Soekarno: Sebuah Biografi Politik, (Jakarta: Sinar Harapan, 2001),
Hlm. 34
Sehari kemudian, sidang yang digelar PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
menetapkan Bung Karno sebagai presiden Pertama Republik Indonesia. Pada hari itu pula,
PPKI menetapkan Pancasila (yang sebelumnya telah dirumuskan oleh Bung Karno bersama
tokoh-tokoh lainnya) sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Semasa hidupnya, Bung Karno memiliki tiga orang istri, yaitu Fatmawati, Hartini, dan
Ratna Sari Dewi. Dari ketiga istrinya tersebut, Bung Karno dikaruniai 8 orang anak. Dari istri
pertamanya, Fatmawati, Bung Karno memiliki 5 orang anak yaitu Guntur, Megawati,
Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Adari istri keduanya, Hartini, ia dianugerahi dua orang
anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari istri yang ketiga, Ratna Sari Dewi, Bung Karno
dianugerahi 1 anak saja, yaitu Kartika.

B. Pemikiran-Pemikiran
Pada tahun 1926, Bung Karno merumuskan beberapa ideologi besar yang menjadi
prinsip uatamanya dalam membangun Negara indonesia, yaitu Nasionalisme, Islamisme, dan
Marxisme. Dalam tulisannya yang dimuat di Comite Persatuan Indonesia (CPI) dengan judul
Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, Bung Karno menjelaskan panjang lebar
mengenai ketiga ideologi tersebut.
Selain itu, dalam tulisan tersebut Bung Karno begitu antusias untuk mengajak
masyarakat Indonesia untuk mendalami ketiga paham tersebut sebagai satu kesatuan. Pada
intinya, Bung Karno ingin mengajak masyarakat untuk bersatu dalam melawan imperialisme.
Konon, Indonesia sedang dilanda perpecahaan yang diakibatkan oleh perbedaan ideologi.
Golongan Nasionalis yang senantiasa memperjuangkan paham nasionalismenya, kelompok
Islam dengan Islamismenya, dan kelompok komunis dengan Marxismenya. Kondisi inilah
yang kemudian memicu Bung Karno untuk menyatukan ketiga ideologi tersebut ke dalam
satu wadah yang kemudian disebut Nasakom.
3

Pada dasarnya, Nasakom adalah singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis.
Dengan penyatuan ketiga elemen tersebut, Bung Karno mengajak segenap masyarakat
Indonesia untuk bersama-sama dalam menghadapi kolonialisme di Tanah Indonesia. Bagi
Bung Karno, kolonialisme adalah musuh bersama yang harus diperangi secara bersama-sama
pula.
4

Penyatuan tiga ideologi besar negara yang dimaksudkan Bung Karno tersebut tidak
dimaksudkan untuk mengajak golongan komunis berubah jadi nasionalis, golongan islam jadi
komunis, dan lain sebagainya. Akan tetapi, Bung Karno lebih menekankan pada munculnya
kesadaran bersama bahwa kita semua adalah setanah air, yang sama-sama punya keinginan
untuk membebaskan diri dari kungkungan kolonialisme.

1. Nasionalisme Bung Karno
Sepirit Nasionalisme yang dibangun oleh Bung Karno dimaksudkan untuk mengajak
Masyarakat Indonesia melawan penjajahan yang sedang mencengkeran bumi Indonesia.
Dengan nasionalisme, Bung Karo Berharap agar masyarakat Indosia segera terbangun dari
tidur panjangnya. Kapitatalisme, selama ini telah mengelabui kita denga kedok keadilan dan
kesejahteraan.
Akan tapi, Nasionalisme Bung Karno bukanlah nasionalisme fanatik seperti halnya yang
dikembangkan di negara-negara fasis. Nasionalisme ala Bung Karno adalah nasionalisme
yang memuat sepirit kebangsaan dam cinta tanah air, tanpa dibarengi sikap merendahkan

3
Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Kumpulan Karangan, (Jakarta : P.T
Gramedia, 1978), Hlm. 123
4
Ibid, hlm.23
negara-negara lain. Menurut Bung Karno, nasionalisme fanatik yang cenderung merendahkan
bangsa-bangsa lain merupakan bentuk nasionalisme yang begitu sempit (eksllusif).
5

Dengan denmikian, Bung Karno tidak ingin Negara-nya beridiri di atas negara lain
seperti yang pernah dipraktekkan oleh negara Italia dan Jerman. Tapi, setidaknya negara
Indonesia dapat berdiri kokoh dalam memperjuangkan hak-hak kemerdekaannya yang selama
ini telah dirampas oleh kolonialisme.
Menurut Bung Karno, islam sendiri mengajarkan umatnya untuk hidup bersama dan
tidak saling merendahkan antara satu sama lain. Islam begitu mengecam terhadap sikap
individualistik dan anti sosial. Berdasarkan pada pemahamannya tersebut, Bung Karno
menegaskan bahwa pada dasarnya sepirit yang dibawa oleh sosialisme adalah spirit islmisme
itu sendiri.
Keduanya sama-sama mendorong para penganutnya untuk berbuat adil dan peduli
terhadap sesamanya. Dengan demikian, tidak ada yang dipertentangkan lagi antara sosialisme
dan islmisme. Keduanya memiliki nilai yang sama, perjuangan yang sama, yakni
memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang sesungguhnya.

NASKAH BIOGRAFI POLITIKUS LEGENDARIS : SEPAK TERJANG DAN
KONTRIBUSINYA
INSINYUR SOEKARNO (1901-1970)
Gambar 12



Sumber : budiyantomuhamad.wordpress.com
Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk
memperjuangkan rakyat dan saya meninggalkan penjara dengan pemikiran yang sama.

C. Biografi Singkat
Insinyur Soekarno merupakan presiden pertama Republik Indonesia yang dikenal
sebagai sosok penyambung lidah rakyat. Selain sebagai pemimpin kharismatik, Soekarno
juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia yang tak henti-hentinya dipenjara dan
diasingkan oleh pemerintahan Belanda.
Meski demikian, Soekarno merupakan sosok pejuang yang tangguh dan tak kenal
menyerah. Penjara dan pengasingan tidak membuat semangat juangnya terlumpuhkan.
Terkait dengan hal ini, pada saat Soekarno sedang ditahan di Penjara Sukamiskin, direktur
penjara tersebut bertanya kepada Soekarno : apakah ia akan memulai hidup baru setelah
keluar dari penjara? Kemudian Soekarno menjawab : seorang pemimpin tidak berubah
karena hukuman. Saya masuk penjara karena memperjuangkan kemerdekaan dan saya
meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama.
6

Terlepas dari hal itu, Soekarno dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Tidak
lama setelah pengunduran dirinya dari kursi Presiden, kesehatan Soekarno dikabarkan mulai
menurun. Pada tanggal 21 Juni 1970, akhirnya Soekarno meninggal di Rumah Sakit Gatot
Subroto Jakarta dan jasadnya kemudian dimakamkan di tempat kelahirannya, yaitu Blitar.

5
http://jejakpengelana.blogspot.com
6
J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan : Perekat Kesatuan Bangsa, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007),
hlm. 273
Sesuai dengan permintaan Soekarno dimasa hidupnya, pada salah satu nisan di makamnya
dituliskan kata-kata : Di sini beristrahat Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat.
7

Pada dasarnya, Soekarno adalah keturunan Bangsawan. Ayahnya, Raden Soekemi
Sosrodiharjo yang merupakan seorang guru di masa pemerintahan Kolonial Belanda, ternyata
memiliki trah yang tersambung ke Sunan Giri. Sedangkan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai,
adalah keturunan bangsawan Bali.
Saat masih kecil, Soekarno hanya tinggal bersama keluarganya dalam waktu yang cukup
singkat. Soekarno mulai terpisah dengan keluarganya ketika ia menjalani jenjang pendidikan
SD. Sejak saat itu, Soekarno dititipkan oleh orang tuanya di Rumah H.O.S. Cokroaminoto.
Sejak saat itulah Soekarno tinggal i bersama Cokroaminoto hingga ia menamatkan
pendidikannya.
Setalah itu, Soekarnomelanjutkan pendidikannya di HBS (Hoogere Burger School).
Setamatnya dari HBS, Soekarnopindah ke Bandung dan melanjutkan pendidikannya di THS
(Tachnische Hooge School). Dari sekolah inilah ia mendapatkan gelar Insinyur, tepatnya
pada tanggal 25 Mei 1926.
8

Dengan modal gelar Insinyur tersebut sebenarnya Soekarno mempunyai banyak peluang
untuk menjadi pengusaha kaya. Akan tetapi, kenyataannya ia lebih tertarik untuk berjuang
melawan kolonialisme. Baginya, kolonialisme adalah sumber penderitaan rakyat Indonesia.
Hal itulah yang menjadi alasan uatamanya untuk memperjuangkan kemeredekaan Indonesia
kala itu.
Setelah berhasil melintasi pahit-getirnya perjuangan, akhirnya Soekarno pun mampu
mengantarkan Indonesia menuju era kemerdekaannya. Secara resmi, Soekarno dan Hatta atas
nama Bangsa Indonesia, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Tidak lama kemudian, Soekarno pun diangkat untuk menjadi presiden pertama
Indonesia.
Semasa hidupnya, Soekarno memiliki tiga orang istri, yaitu Fatmawati, Hartini, dan
Ratna Sari Dewi. Dari ketiga istrinya tersebut, Soekarno dikaruniai 8 orang anak. Dari istri
pertamanya, Fatmawati, Soekarno memiliki 5 orang anak yaitu Guntur, Megawati,
Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Adari istri keduanya, Hartini, ia dianugerahi dua orang
anak yaitu Taufan dan Bayu. Sedangkan dari istri yang ketiga, Ratna Sari Dewi, Soekarno
dianugerahi 1 anak saja, yaitu Kartika.

D. Sepak Terjang dan Kontribusinya
Perjuangan Soekarno sebenarnya dimulai semenjak ia mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada tanggal 4 juli 1927. Pembentukan PNI tersebut dimaksudkan untuk
memperjuangkan dan mengawal kemerdekaan Indonesia.semenjak saat itu, Pemerintahan
Belanda mulai merasa terancam dengan gerakan-gerakan Soekarno. Karena itulah, pada
tanggal 29 Desember 1929, Belanda menjebloskan Sukarno ke dalam penjara Sukamiskin di
bandung.
Delapan bulan kemudian, Soekarno menyampaikan pembelaannya (Indonesia
Menggugat) dalam sebuah persidangan. Dalam pembelaannya tersebut, Soekarno secara
tegas menyatakan Belanda telah murtad karena telah mengaku sebagai negara yang lebih
maju. Pernyataan itulah yang kemudian menjadikan Belanda makin geram terhadap
Soekarno. Sehingga, pada bulan Juli 1930, PNI yang didirikan Soekarnopun dibubarkan oleh
Belanda.
Pada bulan Juli 1931, Soekarnomemperoleh kebebasannya dan tidak lama kemudian ia
aktif kembali di dunia politik. Dalam waktu yang sama, Soekarnobergabung dengan Partindo.

7
Ibid, hlm. 279
8
http://id.wikipedia.org
Bahkan ia diangkat untuk menjadi pimpinan partai tersebut. Pada tahun 1933,
Soekarnokembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke daerah Ende, Flores.
9

Di daerah Flores inilah yang menjadi puncak penganiayaan bagi Soekarno. Di samping
merasa kesepian karena tidak adanya kawan yang menamani, Soekarno juga menderita
penyakit malaria hingga ia tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Meski demikian,
Soekarno menyebut pengalamannya di Flores sebagai sebuah pengalaman yang cukup
berharga dalam perjuangannya. Bahkan, Soekarno menyebut Flores sebgai Pulau Bunga
bagi dirinya.
10

Penderitaan Soekarno di Flores, ternyata mengundang reaksi dari para pendukungnya.
Para pendukung Soekarno akhirnya melancarkan protes terhadap kepemerintahan Belanda.
Akibatnya, setelah lima tahun di Flores, kemudian Soekarno dipindahkan ke daerah
Bengkulu, Sumatera.
Tidak lama kemudian, kedatangan pasukan Jepang memberikan perubahan bagi
Soekarno dan Masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada tanggal 12 Februari 1942, Jepang
melakukan penyerbuan terhadap Sumatera dan Soekarno pun dibebaskan saat itu juga. Tidak
lama kemudian Jepang berhasil menguasai Kepulauan Nusantara.
Selama kependudukan Jepang, Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta dan Ki
Hajar Dewantara memimpin Pusat Tenaga Kerja (Putera) dengan memobilisasi kekuatan
Rakyat. Pada tahun 1943, Jepang mendirikan pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Dalam
hal ini, Soekarno berperan sebagai figur yang memobilisasi pemuda-pemuda Indonesia untuk
masuk dalam pasukan tersebut.
Pada saat Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, maka Soekarno dan Hatta segera
mengambil alih kekuasaan. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sehari kemudian, sidang yang digelar PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menetapkan Soekarnosebagai presiden Pertama
Republik Indonesia. Pada hari itu pula, PPKI menetapkan Pancasila (yang sebelumnya telah
dirumuskan oleh Soekarno bersama tokoh-tokoh lainnya) sebagai dasar Negara Republik
Indonesia.
Pada masa-masa awal kepemerintahannya, Soekarno menghadapi berbagai krisis dan dan
kesulitan, misalnya pembentukan Republik Indonesia Sementara (RIS) sesudah Konferensi
Meja Bundar (KMB), pergolakan di berbagai daerah, dan Dekrit 5 Juli 1959 yang memaksa
Soekarno harus membubarkan parlemen hasil pemilu 1955.
Di samping itu, Masyarakat indonesia kala itu sedang teromabang-ambing oleh
perpecahan, terutama yang dipicu oleh ideologi dan aliran politik. Sebagai presiden
Indonesia, saat itu Soekarno langsung menanggapi dan memberikan peringatan. Dalam
tanggapannya tersebut Soekarno menyatakan :
Aku heran, apakah orang lupa bahwa perjuangan kita ini pada mulanya ialah
untuk menjunjung seluruh tanah air dari lembah-lumpurnya penjajajahan?
Kemerdekaan harus meliputi seluruh rakyat, kamakmuran dan kesejahteraan harus
meliputi seluruh rakyat, kebudayaan nasional harus dinikmati seluruh rakyat, karena
itulah maka diformulasikan Pancasila, pemersatu seluruh rakyat.

Saat itu, masyarakat Indonesia terpecah ke dalam beberapa golongan. Golongan
nasionalis senantiasa memperjuangkan paham nasionalismenya, kelompok Islam dengan
Islamismenya, dan kelompok komunis dengan Marxismenya. Kondisi inilah yang kemudian

9
John D. Legge, Soekarno: Sebuah Biografi Politik, (Jakarta: Sinar Harapan, 2001), hlm. 34
10
J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan, hlm. 276
memicu Soekarnountuk menyatukan ketiga ideologi tersebut ke dalam satu wadah yang
kemudian disebut Nasakom.
11

Pada dasarnya, Nasakom adalah singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis.
Dengan penyatuan ketiga elemen tersebut, Soekarno bermaksud mengajak segenap
masyarakat Indonesia untuk bersama-sama dalam menghadapi kolonialisme di Tanah
Indonesia. Bagi Soekarno, kolonialisme adalah musuh bersama yang harus diperangi secara
bersama-sama pula.
12

Di samping itu, Soekarno terkenal dengan pola kepemimpinannya yang kerap
menngeluarkan kebijakan kontroversial. Bahkan, setiap kebijakan yang ia keluarkan tidak
pernah terlepas dari penolakan dan kritik yang dilancarkan dari berbagai golongan
masyarakat. Beberapa tokoh seperjuangan yang terkenal dengan penetangannya terhadap
Soekarno diantaranya adalah Tan Malaka, M. Natsir, dan lain sebagainya.
Terkait dengan penetangan-penetangan tersebut, Soekarno pernah memberikan
pernyataan yang cukup bijaksana. Soekarno pernah menyatakan kepada Cindy Adams,
penulis biografinya, bahwa tidak mungkin Soekarno mengelilingi Indonesia dan mendatangi
masyarakatnya satu-persatu untuk menjelaskan langkah-langkah dan kebijakan yang
diambilnya.
13

Kebijakan Soekarno yang kontroversial juga ditunjukkan di dunia Internasional.
Kebijakannya untuk menarik Indonesia dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mebuat para
pemimpin dunia terkaget. Pada tanggal 1 Januari 1965, dalam pidato yang disampaikannya di
forum PBB, Soekarno secara tegas menyatakan Indonesia Keluar dari PBB. Sontak,
pernyataan tersebut membuat para pemimpin negara lain merasa terkaget.
Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk protes terhadap kinerja PBB selama ini,
khususnya DK-PBB. Di samping itu, Soekarno sudah sejak lama tidak menyukai struktur
PBB yang hanya didominasi oleh negara-negara Barat, misalnya Maerika Serikat, Inggris,
Perancis, dan lain sebagainya. Menurut Soekarno, hal demikian tentunya mendiskreditkan
negara-negara dunia ketiga yang saat itu telah sukses unjuk kekuatan dan kekompakan
melalui Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung pada tahun 1955.
Semenjak itulah, Soekarno senantiasa memperjuangkan kedudukan Asia dalam PBB,
termsuk didalamnya adalah mendukung Cina yang saat itu disolasai Barat. dengan
perjuangan itulah akhirnya China tidak hanya diterima sebagai anggota, bahkan China
berhasil menjadi anggota tetap dalam DK-PBB.
14

Di samping itu, sebenarnya Soekarno tidak hanya memiliki peran besar dalam
memperjuangkan posisi China dalam PBB, tapi Soekarno juga cukup berpengaruh di
berbagai negara di dunia. hal itu cukup tampak dengan adanya berbagai penghargaan yang
diberikan ke Soekarno.
Salah satu bentuk penghargaan terhadap jasa Soekarno atas negara lain dapat dilihat
dengan pengabadian nama Soekarno di berbagai negara di dunia. Beberapa negara yang
mengabadikan nama Soekarno diantaranya adalah :
1. Uni Soviet. Di negara ini nama Soekarno diabadikan menjadi nama sebuah Masjid
yang berada di daerah Petersburgh, yaitu Masjib Biru Soekarno. Di Uni Soviet,
Soekarno dikenal sebagai teman dalam perang dingin melawan arus Barat. Selain itu,
Soekarno juga dikenal sebagai presiden muslim yang pernah memberikan berkah
bagi negeri pulau arit tersebut.


11
Alfian, Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Kumpulan Karangan, (Jakarta : P.T Gramedia,
1978), Hlm. 123
12
Ibid, hlm.23
13
Forum.detik.com
14
Penasoekarno.wordpres.com
Gambar 13



Sumber : uniqpost.com

2. Mesir. Nama Soekarno dijadikan sebagai nama salah satu jalan di Mesir, yaitu Jl.
Ahmed Sokarno. Pengabadian nama Soekarno tersebut dilakukan pada masa
kepemerintahan Gamal Abdul Nasser yang mana saat itu hubungan Indonesia-Mesir
mencapai puncak keharmoniasannya.

Gambar 14



Sumber : fahrurrozizawawi.wordpress.com

3. Maroko. Nama Soekarno juga diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Ibu Kota
Maroko, yaitu Rue Suokarno. Pengabadian nama Soekarno tersebut merupakan
bentuk penghargaan pemerintahan Maroko, pada masa kepemerintahan Raja
Muhammad V, kepada sosok Soekarno sebagai pencetus Asia-Afrika pada tahun
1955.

Gambar 15



Sumber : twicsy.com

4. Pakistan. Di negara ini, Nama Soekarno diabadikan menjadi nama dua buah tempat,
yaitu Soekarno Square Khyber Bazar di Peshawar, dan Soekarno Bazar, di Lahore.
Hal ini sebagai penghargaan pada jasa Soekarno terhadap Pakistan, khususnya ketika
Indonesia mengirim TNI AL untuk berpatroli di laut Pakistan saat konflik Pakistan-
India lagi memanas.

Gambar 16



Sumber : twicsy.com

5. Kuba. Saat Kuba berada dibawah kepemerintahan Fidel Castro, pernah menerbitkan
sebuah Perangko Soekarno. Penerbitan perangko tersebut sebagai bentuk
penghargaan terhadap hubungan diplomatik yang terjalin di antara kedua negara
tersebut.

Gambar 17



Sumber : masih-tidaknyata.blogspot.com

6. Philipina. Saat dipimpin oleh Presiden Elpido Aquirino, Philipina pernah
menerbitkan sebuah Perangko dengan gambar Soekarno. Hal demikian
menggambarkan keeratan hubungan kedua negara tersebut.

Gambar 18



Sumber : archive.kaskus.co.id

NASKAH JEJAK_JEJAK PENGASINGAN TOKOH_TOKOH BANGSA
Dr. Ir. Soekarno (1901-1970)
Gambar 6



Sumber : pilgrim74.wordpress.com
A. Biografi Singkat
Dr. Insinyur Sukarno, sebenarnya lebih akrab dengan sebutan Bung Karno. Bung Karno
merupakan pejuang kemerdekaan dan sekaligus menjadi presiden pertama Republik
Indonesia. Ia dilahirkan di daerah bagian timur pulau Jawa, tepatnya Blitar, Jawa Timur, pada
tanggal 6 Juni 1901.
Bung Karno dinyatakan mulai menurun kesehatannya semenjak tahun 1965. Pada
tanggal 21 Juni 1970, setelah bertahun-tahun menjadi tahanan rumah, akhirnya Bung Karno
meninggal di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya kemudian dibawa ke daerah
kelahirannya, Blitar, dan disanalah ia dikebumikan. Sesuai dengan pesan Bung Karno
sebelum meninggal, pada salah satu nisan makamnya dituliskan kata-kata : Di sini sedang
beristirahat Bung Karno, penyambung lidah rakyat.
Sejak saat itu, Bangsa Indonesia begitu terpukul karena kehilangan sosok pejuang
sekaligus pemimpin yang be
15
gitu kharismatik. Jasa-jasanya yang cukup besar bagi
kemerdekaan Indonesia, akan senatiasa terukir dalam benak-benak para generasi selanjutnya.
Bahkan, meski jasadnya telah tiada, akan tetapi perjuangannya senantiasa hidup seiring
dengan perubahan dan perkembangan zaman. Yang jelas, namanya akan senantiasa terukir
sebagai pejuang dan peltak dasar-dasar negara Indonesia.
Terlepas dari hal itu, sepanjang perjalanan Bung Karno dalam meperjuangkan
kemerdekaan Indonesia, berulang kali dirinya harus keluar masuk penjara. Bahkan,
pengaruhnya yang cukup besar terhadap masyarakat Indonesia membuat Belanda begitu
khawatir akan keberadaannya. Karena itu, untuk menghilangkan pengaruh dan memadamkan
api perjuangannya maka Belanda mengasingkan dirinya.
Terkait dengan hal itu, Bung Karno pernah dua kali diasingkan oleh Belanda. Pada
tahun 1933, Bung Karno diasingkan untuk yang pertema kalinya ke daerah Ende di Flores.
Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1938, Bung Karno dipindahkan ke Daerah

15
J.B. Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan : Perekat Kesatuan Bangsa, hlm. 279
Bengkulu, Sumatera. Pada tahun 1942, ketika Belanda ditaklukkan oleh Jepang, akhirnya
bung karno mendapatkan kebeasannya.
Meski demikian, penjara serta pahit-getirnya kehidupan di tanah pengasingan tidak
mampu memadamkan semangat perjuangannya untuk memeredekakan Indonesia. hal ini
cukup sesuai dengan slogan yang pernah diucapkannnya ketika ia berada di penjara
Sukamiskin.
Konon, seorang sipir bertana kepadanya : apakah ia akan memulai hidup baru setelah
keluar penjara? Maka dengan tegas Bung Karno menjawab: Seorang pemimpin tidak
berubah karena tahanan. Saya masuk penjara karenan memperjuangkan kemerdekaan dan
saya meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama.
16

B. Dari Perjuangan Hingga Pengasingan
Pada tahun 1927, Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan
didukung oleh keenam rean seperjuangannya yang tergabung dalam Algemene Studie Club
17
,
yaitu Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, Dr. Tjipto Mangonkususmo, Mr. Budiarto, dan Mr.
Sunaryo.
18

Pada dasarnya, PNI itu sendiri merupakan hasil transformasi dari organisasi Algemene
Studie Club itu sendiri. perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengisi kekosongan
pemimpin gerakan kemerdekaan setelah kegagalan PKI. Dengan demikian, PNI
mengorientasikan pergerakannya untuk mengawal Indonesia menuju kemerdekaan
sepenuhnya.
Sejak saat itu, aktivitas politik Bung Karno bersama rekan-rekannya dalam PNI
menjadi semakin Intens. Oleh karena itulah pihak Belanda mulai khawatir bahwa kegiatan
politik yang mereka lancarkan dapat mengganggu stabilitas pemerintahan Belanda. Akhirnya,
Bung Karno pun ditangkap dan dipenjarakan di Bantjeut, sebuah penjara yang terletak di
tengah-tengah kota Bandung.
Atas penangkapan tersebut kemudian Soekarno diadili dan dijatuhi hukuman empat
tahun penjara. Akan tetapi, keputusan tersebut memicu munculnya protes keras dari berbagai
golongan. Karena pihak Belanda khawatir akan munculnya protes yang lebih besar lagi,
akhirnya Bung Karno pun dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931.
Setelah menghirup udara kebebasan, Bung Karno tidak sedikitpun mengendorkan
perjuangannya. Bung Karno kembali aktif dalam kegiatan-kegiatan politik dan tidak henti-
hentinya meneriakkan ide-ide pemeberontakan dan perlawanan, baik melalui orasi maupun
tulisan.
Dua tahun berselang dari pembebasannya, tepatnya pada tahun 1933, Bung Karno
ditangkap dan dipenjarakan untuk yang kedua kalinya. penangkapan Bung Karno ini
didasarkan pada keberanidan dan kelantangannya dalam menerikkan ide-ide perlawanan dan
pemberontakan, baik yang disampaikan melalui orasi maupun melalui tulisan-tulisan yang
dibuatnya.

16
Ibid, hlm. 273
17
Algemene Stdie Club adalah sebuah kelompok diskusi yang banyak didirikan oleh para mahasiswa dan
cendekiawan. Kelompok diskusi itu memang baru merupakan perkumpulan akademis-teoritis (academic
exercise). Dalam aktivitasnya Algemene Studie Club, dari tahun 1925 sampai Juni 1927, memang masih
terbatas pada studi teori. Hal demikian terjadi dikarenakan saat itu PKI masih jaya dan sanggup memegang
"komando" pergerakan kebangsaan. Tetapi sesudah kegagalan pemberontakan rakyat yang digerakkan PKI pada
bulan November 1926 - Februari 1927 terjadilan "kekosongan" pimpinan pergerakan kemerdekaan. Oleh karena
itu perlulah "kekosongan" itu diisi, dan sudah saatnya Algemene Studie Club diubah menjadi Partai Nasional
Indonesia (PNI). (Sumber : id.wikipedia.org)
18
J.B. Soedarmanta, hlm. 275
Kali ini, Bung Karno dipenjarakan di sebuah sel khusus dalam penjara Sukamiskin di
Bandung. Dalam Sel khusus ini, sebuah ruang sempit yang terletak ditengah-tengah ruangan
besar, Bung Karno dikurung hanya seorang diri selama kurang lebih delapan bulan lamanya.
Akan tetapi, gejolak perjuangan dari para pengikut Bung Karno tidak kunjung reda.
Oleh karena itu, Bung Karno pun dibuang dan diasingkan ke daerah Flores, tepatnya di
sebuah kampung nelayan yang terletak di Kota Ende. Peristiwa inilah yang menjadi
pengasingan pertamanya dan sekaligus menjadi pengasingan yang begitu menyiksa Bung
Karno, baik secara fisik maupun mental.

Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Flores
Gambar 7



Sumber : soora-soora.blogspot.com
Selama penasingan tersebut, jiwa Bung Karno begitu tertekan dan kesepian. Meski
Bung Karno memiliki kebebasan untuk berinteraksi dengan masayarakat setempat yang
masyoritas masih terbelakang, tetap saja kesepian masih mencekam dirinya.
Kondisi demikian diperparah lagi dengan penyakit malaria yang menggerogoti dirinya.
Bahkan, dari saking parahnya penyakit malaria yang diderita Bung Karno tersebut membuat
dirinya hanya terbaring dan tidak mampu untuk bangkit dari tempat tidurnya.
Meski demikian, Bung Karno tetap saja menyebut kota Ende dengan segala
penderitaannya sebagai Pulau Bunga yang telah memberikan pengalaman berharga bagi
dirinya. Selain itu, seperti yang pernah dikutip oleh Marlin Bato dalam artikelnya yang
berjudul Pemburuan 10 Jejak Bung Karno di Ende (2012),
19

Romo Perno menceritakan bahwa saat Bung Karno menjalani pengasingannya di ende,
Bung Karno begitu dekat dengan dua orang berkebangsaan Belanda, yaitu Peter Huijtink dan
Peter Bouman.
Menurut Romo Perno, Peter Huijtink pernah meramalkan bahwa kelak Bung Karno
akan menjadi seorang pemimpin besar. Romo Perno melanjutkan, suatu ketika Peter Huijtink
berjalan-jalan bersama Bung Karno.
Dalam perjalanan tersebut Peter Huijtink berjalan di saping kiri Bung Karno. Saat itu,
bung Karno langsung memprotes Peter Huijtink yang berjalan di samping kirinya. Bung
Karno berkata Peter harus di kanan. Namun Peter Huijtink langsung menjawab Tidak,
Soekarno, Presiden Indonesia, di kanan.
Terlepas dari hal itu, banyak para tokoh yang menilai bahwa pengasingan Bung Karno
di Ende merupakan episode yang begitu penting bagi pemulihan mental Bung Karno.
Pasalanya, ketika Bung Karno dipenjara di Sukamiskin untuk yang kedua kalinya pada tahun
1933, saat itu Bung Karno mengalami kehancuran mental, ketidak pastian sosial, dan
disorientasi politik. Oleh karena itu, Bung Hatta pernah mengatakan bahwa ketika Bung
Karno diasingkan ke Ende, saat itu Bung Karno sedang mati secara politik.
Karena itulah, mengapa kemudian pengasingan dirinya di Ende sering disebut sebagai
proses penyembuhan mental Bung karno. Seperti yang pernah dirilis oleh Bhayu M. H. dalam
sebuah blog pribadinya LIVESCHOOL, setidaknya terdapat beberapa alasan mengapa
pengasingan di Ende dianggap sebagai proses penyembuhan mental bagi bagi Bung Karno,
yaitu :
20


19
Sosbud.kompasiana.com
20
Liveschool.wordpress.com
a. Secara total Bung Karno terlatih untuk menjadi seorang suami dan Bapak tanpa
terganggu oleh kegiatan politik. Soekarno menanam sayur-mayur, memetiknya
untuk dimasak di rumah kontrakannya demi lima anggota keluarganya. Sebagai
bapak keluarga, Soekarno juga menjadi seorang Muslim yang taatshalat sehari
lima waktu dan setiap Jumat ke masjid.
b. Bung Karno secara perlahan-lahan mulai menghidupkan kembali kegiatan
intelektualnya, khususnya Bung Karno mulai mendalami pemahamnnya tentang
Islam. Semasa di Jawa, Bung Karno lebih terfokus pada marxisme dan tidak kurang
memperhatikan islam. Ketika di Jawa, bung Karno melihat Islam melihat Islam dari
kacamata Marxisme. Sedangkan di Ende, Bung Karno mulai mempelajari Islam
dari kacamata Islam itu sendiri.
c. Semasa di Ende, Bung Karno dijauhi oleh masyarakat golongan atas dan ditakuti
masyarakat golongan bawah. Hal itu terjadi karena adanya propaganda kolonial
yang mengaggap dirinya sebagai komunis. Kondisi inilah yang kemudian membuat
Bung Karno mengeluh Orang di sini yang mengerti tidak bicara dan yang bicara
tidak mengerti. Karena itu, aku akan membentuk masyarakatku sendiri dan
mempersetankan orang pintar yang tolol itu. Atas dasar itulah kemudian Bung
Karno mendirikan sebuah komunitas teater yang diberi nama Kelimoetoe Toneel
Club. Komunitas tersebut sebagian besar beranggotakan para tukang jahit, sopir,
dan nelayan. Untuk kelompoknya tersebut, Bung Karno mulai menulis 13 naskah
teater dan mementaskannya selama empat tahun. Dengan anggota antara 56 dan 90
orang dia membentuk massa kecil, kemudian jadi kampus tempat diskusi.
Dalam komunitas inilah Bung Karno mulai menanamkan kesadaran akan
kemerdekaan, tentunya secara simbolik. Sebab, terdapat 5 polisi kolonial yang
senantiasa mengawasi gerak-gerik Bung Karno selama di Ende.
d. Semasa di Ende, secara perlahan Bung Karno mulai mengalihkan perhatiannya
untuk berkomunikasi dan berdiskusi dengan para pastor/misionaris. Terkait dengan
hal itu, Bung Karno secara rutin mengadakan forum diskusi dengan mereka dengan
menggunakan Bahasa Belanda. dalam forum itulah Bung Karno mulai mempelajari
agama mondial dan didukung pula oleh buku-buku yang terdapat di perpustakaan
pribadi para pastor tersebut. Bahkan, dalam forum ini pulalah Bung Karno juga
membandingkan sosialismenya dengan sosialisme gereja yang dipelajarinya di sana.
e. Dari hasil diskusi tersebut, Bung Karno senatiasa merenung dan mulai meramu
pemahamannya. Bahkan, di tempat inilah Bung Karno mulai menggali dan
mengkonsep nilai-nilai pemahamannya yang kelak disebutnya sebagai Pancasila.
Dengan demikian, banyak yang menilai bahwa proses pengasingan Bung Karno di
Ende merupakan sebuah masa-masa peneymbuhan dan pertobatan bagi Bung Karno.
Seperti halnya yang pernah disampaikan oleh Prof. Bernard Dahm, Ende menjadikan Bung
Karno seakan menemukan arah hidupnya yang lebih matang.
Bung Karno sebagai politikus yang sibuk dengan PNI, kemudian bermetamorfose
menjadi seorang negarawan yang memikirkan masa depan bangsanya, dari seorang aktivis
politik menjadi seorang pemikir tentang dasar negaranya, dan dari seorang yang terobsesi
dengan trilogi Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme menjadi seseorang yang
mencetuskan Pancasila sebagai filsafat negara yang lebih universal.
21

Terlepas dari hal itu, semasa pengasingannya di Ende, Bung Karno diserang penyakit
yang cukup mematikan, yaitu penyakit Malaria. Kabar penyakit malaria yang diderita Bung
Karno kemudian terdengar oleh para pengikutnya di pulau Jawa.

21
Liveschool.wordpress.com
Hal itulah yang kemudian memicu munculnya protes yang cukup keras dari berbagai
golongan. Atas protes itulah akhirnya Bung Karno dipindahkan ke daerah Bengkulu, tepatnya
pada tahun 1938. Alasan pemilihan Bengkulu sebagai tempat pengasingan Bung Karno
selanjutnya karena saat itu Bengkulu merupakan daerah terpencil dan aksesnya cukup sulit.
Pada dasarnya, perpindaan Bung Karno sebenarnya sudah diketahui oleh para tokoh-
tokoh gerakan di Bengkulu. Oleh karena itu, para tokoh gerakan ini kemudan secara diam-
diam membentuk panitia penyambutan kedatangan Bung Karno. Bahkan, secara diam-diam
mereka juga melakukan penjemputan terhadap Bung Karno.
Saat Bung Karno dikabarkan menaiki Bus dari Lubuk Linggau Sumatera Selatan, maka
panitia penjemputan Bung Karno dibagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama, dipimpin
oleh Seman Bakry (salah satu tokoh Muhammadiyah Bengkulu) dan Salmiah Pane (Taman
Siswa) bertugas untuk menunggu Bung Karno di Pasar Pengantungan.
Sedangkan kelompok kedua, yang dipimpin oleh Kakaung Gunadi (Taman Siswa),
bertugas menunggu Bung Karno di tempat pemberhentian Bus terakhir, tepatnya di sebuah
Kampung China dekat rumah Shin Chi Hoo.
Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, akhirnya Bung Karno tiba di Bengkulu dan
lengasung menylami Seman Bakry dan Salmiah Pane. Di awal kedatangannya, Bung Karno
memilih untuk menginap di Hotel Sentrum (Hotel Asia sekarang). Selang beberapa hari,
barulah Bung Karno mulai mencari sebuah rumah yang akan dijadikan tempat tinggalnya
selama di Bengkulu.
Pada awalnya, Bung Karno memilih menyewa sebuah rumah milik penduduk setempta,
yaitu H. Middin, untuk dijadikan sebagai tempat tinggalnya. Tapi, tidak lama kemudian Bung
Karno memutuskan untuk pindah ke Anggut Atas yang saat ini sudah dijadikan Museum
Bung Karno.

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu
Gambar 8



Sumber : dythafitriyani.files.wordpress.com
Selama di bengkulu, Bung Karno kerap kali mengunjungi beberapa sekolah yang ada di
sana, seperti halnya Sekolah Muhammadiyah di Kebun Roos dan terutama Sekolah Taman
Siswa yang saat itu masih menjadi sekolah kebanggan bagi masyarakat Bengkulu.
Konon, setiap hari sabtu, terutama ketika jam pelajaran akan berakhir, hampir bisa
dipastikan saat itu Bung Karno telah berkumpul dengan para guru di ruang kantor sekolah
Taman Siswa. Saat itu, seluruh murid akan dikumpulkan dalam sebuah ruangan besar dan
disanalah mereka diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa Bung Karno begitu senang
mengunjungi sekolah tersebut. Bung Karno juga kerap ikut serta menanamkan rasa cinta
tanah air kepada seluruh siswa yang dilakukan dengan cara senantiasa terlibat langsung
dalam berbagai kegiatan siswa, seperti halnya kegiatan Kepanduan Bangsa Indonesia
(Pramuka).
Selain itu, Bung Karno juga pernah mengadakan lomba cerdas tangkas yang diikuti
oleh sebagian besar siswa. dalam perlombaan ini, Bung Karno memberikan pertanyaan
mengenai nama-nama pahlawan pada masa itu.
Di samping itu, Bung Karno juga mengajak para siswa untuk mengenal tokoh-tokoh
terdahulu yang diceritakan dalam pewayangan, seperti halnya Ken Dedes, Ken Arok, Empu
Gandring, dan lain sebagainya. Melalui beberapa cara itulah Bung Karno berhasil
menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh siswa.
Di luar itu, konon Bung Karno juga begitu suka berkumpul dengan pemuda-pemuda
Bengkulu. Dalam hal ini, Bung Karno mengumpulkan para pemuda-pemuda bengkulu
melalui sebuah komunitas musik Monte Carlo yang dipimpin oleh Manaf Sofyan atau Manaf
Laboe.
Bersama para pemuda inilah Bung Karno mulai melanjutkan aktivitas keseniannya
seperti halnya yang pernah dilakukannya sewaktu di Ende. Bung Karno mengajak mereka
untuk menggelar sebuah pementasan drama atau sandiwara.
Beberapa pementasan yang pernah digelar oleh Bung Karno bersama pemuda-pemuda
Bengkulu di antaranya adalah Puteri Gading Cempaka (Rainbow), Cut-Cut Bie, Cungking
Djakarta, To Bero, Dokter Syaitan, Hantu Gunung Bungkuk, dan Kibin Dimpye (Si Kecil
jempolan).
Keakraban para pemuda Bengkulu dengan Bung Karno tersebut menimbulkan
kekhwatiran dari pihak Belanda. Oleh karena itulah pihak Belanda mulai memanggil dan
menarik sebagian pemuda dalam kelompok tersebut, khususnya pemuda-pemuda yang saat
itu menjadi pegawai negeri dalam pemerintahan Belanda. Para pemuda tersebut kemudian
diberikan dua pilihan oleh pihak Belanda, yaitu memilih tetap menjadi pegawai negeri atau
bergabung dengan komunitas Bung Karno.
Semenjak itulah nama Bung Karno semakin mendapat perhatian dari para penduduk
Bengkulu dan Monte Carlo pun semakin bertambah keanggotaannya. Akan tetapi, tentunya
pemerintah Belanda tidak akan membiarkan hal itu berjalan dengan mulus. Karena itu,
pemerintah Belanda mulai menjaga dan mempersempit ruang gerak Bung Karno bersama
Monte Carlo.
Hal ini dilakukan dengan cara bahwa setiap Monte Carlo hendak menggelar
pementasan, maka mereka harus memperoleh izin terteulis dari pihak Belanda, khususnya
untuk penampilan di luar daerah. Bahkan, tidak jarang pemerintah Belanda secara sengaja
mempersulit proses pengeluaran surat izin itu sendiri.
Selain itu, saat itu pemerintah Belanda juga mengutus dua orang reserse yang bertugas
khusus untuk mengawasi serta mebuat laporan kepda pemerintah Belanda tentang gerak-gerik
bung Karno dalam setiap harinya.
Karena tugas itulah maka kedua polisi reserse senantiasa membuntuti kemanapun Bung
Karno pergi. Bahkan, jika sekejap saja mereka kehilangan jejak Bung Karno, maka kedua
polisi tersebut akan mendapatkan hukuman dari atasannya.
Terlepas dari hal itu, masa-masa pengasingan Bung Karno di Bengkulu merupakan
tempat persemaian cinta Bung Karno dengan Fatmawati. Dari Fatmawati inilah kemdian
Bung Karno dikaruniai 2 orang putera dan 3 orang puteri, yaitu Guntur Soekarnoputera,
Megawati Soekarnoputeri, Rachmawati Soekarno Puteri, Sukmawati Soekarnoputeri, dan
Guruh Soekarnoputera.
Setelah empat tahun menjalani pengasingan di Bengkulu, akhirnya pada tahun 1942
Bung Karno mendapatkan kebebasannya, khususnya ketika pasukan Jepang mampu memukul
mundur pasukan Belanda dari negara Indonesia. Pada saat itulah Bung Karno dibebaskan dan
ia kembali ke tanah Jawa untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan.
Singkatnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno bersama dengan Bung Hatta
berhasil memproklamirkan kemerdekaan Inonesia. Sejak itulah, Indonesia berdaulat sebagai
negara yang merdeka.

Anda mungkin juga menyukai