Anda di halaman 1dari 1

TARI MUANG SANGKAL Masyarakat sumenep ternyata masih mempunyai kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya melestarikan

kebudayaan-kebudayaan lokal ditengah ancaman globalisasi yang kian menjamur di berbagai pelosok desa. Sumenep, sebagai sebuah kota kecil diujung paling timur pulalu Madura, oleh publik dikenal sebagai sebuah kota kecil yang paling kaya akan seni taritarian tradisionalnya. berbagai seni tari-tarian tersebut masih bisa kita temukan dalam keseharian masyarakat sumenep, salah satu diantaranya yaitu tari Tari Muwang Sangkal. Sebuah tarian yang dulunya juga merupakan ritual keagamaan ini, sedikit demi sedikit mulai mengalami pergeseran makna. Dalam situasi yang serba mendesak tersebut, dimana globalisasi sudah mulai memasuki berbagai pelosok desa, maka berbagai usaha untuk mengkounter hal tersebut digencarkan, salah satunya adalah dengan revivalisasi tradisi-tradisi lokal yang pernah ada. Penghidupan kembali tradisi-tradisi lokal tersebut dioharapkan bisa menjadi angin segar bagi dunia yang kian sesak oleh berbagai perangkat modernisme. Tari Muang Sangkal adalah sebuah tradisi kesenian yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Sumenep Madura. Selain karena tradisi tersebut memiliki makna filosofi yang cukup berarti bagi masyarkat Sumenep, juga tari-tarian tersebut memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi orang-orang yang sedang menontonnya. Para penari yang cantik serta tarian-tarianya yang khas mampu membuat para penonton terlena dan terkagum-kagum. Menurut sejarahnya, tari muang sangkal dilaksanakan pertama kali sejak diangkatnya Pangeran Arya Wiraraja menjadi raja di kerajaan sumenep. Tari muang sangkal ini hanya digelar oleh para puteri keraton. Biasanya tari-tarian ini digelar untuk menyambut kedatangan para bangsawan dan juga ditarikan untuk menyambut penganten pria dalam acara mantenan. Adapun tujuan dari dilaksanakannya tari muang sangkal ini adalah tidak jauh dari arti secara bahasanya. Tari muang sangkal (muang=membuang, sangkal=bala atau kesialan) adalah sebuah tarian yang dilaksanakan untuk membuang kesialan. Jadi, selain berfungsi untuk menghibur, tari muang sangkal ini juga mepunyai nilai sepiritual yang cukup tinggi. Bahkan bisa dikatakan bahwa tari-tarian ini adalah sebuah ritual keagamaan yang yang dikemas dalam bentuk tari-tarian.. Menurut mitos yang berkembang dalam masyarkat sumenep, bahwa setiap orang yang datang dari luar (datang dari bepergian / tamu) itu sering kali membawa sebuah kesialan yang dadaptnya dari tempat-tempat keramat yang pernah dilaluinya. Keyakinan tersebut kian hari kokoh saja di hati masyarakat sumenep. Oleh karena itu, maka tidak heran apabila tari muang sangkal menjadi sebuah tradisi atau bahkan sebagai ritual keagamaan, yang hal itu dilaksanakan untuk menyambut bangsawan dan penganten pria yang datang dari luar pekarangan(sebidang tanah yang ditempati rumah), dengan tujuan membuang kesialan yang merekqa bawa dari luar. Sebelum tarian muang sangkal ini dimulai, para penari didandani sedemikian rupa hingga tampak cantik menawan. Setelah itu para penari memakai kostum yang menyerupai pakaian para puteri keraton sumenep. Di samping itu, hal terpentig yang harus disiapkan mengenai perlengkapan dalam tarian ini adalah beras kuning (beras yang diberi pewarna kuning) yang ditaruh dalam mangkok kecil yang terbuat dari kuningan. Beras kuning inilah yang nantinya akan ditabur ke segenap arah setelah tarian muang sangkal berakhir. Hal ini bertujuan untuk mengusir atau membuang kasialan / bala.

Anda mungkin juga menyukai