Nama : Arief Rachmat Fatharoni NIM : 1101035 Kelas : TP A Reg. 2011
JURUSAN S1 TEKNIK PERMINYAKAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK & GAS BUMI BALIKPAPAN 2013 ABSTRAK
Kompleksitas aliran dalam pompa sentrifugal memberikan indikasi bahwa energi yang digunakan didalam pompa tersebut bisa menjadi sangat besar. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adalah adanya kemungkinan kavitasi pada pompa sentrifugal yang menyebabkan penurunan kapasitas pompa kemudian kerusakan mekanis pada impeller pompa dan juga menimbulkan getaran. Dalam skala yang lebih besar lagi dapat menurunkan kapasitas produksi pada sebuah industri perminyakan yang mengandalkan penggunaan pompa sentrifugal. Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Kavitasi sendiri dibagi menjadi 3 macam, antara lain: Vaporization (Penguapan), Air Ingestion (Masuknya Udara Luar ke Dalam System), Internal recirculation (sirkulasi balik di dalam system). Proses terjadi kavitasi sangat kompleks dan apabila tidak dilakukan penanganan, akan menjadikan masalah besar pada proses industri perminyakan. Kavitasi memiliki faktor utama penyebab kerusakan pada pompa industri perminyakan serta dapat memberikan dampak / pengaruh buruk terhadap kinerja pompa tersebut. Dalam hal maintenance / penanganan masalah pompa yang terdapat kavitasi di dalamnya, maka terdapat berbagai langkah-langkah kerja seperti melakukan instalasi-instalasi khusus pompa sampai sistem kerja selama proses kerja pompa tersebut. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan produktifitas kerja pompa yang berdampak langsung pada efektifitas serta efesiensi dalam industri perminyakan tersebut.
Gambar Fenomena Kavitasi Pada Pompa I ndutri Perminyakan PENDAHULUAN
Distribusi fluida dengan menggunakan pompa pada dunia industri perminyakan memiliki peranan yang sangat besar, dimana fluida disirkulasikan dari satu tempat menuju tempat lainnya sebagai bagian dari proses pendinginan (sirkulasi) alat industri maupun sebagai salah satu rantai proses produksi. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Dari bebagai macam pompa yang telah dibuat manusia, mulai dari displacement pump yang memanfaatkan perubahan volume ruang (seperti pompa torak, pompa rotary) hingga dynamic pump yang memanfaatkan gaya kinetik fluida (seperti pompa sentrifugal) diketahui pompa jenis terakhir inilah yang paling besar variasi kapasitas yang dihasilkannya.
Gambar Pompa Sentrifugal Pada Gathering Station
Kompleksitas aliran dalam pompa sentrifugal memberikan indikasi bahwa energi yang digunakan didalam pompa tersebut bisa menjadi sangat besar, Fenomena aliran seperti sirkulasi balik, kavitasi dan gelombang tekanan menjadi sangat penting dan perlu diperhatikan. Namun dalam paper ini hanya akan dibahas lebih lanjut tentang fenomena kavitasi pada pompa. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pompa sentrifugal adalah adanya kemungkinan kavitasi pada pompa sentrifugal yang menyebabkan penurunan kapasitas pompa kemudian kerusakan mekanis pada impeller pompa dan juga menimbulkan getaran. Dalam skala yang lebih besar lagi dapat menurunkan kapasitas produksi pada sebuah industri perminyakan yang mengandalkan penggunaan pompa sentrifugal. KAVITASI
1. Pengertian Kavitasi Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa.
2. Proses Terjadinya Kavitasi Segala macam cairan yang dipompakan melewati pipa akan terbentuk kavitasi, begitu juga pada pompa dan pipa industri perminyakan (seperti pompa sirkulasi lumpur, pipa produksi, dll) Apabila terjadi kecepatan maksimum yang terdapat pada tekanan minimum pada bagian pompa (disebut vena contracta), akan mengakibatkan perubahan fasa fluida yang awalnya cairan menjadi menguap dan membentuk gelembung uap. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah itu gelembung tersebut akan pecah (micro jet) dan menyebabkan benturan / tumbukan pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa. Adanya benda asing yang masuk ke dalam pompa akan lebih menambah kerusakan, sebab akan menyebabkan erosi pada dinding impeller. Bagian dari pompa sentrifugal yang paling rawan terkena kavitasi adalah sisi impeller dekat sisi isap yang bertekanan rendah juga tutup impeller bagian depan yang berhubungan dengan sisi isap. Kerusakan tersebut akan meningkat seiring dengan kenaikan kecepatan aliran.
Gambar Proses Terbentuknya Micro J et
3. Klasifikasi Kavitasi Pada kavitasi terdapat klasifikasi yang membagi kavitasi tersebut, antara lain: a. Vaporization (Penguapan) Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head (tekanan) pada sisi isap untuk mencegah penguapan. Tekanan yang diperlukan telah dipersiapkan oleh industri pembuat pompa dan telah dihitung berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah fresh water pada suhu 68 o F. Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA). Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required (NPSHR).
Gambar Terjadinya Vaporization Pada Impeller
b. Air Ingestion (Masuknya Udara Luar ke Dalam System) Pompa sentrifugal hanya mampu mengendalikan 0.5% udara dari total volume. Jika lebih dari 6% udara maka akibatnya dapat sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa. Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain : Dari packing stuffing box yang terjadi jika pompa dari kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum. Letak valve di atas garis permukaan air (water line). Flens (sambungan pipa) yang bocor. Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid). Jika bypass line letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu udara pada sisi isap. Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu rendah.
Gambar Terjadinya Vortexing Fluid
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara itu pecah ketika melewati impeller sampai pada sisi keluar (sisi dengan tekanan yang lebih tinggi). Terkadang dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau casing. Pengaruh terbesar dari ada masuknya udara dalam pompa adalah berkurangnya kapasitas pompa.
c. Internal recirculation (sirkulasi balik di dalam system) Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa. Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan kemudian pecah ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai suction spesific speed , yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP (Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah. Nilai suction spesific speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.
Rumus yang dipakai adalah :
Dimana : rpm = Kecepatan Pompa Capacity = Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai BEP(Best Efficiency Point) -nya. Head = Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-nya.
4. Faktor Utama Kerusakan Pompa Produksi Terhadap Kavitasi Kerusakan yang terdapat pada pompa karena kavitasi dipengaruhi berbagai faktor, antara lain: a. Intensitas kavitasi Jumlah dari fluida yang dialirkan dalam pompa saat terjadi kavitasi. Karena apabila semakin banyak fluida yang dialirkan maka semakin besar intensitas kavitasi tersebut, begitu juga sebaliknya b. Material yang terkandung pada pompa produksi Semakin berkualitas dan baik mutu material pembentuk pompa, maka dapat meningkatkan ketahanan pompa terhadap kavitasi. c. Lamanya waktu terjadi kavitasi Waktu kavitasi sangat dapat berpengaruh pada pompa. Apabila semakin lama waktu terjadi kavitasi maka semakin cepat dan besar dampak kerusakan pada pompa, begitu juga sebaliknya. d. Ukuran valve pompa Kerusakan pada pompa juga berdampak dari ukuran valve. Apabila semakin besar ukuran valve pompa maka semakin besar jumlah fluida dan intensitas kavitasi yang terjadi, begitu pula sebaliknya. e. Desain dari valve serta trim Desain yang terdapat pada valve serta trim juga dapat berpengaruh besar terhadap proses kavitasi yang dapat merusak pompa.
e. Kebocoran saat valve ditutup. Apabila ada fluida yang tetap mengalir masuk dalam pompa saat valve ditutup, maka terdapat suatu kebocoran pada pompa sehingga dapat diindikasikan sebagai kerusakan pompa oleh proses kavitasi.
Gambar Kerusakan I mpeller Pompa Produksi Karena Kavitasi
5. Pengaruh Kavitasi Pada Pompa Kavitasi dapat mempengaruhi dan memberikan dampak buruk pada pompa selama proses pemompaan fluida berlangsung, antara lain: a. Terjadinya suara yang berisik dan getaran (noise and vibration) Terjadi saat cairan menjadi gelembung uap pecah yang kemudian berubah kembali menjadi cairan, sehingga menimbulkan getaran. b. Tekanan (head) kadang berkurang Gelembung-gelembung uap dapat dikompresi (compressible) berbeda dengan cairan. Maka hasil kompresi tersebut yang menggantikan head, sehingga head pompa yang sebenarnya menjadi berkurang. Pembentukan gelembung hanya terjadi pada tekanan rendah dan tidak dapat terbentuk pada tekanan tinggi. Proses terjadinya karena jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan berkurang. Maka kecepatan fluida yang tinggi hanya terdapat di daerah bertekanan rendah.
c. Kapasitas pompa berkurang Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat (space), dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis cairan yang kita perlukan menjadi berkurang. Jika gelembung itu besar pada impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara). d. Terbentuknya lubang-lubang kecil pada dinding pipa isap. Hal ini disebabkan karena gelembung-gelembung uap yang pecah kemudian berbenturan dengan dinding-dinding area di dalam pipa. e. Performansi pompa akan turun Karena kavitasi maka performa dari pompa akan menurun, sehingga tidak seperti performa saat awal digunakan untuk keperluan proses industri perminyakan. f. Bisa menyebabkan kerusakan pada impeller dan bagian-bagian pompa lainnya Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala sudut. Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi. Nilai specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan tenaga yang rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute. Hal ini dapat mengakibatkan proses industri perminyakan minyak tidak efektif dan efisien, serta dapat menimbulkan kerugian yang besar.
Gambar J enis-J enis I mpeller 6. Pencegahan Kavitasi Sebelum melakukan proses pemompaan fluida pada dalam pipa dan pompa yang dapat menyebabkan kavitasi maka harus dilakukan sistem proteksi pompa, antara lain: a. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluar pompa dilengkapi dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluar pompa. b. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload. c. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration monitor. d. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow. e. Proteksi terhadap low NPSH Available (NPSHA). Jika pompa tidak memiliki NPSHA yang cukup, maka aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low (LSL) dan pressure.
Gambar Bagian-Bagian Dalam Pompa Setelah melakukan sistem proteksi pompa, maka selanjutnya dapat dipersiapkan hal-hal pencegahan terhadap kavitasi, antara lain: Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk mengurangi kerugian gesek. Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi isap. Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya. Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal terjadinya kavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui performa pompa, sehingga perlu dipilih bahan impeller yang tahan erosi karena kavitasi. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai kecepatan tinggi, tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa isap tidak boleh terlalu kecil. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam karena kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
SUMBER REFERENSI
Tugas Akhir Konversi Energi Teknik Mesin FTI-ITS Kelompok III Mekanika Fluida TP A Reguler 2011, Presentasi Kavitasi. STT MIGAS BALIKPAPAN http://awankboys.blogspot.com/2010/05/kavitasi-pada-pompa.html http://majarimagazine.com/2008/05/dasar-dasar-pompa-sentrifugal-bagian-1 http://gunatek.blogspot.com/2009/03/kavitasi-pada-pompa.html http://zourbuth.blogspot.com/2008/06/kavitasi-pada-pompa.html