Anda di halaman 1dari 17

ATA TERTIB KARANG TARUNA TARUNA BHAKTI

TATA TERTIB DALAM PERKUMPULAN RUTIN


1. Perkumpulan dilaksanankan setiap Sabtu Kliwon (malam Minggu Legi), dan
dimulai tepat pukul 20.00 WIB, kecuali ada kegiatan lain.
2. Bila dalam rungan masih longgar, semua anggota harus masuk.
3. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama perkumpulan berlangsung, jika terpaksa
keluar ruangan harus menjadapat ijin dari ketua dan atau wakil ketua.
4. Pada saat perkumpulan handphone dimatikan atau di modus diam (silent).
5. Setiap anggota yang hendak mengemukakan pendapat harus mengacungkan jari
telunjuk sebagai tanda, dan boleh berpendapat jika sudah diijinkan oleh ketua dan
atau wakil ketua.
6. Kesopanan dalam berpendapat, dan bisa menghargai pendapat orang lain.
7. Setiap anggota berkewajiban menjaga suasana yang kondusif pada saat
perkumpulan berlangsung.

TATA TERTIB NYINOM
1. Datang tepat waktu, sesuai dengan komando ketua dan atau wakil ketua.
2. Berpakaian rapi sesuai ketentuan yang telah ditentukan oleh ketua dan wakil ketua.
3. Berperilaku sopan.
4. Pada waktu makan dilakukan secara bersama-sama.

TATA TERTIB DALAM KEMASYARAKATAN
1. Menjaga kesopanan dalam pergaulan dengan masyarakat.
2. Tidak membuat keresahan dalam masyarakat.
3. Dapat menjaga nama baik Karang Taruna.
4. Tidak boleh mengatasnamakan karang taruna untuk kepentingan pribadi.
5. Ikut berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, baik atas nama Karang Taruna
maupun pribadi.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah, dan jika dalam
musyawarah tidak mencapai mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan
melalui jalur suara terbanyak (voting).
2. Keputusan yang sudah disepakati tidak dapat diganggu gugat, kecuali ada
pertimbangan lain yang lebih baik, dan harus dimusyawarahkan.

SANKSI-SANKSI
Sanksi dalam Karang Taruna Taruna Bhakti terdiri atas sanksi :
1. Teguran
2. Surat peringantan
3. Dikeluarkan dari Karang Taruna Taruna Bhakti

ATURAN TAMBAHAN
1. Setiap ketidakhadiran anggota dalam kegiatan yang dilaksanakan Karang Taruna
Taruna Bhakti harus mendapatkan ijin dari ketua dan atau wakil ketua.
2. Jika tidak berangkat mengikuti perkumpulan selama 3 kali, dalam rentang waktu 6
kali pertemuan, maka saudara dinyatakan mengundurkan diri dari Karang Taruna
Taruna Bhakti.
3. Setiap ada warga masyarakat yang hendak bergabung dengan perkumpulan ini,
maka harus mengikuti masa pelatihan (training) selama 3 bulan sejak menyatakan
keinginannya untuk bergabung, selanjutnya dinyatakan dapat diterima sebagai
anggota atas kesepakatan bersama.



BAB I

PERTEMUAN RUTIN

Pasal

1. Pertemuan Rutin Sebulan Sekali dilaksanakan pada malam Minggu Pertama setiap
bulannya, dan dimulai pukul 19.30 WIB, serta pertemuan diakhiri kurang lebih pukul
22.00 WIB.
2. Bagi setiap anggota Karang Taruna Bina Remaja diwajibkan hadir dan mengikuti
Pertemuan Rutin Sebulan Sekali dengan berpakaian rapi dan sopan.
3. Bagi an...ggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak bisa mengahadiri Pertemuan
Rutin Sebulan Sekali, wajib memberikan keterangan atau ijin yang dapat dipertanggung
jawaban, kepada pengurus Karang Taruna Bina Remaja yaitu Ketua, Wakil, atau Humas,
dan dengan ketentuan disampaikan secara langsung kepada pengurus tersebut di atas tanpa
perantara orang lain.
4. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak bisa mengahadiri Pertemuan Rutin
Sebulan Sekali dikarenakan sakit, ijin diperbolehkan dengan perantara orang lain.
5. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang ijin, diberi batas ijin sebanyak 3 kali.
Apabila ijin lebih dari 3 kali, maka akan ditindaklanjuti oleh pengurus, yaitu oleh Ketua,
Wakil, atau Seksi Humas.
6. Bagi setiap anggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak hadir dalam Pertemuan
Rutin Sebulan Sekali tanpa keterangan sebanyak 2 (dua) kali berturut-turut, akan diberi
Teguran Lisan (Peringatan Pertama).
7. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak mengindahkan Peraturan Bab I,
Pasal 6 akan diberi Teguran Tertulis (Peringatan Kedua).
8. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak mengindahkan Peraturan Bab I,
Pasal 7 akan dikeluarkan dari keanggotaan Karang Taruna Bina Remaja.

BAB II

KERJA BHAKTI

Pasal

1. Kerja Bhakti dilaksanakan pada hari Minggu Pertama, setelah Malam Pertemuan Rutin,
dan Kerja Bhakti dimulai pukul 06.30 WIB.
2. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang tidak mengikuti Kerja Bhakti dikenakan
denda sebesar Rp. 5.000,-.
3. Jika dalam satu rumah terdapat lebih dari satu orang anggota Karang Taruna Bina
Remaja, diperbolehkan apabila hanya satu anggota yang hadir.



BAB III

PERANTAUAN

Pasal

1. Bagi setiap anggota Karang Taruna Bina Remaja, yang bekerja lebih dari 1 (satu) bulan
tidak pulang dikenakan denda sebesar Rp. 5.000,- setiap bulannya.
2. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang termasuk Bab III, Pasal 1, dibebaskan
dari Denda Kerja Bhakti.
3. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang termasuk dalam kategori dalam Bab III,
Pasal 1, dianggap menyetujui setiap keputusan Karang Taruna Bina Remaja.
4. Bagi anggota Karang Taruna Bina Remaja yang termasuk dalam Bab III, Pasal 1, tetap
diwajibkan membayar iuran rutin.
5. Bagi setiap anggota Karang Taruna Bina Remaja yang ingin pergi merantau diharapkan
memberikan informasi atau konfirmasi kepada Seksi Pembantu Umum.



BAB IV

PELANGGARAN NORMA-NORMA

YANG BERLAKU DALAM MASYARAKAT
Menimbang :
Bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah perlu
menetapkan Peraturan Sekolah tentang Tata Tertib Peserta Didik.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Menetapkan :
PERATURAN SEKOLAH TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK
BAB I : Pengertian
Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian , keselarasan dan
keseimbangan dalam tata hidup bersama sebagai makhluk Tuhan. Dalam kehidupan
sekolah , kondisi itu mencerminkan keteraturan dalam pergaulan , dalam penggunaan dan
pemeliharaan sarana / prasarana , penggunaan waktu , pengelolaan administrasi dan dalam
mengatur hubungan dengan masyarakat dan lingkungannya.
Ketertiban sekolah dituangkan dalam Tata Tertib Peserta Didik , dan disusun secara
Operasional untuk mengatur tingkah laku dan sikap hidup peserta didik .
Dalam Tata Tertib Peserta didik memuat :
a. Hal-hal yang diharuskan atau diwajibkan.
b. Hal-hal yang dianjurkan.
c. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan atau larangan.
d. Sanksi-sanksi / hukuman bagi pelanggar.
BAB II : Kewajiban-kewajiban Siswa
Pasal 1 : Kehadiran siswa
1. Sepuluh menit sebelum jam pertama siswa sudah hadir di sekolah
2. Keterlambatan hadir kurang dari 10 menit diperbolehkan masuk klas / mengikuti
pelajaran seijin guru Piket.
3. Keterlambatan lebih dari 10 menit tidak diperbolehkan masuk / mengikuti pelajaran
dan akan diberikan ijin masuk pada jam berikutnya setelah mendapat surat ijin dari
guru Piket dan Petugas STKS ; sambil menunggu pergantian jam, siswa mendapat
tugas khusus oleh tim STKS dan BK.
4. Apabila siswa tidak masuk sekolah karena sakit , atau ijin harus mengirimkan surat
ijin yang sah dari orang tua / wali murid pada hari itu juga atau lewat telpon
sekolah.
5. Jumlah hari hadir selama satu Semester sekurang-kurangnya 95% hari efektif
sekolah , dan apabila tidak terpenuhi maka dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk
penentuan kenaikan klas.
6. Apabila siswa akan meninggalkan sekolah sebelum jam belajar sekolah berakhir
oleh karena sakit atau ijin keperluan lain, harus minta ijin kepada semua guru
Bidang Studi yang ditinggalkan, dan baru boleh meninggalkan sekolah setelah
mendapat surat ijin meninggalkan sekolah dari guru Piket dan Petugas STKS.
7. Apabila siswa akan meninggalkan klas atau jam pelajaran harus minta ijin kepada
guru yang mengajar di kelas yang bersangkutan dan surat ijin ditinggalkan di klas.
8. Wajib mengikuti semua kegiatan belajar mengajar sejak jam pertama hingga jam
terakhir , serta pulang secara bersama-sama setelah tanda bel pelajaran terakhir
dibunyikan.
9. Berada di dalam klas pada jam-jam kegiatan belajar mengajar dan tetap berada
dilingkungan halaman sekolah pada saat jam istirahat.
10. Wajib mengikuti Upacara yang ditentukan oleh sekolah.
Pasal 2: Pakaian seragam sekolah
1. Mengenakan pakaian seragam OSIS lengkap dengan atributnya pada hari Senin s.d.
Kamis serta pada hari-hari Upacara yang ditentukan.
2. Mengenakan pakaian seragam Pramuka lengkap dengan atributnya pada hari Jumat
3. Mengenakan pakaian seragam putih putih lengkap dengan atributnya pada hari
Sabtu
4. Bersepatu Hitam bertali dan berkaos kaki putih panjang.
5. Mengenakan ikat pinggang yang telah ditentukan oleh sekolah
6. Potongan dan bahan pakaian seragam serta atribut sesuai dengan ketentuan/model
yang telah ditetapkan oleh sekolah , antara lain :
1. Siswa : celana tidak gembyong dan atau tidak berujung pensil
2. Siswi : rok panjang
7. Pakaian seragam dalam keadaan bersih dan rapi (tidak kotor/lusuh).
8. Baju bagian bawah dimasukan pada celana/Rok sehingga tampak ikat pinggangnya.
9. Mengenakan Topi sekolah saat Upacara bendera.
Pasal 3: Lingkungan sekolah
1. Ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah.
2. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
3. Membersihkan ruangan kelas setiap hari oleh petugas Piket Kelas masing-masing.
4. Mengatur sepeda/sepeda motor di tempat Parkir Sekolah secara teratur dan rapi
serta dikelompokan sesuai tempat parkir yang telah ditentukan.
5. Tidak melakukan corat-coret baik di dinding maupun meja belajar.
6. Ikut menjaga kelestarian tanaman sekolah.
7. Tidak merusak sarana /prasarana yang ada di sekolah.
Pasal 4: Etika , Estetika dan sopan santun
1. Menghormati Kepala sekolah , guru dan karyawan SMA Negeri 1 Jogonalan
2. Bersikap sopan dan santun kepada semua warga sekolah.
3. Menjunjung tinggi kultur dan adat budaya
4. Bagi siswa putri tidak berdandan secara mencolok dan tidak mengenakan perhiasan
secara berlebihan.
5. Rambut diatur secara rapi tidak dicat dan untuk siswa putra tidak berambut
Gondrong.
6. Bagi siswa putra tidak mengenakan perhiasan/assesori yang tidak selayaknya
dikenakan siswa putra.
7. Berbicara secara santun , baik terhadap guru/ karyawan maupun teman-teman
sekolah.
8. Saling hormat-menghormati sesama siswa.
9. Menjaga keamanan dan ketertiban selama di sekolah maupun sepulang sekolah.
10. Mengendarai dan melengkapi sepeda motor/kendaraan sesuai dengan ketentuan UU
Lalu Lintas.
Pasal 5: Administrasi Sekolah
1. Menyelesaikan pembayaran keuangan sekolah tepat waktu sesuai ketentuan.
2. Meminjam dan mengembalikan buku-buku Perpustakaan sesuai dengan ketentuan
yang ditentukan oleh Perpustakaan.
3. Memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah secara benar sesuai dengan
pengunaannya.
Pasal 6: Kegiatan Ekstra Kurikuler dan Pengembangan Diri
1. Wajib mengikuti ekstrakurikuler/Pengembangangan Diri sekurang-kurangnya satu
jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler /Pengembangan Diri bagi klas X dan klas XI
2. Wajib mengikuti kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah.
BAB III : Larangan-larangan
Pasal 1
1. Melanggar kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi oleh siswa sebagaimana pada
Bab II.
2. Meninggalkan sekolah sebelum berakhirnya kegiatan belajar mengajar tanpa ijin
(bolos)
3. Berkeliaran atau berada di luar kelas pada saat jam-jam kegiatan belajar mengajar
4. Berkeliaran di luar lingkungan sekolah pada saat jam-jam kegiatan belajar
mengajar maupun istirahat
5. Membawa sepeda motor yang tidak lengkap ( Protholan ) ke sekolah.
6. Memarkir sepeda motor di luar pagar sekolah.
7. Mengendarai sepeda / sepeda motor pada jam pelajaran di halaman sekolah.
8. Membawa uang saku secara berlebihan.
9. Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang kerawanan
sekolah.
10. Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun di luar
jam sekolah.
11. Membawa senjata tajam atau sejenisnya, yang diperkirakan dapat dipergunakan
untuk hal-hal yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
12. Berkelahi diantara sesama siswa SMA Negeri 1 Jogonalan, maupun siswa/orang
lain di luar SMA Negeri 1 Jogonalan.
13. Merokok selama masih mengenakan seragam sekolah baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
14. Berjudi atau hal-hal yang bisa diindikasikan perjudian.
15. Mengambil barang barang baik milik sekolah maupun milik teman yang bukan
miliknya
16. Melakukan pemerasan atau sejenisnya yang bersifat atau diindikasikan
Premanisme.
17. Melakukan pelecehan / penghinaan kehormatan martabat guru , karyawan maupun
sesama peserta didik.
18. Membawa buku bacaan / kaset Video ataupun HP yang memuat Video pornografi .
19. Membawa/mengkonsumsi/mengedarkan obat-obat terlarang ( Narkoba ) maupun
minuman keras , baik di sekolah maupun di luar sekolah.
20. Pelecehan Seksual dan perbuatan Tidak senonoh
21. Menikah dan atau hamil
22. Melakukan semua tindakan dalam kategori Tindakan Kriminal.
23. Bertato
24. Memalsukan dokumen administrasi sekolah
25. Menggunakan alat komunikasi elektronik (HP) dalam kegiatan
Pembelajaran/Evaluasi tanpa ijin.
BAB IV: Sanksi sanksi
Pasal 1: Tahapan saksi
Apabila siswa tidak mentaati kewajiban kewajiban dan melanggar larangan-larangan
seperti tersebut di atas , maka akan diberikan Sanksi oleh sekolah berupa :
1. Peringatan secara lisan dan penindakan secara langsung
2. Peringatan secara tertulis.
3. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik
4. Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran.
5. Dikembalikan kepada Orang tua / wali.
6. Dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat
Pasal 2: Peringatan secara lisan dan penindakan secara langsung
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat Katagori
ringan :
1. Tidak mematuhi kewajiban sebagaimana Bab II Kewajiban-kewajiban Siswa
2. Melanggar Larangan larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1. Berkeliaran atau berada di luar klas pada saat jam-jam kegiatan belajar
mengajar
2. Membawa uang saku secara berlebihan
3. Memarkir sepeda motor di luar pagar sekolah
4. Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang
kerawanan sekolah.
5. Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun
di luar jam sekolah
6. Membawa buku bacaan / kaset Video ataupun HP yang memuat Video
pornografi
3. Penindakan langsung dapat berupa hukuman pembinaan yang bersifat mendidik.
Pasal 3: Peringatan secara tertulis
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat pembinaan
awal :
1. Melanggar kewajiban sebagaimana Bab II secara berulang kali
2. Tidak mengindahkan peringatan secara linsan dan penindakan secara langsung
sebanyak 3 kali sebagaimana ketentuan Bab IV pasal 2
3. Melanggar Larangan larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1. Membawa senjata tajam atau sejenisnya
2. Merokok selama masih mengenakan seragam sekolah baik di sekolah
maupun di luar sekolah
3. Membawa sepeda motor yang tidak lengkap ( Protholan ) ke sekolah
4. Berkeliaran di luar lingkungan sekolah pada saat proses kegiatan belajar
mengajar maupun istirahat
5. Mengendarai sepeda / sepeda motor pada jam pelajaran di halaman sekolah
6. Bertingkah / berbicara teriak-teriak dan berbuat onar yang mengundang
kerawanan sekolah
7. Berpacaran di lingkungan sekolah baik pada saat jam-jam sekolah maupun
di luar jam sekolah
8. Meninggalkan sekolah sebelum berakhirnya kegiatan belajar mengajar
tanpa ijin (bolos )
9. Bertato
10. Memalsukan Dokumen
4. Peringatan tertulis berupa :
1. Surat pemberitahuan kepada orang tua / wali
2. Surat pernyataan / janji siswa yang diketahui oleh orang tua / wali.
5. Peringatan tertulis untuk sebuah pelanggaran diberlakukan sebanyak-banyaknya 3
kali dan selebihnya dilakukan tahapan pemanggilan orang tua / wali peserta didik.
Pasal 4: Pemanggilan orang tua / wali Peserta didik
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat pembinaan
bersama:
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 dan
pasal 3
2. Melanggar Larangan larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1. Membawa buku bacaan/kaset Video ataupun HP yang memuat Video
pornografi.
2. Berkelahi diantara sesama siswa SMA Negeri 1 Jogonalan, maupun siswa /
orang lain di luar SMA Negeri 1 Jogonalan
3. Mengambil barang barang baik milik sekolah maupun milik teman yang
bukan miliknya
4. Berjudi atau hal-hal yang bisa diindikasikan perjudian
5. Melakukan pemerasan atau sejenisnya yang bersifat atau diindikasikan
Premanisme
6. Melakukan pelecehan / penghinaan kehormatan dan martabat guru ,
karyawan maupun sesama peserta didik
3. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik yang bersifat mendesak dapat dilakukan
melalui telpon atau sarana komunikasi lainnya.
Pasal 5: Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat peringatan
Keras :
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 dan pasal 4.
2. Melanggar Larangan larangan sebagaimana Bab IV pasal 2 , pasal 3 dan pasal 4
secara berulang.
3. Melanggar tahapan-tahapan pembinaan yang telah dilakukan : Peringatan secara
lisan , Peringatan secara tertulis , Pemanggilan orang tua / wali peserta didik.
Pasal 6: Dikembalikan kepada Orang tua / wali
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat dengan
Kategori berat:
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 , pasal 4 dan pasal 5.
2. Melanggar Larangan larangan sebagaimana Bab III pasal 1 :
1. Membawa/mengkonsumsi/mengedarkan obat-obat terlarang ( Narkoba )
maupun minuman keras, baik di sekolah maupun di luar sekolah
2. Menikah dan atau hamil
3. Menjalani proses hukum tindak pidana oleh pihak kepolisian
4. Melakukan penghasutan atau sejenisnya yang bersifat SARA.
Pasal 7: Dikeluarkan dari sekolah dengan Tidak hormat
Diberlakukan bagi siswa yang melanggar tata tertib peserta didik yang bersifat dan
Kategori amat sangat berat :
1. Telah melalui tahapan pembinaan sebagaimana disebutkan pada Bab IV pasal 2 ,
pasal 3 , pasal 4 dan pasal 5 dan diindikasikan sudah tidak memungkinkan
dilakukan pembinaan.
2. Pelecehan Seksual dan perbuatan Tidak senonoh
3. Berbuat onar dan mengganggu Stabilitas sekolah.
BAB V: Mekanisme Penanganan Kasus
Pasal 1: Kasus Pelanggaran Tata tertib peserta didik
1. Tahapan penanganan kasus pelanggaran tata tertib peserta didik :
1. Peringatan secara lisan dan penindakan langsung
2. Peringatan secara tertulis
3. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik
4. Skorsing tidak boleh mengikuti pelajaran
5. Dikembalikan kepada Orang tua / wali
6. Dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat
2. Setiap guru / karyawan berhak melakukan Peringatan secara lisan dan penindakan
langsung kepada setiap siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib peserta didik.
3. Setiap guru / karyawan yang telah melakukan Peringatan secara lisan dan
penindakan langsung terhadap siswa , untuk segera melaporkan kepada Wali Klas /
guru BP/BK berkaitan dengan pelanggaran tata tertib peserta didik yang dilakukan
oleh siswa untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Tim STKS memiliki wewenang melakukan Peringatan secara lisan dan penindakan
langsung serta menetapkan dan memberikan besar skor pelanggaran kepada peserta
didik yang secara nyata melakukan pelanggaran.
5. Peringatan secara tertulis diberikan oleh sekolah dilengkapi dengan data
pelanggaran yang telah dilakukan siswa berdasar usulan dari TIM STKS.
6. Tim STKS memberikan Laporan penanganan pelangaran siswa kepada BP/BK
untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
7. Pemanggilan orang tua / wali peserta didik yang melakukan pelanggaran dilakukan
oleh BP/BK dan diketahui oleh Kepala Sekolah.
8. Dalam hal sanksi berat dan sangat berat siswa Dikembalikan kepada Orang tua /
wali dan Dikeluarkan dari sekolah Tidak dengan hormat dilakukan setelah melalui
rapat dewan guru.
Pasal 2: Kasus pribadi
1. Kasus pribadi dimaksudkan sebagai kasus bukan bersifat pelanggaran Tata Tertib
Peserta didik
2. Penanganan dilakukan oleh Wali Klas , Guru BP/BK dan orang tua / wali peserta
didik
BAB VI: Penutup
1. Peraturan sekolah ini diberlakukan sejak tanggal ditetapkan
2. Hal-hal yang belum diatur pada Peraturan sekolah ini akan diatur kemudian
Ditetapkan: di Klaten
Tanggal: 9 Juli 2010
Kepala Sekolah,
Drs. Kawit Sudiyono
NIP.19620205 198903 1 009










TATA TERTIB SISWA
SMK ISLAM PB.SOEDIRMAN 1 JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah sebagai tempat terselenggaranya pendidikan memerlukan sarana dalam bentuk tata
tertib yang disusun berdasarkan pedoman yang wajib dilaksanakan seluruh siswa secara
konsekuen dengan penuh kesadaran. Tata tertib ini selanjutnya disebut Tata Tertib Siswa
SMK Islam PB. Soedirman 1 Jakarta
BAB II
DASAR PENYUSUNAN TATA TERTIB
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Keputusan Rapat Kerja (Raker) guru, karyawan serta komite SMK Islam PB.
Soedirman 1 Jakarta
5. Keputusan rapat dewan pembina OSIS dengan pengurus OSIS dan perwakilan
kelas SMK Islam PB. Soedirman 1 Jakarta
BAB III
AZAS UMUM
1. Siswa SMK Islam PB. Soedirman adalah warga sekolah dan juga sebagai warga
negara yang disiplin jujur dan bertanggungjawab, patuh pada peraturan dan tata
tertib sekolah, hormat pada orang tua, guru, karyawan, dan berakhlaq mulia.
2. Siswa SMK Islam PB. Soedirman 1 berkewjiban menjunjung tinggi almamater,
tunduk dan patuh kepada tata tertib sekolah baik ketika siswa berada disekolah
maupun ketika berada di industry saat prakerin
3. Memelihara keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan sekolah.
BAB IV
KEHADIRAN DAN MENINGGALKAN SEKOLAH
Pasal 1
Kehadiran Siswa di Sekolah
1. 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai siswa sudah hadir disekolh
Bel tanda masuk jam pelajaran pertama pukul 06:30 WIB.
Siswa terlambat s/d 10 menit dizinkan masuk setelah dicatat oleh petugas piket
pembina
Siswa terlambat 11 s/d 15 menit dizinkan masuk setelah jam pelajaran I
Siswa terlambat lebih dari 30 menit setelah dicatat dan mendapat peringatan tegas
oleh petugas piket pembina, siswa tidak diizinkan mengikuti proses KBM
Siswa terlambat lebih dari 3 kali dalam waktu 1 minggu maka orang tua siswa
dipanggil ke sekolah oleh walikelas dan BP/BK
2. Siswa wajib mengikuti semua proses KBM yang diberikan oleh guru di sekolah.
3. Siswa wajib melaksanakan shalat zuhur, jumat dan ashar berjamaah di masjid PB.
Soedirman.
4. Siswa wajib mengikuti upacara bendera senin pagi maupun upacara peringatan hari-
hari besar nasional yang dilaksanakan di sekolah.
5. Siswa yang berhalangan hadir karena sakit atau hal lain, harus membawa surat
keterangan atau pemberitahuan dari orang tua/wali selambat-lambatnya tiga hari setelah
siswa yang bersangkutan absen/tidak hadir.
6. Kehadiran siswa dalam mengikuti KBM/tatap muka bidang studi dengan guru yang
mengajar minimal 90% untuk setiap pelaksanaan ujian blok.
7. Apabila guru berhalangan atau belum hadir, siswa wajib tenang di ruang kelas
selanjutnya ketua kelas dan petugas piket kelas segera melapor ke guru piket untuk
mendapatkan tugas mata pelajaran yang sama dari guru sejenis.

Pasal 2
Siswa Meninggalkan Kelas pada Saat kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan
1. Siswa yang akan meninggalkan kelas/sekolah pada saat kegiatan pembelajaran dan
pelatihan berlangsung wajib meminta izin kepada guru kelas yang mengajar dan
melapor ke guru piket untuk mendapatkan kartu kendali dari sekolah.
2. Siswa yang meninggalkan sekolah karena urusan keluarga, wajib menunjukkan
surat keterangan dari orang tua/wali kepada guru piket.
3. Siswa yang dikeluarkan dari kelas oleh guru bidang studi pada saat kegiatan
pembelajaran dan pelatihan berlangsung, siswa diwajibkan menyelesaikan tugas
dari guru bersangkutan, dengan penanganan oleh guru bersangkutan di depan
ruang kelas sampai dengan jam pelajaran guru tersebut berakhir.
Pasal 3
Ketidakhadiran
1. Jika siswa tidak hadir ke sekolah lebih dari 3 hari berturut-turut karena sakit maka
harus membawa surat keterangan dokter, dan bagi siswa karena suatu keperluan
lain harus membawa surat keterangan orang tua/wali.
2. Jika dalam 1 minggu siswa tidak hadir lebih dari 3 hari maka orang tua/wali siswa
diundang ke sekolah untuk hadir bertemu dengan wali kelas atau BP/BK.
3. Jika setelah pemanggilan orangtua/wali siswa (prihal butir 2) dan siswa mengulangi
perbuatannya (tidak masuk 3 hari dalam satu minggu) sekolah memanggil kembali
orangtua/wali siswa bersama siswanya untuk membuat perjanjian tahap I, begitu
seterusnya sampai perjanjian tahap III.
4. Dan ternyata jika diulangi lagi seperti pelanggaran dalam butir 3 siswa dikenai
hukuman skorsi 3 hari (belajar dalam pengawasan orangtua di rumah), hari ke 4
masuk kesekolah berserta orangtua dan membuat perjanjian terakhir dihadapan
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
5. Jika siswa tidak bisa menunjukkan surat keterangan dokter atau surat keterangan
orang tua/wali siswa atau tidak menghadirkan orang tua/wali siswa dianggap
absen/alpa.
6. Siswa yang tidak hadir karena sakit lebih dari 3 bulan, dianggap cuti dan harus
mengulang di kelas yang sama pada tahun berikutnya.
7. Siswa prakerin/PSG selama 3 bulan berturut-turut jika memungkinkan (libur/dapat
libur dari perusahaan) siswa dianjurkan datang ke sekolah pada hari Sabtu.
BAB V
PAKAIAN DAN TATA RIAS
Pasal 1
Pakaian Seragam Siswa
Siswa wajib mengenakan pakaian seragam dengan ketentuan:
1. Pakaian yang layak pakai tidak robek atau tambalan dengan bahan warna lain.
2. Mengenakan pakaian dalam warna putih polos baik putra maupun putri.
3. Pakaian (kemeja) harus selalu dimasukkan ke dalam celana/rok, kecuali siswi
berjilbab.
4. Pakaian mengikuti aturan bentuk/pola dan ukuran baju tidak junkies, pendek dan
ketat.
5. Menggunakan ikat pinggang warna hitam, sesuai ketentuan.
6. Memakai sepatu sekolah warna hitam dengan baik dan benar/tidak menginjak
bagian belakang sepatu. Sepatu menutupi punggung kaki, bukan sepatu pesta,
sepatu balet, sepatu kaca.
7. Mengenakan kaos kaki putih polos panjang.
8. Pemakaian baju olah raga atau wearpack digunakan hanya pada saat jadwal
pemakaiaannya.
Hari Senin:
Memakai baju putih lengkap dengan atribut OSIS, celana abu-abu, berdasi, bersepatu
hitam dengan berkaos kaki, dan khusus untuk siswa putri memakai jilbab
Hari Selasa:
Memakai baju putih lengkap dengan atribut OSIS, celana abu-abu, bersepatu hitam dengan
berkaos kaki, khusus kelas X : memakai baju semi koko celana abu-abu, bersepatu hitam
dan berkaos kaki dan khusus siswa putri memakai jilbab
Hari Rabu:
Memakai baju putih lengkap dengan atribut OSIS, celana abu-abu, bersepatu hitam dengan
berkaos kaki, kelas XI memakai baju putih khas (semi koko), celana abu-abu, bersepatu
hitam dengan berkaos kaki, dan khusus kelas X seragam pramuka dengan kelengkapannya
dan khusus siswa putri memakai jilbab
Hari Kamis :
Memakai baju putih lengkap dengan atribut OSIS, celana abu-abu, bersepatu hitam dengan
berkaos kaki, kelas X, XI memakai baju batik, celana abu-abu, bersepatu hitam dengan
berkaos kaki, dan khusus siswa putri memakai jilbab
Hari Jumat:
Memakai baju muslim (koko putih), celana abu-abu, bersepatu hitam dengan berkaos kaki
dan khusus siswa putri memakai jilbab.
Pasal 2
Tata Rias
1. Siswa harus menjaga penampilan yang wajar dan tidak berlebihan.
2. Putra: potongan rambut pendek rapi (tidak melebih alis mata, tidak menutup daun
telinga, tidak mengenai kerah baju, tidak diwarnai, tidak diberi jelly), tidak
mengenakan kalung atau gelang, kuping tidak ditindik, tidak bertato atau
sejenisnya.
3. Putri: rambut panjang diikat/dijepit, tidak dipotong pendek (polka), tidak diberi
warna, tidak mencukur alis mata, tidak menggunakan make up, tidak bertato, tidak
menindik tubuh selain di telinga dan lebih dari sewajarnya, dan tidak mengenakan
perhiasan berlebihan dan berjilbab.
BAB VI
PERINTAH DAN LARANGAN
1. Khusus seragam siswa laki-laki :
1. Baju lengan pendek dan dimasukkan kedalam celana
2. Celana abu-abu, model celana sesuai dengan ketentuan seragaman sekolah
(tidak ketat/sempit atau cutbrai)
3. Bersepatu warna hitam dan berkaos kaki warna putih
4. Memakai ikat pinggang warna hitam
5. Saat upacara bendera, kunjungan industri dan karyawisata memakai topi
sekolah
6. Tidak berambut gondrong
7. Tidak menggunakan perhiasan (anting, kalung, gelang)
2. Khusus seragam siswa perempuan :
1. Memakai kerudung/jilbab
2. Baju lengan panjang dan rok bawahan panjang sesuai karakter busana
muslimah
3. Tidak menggunakan perhiasan kecuali jam tangan
3. Siswa berkewajiban mengikuti semua kegiatan sekolah
4. Siswa dilarang menggunakan atau mengaktipkan HP selama proses KBM
berlangsung.
5. Siswa berkewajiban menjaga dan memelihara kebersihan kelas
6. Siswa dilarang menggunakan jaket-sweateer sebagai pakaian tambahan.
7. Siswa dilarang mengikuti kegiatan organisasi partai politik
8. Siswa dilarang tawuran dan membawa senjata tajam
9. Siswa dilarang membawa-menggunakan minuman keras dan narkoba
10. Siswa dilarang bermain judi
11. Siswa dilarang mencuri - malak
BAB VII
KEGIATAN PEMBELAJARAN dan UJIAN
Pasal 1
Kegiatan Pembelajaran dan Pelatihan
1. Setiap siswa wajib mengikuti kegiatan pembelajaran dan pelatihan yang
dijadwalkan sekolah
2. Siswa berkewajiban memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan perlengkapan
belajar dan pelatihan secara mandiri/sesuai dengan kesepakatan siswa dengan
sekolah.
3. Siswa berkewajiban menjaga ketertiban dan suasana kelas yang kondusif selama
proses pembelajaran dan pelatihan berlangsung,
Pasal 2
Ujian Blok dan Remedial
1. Siswa wajib mengikuti ujian blok dan remedial sesuai jadwal
2. Siswa yang tidak hadir pada saat ujian blok wajib memberikan laporan/keterangan,
selanjutnya wajib mengikuti ujian blok susulan
3. Siswa yang diwajibkan mengikuti remedial adalah siswa yang nilainya kurang dari
KKM
4. Batas waktu untuk siswa yang akan mengikuti tes blok susulan adalah 6 hari
setelah tes blok berakhir, dan jika sampai batas waktu yang ditentukan siswa
bersangkutan tidak hadir maka diberi nilai nol.
5. Siswa yang belum mengikuti ujian blok/ulangan karena sakit atau lainnya wajib
memberitahukan kepada guru yang bersangkutan dengan menunjukkan surat
keterangan dari dokter/orang tua, selanjutnya dapat meminta ulangan/ujian susulan.
BAB VIII
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
1. Siswa wajib mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler, jenis ekskul yang
tersedia : Rohis, Pramuka, Paskibra, English club, Futsal, Basket, Voli, Sepakbola,
Jurnalistik, Seni beladiri, Melukis/kaligrafi, Band, Marawis.
2. Peserta kegiatan ekstrakurikuler adalah siswa kelas X,XI dan XII
3. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan setiap hari sabtu pagi jam 07.30 s/d
12.00, jadwal hari lainnya ditentukan kemudian oleh pembina/pelatihnya
BAB IX
SANKSI-SANKSI
Setiap siswa yang melakukan pelanggaran baik terhadap kewajiban maupun larangan akan
dikenakan sanksi sebagaia berikut:
1. Siswa yang melanggar tata tertib dicatat dan dimasukkan kedalam bobot nilai/skor
pelanggarana tata tertib.
2. Penanganan siswa bermasalah diselesaikan dengan menggunakan pendekatan
persuasif edukatif dan konprehensif dengan tetap mengedepankan proses
penanganan bimbingan dan pembinaan.
3. Siswa yang melakukan pelanggaran berat (asusila, kriminal, tawuran, narkoba,
pencurian, perjudian, miras dan penganiyayaan) atau sudah mencapai skor
pelanggaran tatib 100 dikeluarkan dari sekolah/dikembalikan keorangtua.
Jakarta, 15 Januari 2011
Kepala Sekolah

H. Surahmanto Qomar, S Pd, MM

MEKANISME
Mekanisme penanganan siswa SMK Islam PB. Soedirman 1 Jakarta yang melakukan
pelanggaran tata tertib terbagi menjadi dua, yaitu :
Mekanisme penanganan pelanggaran :
1. Setiap guru berhak menangani siswa yang terbukti atau diindikasikan melakukan
pelanggaran, lalu memprosesnya hingga siswa tersebut mengakui pelanggarannya.
Setelah itu guru terus menindaklanjuti dengan mencatat nama dan kelas siswa yang
bersangkutan, catatan tersebut diserahkan kepada pembina OSIS
2. Pembina OSIS menindaklanjuti dengan :
1. Memanggil siswa yang bermasalah, kemudian dicatat identitasnya, lalu
siswa Catatan ini kemudian dituliskan pada catatan kasus
2. Jika siswa tersebut telah melampaui tahapan pelanggaran yang
harus melibatkan wali kelas, BK, Orang tua, wakil kesiswaan atau kepala
sekolah maka pembina OSIS memberikan informasi sesuai dengan
kebutuhan
3. Siswa dalam proses penanganan teridentifikasi siswa dinyatakan akan
dikeluarkan dari sekolah segera diadakan konfrensi kasus yang melibatkan :
1. Wakil Kesiswaan
2. Pembina Siswa
3. BP/BK Siswa yang bersangkutan
4. Wali kelas siswa yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai