Ny. Kirana
Problems
1.
2.
3.
4.
5.
20.
Kadar HCG (N) stlh 3x px. Berturut-turut merasa lebih
baik
21.
Sudah sembuh total, berharap punya banyak anak
Hypotesis
1.
2.
3.
4.
5.
Mola Hidatidosa
Definisi : Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio tapi terjadi proliferasi dari villi
korionik disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan
berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai
janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah
anggur.
Letak : dirongga uterus, tapi kadang-kadang ada di tuba/ ovarium
Usia : frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada
awal / akhir usia reproduktif relatif lebih tinggi. Usia reproduktif
berlangsung antara usia 20-35 tahun.
Klasifikasi : berdasarkan ada tidaknya janin / unsur embrionik mola
diklasifikasikan jadi 2, yaitu :
1. Mola hidatidosa sempurna (complete)
Ditandai dengan tidak adanya janin dan amnion. Secara
makroskopik, mola sempurna mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan
jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm 1 atau 2
cm.
2. Mola parsialis
Secara makroskopik, tampak gelembung mola yang disertai janin
/ bagian dari janin.umumnya janin akan mati pada bulan
pertama kehamilan.
Bila ada mola yang disertai janin ada 2 kemungkinan, yaitu :
a) hamil kembar. Dimana 1 janin tumbuh normal dan hasil
konsepsi yang satu lagi menjadi mola hidatidosa
b) hamil tunggal. Yang berupa mola parsialis yaitu yang disertaii
adanya janin.
Gejala gejala :
1. Perdarahan : merupakan gejala utama
terjadi antara bulan 1 7 usia kehamilan. Sifatnya intermiten
yaitu
darah yang keluar sedikit (bercak) sampai perdarahan
hebat. Akibat perdarahan, penderita bisa mengalami anemia.
2. Ukuran Uterus
Uterus membesar lebih cepat daripada biasanya. Sehingga
ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
3. Aktifitas janin
Walaupun uterus cukup membesar sehingga mencapai jauh
diatas simfisis,denyut jantung janin biasanya tidak dapat
dideteksi.
4. Hipertensi akibat kehamilan ( Pre-eklamsia)
Pre-eklamsi biasanya terjadi pada trimester III atau > 24 minggu.
Namum pada mola terjadi pre-eklamsia < dari kehamilan 24
minggu.
5. Mual, hiperemesis, pusing (merupakan gejala permulaan)
Derajat keluhan lebih sering dan lebih hebat dibandingkan pada
kehamilan biasa.
6. Tirotoksikositas
Adalah kadar tiroksin plasma yang meningkat pada kehamilan
mola tapi jarang menyebabkan gejala klinis yaitu hipertiroidisme.
7. Embolisasi
Pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke
peredaran darah kemudian ke paru-paru tanpa memberikan
gejala apa-apa. Tapi pada mola kadang-kadang jumlah sel
trofoblas demikian banyak sehingga dapat menimbulkan emboli
paru akut yang bisa menimbulkan kematian.
Komplikasi :
1. Kista lutein : Pada banyak kasus mola hidatidosa, ovarium
mengandung kista teka lutein multiple. Kista ini ukurannya
bervariasi, dari mikroskopis sampai yang berdiameter 10 cm
atau lebih. Namun kista lutein ini akan hilang dengan sendirinya
jika jaringan mola dikeluarkan.
Mola hidatidosa
Penyebaran umumnya bersifat hematogen, karena itu organ yang paling sering dikenai
adalah paru. Metastasis ke serviks dan sekitarnya bisa secara limfogen atau
perkontinuitatum.
Perdarahan Postpartum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama
24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio
plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV
lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
Pembagian perdarahan post partum :
1. Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage)
yang terjadi
selama 24 jam setelah anak lahir.
2. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage)
yang terjadi
setelah 24 jam anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan
dengan komplikasi perdarahan post partum :
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mencegah timbulnya syok.
3. Mengganti darah yang hilang.
Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan yang
hebat maupun perdarahan perlahan-lahan tetapi terus-menerus.
Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan dapat
menjadi syok. Oleh karena itu penting sekali pada setiap ibu bersalin
dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin; serta pengawasan
tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu, kontraksi uterus dan
perdarahan selama 1 jam.
Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya mulai terjadi proses
pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah
lepas dan turun ke bagian bawah rahim maka uterus akan berkontraksi
untuk mengeluarkan plasenta (his pengeluaran plasenta).
Prognosis Perdarahan Postpartum
1. karena persalinan di Indonesia sebagian besar terjadi diluar
Rumah Sakit, perdarahan postpartum merupakan sebab utama
kematian dalam persalinan
2. perdarahan postpartum dapat memperbesar kamungkinan
infeksi puerperal
Trofoblas berdiferensiasi
Sinsitiotrofoblas
Sitotrofoblas
Membentuk lakuna
Sinusoid
penuh dengan
yg sudah
lakuna yg terisi darah
penghasil HcG
sirkulasi berkurang
hipertiroidisme
Penjelasan:
Pada permulaan minggu ke-2 sel-sel trofoblast(yang
berfungsi melaksanakan implantasi) akan berdiferensiasi
menjadi 2 jenis, sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas.
Sinsitiotrofoblas bertanggung jawab mengikis
endometrium(yang kaya akan zat gizi) sehingga
sinsitiotrofoblas berfungsi menyediakan bahan bakar
metabolik serta bahan-bahan dasar untuk mudigah yang
sedang berkembang. Sinsitiotrofoblas mengandung vakuola-