Anda di halaman 1dari 8

Case 8 Ny.

Dara Hughes
Problems
1. Ny. Dara Hughes datang ke emergency obstetric 20/10/04
2. Informasi :
P2A0, 27 th, sudah menikah
Ada perdarahan dari vagina dan nyeri pada bagian
perut dan pingsan ketika bekerja
Sedikit mual tapi tidak muntah
Berhenti meminum pil sekitar 4 bln yang lalu
Dokter menanyakan tanggal mens 3 bln lalu, juli : 22
juli 2004, siklus mens 28 hari, agustus : 20 agustus,
September : 26 september, sedikit terlambat dan
sedikit flek : 14-15 oktober 2004
3. Ny. Dara punya anak 2, anak terakhir 3 th
4. Dia berfikir sekarang dia dalam kondisi terbaik untuk hamil tapi
dia terkejut karena merasa nyeri
5. Px. Fisik :
Kondisi umum : bagus, tidak anemic
TB : 160 cm, BB : 60 kg beresiko
Tanda vital : (N)
Jantung dan paru : (N)
Perut : (N), palpasi : sedikit lunak dibagian supra pubis
1. Tidak ada masa di perut
2. Uterus tidak teraba
Inspeksi : perdarahan ringan di vagina, tanda Chadwick (+)
Px. Speculum : cairan (+) dari OUE
6. VT :
Portio : lunak, pergerakan lambat serviks (-)
UO : tertutup
Ukuran uterus : sedikit membesar dan lunak
1. Tanda Hegar (+)
2. Tanda Piskacek (+)
Area adnexa : tidak ada masa, tidak lunak
Kavum Dauglas : tidak lunak
7. LE : Hb : 12,1 gr%
8. Tes kehamilan (+)
9. Px. USG : pembesaran uterus, kantong gestasi kelihatan
lengkap, janin lengkap, ukuran biometri : panjang crown
rumph 13 mm, setara dengan 7-8 mgg kehamilan, bayi
masih hidup, perdarahan subchorionik (+). Kedua adnexa
(N)

10.
Plasenta melayang ke dinding anterior dan memanjang ke
bawah mencapai dinding posterior biasanya terjadi pada awal
kehamilan
11.
Tidak ada tanda kehamilan mola
12.
Ny. Dara kembali ke UGD 9 bln kehamilan
13.
2 jam sebelum ke RS terjadi pendarahan dengan
darah yang segar
14.
Kontraksi teratur
15.
Tanda vital (N)
16.
tidak anemi
17.
Jantung dan paru (N)
18.
Hasil Px. Obstetric :
Tinggi fundus 35 cm
Presentasi kepala, punggung di kanan
DJJ : 150-160 dpm
Kontraksi 1x setiap 3-4 menit dalam 40 detik, kuat
19.
Px. Speculum : fluxus (+), lumayan berat
20.
Hasil LE : Hb : 10,3 gr%
21.
Hasil USG :
uterus membesar, janin tunggal, persentasi kepala, janin
hidup, DJJ (N)
Px. Biometri : cukup bulan, BF : 2800 gr, tidak ada tanda
kelainan congenital
Implantasi plasenta dinding anterior uteri, memanjang ke OUI
Jarak antara ujung plasenta ke OUI kurang dari 5 cm (dlm
kasus 2 cm)
22.
Plasenta berimigrasi dari posisi awal bukan plasenta
previa tapi low laying plasenta

Hypotesis

1. Gawat janin
2. P2A0, 27 th (usia produktif)
3. Perdarahan pada vagina, nyeri perut, pingsan, mual tapi
tidak muntah
4. Berhenti minum pil (tidak menggunakan kontrasepsi)
5. HPHT : 26/9/04, siklus teratur
6. Flek : 14-15/10/04
7. Multigravida
8. Px. Speculum : cairan (+) dari OUE
9. Tanda Chadwick (+)
10. Hegar dan piskacek (+)
11. Hamil (+)
12. Pembesaran uterus
13. Janin tunggal

14.
15.
16.
17.

Perdarahan subkorionik
Plasenta abnormal
Abortus imminents
Perdarahan pada kehamilan

Mola Hidatidosa
Definisi : Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi
tidak berkembang menjadi embrio tapi terjadi proliferasi dari villi
korionik disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan
berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai
janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah
anggur.
Letak : dirongga uterus, tapi kadang-kadang ada di tuba/ ovarium
Usia : frekuensi mola hidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada
awal / akhir usia reproduktif relatif lebih tinggi. Usia reproduktif
berlangsung antara usia 20-35 tahun.
Klasifikasi : berdasarkan ada tidaknya janin / unsur embrionik mola
diklasifikasikan jadi 2, yaitu :
1. Mola hidatidosa sempurna (complete)
Ditandai dengan tidak adanya janin dan amnion. Secara
makroskopik, mola sempurna mudah dikenal yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan
jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm 1 atau 2
cm.
2. Mola parsialis
Secara makroskopik, tampak gelembung mola yang disertai janin
/ bagian dari janin.umumnya janin akan mati pada bulan
pertama kehamilan.
Bila ada mola yang disertai janin ada 2 kemungkinan, yaitu :
a) hamil kembar. Dimana 1 janin tumbuh normal dan hasil
konsepsi yang satu lagi menjadi mola hidatidosa
b) hamil tunggal. Yang berupa mola parsialis yaitu yang disertaii
adanya janin.
Gejala gejala :
1. Perdarahan : merupakan gejala utama
terjadi antara bulan 1 7 usia kehamilan. Sifatnya intermiten
yaitu
darah yang keluar sedikit (bercak) sampai perdarahan
hebat. Akibat perdarahan, penderita bisa mengalami anemia.
2. Ukuran Uterus

3.

4.

5.
6.
7.

Uterus membesar lebih cepat daripada biasanya. Sehingga


ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
Aktifitas janin
Walaupun uterus cukup membesar sehingga mencapai jauh
diatas simfisis,denyut jantung janin biasanya tidak dapat
dideteksi.
Hipertensi akibat kehamilan ( Pre-eklamsia)
Pre-eklamsi biasanya terjadi pada trimester III atau > 24 minggu.
Namum pada mola terjadi pre-eklamsia < dari kehamilan 24
minggu.
Mual, hiperemesis, pusing (merupakan gejala permulaan)
Derajat keluhan lebih sering dan lebih hebat dibandingkan pada
kehamilan biasa.
Tirotoksikositas
Adalah kadar tiroksin plasma yang meningkat pada kehamilan
mola tapi jarang menyebabkan gejala klinis yaitu hipertiroidisme.
Embolisasi
Pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke
peredaran darah kemudian ke paru-paru tanpa memberikan
gejala apa-apa. Tapi pada mola kadang-kadang jumlah sel
trofoblas demikian banyak sehingga dapat menimbulkan emboli
paru akut yang bisa menimbulkan kematian.

Komplikasi :
1. Kista lutein : Pada banyak kasus mola hidatidosa, ovarium
mengandung kista teka lutein multiple. Kista ini ukurannya
bervariasi, dari mikroskopis sampai yang berdiameter 10 cm
atau lebih. Namun kista lutein ini akan hilang dengan sendirinya
jika jaringan mola dikeluarkan.

Penatalaksanaan Mola Hidatidosa


Terapi
Terapi mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Perbaikan keadaan umum
# pemberian transfusi darah
# pemeriksaan sepintas untuk mencari adanya metastasis
dengan menggunakan
CT Scan dan Radiografi
2. Pengeluaran jaringan Mola
Ada 2 cara, yaitu :
a. Vakum Kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan vakum
kuretase tanpa pembiusan. Tindakan kuret cukup dilakukan
1 kali saja, asal bersih.

b. Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada wanita yang cukup umur dan
cukup mempunyai anak. Alasan untuk melakukan
histerektomi ialah karena umr tua dan paritas tinggi
mrpkan factor predisposisi untuk terjadinya keganasan.
Batasan : umur > 35 tahun, dan memiliki anak yang hdp
lebih dari 3
3. Terapi Profilaksis dengan Sitostatistika
Terapi profilaksis diberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi
akan terjadinya keganasan misalnya umur tua dan paritas tinggi
yang menolak dilakukan histerektomi
Biasanya terapi ini diberikan obat methotrexate dan
actinomycin D.
4. Pemeriksaan tindak lanjut
Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan
keganasan setelah mola hidatidosa.
Metode umum tindak lanjut adalah sbb:
a. cegah kehamilan selama masa tindak lanjut ( sekurangkurangnya 1 tahun)
b. Ukur kadar hCG setiap 2 minggu
c. setelah kadar normal yaitu setelah mencapai batas bawah
pengukuran, pemeriksaan dilakukan setiap bulan selama 6
bulan.
d. Tindak lanjut dapat dihenikan da kehamilan diizinkan setelah
1 tahun

Plasenta Previa
Definisi : plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus dan dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir. Pada keadaan normal, plasenta terletak di bagian atas uterus
(fundus).
Klasifikasi : didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
1. Plasenta previa totalis : seluruh pembukaan jalan lahir
tertutupi oleh jaringan plasenta
2. Plasenta previa parsialis : apabila sebagian pembukaan jalan
lahir tertutup oleh jaringan plasenta
3. Plasenta previa marginalis : apabila pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan
4. Plasenta letak rendah : plasenta yang letaknya abnormal
pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi
pembukaan jalan lahir. Pinggir palsenta berada kira-kira 3-4 cm

diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada


pembukaan jalan lahir.
Etiologi :
1. hamil kembar
janin lebih dari 1 aliran darah ke plasenta tidak cukup / lebih
banyak diperlukan plasenta akan memperluas permukaannya
untuk mencukupi asupan makanan ke janin mendekati atau
menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir
2. Primigravida berumur > 35 tahun
3. Multipara berumur > 35 tahun
4. Multiparitas
5. Merokok :
Merokok terjadi hipoksemia akibat CO hipertrofi pada
plasenta gangguan vaskularisasi plasenta bermigrasi dan
menutupi jalan lahir
Gambaran Klinis :
1. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri. Darah yang
keluar berwarna merah segar terjadi pada trimester III atau pada
minggu ke 20. makin rendah letak plasenta, makin dini terjadi
perdarahan.
Mekanisme perdarahan :
Bertambahnya usia kehamilan segmen bawah uterus akan
lebih lebar serviks mulai membuka pada plasenta previa
karena plasenta terletak di segmen bawah uterus pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks diikuti oleh
plasenta yang melekat disitu mengakibatkan robeknya sinus
uterus karena lepasnya plasenta perdarahan
Penanganan :
1. Penderita di rawat di RS sejak terjadi perdarahan pertama
sampaii menjelang persalinan
2. Operasi dan transfusi darah dilakukan stiap saat bila diperlukan
3. Untuk mengontrol banyaknya darah yang kluar dilakukan
pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin secara berkala.
Prognosis :
Dengan penanggulangan yang baik, kematian ibu karena plasenta
previa rendah sekali / tidak ada sama sekali

Low lying plasenta

Low lying plasenta atau disebut juga plasenta letak rendah.


Plasenta letak rendah adalah plasenta yang letaknya abnormal pada
segmen bawah uterus, akan tetapi belum sampai menutupi
pembukaan jalan lahir.

Etiologi :
- biasanya karena vaskularisasi yang berkurang
- karena perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang
lampau
Gambaran klinik :
apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh
plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta
dari dinding uterus terjadi pendarahan
Darah berwarna merah segar.
Sumber pendarahan :
Sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding
uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Pendarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut
otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi untuk menghentikan
pendarahan.
Makin rendah letak plasenta, makin dini pendarahan terjadi.
Turunnya bagian terbawah janin ke pintu atas panggul akan terhalang
karena adanya plasenta di bagian bawah uterus.
Pemeriksaan letak plasenta tidak langsung :
Radiografi, radioisotope, ultrasonografi
Pemeriksaan letak plasenta langsung :
- meraba plasenta melalui kanalis servikalis,
efek samping : berbahaya, menimbulkan pendarahan banyak
- perabaan fornises (khusus janin dgn presentasi kepala)
Kemungkinan pendarahan pada usia produktif
- abortus
- kehamilan ektopik
- mola hidatidosa
- perdarahan antepartum
Klasifikasi
Abortus
Ektopik
Pengakhiran
kehamilan
Kehamilan
dengan
1.
Definisi
sebelum janin mencapai
berat 500 gr/< 20
minggu

ovum yg dibuahi,
berimplantasi, dan
tumbuh tidak
ditempat
normal(endometri
um kavum uteri)
90% di tuba

Mola
Kehamilan
abnormal dengan
ciri stroma villus
korialis langka
vaskularisasi

2.

Anamnes
a

a.
b.
c.

telat mens(+)
perdarahan(+)
nyeri(+)

a.
b.
c.

3.

4.

Gambara
n Klinik

Px

a.

perdarahan
pervaginam setelah
adanya
keterlambatan haid
b.
mules

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

fluxus(+)
portio lunak(+)
pembesaran
uterus=sesuai masa
kehamilan
tanda hegar(+)
tanda piscasec(+)
penonjolan kavum
douglas(-)
nyeri kavum
douglas(-)
nyeri adnexa(-)

telat
mens(+)
perdarahan(
+)
nyeri(+)

a. ada rasa
nyeri
kiri/kanan
pada perut
bagian bawah
b. uterus
membesar
tetapi lembek
c. terjadi
amenore
tetapi
kemudian
langsung
diikuti
perdarahan
d. darah
berwarna
hitam
e. nyeri cukup
keras bila
serviks
digerakkan
a.
fluxus(+)
b.
portio
lunak(+)
c.
pembesaran
uterus=uteru
s membesar
tetapi lembek
d.
tanda
hegar(+)
e.
tanda
piscasec(+)
f.
penonjolan
kavum
douglas(+)
g.
nyeri kavum
douglas(-)
h.
nyeri
adnexa(+)

a. telat
mens(+)
b. perdarahan(
+)
c. nyeri(-)

a.

uterus
membesar
lebih cepat
dari
biasanya
b.
mengeluh
mual muntah
c.
ada
perdarahan
pervaginam
d.
pengeluar
an darah
disertai
pengeluaran
beberapa
gelembung
villus(memas
tikan
diagnosa)

a. fluxus(+)
b. portio
lunak(+)
c. pembesaran
uterus=uter
us lebih
besar dari
usia
kehamilan
d. tanda
hegar(+)
e. tanda
piscasec(+)
f. penonjolan
kavum
douglas(-)
g. nyeri kavum
douglas(-)
h. nyeri
adnexa(-)

Anda mungkin juga menyukai