5BL01047
5BL01047
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Konsentrasi MOL yang paling baik adalah 3 ml karena merupakan konsentrasi
paling rendah namun dapat mengurai bahan organik menjadi kompos dengan
waktu yang sama dengan konsentrasi 4 dan 5 ml
2. Waktu menumbuhkan MOL terbaik adalah 7 hari karena merupakan lama
pertumbuhan paling cepat dan memberikan kualitas kompos yang hampir sama
dengan 14 hari.
3. Jenis bonggol pisang yang mempunyai kualitas kompos paling baik MOL 7 hari
adalah adalah bonggol pisang ambon karena pada mempunyai hasil terbaik pada
suhu, pH, kadar air dan asam humat. Pada minggu kedua hasil terbaik juga pada
ambon baik pada suhu, pH, kadar air, asam humat dan dan viabilitas mikrobia.
B. Saran
1. Perlu adanya penerapan MOL bonggol pisang pada tanaman yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan MOL untuk menyuburkan tanaman.
2. Menggunakan konsentrasi MOL yang lebih tinggi dan bahan yang mengandung
N tinggi (seperti urea dan kotoran sapi) karena hasil yang diperoleh
memerlukan waktu pengomposan yang berlangsung lama yaitu 50 hari.
53
54
3. Perlu adanya pengukuran unsur hara makro dan mikro pada MOL bonggol
pisang
4. Perlu dilakukan identifikasi jenis mikrobia sehingga diketahui dengan pasti
mikrobia yang ada pada MOL tersebut dengan menggunakan medium yang
spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, M. 1997. Pengaruh Taraf Bahan Organik dan Masa Inkubasi Terhadap
Kandungann C-organik, N total, NH4+, NO3- dan C/N tanah pada Latosol
Dermaga. Skripsi. IPB. Bogor.
Amien. 1994. Semai Informasi Agribisnis Nasional. Jakarta.
Anonim. 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik
http://www.healthy-rice.com/snikompos.pdf. 12 April 2012.
Domestik.
56
Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Faridah A., Kasmita S.P., Yulastri A., dan Yusup L. 2008. Patiseri. Direktorat
pembinaan SMK. Jakarta.
Firdaus, F. 2011. Kualitas Pupuk Kompos Campuran kotoran ayam dan batang pisang
menggunakan bioaktivator mol tapai. Skripsi S1. IPB. Bogor.
Foth, H. D., dan S. Adisoemarto. 1978. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian dan
Ilmu-ilmu Teknik Biologi. CV. Armico. Bandung.
Hadiwiyoto, S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Penerbit Yayasan
Dayu. Jakarta.
Hanafiah, K. A., I. Anas, A. Napoleon, dan N. Goffar. 2005. Biologi Tanah: Ekologi
dan Makrobiologi Tanah. Penerbit Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Hariyadi, N. 2003. Studi percepatan dekomposisi serasah Acacia mangium Willd.
dengan berbagai aktivator. Skripsi S1. IPB. Bogor.
Hastuti, E. D. tth. Aplikasi Kompos Sampah Organik Berstimulator EM4 untuk
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays, L.) pada lahan
Kering. Laporan penelitian. FMIPA. UNDIP.
Hidayat, M. F. 2003. Pemanfaatan Asam Humat dan Omega pada Pemberian Pupuk
NPK terhadap Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb. yang diinokulasikan
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Tesis. Pascasarjana. IPB. Bogor.
Huang, P. M., dan M. Schnitzel. 1997. Interaksi Mineral tanah dengan Organik
Alami dan Mikroba. Penerjemah D. H. Goenadi. UGM-Press.
Imas, T. dan Y. Setiadi. 1988. Mikrobiologi Tanah II. PAU Bioteknologi. IPB.
Bogor.
Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Jeong, C.Y; C.W. Park; J.G. Kim; dan S. K. Lim. 2007. Carboxylic Content of Humic
Acid Determined by Modeling, Calcium Acetate, and Precipitation Methods.
Soil Science Society of America Journal; 71 (1): 86-94.
57
Kadir T. S., R. Tita, dan R. Saraswati. 2008. Pengaruh Azolla sp. dan MOL pada
Konsep SRI Organik terhadap Keparahan Penyakit Padi. Seminar Nasional
Padi 2008.
Maudi, F., T. Sundari, R. Azzahra, R. I. Oktafiyani, dan F. Nafis. 2008. Pemanfaatan
Bonggol Pisang sebagai bahan pangan alternatif melalui program pelatihan
pembuatan Steak dan Nugget Bonggol Pisang di Desa Cihedeung Udik.
Kabupaten Bogor. PKMP. IPB. Bogor.
Mukti, W. A. 2008. Produksi Kompos Pelepah Pisang (Musa paradisiaca Linn)
dengan Variasi Kadar Effective Microorganism dan Kotoran Sapi. Skripsi S1.
Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Mulyadi, A. 2008. Karakteristik Kompos dari Bahan Tanaman Kaliandra, Jerami Padi
dan Sampah Sayuran. Skripsi S1. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Munadjim. 1983. Teknologi Pengolahan Pisang. Gramedia. Jakarta.
Murbandono, H. S. L. 2002. Membuat Kompos. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Oktavia, D. 2006. Perubahan Karbon Organik dan Nitrogen Tanah akibat perlakuan
pupuk organic pada Budidaya sayuran organic. Skripsi S1. IPB. Bogor
Panudju, T. I. 2011. Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos Tahun
Anggaran 2011. Direktorat Perluasan Dan Pengelolaan Lahan, Direktorat
Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Jakarta.
Permana. D. 2011. Kualitas Pupuk Organik Cair dari kotoran Sapi pedaging yang
diferrmentasi menggunakan mikroorganisme Lokal. Skripsi S1. IPB. Bogor.
Pramono, J. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Agrosains.
6(1):11-14.
Prasetyo, T. B., Herviyanti, Alif A. dan Tjandra, M. A. 2006. Pengendalian Fe
dengan asam humat dari berbagai sumber bahan organik dan pengelolaan air
pada tanah sawah bukaan baru yang ditanami padi. Laporan penelitian.
Universitas Andalas.
Prihandarini, R. 2004. Manajemen Sampah, Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk
Organik. Penerbit PerPod. Jakarta.
58
59
60
Lampiran 1
Tabel 10. Hasil Uji N total minggu II
61
62
Lampiran 2
Tabel 11. Hasil Uji N total minggu I
63
Lampiran 3
Tabel 12. Standar Kualitas Kompos (SNI 19 70-30 2004)
Satuan
Minimum Maksimum
No
Parameter
0
%
C
50
1
Kadar Air
Suhu air tanah
2
Temperatur
Kehitaman
3
Warna
Berbau tanah
4
Bau
mm
0.55
25
5
Ukuran Partikel
%
58
6
Kemampuan Ikat Air
6.80
7.49
7
pH
%
*
1.5
8
Bahan Arang
Unsur Hara Makro
%
27
58
9
Bahan Organik
%
0.40
10
Nitrogen
%
9.80
32
11
Karbon
%
0.10
12
Phosfor (P2O5)
10
20
13
C/N-Rasio
%
0.20
*
14
Kalium(K2O)
Unsur Mikro
mg/kg
*
13
15
Arsen
mg/kg
*
3
16
Cadmium
mg/kg
*
34
17
Cobal (Co)
mg/kg
*
210
18
Chromium(Cr)
mg/kg
*
100
19
Tembaga (Cu)
mg/kg
0.80
20
Mercuri (Hg)
mg/kg
*
62
21
Nikel (Ni)
mg/kg
*
150
22
Timbal (Pb)
mg/kg
*
2
23
Selenium (Se)
mg/kg
*
500
24
Seng (Zn)
Unsur Lain
%
*
25.50
25
Calsium
%
*
0.60
26
Magnesium (Mg)
%
*
2
27
Besi (Fe)
%
*
2.20
28
Aluminium (Al)
%
*
0.10
29
Mangan (Mn)
Bakteri
MPN/gr
1000
30
Fecal Coli
MPN/4 gr
3
31
Salmonella sp.
Keterangan: *Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
64
Lampiran 4. Uji ANAVA dan Uji Duncan Kadar air MOL bonggol pisang
Tabel 13. Anava Kadar air MOL bonggol pisang Minggu I dan II
Sumber
Keragaman
Koreksi
Intersep
Jumlah
Kuadrat
429.484a
80372.432
Derajat
Bebas (df)
11
1
Kuadrat
Tengah
39.044
80372.432
Konsentrasi
Perlakuan
konsentrasi * perlakuan
Galat (error)
Total
Total Koreksi
47.397
173.712
208.375
754.496
81556.412
1183.980
2
3
6
60
72
71
23.699
57.904
34.729
12.575
3ml
4ml
5ml
Sig.
24
24
24
ambon
raja
EM4
kepok
Sig.
18
18
18
18
Sig.
3.105
6391.483
.002
.000
1.885
4.605
2.762
.161
.006
.019
65
Lampiran 5. Uji Anava dan Duncan nisbah C:N MOL bonggol pisang
Tabel 16. Anava nisbah C:N MOL bonggol pisang Minggu I dan II
Sumber Keragaman
Koreksi
Intersep
Konsentrasi
Perlakuan
konsentrasi * perlakuan
Galat (error)
Total
Total Koreksi
Jumlah
Kuadrat
585.167a
27609.131
149.605
44.300
391.262
4030.701
32224.998
4615.868
Derajat
Bebas (df)
11
1
2
3
6
60
72
71
konsentrasi
5ml
4ml
3ml
Sig.
24
24
24
raja
EM4
ambon
kepok
Sig.
18
18
18
18
Kuadrat
Tengah
53.197
27609.131
74.803
14.767
65.210
67.178
Sig.
.792
410.983
1.113
.220
.971
.647
.000
.335
.882
.453
66
Lampiran 6. Uji Anava dan Duncan asam humat MOL bonggol pisang
Tabel 19. Anava Asam Humat MOL bonggol pisang Minggu I dan II
Sumber Keragaman
Koreksi
Intersep
Konsentrasi
Perlakuan
konsentrasi * perlakuan
Galat (error)
Total
Total Koreksi
Jumlah
Kuadrat
.011a
.697
.003
.001
.007
.038
.746
.049
Derajat
Bebas (df)
11
1
3
2
6
60
72
71
3ml
5ml
4ml
Sig.
24
24
24
EM4
raja
kepok
ambon
Sig.
18
18
18
18
Kuadrat
Tengah
.001
.697
.001
.001
.001
.001
Sig.
1.508
1098.826
1.316
1.091
1.744
.152
.000
.278
.342
.126
67
Jumlah
Kuadrat
22.957a
79820.327
22.708
.043
.206
2.181
79845.464
25.138
Derajat
Bebas (df)
14
1
4
2
8
75
90
89
3 ml
4 ml
5 ml
Sig.
30
30
30
KONTROL
Kepok
ambon
raja
em4
Sig.
18
18
18
18
18
Kuadrat
Tengah
1.640
79820.327
5.677
.021
.026
.029
Sig.
56.385
2744713.228
195.213
.735
.883
.000
.000
.000
.483
.535
68
Jumlah
Kuadrat
.156a
4004.712
.006
.119
.030
1.563
4006.431
1.719
Derajat
Bebas (df)
14
1
2
4
8
75
90
89
3 ml
5 ml
4 ml
Sig.
30
30
30
em4
KONTROL
ambon
Kepok
raja
Sig.
18
18
18
18
18
Kuadrat
Tengah
.011
4004.712
.003
.030
.004
.021
Sig.
.533
192166.529
.144
1.433
.181
.906
.000
.866
.232
.993
69
Lampiran 9
Tabel 28. Hasil Uji N total minggu II
70
71
Lampiran 11. Nisbah C:N kompos MOL bonggol pisang 1 dan 2 minggu
Tabel 29. Nisbah C:N kompos MOL bonggol pisang 1 dan 2 minggu
Sumber
MOL
EM4
Raja
Kepok
Ambon
Rata-rata
3 ml
26,77a
19,46 a
22,59 a
17,02 a
21,46X
Nisbah C:N
4 ml
17,36 a
17,95 a
20,22 a
21,81 a
19,34X
5 ml
16,02 a
17,69 a
18,55 a
19,55 a
17,95X
Rata-rata
19,46A
18,37A
20,05A
20,45A
Lampiran 12. Kadar Air kompos MOL bonggol pisang 1 dan 2 minggu
Tabel 30. Kadar Air kompos MOL bonggol pisang 1 dan 2 minggu
Sumber
MOL
EM4
Raja
Kepok
Ambon
Rata-rata
3 ml
33,75 a
29,43 a
33,22 a
32,75 a
32,29X
5 ml
32,10 a
36,40 a
37,57 a
30,65 a
34,18X
Rata-rata
33,50A
32,38A
35,90B
31,87A