Anda di halaman 1dari 8

KISTA RADIKULAR

Definisi:
Suatu kista adalah suatu kavitas tertutup atau kantung yang bagian dalam dilapisi oleh
epitelium dan pusatnya terisi cairan atau bahan semisolid. Kista rahang dibagi dalam
odontogenik, nonodontogenik dan nonepitelial. Kista odontogenik timbul dari epitelium
odontogenik dan diklasifikasikan sebagai folikular, timbul dari organ email atau folikel; dan
radikular, timbul dari sisa sel Malassez. Kista nonodontogenik di klasifikasikan sebagai
fisural, timbul dari bekas epitelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial, atau nasopalatin,
timbul dari bekas duktus nasopalatin. Kista semu atau kista nonepitelial adalah kavitas
bertulang yang tidak dilapisi epitelium dan karenanya bukan kista sebenarnya. Kista macam
ini dibagi dalam kista traumatik, kavitas tulang tulang idiopatik dan kista tulang ancurismal.
Suatu kista radikular atau alveolar adalah suatu kantung epitelial yang pertumbuhannya
lambat pada apeks gigi yang melapisi suatu kavitas patologik pada tulang alveolar. Lumen
kista berisi cairan protein berkonsentrasi rendah. Kira-kira 75% dari semua kista terjadi pada
rahang atas dan 25% pada rahang bawah.
Penyebab:
Suatu kista radikular mensyaratkan injuri fisis, kimiawi, atau bakterial yang menyebabkan
matinya pulpa, diikuti oleh stimulasi sisa epitelial Mallasez, yang biasanya dijumpai pada
ligamen periodontal.
Gejala-gejala:
Tidak ada gejala yang dihubungkan dengan perkembangan suatu kista, kecuali yang
kebetulan diikuti nekrosis pulpa. Suatu kista dapat menjadi cukup besar untuk secara nyata
menjadi pembengkakan.
Tekanan kista cukup untuk menggerakan gigi yang bersangkutan, yang disebabkan oleh
timbunan cairan kista. Pada kasus itu apeks-apeks gigi yang bersangkutan menjadi renggang,
sehingga mahkota gigi dipaksa keluar jajaran. Gigi dapat juga menjadi goyah. Bila dibiarkan
tidak terawat, suatu kista dapat terus tumbuhdan merugikan rahang atas atau rahang bawah.

Diagnosis:
Pulpa gigi dengan kista radikular tidak
bereaksi terhadap stimuli listrik atau termal,
dan hasil tes klinis lainnya adalah negatif,
kecuali radiograf. Pasien mungkin
melaporkan suatu riwayat penyakit
sebelumnya. Biasanya pada pemeriksaan
radiografik, terlihat tidak adanya kontinuitas
lamina dura, dengan suatu daerah refraksi.
Daerah radiolusen biasanya bulat dalam garis
bentuknya,kecuali bila mendekati gigi
sebelahnya yang dalam kasus ini dapat
mendatar atau mempunyai bentuk oval.
Daerah radiolusen lebih besar daripada suatu
granuloma dan dapat meliputi lebih dari satu
gigi. Baik ukuran maupun bentuk daerah
rarefaksi bukan indikasi definisi suatu kista.
Suatu klinis, menggunakan injeksi suatu
medium kontras ke dalam jaringan periapikal
melalui saluran akar untuk menetapkan
ukuran dan bentuk secara radiografis dan
kemudian pengambilan jaringan untuk studi
histologik, tidak menunjukkan korelasi antara
bentuk dan ukuran serta penemuan histologik.
Penemuan radiografik sendiri tidak cukup
untuk suatu diagnosis. Daerah lain rarefaksi
periapikal yang bukan hasil matinya pulpa
dapat menyerupai kista radikular secara
radiografis. Beberapa dari daerah ini adalah kista globulomaksiler, kista periodontal lateral,
kista saluran insisif,kista tulang aneurismal, kista tulang tarumatik, dan displasia fibrus.
Dengan menggunakan gel polyacrylamide granuloma dapat dibedakan dari kista oleh pola
albumin kista yang kuat bila dibandingkan dengan pola granuloma. Dalam dua studi,
spesimen dari daerah periapikal diaspirasi melalui saluran akar dan dengan teknik Davis yang
dimodifikasi, diletakkan pada gel polyacrylamide dan diperiksa dengan elektroforesis, cara
ini berhasil mengidetifikasi delapan dari sembilan kista, sebagai yang ditegaskan oleh
pemeriksaan eksperimental masih harus ditegaskan.

Diagnosis banding:
Gambaran radiografik kista akar yang kecil tidak dapat dibedakan dari gambaran granuloma.
Meskipun suatu perbedaan positif antara suatu kista dan granuloma tidak dapat dibuat dari
radiografi saja, sifat-sifat tertentu dapat memberi kesan adanya suatu kista. Suatu kista
biasanya lebih besar daripada granuloma dan dapat menyebabkan akar berdekatan meregang
karena tekanan yang terus menerus dari akumulasi cairan kista. Harus dibedakan suatu kista
radikular dari kavitas tulang yang normal, seperti misalnya foramen insisif. Suatu kavitas
normal kelihatan terpisah dari apeks akar pada raiografi yang diambil pada sudut yang
berlainan yang berlainan sedangkan suatu kista tetap terikat pada apeks akar tanpa
memperhatikan sudut pengambilan radiograf. Suatu kista radilkular juga harus dibedakan dari
suatu kista globulomaksiler yang merupakan kista fisural yang berkembang pada rahang atas
diantara akar gigi lateral dan gigi kaninus. Suatu kista radikuler juga harus dibedakan dari
suatu kista tulang traumatik yang disebut juga kista hemoragik atau kista ekstravasasi yang
merupakan suatu kavitas cekung tidak dilapisi oleh epitelium tetapi oleh jaringan
penghubung fibrus.

Bakteriologi:
Suatu kista mungkin atau mungkin tidak terinfeksi. Sebagai suatu granuloma suatu kista
menunjukkan suatu reaksi defensif jaringna terhadap iritan ringan. Organisme actinomyces
pernah diisolasi dari kista periapikal.
Histopatologi:
Kista radikular terdiri dari suatu kavitas yang dilapisi oleh epitelium skuamus berasal dari
sisa sel Malassez yang terdapat di dalam ligamen periodontal. Suatu teori pembentukan kista
adalah bahwa perubahan inflamatori periradikular menyebabkan epitelium berproliferasi.
Bila epitelium tumbuh dalam suatu massa sel, bagian pusat kehilangan sumber nutrisi dari
jaringan periferal. Perubahan ini menyebabkan nekrosis di pusat; suatu kavitas terbentuk dan
tercipta suatu kista. Suatu teori lain pembentukan kista adalah bahwa suatu kavitas bases
terbentuk pada jaringan penghubung dan dilapisi dengan jaringan epitelial yang
berproliferasi. Bukti mendukung sutau teori bahwa pembentukan kavitas dan perusakan
lapisan epitelial kista radikular ditengahi oleh reaksi imunologik. Sel kompoten imunologis
dijumpai pada lapisan epitelial dan imunoglobulin dijumpai di dalam cairan kista. Sisa sel
epitelial Malassez akan menjadi dikenal sebagai antigen dan dapat menghasilkan reaksi
imunologik yang pada gilirannya menyebabkan lisis dinding kista.
Pertumbuhan kista dpat dijelaskan oleh tiga kemungkinan mekanisme. Teori pertama
menyatakan bahwa penanggalan sel epitelal ke dalam kavitas kista menaikkan tekanan
osmotik. Kenaikan ini menghasilkan filtrasi edema dan cairan jaringan kedalam kavitas kista
dengan suatu hasil kenaikan tekanan terhadap jaringan granulomatus dan tulang. Tekanan
pada tulang menyebabkan resorpsi tulang dan pertumbuhan kista. Kemungkinan ketiga
adalah bahwa epitelium menyerbu jaringan penghubung dan menyebabkan kista tumbuh.
Secara mikroskopis karena suatu kista berasal dari suatu granuloma dengan helaian epitelium
lesinya adalah suatu granuloma dengan suatu kavitas yang dilapisi oleh epitelium skuamosa
berstrata. Kista dikelilingi oleh jaringan penghubung yang diinfiltarsi oleh limfosit, sel
plasma, dan neutrofil polimorfonuklear. Kavitas kista mengandung debris dan bahan
eosinofilik. Jaringan penghubung mempunyai belahan kolesterol, makrofag dan sel-sel
raksasa.
Perawatan:
Pilihan perawtan adalah haya terapi saluran akar saja, diikuti oelh observasi periodik.
Perawatan bedah diindikasikan bila suatu lesi gagal untuk pulih kembali atau bila timbul
gejala-gejala.
Bila kistanya besar, pengambilan dengan kuretase dapat mebahayakan vitalitas gigi atau gigigigi dekatnya karena adanya gangguan suplai darah selama kuretase. Perawatan saluran akar
gigi yang terlibat, bersama-sama dengan eksteriorotasi (ex-teriorization) bedah untuk
membuat kolaps kista dapat dicoba. Prosedur bedah ini menyangkut pengosongan kandungan
kista dengan memasukkan suatu isolator karet atau saluran kain kassa dalam beberapa
minggu dan menggantinya setiap minggu. Bila kista berkurang dalam ukuran, kuretase

dilakukan dengan cara biasanya tanpa membahayakan gigi di dekatnya. Prosedur ini kadangkadang dianggap sebagai marsupialisasi lesi.
Prognosis:
Prognosis tergantung pada gigi khususnya, perluasan tulang yang rusak dan mudah
dicapainya perawatan.

TUGAS KONSERVASI II
KISTA RADIKULAR

KELOMPOK 5
Kelas C

Harumi Rut Tiur

(2011-11-158)

Nadya Andarani

(2011-11-159)

Annissa Dhania M

(2011-11-160)

Dewi Putri Astriyanti

(2011-11-161)

Elly Indra S

(2011-11-163)

Salida Laila Falah

(2011-11-164)

Nadhira Arifani

(2011-11-165)

Alberto Dima

(2011-11-166)

Universitas Prof Dr.Moestopo (Beragama)


Fakultas Kedokteraan Gigi
Tahun Ajaran 2013/2014

DAFTAR PUSTAKA

Grossman, Louis I, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek Edisi Kesebelas. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai