Anda di halaman 1dari 23

COMPOUNDING AND DISPENSING

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

Bandung, November 2013

1. PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR)


2. GOOD PHARMACY PRACTICE (GPP)
3. SKRINING RESEP.
4. PERHITUNGAN DALAM COMPOUNDING AND
DISPENSING.
5. SIMULASI DAN PRAKTEK SERTA STUDI
KASUS DALAM COMPOUNDING AND
DISPENSING.
6. PELAYANAN RESEP YANG BERBASIS
PERIMBANGAN RATIO MANFAAT DAN BIAYA
7. OBAT TETES NON STERIL
8. OBAT STERIL

2. GOOD PHARMACY PRACTICE.

JAMINAN
Perubahan Iklim Bisnis
Tuntutan Konsumen

Retailer

Manager

Regulasi :
PP51 /2009, Permkes 889

Professional

Kepmenkes 1027/2004

KOMITMEN
APOTEKER

Kualitas
(legalitas,
bioavailabiliasbioekivalaensi)
Keamanan
(informasi dan
rasionalitas)
Kecepatan
Kelengkapan
Harga

Implementasi
Good Pharmacy Practice
Di Seluruh Jaringan

Added
Value

PERAN
APOTEKER
QA and QC

GMPPRODUKSI

GDP DISTRIBUTOR

GPP APOTEK

Produk

Obat

Maintain
Quality and
Distribute
Pharmaceutical

Care

JAMINAN
Kualitas
(Legalitas,
bioavailabiliasbioekivalaensi)
Keamanan
(informasi dan
rasionalitas)

Menghindari produk
farmasi yang
substandard dan tidak
bermanfaat

Patient
Quality
of
Life

Sales
Growth

Efficient &
Effectivene

Added
G

N
E
W

Value
Patient
Quality
of

P
P

Life
Customer Growth &
Customer
Retention
Customer
Satisfaction

Optimized COGS &


Ops. Cost
Operational Execelence

LONGTERM
SHAREHOLDER
VALUE

S
P
I
R
I
T

KOMITMEN
BERSAMA UNTUK
MENJALANKAN
PROGRAM

Regulation
Peraturan / UU / Kode Etik
Kefarmasian

Professional
SIKA, SIPA, Sertifikasi
SIA
Pharmaceutical Care
Practice & SOP

Dokter

Pasien
DRP
Identifying, Resolving
Preventing DRP - ME

ME

Patient
Q
U
A
L
I
T
Y

O
f
Apotek

Education
Bank Data & Informasi Obat,
Partisipasi Sosial &
Kesehatan Masyarakat,
Materi Diklat & Pendidikan
Berkelanjutan (CPD/CE)

Quality
Standar: Fasilitas,
Peralatan, Layanan
Penunjang,
Manajemen Mutu
(SDM, Proses, Produk)

L
I
F
E

Evidence in promoting drug access

Product

Process

Outcome

(Pharmaceutics)

(Pharmacists)

(Patients)

GMP; cGMP

GDP

GPP

(1982;)

(1995;2001)

(2001)

Recommendations
4 fokus area besar di negara
berkembang (GPP in developing
countries, FIP 1997):
Personnel
Training
Standards
Legislation & National Drug Policy

Good Pharmacy Practice Certified


by WHO-1993, FIP-1997

5 standards of GPP (FIP approach)


Standard 1
Facility equipment and auxiliary services
Standard 2
Quality Management
Standard 3
Good Pharmacy Practice
Standard 4
Law, Regulations and Ethics

Standard 5
Social and community participation

Standar 1/5

Standar 2/5

Standar 3/5

Fasilitas,
Peralatan
&
Layanan
Penunjang

Manajemen
Mutu

Mutu
layanan

(Facility,
Equipment
and
Auxiliary
Service)

(Quality
Management)

(Quality
Service)

Standar 4/5

Standar 5/5

Partisipasi
Hukum,
Dalam
Regulasi dan
Kode Etik Kegiatan Sosial
dan Kesehatan
Masyarakat
(Law,
Regulations
(Social and
and Ethics)
Community
Participation)

Standar 1/5
Fasilitas Peralatan dan Layanan Penunjang
(Facility, Equipment and Auxiliary Service)
1. FASILITAS

2. PERALATAN

1. Bangunan
1.1 Bangunan yg layak
1.2 Area pelayanan
yang layak
2. Ruangan
2.1 Rapi
2.2 Cahaya cukup;
ventilasi baik;
Aman dari kebakaran
3. Area penyimpanan
produk
4. Area kerja Farmasis
5. Terdapat tempat
konseling (meja atau
ruang) & tdk
terganggu
6. Penandaan Apotek &
Lisensi Uji Kompetensi,
photo Farmasis, SIA,
SIPA, Jam Praktek

1. Alat Bantu Untuk


PelayananKesehatan
2. Alat Penghitung
Tablet/Pil
3. Alat Penghitung yang
bebas dr Kontaminasi
4. Terdapat refrigerator /
lemari pendingin
untuk penyimpanan
obat
5. Kontainer / tempat
atau wadah obat yang
layak

3. ALAT BANTU
PELAYANAN
1. Buku Referensi
Standar Farmasi
2. Tersedianya labellabel yang sesuai
dengan informasi
pengobatan (stiker
instruksi penggunaan
obat)
3. Tersedianya
Informasi Kesehatan
(Brosur, Majalah
Dinding, Leaflet).

Standar 2/5
Manajemen Mutu (Quality Management)

Hindari Mengendarai Kendaraan


dan Menjalankan Mesin disaat
minum obat ini

Standar 2/5
Manajemen Mutu (Quality Management)

KONTROL ED OBAT

2013

2014
2015
2016

Manajemen Standar 2/5


Mutu (Quality Management)

1. KETENAGAAN
1. Apoteker yg
Profesional

2. SEDIAAN
FARMASI &
PERBEKALAN
KES. LAINNYA
1. Perencanaan
2. Penerimaan
3. Pengadaan
4. Penyimpanan

3. ADMINISTRASI
1. Adm umum
2. Adm pelayanan
3. Resep
4. Patient
Medication
Record (PMR)

Standar 3/5
Mutu Pelayanan (Quality Service)
1. PELAYANAN
RESEP
1.Skrining resep
a. Memenuhi
Persyaratan adm
b. Kesesuaian
farmasetik
c. Pertimbangan
klinis
d. Keabsahan salinan
resep
2. Penyiapan obat
a.Peracikan dibuat
berdasarkan
prosedur standar
b.Etiket
c.Kemasan Obat
d.Penyerahan Obat
e.Informasi Obat
f. Konseling
g.Monitoring
Penggunaan Obat.

2. PROMOSI DAN
EDUKASI

3. PELAYANAN
RESIDENSIAL

1. Swamedikasi
(Upaya pasien
mengobati diri sendiri
utk penyakit ringan).

1. Home Care
(Pelayanan
kefarmasian yang
bersifat kunjungan ke
rumah)

Standar 4/5
Hukum, Regulasi dan Kode Etik
(Law, Regulations and Ethics)
1. Lisensi Farmasi yang sah dan masih berlaku.
2. Praktek sesuai dengan hukum dan peraturan
3. Tidak menyediakan obat ilegal
4. Menyimpanan resep selama 3 tahun.
5. Menghormati kerahasiaan pasien
6. Tidak melayani resep obat tanpa kehadiran
Farmasis yang bertugas

Standar 5/5
Partisipasi Dlm Kegatan Sosial & Kes Masyarakat
(Social and community participation)

1. Tersedianya informasi dan konsultasi


2. Bekerjasama dengan kepolisian dalam informasi
penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
3. Melakukan promosi kesehatan
4. Mensosialisasikan penggunaan penggunaan obat rasioanal
kepada masyarakat
5. Mencegah penggunaan obat yang tidak rasional
6. Tidak menggunakan produk yang merugikan kesehatan
contohnya alokohol dan rokok.

SOP mengandung langkah-langkah tertulis dari semua


aktifitas yang harus dilakukan di apotek yang meliputi:
1. Apa yang harus dikerjakan
2. Kapan harus dikerjakan
3. Dimana harus dikerjakan
4. Siapa yang harus mengerjakannya
5. Bagaimana cara mengerjakannya

SOP menjadi panduan bagi apoteker dan staf apotek


lainnya, antara lain untuk :
1. Memastikan standar pelayanan kefarmasian dapat
dilaksanakan dan dicapai secara berkelanjutan.
2. Memberi kejelasan dalam melaksanakan tugas secara jelas,
sistematis dan seragam.
3. Menghindari ketidakjelasan dalam melaksanakan tugas,
sehingga jelas penanggung jawab dan wewenang masingmasing.
4. Sebagai alat pelatihan staff baru dan menyegarkan ingatan
staff lama dalam menjalankan tugasnya.
5. Menjamin kualitas dan konsistensi pelayanan kefarmasian.

Ada sekitar 30 item SOP yang mencakup keseluruhan


standar pelayanan kefarmasian di Apotek.

Anda mungkin juga menyukai