Anda di halaman 1dari 56

Implementasi

Kode Etik Apoteker Indonesia


Pada Praktik Apoteker
apt. Drs. WASILIN, M.Sc.
Ketua MKEAI Daerah Jateng 2022-2026
Landasan Hukum

1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan

2. Keputusan Menkes RI No. HK.01.07/Menkes/


13/2023 ttg Standar Profesi Apoteker.

3. Kode Etik Apoteker Indonesia (KEAI) hasil Kongres


Ikatan Apoteker Indonesia XXI Tahun 2022 di Bandar
Lampung.
Tempat Praktik
Apoteker
1. Fasilitas Produksi / Industri
Farmasi
2. Fasilitas Distribusi / Penyaluran
3. Pelayanan Pelayanan
Kefarmasian
Praktik Apoteker atau Kefarmasian
(Kepmenkes RI No.HK.01.07/Menkes/13/2023)

1. Pembuatan & Pengendalian Mutu SF


2. Pengamanan, Pengadaan, Penyimpanan &
Pendistribusian SF & Alat Kesehatan
3. Pelayanan Farmasi Klinis
4. Pelayanan Informasi Obat
5. Pengembangan Obat, Bahan Obat, Obat
Tradisional, & Kosmetika
Pelayanan Farmasi Klinis

1. Pengkajian & 7. Pemantauan Terapi


Pelayanan Resep Obat (PTO)
2. Penelusuran Riwayat 8. Monitoring Efek
Penggunaan Obat Samping Obat (MESO)
3. Rekonsiliasi Obat 9. Evaluasi Penggunaan
Obat (EPO)
4. Pelayanan Informasi
10.Dispensing sediaan
Obat (PIO)
steril, dan
5. Konseling
11.Pemantauan Kadar Obat
6. Visite dalam Darah (PKOD).
ETIKA APOTEKER

Sekumpulan nilai-nilai dan moralitas profesi


Apoteker yang tercantum dalam :
 Kode Etik Apoteker Indonesia (KEAI)
 Fatwa-fatwa etik
 Pedoman, dan
 Kesepakatan etik lainnya dari IAI sebagai
organisasi profesi.
Kode Etik Apoteker Indonesia

Aturan internal profesi yang disusun dalam


bentuk buku oleh MEDAI berupa :
 Pasal-pasal beserta
 Penjelasannya dan
disahkan oleh Kongres IAI.
Disiplin Apoteker

Kesanggupan Apoteker untuk mentaati kewajiban


dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam :
 Peraturan perundang- undangan dan/atau
 Peraturan praktik
yang apabila dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
UU No. 36 Th. 2009
UU No. 36 Tahun 2014
Kode Etik Apoteker Indonesia
Hasil Kongres IAI ke-21 Tahun 2022

Terdiri dari : 23 Pasal


1. Mukadimah
2. BAB I : Kewajiban Umum
3. BAB II : Kewajiban Apoteker terhadap Diri Sendiri
4. BAB III : Kewajiban Apoteker terhadap Penerima Pelayanan
dan/atau Pelanggan
5. BAB IV : Kewajiban Apoteker terhadap Teman Sejawat
6. BAB V : Kewajiban Apoteker terhadap Profesi Kesehatan
Lain
7. BAB VI : Kewajiban Apoteker terhadap Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
8. BAB VII : Penutup
Kewajiban Umum
(3 Pasal : 1-3)

1. Menjujung tinggi, menghayati, &


mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker

2. Menghayati & mengamalkan KEAI

3. Berintegritas tinggi, menjalankan profesi


secara Profesional & Bertanggung Jawab,
sesuai SKAI, serta mengutamakan &
berpegang teguh pada prinsip Kemanusiaan
Sumpah/Janji Apoteker
(Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1962)

1. Membaktikan hidup guna kepentingan kemanusian


(Bidang Kesehatan).
2. Merahasiakan terkait pekerjaan & keilmuan apoteker
3. Tidak mempergunakan pengetahuan kefarmasian
untuk sesuatu yg bertentangan dg hukum
perikemanusiaan
4. Menjalankan tugas sesuai martabat & tradisi luhur
jabatan kefarmasian
5. Dalam menjalankan kewajiban, tidak diskrimininatif
6. Melakukan Ikrar Sumpah/Janji dg kesungguhan &
keinsafan
Menjujung tinggi, Menghayati, & Mengamalkan
Sumpah/Janji Apoteker
(Pasal 1)

1. Membaktikan hidup guna kepentingan kemanusian


(Bidang Kesehatan).
2. Merahasiakan terkait pekerjaan & keilmuan apoteker
3. Tidak mempergunakan pengetahuan kefarmasian untuk
sesuatu yg bertentangan dg hukum perikemanusiaan
4. Menjalankan tugas sesuai martabat & tradisi luhur
jabatan kefarmasian
5. Dalam menjalankan kewajiban, tidak diskrimininatif
6. Melakukan Ikrar Sumpah/Janji dg kesungguhan &
keinsyafan
Lafal Membaktikan hidup guna kepentingan
Sumpah-1
kemanusian (Bidang Kesehatan).
1. Empati kepada pelanggan (di tempat praktik)
2. Tidak menjual Obat atau BMHP dg harga tdk
wajar (saat barang sulit)
3. Tidak mengganti Resep obat dg harga lebih mahal
4. Menghormati hak-hak pelanggan
5. Memastikan bahwa obat yg diberikan ke pasien :
berkhasiat, aman, & bermutu
6. Pasien geriatri, pelayanan resepnya agar
didahulukan
Lafal Merahasiakan terkait Pekerjaan &
Sumpah-2
Keilmuan apoteker
1. Merahasiakan penyakit pasien
2. Merahasiakan terapi pasien
3. Meng-edukasi obat HIV di ruang konseling
4. Tidak menyebarluaskan ilmu kefarmasian yg
dapat disalahgunakan
5. Menyimpan resep pasien selama 5 tahun &
memusnahkannya bila sudah lebih dari 5
tahun (tidak dibuang sembarangan)
Tidak mempergunakan Pengetahuan
Lafal
Sumpah-3 Kefarmasian untuk sesuatu yg
bertentangan dengan Hukum
Perikemanusiaan

1. Tidak memanfaatkan keilmuannya untuk


kepentingan yang dapat membahayakan
orang lain
2. Tidak mengajarkan keilmuannya kepada
orang lain yg akan digunakan untuk kejahatan
3. Tidak melakukan pemalsuan Obat
Lafal Menjalankan Tugas sesuai Martabat
Sumpah-4
& Tradisi Luhur Jabatan Kefarmasian
1. Pembuatan SF memenuhi persyaratan khasiat, mutu, &
kemananan
2. Pembuatan Obat sesuai CPOB
3. Distribusi Obat sesuai CDOB
4. Penyimpanan Obat sesuai dg persyaratan penyimpanan (suhu,
kelembaban)
5. Distribusi obat harus menjamin khasiat, mutu, & keamanan obat
6. Meracik obat di ruang yang bersih & bekerja dg menjaga higiene
sanitasi
7. Limbah obat dibuang sesuai ketentuan (Limbah Obat Sitostatika)
8. Melakukan peracikan obat IV di ruang steril & BSC
9. Merekonstitusi obat Sitostatika di ruang steril & CDSC
Lafal Menjalankan tugas sesuai Martabat
Sumpah-4
& tradisi luhur Jabatan Kefarmasian
10. Setiap penyerahan obat harus disertai edukasi yg
jelas & lengkap
11. Setiap pelayanan obat harus dihindari terjadinya
kesalahan penyiapan obat atau kesalahan
penyerahan obat
12. Pelayanan obat yg harus dikendalikan pada suhu 2-8
o
C, harus disertai es
13. Penyimpanan obat suhu dingin, harus dikendalikan
suhunya stabil & penyediaan genset (cadangan
sumber daya, bila listrik PLN padam)
Lafal Dalam menjalankan kewajiban,
Sumpah-5
Tidak Diskrimininatif
1. Selalu memberikan konseling secara lengkap
& jelas kepada semua pelanggan, termasuk
edukasi kepada pasien dg Penyakit Menular
2. Tidak menolak atau menghentikan pelayanan
kefarmasian kepada pelanggan tanpa alasan
yang layak & sah
3. Penyelesaian pelayanan resep harus urut &
adil, kecuali terkait kemanusiaan
Lafal Melakukan Ikrar Sumpah/Janji
Sumpah-6
dg Kesungguhan & Keinsafan
1. Selalu berikhtiar mentaati KEAI dalam setiap
Praktik Kefarmasian
2. Selalu berpraktik secara kompeten (STR, SIP)
3. Selalu berpraktik sesuai kompetensinya
(Pelayanan Kefarmasian ttt yg membutuhkan
Pelatihan Khusus)
4. Berpraktik secara profesional
Menghayati & Mengamalkan KEAI
(Pasal 2)

1. Praktik selalu mematuhi Per-UU


2. Pastikan saat praktik STRA & SIP masih aktif
3. Selalu meng-up date ilmu pengetahuan
kefarmasian (agar up to date keilmuannya)
4. Tidak adanya laporan aduan pelanggaran
KEAI
5. Selalu meng-up date ilmu pengetahuan
sesuai dengan praktik profesinya
6. Berpraktik sesuai standar profesi Apoteker
Berintegritas tinggi, menjalankan profesi secara
Profesional & Bertanggung Jawab, sesuai SKAI, serta
mengutmakan & berpegang teguh pada prinsip
Kemanusiaan
(Pasal : 3)

1. Berpraktik yang legal (mempunyai STRA, SIP).


2. Berpraktik secara kompeten (Serkom)
3. Selalu meng-update ilmu pengetahuan, khususnya
yg terkait dg praktik profesinya
4. Membuat SPO terkait dengan praktiknya
5. Berpraktik sesuai SPO terkait.
6. Tidak mendelegasikan pekerjaan kepada Tenaga
Kesehatan tertentu atau Tenaga Kesehatan lain yg
tdk memiliki kompetensi untuk melaksanakannya.
Berintegritas tinggi, menjalankan profesi secara
Profesional & Bertanggung Jawab, sesuai SKAI, serta
mengutmakan & berpegang teguh pada prinsip
Kemanusiaan
(Pasal : 3)

7. Tidak membiarkan berlangsungnya praktik


kefarmasian yg menjadi tanggung jawabnya atau
tanpa kehadirannya.
8. Tidak melayani pelayanan obat Narkotika &
Psikotropika tanpa didukung dg resep yg sah
9. Tidak melakukan pelayanan dengan Obat dari sumber
yang tidak sah
10. Membuat pencatatan dan pelaporan terkait
penggunaan Narkotika & Psikotropika.
Kewajiban Apoteker Terhadap Diri Sendiri
(6 Pasal : 4-9)

1. Menjaga kondisi jiwa raganya (kesehatan &


kesejahteraan)
2. Berperilaku baik & rasa empati
3. Mengikuti perkembangan ilmu, Per-UU, & isu
terkini
4. Menjauhkan dari usaha mencari Keuntungan
5. Berbudi luhur, menjaga & mempertahan nama
baiknya
6. Sumber Informasi & Edukasi yg terbukti
kebenarannya
Pasal - 4
Menjaga Kondisi Jiwa Raganya
(kesehatan & kesejahteraan)
1. Setiap praktik dipastikan bahwa kondisi fisik
maupun mental dalam keadaan sehat (tidak
terganggu)
2. Tidak menjalankan praktik, bila kondisi fisik atau
mental tidak sedang dalam keadaan sehat
3. Tidak melaksanakan praktik secara terus
menerus (tanpa menghiraukan jam praktik yg
melebihi kempuannya)
4. Tidak melaksanakan praktik di berbagai tempat,
tanpa menghiraukan kemampuan fisiknya.
Pasal - 5 Berperilaku Baik & Rasa Empati
1. Praktik dengan tampilan rapi & dg identitas profesi
2. Melayani pasien dg santun, ramah, & penuh
empati
3. Meng-edukasi pasien dengan empati
4. Mendengarkan harapan pelanggan dg penuh
empati
5. Bila pasien tidak patuh minum obat (pasien
kronis), apoteker harus mengedukasi (mencari
informasi yg menyebabkan pasien tidak patuh
minum obat).
Mengikuti perkembangan ilmu,
Pasal - 6
Per-UU, & isu terkini

1. Aktif mengikuti perkembangan Per-UU,


khususnya yg terkait dg praktik profesi
Apoteker
2. Selalu meng-update ilmu pengetahuan yg
terkait dg praktik profesi Apoteker
3. Mengikuti perkembangan isu terkini,
khususnya terkait dg praktik profesi Apoteker
4. Melakukan Continuing Education terkait
bidang Kefarmasian
Pasal - 7
Menjauhkan dari usaha mencari
Keuntungan

1. Tidak melakukan penggantian obat dg harga


yg lebih mahal
2. Tidak menjual obat dg harga yg melebihi
ketentuan Per-UU
3. Tidak memanfaatkan penjualan obat atau
BMHP yg sedang langka di pasaran dg harga
yg tidak wajar
4. Tidak menumpuk barang-barang yg sedang
langka, dan dijual dg harga tiddak wajar
Pasal - 8 Berbudi luhur, menjaga &
Mempertahankan nama baiknya
1. Bersikap jujur, santun dan ramah kepada semua
pelanggan
2. Berpraktik sesuai SPO
3. Semua tindaka pelayanan kefarmasian yg
dilaukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan
yg up to date
4. Menghormati dan menghargai hak-hak Pelanggan
5. Berpraktik dg didukung Serkom, STR, & SIPA yg
masih berlaku
Sumber Informasi &
Pasal - 9
Edukasi yg terbukti kebenarannya
1. Apoteker hrs selalu meng-up date keilmuannya
(sesuai dg bidang praktik apoteker)
2. Edukasi yg diberikan ke pelanggan atau Profesi
Kesehatan lain harus up to date & bisa dijamin
kebenarannya
3. Harus selalu berupaya menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkait PIO secara bertanggung
jawab di tempat praktiknya
4. Apoteker harus kompeten (Serkom masih
berlaku)
Kewajiban Apoteker Terhadap Pelanggan
(5 Pasal : 10 – 14)

1. Tindakannya profesional (dapat


dipertanggungjawabkan sesuai kompetensi &
kewenangan)
2. Mengutamkan kepentingan & menghormati
hak asasi Pelanggan
3. Menjaga kerahasiaan Pelanggan
4. Tidak diskriminasi
5. Pasien harus terlibat dalam pengambilan
Keputusan pengobatan.
Tindakan profesionalnya (dapat
Pasal - 10
dipertanggungjawabkan sesuai
kompetensi & kewenangan)

1. Apoteker praktik memiliki : Serkom, STRA, & SIPA


2. Apoteker dalam praktik harus membuat SPO
3. Apoteker harus taat SPO, Standar Profesi, & Per-UU
4. Apoteker selalu mengikuti Continuing Education
5. Pelayanan Narkotik harus dengan resep yg sah
6. Edukasi penggunaan obat (interaksi obat), harus
didasarkan ilmu yg up to date
7. Edukasi cara menggunakan obat khusus (cara
penggunaan khusus), harus didasarkan panduan yg
benar
Tindakan profesionalnya (dapat
Pasal - 10
dipertanggungjawabkan sesuai
kompetensi & kewenangan)

8. Memberikan PIO harus didasarkan ilmu kefarmasian yg


up to date
9. Memberikan edukasi efek samping obat harus
didasarkan pada literatur yg up to date.
10. Apoteker yg praktik Rekonstitusi Obat Sitostatika hrs
sudah mengikuti Pelatihan & memiiki Sertifikat
11. Apoteker yg praktik Rekonstitusi IV Admixture & TPN
hrs sudah mengikuti Pelatihan & memiiki Sertifikat
Mengutamkan kepentingan &
Pasal 11 menghormati Hak Asasi Pelanggan &
Melindungi Pelanggan

1. Apabila melakukan penggantian obat harus dikonsultasikan ke


dokter atau Pelanggan
2. Adanya ESO yg potensial terjadi, harus disampaikan ke
pelanggan
3. Apoteker harus memverifikasi terhadap kondisi khusus :
a. Hamil
b. Menyusui
c. Gangguan Fungsi Hati/Ginjal
4. Obat yg diberikanuntuk anak, harus dipastikan aman untuk
anak-anak
5. Penyerahan obat harus disertai dg edukasi secara konprehensif
Mengutamkan kepentingan &
Pasal 11 menghormati Hak Asasi Pelanggan &
Melindungi Pelanggan

6. Penyerahan obat dg cara penggunaan secara khusus, dipastikan


pelanggan harus diedukasi & bisa menggunakan dg benar
7. Penyerahan antibiotik, harus difahamkan bahwa obat harus
diminum sampai habis
8. Obat yg stabil pada suhu dingin, pelanggan harus diedukasi
untuk cara mengelolanya
9. Pasien harus difahamkan dengan BUD obat yg diterimanya
(khusus obat tertentu) :
a. Obat sirup kering & Sirup
b. Obat TM
c. Obat Puyer
Pasal 12
Menghormati Kepercayaan &
Menjaga Kerahasiaan Pelanggan

1. Edukasi obat yg diberikan ke Pelanggan harus


dapat dipertanggungjawaban secara
keilmuan & up to date
2. Melakukan edukasi obat HIV di ruang
konseling
3. Tidak membuka ke orang lain terkait terapi
atau penyakit pasien
4. Menyimpan dengan baik, catatan
pengobatan pasien
Pasal 13 Tidak diskriminasi

1. Setiap penyerahan obat harus disertai


edukasi obat yg komprehensif (tidak
membedakan status pendidikan, agama, ras,
suku, jenis kelamin)
2. Pelanggan yg terlihat orang kaya, obatnya
pada resep tidak diganti dg yg lebih mahal
3. Pemberian pelayanan obat kepada
Paelanggan, tidak membedakan antara JKN
PBI atau non PBI
Pasien harus terlibat dalam
Pasal 14
pengambilan Keputusan Pengobatan
1. Bila pada resep ada obat yg harus diganti, juga
harus dikomunikasikan kepada Pasien :
a. Alasan penggantian
b. Pasien difahamkan ttg obat yg diganti & obat
pengganti
2. Untuk terapi penyakit kronis, apoteker perlu
mencari informasi ttg kepatuhan pasien; bila
kurang patuh maka apoteker hrs mengedukasi
(berupaya) agar patuh menjalani terapi
Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat
(3 Pasal : 15 – 17)

1. Menjaga hubungan baik & memperlakukan


TS secara baik

2. Apoteker hrs saling mengingatkan &


menasehati untuk mengamalkan KEAI

3. Meningkatkan kerja sama yg baik, untuk


keluhuran martabat jabatan kefarmasian &
saling mempercayai pd pengabdian profesi
Pasal - 15
Menjaga hubungan baik &
Memperlakukan secara baik TS
1. Tidak menulis copy Resep secara jelas (pakai kode-
kode tertentu), agar pasien tidak mengambil obat di
apotek lain
2. Penyelesaian permasalahan dengan sejawat tidak
mendahulukan musyawarah untuk mufakat, tapi
langsung melaporkan ke APH
3. Cara berkomunikasi dengan Sejawat, dengan bahasa
yang kurang santun
4. Tidak menjelekkan apotek TS (sering mengganti
obat pasien) kepada pelanggannya
Pasal - 16
Saling Mengingatkan & Menasehati
untuk mengamalkan KEAI

1. Memberi nasehat TS, bila mengetahui TS


melanggar KEAI
2. Mengingatkan kepada TS, bila mengetahui TS
ada kecenderungan akan melanggar KEAI
3. Mengingatkan TS, bila ada TS yg mendiskriditkan
Profesi Kesehatan lain
4. Mengingatkan TS, bila teman TS mengedarkan
obat yg berasal dari sumber yg tidak resmi
5. Mengingatkan TS, bila teman TS melakukan
distribusi “secara panel”
Meningkatkan kerja sama yg baik, untuk
Pasal - 17
Keluhuran martabat Jabatan
Kefarmasian & saling mempercayai pd
pengabdian profesi
1. Saling meminjami atau beli obat antar Apotek atau RS
untuk pelayanan pasien yg obatnya sedang kosong
2. Saling berbagi pengalaman praktik, untuk
mengembangkan praktik kefarmasian
3. Saling berbagi up date ilmu kefarmasian (tata laksana
terapi) terkini
4. Mengikuti Himpunan Seminat, untuk meningkatkan
kompetensinya
Kewajiban Apoteker
Terhadap Profesi Kesehatan Lainnya
(2 Pasal : 18 – 19)

1. Membangun kolaborasi & hubungan antar


profesi, saling menghargai & menghormati

2. Menjauhkan diri dari perbuatan yg


mengakibatkan hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada Profesi Kesehatan Lain
Membangun kolaborasi & hubungan antar
Pasal - 18
profesi, saling menghargai & menghormati

• Bila menemukan hal yg kurang tepat,


komunikasikan dg bijak :
– Ada penulisan signa yg kurang tepat
– Ada penulisan dosis yg kurang tepat
– Ada aturan pakai yg kurang tepat
– Dokter dispensing
– Pasien bawa resep (ditulis Perawat) ke apotek
Membangun kolaborasi & hubungan antar
Pasal - 18
profesi, saling menghargai & menghormati

• Menghargai & menghormati keputusan profesi


lain (sesuai kewenangan & tanggung jawabnya) :
– Adanya dosis yg dinilai kurang tepat, dokter tetap
pada pendiriannya (setelah dikonfirmasi)
– Adanya lama minum obat yg dipandang kurang
tepat, dokter tetap pada pendiriannya (setelah
dikonfirmasi)
– Adanya jenis obat obat yg dipandang kurang tepat
(KI : anak-anak), dokter tetap pada pendiriannya
(setelah dikonfirmasi)
Menjauhkan diri dari Perbuatan yg
Pasal - 19
mengakibatkan Hilangnya
Kepercayaan masyarakat kepada
Profesi Kesehatan Lain
• Tidak mendiskriditkan Profesi lain dihadapan
Pasien
• Adanya penulisan resep yg salah (jenis obat,
dosis, signa), komunikasikan ke dokter & tidak
perlu disampaikan ke pasien.
• Adanya peresepan obat yg KI pada Pasien,
komunikasikan dg dokter & tidak perlu
disampaikan ke pasien
Kewajiban Apoteker
Terhadap Sediaan Farmasi & Perbekalan Kesehatan
(3 Pasal : 20 – 22)

1. Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus


menjamin khasiat, keamanan, & mutu

2. Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus


memberikan informasi wajar & akurat

3. Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus


menjamin khasiat, keamanan, & mutu
Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus
Pasal - 20
menjamin khasiat, keamanan, & mutu

 Psoses produksi SF mentaati CPOB


 Penggunaan Bahan Baku Standar
 Penggunaan bahan baku yang tidak
terkontaminasi
 Bahan Baku atau Bahan Tambahan :
 Tidak membahayakan (diizinkan)
 Tidak tercemar atau
 Selama proses produksi, dilakukan pengendalian
ruang produksi & APD bagi SDM nya sesuai
dengan ketentuan CDOB
Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus
Pasal - 20
menjamin khasiat, keamanan, & mutu

 Hasil produksi memenuhi ketentuan


 Tidak menggunakan Alkes daur ulang
 Hasil produksi disimpan pada ruang yg sesuai
kestabilan produk tsb
 Setiap tahapan produksi, dilakukan pengendalian
agar produk yg dihasilkan terjaga mutunya
 Pada saat pengiriman dari pabrik ke Distributor,
menggunakan sarana & fasilitas yg dapat menjaga
stabilitas & mutu obat tsb.
 Produk Obat yg diproduksi, memiliki izin edar
Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus
Pasal - 21
memberikan informasi wajar & akurat

 Pelabelan pada kemasan lengkap


 No. Register yg dicantumkan benar & masih
berlaku
 Indikasi yg dicantumkan pada label benar
 Waktu daluwarsa yg dicantumkan pada label benar
 Komponen yg dicantumkan pada label sesuai
dengan real bahan yang digunakan
 Komposisi bahan yg dicantumkan benar :
 Jenis bahan atau
 Kekuatan (dosis)
Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus
Pasal - 22
menjamin khasiat, keamanan, & mutu
 Melakukan pengadaan Obat dari sumber yg resmi
 Melakukan verifikasi (sebelum penerimaan obat
suhu dingin) thd pemastian pengendalian suhu
selama proses pengiriman obat suhu dingin selalu
terjaga
 Menyediakan genset sebagai sumber listrik
cadangan (pada saat listrik PLN mati)
 Menerapkan CDOB
 Penyimpanan Obat mengikuti ketentuan yg
berlaku
Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus
Pasal - 22
menjamin khasiat, keamanan, & mutu
 Penyimpanan obat stabil pada suhu dingin harus
menggunakan fasilitas yg standar :
 Refrigerator
 Ada alat monitoring suhu
 Ada pencatatan suhu
 Ada genset (sebagai cadangan saat listrik PLN padam)
 Pada saat Pengiriman Obat suhu dingin ke sarana
pelayanan :
 Menggunakan sarana yg dapat menjaga kestabilan suhu
 Ada alat monitoring suhu
 Ada pencatatan suhu
Penutup
(1 Pasal : 23)

Pada saat Praktik Kefarmasian,


harus sungguh-sungguh menghayati &
mengamalkan KEAI
Matur Nuwun…....

Anda mungkin juga menyukai