Pada Praktik Apoteker apt. Drs. WASILIN, M.Sc. Ketua MKEAI Daerah Jateng 2022-2026 Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Keputusan Menkes RI No. HK.01.07/Menkes/
13/2023 ttg Standar Profesi Apoteker.
3. Kode Etik Apoteker Indonesia (KEAI) hasil Kongres
Ikatan Apoteker Indonesia XXI Tahun 2022 di Bandar Lampung. Tempat Praktik Apoteker 1. Fasilitas Produksi / Industri Farmasi 2. Fasilitas Distribusi / Penyaluran 3. Pelayanan Pelayanan Kefarmasian Praktik Apoteker atau Kefarmasian (Kepmenkes RI No.HK.01.07/Menkes/13/2023)
1. Pembuatan & Pengendalian Mutu SF
2. Pengamanan, Pengadaan, Penyimpanan & Pendistribusian SF & Alat Kesehatan 3. Pelayanan Farmasi Klinis 4. Pelayanan Informasi Obat 5. Pengembangan Obat, Bahan Obat, Obat Tradisional, & Kosmetika Pelayanan Farmasi Klinis
1. Pengkajian & 7. Pemantauan Terapi
Pelayanan Resep Obat (PTO) 2. Penelusuran Riwayat 8. Monitoring Efek Penggunaan Obat Samping Obat (MESO) 3. Rekonsiliasi Obat 9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) 4. Pelayanan Informasi 10.Dispensing sediaan Obat (PIO) steril, dan 5. Konseling 11.Pemantauan Kadar Obat 6. Visite dalam Darah (PKOD). ETIKA APOTEKER
Sekumpulan nilai-nilai dan moralitas profesi
Apoteker yang tercantum dalam : Kode Etik Apoteker Indonesia (KEAI) Fatwa-fatwa etik Pedoman, dan Kesepakatan etik lainnya dari IAI sebagai organisasi profesi. Kode Etik Apoteker Indonesia
Aturan internal profesi yang disusun dalam
bentuk buku oleh MEDAI berupa : Pasal-pasal beserta Penjelasannya dan disahkan oleh Kongres IAI. Disiplin Apoteker
Kesanggupan Apoteker untuk mentaati kewajiban
dan menghindari larangan yang ditentukan dalam : Peraturan perundang- undangan dan/atau Peraturan praktik yang apabila dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. UU No. 36 Th. 2009 UU No. 36 Tahun 2014 Kode Etik Apoteker Indonesia Hasil Kongres IAI ke-21 Tahun 2022
Terdiri dari : 23 Pasal
1. Mukadimah 2. BAB I : Kewajiban Umum 3. BAB II : Kewajiban Apoteker terhadap Diri Sendiri 4. BAB III : Kewajiban Apoteker terhadap Penerima Pelayanan dan/atau Pelanggan 5. BAB IV : Kewajiban Apoteker terhadap Teman Sejawat 6. BAB V : Kewajiban Apoteker terhadap Profesi Kesehatan Lain 7. BAB VI : Kewajiban Apoteker terhadap Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya 8. BAB VII : Penutup Kewajiban Umum (3 Pasal : 1-3)
1. Menjujung tinggi, menghayati, &
mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker
2. Menghayati & mengamalkan KEAI
3. Berintegritas tinggi, menjalankan profesi
secara Profesional & Bertanggung Jawab, sesuai SKAI, serta mengutamakan & berpegang teguh pada prinsip Kemanusiaan Sumpah/Janji Apoteker (Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1962)
1. Membaktikan hidup guna kepentingan kemanusian
(Bidang Kesehatan). 2. Merahasiakan terkait pekerjaan & keilmuan apoteker 3. Tidak mempergunakan pengetahuan kefarmasian untuk sesuatu yg bertentangan dg hukum perikemanusiaan 4. Menjalankan tugas sesuai martabat & tradisi luhur jabatan kefarmasian 5. Dalam menjalankan kewajiban, tidak diskrimininatif 6. Melakukan Ikrar Sumpah/Janji dg kesungguhan & keinsafan Menjujung tinggi, Menghayati, & Mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker (Pasal 1)
1. Membaktikan hidup guna kepentingan kemanusian
(Bidang Kesehatan). 2. Merahasiakan terkait pekerjaan & keilmuan apoteker 3. Tidak mempergunakan pengetahuan kefarmasian untuk sesuatu yg bertentangan dg hukum perikemanusiaan 4. Menjalankan tugas sesuai martabat & tradisi luhur jabatan kefarmasian 5. Dalam menjalankan kewajiban, tidak diskrimininatif 6. Melakukan Ikrar Sumpah/Janji dg kesungguhan & keinsyafan Lafal Membaktikan hidup guna kepentingan Sumpah-1 kemanusian (Bidang Kesehatan). 1. Empati kepada pelanggan (di tempat praktik) 2. Tidak menjual Obat atau BMHP dg harga tdk wajar (saat barang sulit) 3. Tidak mengganti Resep obat dg harga lebih mahal 4. Menghormati hak-hak pelanggan 5. Memastikan bahwa obat yg diberikan ke pasien : berkhasiat, aman, & bermutu 6. Pasien geriatri, pelayanan resepnya agar didahulukan Lafal Merahasiakan terkait Pekerjaan & Sumpah-2 Keilmuan apoteker 1. Merahasiakan penyakit pasien 2. Merahasiakan terapi pasien 3. Meng-edukasi obat HIV di ruang konseling 4. Tidak menyebarluaskan ilmu kefarmasian yg dapat disalahgunakan 5. Menyimpan resep pasien selama 5 tahun & memusnahkannya bila sudah lebih dari 5 tahun (tidak dibuang sembarangan) Tidak mempergunakan Pengetahuan Lafal Sumpah-3 Kefarmasian untuk sesuatu yg bertentangan dengan Hukum Perikemanusiaan
1. Tidak memanfaatkan keilmuannya untuk
kepentingan yang dapat membahayakan orang lain 2. Tidak mengajarkan keilmuannya kepada orang lain yg akan digunakan untuk kejahatan 3. Tidak melakukan pemalsuan Obat Lafal Menjalankan Tugas sesuai Martabat Sumpah-4 & Tradisi Luhur Jabatan Kefarmasian 1. Pembuatan SF memenuhi persyaratan khasiat, mutu, & kemananan 2. Pembuatan Obat sesuai CPOB 3. Distribusi Obat sesuai CDOB 4. Penyimpanan Obat sesuai dg persyaratan penyimpanan (suhu, kelembaban) 5. Distribusi obat harus menjamin khasiat, mutu, & keamanan obat 6. Meracik obat di ruang yang bersih & bekerja dg menjaga higiene sanitasi 7. Limbah obat dibuang sesuai ketentuan (Limbah Obat Sitostatika) 8. Melakukan peracikan obat IV di ruang steril & BSC 9. Merekonstitusi obat Sitostatika di ruang steril & CDSC Lafal Menjalankan tugas sesuai Martabat Sumpah-4 & tradisi luhur Jabatan Kefarmasian 10. Setiap penyerahan obat harus disertai edukasi yg jelas & lengkap 11. Setiap pelayanan obat harus dihindari terjadinya kesalahan penyiapan obat atau kesalahan penyerahan obat 12. Pelayanan obat yg harus dikendalikan pada suhu 2-8 o C, harus disertai es 13. Penyimpanan obat suhu dingin, harus dikendalikan suhunya stabil & penyediaan genset (cadangan sumber daya, bila listrik PLN padam) Lafal Dalam menjalankan kewajiban, Sumpah-5 Tidak Diskrimininatif 1. Selalu memberikan konseling secara lengkap & jelas kepada semua pelanggan, termasuk edukasi kepada pasien dg Penyakit Menular 2. Tidak menolak atau menghentikan pelayanan kefarmasian kepada pelanggan tanpa alasan yang layak & sah 3. Penyelesaian pelayanan resep harus urut & adil, kecuali terkait kemanusiaan Lafal Melakukan Ikrar Sumpah/Janji Sumpah-6 dg Kesungguhan & Keinsafan 1. Selalu berikhtiar mentaati KEAI dalam setiap Praktik Kefarmasian 2. Selalu berpraktik secara kompeten (STR, SIP) 3. Selalu berpraktik sesuai kompetensinya (Pelayanan Kefarmasian ttt yg membutuhkan Pelatihan Khusus) 4. Berpraktik secara profesional Menghayati & Mengamalkan KEAI (Pasal 2)
1. Praktik selalu mematuhi Per-UU
2. Pastikan saat praktik STRA & SIP masih aktif 3. Selalu meng-up date ilmu pengetahuan kefarmasian (agar up to date keilmuannya) 4. Tidak adanya laporan aduan pelanggaran KEAI 5. Selalu meng-up date ilmu pengetahuan sesuai dengan praktik profesinya 6. Berpraktik sesuai standar profesi Apoteker Berintegritas tinggi, menjalankan profesi secara Profesional & Bertanggung Jawab, sesuai SKAI, serta mengutmakan & berpegang teguh pada prinsip Kemanusiaan (Pasal : 3)
1. Berpraktik yang legal (mempunyai STRA, SIP).
2. Berpraktik secara kompeten (Serkom) 3. Selalu meng-update ilmu pengetahuan, khususnya yg terkait dg praktik profesinya 4. Membuat SPO terkait dengan praktiknya 5. Berpraktik sesuai SPO terkait. 6. Tidak mendelegasikan pekerjaan kepada Tenaga Kesehatan tertentu atau Tenaga Kesehatan lain yg tdk memiliki kompetensi untuk melaksanakannya. Berintegritas tinggi, menjalankan profesi secara Profesional & Bertanggung Jawab, sesuai SKAI, serta mengutmakan & berpegang teguh pada prinsip Kemanusiaan (Pasal : 3)
7. Tidak membiarkan berlangsungnya praktik
kefarmasian yg menjadi tanggung jawabnya atau tanpa kehadirannya. 8. Tidak melayani pelayanan obat Narkotika & Psikotropika tanpa didukung dg resep yg sah 9. Tidak melakukan pelayanan dengan Obat dari sumber yang tidak sah 10. Membuat pencatatan dan pelaporan terkait penggunaan Narkotika & Psikotropika. Kewajiban Apoteker Terhadap Diri Sendiri (6 Pasal : 4-9)
1. Menjaga kondisi jiwa raganya (kesehatan &
kesejahteraan) 2. Berperilaku baik & rasa empati 3. Mengikuti perkembangan ilmu, Per-UU, & isu terkini 4. Menjauhkan dari usaha mencari Keuntungan 5. Berbudi luhur, menjaga & mempertahan nama baiknya 6. Sumber Informasi & Edukasi yg terbukti kebenarannya Pasal - 4 Menjaga Kondisi Jiwa Raganya (kesehatan & kesejahteraan) 1. Setiap praktik dipastikan bahwa kondisi fisik maupun mental dalam keadaan sehat (tidak terganggu) 2. Tidak menjalankan praktik, bila kondisi fisik atau mental tidak sedang dalam keadaan sehat 3. Tidak melaksanakan praktik secara terus menerus (tanpa menghiraukan jam praktik yg melebihi kempuannya) 4. Tidak melaksanakan praktik di berbagai tempat, tanpa menghiraukan kemampuan fisiknya. Pasal - 5 Berperilaku Baik & Rasa Empati 1. Praktik dengan tampilan rapi & dg identitas profesi 2. Melayani pasien dg santun, ramah, & penuh empati 3. Meng-edukasi pasien dengan empati 4. Mendengarkan harapan pelanggan dg penuh empati 5. Bila pasien tidak patuh minum obat (pasien kronis), apoteker harus mengedukasi (mencari informasi yg menyebabkan pasien tidak patuh minum obat). Mengikuti perkembangan ilmu, Pasal - 6 Per-UU, & isu terkini
1. Aktif mengikuti perkembangan Per-UU,
khususnya yg terkait dg praktik profesi Apoteker 2. Selalu meng-update ilmu pengetahuan yg terkait dg praktik profesi Apoteker 3. Mengikuti perkembangan isu terkini, khususnya terkait dg praktik profesi Apoteker 4. Melakukan Continuing Education terkait bidang Kefarmasian Pasal - 7 Menjauhkan dari usaha mencari Keuntungan
1. Tidak melakukan penggantian obat dg harga
yg lebih mahal 2. Tidak menjual obat dg harga yg melebihi ketentuan Per-UU 3. Tidak memanfaatkan penjualan obat atau BMHP yg sedang langka di pasaran dg harga yg tidak wajar 4. Tidak menumpuk barang-barang yg sedang langka, dan dijual dg harga tiddak wajar Pasal - 8 Berbudi luhur, menjaga & Mempertahankan nama baiknya 1. Bersikap jujur, santun dan ramah kepada semua pelanggan 2. Berpraktik sesuai SPO 3. Semua tindaka pelayanan kefarmasian yg dilaukan harus berlandaskan ilmu pengetahuan yg up to date 4. Menghormati dan menghargai hak-hak Pelanggan 5. Berpraktik dg didukung Serkom, STR, & SIPA yg masih berlaku Sumber Informasi & Pasal - 9 Edukasi yg terbukti kebenarannya 1. Apoteker hrs selalu meng-up date keilmuannya (sesuai dg bidang praktik apoteker) 2. Edukasi yg diberikan ke pelanggan atau Profesi Kesehatan lain harus up to date & bisa dijamin kebenarannya 3. Harus selalu berupaya menjawab pertanyaan- pertanyaan terkait PIO secara bertanggung jawab di tempat praktiknya 4. Apoteker harus kompeten (Serkom masih berlaku) Kewajiban Apoteker Terhadap Pelanggan (5 Pasal : 10 – 14)
1. Tindakannya profesional (dapat
dipertanggungjawabkan sesuai kompetensi & kewenangan) 2. Mengutamkan kepentingan & menghormati hak asasi Pelanggan 3. Menjaga kerahasiaan Pelanggan 4. Tidak diskriminasi 5. Pasien harus terlibat dalam pengambilan Keputusan pengobatan. Tindakan profesionalnya (dapat Pasal - 10 dipertanggungjawabkan sesuai kompetensi & kewenangan)
1. Apoteker praktik memiliki : Serkom, STRA, & SIPA
2. Apoteker dalam praktik harus membuat SPO 3. Apoteker harus taat SPO, Standar Profesi, & Per-UU 4. Apoteker selalu mengikuti Continuing Education 5. Pelayanan Narkotik harus dengan resep yg sah 6. Edukasi penggunaan obat (interaksi obat), harus didasarkan ilmu yg up to date 7. Edukasi cara menggunakan obat khusus (cara penggunaan khusus), harus didasarkan panduan yg benar Tindakan profesionalnya (dapat Pasal - 10 dipertanggungjawabkan sesuai kompetensi & kewenangan)
8. Memberikan PIO harus didasarkan ilmu kefarmasian yg
up to date 9. Memberikan edukasi efek samping obat harus didasarkan pada literatur yg up to date. 10. Apoteker yg praktik Rekonstitusi Obat Sitostatika hrs sudah mengikuti Pelatihan & memiiki Sertifikat 11. Apoteker yg praktik Rekonstitusi IV Admixture & TPN hrs sudah mengikuti Pelatihan & memiiki Sertifikat Mengutamkan kepentingan & Pasal 11 menghormati Hak Asasi Pelanggan & Melindungi Pelanggan
1. Apabila melakukan penggantian obat harus dikonsultasikan ke
dokter atau Pelanggan 2. Adanya ESO yg potensial terjadi, harus disampaikan ke pelanggan 3. Apoteker harus memverifikasi terhadap kondisi khusus : a. Hamil b. Menyusui c. Gangguan Fungsi Hati/Ginjal 4. Obat yg diberikanuntuk anak, harus dipastikan aman untuk anak-anak 5. Penyerahan obat harus disertai dg edukasi secara konprehensif Mengutamkan kepentingan & Pasal 11 menghormati Hak Asasi Pelanggan & Melindungi Pelanggan
6. Penyerahan obat dg cara penggunaan secara khusus, dipastikan
pelanggan harus diedukasi & bisa menggunakan dg benar 7. Penyerahan antibiotik, harus difahamkan bahwa obat harus diminum sampai habis 8. Obat yg stabil pada suhu dingin, pelanggan harus diedukasi untuk cara mengelolanya 9. Pasien harus difahamkan dengan BUD obat yg diterimanya (khusus obat tertentu) : a. Obat sirup kering & Sirup b. Obat TM c. Obat Puyer Pasal 12 Menghormati Kepercayaan & Menjaga Kerahasiaan Pelanggan
1. Edukasi obat yg diberikan ke Pelanggan harus
dapat dipertanggungjawaban secara keilmuan & up to date 2. Melakukan edukasi obat HIV di ruang konseling 3. Tidak membuka ke orang lain terkait terapi atau penyakit pasien 4. Menyimpan dengan baik, catatan pengobatan pasien Pasal 13 Tidak diskriminasi
1. Setiap penyerahan obat harus disertai
edukasi obat yg komprehensif (tidak membedakan status pendidikan, agama, ras, suku, jenis kelamin) 2. Pelanggan yg terlihat orang kaya, obatnya pada resep tidak diganti dg yg lebih mahal 3. Pemberian pelayanan obat kepada Paelanggan, tidak membedakan antara JKN PBI atau non PBI Pasien harus terlibat dalam Pasal 14 pengambilan Keputusan Pengobatan 1. Bila pada resep ada obat yg harus diganti, juga harus dikomunikasikan kepada Pasien : a. Alasan penggantian b. Pasien difahamkan ttg obat yg diganti & obat pengganti 2. Untuk terapi penyakit kronis, apoteker perlu mencari informasi ttg kepatuhan pasien; bila kurang patuh maka apoteker hrs mengedukasi (berupaya) agar patuh menjalani terapi Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat (3 Pasal : 15 – 17)
1. Menjaga hubungan baik & memperlakukan
TS secara baik
2. Apoteker hrs saling mengingatkan &
menasehati untuk mengamalkan KEAI
3. Meningkatkan kerja sama yg baik, untuk
keluhuran martabat jabatan kefarmasian & saling mempercayai pd pengabdian profesi Pasal - 15 Menjaga hubungan baik & Memperlakukan secara baik TS 1. Tidak menulis copy Resep secara jelas (pakai kode- kode tertentu), agar pasien tidak mengambil obat di apotek lain 2. Penyelesaian permasalahan dengan sejawat tidak mendahulukan musyawarah untuk mufakat, tapi langsung melaporkan ke APH 3. Cara berkomunikasi dengan Sejawat, dengan bahasa yang kurang santun 4. Tidak menjelekkan apotek TS (sering mengganti obat pasien) kepada pelanggannya Pasal - 16 Saling Mengingatkan & Menasehati untuk mengamalkan KEAI
1. Memberi nasehat TS, bila mengetahui TS
melanggar KEAI 2. Mengingatkan kepada TS, bila mengetahui TS ada kecenderungan akan melanggar KEAI 3. Mengingatkan TS, bila ada TS yg mendiskriditkan Profesi Kesehatan lain 4. Mengingatkan TS, bila teman TS mengedarkan obat yg berasal dari sumber yg tidak resmi 5. Mengingatkan TS, bila teman TS melakukan distribusi “secara panel” Meningkatkan kerja sama yg baik, untuk Pasal - 17 Keluhuran martabat Jabatan Kefarmasian & saling mempercayai pd pengabdian profesi 1. Saling meminjami atau beli obat antar Apotek atau RS untuk pelayanan pasien yg obatnya sedang kosong 2. Saling berbagi pengalaman praktik, untuk mengembangkan praktik kefarmasian 3. Saling berbagi up date ilmu kefarmasian (tata laksana terapi) terkini 4. Mengikuti Himpunan Seminat, untuk meningkatkan kompetensinya Kewajiban Apoteker Terhadap Profesi Kesehatan Lainnya (2 Pasal : 18 – 19)
1. Membangun kolaborasi & hubungan antar
profesi, saling menghargai & menghormati
2. Menjauhkan diri dari perbuatan yg
mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada Profesi Kesehatan Lain Membangun kolaborasi & hubungan antar Pasal - 18 profesi, saling menghargai & menghormati
• Bila menemukan hal yg kurang tepat,
komunikasikan dg bijak : – Ada penulisan signa yg kurang tepat – Ada penulisan dosis yg kurang tepat – Ada aturan pakai yg kurang tepat – Dokter dispensing – Pasien bawa resep (ditulis Perawat) ke apotek Membangun kolaborasi & hubungan antar Pasal - 18 profesi, saling menghargai & menghormati
• Menghargai & menghormati keputusan profesi
lain (sesuai kewenangan & tanggung jawabnya) : – Adanya dosis yg dinilai kurang tepat, dokter tetap pada pendiriannya (setelah dikonfirmasi) – Adanya lama minum obat yg dipandang kurang tepat, dokter tetap pada pendiriannya (setelah dikonfirmasi) – Adanya jenis obat obat yg dipandang kurang tepat (KI : anak-anak), dokter tetap pada pendiriannya (setelah dikonfirmasi) Menjauhkan diri dari Perbuatan yg Pasal - 19 mengakibatkan Hilangnya Kepercayaan masyarakat kepada Profesi Kesehatan Lain • Tidak mendiskriditkan Profesi lain dihadapan Pasien • Adanya penulisan resep yg salah (jenis obat, dosis, signa), komunikasikan ke dokter & tidak perlu disampaikan ke pasien. • Adanya peresepan obat yg KI pada Pasien, komunikasikan dg dokter & tidak perlu disampaikan ke pasien Kewajiban Apoteker Terhadap Sediaan Farmasi & Perbekalan Kesehatan (3 Pasal : 20 – 22)
1. Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus
menjamin khasiat, keamanan, & mutu
2. Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus
memberikan informasi wajar & akurat
3. Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus
menjamin khasiat, keamanan, & mutu Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus Pasal - 20 menjamin khasiat, keamanan, & mutu
Psoses produksi SF mentaati CPOB
Penggunaan Bahan Baku Standar Penggunaan bahan baku yang tidak terkontaminasi Bahan Baku atau Bahan Tambahan : Tidak membahayakan (diizinkan) Tidak tercemar atau Selama proses produksi, dilakukan pengendalian ruang produksi & APD bagi SDM nya sesuai dengan ketentuan CDOB Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus Pasal - 20 menjamin khasiat, keamanan, & mutu
Hasil produksi memenuhi ketentuan
Tidak menggunakan Alkes daur ulang Hasil produksi disimpan pada ruang yg sesuai kestabilan produk tsb Setiap tahapan produksi, dilakukan pengendalian agar produk yg dihasilkan terjaga mutunya Pada saat pengiriman dari pabrik ke Distributor, menggunakan sarana & fasilitas yg dapat menjaga stabilitas & mutu obat tsb. Produk Obat yg diproduksi, memiliki izin edar Praktik di bidang Pembuatan SF & PK, harus Pasal - 21 memberikan informasi wajar & akurat
Pelabelan pada kemasan lengkap
No. Register yg dicantumkan benar & masih berlaku Indikasi yg dicantumkan pada label benar Waktu daluwarsa yg dicantumkan pada label benar Komponen yg dicantumkan pada label sesuai dengan real bahan yang digunakan Komposisi bahan yg dicantumkan benar : Jenis bahan atau Kekuatan (dosis) Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus Pasal - 22 menjamin khasiat, keamanan, & mutu Melakukan pengadaan Obat dari sumber yg resmi Melakukan verifikasi (sebelum penerimaan obat suhu dingin) thd pemastian pengendalian suhu selama proses pengiriman obat suhu dingin selalu terjaga Menyediakan genset sebagai sumber listrik cadangan (pada saat listrik PLN mati) Menerapkan CDOB Penyimpanan Obat mengikuti ketentuan yg berlaku Praktik di bidang Distribusi SF & PK, harus Pasal - 22 menjamin khasiat, keamanan, & mutu Penyimpanan obat stabil pada suhu dingin harus menggunakan fasilitas yg standar : Refrigerator Ada alat monitoring suhu Ada pencatatan suhu Ada genset (sebagai cadangan saat listrik PLN padam) Pada saat Pengiriman Obat suhu dingin ke sarana pelayanan : Menggunakan sarana yg dapat menjaga kestabilan suhu Ada alat monitoring suhu Ada pencatatan suhu Penutup (1 Pasal : 23)
Pada saat Praktik Kefarmasian,
harus sungguh-sungguh menghayati & mengamalkan KEAI Matur Nuwun…....