KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulilah, segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan
rahmat dan nikmatnya yang tiada terkira, yang telah memberikan kekuatan dan
pertolongan kepada kami untuk dapat menyelesaikan Buku Panduan PKPA Pedagang Besar
Farmasi (PBF). Buku ini terwujud melalui kerja keras dari Tim Dosen dengan bantuan
bapak ibu Preseptor yang terlibat dalam PKPA PBF Program Profesi Apoteker UII. Oleh
karenanya saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku ini.
Kurikulum Baru Program Profesi Apoteker yang diberlakukan di tahun 2020 ini tetap
menjadikan PKPA PBF sebagai salah satu Praktek Kerja yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa di tingkat profesi apoteker. Pertimbangan bobot SKS, materi dan standarisasi
dilakukan untuk menyiapkan generasi apoteker yang lebih baik di masa depan, sesuai
dengan standar kompetensi farmasis terutama dalam proses pendistribusian sediaan
farmasi.
Akhir kata, semoga buku panduan ini dapat memberikan gambaran kebutuhan mahasiswa
saat PKPA di PBF, dan membantu preseptor PKPA PBF dalam menjalankan tugasnya selaku
preseptor.
Waalaykumsalam wr.wb.
PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum yang terkait dengan PBF
a. Undang – Undang
1. ORDONANSI OBAT KERAS
2. UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
3. UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
4. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah
1. PP No.72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
Kesehatan
2. PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
c. Peraturan Menteri Kesehatan/Pedoman lain
1. PMK No.1148 tahun 2011 tentang PBF
2. PMK No.34 tahun 2014 tentang Perubahan PMK No.1148 tentang PBF
3. PMK No.30 tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas PMK No.1148 tahun
2011
4. PMK No.3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan NPP
5. Peraturan BPOM No.4 tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat NPP di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
6. Peraturan BPOM No.9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis CDOB
7. Peraturan BPOM No.6 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM
No.9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis CDOB
MANAJEMEN MUTU
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab,
proses dan langkah manajemen risiko terkait kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas
distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai
distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Sistem mutu harus memastikan bahwa :
a) obat dan/atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikrimkan atau diekspor
dengan cara yang sesuai dengan persyaratan CDOB
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
PRINSIP PENERIMAAN
1. Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat
yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui, tidak rusak atau tidak
mengalami perubah`an selama transportasi.
2. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kadaluarsa, atau mendekati
tanggal kadaluarsa sehingga kemungkinan besar obat dan/atau bahan obat telah
kadluarsa sebelum digunakan oleh konsumen
3. Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan yang sesuai
setelah dilakukan pemeriksaan
4. Nomor bets dan tanggal kadaluarsa obat dan/atau bahan obat harus dicatat pada
saat penerimaan, untuk mempermudah penelusuran
5. jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, bets tersebut harus segera
dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke pemegang izin edar.
6. Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana transportasi harus
diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan kontainer/sistem penutup,
fisik dan fitur kemasan serta label kemasan
PRINSIP PENYIMPANAN
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
PRINSIP PENYALURAN
1. Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang
mempunyai izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
2. Untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat ke orang/pihak yang berwenang atau
berhak untuk keperluan khusus seperti penelitian, special access dan uji klinik,
harus dilengkapi dengan dokumen yang mencakup tanggal, nama obat dan/atau
bahan obat, bentuk sediaan, nomor bets, jumlah, nama dan alamat pemasok, nama
dan alamat pemesan/penerima. Proses pengiriman dan kondisi penyimpanan harus
sesuai dengan persyaratan obat dan /atau bahan obat dari industry farmasi.
Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
3. Prosedur tertulis untuk pengiriman obat dan /atau bahan obat harus tersedia.
Prosedur tersebut harus mempertimbangkan sifat obat dan/atau bahan obat serta
tindakan pencegahan khusus.
4. Dokumen untuk pengiriman obat dan atau bahan obat harus disiapkan dan harus
mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut:
a. tanggal pengiriman
b. nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari
penerima (misalnya apotek, rumah sakit atau klinik)
c. deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
kekuatan (jika perlu)
d. nomor bets dan tanggal kadaluarsa
e. kuantitas obat dan /atau bahan obat, yaitu jumlah container dan kuantitas
per container (jika perlu)
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
A. Latar Belakang
Mata kuliah Praktik Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PKPA PBF)
dengan bobot 1 SKS merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester kedua
dengan prasyarat mata kuliah Blok Manajemen Farmasi. Mata kuliah ini sebagai mata
kuliah yang mendukung competitive advantage lulusan Program Studi Profesi Apoteker
UII di bidang Social Behavior and Administrative Pharmacy. Sesuai dengan visi misi
program studi dan universitas untuk mencetak lulusan unggul dalam keilmuan dan
keislaman, maka kompetensi lulusan mata kuliah PKPA PBF diharapkan menguasai
pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang terkait dengan distribusi
sediaan farmasi, perijinan, alur distribusi obat, pekerjaan kefarmasian di PBF, inventory
control dan pengelolaan perbekalan farmasi termasuk Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB), manajemen pendukung meliputi Organisasi, Sistem Informasi Manajemen
(SIM), dan keuangan.
B. Tujuan
Tujuan dari PKPA Bidang PBF diuraikan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL) dan diuraikan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK).
Capaian Pembelajaran
Kode Rumusan CPL Kode Rumusan CPMK
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
CPL CPMK
S02 Lulusan mampu menjunjung tinggi CPMK1 Mahasiswa mampu menghargai
nilai kemanusiaan dalam teman sejawat, dan sesama
menjalankan tugas berdasarkan tenaga kesehatan
agama, moral dan etika.
S07 Lulusan mampu mengembangkan CPMK 2 Mahasiswa mampu
sikap mawas diri, mengenali mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan/kekurangan diri kekurangan diri melalui progress
report praktek kerja profesi
apoteker
KU0 Lulusan mampu meningkatkan CPMK 3 Mahasiswa mampu melakukan
1 keahlian keprofesian melalui praktek kerja profesi bidang
pelatihan dan pengalaman kerja distribusi sesuai standar Cara
yang memiliki kompetensi kerja Distribusi Obat yang Baik
yang minimal setara dengan (CDOB) di PBF dengan supervisi
standar kompetensi kerja preseptor
profesinya
KK0 Lulusan mampu mengelola Sub Mahasiswa mampu membuat
4 penyediaan dan pendistribusian CPMK3- perencanaan dan pengadaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan 1 sediaan farmasi, alat kesehatan
secara sistematis dan efektif. dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) di PBF dengan berbagai
metode baik konsumsi,
epidemiologi, maupun gabungan
Sub Mahasiswa mampu mengetahui
CPMK3- fungsi dan komponen faktur
2 berbagai jenis golongan obat dan
hubungannya dengan stok
barang, alur pelayanan dan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
gudang
Sub Mahasiswa mampu melakukan
CPMK3- penyimpanan sediaan farmasi,
3 alat kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) sesuai
dengan prinsip CDOB, dan
melakukan evaluasi
penyimpanan (mampu
merancang desain zonasi sesuai
dengan ketentuan penyimpanan
di PBF)
Sub Mahasiswa mampu melakukan
CPMK pengecekan produk yang telah
3-4 disiapkan gudang untuk
didistribusikan sesuai faktur dan
surat bukti pengiriman barang di
area transito out gudang PBF
akurat
KU0 Lulusan mampu Memahami dan CPMK 5 Mahasiswa mampu melakukan
5 menghayati penerapan kode etik praktek kerja sesuai dengan
pada praktik profesi Kode Etik Apoteker
C. Manfaat
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan praktek kefarmasian di PBF.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai praktik pelayanan kefarmasian
di PBF.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di PBF.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.
D. Materi PKPA
Materi PKPA PBF adalah sebagai berikut :
No Materi Kegiatan
1 Perijinan dan Alur Distribusi Perbekalan a. Diskusi peraturan terkait PBF
Farmasi (Pedagang Besar Farmasi,
Cara Distribusi Obat yang
Baik, Narkotika dan
Psikotropika, Alat Kesehatan,
dan Kosmetika)
b. Diskusi alur distribusi
perbekalan farmasi
2 Pengelolaan sediaan farmasi, alat a. Observasi dan diskusi
kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai perencanaan di PBF
(BMHP) di PBF b. Observasi dan diskusi
pengadaan disertai metode
(konsumsi, epidemiologi,
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
E. Pelaksanaan
Sesuai dengan bobot SKS, PKPA PBF dilaksanakan selama 1 (satu) minggu di PBF
yang telah bekerjasama dengan PSPA UII.
F. Sistem Penilaian
Penilaian PKPA PBF terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Komponen Nilai Preseptor
Nilai dari preseptor diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap praktik
mahasiswa selama di PBF dan ketuntasan pekerjaan/penugasan mahasiswa
dengan menggunakan rubrik penilaian dari PSPA UII.
2. Komponen Nilai Dosen Pembimbing
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
CPMK 4 : Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen pendukung dalam proses distribusi sediaan farmasi di
PBF
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Mahasiswa Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
mampu aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
menggunakan 1. Mengetahui aspek aspek aspek aspek n aspek
dan manfaat SIM penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
memanfaatkan di PBF
SIM PBF 2. Mengetahui
kontrol
komputerisasi
persediaan
dalam rangka melalui SIM
menunjang (simulasi)
pengambilan 3. Mengetahui
keputusan hubungan
pengelolaan SIM dengan
sediaan marketing
farmasi produk
berdasarkan 4. Mengetahui
data yang hubungan
akurat SIM dengan
keputusan
perencanaan
dan
pengadaan
5. Mengetahui
hubungan
SIM dengan
pendistribusi
an barang
CPMK 5 : Mahasiswa mampu melakukan praktek kerja sesuai dengan Kode Etik Apoteker
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Menjaga kode Menunjukkan Tidak
etik profesi dan perilaku yang menunjukka
instansi selama mencerminkan n perilaku
dan setelah kode etik yang
praktik apoteker selama mencermink
praktik an kode etik
apoteker
selama
praktik
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
farmasi yg
direncanakan di
PBF
4. Mengetahui
kelengkapan
dokumen terkait
perencanaan &
pengadaan di
PBF
5. Melakukan
(simulasi)
pencatatan
dokumen
perencanaan &
pengadaan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
distribusi
CPMK 4 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Mengetahui
manfaat SIM di
PBF
2. Mengetahui
kontrol
persediaan
melalui SIM
(simulasi)
3. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
marketing
produk
4. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
keputusan
perencanaan
dan pengadaan
5. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
pendistribusian
barang
CPMK 5 Menunjukkan
perilaku yang
mencerminkan
kode etik apoteker
selama praktik
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
PORTOFOLIO
Tanggal Resume (Catatan)
19 Januari Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
2021
Standar distribusi obat yang baik dipertahankan mutunya dengan tujuan dari
penerapan CDOB di Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah untuk dapat menjamin
keabsahan produk sehingga aman, bermutu, berkhasiat dan dapat digunakan sesuai
indikasi, kualitas produk obat, dengan output yang dihasilkan berupa obat
memiliki mutu dan sesuai dengan indikasi; serta menjamin produk obat tidak
illegal dan tidak ada penambahan Bahan Baku Obat (BKO) ke dalam produk
jamu. Adapun peraturan terbaru di bidang produksi dan distribusi obat yaitu
terletak pada perBPOM No. 6 Tahun 2020. Ada 12 aspek yang ditinjau di dalam
peraturan ini, diantaranya meliputi:
d. Operasional
Dimulai dari tahap perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi dan penarikan barang. Proses perencanaan di PBF dengan
menggunakan sistem elektronik yang disebut “Oracle”. Data yang digunakan
dalam proses perencanaan menggunakan data pemakaian 3 bulan kebelakang
dan dapat juga menggunakan pola epidemiologi. Item barang yang dipesan
akan dikirim ke PBF pusat, kemudian diteruskan ke PBF cabang, dan setelah
tiba segera disesuaikan dengan nota alokasi untuk dilakukan crosscheck. Jika
barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan, dapat dilakukan konfirmasi
via email 2 x 24 jam. Sementara proses penyimpanan dibedakan berdasarkan
stabilitas dari sediaan dan penjaminan mutu sediaan. Sedangkan penyaluran
dilakukan dengan memperoleh izin outlet, legal, dan adanya izin dari
penanggung jawab. Untuk penarikan kembali dilakukan apabila terdapat kasus
tertentu yang telah dilakukan sampling oleh BPOM terkait ketidakamanan dari
suatu obat.
e. Inspeksi diri
Merupakan kegiatan audit, terdiri dari 3 poin yaitu logistik, seles, dan kinens.
Proses pemeriksaan dilakukan dengan penyilangan. Daftar penilaian
menggunakan daftar checklist, dilakukan secara independen, adanya
dokumentasi, dan pemeriksaan dilakukan setahun sekali. Jika terjadinya
kekurangan atau kesalahan, diberikan tenggang waktu untuk dilakukan
perbaikan sebelum dilakukan penilaian kembali. Selain itu juga dilakukan
sosialisasi terkait SOP agar tidak terjadinya pengulangan kesalahan yang sama.
g. Transportasi
Kendaraan harus disesuaikan dengan spesifikasi produk. Harus menjamin
keamanan dan bebas dari pihak yang tidak sah. Data diri dari pihak transportasi
harus jelas, agar penelusuran yang dilakukan lebih mudah. Dan pengiriman
obat harus memenuhi CDOB yang telah disahkan.
h. Fasilitas distribusi
Penanganan kondisi barang yang tidak diharapkan harus terlampir dalam
daftar kontrak. Pemberi kontrak berhak memberi audit ke penerima kontrak
setiap saat. Sehingga dalam hal ini, setiap kontrak kerjasama yang dibangun,
wajib melakukan proses audit.
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
i. Dokumentasi
Dengan menerapkan “kerjakan apa yang kamu tulis dan tulis apa yang kamu
kerjakan”. Jika melakukan kesalahan yang tidak menaati kontrak Kerjasama,
maka kontrak Kerjasama tersebut dapat diputuskan. Dokumentasi dapat
disimpan minimal 3 tahun, diletakkan ditempat yang mudah ditelusuri setiap
saat.
21 Januari PT. Millennium Pharmacon International (MPI) Tbk bergerak dalam bidang
2021 distribusi dan perdagangan produk farmasi, suplemen makanan dan produk
diagnostic. Produk tersebut didistribusikan ke berbagai outlet seperti toko obat,
apotek, rumah sakit, supermarket, dan toko eceran. PT. MPI yang ada di
Yogyakarta merupakan PBF cabang dari MPI pusat yang terletak di Jakarta Timur.
Jika ditinjau dari bangunan MPI, terdapat beberapa ruangan di dalamnya yang
meliputi ruangan prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OOT), Cold Chain Product
(CCP), psikotropika, alkes, retur, karantina, eceran dan master box, serta terdapat
satu ruangan yang digunakan untuk meletakkan barang datang dari MPI pusat.
Berdasarkan ruangan yang terdapat di bangunan tersebut, semuanya
memiliki fasilitas monitoring suhu dan kelembaban, pengecualian untuk CCP
yang juga memiliki monitoring suhu dengan menggunakan chiller. Dari setiap
ruangan tersebut terdapat form yang harus diisi dengan tiga pembagian
waktu, yaitu pengisian suhu dan kelembaban di pagi hari, siang hari, dan sore
hari. Interval suhu yang dipersayartkan untuk ruangan tersebut adalah 15-
25⁰C, pengecualian untuk chiller disesuaikan dengan suhu stabilitas CCP.
Selain itu terdapat beberapa aspek yang harus dinilai pada form tersebut,
meliputi tingkat kebersihan dari lantai ruangan, dinding, langit-langit, rak,
pallet, pendingin ruangan, dan serangga. Penyusunan obat di PBF MPI dapat
didasarkan oleh prinsipal yang diletakkan sesuai alfabetis, nama obat sesuai
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
23 Januari Salah satu sistem operasional yang ada di MPI cabang adalah proses
2021 perencanaan dan pengadaan. Keduanya menggunakan aplikasi elektronik berupa
oracle yang melibatkan data Additional Stock Request (ASR) untuk melihat stok
yang akan dipesan. Metode yang digunakan dengan melihat pola konsumtif
beberapa bulan terakhir. Namun juga terdapat jumlah tambahan apabila dari
beberapa outlet mengalami kekosongan stok dan menyerahkan surat pesanan
untuk item yang akan dipesan tersebut atau seperti adanya permintaan khusus
yang disertai dengan surat pesanan. Pada data ASR, untuk jumlah barang yang
terdapat nilai minus, akan ditunda dalam proses pemesanannya. Karena barang
tersebut masih tersedia dalam jumlah banyak, dan item tersebut termasuk ke dalam
kategori slowmoving. Dalam proses pengisian oracle pada menu ASR akan
dilakukan pengisian terkait tanggal kapan barang dibutuhkan, dengan destination
type berupa inventory. Jenis ASR yang digunakan berupa ASR regular dengan
kode principal disesuaikan dengan principal apa yang akan dibuatkan ASR.
Setelah memperoleh nomor ASR, maka dapat dilanjutkan entri item dan disertai
penentuan kuantitas dari barang tersebut. Jika sudah diapprove untuk data yang
terinput, perlu dilakukan pemeriksaan ulang terkait kesesuaian antara item/produk
yang dimasukkan dengan prinsipal yang di entri pada requisition header. Karena
jika tidak sesuai akan menyebabkan terjadinya eror pada saat dilakukan
penyimpanan data. Jika masih ada item yang ingin ditambahkan dapat langsung
ditambahkan pada baris item berikutnya. Akan tetapi jika sudah dilakukan
approve, ASR tidak dapat dibuka kembali untuk dilakukan perubahan. Kemudian
dapat dilanjutkan dengan pencetakan ASR. Selain itu juga dapat dilakukan receipt
nota alokasi (barang masuk) dengan mengisi shipment sesuai dengan nomor nota
alokasi. Dalam pengisian ini, secara otomatis akan muncul nomor batch dan
selanjutnya dapat dilakukan pengisian sesuai dengan barang datang. Setelah
selesai, dapat dilakukan pencatatan untuk nomor receipt nota alokasi tersebut.
Setiap barang yang di order ke PBF MPI akan diterima oleh TOS (Tele
Order Support). Item yang terdapat pada surat pesanan akan disalin kembali ke
Surat Pesanan Barang (SPB). Untuk orderan yang mengandung OOT, prekursor,
OKT dan psikotropika juga melampirkan form tambahan, yaitu form surat pesanan
untuk masing-masing jenis obat. Komponen yang terlampir di dalam form SPB
meliputi: nama outlet, nama produk, kode barang produk, jumlah, satuan, dikon
dari principal dan diskon dari distributor. Dalam proses pencetakan faktur terdapat
launch pick release yang digunakan untuk mengurangi stok secara otomatis yang
ada pada supervisor. Order type digunakan untuk pembagian sesuai item pesanan
seperti alkes, OOT, OKT, atau prekursor. PPN yang terdapat pada faktur
disesuaikan dengan permintaan outlet ingin dilakukan perhitungan secara terpisah
atau tetap digabung. Apabila terdapat nomor diskon, maka harus dilampirkan
untuk mempermudah
proses klain. Sedangkan order number pada SBP ditulis untuk mencocokkan
dengan
faktur. Order number juga memiliki penanda masing-masing untuk setiap kategori
obat. Selain bertugas menerima orderan. Selain TOS, juga terdapat Entry Data
Processing (EDP) yang bertugas dalam melakukan input faktur, input data, input
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
outlet baru dan salesman baru. Selain itu juga terdapat bagian yang bertanggung
jawab terhadap alkes dan faktur yang sudah dikembalikan. Penyusunan faktur
yang
sudah kembali diatur berdasarkan principal, sementara untuk faktur yang belum
terdapat SP di dalamnya tidak dapat diikutsertakan.
Dalam suatu persediaan yang datang, jika ada kondisi yang tidak sesuai
maka bagian ekspedisi akan langsung menyusun berita acara terkait item barang
tersebut. Nantinya akan diikuti dengan pengesahan apoteker, staf supervisor,
kepala gudang dan ekspedisi (4 rangkap). 4 rangkap berita acara tersebut akan di
bagi masing masing untuk kepala gudang, ekspedisi satu atau dua rangkap, dan
untuk PBF pusat beserta barangnya. Barang tersebut nanti akan ditukar dengan
barang yang baru atau stok rusak tersebut tidak termasuk lagi dalam stock in hand.
Setelah dilakukan pengecekan antara fisik barang dan nota alokasi, maka
selanjutnya dilakukan proses receipt (input ke dalam oracle) agar menjadi stock in
hand dan dapat dijual. Kemudian setelah dimasukkan ke dalam receipt, dicatat
nomor receipt nya sebagai bukti tidak ada nota alokasi yang terlewat. Nomor
tersebut bisa dilakukan penarikan untuk melihat apa saja yang di receipt pada hari
ini, yang disesuaikan dengan nomor nota alokasi dan nomor receipt. Setelah di
receipt, nota alokasi tersebut selain masuk ke sistem, manualnya juga dimasukkan
ke dalam kartu stok dengan tinta merah sebagai pembeda antara penulisan untuk
barang masuk dan barang keluar yang menggunakan tinta hitam. Tanggal yang
ditulis pada kartu stok harus sesuai dengan tanggal receipt. Dokumentasi ini dapat
dilakukan secara manual (kartu stok) atau melalui 13ogist. Berdasarkan kartu stok
tersebut, juga dilakukan monitoring untuk semua item dengan ED kurang dari satu
tahun digunakan untuk memudahkan perencanaan ke pabrikan (tidak terlambat
dengan persyaratan dari masing-masing principal). Karena apabila melewati batas
ED akan menjadi beban 13ogistic. Beban ogistic yang dimaksud yaitu branch
manager, apoteker, kepala gudang, staf gudang dan supervisor. Untuk MPI
sendiri, pemeriksaan ED juga dapat dilakukan secara komputerisasi setiap hari
senin.
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
Jawab :
Keterangan:
A : Area pengeluaran barang + penyiapan
B : Area penerimaan barang
C : Ruang barang rusak
D : Ruang karantina (proses retur, recall, ED)
E : Ruang Psikotropik
F : Lemari Psikotropik
G : Lemari barang rusak Psikotropik
H : Freezer
I : Chiller 1 merk Gea
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
Keterangan:
A1 : Palet produk Hermon
B1 : Palet stok
B2 : Palet stok Hermon
2. Buatlah daftar obat dan alat kesehatan yang akan disimpan pada masing-masing ruangan
berdasarkan denah bangunan yang telah Anda buat!
Daftar sebagian sediaan farmasi dan alat kesehatan yang akan didistribusikan PBF MPI
Cabang Yogyakarta:
No Nama Obat No Nama Obat
4. Antasida Doen Errita Tab 100s 24. Ranitidine Dexa 150mg Tab 100s
17. Starmuno Cap 30s 37. Ultraflu Extra Tab 25s Str (P)
18. Stimuno Forte Cap 10s 38. Ultraflu Tab 25s Str (P)
Jawab :
1. 5 contoh sediaan farmasi obat reguler:
Valsartan, golongan Angiotensin Reseptor Bloker, indikasi antihipertensi, Menghambat
reseptor angiotensin II sehingga menyebabkan vasodilatasi
Cytropil®, mengandung Piracetam yang digunakan untuk mengatasi sindrom
invulusional yang berhubungan dengan penuaan seperti penurunan daya ingat, ketagihan
alkohol dan sindrom pasca trauma atau biasa disebut dengan obat yang diindikasikan
untuk mengatasi penurunan fungsi kognitif. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan
efektivitas dari fungsi telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter
kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori,
kesadaran, belajar dan lain).
Paracetamol, indikasi Analgesik, Antipiretik, mekanisme Menghambat biosintesis
prostaglandin dengan menghambat pelepasan enzim siklooksigenase (COX) yang
merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin
Carbisol®, mengandung bisoprolol fumarate yang digunakan untuk mengatasi hipertensi,
nyeri dada, serta mencegah stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal. Bisoprolol
bekerja dengan cara memperlambat detak jantung dan tekanan otot jantung saat
berkontraksi, sehingga beban jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat
berkurang. Dengan turunnya tekanan darah, maka stroke, serangan jantung, dan gangguan
ginjal, juga dapat dicegah.
Estin®, mengandung Cetirizine HCl yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi
alergi (rhinitis perennial, rhinitis alergi musiman dan kronis atau urtikaria idiopatik),
efektif untuk mengurangi gejala baik pada mata maupun hidung seperti: bersin, hidung
meler, rasa gatal atau terbakar. Cetirizine bekerja dengan cara menghalangi kerja
senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh ketika terpapar oleh alergen. Hal ini karena
senyawa histamin merupakan penyebab munculnya reaksi alergi. Cetirizine termasuk
dalam golongan obat antialergi (antihistamin) yang tidak menyebabkan rasa kantuk.
Tolak angin®. Kandungan Adas (Foeniculi fructus), jahe (Zingiberis rhizome), daun mint
(Menthae arvensitis herba), daun cengkeh (Caryophylli folium), kayu ules (Isorae
fructus), dan madu (Mel depuratum), indikasi untuk Mengatasi masuk angin, dengan
gejala berupa mual, perut kembung, serta demam atau meriang.
Batunir® mengandung komposisi Phylanthi herba, Orthosiphonis folium, Strobilanthi
folium, Imperate rhizome, dan Sonchi folium yang diindikasikan untuk membantu
mengobati batu ginjal, kencing batu dan membantu melancarkan buang air kecil. Dalam
penggunaan obat herbal ini disarankan untuk mengkonumsi banyak air putih, agar hasil
dari pemecahan batu yang menghambat pengeluaran urin dapat dikeluarkan bersama urin
saat proses urinasi.
Pacekap® adalah obat herbal dengan kandungan ekstrak buah mengkudu (Morindae
fructus) yang dikemas dalam bentuk sediaan kapsul. Secara tradisional, Pacekap
digunakan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu meringankan
gejala tekanan darah tinggi. Pacekap bekerja dengan menurunkan tekanan otot jantung,
sehingga darah yang dihasilkan dari pompa jantung menurun.
Laxing dengan kandungan Daun senna (Cassiae sennae folium), lidah buaya (Aloe vera
folium), dan biji adas (Foeniculi vulgaris semen) untuk Daun senna (Cassiae sennae
folium), lidah buaya (Aloe vera folium), dan biji adas (Foeniculi vulgaris semen).
Lelap, kandungan Akar valerian (Valerianae radix), Pala (Myristicae semen), Ginseng
(Eleuthroginseng radix), Akar sanega (Polygalae radix), Meringankan gangguan tidur
berupa insomnia, hipersomnia, parasomnia, dan lain-lain.
Hidrokuinon
Hidrokinon adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air. Kemampuan hidokinon
untuk menghambat pembentukan melanin (zat pigmen kulit) membuat bahan tersebut
digunakan sebagai pencerah kulit (skin lightening). Penggunaan hidrokinon dalam jangka
panjang dan dosis tinggi dapat dapat menyebabkan hiperpigmentasi terutama pada derah
kulit yang terkena sinar matahari langsung dan dapat menimbulkan ochronosis (kulit
berwarna kehitaman). Krim yang mengandung hidrokinon akan terakumulasi dalam kulit
yang dapat menyebabkan mutasi dan kerusakan DNA, sehingga kemungkinan pada
pemakaian jangka panjang bersifat karsinogenik. Bahan pewarna Bahan Pewarna Merah
K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) sering
disalahgunakan pada produk lipstik atau sediaan dkoratif lain (pemulas kelopak mata dan
perona pipi) karena warnanya yang cerah. Bahan pewarna sintetis ini umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat
karsinogenik. Rodhamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.
kanal. Sementara female catheter merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengosongkan urin pada wanita. Alat ini adalah jenis sekali pakai atau disposable.
Female catheter ini biasanya digunakan sementara oleh ibu yang sedang melahirkan
untuk pengosongan kandung kemih.
Sphygmomanometer (tensimeter)
Digunakan Untuk mengukur tekanan darah. Tensimeter memiliki beberapa jenis yaitu
Tensimeter air raksa, Tensimeter digital, dan Tensimeter jarum.
One step (HIV test)
Tes HIV digunakan sebagai deteksi awal virus HIV yang umumnya digunakan adalah
dapat mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam
merespons HIV, karena Antibodi itu lebih mudah dideteksi dibanding pendeteksian Virus
itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu
infeksi.
11 Augentonic Botol 96 13
15 Dumolid 5 mg Box 28 4
PEMBUATAN SP Narkotika
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Nomor: 001/VII/2020
Alamat Sarana : Jl. Gedongkuning No.116, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55171
No. Telp : (0274) 4438722
Bina San Prima Pedagang Besar Jl. Gedongkuning No.116, (0274) 4438722
(BSP) Farmasi (PBF) Rejowinangun, Kec. Kotagede,
Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55171
PT. Actavis Industri Farmasi Jl. Raya Jakarta-Bogor No.KM. 28, (021) 8710311
Indonesia RT.6/RW.7, Pekayon, Kec. Ps.
Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13710
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
KASUS PENYIMPANAN
Beberapa obat-obatan telah dikirimkan dari PBF Pusat dan diterima oleh Apoteker pada hari ini (23 Juli
2020). Terdapat pula obat-obatan pada hari kemarin yang belum disimpan di gudang baru selesai proses
inputing di SIM. Obat-obat tersebut kemudian akan disimpan berdasarkan pada bentuk sediaan, suhu,
golongan obat, FEFO, dan produsen (industry farmasi). Adapun daftar obat-obatan yang harus disimpan
adalah sebagai berikut:1
N Nama Obat Bentuk Jumlah Jumlah ED Nomor Industri
o Sediaan Satuan/Box Batch
1 Desem BS98774
2023
2. N BS98724
ov 2022
PETUNJUK PENYELESAIAN:
1. Lakukan penggolongan obat pada Lembar Kerja 1
2. Lakukan penyimpanan obat pada zona PBF yang telah kalian siapkan, catat pada kartu
stock yang telah diprint (Videokan dan upload di google classroom)!
Catatan:
Pengelompokkan barang berdasarkan produsen (industry farmasi) dibuat secara alfabetis, missal
Bio Farma, Dexa Medica, Kalbe Farma dst.
Jawaban :
7 Codikaf 20 mg Narkotika
8 Ericaf
Prekursor
9 Valisanbe 5 mg Psikotropika
1. Saudara seorang Apoteker Penanggung Jawab PBF Good mendapat keluhan dari customer
bahwa vaksin yang dikirim sehari yang lalu sudah keruh dan ada endapan. Anda lalu
mengkonfirmasi tenaga kurir yang bertugas kemarin. Kurir mengaku bahwa dia sudah sesuai
SOP yakni menggunakan coolpax dan termos es serta termometer. Tetapi dia tidak sempat
cek vaksin sebelum didistribusikan. Kondisi ini memaksa saudara untuk membuat SOP yang
lebih detail terkait distribusi obat khususnya cold chain. Susunlah SOP tersebut!
2. Sebuah toko obat di daerah terpelosok meminta saudara sebagai APJ PBF Ngejreng untuk
mengirim daftar obat berikut ini:
a. Parasetamol 3 box
b. Sanaflu 2 box
c. Alopurinol 1 box
d. Komix 2 box
e. Ambroksol 2 box
f. Piroxicam 1 box
g. Masker 4 box
Apa langkah yang saudara lakukan?
3. Baru - baru ini beredar berita adanya indikasi penggunaan vaksin palsu di beberapa
fasilitas kesehatan kota Raya. Bagaimana langkah yang saudara lakukan jika saudara
adalah APJ PBF Kinclong di kota Raya?
Jawaban :
1. Susunlah SOP tersebut ?
PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk.
PROSEDUR TETAP
Ditetapkan :
Tanggal terbit :
PROTAP 18 Januari 2021
PENGIRIMAN COLD
CHAIN PRODUCT
(CCP) apt. Ana Sri Rahayu, S.Farm
TUJUAN - Menjamin agar pengiriman barang dapat terlaksana dengan baik untuk
mencegah terjadinya kekurangan barang, kerusakan yang diakibatkan
pengaruh suhu selama pengiriman, maupun kesalahan pengiriman
barang ke pelanggan atau outlet
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
RUANG LINGKUP Protap ini berlaku untuk karyawan/ petugas gudang/pengantar barang/
ekspedisi yang berkaitan dengan proses pengiriman CCP ke pelanggan
atau outlet
Tugas :
1. Lakukan pemeriksaan kesesuaian surat pesanan beri rekomendasi pada lembar kerja
2. Buatlah Faktur dari barang yang dilayani pada saat ini! (data terlampir)
Jawaban :
1. Pemeriksaan kesesuaian surat pesanan beri rekomendasi pada lembar kerja
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019
PPN 118.050
Total 1.298.550
Terbilang : Satu Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Lima Ratus Lima Puluh Rupiah