Anda di halaman 1dari 48

MODUL MAHASISWA

PKPA BIDANG PBF


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI, FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NAMA MAHASISWA : ANA SRI RAHAYU


NIM : 20811019
TEMPAT PKPA : PBF MPI
PERIODE : 18-23 Januari 2021
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulilah, segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah swt atas limpahan
rahmat dan nikmatnya yang tiada terkira, yang telah memberikan kekuatan dan
pertolongan kepada kami untuk dapat menyelesaikan Buku Panduan PKPA Pedagang Besar
Farmasi (PBF). Buku ini terwujud melalui kerja keras dari Tim Dosen dengan bantuan
bapak ibu Preseptor yang terlibat dalam PKPA PBF Program Profesi Apoteker UII. Oleh
karenanya saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan buku ini.
Kurikulum Baru Program Profesi Apoteker yang diberlakukan di tahun 2020 ini tetap
menjadikan PKPA PBF sebagai salah satu Praktek Kerja yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa di tingkat profesi apoteker. Pertimbangan bobot SKS, materi dan standarisasi
dilakukan untuk menyiapkan generasi apoteker yang lebih baik di masa depan, sesuai
dengan standar kompetensi farmasis terutama dalam proses pendistribusian sediaan
farmasi.
Akhir kata, semoga buku panduan ini dapat memberikan gambaran kebutuhan mahasiswa
saat PKPA di PBF, dan membantu preseptor PKPA PBF dalam menjalankan tugasnya selaku
preseptor.
Waalaykumsalam wr.wb.

Yogyakarta, 30 Desember 2020


Ketua Program Studi Profesi Apoteker

Dr Farida Hayati, M. Si., Apt.

PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum yang terkait dengan PBF
a. Undang – Undang
1. ORDONANSI OBAT KERAS
2. UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
3. UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
4. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah
1. PP No.72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

Kesehatan
2. PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
c. Peraturan Menteri Kesehatan/Pedoman lain
1. PMK No.1148 tahun 2011 tentang PBF
2. PMK No.34 tahun 2014 tentang Perubahan PMK No.1148 tentang PBF
3. PMK No.30 tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas PMK No.1148 tahun
2011
4. PMK No.3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan
Pelaporan NPP
5. Peraturan BPOM No.4 tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat NPP di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
6. Peraturan BPOM No.9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis CDOB
7. Peraturan BPOM No.6 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM
No.9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis CDOB

B. Pedagang Besar Farmasi


1. Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan
berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundangundangan (PMK No.1148 2011).
2. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
4. Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

baku farmasi termasuk baku pembanding.


5. Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara
distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan
dan tujuan penggunaannya.

C. Pedoman Umum CDOB (BPOM, 2020)


1. Prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) berlaku untuk aspek
pengadaan, penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau
bahan obat dalam rantai distribusi.
2. Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan/atau bahan obat
bertanggungjawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan
mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses distribusi.
3. Prinsip-prinsip CDOB berlaku juga untuk obat donasi, baku pembanding dan
obat uji klinis.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menerapkan prinsip
kehati-hatian (due diligence) dengan mematuhi prinsip CDOB, misalnya dalam
prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan identifikasi risiko.
5. Harus ada kerja sama antara semua pihak termasuk pemerintah, bea dan cukai,
lembaga penegak hukum, pihak yang berwenang, industri farmasi, fasilitas
distribusi dan pihak yang bertanggung jawab untuk penyediaan obat,
memastikan mutu dan keamanan obat serta mencegah paparan obat palsu
terhadap pasien.

MANAJEMEN MUTU
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab,
proses dan langkah manajemen risiko terkait kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas
distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai
distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Sistem mutu harus memastikan bahwa :
a) obat dan/atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikrimkan atau diekspor
dengan cara yang sesuai dengan persyaratan CDOB
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

b) tanggung jawab manajemen ditetapkan secara jelas


c) obat dan/atau bahan obat dikrimkan ke penerima yang tepat dalam jangka waktu
yang sesuai
d) kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut dilakukan.
e) penyimpangan terhadap prosedur yang sudah ditetapkan didokumentasikan dan
diselidiki
f) tindakan perbaikan dan pencegahan (CAPA) yang tepat diambil untuk memperbaiki
dan mencegah terjadinya penyimpangan sesuai dengan prinsip manajemen risiko
mutu.

PRINSIP PENERIMAAN
1. Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat
yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui, tidak rusak atau tidak
mengalami perubah`an selama transportasi.
2. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kadaluarsa, atau mendekati
tanggal kadaluarsa sehingga kemungkinan besar obat dan/atau bahan obat telah
kadluarsa sebelum digunakan oleh konsumen
3. Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan yang sesuai
setelah dilakukan pemeriksaan
4. Nomor bets dan tanggal kadaluarsa obat dan/atau bahan obat harus dicatat pada
saat penerimaan, untuk mempermudah penelusuran
5. jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, bets tersebut harus segera
dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke pemegang izin edar.
6. Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana transportasi harus
diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan kontainer/sistem penutup,
fisik dan fitur kemasan serta label kemasan

PRINSIP PENYIMPANAN
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

1. Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus mematuhi


peraturan perundang – undangan
2. Kondisi penyimpanan untuk obat dan /atau bahan obat harus sesuai dengan
rekomendasi dari industry farmasi atau non –farmasi yang memproduksi bahan
obat standar mutu farmasi
3. Volume pemesanan obat dan/atau bahan obat harus memperhitungkan kapasitas
sarana penyimpanan
4. Obat dan/atau bahan obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat
dan/atau bahan obat dan terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat
paparan cahaya matahari, suhu,kelembaban atau faktor eksternal lain. Perhatian
khusus harus diberikan untuk obat dan /atau bahan obat yang membutuhkan
kondisi penyimpanan khusus
5. Kontainer obat dan/atau bahan obat yang diterima harus dibersihkan sebelum
disimpan
6. Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan /atau bahan obat harus
memastikan terpenuhinya kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan dan
memungkinkan penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya, obat dan /atau
bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau
diduga palsu.
7. harus diambil langkah – langkah untuk memastikan rotasi stock sesuai dengan
tanggal kadaluarsa obat dan/atau bahan obat mengiuti kaidah First Expired First
Out (FEFO)
8. Obat dan /atau bahan obat harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa untuk
mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi dan campur baur. Obat dan /atau
bahan obat tidak boleh langsung diletakkan di lantai
9. Obat dan/atau bahan obat yang kadaluarsa harus segera ditarik, dipisahkan secara
fisik dan diblokir secara elektronik. Penariksan secara fisik untuk obat dan/atau
bahan obat kadaluarsa harus dilakukan secara berkala
10. Untuk menjaga akurasi persesiaan stok, harus dilakukan stock opname secara
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

berkala berdasarkan pendekatan risiko


11. Perbedaan stok harus diselidiki sesuai dengan prosedur tertulis yang ditentukan
untuk memeriksa ada tidaknya campur-baur, kesalahan keluar-masuk, pencurian,
penyalahgunaan obat dan/atau bahan obat. Dokumentasi yang berkaitan dengan
penyelidikan harus disimpan untuk jangka waktu yang telah ditentukan

PRINSIP PENYALURAN
1. Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang
mempunyai izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
2. Untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat ke orang/pihak yang berwenang atau
berhak untuk keperluan khusus seperti penelitian, special access dan uji klinik,
harus dilengkapi dengan dokumen yang mencakup tanggal, nama obat dan/atau
bahan obat, bentuk sediaan, nomor bets, jumlah, nama dan alamat pemasok, nama
dan alamat pemesan/penerima. Proses pengiriman dan kondisi penyimpanan harus
sesuai dengan persyaratan obat dan /atau bahan obat dari industry farmasi.
Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
3. Prosedur tertulis untuk pengiriman obat dan /atau bahan obat harus tersedia.
Prosedur tersebut harus mempertimbangkan sifat obat dan/atau bahan obat serta
tindakan pencegahan khusus.
4. Dokumen untuk pengiriman obat dan atau bahan obat harus disiapkan dan harus
mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut:
a. tanggal pengiriman
b. nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari
penerima (misalnya apotek, rumah sakit atau klinik)
c. deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
kekuatan (jika perlu)
d. nomor bets dan tanggal kadaluarsa
e. kuantitas obat dan /atau bahan obat, yaitu jumlah container dan kuantitas
per container (jika perlu)
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

f. nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman, dan


g. transportasi yang digunakan mencakup nama dan alamat perusahaan
ekspidisi serta tanda tangan dan nama jelas personel ekspedisi yang
menerima (jika menggunakan jasa ekspedisi) dan kondisi penyimpanan
5. Pengiriman harus dilakukan langsung ke alamat yang tertera pada dokumen
pengiriman dan harus diserahkan langsung kepada penanggung jawab sarana atau
tenaga kefarmasian lain sebagai penerima. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh
ditinggalkan di tempat penyimpanan sementara yang tidak mempunyai izin PBF.
6. Penerima harus membubuhkan tanda tangan, nama jelas, SIPA/SIPTK dan stempel
sarana pada dokumen pengiriman.

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER BIDANG PBF

A. Latar Belakang

Mata kuliah Praktik Kerja Profesi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PKPA PBF)
dengan bobot 1 SKS merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester kedua
dengan prasyarat mata kuliah Blok Manajemen Farmasi. Mata kuliah ini sebagai mata
kuliah yang mendukung competitive advantage lulusan Program Studi Profesi Apoteker
UII di bidang Social Behavior and Administrative Pharmacy. Sesuai dengan visi misi
program studi dan universitas untuk mencetak lulusan unggul dalam keilmuan dan
keislaman, maka kompetensi lulusan mata kuliah PKPA PBF diharapkan menguasai
pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang terkait dengan distribusi
sediaan farmasi, perijinan, alur distribusi obat, pekerjaan kefarmasian di PBF, inventory
control dan pengelolaan perbekalan farmasi termasuk Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB), manajemen pendukung meliputi Organisasi, Sistem Informasi Manajemen
(SIM), dan keuangan.

B. Tujuan
Tujuan dari PKPA Bidang PBF diuraikan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL) dan diuraikan dalam bentuk Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK).
Capaian Pembelajaran
Kode Rumusan CPL Kode Rumusan CPMK
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

CPL CPMK
S02 Lulusan mampu menjunjung tinggi CPMK1 Mahasiswa mampu menghargai
nilai kemanusiaan dalam teman sejawat, dan sesama
menjalankan tugas berdasarkan tenaga kesehatan
agama, moral dan etika.
S07 Lulusan mampu mengembangkan CPMK 2 Mahasiswa mampu
sikap mawas diri, mengenali mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan/kekurangan diri kekurangan diri melalui progress
report praktek kerja profesi
apoteker
KU0 Lulusan mampu meningkatkan CPMK 3 Mahasiswa mampu melakukan
1 keahlian keprofesian melalui praktek kerja profesi bidang
pelatihan dan pengalaman kerja distribusi sesuai standar Cara
yang memiliki kompetensi kerja Distribusi Obat yang Baik
yang minimal setara dengan (CDOB) di PBF dengan supervisi
standar kompetensi kerja preseptor
profesinya
KK0 Lulusan mampu mengelola Sub Mahasiswa mampu membuat
4 penyediaan dan pendistribusian CPMK3- perencanaan dan pengadaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan 1 sediaan farmasi, alat kesehatan
secara sistematis dan efektif. dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) di PBF dengan berbagai
metode baik konsumsi,
epidemiologi, maupun gabungan
Sub Mahasiswa mampu mengetahui
CPMK3- fungsi dan komponen faktur
2 berbagai jenis golongan obat dan
hubungannya dengan stok
barang, alur pelayanan dan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

gudang
Sub Mahasiswa mampu melakukan
CPMK3- penyimpanan sediaan farmasi,
3 alat kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) sesuai
dengan prinsip CDOB, dan
melakukan evaluasi
penyimpanan (mampu
merancang desain zonasi sesuai
dengan ketentuan penyimpanan
di PBF)
Sub Mahasiswa mampu melakukan
CPMK pengecekan produk yang telah
3-4 disiapkan gudang untuk
didistribusikan sesuai faktur dan
surat bukti pengiriman barang di
area transito out gudang PBF

P01 Lulusan mampu menguasai CPMK 4 Mahasiswa mampu menjelaskan


perkembangan ilmu pengetahuan manajemen pendukung dalam
dan teknologi yang berhubungan proses distribusi sediaan farmasi
dengan kefarmasian di PBF
Sub Mahasiswa mampu
CPMK menggunakan dan
4-1 memanfaatkan SIM PBF
terkomputerisasi dalam rangka
menunjang pengambilan
keputusan pengelolaan sediaan
farmasi berdasarkan data yang
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

akurat
KU0 Lulusan mampu Memahami dan CPMK 5 Mahasiswa mampu melakukan
5 menghayati penerapan kode etik praktek kerja sesuai dengan
pada praktik profesi Kode Etik Apoteker

C. Manfaat
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
menjalankan praktek kefarmasian di PBF.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai praktik pelayanan kefarmasian
di PBF.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di PBF.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

D. Materi PKPA
Materi PKPA PBF adalah sebagai berikut :
No Materi Kegiatan
1 Perijinan dan Alur Distribusi Perbekalan a. Diskusi peraturan terkait PBF
Farmasi (Pedagang Besar Farmasi,
Cara Distribusi Obat yang
Baik, Narkotika dan
Psikotropika, Alat Kesehatan,
dan Kosmetika)
b. Diskusi alur distribusi
perbekalan farmasi
2 Pengelolaan sediaan farmasi, alat a. Observasi dan diskusi
kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai perencanaan di PBF
(BMHP) di PBF b. Observasi dan diskusi
pengadaan disertai metode
(konsumsi, epidemiologi,
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

gabungan) yang dilakukan


PBF
c. Observasi dan diskusi fungsi
dan komponen faktur
berbagai jenis golongan obat
dan hubungannya dengan
stok barang, alur pelayanan
dan gudang
d. Tugas desain zonasi ruangan
PBF
e. Studi kasus distribusi (riil
kasus di lapangan)
3 Manajemen Pendukung a. Organisasi
b. SIM (Sistem Informasi
Manajemen)
c. Keuangan

E. Pelaksanaan
Sesuai dengan bobot SKS, PKPA PBF dilaksanakan selama 1 (satu) minggu di PBF
yang telah bekerjasama dengan PSPA UII.

F. Sistem Penilaian
Penilaian PKPA PBF terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Komponen Nilai Preseptor
Nilai dari preseptor diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap praktik
mahasiswa selama di PBF dan ketuntasan pekerjaan/penugasan mahasiswa
dengan menggunakan rubrik penilaian dari PSPA UII.
2. Komponen Nilai Dosen Pembimbing
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

Nilai dari Dosen Pembimbing diperoleh berdasarkan hasil dari proses


pembimbingan dan ketuntasan mahasiswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
3. Komponen Nilai Ujian Tulis
Nilai Ujian Tulis dilaksanakan secara serentak keseluruhan periode PKPA
dengan waktu ditentukan PSPA UII

G. Bahan Bacaan dan Referensi


1. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan BPOM No.9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat yang Baik
2. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 10 tahun 2019 tentang
Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan
3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 23 tahun 2019 tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/187/2017 tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional
Indonesia
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015 tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2017 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/menkes/per/vi/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/menkes/per/vi/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/menkes/per/vi/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
118/menkes/sk/iv/2014 tentang Kompendium Alat Kesehatan
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian
11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
12. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
13. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
14. Undang – Undang Obat Keras ( St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949 )
15. Permenkes No 2 tahun 2017, tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
16. Permenkes No 3 tahun 2017, tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

17. Permenkes No. 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat


Kesehatan
18. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik, 2015, Badan POM RI
19. Management Science for Health, 2012, Managing Drug Supply-3: Managing
access to medicine and health technologies
Matriks Pembelajaran PKPA PBF
1SKS = 1 X 170 MENIT X 14 = 2380 MENIT (±40 JAM)
KULIAH PAKAR (DISKUSI WAKTU PENUGASAN (PRAKTIK) WAKT
DENGAN PRESEPTOR) (JAM) U (JAM)
Pengantar pendahuluan tentang 1,5 Tugas telaah peraturan : 3
PBF (ruang lingkup PBF dalam a. Permenkes No. 1148 tahun 2011;
rantai distribusi sediaan Permenkes No. 34 tahun 2014 dan
farmasi); Perijinan dan pendirian Permenkes No.30 tahun 2017 tentang
PBF; Pekerjaan kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi
b. PERATURAN BADAN PENGAWAS
PBF
OBAT DAN MAKANAN NOMOR 9
TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN
TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT
YANG BAIK & PETUNJUK
PELAKSANAAN CARA DISTRIBUSI
OBAT YANG BAIK BPOM
c. Peraturan Obat Psikotropika dan
Narkotika
DMC atau inventory control 1,5 Tugas telaah lapangan : 2
ditekankan pada aspek CDOB (1) jenis PBF dengan rantai distribusi dari
hulu ke hilir (mulai industry hingga ke
faskes);
(2) jenis sediaan farmasi (obat,alkes,
BMHP, bahan obat) dan berikan
contoh masing - masing minimal 20
item disertai informasinya
Manajemen support (SDM, SIM, 1,5 Tugas praktik perencanaan 5
keuangan)
Tugas praktik pengadaan 5
Tugas praktik penyimpanan 5
Tugas praktik distribusi 5
Tugas praktik desain zonasi ruang PBF 5
Tugas studi kasus distribusi 5
Durasi Kuliah Pakar (diskusi) 4,5 Durasi Praktik 35
Pembekalan PKPA 1
Durasi Total 40,5 (jam)
KRITERIA PENILAIAN
CPMK 1 : Mahasiswa mampu menghargai teman sejawat, dan sesama tenaga kesehatan
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Sikap selama Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
praktik dan aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
diskusi 1. Sikap dan aspek aspek aspek aspek n aspek
(bimbingan) tutur kata penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
baik
2. Etika baik
3. Disiplin
(masuk dan
pulang
sesuai
waktu)
4. Fokus &
perhatian
saat
diskusi/bim
bingan
5. Mengumpulk
an tugas
sesuai
instruksi
CPMK 2 : Mahasiswa mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri melalui progress report praktek
kerja profesi apoteker
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Pengisian log Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
book (aktivitas aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
selama praktik) 1. Mengisi log aspek aspek aspek aspek n aspek
book penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
2. Menuliskan
sesuai
aktivitas
harian (yang
dilakukan)
3. Aktif
bertanya dan
merespon
saat diskusi
4. Mengerjakan
portofolio
5. Mencatat hal
penting saat
diskusi/bimbi
ngan
CPMK 3 : Mahasiswa mampu melakukan praktek kerja profesi bidang distribusi sesuai standar Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PBF dengan supervisi preseptor
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Mahasiswa Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
aspek berikut : an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

mampu 1. Mengetahui aspek aspek aspek aspek n aspek


membuat metode penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
perencanaan perencanaan
dan di PBF tempat
pengadaan PKPA
sediaan 2. Mengetahui
alur
farmasi, alat perencanaan
kesehatan dan hingga
Bahan Medis pengadaan
Habis Pakai barang di PBF
(BMHP) di 3. Menyebutkan
PBF dengan minimal 10
berbagai macam
metode baik sediaan
konsumsi, farmasi yg
epidemiologi, direncanakan
maupun di PBF
4. Mengetahui
gabungan
kelengkapan
dokumen
terkait
perencanaan
& pengadaan
di PBF
5. Melakukan
(simulasi)
pencatatan
dokumen
perencanaan
& pengadaan
Mahasiswa Mengetahui Tidak
mampu fungsi & mengetahui
mengetahui komponen fungsi &
fungsi dan faktur di PBF komponen
faktur di PBF
komponen
faktur
berbagai jenis
golongan obat
dan
hubungannya
dengan stok
barang, alur
pelayanan dan
gudang
Mahasiswa Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
mampu aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
melakukan 1. Menyebutkan aspek aspek aspek aspek n aspek
penyimpanan desain zonasi penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
sediaan penyimpanan
di PBF tempat
farmasi, alat
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

kesehatan dan praktik


Bahan Medis 2. Mengetahui
Habis Pakai tujuan dan
(BMHP) sesuai indikator
dengan penyimpanan
di PBF
prinsip CDOB,
3. Melakukan
dan penyimpanan
melakukan secara benar
evaluasi sesuai
penyimpanan metode di
(mampu PBF tempat
merancang praktik
desain zonasi 4. Mengetahui
sesuai dengan cara
ketentuan pengendalian
penyimpanan persediaan di
di PBF) PBF
5. Melakukan
pencatatan
dan
pelaporan
(kartu stok)
Mahasiswa Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
mampu aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
melakukan 1. Melakukan aspek aspek aspek aspek n aspek
pengecekan pengecekan penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
produk yang produk saat
penerimaan
telah
2. Melakukan
disiapkan
pengecekan
gudang untuk produk saat
didistribusika penyimpanan
n sesuai faktur 3. Melakukan
dan surat pengecekan
bukti produk saat
pengiriman penyiapan
barang di area (distribusi)
transito out 4. Mengetahui
gudang PBF komponen
(informasi)
pada faktur
5. Melakukan
(simulasi)
kontrol
sediaan
sebelum
distribusi
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

CPMK 4 : Mahasiswa mampu menjelaskan manajemen pendukung dalam proses distribusi sediaan farmasi di
PBF
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Mahasiswa Menunjukkan 5 Menunjukk Menunjukk Menunjukk Menunjukk Tidak
mampu aspek berikut: an 4 dari 5 an 3 dari 5 an 2 dari 5 an 1 dari 5 menunjukka
menggunakan 1. Mengetahui aspek aspek aspek aspek n aspek
dan manfaat SIM penilaian penilaian penilaian penilaian penilaian
memanfaatkan di PBF
SIM PBF 2. Mengetahui
kontrol
komputerisasi
persediaan
dalam rangka melalui SIM
menunjang (simulasi)
pengambilan 3. Mengetahui
keputusan hubungan
pengelolaan SIM dengan
sediaan marketing
farmasi produk
berdasarkan 4. Mengetahui
data yang hubungan
akurat SIM dengan
keputusan
perencanaan
dan
pengadaan
5. Mengetahui
hubungan
SIM dengan
pendistribusi
an barang
CPMK 5 : Mahasiswa mampu melakukan praktek kerja sesuai dengan Kode Etik Apoteker
Kegiatan/Aktivi 5 4 3 2 1 0
tas
Menjaga kode Menunjukkan Tidak
etik profesi dan perilaku yang menunjukka
instansi selama mencerminkan n perilaku
dan setelah kode etik yang
praktik apoteker selama mencermink
praktik an kode etik
apoteker
selama
praktik
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

LOG BOOK KEGIATAN


CPMK Kriteria Penilaian Ketercapaian Tanggal Paraf Paraf
Preseptor Pembimbing
CPMK 1 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Sikap dan tutur
kata baik
2. Etika baik
3. Disiplin
(masuk dan
pulang sesuai
waktu)
4. Fokus &
perhatian saat
diskusi/bimbin
gan
5. Mengumpulkan
tugas sesuai
instruksi
CPMK 2 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Mengisi log
book
2. Menuliskan
sesuai aktivitas
harian (yang
dilakukan)
3. Aktif bertanya
dan merespon
saat diskusi
4. Mengerjakan
portofolio
5. Mencatat hal
penting saat
diskusi/bimbing
an
CPMK 3-1 Menunjukkan 5
aspek berikut :
1. Mengetahui
metode
perencanaan di
PBF tempat
PKPA
2. Mengetahui alur
perencanaan
hingga
pengadaan
barang di PBF
3. Menyebutkan
minimal 10
macam sediaan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

farmasi yg
direncanakan di
PBF
4. Mengetahui
kelengkapan
dokumen terkait
perencanaan &
pengadaan di
PBF
5. Melakukan
(simulasi)
pencatatan
dokumen
perencanaan &
pengadaan
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

CPMK 3-2 Mengetahui fungsi


& komponen
faktur di PBF
CPMK 3-3 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Menyebutkan
desain zonasi
penyimpanan di
PBF tempat
praktik
2. Mengetahui
tujuan dan
indikator
penyimpanan di
PBF
3. Melakukan
penyimpanan
secara benar
sesuai metode di
PBF tempat
praktik
4. Mengetahui cara
pengendalian
persediaan di
PBF
5. Melakukan
pencatatan dan
pelaporan
(kartu stok)
CPMK 3-4 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Melakukan
pengecekan
produk saat
penerimaan
2. Melakukan
pengecekan
produk saat
penyimpanan
3. Melakukan
pengecekan
produk saat
penyiapan
(distribusi)
4. Mengetahui
komponen
(informasi) pada
faktur
5. Melakukan
(simulasi)
kontrol sediaan
sebelum
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

distribusi
CPMK 4 Menunjukkan 5
aspek berikut:
1. Mengetahui
manfaat SIM di
PBF
2. Mengetahui
kontrol
persediaan
melalui SIM
(simulasi)
3. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
marketing
produk
4. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
keputusan
perencanaan
dan pengadaan
5. Mengetahui
hubungan SIM
dengan
pendistribusian
barang
CPMK 5 Menunjukkan
perilaku yang
mencerminkan
kode etik apoteker
selama praktik
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

PORTOFOLIO
Tanggal Resume (Catatan)
19 Januari Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
2021
Standar distribusi obat yang baik dipertahankan mutunya dengan tujuan dari
penerapan CDOB di Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah untuk dapat menjamin
keabsahan produk sehingga aman, bermutu, berkhasiat dan dapat digunakan sesuai
indikasi, kualitas produk obat, dengan output yang dihasilkan berupa obat
memiliki mutu dan sesuai dengan indikasi; serta menjamin produk obat tidak
illegal dan tidak ada penambahan Bahan Baku Obat (BKO) ke dalam produk
jamu. Adapun peraturan terbaru di bidang produksi dan distribusi obat yaitu
terletak pada perBPOM No. 6 Tahun 2020. Ada 12 aspek yang ditinjau di dalam
peraturan ini, diantaranya meliputi:

a. Aspek manajemen mutu


Fasilitas distribusi meliputi struktur organisasi; SOP; infrastruktur; proses
dan sumber daya, khususnya SDM; serta adanya tindakan sistematis (job desk)
yang digunakan untuk memastikan produk berkualitas.

b. Organisasi manajemen dan personalia


Personil yang bekerja harus dalam jumlah yang cukup dan kompeten di
bidang masing-masing. Pelaksanaan bergantung pada personalia. Tidak
disarankan personalia dalam jumlah yang banyak memegang job desk yang
sama, dan tidak disarankan pula 1 personalia memegang banyak job desk. Hal
ini dilakukan bertujuan agar setiap orang dapat terfokus pada tugasnya masing-
masing. Setiap tahunnya akan dilakukan training, agar semua pekerja dapat
mengingat kembali tugasnya masing-masing yang sesuai dengan CDOB.
Training ini juga menyertakan pretest dan postest. Begitupula dengan
pemeriksaan kesehatan yang wajib dilakukan untuk menjamin keamanan dan
tidak terjadinya penularan saat kegiatan sedang berlangsung.

c. Bangunan dan peralatan


Bangunan dan peralatan digunakan sebagai penunjang untuk menjamin
kualitas mutu dan produk. Dari bagunan tersebut terdapat ruangan khusus
untuk
penerimaan barang datang, penyimpanan, cold chain product, alkes dan produk
recall. Adapun permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan meliputi:
 Denah Gudang yang tidak terdapat tanda tangan BPOM
 Belum dilakukan pemisahan antara tempat penerimaan dan pengeluaran.
 Kebersihan kurang terjaga
 Tidak adanya jadwal piket
 Thermometer yang tidak terkalibrasi
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

d. Operasional
Dimulai dari tahap perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi dan penarikan barang. Proses perencanaan di PBF dengan
menggunakan sistem elektronik yang disebut “Oracle”. Data yang digunakan
dalam proses perencanaan menggunakan data pemakaian 3 bulan kebelakang
dan dapat juga menggunakan pola epidemiologi. Item barang yang dipesan
akan dikirim ke PBF pusat, kemudian diteruskan ke PBF cabang, dan setelah
tiba segera disesuaikan dengan nota alokasi untuk dilakukan crosscheck. Jika
barang yang datang tidak sesuai dengan pesanan, dapat dilakukan konfirmasi
via email 2 x 24 jam. Sementara proses penyimpanan dibedakan berdasarkan
stabilitas dari sediaan dan penjaminan mutu sediaan. Sedangkan penyaluran
dilakukan dengan memperoleh izin outlet, legal, dan adanya izin dari
penanggung jawab. Untuk penarikan kembali dilakukan apabila terdapat kasus
tertentu yang telah dilakukan sampling oleh BPOM terkait ketidakamanan dari
suatu obat.

e. Inspeksi diri
Merupakan kegiatan audit, terdiri dari 3 poin yaitu logistik, seles, dan kinens.
Proses pemeriksaan dilakukan dengan penyilangan. Daftar penilaian
menggunakan daftar checklist, dilakukan secara independen, adanya
dokumentasi, dan pemeriksaan dilakukan setahun sekali. Jika terjadinya
kekurangan atau kesalahan, diberikan tenggang waktu untuk dilakukan
perbaikan sebelum dilakukan penilaian kembali. Selain itu juga dilakukan
sosialisasi terkait SOP agar tidak terjadinya pengulangan kesalahan yang sama.

f. Keluhan obat atau bahan obat yang mengalami recall


Setiap kelihan seperti adanya produk recall, kesalahan nilai diskon, waktu
tunggu pemesanan yang lama, dan complain dari beberapa outlet akan
dilakukan dokumentasi. Jika telah diketahui penyebab dari terjadinya
kesalahan, maka akan dilakukan training untuk mempelajari kembali, mencari
solusi dan membangun perencanaan lain jika perencanaan utama tidak
terlaksana.

g. Transportasi
Kendaraan harus disesuaikan dengan spesifikasi produk. Harus menjamin
keamanan dan bebas dari pihak yang tidak sah. Data diri dari pihak transportasi
harus jelas, agar penelusuran yang dilakukan lebih mudah. Dan pengiriman
obat harus memenuhi CDOB yang telah disahkan.

h. Fasilitas distribusi
Penanganan kondisi barang yang tidak diharapkan harus terlampir dalam
daftar kontrak. Pemberi kontrak berhak memberi audit ke penerima kontrak
setiap saat. Sehingga dalam hal ini, setiap kontrak kerjasama yang dibangun,
wajib melakukan proses audit.
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

i. Dokumentasi
Dengan menerapkan “kerjakan apa yang kamu tulis dan tulis apa yang kamu
kerjakan”. Jika melakukan kesalahan yang tidak menaati kontrak Kerjasama,
maka kontrak Kerjasama tersebut dapat diputuskan. Dokumentasi dapat
disimpan minimal 3 tahun, diletakkan ditempat yang mudah ditelusuri setiap
saat.

j. Ketentuan khusus bahan obat


Melakukan pemastian bahwa bahan obat yang diperoleh berasal dari tempat
yang legal dan mengikutsertakan adanya bukti sertifikat analisis dari bahan
obat yang digunakan.

k. Ketentuan khusus Cold Chain Product (CCP)


Membutuhkan banyak peralatan yang digunakan untuk menjaga stabilitas
sediaan. Wadah yang digunakan untuk mengambil dan mengantarkan ke outlet
adalah dengan menggunakan cold box. Cold box memiliki size yang berbeda.
Sehingga ukuran ice pack dan ice gel nya dapat disesuaikan.

l. Ketentuan khusus OOT, psikotropika, dan prekursor


Khusus narkotika hanya dapat dilakukan pemesanan ke PBF Kimia Farma.
Penyimpanan psikotropika, OOT dan prekursor diletakkan di ruangan tertentu.
Untuk psikotropika menggunakan double lock dan dipegang oleh Apoteker
Penanggung Jawab (APJ) apotek.

21 Januari PT. Millennium Pharmacon International (MPI) Tbk bergerak dalam bidang
2021 distribusi dan perdagangan produk farmasi, suplemen makanan dan produk
diagnostic. Produk tersebut didistribusikan ke berbagai outlet seperti toko obat,
apotek, rumah sakit, supermarket, dan toko eceran. PT. MPI yang ada di
Yogyakarta merupakan PBF cabang dari MPI pusat yang terletak di Jakarta Timur.
Jika ditinjau dari bangunan MPI, terdapat beberapa ruangan di dalamnya yang
meliputi ruangan prekursor dan Obat-Obat Tertentu (OOT), Cold Chain Product
(CCP), psikotropika, alkes, retur, karantina, eceran dan master box, serta terdapat
satu ruangan yang digunakan untuk meletakkan barang datang dari MPI pusat.
Berdasarkan ruangan yang terdapat di bangunan tersebut, semuanya
memiliki fasilitas monitoring suhu dan kelembaban, pengecualian untuk CCP
yang juga memiliki monitoring suhu dengan menggunakan chiller. Dari setiap
ruangan tersebut terdapat form yang harus diisi dengan tiga pembagian
waktu, yaitu pengisian suhu dan kelembaban di pagi hari, siang hari, dan sore
hari. Interval suhu yang dipersayartkan untuk ruangan tersebut adalah 15-
25⁰C, pengecualian untuk chiller disesuaikan dengan suhu stabilitas CCP.
Selain itu terdapat beberapa aspek yang harus dinilai pada form tersebut,
meliputi tingkat kebersihan dari lantai ruangan, dinding, langit-langit, rak,
pallet, pendingin ruangan, dan serangga. Penyusunan obat di PBF MPI dapat
didasarkan oleh prinsipal yang diletakkan sesuai alfabetis, nama obat sesuai
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

alfabetis, dan bentuk sediaan obat.


Pengiriman barang dari pusat dapat dikirim melalui ekspedisi kereta api
dan via udara melalui pesawat untuk produk CCP. Pengiriman tetap melampirkan
beberapa surat dan pemeriksaan-pemeriksaan tertentu terkait persyaratan
personal, fasilitas yang digunakan dan aturan-aturan lainnya guna untuk menjamin
mutu dan kualitas barang. Barang yang tiba di MPI cabang terlebih dahulu akan
diletakkan diruangan karantina awal untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian
antara faktur pemesanan dan barang yang datang. Komponen pemeriksaan
meliputi nama barang, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, serta jumlah barang.
Namun dibeberapa faktur juga terdapat jumlah dalam satuan master (box/dus) dan
jumlah retail. Jika barang yang datang sudah sesuai dengan faktur, maka barang
tersebut akan dipindahkan ke master box (gudang) yang posisinya terletak di
bagian paling belakang. Penyimpanan barang di master box juga didasarkan pada
pembagian suplemen, makanan, salep/krim. Penempatan item ini berada pada
barisan paling akhir dan dilakukan penggabungan untuk semua principle.
Sementara itu pada rak barang yang di posisi depan, pembagian penempatan
didasarkan pada principle, seperti LAPI, PROMED, NULAB, dan GUARDIAN.
Jika pada ruangan eceran telah ditemukan kekosongan barang, maka barang
datang yang sesuai segera diletakkan pada rak eceran dan dilakukan pencatatan di
kartu stok untuk barang yang masuk. Pada ruangan dan rak eceran, penyimpanan
obat didasarkan pada kategori obat tradisional, kosmetik, suplemen, quasi, dan
obat-obatan dengan golongan obat keras, bebas terbatas, dan obat bebas.
Penyusunan obat pada semua rak obat juga didasarkan pada bentuk sediaan,
dimana bentuk sediaan tablet diletakkan pada rak atas, sementara untuk sediaan
sirup dan injeksi diletakkan pada rak bawah. Ruangan lainnya seperti alkes
menempatkan item alkes berdasarkan kategori steril, non steril, elektromedik, non
elektromedik dan invitro. Ruangan psikotropika penempatan obat diletakkan di
dalam sebuah lemari double lock, dengan apoteker sebagai penanggung jawab
terhadap akses keluar masuknya obat golongan psikotropik. Sementara ruangan
OOT dan prekursor terletak di dalam suatu ruangan dengan rak yang terpisah.
Khusus OOT hanya beberapa obat saja seperti Trihexilfenidil, Haloperidol,
Dextrometorfan, Tramadol, Klorpromazin dan Amitriptilin. Selanjutnya terdapat
ruangan CCP, dimana terdapat lemari pendingin di dalamnya yang diatur oleh
chiller. Di dalam lemari tersebut yang termasuk ke dalam CCP hanya Koate dan
Hyperhap. Namun terdapat barang lain yang juga ditempatkan di dalam lemari
pendingin tersebut untuk menjaga kualitas produk seperti Grifol,
Protocin dan Lavit C. Ruangan lainnya yaitu ruang karantina, digunakan untuk
meletakkan barang- barang yang tidak memenuhi spesifikasi seperti kotak barang
yang rusak, sehingga akan dilakukan konfirmasi kembali pada PBF pusat.
Kemudian juga terdapat ruangan barang retur regular yang digunakan untuk
menempatkan produk dengan kategori salah produk, salah diskon, salah harga dan
yang lainnya. Pengembalian obat dari outlet disertai dengan form retur.
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

23 Januari Salah satu sistem operasional yang ada di MPI cabang adalah proses
2021 perencanaan dan pengadaan. Keduanya menggunakan aplikasi elektronik berupa
oracle yang melibatkan data Additional Stock Request (ASR) untuk melihat stok
yang akan dipesan. Metode yang digunakan dengan melihat pola konsumtif
beberapa bulan terakhir. Namun juga terdapat jumlah tambahan apabila dari
beberapa outlet mengalami kekosongan stok dan menyerahkan surat pesanan
untuk item yang akan dipesan tersebut atau seperti adanya permintaan khusus
yang disertai dengan surat pesanan. Pada data ASR, untuk jumlah barang yang
terdapat nilai minus, akan ditunda dalam proses pemesanannya. Karena barang
tersebut masih tersedia dalam jumlah banyak, dan item tersebut termasuk ke dalam
kategori slowmoving. Dalam proses pengisian oracle pada menu ASR akan
dilakukan pengisian terkait tanggal kapan barang dibutuhkan, dengan destination
type berupa inventory. Jenis ASR yang digunakan berupa ASR regular dengan
kode principal disesuaikan dengan principal apa yang akan dibuatkan ASR.
Setelah memperoleh nomor ASR, maka dapat dilanjutkan entri item dan disertai
penentuan kuantitas dari barang tersebut. Jika sudah diapprove untuk data yang
terinput, perlu dilakukan pemeriksaan ulang terkait kesesuaian antara item/produk
yang dimasukkan dengan prinsipal yang di entri pada requisition header. Karena
jika tidak sesuai akan menyebabkan terjadinya eror pada saat dilakukan
penyimpanan data. Jika masih ada item yang ingin ditambahkan dapat langsung
ditambahkan pada baris item berikutnya. Akan tetapi jika sudah dilakukan
approve, ASR tidak dapat dibuka kembali untuk dilakukan perubahan. Kemudian
dapat dilanjutkan dengan pencetakan ASR. Selain itu juga dapat dilakukan receipt
nota alokasi (barang masuk) dengan mengisi shipment sesuai dengan nomor nota
alokasi. Dalam pengisian ini, secara otomatis akan muncul nomor batch dan
selanjutnya dapat dilakukan pengisian sesuai dengan barang datang. Setelah
selesai, dapat dilakukan pencatatan untuk nomor receipt nota alokasi tersebut.
Setiap barang yang di order ke PBF MPI akan diterima oleh TOS (Tele
Order Support). Item yang terdapat pada surat pesanan akan disalin kembali ke
Surat Pesanan Barang (SPB). Untuk orderan yang mengandung OOT, prekursor,
OKT dan psikotropika juga melampirkan form tambahan, yaitu form surat pesanan
untuk masing-masing jenis obat. Komponen yang terlampir di dalam form SPB
meliputi: nama outlet, nama produk, kode barang produk, jumlah, satuan, dikon
dari principal dan diskon dari distributor. Dalam proses pencetakan faktur terdapat
launch pick release yang digunakan untuk mengurangi stok secara otomatis yang
ada pada supervisor. Order type digunakan untuk pembagian sesuai item pesanan
seperti alkes, OOT, OKT, atau prekursor. PPN yang terdapat pada faktur
disesuaikan dengan permintaan outlet ingin dilakukan perhitungan secara terpisah
atau tetap digabung. Apabila terdapat nomor diskon, maka harus dilampirkan
untuk mempermudah
proses klain. Sedangkan order number pada SBP ditulis untuk mencocokkan
dengan
faktur. Order number juga memiliki penanda masing-masing untuk setiap kategori
obat. Selain bertugas menerima orderan. Selain TOS, juga terdapat Entry Data
Processing (EDP) yang bertugas dalam melakukan input faktur, input data, input
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

outlet baru dan salesman baru. Selain itu juga terdapat bagian yang bertanggung
jawab terhadap alkes dan faktur yang sudah dikembalikan. Penyusunan faktur
yang
sudah kembali diatur berdasarkan principal, sementara untuk faktur yang belum
terdapat SP di dalamnya tidak dapat diikutsertakan.
Dalam suatu persediaan yang datang, jika ada kondisi yang tidak sesuai
maka bagian ekspedisi akan langsung menyusun berita acara terkait item barang
tersebut. Nantinya akan diikuti dengan pengesahan apoteker, staf supervisor,
kepala gudang dan ekspedisi (4 rangkap). 4 rangkap berita acara tersebut akan di
bagi masing masing untuk kepala gudang, ekspedisi satu atau dua rangkap, dan
untuk PBF pusat beserta barangnya. Barang tersebut nanti akan ditukar dengan
barang yang baru atau stok rusak tersebut tidak termasuk lagi dalam stock in hand.
Setelah dilakukan pengecekan antara fisik barang dan nota alokasi, maka
selanjutnya dilakukan proses receipt (input ke dalam oracle) agar menjadi stock in
hand dan dapat dijual. Kemudian setelah dimasukkan ke dalam receipt, dicatat
nomor receipt nya sebagai bukti tidak ada nota alokasi yang terlewat. Nomor
tersebut bisa dilakukan penarikan untuk melihat apa saja yang di receipt pada hari
ini, yang disesuaikan dengan nomor nota alokasi dan nomor receipt. Setelah di
receipt, nota alokasi tersebut selain masuk ke sistem, manualnya juga dimasukkan
ke dalam kartu stok dengan tinta merah sebagai pembeda antara penulisan untuk
barang masuk dan barang keluar yang menggunakan tinta hitam. Tanggal yang
ditulis pada kartu stok harus sesuai dengan tanggal receipt. Dokumentasi ini dapat
dilakukan secara manual (kartu stok) atau melalui 13ogist. Berdasarkan kartu stok
tersebut, juga dilakukan monitoring untuk semua item dengan ED kurang dari satu
tahun digunakan untuk memudahkan perencanaan ke pabrikan (tidak terlambat
dengan persyaratan dari masing-masing principal). Karena apabila melewati batas
ED akan menjadi beban 13ogistic. Beban ogistic yang dimaksud yaitu branch
manager, apoteker, kepala gudang, staf gudang dan supervisor. Untuk MPI
sendiri, pemeriksaan ED juga dapat dilakukan secara komputerisasi setiap hari
senin.
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

BAHAN BELAJAR TAMBAHAN PRAKTIK PBF


JENIS PBF
1. Sebutkan jenis PBF secara garis besar
2. Sebutkan 5 contoh PBF cabang di Jogja dan deskripsi produk mana yang didistribusikan

Jawab :

1. Berdasarkan PMK Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 Pedagang Besar Farmasi, PBF


disebutkan yaitu PBF dalam hal ini PBF pusat dan PBF cabang.
2. Sebutkan 5 contoh PBF cabang di Jogja dan deskripsi produk mana yang didistribusikan
 PT. Anugerah Argon Medica Cabang Yogyakarta
Alamat : Jl. Sorowajan Baru 277 Kelurahan Bangun Tapan Yogyakarta
Produk yang didistribusikan : Actavi, Dexa Medica, Ferron, Glaxo, Novo Nordisk.
 PT. Enseval Putera Megatrading Cabang Yogyakarta
Alamat : Jl. Ring Road Barat, Kaliabu, Kelurahan Banyuraden Kecamatan Gamping,
Sleman, Yogyakarta
Produk yang didistribusikan : Kalbe Farma, Hexpharm (generic, Dancos).
 PT. Indofarma Global Medika Cabang Yogyakarta
Alamat : Jl. Gedong kuning 13 A Kelurahan Rejowinangun, kecamatan Kota Gede
Bantul Yogyakarta
Produk yang didistribusikan : Mersi Farma, Graha Farma. Ikhapharmindo, Sampharindo
 PT. Kebayoran Pharma Cabang Yogyakarta
Alamat : Jl. Melati Wetan No. 6A Kelurahan Baciro Yogyakarta
Produk yang didistribusikan : Pratama Nirmala, Ikhapharmido, Yarindo Pharmatama.
 PT. Millennium Pharmacon International Cabang Yogyakarta
Alamat : Jl. Dumung No 111A, Karanggayam, Caturtunggal, Depok, Sleman
Produk yang didistribusikan : Guardian Pharmatama, Promedrahardjo
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

KASUS DESAIN ZONA PBF


Seorang Apoteker diminta merancang denah atau lay out bangunan penyimpanan sediaan
farmasi dan alkes untuk perijinan pendirian PBF Cabang “X”. Denah tersebut harus dibuat
berdasarkan peraturan CDOB sebagai persyaratan untuk mendapatkan pengakuan (ijin) PBF
Cabang. PBF tersebut akan mendistribusikan obat OTC, obat keras, psikotropika/prekursor, dan
Alat Kesehatan (daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan terlampir).
Tugas:
1. Buatlah denah bangunan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk PBF
tersebut!

Keterangan:
A : Area pengeluaran barang + penyiapan
B : Area penerimaan barang
C : Ruang barang rusak
D : Ruang karantina (proses retur, recall, ED)
E : Ruang Psikotropik
F : Lemari Psikotropik
G : Lemari barang rusak Psikotropik
H : Freezer
I : Chiller 1 merk Gea
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

J : Chiller 2 merk Gea


K : Palet Prekursor + OOT
L : Lemari barang rusak PP + OOT
J1 : Palet barang transit (proses masuk stok)
J2 : Palet stok
K1 : Rak jamu dan komoditi lain
K2 : Rak vitamin
K3 : Rak obat ED < 1 tahun suhu < 25°C
K4 : Rak obat Prekursor + OOT
K5 : Rak kosmetika
K6 : Rak obat SDM
K7 : Rak obat (Nulab + Metiska + Teguhsindo)
K8 : Rak obat (Promed + Puspa + Gacia)
K9 : Rak obat (Guardian + Simex)
K10 : Rak obat (Lapi + Erela)
K11 : Rak obat (Novel + Etercon)
K12 : Rak obat Mepro
K13 : Rak obat Tiga A/Cendo
K14 : Rak obat Tiga A/Cendo
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

Keterangan:
A1 : Palet produk Hermon
B1 : Palet stok
B2 : Palet stok Hermon
2. Buatlah daftar obat dan alat kesehatan yang akan disimpan pada masing-masing ruangan
berdasarkan denah bangunan yang telah Anda buat!
Daftar sebagian sediaan farmasi dan alat kesehatan yang akan didistribusikan PBF MPI
Cabang Yogyakarta:
No Nama Obat No Nama Obat

1. Amoxsan 500 mg 21. Bedak Marcks Creme 20g

2. Amoxsan Forte 60 ml 22. Diazepam 5 mg

3. Microlax Enema 3 Pcs/Pack 23. FATIGON SPIRIT

4. Antasida Doen Errita Tab 100s 24. Ranitidine Dexa 150mg Tab 100s

5. Boraginol N Oint 15g 25. Histigo Tablet

6. Boraginol N Supp 10s 26. Hydrocortison 2,5 % KALBE Gen

7. Tremenza Syr 27. Hydrocortisone 1% KALBE Gen


Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

8. Tremenza Tab 28. Kassa Gulung Bidara 40x80 cm

9. Panadol Biru Tab 100s 29. Kassa Perban 5 cm ALL

10. C Conver TM 15 ml 30. Kassa Perban 10 cm ALL

11. C Eyefresh MD 31. Mecobalamin Novell 500mcg Cap 100s

12. Lactacyd Baby 150 ml 32. Proris Suppo 125 mg

13. Lactacyd Liq Baby 60 ml 33. Analsik

14. Phenytoin 100 34. Novomix

15. Ibuprofen 400 strip / 10''s 35. Maskit Masker Reusable

16. Osteocare Tab 30s 36. Phenobarbital 30 mg

17. Starmuno Cap 30s 37. Ultraflu Extra Tab 25s Str (P)

18. Stimuno Forte Cap 10s 38. Ultraflu Tab 25s Str (P)

19. Dumolid 5 mg 39. Rhinofed Syr 60ml (P)

20. 40. Rhinos Neo 7.5mg/0.8ml Drop 10ml


Valsartan Etercon 80mg Tab 30s
(P)

TUGAS TELAAH LAPANGAN : SEDIAAN FARMASI


1. Sebutkan 5 contoh sediaan farmasi obat disertai informasinya (minimal ada deskripsi,
misal captopril adalah obat antihipertensi golongan ACEI yang bekerja menurunkan
tekanan darah dengan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II)
2. Sebutkan 5 contoh sediaan farmasi obat tradisional disertai informasinya
3. Sebutkan 5 jenis bahan kosmetik yang dilarang
4. Sebutkan 5 contoh perbekalan farmasi alat kesehatan disertai informasinya
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

Jawab :
1. 5 contoh sediaan farmasi obat reguler:
 Valsartan, golongan Angiotensin Reseptor Bloker, indikasi antihipertensi, Menghambat
reseptor angiotensin II sehingga menyebabkan vasodilatasi
 Cytropil®, mengandung Piracetam yang digunakan untuk mengatasi sindrom
invulusional yang berhubungan dengan penuaan seperti penurunan daya ingat, ketagihan
alkohol dan sindrom pasca trauma atau biasa disebut dengan obat yang diindikasikan
untuk mengatasi penurunan fungsi kognitif. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan
efektivitas dari fungsi telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter
kolinergik. Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori,
kesadaran, belajar dan lain).
 Paracetamol, indikasi Analgesik, Antipiretik, mekanisme Menghambat biosintesis
prostaglandin dengan menghambat pelepasan enzim siklooksigenase (COX) yang
merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin
 Carbisol®, mengandung bisoprolol fumarate yang digunakan untuk mengatasi hipertensi,
nyeri dada, serta mencegah stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal. Bisoprolol
bekerja dengan cara memperlambat detak jantung dan tekanan otot jantung saat
berkontraksi, sehingga beban jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat
berkurang. Dengan turunnya tekanan darah, maka stroke, serangan jantung, dan gangguan
ginjal, juga dapat dicegah.
 Estin®, mengandung Cetirizine HCl yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi
alergi (rhinitis perennial, rhinitis alergi musiman dan kronis atau urtikaria idiopatik),
efektif untuk mengurangi gejala baik pada mata maupun hidung seperti: bersin, hidung
meler, rasa gatal atau terbakar. Cetirizine bekerja dengan cara menghalangi kerja
senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh ketika terpapar oleh alergen. Hal ini karena
senyawa histamin merupakan penyebab munculnya reaksi alergi. Cetirizine termasuk
dalam golongan obat antialergi (antihistamin) yang tidak menyebabkan rasa kantuk.

2. 5 contoh sediaan farmasi obat tradisional:


Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

 Tolak angin®. Kandungan Adas (Foeniculi fructus), jahe (Zingiberis rhizome), daun mint
(Menthae arvensitis herba), daun cengkeh (Caryophylli folium), kayu ules (Isorae
fructus), dan madu (Mel depuratum), indikasi untuk Mengatasi masuk angin, dengan
gejala berupa mual, perut kembung, serta demam atau meriang.
 Batunir® mengandung komposisi Phylanthi herba, Orthosiphonis folium, Strobilanthi
folium, Imperate rhizome, dan Sonchi folium yang diindikasikan untuk membantu
mengobati batu ginjal, kencing batu dan membantu melancarkan buang air kecil. Dalam
penggunaan obat herbal ini disarankan untuk mengkonumsi banyak air putih, agar hasil
dari pemecahan batu yang menghambat pengeluaran urin dapat dikeluarkan bersama urin
saat proses urinasi.
 Pacekap® adalah obat herbal dengan kandungan ekstrak buah mengkudu (Morindae
fructus) yang dikemas dalam bentuk sediaan kapsul. Secara tradisional, Pacekap
digunakan untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu meringankan
gejala tekanan darah tinggi. Pacekap bekerja dengan menurunkan tekanan otot jantung,
sehingga darah yang dihasilkan dari pompa jantung menurun.
 Laxing dengan kandungan Daun senna (Cassiae sennae folium), lidah buaya (Aloe vera
folium), dan biji adas (Foeniculi vulgaris semen) untuk Daun senna (Cassiae sennae
folium), lidah buaya (Aloe vera folium), dan biji adas (Foeniculi vulgaris semen).
 Lelap, kandungan Akar valerian (Valerianae radix), Pala (Myristicae semen), Ginseng
(Eleuthroginseng radix), Akar sanega (Polygalae radix), Meringankan gangguan tidur
berupa insomnia, hipersomnia, parasomnia, dan lain-lain.

3. 5 contoh bahan kosmetika yang dilarang:


 Merkuri (Hg)
Merkuri sering disalahgunakan pada krim/lotion pemutih kulit. Pemakain merkuri dapat
menimbulkan berbagai hal mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya dapat
menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, kerusakan permanen
pada susunan saraf otak, ginjal dan gangguan perkembangan janin (teratogenik). Paparan
jangka pendek dalam dosis tinggi menyebabkan diare, muntah-muntah dan kerusakan
ginjal. Merkuri juga merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

 Hidrokuinon
Hidrokinon adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air. Kemampuan hidokinon
untuk menghambat pembentukan melanin (zat pigmen kulit) membuat bahan tersebut
digunakan sebagai pencerah kulit (skin lightening). Penggunaan hidrokinon dalam jangka
panjang dan dosis tinggi dapat dapat menyebabkan hiperpigmentasi terutama pada derah
kulit yang terkena sinar matahari langsung dan dapat menimbulkan ochronosis (kulit
berwarna kehitaman). Krim yang mengandung hidrokinon akan terakumulasi dalam kulit
yang dapat menyebabkan mutasi dan kerusakan DNA, sehingga kemungkinan pada
pemakaian jangka panjang bersifat karsinogenik. Bahan pewarna Bahan Pewarna Merah
K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075) sering
disalahgunakan pada produk lipstik atau sediaan dkoratif lain (pemulas kelopak mata dan
perona pipi) karena warnanya yang cerah. Bahan pewarna sintetis ini umumnya
digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat
karsinogenik. Rodhamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

 Diethylen glycol (DEG)


Diethylene Glycol (DEG) merupakan sesepora (trace element) yang terdapat pada bahan
baku gliserin dan atau polietilen oksida yang digunakan pada pembuatan kosmetika
misalnya pasta gigi. Kadar DEG dalam gliserin dan polietilen glikol tidak boleh melebihi
batas kadar yang ditentukan. DEG merupakan racun bagi manusia dan binatang karena
dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, keracunan pada hati dan gagal ginjal.
 Resorsinol
Resorsinol dapat menyebabkan iritasi kulit dan mengganggu sistem imun seseorang.
Pemakaian resorsinol pada kulit yang terkena luka atau iritasi, dapat menyebabkan gejala
seperti dermatitis, iritasi mata, kulut, tenggorokan, saluran pernafasan atas, peningkatan
detak jantumg hingga hipotermia.
5. 5 contoh perbekalan farmasi dan alat kesehatan :
 Aximed Famale Catheter
Catheter merupakan suatu alat berupa pipa kosong terbuat dari logam, gelas, karet, plastic
cara penggunaanya adalah untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh melalui saluran atau
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

kanal. Sementara female catheter merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengosongkan urin pada wanita. Alat ini adalah jenis sekali pakai atau disposable.
Female catheter ini biasanya digunakan sementara oleh ibu yang sedang melahirkan
untuk pengosongan kandung kemih.
 Sphygmomanometer (tensimeter)
Digunakan Untuk mengukur tekanan darah. Tensimeter memiliki beberapa jenis yaitu
Tensimeter air raksa, Tensimeter digital, dan Tensimeter jarum.
 One step (HIV test)
Tes HIV digunakan sebagai deteksi awal virus HIV yang umumnya digunakan adalah
dapat mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam
merespons HIV, karena Antibodi itu lebih mudah dideteksi dibanding pendeteksian Virus
itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu
infeksi.

 Kruk (Alat bantu jalan)


Kruk adalah alat bantu jalan yang berfungsi untuk menopang keseimbangan dan
mengurangi beban berat badan saat berjalan. Digunakan terutama oleh orang yang
mengalami cedera kaki, patah tulang di kaki, kelemahan kaki atau cacat kaki bawaan.
Cara penggunaannya dengan dipegang dengan tangan dan ujungnya disandarkan pada
ketiak, sehingga sering disebut juga dengan nama kruk ketiak.
 Catgut chromic
Catgut (Sterile Sutures) Chromic General Care merupakan benang jahit bedah. Pada
umumnya catgut chromic digunakan untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat
dalam waktu 10 hari karena benang ini diserap dalam waktu yang lebih lama (sekitar 2 –
3 minggu). Benang bedah catgut chromic 3/0 dibuat dari bahan kolagen domba atau sapi,
namum perbedaannya Benang bedah catgut chromic 3/0 dilapisi dengan garam
Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari. Benang yang dapat
diserap biasanya digunakan secara internal (untuk jahitan bagian dalam tubuh).
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

KASUS PENGADAAN PBF


Apoteker di PBF akan melakukan pengadaan obat dan alat kesehatan untuk kebutuhan bulan Juli
2020. Berasarkan data tahun lalu, diketahui bahwa jumlah penggunaan obat dan alkes pada
bulan Juli 2019 mengalami kenaikan 10% dari bulan sebelumnya dan waktu pengiriman barang
rata-rata membutuhkan 2 hari.
Tugas:
1. Hitunglah estimasi jumlah obat dan alkes yang diadakan untuk bulan Juli 2020!
2. Buatlah SP Psikotropika berdasarkan data terlampir!

No Nama Obat Satuan Rata-rata Sisa Stok bulan


Penggunaan Juni 2020
tiap bulan

1 Amoxsan 500 mg Box 360 48

2 Amoxsan Forte 60 ml Botol 134 18

3 Microlax Enema 3 Pcs/Pack Pcs 250 34

4 Antasida Doen Errita Tab 100s Box 1320 176

5 Boraginol N Oint 15g Tube 123 17

6 Boraginol N Supp 10s Box 254 34

7 Tremenza Syr Botol 156 21

8 Tremenza Tab Box 985 132

9 Panadol Biru Tab 100s Box 134 18

10 Cendo Lyteers TM 15 ml Botol 378 51

11 Augentonic Botol 96 13

12 Lactacyd Baby 150 ml Botol 84 12

13 Lactacyd Liq Baby 60 ml Botol 64 9

14 Phenytoin 100 Box 72 10

15 Dumolid 5 mg Box 28 4

16 Osteocare Tab 30s Box 120 16


Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

17 Starmuno Cap 30s Box 850 114

18 Stimuno Forte Cap 10s Box 332 45

19 Oste Forte Box 58 8

20 Valsartan Etercon 80mg Tab 30s Box 356 48

LEMBAR KERJA PENGADAAN


1. Jumlah obat yang diadakan oleh Apoteker untuk kebutuhan bulan Juli 2020 (Qo):
(angka yang dituliskan pada kolom CP, SS,dan Qo harus bulat, jangan ada koma. Jika ada koma dibulatkan ke
atas)
No Nama Obat Satuan Rata-rata Sisa Stok bulan CP SS Qo
Penggunaan tiap Juni 2020
bulan

1. Amoxsan 500 mg Box 360 48 396 27 402

2. Amoxsan Forte 60 ml Botol 134 18 148 10 150

3. Microlax Enema 3 Pcs 250


34 275 19 279
Pcs/Pack

4. Antasida Doen Errita Box 1320


176 1452 97 1470
Tab 100s

5. Boraginol N Oint 15g Tube 123 17 136 10 139

6. Boraginol N Supp 10s Box 254 34 280 19 284

7. Tremenza Syr Botol 156 21 172 12 175

8. Tremenza Tab Box 985 132 1084 73 1098

9. Panadol Biru Tab 100s Box 134 18 148 10 150

10. Cendo Lyteers TM 15 Botol 378


51 416 28 421
ml

11. Augentonic Botol 96 13 106 8 109


Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

12. Lactacyd Baby 150 ml Botol 84 12 93 7 95

13. Lactacyd Liq Baby 60 Botol 64


9 71 5 72
ml

14. Phenytoin 100 Box 72 10 80 6 82

15. Dumolid 5 mg Box 28 4 31 3 33

16. Osteocare Tab 30s Box 120 16 132 9 134

17. Starmuno Cap 30s Box 850 114 935 63 947

18. Stimuno Forte Cap 10s Box 332 45 366 25 371

19. Oste Forte Box 58 8 64 5 66

20. Valsartan Etercon Box 356


48 392 27 398
80mg Tab 30s

PEMBUATAN SP Narkotika
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
Nomor: 001/VII/2020

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Apt. Ana Sri Rahayu, S.Farm
Jabatan : Apoteker Penanggung Jawab
Mengajukan pesanan Psikotropika
Nama Industri Farmasi : PT. Actavis Indonesia
Alamat : Jl. Raya Jakarta-Bogor No.KM. 28, RT.6/RW.7, Pekayon, Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13710
Telp. : (021) 8710311
Dengan Psikotropika yang dipesan adalah:
No Nama Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Jumlah Keterangan
(angka & huruf)
1. Dumolid 5 mg Tablet Salut 5 mg 33 (Tiga Puluh Tiga)
(Nitrazepam) Selaput box
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

Psikotropika tersebut akan dipergunakan untuk:


Nama Sarana : PBF. Bina San Prima (BSP)
(Industri Farmasi/PBF/Apotek/Puskesmas/Instalasi Farmasi Rumah Sakit/ Instalasi Farmasi Klinik/Instalasi
Farmasi Pemerintah/Lembaga Ilmu Pengetahuan)*

Alamat Sarana : Jl. Gedongkuning No.116, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55171
No. Telp : (0274) 4438722

Yogyakarta, 21 Januari 2021


Pemesan,
CAP
Apoteker Penanggung Jawab
Apt. Ana Sri Rahayu, S.Farm
*) Coret yang tidak perlu No. SIKA : 20811019

DATA PBF & INDUSTRI FARMASI


Nama Sarana Jenis Sarana Alamat No. telp

Bina San Prima Pedagang Besar Jl. Gedongkuning No.116, (0274) 4438722
(BSP) Farmasi (PBF) Rejowinangun, Kec. Kotagede,
Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55171

PT. Actavis Industri Farmasi Jl. Raya Jakarta-Bogor No.KM. 28, (021) 8710311
Indonesia RT.6/RW.7, Pekayon, Kec. Ps.
Rebo, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13710
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

KASUS PENYIMPANAN
Beberapa obat-obatan telah dikirimkan dari PBF Pusat dan diterima oleh Apoteker pada hari ini (23 Juli
2020). Terdapat pula obat-obatan pada hari kemarin yang belum disimpan di gudang baru selesai proses
inputing di SIM. Obat-obat tersebut kemudian akan disimpan berdasarkan pada bentuk sediaan, suhu,
golongan obat, FEFO, dan produsen (industry farmasi). Adapun daftar obat-obatan yang harus disimpan
adalah sebagai berikut:1
N Nama Obat Bentuk Jumlah Jumlah ED Nomor Industri
o Sediaan Satuan/Box Batch

1 Captopril 12,5 mg Tablet 3 kardus 1000 1 Octobe 50B0036 Sanbe


2022 Farma

1 Desem BS98774
2023

2 Vaksin BCG Vial 3 kardus 1000 Oct 2023 50B0037 Biofarma

3 Cardioaspirin 100 Tablet 3 kardus 300 May 50B0038 Bayer


mg 2022

4 Berotec 0.1% Botol 2 kardus 100 Jun 2022 50B0033 Boehringer-


Inhalasi Ingelheim

5 Bricasma Sirup 2 kardus 100 1. O 50B0035 Astra


ekspektoran ct 2021 Zeneca

2. N BS98724
ov 2022

6 Fentanyl inj 2 ml Injeksi 1 kardus 50 Jan 2022 BS98524 Janssen-


Cilag

7 Codikaf 20 mg Tablet 1 kardus 1000 Jul 2023 BS98523 Kimia


Farma

8 Ericaf Kapsul 1 kardus 1000 Jan 2022 BS98521 Tempo


Scan Pacific

9 Valisanbe 5 mg Tablet 1 kardus 1000 Jul 2022 BS78521 Sanbe


Farma
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

10 Tramadol 50 mg Tablet 1 kardus 500 May BS 48521 Dexa


2022 Medika

PETUNJUK PENYELESAIAN:
1. Lakukan penggolongan obat pada Lembar Kerja 1
2. Lakukan penyimpanan obat pada zona PBF yang telah kalian siapkan, catat pada kartu
stock yang telah diprint (Videokan dan upload di google classroom)!
Catatan:
Pengelompokkan barang berdasarkan produsen (industry farmasi) dibuat secara alfabetis, missal
Bio Farma, Dexa Medica, Kalbe Farma dst.

Jawaban :

LEMBAR KERJA I PENYIMPANAN

No Nama Obat Golongan Obat (Reguler, Psikotropika,


Narkotika, Prekursor, atau Obat-obat Tertentu)
1 Captopril 12,5 mg
Reguler
2 Vaksin BCG
Reguler (Cold Chain Product)
3 Cardioaspirin 100 mg
Reguler
4 Berotec 0.1%
Reguler
5 Bricasma ekspektoran Reguler

6 Fentanyl inj 2 ml Narkotika

7 Codikaf 20 mg Narkotika

8 Ericaf
Prekursor

9 Valisanbe 5 mg Psikotropika

10 Tramadol 50 mg Obat-obat tertentu

STUDI KASUS LAPANGAN


Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

1. Saudara seorang Apoteker Penanggung Jawab PBF Good mendapat keluhan dari customer
bahwa vaksin yang dikirim sehari yang lalu sudah keruh dan ada endapan. Anda lalu
mengkonfirmasi tenaga kurir yang bertugas kemarin. Kurir mengaku bahwa dia sudah sesuai
SOP yakni menggunakan coolpax dan termos es serta termometer. Tetapi dia tidak sempat
cek vaksin sebelum didistribusikan. Kondisi ini memaksa saudara untuk membuat SOP yang
lebih detail terkait distribusi obat khususnya cold chain. Susunlah SOP tersebut!
2. Sebuah toko obat di daerah terpelosok meminta saudara sebagai APJ PBF Ngejreng untuk
mengirim daftar obat berikut ini:
a. Parasetamol 3 box
b. Sanaflu 2 box
c. Alopurinol 1 box
d. Komix 2 box
e. Ambroksol 2 box
f. Piroxicam 1 box
g. Masker 4 box
Apa langkah yang saudara lakukan?
3. Baru - baru ini beredar berita adanya indikasi penggunaan vaksin palsu di beberapa
fasilitas kesehatan kota Raya. Bagaimana langkah yang saudara lakukan jika saudara
adalah APJ PBF Kinclong di kota Raya?
Jawaban :
1. Susunlah SOP tersebut ?
PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk.
PROSEDUR TETAP

No: 440/1802/SOP/IX/2020 Tanggal berlaku : 18 Januari 2021

Ditetapkan :
Tanggal terbit :
PROTAP 18 Januari 2021
PENGIRIMAN COLD
CHAIN PRODUCT
(CCP) apt. Ana Sri Rahayu, S.Farm

TUJUAN - Menjamin agar pengiriman barang dapat terlaksana dengan baik untuk
mencegah terjadinya kekurangan barang, kerusakan yang diakibatkan
pengaruh suhu selama pengiriman, maupun kesalahan pengiriman
barang ke pelanggan atau outlet
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

RUANG LINGKUP Protap ini berlaku untuk karyawan/ petugas gudang/pengantar barang/
ekspedisi yang berkaitan dengan proses pengiriman CCP ke pelanggan
atau outlet

PROSEDUR 1. Lakukan pemeriksaan vaksin sebelum didistribusikan yaitu meliputi nama


produk, jumlah produk, kondisi fisik produk, nomor bets, tanggal
kadaluwarsa, kondisi alat pemantau suhu, dan cek kondisi VVM.
2. Distribusi vaksin menggunakan sistem FEFO, FIFO, serta melihat kondisi
indikator sudah mengarah atau mendekati ke batas layak pakai (kondisi
VVM menunjukkan warna lebih gelap), maka vaksin tersebut harus
dikeluarkan terlebih dahulu meskipun tanggal kadaluwarsanya masih
panjang.
3. Setiap pengeluaran produk harus dicatat pada form catatan bets
pengiriman yang isinya meliputi tujuan pengiriman, jenis barang, jumlah,
nomor bets dan tanggal kedaluwarsanya
4. Dalam faktur/surat pengantar barang harus mencantumkan tujuan
pengiriman, jenis barang, jumlah, nomor bets dan tanggal kadaluwarsanya.
5. Pengiriman vaksin harus menggunakan kontainer yang sudah tervalidasi.
6. Petugas gudang menyiapkan styrofoam box/ cool box, masukkan ice pack/
ice gel kedalamnya pada bagian bawah, sisi kanan, dan sisi kiri (sesuaikan
dengan jumlah barang dan lama waktu pengiriman), kondisikan styrofoam
box/ cool box dengan cara menempatkan ice pack/ ice gel selama 15 menit
sampai suhu sesuai dengan suhu yang tercantum pada kemasan.
7. Petugas gudang memasukkan CCP kedalam styrofoam box/ cool box yang
suhu nya sudah stabil sesuai persyaratan dan tutup rapat box.
Referensi :
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019
Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik

2. Apa langkah yang saudara lakukan?


Melakukan konfirmasi kepada pihak toko obat bahwa dalam peraturan perundang-undangan toko
obat hanya dapat melayani obat bebas dan obat bebas terbatas, sehingga PBF menolak permintaan dari
pihak toko obat untuk mengirimkan Alopurinol, Ambroksol, dan priroxicam dikarenakan obat tersebut
termasuk golongan obat keras. Penolakan pelayanan obat tersebut dilakukan dengan menerbitkan surat
penolakan maksimal 7 hari kerja. PBF hanya dapat melayani parasetamol 3 box, Sanaflu 2 box, Komix 2
box, dan masker 4 box.
Referensi : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

3. Bagaimana langkah ada sebagai APJ dalam menghadapai vaksin palsu?


Melakukan observasi terkait vaksin yang diduga palsu. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian
terkait vaksin tersebut terbukti palsu atau tidak.vaksin yang diduga palsu harus dikarantina atau
dipisah dengan produk lain dan diberi label yang jelas. Tidak dilakukan penyaluran vaksin yang
diduga palsu tersebut, segera melaporkan ke instansi terkait dan menunggu tindak lanjut dari instansi
yang berwenang. Apabila setelah adanya pemastian bahwa vaksin tersebut palsu maka harus
ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dari instansi yang berwenang.
Referensi : Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik

TUGAS PRAKTIK DISTRIBUSI


Anda sebagai Apoteker Penanggung jawab di PBF Unisia Prima Perkasa (SIPA = NIM) menerima order dari
Apotek Profesi 36 dengan surat pesanan sebagai berikut:

Tugas :
1. Lakukan pemeriksaan kesesuaian surat pesanan beri rekomendasi pada lembar kerja
2. Buatlah Faktur dari barang yang dilayani pada saat ini! (data terlampir)
Jawaban :
1. Pemeriksaan kesesuaian surat pesanan beri rekomendasi pada lembar kerja
Nama/NIM : Ana Sri Rahayu / 20811019

REKOMENDASI OBAT YANG TIDAK BISA DILAYANI


No SP : Nomor 256
Tanggal SP : 18 Januari 2021
Dari Apotek : Apotek Profesi UII 36
No Nama Obat Ketidak sesuaian Rekomendasi Penyelesaian

1. Decolgen SP kurang tepat Gunakan SP prekursor

2. Intunal Forte SP kurang tepat Gunakan SP prekursor

PT UNISIA PRIMA PERKASA


Jl Kaliurang Km 10 Yogyakarta
No Izin PBF : 442/533/2019

Nama Apotek : Apotek Profesi UII 36


Alamat : Jalan Kaliurang Km 14,5 Sleman
FAKTUR PENJUALAN

No Nama Barang No Batch ED Banyaknya Satuan Harga Satuan Discount Jumlah

1. Aloevell 22AD62 01-2022 1 Box 274.500 - 274.500

2. Vaporin 22AD73 12-2021 3 Box 55.000 - 165.000

3. Gabapentin 22AD62 01-2022 1 Box 441.000 - 441.000

4. Clopidogrel EDC024 03-2022 5 Box 55.000 - 275.000

5. Diclofenac Gel EDD108 04-2022 1 Tube 25.000 - 25.000

Sub Total 1.180.500

PPN 118.050

Total 1.298.550

Terbilang : Satu Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan Ribu Lima Ratus Lima Puluh Rupiah

Yogyakarta, 18 Januari 2021

Apt. Ana Sri Rahayu, S. Farm.


SIPA.20811019

Anda mungkin juga menyukai