Beberapa budaya dan kebiasaan seperti halal dalam Islam, kosher dalam Yahudi,
dan vegetarianism melarang penggunaan produk hewan tertentu.[3]
Bahan pangan
Daging
Gelatin
Isinglass
Kaldu
Kasein
Kopi Luwak
L-cysteine
Lemak babi
Madu
Produk susu
Rennet
Shellac
Telur
Tulang
Whey
Bahan non-pangan
Ambergris
Bulu
Cangkang kura-kura
Castoreum, sekresi berang-berang, digunakan sebagai bahan campuran parfum dan pemberi
aroma raspberry dan strawberry pada es krim dan permen
Koral
Kotoran hewan
Kulit
Lanolin
Lilin lebah
Musk
Mutiara
Rambut hewan
Serat
Sisik
Spons laut
Sutra
Tallow
Urin
Venom
Wool
2. Ockerman, Herbert and Hansen, Conly L. Animal by-product processing & utilization.
Technomic Publishing Company Inc., 2000, p. 1.
3. Stepaniak, Joanne. Being Vegan: Living with Conscience, Conviction, and Compassion.
McGraw-Hill Professional, 2000, p. 7.
1. BURUNG WALET
Burung walet
?
Swifts
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas:
Aves
Ordo:
Famili:
Apodiformes
Apodidae
Ernst Hartert, 1897
Burung walet adalah burung dari keluarga Apodidae. Burung ini mirip dengan burung layanglayang, namun sebenarnya sama sekali tidak memiliki hubungan kekerabatannya
dengan spesies burung pengicau. Burung walet lebih masuk dalam ordo Apodiformes, satu ordo
dengan burung kolibri.
Kemiripan antara burung walet dengan burung layang-layang merupakan akibat dari evolusi
konvergen, dimana kedua jenis burung memiliki gaya hidup yang sama, yakni
menangkap serangga pada saat terbang.
Nama keluarga Apodidae diambil dari bahasa Yunani kuno , apous, yang berarti "tanpa
kaki". Hal ini disebapkan burung walet memiliki kaki yang sangat pendek, dan sangat jarang
berdiri di tanah, melainkan lebih suka menggantung di permukaan yang tegak lurus.
Referensi
Chantler, Phil & Driessens, Gerald (2000): Swifts : a guide to the swifts and treeswifts of
the world. Pica Press, Mountfield, East Sussex. ISBN 1-873403-83-6
Thomassen, Henri A.; Tex, Robert-Jan; de Bakker, Merijn A.G. & Povel, G. David E.
(2005): Phylogenetic relationships amongst swifts and swiftlets: A multi locus
approach. Molecular Phylogenetics and Evolution 37(1): 264277. doi:10.1016/j.ympev.2005.05.010(HTML abstract)
A. SEJARAH SINGKAT
Burung
Walet
merupakan
burung
pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur. Burung ini
berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil,
dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya
sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah
hinggap di pohon. Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di
gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang
sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan
sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
B.
MANFAAT.
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari air
liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi,
juga dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan. Sarang walet berguna
untuk
menyembuhkan
paru-paru,
panas
C.
PERSYARATAN LOKASI.
dalam,
melancarkan
Penyiapan
a.
Suhu,
Sarana
Kelembaban
dan
dan
Peralatan
Penerangan
b.Bentuk
dan
Konstruksi
Gedung
Pembibitan
sebagai
bahan
a.Pemilihan
makanan
Bibit
dan
burung
walet.
Calon
Induk
Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar mau
bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti
agar masuk dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset
rekaman dari suara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam
16.0018.00,
yaitu
b.Perawatan
waktu
Bibit
burung
kembali
dan
mencari
Calon
makan.
Induk
di
1).Memilih
Telur
yang
dalam
sarang
Telur
dipanen
terdiri
dari
sriti.
Walet
macam
warna,
yaitu
- Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur 05
hari.
-
Putih
kemerahan,
berumur
610
hari.
boleh menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik
mempunyai kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser
dari tempatnya. Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak
bergerak-gerak, tidak ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur
di
atas
dilakukan
dengan
2).Membawa
peneropongan.
Telur
Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa
telur yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak
jauh, sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas. Telur
disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter
1cm. Spon
kendaraan
dan
AC
yang
terlalu
dingin
dapat
80%
sedangkan
c.Penetasan
1).Cara
telur
tua
lebih
Telur
menetaskan
telur
rendah.
Walet
walet
pada
sarang
sriti.
Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti dengan
telur walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas
tissue untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat
menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian
telur dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung
mencari makan. Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami
oleh burung sriti dan setelah menetas akan diasuh sampai burung
walet
dapat
2).Menetaskan
terbang
telur
walet
serta
pada
mencari
makan.
mesin
penetas
kerusakan
embrio.
Di
hari
ketiga
dilakukan
Ternak
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat
lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi
dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 23 hari anak
walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif
sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu,
temperatur boleh diturunkan 12 derajat/hari dengan cara membuka
lubang udara mesin. Setelah berumur 10 hari saat bulu-bulu sudah
tumbuh anak wallet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini
dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok
kotak. Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap
terbang dibawa ke gedung pada malam hari, kemudian diletakan
dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan
ketinggian ini, anak wallet akan dapat terbang pada keesokan harinya
dan
mengikuti
cara
terbang
wallet
dewasa.
b.Sumber
Pakan
tanah
terbuka,
hutan
dan
pantai/perairan.
Untuk
menanam
budidaya
c.
membuat
d.
menumpuk
tanaman
serangga
dengan
yaitu
kolam
kutu
gaplek
dipekarangan
buah-buah
c.Pemeliharaan
busuk
tumpang
di
sari.
dan
nyamuk.
rumah
walet.
pekarangan
rumah.
Kandang
kayu-kayu
yang
akan
digunakan
untuk
sarang
tikus.
2.Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu
burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan
memberi umpan agar semut-semut yang ada di luar sarang
mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
3.Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil
dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot
insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak
diperlukan dibuang agar tidak menjadi tempat persembunyian.
4.Cicak
dan
Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan
anak burung walet. Kotorannya dapat mencemari ruangan dan suhu
yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara
pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan
dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang,
tembok bagian luar dibuat licin dan dicat dan lubang-lubang yang
tidak digunakan ditutup.
F. PANEN
Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya
sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan
perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa
memenuhi mutu sarang wallet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam
memanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu
sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan
pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik
gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.
Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung
wallet
dengan
beberapa
cara,
1.Panen
yaitu:
rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi
pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai
keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung
bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak.
Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung wallet karena
tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus
menerus membuat sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas
sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur
tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang
dan
bertelur.
2.Panen
Buang
Telur
bagi
walet
untuk
menetaskan
telurnya.
Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas
dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah
karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan
keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang biak dengan
tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat.
Adapun
waktu
a.Panen
panen
adalah:
kali
setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen
pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk
panen
selanjutnya
b.Panen
dengan
3
pola
buang
kali
telur.
setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah
berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang
dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya
dengan
pola
c.Panen
rampasan
2
dan
kali
buang
telur.
setahun
E. PASCA PANEN
Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan
dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari
DAFTAR PUSTAKA
1) Chantler, P. & G. Driessens. Swift : A guide to the Swift an Treeswift of the
World. Pica Press, the Banks. East Sussex, 1995.
2) Mackinnon, John. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa
dan Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.
3) Nazaruddin & A. Widodo. Sukses Merumahkan Walet. Cet. 2. Jakarta:
Penebar Swadaya, 1998.
4) Tim Penulis PS. Budidaya dan Bisnis Sarang Walet. Cet. 4. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994.
2. SERANGGA SISIK
Serangga sisik
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:
Arthropoda
Kelas:
Insecta
Ordo:
Hemiptera
Upaordo: Sternorrhyncha
Superfamili: Coccoidea
Handlirsch, 1903 [2]
Famili
Aclerdidae
Asterolecaniidae
Beesoniidae
Carayonemidae
Cerococcidae
Coccidae
Conchaspididae
Dactylopiidae
Diaspididae
Eriococcidae
Halimococcidae
Kermesidae
Kerriidae
Lecanodiaspididae
Margarodidae
Micrococcidae
Monophlebidae
Ortheziidae
Phenacoleachiidae
Phoenicococcidae
Pseudococcidae
Putoidae
Stictococcidae
Serangga sisik atau serangga teritip, (bahasa Inggris: scale insect) ialah serangga berukuran
kecil dalam ordo Hemiptera, biasanya digolongkan sebagai superfamilia Coccoidea. Terdapat
kira-kira 8,000 spesies serangga sisik.
Kadang-kadang serangga sisik dijumpai hidup secara simbiosis dengan semut.[3]
Familia
Familia utama serangga sisik antara lain:
Pseudococcidae mealybugs
Kocineal
Pewarna kirmizi (merah tua keungu-unguan) yang terdapat dalam beberapa produk perona pipi
dan pemulas bibir, berasal dari Kocineal(Dactylopius coccus), semacam kutu sisik pemakan
kaktus tak berduri. Majalah internasional, Sedarlah, mengungkapkan, kocineal betina dewasa
panjangnya sekitar 3 milimeter, atau kira-kira seukuran pentol korek api. Kocineal jantan
ukurannya hanya kira-kira setengahnya betina. Sebuah karya referensi mengatakan, Hewan ini
merupakan salah satu serangga yang paling merusak. Akan tetapi sejumlah petani justru
mengembangbiakkan serangga ini, karena mereka ingin memperoleh carmine, bahan pewarna
merah indah yang diambil dari tubuh Kocineal betina, setelah binatang itu dikeringkan dan
diremukkan terlebih dahulu. Sejak zaman Mikstek purba, yang hidup di negara bagian Oaxaca,
Meksiko, kocineal telah dimanfaatkan sebagai bahan pewarna. Para penakluk asal Spanyol
terpesona oleh warna kirmizi kocineal ini, dan tak lama kemudian banyak orang Eropa
memuaskan selera mereka dengan warna-warna cerah dari pewarna alami ini. Dulu Inggris
menggunakan kocineal untuk warna tradisional merah marak seragam militer. Pemanfaatan
kocineal begitu meluas sehingga sejak kira-kira tahun 1650 sampai 1860, hanya emas dan perak
yang mengunggulinya sebagai komoditas ekspor Meksiko yang paling bernilai. Pada
pertengahan abad ke-19, bahan pewarna sintetis mulai menggantikan pewarna alami, karena
pewarna sintetis kimia jauh lebih mudah diproduksi, lebih murah, dan lebih unggul kualitas
pewarnaannya. Maka, dalam waktu singkat, warna-warna sintetis mengambil alih pewarna alami
sebagai pewarna aditif dalam makanan, obat-obatan dan kosmetik. Namun, penelitian-penelitian
pada tahun 1970-an memperlihatkan bahwa pewarna sintetis tertentu dapat menyebabkan kanker.
Sejak itu, pewarna alami mulai popular kembali. Peru misalnya, sekarang memproduksi sekitar
85 persen pasokan Kocineal dunia. Kepulauan Canary juga terkenal karena hasil panen Kocineal,
sebagaimana Spanyol Selatan, Aljazair, dan Negara-negara Amerika Tengah dan Selatan Tetapi,
permintaan terhadap carmine dewasa ini melebihi pasokan, sehingga pemerintah Meksiko terus
berupaya untuk meningkatkan produksinya. [4]
Produksi Carmine
Serangga kocineal menghabiskan seluruh hidupnya di atas bantalan kaktus tak berduri. Hewan
ini melindungi dirinya dari para predator dengan mengeluarkan senyawa semacam lilin
berbentuk bubuk. Bahan yang halus ini menyelimuti serangga itu dan berfungsi sebagai
rumahnya. Dan, hal itu juga membuat si serangga mudah dikenali pada musim panen. Hanya
kocineal betina yang mengandung pigmen merah, "asam carmine". Kocineal yang hamil
mengandung konsentrasi asam carmine tertinggi. Jadi untuk memperoleh pewarna berkualitas
terbaik, para pekerja memberi perhatian khusus kepada kocineal yang hamil persis sebelum
mereka bertelur. Di Pegunungan Andes, Peru, panen dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu
tujuh bulan. Kocineal diambil dari tanaman kaktus dengan menggunakan kuas yang kaku atau
dikeruk dengan pisau tumpul. Setelah dikeringkan, dibersihkan dan dilumatkan, tubuh-tubuih
serangga yang berbubuk ini diproses dalam amonia atau larutan natrium karbonat. Bagian yang
padat dari serangga ini kemudian disaring, sehingga tinggal cairan yang murni. Kapur dapat juga
ditambahkan untuk menghasilkan gradasi warna ungu.
DAFTAR PUSTAKA
3.Musang luwak
Musang luwak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mammalia
Ordo:
Carnivora
Famili:
Viverridae
Upafamili: Paradoxurinae
Genus:
Paradoxurus
F. Cuvier, 1821
Spesies:
P. hermaphroditus
Nama binomial
Paradoxurus hermaphroditus
(Pallas, 1777).
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan
garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalahParadoxurus hermaphroditus dan di
Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai
sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh
bulan (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common
musang,house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
Pemerian
Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar
40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.
Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah
tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima
garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-
bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar
di sebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di
bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samarsamar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.
Kebiasaan
antaranya pepaya, pisang, dan buah pohon kayu afrika (Maesopsis eminii). Mangsa
yang lain adalah anekaserangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacammacam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil sepertitikus.
Di tempat-tempat yang biasa dilaluinya, di atas batu atau tanah yang keras, seringkali
didapati tumpukan kotoran musang dengan anekabiji-bijian yang tidak tercerna di
dalamnya. Agaknya pencernaan musang ini begitu singkat dan sederhana, sehingga
biji-biji itu keluar lagi dengan utuh. Karena itu pulalah, konon musang luwak memilih
buah yang betul-betul masak untuk menjadi santapannya. Maka terkenal istilah kopi
luwak dari Jawa, yang menurut cerita dari mulut ke mulut diperoleh dari biji kopi hasil
pilihan musang luwak, dan telah mengalami proses melalui pencernaannya!
Musang luwak, menurut lukisan dalam buku William Marsden (1811), The History of
Sumatra.
Akan tetapi sesungguhnya ada implikasi ekologis yang penting dari kebiasaan musang
tersebut. Jenis-jenis musang lalu dikenal sebagai pemencar biji yang baik dan sangat
penting peranannya dalam ekosistem hutan.
Pada siang hari musang luwak tidur di lubang-lubang kayu, atau jika di perkotaan, di
ruang-ruang gelap di bawah atap. Hewan ini melahirkan 2-4 anak, yang diasuh induk
betina hingga mampu mencari makanan sendiri.
Sebagaimana aneka kerabatnya dari Viverridae, musang luwak mengeluarkan
semacam bau dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum
daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini
digunakan untuk menandai batas-batas teritorinya, dan pada pihak lain untuk
mengetahui kehadiran hewan sejenisnya di wilayah jelajahnya.
Jenis yang berkerabat dan penyebaran
Ada empat spesies musang dari marga Paradoxurus, yalah:
1. Paradoxurus hermaphroditus, musang luwak, yang menyebar luas mulai
dari India dan bagian utara Pakistan di barat, Sri
Lanka,Bangladesh, Burma, Asia Tenggara, Tiongkok selatan, Semenanjung
Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia didapati
di Sumatra,Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan,
serta Taliabu dan Seram di Maluku.
2. Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.
3. Paradoxurus jerdoni, menyebar terbatas di negara bagian Kerala, India selatan.
4. Paradoxurus lignicolor, menyebar terbatas di Kepulauan Mentawai.
Jenis yang serupa
Musang akar (Arctogalidia trivirgata), dengan ekor yang umumnya lebih panjang
dari kepala dan tubuhnya, tiga garis punggung yang tanpa atau hampir tidak
terputus, dan tidak memiliki bintik-bintik di sisi tubuhnya. Musang akar hidup
di hutan.
Musang galing (Paguma larvata), biasanya lebih kemerahan (tengguli), tanpa bintikbintik di sisi tubuh, wajah putih kekuningan dengan topeng gelap kehitaman di
sekitar mata.
Musang rase (Viverricula indica), ekor berbelang-belang sempurna, hitam putih, 6-9
buah.
Kopi luwak
Gayo, Aceh
Sidikalang
Kota Pagaralam
Kotabumi, Lampung[4]
Jawa Barat
Jawa Timur
Kontroversi
luwak-luwak itu juga menjadi berperilaku tidak normal seperti terus bergerak mondarmandir, berputar-putar, dan menggigit kerangkeng.[5]
Gerakan untuk memboikot kopi luwak pun bermunculan.[6] Bantahan mengenai hal
tersebutpun bermunculan terutama dari kalangan produsen kopi luwak. [7]
Kopi luwak yaitu buah kopi matang pohon yang dimakan oleh
luwak (sejenis musang), kemudian dikeluarkan sebagai
kotoran luwak tetapi biji-biji kopi tersebut tidak tercerna
sehingga bentuknya masih dalam bentuk biji kopi. Jadi di
dalam perut musang biji kopi mengalami proses fermentasi
dan dikeluarkan lagi dalam bentuk biji bersama dengan
kotoran Luwak. Selanjutnya biji kopi luwak dibersihkan dan
diproses seperti kopi biasa.
Kopi luwak merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai
tambah komoditas kopi, di samping komoditas kopi biasa
seperti kopi reguler Arabika (Java coffee) dan kopi reguler
Robusta. yang membedakan kopi luwak dengan biji kopi
biasa adalah dimakan oleh Luwak (sejenis musang) dan di
keluarkan dalam bentuk biji kopi, Sehingga aromanya lebih
harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas
dan special.
Kopi luwak merupakan jenis biji kopi yang termahal di dunia,
sehingga sampai masuk ke Guiness Book of Records. 4 tahun
belakangan ini harga kopi luwak di pasar internasional
semakin meningkat, bahkan mencapai US$ 500/kg bentuk
2.
MELINDUNGI
GIGI
Kopi yang mengandung kafein memiliki kemampuan anti
bakteri dan anti lengket sehingga dapat menjaga bakteri
penyebab
lubang
menggerogoti
lapisan
gigi.
Minum kopi secangkir setiap hari terbukti dapat mencegah
risiko
kanker
mulut
hingga
separuhnya.
Senyawa yang ditemukan di dalam kopi juga dapat
membatasi pertumbuhan sel kanker dan kerusakan DNA.
3. MENURUNKAN RESIKO KANKER PAYUDARA
Menjelang masa menopause, wanita yang mengonsumsi 4
(empat) cangkir kopi sehari mengalami penurunan risiko
kanker payudara sebesar 38 persen, demikian menurut
sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Nutrition.
Kopi melepaskan phytoestrogen dan flavonoid yang dapat
menahan pertumbuhan tumor. Namun konsumsi kurang dari
4 (empat) cangkir tidak akan mendapatkan manfaat ini.
4. MELINDUNGI KULIT
Konsumsi 2 5 cangkir kopi setiap hari dapat membantu
menurunkan risiko kanker kulit nonmelanoma hingga 17
persen.
Kafein dapat memacu kulit untuk membunuh sel sel
prakanker, dan juga menghentikan pertumbuhan tumor.
5.
MENCEGAH
DIABETES
MELITUS
Orang yang mengonsumsi 3 4 cangkir kopi reguler atau
kopi decaf (dengan kadar kafein yang dikurangi) akan
menurunkan risiko mengembangkan diabetes tipe II hingga
30
persen.
Asam klorogenik dapat membantu mencegah resistensi
insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit ini.
6.
KANDUNGAN
ANTIOKSIDAN
YANG
TINGGI
Dari satu gelas kopi (8 gram kopi) hampir setara dengan 4
buah jeruk.
7.
MENCEGAH
BATU
EMPEDU
Batu empedu tumbuh ketika lendir di dalam kantong empedu
memerangkap
kristal
kristal
kolesterol.
Xanthine, yang ditemukan di dalam kafein, akan mengurangi
lendir
dan
risiko
penyimpanannya.
Dua cangkir kopi atau lebih setiap hari akan membantu
proses ini.
Lebah
(perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang
masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Cara hidup
Lebah madu
Serangga betina memiliki peran penting dalam kelompok serangga ini. Perilaku dari lebah sangat
ditentukan oleh perilaku dari lebah betina. Beberapa lebah betina dari spesies tertentu hidup sendiri
(soliter) dan sebagian lainnya dikenal memiliki perilaku sosial. Lebah soliter membangun sendiri
sarangnya dan mencari makan untuk keturunnya tanpa bantuan lebah lain dan biasanya mati atau
meninggalkan sarang pada saat keturunnya belum menjadi lebah dewasa. Kadang kala beberapa
spesies lebah soliter memberi makan dan merawat anaknya tanpa memberikan cadangan makanan
bagi anaknya, bentuk hubungan seperti ini dikenal dengan istilah subsosial. Sementara pada tahap
lebih tinggi, lebah hidup berkelompok dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masingmasing.
Koloni
Dalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu:
1. lebah ratu, berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam
satu koloni hanya satu ekor lebah ratu.
2. lebah betina, dikenal sebagai lebah pekerja jumlah lebah pekerja bisa mencapai puluhan
ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah.
3. lebah jantan, jumlahnya hanya ratusan ekor lebah.
Setiap kasta lebah mempunyai tugas masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam
setiap koloni dan mengawal semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan.
Komposisi kromosomnya diploid sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar
karena sejak masih dalam bentuk larva ia diberi makan royal jelly yang kaya akan vitamin dan gizi.
Siklus hidup
Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap bentuk
kehidupan:
1. telur;
2. larva (bentuk ulat)
3. pupa (kepompong);
4. imago (lebah dewasa).
Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi larva
makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah
pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan seterusnya
menjadi anak lebah.
Pemanfaatan lebah
Sengatan Lebah
Lebah sering menggunakan sengatan ekornya saat merasa terganggu (terusik). Lebah menusukkan
sengatan ekornya berkali-kali ke epidermis musuhnya sehingga merasa sakit. Namun, apa yang
dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengatnya lepas (tertinggal) di kulit seseorang dan
menarik alat sengat dan kantung sengat (yang memang menempel pada sengatnya), dan dalam
beberapa menit kemudian lebah pun mati.