Selanjutnya tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Lembaga Farmasi Angkatan
Udara.
Berdasarkan keputusan Panglima Angkatan Udara No.5 tanggal 5 Februari
1968, Puskalkes (Pusat Perbekalan Kesehatan) dikembangkan menjadi 2 unit
satuan yang masing-masing berdiri sendiri yaitu Puskalkes (Pusat Perbekalan
Kesehatan) dan Pusprodkes (Pusat Produksi Kesehatan). Puskalkes bertugas
melaksanakan penerimaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan, obat-obatan,
bahan baku dan embalage. Sedangkan Pusprodkes bertugas melaksanakan
produksi obat.
Saat ini Lafiau dipimpin oleh Letkol Kes Drs. Ari Yulianto, M.Si, Apt.
yang dalam pengambilan kebijakannya tetap berpedoman pada kebijakan para
pendahulunya. Buah pikiran dan keberanian Drs. Roostyan Effendie, Apt. untuk
mulai memproduksi obat-obatan sesuai dengan ketentuan farmasi telah memberi
dorongan dan semangat bagi generasi berikutnya sehingga terbentuk Lembaga
Farmasi Angkatan Udara seperti saat ini. Sebagai bentuk penghargaan jasa beliau
di masa lalu, dan sesuai keputusan KASAU No.Kep/95/VII/2007 tanggal 31 juli
2007 maka pada hari kamis 1 november 2007, diresmikan nama Lembaga Farmasi
Angkatan Udara Drs. Roostyan Effendie, Apt. dan tanggal 16 agustus 1965
ditetapkan sebagai hari jadi.
Dalam mengemban peran Farmasi Militer Lafiau tidak hanya berorientasi
kepada produk saja, tetapi juga ikut berperan dalam mencerdaskan bangsa dengan
aktif membimbing mahasiswa praktek kerja lapangan dan tugas akhir di lembaga
ini, serta ikut menyusun kurikulum dan mengirim personelnya sebagai dosen pada
pendidikan D3 Farmasi di Poltekes Ciumbeleuit Bandung.
2.
3.
4.
2.2.3 Tujuan
A. Tujuan jangka pendek :
1. Menyiapkan rumusan kebijakan terhadap teknis produksi.
2. Mengajukan sertifikat CPOB untuk produk injeksi kering antibiotik
golongan sefalosporin.
B. Tujuan jangka panjang :
1. Menjadi instansi yang mempunyai badan hukum sehingga dapat berperan
aktif dalam penyediaan obat nasional.
2. Menjadi industri farmasi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia.
3. Menjadi industri farmasi yang mendapatkan ISO 9000/14000.
2.2.4 Susunan Organisasi
Organisasi di Lafiau tersusun dari tiga eselon, yaitu eselon pimpinan,
eselon pembantu pimpinan/staf dan eselon pelaksana. Eselon pimpinan yaitu
Kepala Lembaga Farmasi Angkatan Udara (Kalafiau) dan eselon pembantu
pimpinan/staf adalah Sektretaris Lembaga (Sesla), sedangkan eselon pelaksana
meliputi Kepala Bagian Produksi (Kabag Prod), Kepala Bagian Gudang Pusat
Farmasi (Kabag Gupusfi), Kepala Bagian Pengujian dan Pengembangan (Kabag
Ujibang) dan Kepala Bagian Penunjangan (Kabag Jang).
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
2.
3.
4.
5.
2.
3.
2.
3.
4.
Melaksanakan
kegiatan
produksi
berdasarkan
(SP3)
surat
perintah
1.
Kepala unit Gudang transit (Kaunit Gutrans), unit ini bertugas menerima alat
kesehatan (Alkes) dan perbekalan kesehatan (Bekkes).
2.
3.
palkes
(peralatan
kesehatan),
menyimpan,
merawat
dan
mengeluarkan palkes.
4.
Kepala unit Gudang bahan jadi dan bahan baku, (Kaunit Guhanjabaku),
bertugas menerima, menyimpan, merawat/memelihara dan mengeluarkan
barang obat jadi, bahan baku, embalage.
pengujian
dan
pengembangan
(Ujibang)
bertugas
kesehatan,
melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan
untuk
Bagian
ujibang
dipimpin
oleh
Kepala
Bagian
Ujibang
yang
2.
Kepala
unit
fasilitas
dan
material
(Kaunit
Harfasmat)
bertugas
bahan awal, proses pembuatan dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang
dipakai, serta personalia.
2.4.1 Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu merupakan aspek dalam CPOB yang bertujuan
untuk menjamin bahwa produk obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu
yang telah disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.
Dalam ketentuan umum, ada beberapa landasan yang penting untuk
diperhatikan, yaitu :
a. Pengawasan menyeluruh pada proses pembuatan obat untuk menjamin
bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
b. Mutu obat tergantung pada bahan awal, proses pembuatan dan
pengawasan mutu, bangunan, peralatan yang digunakan dan personalia.
c. Untuk menjamin mutu suatu obat jadi tidak boleh hanya mengandalkan
pada suatu pengujian tertentu saja, melainkan semua obat hendaknya
dibuat dalam kondisi terkendali dan terpadu dengan cermat.
CPOB merupakan pedoman yang dibuat untuk memastikan agar sifat dan
mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan syarat bahwa standar mutu obat yang
telah ditentukan tetap tercapai.
2.4.2 Personalia
Personalia karyawan semua tingkatan harus memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sesuai tugasnya. Karyawan memiliki kesehatan
mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara
profesional dan sebagaimana mestinya. Karyawan mempunyai sikap dan
kesadaran yang tinggi untuk mewujudkan CPOB.
memastikan bahwa seluruh produk atau bahan dari batch sebelumnya telah
dihilangkan. Prosedur tertulis yang cukup rinci untuk pembersihan dan sanitasi
peralatan dan wadah yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah dibuat
serta ditaati. Prosedur ini dirancang dengan tepat agar pencemaran peralatan
oleh bahan pembersih dan sanitasi dapat dicegah.
2.4.6 Produksi
Produksi obat-obatan hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan agar senantiasa diperoleh obat jadi yang memenuhi
spesifikasi yang ditentukan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam kegiatan
produksi meliputi :
1. Bahan awal
Bahan awal sebelum dinyatakan lulus untuk digunakan hendaklah
memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan dan diberi label dengan nama
yang dinyatakan dalam spesifikasi. Semua pemasukan, pengeluaran, dan
sisa bahan hendaknya dicatat.
2. Validasi proses
Semua
proses
produksi
hendaklah
divalidasi
dengan
tepat
dan
Bagian
pengawasan
mutu
dalam
suatu
pabrik
obat
2.
3.
keputusan akhir meluluskan atau menolak atas mutu bahan baku atau produk obat
ataupun hal lain yang mempengaruhi mutu obat.
2.4.8 Inspeksi diri dan Audit Mutu
Tujuan dari inspeksi diri adalah mengevaluasi apakah seluruh aspek
produksi dan pengawasan mutu selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri
yang
meliputi
spesifikasi
prosedur,
metode
dan
instruksi,
yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian manajemen mutu (pemastian
mutu).
2.4.12 Kualifikasi dan Validasi
Kualifikasi adalah kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas
yang digunakan dalam suatu proses akan selalu bekerja sesuai dengan kriteria
yang diinginkan dan konsisten.
Validasi merupakan tindakan pembuktian bahwa proses produksi dan
pengemasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan dan konsisten.
a.
b.
c.
Validasi Pembersihan
Bertujuan untuk memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur
pembersihan yang berlaku dan yang digunakan sudah tepat dan dapat
dilakukan berulang-ulang, serta cara pembersihan menghasilkan tingkat
kebersihan yang telah ditetapkan.
d.