Anda di halaman 1dari 2

SIFAT-SIFAT KEVLAR

Kevlar merupakan serat berwarna kuning yang keras, kasar, anti gores, dan memiliki
kestabilan bentuk yang tinggi. Kevlar memiliki massa jenis 1,44 g/cm3, kekuatan
tegangan (tensile strength) 3,6 4,1 Gpa. Sebagai perbandingan, baja yang memiliki
massa jenis 7,8 g/cm3 memiliki tensile strength 1,65 GPa.

Kevlar tahan terhadap api, memiliki kalor pembakaran 35x106 J/Kg dan kalor jenis 1400 J/Kg K.
Kevlar tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi.
Kevlar tidak memiliki titik lebur, pada temperatur 427 oC akan terdekomposisi menjadi gas.

Kekuatan kevlar semakin besar pada temperatur yang rendah. Pada temperatur yang tinggi
kekuatan kevlar menurun, seperti pada temperatur 160 oC kekuatan kevlar menurun 10%
setelah 500 jam, dan pada temperatur 260 oC kekuatan kevlar menurun 50% setelah 70 jam.

Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan hidrogen dalam molekul
polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang mengakibatkan polimer kevlar berbentuk radial.
Sifat ketahanan panas dari kevlar juga berasal dari cincin aramidanya, sedangkan kekuatannya juga
dipengaruhi oleh struktur para.
Kevlar tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain. Kevlar dapat terdegradasi dengan asam kuat,
basa kuat, atau dengan natrium hipoklorit, namun hanya dalam suhu yang relatif tinggi dan dalam
waktu yang relatif lama. Misalnya dengan menggunakan asam sulfat pada suhu 100 oC, kevlar
membutuhkan waktu 10 jam untuk dapat terdegradasi.
Kevlar mempunyai gugus-gugus bebas yang dapat membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya,
sehingga dapat mengabsorp air dan mempunyai sifat basah yang baik. Hal ini juga menjadikannya
terasa lebih alami dan lengket dibandingkan dengan polimer pada umumnya, seperti polietilen.
Kevlar sensitif terhadap sinar UV, mengakibatkan perubahan warna dari kuning menjadi coklat.
Paparan sinar UV terus menerus dapat mengakibatkan hilangnya sifat mekanik dari kevlar. Degradasi
dapat terjadi akibat sinar UV dengan panjang gelombang tertentu yang memiliki energi yang cukup
untuk memutus ikatan polimer, dan disertai dengan adanya oksigen.
Reaksi sintesis kevlar akan terhambat dengan adanya air, karena dapat menghidrolisis monomer
tereftaloil klorida sehingga akan terjadi terminasi pertumbuhan rantai.
Sebagai suatu catatan, pada umumnya reaksi polikondensasi berlangsung selama berjam-jam,
karena merupakan reaksi yang bertahap (stepwise chain reaction). Namun pada reaksi
polikondensasi kevlar, hampir semua monomer telah bereaksi setelah 50 detik, dan koagulasi terjadi
setelah 330 detik (6,5 menit). Reaksi koagulasi terus berlanjut hingga 8 jam.

Pada awal proses pencampuran, temperatur yang rendah dibutuhkan untuk reaksi polikondensasi.
Namun setelah campuran mengental, tidak lagi dibutuhkan temperatur yang rendah. Bahkan
temperatur yang lebih tinggi akan meningkatkan derajat kekentalan (viskositas) yang juga berarti
memperbesar berat molekul kevlar.

Anda mungkin juga menyukai