Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM

Sifat Asam Basa Suatu Larutan dan


Memperkirakan PH Larutan

OLEH :
KELAS XI IPA 6
NI GUSTI AYU MIRAH EKA D. (02)
MADE MITA DWI RAHMAYANTI (03)
NI KOMANG TRI YASANTI (10)
A.A. ISTRI DEVI WULANDARI P. (15)
LUH KOMANG YURIKA ERNAWATI (18)

SMAN 1 GIANYAR
2012/2013

PERCOBAAN 1
I. Topik: Sifat Asam Basa suatu Larutan
II. Tujuan Pratikum: Menguji sifat asam basa suatu larutan dengan kertas lakmus
III. Dasar Teori:
Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung pada pH
larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau
kebasaan suatu larutan. Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk
membedakan larutan yang bersifat asam, basa maupun bersifat netral, antara lain 1)
Kertas lakmus; 2) Larutan indikator, dan 3) Indikator alami.
Untuk larutan bersifat asam dapat memerahkan lakmus biru, sedangkan larutan
bersifat basa membirukan lakmus merah serta larutan bersifat netral tidak rnengubah
warna lakmus. Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau basa lemah yang
dapat memperlihatkan perbedaan warna di dalam larutan asam atau basa.
Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang merupakan
daerah transisi perubahan warna. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan
warna yang berbeda. Sebuah indikator biasanya hanya menunjukkan sebuah rentang pH
tertentu dan tidak menunjukkan sebuah nilai pH yang pasti. Karenanya, diperlukan
indikator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut
adalah rentang pH dari beberapa larutan indikator.
Indikator
Metil Jingga

Rentang pH
3,2 4,4

Perubahan Warna
Merah kuning

Metil merah

4,2 6,3

Merah kuning

Brotimol biru

6,0 7,6

Kuning biru

Fenolftalein

8,3 10

Tidak berwarna merah

IV. Rumusan Masalah


1) Perubahan apa yang terjadi pada kertas lakmus, jika larutan yang diuji berisfat asam?
2) Perubahan apa yang terjadi pada kertas lakmus, jika larutan yang diuji berisfat basa?
V. Hipotesis
1) Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus merah akan tetap merah dan kertas
lamkus biru akan berubah warna menjadi merah.
2) Jika larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru akan tetap biru dan kertas lakmus
merah akan berubah warna menjadi biru
VI. Alat dan Bahan
1) Pipet tetes 4 buah

2)
3)
4)
5)
6)

Plat tetes 1 buah


Gelas kimia 100 mL 1 buah
Kertas lakmus merah secukupnya
Kertas lakmus biru secukupnya
Larutan A, B, C, dan D masing-masing 20 mL

VII. Cara Kerja


1) Siapkan plat tetes, dan isilah masing - masing lubang plat tetes dengan larutan A, B,
C, dan D masing-masing 3 tetes. (gunakan pipet tetes yang berbeda untuk mengambil
masing-masing larutan)
2) Uji semua larutan dengan kertas lakmus merah dan catat hasil pengamatannya dalam
tabel data hasil pengamatan.
3) Ulangi lagi sekali langkah a, lalu uji semua larutan dengan kertas lakmus biru dan
catat hasil pengamatannya dalam tabel data hasil pengamatan
VIII. Tabel Data Hasil Pengamatan
No.

Nama Larutan

1
2
3
4

A
B
C
D

Warna Kertas Lakmus


Merah
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru

Sifat Larutan
Asam
Basa
Netral

IX. Pembahasan
Pada data 1, larutan A diteteskan pada kertas lakmus merah dan biru. Hasilnya,
kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna
menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan A bersifat asam. Pada data 2, larutan
B diteteskan pada kertas lakmus merah dan biru. Hasilnya, kertas lakmus biru tetap
berwarna biru dan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan B bersifat basa.
Pada data 3, larutan C diteteskan pada kertas lakmus merah dan biru. Hasilnya,
kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna
menjadi merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan C bersifat asam. Pada data 4, larutan
D diteteskan pada kertas lakmus merah dan biru. Hasilnya, kertas lakmus biru tetap
berwarna biru dan kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan D bersifat basa.
X. Kesimpulan
1) Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus merah akan tetap merah dan
kertas lamkus biru akan berubah warna menjadi merah. Dari percobaan 1
maka larutan yang bersifat asam adalah larutan A dan C.

2) Jika larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru akan tetap biru dan kertas
lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Dari percobaan 1 maka
larutan yang bersifat basa adalah larutan B dan D.
PERCOBAAN 2
I.
II.
III.

Topik: Derajat Keasaman (pH) suatu Larutan


Tujuan Pratikum: Memperkirakan derajat keasaman (pH) suatu larutan dengan
beberapa larutan indikator
Dasar Teori:
Indikator Asam-Basa
Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung pada pH
larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau
kebasaan suatu larutan. Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk
membedakan larutan yang bersifat asam, basa maupun bersifat netral, antara lain 1)
Kertas lakmus; 2) Larutan indikator, dan 3) Indikator alami.
Untuk larutan bersifat asam dapat memerahkan lakmus biru,

sedangkan

larutan bersifat basa membirukan lakmus merah serta larutan bersifat netral tidak
rnengubah warna lakmus. Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau
basa lemah yang dapat memperlihatkan perbedaan warna di dalam larutan asam atau
basa.
Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang merupakan
daerah transisi perubahan warna. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan
warna yang berbeda. Sebuah indikator biasanya hanya menunjukkan sebuah rentang pH
tertentu dan tidak menunjukkan sebuah nilai pH yang pasti. Karenanya, diperlukan
indikator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut
adalah rentang pH dari beberapa larutan indikator.
Indikator
Metil Jingga

IV.

Rentang pH
3,2 4,4

Perubahan Warna
Merah kuning

Metil merah

4,2 6,3

Merah kuning

Brotimol biru

6,0 7,6

Kuning biru

Fenolftalein

8,3 10

Tidak berwarna merah

Rumusan Masalah
1) Bagaimana perubahan warna yang terjadi dan rentangan pH yang mungkin, jika
larutan yang bersifat asam atau basa ditetesi Metil Jingga?

2) Bagaimana perubahan warna yang terjadi dan rentangan pH yang mungkin, jika
larutan yang bersifat asam atau basa ditetesi Metil Merah?
3) Bagaimana perubahan warna yang terjadi dan rentangan pH yang mungkin, jika
larutan yang bersifat asam atau basa ditetesi Bromtimol Biru?
4) Bagaimana perubahan warna yang terjadi dan rentangan pH yang mungkin, jika
larutan yang bersifat asam atau basa ditetesi Fenolftalein?
V.

Hipotesis
1) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi metil jingga, maka larutan akan
berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 3,1
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi metil jingga, maka
larutan akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 4,4
2) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi metil merah, maka larutan akan
berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 4,4
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi metil merah, maka
larutan akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 6,2
3) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi Bromtimol Biru, maka larutan
akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya adalah <
6,0 sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi Bromtimol Biru,
maka larutan akan berubah warna menjadi biru dan kemungkinan rentang pH
nya adalah > 7,6
4) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi Fenolftalein, maka larutan akan
berubah menjadi tidak berwarna dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 8,3
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi Fenolftalein, maka
larutan akan berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 10,0

VI.

Alat dan Bahan


1) Tabung reaksi 20 buah
2) Rak tabung reaksi 1 buah
3) Pipet tetes 4 buah
4) Gelas kimia
5) Indikator Metil Jingga (MJ) secukupnya
6) Indikator Metil Merah (MM) secukupnya

7) Indikator Brotimol Biru (BB) secukupnya


8) Indikator Fenolftalein (PP) secukupnya
VII.

Cara Kerja
1) Siapkan 4 tabung reaksi dan diberi nomor 1,2,3,4
2) Isi ke empat tabung reaksi dengan larutan A kira-kira setinggi 3 cm
3) Tambahkan indikator MJ pada tabung 1, indikator MM pada tabung 2, indikator
BB pada tabung 3, indikator PP pada tabung 4, masing-masing 3 tetes. Amati
perubahan warnanya.
4) Ulangi langkah 1 s.d 3 untuk larutan B, C, dan D.

VIII.

Tabel Data Hasil Pengamatan

No. Larutan

IX.

MJ

MM

BB

PP

Tidak
berwarna
Merah
Tidak
Berwarna
Merah

1.

Merah

Merah

Kuning

2.
3.

B
C

Kuning
Merah

Kuning
Merah

Biru
Kuning

4.

Kuning

Kuning

Biru

Derajat
keasaman
(pH)
< 3,1

Sifat
larutan

> 6,2
< 6,0

Basa
Asam

> 10,0

Basa

Asam

Pembahasan
Pada larutan A, jika ditetesi dengan metil jingga akan menjadi berwarna merah,
jika ditetesi oleh metil merah akan menjadi berwarna merah, jika ditetesi dengan
Bromotimol biru menjadi kuning dan jika ditetesi dengan Fenolftalein akan menjadi
tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa larutan A bersifat asam dengan
kemungkinan pH < 3,1. Gambar:

Pada larutan B, jika ditetesi dengan metil jingga akan menjadi berwarna kuning,
jika ditetesi oleh metil merah akan menjadi berwarna kuning, jika ditetesi dengan
Bromotimol biru menjadi berwarna biru dan jika ditetesi dengan Fenolftalein akan
menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan B bersifat basa dengan
kemungkinan pH > 10,0. Gambar:

Pada larutan C, jika ditetesi dengan metil jingga akan menjadi berwarna merah,
jika ditetesi oleh metil merah akan menjadi berwarna merah, jika ditetesi dengan
Bromotimol biru menjadi kuning dan jika ditetesi dengan Fenolftalein akan menjadi
tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa larutan C bersifat asam dengan
kemungkinan pH < 3,1. Gambar

Pada larutan D, jika ditetesi dengan metil jingga akan menjadi berwarna kuning,
jika ditetesi oleh metil merah akan menjadi berwarna kuning, jika ditetesi dengan
Bromotimol biru menjadi berwarna biru dan jika ditetesi dengan Fenolftalein akan
menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa larutan D bersifat basa dengan
kemungkinan pH > 10,0. Gambar

X.

Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan


1) Kelompokkan larutan yang diuji tersebut ke dalam
a) larutan asam : Larutan A dan C
b) Larutan netral : Tidak ada
c) Larutan basa : Larutan B dan D
2) Setelah larutan diperiksa dengan kertas lakmus, larutan indikator yang manakah
sebetulnya tidak perlu digunakan dalam pemeriksaan lebih lanjut terhadap:
larutan A,larutan B,larutan C, larutan D. Jelaskan jawabanmu!
Jawab:
Tidak ada larutan yang tidak diperlukan karena dengan kertas lakmus kita hanya
dapat mengetahui sifat dari larutan tersebut. Tapi jika kita menggunakan
indikator, kita bisa memperkirakan pH dari larutan.
3) Kesimpulan
a) PH Larutan A
- Sesuai kertas lakmus larutan A merupakan larutan yang bersifat Asam
-

karena mengubah kertas menjadi merah.


Sesuai dengan 4 indikator diantaranya ( Metil Merah , Metil Jingga,

Bromtimol Biru dan Fenolftalein) adalah kurang dari (dibawah) 3,1


b) PH Larutan B
- Sesuai kertas lakmus larutan B merupakan larutan yang bersifat Basa
karena mengubah kertas menjadi Biru .

Sesuai dengan 4 indikator diantaranya ( Metil Merah , Metil Jingga,

Bromtimol Biru dan Fenolftalein) adalah lebih dari (di atas) 10,00
c) PH Larutan C
- Sesuai kertas lakmus larutan C merupakan larutan yang bersifat Basa
-

karena mengubah kertas menjadi Biru .


Sesuai dengan 4 indikator diantaranya ( Metil Merah , Metil Jingga,

Bromtimol Biru dan Fenolftalein) adalah lebih dari (di atas) 10,00
d) PH Larutan D
- Sesuai kertas lakmus larutan D merupakan larutan yang bersifat Asam
-

karena mengubah kertas menjadi merah.


Sesuai dengan 4 indikator diantaranya ( Metil Merah , Metil Jingga,
Bromtimol Biru dan Fenolftalein) adalah kurang dari (dibawah) 3,1

XI.

Kesimpulan
1) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi metil jingga, maka larutan akan
berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 3,1
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi metil jingga, maka
larutan akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 4,4.
2) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi metil merah, maka larutan akan
berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 4,4
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi metil merah, maka
larutan akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 6,2
3) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi Bromtimol Biru, maka larutan
akan berubah warna menjadi kuning dan kemungkinan rentang pH nya adalah <
6,0 sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi Bromtimol Biru,
maka larutan akan berubah warna menjadi biru dan kemungkinan rentang pH
nya adalah > 7,6
4) Jika suatu larutan yang bersifat asam ditetesi Fenolftalein, maka larutan akan
berubah menjadi tidak berwarna dan kemungkinan rentang pH nya adalah < 8,3
sedangkan jika suatu larutan yang bersifat basa ditetesi Fenolftalein, maka
larutan akan berubah warna menjadi merah dan kemungkinan rentang pH nya
adalah > 10,0
5) Jadi larutan A bersifat asam dengan kemungkinan pH nya < 3,1, Larutan B
bersifat basa dengan kemungkinan pH nya > 10,0, Larutan C bersifat asam
dengan kemungkinan pH nya
kemungkinan pH nya > 10,0,

< 3,1 dan Larutan D bersifat basa dengan

Anda mungkin juga menyukai