Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

(PERKIRAAN pH DENGAN INDIKATOR)

Nama Anggota Kelompok :


1. Dewingga Balqiz Sekar Ayu (09)
2. Haryo Aji Wicaksono (13)
3. Hega Pria Saputra (14)
4. Laudya Az Zahra (20)
5. Ryco Aditya p. (29)
Kelas : XI MIPA E
Hari/Tanggal : Jumat, 20 Januari 2023
Kelompok : Kelompok 7
Guru Pengampu : Hj. Endang Budi Herawati, S.Pd.

LABORATORIUM KIMIA
SMA NEGERI 1 KEDIRI
KEDIRI
2023
(PERKIRAAN pH DENGAN INDIKATOR)

I. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui perbedaan pH dengan beberapa jenis indikator.
b. Mengetahui cara memperkirakan pH suatu larutan dengan
indikator.
II. Landasan Teori
II.1 Definisi Asam dan Basa
II.2 pH larutan
II.3 Indikator pH

II.1 Definisi Asam dan Basa


Secara umum, asam dan basa memiliki sifat yang berbeda. Sifat asam
yaitu korosif, sedangkan sifat basa yaitu kaustik. Lebih jelasnya, simak
penjelasan berikut ini berdasarkan teori asam basa Arrhenius. Seorang ahli
kimia asal Swedia, Svante August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan
asam adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan terurai dan
menghasilkan ion H+. Contoh zat asam misalnya hidrogen klorida (HCl),
saat dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H+ dan ion Cl- (2020,
Modul Belajar Kimia XI yang disusun oleh Arni Wiyati).
 Asam Kuat
Asam kuat merupakan asam yang jika dilarutkan dalam air mudah
melepaskan ion H+, larutan tersebut akan mengalami disosiasi total dalam
larutan. Contoh asam kuat yaitu HCl, HNO3, H2SO4, dan HClO4.
 Asam Lemah
Asam lemah merupakan senyawa yang dalam air sulit melepaskan ion H+
dan mengalami disosiasi dalam larutan, contoh asam lemah yaitu asam
nitrit (HNO2) , asam asetat (CH3COOH), asam fosfat (H3PO4) dan
lainnya.
 Basa Kuat
Basa kuat adalah senyawa basa yang jika dilarutkan dalam air mudah
melepaskan ion OH-, larutan basa ini juga akan mengalami disosiasi total.
Contoh basa kuat misalnya kalium hidroksida (KOH), natrium hidroksida
atau sodium hidroksida (NaOH), dan barium hidroksida (Ba(OH)2).
 Basa Lemah
Basa lemah yaitu senyawa yang ketika di dalam air sulit melepaskan ion
H- dan mengalami disosiasi dalam larutan, contoh basa lemah yaitu
natrium bikarbonat atau sodium bikarbonat (NaHCO3) dan amonium
hidroksida (NH4OH).

II.2 pH Larutan
pH adalah derajat keasaman yang dapat digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan pada suatu larutan Ion hidrogen (H) dan
ion hidroksida (OH) yang terkandung dalam air konsentrasinya sangat
kecil agar memudahkan penulisan digunakan besaran lain, mengusulkan
konsep pH. untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil,
sehingga memudahkan dalam mengukur konsentrasi ion H" dan
perubahannya dalam suatu larutan Menurut Sorensen pH merupakan
fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H dalam suatu larutan (1868-
1939, Kimiawan Denmark Soren Peder Lauritz Sorensen).

II.3 Indikator pH
Kertas lakmus adalah salah satu media pengukur pH. Untuk menggunakan
kertas lakmus diperlukan langkah pembandingan kertas lakmus yang telah
tercelup dengan tabel indikator universal (2019, Rizky Satrio Wibowo).
III. Metode Percobaan
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini, antara lain adalah tabung
reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas beaker, gelas ukur silinder, dan
plat tetes.
III.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang kita gunakan dalam percobaan ini, seperti
kertas lakmus biru dan merah, larutan (A, B, C, dan D), Metil merah
(MM), Metil oranye (MO), dan Bromtimol biru (BTB).
III.3 Prosedur kerja
Ambil sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian tetesi kertas
lakmus dengan larutan A, B, C, maupun D dan catat perubahan warna
yang terjadi. Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan pada setiap tabung
sebanyak 3 ml larutan A, B , C, dan D. Tambahkan 2 tetes indikator pada
tabung 1 dengan metil oranye (MO), tabung 2 dengan metil merah (MM),
dan tabung 3 dengan bromtimol biru (BTB). Catat perubahan warna yang
terjadi. Lakukan langkah yang sama untuk larutan-larutan yang lain.

IV. Hasil dan pembahasan


IV.1 Hasil percobaan

No. Larutan Lakmus Lakmus biru Sifat larutan


merah
1. A Tetap Merah Asam
2. B Tetap Merah Asam
3. C Biru Tetap Basa
4. D Biru Tetap Basa

No. Larutan MO MM BTB Perkiraan


nilai pH
1. A Merah Merah Kuning pH<3,1
(asam)
2. B Merah Pink tua Kuning 3,1<pH<4,4
muda (asam)
3. C Kuning Kuning Biru 7,6<pH<8,3
oranye (basa)
4. D Kuning Kuning Biru pH>10
oranye (basa)

1. Cocokkan hasil yang diperoleh dengan rentang trayek Ph masing-masing


indikator
Jawab: Pada larutan A, MO (pH<3,1), MM (pH<4,4), dan BTB (pH<6,0).
Lalu pada larutan B, MO (pH<3,1). MM (pH<4,4), dan BTB (Ph<6,0).
Pada larutan C, MO (Ph>4,4), MM (pH>6,2), BTB (pH>7,6), dan PP
(pH<8,3). Dan yang terakhir larutan D, MO (pH>4,4), MM (pH>6,2), dan
BTB (Ph>7,6).
2. Apa fungsi kertas lakmus dalam percobaan ini?
Jawab: Fungsi kertas lakmus dalam percobaan kali ini adalah untuk meguji
zat itu bersifat asam atau basa.
3. Apa fungsi indikator Ph dalam percobaan ini?
Jawab: Fungsi indikator Ph dalam percobaan kali ini adalah untuk
memeriksa derajat keasaman suatu zat yang mempunyai warna standar
yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan uji coba perkiraan pH dengan
indikator dengan menggunakan beberapa bahan sebagai berikut: Kertas lakmus
biru dan merah, larutan (A, B, C, dan D), Metil merah (MM), Metil oranye
(MO),dan Bromtimol biru (BTB). Fungsi bahan bahan itu dalam percobaan ini
sebagai berikut: Kertas lakmus biru digunakan untuk menguji tingkat pH asam
dan akan berubah warna menjadi merah saat bersentuhan dengan larutan asam,
sedangkan kertas lakmus merah digunakan untuk menguji tingkat pH basa dan
akan berubah warna menjadi biru dengan adanya larutan basa. Lalu ada larutan A,
B, C, dan D yang berguna untuk menguji reaksi yang ditimbulkan jika
dicampurkan dengan indikator warna asam dan basa. Dan yang terakhir ada
beberapa indikator warna seperti metil oranye (MO) yang berfungsi untuk
mentitrasi asam mineral dan basa kuat, digunakan dalam titrasi karena perubahan
warnanya yang jelas dan kontras. Selanjutnya ada metil merah (MM) yang
digunakan untuk menentukan transisi pH dalam kisaran tertentu. Dan indikator
pH yang terakhir ada BTB atau Bromotimol sulfontalein yang biasanya digunakan
dalam aplikasi yang memerlukan pengukuran zat yang memiliki pH relatif netral
(dekat 7), senyawa BTB ini digunakan untuk mengukur kehadiran asam karbonat
dalam cairan.

Tujuan dari melakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui warna yang
dihasilkan dari mencampurkan beberapa larutan (larutan A, B, C, D) untuk
diketahui nilai pH asam dan basa. Percobaan ini memungkinkan kami untuk
mengetahui pH asam dan basa yang tidak diketahui dengan empat indikator yang
digunakan, yaitu Metil Oranye (MO), Metil Merah (MM),dan Bromotimol
sulfontalein (BTB).

Pada percobaan perkiraan pH dengan indikator ini menimbulkan beberapa


reaksi senyawa yang berbeda beda. Dan memiliki hasil yang berbeda beda pula.
Pada larutan A, MO yang berasal dari warna oranye berubah menjadi warna
merah (pH<3,1), MM yang berasal dari warna oranye kemerahan berubah menjadi
merah(pH<4,4), dan BTB yang berasal dari warna oranye kekuningan menjadi
warna kuning(pH=6,0). Lalu pada larutan B, MO berubah menjadi warna merah
(pH<3,1). MM menjadi warna merah (pH<4,4),dan BTB berubah menjadi warna
kuning (Ph<6,0). Pada larutan C, MO berubah menjadi warna kuning (Ph>4,4),
MM menjadi warna kuning (pH> 6,2),dan BTB menjadi warna biru (pH>7,6).
Dan yang terakhir larutan D, MO berubah menjadi warna kuning (pH>4,4), MM
menjadi warna kuning (pH>6,2),dan BTB menjadi warna biru pekat (Ph>7,6)
yang diperkirakan cukup tinggi.

LARUTAN C
Gambar IV.1 Hasil campuran larutan C dengan MM, MO,dan BTB.

LARUTAN D
Gambar IV.2 Hasil campuran larutan D dengan MM, MO,dan BTB.
LARUTAN A
Gambar IV.3 Hasil campuran larutan A dengan MM, MO,dan BTB.

LARUTAN B
Gambar IV.4 Hasil campuran larutan B dengan MM, MO,dan BTB.
Gambar IV.5 Hasil campuran lakmus biru dan lakmus merah dengan MM, MO,
dan BTB.

V. KESIMPULAN
- Untuk menentukan suatu derajat keasaman maka perlu digunakan beberapa
indikator karena pada setiap indikator memiliki trayek perubahan warna yang
berbeda.
- Sifat larutan ada beberapa jenis yakni asam dengan pH= <7, basa dengan
pH= >7, dan netral dengan pH=7.
- Indikator yang digunakan dalam menentukan Ph antara lain, Metil Oranye
(MO), Metil Merah (MM), dan Bromtimol sulfontalein (BTB).

DAFTAR PUSTAKA

Melati, R. 2019. Asom, Basa, Dan Garam. Jakarta: Penerbit Duta.

Sukeml., Usman,, Boyfanei., dkk, 2017.Indikator Asam Basa dan Ekstrak Etanol Pucuk
Daun Pucuk merah. Jurnal Kimia Don Pendidikan Kimia. Vol.2.No.3. Yusnita, M.
2019.Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Jawa Tengah: ALPRIN.

Anda mungkin juga menyukai