Di blog ini, elo akan belajar tentang dasar dasar saham. Elo baru aja belajar saham? Blog ini
special gue bikin khusus buat elo.
Belakangan ini, banyak orang yang masuk ke pasar saham, lalu gak lama kemudian kalah, rugi,
bangkrut, keluar dari pasar saham, terus teriak teriak pasar saham itu tempat buang duit, haram,
yang berhasil pasti duitnya panas (baca: cepet ilang), dll.
Kenapa sih banyak orang yang kalah di pasar saham?
Karena mereka tidak mau belajar dulu. Seperti anak kecil yang gak pernah belajar berenang, tapi
nekat ikut olimpiade loncat indah. Halah.
Selain itu, mereka juga gak punya rencana. Di pasar saham, elo harus punya rencana. Jangan asal
masuk aja. Bayangin aja elo dari Jakarta mau ke Surabaya, tapi elo gak punya rencana mau lewat
mana. Kapan sampenya? Yang ada malah elo bisa nyasar sampe Sumatra. Lebay deh.
Yang terakhir, elo harus disiplin. Elo harus ikutin setiap plan yang elo bikin sebelum masuk ke
pasar saham. Dan elo harus terus setia sama plan yang sudah elo bikin.
Oke, cukup sudah basa basi gue yang kalo diterusin bisa jadi novel.
Untuk menggunakan blog ini, elo tinggal ikutin aja step step yang ada. Baca step step nya
secara berurutan yah. Lompat lompat sih gak masalah kalo elo udah bisa trading sebelumnya.
akan belajar untuk melakukan yang namanya jual rugi (cut loss) untuk menyelamatkan modal
yang elo punya.
Harga saham bisa diprediksi. Perubahan harga yang terjadi bergerak dalam pola yang berulang
ulang. Pola ini terdiri tahapan (stages), arus (waves), dan trend.
Gambar: Stages
Oke, gue gak pinter gambar pake komputer. Tapi paling gak, di sini elo bisa tau gambaran
jelasnya. Kaya gambar anak TK? Yeah, emang kaya gambaran anak TK. Hikz.
Stage Satu
Di stage satu, saham ini telah mengalami penurunan trend berkesinambungan dari waktu yang
lalu. Para penjual sudah selesai jualan. Gak ada yang suka sama saham ini (mungkin karena
banyak yang rugi). Tetapi, trader profesional malah mulai mengumpulkan saham ini. Mereka
lebih tau bahwa ini saat yang tepat untuk belanja, mumpung harganya murah!
Stage Dua
Setelah masa penantian di stage satu, saham ini mulai merangkak naik dan membuat kenaikan
trend. Banyak orang yang gak percaya saham ini naik. Atau bisa juga orang orang tersebut
masih takut untuk masuk ke saham ini (mungkin karena trauma rugi setelah menjual di stage
satu). Bisa dibilang juga, masih banyak orang yang benci sama saham ini. Beberapa trader
profesional masih belanja di stage ini.
Stage Tiga
Akhirnya, stage dua berakhir. Para trader profesional sudah selesai belanja. Dan kenaikan harga
mulai landai, tidak setajam waktu di stage dua. Sayangnya, trader pemula baru masuk di stage
tiga ini. Sementara trader pemula sedang asik asiknya belanja di stage ini, trader profesional
sedang senyum senyum memandangi untung yang ada di portfolio mereka, sambil menjual
sedikit demi sedikit saham yang mereka punya. (Mengakulah wahai trader profesional yang
sedang baca blog ini!)
Stage Empat
Setelah para trader profesional sudah selesai menjual sahamnya, harga perlahan lahan mulai
turun. Parahnya, banyak orang yang gak percaya penurunan trend mulai terjadi. Secara
fundamental, saham ini masih bagus. Banyak orang masih cinta sama saham ini. Penurunan yang
terjadi hanya dianggap koreksi sehat. Mereka mengira kalo saham ini bakal naik lagi.
Di sinilah banyak trader nyangkut. Mereka terlanjur beli di harga tinggi. Karena tidak percaya
saham ini sedang ada di dalam masa downtrend, mereka gak mau jual. Kenyataan yang terjadi:
harga saham ini turun terus! Fenomena yang terjadi: mereka menamai diri mereka nyangkuterz
atau jual rugi (bukan cut loss, tapi rugi banyak, melukai keuangan mereka) dan keluar dari pasar
saham dengan kepala tertunduk.
Ini satu contoh buat elo:
Stages ini terjadi secara berulang ulang. Baik di chart harian, mingguan, atau tahunan.
Kesimpulannya:
Stage satu: elo belanja
Stage dua: elo diem tanpa transaksi, sambil nunggu harga di puncak
Stage tiga: elo mulai jual saham elo di harga tinggi
Stage empat: elo udah gak punya saham ini dan menunggu hingga saham ini sampe di stage satu
berikutnya
Kelihatannya simpel, tapi di setiap stage, ada yang namanya arus (waves). Elo bisa belajar
tentang waves di halaman Belajar Pola Elliot Waves.
Gak susah banget kan belajar saham buat elo? Gue percaya sebagian besar dari elo bilang: lebih
mending belajar ini daripada belajar fisika atau kimia di sekolah. Hahaha.
Yang harus diperhatikan di Elliot Waves adalah wave kenaikan pertama. Di wave pertama ini,
setiap trader profesional akan memasang mata pada saham incaran mereka. Setelah wave
pertama, akan ada wave kedua yang berupa wave penurunan. Nah wave ke dua yang merupakan
wave penurunan inilah kita masuk.
Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar berikut.
Wave Pertama
Elliot Waves terdiri dari lima waves. Di mana waves pertama membentuk harga lebih tinggi
(new high) daripada puncak harga sebelumnya. Ini merupakan sinyal saham tersebut
kemungkinan besar akan berubah trend dari downtrend ke uptrend.
Wave Kedua
Lalu di wave ke dua, harga akan membentuk harga terendah baru (new low) yang lebih tinggi
daripada harga terendah sebelumnya. Di sini kita masuk. Nanti gue jelasin pake chart ADRO
yang gue pake di halaman Belajar Stages.
Wave Ketiga
Wave ketiga ini biasanya lebih panjang, dan lebih kuat daripada wave yang lainnya. Kenaikan
yang terjadi sangat tajam. Trader yang baik akan bertahan sampai wave ini sampai di puncaknya.
Wave ketiga ini adalah wave favorit gue.
Wave Keempat
Trader yang telat masuk di saham yang sudah sampai di wave keempat ini akan merasa kecewa
karena harga saham turun.
Wave Kelima
Walaupun mengalami kenaikan, tetapi wave kelima merupakan kekuatan beli terakhir sebelum
akhirnya saham ini menuju ke downtrend.
Untuk downtrend, Elliot Waves tinggal dibalik aja. Penurunan terjadi dari wave kelima lalu
berakhir di wave pertama.
Harga jual Harga beli = 2000 1800 = 200 (10% lebih dari harga 1800)
Dibulatkan saja ke bawah menjadi 10%. Kalau modal kita 50.000.000 (lima puluh juta), dan kita
hanya menggunakan 20.000.000 saja untuk membeli saham ADRO ini, maka dalam waktu
kurang dari 1 bulan kita akan mendapatkan keuntungan 2.000.000 (dua juta rupiah).
Well, jumlah yang lebih tinggi daripada gaji sebulan waktu gue kerja di sebuah bank swasta di
tahun 2009 lalu.
Pertanyaan tentang: Apakah itu uptrend? Apakah itu downtrend? Akan gue bahas di posting
berikutnya tentang trend.
Di pasar, ada 2 jenis saham yang bisa elo pilih buat main.
Saham yang terus terusan naik...
Dari 2 jenis saham tersebut, mana yang lebih cocok buat elo?
Kalo saham yang terus terusan naik, penurunan / koreksi yang terjadi (ingat wave 2) biasanya
cuma sebentar dan gak dalem. Bahasa analisis teknikal-nya: pullback. Pullback adalah
penurunan sedikit, lalu dilanjutkan kenaikan harga ke level yang lebih tinggi.
Bagi yang mau masuk di saham jenis pertama, elo masuk di pullback.
Saham yang naik turun di situ situ aja cocok untuk trader yang suka main jangka pendek. Elo
bisa prediksi kapan harus masuk di harga berapa kan? Yup, di harga mendekati harga terendah
sebelumnya.
Nah yang gue gambar pake garis putih adalah garis trend. Uptrend ditandai dengan garis trend
yang mengarah ke kanan atas.
Bagi elo yang lebih suka jadi trader jangka panjang, menggambar garis trend bisa sangat
berguna. Apabila harga menembus ke bawah garis trend, mungkin elo bisa mempertimbangkan
untuk keluar dari saham tersebut. Elo bisa masuk lagi kalo harga menembus lagi ke atas garis
trend.
Bagi gue, gak harus tiap saat harus menggambar garis trend. Biasanya gue pake barang yang
paling dekat sama tempat gue duduk, lalu menggunakannya sebagai penggaris. Dan barang yang
paling sering gue gunakan adalah bungkus rokok.
Semakin lama elo lihat berbagai macam chart saham, semakin mudah elo menentukan trend yang
sedang dialami sebuah saham, tanpa harus menggambar atau menggunakan bungkus rokok.
Berikutnya, elo akan belajar gimana cara mudah memprediksi perubahan trend.
Di gejala yang pertama ini, harga menembus garis trend. Sebuah saham lebih sering menembus
garis trend sebelum berubah trendnya menjadi downtrend. Di gejala yang pertama ini, kita bisa
bersiap siap untuk keluar apabila kita ada posisi di saham ini.
Kita tahu kalo uptrend itu pasti membuat higher high dan higher low. Di gejala yang kedua ini,
saham ini mencoba untuk membuat higher high tetapi gagal. Saham ini tidak lagi membuat
higher high, tetapi belum membuat lower low.
Harga saham ini akhirnya membuat lower low. Di sini kita dapat memastikan trend telah
berubah. Saham ini telah membuat lower high dan lower low, yang menandakan saham ini
sedang downtrend.
Oke untuk hasil akhirnya chart saham ANTM jadi begini. Bagian yang dilingkari adalah bagian
3 gejala terjadi.
Untuk perubahan downtrend menjadi uptrend, kita bisa gunakan kebalikan dari 3 gejala di atas.
1. Harga menembus garis trend turun. Garis trend downtrend bisa digaris dengan
menghubungkan antara sederetan lower high.
2. Saham gagal untuk membuat lower low.
3. Harga saham membentuk higher low daripada titik low sebelumnya.
Prediksi perubahan trend ini tidak selalu benar. Ingat bahwa akurasi menggunakan 3 gejala di
atas hanya 60% - 80% saja. Tetapi, dengan menggunakan 3 gejala di atas, kita bisa
mengamankan profit dulu sebelum harga saham terus turun, atau kita bisa mendapatkan profit
lebih besar bila kita memprediksi perubahan trend dari downtrend ke uptrend.
Supaya gampang dan lebih jelas melihat stages, waves, dan trend, kita gunakan Moving Average(MA).
Melalui gambar di atas, kita dapat melihat ada 2 garis yang mengiringi perubahan harga saham
CPIN. Masing - masing garis tersebut berwarna merah dan biru.
garis merah: moving average 10 (MA10)
garis biru: moving average 20 (MA20)
Di sisi kiri gambar, kita bisa melihat harga CPIN turun terus hingga bagian setengah lebih dari
chart. Penurunan harga ini diikuti juga oleh garis MA10 dan MA20 yang ikut turun. Lalu di
bagian akhir chart, harga mulai naik, diikuti juga oleh kedua garis moving average yang turut
bergerak naik.
Lalu bagaimana menggunakan moving average untuk bermain saham?
Simplenya begini, di bagian yang dilingkari, kita bisa lihat garis merah (MA10) bergerak
memotong garis biru (MA20). Kita sebut perpotongan ini dengan nama Golden Cross. (kalau
gambar kurang jelas, klik gambar untuk memperbesar)
Golden cross merupakan tanda awal saham tersebut akan bergerak naik.
Kebalikan dari golden cross adalah Dead Cross. Di gambar di atas, Dead Cross dapat kita jumpai
di sisi sebelah kiri gambar. Perbedaan Golden Cross dan Dead Cross cukup mudah. Pada Golden
Cross, garis MA10 memotong MA20 dari bawah. Sedangkan pada Dead Cross, garis MA10
memotong MA20 dari atas.
Kalau dari contoh gambar di atas, harga pada saat golden cross terjadi adalah di harga 2.300.
Kalau misalkan saja target kita adalah 10% dari modal, berarti kita akan keluar di harga 2.300 +
(10% x 2.300) = 2.760. Kita bulatkan ke atas menjadi 2.800.
Harga 2.800 tercapai dalam waktu kira - kira 4 minggu kemudian.
Cukup mudah bukan?
Inti dari belajar garis moving average adalah: kita beli saat golden cross terjadi, dan kita jual saat
dead cross terjadi.
Gak harus mutlak pakai aturan ini juga sih. Tidak 100% Golden Cross menandakan saham itu
akan naik tajam. Dead Cross juga belum tentu berarti harga saham tersebut akan anjlok. Nah,
untuk memperkuat strategi sederhana ini, kita perlu belajar mengenai Support dan Resistance.
Dengan menggunakan support dan resitance, kita akan lebih mudah menentukan kapan kita
harus cut loss, kapan kita harus mengambil keuntungan.
Belajar support dan resistance akan gue bahas di posting selanjutnya.
Harga juga bergerak naik dan turun di batas batas tertentu. Ada batas atas (resistance). Ada
batas bawah (support).
Mengenal support dan resistance.
Mengapa harga sebuah saham bergerak hanya di batas batas tertentu? Harga saham bisa
bergerak karena ada manusia yang memperdagangkannya. Dan manusia bisa ditebak. Jadi, elo
harus mengerti tentang aspek psikologi dibalik pergerakan harga saham.
Belajar tentang psikologi dibalik pergerakan harga saham.
Psikologi manusia dibalik pergerakan harga saham membentuk sebuah alur yang dinamakan
chart. Selanjutnya, elo akan belajar cara membaca chart.
Belajar membaca candlestick chart.
Pola candlestick
Chart bisa dibaca seperti membaca cerita.
Oke, dasar dasar belajar saham sampai di sini.
Sudahkah anda mempunyai online broker?
Online Broker: cari, seleksi, dan pilih.
Elo sudah belajar dasar bermain saham. Elo bisa menuju ke step selanjutnya: Strategi Bermain
Saham.
Bandarmologi
Strategi pertama adalah belajar mengetahui apa itu bandarmologi. Bandarmologi sedikit berbau
mistis, dimana hampir setiap saham pasti ada penunggunya.
Bandarmologi: Akumulasi, Fase kenaikan harga, dan Distribusi
Fibonacci Retracements
Strategi berikut penting untuk memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk membeli saham
(entry strategy). Tidak selalu 100% benar, tapi elo bisa gunakan juga pola candlestick untuk
membuat perkiraan yang lebih akurat.
Fibonacci Retracements
AR Kanan
Elo sudah beli semua saham yang elo incar, tapi modal elo masih tersisa. Gak ada salahnya elo
coba strategi berikut. Strategi khusus bagi mereka yang kuat jantungnya. Strategi langsung
untung dalam semalam!
Strategi AR Kanan
BO Trading
Pernah merasa bosan waktu menunggu harga naik? Elo sudah punya saham di harga dasar, tapi
kok harganya cuma di situ situ aja? Strategi berikut mungkin cocok buat elo. Tapi ingat, set cut
loss elo dengan ketat.
Break Out Trading
Selamat! Elo sudah selesai belajar dari Pemula: Belajar Dasar Trading, Menengah: Strategi
Bermain Saham, dan Strategi Tingkat Lanjut.