Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PENDIDIKAN KIMIA B
UJIAN TENGAH SEMESTER
Mata Kuliah
Hari/Tanggal
Waktu
Sifat
Dosen

: MKDP Kurikulum dan Pembelajaran


: Jumat/ 21 Maret 2014
: 1 Minggu
: Takehome Examination
: Dr. Rusman, M.Pd.

A. Petunjuk
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar
Jawaban ditulis dengan rapih atau di tik pada kertas A4 font 12 Times New Roman
Jawaban dikumpulkan pada tanggal 28 Maret 2014 via diemail ke:
rusman_71@yahoo.com atau dikumpulkan di kelas.
A. SOAL
1. Berkenaan dengan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Coba Anda jelaskan
langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum di sekolah!
2. Pada saat mengembangkan kurikulum, perlu diperhatikan landasan atau pijakan
dalam pengembangan kurikulum. Coba Anda jelaskan 4 landasan yang dijadikan
pijakan dalam pengembangan kurikulum.
3. Kurikulum perlu didesain/dirancang sebelum dilaksanakan/diimplementasikan di
lapangan. Berkenaan dengan hal tersebut.
a. Coba Anda jelaskan 4 model desain kurikulum yang dapat dikembangkan oleh
pengembang kurikulum. Model manakah yang lebih mudah diterapkan dalam
pelaksanaan di lapangan.
b. Jelaskan minimal 2 model pengembangan kurikulum yang Anda ketahui. Model
apa yang menurut Anda cocok untuk pengembangan kurikulum di Indonesia?
4. Coba Anda jelaskan apa yang dimaksud Kurikulum sebagai suatu Sistem.
Berikan contoh kongkrit dari penjelasan yang Anda berikan.
5. Kurikulum di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan dan
penyempurnaan. Menurut Anda apa yang menyebabkan kurikulum terus berubah
dan disempurnakan? Bagaimana peran guru seharusnya dalam hal tersebut?
6. Mulai bulan Juli 2013 pemerintah melaksanakan kurikulum 2013 pada beberapa
sekolah sasaran khususnya kelas I dan IV. Coba Anda jelaskan 3 elemen perubahan
dalam kurikulum 2013.
Selamat Bekerja

NAMA : HERIZAL RAMADHAN


NIM : 1206083
Pendidikan Kimia B
Jawaban
1. langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum di sekolah
1)

Perumusan tujuan

Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan


harapan. Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan.
2)

Menentukan isi

Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh siswa
selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata
pelajaran-mata pelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk
kurikulum itu sendiri.
3)

Memilih kegiatan

Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujuan dan pengalaman-pengalaman belajar


yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang
digunakan.
4)

Merumuskan evaluasi

Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum. Evaluasi perlu di lakukan untuk
memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi
dapat di lakukan secara terus menerus.
2. A. Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang
didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum. Filsafat
berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapai manusia, termasuk masalah
pendidikan. Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja memerlukan ilmu-ilmu lain
sebagai penunjang, di antaranya filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah
penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah
pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pemikiran filsafat
yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya dan

pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu : filsafat idealisme, realisme dan filsafat
fragmatisme.
B. Landasan Psikologi, Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum,
tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi atau
bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau
pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.
Implikasi dari pengetahuan tentang anak terhadap proses pembelajaran (actual curriculum)
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu berpusat kepada
perubahan tingkah laku peserta didik.
2) Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat dan perhatian
anak, bahan tersebut mudah diterima oleh anak.
3) Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
4) Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak.
5) Sistem evaluasi berpadu dalam satu kesatuan yang menyekuruh dan berkesinambungan
dari satu tahap ke tahap yang lainnya dan dijalankan secara terus menerus.
C. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , Pendidikan merupakan usaha
menyiapkan subjek didik (siswa) menghadapi lingkungan hidup yang mengalami
perubahan yang semakin pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang
akan datang. Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu-ilmu
lainnya untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Ilmu dan teknologi tak dapat
dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang teramat pesat seiring lajunya
perkembangan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan dan kemampuan- kemampuan tersebut, maka ada hal-hal yang
dijadikan sebagai dasar, yakni:
1) Pembangunan IPTEK harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif
dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana iptek,
pelaksanaan dan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan
jasa.
2) Pembangunan IPTEK tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk meningkatkan
kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.
3) Pembangunan IPTEK harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai luhur
budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.

4) Pembangunan IPTEK harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas, efesiensi


dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.
5) Pembangunan IPTEK berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang memberikan nilai
tambah dan memberikan pemecahan masalah konkret dalam pembangunan.
D. Landasan Sosiologis, Landasan sosiologis menyangkut kekuatan-kekuatan sosial di
masyarakat. Kekuatan-kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Kekuatan itu dapat berupa kekuatan yang nyata maupun yang
potensial, yang berpengaruh dalam perkembangan kebudayaan seirama dengan dinamika
masyarakat.
Perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat akan mengubah pula kebutuhan
masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipenuhi oleh kondisi dari masyarakat itu sendiri.
Adanya perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya sebagian besar
disebabkan oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota masyarakat tersebut. Di
sisi lain kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhadap individuindividu sebagai sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum
yang hanya berdasarkan pada keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat modern yang bersifat teknologis dan mengglobal.
Pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang
mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. Lingkungan sosial budaya
merupakan sumber daya yang mencakup kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan uraian di atas, sangatlah penting memperhatikan faktor kebutuhan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum. Perkembangan masyarakat menuntut tersedianya proses
pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat maka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan
pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.
3. A. Model Desain Kurikulum
(1) Separated subject curriculum (Isi kurikulum disusun dalam bentuk mata-mata pelajaran);
(2) Correlated curriculum (Isi kurikulum disusun dengan menghubungkan mata-mata
pelajaran yang terkait);
(3) Broadfiled curriculum (Isi kurikulum memadukan materi dari mata-mata pelajaran yang
serumpun);
(4) Fused curriculum (Isi kurikulum merupakan paduan dari sejumlah/semua mata pelajaran)
Model yang mudah diterapkan di lapangan, yaitu Separated subject curriculum karena dengan
menyusun kurikulum dalam bentuk mata-mata pelajaran akan lebih memudahkan guru untuk
menilai keberhasilan dari model tersebut.
B. Model pengembangan kurikulum
Model Rogers
Cara Rogers adalah seorang ahli psikologi yang berpandangan bahwa manusia dalam
proses perubahan mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembangsendiri. Berdasarkan
pandangan tentang manusia maka rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum
yang disebut dengan modelRelasi Interpersonal Rogers

Ada empat langkah pengembangan kurikulum model rogers diantaranya adalah:


1. Pemilihan satu sistem pendidikan sasaran
2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru
3. Pengembangan satu pengalaman kelompok yang intensif bagi satu kelas atau unit
pelajaran.
4. Melibatkan orangtua dalam pengalaman kelompok yang intensif.
Rogers lebih mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rencana
pengembangan kurikulum tertulis, yakni melalui aktivitas dan interaksi dalam
pengembangan kelompok intensif yang terpilih.
Model Demonstrasi
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass-rotss, datang dari bawah. Model ini
diprakarsai oleeh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya bersekala kecil, hanya
mencakup satu atau beberapa sekolah, satu komponen kurikulum atau mencakup
keseluruhan komponen kurikulum.
Menurut Smith, Stanley, dan Shores ada dua variasi model demonstrasi ini:
1. Sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah ditunjuk untuk melaksanakan
suatu percobaan tentang pengembangan kurikulum.
2. Bentuk kedua ini kurang bersifat formal. Beberapa guru yang merasa kurang puas
dengan kurikulum yang ada, mencoba mengembangkan penelitian dan mengembangkan
sendiri. Mereka mencoba menggunakan hal-hal yang lain yang berbeda dengan yang
berlaku.
Model yang cocok untuk pengembangan kurikulum di Indonesia, yaitu model demonstrasi
karena dengan model ini setiap guru dari sekolah yang berbeda bisa melakukan berbagai
pengembangan yang berbeda dan didiskusikan sehingga proses pengembangan kurikulum
akan berjalan baik dan setiap guru bisa memahami pengembangan kurikulum.
4. Beberapa pandangan dari para ahli mengenai Sistem : Menurut Ludwig Von Bartalanfy,
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara
unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot, Sistem adalah suatu
kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. . Seperti yang kita ketahui
bahwasanya kurikulum memiliki komponen-komponen yang didalamnya terdapat tujuan
utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Dan karena itulah komponen-komponen
tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum sehingga
karena itu dikatakanlah kurikulum sebagai suatu sistem.
Contohnya
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:
a. tujuan yang ingin dicapai, b. materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan, c.
susunan materi/pengalaman belajar dan d. evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan tercapai.
1.Tujuan Kurikulum KBK
Dalam pendidikan terdapat 2 jenis standart yaitu standart akademis (academic content
standarat) dan standart kompetensi (performance standart).
2. Komponen isi/Materi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenisjenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut.
Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan
yang ada.
3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Dalam
konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, juga digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan
strategi yang ditetapkan. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum, dengan
evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran,
keberhasilah siswa, guru dan proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi
dapat dibuat keputusan kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya
bimbingan yang diperlukan.
5. Penyebab yang membuat kurikulum berubah dan disempurnakan, yaitu:

Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan


kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan
kebutuhan masyarakat.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat
antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan
lingkungan serta sarana pendukungnya.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti tujuan
materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku pelajaran.
Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana
prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.

Peran guru seharusnya adalah guru mengerti secara mendalam bahwa istilah-istilah
tersebut adalah manifestasi dari pendekatan konstruktivisme yang mendasari kurikulum
Guru seharusnya paham bahwa teori belajar konstruktivisme meyakini, siswa sendirilah
yang akan menyusun pengetahuan di dalam otaknya. Kaum konstruktivis yakin bahwa
siswa berangkat ke sekolah bukan dengan kepala kosong. Siswa memiliki kemampuan
awal yang sungguh akan menjadi efektif ketiksa guru berhasil mengkaitkan kompetensi
yang akan dijaarkan dengan hal yang sudah dikuasai siswa (prior knowledge).

6. Pada kurikulum 2013 adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hards skills
dengan mengasah 3 ranah, yaitu : sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
A. Perubahan Standar Isi
Aspek SI pada jenjang SD-SMP yang mengalami perubahan adalah pada kedudukan mata
pelajaran dan struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu). Bentuk perubahan SI
dimana pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, pada kurikulum 2013
mata pelajaran diturunkan dari kompetensi. Sedangkan pendekatannya sama-sama
dilakukan melalui pendekatan mata pelajaran.
B. Perubahan Standar Proses
Semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, sekarang dilengkapi
dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas saja, tetapi juga di lingkungan sekolah,
alam, dan masyarakat.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan guru.
C. Perubahan Standar Penilaian
Penilaian berbasis kompetensi.
Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
Mendorong pemanfaatan portfolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian.

Anda mungkin juga menyukai