nya sehingga guru dapat mengubah model mengajar agar para peserta didik tidak merasa
terbebani ketika mempelajari mata pelajaran tersebut, untuk mengetahui kesulitankesulitan nya, guru dapat membuat angket. Selanjutnya, jika hanya beberapa peserta
didik, guru dapat memberikan waktu luang untuk memberikan pelajaran tambahan di luar
jam pelajaran, namun pelajaran yang diajarkan tidak formal, tapi memberikan suatu
contoh dalam kehidupan sehari-hari agar meningkatkan minat mata pelajaran yang
diajarkan guru.
3. Perbedaan Bimbingan dan Konseling dalam sebuah matriks
No.
1
Aspek
Pengertian
Tujuan
Bimbingan
Konseling
berkesinambungan, agar
sendiri
1. Merencanakan
kegiatan
penyelesaian studi
2. Mengembangkan
seluruh potensi dan
kekuatan yang
dimilikinya
seoptimal mungkin
3. Menyesuaikan diri
dengan lingkungan
pendidikan
4. Mengatasi hambatan
1. Mengadakan
perubahan perilaku
pada diri konseli agar
hidupnya lebih
produktif dan
memuaskan
2. Memelihara dan
mencapai kesehatan
mental yang positif
3. Mencapai keefektivan
pribadi
4. Mendorong individu
mampu mengambil
keputusan penting
bagi dirinya.
4. Asas kerahasian, yaitu asas kunci dalam upaya bimbingan dan konseing yang harus
dijalankan agar mendapat kepercayaan dari para siswa dan pelayanan bimbingan dan
konseling akan dimanafaatkan secara baik oleh siswa.
Asas keahlian, yaitu usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara teratur,
sistematik, dan dengan mempergunakan teknik alat yang memadai agar menjamin
keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, dan selanjutnya keberhasilan usaha
bimbingan dan konseling akan menaikan kepercayaan masyarakat pada bimbingan dan
konseling.
5. Layanan Dasar Bimbingan ialah layanan bibingan yang bertujuan membantu seluruh
siswa mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
hidupnya.
Strategi : Memberikan pemahaman kepada seluruh peserta didik mengenai minat dan
bakat dengan cara presentasi di hadapan seluruh siswa agar siswa termotivasi dan
mengenal dirinya sendiri secara utuh.
Layanan Responsif, yaitu layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini.
Strategi : Menjelaskan kepada para peserta didik secara tatap muka mengenai studi di
SLTA yang sesuai dengan minat dan bakat mereka sehingga tidak ada kesalahan dalam
pemilihan program studi.
Layanan Perencanaan Individual, upaya bimbingan yang bertujuan membantu seluruh
siswa membuat dan mengimplementasikan rencana pendidikan, karier, dan kehidupan
social pribadinya.
Strategi: Memberikan penjelasan kepada seluruh peserta didik mengenai karier yang
akan dipilih oleh peserta didik agar peserta didik lebih memantapkan pilihan nya kelak.
Dukungan Sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara, serta meningkatkan program bimbingan.
Strategi: Membuat kegiatan-kegiatan manajemen yang diarahkan pada pengembangan
program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengembangan dan
penataan kebijakan, prosedur, serta teknik bimbingan dan konseling.
6. Kepala Sekolah : berperan sebagai menetapkan koordinator guru pembimbing yang
bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
berdasarkan kesepakatan guru pembimbing dan menjalin kerja sama dengan instansi lain
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.
Wali Kelas : membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
di kelas yang menjadi tanggung jawab, untuk mengikuti layanan bimbingan dan
B. Masalah Sosial
Masalah yang sulit berinteraksi social dengan guru, teman-teman, dan berinteraksi
dengan lingkungan social yang baru, upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memerhatikan
keunikan karakteristik pribadi dan juga menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahamn diri, dan sikap-sikap yang
positif.
C. Masalah Belajar
Sulitnya peserta didik untuk memahami atau mengerti suatu pelajaran yang diajarkan
oleh guru mata pelajaran sehingga mengakibatkan hasil prestasi yang kurang
memuaskan, contoh nya peserta didik sangat sulit mengerti pelajaran fisika sehingga akan
mencontek ketika ujian fisika diadakan, upaya yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan suasana belajar yang kondusif, mengembangkan cara belajar yang
efektif, dan mampu mneyesuaikan diri terhadap semua tuntutan progam/pendidikan.
D. Masalah Karir
Masalah yang terjadi ketika peserta didik bingung untuk menentukan pekerjaan yang
sesuai dengan minat bakat sehingga akan menyebabkan stress dan tidak siap ketika terjun
ke dalam dunia kerjanya, contohnya peserta didik yang dipaksa untuk menjadi dokter
oleh orang tua nya, tapi peserta didik tersebut ingin menjadi pelukis sesuai dengan
keahlian nya yang menyebabkan pekerjaan yang dilakukan nya tidak akan optimal
bahkan asal-asalan yang dapat merugikan diri sendiri bahkan lingkungan sekitar nya,
upaya yang dapat dilakukan adalah membantu individu merencanakan, memberikan
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahan kondidi dan kemampuan
diri, pemahaman kondisi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan individu
sebagai bagian integral dari program pendidikan, dan juga mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang
positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan dalam
keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan social-budaya
yang terus menerus berubah.
Referensi
Juntika Nurihsan, Achmad. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama
Sukardi, K.D., dan Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta