PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum yang
menyangkut tubuh dan nyawa manusia. Untuk pengusutan dan penyidikan
serta penyelesaian masalah hukum ini ditingkat lebih lanjut sampai akhirnya
pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan berbagai ahli dibidang
terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara
tindakan yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut.
Dalam hal terdapat korban, baik yang masih hidup, maupun yang meninggal
akibat peristiwa tersebut, diperlukan seorang ahli dalam bidang kedokteran
untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang menangani kasus
tersebut. Dokter yang diharapkan membantu dalam proses peradilan ini
akan berbekal pengetahuan kedokteran yang dimiliknya yang terhimpun
dalam khazanah Ilmu kedokteran Forensik.1
Ilmu Kedokteran Forensik juga dikenal dengan nama legal medicine,
adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari
pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta
keadilan. Dalam suatu perkara pidana yang menimbulkan korban, dokter
diharapkan dapat menemukan kelainan yang terjadi pada tubuh korban,
bilamana kelainan tersebut timbul, apa penyebabnya serta apa akibat yang
ditimbulkan terhadap kesehatan korban. Dalam hal korban meninggal,
dokter
diharapkan
dapat
menjelaskan
penyebab
kematian
yang
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan referat ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tanatologi?
2. Apa saja manfaat tanatologi?
3. Apa saja jenis kematian?
4. Apa saja tanda tidak pasti kematian?
5. Apa saja tanda pasti kematian?
6. Bagaimana memperkirakan saat kematian?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan referat ini adalah untuk menjelaskan tentang
tanatologi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir Stase Forensik dan
Medikolegal di RSUD Raden Mattaher Jambi.
1.4
Manfaat Penulisan
Penulisan referat ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
wawasan bagi dokter muda yang sedang dalam proses pendidikan di Stase
Forensik Dan Medikolegal RSUD Raden Mattaher mengenai tanatologi
sebagai salah satu ilmu dasar dalam Ilmu Kedokteran Forensik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
b.
saat
kematian
diperlukan pengamatan,
4. Terjadinya pembusukan
5. Terjadinya adipocere atau mummifikasi2,4
c.
pembedahan
mayat
(autopsy)
dengan
atau
tanpa
pemeriksaan
jenazah
juga
diikutsertakan
dalam
2.2.
Jenis-jenis Kematian
Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati somatis
(mati klinis), mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati batang
otak).1
1.
2.
3.
4.
Mati serebral
Adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang
otak dan serebelum. Sedangkan
2.3.
seseorang berupa tanda kematian yang perubahannya biasa timbul dini pada saat
meninggal atau beberapa menit kemudian. Perubahan tersebut dikenal sebagai
tanda kematian yang nantinya akan dibagi lagi menjadi tanda kematian pasti dan
tanda kematian tidak pasti.1
Tanda-tanda tidak pasti mati :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.4.
a.
Kaku mayat
Perubahan yang didapati pada mayat adalah terjadinya kekakuan pada
otot-otot tubuh. Ini disebut kaku mayat, rigor mortis atau cadaveric rigidity.3
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat
seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang
menghasilkan energy. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan myosin tetap lentu. Bila
cadangan glikogen dalam otot habis, maka energy tidak terbentuk lagi, aktin dan
myosin menggumpal dan otot menjadi kaku.2
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai
tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luat tubuh (otototot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bahwa kaku
mayat ini menjalar kraniokaudal. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi
lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan
yang sama. Kaku mayat umumnya tidak disertai pemendekan serabut otot, tetapi
jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada dalam posisi teregang, maka saat
kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot.2
2.
Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh
panas. Otot-otot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah
robek). Keadaan ini dapat dijumpai pada korban mati terbakar. Pada
heat
stiffening
serabut-serabut
ototnya
memendek
sehingga
Yang dinilai
Perkiraan kematian
jam
sukar dilawan
24 jam
Keterangan
Terdapat tanda
sempurna, mulai
rekalsasi kembali
b.
berkumpul mencari tempat yang lebih rendah, pengumpulan darah pada pada
tempat yang terendah tersebut akan menyebabkan kulit disekitar itu menjadi
berwarna merah keunguan (livide).4
10
Keadaan
Merah bata
Keracunan
(cherry red)
karbonmonoksida atau
Mekanisme
hydrocyanic acid
Coklat kebiruan
Keracunan kalium
atau coklat
chlorate, potasium
kehitaman
bikarbonat, nitrobenzen
Coklat tua
Keracunan fosfor
Tenggelam atau
didinginkan
Merah terang
Keracunan sianida
11
G
a
m
b
a
r
2.2. Lebam mayat (kiri) dan Luka Memar (kanan)8
Tabel 2.3. Perbedaan Antara Lebam Mayat Dengan Luka Memar3
Lebam mayat
Luka Memar
Lokasi
Dimana saja
Permukaan
Tidak menimbul
Bisa menimbul
Warna
Distensi kapiler-vena
Efek
penekanan
Bila dipotong
lahan
Mikroskopis
12
Enzimatik
Kepentingan
Memperkirakan waktu
medikolegal
yang digunakan
c.
benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan
konfeksi.1
Suhu tubuh ternyata turun tidak sama rata setiap jamnya. Penurunan suhu
bagian luar tubuh tidak sama dengan bagian dalam tubuh karena dipengaruhi oleh
suhu udara luar. Ternyata suhu bagian dalam tubuh tetap bertahan sama untuk 2
sampai 3 jam, sesudah tahap ini suhu turun secara bertahap sampai mendekati
suhu sekitarnya, oleh karena itu kita mendapati penurunan temperature dalam
berbentuk kurva sigmoid atau seperti huruf S.3
Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :1,2,3
1. Suhu tubuh sekitar
Suhu mayat akan turun lebih cepat bila perbedaan suhu tubuh dan suhu
sekitarnya besar.
2. Umur
Anak-anak dan orang tua suhu lebih cepat turun dibandingkan dengan
orang dewasa dan remaja.
3. Kelamin
Penurunan suhu tubuh lebih lama pada perempuan karena umunya
mengandung lemak lebih banyak.
4. Gizi
Orang kurus lebih cepat turun dibandingkan dengan orang gemuk.
5. Penutup tubuh
Tubuh yang terbungkus lebih lambat menurun suhunya.
13
6. Ruangan
Mayat dalam ruangan tertutup akan lebih lambat turun suhunya
dibandungkan mayat yang terletak di ruang terbuka
7. Penyakit
Suhu mayat yang mati karena penykit kronis akan lebih cepat menurun
suhunya, tetapi diperlambat pada kematian dengan demam akut.
Untuk korban yang berada dalam media air atau dalam tanah, perlu
diperhitungkan bahwa penurunan suhu akan berbeda dengan penurunan di udara
terbuka. Penurunan paling cepat dalam media air (tenggelam) dan terlama dalam
media tanah (di kubur).3
Pada penelitian di Negara barat yang dilakukan oleh marshall dan hoare
(1962) terhadap mayat telanjang dengan suhu lingkungan 15,5C, yaitu penurunan
suhu dengan kecepatan 0,55C tiap jam pada 3 jam pertama paska mati, 1,1C tiap
jam pada 6 jam berikutnya, dan kira-kira 0,8C tiap jam pada periode selanjutnya.
Kecepatan penurunan suhu ini menurun hingga 60% bila berpaikan. Hal ini
mungkin akan berbeda jika di Indonesia dikarnakan dipengaruhi oleh faktor suhu
lingkungan.1
Penentuan lam kematian dapat ditentukan melalui rumus yaitu: 1,3,6
Lama kematian (jam) = suhu tubuh (37C) suhu rektal (saat diperiksa) + 3
d.
dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi
dalam keadaan steril. Autolisis timbul akibat kerja digesti oleh enzim yang
dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.1
Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh
segera masuk jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut
untuk bertumbuh. Sebagian berasal dari usus dan yang tertutama adalah
14
dinding
tubuh akan
15
jam ukuran
kematian.
e.
atau berminyak atau berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh
pasca mati. Adiposera terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk
oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenesasi sehingga terbentuk asam
lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat,
jaringan saraf yang termumifikasi. Adiposera terapung di air, bila dapanaskan
mencair dan terbakar dengan nyala kuning,larut di dalam akibat panas eter.1
Adiposera dapat terbentuk di sebarang lemak tubuh, bahkan di dalam
hati, tetapi lemak superfisial yang pertama kali terkena. Biasanya perubahan
berbentuk bercak, dapat terlihat dipipi, payudara atau bokong, bagian tubuh
atas ekstemitas.1
16
f.
Mummifikasi
Perubahan pada tubuh setelah meninggal dapat digantikan dengan
mumifikasi. Mumifikasi berasal dari bahasa Persia mum yang berarti lilin.
Mayat yang mengalami mumifikasi akan tampak kering, berwarna coklat, kadang
disertai bercak warna putih, hijau, atau hitam, dengan kulit yang tampak tertarik
terutama pada tonjolan tulang, seperti pada pipi, dagu, iga, dan panggul. Organ
dalam umumnya mengalami dekomposisi menjadi jaringan padat berwarna coklat
kehitaman. Mumifikasi terjadi karena bakteri tidak bisa berkembang dalam
keadaan tersebut. Sekali mayat mengalami mumifikasi maka kondisinya tidak
akan berubah kecuali diserang oleh serangga.
17
2.
3.
4.
5.
rendah, sirkulasi udara yang baik, dan suhu yang hangat, namun dapat pula terjadi
di daerah dingin dengan kelembapan rendah. Ditempat yang bersuhu panas,
mumifikasi lebih mudah terjadi, bahkan dengan mengubur dangkal mayat dalam
tanah berpasir. Faktor utama dalam tubuh yang mendukung terjadinya mumifikasi
antara lain adalah dehidrasi premortal, habitus yang kurus dan umur yang muda,
dalam hal ini neonatus lebih sering.2
Manfaat terjadinya mumifikasi :2
2.6
1.
Mengawetkan mayat
2.
Menghambat pembusukan
3.
4.
5.
18
1. Mata
Perubahan mata setelah kematian berupa hilangnya refleks kornea, refleks
konjungtiva, dan refleks cahaya, kornea menjadi pucat/keruh. Bila mata terbuka
pad atmosfer yang kering, sklera di kiri kanan kornea akan berwarna kecoklatan
dalam beberapa jam berbentuk segitiga dengan dasar di tepi kornea (taches noires
sclerotiques). Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak kira-kira 6 jam paska
mati. Baik dalam keadaan mata tertutup maupun terbuka, kornea menjadi keruh
kira-kira 10-12 jam pasca mati.
Kecepatan kekeruhan dipengaruhi oleh:1,2
1.
2.
Keadaan korban sebelum mati (bila sakit mata maka kekeruhan akan cepat
terjadi).
3.
19
Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas diskus kabur dan hanya pembuluhpembuluh besar yang mengalami segmentasi yang dapat dilihat dengan latar
belakang kuning-kelabu.
Dalam waktu 7-10 jam pasca mati akan mencapai tepi retina dan batas
diskus akan sangat kabur. Pada 12 jam pasca mati diskus hanya dapat dikenali
dengan adanya konfergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa. Pada
15 jam pasca mati tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan
diskus, hanya macula saja yang berwarna coklat gelap.1,2
2. Lambung
Kecepatan pengosongan lambung sangat bervariasi. Dalam 1 jam pertama
separuh dari makanan yang masuk ke lambung sudah dicerna dan masuk ke
pylorus. Setengahnya dari sisa ini akan masuk ke pylorus akan masuk pada jam ke
2. Sisa setengahnya lagi akan selesai dicerna dan keluar dari lambung pada jam ke
3, dan selesai seluruhnya kira-kira 4 jam. Karena kecepatan pengosongan
lambung bervariasi maka tidak dapat digunakan untuk memberi penunjuk pasti
waktu antara makan terakhir dan saat mati. Namun keadaan lambung dapat
digunakan untuk menyimpulkan apa yang dimakan korban sebelum meninggal.1,3
3. Rambut
Perubahan rambut dengan mengingat bahwa kecepatan tumbuh rambut
rata-rata 0,4mm/hari, panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan
untuk memperkirakan saat kematian. Cara ini hanya dapat digunakan bagi pria
yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis atas jenggotnya dan diketahui saat
terakhir ia mencukur.1
4. Perubahan rambut.
5. Pertumbuhan kuku
Pertumbuhan kuku. Sejalan dengan hal rambut tersebut diatas ,
pertumbuhan kuku diperkirakan 0,1 mm per hari. Bisa dipergunakan bila dapat
diketahui saat terakhir yang bersangkutan mmotong kuku.1
6. Perubahan cairan serebrospinal
Perubahan dalam cairan serebospinal. Kadar nitrogen asam amino kurang
dari 14 mg% menunjukkan kematian belum lewat 10 jam, kadar nitrogen nonprotein kurang dari 80 mg% menunjukkan kematian belum 24 jam, kadar
kreatinin kurang dari 5 mg% dan 10 mg% masing-masing menunjukka kematian
belum mencapai 10 jam dan 30 jam.1
9. Reaksi supravital
Reaksi supravital, yaitu reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang
masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang masih hidup. reaksi
supravital sangat penting dalam mencapai tingkat yang lebih tinggi presisi dalam
mengestimasi waktu sejak kematian Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat
21
yang masih segar, misalnya rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi
otot mayat hingga 90-120 menit pasca mati dan mengakibatkan sekresi kelenjar
keringat sampai 60-90 menit pasca mati, sedangkan trauma masih dapat
menimbulkan perdarahan bawah kulit sampai 1 jam pasca mati.1,10
22
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Seorang pria bernama Edwarsin berusia tujuh belas tahun ditemukan tewas
tergantung di tepi tangga menuju lantai dua rumahnya dengan mengenakan
pakaian SMA pada siang hari tanggal 4 Desember 2014 pukul 14.00 WIB. Pria
tersebut ditemukan tidak bergerak, tidak teraba denyut jantung dan tidak bernafas.
Tubuh dingin, wajah bengkak, lidah terjulur, tangan dan kaki merah keunguan,
celana tampak basah. Terlihat satu untai tali jemuran berwarna biru menggantung
leher korban dengan simpul hidup ke pembatas tangga rumahnya dan ditemukan
sebuah kursi didekat jenazah. Kaki pria tersebut terletak lima sentimeter di atas
lantai. Keadaan di TKP memperlihatkan kondisi ruangan yang rapi dan tidak ada
barang-barang yang hilang. Dari pemeriksaan luar terhadap tubuh jenazah hanya
ditemukan tanda kekerasan tumpul berupa jejas jerat pada leher dan pada
pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda asfiksia mekanik dan patah tulang.
23
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
NO:333/VR-J/VD/XII/2014
24
HASIL PEMERIKSAAN:----------------------------------------------------------------Dari pemeriksaan luar dan dalam yang telah saya lakukan atas, tubuh jenazah
tersebut di atas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut----------------------------------A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH-------1. Identitas Umum Jenazah :----------------------------------------------------a. Jenis Kelamin
: Laki-laki-----------------------------------------
b. Umur
c. Panjang Badan
d. Berat Badan
e. Warna Kulit
: Kuning Langsat---------------------------------
panjang nol koma lima sentimeter, tidak mudah dicabut------------h. Golongan darah
: A--------------------------------------------------
i.
: Cukup--------------------------------------------
Kesan Gizi
: Tidak ada----------------------------------------
b. Jaringan parut
: Tidak ada----------------------------------------
c. Tanda Lahir
: Tidak ada----------------------------------------
d. Tahi Lalat
: Tidak ada----------------------------------------
e. Cacat Lahir
: Tidak ada----------------------------------------
f. Penutup Jenazah
: Tidak ada----------------------------------------
g. Kantong Jenazah
:---------------------------------------------------------
25
: Tidak ada---------------------------------------------
k. Lain Lain
:---------------------------------------------------------
2. Lebam mayat
: Tidak ada-------------------------------------------------
26
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR-----------------1. Permukaan Kulit Tubuh :-------------------------------------------------------a. Kepala
:--------------------------------------------------------------
Wajah
: Tampak bengkak----------------------------------
b. Leher
:------------------------------------------------------------
:--------------------------------------------------------------
d. Dada
e. Punggung
f. Perut
g. Bokong
: -------------------------------------------------------------
Bokong kanan : Tidak ada kelainan------------------------------------ Bokong kiri : Tidak ada kelainan-------------------------------------h. Dubur
:--------------------------------------------------------------
Lingkar dubur : Tidak ada kelainan ----------------------------------- Liang dubur : Tidak ada kelainan --------------------------------------
27
b. Kiri
:-----------------------------------------------------------------------
Alis mata
:--------------------------------------------------------------
- Kanan
lima sentimeter----------------------------------------------------------- Kiri : Warna hitam, lurus, panjang bulu mata nol koma lima
sentimeter---------------------------------------------------------------- Kelopak mata :-------------------------------------------------------------- Kanan
- Kiri
- Kiri
:-----------------------------------------------------
- Kanan
- Kiri
Kanan
Kiri
: Tampak keruh--------------------------------------------
Pupil mata
:-----------------------------------------------------
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
b. Hidung
:----------------------------------------------------------------------
Bentuk hidung
Lubang hidung
c. Telinga
:-----------------------------------------------------------------------
Bentuk telinga
:----------------------------------------------------
- Kanan
- Kiri
d. Pipi
:-----------------------------------------------------------------------
- Kanan
- Kiri
e. Dagu
f. Mulut
:-----------------------------------------------------------------------
Bibir atas
: Berwarna biru-------------------------------------------
Bibir bawah
: Berwarna biru--------------------------------------------
29
Pelir
Kantung pelir : Teraba dua buah biji pelir, tidak ada kelainan-
:----------------------------------------------------------
c. Tulang belakang
d. Tulang leher
f. Tulang tulang punggung : Tidak ada kelainan--------------------------g. Tulang tulang panggul : Tidak ada kelainan---------------------------h. Tulang anggota gerak
: -------------------------------------------
f. Otak besar
: -------------------------------------------
30
Berat seribu tiga ratus gram, panjang tiga puluh sentimeter, lebar
sepuluh sentimeter, tebal sembilan sentimeter, pada pengirisan
tampak bintik-bintik pendarahan di area abu-abu------------------------g. Otak kecil
:--------------------------------------------
Berat seratus lima puluh gram, panjang sepuluh sentimeter, lebar tiga
sentimeter, tebal dua sentimeter, pada pengirisan tampak bintik-bintik
pendarahan di area abu-abu -------------------------------------------------h. Batang otak
: -------------------------------------------
tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------b. Kulit leher bagian dalam : Terdapat resapan darah sesuai bentuk jejas
pada kulit------------------------------------------------------------------------c. Otot leher bagian dalam : Terdapat resapan darah sesuai bentuk jejas
pada kulit ------------------------------------------------------------------------d. Pembuluh darah leher
i. Kelenjar gondok
31
c. Tulang dada
d. Tulang-tulang iga
e. Paru
: -------------------------------------------
Paru kanan
Paru kiri
kepalan tangan kanan jenazah, berat dua ratus lima puluh gram,
panjang empat belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal tujuh
sentimeter, permukaan licin dan terdapat bintik-bintik perdarahan,
perabaan kenyal. ---------------------------------------------------------------
Kandung jantung
Jantung kanan
32
Jantung kiri
4. Rongga perut
: -------------------------------------------
b. Rongga perut
c. Tirai usus
f. Hati
Berwarna
merah
kebiruan,
33
: -------------------------------------------
Selaput pembungkus ginjal kanan dan kiri tidak mudah dilepaskan Ginjal kanan : Berwarna merah kebiruan, ukuran panjang lima
belas sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tebal tiga sentimeter,
berat seratus lima puluh gram, permukaan rata dan licin, pada
pengirisan penampang tidak ada kelainan------------------------------ Ginjal kiri
34
B. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG-------------------------------Selain fakta di atas, guna lebih memperjelas perkara maka kami telah
mengambil sampel berupa : ----------------------------------------------------------------1. Darah sebanyak lima belas mililiter untuk pemeriksaan gologan darah
dan toksikologi------------------------------------------------------------------2. Urine sebanyak dua puluh mililiter untuk pemeriksaan toksikologi-----Hasil dari pemeriksaan laboratorium : ----------------------------------------------------1. Golongan darah A----------------------------------------------------------------------2. Darah dan urine tidak ditemukan alkohol, dan narkoba---------------------------
35
BAB IV
PEMBAHASAN
36
lainnya, serta keterangan saksi. Dalam kasus ini, didapatkan keadaan di TKP,
kondisi korban saat ditemukan dalam keadaan berpakaian rapi, kondisi ruangan
terkunci dari dalam, dan kondisi ruangan tempat jenazah ditemukan teratur. Hal
ini mengarah pada cara meninggal akibat bunuh diri.
Dari gambaran luka-luka pada tubuh jenazah juga menguatkan bahwa
korban meninggal akibat bunuh diri (suicide). Hal ini terlihat dari:
1.
2.
3.
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tanatologi berasal dari dua buah kata, yaitu thanatos yang berarti
mati dan logos yang berarti ilmu. Tanatologi adalah bagian dari Ilmu
Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
kematian yaitu jenis-jenis kematian, perubahan yang terjadi pada tubuh
setelah terjadi kematian dan faktor faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut.
2. Manfaat tanatologi yakni : untuk menetapkan hidup atau matinya
korban, memperkirakan saat kematian korban, untuk perkiraan sebab
kematian (Cause of Death), untuk perkiraan cara kematian (Manner of Death).
3. Terdapat lima jenis kematian dalam tanatologi, yaitu mati somatis, mati
seluler, mati suri, mati serebral dan mati otak.
4. Ada beberapa tanda tidak pasti kematian yakni : berhentinya sistem
pernafasan, berhentinya sirkulasi darah, kepucatan pada kulit,
perubahan pada mata.
5. Terdapat 5 tanda pasti kematian yakni : lebam mayat, kaku mayat,
pembusukan, penurunan suhu mayat, adiposera, dan mumifikasi
6. Perkiraan saat kematian dapat dinilai dari tanda-tanda pasti kematian,
perubahan pada mata, perubahan dalam lambung, perubahan rambut,
perubahan kuku, perubahan dalam cairan serebospinal, perubahan
dalam cairan vitreus, reaksi supravital.
5.2 Saran
Bagi proses pembelajaran di stase forensik, referat ini agar dapat menjadi
bahan bacaan guna menambah wawasan ilmu bagi dokter muda dalam menjalani
kepaniteraan klinik dan bagi staf dalam menjalankan tugas
38
DAFTAR PUSTAKA
39