KOMENTAR
BUDAYA DAN
Sffi"EffiUALIIA$ jffAHA$tSWA
DIALOG
19
politik
i11
penerbit,
kritisi dan sebaoainva.
'
Konon dulu kehidupan sistr'a
begitu semarak- Lantas
WAWANCARA UTAMA
selorang
ENGTISH CORNER
27
42
KHUSUS
telah membantu
memasyarakatkan karya
sastra. Namun disana teiiadi
pergBseran nilai. Perlti
keda
dan
53
rlt/2005
IRUK NO.2
WATIUANCARA LEPAS
| 1992
OBRO1AN EMPER
[*
KAMPUS
i]
68
IvItrSKTN
ARTIKEL
MANA LAB.ITL?
SASTRA
ini
kesempatan
Hayamwuruk untuk mengemb angkan
diri? Sungguh ideal sekatri seandainya ar*
tikel-artikel Sastra diperlebar ruangnya
Alangkah menyenangkann',
bi"
l:b. itu
OTONO}II KAMPUS
DAN EKSPANSI'MILISI'
K{}{PUS
."or"fil;ll',,3
hilang dari pikiran saya. Tetapi saya ke:ewa sekali ketika membaca Hayam-
KAMBING HTTAM BU IS
Sebenarnya, masalah ini telah lama
kang dalam
HAYAIVTWURUK
\o.
2 Th.
Yllllggl
ffi}lffi iffi:ffiffi
kita. \Iarileh kita mempelajari ajaran
r: L.:. -rtuk menetralkan.. hati dari
: : :: - ::r: :r-.:kara murka. Saya percaya
C.: --.--. :r:,1' Rahman-Rahirn" Allah
'.:-l :i ,:. :i:in berbuat keadilan di mui: I -:. ;i. Se moga menjadi rcnungan
i-',.:::Slrna.
j,:'.rm Erva Jayate (Hanya Ke-
,m ill
KA}..{
{r
Thatrroni
Sastra. Sejarah. Airgk. 1986)
ffi ,U,S'$'AS
If
suatu bangsa se kualitas Indonesia. Kalaupun ada yang patut kita sesali adalah
l!
kartono)
*siswCh&nd
Ir
'e:t'$'Ml
*z*, ur
ada pikiran yang waras untuk mengatasinya. Ada satu pertanyaan, apakah nianusia diciptakan Tuhan tidak membawa
anievr
te
Indoncsia, r':ng bcgitu rneirghorntati kelembutan bucli, tak bisa dipercaya kalau
masih menyisakan tentpat bagi orang
yang bertindak "adigang adigung a.diguno". Apakah nilai kemanusiaan yang ber-
a't'.
pcluang pada kcangkaramurkaan, kidurjanaan, ketidak mautahuan pada nilai kcbcnaran untuk bersemi dalam diri
.;
r**
"puas
'it
,'" "l
Kerlu
culo
bufiunHunyo
:'
::' -..'
Keberadaan ikatan
,"t'?tT,$;fi:?!;#li;*.ul.l":iiT",.fli:"lh:il^lul'ii""1lpiin","
,
l:*.
peneliti-
Keterkotakan
primordialisme '
**mHx'T:111ti*1H*
ri
trkt'a,'""$H
.:trf,Xt#
f*m'
Ik{j,;;,;;'x;ii,"'lTi*;.,rft
l*Ul;;X.d*:*ffi::::
almamater'
ikatan dimak,uarun.u'iuiuy;ffii,il
..;i;;;il
Pengembangan
Harinisah-sah.uju,rui'"'nl'Jumnis.eba-
;;;llThlfii:qlli:1fi
;l'ffi;
mempunyal
nva.
H;H
;X;iryrygp
I
I
rua
,J*;;i;-a'n^"1'1';
(rkatan
fttTll*:,oj'iru;--ru'fJ'331
ma*ka
nl
"
Y?+'
"
mcneserora.
Irrsrr6rrsus"t>-.--
ra
"
:::llil''ixl;l1"if
:3:i"*"
i;#;,Tff
--::s:J^:',iffiT
Undip'
kerja
masih dalam ini kondisi
H[?TiJi i,i.i;;;enjalin
tenk't"'usupihak valg
'
sama dengan bcrbagai
",..',1iJ"',ilillJXl','tl;itL;;il"t'ilsk0r.**l,.frrf
Semenkerjaan ttalumni'
keberadaa,
il;;"";^t mcng-untungkan'
*'"1'Jl:;;;r*
aman'
ai'Jr.."t hanya ada di dak
Hffi;;;gbelum, harusmengupavai;H ;;^'."#;i;s :*ni#X?i:f;:;:l.llttffi;: :i-ll,_ll I
kan mekanis*" r,,,
i''-,lj"r i:,,0:":],0
"T,fffiUnlil'r""ffi1,:;;.'
"
l?:"*mffifiiffi';**,i
"'
;*:ruff[:T;*i1ffi:Is;,]1ffif.:l**#:';iffi'"';;1'i!i!
Iili:*:
(-"PTl)
iliiffiq"
i""i".i,"ta"
Xhfui}*m'**-:
-^-r,--^,,r- pitu*
alumn,J:;,JiX,::Tl
-:
ffi#;;;;;emikiranbag!penyempur- ,^^
il"J#;'hi.'.1:*iti
ffit-lili::'H
-bekerja
ti*r^i. C"r"
ai U.rUugli
pemerihaiaa, ras,itas] G;r1;1"11
dan
'i
=1
o""tta"ie.,i'.'31
rrrvrrsrg'"---'
uara,r menjalankan
n
LTii:ll*litt
ini menurut
pJran'IKA *';:*"i:11
il
l# ;;;:
:'' ": 1:'
da- wajar
T sala'
i,"fi
tun ,'uru kebersamaan-kepen'tingan
ffi:i
**T.ill[Tl;',il"flilf,+"fi? 3ilfi
fi*tyi:l*-l**::'Ji:'i;il:
fnl;l'Uf3'ff'-J".'"llhffIl*il
di perwakila"
bisa
menyer-":y"lT.
prt
ii:-,"'
::,#liiitTl*,;1:tlt'$liilffi ;H##
:J".#*'
3xs,ilffi:,#rilr. alumnr
LrFr r,o
a- "g
universitas.
Untuk kepentingan u*ii,
L{{li:[*l*i*:x;un;urftn*
pu" tidak'kalah pan p"rrau"aan
rr*r."*""ir1"""iiti
2 Th'VII/1992
HAYAItrtn'tiRUK, No'
bentukan ikatan alumni itu bisa mengarah padsa perolehan kerja bagi alumni.
Orang yang ingin memperoleh lapangan
pekerjaan akan menghubungi organiiasi
Ir. Haryana M.{rch sangat menyayangkan kalau didirikannya ikatan alumni untuk penyalur tenaga kerja. ,,Jika
memegang posisi
itu.
diri
ini. "Gadjahmada
yang
datang dari universitas lainnya. ini berarti dalam perkembangan alumni tidak
mempunyai dampak serius. DibEntuknya organisasi bukan untuk merebut
tonjol-tonjolkan almamaternya."
katanya.
lpengabdian alumni
i,:-
'*&;;--,...
,-*-
Petrus H. Harvanto
Perangkum: Lukmanul
:T-:.!i-
rFl
'"*x$i:ljlffi:{,rf*fl
;iil
I
tr'r:$
,ffi
1t
"1r:#
'
.
Majalah
Fakultas
Mahasiswa
Sastra Undip
,.1
'
,.
Senat Mahasiswa
Fakultas Saslra Undip
ljin Terbit
sK.02/sK. DEV199o
'
ielindung
Penasehal'
Perirbdntu Dekan lll
Fakuttas Sastra Undip
Pemfu*pin Umum
Satrio Seno Fra(oso
Syamsul Hidayat
Hedaksi Pelaksana
Arwani, Teguh Hadi Prayitno
Dewan RedakCl
KN-AU l{ayamu.tur"uk nomor ini sudah di tangan Anda, dah .{nda sudah membolak-baliknya,
mungkin terasa ada yang beda. Memang, mulai edisi ini kami mengadakan beberapa perubahan,
terutama fiada pemakaiari ienis huruf. Kalau dulu kami memilih jenis huruf SZ, maka kini memakai
Titne. ltu semua karena kini dalem proses reu,oiting sampai la1,-out kami coba-coba menggunakan
teknologi komputer - kebetulan ienis huruf itu tidak ada. HaltantuurrA mempunydi komputer?
Bokan, Itayaniwttr^uk belum cukup kaya untuk itu. Kami cuma meminjam, unt]uk reuitifig atau
RedakslArtistil( Liy-O rh
Syamsul Hidayat
Reporter
..;.
'
:..,,:,.
-lke'Frarnudia Wardani,
Ta$Akhbariyah,"Tasroh,
Catur Wasito Edi, Hanna CK,
Rahnrila Murtiana
Folograter
Satrio Seno Prakoso, Arwani
Pemimpin Usaha
Saiful Rahrnan
Sekrelaris Redaksi
Bustanul fuifin, Petrus
Bendahara
Saiful Rahman
'r.
Dokumentasi/Perpuitakaan
,,
Magang
Mug:6;1o' Heru Sanioso'
As,q.q.8uka, Supriyatna,
h!rt':;t4a,
E*/itadi,'
'E*fi i$atyawati,Prirnastuti'
N,
;' .
r
Telp 311444
penulisan kembali naskah-naskah, pada Satrio Seno Prakoso, Pemimpin Umum kami..Jadinya, kami
sering mengganggu "ketenangan" atau "acara keluarga" Seno, Malam-malam ketika dia sedang asyik
tidur, kami sering datarrg untuk numpang pinjao komputer sampai pagi. Sedangkan untuklay-out,
karena nierrggunakan komputer khusus, terpaksa harus dikerjakan langsung pada percetakan di
Solo. Lanta^s, kalau Anda cukup cemrat, mungkin Anda akan merasakan perubahan dalam cover
depan atau perwajahan. Harus kami akui, cover depan Hayamwuruk kali ini tidak lebih baik dari
edisi-edisi sebelumnya. Kini Hayamwuruk ditinggal Enrbran Setiaji yang selama ini membawahi
mo:dlah lay-ss1 (an perwajahan,dansampai kini belumadapenggantinya.Maka,kali ini Syamsul
Hidayat. Pimred kami yang untuk urusan l{ayanuwttkhampi tidak purrya ra^sa lelah itu, harus
tulun tangan merangkap menyelesaikrn tuga^s itu. Juga mengenai foto- foto,, klni HayamuLunrk
belum rrenrpurTyai fotoglafel rcmp sebagrri pengganti Kurniau,an Ef{cndi var.rg jugl merringgalkan
kami,
Tapi kani iuga berusaha menebus betrerapa kekurangan itu, kalau iru disebut kckurangan. Kali
irri, selairr \Vautancara [../tttrna, kami fuga merrampilkan wawancara panjar.rg - dan cukup bereni! dengarr Ali Sadikrn. 'l'erus terang itu wawancara lanra, tahun 1988 ketik" angin keterbukrn belurn
begitu rrelebak, tapri kanii r:r-sa belunr basi. Waktu itu, karena be berapa pertimbangart l!al anututuk
nre nangguhkan pemuatannya. Dalanr rarrgka "merrebus" itu masih ada bbnus antologr cerpen. Untuk
alltologi cerpen ini kami tidak perlu berkomentar, kami hanya bertriat baik urrruk nrenrperkenalkan,
"h-rilah celpen-cerpen karya malrasiswa fakultas Sastra"" Mengenai kualim-s. sebagai pembaca, AndaIalr yang lcbilr bcrhek menilainya.
Sebagai pers mahasisu'a, Ha-yarnuturuk rak bisa mengelak dari tradisi regenera-si- Maka untuk
tetap mendapatkal-r perTgelola- pengelola yarrg berkualitas, kami meneral;kan sistem magang. Untuk
kepengurusan periode t^hun 199211993 ini calon-calon pengelola lTayenrturuk itu sudah mulai
bergabung dengan kami untuk melewati mesa,ltenggoditkan yang cukup pan.jang.
Pembaca, semua itu kami lakukan dengan harapan dapat nrenirrgkatkan kualitas ltrayanrauntk,
selringga pada setiap edisi dapat tampil dengan sajian yang menarik dan berisi.
tikel, diketik rapi 2 spasi makslrnal 6 halaman iolio. isi tulisan tidak harus sesuai
h,
.l
lr
I
i
I
TAl(
Truaus kuliah E.103 Fa-
If.tutt]ur
sastra Undip,
KURANG PUBLII(ASI
: :sekurangnya
juga di katakan
itu
diadakan sebuah
penelitian dosen, dan
kata Harjito, mahasiswa sastra Indonesia angkatan th. 1987. Ungkapan ini rasa-
nya
"Di perpustakaan
tersimpan
:.::'
diri. Ungkapan
pendengar.
Ternyata hari
TERDETE](SI,
senada
Dra.
Nurhayati, dosen j urusan
sastra Inggris. Menurutnya mahasiswalah yang
Kendala Dana
Selama ini publikasi yang dilakukan
baru lewat lembaran sastra yang terbit
satu kali dalam setahun, dan jumlahnya
dosen
penelitian.
Dengaa kurangnya sarana publikasi
II
Perangkum: Insetyonoto
Reporter: Catur, Isn.
harap.
Rupiah-rupiah
Tak Tentu Rirnba
D:,H'H:"Ti**ffi
',xT#1}"1,?
i balwa
Kosuma tidak pernah mEminta.: tertera pada kuitansi iuran biaya wisuda
III karena
secara
III
menyarankan
kepada Kosuma untuk menemui secara
langsung pihak fakultas Sastra agar lebih
j elas permasalahannya.
Sementara itu PMI Semarang pun
PMI tentu
akdn
mengeluarkan tanda sumbangan dalam
bentuk stiker untuk sumbangan seharga
tersebut. Demikan keterangan bagian
keuangan PMI Semarang, Endang Puji
Astuti, ketika diternui Hayamwuruk.
nama Kosuma
sejak
is
:SS
!i
**
,l
rl
tahun 1987.
Sementara itu menurut pihak fakultas, sebenarnya sumbangan ini dialokasikan untuk kegiatan alumni sastra. Dan
agar lebih memudahkan penarikan dan
nantinya calon'*.isudawan mendapatkan
pengembalian SPA dari Kosuma maka
il1l
.:
.''t'-
.lI
i:ii;ii!.{
Saiful, Edi, M.
perangkum
Fanani
Bustanul
;
I
IIAYd\filI,
d
,i
)
hI
l
:i:i
'.;,:i
3..r
Acara demi acara berlangsung cukup serius. Tapi ketika sampai pada
Terlalu "Nyastra"?
"Sebenarnya saya
i-
10
dipandang
sebagai pros.es menghayati dan meng-
tot untuk menggunakan kata menyetubuhi, sementara pihak panitia bahkan Rektor! - tidak mau menerimanya? Bisa jadi, pencekalan itu karena
.-t
I
I
i
,I
l
I
i
I
.i
l
li$iA
t. ttii'A'
._
1
t,'r
,)
'LAIUI GENGGAT|AN
UDAYIT POPUTHR
D,r. Sapard.i Djoko Dlmono, sastrawan cran kritikus sastra yang pernah
' dimunculkan sebagai tokoh angkatan 70 dan g0-an bersama Sutuia3iCalzum Bakhri, Darmanto Yatman, Hamid Jabar. Jabatan akademit
sekarang ini sebagai Pembanru Dekan I FS. Lri.
wawancara berlangsujrg d! rumahnya Jl. Kalimanran. Depok.
Pewawancara Arwani dan Syamsul yang- sei:al igu s nrengerjaku'n .oiring.
Toleronsi don oenohorooon
med io mo sso'terh-odoJ kor
yo sosho besor sekbli
Ferhatian
media
massa
$
z terhadap perkerytrangan
sastra agak-
nya cukup
tre-
yang memuat
karya sastra.
u*,,,1 Ya,
me-
nyak pener-
bitan
dalam
masyarakat.
Tidak
hanya
!i:i
berkala seperti
penerbitan
HAYAIVIWURUK, No" 2 Th.YIlllggz
11
: ,!:1
.--!.r:y-!.'';t
qi
fl
F
J
t
ii
pada prinsip kalau sudah rugi, ia tidak mau lagi
menerbitkan . Lha, di sinilah sebenarnya masaIali perkembangan sastra modern.
wR
;w3 x
Dagatmana
:tr.:El fpengaruh jenis
l.i
,
#A
lpenerbitan itu
'-*i":Alterhadap
per-
:,:t
Y. I
'tu*
tra?
#
ffi
Ei
G
E
c
/E
' e
Jenis-jenis
penerbitan
ini
1
I
t
akan membawa
pengaruh pada
jenis-jenis karya
lberkembang.
macam,
ada
I\Iasalah kualitas?
Penulis resensi
vono su
bagus, paling
cuma empat atau
aj
Ch
airil
setiap penyair
muda bisa membuat seperti itu.
f3
Tetapi yang
dikenal jus[ru
iLh"li
diberikan,
sastrawan-sastr
pengarah*,
dun
13
t;-G
iG1
=it-
'-Y
t.
,ifi
,',',,i.1di$rF;fJffi
[,r
nikmati.
i;'
,l'.
::i,,-':'
i-iir
Jir:,
re na masalah
r'.'al:tu, juga kendala dana. Lha,
kalau
mereka
ingin tahu, mereka bisa membaca resensi.
Kalau memang,
baeus ra be1i.
Oleh karcna
itu, buku-buku
yang laris sekarang biasanya
buku-baku vang
menuruI resensi
bait. Buku Bri-
l
i
Di doiom rnosyqrokot
:l
itu horus
t,,
1l
teriedio
sYAMs{'rt
,.r.nri.
paham.
**y*l_
a b,acidn
.rrl&cff
il"
ya;g
me_
menurun.
B uru ng-bu_rung
i
I
I
L
HdYAVIWURUK, No.2 Th.
.;L
VII/1992
I
I
.:
i
I
I
I
AQgo*odo gunonya
cerewet,i^
''lnrcnqkclcn /u'on,
!.iL
CnrcFotcn Dr/*on.
{
I
Maksudnya
tidak ada yang
derungan nama
penerbitun?
alarniah. Oraag
itu tidak bisa n:rernaksakan kepada masyara-
culkan angkatan
ini, angkatan itu
dsbnya, dengan menampilkan tokoh-tokoh
tertentu. Tetapi kemudian yang diurunculkan
tidak sesuai dengan apa yang diomongkan. Itu
tidak ada gunanya. Saya sebagai seorang
':
memperhatikan,
teriak ulemun-
begitu? Itulah
,s
itu menjadi
,i
ii;l
LI
tt
it
il
il
it
il
JI
it
iI
I
I
I
I
!
pertimbangan
15
l,t{
--;t!!
pada.siapa karya
itu
'
mengemasnya
!
2
&
sedemikian rupa.
Jo0i bagaimana
hal itu bisa di-
Iihat
sebagai
kualitas pengarang?
ngarung di mana-
karya
se-
norma-norma, nilai-nilai, malah tidak bisa berkesenian. Sebenarnya kesenian itu justru lahir
saya
namanya
:i
'i
terlepas dari
sastra bukanlah
lr
makhluk yang
masyarakatnya.
i.:
Bahv/a
l1
Semua pe-
ffi
Sekarang ini yang kita harapkan adalah seniman yang bisa membaca situasi masyarakatnl'a.
Sebenarnya kita bisa membuat novel, misalnya
yang mengejek orang Cina, tapi begitu terbit, ya
"digebugin" orang. Atau meledek agama habis-
se-
carablak-blakan.Kalau itu sft cara orang kampung. Artinya, disampaikan secara kasar.
svncd.
ASSOStASIONtS
$
BOLEH dibilang, sastra sebagai treq kini sudah berlalu.
Ketidakngetreoannya ditandai dengan kegagalan (?) upaya
heroik beberapa pecintanya untuk meneruskan tradisi "angkatanisme". Angkatan 70 dan 80 ketika dicctuskan, walau ramai
dipolemikkan oleh dan antar mereka, tero)-ata tidak populer.
Korie Layun Rampan mencetuskan lahirnya angkatan 80 dl
tahun 1"984 dengan menunjuk Sapardi Joko Damono, Sutardji
Calzum Bachri, Darmanto Yatman, Hamid Jabar, sebagaipah-'
'
lawan-pahlawan pembaharuan pe4iuisian
Jauh sebelumnya, Dami N. Toda, pada tahun 1977 mencetuskan angkatan 70, dengan mengajukan pahlawan-pahla-
t'etul
tumpul.
***
THOMAS HOBBES (1588-1679), filsuf Inggris, beranggsp3s, "pengalaman adalah permulaan segala pengenalan".
Psngenalan tak lain adalah penggabungan data-data indrawi
$ang diserap, diidentifikasikan dan disim- pan dalam memori
otal-- Tambahan saya, LL). Selain sebagai filsuf Hobbes, juga
ttwtbi sebagai psikolog (bahkan dia pelopornya di Inggris).
Dalemb'idangini diaberpendapat: Jiwa terdiri dari tigabagian,
'
LUKAS.rIntr.ARSO
seorang memproduksi
kembali sesuqtu ataurangsqltg yang.pernah dirasakan atau dialami. Dan asosiasi.adalah pirosei' terjadinya pe"ggabungii
antara satu riangsang denganiang**g iuiooy".
Karena adanya proses-ploses penggabungan itu seseorrrng
dapat berfikir.
Berpijak dari premis di atas, ada baiknya kita (baca: saya)
akan coba "menyelidiki" kehidupan sastra (kebudayaan) Indonesia dekade terakhir. Dengan asumsi bahw.4 lehidupan sastra
80-an (hingga kini) mengalami lesu total (malaise). Mengapa
asumsi ini muncul? Karena sepinya kdgiatan sastra. Minimnya
penerbitan karya sastra. Tidak adanya tren sastra baru. Serta
yang paling mengenaskan, tidak munculnya generasi baru dalam dunia sastra (otomatis hilangnp angkatan 80 yang "seharusnya" hadir).
'
**1
Dekade ini diisi oleh generasi muda yang lahir tahun 60-an.
Proses tumbuh kembangnya diwarnai oleh bercokolnya kekuasaan militer di Indonesia. Pola pembangunan kebudayaan
dibayangi oleh tipikal militer: prafltis, pragmatis, patuh dan
tidak toleran terhadap "penghambat". Warna pembangunan
kebudayaan dilingkupi oleh "dendamn terhadap kemiskinan
(dan kebangkrutan) ekonomi negara di jaman Orla. Untuk
membalas dendam kemiskinan materi ini, maka dicanangkan
program pembangunan ekonomi sebagai prioritas uta/na.
,?
- -.
,.1 .:-
pul, Iesu, lunglai. Ciri-ciri ini ditandai dengan Tidak munculnya gagasan orisinal dan besar. Ciptaan-ciptaan yang berlangsung hanya sekadar imitasi. Produk kesenian yang lahir
adalah epigonisme, peniruan-peniruan kasar. Dan kehidupan
sehari.hari menjadi monoton dan membosankan. Inilah yang
oleh Bur Rusuanto dinamakan proses keruntuhan kebudayaan.
***
dam kemiskinan (materi) masa lalu harus terbayar dulu. Sekarang adalah era dari zariran yang ekstrim materi.
I. antas, apa arti lahirnya sebuah generasi yang seharus- nya
berperan mengubah ekstrimitas itu? Sia-siakah kebera- daan
mereka? Benarkah zarnan membentuk manusia (fatalis), atau
menusia yang membentuk zaman (optimisj. Ada yang
menjarvab: Manusia membentuk zaman, lantas zaman membentuk manusia. Jika demikian, boleh jadi mental generasi
sekarang adalah bentultan zaman yang dibentuk oleh generasi-generasi sebelumnya. Dan gagal menolak.
Jika dalam zaman seperti sekarang ini masih ada yang suka
membaca dan berkarya sastra, serta menghayati dunia sastra,
jelas dia bukan tipe manusia zamannya. Jika bukan tipe masa
lalu, maka dia adalah tipe manusia
Jika demikian. Hai, rekan-rckan, mengapa tidak sekarang anda menggeluti seni dan sastra dengan lebih total. Mengasah pikiran
kritis dan kepekaan rasa. Mencari
pengenalan dan pengalaman yang
luas diberbagai bidang. Serta mulai
merombak dan memporak porandakan sistem nilai dan budaya sekarang yang sudah usang dan berkarat. Seperti kata si bijak, jangan
18
Sastra tak pernah dapat berdiri sendiri, kehidupannya selalu dipengaruhi kondisi sekitarnya. -situasi masyarakat, kondisi politik, penerbit, kritisi dan sebagainya. Konon, kehidupan sastra begitu
t'
semarak. Lantas bagaimana dengan sastra kita saat
j
.
ini?
',
Menurut Drs. Ariel Haryanto, M.A., pelontar sastrakontekstual,sastra dulu begitu memasyarakat. Tetapi bukan lantas
dalam segala hal lebih baik dari sekarang. Sastra sekarang tergeser oleh revolusi industri dari revolusi kapitalis. Artinya,
"Sastra sudah
dipinggirkan."
Sedangkan H.B. Yassin, mengatakan kalau perkernbangan sastra sampai saat ini mengalami kemajuan yang cukup
pesat dibanding zaman Siti Nurbaya. Buku-buku sastra dan tempat-tempat berkarya semakin banyak. Kalau dari segi
kualitas, "Kita tentunya tidak bisa memukul rata. Dulu hanya ada satu penerbit besar'- Balai Pustaka - sehingga, terkesan
j
".
seperti
:.
Sementara Dick Hartoko melihat perkembangan sastra dari sisi sastrawannya. Menurutnya, kini tidak ada
pengarang-pengaraf,tg baru yang.nuncul atau peng4rang muda yang mempunyai pikiran dan perasaan yang bisa
dituangkan dalam bentuk sastra- "Harapan saya justru pada Umar Kayam. Dia seorang pengarang yang bisa memadukan
pikiran dan perasaannya dalam bentuk ia_stra, dan menulis terus. Tidak hanya nggrundel. Ini yang tidak ada pada
pengarang muda sekarang."
Dr.Bakdi Sumanto, staf pgngajar FS UGM yang juga redaktur budaya harian Beita Nasional, melihat terjadinya
pergeseran yang hebat dalam kehidupan sastra. "I/zison, Balai Pustaka, Pustaka Djaja, yangmenjadi barometer sastra
bermutu sudah mulai.kembang-kempis hidupnya. "Sekarang dia sudah tidak berdaya lagi."
Secara kuantitatif kritik sastra kita menurut Drs. Yudiono KS, S.U. mengalami kamajuan pesat. Ini terbukti dengan
banyaknya skripsi. Sekarang, masalahnya, "Mengapa kritik sastra berupa skripsi tidak diterbitkan? Itu kembali lagi pada
prinsip penerbitan," kata staf pengajar Fakultas Sastra Undip itu.
Bagaimana pandangan mereka selanjutnya? Simak hasil wawancara Teguh Hadi Prayitno, Bustanul Arifin, Lukmanul
Hakim, Moh. Fahim, S. Surati, Syamsul Hidayat dan Arwani. Rangkuman darr editing dikerjakan Anvani, Seno dan
mercusuar."
KETERASINGAN
Qastra saat
terasa ditinggalkan. Kalau kita perhatikan, dalam sejarahnya pada waktuwaktu yang lalu, sastra dan sastrawan
dulu itu tidak lebih bagus dengan yang
sekarang. Tetapi dulu tidak ditinggalkan
posisinya, tapi
ini
dianggap penting
partis._-ipssi
bid4ng
dengan
t9
FT
i,
li
tl
.:::::,'.t'
:',,,::
:tliii!:::::rjlii:'=
i,
[;.
[ir:
*.ngugu*i orung
seperti Putu \Yijaya atau Rendra
l"idak habis-habisnya
,vang
Sebenarnya sekarang
ini
banyak
20
kesadarannya.
#::
baik.
Saya kira para sastrawan yang sudah
diri
atau
kreatifi tas dengan membuat karya-karya
GAYANYA
Qejarah perkembangan sastra kita
usampai
lka
Siti Nurbaya Buku-buku sastra
dan
'+ :.-.
'.:'" .rl{.tl
"1".-*,
"
tersendiri.
mempunyai sejarah
Dan sebetulnya, angkatan-angkatan
itu tidak begitu perlu untuk masa
sekarang. Yang diperlukan adalah to=
koh-tokoh yang berani tampil ke depan.
MENUNGGU
Saya kira saat ini memang tidak ada
i
t
SLTA.
I
I
I
I
I
karya sastra. Biasanya searang pcngarang yang terlalu konsentrasi pada isi,
gaya pengungkapannya kurang diper-
i
,
.i
r:i
,r".#=ffi
e#-+-:;lE#5#;f
!l
i;
ngarang
banyak beban
pertimbangan
dalam penKelihatannya
banyak orang
yang malas
untuk
mendokumentasikan
karya sastra
di koran dan majalah.
Kita menunggu
HB Yassin kedua.
DICK HARTCKO
Mengapa
na karya sastra
Ini
I
$
l
PERGESERAN
sekarang apa?
yang bermutu.
aa
2'
bagainya.
saya
timbangan pe-
mendengarkan ceramah-ceramah. Ia
ciptaan karya
sastranya. Per-
an
t_
dimuat.
Di samping itu
honornya juga
Rp 25 ribu.
lagi.
Belum
adanya perti
bangan-perti
Sekarang memang
bagus. . ,','.:
MASIH MUDA
bit
terjadi pergeseran
yang hebat.
Horison sudah
tidak berwibawa
lagi.
mbangan po-
DR. BA'DISUMANTO,
S.U
komunis.
terjadi perberwibawa
sedikit, paling
Hoison tidak
beralasfttrn koran.
berbau
rubriknya.
Nama besar pengarang belum men-
23
penerbit tertentu.
Priodisasi hanya penting sebagai
dalam
intrinsik karya sastra di mana ada perubahan lewat arus bawahnya. Walaupun
nantinya bisa, toh tidak gampang karena
.masalahnya kenapa
Antara pembaptisan
dengan
ia dikenal
Geilyaitu
kO, ,,
rime is the system of those l:I*::f:133""11?J,T.1tiili1b.:q
efficiently and effectivet H"
i41ss2
E*']"
ryoBoDy
i
,iiitiJftTix-,rft8ro
weotfmlingaround,
rH
r.:f
,YmI.Tj,}H:
*::-,
m us hiendishouse
th;frr:"'
ffi;;
D
:ld
,Tffiil:::iXilli"fillit*r""""".:::
crem.a.
Jsr
uqr f4Jl9?
I went to a departement store with
my friends. What exactly we were
'.'l" I
answer
saw my encyclopedia.
PRIMASTUTI HANDAYANI
Zl";;;il
use rr.'',
;'.il:1,iilx'Jf'*:Hi?;,:fri*t
-
|:JJf zu''-wr,rl
conrinuousry
"r,u,g[|";fl:
astronomer Hipparcius
introduced
turned
capabilities!!
l;"rv
Ij"cided
il]i
hoursinto60minut;il;;
if couldn,t keep my
o;;;;;;ltf;:
..
drove me nuts!!
All of iudden, I
UPPROOTED GENERATIOI\
a rfrulisan sederhana
r I ini
I
o
berangkat
{ dari sebuah pertanyaan yang terus
'!merusuhi" benak
saya beberapa waktu
besar di.Iakarta,
hingga terakhir nasib
A. K. FADWANI LUBIS
semua itu bukan suatu apa.
mendamparkan saya
ke Semarang. Sepintas ada kesan baLwa
HAYAI{\IURUK
m'mKom
nomnma
Knl,
il1:T*Hi::f*i*fi
yang
besar
muncul dari kalangan
penulis-penulis muda. menurut Drs.
Darmanto Jatman itu merupakan
bagian dari perkembangan sastra. Jadi,
tidaklah patut untuk disesali. Dalam
perkembangan kebudayaan selalu
terjadi begitu, ada maju, mundur, juga
masa istirahat. Kebudayaan Cina, rnisal-
sI
2 .D. Wl/1992
muda.
ai j ual.
Tingkat baca
.fjffi
rubrik sastra di koran 5 atau 10 tahun
mendatang bisa hilang.
Seolah menguatkan prediksi Agus
Maladi, Handri TIr{ mengatakan kalau
berdasarkan riset yang dilakukan Suara
Di
samping
ini
.koran
beberapa
tetapi jumlah sastrawannya juga sedikit, sehin_qga peluang
:,
Kenvatan itu juga diakui Agus lvlaladi dan Handri TIi{, Redaktur Budaya
Harian Suara Merdeka. Agus N{aladi
melihat pemuatan rubrik sastra budaya
dibandingkan
untuk,,rneuiqgkatkaa produktivitaS
karya. Dengan demikian mereka tidak
reflektif lagi, mereka bekerja secara
otomatis saja. Sehingga pembaca tidak
.m1ad3Fa!]knn.qp3-a$a, Untuk
i* @h:
itu
su-
HAYAMWURUK.
\o.2
Th. VII/1992
besar nilaijualnya.
untuk maju.
vl
,*
',i,;:ii&.fu11. Sepe*i
''l!;;;tr,,terlalubaoyak'Fa,*g..,*.a,'t';;'
ran-koran yaug baru betjua"S setengah
mati merebut publik Dan mengharap-
",',l;i::%'W#fi
HAYAMWURUK No'
Wawas4hu",
ur'], ,,1 ,
i,..,
;r;i: .r.i',,;
"
tY;r;ffi :r^rf;iff/,y111ffi
2 Th. VII/1992
ri.'
*sig;;,::ff*, ga$|d;'i{zt
'iur ada:df'ffi*yala$-r1,ffi, ?e",W.*f
roeprofit,tl$'1,$;,,,',
sastra sebagai
pemilik
modal.
Saya kira
corong dari
langsung,
tidak
Secara
tidak begitu.
memang ada hubungaflrya. Dalam
konteks pemilik modal ada ideologi
,:: gfiiqd*,, t
i:.
bai\
29
]:
I
r
SUARAMERDEKA
DRS. AGUS
MALAGI IRIANTO
HANDRY TM
muda, Bambang Supranoto menganggap wajar saja, bila hal itu diragukan.
,,.'
',
','"i'
,,,. 'Fadhha,l; kalau kita lihat, dari fakultas sastra banyak dosen 5'ang bergilai St, yarrg mustinya secara teoritis
lebih maju. Dan disitu juga diajarkan
,ltfitik $e$tra yang mrnilai baik buruk,
''
..
Jadikalahdenganpengamatdiluar
tastra?
tidak gampang.
susah.
teori tetapi
:l
l
)
baptis.
f'Kalau
Keterlibatan Kritikus
para kritikus. Misalnya,"Nirwan Dewanto, saya tidak yakin kalau dia tidak
dibesarkan Umar Kiyam. Sebetulnya
tungaa semacam
Maladi menganggap perlunya perubahan kondisi. " Mulailah masing'masing mempunyai kewibawian.
Kritikus mempunyai kewibawaan
i
i
ini
dipengaruhi oleh
atau kenaikan tingkatan dalam kesusasteraan. Dan yang terjadi saat ini
adalah pembukaan kunci-kunci bat'u,
Ini
pengarang
karya
?.dl
l-
dia biasa-biasa saja-Inibukan karena saya cemburu, tetapi secara subjektif saya
S, _gunti, InsetyonotoJ-ulananul
3t
fkehidupan
mahasiswa, tertegun. Betapa tidak. Di tengahtengah verbalisme era tinggal landas yang berjargon politis ketimbang mendidik, sejumlah
persoalan yang ikut berinteraksi simbiose dengan
integritas bangsa; persatuan dan kesatuan,
UMAR NATUNA
an. Mereka lebih senang menghitung angkaangka dan huruf-huruf A B C, daripada mengerahkan semua sifat kemahasiswaan dan
kepemudaan mereka untuk suatu perbaikan.
Memang diakui tidak semua mahasiswa
demikian, ada segelintir yang masih menggeliat.
me-
di atas.
il
{i
[]
ir
Mereka
-rT
fr
32
jujur
*-T-
r'
-i.
.'
!I
&
JOKOMONO
pendukun
menghidupi kesusas-
tlaan te$angkitkan
gairah loyalitasnya.
lasi pembentukan
sejarah kesusastra-
an. Tulisan-tulisan
kritik
tanpa topangan dalih yang dapat dipertanggungjawabkan secara nalar. Dunia kesusastraan akan
memperoleh iklim yang sehat bila keduanya
menjalanlankan tugas masingmasiirg dengan baik.
J
2
b<
--i-
33
"i
-l
DICARI
Ketika diminta
KELOMPOK ALTERNATIF
e
----- J
keberhasilan lembaga
itu dalam
peraturan-Peraturan
yang membatasi gerak mahasiswa; tapi
mereka bisa menum-
pada aktivis-aktivis
f.E
Undip periode 199UL992, mengatakan, "Ada semacam kesenjangan hubungan antara organisasi mahasiswa
dengan mahasiswanYa. Sistem NKK/
BKK yang diterapkan oleh pemerintah
untuk mengantisiPasi gerakan
mahasiswa - yang menurut pemerintah
realita.
tanyakan."Bagaimanapun
an
mengadakan mimbar
kekhawatirannYa
teraan."
'
A.f.g-i*usi
tanggapannYa
Mengenai otono-
kita masih
I
baiwa lemtag! m mrmpu memainkan
peranannva Ka-leu orang bertanya
mengenai asfirasi dan kesejahteraan
masih trel,no' frjalankan oleh lembaga
ini, aspirasi lang mana? Sing opo?"
Kalaupun SDSB masih ada
itu
bukan
berarti SIIPT tidak mampu mennmpung
t
I
:
:
I
Kehadiran kelompok-kelompok
otonom mahasiswa seringkali dapat
mengisi peranan pembawa aspirasi
mahasiswa. Kelompok atau lembaga
1r3,@Otmi@
mencapar [a:-ltrilr
r-*.llui- ql
-.Tl*[,eF
Fanani
Perangkunr: Petrus
PEIIIILU SMPT,
SEBUAH ALTERNATIF
kampanye
'
h
n
1.
pengajaran
&
t8
permasalahan
ti
membaqs
paks
akannya"
lahir SM
Undip
35
Entah *engupa
lupakan. fufrngkin
karena SMPT maupun Senat Mahasis-
wa Fakultas masing-
18
ter. I
X
E
diri," komentarnya.
Edi juga mengakui
kalau dia jarang ke
kantor SM Undip.
Itu karena di sana tidak ada suasana
segar dengan diskusi
bentuk.
manajerial."
Dualisme Jabatan
Keanggotaan SM Undip terdiri dari
satu orang fungsionaris, wakil dari BPM
fakultas, Sema Fakultas dan UKM yang
mendapat rekomendasi dari organisasi
{
{
kurang efisien."
itu
da-
pat terlaksana? Di
tingkat fakultas
untuk pemilihan
BPM, paling-paling
hanya memperoleh
Pemilu
mahasiswa,
yakin tidak ada 50% yang akan menggunakan hak pilihnya. Selain pertimbangan terpisahnya beberapa fakultas,
pertimbangan yang lain adalah kepedulian mahasiswa terhadap hal-hal demikian masih dipertanyakan.
Begitu pula Nuswantoro, ketua
di tingkat universitas
dia
nya, apakah
bahwa,"Kondisi mahasiswa Undip sebagian besar hanya terpaku pada kehidupan kampus yang bersifatr akademis,
untuk melihat keluar saya lihat kurang
begitu tertarik. Sedangkan mereka yang
menyuarakan dan mengoreksi ketimpangan sosial masyarakat, tindakan
mereka itu hanya tindakan reaktif, bu-
diharapkan semua
mahasiswa menggunakan hak pilih-
$ Ketika melihat
I kondisi umum ma! hasiswa Undip, Arif
^ mengaku semakin
pesimis. Dalam
LDK
(Latihan Dasar Keprajuritan), SM
Undip menolaknya dengan memberikan
S;:::,,#
Iorong sempit
dan suram
_IEiYCHAYATI
PENGATTNAN
baki
-it,
dengan
lo_
perkuliahan
yang akan se-
gera dimulai
bertempat di
ruang besar
103 dimana
biasanya mahasiswa 'tumplek'. Sang
dosen yang
bers angkut-
pada
pak
Ngadiran di
TU, agar kuliah bisa berjalan lancar.
Agar suara
dosen tidak
terkalahk an
begitu saja
oleh suara bi-
.lalan
cita menj:Ci
+l
at
:l
orang pu-
l
I
nya jabatan
tinggi. Yane
.'&
*dt*t
ia inginkan
hanya bekerja. "Ya
ffi
+;-;e
untuk ban-
tu-bantu
keluarga,
cerita
ffi
BATIBANG PITAYA
"
mas
atau tengah
dan
malam
tuhkan ia
se-
lalu siap
da-
tang.
"Saya
kan pembantu
umum. Saya
harus selalu
siap mengerjakan apa saja
dan kapan sa-
ja
ada pang-
dengan raut
ah yang
rvaj
senus.
Bambang
Pitaya demi-
kian
nama
lengk apnya,
telah memulai
pengabdian- nya di Fakultas Sastra se_
jak tahun 1987. Menamatkan SMA_nya
di Yogyakarta tahun 1981, ia tidak per_
nah berniat menjadi mahasiswa kaiena
memang keadaan materi keluarga yang
kurang memadai. Ia juga tidak bercital
Ia
l"-.r,"diu
Maka ketika saudaranya
,vang
iain, yang
NIcski ditcmpatkan di
.belakang
.
yang
gutiang
beranl.akan, ia ,n'engutl
tetap senang bekerja di Fakultas Saitra.
Tetapi belum sempat mas Bambang
menjelaskan apa alasannya sudah adi
salah seorang temannya yang nyeletuk,
"Soalnya banvak ceweknya!;yu
yang rerlerak
di
.rrnn
semuanya,
I
*
CIffiS:HE$ffNG;;:;'
,1$;=!
br?cpo
"
meofih dki
npu
,,ypfig
Setiap
ilck-. Dio
oleh orong
tf g
tii
rnonUiogunO.l,fer-.
msfiuJu. t(eoe
.Ulion
i mun, gemuonvo
tok
hari-harinya.
sompoi'keblingef mendengornyo.
Diufus-
siswa
(Rahmila Murtiana)
di
sorono
baiknya."
Kesabaran mas Bambang juga bisa
,l
sebob lfuioh
rr,ur+f,(.
gu0qnq.r indqckilO,,,;p.,nlefOsor,,
di
l:-,:
tongon
Arjuno.
sefoti"
yqr
rSop
qctg
'terhebof tersebul lrclkolo Kurowo .menggodo", dgngon mbno$lung. sdu' dodu. 6dn
kenyoloon., ckhirry4,ftnernbukti*an sendid.
: Fondows lersingkir dorl,'penlqs politild yoilg
I:r"::,","
\trq
ifu
hqrus di.
ketuorgg
Poncjqwo horus puos ierusir dori gemertio
kehidupon,isi.eqo.., lnilch pengorbonon !ar:
besor mereko seponJong hidupnyo. perlof-
cukup
kuot
tonfi:i
bertorung opoktgi
, Tok
:,116E1
unfuk
Jugo
yong selomo lni mernbrurgkom ktto. Fkrruskoh mencori song ksokkr seJoti, ,Begowon
penuh
i;:
Soiful Rolwron
.
39
uf,ffi
pstamrrn.
?as!'
'Wadth, nBah Takim
bisa sakit hati kalau begitu.
akan
'Ierus bagaimana?"
nMengganti imam
ternyata tidak gampang."
j
i
'Sebenarnya g mpalrg
hanya kita yang membuatnya jadi sulit. ICta masih
belum bisa
melepe.tan diri dari b,elenggu ,rikuh_pekewuh,, yang pada
giliran selanjutnya membuat kita selalu kr -s endilu-ditnth.,
'Lha,-wis piye, wongyangkita hadrpi slang tua."
Perbincangan di warung kopi itu- terkunci. Dan mBah
__
t;
-ut-*
tahu diri....
i
!
;
I
lampercaris 0,1
iI
!
I
I
@opendo| Semarang
I
1
x
li
40
!
I
I
ill
l"
,.c
"
Kampus Fakultas
Undip,20 Mei
yang lalu, begitu
semarak. Pagi itu ku-
Sastra
t
I
TERGELINCIR PLE$ETAN
Peringatan Kebangkitan Naslonal yang dikemas dalam
plesetan upacara telah menghantarkan dua mahasiswa
masuk tahlnan. Padahal, itu dilakukan di dalam lingku
ngan
- kampus, Ternyata otonomi kampus lak punya
kekuatan ketika berhadapan dengan kekuasan
ya dan energi
di
te-
ka
memang pemilu
UU
Pertama-tama, cabut
reka, pemilu
lakukan perubahan
dalar:n
mengambil keputusan berbagai
sendi kehidupan. Namun, ternyata sistem pemilu yang diterapkan sekarang masih jauh
dari harapan rakyat. Apapun
hasil pemilu, sebenarnya pemenangnya sudah jelas, yaitu
eksekutif - yang dikuasai oleh
it
r
pendidikan potritik,
tapi malah pendiktean politik yang berarti pemborosan bia-
mereka mengadakan
it
yang mengatur
kampus.
ntara itu yang lain, dengan memakai pakaian preman, juga menangkap
tiga (3) mahasisrva lagi di dalam
lingkungan kampus. Anehnya,
Seme
itu tidak
disertai surat resmi. Sebagiau
mahasiswa yang mencoba
memprotes dan menghalangi
penangkapan itu tidak dihirausemua penangkapan
Lukas Luwarso,
Dui
Sugiono,
Sastra
Undip) dan Poitak Ike Wibowo
(Fak. Hukum Unissula) - dibawa
ke Mapoltabes Semarang, Setelah "menginap di sana, keesokan harinra (21 Mei) surat
penangkapan baru dikeluarkan
atas nama Lukas dan Poltak dengan tuduhan melakukan tindak
pidana subversif, "ajaibnya" surat
lffi
flt-,f6p
ir:aliii:::';:::::ria-4
di sini,
lebih jauh.
Subversif?
mendekat."
pidana subversif, sebab tuduhan itu sangat berat. Menurut guru besar Hukum
Pidana ini, seseorang itu bisa diancam
-t
kli
:.a.
f:,j
.t:
i;l
[.
tx;
ll,
it,i
itu ya mungkin
a*gu"
dengan
segala
i1
[1
ltil
(.fl
ll:
Ii
H
!
B;,,
I
I
.. !,
,i9- -
rang satu
Otonomi Kampus,
DALAM BAYANG.BAYANG
KEKUASAAN
I
- oleh pihak
keamanan
berpakaian preman tanpa disertai surat
an'kampus!
fi
halaman
mengadakan aksi sinpatil
Mapoltabes Semarang.
Dalam aksi yang berjalan tertib ini,
FORKOMM menuntut kePada KaPol-
tF
Zaeni
itu.
mahasiswa hingga h
ekspresi kritis dan
analitis mahasiswa
menjadi jelas dan berkembang. Serta, tuntutan untukmencabut
wo,
maka FORKOMM
akan Golput'pada
tanggal 9 Juni 1.992
nanti dan mengkampanyekan Golput
secara terus menerus, mengadakan aksi
Indonesia.
Seusai dialog dan pembacaan per-
Y.
jam.
E
[r
lr
t.
["
i,
ii
;1
suara dan cara-cara sepihak dimenangkan oleh salah satu OPP. Sehingga kami
menganggap apa yang dilakukan oleh
Lukas dan Poltak itu suatu aktivitas yang
mencoba untuk mengkritisi sistem yang
ada. Lebih- lebih bila dikaitkan dengan
'
melalui perwakilan
Anda. Kalau
ada
DPR, ya DPR.
Pembacaan Statemen
pihak polisi hanya melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan lagi,
proses yang dilakukan oleh Poltabes
adalah proses biasa, seperti yang dilakukan terhadap orang-orang lain yang
melakukan pelanggaran terhadap aturan perundang-undangan. Dan cara-cara
yang kita lakukan, ac:uanya juga sama.
itu nanti
cle
HAYAMWLJRUK, No.
2.
Effiffi
lt:""-,r^,*-irr*1i'ft
SLOW WAE
nassa
Kapoltabes menenangkan massa
mangmintaizintetapi
tidak diizinkan.
Penangkapan poltak
KP: Mengenai masaiah itu sebaiknya Anda salurkan melalui rektor yang
Anda ma*sud. Tetapi rektor kan sekalang tidak bicara
sanna saya.
sus semacam
ini, sebaiknya
kan
masalah itu.
t-
FK: Tetapi
:tapi pihak kepolisian sendiri
1
ketika menangl
nangkap Lukas dan Poltak
:tai surat
penangkapan.
tanpa disertai
su
KP: Ituu nanti
nant Anda tanyakan pada
Pak Rektor.
rr. Tetapi
Te
mengenai itu kan
jelar
sudah sayar jelaskan
bahwa kepolisian
nangkap tanpa izin dalam hal
berhak menangk
tertangkap tangan.
tanga Sementara mengenai
yang tadi,, soal
soa perbedaan dengan
n, itu
itu saya tidak tahu. Saya
daerah lain,
sendiri juga
mengetahui apakah
tidr
;a tidak
mereka diizinkar
zinkan rektornya apa tidak.
FK: Soalnya
alnyabegini, Pak. Kami takut,
jangan-jangan
p
yang dilaku3an penahanan
kan oleh pihak
rihak Poltabes Semarang ini
dilakukan hanya
hanya untuk gagah-gagahan.
Kan tidak sehat
sehat itu. Apa sih kriterianya
itu boleh
seseorang itu
bo
ditangkap?
KP:Nah,ini'
rh, iniyang saya ingin ingatkan
kepada Anda.
,da. Apa
A yang kita lakukan di
sinisamasekali
:kali titidak didasari sikap ingin
gagah-gagahan.
rhan. Dari awal saya sudah
wa rmbisi
bilang bahwa
a
untuk melakukan
penahanan terhadap
terhr
rnereka itu tidak
ada. Kemudian,
rdian, kalau Anda tanya krirgkapan, jelas kriterianya bisa
teria penangkapi
.berbeda-beda,
o
:da, oleh
situasi dan kondisi.
Yang jelas
rs kri
kriterianya tergantung
kepada unsur-ur
sur-unsur yang disangkakan
ini ingin
menegakkan'demokrasi. Jadi, seolaholah yang Anda bilang golput dan segala
macam itu, salah persepsi. Nanti Anda
maksud. Mernang kita semua
guhan. Nah, ini juga menjadi pertirnbangan pada penyidik. Oleh karena
saya berpendapat bahwa penyelesaian kasus ini saya prioritaskan untuk
segera dituntaskan. Iolr, kita juga memperlakukan mereka dengan baik. Tanya
saja pada Poltak dan Lukas. Tidak terus
kita tekan.
itu
kepada pelaku.
aku.
Se-
i::ii
!i
-.
CERPEN
:j,
itr
,i;
,i
i{
1
il.
:1
.1,
Surat
,l
tu
t
d
:1
IH
'i
Ei
Ei
HI
lr
E
ti
H
H
B
46
aku. Is iny a m as ih t et ap s am
seb os
an-
biit
jam-jant lamanya. Mendengarkan dosen ngomong ngalorngidul, yang kadang kurang begitu jelas juntrungnya.
Miip seorang bocah cililg aku duduk manis tanpa sempat
melahir pola pemikiran tersendii. Dan tenfii saja tanpa sempat
bisa bicara. Ya, kupikir-pikir semakin lama aku akan berubah
menj adi orang linglung dan bisu. Siang hai, s etelah hampir mati
lemas sku pulang ke rumah kostku berjalan kaki di langit ter-
r
L
CERPEN
tempo akubisapulangnaikbus kotq yangpenuh sesak Natnury
kebiasaan semacam ini hampir sulit kudapatkary karena hanya
dii
Akon tetapi htpikir itu terlalu lamq bukankah saat ini pun
aku mampu mel akukannya. Kalaupun tidak m ampu
turun secara langsung
tengah-tengah masyarakat turut menyelesaikan msalah yang adq paling tidak kita bisa merywmbang-
s ebenamya
47
Qatu
syarakat
tidak
begitu menerima.
film lainnya yang diangakat dari karyakarya satra. Misalnya Anak Perawan di
bisa
maupun layar gelas. Sebenarnya visualiIndonesia. Usaha memanfaatkan teknologi audiovisual untuk visualisasi karya
jelasnya.
,!
l,
I
tetap
kritis Penonton,
Djarvahii Muhammad, Pengaratrg
Meng-enai sikaP
i
,
dampakpos'it-i ka1,enaid-eseirtralnya'
r.,asih'diteriras iituh dan [idak terlalu
ygit.!,,
terpaku pada pertimbangan segi
pengaralg,
perlu menghorniati
komersial saja.
.,'
.
bagus
ruz
'&:,.
nya yang berjudul Nyanyian lJiban,
:tainbahnia.;:'r,':
r'
'
bisa
Pmudya \lhrdmi
Cdu
Iir
w4skno Adi
Ugiringsih
BNtanul Arifm
Pemgku :
Ikc
'
I
i
ngat perl ab an
KEPENGIN PUIAN G
dan kotapurt meraung panjang
dan ketakutan lrun nrcngePung orang-olar?g
J)ang uanita menyimpan sisa kebenian
di sela-sela httantg, yang lelalzi
Di
lantarant ketahttan
Jakarta
1987
l.
1t
tl
li
I
)K SREI,rGEI{GE
t
i
i.
Jakarta
September
i
.'
,
I
t
I
se
jerah?)
tapi kau
Pekalongan
April 1991
IL
r
be
:
1!!l
ntenaban. tamparan
lnlan matabari
Ia nrcrintib perlaban
air rnat anJ/ a rnengSen anS
Matabari mengantbanzg di lautan
Semarang
1987
TAKUT?
Sudah bukan menjadi rahasia Iagi
[e
ini berkaitan
panda@sudah
terus
,Iepaslimbulnya
dari
membuat
mereka "hanyut" dalam keinginan sang
sutradara. Bahkan mereka yang paling
lah
usaha
pelecehan.
Angl(. 1986
"*.;r-
- -."*&rl*ild
,-.
Pekalongan,
meng- ugemi komitmen dan keyakinan po, :iir',?. membuat dirinya terpental
dari lingkungan sentral kekuasaan. Karier r-:iier dan politiknya terpancung.
Dia dipensiun sebagai perwira tinggi i, gl^s 5erusia 52 tahun. Dia, bersama
sekawanan orang yang mempunyai kesarnaan sikap dan idealitas politik,
kemudian dicap oleh rezim penguasa sebagai "Pembangkang Politik".
Termasuk di dalam kelompok - yang ieg"n cikenal sebagai "Kelompok Petisi
50" - ini, antara lain HR. Dharsono imartan Pangdam Siliwangi dan mantan
Sekjen Asean), HM. Sanusi, AM. Fat*a -:rEeng (mantan Kapolri), dlsb.
Jabatan dalam pemerintahan yang tera'rhir disandang AIi Sadikin adalah
Gubernur DKI Jakarta, tahun 1966-197i
Wawancara (perihal Angkatan'45, pX it-lk m il iter, dan keh id upan demokrasi)
ini dilakukan di rumah kediamannya, Jalan Borobudur No. 2 Jakarta Pusat,
bulan September 1988. Pewawancara Sutrasno T. Diharjo dan Oedianto,
transkripsi dan editing dikerjakan deh P.nu.
Di
pejuang.
Angkatan Laut.
53
il,,ir.lliit+if;r
bokes lentara, orang-oreng,sipil,
po-lilisi, dsb. Semuanya itu, Saperti
sBilng dikatakan, ingin malostarikan
semangat dan nilai-nilai '45.
Apr makeudhya?
. Nilai-nilai '45? Ya, supaya kita ini
men'lpunyai semanget nasionalidme
yang benar, yang baik-baik. Dulu,.kita
tahu siapa musuh kita, dalam arti
relas salah.
54
g saya
rrrer
ihat
r"f.",l' :ijl.l;J]"Ir::'
;.illi,ft?l
apa-apaa,r?
Tuluannya apa?
(tertau;a sinis).
Frakteknya?
lya. Mereka tidak berani to, menyatakan bahwa itu tidak betui? Kalau
saya menyatakan itu tidak betui, bila demokrasi semacam itu mau
d.alam kerangka mau melestarikan jiwa dan semangat ,45.
!iw11is.kan,
,,Karena saya
berjuang, berjasa, ya
'
;...
r,
":*'ts",
. ';ll*-:
::.'.'i -l
^ .'':r.
:i'
p(
bertambah
erlambah pengangguran.
Sekolan selesai, lalu menganggur, itu tidak
pemikitan saya dulu.
ada
da dalam pe
Sekaranl
Sekarang;
timbuilah neo"feodalisme. Sekarang timbullah neok apitalisme.
ap italisme Sekarang, baru berusia 20-30-an sudah jadi
kapitalis-kapil
apitalis-kapitalis. ltu, dulu nggak ada, saya pikir. Malahan dulu, tahun
1950-an,
saya tidak banyak tahu tentani neo-neo
950-an, sayr
omong banyak
eo-nya. Apa itu? Tapi, sekarang, itd tdrbukti betul. Ada neo-kapitalisme.
neo-nya.
Neo-leodalisn
leo-leodalisme dihidupkan kembaii, Padahal, du!u, perjuangan kita ini
anti-feodalisn
nti-feodalisme, anti-kapitalisme. Nah, kenrana semangat '4S itu?
adA!
menyerah! Bagi
B;
mereka, lebih baik ditawan, sesuai strategi. Sehingga
masih bisa tberhubungdn. dengan dunia luar secara resmi, meski
berstatus taw
tawanan. Buktinya, PBB ribut dengan sponsor negara lain,
seperti lndia d
dan Australia; Dan, kontak terus ada, Seandainya kita semua
di hutan, berg
bergerilya, ya tidak aCa kontak, Pandangan para pemimpin itu,
pandangan ki
kita juga.
Waktu itr
itu, seluruh pemimpin ditawan, telapi Jendral Soedirman
memilih ber,
bergerilya. Apakah ini, secara implisit, memperlihatkan
bahwa tanpa militer, tidak akan ada negara Republik lndonesia?
Itu tidak
tidak betull Karena, kabinet memutuskan Bapak Sjafrudin
Prawiraneg a
Prawiranegara
sebagai Penjabat Presiden Pemerintahan Darurat
Republik lndc
lndone.sia (PDBI). Dus, Repubiik masih ada. Dan, Soedirman
*,
'
Tidak
idak seperti
seperti sekaralgf pulufan ribu;, ya puluhan ribu, tiap tahun
r:.
. +"1
,.
":r"4.fu,1,,. |, ".-.-A
. ir -..-'- ''l]",',irl''1;.;"'r*},i*. 'r;'':';",'";'1.''"';l
Republik Indonesia di
pengasingan.
Maksudnya?
Jadi
ngungsi ke Temanggung,
dan
membantu perjuangan Cengan Pak
Nasution, Komanoo jawa. ltu saya
tahu. Jadi, tldak cerarti bahwa
Prawiranega:a
ci
Bukittinggi,
55
rl.1l{
lfrtfl/ffi
{.:ill
sipil'
Terselubung?
Ya. Dan celakanya, kehidupan partai ini (maksudnya ABRI, ed.)
dibiayai oleh negara. Atau oleh Saudara, dari pajak yang Saudara
ceritanya begini. Pengertian ABRI masuk Golkar, menjadi dwi- fungsi itu
dalam rangka civic-mission, tahun 1950-an, dengan bantuan per3latan
dari Amerika buldoser, truk, dll. Artinya, kita membantu masyarakat
pedesaan untuk memperbaikijalan, saluran irigasi, dan sebagainya, Dan
penempatan orang-orang ABRI di mana-rnana, statusnya pun dalam arti
teknis, Erukan politis. Bukan politis.
Kemudian, tahun 1957, Bung Karno menyatakan bahwa di lembaga
penvakilan ada utusan golongan, atau utusan daerah, di samping parta;
politik. lni sesuai undang-undang dasar. Menurut Jendral Nasution,
utusan golongan-golongan ltu hanya 107o dari jumlah keseluruhan
anggola MPR. Tapi, sekarang berapa?
Dulu, saya pernah bertanya kepada Nasution, ,,ABRl-nya berapa
Pak?" Kata Nasution, "Sekian prosen dari 1O%.', Nah, mungkin 2ataug%,
Tapi, bisa.juga 5% to? Nah sekarang, ada.berapa ratus itu?
Jadi, dulu hanya sekian prosen dari 10%. Dan duduknya hanya di
MPR -- untuk menjaga undang-undang dasar.
Tidak di DPR?
TiCak di DFRi Ya to? Dan, kalau begitu, saya setuju. Jadi, bila
demikian, kita ini - karena punyd senjata - ibaratnya sebagai wardogs.
Kalau ada orang yang nakal, yang ingin mengubah undang-undang
dasar --kendati kemungkinannya bisa, karena ada pasal yang
mengaturnya dalam UUD - kita cukup bilang, ,,Nggak boleh. Awas ya!,,
Ha..ha..ha, Cukup, begitu saja.
Semacam pengawal konstitusi?
Ya, pengawal. Begitu. Walaupun cuma 2 atau 3yo, tapi kami ikut
menentukan. ikut duduk dan hadir di situ. Tidak di luar, tapijuga di dalam
MPR, Namun, sekarang dwi-fungsi itu ada di maha-mana, Di mana sih,
sekarang, yang nggak ada?
Pada pokoknya, saya tidak setuju. Karena dengan dwi{ungsi, saya
merasakan sedemikian dominannya kekuasaan ABRI, Sebagai
dinamisaior dan stabiiisator bagai nation-building, ini tidak baik. Karena
yang harus menjadi dinamisator dan stabilisator rakyat itu sendiri.
Jangan ABRI. Kok dimonopoli?
Rakyat harus dinamisl Rakyat harus menjadi stabilisatorl Bukan
AEBI sa,ia. Betul tidak?
stabilisator. Tapi, sampai kapan? Jadi, semr.ra itu hanya alasan untuk
tetap berkuasa, dan menjadi kekuatan yang dominan sebagai alat sosial
politik,
*-**J*c
' Terstruklur?
Nggak perilin to? Kareni itr-i,,ada ngg"ii iqw dan adit? Teievisi, setiap'
hari, penuh dengan berita pemerintah. Peemerintahnya siapa? Keipii!
Korpri itu siapa?:Golkaii
Dan
pemilu. Tapi Golkar - melalui Korpri, AQR|, dalam Keluarga Besar G'oikar
- selama lima tahun terus meneruq. .berkampanye. padahal, televisi
dibiayai oleh rakyat. Bukan oleh GolkaijHeh...he...he...(terkekeh-kekeh).
Nah, itu bila dihubungkan dengan demokrasi adalah: hak tidak
berada di tangan rakyat. Adanya hanya di hilir, di pusat, pada pimpinan
to? Misalnya di dalam Golkar; "Nanti di lirlunas!,,Tapi, di atas Munas ada
Ketua Dewan Pembina Gelkar,
Nah; Munas tidak akan
to?
'
vasi kami.
oleh Golkar.
Nah, itu kalau dihubungkan
dengan demoklasi
: Hak
ti
Mewakili Golkar?
Nah! Tapi, kan tidak bakal pernah
kita lihat, misalnya, kunjungan Naro
atau Sudardji (tokoh-tokoh PPP, ed.) ke
Tanggapan penguasa?
Pelaksanaan Pen:l|u. misalnya. Kenapa harus pada hari kerja, dan tidak
dijadikan hari libur? Padahal, apakah
ada pegawai negeri yang bekerja
pada hari itu? ..Juga, apakah pada
waktu Pemilu d; kampus ada kuliah?
Nah, murid-murid SMA,pun kadang
5/
ri= ffi-iHtr:':dS;X;
't,
,,"
fi
Ke-
Kalau ltu
dllaksanakan,
mereka?
t
t
[.
I
ll
i,
Secara terse!ubung?
Nggak. Mereka, orang"orang asing, menyebut kelompok petisi 50
sebagai oposisi, pembangkang. Jadi, istilahnya pembangkang. Tapi,
pendapat.
,i
58
!rl\
t-1 \
I
kalah lerus. Karena penyelenggaraannya jujur dan adil. Saya, waktu itu,
ii
rT
"-,Y"qE{,,-
-\
\
'
t\.
mana-mana, dan segalanya, maju, hebat.,. Tapi, kok tetap sa;a merasa
tidak stabil? Sudah 23 tahun Orde Baru, flan itu berarti satu oenerasi.
Tapi, terus saja takut nggak stabil, iakut ada bahaya. Sar.idara malu
nggak sebagai bangsa, seperti ini? Dan kita iidak tahu, kapan selesainya
stabilitas ini.
"'"nirl:,ih[ffi:fi::."
karena di kalangan sipil ada konco dan bukan konco, hingga ada yang
sekonyong-konyong naik dan mendadak meloncati yang lebih tua.
Masalah pendidikannya, misalnya, kan di ABRI jelas? Juga yang
menyangkut siklus pendidikannya, di ABRI jelas. Sedaflg di kalangan
sipil, hal- hal ilu kurang terjamin, Di samping, mungkin" soal anggaran
belanja juga mempengaruhi. Di ABRI, masalah siHus kependidikan dan
nilainya, mungkin lebihterjamin. ltu pasti. Juga dalarn rnasalah anggaran
belanja.
Tapi sebenarnya, dalam kepemimpinan yang ba,k. regenerasi itu ya
harus berjalan normal.
Secara alami?
Ya, alamiah. Cuma dengan banyaknya orangrarg ABRI yang jadi
Dirjen, maka berheniilah kesempatan sipil, ya to? i(an lucu orang pensiun
dari ABRI, atau sudah hampir pensiun, dijadikan Dir.en. Kalau orang sipil
pensiun, ya nggak kerja apa-apa to? Nah. bila di ABRI - karena ada
dwi-fungsi - bisa jadi Dirjen, bisa jadi lnspekur .endral lirien), Sekretarie
Perusahaan Negara, Tenlu saja tempat-lempat ,ang diisi oleh ABfll ini
menghentikan flow-nya personal sipil. lGrya h; ka.rr ,barat air mengalir,
makin ke hilir makin berhenti, Berhenti, artinya ie. $ i.in. Padahal, di suatu
departemen ada empat atau lima Dirjen. tiar karena tiga atau empat
daripadanya diduduki ABRI, maka berhenf,lah, resempatan orang sipil.
Berhenti. Jadi, memang banyak hambatan ia.^ - di samping secara
teknis - secara historis tidak dijalankan deogfi baik. Nah, inilah yang
saya kritik. Kenapa tidak bisa? Seharusnra t, sal Ya, seharusnya tiaP
menteri bisa mengatur itu, Dulu, ketika sa;;a jadi Gubernur DKl, saya bikin
ranklist, daftar kepangkatan, pakai kornpu,te{ E}ila ada yang pensiun,
misalnya, saya minta lima orang ca:on paoa Sekretaris Daerah.
ncmor 4 misalnya. Kalau
Kemudian, saya pilih yang terbaik. Sala an
dia meloncat, saya panggil peringl3l d; atas.r'ya, nomor 1,2, dan 3.
"Kamu, nomor dua dan tiga.' Tap sara :nenunjuk nomor 4 sebagai
lerira
Koncoisme?
Nah ! Tapi kalau kita sudah memBrnpi ranklist, daftar pangkat, tidak
ada main loncat-loncatan. Sekali diloncati, diberi tahu: "Kamu goblog.
Kamu tidak cakap!" Misalnya begitulah. Jadi orang merasa ada jaminan,
jaminan hukum. Dia bisa tahu, nanti urnur sekian bisa jadi ini misalnya,
asal bekerja dengan baik. Dus, orang itu dirangsang untuk berprestasi.
Tapi, kalau nggakada jaminan, peduli amatto? Kerjasemaunya. Namun,
kalau ada ranklist, seseorang tahu di mana posisinya. Dan kalau dia
bekerja secara baik, dia tahu pasti bahwa pada usia sekian pasti jadi apa.
lni mengenakkan. Dan, memang, seharusnya begitu. Walaupun jabatan
Dirjen, misalnya, merupakan pilihan.
****
)2
i
F
I
,r1.r'6ff
1,
'n"' "a"'''
:g' 'fii'a
"@#460n* ',i"'
, \';':@T
i*.*,i-,:
T.'i,
o.,
'*r+ji:',,;::;'b::',,.
*.;qq
i.l/i
cv.
M E D.[.A GRAFIKA
(O
Jl. Sutan Syahrir a2a
utnz-
ryr*
lt\
bi':*
i.
**J*
l=t:i: i:.
KETOPR{K PLESETAN,
SEBUAH TEROBOSAN
BARU
!=::.ah
mir;.dIfrl:]flt
sen'-'
sungan hidup kesenian, sedangkan
dal ::ia:
mai
*::Plrurr.ffi
'
r
.
"-: . -:,''
bukan se-
.r.:.:
:jl3n
,:i
r-"-: '
karya
lebih dari
-::uk
"xrtl
r:
be
rym'ilhu
lr.mluimcl r{Irnu@@n*
beLs'& lnrnu lufi;ltruq$
kaitan
dap a: ::prsahkan begitu saja' Ada
SenoPati (dudu)
22 APril 1992
F=:runskaslfabu
iansialu di SimPangLimaSe mirang, kembali KetoPrak
Pie
- s e t an-PimPinan M arwoto
uniuk eiei di hotel Graha
sanlitalKati ini lakon Yang
digelar Surninten (ora) Edan'
frf,ltlililLii.,::Iiiil& mmromr
;:.l
dari himpitan rutinaitas kerja seh.,:rhari, \fereka initah "nafas" bagi kelaoe-
mena-
. .::'!Ut PaSar"
b;r'::
mustahil
KetoPrak P':'i:
,-:,:
niduP dan
-,.."ma. ]r{aka
:. \{arrvoto
:::;t
diacungi
i'
il:
i:': -"'&tuI' u" Ieni bukan hanr: ': -l ;3n=-oekeria seni atau =: I ir 'iitru
;
' ill i;;*"'iii' -i-i
l""i-"puog dalam
ou melihat kenyata--- :
: ::
*''
juga membutuhli;i -
trrt**rl "l]hr
t E":''firi&
[lvlvrwuRl"tL \u
Lliiilir'r
li'{
:"::
dilakukan tea:=:
-" Dementasa-.
Abril
'
Naskah
--:
c - -:
1992
S;
k::r
lJ
-?-"*:
!0 *u
'ri'
r'---ru fl]fllL
-,-- :T.r
uuuflu{$.d@hi'
fi'l''
,.]
K
,.s*i'
I
Ia
:.
. ..
di
yangberkepanjangan.
',: :' teater agaknya dikesampingkan. Atau
boleh dikata'sekadar pelengkap dari
keiiiginan
Berkisah tentang
(diplg1a.nkan
alur ccrita dan bukan menjadikannya
Ayahanda Bapak .Tuan
yang
sebagai kekuatan bercerita. Bahkan
Puri
tscsar
penguasa
Budi Bobo),
tokoh-tokoh dalam lakon WAS WAS ini
dan
kekaYahn
hendak mewariskan
kekuasaannya kepada ketiga anaknya,
menjadibatu.
It\
$,\
iil\
yang
badut?
Penonton teater
jeli tentu
tertawa dua
kali. Pertama,
tertawa yang
sebenarnya
karena
manglucu.Ke-
me-
dua, tertawa
karena melihat
kebodohan-k
ebodohan pe-
main dalam
m e nghayati
karakter dari
tokoh yang ia
Tapi, satu hal Yang Patut disaYangkan, teater Lingkar telah terjetak pada
kelucuan-kelucuan yang . sebenarpya
perankan.
Pemikiran
Prie GS dalam
62
fT'
::
harus mem-
Be**.
-,
-.{d
E
-i'..
)n
.,
ta
(Aona soeLa'
tarya'
!g
ln
di
'&t
Ia-
E.
nDg
El-
ft,
an
ng
an
tik
lm
itu
luk
tan
rra
lrn
no
:',f
.:
,l
. ... r*,r.
. 1'j
dengan
memasang dUa tiang bambu yang ditutup tirai plastik transparan. Ada sema.
O rang-
ra
Ira
sJftrng.
'
Mala: E;lLrrar
Purnama" yang sudah beberl;'a )umt
mandeg. Dan Cotrex mer--i : l
menghidupkan kembali Pi: g;5r15
mengisi kegiatan "Gairah
di:,;:pkan
r:r:,n
itu.
-drn
r$92
ft
smull'r:rs;
(Fahmi Ins.)
. .'':,.
Daii Pementasan Basa
:,'i',. E.grpuisi,,-,]:,i.r,.,,
.:
i-.:
PUASKAN PENIKMAT'
SENI
lJsecara intens kegiatan seni di Fakultas Sastra Undip, dan pernah menyaksi-
kepenyairannya.
Puisi-ptiisi yang dipilih Basuki uniuk
dibacakannya malam itu, sebagian besar
memang mendukung pementasannya.
Terutama puisi-puisi yang wujud visual-
di
hasilan pementasan-pementasan
sebelumnya. Pementasan Basa Basuki
lisahan sosiologis.
terlatih.
Namun penonton sempat kehilangan greget, manakala Basa Basuki pindah
kedepan podium dan duduk membacakan puisi-puisinya yang berjenis puisi
auditorium. Puisi yang cenderung ditulis
sebelumnnya. Terasa
;.r
''''
r.... lt
Basuki,yang selama ini hanya
-'Basa
bb6kubang di dalam kampus, malarn itu
m&inpu menunjuk{qan potensinya
se-
dikit ngotot, dan terkesan kelelahan. Maklum, puisi jenis ketiga ini
64
*\
*3;so--
;*
ft,
..'.'..i..;i --
'
;\;.
1u'.
fita [gn
masyarakat.
d:kin
tercarik L'ndiP.
Kini, periode jaL,al:n d:kan telah
adalah dekan
di d:pan
Ketikiia
mewujudkannya?
DOK. HAYA^,IWURUK
sebagai
tah-u
sama-.u-a'*ianita tentu
mengerti,
karena
katanya.
tentang BMOM.
Kalau saja Rektor
menjadi sasaranmaha-
siswa. Padahal ia
cukup mengerti keada-
I -)N
pp;kernbangan -perni!iran
'konsistensi
J.iaui buku
Penyusun
Penerbit
Tahun:
Politik Ind!,nesia,.,1"
: Vedi R. Hadiz
: PT Gramedia Pustaka
utama, Jakarta bekerja
sama dengan Yayasan
SPES Jakarta.
politik Indonesia
modern.
Setidak-tidaknya dalam
salah satu karyanya yang
akan dapat
mendeteksi
L992
Jumlah halaman: 190 hal
66
dalam menghindari
Thailand.
tengahkan bagaimana
karya-karya Ben Anderson dilihat dari sudut politik
budaya dan bahasa, terutama di
Indonesia, dengan mengacu
pada sejumlah tulisan pentingnya yang mengupas masalah ini.
studi politik
menuliskan secara
T-melalui setiai i:
masyarakat
B3t.: r
"'"'
Thail,:-:.
-;
universal.
i
I
;l
,l
I
-t
I
.: -' i -- buh
selarna
::.:., ;"rntoh, tema "apa yang t:l"i :::r:r l.lonesia" yang muncul d;ia
'l- :::.
-: ContemPorarY Indone .;:
'al
a-l
ml
",
la
rio-
Politi;".
lap
:..-.
mals'.:
=e
temporarr'
Indonesirr
Esi
3d2
tes On Con-
rk
dengan
dalam 'No-
rt.
P:
<=3:i',-_.4'
Political"C-
Anderson
eri
Ei,,
.: :-
'i,s!;l'
masa ki.:: ,
sl
;\
ai
C:;:.s
i'- ..; tujuair.buku itu untuk menawari:.:- b;$erapa, usul sementara ke arah
r.&jir:i.a
dan teinyata
tqE5g-c:r!'a-n. Walaupun
E:rl.Lei
p.g
uiiri;":
i--.:
L:: r
Comnu:;;
rg.
af
a-
,'--
'"3r2
mi-ii ri:::--
ruh
l: i,
Li-i:i
rda-
-;
Bn:- s-:.:
_-r-,.:
1am
'aDg
kita
ek-ri
j'- -" --
a:
I
\'I
agan
s all3J3ln
l dan
Orde
oleh
.ui1sur
:: i i:
i=rl.iaP
konvensional
:
::.::ikiran
"lelaahan politik" Indoc,:si,',:ns
,. r,,iar berdasarkan bah.:-bri::
!
I
i
{
Barat,
,Ormati
n Pada
dijum-
didefi'
simbol
pat me-
\-lli19'l.l
--
utama
risontal
-.
3"-
a. Dia
segenap
t:i:
ile
Baru.
Pada bab lima, penyusun menge-
pemikiran-Pemikiran
l r"isahkan
:.-i:rson tentang politik kelas di
t
t
67
I
1
&
.B
ffiffiffit4ffi
zuO
ffifr
h\,t
"
:lT:"rniukkan,
dicegahI
,,t.,,:
geiala
dan YogYakarta merebak
'
:' '
.r:l
int:PTl:^l
DPR' Pemerintah' kalangan
ir456g6""'
Cengkeh'
r
kdto
Niaga
Geger
vvt'v'Tata
semua
_
u..r.a a,
rarA
suara'
buka
dbn mahasiswa .1cun
"'t,taiat,
. 6nFr,^
BPPC'
ketua
ffiilSuhrtto,
;iia'pa
asal bunyi?
sih sebenarnya yang
Nasionar di
"io"i ::?y^1 Kebanskitan
ditanskaP Porisi'
fi
",
Iffi;""*"iun
;ffi#wa
[:H'i,'
itu?
Mana otonomi kamPus
merambah kamPus'
--isu O'nYl inte'rl sudah
muncul
ini
Akhir-akhir
lawan'
manl
membedahl
sulit
Memang, kian
Sastra kita betdiri'
lima tahun Fit<uttas
luh
'
dua
dari
Lebih
ruang kutiah'
empat
hanYa PUrIya
Tapi' sampai t"'nt ini'
berehut; tempat' dong!
mau kulia harus
**t:,::na
'
pu
Kahu
.seoentartagiBuiG,det<ankita,purnatugaS..:*".
Siapa Pun PenggantinYa'
*.ilgryo*i
::i
kita'
sen
F.1TI
HAYAM
TAI