Anda di halaman 1dari 96

ffi F t H H$ E &il*,{Y& *'t}{

}HTE::H KT Li'ail

?'A

$ H.q

Eg.1 $ I

$'

N'or'

5{r, ll-;:-

1-!
:,

vill/2005
trRUK NO.1
N 2000

w ffieffiffiffi
ffiffiG'ffiffi
,:-it

'E;
:*a

.:,';11.$t*l

,$y.

::''i

:1r

.S
l:!:a
"i*i
st
q:

ffi

t
;

':,;,

,:;j

,,

,,a,-.,:;ii1g;

5,:,3,
'1;

:i

I "1"
{[ &zL-l

ir.,,;r.:
r.

--

.jn;?..-

T
:
II

Hayamwuruk Majalah Politik

Saya mau memberi masukan


mengenai isi majalah Hayamwuruk.
Kalau diperhatikan, selama ini tematema yang diangkat selalu berkisar
masalah sosial atau politik. Itu memang
bagus, karena menambah wawasan,

hanya mereka yang suka pada masalah

.!,

politik atau sosial saja.

Septina Nur Iswanti


Mahasiswi D III B. Inggris '99

t
*

LagiJagi Soal Perpustakaan


Saya adalah salah satu dari sekian
banyak mahasiswa Sastra Inggris yang

merasakan kejanggalan dalam


pengelolaan keuangan Fakultas.

atau pembangunan sarana fisik yang


tampak dipaksakan itu, melainkan pada

pengalokasian dana Fakultas untuk


pembelian buku referensi.

Selama ini jumlah buku referensi


teoretis untuk bahan perkuliahan amat
kurang. Di perpustakaan hanya terdapat
judut-judul seperti Theory of Literature,
Twentieth Century Literary Theory, Poetic, dan beberapa referensi klasik lain.
Kekurangan referensi itu akhirnya sering
memaksa kami membuat paper secara
asal-asalan. Bayangkan, kami pernah

il

perpustakaan. Karena itu, saya sangat

setuju dengan usul seorang staf


perpustakaan mengenai meka-nisme

pembelian buku. Yaitu semisal ada


anggaran, perpustakaan meminta
masukan dari dosen-dosen yang
berkompeten sekaligus mahasiswa,
supaya anggaran itu tidak sia-sia.
Bagaimanapun, konsumenlah yang tahu
kebutuhan mereka, bukan para eksekutif Fakultas.

Demikian keluhan kecil ini. Dan


semoga di masa datang, bila jurusan
Sastra Inggris masih memperoleh nilai

"A', itu bukan lagi nilai

kopong.

Arief Darmawan
Mahasiswa Sastra Inggris '96

Pengelolaan ini tidak berkaitan dengan


Institusi (SPI), pernbukaan jurusan baru,

fl

Eco Criticism seharusnya dimiliki

akreditasi

masaiah Sumbangan Pengembangan

SPI danf'erm
rmasalahannya
as al ah annya

Sebenarnya kami sudah cukup puas

Sumbangan Pengembangan Insiitusi

il

untuk memindah kutipan-kutipan "ituitu" saja.

Haryono Wahyudiyanto
Mahasiswa FISIP Undip

(SPI) adalah bentuk penarikan dana

nantinya peminat Hayamwuruk tidak

hanya bolak-balik ke perpustakaan

dengan buku fotokopian asal benar-

f,

serupa dengan 10 referensi). Kami juga


tidak ingin menjadi pencomot sejati yang

benar layak dan up to dote. Buku tentang


teori kritik sastra terbaru semisal tentang

yang kini hilang bisa tampak lagi.

cakrarvala pengetahuan dan kepedulian

hangat. Tapi saya punya usul,

"4

Hayam Wuruk. Semoga fungsi sosiai

membuat paper kecil tentang topik

sosiaI kita tentng masalah yang lagi


bagaimana kalau tema yang diangkat
tidak melulu masalah sosial atau politik.
Kan lebih enak kalau ditambah misalnya
dengan berita seputar musik atau lagu
yang lagi "in" plus achordnya. Jadi yang
baca Hayamwuruk juga bisa menambah
pengetahuan tentang musik. Dan juga

J
r{
'{1

dengan 3 referensi (padahal saya pernah

mendapat tugas untuk membuat


pemetaan teori sastra sejak landasan

ontolo-gis sampai

paradigma

termutakhir, sementara banyak referensi

yang dibutuhkan tidak ada

di

perpustakaan.
Terus terang, saya tidak ingin menga-

lami kejadikan "aneh"

dalam

pembuatan skripsi. Yaitu ketika ada


sebuah skripsi soal feminisme hanya

FIAYAMWURUK No.I Th. XIII/2000

untuk membiayaiProgram Studi D III di


Universitas Diponegoro, SPI disahkan
melalui SK. Rektor Undip No. 186/SIV

J.0711999, yang diberlakukan bagi


mahasiswa an.gkatan 1999. Dalam
pelaksanaannya, SPI mendapat banyak

tanggapan kurang simpatik dari


mahasiswa, terutama mahasiswa Fakultas
Sastra dan Fakultas Ekonomi.
Aksi penolakan terhadap SPI terakhir
kali dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Sastra pada acara wisuda Universitas
pada 23 Oktober lalu. Aksi oleh Kesatuarr
Aksi Mahasiswa Sastra itu menuntr-rt:
penghapusan krnsep SPI, keterllbil:,,,1

mahasiswa dalam pengambilan


keputusan sirategis, dan terakhir
penurunan Rektor Undip, Bapak Prof.
H. Eko Budiharjo Msc.
Tuntutan pertama katena ir',el<lin

r..r

h'.

ii,.

penerapan SPI yang tidak melibatkan


mahasiswa, hingga biaya SPI menjacli

terlalu tinggi, pengelolaan

tidak

Pondok Borju Hayam Wuruk

transparan, dan tersingkirnya prinsip

Mahasiswa Undip Pleburan tentu


sudah tidak asing lagi dengan caf6 di

selama ini mahasiswa hanya menjadi

demokrasi. Tuntutan kedua karena

sepanjang jalan Hayam Wuruk, tepatnya


di depan Fakultas Sastra. Jumlah cafe
kian hari kian banyak, sementara warung
makan makin sedikit.

Dulu, keberadaan warung di jalan

Hayam Wuruk bermula dari rasa


kepedulian mahasiswa Fakultas Sastra
untuk menam-pung pedagang kalu lima.
Jadi, awalnya adalah fungsi sosial. Tapi

sekarang fungsi sosial itu semakin


bergeser, bahkan mulai hilang. Pedagang

objek yang dipermainkan oleh berbagai


aturan kampus. Sedang tuntutan keiiga
muncul karena mahasiswa kecewa
terhadap Bapak Eko Budiharjo, yang
mengatakan akan menutup Program
Studi D III jika mahasiswa angkatan
1999 menolak membayar SPI. Perkataan
tersebut amat tidak tepat diucapkan oleh

rektor yang notabene

bertugas

mengayomi mahasiswa.
Meski menolakSPI, mahasiswa tetap
mengikuti kegiatan perkuliahan seperti

mulai tergusur oleh banyak kafe mewah.

biasa. Namun proses perkuliahan


ternyata menjadi ajang perdebatan

Akibatnya, kini pondok yang biasa

antara dosen dan mahasiswa. Ini terjadi

menyediakan makanan dengan harga


mahasiswa mulai susah dicari di Jalan

di lingkungan Program Studi D III Bahasa


Inggris Fak. Sastra Undip. Tekanan dosen

Hayam Wuruk.
Tulisan ini sebetulnya hanya wujud
kepedulian saya scbagai salah satu
mahasis-wa yang biasa memanfaatkan

adalah dengan mengatakan "take it or


leave it".

penulis menemukan hal-hal menarik

warung makan di sepanjang jalan

mengenai Program Studi D IIL Apa yang

kaki lima yang notabene kelas bawah,

Setelah mencermati masalah SPI ini,

f-)

waktu satu tahun untuk melunasi SPL


Mahasiswa hanya harus membayar
minimal 507o dari besar sumbangan
terlebih dahulu, sedang sisanya bisa
dilunasi paling lambat akhir semester
dua.
Tapi tampaknya Fakultas melupakan

lan;i itu. Ketika kami

mencoba

mengklarifikasi masalah ini kepada


dosen wali, mereka tidak bisa berbuat
apa-apa. Alasannya karena perintah
datang langsung dari ketua jurusan. Dan
ketika kami menemui ketua jurusan D

III Bahasa Inggris, Bp. Suharno, juga

tidak didapat penjelasan yang


memuaskan.
Sebaliknya, jawaban beliau sungguh

tidak mengenakkan. Katanya, pada


setiap peraturan pasti ada celahnya.
Dikatakan pula bahwa pelunasan dana
SPI ini bertujuan membayar gaji dosen

Tergusur perluasan tempat parkir

Tapi yang saya sangat sesalkan, pada


masa-masa sulit tersebut, Dewa (Dewan
Eksekutif Mahasiswa) justru tidak berbuat

disampaikan ini mungkin berguna bagi

para calon mahasiswa yang hendak


memasuki program D III di Universitas

banyak: Sebagai wakil mahasiswa


Fakultas Sastra, lembaga eksekutif
tersebut tampak tidak mendukung

Diponegoro:

1.

Program D III di Undip bersifat


SWASTA murni dan tidak

gerakan penolakan SPI yang dimotori


rekan-rekan angkatan'99.

mendapat subsidi dari pemerintah.


Jadi biaya sepenuhnya ditanggung

Tidak ada pernyatan dari Dewa

mahasiswa.

3.
3.

kepada pihak Dekanat maupun Rektorat


bahwa mereka mendukung aksi tersebut,
apalagi advokasi terhadap mahasiswa

Meski swasta, fasilitasnya adalah


fasilitas negeri (meminjam gedung
kampus negeri).
Program Studi D III bertujuan untuk
menambah jam mengajar dosen-

angkatan '99 yang ditekan oleh pihak

dosen. Ketika spanduk bertuliskan


"Mahasiswa Sastra Menolak SPI"
akhirnya dicopoi, Dewa pun tenang-

dosen Inggris serta menampung


siswa yang gagal UMPTN.
Penulis berharap masalah SPI ini
dapat diselesaikan. Dan semoga tulisan

ini bermanfaat bagi calon mahasiswa


pada khususnya. Mohon maaf bila ada
kesalahan kata-kata.

Alexius Priyo Jati Pamungkas


Mahasiswa D III B. Inggtis '99
Kecewa pada Dewa
Lima bulan berlalu sejak aki terakhir
menolak dana SPI (Sumbangan

Pendidikan Institusi). Aksi mahasiswa


Sastra angkatan '99 dan didukung
kawan-kawan SMS (Solidaritas

tenang saja.

'

Saya jadi ingin mempertanyakan,


apakah orang-orang Dewa merupakan
perwakilan mahasiswa Sastra atau kaki
tangan DekanaVRektorat?

III B. Inggris' 99

Pe-

ngembangan Institusi (SPI) terhadap


mahasiswa D III angkatan '99 kembali

menimbulkan masa-lah. Ketika

itu menuntut

mengurus administrasi semester dua,


kami diharuskan melunasi pembayaran

dihentikannya penarikan dana SPI.


Namun setelah dua kali aksi massa dan

SPI. Kalau tidak, Kartu HasilStudi (l{HS)

dan Kartu Rencana Studi (KRS) tidak

beberapa kali dialog dengan pihak


Dekanat dan pihak Rektomt, tuntutan

akan ditandatangani.

tersebut tidak dikabulkan.

baru, diumumkan bahwa ada tenggang

Mahasiswa Semarang)

tetap tidak akan ditandatangani.

Yang ingin kami pertanyakan,


semudah itukah Fakultas menjilat
ludahnya sendiri? Tidakkah mereka ingat
pada janji 6 bulan lalu? Dan sebegitu
rendahkah kepercayaan pihak Fakultas

akan kesediaan mahasiswa untuk


membiayai perkuliahan, hingga
diterapkan cara-cara pemaksaan dan
ancaman?

Kami memang tidak bisa berbuat


apa-apa. Tapi tidak berarti Fakultas
berhak berbuat seenaknya. Apalagi yang

dipersoalkan di sini bukanlah jumlah


yang sedikit. Bukankah lebih baik jika
pihak Fakultas terlebih dahulu berembuk

dengan mahasiswa sebelum menerapkan cara kasar ini?

nuiani mereka-mereka yang mungkin


lena oleh kekuasaan. Amin.

Mahasiswa D

KHS Terganial SPI

Penarikan Sumbangan

tidak mau membayar, KHS dan KRS

Semoga tulisan ini dapat menggugah

Indah Suryani
Mahasiswi D

untuk semester j.lua. Dan jika kami tetap

Padahal saat daftar ulang mahasiswa

Hasto Suprayogo
III B. Inggris '99

Parkir Tidak Aman


Lewai surat pembaca ini saya ingin
mengangkat suatu masalah yang saya

anggap sangat penting. Selama


berkuliah di Fakultas Sastra, saya tidak
pernah melihat petugas parkir. Mungkin
memang sepele, tapi saya merasa hal ini
benar-benar merisaukan.. Tidak ada

kepastian keamanan

terhadap

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

kendaman yang diparkir.


Memang terdapat pos jaga. Namun
belum pemah sekali pun saya melihat
ada petugas di dalamnya. Apa memang

Akhir-akhir ini saya pernah mende-

Mahasiswa Sastra tentu sudah tidak


asing lagi dengan masalah buang hajat
di kampus. Di setiap fakultas umumnya
selalu tersedia tempat untuk urusan yang
satu ini. Namun di Fakultas Sastra ada
"keistimewaan". Di sini yang namanya

ngar isu bahwa tempat parkir akan

tempat buang air benar- benar

diperluas. Apa hal itu tidak sia- sia jika


tetap tidak ada petugas yang menjaga?

memprihatinkan.

pihak Fakultas tidak pernah memperkerjakan pehrgas jaga? Kalau benar,

lantas untuk apa dibangun pos jaga


tersebut?

Apalagi pernah ada kasus

di

mana

sepeda motor milik anak Kearsipan yang


hilang dicuri. Padahal kejadiannya pada
i

WC Sastra Parah

siang hari. Apa hal itu tidak cukup


menjadi bukti bahwa masalah perparkiran sudah sampai pada titik kritis?
Ada satu hal lagi yang saya ingin

minta penjelasan dari pihak Fakultas.

Mengapa selama

ini tidak pernah

disediakan tempat parkir untuk mobil


mahasiswa? Yang ada cuma parkir mobil

dosen dan karyawan. Sedang mobil


mahasiswa terpaksa dibiarkan berada
diluar pagar kampus. Apakah ini salah
satu bentuk perlakuan "istimewa" bagi
mahasiswa?

Saya tidak tahu harus berkata apa


lagi. Tapi yang penting saya berharap
pihak Fakultas lebih memperhatikan hak
mahasiswa. Jadi tidak cuma menarik
pungutan saja.

Henry Laksanawan
Mahasiswa D III B. Inggris '99

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

Untuk kepentingan 1500-an

terkunci. Tidak jelas apa manfaatnya.


Terus terang saya heran, mengapa
ruangan disia-siakan seperti iiu? Kalau
ruang itu memang diperuntukkan bagi
HMJ, sebaiknya segera ditempati. Biar
tidak mubazir. Dan kalau memang
hbndak difungsikan sebagai WC, juga
sebaiknya cepat-cepat dibenahi.
Meski WC mungkin terdengar sepele
dipermasalahkan. Bahkan saya
mendengar dari angkatan yang lebih tua
kalau mereka sudah bosan bicara soal

mahasiswa, hanya ada satu WC. Itu


pun baru akhir- akhir ini saja bisa
digunakan. Sebelumnya WC ini tidak

WC. Katanya, setiap kali ada dialog

dapat dimanfaatkan karena tidak ada air

ada perbaikan berarti.

yang tersedia. Bahkan sekarang pun

antara mahasiswa dan Dekanat, kondisi

WC selalu dibahas. Thpi tetap saja tak

Tapi saya percaya,

sebuah

kondisinya sangat buruk jika

manajemen yang baik tidak"akan

dibandingkan WC dosen dan karyawan.

mengabaikan masalah sepele seperti itu.


Kalau masalah WC saja belum beres,
bagaimana bisa mengurusi masalah
yang lebih besar? Jadi, Fakultas jangan

Akibatnya mahasiswa lebih cenderung


untuk membuang hajat di WC Fakultas
Perikanan. Saya yakin pihak Fakultas

dulu berteriak-teriak

tahu masalah ini. Namun mengapa tidak


ada tanda-tanda perbaikan, saya tidak
tahu pasti.
Yang lebih parah lagi adalah nasib
WC baru. Setelah tidak jelas fungsinya

Tolong benahi dulu WC Sastra.

selama beberapa waktu, kini malah

Mahasiswa D III

tersiar kabar akan dialihfungsikan


sebagai kantor HMJ. Bahkan sudah
sampai dibongkar-bongkar segala.
Namun mana kelanjutannya? Tempat itu

kini terbengkalai tanpa pemanfaatan


yang jelas.

Selain itu WC satu lagi yang selalu

hendak
meningkatkan sarana perkuliahan.

Kristian Ari

B.

Inggris'99

" Salah satu tugas penyair


adalah mengkaji ulang bahasa.
Jadi kalau penyair menurut
begitu saia terhadap kaidah
yang baku, ya sangat
disayangkan ..," ucap
perempuan yang dikenal
sebagai penyair, esais dan
wartawan-

Kota lama Semarang adalah


aset kota yang tak ternilai. Tapi
banjir, rob, kekurang pedulian
masyarakat dan pemerintah
daerah menyebabkan bangunan
tua dan megah berarsitektur
Hindia Belanda ini nyaris
tinggal nama.

Suara Pembaca
1
Dari Meja Hayamwuruk 5

li
I

Artikel
6,23
Fokus
Laporan Utama
Opini
25, 50
Media
27,74,88
Cerpen
36,64
English Corner
38, 59
Jaring
51
Komentar
53,55
Dunia Kemahasiswaan
57
Puisi
60
Jembatan
62
Peran

Tinjauan Pustaka
Lintasan Budaya
Budaya
Seni
Obrolan Emka

RUU PKB akan disyahkan menjadi


UU, dan kontroversipun berlanjut.
Bagaimana pendapat para pakar ?

Militer merupkan salah satu variabel


pngganggu tumbuhnya oposisi di

Indonesia.

75

79,82
83
86
90
92

HAYAMWURUK, NO. 1Th. XIIV2OOO

J':

#iiifi,2.L-i1ffi

'ii ii i.

+H

i;

Peserta masanq angkata4 1999

Generasi baru telah datang


m wuru k hadir di kampue ini, I ejak
maaih berformat.keoil oampai seukuran sekarang,lS tahun memang bukan
ueia yang panjang dalam ukuran manusia, Tapi 15 tahun juga bukan waktu
yanq eingkat" 1anyak hal telah t erjadi: onng-oranq dat ang dan pergi, perubahan
molto majalah, viei dan misi, dan maoih banyak laqi. Terkadang kami bertanya,
apakah selama 15 tahun tersebul Hayamwuruk berhaail mengemban arnanat,

embaoa, tak t eraoa sadah 15 tahun Haya

penderilaan mahasiswa? Menjadi media yan7 mern?erjuangkan aopiraai


mahasiawa? Jawabannya bioa beragam dan arnab panjang, Tidak aedikit, yang
berterima kasih atae kehadiran majalah ini, tapi juga banyak yang kecewa' Apa
boleh buat.

?erke'nbangan ?ero yang demikian hebat belakangan ini mernang membl::,:t

majalah mahaeiewa kian tereisih. Mereka tidak lagi menjadi media alternatif ,
bahkan media komplementer Vun i"idak, 1ebuah lonlaran ainie munaul pero'
mahaaiswa munoul eekadar oebagaimanifeslaeiromanliemepengelolanya, Atau,
pere-mahaeiowa hanya menjadi media onanl media yang dihadirkan dan dibaca
hanya oleh pengelolany a.
lni b ar an qkali p e r deb aEan

kl

a oik,

api

d al

am e diei

ini

erEany

aa

n t er o eb ut'

lidak salahnya dikemukakan, Oukan karena romantiome, apalagi oekadar iaerig,


melainkan karena hal-hal mendaaar eeperli if,u yang bisa membuai kami tetap
waepada, Anak magang angkatan 1999 kadang berperan dalam Teningkatan
kewaopadaan ini, ?ert'anyaan'?ertanyaan eepele oemiaal "mengapa Nema ini
diangkat, apa tujuann;ya", eerinE membuat mereka yanq lebih lua teraentak,
Mungkin karena rutinitas kerap membuat otanq tak lagi banyak bertanya.
gementara anak'anak baru ilu ibarat bayi yang belum tahu apa'apa tentang
pere-mahaeiawa,
?embaca, padat'ahun ini,5 orang pengelola senior mengundurkan diri pada
Rapat,Kerja (Raker) Vl,Tidakfangqunq'tan4qung,yang rnen7undurkan diri adalah
mereka yang menduduki poa penting eeperli pemimpin umum, kepala litbang,
pemimpin ueaha, redaktur pelakoana, dan foto7rafer. Oelum oukup, baru 6 bulan

kepenguruean berjalan,

3 orang

pengelola kembali mengundurkan diri dari

iabatannya.
Kami yang masih teraisa, hanya terhenyak. Tapi tidak ada waktu untuk
menyeoal| Anakbarutelah daf,ang, dan maeihbanyakkerjayangharus dilakukan,
15 tahun bukan waktu yang aingka| Kami peroaya aelama kurun itu kami eudah
melakukan yang t.erbaik untuk Anda. Meeki terkadang kami terengah'enqah,
majalah Hayamwuruktetap ada, maeih tetap dibaaa,***

fi

db;Ei!'

ii;li .,

uKAnbr

l,irr:i=ii

i:.jri

HAYAMWURUK No. 1 Th' XIII/2000

Konstruksi seni dan Jurnalisme seni,


Jalan I)enasionalisasi Kesenian

uatu hari dalam pikiran saya, di


masa orde baru, saya melihat
seseorang duduk termangu di
Taman Budaya yang berhalaman luas.
Dalam pancaran matanya ada sesuatu

yang mampet, sebuah saluran yang tidak

sendiri? Siapa yang telah memberikan dan


meletakkan senjata profesionalisme itu?
Profesionalisme yang membuat saya tidak

mudah diidentifikasi di antara jalinan


saluran lainnya. Ia mengeluh. Saya belum

mendapatkan teman kerja yang cocok.

Saya masih harus jalan sendirian.

Kesibukan lebih banyak menggagalkan


ide-ide saya daripada menurunkannya
menjadi sebuah karya seni.
Perwujudan ide menjadi tidak mudah.
Iklim profesionalisme di sekitarsaya mem_
buat ide hadir bersama dengan kerumitan
untuk mempresentasikannya. Berbagai

masalah muncul: pembuatan proposal

lagi bebas memilih teman-teman kerja


untuk bekerja dalam ikatan emosi, bukan
profesional.

Sejak itu saya mulai berpikir


kembali terjadi untuk mengembalikan keda

kesenian sebagai "pembebasan,,. Bukan

"penjara profesional". Seperti ada bau


busuk tercium, dari kepala saya. Mungkin
bau busuk dari sekian ide yang telah saya

campakkan karena berbagai kesulitan


representasi yang dihadapi.

wajah birokrat yang banyak menderita


kompleks kekuasaan, dan tetek-bengek

Pelucutan Politik Kesenian


Seseorang dari taman itu adalah
seseorang yang hidup dalam suatu

Kerumitan yang memaksa saya untuk

bertindak manajerial. Tapi tindakan


manajerial memerlukan lembaga dana
yang aktif, adanya kemungkinan profit, dan
tenaga-tenaga profesional. Dunia memang

sedang diubah. Lewat pembagian yang

ketat berdasarkan profesi dan profesionalisme. Proses bel<erja sebagai bagian


dari proses "pembelajaran bersama,' kian

terhapus lewat pembagian kerja yang


diskriminatif, yang melihat hubungan
hanya semata lewat keahlian dan perkoncoan profesional.
Pemikiran seperti itu tidak hanya mem_
buat saya menjadi kecut untuk menghadir_
kan karya saya ke ruang publik. Otak saya

terasa perih. Pada tingkat proses re_


presentasi karya saja, pemikiran seperti di
atas sudah ikut mencabik-cabik ide saya
menjadi potongan-potongan yang saling
meragukan dan mencurigaisatu sama lain.
Saya kemudian meninggalkan taman

itu dengan pikiran: mengapa profesio_

bermain dalam politik lembaga kesenian

dan legitimasi kesenimanan. Lembaga


yang hampir merata didirikan di seluruh
propinsi dalam bentukTaman Budaya atau

Dewan Kesenian, dan dijalankan oleh


birokmt. fungsi politiknya jelas: mengubah

kemungkinan konflik vertikal yang


dicetuskan seniman menjadi konflik
horisontal.
Contoh paling dekat dari penggeseran
substansi konflik ini terjadi ketika sejumlah

bagaimana membalikkan keadaan ini,


bagaimana "deprofesionalisasi" harus - seniman melakukan
reformasi hampir

untuk lembaga yang mau menerima karya


saya, da1a, perizinan, publikasi, wajah-

lainnya.

nalisme bisa menjadi senjata berbahaya

pada telapak tangan saya, yang saya


gunakan untuk membunuh ide-ide saya

konstruksi kehidupan kesenian dan


bagaimana jurnalisme seni berlangsung

pada masa orde baru.


Keengganan kesenian untuk merebut
kembali politik sebagai hak setiap seniman

mengambil bagian dalam politik

pemaknaan, telah membuat dirinya


kehilangan banyak kesempatan untuk
menjadi bagian arus sejarah di negerinya
sendiri. Kesenian di masa orde baru adalah
kesenian yang dikonstruksi di atas konflik

ideologis yang lebih banyak dipahami


secara psikologis sebagai trauma politik.
Trauma ini pula yang sering digunakan

trntuk mendiskreditkan seniman yang


dianggap berada di luar berbagai bentuk
legitimasi kekuasaan yang dilembagakan

melalui stereotip

kiri atau

Lekra,

Pengunduran diri kesenian secara politis

seperti ini kemudian pararel dengan


birokratisasi kesenian yang dijalankan
rezim orde baru.
Folitik kesenian kemudian lpbih banyak

sepanjang Mei-Juni lalu di Taman Ismail


Marzuki (TIM), dalam usaha mematahkan
campur tangan pemerintah dan nepotisme

dalam lembaga ini, sambil membuka


ruang publik untuk menampung berbagai
aspirasi dari mayarakat yang tersumbat
selama ini, telah digeser menjadi konflik

.antarseniman yang berada

di

dalam

Dewan Kesenian Jakarta dengan seniman


yang berada di luarnya. Adanya beberapa
lembaga dalam pusat kesenian di Jakarta

ini memang memudahkan

untuk

menggunakan satu di antara lembagalembaga tersebut untuk memainkan bola


konflik yang substansial sifatnya menjadi
konflik internal antar seniman terhadap
lembaga kesenian.

Kekuasaan

atau motif

untuk

memegang alat-alat kekuasaan lewat


lembaga-lembaga ini menyelusup jauh dan

mengabur.kan apresiasi kita terhadap


berbagai proses kesenian yang bergerak
dalam masyarakat. profesionalisme serta
dunia karier yang lebih banyak tumbuh
dalam sikap nepotisme dan korupsi pada
gaya hidup pragmatisme orde baru, ikut

mengubah apresiasi terhadap proses

kesenian dalam masyarakat akan menjadi


legitimasi status quo.

Pemahaman profesionalisme dalam


kesenian ikut berhembus sebagai kerja
manajerial serta komersialisasi karya seni
yang tumbuh dalam gaya hid.up nepotisme
orde baru. Hubungan terhadap kekuasaan

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

memang telah menjadi pusat


penilaian seni. Pusat penilaian

yang melahirkan gelombang


besar. untuk sejumlah seniman

yang meninggatkan basis lokal

mereka agar bisa diterima


secara nasional. Mereka tidak

mungkin bertahan pada


kesenian atau sastra daerah

yang ruang jangkaunya


terbatas.

Nasionalismekebudayaan

yang diturunkan lewat pemahaman kesenian nasional


sebagai ptrn.ui.-pun.ak., ke-

budayaan daerah, berarti


sama depgan membiarkan
diskiminasi dan dominasi dari

mereka yang kuat. Makna


persatuan di sini telah meng-

khianati sejarah lollal. Para


seniman melakukan transendensi ruang dari imanensi
sejarah lokal mereka, kemu-:

kadang lebih banyak menentukan

dan menjadikannya sebagai alat bisnis.

dian mensubordinasikan kerja dan ek-

daripada kualitas karya seni, Maka bentuk-

Komersialisasi pers ikut memurukkan pers

sistensi mereka kepada kesenian nasional,

bentuk jaringan hubungan dalam ke-

yang sudah kehilangan kebebasannya ke

senian kadang lebih banyak berlangsung


dalam bentuk koncoisme seperti ini pula.
Sepanjang orde baru itu pula, generasi
seniman yang lahir sebagai generasi baru
harus hidup dalam alam kreativitas yang
sudah tidak lagi memiliki mikropon politik.
Mikopon politik tetap dipegang oleh angkatan '66 yang diuntungkan oleh konflik
ideologis yang berlangsung pada masa

dalam dunia-bisnis yang keras, meng-

orde lama. Maka setiap terjadi gejolak


politik, di mana kesenian dirasa perlu'

untuk bisa menghadapi cara berpikir

terlibat atau melibatkan diri dalam gejolak


tersebut. hanya seniman-seniman yang
memiliki stereotip angkatan '66Jah yang
memenuhi mikropon politik tersebut.
Simbol politik tetap didominasi oleh

angkatan ini. Generasi baru'dilepaskan

dari kancah perebutan simbol-simbol


politik baru yang bisa tebih mewakili
kenyata-annya. Generasi yang dibuat
mandul untuk melahirkan simbol-simbol
politiknya sendiri dalam kesenian. Konflik
akhirnya lebih banyak digeser ke dalam
medan konflik wacana seperti sastra

kontekstual atau posmodernisme yang


serba canggung, karena ia lebih banyak

dipaksakan masuk dari .luar bersama


dengan barang-barang impor lainnya.
Proses pelucutan politik kesenian memang
terus dijalankan dengan intensif.

Dan sementara itu yang berlangsung


dalam dunia pers tidak lebih sama dengan
bagaimana kesenian dikonstruki di masa
orde baru. SIUPP menjadi alat penguasa

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

hadapi persoalan mafia pasar, persaingan

Sementara di tingkat nasional, mereka


tidak hanya mengalami disremember
terhadap masa lalu mereka, tetapi juga

bisnis yang menghalalkan segala cara.


Menggeser ruang publik menjadi ruang
komersial pada setiap mili halaman-

kehilangan basis sosial mereka. Seniman


menjadi komunitas nasional yang paling

halaman media massa. Berdasarkan po[[-

terpotong-potong dari memori masa lalu,


sekaligus mengalami depolitisasi di tingkat

ing pembaca, yang akhirnya menempatkan rubrik kesenian paling bontot

di media massa, membuat kehadiran


kesenian dalam media massa kian ringkih

menderita kehilangan basis sosial,

nasiona[.

Pers yang tidak hanya menderita


mengalami monokulturisasi lewat imajinasi
nasional yang memusat ini, yang mern-

tuntutan pasar. Seniman sering.mengeluh


kurangnya ruang untuk representasi karya
dalam, media massa. 'Media massa

buat dirinya menjadi seragam untuk

memang kemudian lebih banyak

memiliki beban berat untuk membuka,

menlperlakukan presentasi karya seni

merakit kembali dinamika lokal-nasional

melulu hanya sebagai reportase peristiwa

dalam representasi jurnalisme kesenian

kesenian.

melayani berita-berita pusat. Tetapi juga

mereka. Peran ini lebih berat lagi dengan

Kondisi tersebut kelihatan sangat ru-

beban bahasa Indonesia yang harus

nyam. Maka cukup luar biasa kalau dalam


kondisi seperti ini, sekali-kali keseniaq bisa
membuat keributan dalam bentuk polemik
di media massa. Hubungan yang dekat

dijalani oleh seluruh media. Konsensus

dan hampir personal antara seniman

nasional terhadap bahasa Indonesia telah


membuat dinamika lokat tidak terdistribusi,
mdcet, menderita inferioritas berha{apan

dengan banyak redaki maupun wartawan

dengan ukuran-ukuran

budaya, banyak mengobati dan bahkan

Sementara imajinasi nasional kita tidak

nasional.

mengatasi kondisi yang runyam dari

memiliki akar budaya. Ia hanya lahir

bagaimana kesenian dan pers dikonstruki


oleh permainan politik birokrasi rezim orde
baru.

sebagai konsensus politik.


Sementara setiap konsensus politik
tidak otomatis bisa mem-presentasi dirinya

Denasionalisasi Kesenian dan


Dinamika Lokal
Konstruki dunia seni dan jurnalisme
seni seperti itu, tidok lagi kritis terhadap
pemformatan berlakunya mainstream
kesenian nasional. Kesenian nasional

sebagai lokomotif yang

mampu

mengikutsertakan budaya-budaya lokal di


dalamnya. Degradasi sejarah lokal dalam
konsensus ini malah lebih banyak terjadi
dibandingkan dengan sebaliknya.

Persatuan yang diturunkan dengan


pengandaian yang kecil-kecil bisa menjadi

kuat bila bersatu, menjadi sebaliknya


mgiakala persatuan tersebut bekerja lewat
hulum survivalitas. Yaitu yang kecil bukan
rnenjadi kuat:karena bersatu, melainkan
iushu dihancurkan di dalam persatuan itu
sendiri. Penghancuran putin'g nyutu'a-keji kini sedang menghiasi hampir seluruh

media mqsqa kita lewat banyaknya


pembantaian yang dilakukun ord" buru
segara intensif di banyak daerah

di Indo-

nesia, Aceh, Timor-Timur, Irian dan


daerah-daerah lainnya.
Pers dalam peran itu perlu

untuk mem_

a"-

pertimbangkan kembali terjadinya


;li"^11+F.$*"Pldsffiftbei#|';3uffie,.q$:],ltryt1*";fflitatisttrd.#ilirui
' 'ITf,1Y,g,qS,*"iP"Pr1fl$e:fuak"r ip?krra.kita tiEtuiirrpi
nasionalisasi untuk jurnalisr" ."ni
,unn ,'lii.i:Xff;;9l"g.s:ffnomisi:PBmilihan:
B:1r* in$s8i+kbri,isrrpBmitihun ',n"air
rmobil
yang t';didi
jalankan.
mereka
sebuah peran untuk
*"'*:
114i":1u,rl*''$i,
f43ar"6etama'ifi,
"
,'-,
:.,.
t
aaalah'bilamobii
ajatah
aa-^^*L-r:r.^,---^L,,:-"'-':"
,Umuni'.(Ip{J)".
ii*"-i-^^^i
.-,,,.,,u
"I'q':
mogok,
seluruh
mengembatikan

;";;; i;,;";;; "#ff';:;"#l; +f


kembati memori-memori

''*tTlY:1._l,l

it ,. ,

*,,

,. ,t

;;;#;;

liusoQilnertamd

1,::";:xlff:;:"T:i**'*;;#:f $*tly.$*fl1,i11"'T;l,*f 1!,,[lfiii$iff "ff *lff ff :


Hukum bahasa
:',f

harus dikembalikan

kepada realitas budaya yang hidup dalam


r.nasyarakat kita yang beragam, dan bukan

sebaliknya bahasa Indonesia menjadi


pembunuh nasional untuk bJUaya lokat
kita.

Menghadapi kesenian dan jurnalisme


dalam konskuki seperti di atas, ada dua

kemungkinan yang harus dilakukan.


Pertama, membebaskan kesenian dari
'.:flooYrrTIIlABWahlS-lirpi,siapayangb$a
mainstream besar yang
matnstream.
yang : berpusat pada .1,
t1i"g"SdJ4mar:ini tradisi;oposisi di negara
*':iltita'barutiehgt&
moderniime dunia;
'bersikap kritis 'ierha-dap
duniu' dan
iun kedua, kembati ke ' mffimin bah p'iEideh ketig int tidiint;
:"r pefrerintah,-meski
T:durl:r:
dalam kehidupan komunitas. Dua hal yang 'akan berakliii seperfi merela? :
1,
hii iiu rudatr .uatu
dilakukan untuk melihat
sebenarnya ir', kdrnajuan-yangbiaianya'identikdengan
vYvvrre.rrys
- ------.
q( nstrluqll
'-..':r,":..1
yerrl,. vrqrsrryq
ruEtruh llgltgall
kembali hgke] , Peralihan kekuasaan
hal wajar dalam t"rlllu9 pofitik. fenomana' on e mtan"shqu). Kritik Aisyah
hidupan bersama kita dan mengalami per- r.,

["i;;:;bil; liffi

:uii!i.$F*i+}$$tfitl,]
iiit3i!iil+;*t"rt""o"

11eruRakan

Sebuah

fifrgfli:lij,,iri:,beiiim *.1*p: *:lJwati

p"rilrirun yangberdasarp"d"

i,iii|ii

-11""g.f

r"i

kenyataan bahwa krisis ekonomi dan ,f:1iT:lt:_i:1n* mulus'


jtT..,|ftlsilir'm31nang-pol, dipuji. Tapi di
l;nsa1."T-. :rsrtil.giin,yaegdiLutuhkanlebihajriset<adar
tanpa menumpittin'aaiut,."
potiiit vang 11"
, j11.r1.n*,
lldia adalah'bonioH.'i
"r"r,menjetans onrn,tu
berbagai partai yang
ftitii,''melainkan jusa peng=
'::1?11'"g"-ne1ta,
'ikeb
akanmengubahkehiJupan::Y:i:::l'"]
$v1',Gps'volgtetorenisiqbetum
yOIg teiiotgnisiq betum tercipta
iil'-to-koh: : $yimbapg
lraneah
narahrrla.,ra,perebutan
kancah
suara.
Situasibaru yang
',ff:ilnil,"1;;
, ,r.*,,r##*iii"i*
r,
saat,rinl,"Silaih karena=kiia
ggE:rs
masih mud,
ffi
*uns,,in
mungkln
;' akan Jl,'l;
melahirkan
iJllT' keadaun r,
,ff,ffiffi
td*r
"k";
m,,nU::
"riult*r_rtieniaial
simpang-siur. Masyarakat kehilangan,-"A"fi*Ai"JTJril;;
kehilangan,-idrl;i,h
;^^r i;;_r,r.^- i;^,,,,";.

i,",.;;ffi

#,Hl'#ffiji,lX'of i"*ffi,,, ffffiilii'"iffii:;9,


o"*u,,"",r'"r"iil",iffi;"il ,}iffiffirffi,]iffi,*:1i
ffi #;" ;;;:u:: ;:'JJ:l:
*:i
I:"t"i ;*i';*fr;*;,ffiilG:il{Fffi,,,:*lffittd1ffi:m,ffi
rdentifikasi#,*ff
ffiffi
terhadap il::::ilffiJ',"#:l,,Hffi,H{*::#llru,tffi
keadaan yang tedadi. . pp*Uuffiei p;fitit
iuikuru-,ff x**:*i;1.r1sar,,vuiug"t.,i"u'
r

h"','

p;ilil%'i*iJ.."ri'i;i'fl.,l"T',
vals :-t rra#;ii":;"*""4
l;i;;;i'iiJiJtili"[".+t
i

Situasi vang membuar


i;;"ibi
=.itl8Tr1t\#X,n,u,.un ,"*n.n,un
Tu:vurkul.
mendapatkan pijakan-pijakal.kecll
;+u$nii"+,,tanuqmendatang..saat
q;li*puaa,
e.!
ari;,;
mJnaatang. Saat itu, bbisa
isa
e
f
11a,ipn1i,+ _tapuq
1pr
reorn b''.:
orsa orpercavai
dipercavai dan kita. ken.ali.
"ltha.i;
ken.ali'rahl3,ise.?iiiah
*.h18,.r*.q.'uh fpdia, tSpi"dtii4ua+"t
sudah mem_
rnpikuh,(i.ta
f9',n
memmem_
1dillrr]rqt,;ppqkah
illQ"tt,qi;*plr<uh,kitiludut
i[1g
l"dblt,4ua+"i
ki.te
Pijakan-pijakan kecil itu
itu. hanya ada d616ry1
d6166 ;-iperdlifiun
k"kuu'1ui,1gruuy4, selaJuilrisihi
;;perdlifizin kbkuuruui,l:rutr,rt,
iefaJulnisih,
persaniiar"r dribtatq peralihin kekuasaan
lelaJuimasihi . $afui"pf.i[
$.9fui"pr.i[
3:11":lili*n
'dda tket<acauan
kehidupan
komunitas, dan bersama-sama "",
q*$dont*o",,i tdnpa ihsfqb'Uitag, a'iiU; i[an
i,

komunitas membangun kembati auniu


dunia
bersama

kita.
kita.

Kalimalang, 9 Desember

''r: 3aa.Let<aiiuan.:Piranhun
kaSoehafio; dad
kdPoehaiio;
<

UU

Oun,O",,

.qnaiinldil$utioEhinst;bili{as"politi6fi6rga,
.qrasihldiliputi
ot

:metbrnbsns,

1998.

$oghaio

:{1[.,[;;;;ihrJ;il;;;
:{11.,[;;;;ihrJ;il;;
{i4r;;651;;thfi;l1iu;
gutangi
men
;;ffi",*
----"o-'*"o
$ T."t*oq,,.

t"rrs.rrran

diriiil;i6;#

;1resifif,an"liooffu't"..,,
'.1i' .
.1-

-''"'l+,.;.-ji
*t ;,
th,,
.r

terus;le.rjadrrrVa,ngiqdln.ejiunyudna.{aiit't,.,'

sappai lgpiin"fepgfr.renaseperli.,itu=,aka*l*,.,

+,

i?.;"".
''; t;r

. ,,

"" ,l',. " , .'


t,j..,
, , '+..

'

,.,

.' Basfin Sir*g-

HAYAMWURUK'No. I Th. XIII/2000

,iiti;iii#

ffi

.:.

i'r+

ffi
fffi
,i

ii:i
iri

onfigurasi kekuasaan berubah, tapi


oposisi tidak. Ia tetap terpuruk. tak

tersebut terbukti sukses, dan agaknya

inginkan tafsir tunggal dalam kehidqpan

berpengaruh sampai sel<arang.

eduli siapa yang berkuasa

bernegara. Dengan undang-undang

Lihat saja, saat ini suara kelompokkelompok kritis dan artikulatif nya"is tak
terdengar. Selain dihadapkan pada

amai gemilang berhasil memasung

Agaknya ucapan Lord Acton bahwa por.uer


tends to corrupt nyata terbukti di Indonesia. Peta politik selama rezim orde lama.
orde baru, juga orde transisi, menunjukkan
betapa korupsi dan kolusi sudah mendarah

kekerasan psikologis, kelompok-kelompok

ini juga dihadapkan pada kekerasan


produk hukum.

"sapujagat" ini, rezim orde baru dengan


demokrasi di negeri ini. Demokrasi, tak
ubahnya benih yang ditabur di atas tanah
gersang dan tandus.

Dunia politik orde baru ibarat

daging. Oposisi -hal yang mutlak

Salah satu produk hukum paling

diperlukan dalam penegakan demokrasitak pernah berkembang.


Rezim orde baru adalah contoh yang
paling fenomenal. Selama lebih dari 3
dekade, rezim di bawah Soeharto tersebut
sukses "mengamankan" demokrasi dari

terkenal dalam memberangus suara-suara

bangunan yang terbentuk dari ketidakseimbangan negara yang terus meng-

kritis adalah pengundangan ketetapan


presiden (Penpres) No. 11/1963, yang

akumulasikan kekuasaan disatu pihak, dan


marginalisasi hak-hak warga negara di lain

kemudian menjadi UU No. 11/PNPS/1963,

pihak. Dengan corak pemerintahan yang

yang lantas dikenal sebagai UU Anti-

sentralistis, otonom, dan sakral, orde baru

Subversi.

benih pembangkangan yang hendak

Undang-undang ini adalah contoh

mirip dewa yang tak tersentuh oleh


kekuatan manapun. Masyarakat pun

mengusik hegemoni kekuasaan. Upaya

betapa rezim yang berkuasa amat meng-

menjadi terasing dalam kehidupan politik.

HAYAMWURUK No. 1 Th. XIII/2000

mencoba memosisikan diri


sebagai counter player bagi
rezim. Tokoh-tokoh seperti Ali

Sadikin, Anwar Haryono,


Wachdiyat Sukardi, Sujitno

Sukirno, Radjab Ranggasoli, dan

Crist Siner Key Timu -yang


kemudian tergabung dalam
Petiii SO-adalah satu contoh.

Namun karena selalu menghadapi benteng kokoh orde


baru, berbagai usaha itu berakhir
sia-sia:

Tapi perjuangan kelompok

oposan

di

Indonesia tidak

terhenti sampai di sini. Sejumlah

anak muda muda yang terwadahi dalam PRD misalkan,


dengan frontal mengkritik
lengkah-langkah kebijakan
Soeharto yang menyengsarakan
ralgat. Walaupun pada akhirnya

mereka sempat berakhir di


penjara, setidaknya mereka

Demontrasi menentang UU Subversi


Konfigtrrasi Politik tidak mendukung oposisi

Pemikiran Aristoteles berabad-abad lalu


tentang "warga negaro yang baik adalah
yang ikut memikirkan keodaan

negaranya", digeser menjadi:,,warga


negara yang baik adalah yang membiarkan

negoranya berpikir sendiri.',


Akibat dominasi negara tersebut, maka
tidak ada kekuatan nyata dalam ciuil soci_
ety. lni berlangsung terus dalam sejarah
politik di Indonesia. Walau sempat terjadi
terdapat perkembangan ciuil society yang

cukup menonjol pada 1950-an, dapai


dikatakan negara tetap merupakan unsur

'dominan dalam perkembangan


itu.
Selanjutnya, pada masa demokrasi
terpimpin, ciuil society mengalami
kemunduran, dan akhirnya terpasung
secara sistematis pada masa orde baru.
Pemasungan ciuil society pada masa

orde baru diawati dengan pembersihan


PKIdan ormas-ormas pendukungnya, serta

pelarangaran ajaran komunis. Kemudian


diikuti dengan penyederhana-an partai di

awal 1970-an, penerbitan lima paket


undang-undang politik, dan penetapan
Pancasila sebagai satu-satunya asas pada
pertengahan 1980-an. Apa yang dilakukan
orde itu tidak hanya mempersempit ruang
gerak, tapi juga mempersempit diskursus
politik di Indonesia.

Lebih jauh, dengan alasan demi

pembangunan, keterlambatan indus_

trialisasi, dan kebutuhan memacu


IO

pertumbuhan ekonomi, negara terus


berupaya mengembangkan dominasinya.
Masyarakat pun semakin terasing dengan
kehidupan politik.
Siapa saja yang tidak sepaham dengan

pemerintah akan dicap subversif

Perbedaan, bagi rezim, tidak dipandang

sebagai berkah, melainkan dianggap


sebagai potensi bahaya yang harus segera

dihancurkan. Keragaman, kompetisi antar


kelompok, ideologi toleransi politik _yang

merupakan prasyarat demokrasi_


menjadi sesuatu yang langka waklu itu.
Dalam konteks inilah kita jadi paham
bila kemudian oposisi mengalami kematian
secara perlahan. Oposisi diartikan sebagai
,ipengganggu"
bukan,,partisipan,,. Atau
dalam istilah Isabel de Madriaga, oposisi

tidak dipahami sebagai pemerhati,

pengontrol, dan evaluator perilaku dan


kinerja negara.
Oposisi juga tidak dipahami sebagai
subkultur dari demokrasi. Alhasil, gerakan

oposisi.pun mengalami kemerosotan


seiring tidak tersedianya saluran struktural.
Selain itu, kematian tersebui juga didukung

oleh tiadanya pelembagaan oposisi dan


kurangnya informasi bagi masyarakat. Ini
berdampak pada posisi tawar kelompok
oposan terhadap pemerintah.
Dalam kondisi yang tidak memungkinkan pertumbuhan oposisi secara sistematis
tersebut, sebenarnya beberapa pihak telah

berjuang untuk menegakkan masyarakat


yang kritis dan partisipatif terhadap politik
dan kekuasaan negara.

Orde Baru dan Stigma Oposisi


"Belajarlah pada sejarah,', demikian
kata orang bijak. Pepatah tersebut agaknya
dihayati benar oleh orde baru. pengalaman

semasa orde lama membuat Soeharto


beranggapan bahwa kehancur-an
kepemimpinan Soekarno disebabknya
pemerintah membiarkan orang-orang
yang kritis tetap bersuara. pada masa orde
lama -karena tidak ada kekuatan monopoli
dalam parlemen-perang mulut dalam
bentuk adu program dan adu pemikiran,
memang menjadi pemandangan sehari_
hari di lembaga wakil rakyat tersebut.
Oleh sebab itu, pemandangan seperti

masa orde lama terhenti ketika kursi


kekuasaan beralih ke tangan Soeharto.

Oleh orde yang dulu berniat me_


laksanakan Pancasila dan UUD ,45 secara

murni dan konsekuen ini, oposisi


ditafsirkan menjadi begitu menakutkan
untuk dilakukan. Dan sizjak saat itu telinga
bangsa Indonesia tidak dibiasakan untuk

bersikap terbuka terhadap suara-suara


kritis.
Padahal tanpa oposisi, demokrasi bisa
dikatakan hanya berhenti sebagai slogan.

Pembangunan demokrasi hanya terhenti


sebatas teori. Karena demokrasi bermula

dari dibiarkannya setiap

orang

mengungkapkan kebenaran, dan terbiasa

IIAYAMWURUK

Th. xrrl/2000

dmgan menerima kebenaran yang


"rl,rp
d:ungkapkan orang atau kelompok lain,
:rngF muncul toleransi politik.
Menurut pengamat politik David Held,

dengan cerdas merumuskan opoisi sebagai

mekanisme yang memberikan legitimasi

antitesis yang menyetubuhi pemerintah.


Disebut demikian karena ia ada dalam

demokrasi diperjuangkan sebagai

pada keputusan-keputusan politik

bertujuan mengaburkan

persepsi

masyarakat.

Berbeda.dari Eep, Mangunwijaya

posisi yang sama dengan pemerintah.

manakala setiap peserta mengikuti prinsip-

Dalam artian, keberadaaan oposisi dalam

mekanisme

sebuah pemerintahan bukan hanya

prinsip,,aturan main,

partisipasi, mekanisme representasi, dan


akuntabilitas yang pantas.
Oleh karena itu, di dalam lingkungan
politik yang diwarnai oleh pluralitas
-baik

itu kebudayaan, identitas, maupun


kepentingan- demokrasi menawarkan
suatu landasan bagi terciptanya suatu
toleransi dan musyawarah. Dengan kata
lain, keragaman menjadisalah safu sumber
bagi dinamisasi demokrasi.

Oposisi jangan dipahami sebagai


sejenis kelompok penentang yang
melawan membabi buta. Menurut Eep
Saefulloh, pengamat politik dari UI, oposisi
adalah setiap ucapan atau perbuatan yang

meluruskan kekeliruan

tapi

sambil

menggarisbawahi dan menyokong segala


sesuatu yang sudah ada di jalan yang
benar.

Atau dalam istilah Amien Rais, tugas


oposisi adalah amar mo'ruf nahi munkar.
Ketika kekuasaan mengalami kekeliru-an,

lanjut Eep, Oposisi berfungsi mengkritisi

dan menjelaskan kepada khalayak


mengenai kekeliruan itu sambil
membangun penentangan dan perlawanan.
Sebaliknya, ketika kekuasaan berfungsi

dengan benar, maka

sebuirh hak, tapi juga kewajiban. Di sini

negara wajib memberi ruang dan


melembagakan kelompok oposisi.
Cornelis [ay, dosen ilmu politik UGM,

tak ada tentu akan memancing kegagapan

dan kegamangan politik.


Setidaknya, suasana itulah yang kita

rasakan saat

ini

menyusul jatuhnya

otoritarianisme Soeharto. Lebih dari 30


tahun, otoritarianisme Soeharto telah
benar-benar telah memasung oposisi.

Segala pernik pluralitas direduksi


sedemikian rupa sehingga menghasilkan
out put serba tunggal. Karena dianggap

sebagai ganjalan dan penghambat


pembangunan, perangkat sistematik dan
kultural bagi oposisi dihancurkan secara

mengatakan bahwa oposisi ada bukan saja

sistematis.

untuk kepentingan oposisi on sich. Thpi

Ancaman pun ditebar kepada mereka


yang mencoba mengusik kekuasaan. Tidak
hanya itu, berita penculikan, pembunuhan,

lebih dari itu, oposisi bertugas mengoreki

keseluruhan bangunan politik.,,Oposisi

harus mendengar pemerintah bila


pemerintah memang benar, dan demikian
pula sebaliknya," tandasnya.

Senada dengan Cornelis Lay,


Damardjati Supadjar menganggap bahwa

oposisi pada hakekatnya adalah satu


kesatuan dengan pemerintah. Lebih lanjut,
dosen filsafat UGM ini mengatakan bahwa

melawan untuk saling menghancurkan


tidak ada dalam tradisi oposisi. ',Kiia ini
merupakan satu kesatuan, jadi tidak ada
saling menghancurkan," ungkapnya.
Oposisi memang merupakan subkultur
demokrasi, dan keberadaan oposisi mutlak

diperlukan demi tegaknya kehidupan


berdemokrasi. Tapi pada bagian lain,
membangun sesuatu yang telah lebih dari
40 tahun binasa bukanlah suatu pekerjaan
mudah. Memulai sesuatu yangsudah lama

pembredelan pers pun menjadi sesuatu


yang mengakrabi telinga. Kekuasaan pun

diposisikan sedemikian rupa hingga


seolah-olah steril dari perbuatan dosa.
Sampai puncaknya, negara telah menjadi
sesuatu yang untouchable, lak tersentuh.
Seiring dengan tetah luluh lantaknya
prasyarat sistematik dan belum dewasanya

kultur masyarakat kita, kesulitan pun


menghadang takkala kita mencoba
memulai kembali menumbuh-kan budaya

oposisi. Beberapa masalah

yang

menghadang, ungkap Cornelis, pertama

karena kita tidak punya tradisi oposisi.


Kedua, masyarakat, terutama kalangan
militer, masih terhantui oleh peristiwa tahun

50-an -waktu oposisi mencapai puncak


kejayaan di bawah demokrasi libreralyakni dengan jatuh bangunnya

oposisi

menggarisbawahinya sambil mem-bangun


kesadaran dan aki publik untuk kelanjutan
dan konsistensi praktik kebenaran itu.

Sayang rezim orde

baru

mendefinisikan oposisi tidak searif Eep.


Bagi pemerintahan Soeharto, oposisi
dalam segala bentuknya adalah sesuatu
yang mengancam kelestarian kekuasaan,
dan karena itu harus dimusnahkan.

Untuk memusnahkan kelompokkelompok oposisi, dibuatlah kebijakan


seketat mungkin. Selain disekat oleh
berbagai undang-undang, pemusnahan
terhadap kelompok oposisi juga dilakukan
dengan perilaku kekerasan terhadap warga
negara.

Belum cukup, politik bahasa pun


diterapkan. Eufemisme negatif dilabelkan
kepada kelompok-kelompok kritis tersebut

dengan menyebut mereka sebagai


pembangkang, kelompok tak puas, yang

HAYAMWURUK No. t Th. XIII/2000

Demonstrasi Mahasiswa
Salah satu komponen oposisi

il

pemerintah. 'iTapi saya optimis, kelompok


oposisi di Indonesia akan bermunculan

baik di kalangan parlemen maupun


elatraparlemen, karena struktur kekuasaan
atau struktur sosiat politik tidak tersentral
lagi tapi sudah menyebar," papar Cornelis.

Arbi Sanit, dosen Fisip UI,


memaparkan bahwa tumbuh kembangnya oposisi di Indonesia akan sangat

'bergantung

pada sistem pemerintahan


yang dibangun penguasa. Oposisi akan
berkembang bila sistem yang dipakai

adalah sistem yang berdasarkan check &


balances, atau berdasarkan trios politica
-

memisahkan dan membagi kekuasaan


negara- bukan berdasarkan sistem bagibagi hasil.
"Kalau dibangun sistem pemerintahan
kooperatif, dalam arti semua kekuatan ikut
bermain dalam pemerintahan,'ya jelas
tidak akan ada oposisi," paparnya.

,W.,f

d&
ffi

Mati dan tertutupnya kran demokratisasi dan oposisi, menurut catatan Eep,

dikarenakan beberapa se.bab. pertama,


dalam 40 tahun terakhir, politik Indonesia
mengalami peniadaan oposisi. Sehingga
dalam kurun waktu tersebut, masyarakat
seperti kehilangan daya kritisnya. Kedua,
masih ada kecenderungan pada berbagai

politik untuk lebih senang


mengurusi perbedaan ketimbang

kalangan

membangun titik temu. Ketiga, banyak


kalangan politik yang salah duga
menyangkut reformasi. Mereka mengira
reformasi adalah lomba lari jarak pendek,
padahal reformasi adalah sebuah maraton.

Kondisi itu, kemudian diperparah


dengan belum diakuinya hak hidup
lembaga oposisi dalam perpolitikan Indonesia. Struktur kelembagaan formal tidak

menyediakan saluran partisipasi politik


oposisional. Sistem perundang-undangan

kita pun belum ada yang mengatur


mengenai kelembagaan oposisi. Alhasil,
selama ini kita hanya mengenal oposisi
ektra-parlemen. Tidak ada oposisi dalam
parlemen yang memosisikan diri sebagai

shqdow gouernment (pemerintah


bayangan), yang setiap saat siap
mengambil alih peran pemerintah yang
dinilai tidak becus bekerja.

Pelembagaan Oposisi
Di beberapa negara maju, kelompok
oposisi terlihat demikian mudah
mengobok-obok pemerintah. Catatan

yang masih membekas, bagairlrana


kelompok opo6isi di India di bawah Sonia
Gandhi berhasil memaksa diadakannya

t2

ffi

&ffi

Peristiwa Malari 1974

Tempo

Perlawanan menentang pemerinlah

pemilu ulang menyusul buruknya kinerja


pemerintahan hasil pemilu. Atau gerakan
mogok besar-besaran di Bangladesh yang

kekuatan oposisi yang berbentuk komite


sementara dengan mahasiswa sebagai

dimotori oleh kelompok oposisi dalam


rangka menggulingkan perdana mentri
yang dianggap korup dan tidak mampu

Dengan begitu banyaknya elemen


oposisi yang berserak -mahasiswa, LSM,
partai gurem- Kuok beranggapan bahwa
yang dibutuhkan sekarang adalah wadah

mengurus warga negara.

Tak bisa dimungkiri, oposisi dalam


negara-negara itu mempunyai posisi tawar

yang kuat terhadap pemerintah. Maklum


saja, sistem parlementer yang mereka anut

memang memungkinkan terjadinya


praktek tersebut. Kemenangan Partai Islam

elemen terbesar." katanya.

baru. Sebuah wadah alternatif -entah


berbentuk partai politik atau ormas- yang

bisa memperjuangkan aspirasi mereka.


"Persoalannya sekarang, mereka butuh
wadah baru. wadah alternatif yang bisa

memperjuangkan aspirasi mereka,

"

Se-Malaysia (PAS) di Kelantan dan


Terengganu, juga memberi sinyal

tandasnya. Kuok bahkan optimis, tidak


akan ada oposisi di parlemen.

bangkitnya kelompok oposisi di negeri itu.


Di Indonesia, meski diklaim sebagai
subkultur demokrasi, oposisi tidak pernah

Hampir senada, Azzyumardi Azra


berpendapat bahwa dengan model bagibagi kekuasaan seperti ini tidak akan
pernah didapati oposisi di dalam parlemen.

mendapat tempat dalam struktur


kelembagaan formal perpolitikan Indone-

"Dengan bagi-bagi kekuasaan, saya skeptis

sia. Justru yang tampak selama ini -di


bawah rezim'orde lama dan orde baruadalah pemberangusan terhadap bibitbibit oposisi. Karena tidak ada

dan pesimis akan tumbuh oposisi di

pelembagaan oposisi dalam negara, maka

yang muncul kemudian adalah modelmodel oposisi jalanan.

Hendri kuok, sekjen Partai Rakyat


Demokratik (PRD), adalah salah seorang
yang tidak setuju dengan pelembagaan
oposisi.

"Pada zaman orde baru, seorang


Soeharto pun bisa digulingkan oteh

parlemen," ungkapnya. Idealnya, menurui

Rektor IAIN Syarif Hidayatutlah ini,


pelembagaan 607o kekuatan politik
membentuk pemeriniahan- sedang 40%
lainnya menjadi oposisi. "Tapi rupanya elit
politik kita lebih konsen pada kekuasaan
daripada menegakkan demokrasi yang sesungguhnya, " lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan Syafi'i
Maarif. Menurut ketua Muhammadiyah ini,
Oposisi tidak perlu dilembagakan. "Kalau

dilembagakan, saya khawatir oposisi

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

n:alah tidak akan efektif."


I*Iacana kelembagaan oposisi memang
atan terkait dengai-r sistem pemerintahan

sistem parlementer, yang tidak dudu[

1;ang dipakai. Hingga nyaris mustahil,

Lance Castle membedah fenomena ini


-perbedaan parlementer dan presidentil-

dengan mekanisme gotong royong dan


kekeluargaan model pemerintahan Indo-

dalam pemerintahan akan otomatis


menjadi partai oposisi.

dengan merujuk pada pemerintahan

nesia saat ini, oposisi akan bisa terleSnbaga.

model Australia. Dengan sistem dwi partai,

Yang muncul pun tak lebih dari one man

hanya ada dua pilihan bagi partai politik,


menang menjadi.pemerintah atau kalah
dan menjadi oposisi.

shou, kritik perorangan. Bukan kritik partai.

Sementara itu, dengan

jeli

Budi

Susanto mencoba menyingkapi ketida


kelembagaan oposisi di Indonesia dari
perspektif hukum. Menurut ketua LBH
Yogyakarta ini, tak ada satu pun pasal
dalam UUD'45 menyebut, menyinggungnyinggung, apalagi melegitimasi eksistensi
oposisi.

Karena tidak memiliki dasar hukum,

"Jadi disamping ada

menteri

pemerintah, juga ada menteri bayangan

yang bersiap-siap menggantikan,"


ungkapnya. "Perdana Menteri adalah ihe
leader of the opposition, yang menggaji
menteri bayangan sama seperti menggaji
menteri pemerintah. Ini kalau di Australia," tambahnya.

Oposisi, Sejarah Yang Tertunda


Menyimak sejarah oposisi di Indonesia Selama dua periode pemerirltahan,
yang tergambar hanyalah kemunculan
musim semi kebebasan yang sangat
pendek. Dalam kontek lain, bisa dikatakan

bahwa sejarah Indonesia

sejak
kemerdekaan sampai orde baru adalah
cerita teniang proses pembentukan sistem

dan kultur yang pro oposisi, tapi diakhiri

dengan cepat oleh praktik-praktik


pemberangusan oPosisi.

Sesaat setelah kemerdekaan


diproklamirkan, melalui maklumat

Elit politik lebih konsen pada kekuasaan


lanjutnya, legitimasi oposisi kemudian tidak

pada le\gitirnasi hukum, tetapi pada


legitimasi sosial politis. Pengakuan yang
melegitirnasi pun kemudian berasal dari
komunitas yang ada di sekitarnyat. Lebih
tanjut Budi mengatakan, sampai sekarang
masih sulit menentukan format oposisi

yang tepat untuk masa mendatang.


Apakah perlu pelembagaan yang jelas dan

didasari legitimasi hukum bagi mereka


yang melakanakan peran oposisi. Karena
bicara mengenai legitimasi hukum berarti

juga membuka wacana amandemen


terhadap UUD '45.

"Oposisi dalam sistem presidentil itu

tidak akan pernah ada," tegas Ichlasul


Amal. Rektor UGM ini menegaskan, jika
akan diadakan amandemen UUD '45,
maka harus jelas arah amandemen
tersebut. Apa mengarah ke parlementer
atau ke mana. Ia menegaskan, dalam

HAYAMWURUK No. I Th' XIII/2000

pemerintah No. X November 1945, lndonesia memasuki sistem liberal. parlementer


yang berbasiskan partai politik. Masa inilah
yang oleh banyak pengamat kemudian
disebut sebagai masa bulan madu oposisi.
Oposisi terbangun sebagai sesuatu yang
lazim dan biasa. Tak ada usaha-usaha
pemberangusan oposisi, karena mereka

tidak dianggap sebagai ganjalan atau


ancaman.

Udara demokasi benar-benar terasa


ketika sistem parlementer yang diterapkan
berjalan dengan baik. Logika sederhana
parlementer, yang menang jadi pemerintah
dan yang kalah jadi oposisi, benar-benar

dihayati oleh partai politik. Sirkulasi


kekuasaan berjalan lancar. Oposisi

Eep S Fatah
Orde baru membrangus oposisi

Merasa terancam oleh Angkatan'Darat,

Soekarno pun kemudian memperkuat


kekuasannya dengan mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Dengan itu, Soekarno
menjalankan kekuasaan secara penqh atas

nama demokrasi terpimpin.

Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan


Masyumi, yang waktu itu menentang,
disapu bersih, dan akhirnya dibubarkan
pada 1960. Maka, jadiiah 1957-1959 masa
kemunduran demokrasi parlementer di lndonesia, yang juga berarti terpinggirnya
peran partai politik. Dalam istilah Herbert

Feith, Indoinesia saat itu mengalami


dengan apa yang ia sebut sebagai"Thede'
cline of Constitusionol democracy in lndonesia".

Karakter demokrasi terpimpin yang

sentralistik, eksklusif, dan antipublik


menyebabkan potensi-potensi oposisi
mengalami proses pembinasaan sistematis. Perangkat sistematik dan kultural
yang selama ini terbangun, luluh lantak

tersapu mantra "revolusi yang belum


selesai". Oposisi pun kemudian dianggap
sebagai pengkhianat, kaum reaksioner,

kaki tangan imperialis, atau kaum anti


revolusi. Sejak saat itu, mulailah oposisi

mengalami proses kematian yang sangat

dipandang tidak kalah terhormat dengan


pemerintah. Sejarah pun mencatat pemilu

mengenaskan.
"Waktu itu semua dipaka ikut revolusi'

1955 sebagai Pemilu Yang Pallng


demokratis. Hingga oleh BoYd R.
Compton, Herbert Feith, atau Alfian,

Barang siapa tidak ikut revolusi berarti

pemilu 1955 dipandang sebagai pemilu


yang elegan.
Sayang, musim kebebasan Pun setali
tiga uang dengan usia jagung. Singkat.

pada akhir tahun 1960-an Soeharto

musuh revolusi dLn akan digilas," ungkap


Lance Castle. Demiki4n juga halnya, ketika

mengakhiri hegemoni

Demokrasi

Terpimpin, tak terjadi diskontinuitas' Yang


terjadi lagi-lagi hanyalah musim semi

l3

-''

kolektif. Belum mandiri. Fase rezimentasi


ini kemudian tersokong oleh kemenangan
mutlak Golkar -memperoleh 62,8yo
suara- dalam pemilu 1971 yang penuh
represi dan mobilisasi.
Peristiwa Malari 1974 menjadi titik tolak

orde baru memasuki fase kedua (19741978). Pada fase ini Soeharto mulai sadar
bahwa kedudukan politiknya amat rentan
oleh konflik intra-elite. Ia pun melakukan

seleksi ulang pengikut-nya


!
fi

dan
memperkuat posisinya sebagai kekuatan
politik mandiri.
Fase ketiga ditandai dengan Munas II

pilar baru pendukung politik Soeharto.

Kelima fase itulah yang kemudian


digambarkan oleh Eep dalam bukunya

yang lain, Bangsa Soyo

gang

Menyebalkan, yang melahirkan empat


karakter operasi kekuasaan orde baru:
sentralistis, otonom, personal, sakral.
Kekuasaan pun berubah menjadi sakral,
tak tersentuh dan tak bisa disalahkan.
Apa yang disebut Peter Worsley dalam
The Third Woy (1983) sebagai siklus
otoritarianisme mengejawantah di sini.
Otoritarianisme lama runtuh, dan sebagai

ganti munculah otoritarianisme baru,

Optimis oposisi tumbuh

Golkar pada tahun 1978 di Denpasar, Bali,


yang menandai keberhasilan Soeharto

kebebasan yang berumur pendek.

sendiri (1978-1985). Metalui pembesaran

sekalipun dengan wajah berbeda.


Satu ha[, oposisi pernah mengalami
masa bulan madu di negara ini. Dan
apakah di bawah kepemimpinan Gus Dur,

kekuasan Dewan Pembina yang memusat

oposisi -apapun bentuknya-kembali

Lance Castle

membangun rezimentasi atas dirinya

Mula-mula dalam tahun-tahun


pertama pemerintahan Soeharto, Indonesia menikmati kebebasan yang mungkin

lebih besar dari rezim sebelumnya.

pada Ketua Dewan Pembina, Soeharto

malah akan lahir titan-titan pemangsa

instrumen politik yang bisa dikendalikan.

demokrasi baru di negara yang sedang


mengeja demokrasi dari abjad yang pal-

orde baru pun

Kebebasan bicara dijamin, buku-buku dan

Kekuasaan

media cetak bebas beredar. Masyarakat

mengerucut ke tangan Soeharto.


Fase keempat rezimentasi orde baru

pun bebas berorganisasi. Pilar-pilar

akan menikmati masa jayanya? Ataukah

sukses menjadikan Golkar sebagai


makin

demokrasi benar-benar ditegakkan pada


waktu itu.
Tapi kemudian, mulai awal 1980-an,
semuanya berbalik. Semenjak Munas II
Golkar di Denpasar, Bali
dengan
-seiring
pembesaran kekuasaan Dewan Pembina

ing awal ini.

LeliSugi, Hendra, Condro

yang memusat pada ketua Dewan


Pembina- mulailah kekuasaan personal
Soeharto terbentuk.
Personalisasi dan sakralisasi kekuasaan

Soeharto pun mulai menggelinding sejak


saat itu. Soeharto kemudian menjelma
menjadi titan pemangsa demokrasi seperti
halnya Nicole Ceausescu di Rumania. Ia
selalu meredam dengan tuntas bila muncul
sikap-sikap oposan.
Boleh dikata, tak ada percaturan politik

di sini. Yang ada adalah perintah atasan


untuk menjalankan peraturan. Thk ada

Ben Andeison

Tempo

gagasan-gagasan atau ide-ide politik yang

bertentangan yang perlu dicarikan


sintesanya. Karena yang hidup bukan ide,
melainkan peraturan.

Secara umum, Eep Saefullah Fatah


merunut pemberangusan oposisi di masa
orde baru dengan membagi tahap demi
tahap rezimentasi ke dalam lima fase. Fase
pertama adalah fase konsolidasi awal
rezim (1967-1974). Dalam fase ini rezim
orde baru baru terbentuk dan sedang
menata aliansi di dalam dirinya secara internal. Dalam fase ini, Soeharto belum

terjadi antara 1985-1990. Fase ini ditandai


dengan diundangkannya 5 paket undang-

undang politik -tentang partai politik,


organisasi kemasyarakatan, pemilihan
umum, susunan dan kedudukan MPR/
DPR/DPRD, dan referendum.
Fase kelima (1990-1998) ditandai
dengan dipakainya simbol Islam sebagai
identitas baru Soeharto dan orde baru.
Islamisasi -dalam pengertian sekadar

simbotik- ini memberikan

basis legitimasi

moral bagi orde baru tanpa mengubah

menjadi siapa-siapa. Ia masih menjadi

karakter kekuasaan sama sekali. Dalam

bagian dari kekuatan politik militer secara

fase ini pula kalangan Islam-politik meniadi

HAYAMWURUK No.1 Th. XIII/2000

mfru=i

Ekoperimen gingkat Oprsisi


-.:.' __

f-),o,.r"n aoaran stmlor negara. )a


hrnvo, merupakon kepqla itegara,
If

.r!.eta.Ia.!$haribprttrgag..dan'gk'qlampu

r' .{ak lebih dor;i itu,. lresiSen tak

berhak'! m,encimpurl irusan-urusan


Iembaga ti4.ggi: negara semoca,rn DpR,

Dewan Konstituante, kabinet ielah

mengembalikan mandat kepada presiden.

menyerahkan mandatnya. Masyumi

Giliirn selanjutnya adalah

Sukiman

(Masyumi) bersami Sidik (pNI). Berdua


Mah'kamah Peradilan, dan Deutan mereka berhasil membentuk kabinet yang
Pengawas Keuangan. Kebebasan indiuida tmerupakan hasil fusi PNI dan Masyumi.
se6ogoi.,so/ch iarrr p, jl il:
i.ios+,,',' rMeskir,@rupakan' kabinet koalisi, :bukan
b en ay;h e-n
gmin
erj
:,Dem
;
ikian
i:esq
rne
berarti tidak ada oposisi.
-ar,t

singhl

nstitusi,:UUOS,l:g5o,.'.",:.'-1.,'-.:

UUDS 1950 memang cerita lama. Tapi


paling tidak, konstitusi itu punya [embaran

Masyumi dan PNI memang parpol


yang unik. Walau Sukiman berasal dari
Maiyumisementara Sidik fungsionaris pNl,

tersendiri dalam sejarah demokrasi ,garis p<rlitik luar, negefi :*aktu,,itu yang,
republik ini. Pada masa berlakunyal :Amartka, sentris, menyebabkan'k-edua,,
t<o,nu1*;r,,itulah. rr#*a;ar,ioili;, i,t partai berubah beroposiii.
dernokrasi,nar,f emenier;..rgu*tr.i*rig,,,
Kabinet Wilopo adalah kabinet hasil
demokasi yang kemudian dianggap teitalu
bergaya liberal dan akhirnya diberangus.

Dalam demokrasi parlementer,


kekuatan parpol. untuk membentuk

'

primerintahan' non-otoritarian menjadi

fusi dari PNI. Masyumi, dan PSI setelah


jatuhnya kabinet Sukiman. Dalam kabinet
Wilopo yang berisi personalia-personalia
"milda|t tgrjuai perkembqngan politik gana
cenderung dinamis. Salah satunya terjadi
fragmentasi dalam tubuh Masgumi setelah
pada 3L juli 1952. NU bersama PSII dan

signifikan. Di sini parpol bukanlah


petualang politik yang bermain dengan
unjuk kekuatan dan ancaman. Yang ada

Perti memutLrskan keluar dari parpol


Maiyu,mi. Selain itu Angkatan arat.

adalah kemauan untuk bersedia beroposisi


iika kalah, sekaligus,teidp rnen:i# tayatitai."., Sehagai:,komponen Angkatan Perang
mencoba mencampuri urusan partai potitik

Eksperimen demokrasi llberal usai

dengan meng-usulkan kepada presiden

pemberlakuan UUDS 1950 mulai


menapak setelah 6 September 1950,

agar kabinet yang bersifat sementara dan


yang,,menghambat stabilitas dibubarkan.
kabinet Natsir dari Masyumi men-jalankan
Peristiwa itu pada akhirnya lebih terkenal
trlElph$a,-Kabio et yan'g.m,9ng6fi gnsi U8- ,d,engan,sbutan "Peristiwa 17 Oktober
rda-ri, 191 . s ua raHi
s.u a,1a--,
lDPAi;ii u. --: L952".
rnenelurkan prograol kab [ryro,iAt
,,, A iinyakabinetWilopoJatuh pada,2
,

rpasaf

i] :,, Juni 1953. Bukan saja lantaran peristiwa


Sementara PNI sebagai salah satu dari
,ril7$ktobei 52", melainkan lebih berat

dengn petuJan

p6lioti

t[.lin

jajaran partai politik besar, lebih cenderung


mengambil posisi oposisi terhadap kabinet.

Wujudnya, tak saiu pun personel kabinet


berisi poliiisi asal PNI Selanjutnya, ibarat
tingkaran roda, sirkulasi pemerintahan pun

terjadi. Pada 21 Maret 1951, setelah


memegang kendali pemerintahan.selama
lebih dari setengan tahun, kabinet Natsir

mengembalikan mandatnya kepada


Setelah ,"n"ri*u mandat, presiden
lalu menunjuk,sartono, ketua parlemen
(PNI) menjadi formatur taUinet. Namun

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

dan..trSD.@nr;b,,,,,91.-!.9_5F..,,untukmer.rl.ilih

membeniuk kabinet, maka ia juga

sebagai oposun saat itu, mengkritisi secara

tajam ketidak -profesinalan personalia


kabinet. Referensi berharga dari kabinet ini
adalah berjalannya Konfrensi Asia-Afrjka
di Bandung.
Kabinet Burhanuddin Harahap adalali
kabinet yang dapat dikatakan sedikir
gemilang walau berumur sangat singkat.
Pelaksanaan Pemilu I-yang diakur oleh
banyak pengamat sebagai 1:emilu y;,:
telah memenuhi hampir semua prasycrl.di
demokrasi digelar pada masa Iabirr,:, rr,,

a,

Frasy.a:ratan,,, :i{.u.;t :: pg r:tanl


pe m r I u
dilangsunglan secara free and Joit' elecli,,
Kedua, tidak ada pembatasan bagi peserra

pemilu. Ketiga, diikuti oleh parpol yan,i


berakar kuat datam masyarakat. Keempat,
merupa-kan cermin pluralisme politik masa
iiu. Hasilnya? Keluar sebagai partai 4 besar

pemilu pertama

: PNI memperoleh

57

kursi,,IVlasyumi.S7 krirsi,.NU 45 kursi, dan


.PKI

39'ku119r

.,f,., ,, ,

'

,.,.,:

Setelah jatrlhuyakabindrBurhiaauddin,

dibentuktah kabinet Ali II (PNI) dengan


komposisi gabungan Masyumi aun NU.
Dalam kabinetyang berumur tak lebih dari

2 iahun, itulah ulAi terlihat intervensi


presiden dan militer.

Meslritakberumui,p, ng,dernokrasi
parlementer telah membuktikan bahwa

perbedaan, kompeiisi,

sirkulasi

lagi. Yaitu karena ber-kobarnya peir.:alan

kemenangan dan kekalahan, adalah hal


biasa dalam demokrasi. Lebih dari itu.
beroposisi bukan sekadar hak. tapi juga

daerah dengan pemlcu utama peristiwa


Tanjung Momwa (16 Maret 1953).
:. ,lPada ggal 31 Juli 1953,, binet,Alil

kekuasaan terjadi. dimulailah awal


kemandulan demokrasi. Bentuknya

kewajiban. Justru ketika manuver

terbentuk setelah melalui pelbagai

'b e

kegagalan dalam penggaUungannyu. Mu=La

kesiden

Masyumi sebagai parpol yang tak


lerakomodasikan dalam kabinet
beralihfungsi menjadi oposan kabinet.

Namun c{alam perjalanan

pe-

r,upa, .kabf

heit

kar5ra,

:,h

as

il

rekaya

s.a

dalih darr.rrat- yang


-dengan
telah mementahkan hasii pemilu yang
diakui demokatis sekalipun. Ekperimen
oposisi benar-benar berakhir saat
demokrasi terpimpin tergelar.r

merintahan. sebelum berlangsungnya


pemilihan umum pertama yang ditetapkan29September 1955 untuk rnemilih DPR,

tl*iba,

darl' herbagai sumber

ffiiilt

ffi,,#
d
$

di mana pemerintahan dijalankan oleh


perdana menteri.
Langkah Soekarno itu disambut baik
oleh para petinggi partai yang waktu itu

berjumlah puluhan. Untuk mempercepat

pembentukan pemerintahan yang sah

secara yuridis, diadakanlah pemilu pada


tahun 1955. Pemilu usai, hitam di atas

putih pun tampak. Lima besar partai

pemenang pemilu muncul: pNI, NU, pKI,

Masyumi dan PSI. Dan sebagai partai yang


mendapat suara terbanyak di antara partal

Tempo

eabad lalu Lord Randloph Chruchill,

politisi kawakan Inggris. peinah


berucap di depan parlemen, ,,Ti-rgas

oposisi adalah menentang.,, Tiga

dasawarsa selanjutnya penafsiran Cruch-ill

telgblt

drjadikan acuan oleh partai yang


tidak dilibatkan dalam pemerintahan di

Inggris atau pun

di dataran Eropa-

Menentang dan menghancurkan peme_


rintahan produk lawan adalah proyek
utama partai tersebut.
Cruchill tidak salah keiika menafsirkan
oposisi sedemikian rupa. politik di Inggris

waktu itu mendefinisikan oposisi secara

sederhana: merebut kekuasaan dari


pemenang. Sampai akhirnya reformasi
politik pun bergulir dan berhasil
mendefinisikan oposisi secara lebih
humanis. Tugas oposisi bukan saja

menentang. tapi juga menggodok konsep

yang akan menjadi counterproductiue

kebijakan pemerintah. Selain itu oposisi


pun berhak membentuk draft kabineiyang

sewaktu-waktu bisa digunakan untu[

menangani tugas-tugas pemerintahan.


Sejak.modernisasi politik berlangsumg,

banyak ruang diciptakan bagi kelompo[kelompok kritis (crificol group) atau pun

partai di luar pemerintah uniuk mengkritisi


dan mengevaluasi kebijakan p-ariai
pemenang pemilu.

Tapi itu cerita politik yang sukses di


negeri Margareth Thtcher dan negaranegara yang melakukan modernisasi

politik. Di Indonesia lain lagi. Ketika bangsa


ini memperoleh kembati kemerdekaannya,

para founding fathers menentukan dua


tujuan yang harus diiekankan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara:
demokrasi dan pembentukan masyaiakat
sosialisme. Pada waktu itu muncul
perdebatan mengenai model demokrasi

yang akan diterapkan di Indonesia.


Hatta

dan Syahrir cenderung pada demokrasi

yang memberikan hak-hak sipil, sementara


Soekarno lebih menginginkan demokrasi

yang terkendali dengan satu pusaran


(demokrasi terpimpin).

Kesepakatan antara dua pihak ini tidak

tercapai, hingga agar tidak terjadi

perpecahan pada negara yang baru


mulai
dibangun, Soekarno mengambil garis

konvergensi untuk mengakomodasi

peserta pemilu lain, kelima partai


tersebutlah yang berhak membentuk
kabinet.

Karena masing-masing partai mem_

punyai basis ideologi yang kontras

perbedaannya
pNI
yang
-pKI NU komunis.
dan PSI yang nasionalis.
dan Masyumi

yang agamis-konflik pun menyeruak.

Dalam kondisi seperti itu maka kabinet


terpaksa dibentuk dengan cara meng_

akomodasi berbagai kepentingan pNI, pSI,

NU, PKI dan Masyumi. Untuk sementara


ramuan itu manjur.
Sayang, kondisi itu tidak berlangsung
lama. Wakil partai pemenang pemilu di
kabinet bukahnya merumuskan kebijakan
untuk .mengatasi bangsa dari pelbagai
krisis, melainkan saling berebutkekuasain.

Sentimen superioritas partai adu argu_


mentasi yang tak selesai_selesai adalah
pemandangan setiap hari. Sikap-sikap
seperti itulah pada akhirnya mengancam

keutuhan kabinet dan ini berlangsung


sampai pembentukan kabinet-kabinet.
selanjutnya. Yang tragis, sentimen kepartai-

an dan perebutan kekuasaan akhirnya


menimbulkan insiabilitas politik, dis_

integrasi, kudeta, dan bermacam tindak

berbagai kepentingan dengan menerapkan

kekerasan lain.

demokrasi itu ditirunya dari dataran Eropa,

akhirnya melencengkan penafsiran

demokrasi model parlemen. Ulaet

Kejadian seperti itulah yang pada

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

l r ... ... : l,;

UTAT'/IA
:erhadap demokrasi di Indonesia, termasuk

ci dalamnya kehidupan masyarakat yang


xampu melakukan gerak oposan. Belum
.agi politik modern diterapkan, demokrasi
Can oposisi sudah hancur terlebih dahulu

Soekarno pun akhirnya menggunakan


pelbagai kekacauan tersebut sebagai
iegitimasi untuk menerapkan demokrasi
terpimpin. Dan sejak saat itu, ia pun
menjadi diktator pertama di Indonesia.
Berbagai langkah yang Soekarno

antara lain: penciutan jumlah partai,


penangkapan tokoh-tokoh kritis, pe-

mengabulkan permintaan kelompokkelompok tersebut dengan menerapkan


demokrasi demokrasi model baru. yaitu
demokrasi pancasila.

Walau model demokrasi yang


diterapkan sudah sesuai dengan
keinginannya,

tapi

kehendak untuk

berkuasa tetap tidak surut. Maka diambiIah


langkah-langkah represif dan rezimentasi.
Dengan menciptakan dua kondisi inilah ia

mendesain konfigurasi politik bangsa.


Berbagai langkah reengineering terhadap

situasi dilakukan sekehendaknya tanpa

menjaraan dan pencabutan hak-hak politik

memperhitungkan perasaan rakyat.

orang-orang tertentu. Banyak kelompok

Maka tepatlah apa yang dikatakan oleh


para Indonesionis tentang Soeharto: dalam
politik ia adalah orang kuat. Pengaiaman

kritis menyesalkan kebijakan Soekarno itu,

karena mengancam kehidupan berdemokrasi bangsa Indonesia. Ambivalensi


potitik menjadi fenomena yang menghiasi
demokrasi model Soekarno. Di satu sisi

saran, terlebih menjadi oposisi.


Dalam melakukan kolonisasi ierhad;rp
kesadaran masyarakat Jnd rnr:si;r. ia r,i :, l:
bertindak seorang diri. Berbai,gai l)er.,t1qli,,r i
negara dibentuk. Satu diaritaran!,a adalirlr
BP7 yang bertugas melakukan tafsir atar
demokrasi dan pancasila dalam perspekiif
kekuasaan. Dan celakanya hasil tafsiran
1 i

tersebut dikonsumsi,.vajib oleh rnasy,ar.:rlt:rI

tanpa kata emoh, lebih-lebih r.ncnolalr


Agar lebih konstitusior.rai, ia juga
melahirkan Keteiapan Presiden No. 11r,

1963 dan kemudian atas persetujuan


orang-orangnya di parler-nen diubah
menjadi UU No 11/PNPS/1963, yang
intinya menindak keras kepada mereka

yang berani mengusik kewibawaan


pernerintah. UU
tersebut kemudian
kita kenal sebagai

masyarakat diberi kebebasan untuk


menilai kebijakan pemerintah, tapi di sisi
tain tidak boleh mengkritisi, terlebih

yang

menghujat.
Kondisi seperti itu berlangsung sampai

ampuh

UU anti-subversi,
menurut

etika kekuasaan

adalah

menjelang keruntuhan pemerintahan


Soekarno. Ada asumsi bahwa kegagalan
pemerintahan Soekarno adalah ketika ia
menganggap negara ini sebagai miliknya.
Tapi ada juga yang berpendapat bahwa
kegagalan Soekarno lebih pada karena
ketidakiapan bangsa kita untuk berdemokrasi. Analisa-analisa itu menjurus pada
sebuah perdebatan yang tak kunjung usai,
sampai tahta kekusaan bangsa ini beralih
ke tangan Soeharto lewat sebuah surat

para

pembangkang
dalam kehidupan
politik bangsa kita.

Langkahnya

tidak
Mohamad Hatta

Soehario
melahirkan paket

politiknya yang mumpuni ditambah

masa Soeharto. Naiknya Soeharto ke kursi


presiden tidak lepas dari peran kelompok

militer, mahasiswa, kaum cerdik pandai,

Machiavelli

mengharapkan pembaruan dan perbaikan

pada masa depan bangsa ini. Ketika


meminpin bangsa ini, Soeharto tidak bisa

menutup mata terhadap tuntutan dan


desakan kelompok-kelompok progresif
yang mendukungnya. Demokratisasi dan

keterbukaan adalah dua hal yang


ditawarkan oleh ketompok-ketompok
progresif tersebut kepada pemerintahan
Soeharto.

Tapi waktu itu Soeharto dengan


pemerintahan orde barunya tidak begitu

saja mengamini desakan kelompokkelompok progresif. Berbagai alasan


diciptakan. Sayang desakan demi desakan
semakin bertambah. Hingga agar kelihatan
lebih aspiratif, pemerintahan Soeharto pun

mengambil langkah akomodatif untuk

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

terhenti

sampai di situ.
Secara sepihak
pemerintahan

kumpulan referensi pribadi yang sering


dibacanya membuat ia paham bagaiman
melanggenggkan kekuasaan. Ill principe

media massa dan masyarakat yang

u.Ilyk

membu,ng,ta,.rn

sakti.

Oposisi di Rezim Orde Baru


Era Soekarno berlalu dan datanglah

senjata

inilah teoritikus potitik

5 UU politik.
Kelima.UU tersebut intinya mencabui
kebe-basan mengeluarkan pendapal,
berserikat, dan kebebasan berpikir
masyarakat.
Selain dijadikan sebagai senjata uniuk

-konon
yang mempengaruhinya-mengatakan,
kekuasaan akan lemah bila militer tidak
kuat dan para pembangkang dibiarkan

orang yang kritis terhadap kekuasaan,

hidup. Soeharto pun mafhum. Karena itu

menafsirkan kondisi stabilitas dan

ia langsung menggandeng berbagai faksi


di militer untuk memperkuat
kekuasaannya. Sedang untuk menjaga
stabilitas politik, orang-orang yang kritrs
terhadap pemerintahan dilenyapkan.
Ketika melenyapkan orang-orang kritis,

Soehato tidak bertindak

menangkap dan membrangus orang-

itu juga digunakan sebagai alai

ULJ

untr.rl<

keamanan negara. termasuk di dalamnya

kehidupan masyarakat. Atas nanra

stabilitas politik nasional, sejr-rmlah tokoh


kritis ditangkap begitu saja tanpa diaciiii,
terlebih menerapkan asas praduga-tiii.:
bersalah. Nama-nama seperti Mor:htar

polos.
Bermodalkan filsafat Jawa yang sangat

Pakpahan, AM. Fatwa, Sri Bintang

dipahaminya, ia berhasil mendekonstruksi


pemahaman dan kesadaran masyarakat
Indonesia, bahwa sikap kritis
hal
-dalam
apapun- kepada orang yang
lebih tua
atau pemerintah adalah perbuatan tidak
lahu adat. Di sini dia berhasil melakukan
kolonisasi kesadaran bangsa Indonesia
agar tidak terbuka terhadap kata kritik,

tergabung daiam PRD adalah sederet

Pamungkas, dan tokoh-tokoh muda yang

contoh.

Selain itu ia juga melakukan


penindasan terhadap lembaga-lembaga
negara. DPR dan MPR misatkan, pada
masa kekuasaan Soeharto hanya berfungsi

sebagai penyangga kekuasaan, bukan


lembaga yang mengoreksi penerapan

l7
i*.#i

istpitr'
kekuasaan. Tidak berfungsinya DPR dalam

melakukan check and balance juga


merupakan salah satu faktor yang

dengan parlemen warisan Soeharto sudah

ada pohak yang apatis dan pesimis

menyusun berbagai peraturan untuk

terhadap langkah-langkah Gus Dur.

mempertahankan posisi kekuasaannya.

mendukung langgengnya kekuasaan

Padahal pemerintahan

Soeharto dan kematian oposisi. Menurut


FachryAli, dalam khasanah ilmu politikada
dua macam oposisi yang hidup di alam

sampai menjelang pemilu untuk

demokrasi. Yaitu oposisi resmi yang


dimainkan oleh orang-orang parlemen dan
oposisi tak resmi yang dimainkan oleh

kalangan LSM, mahasiswa, dan


masyamkat pers. "Tapi sayang, kelompok
pertama di Indonesia tak banyak berperan.

Kelompok kedualah selama ini Yang


banyak berkeringat dalam melakukan
koreki terhadap perilaku dan kebijakan

merupakan pemerintahan transisi yang

Seiarah Politik Yang Mengancam


Ada luka sejarah yang diderita bangsa

meneruskan masa pemerintahan Soeharto

Indonesia yang sampai sekarang belum

membentuk pemerintahan y ang legitimate.


Tapi Habibie boleh berbangga. Kendati
memerintah hanya dalam hitungan bulan,
isu demokratisasi yang digulirkannya lebih
maju ketimbang masa rezim orde baru.
Kebebasan berorganisasi, berpendapat,
dan pemberdayaan parlemen benar-benar
dilakukan. Oposisi pun diberi ruang untuk

kesadaran masyarakat untuk mengkritisi

Habibie

berkembang. Itu ditunjukan misalnya

Selama pemerintah orde baru dengan

dengan berbagai tekanan yang dilakukan


oleh kelompok-kelompok kitis di parlemen

Soeharto sebagai penarik gerbongnya

yang mendesak pemerintahan Habibie

berkuasa selama 32 tahun, selama itu pula


mereka mempermainkan nasib

untuk menuntaskan agenda-agenda

pemerintah," tambahnya.

kekuasaannya. PeIecehan

kabinet pada masa demokasi parlementer,

nasib orang-orang yang kritis terhadap


kekuasaan dihancurkan begitu saja demi
lestarinya stabilitas nasional.
juga kabinetKabinet Sahrir
-begitu
kabinet lainnya- setidaknya menunjukan
kepada sejarah bangsa, bahwa iklim potitik

kita adalah iklim yang tidak

pengusiran beberapa tokoh


politik yang tergabung dalam
Persatuan Perjuangan yang
dikomandoi oleh Tan Malaka
terjadi begitu sering. Padahal

Iembaga-

lembaga hukum, penghinaan


terhadap kedaulatan rakYat,
adalah hal yang biasa terjadi.

Merasa jera dan jengah

kelompok-kelompok itulah

yang sebenarnya yang

dengan perlakuan rezim orde


baru yang berlangsung selama
32 tahun, kelompok-kelomPok
artikulatif seperti mahasiswa,
kalangan pers, LSM bersama
masyarakat melakukan demonstrasi besar-besaran pada Mei

merupakan kelompok Pembaru


Luka sejarah itu kemudian

mencapai titik kulminasinYa


pada era Soeharto. Marjinalisasi kelompok-kelomPok kritis

1998. Berbagai isu dan


tekanan dilakukan untuk

dilakukan, malah Pada era ini


frekuensinya makin me-

ningkat. Bukan

menuntut Soeharto mundur.

saja

penyingkiran terhadaP Peran-

Banyak jiwa melayang, ratusan

peran politik

rumah dan gedung terbakar


menyusul digulirkannya tuntutan tersebut.

Atas desakan berbagai pihak, dengan

terpaksa Soeharto melepaskan tahta


kekuasaannya.

Sebagai pengganti naiklah Habibie.

Dengan cePat Habibie melakukan

pembaruan terhadap kehidupan politik.


Kran demokratisasi dibuka lebar.
Birokratisasi dalam mendirikan organisasi

dicabut, dan langkah-langkah simpatik


seperti memberikan kebebasan terhadap

untuk

memperoleh dukungan masyarakat, dan


iuga dunia internasional. SaYang,
masyarakat dan dunia internasional dunia
tidak menunjukan respon positif. Mereka

masih berasumsi bahwa pemerintahan


Habibie merupakan kepanjangan tangan
rezim orde baru. Dan isu demokratisasi
yang digulirkannya adalah isu kamuflase
untuk meraih dukungan rakyat Indonesia'
Asumsi tersebut terbukti benar. Baru

memerintah selama 3 bulan, Habibie

l8

kabinei Sahrir misalnya, yang telah


berlangsung selama tiga kepengurusan

Pada kabinei Sahrir saja,

terhadap norma-norma politik,

pers, misalnya, dilakukan

kekuasaan. Ketika bangsa ini dibawah


kendali Soekarno, eksistensi kelompokkelompok kritis hanya sementara. Dalam

ramah terhadap orang-orang


yang kritis pada kekuasaan.

demokrasi dengan etika

pengeroposan

kunjung sembuh. Yaiiu rendahnya

bangsa yang belum usai.


Dalam pembentukan kelompok oposisi

solid, menurut Lance Castle, pengamat


potitik dari UGM, militerlah yang selama
ini menjadi masalah. "Militerlah yang
menjadi variabel penggganggu. Kalau
seandainya ia masih mampu menahan diri
seperti sekarang, mungkin militer akan bisa
memfasilitasi proses terbentuknya oposisi
yang sehat," tandasnya. SaYang Pada
masa pemerintahan Habibie, militer masih
mendominasi politik nasional.
Pemerintah Habibie Pun habis masa
jabatannya, dengan meninggalkan catatan
baik dan buruk. Lewat sebuah pemilu yang

demokratis setelah Pemilu 1955,


Abdurrahman Wahid yang dicalonkan oleh
poros tengah terpilih menjadi presiden IV
Harapan bahwa pada pemerintahannya
kran demokratisasi yang selama 32 tahun

mampet akan terbuka lebar, jelas


dibebankan dipundaknya. Meski, tetap saja

seseorang,

melainkan juga tindak intimidasi dan teror.

Berbagai kelompok kritis baik dari


kalangan mahasiswa, LSM, Pers dan
kelompok artikulatif lainnya, ditangkap
tanpa proses peradilan terlebih dahulu.

Kepingan-kepingan luka sejarah itu


akan mengancam di kemudian hari bila
kita atau pemerintah yang sekarang tidak
mengantisipasinya dengan isu demokratisasi dan mendorong terwujudnya
ketompok-kelompok oposan atau kritis baik

secara budaya maupun secara konstitusional. Untung, luka laonis yang dialami

masyarakat politik Indonesia sejak era


Soekarno sampai Soeharto itu berangsurangsur mengalami sinyal positif dengan
naiknya Abddurahman Wahid sebagai

presiden RI yang keempat. Dalam ide

pembentukan demokrasi, Gus Durdemikian ia kerap dipanggil-bukanlah


orang baru. Di Fordem (forum demokrasi)

misalkan, sebuah intitusi yang dibangunnya bersama pakar-pakar gang concern

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

i:;lI

LhF.d'flN'6rAnan

tehadap demokrasi untuk menampung


aspirasi demokrasi secara teoritis yant
pada waktu itu sangat ditakuti oleh
ordJ
baru. visi Gus Dur sudah jelas.

Watak itu pun akhirnya dibawa juga

sampai ketika ia menduduki RI_1.


Dengan

kharismatik Gus Dur mempersilahkan

kepada mereka yang duduk

ii

kursi_kursi

dewan rakyat untuk mengkritik jalannya


pemerintahan. Tapi agaknya para

wakil
rakyat itu enggan dan terkeian malu-malu

mengkritik kebijakan Gus Dur. Latar

belakang keagamaannya sebagai kental,


bahkan sampai ada yang menganggapnya
sebagai wali pembawa berkah, ;;u'kn;u

furut.memqengaruhi para wakil iut yit


tersetrut. "Ya beginilah kalau nnguru
disamakan dengan pondok pesantrln.,,
kata Arbi Sanit.

Pandangan Arbi_panggilan
akrabnya-tidak sepenui,nyu bJnur.
5ebab ketika Gus Dur

termarginalisasikan

hak-h ak

bernegaranya. Konstruksi potitik yang


dibangun pemerintah orde baru bnr.oru[
sentralistis, otonom, sakral. Mirip dengan
kekuasaan dewa yang tidak terseniuh
kekuatan manapun. Sakralisasi politik
itulah yang menjauhkan masyarkai Indo_

nesia dari masalah-masalah bangsa.


Apatisnre dan apriori menjadi dua iklim
yang menyembur dalam atrmosfer bangsa
ini.

Tapi di lain pihak, Lance Castle tidak


sepakat bila budaya-budaya bangsa Indo-

nesia dinilai menghambai

arus

perkembangan demokrasi dan oposisi.

'lJangan salahl<an budaya. Karena


selama

ini tidak ada budaya bangsa Indonesia

yang anti-demokrasi,,, katanya kepada


Hayamwuruk. Ada benarnya apa yang

dikatakan Lance Castle. Brsa -radl

pertentangan antara budaya domestik

menentu, Gus Dur pun bersedja menerima

pencalonannya oleh komunitas poros


tengah.

pihak

yang menyayangkan
-Banyak
naiknya Gus Dur ke kursi RI-1. Menurut
mereka, bila Gus Dur mengambil langkah
demikian maka kharisma dan waskitanya
sebagai kyai luhur akan hilang. Maklum,
bagi sebagian.warga nahdliyin, Gus Dur
dianggap sebagai wali suci. Orang boleh
berdebat tentang hal itu. Tapijalan menulu
kursi presiden bagi Gus Dur terbuka lebar.

walau sebelumnya terjadi ketegangan di


antara kubu Megawati dan poros tengah.
Ketika kursi kekuasaan dipegang-Gus
Dur, tak banyak langkah-langkah ideatis

diambil. Yang ada hanyalah langkahlangkah politik pragmatis. Lihatlaja.


langkah yang diambilnya pertama kali. Gus

Dur lebih tertarik untuk menyembuhkan


krisis ekonomi bangsa ini dibanding han_is

susah-susah menyusun dan

menjadi presiden, banyak

membagi kekuaian poiitik.

langkahnya yang dinilai

mampu

mem-buka

cakrawala demo-kratisasi.
Sekadar menyebut sebagian,
Gus Dur mulai menegakkan

supremasi sipil yang sudah


sekian lama ditimpuki oleh

kekuasaan militer dan

membuka kran kebebasan

pers. Hanya saja yang perlu


kita ingat, ada sebuah tradisi

sejarah yang selama tiga

dasawarsa ditanamkan orde

baru dalam

kesadaran

Dengan meraup berbagai

" ...dalam khasanah ilmu politik

ada
dua macam oposisi yang hidup
di alam demokrasi.
Yaitu oposisi resmi yang dimainkan
oleh orang - orang p-arlemen
dan oposisi tak resmi yang dimainkan
oleh
kalangan LSM, mahasiswa,
dan masyarakat pers. r.

masyarakat politik kita untuk

tida k

mengutak-atik

yang menghambat budaya demokrasi


kita," kata Fachry Ali.

Hal itu tidak terlepas dari didikan


pemerintah orde baru selama tiga

dasawarsa. Sebab ketika kekuasaJn


berada di tampuk mereka, bukannya
modernisasi dan rasionalitas politik yang
dilakukan. Sebaliknya, yang beriakJ

adalah jawanisasi politik. Dalim artian


kultur politik yang berlaku dilegitimasi
dengan falsafah hidup masyarakat Jawa.
Sejak bangsa ini dibawah kendali orde
baru. kehidupan politik begitu stagnan. Tak

ada riak tanda protes, kritik, uturpun

sekadar saran atas perjalanan kekuasaan.


Dunia perpolitikan orde baru ibarat sebuah

bangunan gang terbentuk oleh


ketidakseimbangan antara negara yang
terus mengakumulasikan kekuasannya dan

warga negara yang terus_menerus

visi

wujud. Maka ierbr:ntiiLl,:t.,


kabinet pelangi yang diisi

r_,leh

berbagai kekuatan politik.

Tujuannya hanya saiu: menghindari konflik antar kekuatan


elit politik

"Saya raclu

tir-rng.lir

keefektifan kabinet pelangi ini.


Karena walau bagaimanapun

konflik intern akan

ber-

Azzra, Rektor IAIN Syaril

apapun, tentu saja di


samplng mengakarnya
bangsa kita. "Budaya-budaya seperti inilah

rakat, ia berharap

pemerintahannya akan ter-

munculan," kata Azyumardi

pemerintahan dalam hal

budaya feodalisme dan paternalistik

elemen kepentingan di masya-

dengan demokrasi hanyalah pledoi bagi


mereka yang tidak mampu men-rbangun
kultur demokrasi. Sebab tegaknya nilai-nilai
demokrasi dan munculnya kaum oposisi

terletak dari kemauan keras kita untuk


mengembangkannya. Tanpa kemauan

seperti itu, jangan harap nilai_nilai tersebut

akan terwujud, yang ada justru


dikotomisasi antara budava dan

demokrasi. Padahal selama inibudava kita

cukup

terbu ka menerima dan


mengakulturasi budaya luar, Termasuk
budaya demokrasi.

Gus Dur dan Agenda yang Tertunda

Gus Dur tepilih menduduki kursi

presiden dengan perolehan suara cukup

tipis. Padahal jauh hari sebelumnva ia


pernah berjanji tidak akan menduduki
kursi nomor satu itu karena memberi

Hidyatuliah. Jakarta Benar saja


Ketika ada evaluasi 100 hari
kinerja kabinet Gus Dur. hasil
yang
dicapainya berbanding
.
terbalik dengan besarnya taruhan yanl
diberikan. Yang paling banyak justrr-r konfli[
yang diiimbulkan oleh partai_partai yang
ingin menunjukan superioritas kekuatannya di kabinet.

Lagipula langkah seperti itu


malah mematikan partai-partai besar

pemenag pemilu untuk melakukan kritik


atas kebijakan yang diambil pemerintah
Gus dur. Sebab kabinet yang dibangunnya
juga adalah kabinet mereka. Mengharap_
kan kritik muncul dari partai-partai gurem?

Jangah harap keefekiifannya hindal.


Sebab masyarakat sudah apatis lebih

dahulu dengan posisi mereka yang

sebelum pemilu pun banyak melakukai


catatan buruk. r'

Hendra, Sugi

kesempatan kepada Megawati. Tapi karena


kondisi sosial-politik bangsa memang tidak

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000


I9

I.LANCE CASTLE

"lt4ahasiswa Kembali Sqja


Ke Kampus untuk Belaj ar,,
Partai pemenang yang akan
memerintah,
sebaliknya yang kalah bertindak
;;ili
oposan. Tapi terkadang partai
yang kalah

itu menyusun pemerintah""


iur"u;;;;
yang sewaktu_waktu bisa
mengganti[an
pemerintahan. Bila
mereka r",Juputt un

"Sayo optimis pada

vastte adalah dosen tamu


Fisipol (Jniuer-

t::i.t^O:!irnMadayogyakorto.'Oor.nyo-n:,g

arKenal sebagai oror


s e d e r h a n a i, i
;, ;, ;in,

fri,li1rll
"fJn"iktim
t,11u vo."S
menganalisa
poliifik
letol
tndonesia. Berikut
petikan ulawancaranya.
"

Bagalmana prospek oposisl

pemerintahan Gus Dur?

di

masa

Saya optimis pada pemerintahan


Gus

akan

hidup Kita lihat saja,


l^I .lnostsi
sekarang
semuanya serba mengkritik.
Me-

dia massa, mahasiswa,

semua fiemberikan kritik "rnil;;;;,


pada Gus Dur.

Siapa yang kemudian


akan berperan

sebagai oposan?
Saya kira yang perlu dipertanyaka

adalah untuk apa ada

oposisi

kritik konrtrukt'y

bagi pemerlntahan?
Gus Dur tidak akan membiarkan

oposisi mati. Sebentar lagi


kan ada

Tidak semua
-r;ne
sistem seperti i;;
ll,-I 3}i-:i
tidak ada. yang terjadi adalah
presiden da.i
satu partai tertentu dan
kongres

ffi

oleh partai lainnya yang nantunya


akan

oertrndak sebagai oposan


bagi presiden. Di
Indonesia yang terjadi tidak
almikian, Cus

Dur yang merupakan presiden


terpilih
mencari berbagai dukungan

kr";

;i
parlemen. pihak yang
menang diajak dan

yang kalah pun direngkuh.

ekiUatn,_,u
secara struktural tidak
melahirkan oporiri.

p"rif

atau.mencalonkan lagi.
Jadi kritik akan
oerJalan terus. Dan sebenarnya
oposisi bisa

berlangsung secara
fair. dan rtu pun ild;k
terlepas dari peran TNI, apakah
mereka
mendukung atau tidak

Ada kemungkinan bagi TNI


untuk
oposan?

Kalau mereka bertindak seperti


itu.
berarti pemerintah tidak b".p"run
;"il;;
pemerintah adanya. pemerintah

kare

m n-ya

., J"n

o,

i.

"0111*

"

ffiT.?"Xt

Apakah efektif bila masyarakat


_

Suya kira oposisi bukanlah


hal esensial

peradilan

yang independen dan parlemen


yang
kritis.

Ada sementara orang yang


lebih

bersahobat menggunakan
idiom critical group ketimbang oposisi,
apakah

Anda menemukan perbedaan


di
antara
keduanya?

t?yu kira.itu hanya

dengan mudah dikudeta oleh


rnitit"r r"pnrii
yang terjadi di pakistan.

kesukaan saja.
IVlungkin
^,
mereka lebih bersahabat
dengan
menggunakan kata critical group,
sndJng
saya justru lebih bersahabat
menggunakai

Apabila kita hubungkan dengan


mentalitas bangsa, apakah
O"iiyo
yang
"a"

perbedaan.

ak"an

memqtikan terwujudnya oposisi

.kritis,Saya kira tidak.

mengatakan .Jangan kritik


aku,,. Tapi
kalau dra berani mengatakan
demikian,
tentu dia akan diteriawakan
atau dihrj;;
oleh masyarakat banyak.

dalam demokrasi. yang esensial


adalah
pemilu yang fair. partai politik,

pemilu mendatang, lebih


menarik

bisa kita ambil contoh


Amerika Serikat dan

seber

Mungkin dalam kenyataannya,


orang
yang mengharapkan dikritik
adalah oran!
yang ingin dipuji. karena
dia tidak beranl

oposisi daripada duduk dimenjadi


k;r;i
pemerintahan. Tapi Itu
kalau pemilu

ini?

l,l:nt,.. Di sana oposisi benar-benar


ottembagakan

oposan bagl pemerintah?

menjadi oposan?

dilihat dari dua sudut. yaitu


sirtem aun
partai
politik. Nah, dalam realitas
politik,

dengan imbauan Gus Dur


agdr masyarakat bertindak
sebagal

Tapi.saya berkeyakinan bahrva


pada

u.

Saya yakin Gus Dur tidak


terpilih kembali

Saya kira tidak.

Bagaimana

i:;

did..i;;;;

;;,niadi

Gunanga kan demi terclptanya


check

and balqnce dan

dukungan mayoritas rakyat,


maka ;;;
pun akan naik ke kursi pemerintahan.

masa

Gus Dur, oposisi akan


hidup,
11T"llli**
oan
mahasiswa kembali saja
ke kampus
rlttull belanr', katanya yakin.
Dr. Lonce

pemerlntahan Soeharto
digunakan
un-tuk mengkooptasi pemikiran
dan
s-ikap bangsq Indonesio.
Apakah
fenomenea ttu Juga terjadi pada masa
pemerintahan Gus Dur?

Bangsa Indonesia ini


sopan dan berani. Jadi
Anda;""n""
pilah-pilah bangsa ini
menjadi Uungru.l;*u
dan luar Jawa.

Banyak sekali budaya Jawa


yang oleh

kata oposisi. Dan keduanya


tidak ada

Bagaimana dengan partai_partai

Kdlah pemilu, adakah kemungkinan

y"nk:

me-lakukan oposisi terhadap

pemerintah?

Partai gurem tetaplah partai


gurem.
rran
^ rtu menandakan mereka

oleh rakyat banyak.

tidak dipilih

HAYAMWURUK No. I Th.


XIII/2000

'

::: ,
-3.iii*".1.,.'
'r&"| ...-..:.: ...... .

Oposisi soltd tldak serta mertd adq,


ielas harus dlbentuk. Menurut Anda

bagalmana cara mengkonstruki


oposisl sepertl tnl?
Perlu Anda ingat, oposisi akan muncul

dengan sendirinya. dan tergantung subyek

"'t)&:a)t

tetap, cuma tidak dilembagakan. Tapi ini


tidak berarti pemerintah tidak bisa
dijatuhkan. Mungkin partai-partai yang

Mungkin ada pengaruhnya. Yaiiu l,Sl.4


akan kesulitan untuk ili:ia,,i,ar.l i.;ai;.u (1us

melakukan dua fungsi di atas (pemerintah


dan oposisi) bisa kita siapkan untuk pemilu
lima tahun ke depan.

terhadap masyarakat.

Dur bertindak otoriti; r rjan represii


Kita kemball ke parlemen, Sepertinya

yang dimaksud. Kalau mahasiswa,

selama

menurut saya lebih baik mereka belajar


saja di kampus, jangan demo di jalanan.

Dan kalau itu parlemen, bukankah selama


ini hal itu sudah terjadi. Misalnya tindakan

sebogal pengontrol kekuasaan?

agaimana dengan peran mahosrsrra,

menki yang diduga terlibat KKN oteh Gus

Dur-red) yang mengatakan janganlah

kebanyakan cr!,na omong kosong, bualan

Gus Durseenaknya menyebut nama-nama

dan ancaman. Bukan solusi. Mahasiswa

inl Gus Dur terlalu

mengep elekan sar an- sar an

pers dan LSM df masa mendatong


Terus terang. Seandainya saya
pemerintah, saya tidak akan mendengar
apa gang dikatakan mahasiswa. Sebab

Aisyah Amini (kasus penyebutan tiga

1.1 ,t:)tr.1/. ::r,.?

ffihffAl,.{

bangak

arlem en,

misalkan upaya penghapusan dua


departemen oleh Gus Dur atau saran penundaan kunjungan ke luar
negrl?
Menyarankan memang hak interpelasi
anggota parlemen. Tapi tidak berarti Gus
Dur harus tunduk pada mereka. Silahkan

yang jelas. Nah,

anggota
parlemen

saya kira ini adalah

menggunakan

tindakan oposisi.

hak tersebut, tapi

Jadi jangan sangka

iangan sekali-kali

orang tanpa bukti

di parlemen tidak

memaksa

ada
opos lsl
Mungkin kalian saja

presiden tunduk.

yang kurang jelas

Ttdakkah ltu

melihatnya.

memperlenrah
check and
balsncekerj&u

Kalau pun ada,


bukankah ltu hanga
sebatos

ix$

.,Jl

:t:

pohtlk one man


show, karena
tidak oleh satu

partol

.;tr::t:a;...

ri

Kan juga belum ada. Jadi bagaimana


mungkin kalian me-ngatakan bahwa di
parlemen tidak ada oposisi. Janganlah
berpikiran picik bah-wa demokrasi dan
oposisi di negara kita tidak berkembang.
Karena kalau begitu, kita akan diusir dari

negsr a dengan terb entukny a opo slsi?


Indonesia kan menggunakan pemilu
sistem proporsiona[. Dalam sistem ini tidak
ada dua partai yang masing-masing akan
menjadi pemerintah dan oposan. Tapi itu

bukan berarti tidak ada oposisi. Oposisi

HAYAMWURUK No. t Th. XIII/2000

r . .!]&iLr

+i

$'

tersebut
Di mana pun
tidak ada chectr
and balance yar'g

menggulingkiin

presiden.
termasuk
uut

:t::::t:tt:

ti

: ::ut:lu:

':

di
Amerika Serikai
$

;;ir,irirLJruTtiillt-t'-;;lr,rririiiilljil,"'1+##.i?#'jlri

kembali saja ke kampus untuk belajar.


Sedang peran pers dan LSM saya pikir
sudah cukup bagus. Mereka mengontrol
pemerintah dengan cukup rasional.

Tapi ada isu LSM sekarang sudah


tidak bisa diharapkan logi untuk
menj adi oposan terhadap pemerlntah?

pergaulan inter-nasional.

Adakah hubungan antota slstem


pemilu yang dlgunakan oleh suatu

rii:t:'j

dapa

ataupun satuftakst di DPR?

parlemen kita? Kan


masih muda. Apakah sudah ada anggaran
belanja dan UU yang hebat untuk dibahas?

ri,i,-.

dr

paltttk

Berapa lama
pengalaman

lembogo

i\;

,;

liti,iii:,
, fll;#

Anda jangan melihat dari satu sisi.


Bukankah sekarang banyak LSM yang
mengkritik Gus Dur atas pengangkatan
mentri lingkungan hidup (Sony keraf-red)

Anda melihat
UUD '45 tidak memberikan dlsar
iustifikasi bogi oposisi di lndonesia?
Ya. Memang dalam UUD'45 hal-hal
kecil tidak dipikirkan. Tidak dipikirkan
misalnya kapan kita pemilu, oposisi.
bagaimana berdemokrasi, berapa pariat

dan sebagainya. Jadinya tergantr-rng


bagaimana kita menafsirkan UUD tersebut
sesuai situasi dan kondisi'sekarang. Dan
sekarang sudah seharusnya hal-hal di atas

diatur dengan cukup jelas.**

yang menurut mereka tidak kapabel.

Gus Dur awalnya berasal darl dunia

LSM, apakah tni ada pengaruhnga


pada hubungon pemerintah-LSM?

Leli Q, Sugi

orymfer

':.,* . ,'
r.

:,,

llarus Bssilmp Reahtr"

Itu saja sebenarnya.


cenderung destrukttf?
Jadi persoalannya bukanlah oposisi
Itu karena pada tahun 1955 kita tidak
iadi atau tidak. Saya memiliki keyakinan punya waktu yang cukup bagi proses
oposisi akan

berjalan

kristalisasi.,'

Tapl saat Inl yong beroposisl

Kalau sekarang?

o'if
.-,, ,,,iililt
"' . :,,'
- -., ,beroposisi. Itu
-t:'::;-,
Yang
kalah pasti
,.

sekarang semua kekuatan harus mau


.
bekerja memfasilitasi. Kita tidak bisa

.-

,r

: i"

,,

ii=:rillii=.i,lil,tir.AiiriB; Dengan kendala budaya

yang

kalau ti-ba-tiba ada otoritas politik yang


besar sekali, biasanya terkait dengan

';:::#1,:r,Z:;*'s'k'menurut;:li"i,:"J,i"'::"ltrfl ::::r#;J.1

Cotnelis Lay, pengamat politik


sekoligus pettg*iar ptogram po,sca'
sariana Fisipol UGM Yogyakarta lnl
op:imis-akan lahir oposisi ldeal Jtka
militerbenar-benarberpikirreollstls.
Beberapa statement berani gang la
lontarkan tentang kehatusan mlllter
hengkang dari politik htngga terclpta
oposisi yang sehat memperlihatkan
hal itu.

Budaya kita tidak paternalistik. Cuma masyarakat. Jadi, bagi saya oposisi pasti
kita saja yang suka menyalahkan budaya. berkembang, walau kJta aian mengalami
Saya tidak melihat hambatan berarti atas kesulitan di fase awal.
persoalan budaya. Buktinya orang bisa
Sebabnya, pertama,tradisi oposisi kita
ngomong terbuka, cuma mekanisme itu tidak punyai. Kedua, masyarakat kita,
betum berakar secara baik.
terutama kalangan militer, masih terhantui
Di desa saja yang sering kita anggap oleh tahun '50-an di mana pemerintahan
paternalistik, terbukti masyarakat berani jatuh bangun. Tetapi dalam waktu yang
demo melawan kepala desanya. Bahwa tidak terlalu lama, saya yakin ini bisa

Karena itu secara tegas dla


menyatakan, "Militer harus mellhat
kenyataan bahwa la adalah alot
pertahanan negara"

budaya, memang ya. Tapi saya pikir tidak


ada hambatan serius

ada sedikit persoalan dalam

masalah

Saat tnl pAl,l cenderung ke arah


predikstnva dt

diatasi.

Snd'a optlmis oposisi yang akan


berj"alan batk dt Indonesia, bahkan

datai pailemen

Bira amandemen uuD ,45 tldak ":;:"'";":;s2a,mano


dilakukan, bagaimana kelanJutan
Ya biasa saja. Yang penting kan kerja
masa depan oposisi?
jalan terus. Sementara yang lain
Saya kira bukan tidak dilakukan. mengontrol yang kerja. Jadi proses
Hampir semua kekuatan politik utama membangun oposisi itu melibatkan
sepakat dengan amademen UUD '45. sebuah tradisi yang cukup panjang.
Jadi saya kira masih ada jalan'
Artinya ada kesiapan di tingkat

sekalipun?

Ya, dalam parlemen sekalipun'

Menurut Anda, bagaimana resksi


mlllter mengenai oposisi?
ltutah yang menjadi variabel
penggganggu. Kalau seandainya ia masih
mampu menahan diri seperti sekarang,
mungkin militer akan bisa memfasilitasi
prosbs terbentuknya oposisi yang sehat.

pemerintah untuk mendengar kritik dari


'
Lantas, bagaimana dengan pihak oposisi dan juga sebaliknya.
Tapi
oposisi di luar parlemen?
Oposisi bertindak bukan hanya untuk
Oposisi justru akan terjadi dari dalam kepentingan oposisi. Oposisi harus
Konkretnya, apa yang harus
parlemen. Partai mana sih yang menolak melakukan koreksi terhadap keseluruhan dtlakukan
mlltter?
kalau menggunakan jalur parlementer. bangunan politik kita. Bahwa ada
Militer harus melihat kenyataan
Semua kekuatan partai potitik sepakat persoalan pada masa awal pembentukan bahwa ia adalah alat pertahanan negara.
untuk melakukan perubahan. oposisi, itu biasa. Karena kita sudah lama Mereka harus realistis. Sudah saatnya
Masalahnya, ke arah mana

perubahan tidakpunyaoposisi,jadiadakegamangan. mempercayakan pengelolaan ekonomi

itu Tapi saya punya keyakinan bahwa oposisi dan politik negara ini kepada politisi yang
dilakukan. Kita mengharapkan perubahan pasti akan terbentuk dengan sendirinya. terpilih melalui proses pemilihan yang
itu mesti komprehensif untuk mencakup
demokratis.*
semua kernungkinan yang kita diskusikan.
Bukankah pada lgso-an oposlsl
Hendra w.
dan seberapa dalam perubahan

rl

-,i

{d

.{I

{
;,

22

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

,i ;t
'i:::

ARTIKEI*

*
x

0posisi Menuju Demokrasi


Agus Muhammad

untuhnya bangunan rezim orde baru yang dulunya

berhasil memaksa Soeharto mengakhiri kekuatannya selanrir

kelihatan begitu kukuh telah membangkitkan


kembali semangat oposisi yang selama ini ditekan

32 tahun, peralihan kekuasaan dari orde baru ke

orcie

reformasi ini pun sama sekali bukan berkat desakan "partai

habis-habisan. Dalam perkembangannya, semangat oposisi


ini bahkan lebih dari sekedar ekspresi perlawanan terhadap

oposisi" di DPR tetapi nyaris murni karena perjuangcrn

sisa-sisa kekuatan stofus quo, tetapi juga tercermin dari


keinginan kuat untuk melembagakan-

Jika kini oposisi mau dilembagakan, model oposisi


seperti apakah yang akan mewarnai

mahasiswa.

peta politik di masa mendatang ?


Pengalaman di berbagai negara
menunjukan bahwa perkembanqirn
oposisi sebagai sebuah intuisi yang

nya secara formal dalam sistem politik

mendatang. Bebarapa pimpinan partai

juga menyatakan siap ntuk menjadi


bagian dari kekuatan oposisi bagi
pemerintahan yang terbentuk dari hasil
pemilu kali ini.

secara agresif mengontrol pemerintah

bukan konsep yang turun dari langit


dan langsung jadi. Konsep tersebut
dikembangkan melalui proses evolutioner di negara-negara Eropa Barat

Meski kecenderungan untuk


membangun kekuatan oposisi sudah
mulai terlihat, kita masih bertanyatanya, bukan hanya dalam hal
seberapa jauh keberhasilan oposisi
dalam menegakkan demokrasi, tetapi
seberap besar peluang bagi pelembagaan oposisi dalam sistem politik

dan Amerika Serikat sejak abad ke-19.

Sebagaimana dikemukakan oleh


Marcus Mietzner dari Australian Na-

tional University (ANU),

perkembangan oposisi sebagai sebuah


intuisi yang secara frontal mengontroi
pemerintah, telah mengalami em;;ai

kita. Pertanyaan terakhir ini tidak kalah

penting untuk dielaborasi lebih jauh,


mengingat kita sudah tahun membiarkan kekuatan oposisi mati sia-sia.
Padahal, sejak awal kemerdekaan, budaya oposisi sebenarnya

sudah mulai tumbuh meski tidak cukup signifikan untuk


berkembang lebih jauh.

'fempo

fase,

Pertama, oposisi yang hangra


bersifar seremonial dan sebagaimana terjadi di r':r.r:.r-m;,s;r
awal pJrtumbuhannya teruatama di negara-negara Erop;,r.
Pada akhir abad ke-18, negara-negara E,ropa mengaianri

Di samping persoalan budaya kita sebagai bangsa


Timur yang cenderung feodal dan patenalistik kurang

stagnasi sosial politik sebagai akibat dari ketidakmampuannva

mendukung, perkembangan kekuatan negara berbanding


terbalik dengan kekuatan oposisi. Jika kekuatan negara
berkembang demikian pesat, maka kekuatan oposisi justru

umumnya memerintah

makin terpuruk. Dan puncak kematian oposisi sebagaisebuah

dari politik elite ini adalah rakyat kecil yang harus

intuisi terjadi dalam rezim orde baru.

Meski beberapa bentuk dan ekspresi perlawanan

menyumbangkan hasil panennya untuk kepentingan perang.


Dalam keadaan itu rakyat mulai mempertanyal<an legitimasi

terhadap kekuatan negara terus bermunculan, namun oposisi

sang raja. Karena itu kemudian raja menunjuk kabinet sebagai

sebagai intuisi dan bahkan sebagai wacana tidak mendapat

intuisi di mana suara rakyat bisa menyalurkan aspirasinya.

tempat dalam diskursus publik. Bahwa aksi mahasiswa telah

namun keputusan tetap di tangan raja.

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

mengatasi berbagai masalah. Kerajaan-kerajaern yanq pacla

di Eropa menghabiskan tenaga


dengan melibatkan dirinya dalam perang rnelawan
tetangganya untuk memperluas wilayah kekuasaan. Korban

23

:,iii.:,;;)t:::,,:,;tiii

:li t|..:il!.:i.:ii

Kedua, oposisi destruktif oprtunis. Ketika oposisi yang


hanya bersifat seremonial berakhir dengan k"hancuran
nropu

;*!,1iil

diberi kesempatan untuk berkembang. Oposisi seremonial


dipraktikkan di DPR, namun istilah oposisi sengaja dihapus
dari kamus sejarah bangsa ini.

setelah Perang Dunia pertama, beberapa kerajaan runtuh


sebagai akibat dari kemenangan Amerika Serikat dan Inggris,
Jerman dan beberapa negara lain menjadi republik dengan

Menguatnya semangat oposisi yang mulai mewarnai


kehidupan politik di era reformasi ini tentu merupakan modal
yang cukup berharga untuk membangun dan
melembagakan

sistem parlementer. Dan setiap empatbtahun sekali


dilaksanakan pemilu. Koalisi antara partai akan memilih

kekuatan

oposisi. Keberhasilan pelembagaan oposisi akansangat ditentukan oleh sejauh mana kekuatan oposisi
dapat
menjalankan peran kontrol secara maksima[ tanpa melahirkan

perdana mentri yang membentuk kabinetnya yang


bertanggung jawab pada parlemen. partai_partai yang tidak

diikut sertakan dalam kabinet akan menjadi oposisi dengan


tugas mengontrol pemerintah dan menawarkan konsep_

gejolak sosial politik yang berarti.

konsep alternatif terhadap beberapa masalah potitik yang


dihadapi pemerintah. Namun oposisi di Jerman pada waktu

semangat juga tidak mudah. Sebab, diakui atau tidak,


budaya

Namun, untuk bisa keluar dari dilema ini dengan


oposisi tidak memiliki akar sejarah yang cukup kuat.
Sementara, dari perspektif budaya. nilai_nitai budaya kita

itu berpendapat bahwa tugasnya hanyalah merugikan citra


pemerintah sedemikian rupa sehinggga partai oposisi
bisa

sebagai bangsa Timur yang cenderung feodal dan paternalistik

mengambil aiih kekuasaan secepat mungkin.


Ketiga, konsep oposisi fundamental_ideologis. Dalam
konsep ini, oposisi tidak hanya ingin menjatuhkan pemerintah
dan meraih kekuasaan, tetapi juga ingin menggantikan sistem
parlementer, bahkan juga dasar negara. Selain partai

jelas menjadi hambatan serius bagi tumbuh

nilai budaya masyarakatnya agaknya terbukti di negara kita.


Sebab, feodalisme tidak hanya terjadi di kehidupan keluarga

Nazi,

partai komunis juga termasuk juga termasuk dalam kategori

ini. Ketika oposisi yang dipraktikkan mengambil bentuk

atau kehidupan sosial. tetapi juga merasuk ke dalam


kehidupan politik. Penyakit KKN yang seolah_olah sudah
inheren dalam budaya politik kita merupakan akibat lebih

'

destruktif-oportunis maupun fundamental-ideologis, dengan


sendirinya pemerintah yang berkuasa tidak tahan lama dan
diganti hampir setiap tahun.

Keempat, konsep oposisi konstruktif-demokratis.


Ketidakpuasan masyarakat terhadap oposisi seremonial
menyebabkan munculnya konsep oposisi radikal dalam
bentuk oposisi destruktif dan fundamental-ideologis. praktik

oposisi tersebut justru semakin menghancurkan dasar


demokratis dan memungkinkan rezim otoriter bangkit kembali.
Atas dasarpengalaman pahit inilah konsep oposisi konshuktif_

demokratis ini lahir:


Berbeda dengan ketiga konsep oposisi sebelumnya,

konsep oposisi konstruktif-demokratis lebih menekankan


keberlangsungan penegakan demokrasi dengan meletakkan

kepentingan bersama di atas kepe,ntingan kelompok atau


golongan. Karena itu, peran dan fungsi oposisi yang terakhir
ini sangat penting dalam rangka menjamin keberlangsungan
sistem demokrasi.

Bagaimana dengan sejarah oposisi di Indonesia?


Kecuali jenis oposisi yang terakhir, perjalanan bangsa ini
sebetulnya tengah mengalami fase-fase oposisi di atas. pada
masa-masa awal kemerdekaan kita pernah mengalamioposisi

destruktif-oportunis, yakni ketika Indonesia menerapkan


demokrasi parlementer pada tahun 50-an yang ditandai
dengan jatuh bangunnya parlemen. Oposisi fundamentalideologis juga pernah kita alami ketika pKI mencoba merebut
kekuasaan yang terkenal dengan G30S/PKI pada tahun ,65.

dan

berkembangnya kekuatan oposisi. Tesis yang mengatakan


sistem politik suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh
nilai_

jauh dari budaya feodal dan paternalistik yang antikriiik


dan
cenderung menyukai kemapanan.

Kenyataan bahwa negara kita dalam proses


penyembuhan dari penyakit KKN yang sudah kronis ditambah
dengan badai krisis yang berkepanjangan, termasuk krisis
kepercayaan. tentu tidak ada pilihan lain bahwa pelembagaan

oposisi haruslah mengambil bentuk oposisi konstruktif_


demokratis. Namun hal itu tidaklah mudah. Sebab. tidak ada

jaminan bahwa praktik oposisi tidak akan jatuh pada


penerapan oposisi destruktif-oportunis yang hanya bertujuan
menjatuhkan pemerintah yang berkuasa untuk kemudian

diambil alih.
Karena itu, di samping oposisi diharapkan dapat
menjalankan kontrol yang ketat terhadap pemerintah,
mengevaluasi apakah suatu langkah politik yang diambil
pemerintah sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku, etika politik atau standar efisiensi dan rasionalitas,

ia juga diharapkan lebih terfokus pada pengembangan


konsep-konsep politik alternatif yang visioner, sehingga proses
penyegaran permanen bisa terus berlangsung.,t r,'t,

I Penulis adalah pemerhati


J

nrasalah sosial

politik, tinggal di

akzrrtzr.

Dan ketika orde baru berkuasa, oposisi hampir-hampir tidak

24

h-

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

P e laj ar

an B erhar ga dari

Hitler dan Mussolini


Aris Darmawan

asih adakah
yang perlu

gagasall-gagasan

dibicarakan

bangsa

tentang negara dan

mengenal
nasionalisme?

lenyapkan.

Bukankah para found-

Dema

ing fathers kita telah

Nasionalisme

cukup memberikan

Sejak awal proses

pemaknaan atas kon-

pencarian keakuan.

sep tersebut?
Atau karena saat ini

negeri ini mendera


waktu yang cukup

bangsa kita tidak

panjang

karuan nasibnya, kesadaran yang tergugah

Nasionalisme di Indo-

nesia telah diawali


beberapa tapakan
kaki. Kaki pertama,
tumbuhnya upaya-

untuk bertanya dan


membuka ruang diskusi tentang nasionalis-

me menjadi sesuatu
yang perlu disikapi

upaya pencarian jati

diri oleh pemimpin

bersama?

masyarakat kita
o
o

Parakitri T. Sim-

bolon dalam Menjadi


Indonesia, menilai
kebangsaan (nation-

hood) adalah rangkaian

Bukan

musuh yano harus di-

untuk

memotivasi

F perlawanan terhadap

upaya

demikian. Benedict Anderson mem-

mencapai kese-imbangan antara

berikan dua peringatan. Pertama,

masyarakat (society) di satu pihak dan


kekuasaan negara (sfote) di pihak lain.
Dalam rangkaian upaya itu, benturan
kedua pihak tidak bisa dihindarkan, dan
benturan yang berakhir pada dominasi

nasionalisme bukanlah warisan nenek

satu pihak justru akan mengancam

kelangsungan hidup negara dan

moyang bangsa Indorresia yang


dianggap sarat dengan semangat
patriotisme pahlawan nasional.
Mengaitkan nasionalisme dengan
sejarah nenek moyang adaiah

kekuatan asing. Di
samping telah muncul pula gerakangerakan protes kaum petani yarrg
dipimpin oleh para ulama di beberapa
daerah seperti Banten dan Aceh.

Kaki kedua, pencarian identitas

sebagai bangsa yang beldasarkan

kesatuan kultural, sebagaimana


dilakukan Boedi Oetomo. Identitas
kejawaan dianggap oleh kaum terpelajar

masyarakat bersangkutan.
Rangkaian upaya mencapai keseimbangan tersebut terbentang sepanjang
selarah. Dalam pengertian iiu, Indonesia yang sekarang ini adalah hasil dari

berbahaya.

Jawa sebagai pijakan awal bagi

Kedua. bangsa dan negara jangan


dianggap berjalan mulus tanpa konflik.
Dalam sejarah negara dan bangsa Indo-

munculnya sebuah kesadaran baru


dalam masyarakat agar terlepas dari

sejarah tersebut, dan masih terus

merupakan hal biasa. Musuh merupakan

berproses menjadi Indonesia. Namun

lawan dalam

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

nesia, konflik selalu terjadi dan


mempertarungkan

kondisi keterjajahan. Lebih penting lagi.


pada masa ini mulai disadari pentingnya
wahana organisasi modern sebagai
perjuanganmela,.van penjajahan.

Kaki ketiga, dilakukan oleh


pemimpin Sarekat Islam yang pada
kenyataannya berhasil menggalang

dalam skala besar maupun kecil. Tengok

solidaritas kebangsaan melalui identitas

saja Italia di bawah Mussolini, Jerman


di bawah Hitler atau Jepang di bawah
pemerintahan militer Jendral Tojo.

Islam.

Nasionalisme mengidap kecenderungan

Kaki keempat, munculnya kaum


cendekiawan dan aktivis yang
berpendidikan modern melahirkan
sintesa dan pemahaman baru mengenai

nasionalisme yang ternyata berhasil


memadukan berbagai elemen yang ada
dengan paham nasionalisme modern.

Di bawah para

dedengkot

pergerakan seperti Soekarno, Hatta.


Syahrir, paham nasionalisme modern
mampu menjadi payung bagi berbagai

bingkai massa pikiran partai politik.


Gumpalan fanatisme itu mengimbas
pada dua hal mendasar. Pertama. entah

sadar atau tidak, sikap tersebut

fanatisme yang pada gilirannya

sebenarnya membawa mereka pada


suatu kondisi untuk saling bertengkar.

mendbrong terjadinya chauvinisme dan

bermusuhan bak sabung ayam di areal-

sektarianisme.

areal pasar tradisional. Keduo, Calam

Cerminan atas kasus di atas agaknya

rentang sejaah bahkan sampai saat ini.

memberikan sinyalemen yang cukup


berarti dalam wacana politik publik.

sikap fanatisme terlahir

Bagaimana tidak. Meski telah menapaki


fase reformasi, kecemasan masyarakat

Perbenturan ideologi di kancah


politik nasional sempat istirahat sejenak
pada awal Orde Baru. Baru menjeiang
kampanye pemilu 1971, semangat
berideologi ria muncul kembali. Maklum,

identitas kelompok. Tipikal nasionalisme


ini menggunakan landasan pengalaman
bersama sebagai kaum terjajah dan cita-

partai-partai politik islam dan nasionalis


masih mempunyai ikatan ideologis yang

teramat kuat dengan para pen-

cita utnuk mendirikan sebuah nation-

dukungnya.

stote yang merdeka, bersatu, berdaulat,

Berangkat dari kenyataan di yang


telanjang ini, sikap kecintaan terhadap

adildan makmur (Hikam. 1999: 101).

nqtion-state bernama Indonesia

Pertarungan ldeologis
Proses dialektis yang coba dibangun

ketika itu

irnya lepas

dan

menemukan sarangnya kembali. Pasca-

uJ

akh

kolonoial, inklusivitas

rI

wawasan

kebangsaan yang mampu melepaskan

diri dari partikularistik dan menjadi


ideologi perjuangan bangsa melawan
penjajahan, akhirnya (harus) tereduksi
sebagai ideologi poliiik dan menjadi
sebuah "aliran" yang bagaimanapun
akan tetap berjiwa ekklusif,
Tereduksinya paham

karena

perbenturan ideologi di dalamnya.

ini ke dalam

kubangan eksklusivisme membawa


kesan telah terjadi kontraproduktif atas
dirinya sendiri. Nasionalisme, yang pada
awal lahirnya pernah tampil sebagai
raison d'etrei dan ideologi alternatif bagi

ternyata tak berujung. Bangkitnya roh


multi-partai tak ubahnya menghadirkan
kembali peristiwa masa silam, seperti aksi

kekerasan dan kerusuhan ke tengah


sebagian (tepatnya seluruh lapisan
masyarakt).

Dibawanya baju politik saat


kampanye maupun menjelang pemilu
telah menggiring rakyat ke dalam
kesetian terhadap pilihannya. Namun
sayang, untuk sekian kali pengalaman

pemilu. kesetiaan tersebut tidak

cengkeraman kolonialisme untuk

dibarengi dengan pemberdayaan politik


rakyat. Upaya agar rakyat melek politik
sangatlah jauh panggang dari api.

bangsa-bangsa yang berada dalam


membebaskan diri dari penjara-penjara

Rakyat hanyalah obyek politik

keterjajahan menjadi berbalik arah.

semata bahkan dibiarkan mengambang

Menimpa dirinya sendiri.

tanpa identitas yang jelas. Barangkali

Setidaknya dalam persoalan ini,


Hikam menilai. ternyata nasionalisme
sebagai sebuah landasan ideologis

bentrok dan konflik antar-pendukung


massa partai politik. Jargon yang

bukanlah sesuatu yang paripurna


sebagaimana dibayangkan oleh para

mengalami dua rintangan sekaligus. Di


satu sisi, meminjam pengertian Adnan

Buyung, ideologi yang sebenarnya


merupakan suatu pandangan politik
yang komprehensif, diierjemahkan
dengan sangat dangkal. Perbedaan
hampir selalu diartikan musuh. Sedang
pada sisi lain. kecintaan yang luar biasa
di dalamnya telah membawa masyarakt
bangsa ini pada kelakuan tertutup, anti
kritik, dan cenderung bersikap otoriter.
Sosok Hitler, Mussolini, Jendral Tojo

dapatlah menjadi contoh di mana


paham nasionalisme agaknya telah
melahirkan rezim-rezim politik yang
beringas dan merugikan umat manusia.

Akankah elit-elit partai politik. elit


pemerintah, politisi, calon negarawan
akan cenderung berkelakuan seperti
sosok-sosok fenomenal di atas? Sebuah
tawaran sekaligus peringaian yang
bukan basa-basi.

inilah yang mengawali terjadinya

mengumandang tentu tak lepas dari bias

ideologi yang dikandung dalam tubuh

pengagumnya dan tumbuh tanpa eksesekes yang ikut bertanggung jawab bagi

masing-masing partai. Selain itu,


bangunan solidaritas (fanatisme)

maraknya konflik-konflik politik baik

semakin kokoh dan menggumpal dalam

*Penulis adalah mahasiswa

jurusan sosiologi FISIP


Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta.

HAYAMWURUK No. r Th. XIII/2000

I
{
,i

ii:f;,sffi\!."Yk

fiej;i$ffi

'ttifWlli

*,,,1

Kuli Kontrak Pendidikan


Sugiarno*

*dffi

I\i
| |
U

pojok ruangan, pemuda yang mengenakan koos ob


long itu menghela napas. Matanya memandang sayu,

116y11p6, misterius. Di depannya tergolek seberkas kertas.


Di bawah otonomi perguruan tinggi: Kerja keros, demikian judul

kertas itu.

Telah hampir setengah jam Mas Karno bicara. Ia, seorang


aktivis mahasiswa, sedang membeberkan ramalannya tentang

masa depan pendidikan

di Indonesia. Tepatnya: otonomi

perguruan tinggi di bawah PP No, 61/1999. Udara mendadak

membawa bau kegetiran. Suasana hening, mungkin ikut


menyimak.
Aku berada di dalam ruangan itu. Berdua dengan Mas Karno.

Aku berdebar ngeri mendengar omongan Mas Karno. Atau


tepatnya analisa Mas Karno.

Ia membisikan kepada aku bahwa sebenarnya otonomi


perguruan tinggi merupakan entitas baru dari prahek NKIVBM.

Ia hanya berganti baju. Lengkap dengan gaya setrikaan yang

baru. Tetapi jasad yang dibungkusnya tetap sama. Intinya adalah


depolitisasi mahasiswa.
Mas Karno punya teori: Otonomi perguruan tinggi itu kayak

iembatan-- tanpa disadari, mahasiswa akan digiring masuk


kembali ke kampus. Mahasiswa akan kembali menjadi terasing
dari masyarakatnya. Mereka akan dibuat nyaman meringkuk di
puncak menara gading berlabel universitas.
Dalam otonomi, negara akan lepas tangan. Berarti sebuah
penghentian subsidi? "Tidak juga," katanya. Tapi cara negara
memberi subsidi, kata Mas Karno lagi, membuat mahasiswa tak
ubahnya sapi perahan. Dengan kontrak studi, negara mendanai
mahasiswa sebanyak yang negara butuhkan. Lama pendidikan
juga ditentukan. Bila dilanggar berarti subsidi dihentikan. Situasi
seperti ini, membuat universitas tak ubahnya seperti sebuah
pabrik. Maka tepatlah Paolo Freire ketika bicara di depan Brazil,
bahwa sekolah tak ubahnya sebuah tempat dimana produksi
massal dilakukan.

"Gara-gara mengejar target lulusan, kualitas akan


terabaikan," kata Mas Karno getir.

Dalam kontrak, kata Mas Karno lagi, mahasiswa akan


kehilangan kebebasan dan kekritisan. Tuntutan lulus sesuai jadual

kontrak akan membuat mereka tak ubahnya kutu dalam


pelajaran filsafat Jostein Gaarden. Mereka akan merasa nyaman
meringkuk di balik hangatnya menara gading universitas. Tak

ada lagi kemauan untuk sekedar melihat ke luar, melongok,

menatap langsung kondisi sosial budaya masyarakat


sekelilingnya. Tanpa disadari, lambat laun mereka akan menjadi
asing dengan masyarakat.
Dalam keterasingan itulah, kata Mas Karno lagi, kita rasakan

demikian, Mas Karno terdiam. Ia menghela napas.


Aku pun kemudian bertanya tentang kemungliinan lain g.an,;
muncul bila otonomi perguruan tinggi diterapkan. Inilah jawaban
Mas Karno: "Yang pasti celoteh Michaet Lipton ientang why poor
people stay poor akan mengejawantah di tanah air ini." Suara
dalam keluar dari mulut yang tipis itu. "Biaya pendidikan akan
membumbung tinggi," lanjutnya.
Dengan kemandirian perguruan tinggi, kata Mas Karno lagi.
pungutan seperti Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPp) akan
melonjak dua sampai tiga kali. Hal seperti ini jr-rgalah yang
dikhawatirkan mahasiswa di Universitas lndonesia dan tjniversitas Gajah Mada. Karena dengan lonjakan biaya itu, berarii
tertutup kemungkinan bagi rakyat miskin untuk sekolah di pTN
mandiri itu. Sungguh ironis bila kemudian rakyat nriskin yang
cerdas tak punya kesempatan untuk mengenyam penclidikarr.
Bukankah pendidikan adalah salah satu cara untuk lepas dari
belenggu kemiskinan?

Para pembaca mungkin ingat, Dr. Satryo Sumantri


Brodjonegoro pernah ngomong tentang SPP Proporsional,
Dalam artian keluarga kaya rnembayar SPP lebih besar, dan si
miskin bila perlu dibebaskan dari keharusan membayar Spp
Disadari, sistem pendidikan kita selama ini telah melegitimasi
sebuah ketidakadilan. Sangatlah tidak adil, jika anak seorang
petani harus membayar SPP sama dengan anak seorang pejabat
tinggi. Atau dengan kata lain, selama ini yangterjadi adalah anak
pejabat iinggi disubsidi oleh seorang anak buruh tani.
Gagasan yang mulia, memang. Tapi lantas kapan gagasarr
mulia itu terealisir.
"Masih adakah kemungkinan lain," tanyaku.
Mas Karno menghela napas. Ia harus menjawab siapa yang
bersedia memainkan peran ala Robin Hood -dalam konteks ini

berarti pemberi subsidi silang, Pertanyaan yang mudah

sebenarnya. Tapi bagi Mas Karno, terlihat merupakan sebuah


pertanyaan yang berat. Bibir Mas Karno bergerak, iapi tidak
bersuara.

Sekali lagi Mas Karno menghela napas sebelum ia menatap


diriku. Sebuah tatapan mata yang aneh. Terlihat olehku ekpresi
kegetiran terpancar dari mata coldat Mas Karno. Akhirnya Mas
Karno bicara, pelan tapi bergaung, "Kita yang akan memainkan
peran ala Robin Hood."
Dalam d:aft otonomi perguruan tinggi, kata Mas Karno,
Direktorat Jendral Perguruan Tinggi memberikan keleluasan bagi
universitas untuk bermain-main dengan program studi non 51
reguler. Merekalah nantinya yang oleh pihak universitas diberikan
kehormatan untuk mensubsidi mahasiswa strata. Dengan bah;.rsa
lain, berbagai pungutan berjumlah besar akan dikeirakan l<epii,i,i

kebenaran perkataan Ivan Illich beberapa waktu lampau. Ivan

mahasiswa non S1 regular, pasca Sarjana, extention, d{rlr

berujar bahwa sekolah bukanlah usaha untuk menemukan


pemahaman diri, tapi, sekolah lebih mirip dengan belenggu.

mahasiswa program diploma.

Belenggu yang menjauhkan kita dari realitas sesungguhnya. Juga


tak berlebihan bila kemudian Faulo Freire berucap bahwa sekolah

tak lebih daripada alat propaganda negara yang berfungsi


menciptakan manusia-manusia yang patuh dan tunduk pada
situasi yang dikehendaki dan diciptakan oleh penguasa.
"Sekolah adalah candu", kata Mas Karno lirih. Habis berkata

I{AYAMWURUK No. 1 Th. XIII/2000

"Sebentar Mas, tidak otonom saja pungutan kepada kita


sedemikian besarnya, apalagi nanti kalau otonom." prr:tesku.
'Apakah kita musti drop out hanya karena tak mampu har,,,.rr.
uang kuliah." Atau ...

Kami pun terdiam dengan kekhawatiran masrng-masing


Hening. Sunyi.
*tMahasiswa D lll B.lnggris t)ndip

)1

,,-|

..'

APA KATA MEREKA

afi{iMiw
Di samping itu, ia pun
berusaha memperoleh
dukungan interhasional
bagi kepemimpinan sipil
yang dipegangnya. Dengan
langkah-langkah tersebut,
harapan sebuah rekonsiliasi
antara militer-sipil kian
terbuka lebar.
Dalam konteks seperti di
atas, UU PKB rasanya
layak diperbincangkan.
Perlu diingat, pemerintah
hanya menunda undangundang tersebut, tidak
mencabutnya. Berarti,
yang dipermasalahkan di
sini adalah reaksi
masyarakat, bukan
substansi undang-undang
tersebut. Meski tidak dapat
dipredikikan secara akurat
apakah reaksi masyarakat
akan sama seperti dulu,
perkembangan hubungan
antara militer dan presiden
Abdurrahman Wahid
potensial menimbulkan
kemun gkinan-kemungkinan
baru.

Ini karena beberapa ha[.

Icmpo

Hampir setahun sejak kontroversi mengenai UU


Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB). Undang-undang
yang memicu bentrokan massal antara mahasiswa dan aparat
itu bisa dikatakan sebagai puncak perseteruan aniara sipil dan
militer. Kini, setelah presiden Abdurrahman Wahid terpilih
secara demokratis, undang-undang darurat itu mulai
dilupakan.
Tidak cuma itu, posisi militer pun kian terdesak. Selain peran
politik yang makin terpinggirkan, tuntutan terhadap para
pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan pencabutan Dwi
Fungsi TNI kian keras berkumandang. Meski demikian,
kekuatan militer toh tidak surut. Pemekaran kodam -yang
merupakan bagian dari strategi operasional dalam teritorialakhirnya terlakana.
Tarik-ulur antara militer dan kekuatan lain dalam pemerintah
di satu sisi memang konsekuensi logis dari demokrasi. Tapi di
sisi lain, tanpa penanganan yang matang, tarik-ulur itu hanya
berujung pada konflik dan instabilitas. Barangkali dalam
dilema inilah presiden Abdurrahman Wahid bersikap cukup
arif. Ia tidak menempatkan militer -dalam hal ini terutama
angkatan darat-sebagai musuh yang harus dihabisi,
melainkan cukup mengurangi peran politik secara bertahap.

28

Pertama, konflik-konfl ik
horisontal seperti Ambon
yang absen dari campur
iLngan militer, terbukti tidak
dapat diselesaikan dengan
cepat. Konflik tersebut
bahkan telah mencapai
tahap yang
mengkhawatirkan. Yaitu
pada perang antarumat
beragama. Kedua, Presiden Abdurrahman Wahid tetah
menampakkan diri cukup mampu mengendalikan militer.
Karena itu, ketakutan bahwa UU PKB akan dijadikan alat
legitimasi untuk merebut kekuasaan bisa dikatakan telah surut.
Ketiga. Presiden Abdurrahaman Wahid sendiri tergolong tipe
orang yang mampu mengubah pendapat publik. Apabila
pihak militer mampu meyakinkan presiden untuk menyetujui
pemberlakuan UU PKB, bisa dikatakan penolakan masyarakat
akan lebih mudah diredam.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, kami
merasa sudah sepatutnya undang-undang yang pernah
dikatakan kontroversial itu dikaji kembali. Untuk itu,
Hayamwuruk telah menugasi Teguh Priyanto dan Alina
Fiftiyani mewawancarai beberapa pakar. Antara lain Munir
SH (aktivis Kontras), Hendardi, SH, (ketua PBHI
Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia), Asmara Nababan,
Prof. Dr. Satjipto Rahardjo (anggota Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia), Adi Prinantiyo, (ketua AJI
Jurnalis
-Aliansi
Independen) Semarang, Andik Hariyanto,
(ketua LBH)
Semarang, pengamat potitik, Mulyana W. Kusumah, Lukas
Luwarso (mantan sekjen AJI), dan Dadang Tii Sasongko
(aktivis LBH) Jakarta.
Berikut hasil wawancara tersebut.

HAYAMWURUK No. I Th. xIIt/2000

l{i4ln-qjil

,,:?

; i;::::iii,i,

Atrjfi

Aceh yang sudah gagal.

walar:t

didaruratkan sampai seribu kali, tetap


hanya ada dua pilihan: diperlakukan
secara adil atau direpresi habis-habisan
sampai tidak berdaya sama sekali. Kita
iidak mungkin melakukan kedua hai itu.
Jadi satu-satunya jalan, problem-problem

demokrasi dan keadilan harus diberi

jawaban. Yang penting kita bangun


sekarang bukan kekuatan represif yang
menguatkan negara. Pemerintah ingin
sistem hidup karena rakyat patuh dan
takut. Jadi represi merupakan suatu
metoda. Pemerintah membuat undang-

Munir

Argumentasi l{ormatif tidak

Menjawab Kebutuhan Masyarakat

undang agar dapat merepresi, bukan agar


bisa bersikap adil terhadap rakyat. Dan ini

yang disebut metoda yang salah dalam


memahami kontek Indonesia.

Integrasi bangsa haitya

Suatu undang-undang selalu bersifat

kontekstual. Artinya

ia lahir untuk

memenuhi kebutuhan saat itu. Jadi, kita


harus terlebih dahulu melihat apa yang

meski rezim baru telah berkuasa, ia tetap

harus berkompromi dengan kekuatan


rezim lama. Dan kompromi semacam itu

pemerintah h<rndak menguatkan posisi.

Contohnya adalah pemotongan garis

Berarti yang sebaliknya terjadi, masyarakat


hendak dilemahkan posisinya.

pertanggungjawaban.

cenderung menguatkan

negara-

Kalau kita lihat, RUU ini berbahaya

Bila dilihat dari basis berpikir, undang-

bagi proses demokratisasi. RUU ini

undang ini bertentangan secara terbuka

menguatkan sistem kekuasaan. Padahal


yang kita butuhkan adalah sistem sosial

demokrasi, tidak ada teori di mana negara

dikuatkan sedang rakyat dilemahkan.


Undang-undang ini dengan demikian

disertai keruntuhan rezim. Karena itu,

pating dibutuhkan bangsa ini. Kalau


mengacu pada RUU. PKB, jelas bahwa

dengan gagasan demokrasi. Dalam

Artinya, perubahan berlangsung tanpa

yang lebih demokratis. Jadi ini merupakan


set back bagi proses demokratisasi. Kalau

menginginkan perubahan seharusnya

menghendaki suatu proses yang terbalik,


hingga proses demokrasi akan mengalami
kemunduran.

pemerintah tidak perlu susah-susah


membuat regulasi untuk menguatkan
dirinya. Buang gagasan lama dalam

Bahaya dalam konteks undang-

regulasi yang lalu, dan bentuk perspektif


baru. Sekarang ini tidak ada perspektif
baru dalam RUU ini.
Mungkin metode teknis darurat sudah

undang ini juga harus kita pertanyakan.

Bahaya untuk siapa? Bahaya bagi


pemerintah belum tentu berarti bahaya
bagi ra[yat. Sebagai contoh, di sini gerakan

buruh dianggap berbahaya. Tapi bila


menggunakan logika terbalik, pemodal
yang mengeksploilasi buruhlah yang
berbahaya.

Meski undang-undang ini dikatakan

lebih baik dari undang-undang


sebelumnya, itu hanya argumentasi
normatif. Dan argumentasi ini tidak

diperbarui, tapi perspektifnya tidak


berubah. Padahal dalam proses
demokratisasi yang dibutuhkan adalah
perubahan perspektif. Dan ini yang tidak
pernah dijawab oleh DPR. Mereka
memang menghindari itu. Sebab kalau
sampai pada urusan perspektif semua
argumen akan tertolak.
Indonesia memang realitasnya darurat.

memutuskan keadaan darurat tetap


membutuhkan persetujuan DPR, hal itu
tetap berbahaya. Karena, ne^gara kita
belum memenuhi syarat-syarat negara

Ekonomi krisis, pertikaian antar agama dan


ras di mana-mana. Itu keadaan darurat,
tapi tidak mungkin diperlakukan dengan
kadaan darurat. Pemerintah akan tidak
populer kalau menerapkan UU darurat.
Parpol sadar akan itu, makanya mereka

demokratis dalam tataran proses hukum.

masih melihat kalau-kalau legitimasi ini

memberi jawaban mengenai hal yang pal-

ing dibutuhkan masyarakat. Meski untuk

Dalam kondisi seperti itu, jawaban

normatif sebaiknya ditinggalkan. Perlu


diingat, bahwa dasar-dasar lahirnya suatu
peraturan tidak bisa dilihat dari pasa[-pasal
dalam aturan tersebut.
Persoalan mengapa DPR menggolkan

RUU ini, bisa dilihat dari sistem politik


negara kita. Di Indonesia, perubahan
sistem poliiik memakai pola elektoral.

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

diperlukan.
Hanya sedikit partai di Indonesia yang
mempunyai perspektif yang baik tentang
demokrasi. Kebanyakan parpol perpektif
demokrasinya hancur atau lemah sekali.
Sehingga regulasi-regulasi semacam ini
meluncur begiiu saja, dan mereka sangat
normatif memahami proses politik
Seperti penerapan sistem darurai di
.

bisa

dipertahankan dengan keadilan. Orang


tidak bisa setiap hari dihadapkan den.iii!-)
operasi militer untuk mempet.tahattk,rn
integrasi. Justru operasi miliierlah yang
menyebabkan disintegrasi. Rakyai Aceh
sekarang ingin merdeka karena
diperlakukan tidak adil. Kalar-r n'iiliter lr:il';
nesia sekarang ini tiba-tiba berubai-,. itr-i
karena tekanan masyarakat. Dan itu yang
dilawan oleh pemerintah, karena dianggap

mengganggu otoritas negara dalam


mengambil keputusan. Bila kita hendak
membicarakan demokrasi dan ciui/ socr-

efy, maka peran masyarakat

harus

diperluas. Bukan curna formalitas saat


pemilu saja. Yang salah adalah jika

dinamika politik masyarakat masih


dianggap sebagai gangguan keamanan.

RUU PKB tetap tidak boleh


diundangkan, karena merupakan suatu
kemunduran politik yang sangat berat.
Tidak ada suatu negara pun yang sukes
membangun melalui keadaan darurat.
Yang, mendramatisir negara kita kacau
justru pemerintah kita sendiri. Padahal kita
bilang pada dunia internasional bahwa kita

sudah bisa mengendalikan keadaan. Tap


anehnya, kita memproduksi alat-alat ukur

yang menunjukkan kalau kita tidak bisa


menguasai keadaan.
Perekonomian negeri ini mal<in susah
karena pemerintah terus mendramatisir
bahwa negara dalam keadaan darurat.
Tahun 1970-an, hal itu sukses karena

memberi energi bagi perang dingin.


Amerika mendukung kita karena takui

komunisme masuk. Tapi sekarang


sebaliknya. Pemodal lari, pasar macet, dan
fragmentasi masyarakat makin melebar.
Maka basis berpikir ini sudah trdak bisa

diterima.
Kalau menginginkan dernokrasi, tidak
ada alternatif lain kecuali membuat LJU
yang menguatkan masyarakat. Sekarang.
menghindari penyalahgunaan kekuasaan,
dan kontrol masyarakat terhadap negara,
adalah hal yang jauh tebih penting.{'

RUU PKB Menodai Undang-undang lain


Latar belakang kemunculan UU PKB
sebenarnya disebabkan oleh persepsi
mengenai ancaman terhadap keselamatan

nasional, baik yang aktua[ maupun yang

potensia[. Ancaman aktuaI berarti

bertentangan dengan

orientasi

pembaharuan hukum nasional.


Ada beberapa alasan mengapa RUU

PKB harus ditotak. Pertama karena


bertentangan dengan arah reformasi

ancaman yang sekarang muncul di daerahdaerah, sedang ancaman potensial berarti


sesuatu yeing menjurus ke arah sana dan

hukum yang sedang berlangsung. Saat ini


sudah banyak sekali RUU yang diratifikasi.

dampaknya amat berpengaruh bagi

semua undang-undang tersebut. Kedua,


asumsi politik dalam politik sekarang ini

kestabilan politik bangsa.


Dimunculkan atau setidaknya UU PKB
ini sebenarnya bertentangan dengan moinstreom pembaharuan sekarang ini. Hukum

saat ini sedang bermuara

pada
penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM)..
Undang-undang ini bertentangan dengan
konvensi HAM, UU Pers yang dinilai liberal dan undang-undang lainnya. Jadi, UU

PKB

ini

sebenarnya lebih bersifat

situasional. Dan bukan karena sejak awal

dirancang dalam kaitannya dengan


pembangunan. Saya kira kalau sampai
RUU PKB disahkan, maka jelas

Bila (UU PKB disahkan, berarti menodai

ini kurang representatif bila disebut sebagai

instrumen pengambilalihan kekuasaan,

adalah asumsi politik masa lalu yang

karena agak rumit. Tapi kalau untuk


pemulihan kekuasaan yang sekarang

seharusnya sudah ditanggalkan. Ketiga,

terlihat mundur, saya kira mungkin saia.

prosedur penggunaan kekuasaan dan


kekuatan yang tidak melibatkan semua
institusi-institusi demokrasi seperti

Prinsip-prinsip untuk menetapkan


situasi-situasi keselamatan negara harus
dituangkan dalam Tap MPR. Berdasarkan

konsultasi dengan DPR/DPRD, melainkan


hanya pada militer.

Tap itu, keadaan bahaya

Yang harus diubah dalam RUU ini


antara [ain: adalah ketentuan umum,

bagaimana cara kita mendefinisikan

konstruki ancaman, pasal yang rinciannya


tidak jelas, misalnya dalam keadaan
bagaimana polisi disebut tidak mampu

Tap MPR seharusnya tidak saja normatif,


karena atas dasar itulah sebuah UU
dihasilkan.*

yang

bagaimanapun bisa ditentukan, termasuk


situasi-situasi bahaya. Dan perlu kita tahu,

menjalankan tugasnya. Selain itu, RUU ini


!

Asmara Nababan

TNI Belum Rela Meninggalkan


Kekuasaaan

I
!

dalam keadaaan bahaya. Jadi meski


dalam keadaan darurat perang. militer
tetap tidak boleh berbuat begini, begitu dan
seterusnya. Sedang RUU PKB ini masih

seperti model 1960-an, masih dalam


suasana perang dingin.

Karena kita tidak melihat alasan


mengapa undang-undang ini dipaksakan

RUU PKB membuktikan kembali

kalau TNI gagal menyelesaikan masalah

betapa elite formal kita sangat terpisah dari

lokal diAceh, Ambon, dan Timtim. Apakah


kegagalan itu karena tidak ada landasan
undang-undang? Kan tidak. Jadi,. cara
rrienyelesaikan konflik lokaI bukan dengan

masyarakat. Mereka tidak memahami


aspirasi masyarakat umum. Hal yang

demikian tentu bukan hal baru. Ini


merupakan kelanjutan dari sikap orde
baru, di mana dimana mereka merasa
yang paling tahu, sedang rakyat dianggap
tidak tahu.
Selain itu, apakah ada alasan hingga

RUU PKB harus disahkan? Undangundang yang lama plus KUHP (Kitab
Undang-undang Hukum Pidana) sudah
cukup, lagipula tidak ada ancaman dari
luar yang perlu diseriusi. Bila yang jadi
pertimbangan adalah konflik-konflik lokal,
maka kita harus belajar dari pengalaman.

Selama ini pengalaman membuktikan

30

membuat undang-undang baru atau


merevisi undang-undang yang [ama,
melainkan mengembalikan fungsi militer ke
fungsi pertahanan dan memperkuat posisi
POLRI.
Saya melihat undang-undang itu masih

sekarang, masyarakat jadi curiga. Jangahjangah ini hanya keinginan militer untuk
berkuasa. Padahal ada agenda lain yang
lebih penting, misalnya mengusut kasus
KKN (korupsi. kolusi, nepotisme) manian
presiden Soehario. Saya percaya di sini
masyarakat tidak misunderstonding. Eliter
formal kita merasa mereka yang paling
tahu apa yang diperlukan negara ini.
Paradigma"semacam itu sudah berlaku
selama puluhan tahun dan masih

berkelanjutan sampai sekarang. Hasilnya?

ketinggalan zaman. Yang diatur adalah

Hancurlah ekonomi kita yang dibangga-

mengenai apa yang boleh ditakukan pada

banggakan.

zaman darurat militer. Seharusnya,

Sebenarnya undang-undang ini juga


berkaitan dengan dwi fungsi TN[. Dalam
Deklarasi Ciganjur kan disebutkan bahwa
dwi fungsi TNI harus dicabut selambat-

undang-undang yang cocok dengan


zaman di mana HAM dijunjung tinggi justru

memuat larangan, atau pembatasan


terhadap aparat keamanan bila negara

lambatnya pada tahun 2004. Jadi ada

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

!
l
!

proses bertahap. sementara kalau


mahasiswa maunya saat ini juga dicabut.
Tapi jelas usaha rnenghapus Dwi Fungsi
TNI tidak semudah yang kita bayangkan.

Ada kecenderungan dari TNI untuk


-tersebut. Mereka
menggagalkan. proses
tetap berusaha membuktikan kalau mereka
tidak tunduk pada supremasi sipil. Ketika
ada usul untuk memberlakukan keadaan
darurat di Timor Timur misalnya, kabinet
sudah jelas-jelas menyatakan penolakan.
Tapi kemudian Wiranto pergi ke Habibie
dan uiung-ujungnya keluar Keppres. Nah,
ini kan menunjukkan bahwa mereka tidak

tunduk kepada kabinet, belum rela


meninggalkan kekuasaan yang selama ini
mereka nikmati. Sementara di pihak lain,

pihak sipil belum mampu secara tegas


mengatakan stopl
Tempo

Hendardi

Yang Dibutuhkan adalah UU Keselamatan Ralryat


iorok. Sebab bila dua-duanya bersifat
represif, keduanya harus ditolak. Kita tidak
-.i-!
+ril

'

perlu takut dengan kevakuman hukum


karena kita sudah meratifikasi konvensi

RUU PKB bukan hanya mengada-ada,


tapi juga tidak diperlukan. Ia merupakan

Geneva tentang Humanitarian Lour. Yaitu


perlindungan terhadap hak-hak sipil dalam

akta pengkhianatan terhadap makna


reformasi dan demokrasi. RUU ini

keadaan perang. Meki huru-hara tidak


dikategorikan dalam Humonitarian Law.,

mengkhianati reformasi

karena

kita tidak perlu khawatir. Pelanggaran

memberikan kekuasaan yang demikian

terhadap hak-hak sipil datam huru-hara


bisa diatasi dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP)
Sementara B.UU PKts sebaliknya
bertujuan menjaga negara dari aksi-aki
rakyat. misainya dengan olasan
mempertahankan Pancasila dan UUD'45.
Artinya, perbedaan ideologi akan

besar kepada negara. Dan mengkhianati


demokrasi karena meski telah ditolak
masyarakat, pemdrintah terus berusaha
memanipulaSi agar tetap disahkan DPR.
Meski DPR telah mengubah beberaPa
pasal dalam RUU PKB, asumsi dan
substansinya tetap. Dan asumsi yang
dipakai bukanlah asumsi seperti di negara
demokratis yang bertujuan. mengelakkan
intervensi negara asing atau bahaya
bencana alam. RUU PKB memang hendak
memusuhi rakyat. Terbukti; yang diancam

yaitu dengan perluasan kodam. Oleh

negara demokratis, perbedaan ideologi

kekuatan mereka memang sangat terbatas.

adalah sesuatu. yang wajar.

Meski Wiranto pernah mengatakan

Alasan kalau RUU pKB dicabut,berarti

kalau di negara-negara demokratis,


hendaknya diperhatikan bahwa di sana

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

Jadi, bisa dikatakan bahwa undangundang ini adalah strategi legalistik militer
untuk mengembalikan dominasinya. Dan
inijuga diikuti dengan strategi operasiona[,

berhadapan dengan RUU ini. Padahal di

memilih UU. No.23l59 yang jelas tebih


otoriter. adalah argumentasi yang sangat

budaya.

ini.

karena itu, jelas undang-undang ini harus


ditolak. Cuma saya ragu kalau penolakan
ini bisa berasal cl-.ri partai politik. Sebab.
bagaimanapun militer adalah kekuatan
terbesar di negara ini, hingga mau tidak
mau partai politik yang berkuasa harus
mengadakan deol. Harapan saiu-satunya
terletak pada gerakan mahasiswa. meski

undang-undang semacam ini juga berlaku


di negara lain, kita harus melihat negara
mana yang diacu. Kalau di negara otoriter
seperti Myanmar dan Malaysia, apakah
benar kita mau seperti negara itu? Dan

oleh RUU ini bukan hanya gerakan


bersenjata. tapi juga aksi politik dan

militer tidak berpolitik. Sebaliknya, di lndonesia militer adalah sebuah kekuatan


politik. Dan jelas mereka sangat
berkepentingan dengan undang-undang

Intinya, bila hendak menuju negara


demokratis, militer harus ditarik ke barak.
Wilayah sipil tidak boleh dicampuri.
Jadi, jelas RUU PKB tidak diperlukan.
Sebaliknya, yang lebih dibutuhkan adalah
perangkat hukum yang mampu menjamin
penegakan hak-hak asasi manusia. Yaiiu

UU keselamatan ralglat.'F**

3l

Izin Usaha Penerbitan pers (SIUpp)


dirombak, wartawan bisa mendirikan

asosiasi independen, media massa bisa


lebih leluasa memberitakan,
Namun pemerintahan ini nampaknya
tidak sabar. Hujan protes dan demonstrasi

yang terus terjadi, baik dilakukan

mahasiswa dan masyarakat. ternyata


diantisipasi dengan cara yang paling
gampang: dengan melarang. Semula

Pemerintah Habiebie mengeluarkan perpu

211998 yang mengatur tentang


kebebasan berpendapat. Namun rakyai

1o..9.

masih menolak kebebasan ekspresinya


"diatur". Sebagai gantinya pemerintah
mengeluarkan UU no. gltggg tentang

kemerdekaan menyampaikan pendapat

ji

muka umum. UU ini terbukti menjadi


sarana untuk menindas dan melarang

bukannya mengatur.
Kebiasaan lama pemerintah, jika tidak

mampu menangani masalah yang

dihadapi, maka dibentuk lembaga barl

Lukas Luwarso

dengan mengabaikan fungsi lembaga yang

sudah ada. Pembentukan

Keselamatan Untuk Siapa?


Bangsa Indonesia sedang berada
dalam proses penyembuhan dari luka
penindasan yang panjang. Luka
ini telah
menjadi trauma yang dalam, sehingga
memerlukan perawatan dan kesabaian

selama 32 tahun. Ada apa rupanya


sehingga rejim baru yang belum ada

legitimasinya ini begitu tergesa_gesa


mengusulkan RUU KKN ini ? Sementara

banyak hal yang lebih mendes"k

Dewan

Pemantapan Ketahanan dan Hukum

y;;;

(DPKH) justru melecehkan dan


mengebiri
lembaga-lembaga keamanan yang sudah
ada- Terbukti lembaga ini bukan saja tidak
berfungsi, melainkan juga tak terdengar
aktivitasnya.
Dalam pembahasan RUU KKN di DpR

baru-baru ini, Mentri pertahanan

harus diselesaikan terlebih au[utu]

Keamanan/Panglima TNI Wiranto.


mengatakan bahwa presiden berhak

dalam kasus Bank Bali, kekayaan Soeh-arto


serta kasus-kasus lainnya.

tidak perlu menunggu persetujuan DpR.

behwa mencegah dan menanggulangi


ancaman terhadap keselamatan dan

keselamatan dan keamanan rakyat dan


negara dalam keadaan biasa dan bahaya

Jika RUU KKN ini dimakudkan uniuk


mengatasi ancaman disintegrasi yang kini
merebak, di Aceh, Timor-Timur danlrian
misalnya, pertama-tama harus disadari,
substansi persoalan adalah pelanggaran
hak asasi manusia. Bagaimana mungkin
menegakkan keselamatan dan keamanan

sangat penting. Ralryat mana yang tak


ingin

negara manakala rakyat di tiga wilayah


itu
terancam keselamatan dan keamanannya
oleh perilaku negara ?

untuk bisa menyembuhkannya. Namun,

ketika perawatan ini baru pada tahap


awai

sekonyong-konyong ada tikaman baru


yang mengoyak kembali luka itu. tikaman
itu berupa RUU Keselamatan dan

keamanan Negara.

RUU itu mengatur penye_lenggaraan

(keadaan darurat militer dan peraniy.


Tentu, perangkat hukum untuk menjala
agar negara tetap selamat dan aman
negaranya selamat dan aman ? Soalnya

adalah bagaimana perangkat hukum


ditulis dan kepdda siapa ia berpihak.

Rancangan Undang-Undang Keselamaian


dan Keamanan Negara (RUU KKN), yang
kini sedang dibahas DpR, dalam traf in]
harus dicermati. Jika disahkan RUU ini
bakal memberikan wewenang yang sangat
besar kepada presiden dan militei unt"uk
mengendalikan negara.

ini terasa terlalu pagi


sehingga menyinggung hatinurani rufuat,
mengingat rakyat belum lama lepas dari
cengkraman rejim otoriter dan militeristik
Usulan RUU

misalnya menyelamatkan harta negara

Pada era orde baru, rakyat dibungkam,

pemerintah mengatur negara ini dengan


penuh represif. Akibatnya pergolakan
politik pun iak dapat dihindari, yang
menghasilakan pemerintahan transis]

Habiebis. Pemerintah Habiebie lahir

menyatakan keadaan bahaya tanpa, atau

Padahal disebutkan dalam RUU KKN itu,

keamanan negara pada hakekatnua

merupakan perlindungan terhadlp

keselamatan dan kemanan negara serta


menjadi tanggung jawab seluruh rakyat In_
donesiq.(RUU KKN, butir C, menimbang).

Dengan mengabaikan keterlibatan


DPR dalam menentukan kapan negara
dikategorikan dalam keadaan bahaya,
berarti itu menampik pula nalar Aun uiui
sehat rakyat dalam melakukan bela
negarl. Menyerahkan sepenuhnya kepada
presiden ihwal ',negara dalam knadaan

bahaya" tanpa melibatkan

DpR

memperlihatkan kemana sebenarnya RUU

dengan meminta korban lebih dari 1000

itu memihak.

bulam Mei. Pada awalnya pemerintahan

Alih-alih melibatkan pendapat rakyat


dalam soal keselamatn negara, RUU itu
justru mengandalkan pendapat
dari
institusi ektra-konstitusional yang masih

nyawa yang tewas terbakar maupun


dibakar, dianiaya dan ditembak selama

transisi ini menunjukan itikad untuk


menegakkan demokrasi*sekalipun semu.

Dalam bidang pers misalnya, aturan Surat

absirak. Disebutkan pada pasal g ayat (3)


bahwa presiden cukup mendengar dan

32

HAYAMWURUK No. I Th. XrIr/2000

Dewan
rremperhatikan pendapat
"dari
Pertahanan Keamanan Nasional dan
Dewan Penegakan Keamanan Sistem

atau membatasi pertunjukan, pemberitaan


melalui media cetak dan elektronika.

Yang mendesak saat

ini

adalah

Koramil, dan Babinsa. Ini berarti struktur


dengam

pemerintahan sipil, hingga militer menjadi


semacam pemerintah bayangan. Kalau
struktur ini saja belum berubah, dan

Hukum. Institusi ekstra-konstitusional ini

merancang UU Keselamatan dan

belum dibentuk, namun embrionya,


Dewan Pemantapan Ketahanan dan
Hukum (DPKH) sudah ada tak lama

Keamanan Rakyai, UU Keselamatan Harta


Negara, UU Pembatasan Kekuasaan, dan
sejenisnya. Tidak perlu menjadi seorarrg

setelah naiknya Habiebie sebagai presiden,

militer akan berkuasa di negeri kita.

terdiri dari orang-orang didekat kekuasaan.

ienius untuk memahami bahwa dalam


rakyat yang aman dan kuat lah negara

Dengan demikian menjadi gamblang


bahwa RUU ini diusulkan memang untuk

akan selamat. Jika kepastian hukum belum


terjamin dan kedaulatan. keselamatan dan

memberikan mandai terlalu luas kepada


pemerintah. Jadi, di sini DPR terjebak

kepentingan melanggengkan rejim yang

keamanan rakyat justru terancam oleh

sekarang.
Tengok anatara lain pasal 21 ayat (3),
jika presiden menyatakan keadaan darurat

negara, RUU KKN bakal menjadi


perangkat yang meligitimasi perilaku
kesewenang-wenangan. RUU itu besar
kemungkinan bakal menjadi pelindung
bagi merajalelanya kolusi-korupsi-

militer, maka penguasa bisa menguasai

dan mengatur perlengkapan

pos,

telekomunikasi dan elektronika; melarang

nepotisme (KKN). Jadi untuk siapa RUU


KKN itu ? *

teritorial disampingkan

muncul UU yang memberi kekuasaan lebih

kepada militer, maka dapat dipastikan

Nah, RUU PKB kan

berarti

dalam sebuah skenario kelahiran


pemerintahan darurat yang baru. Dan
dengan demikian, siapa pun yang menjadi

presiden, ia akan tetap menjadi alat

pemerintahan darurat. Ini yang


dikehendaki militer. Dan sekali lagi, ini
merupakan bukti kalau militer tidak bisa
diajak berkomunikasi.
Perlu diingat bahwa DPR itu kecil. Yang

kuat justru struktur teritorial dari kodam


sampai koramil. Mereka berhubungan
langsung dengan pemerintah dan
masyarakat. Di Muspida, misalnya, militer
juga masuk. Jadi, militer di Indonesia tidak
bisa dibandingkan dengan militer di negara
lain. Meski Wiranto mengatakan negara

yang demokratis seperti Amerika saja


memiliki undang-undang keselamatan
negara, tetap tak bisa disamakan karena
di sana militer tidak berpolitik. Kalau

dicontohkan Malaysia, misalnya, yang


memiliki ISA (lnternal Security Act), itu
karena memang birokrasi di Malaysia
dikuasai militer. Sama seperti di sini.
Dalam UU ini memang disebutkan
kualifikasi keadaan keamanan negara.
Yaitu keadaan darurat khusus, militer, dan
darurat perang. Tapi Keadaan khusus
sebenarnya tidak jauh beda dari UU

keadaan darurat biasa, atau dalam UU


No.2311959 disebut dengan keadaan
darurat sipil. Bahllan keadaan darurat sipil
dalam undang-undang lama itu relati{
lebih terperinci dibandingkan dengan

'ini
Dadang Tri Sasongko
j

keadaaan darurat sipil dalam UU PKB.

Ini Bukti kalau Militer Tidak Bisa


Diajak Berkomunikasi

Sebetulnya negara ini sudah lama


dikelola secara darurat. lni dapat dilihat

demokaratisasi dan penegakan Hak Asasi


Manusia (HAM). Dan salah satu tujuan

dari kelakuan pemerintah yang selama ini


menangkapi dan menculik orang. Itu jelas

pemerintahan darurat selama ini.

perilaku pemerintah yang meletakkan

demokaratisasi adalah penghapuskan


Jadi, setelah menetapkan RUU ini,

Lebih jauh, keadaan darurat khusus dalam


UU PKB bahkan memuat banyak pasal
yang bisa ditafsirkan secara luas.
. Selain itu, dalam undang-undang versi
pertama, UU Keamanan dan Keselamatan

Negara, disebutkan bahwa konflik dalam


negara termasuk konflik antar-suku, ras,

agama. dan kerusuhan [ain. Jadi


demonstrasi

buruh

dalam

memperjuangkan upah dan demonstrasi


petani dalam memperjuangkan tanah bisa

dirinya dalam keadaan darurat. Indikasi


lain.adalah miliier begitu berminat dalam

yang terjadi adalah penegakan


pemerintahan darurat di atas situasi

pemerintahan.
UU PKB ini dengan demikian menjadi

darurat. Alias dobel darurat. Kita tahu,


selama ini militer menguasai pemerintahan

diselesaikan secara militer. Selain itu


gagasan untuk memisahkan diri, seperti

sesuatu yang aneh. Karena setelah


reformasi, jelas yang dituntut adalah

seperti struktur tulang iga: meletakkan


militer dari mulai Kodam, Korem, Kodim,

ancaman terhadgp bangsa dan negara.

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

dipahami sebagai kerusuhan dan


pada Aceh, akan dianggap sebagai

33

,
,itir::.:a;,rlliE{{
-]i+11:.:i.+.

Padahal gagasan itu muncul dari


ketidakadilan. Oleh sebab itu.

Bii

Satjipto Rahardjo

penyelesaikan sebagaimana tercantum


dalam undang-undang pKB mentrnjukkan

cara bersatu a la militer. yaitu bersatu


karena terpaksa. Padahal penyelesaian

RUU PKB Meminggirkan HAM

secara militer akan menyebabkan trauma

mendalam terhadap penduduk.

Seharusnya yang dikedepankan adalah


langkah-langkah dialogis. Selain itu, ada
beberapa hak yang harus tetap dijamin
dalam kondisi apa pun. Misalnya hak
mendapatkan informasi. Kalau UU pKB

diterapkan. otomatis akan berpengaruh


pada hak-hak sipil tersebut. Hal lain, dari
UU KKN menjadi UU PKB bisa dikatakan
tidak ada perubahan signifikan. Substansi.

ancaman terhadap perlindungan HAM


dan demokrasi tidak berkurang. Jadi,
menurut saya kalau toh undang-undang
ini hendak diberlakukan, dwi fungsi harus
terlebih dahulu dihapus.''

palam UU kedaan bahaya, hak,hak


asasi manusia sudah jelas dipinggirkan.
Apa yang tidak boleh ditakukan dalam

misalnya : pembangunan masyarakat sipiV


masyarakat kewargaan, undang-undang
hak asasi manusia, polri keluar dari militer,

keadaan normal, termasuk pelanggaran


jelas

itu

dipinggirkan. Sebetulnya keadaannya tidak


terlalu menddsak dan kiia masih punya UU

Momentum dikeluarkannya UU ini


tidak tepai, dan baiknuya diserahkan
kepada DPR yang akan datang yang

hak asasi manusia sudah

Darurat Tahun 59. Jadi kita tetap punya


perangkat hukum.UU No. 53 memang

terlalu represif. 'Iapi bila hendak membuat

undang-undang baru, kita harus


memperhatikan ordinat-ordinat lain,

isyarat bahwa UU itu harus

memperhatikan ordinat-ordinat.

dihasilkan oleh reformasi. Menunda adalah

alasan yang paling tepat untuk sekarang


ini. Tetapi RUU ini bisa saja dipakai kalau
disetujui.*

Adi Prinantiyo

Menciptakan Kediktatoran presiden


Hubungan antara RUU pKB dan militer
itu erat sekali. Yang mengusullian saja dari

kalangan militer. Kita tahu bahwa


ini dihadiri
oleh pangab dan empat kepala staf
pengesahan undang-undang
angkatan.
I

Militer mempunyai kepentingan untuk


mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia,
dan RUU PKB merupakan alat yang efektif.

Undang-undang ini dapat dengan mudah


mernberangus suara-suara dan gerakan
yang kritis dengan alasan membahayakan

negaia. Meski undang-undang ini juga


berpengaruh terhadap kebebasan pers,
yang menjadi gerakan dalam kontek ini
lebih pada gerakan moral seperti gerakan
mahasiswa.

Kalau undang-undang ini berada

dalam kontrol negara yang anti-kitik, maka

ia menjadi alat ampuh

untuk

melanggengkan pemerintahan. Karena


terlalu memberi kewenangan kepada
presiden untuk meredefinisi mana keadaan

bahaya dan mana yang tidak, undang_


undang ini berpeluang besar menciptakan
kediktatoran presiden.

fI
I

HAYAMWURUK No. I Th. XtrI/2000

,],

{fisfi?iiiFi't=
r .?ertama
,..:
.":a: |
-

,,: ",.

'l

f*r.?ig*!,d'{,i k ada Dentsan_demikrA_i:t,hadiF[a*i-ttjrfffif#++i.i+ru

.(Rp,
J.*:
1,
"'
"J

fiO.OOO). kami aerahkan kepada ?ernenang kedia. bAAi


l

i....
l, t' ":,!;',,Kategori"".Cerpiin
r ,t'^r .
i'
?emeidng keduat cerr,en
'

'..
.. ,
,::'

yAn$'

'i'..
beriudul "Rota'o karya Waois

,1"

1,

',t.

''

Yulianto

,f,

?emena'i,6 ki, iqaz cer?en berjudul "?enjual Kernarahan" karya ?ugih Windrawan
,:

.Kategori 6piii

,.1,;
:, i
"-"i
''*','

dari Hitier dan Mucooiitri" karya Ario Darmawan,


?emreniangkedua;t'belajar
, -,
perernpuan dankeberpihakan
neqara" Karya
KaNa R,R;,
dankeberpihakan negara"
?eminaigkerigAz"
?emenanakaliaat" ?enjajahan
ieniaiai,an perempuan

14.ry,ilittfr|i,Lottl9a

tl

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

J5

C.erpeh Wasis

ali itulah kita berd'iri oleh keletihan euatu

perjalanan. Tak sedikit pun melintaa kehendak

t \ untuk

sejenak membilang panjan1 yan1


dilampau| Jumlah dan satuan hanyalah bahasa
otak.
9 e m enta ra t el ah la m a kita ti d ak la gi
m en g g u n akan ny a
e el aku p er a n gkat hi du
p m e n ur ut, ke m estiin ny r, O en d a

itu

sudah kita tinggalkan di pangkal perjalanan


terdahulu. Mungkin kelak orang akan menemukannya
lalu membuangnya begitu saja atau meletakkannya
oebagai koleksi muoeum untuk diketawai. Atau
dikagum| Ah, apa peduli kita. Kita tidak lagi berhak
ata a ny a. Y an g m enyi s a b a gi kita h anya h ati
d an w aklu,
Oleh keduanyalah kita berjalan da-n terus berjalan.
,,?"pU ?e.ta.: Tanpa kompae. Tanpa arah yang
dimengerli oleh seoran7 pun. bersama kii,;a tenggelam
di muka bumi yang asing.
. "gampai di mana kita aekarang?,, tanyamu
kemudian. euaranya mendeeah dan lelih,
"Aku tidak menyahut. Kuletakkan pandang
b e rkelilin g, m e n a n d ai
ke m u n gkin a n - ke m u n gkin a n
kehidupan yang kukenal. Tiba-tiba kutemukan
diriku
iereenyum.

yulianto

menga?a kau tereenyum?,,


.kau"Hai,
mendengar

sergahmu,,,Tidak

tanyaku tadi?,,

W ajah m u b erker uN kesal.


"Kita ielah oampai di kota,,, jawabku,
"Kota?" Kau menatapku keheranan,
'Ya,kola. Kota yang pernah kuhuni d.ahulu,,,
Kau melangkah beberapa kaki memunggungiku.
Matamu men gedar, m en cari tan da-tin da keben
aran
kat,a-kataku, "Mana rumah-rumah? Mana
penduduknya? Kau lihat bukan? Tak ada seeuatu
?un
di aini;'
"Mereka telah pergi,,, ujarku.
"Mereka? giapa?,,
" 9 u d ahl ah. T e r a n gkan
b e n akm u d ah ul u. Kita d
u d uk
sini sambil melenyapkan letih,,, Aku mengeluarkan
dua batang rokok dari sakuku, Oebuah iuberikan

d.i

p.adamu, Kau menyambutnya tanpa ouara.


bersama
kemudian kita dudukbersisian, menikmati
udara yang
diae.dapkan oleh asap tembakau. berjenak
kita biarkan
nening meringkue.

"Kau tahu? Kadang-kadang aku menyesali

perjalanan ini." l)aapmu akhirnya membebaekan


diri

36

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

dari ikatan kediaman.lenang dan datar,


Kepalaku menegak. Kata'kata itu seakan Teluru
yang mendeoing tepat di xelingaku. Tak terduga dan
mengerikan Aku membenahi sikap dudukku untuk
o un g guh - s u n g g uh m en g a m ati ? e n 0 u a a ? an w aiah m u,
Kulihai gario'7ario kekesalan menataP di sana.
" Aku menyesalimu. Kau mengecewaiku," laniutmu
lagi.

?andangmu dalam dan teramat aoinq, Aku tak


oanyqu? menerka dasar kata-katamu, Lalu kau
meneruskan;

"Kau selalu membodohiku dalam ketidak'


mengertianku. geluruh pemikiran eehendak kau kau
oimpan aendiri tan?a membangikannya padaku. Hingga
kerap aku meraea lak lebih dari ekor Terialananmu,"

"Kau diam eeaaat. Kemudian berkata kembali


denqan suara mengeluht "gewakbu aku memutuskan
uniuk lurut, denganmu, aku berhara7 da7at,
menem ukan kebaruan -kebaruan yan 4 teran g, 1 api, yan g

selama ini kau 6u0uhkan adalah Tertanyaan'


?efranyaan y ang tak teriawab b agiku
"Demikian kiramu?" Hanya kalimat"'itu yanq keluar
dari bibirku, berkeras aku menaoba mengenalimu
kembali,

"Ya," eahutmu dengan kelan7oungan yang lak


kusan gka. "Kau lidak m engalakan kep adaku men qa?a
tempal semati ini kau aebut, kotamu. Kau tidak
mengatakan aiapa yang kau sebul mereka. Mengapa
mereka pergi. Malah kau menyuruhku duduk merokok
dan diam tak berbicara 6ama sekali."
Aku menunggu kelaniulan kata'katamu. Udara
menjadi keras dan kaku,
"Kau ingat a?a yan7 Ternah kukatakan ke7adamu
i enla n 0 d a s a r p e rjal a n a n kit' a?
mencoba kediamanmu.
Kau

m en

Aku m

ghin

eneru

da

ri

skan

bi

Ka u

gat

uka n?" A k u

a r a, "

ftil"a

rjala n

d en

6an

ali'

gebuah perangkat hidup yan7 kau dan aku maoinq'


maeing memiliki, Kita Nidakberhak aaling menoamTuri,
karena oebenarnya ia hadir dalam keaamaan bent'uk
enhukan keb aikan dan keburukan
o ep e rli ka d ar ny a, s e rta m e njaw ab s elur uh 7 e rta ny a an
t ent an q p erjalan an ini."

dan keoan 6gupan,

an. Ae ap ny a m er es a ? di ti n 6kat 7 er n af a e anku


yang kering. D adaku mendadak diTadali kehendak yang
ke d al a m

menyakilkan,

"Kota ini pernah kuhuni bersama keseluruhan


kuointal Sualu waklu,
satu demi salu mereka Tergi meninggalkan kota ini
demi sebuah janji."
"Ke mana mereka pergi?"
"Ke berba7ai tempat dan Tenjuru. Mereka adalah
p enghuni'penqhuni kof,a yang baik, memen u h i janji
oeperii keinginan pendiri kota ini dahulu, mendirikan
kof,a-kotabaru di mana merekaberkuasa di dalamnya,"
"?ernahkah kii..a menyinggahi kota'kola itu
pen duduknya yan7 kuakrabi dan

eebelumnya?"

"Kota itu teramat baru, Tidak teftera Tada Teta


mana?un, Kii,a hanya dapat singgah bila kita
mengenalnya benar. Di luar ilu, kita hanya dapat,
memandangnya oaja." Suaraku leraea iauh dan
melambung. Aku terikat oleh kata'kahaku sendir|
"Apakah kau juga mendirikan kota baru oePerti
mereka?" lanyamu lert,ahan oeperti mengerti
?eraeaan yang kukandung kini.

?anjanq aku mengambil ieda. Cuku7 sukar aku


menyatur jawaban yang hendak kuungkapkan
oejujurnya padamu. "1ilam aku berpikir, aku tidak
p er n ah m e mb an gu n at au m en dirika n kota b ar u s ep efi,i
janjiku pada pendiri kota ini dahulu, Aku tidak meniadi

?enyuaea kola baru rnana pun. Hidupku aelalu


berpindah dari satu kota ke kota lain, berbukar t'anda
kependudukan tanpa kehadiran yan7 meneLaT. Aku
?en0embara,"

an d an gku.
a

Sepi membawa kila merenung seketika, Rau


memandan6ku oebentar geakan rnenilik kebenaran
kalimatku. "Lalu tentang kota ini?"
Aku tidak lekao meniawab. Kuhisap rokok penuh

M en

tak bersuara.
"la adalah pioau. Dan alam oemeoia adalah
aeahnya. Segalanya sama. Yanq berlainan adalah
keoanggupan oran7 mengasahnya, Kian ia menajam,
kian eanggup ia membelah rahasia sekecil pun. Aku
l,idak menyhendaki kau berguru padaku, karena
eeoungguhnya kita oama-oama tengah menaari
Kau teLa?

rahasia yang paling misteri."

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

Aku meraba wajahku. Terasa olehku garis'garie


umur yanq dalam dan menggurat keseluruhannya
dengan sem?urna. Aku telah bua,leramat t'ua serta
lelah. "lapi ru?anya kota itu telah Lerbangun tanpa
kus a d a ri. 5 eb uah kota y an g p en uh d en 6an o un qai d an

jalan raya serta :embatan-iembatan di ataonya.


eebuah kota yang menghubungkan ko'f,a-kola di
oekitarnya menjadi kesaluan yang teguh. Kota itu
alah lan gkah ka k ku E el a m a ini. Kota it u a d alah h ali
dan kesendirianku."
Ka u m en ata pku h a r u, " Ra o a ny a aku t elah m en genal
koia itu," bisikmu oesaaL kemudian.

ad

Rokokku

telah tandas. Kita berdiri oaling

a m eniadi kenikmat an
yang melegakan. Di luar, kulihat iarak kembali

ter e eny um. Keletih a n tib a'lib

menghimbau

Peteronqan, Mei lggg

37

a
tlrli:t{ffi

The Beauty of
Arif Gunawan Sulistiyono

.r4ii#,ii+r,,,J.+
Tii::ii"1i-,I,iiiil:,r.i1,1

i:'']

Last Supper", painted by Leonardo Da


Vnci is accepted by the world as a master-

Art

piece even though there is Jesus' picture


inside it, isn't it?" The man didn,t answer.
He just smiled in satisfy.

Mustapha explain more over ,'so...l

guess those contemporary artists has been

ELCOME TO THE 27ST CEN


TURY CONTEMPORARYFINE

ARTS EXHIBITION Those

words can be read clearly on a big screen


that welcomes the visitors, arrival. Oninten_
tionally, Mustapha. a teenager was pass_
ing by ihe exhibition. He was very inter_
ested to find out the kind of contemporary
arts they got, because he ever heard that
artworks is also an indicator that shows the
height of community civilization.
He stepped into the gallery and looked
at the artwork one by one. There were so
many unique forms and strange shapes of
fine arts. He looked at a paintingwhic-h only
contain a nice texture and full of color har_

mony.

At the other side, he found

ver.y.,.very strange shapes with so many


indentations. He didn't understand what
kind of object was that. But from all of the
fine arts, Mustapha could understand one
ihing that is they were very full of creativ_
ity, shapes intercourse, new patterns of art,
but very poor of meaning, deepness, and
moral/religious touches.
Mustapha smiled. He didn,t realize that
a man was staring at his behavior. The man

got near him and asked, " What,s the funny


about this arh.r,orks?" Mustapha was a tittle
bitsurprised. He answered,,Oh...1 was just
thinking of how empty these colorful arts.
We're facing a superficiality object with no
aura inside them. Their depth meaning has
been badly covered and erased by the image that appeared on the surface. We,re

enjoying a fake beauty."


"What are you talking about? What do
you mean by a fake beauty of these arts? I

think they're very beauty in fact.,, The


question jumped out between the man,s
mockery smile. Mustapha trembled. He

thought that the man didn't take his explanation seriously. "Well... I mean the artis-

tic side of these artworks has been


deconstructed by a kind of an uniqueness

inside them, thus we don,t admire the


beauty of these fine arts, but we,re unconsciously trapped of admiring the unique_
ness and the newness side of them, nothing more." He replied.

The man looked very wondered. He


said. "But in this modern life where every-

thing are principally oriented to notion

progress or thought progress, the contemporary artist must take off all the conven_
tional concept in creating artwork and they

have to be able to found a new pattern,


style, or type, haven,t they? I think it,s a
must, because the public is also affected
by this modernization concept. They need
better new arts. And it,s the artist,s job to
do it."
Mustapha was drawn in his silence for
a second and then he explained more.
"Yes... you're absolutely right.
Modernization has a large influence in all our life,s
activities, including art. But do vou realize
that at present. art has been explored in_
tensively tilltheir outer frame in the_so there
is nothing left to create?,, Mustapha fixed
his glasses and then he continued, ,, Right
now, the artists can only unite and arrange
the ruins of art that has been explored. Fi_

nally, the result is a poor depth meaning


artworks with no clear prescription and
social tendency inside, nor religious touch.
Jean Baudrillad described this condition as
trapped in 'brbit rule" where progress has
touched it's most extreme point thus the

art patterns can change only by jumping


from a pattern to another one in the constant position, just like a planet,s move_
ment. There's no progress anymore,,'
"At the other side, the art adorer blindly
respond the works of the artist as an art_

work, and appreciate it with a beautiful

rhetoric. It's because of object fetishism that


's born when the object is pronounced as
the artist's creation. Beside, unconsciously
we legitimate the object as an artwork by
putting it in a gallery or giving it a special
treatment." Mustapha took a breath and
his smile was risen.

"Wait!" Impatiently, the man inter_


rupted. "l'm interested at your speech
about religious touch that shoutd be coniained in arts. I've ever heard that Sujiwo
Tedjo said that the preseni of religious touch
in artworks can cause the lost of art's uni-

versals character, because the appraiser


would be only the person who has the same
faith with ihat religion. Well... what do you
think?"

"You're wrong" Mustapha replied.


"Precisely, universals of art will appear
when there is religious tendency inside the
artwork. Although there is religious side in
them, public can keep enjoying the splendor that's spread up, and then they appre_
ciate them. Ii 's not a big deal whether the
public takes the religious messages or not.
It depends on their faith. As example, ,.the

drifted in a kind of art creating process ec_


stasy. They did their best to creaie an art_
work but apparently. the result is just an
absurd art. In truth, they don,t create an
artistic art. Perhaps when they have fin_
ished it, they would scream in satisfy ,l did

it! I made itl' There, the artists have found


thdir course namely ecstasy satisfaction in
the process of art making. Nevertheless,
public might honestly answer their scream
this way: ' they did what...they made it for
what? Etc... It is caused of the artist sub_

jectivism/egoism. He had no link to the


public understanding because there is no

social, moral, or religious tendency in their


arhvork. The public would decide whether
the artworks is friendly, full of depth mean_
ing, and called it as useful art or in another
choose they would decide it as an useless

artworks which is floating among their

unique images that fulfill their surface. And


if I was not mistaken, this kind art is belong
to ihe postmodernism art.,,
"Yes.. I guess you're right.,, The man
gave comment. "So what do you think we
should do to those absurd fine arts? Should

we throw that trash.' He asked Mustapha


who was thinking hard. ,,No. If you want io
appreciate those arts, you have to be part
of those postmodernism thinking passage
that is, considered uniqueness is beauty,
and a thought of more difficult to understand those arts, then better quality they
have. But lei me tell you one thing you,il
be wasting your time when appreciating
them because you'll be trying to understanJ
an abstract thing. contain no meaning un_
less fantastic images. "

Before the man open his mouth,


Mustapha told him that he can ihow a truly
artistic art. full of depth meaning. ..Show

me then..!" the man asked. Mustapha invite him along. " Let's go outside...enjoy
the descent of all artwork that,s ever made.
Let stare at the beautiful ocean, the beau_
tiful sky and the mankind as the dynamic
creatures." A minutes later both of them
walk out of the exhibition room and then
try more over to recognize the nearest art
around them that for this long has been
covered closely by the jungle of images and
meanness. They felt that they have been
forgotten to communicate their splendors
in real artistic arts.

*Penulis adalah mahosisroa


Sf
Sastra Inggris ,99

HAYAMWURUK No. I Th. xIrI/2000

l
l

i
i
l

,,:
',til,
:

l.l.

iii;::::....

...,..,.,1:l

i
::

:::.:::.::]:,:,]!?,}lB/i:::l.i;:

.|

:: 1.,'::.1::l'niiriill lfrr -:::=


: l:rl:ilrii:::ir ,ll$ii ir::::.=

:, : ;

|||:||::-.::.: :r

.,rr:

lluliii' I t:::=ii ,,,,i


:: .-;;::. :::t11 ttiJi\liit: l::a::

:,

'1.:'.i

:-'

I
:;:l:l ::.'
lllEtl

:::

1:,

llrl?!.::l::.:, .::,.:::r:i

ffi

#
r$+

I(o

asan,:ko*a lama;, Semrif angii

HlBhr

kawasan bersejarah yang terancam tusak.

*Hffiiffitctt
I * Al

I lA

A'enjilr' 1 k@rf-[.p@han'.p'q k:&@s,

kawasanterseburnyarisringgainama.

l$tH

nlaisttektdt
?#llil: i**:i::1
n,'====i11ffi##ffi1
:ffi
'=;1"1r#iiru= "li[,*;[*u*'[tr

en#paffi r"rrx'rle.m
ng'liilffiH$'F-Akdfl

9OO0 dilroralrlrnn

"-

rrnirrL

molinrr*

fannmona

ini

5*1i:],,i#-j[,Ill

mengenai penduduk kota gang nyaris mati itu


kami letal.kan pada-bug,1o.kedua. Sedang

.,..;:,:, i,,=dil,ihetr{i boki" Dan te.rakhii;i !Int!r!.,


melengkapi investigasi ini, wawancara dengan
::,:,rt'rr i

HAYAMWTJRTJK No.

I Th. XIII/2000

rttAndy,

Siswanto, pakar urbah designi, li'ami,j;

39

i.Lili-.a::il!

;'..

Supfemen

aM
7,rl]'

ereia di Jl. Letjen Suprapto. Semarang,

Kr [: il:ll T:T;f '::#:'T #ll

tembok. Tapi di bagian belakang,

tn.iot

berlumut jelas terlihat. Cat tembok juga terlihat


mengelupas. Di bagian dalam gereja, terdapat
dua mimbar dan berukiran gaya Belanda yang

tampak amat kuno. Sementara pada balkon


sebelah utara, terdapat sebuah orgel kuno

berukuran besar yang kaya ornamen mewah


dan dua buah lonceng yang permukaannya

@ w"ffi'";

&E"we

bertuliskan J. W Stiegler, Samarang Anno IZSS.

:1rl

ii'''

Tidak jetas apa maksud iulisan, tapi agaknya


itu adalah tahun pembuatan lonceng.

Gereja itu bernama lmmanuel. Keika


pertama kali dibangun, gereja itu dinamakan
Der Nederlanndsche lndische Kerk in Indonesio. Didirikan oleh masyarakat Belanda pada
1743 di masa pemerintahan kolonial, dan
termasuk salah satu bangunan tertua di kota

Semarang. Tapi warga Semarang lebih


mengenal dengan sebutan gereja Blenduk.

Disebut demikian karena atap gereja

membuncit (mem-blenduk

Jawa). Ada

dugaan bahwa ketika didirikan, kubah gereja


tidak membuncit. Tapi karena tersambar petia
diganti dengan kubah buncii seperti sekaiang.

Namun melihat kondisinya bangunan

bersejarah ini, hati akan menjadi miris. Meski

sudah mengalami beberapa kali renovasi,

bangunan gereja tampak sangat lapuk dimakan

usia, yang sudah hampir tiga ratus tahun.


Berbagi kerusakan menggerogoti tiap bagian
dari gereja. Menurut Retno, sekretaris penJeta
gereja, sebelum diadakan renovasi besar_

besaran pada 1999, kondisi gereja jauh lebih


parah. Kabel listrik bersliweran tidak beratur,
atap gereja bocor, lantai yang retak disana-sini
dan berbagai kerusakan fisik lain. Bahkan pada
1974, bangunan gereja pernah miring karena
kesalahan konstruki. Untung segera dilakukan

perbaikan hingga tidak jadi

Semarang, yang juga mengalami masalah klise:


kekurangan dana perawatan. Namun gereja
Blenduk bisa dibitang cukup beruntung. Klndisi
bangunan kuno lain di kawasan itu, misalnya

gudang PT. Kimia Farma, lauh lebih


menyedihkan. Selain kesan kumuh yang

terlihat jelas, dinding bangunan juga banyak


yang sudah ambrol. Berdasarkan keterangan

seorang penjaga, selama g tahun teralihir


gudang itu tidak pernah direnovasi sekali pun.

Kota yang Nyaris Mati


Bagi warga kota Semarang, kota lama

terkenal sebagai kompleks bangunan kuno.


Gedung-gedung tua di daerah itu seakan

mengajak pengunjung bertualang sejenak

abad pertengahan di Eropa yang identik kastil-

kastil kuno. Hal ini iidak terlalu berlebihan


mengingat beiapa kentalnya sentuhan

arsitektur Eropa di setiap detil sudutnya. pada


masa pemerintahan kolonial Belanda, kota

lama adalah pusat pemerintahan dan

perekonomian. Perusahaan pemerintah, kantor


pengacara, hotel, toko serba ada, bahkan
sampai gedung pertunjukan, bisa ditemukan
di kota lama. Segala akiivitas kehidupan mod_
ern a la Eropa berlangsung di sana.
Di masa itulah berdiri hotel Jansen. hotel
Eropa pertama di kota Semarang. Hotel itu
sarat akan nilai historis. Matahari _perempuan.
mata-mata legendaris pada perang Dunia II_

pernah tinggal di sana. Masih di sekitar

kompleks itu juga, bisa ditemukan bangunan


bersejarah lain yang tak kalah anggunnyalyaitu
Gereja dan Pasturan Gedangan.-Bangunan ini

merupakan gereja katolik pertama yang

didirikan di Semarang. Teristimewa lagi karenJ


bangunan ini adalah satu-satunya jereja di
Semarang yang memiliki arsitektui gothic.

Bangunan lain yang masih kokoh 6erdiri


adalah gedung Bank Dagang Negara.

ambruk, kalau tidak mungkin


gereja Blenduk hanya akan tinggal

kenangan saja. Menurutnya,


tahun ini masih akan dilakukan

beberapa perbaikan. ,,Tapi dana

yang kami anggarkan jauh dari


perkiraan. Dana yang sudah
terkumpul dari umat sekitar Rp 50
juta, sementara anggaran kami Rp
140 juta," tambahnya.

Gereja Blenduk hanyalah


salah satu contoh tidak terurusnya
bangunan di komplek bangunan

kuno di kawasan kota lama,

HAYAMWURUK No. I Th. XIrI/2000

.; i :i:;
11

i:

3angunan yang dulunya pernah digunakan


sebagai kantor surat kabar de Lotornotief.

Tapi kini semua bangunan bersejarah


tersebut dalam keadaan merana den teryuruk.
Tembok*tembok tua berlumr.rt, bercat kusam.

retakan- retakan disana-sini. melahirkan


suasana muram meski pada siang hariSemenlara

di malam hari, penerangan dari

lampu jalan yang trrlaram membuat suasana


makin mencekam makin. Sehingga langkah
satu orang saja terdengar seperli langkah
serdadu ber"baris. Singkat kata, bila malam tiba,
suasana di kota lama sangat mirip di kota hantu.
$elama 50 tahun terakhlr, kota yang pernah

menjadi daerah pusat bisnis ini sekarat,


Aktivitas ekonomi masyarakatnya perlahan

mnurun menuju kepunahan. BanYak


penduduk kota yang tidak tahan akhirnya
memutuskan pindah ke tempat lain' Deral:

pun hampir

tak
pembangunan kota Semarang
merangsang umt nadi kehidupan di kota lama.
Yang terjadi juslt-u sebaliknya, kerusakan demi

kerusakan bergantian nrenerpa. Banjir, rob,


ketidakmampuan pemilik banguna* merawat
gedung, telah menyebabkan kota lama tidak
mampu bangkit berkembang seperti daerah
lain" Ia terisolir dan menjadi sisi gelap dari
pembangunan.
Xerusakan yang terjadi di ko*a lan':a tidak
hanya terjadi pada segi fisik. Dalam segi budaya
kota lama seperti telah iiehilangan iiuva' I{ilai-

nilai budaya yang dulu

Pernah

menyumbangkan kemasyurannya telah banyak

ternodai. Arsitektur klasik Eropa yang meniadi


ciri khas kola lama perlahan rnemudar. Salah

satu sebab adalah kemunculan bangunan


berarsitekh-rr modern. Misalnya gedung benk
BPTN di sisi timur gereja Blenduk' Gedung itu

merusak keharmonisan arsitektur kuno kota


lama, karena dibangun dengan gaya arsiteldural
modern yang tentu saia tidak cocok dengan
bangunan- bangunan yang ada disekiiarnya.

Contoh lain ketidakharmonisen dalam


pembangunan adalah pembangunan pagar di
sekitar gedung" Menurut Andy Siswanio, ahii

permukiman yang sudah lebih dari 5 iahun

pagar ten:bok batu bata mengelilingi bangunan

induk. Dan tnnpe disadari, kehadiran tembok


itu justru mengurangi nilai seni arsiiektur yang
ada.

Sedikitnya jumlah Penduduk Yang


bermukim didalamnya juga menjadi akar
masalah yang membelit kota lama. Menurr'rt
Andy, saat ini penghuni kota lama hanya tinggal
57o dibanding ketika kewasan itu masih aktif.

Dan penghuni yang 5% ilu pun kebanyakan


penduduk miskin. lvlereka umumnya berprofesi

sebagai buruh gendong, pemulung, atau


pedagang kecil-kecilan. Ny. Sukarip, yang
tinggal di sebuah bangunan kuno di Jl.
Kepodang. hanya satu contoh. Janda iiga anak
yang bekerja sebagai bunrh gendong di pasar

Johar itu mengatakan, selama 10 tahun


menempati gedung tua itu, ia tidak tahu siapa
pemiliknya. Dan seperti banyak penghuni liar
yang Iain, ia pun tidak mengenal uang sewa
dan sebagainya. "Daripada kosong kan lebih
baik ditempati." katanya ringan.
Ny. Sukarip hanya salah satu dari sekian
banyak pendompleng di kota lama. Para
pendonrple:rg itu umumnya sudah beriahuntahun menempatibangunan tanpa mengetahui

siapa pemilik bangunan. Mereka terutama


bertempat di Jl.Kepodang, Jl. Cendrar,vasih, Jl.
Garuda, dan Jl. Thman Srigunting. Tapi ada

iuga han!ra bermukim di lorong-lorong

bangunan iua yang miriP asrama.


I{ondisi $entacam itu yang memaka fungsi
Iond use dan space use kawasan lambat laun
berubah me:rjadi daerah pergudangan. Suatu
kondisi yang sangat tidak cocok unluk daerah

yang berada di pinggir pantai" Dalam

prumpamaan Andy, kondisi kota bersejarah


itr-r mirip koia yang ditinggalkan pengt.runinya
karena kalat'r perang. Hancur porak- poranda'

Penanganan $etengah Hatl

I{ota lama memang masalah klasik

lhpi

Perdamaian (rumah dinas gubernur) di

Wisma Perdamaian menyebabkan ruans


terbuka antara jalan dan bangunan menjadi
ruang privat. Dan secara lidak langsung, itrt
berdampak pada kedekatan psikologis antara

masyarakat dan bangunan- Inilah yang


menurut Andy Siswanto meniadi iiwa dari kota
lama.

HAYAMWURUK No. I ?h- XIII/20$0

Lti

Nlarsudirini, Dengan menekankan pada


pertimbangiin keamanan, dibar:gunlahlah

karena dalam teorl arsiiektur zaman dulu,


membangun pagar berarti menghilangkan
mangpublikantam bangunan dan jalan. lbnpa
pagar, bangunan jadi bersatu dengan ialan.
*Jadi bangunan bersahabat dengan

kawasan Tugu Muda. Eagar yang mengeliiingi

Kerusakan seperti itu misalnya teljadi pada

sekaligus aktual. Sudah

dinikmati detilnya dari dekat," jelas magister


arsitektur ini. Ia kemudian membandingkan
bangunan di kota lama dengan Wisma

:: lli

.rii

kapel dan sekolah di salah satu bagian disirik

berlecimpung dalam konservasi kota lama, itu

masyarakat. Mereka bisa diraba. disandari, dan

i:

il,

banYak

diperbincangkan baik di seminar- seminar,


maupun dalam acara- acera selemonial lain.
hasit nyatanya hingga kini belum baryak

terlihat. Berbagai permasalahan yang


mengiringinya juga belum terpecahkan.

Berdasarkan RTBL (Rencana Taia Bangttnan

dan Lingkungan) kota lama tahun 1998,

setidaknya terdapat 75 gedung ber:ejarah yang

perlu diperhatikan. Sedung-gedung tersebut


seL:agian milik pemerintah' tapi lebih banyak
milik swasta. Ada yang kondisinya cukup
terawat, hingga hanya memerlukan preservasi'
Tapi ada juga yang rusak hebat hingga masuk
dalam prioritas rekonstruki' Gedung-gedung
kategori terakhir ini seperti gedung Marabunta
--dulu merupakan toko serba ada "Ziekel", kini
digunakan sebagai kantor salah satu partai

politik- jembatan berok -dr"rlu

bernama

1#",#ffi

'

{u;rW &
W-^

Gouuernements Brug- kantor perbekalan


Kodam dan gedung Pukopad. Sedang gedung
yang sudah banyak berubah dari bentuk asli
-

permasalahan kota lama pernah mencuat


menjadi wacana publik ketika gubernur H.M

Ismail melontarkan konsep

seperti kantor Telkom, gedung Dinas Perikanan,

dan Apotik Eka Sakti- dikategorikan dalam

gedung yang akan mengalami demolisiadaptasi

Strategi

Pembangunan Berwawasan Identitas (SPBI).


Konsep ini bertujuan mengembangkan kota
lama menjadi kawasan budaya. Pelbagai usul
dilontarkan ketika itu. Ada yang mengusulkan
pembangunan jalan-jalan di kawasan kota
lama menjadi bouleuard, lengkap dengan

dan penyesuaian.

Tapi,-perombakan
seperti juga banyak program

pemerintah yang tidak bisa dikatakan "basah",


program penyelamatan kota lama sering hanya

ornamen artistik dan patung-patung klasik,

terbatas sampai tatanan konsep. Bangunan-

hingga kota lama bisa menjadi kawasan open


theathre. Dengan itu diharap pelbagai kegiatan
kesenian bisa bermunculan. Tapi ada juga yang

bangunan yang ada hanya didaftar, diklasifikasi


dan akhirnya tersimpan hanya sebagai file.
Kalau toh akhirnya ada tindakan konkret, itu
tidak lebih dari sedikit polesan di sana-sini.

terlebih dahulu memfokuskan pada penataan

jalan raya, dengan pertimbangan jalan raya

Tidak merupakan sebuah rencana jangka

kota Semarang yang semrawut dianggap pal-

panjang yang terstruktur. Dan seperti lazimnya


kebiasaan birokrat di negeri ini, masalah dana

ing bertanggung jawab atas

kacaunya

penataan kota.
Namun, sampai kini SPBI dan pelbagai usul

selalu menjadi kambing hitam keterbengkalaian


tersebut.
Menurut Ir. M. Farchan, Kepala Bidang IV

tersebut tidak jelas realisasinya. Jangankan ada

perbaikan di kota lama, tata kota Semarang


sendiri justru terancam kian semrawut ketika

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


(Bappeda), tidak terurusnya kota lama antara

gubernur Semarang sebelumnya, Suwardi,


membuat "ulah" dengan berniat menggusur
Taman KB demi pembangunan gedung
Persatuan Wredhatama Republik Indonesia

lain disebabkan oleh perubahan dalam


orientasi pengembangan kota. Bila dulu
pembangunan diorientasikan ke kota lama
yang dipenuhi oleh bangunan kuno -hingga
Semarang pernah disebut sebagai The Little
Nederland-saat ini pembangunan
diprioritaskan di kota baru, yang terletak lebih

(PWRI). Untung penolakan masyarakat berhasil

meredam keinginan tersebut.

Bila dihitung sejak gencar-gencarnya


didengungkan SPBI pada 1987, maka sudah
12 tahun kota lama naik-tenggelam menjadi isu
publik. Dan dalam kurun yang cukup lama itu,
harus diakui tak banyak perubahan terjadi.

di tengah kota. Sehingga yangterjadi kemudian


adalah pelarian dan berkumpulnya arus modal

di pusat kota yang baru (daerah Simpang

Lima). Dan kota lama hanya tinggal deretan


bangunan- bangunan tua tanpa nilai ekonomii

Meski berkali-kali seminar dan lokakarya


mengenai kota lama diadakan, semua itu tak
banyak berarti.
Menurut Darmanto Jatman, dosen Undip

yang dapat diandalkan sebagai central


bussiness.

Faktor lain yang memperparah kondisi ini


adalah sampai saat ini belum ada undang-

yang menjadi salah satu anggota DppAp

(Dewan Penasehat Perencanaan Arsitektur dan

undang yang secara tegas melindungi


bangunan kuno. Namun ia menolak bila
dikatakan pemerintah daerah tidak melakukan
upaha konservasi. "Pemerintah juga sering
mengadakan kegiatan rakyat di kota lama agar

iitffi

masyarakat terpancing untuk menggelar acara-

acara budaya, seperti yang dilakukan Bapak


Sutrisno (walikota Semarang wa}<tu itu

-red),"
tandasnya. Namun usaha-usaha
itu
menurutnya kurang mendapat respon.
Pada akhirnya, diakui sendiri oleh Farchan,
usaha Bappeda dalam melestarikan kota lama

baru seputar pendataan gedung-gedung


bersejarah, kajian ilmiah seputar perencanaan
kota, serta pemeliharaan bangunan dari rob.

Sementara bantuan secara finansial yang


terutama dibutuhkan untuk melestarikan
bangunan, belum bisa diberikan. "secara
finansial terus terang kami belum bisa

membantu. Banyak gedung yang justru


terpeliliara bila kami serahkan kepada swasta
seperti gedung Bank Exim dan gedung asuransi

Jiwa Sraya,"

jelasnya.

Sebenarnya, pada tahun 1980-an

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

::'

x
*

'l.=ii;?lrtr

f.*.14,

ai

tr

Sup[emen

:$i

I
Ir

Pembangunan) kota Semarang, kesulitan


dalam konservasi kota lama terletak pada
pengorganisasian dan pendanaan. "Kita sudah

berkali-kali mengadakan seminar dan atau


bagaimana
tentang
workshop
mendayagunakan kota lama. Thpi ya berhenti
sampai di siiu. Jadi, yang terpenting saat ini
adalah mencari investor," tegasnya. Lebih jauh
ia menegaskan, konservasi kota lama dengan
menggunakan dana sepenuhnya dari Pemda
adalah sesuatu yang spekulatif. Sebab, belum
tentu dana tersebut akan kembali. Karena
belum tentu seielah kota lama dikonservasi,
aktivitas bisnis di koia itu mampu menambah
pernasukan kas pemda. Jadi, satu-satunya
alternatif adalah mencari investor atau meminia
bantuan dari luar negeri.

Namun pendapat itu dibantah oleh lr.


Saratri Wilonoyuodho, dosen planologi Universitas Negeri Semarang. Menurutnya, selama ini
yang jadi masalah adalah tidak kuatnya politi-

cal will pemerintah daerah melestarikan

lingkungan kuno. "Karena selama ini


paradigma pembangunan kita adalah
ekonomi. Apa saja dimanifestasikan dalam
pembangunan plaza atau pusat bisnis,"
tegasnya.
Selain itu, sebab terbengkalainya kota lama,

menurut pakar tata kota ini, tidak lepas dari


pemerintah daerah yang tidak kreatif dalam
mencari sumber dana atau aset-aset penting
yang bisa Cikembangkan di daerah. "Karena

selama ini birokrasi kita bersifat top-down.


Segala sesuatu yang dari pusat ditiru terus
sampai ke bawah. Akhirnya birokrasi hanya
semacam rutinitas, tidak ada kreativitas,"
tandasnya. Ia juga menambahkan seharusnya
pemda bisa mendayagunakan kota lama
sebagai pemasukan dari sektor pariwisata. Ia

percaya kalau kota lama menyimpan potensi


besar yang bila dapat dioptimalkan akan
mampu turut serta menyokong perekonomian
Semarang.

Seakan bersepakat, Andy Siswanto juga


mengatakan selama initidak ada kreativitas dari

pemerintah. Kreativitas itu, menurutnya,


terutama dalam manajemen investasi di kota
Semarang. Ia menyebut contoh sebagai
berikut: ketika puri Anjasmoro dibangun,
banyak kantor pemerintah yang pindah ke

sana. Sementara kantor lama akhirnya


dihancurkan, atau bahkan ada yang diubah
menjadi ruko. Bila ada kreativitas, bisa saja
kanior tersebut dipindahkan ke koia lama
hingga rnendorong kegiatan bisnis. 'iladi yang
diperlukan adalah kreativitas plus kecerdasan,"
tuturnya.
Tidak dapat dipungkiri, investasi adalah
satu-satunya hal yang bisa menghidupkan kota
Iama. Tanpa investasi, sulit menghidupkan
aktivitas bisnis -yang menjadi energi-kota itu.
Dan yang terjadi selama ini, invesiasi di kota
Semarang diserahkan menurut mekanisme
pasar. Jadi tiap daerah dibiarkan berkomptisi
secara bebas. Daerah yang terletak di kawasan
strategis seperti Simpang Lima jelas mendapat
keuntungan dari mekanisme semacam itu. Tapi
daerah yang ierbengkalai seperti kota lama,
jelas akan makin terpuruk. Ini sesuai dengan
hukum deuelopment ke-8 CA Doxiadis dalam
Ekistics, bahwa hidup-mati sebuah lingkungan

tergantung pada kekuatannya untuk


berkompetisi dengan lingkungan lain. Dengan
kata iain, seperti hukum selel<si alam Darwin,
yang terjadi adalah suruiual ot' the Jinest.

Karena itu, membiarkan kota lama bersaing

secara murni dengan kawasan lain hanya


berujung pada kehancuran. Ini pernah terbukti
pada Jl. Malioboro. Ketika itu jalan legendaris
tersebut kalah bersaing dengan Jl. Solo.
Akibatnya nilai komersial jalan pun berpindah

ke Jl. Soto. Untung pemerintah daerah


bertindak cepat dengan melakukan penataan
kembali. Hanya sayang, konservasi itu hanya
berlaku untuk jalan, sementara untuk bangunan
sudah terlambat.

Karena itu sudah seharusnya pemerintah


daerah memberikan priontas lebih dalam
penggalangan dana investasi untuk kota lama.

Jadi ketika kompetisi menjaring investasi


diterapkan, kota lama sebagai wilayah dengan
kekurangan potensi ekonomi dapat terangkat.
Selain itu, peningkatan kesadaran masyarakat
akan arti penting nilai-nilai budaya perlu lebih
ditingkatkan. Jadi, jangan sampai kota lama
yang menyimpan kenangan penting mengenai

perjalanan sejarah kebudayaan itu punah


digiias roda modernisasi.'r'*

Tim Magang

HAYAMWURUK No. 1 Th. XIII/2000

W,:;
,,Ll "l$

:i

,..

w'

::

,..: -

Supfemen

(,eoita dani /,oor?r? 7ua


Bila malam, suasana di kota
lama berubah. Daerah Jembatan
Berok dan sekitarnya, terkenal
"

sebagai sarang preman dan wanita


nakal. Ia jarang keluar rumah kalau

sudah malam. "Sepi,

Mas.

Fokoknya sepi nyenyet," jelas Siti


Aminah.
Lorong-lorong tua di kota lama

memang menyimpang banyak


cerita. Mulai dari para wanita tua
yang menggantungkan hidup dari
mernulung, berdagang eceran,
menyewakan ember seperti Siti
Aminah, atau menjajakan diri.

Banjir menjadi Teman

Jl. Taman Srigunting,


Garuda, Jl. Gelatik, dan

JI.

Jl.

Kepodang, memang sarat dengan

permukiman kumuh. Di daerah


itulah terkonsentrasi para penghuni kota lama

Blenduk. Ia berprofesi sebagai penyewa ember. Ibu-ibu rumah tangga -menurutnya ada
juga yang tidak mempunyai ember sendiri_
adalah langganai tetapnyu. Satu buah ember
dihargai Rp 200. Selama beferja, kadang
perempuan tua itu ditemani suaminya, pak
Liem. Laki-laki keturunan tionghoa itu bila

malam bekerja sebagai penjaga di pL W4aya


Teknik dengan gaji Rp 25 ribu per bulan. pak
Liem yang lulusan HIS (sekolah setingkat SMp
di zaman Belanda) mengatakan bahwa ia dan
istrinya sudah 30 tahun menghuni kota [ama.

Ketika diwawancarai, sering kali bahasa


Belanda terselip dalam kalimatnya. Ada nada
kebanggaan karena cukup menguasai bahasa
itu. Selama ini mereka tinggal di sebuah rumah
milik pabrik.di Jl. Thman Srigunting. Mereka
tidak dipungut uang sewa sepeser pun. Menurut
Siti Aminah, sebenarnya mereka mempunyai
seorang anak laki-laki di daerah Demak. Tapi
pasangan suami-istri itu memilih tetap tinggal
di kota lama karena sikap menantu mereka
kurang baik.

Pak Liem dan istrinya Siti Aminah,


bareingkali hanya salah satu contoh penduduk
yang menjadi penghuni kota lama. Penduduk

daerah yang nyaris mati itu, menurut Andy

Siswanto, sangat sedikit. Hanya

SVo

dibandingkan ketika daerah itu masih hidup.


Kebanyakan mereka yang bertempat di kota
lama berprofesi di selrtor informal: 'pedagang
eceran, tukang becak, pemulung dsb.

yang kebanyakan sudah berumur. pak Alwi,


misalnya, yang menghuni asrama CpM di Jl.
Perkutut, mengatakan bahwa ia sudah

bertempat di daerah itu sejak 1967. LakiJaki


yang berasal dari Ternate iiu pensiun sebagai
koi:ral kepala pada 1995 lalu. ban kini sebalai
profesi, ia menjadi penjaga malam di sebuah
perusahaan.
Menurut laki-laki berusia 55 tahun itu,
yang menjadi masalah di kota lama adalah
banjir. Ketika hujan pertama mengguyur kota
Semarang -menurutnya hujan turun dari siang
sampai malam hari-rumah yang ia tempati
bersama 5 keluarga lain, direndam air setinggi
lutut. Menurutnya, keadaan di luar rumah jauh
lebih parah. Air lebih tinggi, dan dibutuhkan
sampai serninggu untuk surut.
Seperti keluarga yang lain, laki-laki 5
anak itu juga tidak membayar uang sewa. Iar
tinggal di sana karena gedung itu diperuntukkan
bagi keluarga militer. Menurutnya, beberapa
tahun lalu ia kedatangan tamu sampai dua kali.
Dan masing-masing mengklaim sebagai pemilik
gedung tersebut. Kepada tamu itu, ia hanya
mengatakan bahwa status gedung hendaknya
diselesaikan dengan Denpom, bukan dengan
penghuninya. Kini tak jelas keberadaan orang
yang mengklaim tersebut.

Untuk menghindari banjir, lantai

gedung tua yang ia tempati itu ditinggikan


sampai 2 kali. Tapi meski demikian, tetap saja
air bisa masuk. Dan karena jalan di depan
rumahnya belum di-pouing, kerusakankerusakan yang disebabkan banjirjelas terlihat.

HAYAMWURUK No. I Th. XIIU2000

."t:

:1:.-:!1::

'liii,i ':
: ri;ji:ri

Sup[enten

'i

+riii.iF::ir

::

'..':{li{ittt,t*lii

Lobang besar tampak di sana-sini, berbaur


dengan genangan air berwarna coklai.

Gedung-gedung yang terletak di


belakang gereja Blenduk itu kondisinya
memang memprihatinkan. Tembok-tembok tua
berlumut, bahkan sebagian ada yang ambrol.

Sementara itu, di depan gedung Pak Alwi,


terdapat asrama kodam. Sama seperti gedung

tua Pak Alwi, kondisi asrama kodam itu


memprihatinkan. Dinding nyaris tak berbentuk
karena ambrol dan berlumut. Tumpukan puing
bangunan dan sampah juga tampak tersebar.
Sementara di suatu sudut beberapa anak kecil
tetap bermain dengan asyik. Tak
mbmpedulikan kondisi kotor tersebut.

Menurut Siti Aminah, jika banjir

keadaaan memang mengerikan. Rumahnya di

Jl. Taman Srigunting bisa terendam sampai


selutut. Seakan mengamini, suaminya, Pak
Liem, menambahkan selama ini pemerintah
sudah berjanji akan mem-pauing Jl. Perkutut,
tapi sampai saat ini tak pernah tererealisir. "Yah.
Itu kan memang cuma omongan saja, Mas,"
kaianya setengah emosi.
Tapi kondisi pasangan Liem dan Pak

Alwi barangkali jauh lebih beruntung.

Setidaknya mereka sudah mempunyai tempat


iinggal tetap. Ny. Ngatmi, pemulung yang
tinggal di emperan sebuah ioko di Jl. Gelatik,
bila banjir terpaksa mengungsi. Ia tinggal di

emperan toko itu bersama empat orang


anaknya, 3 perempuan dan satu taki-laki. Anak-

anaknya tiap hari juga bekerja sebagai


pemulung. Wilayah kerja mereka sangat luas,
sampai ke daerah Karangayu. Dari profesi itu,
ia mengaku memperoleh penghasilang Rp 5-7
ribu sehari. Dan semuanya habis untuk makan.
Ketika ditanya mengenai sekolah anak-anak,
ia hanya tertawa.
Ny. Ngatmi tinggal di Jl. Gelatik sejak
kecil. Ibunya, Ny. Sarinah, berprofesi sebagai
penjaga malam dengan gaji Rp 20-40 ribu per
bulan. Jl. Gelatik sudah menjadi rumah tetap
mereka. Selain mereka, ada juga seorang lagi,
yaitu kenalan sesama penghuni emper yang

sedang hamil. Perempuan


bekerja sebagai pengamen
di kawasan tugu muda.
Nasib sial pernah dialami
keluarga besar itu. Mereka

di dalam ember. "Kalau niat ngasih makan kan


seharusnya yang bener to, Mas," gerundelnya.
Selain keluarga Ny. Ngatmi, ada lagi
seorang perempuan bernama Ny. Kastinah. Ia

dibawa ke sebuah panti


sosial di daerah Tugu.
Menurut anak perempuan
Roswati,

Ny. Ngatmi,

keadaan di sana sangat tidak

manusiawi. Banyak orang.


dipaka berdesak-desakan di
sebuah kamar sempit seperti
kerangkeng, sementara nasi

yang diberikan setengah


matang, dan air minum serta
sayur pun ditaruh begitu saja

HAYAMWURUK No. 1Th. xIIr/2000

,i;ffi..|!
?t:t':t; :,,
. ;. :ti ii

i.

ii!!h:4i .,...:,,:
-.:l],[:
] irli:::

:!iriii::,:':::::

...,.' !ir$;- ,,,

'

r'r:r .: l
.,,r ; :l

':ll

l':l

mengunjungi Ny. Ngatmi. Keduanya memang


kawan akrab. Ia mengakui sudah 15 tahun di
kawasan itu. Ny Kastinah sehari-hari bekerja
sebagai buruh gendong di pasar Gang Baru.
Penghasilannya berkisar Rp 4-5 ribu per hari.
Perempuan yang ditinggal mati suaminya pada
1997 memiliki 2 anak. Ketika ditanya mengenai
sekolah anak-anak, . dengan santai ia
menjawab., 'Anak-anaft saya sudah keluar
sejak kelas 4 SD, Mas."
Menurut keluarga besar itu, Jl. Gelatik

:r?fi::j

trill#:r::

relatif aman. Yang rawan itu terutama di daerah


jembatan berok yang dijadikan tempat mangkal
para perempuan nakal dan preman.

Konservasi di Mata Mereka


Keberadaan Pak Alwi, Liem suami-istri,

dan keluarga besar Ny. Sarinah. tidak dapat


dimungkiri merupakan bagian dari lingkaran
setan permasalahan kota lama. Tidak mudah
memutuskan, apakah keberadaan mereka
yang turut mempengarui turunnya aktivitas
ekonomi kawasan, atau apakah penurunan
aktivitas kawasan yang menyebabkan
keberadaan mereka menjamur. Tapi yang jelas,
sangat tidak mungkin memecahkan masalah
klasik kota [ama tanpa melibatkan mereka.
Hal ini dibenarkan oleh Andy Siswanto.
Menurutnya, dalam mengatasi permasalahan
di kota [ama. pemerintah harus menjadi partner mayarakat. Dalam ariian, mereka iidakbisa

semata diiadikan objek, mereka harus turut


terlibat. Dan menurut Andy, hal itulah yang
dilakukan oleh Yayasan Kota Lama (Yakoma).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebentar
lagi ia dan beberapa aktivis dari Yakoma akan
mengadakan semacam community awareness.

Rencananya mereka akan bertemu dan


berdialog dengan penduduk kota lama.
Ketika dimintai pendapatnya mengenai
rencana konservasi kota lama, Pak Alwi hanya

itu sehari-hari

pernah 2 kali digaruk


petugas dan kemudian

i,

t-t t. \l

..

. ,:

tinggal di Jl. Kedasih. Tapi ia sering

,#tiiil,a

l#f,-i!';ritrl$
.i:;ir;::ix:: j,:i l9

il

&I

.:,iiii.iiii!::::::::::::::;j]+

x::t:r:: ::,:::::!::1,::'i::i,!::\X

:?:

::irl;i:

!iiiiiv

Sap[emen
meringis. "ltu kan tergantung biaya, Mas. Kalau
tidak ada biaya, ya mana mungkin," jawabnya.
Ia tidak mengomentari lebih lanjut, hanya dari
nada bicara tampak bahwa ia tak terlalu peduli,
atau mungkin pesimis. Kalau Pak Liem lain lagi.
Orang tua yang bicaranya berapi-api ini dengan
lantang mengatakan tak percaya pada janji-janji
itu. Menuruinya, tidak di-pouing-nya Jl. Perkutut

adalah contoh jelas kalau itu semua cuma


omongan dari dulu. 'Apa itu mengentaskan
kemiskinan. Dari dulu saya sudah dengan kata
mengentaskan kemiskinan. Tapi apa yang
sudah dientaskan?; ia balik bertanya kapadl

Hayamwuruk. .
Diakui atau tidak, pesimisme di
kalangan.penduduk mengenai petbagai hal

berkaitan dengan perbaikan kota lama

memang sudah mewabah. Andy Siswanto


sendiri mengaiakan kalau penduduk itu sudah
putus asa. "Bayangkan. 50 tahun mereka
dibiarkan dalam kondisi sep,erti itu,,, katanya.
Jadi, tak heran bila yang namanya rencana,
cenderung disambut dingin.
Pada akhirnya, memang, yang terjadi
adalah krisis kepercayaan. Dan boleh percaya
atau tidak, mengatasi krisis ini jauh lebih berat
ketimbang mengatasi permasalahan kota lama
itu sendiri. **

H. Suprayogo, A. Muhajir

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

Y.I T

w
Sup[emen

"KaCa

-{,*.oroa,

emikian

ucap

Andy Siswanto,
pakar urbon design asal Semarang, ketika ditemui Hasto

il

Suprayogo dan Hermasari Ayu Kusurna di


kantomya, PL Wiswakharman. Lulusan teknik
arsitektur UGM inl -mengenyam pendidikan

lanjutan di Urban & Regional Planning


Universitiy of Winsconsln, Madison, Urban History, Oxford -PhD Candidate- fuchitecural, dan
Association (AA) Graduate School, London in

Inner City Revitalieation Design* sudah 5


tahun terlibat dalam konservasi kota lama"
Selain itu ia juga ierlibat dalam konservasi heritage areo
Falembang, Makassar, Medan,
Toraja. Baii dan Singkawang.

di

Menurut kandidat doktor ini, tata kota

$emarang memang semrawut. Dulu fbman


Tabanas adalah ruang publik yang
menyenangkan. Tapi di tempat itu kini berdiri
restoran mewah. Akibatnya, pemandangan

indah hanya jadi monopoli orang-orang

berduit. Karena itu, dengan tegas ia


menyatakan,

*pemerintah

kiia belum memiliki


urban'politie dan urbon economicpolicy yang
baik."

Menurut Andu, bugalmana penataan'


kota Semarang selanta lnl?
Dari segi rancangan, kota Semarang ini
chaotic. Antara bangunan satu dengan yang
lain kumng harmonis. Tapi yang menarik dari
kota Semarang, ia adalah kola yang tumbuh
bukan karena kekuatan politik, melainkan
perdagangan. Dan kota-kola perdagangan
umumnya bersifat multi-inh, agak egaliter, dan
saling menghargai. Buktinya, di Semarang kita

bisa menemukan kampung Arab, kampung


Melayu, pekojan. pecinan, dan kampung
Belanda. Hal itu jarang ditemukal di kota [ain.
Tapi kemudian pecinan dibongkar. Alun-alun
kampung Melayu dan kampung Arab juga
dibongkar,
Kalau kota lama sendirl, dari segibangunan
masih cukup tersisa bangunan yang bagusbagus. Masih lumayanlah. Cuma, dari segi urban managemant kota iama justru yang paling

konis. Bayangka*, seiama 55 tahun hampir


tidak ada intervensi pemerintah kecuali untuk
riset atau perdagangarr.

Ivlengapa

kota lama dltlnggalkan

penghunlnya?
Setelah Indonesia merdeka, banyak sekali
kantor perusahaan Belanda di ko{a lama yang
pindah, dinasionalisasi dan sebagainya. Nah,
itu yang disebut bussiness /ight. Kepindahan
itu diikuti oleh penduduk. Fadahal, aktivitas
sosial, bisnis, politik, hanya bisa berjalan kalau

HAYAMIYURUK No. I Th. XIIII2000

dEWi

Taa#o

ada pendudttk. Bila dulu kota lama pernah

Areo. setelah
ditinggalkan, pemerintah akhirnya juga kurang
menjadi Central Bussiness

perhatian terhadap kondisi kawasan. Ivlulai


terjadi banjia jalan rusak, dan sebagainya. Dan
kondisi ini menyebabkan penghuni kota lama
hanya 5-107o dibandingkan ketika kawasan itr"r
hidup. Jadi, kota iama menjadi problematik

karena: pertama karena penghuninya tidak


ada. dan kalau toh ada tidak bisa merawat
bangunan. sedang yang kedua karena tidak
ada aktivitas ekonomi.

Apokah ttu pengebab utsfia


kehancuran bangunan kuno dl Indonesla?
Di Indonesia. kerusakan bangunan kuno
umumnya terjadi melalui dua jalan. Pertama,
kalau sebuah bangunan kuno terletak di
kawasan yang strategis, bangunan itu biasanya

dihancurkan karena dianggap menghalangi


inveslasi. lni karena bangunannya dianggap
mumh, sedang tanah yang ditempati bangunan
dinilai mahal, hingga lebih baik bangunan

dihancurkan untuk kepentingan rencana


investasi. Kedua adalah melalui karvasankar,uasan yang sudah lrrati. Kawasan yang
sudah mati tidak akan bisa merawat dirinya
sendiri, hingga lama-kelamaan ambruk"
Kota lama seperti yang kedua ini. la seperti
*'d*erted
lr:rur:. kola yang ditinggalkan. Mirip
kota koboi yang rusak habis-habisan karena
diserbu indian. Tapi di kota lama, yang terjadi
adalah de.struction oJ the deod. Kota yang
sudah mati pun dirusak-rusak. Lalu muncul apa
yang disebut prison dii/erno. Itu merupakan
suatu mocro-economicterm dalam ilmu deuel

opment yang menjelaskan beginil kalau


properti sualu kawasaa turun karena tidak bisa
dirawat, maka harganya tidak bisa berkembang
mengikuti pasar. Konsekuensinya terjadi or-

rested deuelapment. Pembangunan yang


terpenjara. Tidak bisa berkembang.
Dan ini dilema mengapa tidak ada inuestasi

di kota iama. Sebab. kalau investasinya tidak

.[bpi
kalau
berhasil, ia sendiri yang flfrnggulig.
berhasil, orang lain akan ikut-ikutan. Jadi ia

memilih menunggu orang lain saja. Dan


akhirnya setiap orang jadi saling menunggu.
Tidak ada yang berani berinisiatif. Kalau A
mnunggu B,

menunggu C, C menunggu D,

fenomena ini dinamakan prison dillema.


Semua terpenjam di dalam suatu diiema yang
tidak ada jalan keluarnya. Dan ini bisa berjalan
berpuluh-puluh tahun.

Lontas, apa gang blsa dilakukan untuk


menghentlkan lenomena ltu?
Ada banyak ca:a. Yang pertama mengajak

investor masuk ke kota 1ama. Tapi ini

,'" ,lIh,[[ffi'fl[ffi
ffii1u,W $

":.

tu

Supfemen
membutuhkan investor yang idealis. Yang
kedua, dibutuhkan desainer yang cerdas, yang
tahu ort, culture, heritage, engineering conser-

uofion, dan bisa mengubah fungsi bangunan

lama tanpa meninggalkan kaidah-kaidah


konservasi. Yang ketiga adalah skenario urban

management. Caranya mungkin dengan


memberikan insentiv kepada investor yang
mau masuk ke sana. Yang keempat harus ada

capital improuement yang bagus. Dan ini


membutuhkan komitmen yang kuat dari

pemerintah. Capital improuement itu


maksudnya begini: pemerintah harus
menanam investasi untuk infrastruktur seperti
lampu jalan, street t'urniture, bangku-bangku
dsb. Yang kelima adalah penciptaan komunitas

budaya, culture enuiromenf, selain retail dan


o//ice. Sedang indusiri berskala besar tidak usah
masuk.

tw:ffi:,',

Nah, dalam bayangan saya, lingkungan


budaya tidak harus dibangun dalam suatu
kompleks yang baru, tapi cukup dimasukkan
dalam heritage oreo. Yaitu urban heritoge dan
architectural herirage area. Kota-kota semacam
itu menyimpan banyak sekali estetika, ruangruang menarik, style,lalu suasana yang sangat

berbudaya. Jadi, aktivitas kebudayaan lebih


cocok berada dalam lingkungan seperii itu,
ketimbang di PRPP misalnya. Dan secara
keseluruhan akan merefleksikan lingkungan
yang tebih intelek.

Bagaimana dengan alasan pmerintah

bahwa dana untuk kota lama sudah

maksimal?

Peranan pemerintah sebenarnya tidak


terlalu banyak. Cuma harus cerdas. Dalam arti
mereka harus tahu orchitectural design, tahu
urban design, tahu reu ital ization management,
tidak birokratis dan bersifat melayani. Karena
masyarakat dan investor di situ harus diajak
menjadi partner. Mereka harus difasilitasi dan

diberdayakan. Nah, kalau pemerintahnya


bersifat birokratis, mengelola hal semacam itu
dia nggak akan bisa. Dia harus kreatif dan

rendah hati. Dan mau menghargai skior


swasta maupun community.

Saya kasih contoh. Waktu real estat


dibangun di Anjasmoro, banyak kantor
pemerintah yang pindah ke Anjasmoro. Sedang

kantor yang lama dibongkar. Bahkan kantor


Dinas Pekerjaan Umum yang sangat
bersejarah, diruislag talu dibongkar untuk
dijadikan ruko. Di sin tentu banyak kepentingan
politik dan ekonomi bermain. Tapi menurut
saya, tindakan itu bukanlah suatu urbon polific
dan urban economic yang cerdas.

Jadi pemerintah, suasta

don

itu sudah putus asa. Dan prison dillema itu tidak

main-main! Bukan bagian orang yang baru


belajar sedikit tentang revitalisasi. Kota lama

harus digeluti bertahun-tahun untuk

menangkap problem sebenarnya. Jelas,


masalah ini tidak membutuhkan para amatir.
Kalau kawasan Pecinan lebih mudah. Kawasan
Candi bahkan jauh lebih gampang.
Sejauh mana Anda melihat kerusakan
gang sudah terjadi?
Sampai saat ini sekitar 50% bangunan
di sana sudah rusak.

Anda melihat agenda khusus dari

pemerintah untuk menangani koto lama?


Ada. Sebenarnya kami punya banyak
rencana, tapi masih banyak yang belum
dijalankan. Satu-satunya rencana yang sudah
terealisir adalah pembangunan jalan. Dulu kan
ada proyek SSDP untuk pembangunan jalanjalan di Semarang, dan kami berjuang agar
proyek itu bisa menyentuh kota lama. Tapi
perdebatannya biasanya seperti ini: investasi

di kota lama itu gunanya apa sih?

Anda melihat pemerintah tidak punya

political will?

Politicall r.uil/ itu ada. Yang belum itu


penguasaaan masalah serta kemampuan untuk
mengatasi masalah itu.

Mengapa selama berpuluh tahun


masalah kota lama belum dikuasai?
Begini. Revitalisasi dan konservasi adalah
bidang yang tidak pernah menjadi agenda
pembangunan di Indonesia. Jadi ini juga
menyangkut problem manajemen perkotaan,
problem profesi, pendidikan dan yang lain.

Jadi tidak tepat bila pemerintah lebih


memfokuskan pada pertumbuhan di kawasan
perkotaan seperti Simpang Lima?
Jelas. Pertumbuhan kota itu harus dikelola

melalui instrumen yang bermacam-macam.


Jadi pemberian izin land use, izin investasi,
harus dikendalikan dan diarahkan. Nah, selama

ini manajemen pertumbuhan kota Semarang

pengelolaannya diserahkan kepada


mekanism pasar. Jadi kota dianggap sebagai

sebuah ajang invetasi di mana tidak ada


pengaturan yang cerdas. Dalam ajang investasi

seperti itu, meminjam hukum darwin, yang


terjadi adalah survival of th fittest. Dan historical area umumnya kalah dalam perebuian
invetasi. Dan capital investment itu kan
umumnya bekerja sama dengan pemerintah.
Pemerintah biasanya membantu infrastruktur

mosyarakot harus bekerja sama?

seperti listrik dan lain-lain. Nah, koalisi

Betul. Tapi itu susah sekali. Saya sudah 5


tahun di situ. Dan kalau Anda ingin cerita
tentang kesulitan-kesulitan di kota lama, saya
bisa cerita panjang lebar. Komunitas di sana

semacam ini yang membuat urban management kita jadi kurang bagus. Akhirnya kota-kota
yang seharusnya diadvokasi agar bisa survive

jadi terlantar.

HAYAMWURUK No. I Th. XIIt/2000

W
:r
::

Sup[erneru
Menurut Anda, mengapa Pemefintah
tidak mengsdopsi sistem urban monage'
ment gang lebih boik?
Itu kan butuh waktu dan'kemauan. Dan
bidang ini tidak semua orang bisa masuk. la
harus punya latar belakang design, art, dan
urban management. Sekarang cari orang yang
seperti itu kan susah.

Bagaimona dengan bangunan kuno


loin seperti Lawang Seusu dan kelenteng
Sam Poo Kong?
Begini ya. Urusan heritage di Semarang itu

tidak hanya di kota lama. Karena itu saya


mengimbau orang-orang yang punya interest

di heritage, coba masuklah ke

Pecinan,

misalnya, dan berkarya. Jangan menjadi


pengamat terus. Wong sudah bertahun-tahun.
Kalau bisa ya real work. Entah membuat de-

.Se.
ii,

- j
:\;,,
: ?i lil.i#

Jadi ada jalan yang berbentuk miring, terus ada


deflesi, dan juga ukurannya berbeda-beda.
Tapi, pola keseluruhan lingkungan itu seperti
musik
Kalau Anda tihat, jalan masuk ke kota lama
itu banyak. Ada yang dari sini, dari sana dsb.
Itu yang disebut urban fabric. seperti tenunan
kain. Dan jalan-jalan itu, kalau dalam simphoni,
mencapai klimak di Jl.'Ibman Sri Gunting. Dan
klimak itu adalah gereja: public building dan
public space. Jadi Taman Sri Gunting adalah
public space untuk social gathering zaman dulu.
Nah, dalam urban design zaman dulu, yang
menjadi social gathering adalag public space,
public building. Kalau sekarang, maunya istana,
kantor gubernur, kantor bupati.

SinS{fi}.

ffif

. i;r

Banyak yang tua-tua. Dan Anda jangan


membayangkan kota larna seperti di Pecinan
atau di kampung lain. Pemberdayaan
masyarakat kota lama itu sangat susah!

Mereka sudah 50 tahun berada dalam


kondisi terbengkalai seperti itu. 50 tahun itu
sudah berapa generasi? Jadi bisa Anda
bayangkan, ada penjaga bangunan yang

selama 15 tahun tidak pernah ketemu


pemiliknya. Melihat mukanya saja belum
pernah! Terus ada gedung yang sudah tidak

bisa dilacak siapa pemiliknya, karena


diwariskan ke sana, diwariskan ke sini. Lantas
ada gedung yang jadi sengketa, ada yang
masuk di Balai Peninggalan Harta. Ruwetl Jadi
katau iidak tahu kondisi kota lama itu susah.

Apakoh sampai saot lni ada inoestor


gang mengincar kota lama?
Ada. Yayasan Kota Lama (Yakoma) sudah
merintis hal itu. Ada investor dari Jakarta dan
juga dari luar negeri. Cuma mereka terpukul
karena krisis ini.

Apa sebenarnya gang sa,ngat menarlk


di kota lama?
Kota lama itu yang menarik karena relasi
antara unsur solid dan fluid-nya sangat indah
dan memberdayakan ruang komunikasi sosial.
Jadi, di sana bangunan dianggap sebagai
sesuatu yang utuh. Ia ditata menurut suatu

Nah, kota lama sama sekati tidak


menempatkan kantor-kantor pemerintah
sebagai pusat, melainkan institusi sosial. Hingga

maka bangunan dan jalan berhubungan


langsung. Itu berarti ruang terbuka tidak pernah

memiliki peran sebagai privat space. Kalau


Anda perhatikan kantor gubernur di Simpang

Lima, itu rancangannya beda. Pertama


bangunan, ruang terbuka, pagar, baru
kemudian jalan. Sementara di kota lama, yang

pertama bangunan, langsung jalan. Jadi

Bangunan adalah sahabat masyarakat. la bisa


disandari, diraba, dinikmati detilnya dari dekat.

Nlenurut Anda, mengapa pemerintah


tldsk menerapkan teori semacom itu?
Lha soalnya pemerintah iidak tahu ieoriteori seperti ini. Ini kan teori urban design.
Mereka tidak tahu seninya. Arsitektur itu kan
seni. la cabang dari seni.

Bukankah pemerintah Juga punYa


arsltek, kemudlan konsultan?
Si arsitek itu bicara seni atau tidak? Apakah

ia punya latar belakang buday.a, mencintai


kebudayaan? Sekarang kan pemerintah ada
rencana taia ruang untukkota lama. Saya yakin
yang merancang itu planner dan arsitek. Coba
Anda telusuri siapa yang buat rencana itu.
Dalam rencana pemerintah itu dibuat garis

batas jalan, di mana garis llatas jalan itu


menggunakan teori-teori arsitektur modern
untuk menata kota lama, Akibatnya gedung
Ziekelitu kena kepras. Dan banyak sekali yang
harus di kepras, harus mundur. Nah coba Anda
bayangkan, karya arsitektur dianggap sebagai
sebuah sculpturel

Nah itu yang saya perjuangkan. Melalui


perencana-perencana PU, saya berjuang agar
jalan-jalan di situ tidak menggunakan standar
Binamarga melainkan mengikuti rencana kami.
Rencana kami itu mensyaratkan agar jalan itu

ruang, di mana penataan itu mamPu

tidak ketihatan. Jadi kalau ada dua bangunan,

mendefinisikan jalan dan ruang terbuka. Di


sana, bangunan tidak memiliki pagar. Terus,

yang namany'a jalan itu ya dari tembok

bangunan satu ke tembok bangunan

jalan tidak dirancang menurut modernism idea

satunya.'r*

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

i -,

,:,,#

;h

munity awareness, semacam pendataan

:,r'r:r

rl+m+iiltllii

dirancang untuk memiliki social communicative contempt. Artinya, karena tidak berpagar,

terhadap penduduk kota [ama. Ibpi Anda harus


paham, penduduk kota lama itu sedikit sekali.

ff

i+:

masyarakat dan pemerintah diberdayakan

Sebentar lagi kami akan melakukan com-

'-ll'

SrfidF

i,;t,+[; gg .,p

kondtsl masgarakat dt kota lama?

ii]Iirll:..riiI

il@e

r:

jalan-jalan serta ruang terbuka di sana

, Menurut Anda, bagalmana sebenarnya

*=T

4ir$i.4

sign, plan dan lain-lain. Selain itu, coba


untuk mengatasi masalah ini.

-,

ii'l,f, ili

*
,:ri 'i

ntffi-$t

Penjajahan Perempuan dan Keberpihakan tr[egara


R.R. Panji Atmoko *
Perempuan odalah setan gang tidak

bisa dihindari, suatu kejahatan dan

alih perannya oleh negara yang menjadi


pusat otoritas di tingkat publik.

Apabila kemudian

bencana yang abadi dan menarik, sebuah

resiko rumah tangga dan ketidak


beruntungan yang cantik.
(St. John Chrysostom)

muncul

pertanyaan, apakah Indonesia termasuk ke


dalam kategori negara patriarkis? Maka
untuk menjawabnya perlu dilihat beberapa
aspek terkait.

Kata-kata itu pernah lerlontar diYunani


sekitar pertengahan abad keempat Masehi.
Waktu itu di Yunani kedudukan atau sta-

tus perempuan dipandang rendah dan


tidak mempunyai hak yang dapat dijamin
oleh hukum. Berdasarkan mitologi Yunani,

seeorang perempuan dalam dongeng


bernama Pandora, merupakan sumber
dari ketidakberuntungan dan menjadi
h:+ri

ii#

sumber penyakit.
Di dalam sejarah bangsa Romawi,

t#'d

dikenaI adanya tradisi sosial yang


mengakui laki-laki sebagai pemimpin

$,S

ffi

keluarga. Kewenangan penuh terhadap


anggota keluarganya ini sampai kepada

"I
::::::ili

hak yang dapat mengambil nyawa istrinya.

I.f#

abad ke-19, bangsa Prancis telah memulai

i;ffi

Sebagai sebuah

institusi,

keberadaan Kementrian Peranan Wanita


dalam struktur kabinet banyak mendapat
kecaman dari berbagai pihak. Misalnya
pada saat kejadian perkosaan massal Mei
1998 di Jakarta. Menteri Peranan Wanita
dianggap mendukung pemerintah dalam
pengingkaran kasus tersebut.

Pada kasus Iain, militer iuga

dianggap memberi kontribusi terhada


legiiimasi patriarkis. Sebagai contoh

Dalam kebudayaan bangsa kita


khususnya Jawa. perempuan sering
ditempatkan sebagai "the second sex". Hal

ini bisa kita lihat dari pandangan


masyarakat Jawa mengenai tugas
perempuan. Dikatakan bahwa tugas
perempuan adalah macak, manak, masak
(berdandan, melahirkan anak, memasak).

hukum adat melarang perempuan

mengurus urusan belakang dan tidak boleh

tampil ke depan.
Sejak saat itulah ketokohan R.A.
Kartini mulai dikenal dengan gerakan
emansipasinya. Dan memang, dalam
sejarahnya di tanah air gerakan ini identik
atau sering diidentikkan dengan gerakan

feminisme yang embrionya muncul di

I,

perempuan yang mencintai tanah airnya


seks

Adanya penindasan perempuan

sejarah.

mendapatkan pendidikan ataupun bekerja


di luar rumah. Istilah yang biasa digunakan
waktu itu adalah perempuan sebagai kanca
wingking. Artinya peremprmn hanya boleh

membebaskan dan membenarkan kaum


laki-laki mendatangi pelacur.

mempertahankan Perang Prancis. Mereka


mendapat penghargaan dengan sebutan
"ibu baptis" dalam perang.

mengetahui latar belakang penyebab


kondisi ini, ada baiknya kita kembali ke

melakukan aktivitas di luar rumah karena

tetapi membenci pezina perempuan.


Mereka membenci prostitusi, tetapi

dalam

negara patriarkis. Namun untuk

mendapatkan kesempatan untuk

laki-taki. Namun hal itu tidak berlaku bagi


kaum perempuan. Masyarakat Prancis
dapat mentolerir seorang pezina laki-laki,

merupakan pahlawan

Dari sini tampak jelas bahwa


negara kita bisa dikategorikan sebagai

Pada zaman R.A. Kartini,

memandang hubungan badani di luar


pernikahan sebagai sesuatu yang biasa
dan merupakan tindak alami bagi kaum

dengan memberi pelayanan

suami serta kekuasaan negara.

perempuan terkurung di rumah dan tidak

Sementara itu, menjelang akhir

Selama Perang Dunia

menjadi perjuangan yang a-seksual, lemah


kekuasaan, serta istri-istri yang iergantung
secara ekonomi dan sosial politik kepada

sederhana adalah Akademi Militer (Akmil)


yang mensyaratkan jenis kelamin taki-laki
untuk menjadi siswanya, padahal mereka

iugalah (siswa-siswa Akmil) yang akan


mengelola negara ini, Sementara sekolah

negara barat.
Namun yang menjadi keprihatinan
kita sekarang.adalah, generasi masa kini
hanya kenal R.A. Kartini lewat figurnya
saja, bukan pada pemikiran-pemikirannya
yang cemerlang. Menurut Tommy E Awuy,
hal ini tidak lepas dari sistem pendidikan

di negara kita yang

memberikan

dari kurun waktu ke waktu itu telah


melahirkan kesadaran di kalangan

militer untuk perempuan cuma sebatas

pemahaman mengenai sejarah hanya

perempuan untuk merombak tatanan yang


sudah mapan selama berabad-abad. Dan

akan

sebatas pada catatan-catatan peristiwa dan

melangkahkan kariernya lebih tinggi baru


bisa ikut Calon Perwira (Capa).
Ada peraturan militer lain yang
berbau patriarki yaitu jika dua orang militer
akan melakukan pernikahan maka calon
istri tidak boleh lebih tinggi pangkatnya
dibandingkan calon suami.
Bukti lain yang bisa menjadikan

kepahlawanan seseorang tanpa menggali


secara mendalam makna dan dasar-dasar
filosofis dibaliknya. Akibatnya sejarah
menjadi kering dan membosankan bagi
para peserta didik.
Melihat kondisi tersebut, apabila

feminisme menjadi istilah yang sering


digunakan untuk mewujudkan upaya yang

dimotori oleh kaum perempuan ini. Jadi,


feminisme muncul sebagai sebuah gerakan

atas realitas yang bersifat patriarkal. Dan


perjuangan kaum feminis pada dasarnya
bukanlah perjuangan melawan kaum laki-

laki, melainkan lebih kepada budaya


patriarki.
Pada awalnya patriarki bersumber
pada kekuasaan laki-laki di dalam institusi
keluarga, dan kekuasaan laki-taki sebagai
kepala keluarga cepat atau lambat diambil

50

Bintara. selanjutnya jika

Indonesia tergolong negara patriarkis


adalah program Dharma Wanita. Selama

ini

Dharma Wanita

sebatas

memperjuangkan haknya sebagai istri, dan


bukan sebagai perempuan. Menurut Ruth
Indiah Rahayu, secara sadar atau tidak,
Dharma Wanita telah mereduksikan diri

negara membiarkan kerusakan dan


perusakan itu terus-menerus terjadi, maka

mau dibawa kaum perempuan yang


fumlahnya melebihi kaum laki-laki ini?
Perempuan adalah tiang negara. Apabila
perempuan rusak. maka rusaklah negara.
{'Penulis adalah mahasiswa
FISIP

Universitas Diponegoro

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

tembusan

ketua

panitia

penerimaan mahasiswa baru.'Iapi

semua ini, masih menurut Drs.

Jumino, hanya sebatas permohonan. Dengan kata lain,


hanya semacam permintaan agar

"barang bawaan saya" diperhatikan.

Kemudahan prosedur dalam


menitipkan mahasiswa ini diakui
oleh Drs. Soesilo. Menurutnya,
ketika menitipkan keponakannya
waktu itu -tahun 1997, dirinya
hanya melayangkan surat kepada

Dekan dan ketua panitia pe-

nerimaan mahasiswa baru.


"Kebetulan saya kenal baik
dengan Dekan Anda waktu itu,"
kenangnya.

Ketika disinggung tentang


fenomena adanya praktek-praktek
money politics dalam persoalan

=
=
-v

ini, Drs. Jumino

buru-buru

o membantah. Yang ada selama ini


menurutnya adalah bentuk-bentuk
dari ucapan terima kasih yang biasanya
diberikan setelah pengumuman resmi

Daftar mahasiswa titipan


Kebanyakirn berstatus lieponaltirn

penerimaan dikeluarkan. Dan itu tidak


selalu berbentuk uang. "Sekali lagi, yang

Menjaring Mahasiswa Titipan

menentukan diterima atau tidak itu adalah

grade-nga. Nggak ada bisnis dalam

Siapa bilang masuk PTN susah. Asal tahu celahnga,


semua iadi begitu mudah.
raktek kongkalikong dalam dokumen tersebut.

masalah ini," tegasnya


Tapi yang jadi persoalan, penentuan

penerimaan mahasiswa baru

Soal keterlibatan dosen atau karyawan

program D III Fakultas Sastra Undip


sebenarnya sudah lama tercium. Sudah
menjadi rahasia umum kalau dosen pasti
mendapat jatah satu kursi setiap tahun.

Namun, ibarat kentui, meski kita sudah

dalam urusan penerimaan mahasiswa


baru memang sudah menjadi budaya.
lbarat kanker, budaya tersebut sudah
sampai pada tahap kronis dan sukar
disembuhkan. Ketika Hayamwuruk

mencium baunya, agak susah mendeteksi


sumbernya.

menghubungi salah satu dosen pembawa


yang tercantum, Drs. Soesilo, dosen FISIP

Karena sebuah. keberuntungan,


Hayamwuruk berhasil mendapatkan
setumpuk dokumen bertuliskan "Daftar
Mahasiswa Titipan D III Bahasa Inggris,
Perpustakaan & Informasi, Kearsipan Fak.

Sastra Undip." Dokurrien yang kolomkolomnya terdiri dari Nama. Nomor Tes,
Pembawa, Relasi, Nilai dan Program Studi

Undip, mengakui telah menitipkan


keponakannya di D III Sasira. "Oh, saya
kira semua di semr-ta program studi D III
ada mahasiswa titipan. Tidak hanya di D
III Sastra," tandasnya.
Ha[ senada juga dilontatkan oleh Drs.

Jumino, ketua panitia penerimaan


mahasiswa baru program studi D III tahun

grade itu sendiri belum tentu bisa


dipertanggungjawabkan. Dengan
kemandirian yang dimiliki, segala
persoalan yang menyangkut D III
merupakan persoalan intern universitas c.q

fakultas. Tak terkecuali dalam urusan


penerimaan mahasiswa baru. Sehingga
yang terjadi, pembuat soal dan pengoreksi

jawaban ujian masuk penerimaan


mahasiswa baru adalah dosen-dosen di
fakulias bersangkutan. Dan di sinilah
disinyalir prakiek kecurangan terjadi.

Apalagi kalau persoalan itu menyangkut


titipan yang dibawanya. Dengan segala
cara, dosen akan berupaya agar "barang
bawaannya" bisa diterima.

Sebut saja Eko

nama

-bukan
sebenarnya. Mahasiswa
D III Bahasa

rni menjadi semacam seberkas cahaya

199817999. Namun ia menambahkan.,

Inggris '98 ini mengaku sama sekali tidak

terang di kegelapan.

bahwa mesti berstatus titipan. ukuran yang

bisa mengerjakan soal-soal tes ujian

Pada kolom bertuliskan Pembawa,


tertera nama-nama dosen Fakultas Sastra
Undip, termasuk juga karyawan Tata

dipakai untuk menentukan diierima aiau


tidaktetap grode (nilai). "Kalau memenuhi
grade, 9a kiia terima. Kalau tidak me-

masuk. Ia hanya mengerjakan beberapa


soal yang dianggap mudah. Itu pun belum
'keluar.

tentu betul. Setelah itu ia pun


Hebatnya. ia merupakan orang pertama

mentara di kolom Relasi tertera hubungan

menuhi. ya kita Lolak." jelasnya.


lstilah mahasiswa titipan, menurut Drs.
Jumino, merupakan peninggalan zaman

antara mahasiswa bersangkutan dan


pembawa. Misalnya berstatus anak

orde baru. Bahkan menurutnya ini

tes, semuanya pasti beres," katanya singkat

bukanlah hal yiirg istimewa. Semua orang

sambil tersenyum penuh arti ketika ditanya

ini.

alasannya keluar lebih awal. Benar saja,


pada waktu pengumuman penerimaan,

Usaha (TU) Fakultas Sastra, dengan nama

mahasiswa baru

di sampingnya. Se-

kandung, adik, dan yang paling banyak,


berstatus sebagai keponakan. Ada lebih

bisa menggunakan fasilitas

dari 50 nama yang tercantum dalarn

melayangkan surat kepada dekan dengan

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

Prosedurnya pun reLatif mudah. Cukup

yang keluar pada ujian masuk tersebut.


"Yang penting tulis narna dan nomor

nama Eko dengan jelas terpampang di

5l

iW
sana, cocok dengan nomor tesnya.

Padahal

ia hanya mengerjakan

beberapa soal, dan ia sendiri pun


tidak yakin bahwa soal-soal yang
dikerjakannya itu betul. Karena
mukjizat, atau sindikat?
Menurut Eko, jauh hari sebelum

ujian

penerimaa

n,

rupanya

pamannya yang menjadi dosen di

Fakultas Teknik Undip telah

melakukan "gerilya " terhadap

pembesar-pembesar Fakultas
Sastra. Transaksi digelar dengan
berbekal segepok uang. Semakin

tebal gepokannya, kian mudah pula

kursi direbut. Akhirnya dari

konspirasi itu lahirlah sebuah surat


perjanjian -juga dikuatkan dengan
materai. Yang terjadi kemudian pun

adalah semacam

dan Eko diterima

sebagai
mahasiswa pada fakultas Sastra.

jl

Sayang

$ffi
sffi

menyebutkan nama dosen yang

Eko

keberatan

melakukan praktek tercela tersebut.


Jikalau memang yang meniadi ukuran
diterima-iidaknya calon mahasiswa baru

4N

ifl
;.,

adalah grade -seperti yang selalu


didengungkan- apakah hanya dengan

iH

,,:*
I#

mengerjakan satu dua soal, Eko sudah


memenuhi batas grade? padahal instruksi
Pembantu Rektor I, menegaskan bahwa

ffi
ffi

yang lulus adalah mereka

yang
mempunyai nilai 75 ke atas. Ini berarti

il,*d

Ptr

kurang lebih 7SVo soal dari jumlah

ffi
ffi
ffi
ffi

benar.

tir*$

id
rti

simbiosis

mutualisme. Dosen menerima


sejumlah uang -dua juta rupiah-,
,\e

keseluruhan harus dikerjakan, dan harus


Kisah seperti ini rupanya tidak hanva
monopoli Eko. Meski sempat menolak. E[o
pun akhirnya menuturkan siapa-siapa saja

i&
ialfi

#s
. :.',:
@

W
.:

:'
. -lliiraiii:t:::rE1

l;;tl

Dok.HW

teman "seperjuangannya,,. Atun, panggil


harus
mengeluarkan uang Rp 2,5 juta untuk
masuk ke jurusan D IIi Bahasa Inggris.

saja demikian, bahkan

Sementara Ali, juga nama samaran, harus


merogoh kocek sebesar Rp 1,5 juta. Keiika

dimintai konfirmasi akan hal ini, Drs.


Jumino hanya mengatakan bahwa

pihaknya tak tahu menahu akan adanya


praktek tersebut. Yang ada selama ini
adalah beniuk ucapan terima kasih.
"Jadi apakah ada dosen yang
membisniskan masalah ini, saya tidak tahu.

Dan kalaupun ada, itu di

sepengetahuan saya," ungkapnya.

luar

Hampir senada, Dra. Ngesti Lestari


menyatakan tidak pernah ada tindakantindakan untuk membisiniskan masalah ini
Ketua panitia penerimaan mahasiswa baru

program studi DIII 199912000 itu malah


menuduh tindakan

ini

merupakan upaya

untuk menjelek-jelekkan nama program.


"Kalau itu anaknya sendiri dan
memenuhi passing grade, ya pasti
diterima", tandasnya. Lebih lanjut, dirinva

juga mengaku bahwa tahun ini juia

ierdapat mahasiswa titipan, tapi jumlahnya


tidak sebanyak tahun-tahun kemarin.
(Gys)

W
Y:.4

&cc

ffi

g.lili

f"i
-ffi$

ffi
ffi

,m

IM
Iffi
.

-+:si

L' f.*l

r*tki

52

HAYAMWURUK No. I Th. XrIr/2000

FI

IEvaluasi

Beasi swa Mahasiswa

Uang MBU,

Kerja TakMau
Inilah beasiswa termudah di Undip. Tak rumit persyaratan
sekaligus banyak celah. Sayang, banyak mahasiswa berbuat
nakal.
uryo

sebut saja demikian-lagi

gembira. Hari itu uang beasiswa


kerja mahasiswa (BKM) sebesar Rp
130 ribu dibagikan. Dengan sabar ia dan

beberapa mahasiswa lain mengantri di


kantor tata usaha. Sebenarnya S tergolong

keluarga mampu. Tapi ketika mendengar


pengumuman tentang BKM dan segala
kemudahannya, ia berpikir cepat. Daftar
penghasilan orang tua -yang merupakan
salah satu syarat administratif-digantinya

dengan surat keterangan tidak mampu.


Caranya, ia cukup datang ke pasar Johar
untuk membuat stempel kelurahan dan
kertas kop, lalu ia sendiri yang membuat
surat keterangan tidak mampu. Orang tua

tidak tahu. Buktinya. mereka terus


mengirim uang kuliah setiap 6 bulan.
Sedang Rp 280 ribu uang BKM dipergunakan untuk keperluan lain.

Suryo sebenarnya bukan fenomena


baru di Fak. Sastra. Sudah sejak dulu
disinyalir banyak penipuan terjadi .dalam
pemberian beasiswa ini. Maklum. BKM
memang berbeda darijenis beasiswa pada

umumnya. Dalam beasiswa ini, persyaratan Indeks Prestasi tidak terlalu


ditekankan. Bahkan persyaratan IP seperti
tercantum di pengumuman kerap hanya

Mahasiswa sedang antri mengambil uang BKM

formalitas belaka. Terbukti banyak


mahasiswa yang IP-nya di bawah 2,5, bisa
mendapat BKM.

Hendra

Salah satu aktifitas di kantor TU

boleh melebihi Rp. 750.000 per bulan dan


IPK minimal harus 2,5. "Tapi meski lP-nya
ielek, sementara ia benar-benar mem-

3044 orang. Secara jujur dia mengakui


katau jumlah tersebut terlalu banyak. Yang

butuhkan, pasti diterima," kata Yuli,

kembali menekankan kemudahan

ideal, menurutnya, sekitar 1300 sampai


1700 saja. Hal itu bertujuan menghindari
keluhan-keluhan mengenai mahasiswa

adalah foto kopi Kartu Tanda Mahasiswa


(KTM), Kartu HasilStudi (KHS), daftar gaji

memperoleh BKM.
Tidak aneh, memang, kalau peluang

yang mendapat beasiswa double.


.Pembagian bagi setiap Fakultas untuk

orang tua, Kartu Keluarga (KK), dan

untuk mendapat BKM terbuka lebar.

lamaran yang ditujukan kepada Pembantu


Rektor IIl. Dijelaskan olehnya bahwa tidak
ada persyaratan semester dan perolehan

Beasiswa ini memang hadir dengan sifat


sosial. Jadi benar-benar untuk membantu
mahasiswa. BKM sebenarnya n-rerupakan

BKM disesuaikan dengan jumlah siswa


yang mengajukan lamaran permohonan.

merupakan kemudahan bagi mahasiswa,"

realisasi program pemerintah untuk


membantu orang tua mahasiswa yang

Pembantu Dekan II Fakultas Sastra Undip,

terkena dampak krisis moneter. Dana BKM


pun didapat dari anggaran APBN. Selain

Berdasarkan penjelasan Pembantu


Rektor III Undip, Ir. Budi Prayitno,
persyaratan pengajuan beasiswa kerja

lndeks Prestasi (lP) tertentu. "lni

ielasnya. Ini juga dibenarkan oleh

'Jadi saya akan membantu siapa saja yang


butuh bantuan, meski telah melebihi batas
kuota fakultasnya," jelasnya. Ia me-

nambahkan, setiap mahasiswa akan


memperoleh dana Rp 60 ribu per bulan.

Namun pembagian uang tersebut ier-

Sunarwoto. Menurutnya, untuk tahun


kemarin saja IP 2,45 masih diterima.
Sementara Bu Yuli, pegawai tata usaha

di Undip, UGM dan IJI juga universitas


negeri yang rnonawarkan BKM pada

gantung kebijakan fakultas masing-masing.

mahasiswa.

dibagikan tiap tiga bulan sekali.

Fakultas Sastra, mengatakan kalau untuk

Menurut Budi Prayitno, jumlah

memperoleh BKM, gaji orang tua tidak

mahasiswa yang memperoleh BKM ada

HAY.AMW[IR[JK No. I Th. XIII/2000

Di Fakultas Sastra, misalnya, uang BKM


Sesuai namanya. maka BKM tidak
menuntut IP tinggi. Timbal balik yang

5.3

diminta dari mahasiswa adalah kerelaan


untuk bekerja di fakultas masing-masing,

misalnya sebagai asisten dosen, tenaga


pembantu di perpustakaan atau di tata
usaha, minimal 2 jam sehari selama
seminggu. Tapi ketentuan bekerja itu harus
tidak mengganggu kuliah. Menurut Bu Yuli,

staf tata usaha Fakultas Sastra Undip,


prinsip dari pemberian beasiswa ini adalah

untuk membantu mahasiswa. "Jadi BKM

tidak ditekahkan pada kerjanya,"


tandasnya..

'Ihpipendapat Bu Yuli ini dibantah oleh

Sunarwoto. Menurutnya, tujuan


diadakannya BI(M juga agar mahasiswa

berkenalan dengan suasana bekerja, "Ya


biar tahulah bagaimana suasana kalau
sudah bekerja nanti," jelasnya.

Banyak Celah
Meski sedari awal ada keharusan bagi
mahasiswa yang mendapat BKM untu-i<

bekerja, dalam pelaksanaan disinyalir


banyak mahasiswa yang mangkir. Mereka

hanya tanda tangan, lalu pulang.


Sementara uang upah diambil dengan
sangat mudahnya. Menanggapi hal ini,
Sunarwoto menegaskan bahwa dia telah
memberi usulan kepada pihak tata usaha

atau dosen untuk membuat laporan

mengenai mahasiswa yang bekerja. 'Ibpi

sampai sekarang hal itu belum


.terealisasikan.
Budi Prayitno, PRIII Undipberkatalain.
Menurutnya, mahasiswa memang sering

"

Daftar penerima BKM

Leli

Malas bekerja

kali ditaksanakan," kata Budi Prayitno


mengomentari terjadinya kasus dobel

Di lain pihak, mahasiswa pun


menyayangkan tenggang waktu antara

seperti itu. "Tapi untuk periode selanjutnya,


kami berusaha untuk lebih tegas. Artinya,

pengumuman dan waktu untuk mengurus


persyarirtan., Tenggang waktu yang terlalu
sempit, bahkan tidak sampai 1 minggu.

iika ada laporan tertulis mengenai nama


mahasiswa yang melakukan kecurangan
tersebut, langsung kami tindak. Kami juga

melakukan penelitian ulang agar dapat

sering membuat mereka yang hendak


mengajukan permohonan BKM patah
semangat karena kekurangan waktu.

menindak. Jadi kami hanya meminta

diketahui sesegera mungkin," tambahnya.


Yang dimakud dengan sistem baru di
sini adalah penekanan pada evaluasi, yang
ditakukan setiap satu semester. Tahap
pertama berlangsung dari April sampai

kesadaran. dari mahasiswa. Kalau sudah

Agustus. Dari refeiensi selama 6 bulan

beasiswa BKM. Mulai dari membuat


persyaratan palsu, mendapat beasiswa

tersebut apakah mahasiswa bersangkutan


layak memperoleh beasiswa lagi atau tidak.

pengawasan dan sanksi dari Fakultas

tidak merasa dibantu. Maunya hanya


mengambil hak, tanpa mau melakukan
kewajibannya. "Tapi kami juga susah untuk

dibantu mbok ya melaksanakan tugas,"


keluhnya.

Untuk mahasiswa yang ketahuan

Sementara evaluasi tahap kedua

memperoleh dua beasiswa, selanjutnya

berlangsilng dari September sampai Maret.

akan dipanggil gntuk mengembalikan dana


yang telah diperoleh. Jadi ia harus memilih

Informasi mengenai BKM biasanya


diketahui melalui pengumuman di tiap
Fakultas. Namun untuk BKM tahun

salah satu. Kasus semacam ini pertama

menimpa para penerima BKM. Jadi

kemarin, tidak ada pengumuman selembar

disamping menikmati dana BKM, ia juga


memperoleh beasiswa dari perusahaan
swasta. "Pada periicde pertama, saya
sendiri tidak menyangka kalau mahasiswa
akan berbuat senakal itu. Padahal BKM
ada untuk membantu mereka," ungkap
Budi Prayitno menyesali.

pun tertempel di Fakultas Sastra. Iin,


mahasiswi D III Bhs. Inggris '98, salah

Akhirnya, dari kasus-kasus yang ada,

pihak rektorat menyusun sistem baru


dalam pengawasan. Dulu pihak Universitas tidak bisa berbuat banyak menanggapi

keluhan-mengenai mahasiswa yang


mendapat beasiswa dobel. Baru setelah
sistem baru itu dibuat, tidak ada mahasiswa

yang memperoleh beasiswa dobel.


"Namanya juga program yang pertama

seorang penerima BKM, justru mengetahui

pembukaan BKM dari

petugas

perpustakaan.
Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada

Pembantu Dekan II, Sunarwoto


membantah kalau Fakultas tidak

menempelkan pengumuman. "Fakultas


selalu menempelkan setiap pengumuman
mengenai beaqiswa," tegasnya. Tapi ia
juga tidak tahu mengapa jumlah penerima
BKM di Fakultas Sastra tidak memenuhi
target. "Entah mahasiswa yang kurang

peduli atau ada faktor lain, saya tidak


tahu," tambahnya.

Pemerataan Pendidikan
Bagaimanapun, sampai saat ini masih
banyak celah yang bisa dimanfaatkan dari

dobel, atau bolos bekerja. Kurang ketatnya


terhadap para mahasiswa nakat itulah yang
agaknya menyebebabkan fenomena buruk
itu terus berkembang.

Sebenarnya memang ada juga

mahasiswa yang jujur. Ketika mendapat


beasiswa dobel, ia melapor ke Fakultas.
Juga mengenai kewajiban bekerja. Yang

semula dinilai tidak bekerja, ternyata


menjadj asisten dosen atau bekerja di
laboratorium, dan kurang diketahui.
Tapi, bagaimanapun pendidikan yang

merata adalah tugas kita semua. Jadi


proyek bertujuan mulia itu harus mencapai
sasaran. Jangan sampai dana BKM yang

notabene merupakan uang rakyat.


diberikan kepada segelintir mahasiswa
yang mudah berkhianat.**

M. Khoirul Anam

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

Larrgkah Awal Menuju

Otonomi Kampus
560 dosen Undip dikerahkan untuk mengikuti pelatihan
kewirausahaan. Konon, setelah itu mereka diharuskan
mentransfer pengetahuan kewirausahaan kepada mahasiswa.
Tapi trasnfer pengetahuan belum tentu berjalan, sudah banyak
jam kuliah dikorbankan

kali saya kuliah dosennya tidak ada," kata


Wibowo kesal.

Sementara itu, ketika dimintai


keterangan, Rektor Undip, Prof. Ir. Eko
Budiharjo menegaskan latar belakang
pelatihan tersebut. Ketika berpidato pada
Dies Natalis ke-42,ia menjelaskan pelbagai
usaha yang mungkin untuk mengembangkan wawasan kewirausahaan.
Usaha-usaha tersebut dilatarbelakangi oleh

UU No.2 tahun 1999 tentang SPN yang


diarahkan untuk otonomisasi kampus.
lBaca: Jangan Bisniskan Pendidikan).
Selain dimaksudkan sebagai bekal ilmu

dan pengetahuan bagi dosen untuk bisa


mulai berwiraswasta. apa-apa yang

didapat dari pelatihan tersebut juga


diharapkan bisa ditransfer kepada
mahasiswa. Cuma yang belum dijelaskan,

bagaimana proses transfer per-rgetahuan


tentang kewirausahaan itu berlangsungi)
Apakah seperti proses belajar-mengajar,
dalam arti melalui tatap-muka beberapa
kali, ataukah dosen diharap bisa membr-rat
usaha sendiri dan kemudian mengajak
mahasiswa untuk bergabung? Meski tiik
ada jawaban jelas mengenai pertanyaan

itu. keyakinan bahhwa

transfer

pengetahuan bisa teiap ada. dan kuat.


Buktinya tidak tanggung-tanggung. 560

Pelatihan kewirausahaan dosen


Serrng mengurangi jam mengajar

ibowo, mahasiswa jurusan


Sejarah, merasa ditipu. Untuk

mengikuli kuliah Psikologi


Sosial. ia terpaksa membatalkan janji
dengan seorang pejabat Rektorat. Tapi
setelah lama menunggu, dosen bersangkutan, Drs. Abroza, tidak jua muncul.

Padahal, sebelumnya dosen kawakan itu


pernah memperingatkan kalau dari 14 kali
tatap muka, hanya 10 kali efektif. Tapi baru
6 kali kuliah. Drs. Abroza sudah mulai
absen. Temasuk hari itu. Ibarat mengejar
burung terbang, burung di tangan akhirnya

terlepas. Tidak saja Drs. Abroza tidak


datang, janji dengan pejabat Rektorat pun
batal. Dan esoknya. ketika dikonfirmasi
mengenai ke-tidakhadirannya, Drs. Abroza

mengatakan kalau ia mengikuti pelatihan


ke-wirausahaan yang diselenggarakan Univers itas.

Unsur Paksaan

Pelaiihan kewirausahaan yang


berlangsung sejak Agustus 1999 latu,
memang penyebab banyak dosen Undip
meninggalkan kewajiban mengajar. Faktor

yang membuat banyak dosen mengikuti

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

dosen pengajar dikerahkan untuk ikut.


Pendapat yang mendukung pelatihan
=E itu juga datang dari pihak lain. Yaitu dari
o
l
Yusmilarso, Kepala BPP Lemlit Undip. Ia
bahkan merinci latar belakang pelatihan
tersebut. dengan menyitir PP No. 61 Thhun
1999 tentang penerapan PTN sebagai
pelatihan tersebui. selain ketertarikan pada
badan hukum. Menurutnya, PP itulah yang
dunia kewirausahaan, juga disebabkan
menjadi dasar pijakan pelatihan
adanya paksaan dari pihak Fakultas.
kewirausahaan ini. "Tujuan pendidikan
Paksaan secara tidak langsung itu berupa
adalah bagaimana kita bisa menghasilkan
pemanggilang terhadap dosen-dosen yang
lulusan yang berkualitas," tegasnya

tidak mengikuti pelatihan. Dirasa masih


kurang, paksaan tersebut juga diterapkan
dengan penunjukan nama dosen secara

langsung oleh pihak Rektorai. Aneh


memang, sekaligus lucu. Aneh karena
pihak Universitas ternyata menganggap
pelatihan kewirausahaan tersebut lebih
penting ketimbang mengajar, sekalig"s lucu
karena dosen-dosen yang sebagian sudah

berumur itu ibarat terkena ketentuan


kuliah: minimal 75% kehadiran.
Untuk lebih memperkuat keserrusan
pelatihan itu, turun surat keputusan Rektor
yang berisi nama-nama dosen yang harus
mengikuti pelatihan. Celakanya, banyak
dari nama tersebut adalah dosen yang

mempunyai jam terbang tinggi. Jadi,

jangan heran kalau kejadian seperti yang


menimpa Wibowc, tidak hanya terjadi di
Fakultas Sastra. meioinkan di semua
Fakultas di Undip. "Saya hampir tidak
dapat ikut ujian semesteran. Sebab setiap

bersemangat.

Niat itu tentu luhur. Sayangnya.


meninggalkan mahasiswa jelas sangat
bertentangan dengan niat baik tersebut.
Pelatihan yang berlangsung dari pagi
hingga petang itu, memang menyebabkan

dosen tak bisa menengok keadaan kelas

yang ditinggal. Lebih-lebih, pelatihan


berlokasi di kampus Tembalang, yang jelas
amat jauh dari fakultas non-eksakia. Dan
yang paling berperan, tentu paksaan dari
fakultas masing-masing.

Resep paksaan itu memang terbukti


manjur. Terbukti, para dosen lebih memilih

"utamakan selamat". Di Fakultas Sastra,

misalnya, dosen lebih memilih


meninggalkan kuliah. Bahkan agaknya
sikap kewirausahaan mulai terlihat. Ada
saja dosen Fakultas Sastra yang
mengurangi jam kuliah, dan sebaliknya
menambah jumlah kehadiran di pelatihan
dari dua menjadi tiga sampai empat kali.

, Tapi lain di

Sastra, lain pula di

Ekonomi. Suharnomo, dosen jurusan


IESP (llmu Studi Pembangunan), lebih

mengutamakan

kuliah

ketimbang

pelatihan. Ia bahkan bersikeras pelatihan


itu dihentikan. Menurutnya, pelatihan itu
hanya buang-buang uang saja. "Kasihan
sekali mahasiswa saya. Kalau mengikuti
pelatihan, kapan lagi saya bisa mengganti

6 pertemuan yang

dikorbankan?"

tandasnya. Karena sikap kerasnya itu, tak

pelak ia dipanggil. "Tapi Dekan


mendukung sikap saya," tambah
Suharnomo.
Ketika fenomena di Fakultas Sastra
.

'dan di Fakultas Ekonomi ini


dikonfirmasikan kepada Yusmilarso, ia
justru menganggapnya hal yang lucu.
"Sebetulnya dalarn 15 hari, kalau toh
bolos hanya boleh dua kali saja. Ini kan
soal manajemen dalam proses belajarmengajar. Bisa diatur, kok. Kalau sampai

empat kali tidak mengajar, pelatihan ini

hanya alasan saja. Kami dijadikan


kambing hitam," jelasnya.

Pendapat yang tidak tegas justru


muncul dari Edi Santoso, presiden Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Ia

sebetulnya bersepakat dengan pelatihan

tersebut, terutama jika dikorelasikan


dengan jiwa kewirausahaan dosen yang
masih lernah. Tapi ia juga mengkritik
pihak Universitas, sembari melontarkan
solusi. "Seharusnya pihak Universitas

sudah memperhitungkan masalah teknis


seperti itu masak-masak, hingga tidak

bicara mengenai fungsi

mengganggu

kepada mahasiswa, belum ada hasil sama


sekali. "Seperti kuliah kerja yang dilakukan
Undip di Jepara, contohnga. Di lapangan
ternyata amburadul. Salah satu desan
tempat KKU (Kuliah Kerja Usaha) ternyata
tidak menerima kami," tandas mahasiswi

jam kuliah, " tandasnya.


Berbeda dari Suharnomo, ia tidak

bersepakat dengan sikap mengharamkan


pelatihan ini. "Tentunya kita tidak bisa
menyimpulkan hal ini boros dan percuma.
Yang penting output-nga. Acara semacam
ini baru mubadzir ketika tidak ada follow-

up," jelasnya, berbicara pada tataran

normatif.
Menanggapi ragam masukan tersebut,

'Yusmilarso tetap tenang. Ia bahkan


menandaskan kalau pelatihan yang
berlangsung mulai Agustus ini bersifat
nasional dan sesuai dengan PP No. 61
tahun 1999. "Tidak hanya Undip yang
melaksanakan. UGM bahkan sudah
memulai sejak bulan April," cetusnya.

Hanya Normatif
Pelbagai penjelasan mengenai dasar
pelatihan kewirausaahaan ini memang
bersandar pada tataran normatif. Dengan
kata lain, baik-buruknya acara itu hanya
dilihat sebatas konsep, tidak praktik di
lapangan. Karena menggunakan cara
berpikir itu, tak heran jika niat baik ini justru
ditanggapi dingin oleh mahasiswa. Ida,
misalnya, mahasiswi Fdkultas Peternakan
angkatan '96, mengatakan bahwa semua
penjelasan mengenai kebaikan pelatihan
tersebut tidaldah cukup tanpa bukti tidak

terganggunya kuliah rutin. Apalagi bila

transfer

pengetahuan kewirausahaan dari dosen

yang juga pengurus SEMA Fakultas

Peternakan ini.
Kesenjangan antara teori yang mulukmuluk dan bukti di lapangan jelas terlihat.

Salah satu penyebabnya, barangkali saja,


kurangnya sosialisasi mengenai pelatihan
baik kepada dosen atau mahasiswa,

Yusmilarso mengamini asumsi itu.

Menurutnya, dosen pun sulit diatur. ,Anda

tahu kan, Undip ini bukan birokrasi yang


mudah memerintah dosen." katanya.
Jadi yang perlu dilakukan agaknya

adalah evaluasi secara menyeluruh.


Artinya, dosen yang telah mendapat
pengetahuan kewirausahaan harus
dipantau apakah dapat mempraktikkan
ilmunya secara tepat dan menyalurkannya
kepada mahasisWa. Barangkali dnngan
demikian, impian Prof. Ir. Eko Budiharjo
akan terjadi transfer of knowledge dapat
terwujud. Tapi, bagaimana bila karena
keranjingan ngobyek di luar, jam kutiah
tetap dikorbankan? Ah, entahlah.+*
Hendra, Lutfah. Intan

i;rii.iitl

iIl!!tx

56

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

\rrE
'i.#^

Mereposisi Gerakan, Mahasiswa


Gelombang reformasi bergulir, perubahan pun tak bisa dielakan. Tapi kini partai dan
politisi mengambil alih komando. Sedang mahasiswa kembali ke kampus. Apakah
perjuangan sudah selesai?
gent of change adalah julukan bagi

mahasiswa. Stigma itu muncul


bukan tanpa alasan. Berbagai
g6lombang perubahan yang terjadi di
penjuru dunia tidak lepas dari peran

perubahan. Reformasi pada Mei 1998 yang


berhasil menggulingkan Soeharto, adalah
buhi nyata betapa gerakan.mahasiswa tak
bisa dikekang oleh konsep apa pun.

mahasiswa tak lagi diperlukan. Peran


kontrol mahasiswa terhadap pemerintah,
kini sudah diambil alih oleh partai potitik,

dan juga parlemen. Akibatnya, tak


berlebihan jika kondisi gerakan mahasiswa

saat

mereka. Bahkan di Indonesia, mahasiswa dikategori-

ini

dikatakan

sama dengan kondisi


pada tahun 1980-an,

kan sebagai kelas menengah yang dipercaya

ketika masih diberlakukan NKIVBKK.


Oleh karena itu,
yang perlu dilakukan

mampu membawa angin

perubahan. Pada 1928

misalnya, sekelompok
mahasiswa berhasil men-

sekarang

jadi tonggak kebangkitan

melakukan reposisi

nasional karena berhasil

atas gerakan mahasiswa, Akan kemana

menyadarkan pribumi

setelah reformasi ini?


Benarkah tugas para
agent o! change telah
selesai, dan saatnya

akan kekejaman perrjajah.

Walau masih bersifat


partikularis, gerakan itu
rnampu menjadi panutan
kelompok-kelompok yang
muncul sesudahnya.
Keberhasilan tersebut

Demo Mahasiswa di Geduns MPR/DPR


Perlunya dibentuk Network antar mehasisrva

terulang kembeili pada 1966. Ketika


.bangsa ini dihadapkan pada eskalasi
pelbagai krisis, sekelompok mahasiswa

yang tergabung dalam Komite Aksi

Strategi Meniaga Eksistensi


Namun seiring perubahan di negeri ini,

gerakan mahasiswa juga mengalami


kegoyahan. Reformasi yang berhasil
melahirkan presiden Abdurrahman Wahid

Mahasiswa Indonesia (KAMI) melemparkan tuntutan yang dikenal sebagai

-melalui pemilihan yang demokratis*pada

Tritura (Tiga tuntutan rakyat). Gelombang.


perubahan masih bergulir pada periode
1970-an. Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap bantuan ekonomi Jepang

nyebabkan gerakan mahasiswa kehilangan


peran. Ia taklagi diperlukan keberadaannya
dalam kancah politik negeri ini.

akhirnya secara tidak langsung me-

membuat sekelompok mahasiswa

Lance Castle, misalnya, dosen iamu

mengajukan protes. Sayang, peristiwa

pada Universitas Gadjah Mada (UGM),

tersebut kemudian berubah menjadi


tragedi mengenaskan yang kemudian

Yogyakarta, mengatakan bahwa sekarang


saatnya bagi mahasiswa untuk kembali ke

dikenal dengan sebutan Peristiwa Malari.


Akibat peristiwa tersebut, maka sejak

kampus dan.belajar. Hal serupa juga


dikatakan Deliar Noer, ketua Partai Umat

tahun 1980-an, gerakan mahasiswa

Islam (PUI). "Mahasiswa itu tugasnya'cuma

dipasu,ng melalui konsep Normalisasi

belajar, nyori ilmu, dan mengabdikannya


kepada bangsa setelah lulus."
Tidak dapat dimungkiri, kevakuman
gerakan mahasiswa akhir-akhir ini taklepas
dari peta politik negeri ini. Reformasi yang
berhasil melahirkan sejumlah partai, dan

Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan


Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) .
Selama itu, pelan namun pasti, gerakan
mahasiswa yang menjadi ujung tombak

perubahan, mulai dilemahkan. TaPi


kemudian sejarah membuktikan bahwa
mahasiswa memang tak bisa lepas dari

HAYAMWURUK

adalah

r Th. XIII/2000

Tempo

kembati ke kampus

untuk belajar?
Ali Mufidz, dosen
FISIP Undip, menggambarkan gerakan
mahasiswa seperti penghancur tembok.
Ketika tembok kebekuan terbentuk dan tak
ada satu kekuatan pun yang sanggup
mengahancurkannya, gerakan mahasiswa
tampil. Namun, setelah tembok hancur,
bukan berarti tugas mahasiswa selesai
Sebab, dikhawatirkan akan' ada tembok

di tempat lain. Jadi,


perlu
suatu strategi
membuat
mahasiswa
pengawasan. Menurut Ali Mufidz, ini bisa
dilakukan dengan membentuk semacam
networking gerakan mahasiswa antarkebekuan baru

daerah.

Semeniara itu, Nurhidayat Sarbini,


juga staf pengajar di FISIP UndiP,
mengatakan bahwa selama ini ada
kecenderungan stamina gerakan
mahasiswa mulai menurun. Dan ada
kecenderungan untuk mulai mempertentangkan ideologi. Menurutnya ini
mengkhawatirkan. Sebab pertentangan

juga sekian banyak tokoh-tokoh vokal,

ideotogi akan berdampak pada dipilihnya


isu-isu yang akan diangkat. Dan biasanya,

menyebabkan pengawasan dari

isu yang diangkat hanyalah isu yang

al

I:
l,t;
I

;:

:l
;{

tataran lingkungan sosial. Di sini stigma


bahwa kampus adalah menara gading,
harus sebisa mungkin diminimalisisr.

Strategi yang bisa dilakukan adalah

!,)

ii
is

dengan mengangkat persoalan yang amat


kental kepentingannya dengan rakyat kecil,
semisal mengenai kodisi buruh.
Di samping alternatif tersebut, ada juga
resep yang ditawarkan Ali Mufidz. Menurut

ri
tq

.iri

ti

st

*t
B::

s"

li

i.iJ
&a

dosen FISIP ini, perlu dibentuk networking antargerakan mahasiswa masingmasing daerah yang diwadahi dalam
suatu forum. Forum itu tidak bertujuan
menyeragamkan pemikiran seperti yang
terjadi pada masa orde baru, tapi hanya

ffi

ii

sebatas forum koordinasi

ffi
,:'i

'::,

:.i

l-s d;

guna

mendialogkan perbedaan-perbedaan agar


tidak menjadi pemicu perpecahan. Forum
itu digunakan untuk merumuskan isu yang

s."

akan diangkat, yang sebelumnya harus

terlebih dahulu melalui dialog yang


matang.

Bila masing-masing daerah


mempunyai forum seperti itu, maka isu
yang diangkat pun tidak saja isu yang
bersifat nasional, tapi juga isu lokal.
.Pengawasan bisa dilakukan terhadap,
misalnya. tentang permasalahan politik

5*a

r'&

uang dalam pemilihan walikota,

penindasan buruh, dan lain-lain.


Setelah forum itu terbentuk, yang tak

boleh dilupakan adalah networking


antardaerah. Dengan demikian gerakan
mahasiswa akan lebih terorganisir secara

menguntungkan payung ideologinya


belaka.

Itu memang masalah klasik gerakan


mahasiswa. Bahkan pada masa pascareformasi yang belum lama lalu, jelas
terlihat bahwa gerakan mahasiswa
terpecah menjadi beberapa bagian. Ada
dari bagian-bagian tersebut yang masih
berhubungan. Tapi umumnya masingrnasing kelompok mahasiswa tersebut

tebih baik, dan diharapkan dapat.


Tempo

mengoptimalkan perannya sebagai agen

perubahan sosial serta pengawas


perubahan itu sendiri.*

Alina

berjalan sendiri-sendiri.

Namun pada dasarnya, Nurhidayai


tetap bersepakat bahwa mahasiswa harus
melakukan fungsi pengawasan sosial. Ada
tiga alternatif format pengawasan yang ia
tawarkan. Pertama, format gerakan dalam

kerangka intelektualisme.

Ini

karena

sebagai insan kampus, mahasiswa dituntut

untuk mampu berbicara dalam tataran

filosofis. Alternatif pertama ini


memfokuskan pengawasan pada pelbagai
penyelewengan di lingkungan kampus.

Kedua, mahasiswa bergerak dalam

58

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

I
'1

The Warlord
Hasto Suprayogo*
esierday, I watched an interesting
news on TV An exclusive interview
with the warlord of AGAM (the Flee
,Acehnese Movement). His name is Tengku
Abdullah Syafei. He's willing to be inter-

Acheh? Is it the Indonesian who replaced


the Dutch position?
We do know that the Achehnese have
so many contributions on the Indonesian
struggle from the Dutch colonial. Moreover,

viewed by SCTV reporters after public


heard rumor that he was shot by TNL He
said that he still on a good condition. He

even until today the natural resources,


which are oil and natural gas support the

wasn't wounded at all. He even took off his


shirt to convince the audiences. Moreover.

for their contribution. They get noihing. It

he told that it was just propaganda from


TNI (the Indonesian Army) in order to
weaken the struggle of AGAM warriors. He
said that him and his people would never
stopped fighting until they got their freedom. free from what he called as JavaneseIndonesian colonialism and impe-

misery. They are weak in economy. They


don't get good education facilities from the
Indonesian government. Worse, the Indonesian government was using Acheh as
DOM (Military Operation Areas).
How the Indonesian government un-

Indonesian economy. But what do they get


is no longer a secret that Achehnese live in

rialism.

Then. I wonder whether what


he said was true. That Indonesian

ternational Commission for Human Rights. I don't know quite

to Indonesian. However, I respect


a lot on his courage of standing

sure whether we should be proud

or we should shame with that


However I do believe that everyone, every nation has the
same rights for self-determination. And that there's no one
should ever interf.ere with that.
God has create us in so many

straight for what he believe as


truth. How he joined AGAM when
he was only teenager. Such a disgusting that untiltoday they're still
suppressions among people in this

country.
I still remember when I was in
elementary school my teacher told
us a story about Tjoet Njak Dhien.

kinds, so many nation, not to con-

quering each others. but to know


each others. To live together in

The greatest Acehnese warrior


who was a woman. How she

belief.
Does the same situation occur again in

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

edy, May tragedy, Semanggi tragedy (the


overthrown of Soeharto) and many more.
Jhe result is we?re losing East Timor as our
27tr' province. This'prestige" has
placed Indonesia on the top rank
of the most dangerous country for
human rights according to the In-

has occupied the acehnese


people. I can't imagine his hates

foughi side by side with her husband named Teuku Umar against
the Dutch colonial. They fought
because they believed that Dutch
government was trying to conquer
Acheh. They keep fighting, however lhey knew that their enemy
had more power than they did, and they
stood no chance against their enemy. Nevertheless, they believe that their struggle
was based on a holy mission. A mission to
free their land, iheir people and even their
lives from evilness. A struggle not only for
them, but also for their offspring in the future. And they died for that. Died for their

AGAM fights until today is proving that


those kind of treatment is still practiced
there. How tragic. It's very shame for us
who claim ourselves as civilize nation but
act not more than a barbarian does.
Surprisingly, the human rights abuse.s
were not only occurred on Acheh. Many
reports claimed that there have been so
many government repressions all over the
country. On Irian Jaya (the free Papua
movement). East Timor (Fretelin's fighrl.
Lampung Tanahabang (killing of the islamic demonstrators), the July 27th trag-

peace and harmony. Our


country's founding fathers had
taught us to respect pluralism.
Those differences are basic parts
for progress. They had showed us
that by combining every elernents

of this nation we could buitd


der Soehario's rule threaten the Achehnese
under military order. By claimed that the
Achehnese's trying io rebel, Soehartos cold
blood government tortured the Achehnese.

How not only men but also women and


children were slaughtered. It's keeping
Acheh as an isolated area. And spread out
news that the Indonesian Army is trying to
overcome the security's problems. That
they only destroy the rebellion. And the

new life. life, which based on the


respect of human rights. And I'm
sure that we don't want our children remember their parents as barbarians,
So, let's neglect the differences between
us, and combine our minds and hearts for
the sake of the future. Our own fuiure.*

* Mahasiswa D III Bahasa Inggris

59

P4;r4, 5444t*/r" E

&

Sao.ln

,,,5o*, $rr/'d/r D
,'1,,

-</,1/^7/^+fulaa,&

.i.,,i.'..,.i'...i..,.'ii....i.....::::'

',H

144fl;,114.4:

v,.

t-:
3-1

tu

H
#*

}I
'i.$i{",i

ffi.

ffi
ffi

1qS
2,,*),

..&

P^;4i''

Se.{r"l,".(,,1f,r"1t,

/;"

r04^e-1,

l/,"4^/,">

t//^*

^/-r"l/*r*

u^h.A'l'a'""a+
l' r-t^^.*a I *azr"t, la"t, l*nn+$,

aX oln L 6aa^+

^hrl,^ry

nt l w

/ull l^,*t"'

fu^;*Pn^otry
1/,,1L*aa/..r4"1,

P,I
,

,l* r^eru
t

,tt ,,t,

u4/-ll t/At/^4-

tu*

'

,,,..t.,',ttt't.,

/* az*r&ntltt^6alt'p*

alt+**,41ry

/r4!"!'! ;?;,,:"-

I"r"rn;"-t'pt*t^6*4*

l*dt,

','
''',,

1,44'
,

;lo*';lo*

"

!irl

::,

t
:: " :

**rtl"pbdr",r*

'",ttttt
t'

:,

"" :,'

::,,i',

i+*!i,l);,,.,.,.

P^'1"'"-

tl;i,u,r*/& lafulr, i;4,ln l^i*

"*gl'*l'a

'-'ltl
";.,,

/L ta^'r

.1.,..,

tt,tt

':::::::,,

.,1t,,

awa+*

?*.n,,tzlrola+!
7tn4t^ltu*rr"^1A/;f^t/-

:r,,

+w*rr*yl*r;

:,"

,,li ,i.,,,

,1..

lafuf l'A;

' fufu4

",':,t.741r1o+

Y"ray'/,t^,12a,

ie

q q,

ffi

t,lt,l,'t#,*^1"Ldr^r*r4?i""t.,'''i,',,t;'l:::'.i..)r
f*rr,r"6 * ar""lr 4,
*l,aw a a*^t*

fu'*'''^'ba't t4n?4 /'lL

i
i

I00

H4YAMWURUK :No, 1 Th,:xIrI/2000


':

' I

'

S,I

uryono,warga

dilakukan UKM ini. Di


antaranya di wilayah

kelurahan
Meteseh,
Tembalang, tak pernah
menyangka usaha
warung kecil-kecilan yang

UKM-rrya*Wong Cilik,,

Meteseh,

kecamatan

tmbalang, dan di wilayah


Gunung Pati. Selain itu,

ungkapan terima kasih


digelutinya akan mensebagian
besar warga,
dapat bantuan. Thdinya
Pengembangan Sumber Daya Manusia (7SDM)
setidaknya menunjukkan
Undip
ia mengira para mahaturun ke'lapangan, membantu permodalan dan betapa UKM ini cukup
siswa yang datang ke
pemasaran pengusaha kecil, Benar_b enar pengentasan berhasil menjalankan
desa itu bertujuan untuk
programnya.
kemiskinan, atau sekadar menjadi sinterklas?
KKN. Tapi ia kecele,
Keberhasilan PSDM,
sekaligus senang. Ternyata mereka
dengan tujuan membantu masyarakat
terutama dalam pr"oyek
bukan hendak ber-KKN, melainkan bawah yang
terkena dampak krisis pengucurankredit, memangdisebabkan
mengadakan survey untuk membantu
ekonomi. Awalnya. beberapa oleh banyak pihak. Di antaranya

permodalan para pengusaha kecil.

"Saya mofur nuwum sekali, Mas.


Dulu sebelum mendapat bantuan,
warung saya kecil dan dagangannya

sedikit. Kini alhamdulilah sudah


banyak," jelasnya dengan mata berbinar,

ketika Hayamwuruk berkunjung.


Menurutnya, berkat bantuan modal itulah usaha_
nya lebih berkembang.

mahasiswa mengajukan surat

permohonan kepada Rektor undip.


Eko Budiharjo, untuk mendirikan

Ir.

jaringan yang cukup kuat, terutama


di

kalangan koperasi. Banyak koperasi

sebuah yang menjalin kerja ru.u inngun psor'r


lembaga yang berfungsi memantau dalam soal ,urr"y kelayakan.
Bahkan
perkembangan harga gula dan beras, ketika daerah
yung airurrey belum
yang dianggap sering merugikan petani. memiliki
LopLruJ, PSDM juga
Rencananva, PSDM akan dijadikan mengambir
,Js,r,vrr rqrrgnqrr_rdilgKdn
langkah-langkah tnlsla
inisiatif

organisasi tingkat universitas

seperti

untuk pembentulan kopeiasi.

Jaringan yang kuat


semacam itu memang tidak

Dewa penyelamat,

bisa terbentuk tiba-tiba.

agaknya itulah anggapan

Referensi beberapa tokoh

sebagian besar warga

PSDM memang menun-

kelurahan Meteseh, kecamatan Tembalang, ketika

jukkan bahwa

dimintai komentar mengenai Pengembangan


Sumber Daya Manusia
(PSDM), sebuah Unit

Kegiatan

yang menarik

adalah

kuatnya kesan bahwa UKM


ini diback up oleh orang-orang penting.
Pada peresmian pSDM

Mahasiswa

(UKM) di lingkup Universitas Diponegoro. Meski


agak berlebihan, kesan

tahun 1998 lalu, misalnya,


tak kurang para pejabat dari

seperti itu tidak bisa

disalahkan. Maklum, ini


pertama kalinya warga
setempat memperoleh Benqkel sepeda motor
kucuran dana yang cukup

mereka

bukan orang baru dalam


bidang ini. Tiapi selain itu,

Salah satu anak asuh pSDM

besar untuk menambah modal usaha.

Diback up Orang penting


Berbeda dari UKM lainnya, PSDM
berkonsentrasi pada pengentasan
kemiskinan. Sasaran pokok program
mereka adalah petani, pengusaha kecil,

dan nelayan. Program penyuluhan


mengenai manajemen pemasaran,

pengucuran kredit, adalah salah satu hal


yang sering dilakukan UKM ini.

Dilihat dari usia, PSDM tergolong


muda. UKM inididirikan pada 199g lalu.

halnya Pusat Studi Wanita (pSW) atau


Badan Konsultasi Hukum (Bh,H) Undip.
Tapi ada beberapa persyaratan yang tik
bisa dipenuhi. Salah satunya kehadiran

dosen yang langsung berada di bawah


lemlit. Oleh sebab itu, derajatnya diubah

dari organisasi universitas menjadi


sekadar Unit Kegiatan Mahasiswa
(uKM).

Tapi meski hanya berstatus UKM,


PSDM sudah menunjukkan prestasi yang

cukup mengagumkan. pelbagai proynk

pengentasan kemiskinan sering

jajaran pemerintah daerah


tingkat II Semarang.
Teguh

anggota DPRD II, juga


gubernur, turut hadir. Kesan

itu makin terasa,

ketika

r:ada awal kepengurusan, pSM berhasil

menjalin kerja sama dengan


Departemen Koperasi, yang berujung
pada kucuran kredit sebesar 35 juta bagi
pengusaha kecil di wilayah Meteseh.
Prestasi itu memang mengagumkan.
Thpi tentu saja, banyak orang berkernyit.
Menjelang pemilu tahun lalu, mobilisasi

Partai Daulat Rakyat pimpinan Adi


Sasono merambah masyarakat melalui
jaringan koperasi dan LSM. Bahkan
Urban Poor Consorsium (UpC) pimpinan
Wardah Hafidz. menemukan bahwa

HAYAMWURUK No. I Th. XIrI/2000

pengurus sendirilah Yang


kadang mengeluarkan dana
pribadi. "Teman-teman
banyak yang menggunakan
uang Pribadi untuk oPerasro-

nal dan surveY ke daerah,"


tegasnya.

Suku Bunga

Yang

Tinggi
Namun sekeras apa Pun

tudingan dialamatkan

ke

PSDM, toh fakta membuktikan kalau masYarakat banYak

terbantu oleh Program UKM


tersebut. TaPi tetaP saja'
ganjalan masih ada. Salah
satu masalah Yang dikeluhkan
penduduk Meteseh, misalnYa,

adalah suku bunga Pinjaman

A bunga ini' sebagaimana


t dikabarkan oleh BPD Jateng'
E banyak dana Pinjaman dari
Depatemen Taksin Yang tidak
diambil' RuPanYa sebagian

Penqurus PSDM sedanq rapat

warga memilih untuk tidak

dana
.Rawan penYalahgunaan

Dan agaknYa, PSDM adalah satu-

PDR menggunakan proyek pengucuran

satunya UKM di lingkungan Undip yang


mempunyai sekretariat mandiri' Bahkan
Pembantu Rektor III, Ir. Budi Prayitno,

kerdit sebagai ajang untuk merekrut


pemilih.

GencarnYa Program PSDM'


terutama di Meteseh, disinyalir sebagai

ketika diminiai konfirmasi mengenai


dugaan ini, membenarkan' "PSDM ini

Mengingat dalam kePengurusan


pertama, UKM ini sudah berhasil

rawan akan peyimpangan, karena sudah


mulai berhubungan dengan dana besar,"

bagian dari permainan politik itu'

memperoleh dukungan dan jaringan

yang kuat, tudingan bahwa PSDM


*nrupukun bagian dari mesin politikAdi
Sasono kian berkumandang' Selain itu
juga disebut-sebut kedekatan antara

!elasnya.

menurutnYa hamPir

Selain itu,
semua UKM di UndiP tidak tertib

'

beberapa tokoh PSDM dengan

dedengkot Partai Daulat Rakyat tersebut'

Tapi hal itu dibantah tegas oleh


pngurus PSDM. Menurut Bastanul
Siregar, anggota Departemen Litbang'
memang ada kesamaan jargon-jargon
antara PSDM dan Partai Daulat Rakyat'
Tapi tidak berarti ada hubungan khusus
antara keduanYa'

Tapi meski demikian' toh sulit


dipungkiri kalau UKM ini memang
berlimpah dana. Pada awal kepengurujuta per tahun'
san saja, rumah seharga 4

beralamat di Jl. Wonodri Baru III'


berhasil dikontrak sebagai sekretariat'

adminstrasi. Jadi pihak universitas tidak

tahu ke mana saia uang mereka


dibelanjakan. "Kami tahu kemana
mereka mencari dana karena biasanya
proposalnya kesini dulu' Tapi seteian itu
dananya dikemanakan kami tidak tahu"'
jelasnya.

Ketika masalah rawan dana ini

memanfaatkan dana tersebut, ketimbang


terbebani oleh bunga. Bahkan Nurhadi'
seorang pengusaha krupuk, menyatakan

tidak berani lagi menggunakan dana


pinjaman. 'Agaknya kami tidak sanggup

dalam jangka'waktu sesingkat itu'


Penghasilan kami tidak cukup untuk

i
t

I
tt!

kecewa.

Agak menYedihkan, memang, jika

bantuan yang masih tersimpan di BPD


tersebut tidak dimanfaatkan karena
masalah bunga. Tapi apa hendak dikata'

bunga merupakan kebijakan internal


pihak pemberi'pinjaman' Dan pihak
PSDM, dalam hal ini, tidak bisa berbuat

banyak. Agaknya perlu dicari sebuah

ketua umum, membantah keras'

MenurutnYa, dalam ProYek Pen-

Basfin,Teguh

"Bohong. Anda jangan PercaYa itu"'


tandasnYa. Ia PunYa alasan'

mengangsur pinjaman yang bunganya


juga cukuP banYak," ucaPnYa agak

formula baru agar dana bantuan kepada


masyarakat bawah tersebut lebih bisa
dimanfaatkan secara oPtimal'*"

dikonfimasikan kePada PSDM, Soleh'

jika harus mengembalikan pinjaman

dampingan, tiCek ada satu pun pengurus


PSDM yarrg rnemeganq dana langsung'

terutama dana untuk pinjaman kredit

usaha. Bahkan menurutnYa justru

63

HAYAMWURUK

xrII/2000

=,

,:+

FAEA

H}ilH[INTIH
Ernest Hemingway

Pintu fudain akan

n elangkalt

nt

ilikl hnd terbwka dan daaorang

a.wk A,L:reka ru engatn bil tem pat di k"rr:i

tjungltanglain liick-,Llatt tnt

berLakaptakap rlangat Gto rge kc/ika

pojok
dan

'l'lk-t tidaktaltu,"u/ah aorangdariru araka nt anfaw

ab.

'Ft taltlab," knta ..'1J. "A,b tidak tabt n

au

n akan

kk)Jahidi

nt

yapojoknt

ent

bamm enu.

Dati

Io

n / at ap a y u tt

ar y a kaa

/ u Ii.t'

'L,laktnan i/u r.ru/uknt akan


'

Di luarruata ynt akin gekp.Innt pujalan di harjcadela

n ay,rk

ngan btalL apeldtn

ltrblr ktntung,"utap /aHJak)pertam a.


'\hng i/ t b lum lerv dia,"
'

oPo."

ertka

ulang

'Kau hendakm akan upa,,4?"

64

',,kr ptan tlagingbabi panEgangde

'Llau pe:an apa/"tan1a George

rn enlala. Dua

angaw oti m crtka. la

Kau il.ur ttt


G

rge

cn

I i rn

a, b an gta I ! "

nt a/am,'.' jt/atGeorge.

dalul ku n n 1, a n un li.junt 6."


n o le

'5?karanSbaru

lt,@.iun tli n din g d i

la ka ng

tirai.

jam 5."

HAYAMWURUK No. 1 Th. XIII/2000

Catw
a ittr ru onunjuk"knn

'Jan di dindingru
bu lu

'1,7lan s."

pufurl5 bbih dwa

",4t akpin tar lagi," kata -41. 'tsa kan kalt dia an nk

h," b an ta h la ki'laki fu du a.

'Jun ita terlala cePal 20 m


"1 lu

en

yangpintanNkd"

il"'

"Ko tu in i pe n

h,per*tan denganjam ilil ! knta ldkiJaki perl0m a.

George m

".-!talang hisa kaa .tvdiukan sekarang?"


",rLJ a b
p c sa

rm

n d agi n g

i d an t e I u n

lt a b

kru kt t

pe san

dan

iri v n d agi n g b u b i p a n gga n g

am dengan kacangpo long dan

ltr

u n

kn

d. Begitil a c ataru u
-l

t,

biw m

'14fu.r

ja.

"

daging habi ltangangdan tehrn bati.

!'

Ba n

d ttgiry ltabi pt rt141 t tt.t1

a ?"

lanl t,4/.

ar$

n t ar,"

ar an akpi

kt

wrangtangan.Outrp n til,giluLt.\t

'21pa1ang kaa lihal?"lilaxm

alal Ceo rge.

en

"l'idakada,"

ankthilan

an g di kun cingka n di tl ad any a' fuhr kan 7 a kc dl pa tih d engan

'Jangan bohong.'lhdi kytu

n en andangfu."

bibiryangtipit lam engenakan tyd trtradi khetdun anang

'I\h ngkin ia ltany a bern

ak':'u d

"t1kt p e u n

n d agi a g

sa

b a b

ip

n gan

"

d a n le lu r,

fula laki-ldki lalilnJd. Dia seufuiran le ngan,4.lilaka


n erela berbeda,lapi n uvfu berpafuian vperli wudara
furu banKrdaanyant

em

d ti d u k

ka

ke t i l. Me re

bertanpupadam

akaim anle lpa$anglangt'erlalu

n n

b u

i ng

ktt k d e n ga n kt d u a

i ful

'Bir ti h

er, h

o,

Lianl

gin,ge

a.y an g fur.ri b a I ka

n ladi.

?"

"

l'[ax" a t a

lakilaki sta

n1

a"',$a

x ba lan

"

'J a d i cli a

'\[ert ka ,'en ua tlalang kt tini dan


n

ar,'

'.lacti fuiu

n a latn h ai ?"

kl

ta

tt

m akan m alam

."

ilpa n aktr

'Dia

bo

en eru

*-qn

anakpin tar di uiungwna/"4 berlatl'a

d n y a ?" I a n

Kaa * bai k n1 a n

'21pa

berlanlapada Ceorge '

'

u."'

Ya

Ni tk

n u

ru t, a n a kpin I ar," la tu -' U,

\ iik

ini?" tany a Geotge.

uravn n u," kata,4l.

O rung

akru dm

"Siapa.1

atg

ml a

it

'l"lpu
ang bern bu h

'Sirpu n an um u?"

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

ak "

ini."

k ini."

'Kaa taha di m an a kaa betada?"

gi I a,''117"

h e

lo b," kata,'71. Dia bupalingpada

ru e nt a

n tk;ndn1'u?"

"5'nrah dia

ktcil'

u'Si Negro'?"

n egm-y an,g

'S'uruh dia kt

a?"

ary fuia til ak" sha t lakiJab.T

tsa kan kn lt

beret. I ttr hagtrs''l

'Si negro."

pi6r itu btnar?"A/.

tIa

s. " Max b e rp a li tt g p

dapur?"

rge.

an akY ang Pin tat',

lx n

anakpintar," kala Ala:ipadaNitk' "Ptgiiah

'Bu kan

li n ltr." ktl,s Geo rqe.

"Say

an;y a

bejalan ke belakangn ejo.

lt."

'Kau
"

''l-id.akad.a m aksud aPaaPa"'

'Mereka caru a m akan m alam ," kata tem aa n-ya'

co rge.

b, ia w orangpem i kin" ktla,'71. l'fure ka

",zltla apa

Il u b

.re

a.wktliiela.r?"

pikir .nn uanya

"[ Iei

ta4yatll.

"lin

pi kir

'Sliapa naru a

'

ab n//t ann)ta,

an g di / a fur futn di ti n i pad a

ujal

rlaw a,"Maxberkata padatry a.'Kau

l.e

lertatu a tum

'Bai HalL," ko / a C

'

'Tidak;'jaw
a

tidukl>erht

rh

fu ty'ungwnadangan lem anrn

'Ftrnalt n e'ndengar itu?"tanya-tllpada lem annya.

llp

Kau titlakpe

pada l\4ax.

kktla ini?"

kr

"Pttncak

'

rya taa,

wukm.

rt le," ktta George.

'Ko la in i pan at," futta


oranga

'

'0

lvlaktutlbt,apa kna prttt)drvrilalu)angbiu dim intn

'

George tertaw a.

z1/. 'Dia

efa.

'Wa-yungbita diru in,aru ?"tanlaAl.

'

.4.

tdngdn.

'

fun hn3

n aktn.

m ercka

lopi dan m

rn engenakan

iivn

enaluppinhlyangm enuitt daput

m akan lanpam ahpa*an

'l4k* peran dagingbabi dan le lur,"polonglaki-laki


yangdipangil,4/.la

/ a Mtx la n utt b u t 3h r k
tehr.
Ktdtru /ukiJakt itrt
dan rn engaru bildagingbabi dun
'

buatkan dagingbabi dan tehtr,iritan

em

elelak'bn duapinggon di n cja. '5'u/rr lttt"i.':i

'Daging babi dan le ht r,"

akan m alam

kt:

l4ax

htn /upu?

"Apa

"'
uayangkantipewn alalaltnena makan nalant '

'Sem

k.pi n ta r," kata

Yang m an u pe san an

'

kuuh m enlega,diturt bah buhur ken tang."

,)Il a ru en t

ana

nhrDiam cn batu a lagi duapinggan fudl bnii

qorunglah n
ay

daXiry babi da n te lur, whny

Kau b ita

bitlik"

tlan klanalatr

"/lkt

ta n dw i c h, " kal a G e o rge,'

aru

at

"Aku lalLu pris di

ltick'
la ki

r n an

L'la

ana afut taal ini," kalu

x' lfi a kam i

lee

li lt a la n

b o

/tki'

tht h ?'

65

'Unluk

'Bicaram u.7ang bodo lt," kataA padanya.

ktu

apa

berdebat dengan an

akini? Dengar,"dia berktta

"Akan ku beritahrt kan ," kata Max. 'Kam i akan

kan kau Perba at terhadapnl a?"

'Ya."

@ayngakan kan iperbuat nrhadap vorang

Pin lu dapar terbuka dan 5'il\egru ru

'

'Ilu kalaa dio

tanyanya.Daa laki-laki di ufungru tm andangnya.


tsai

H a lt, Negxt. Kau

ek

fu kinj

a,

rd iri di san a, " kt

berdiri dengan

Sam , Si llegro,

cm an dang da a

oih

ru

'Karn i tahu

111.

Ia

m tngen akan

lakilakilang

da du

an

i tu h agu.r

itu

rf alan v

b e

akpin lan"ItkiJaki bernt

I a lt

i\i

t;

de

;:
ff
ri
.;*
I

ffi
ffi
ffi

an

m enjadi

"Kalau

kdai

fu e ngapa

nn pat

'Me ngapa lid ak

fua

kat akon ?" Sa ara./11 l'etfu

tr itt i v m u a

nge n ai

a?a?"

ru

dapan Dia lelah

ngatakan

n-Y

lo m

b egi tu,

repe

eru

an a kpin

d a n an a kpin

tarfu

Aku wdah

kkaih

a."

bual anakpinlarini lerhibun

lan

"

di

in i bis

ru e nghib u t

di

i rn

e re

ka

engifut m ereka teperli wpasang

biara,"

au

Kau pe rn a h ti nggal di b i ara

'

n ngataktn
e

apa

n en ltrtkajande la fucilnnpatmengiin

A4ax." Dia

dari dapur. 'Kau bhara terlala

-,11

'Kau takfun Pernah lalta."

a de ngan bo lo I

kaa

b e

rkt la kepatl a G

rtiJbtograJ'e

po ko tang u n kt kfb to

'Bicaralah padaku, anak

rgt

rlang adang

erwn

Ya h u

di' Di

i t a la h rupa ry a

tingal."
'Bila

n e lihatjan

din ding.

aday ng datang /atakan

tu kang m

ataklagi lib ur

bariini. Dan /ulau ru erefu le lap ingin n akan, kntakan


kau akan kt lapur lan m en asksndiri.Kaa paharu,

fu t@.

dari dapur. 'Berdirilah agakiau h dari bar. Kau gaser ke

tt k uPa kalian

aluhixorangtem an,anakpintar.."

di

berjalan.

n endengarm a,",41berkala dari dalan

D e n gar, an a k pia I ar. " D i a

ngatur x b

fu h

Ge o rye

piing b n r dan n mopangny

un

'I\tpanla kau wdahPeraah di hiata?"

yangdipikirrya."
"Ah.r dapat

em

wn diri.

pikirl"

"l tei,,4,anakpinlarini lidakm

at

ikian,

'Kaa bicara lerlalu banya[" ktlaAl dari daput. "Si

ngar

l*gm

Lh n uru tm

kiri sedikit,

dem

'?lka harutlel.ap n

au taha ada

daidEar

"llktt tidak o kqn

a:

batlyak"

Bu,Qaa

It4axterusm elihat cerm in relan

tEg

lakm

'Diam ," kcla

apanbenarnla."

'

un

kat t id ak m t ngal a kan x nr alu ?"

'21pa.yangkan

tt

n la,U kttn

m e m b u n u hn1 a?" lony a Geotge.

'l4kt tidaktaha."

l1

kc xn patan

'Kam i ru em bunuhnita untakvorangtem an'I.lan1a

*bttarnya/'
"l lei,t71,"kala Max,'bnakpintarini n

kalian ?"

'Dan dia hanla akan n elihat kam i vkali,"

"./kla apa

'

"

kata,4l dari dapur.

'Nab, anakpin lar," kalaMaxvru bil m ern atlang

in,'

tiln

bunuh,4ndreun ?.fia.yang

em

Dia tidakpern ah d apat

an

n akan iang.

t erm

tkop," fuIa Max

kami."

I ltnry nlah diabab dai km pat m inuru

bio

apapun lerhadap kan i.Dia tidakpernah n ililtal

liltal Geo rge, ru lain kan

n ilihat tenn inlanglerben tangdi belakangtirai.

il
B$

'

n as k,

f, berlaw

anakpinldr,"kalaMaxKita

tar.rel>erlim u.

ia pe rb a at te rh ad ap

pinla lerlulup.

bern ant a A4axda d u k di pofo

ngan George. Dia litlakm

i:t

uanya,

u n tu k an a kl>in

ktcil

b u

d a n S a m, I u kan g

fum bali m enafa lapunReru udian

Lakilaki

vn

'Unlukapa kalian n

'Ken balilalt ke dapur, Negro. Kaa ikat


an1 a, an

6, bukan ?"

strdalt clatang."

'Kau haru t le bih aring ke

akpia/ar,"kalanya.

hnam

"

"Sekali-vhili."

kdi

dapur dengan SiNegro dar

hai,

biura ballain aja. hrnalt nonlon di biot:fup?"

pojoh 'Ya, Pak " katan1a.,4l turan dari ktrrirya.


";1ku akan krru bali

Kad an g-kadon g i a kt tin i.

'Dia dataryfu tinijan

asrk'lLla apa?"

akan m alam xtiap

/"

buktu

lapan "San,"panggilnya.'Ke m ari sbenlar,"

ce fu

ini anlukm

"Dia datingfu

George ru m ba kaje n dek fu t;i$ angberha bu ngan deugan

edirt.Kuu lttha vorunglaki-

Spt

laki bewr bernam aOlellrdernn?"

negro,"

''

xoranglakilub

m em bun trh

"l'idak uda. Gunakan otakm u, anak ltinlar.


lt4enaruln

li d a k m e n gu t; cp ktt n aPa Pu n.

G e o rge

padaGeorge. "Surub SiNgro fuluan"


".$>a1 an4

ura tm u apal ang akan terl'adi?"

' Il4e n

a.

pinlar," kata Max.

anakpintor?"
'

BaiHah," kata

Ge

rge. ",4pa1; ong afuin kaa perbtr

al

pada kam i *sadahnya?"

"ltu lergontttttg,"kala Mox "hu talah talu


ticlak dapa t ka a fu luhl i

vat

in i.

ltoiang

"

&

ffit

ffi
twr
iWR

66

HAYAMWURUK No.I Th. XIII/2000

rr
Cor,y"*
n ililtat kt aruh.iant dinding. Sbfumngjaru cnant

Gtorgtt

hltih lint

n
ak'an ktm

layi kt/aar,"knlaGtorge"Dia

kitar .tt/engalt.jmn

en jela*an

ke

tlt ri

"li

Se

/a ru n g u d a h

nt a.wklagi

tukan!

t:qt'

wkil

tidakn encariorung lain?"lat':iJt/"i i/ir

" \0..U."

.'

"ltu tadi bata t, an akpin tar," kala lt4trx 'Kaa 'tcotang

'Dia tabn aka akan n

\4e re fut ti d a k

'

eledak&am

futta .\Lttx.

'I)agaim ana fungan

"

rul u n

laa

an

akpin lar ini dan :i

/"

"D a rtt. Kita w dah tt h.etti dt

dari duPar.

'14fur

lidakn

ny u

i"

n c.qru

"

ktt n aP a tP a.

"l'leaurttln a dtm ikian

kepalanya"'kala

Til a k " ka t a lvlax'. "l t a ti d a k b t n a r' "1n a k pi n l ar


w ka p ad an 7 a"'
i n i b ai k D i a a n a k a I v b ai k,'llat

riirltn

kthur

am /tbih daaPn /u/t.

en

fu. c i 1.7 u n g tc

'Bnk<tn kah katt tn englo la ktdai m aktrn ?"la bt

.lalan tafa"' kala

iam

.'U

it," kata

bailaqya.

pt ngua a tli hvru . G c tt tge ru c rthal f a ru di n d i ng'

ge I airr

bahu

"l\lcngapa fua

bali

,"

'Kalaa begita aktr ken hali

1e

('trt
Dalan litn a tn e ilt voranglakilaki n atukdan

hin dapal nt akan

"-4kel

/'

""laru

daput:

"ilello,GeorXe,"npanya'

'L-cbih buik kita beri tiia lint a n

bela.Pintu rlepan tcrbalut dan xorangpcngm adi

lrem matttk

nr ularu

lirlukafun datang."

ka'

n,gtr n m e rt

"

ktiny a," kata,'U. "h i gegabult' Kat

'

ltrlah haryak"

hitara

1'

Padajaru

en

'O lt,perxtaa," kala A'fux

am leltilt lin a

"Kita hara.r letaP /erhibur,


fukan/"

pulult lim aGcorXe bcrfuta:'Dia

Iitlakukttn dalun.g."
I) u a o ran g pe I an gan
be

rada di ru ang m

C;

tt

o r,ge

- Se

kt dapur

hdrtt i

kelnar

|u

an

le

h r u t lu k

teo ra n

kt

tga n v

rldn

"ia.ru

t d c ktt Y a
@un I arat Y

berwn dar di bilti.rjen

ck

"ltr
pacuan, an akpin

n trh/n crckant triqq+tt u-in,g.


()eorge ttrtlah m eru bttat.san dwich,

ent

l'furuka

hutgfu'r'wya

be

ka, nt t la / tr ije

d a la,

e&ttt
ktrtas;n en ban,aq'a fu clalant 'dan lakilaki-yan'!ru en

enytbcrutg.Dulmt

k,

a vr

kkan

ny

itq,ar iahrpergi.

ru mt
'

l.ltt a k pi n t a r

''Dia clrtpal nt
,qudit-y-ang

cnt

huik

I ap o / ru

/a kt ka

nga /an1

htt a A'lax

"'
uvkclan vm uanya' Kat afun m endapal
un

ukPin

i\hxn
nt

Ln

r:liltal tenn in

ttilDt t't,O k

uktu.sefahth

'4nlre'nn'

/idak

ru

enit'"

danjan dinding'Jarunt iant 'vtdah

nrtjukkan pufur/ttinh,dan

re

ktn udiail pilfutlttittll hblh

i ktut

lepa.rkrn
".

le

w at

li

b aw a

bt

ru il ltt tt 3."

il
;,

dt tli

n tt1"ttt"t't';

lot p u j tt / a il I i il

m tnte lpan jttfi3)tlnry,luidht

futul d{nt

tht /idakm

a Nit: k tl an tu kang m uw k
atr ru

ttgal,tn i ltal

*it k h
u

rut iri.

etty a nt ltal

"..'1h,"

I'ai," kat't 'fatn


ngalatt ity n"l

in i

tukangrn atak ",'1ktr lidakingin lagi m

trkttt dultn2."
'Karu i uktrn nt tm hei

tk

lopi nt eraka lan pak seperti tepasaagpt lau ak rtn tlt


hiltnran.Cttttrgc k'tu hali lq dapur n clalui Pitt/il llttt

lar."

'\h/"kalaGeorxe. "hill

un

Pt,

berar uka/i. Kat

rrlua ktluttr daripirt ltt. George

nt

rsurt n g

lar."

i a I aru hm I u n g

fur/ at m in)'

be

seharutnyu itutryakfuttn

hundukktdln enYntt bal

ant

ng

Pai iunt

Gro rie.'K,u

.sa/ingm ent anggungi di Prtjok,

rJ a I

ya

pin/0r." Dia berkula luda

ltt. Ni: k'

tukun,q nt tttrktarikul

vhuah

Itro.t
tt lt n I

t t t 1' c

lan,gan.

kril

vbualL futrti dekat.iendttla

rt

elitinkan n antehl'ur1rr.to,

kr d a a ta n,gun

dudakdi

belukttn.q,

daPar.

kt t n. Ia
Pt t tjart3rYt a Y a 1ry te rluh

Di

dapar ia m elihat .'U, toPirtYu


renrluh

dui

n opan pe n de ktry a

dart bu,qiatt pilgqm,q n an te/

lukiJaki

at,g a kt n ru ru b aw at\' u.

|,

selalu brgitu," katu .'11- [u

ksli

baal.wntlwit hiidagiugbabi

eru

rlun

aku

'Kau biaru terlulu ltdtYak

ttr d a lt

Di a b e / n ru pe rn ah n t rua'(m

n u h t ny u -v buhrn

lt a n

'

d t k fu r i I

in i.

ktla t 1' a,'Bi arlalt'"Di't

nt e il

il

il

rld tt'<\t tP

k{trrliun itu bukail uPd4Pa.


'\kre ka akan ru e rn b un a l't O k,'1t drt n n," kala C ea r,qi.'

tm*
'l!olah,-'1l," furta A4ax "Kild lNbih baikpe rgi' Dia

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

'\'Lwka akan til efien l)dkny.1 Lalaa ia dalangutt luk

67

]urt *
akan."

'O

/e

-4t dreton ?"

.A J

Si

i:

ihujairya.

Nitkn

'X,ltre ka
'\'e

!,

:l:.1
iii

'

'

EI

It

rtanl

a.

Oh

al i n i, " ka t a ti

ta

*ktrang."

fu n g ru an k, 14,bt

l) e n gar, " G

fi
n

Ar

rgt lu rkat a p a d a ltit' k-' Ka u

/e

bi lt

nil/11

dan ia

ai k

en

d ru n n

lan,qfutp.

m u d e n garu u, 71 a n,4n d re

hkapinlu
e

dan berialan fu tlalan nldttgdn.

rb ari ng d i n n pat

lid u r de ngan lt erpafuti an

ltra

pattjttngan tuktcntpat tidurnya. Dia hu.ltariry


ban tal di fupala.

Dia tidaktn eliltat

li*

uiO /t/tn rlre.tun."

",'1hr v d a ng atl a Ii I

le

n r1t," ka t a

nt ereka

ttent hanalnta."

m au/ah in i wn

'lirdengar

rnenga/akan lLa/

,4tdrenn takm ngucapkal apa'\rleruka

George.

"Alentamprri ha/ ini

'\lt

ketika katt

pun,"kttaitakangnauk

na/ant."

".,l.ku

O
a

ka a

m enem

aitya."Nikfurk tta

fala

eo

'Tidak

alt

yu

a nt

pi/ar

le

bib

baiktkr

-1,a

n,q

af

kr

tana."

telalt dutaugdun ru eru beituhu

,"

ka

bchtkan ittr adaltt/t ruru ah yw

dta aaaktatgga dan n

cn

am

chtn

atita barldat

lu,

|,fi a ka b O /e,-1n d ru so n ada?"

'Kan in,qin berteru a?"

lt

katih

hu/irri."

len p,t/

aring rli

fua tidakingh a,b.rptrgi m elapor fu poliil"

'T itl a k, " ktt / a O / c,4t


ott n

an y be rb

/irlrr.

'l,,1pakalt

tl re yt

tr. "l/

u tida

k a kan ad a

ttttyu,"

"
Ti rl a k'l i rl a k a d a w t a / a p a n a n t t k. rJ i I a ktt ka n . "

",1p
'

ka h

ta

k ada

.re

17

/ x.1t 6 n.g d ap a /

ku I a fu r /am

'\krn,gkln ini ttrn agerlaktn."

'\h, kalau dia ala."

"l'i d a k I n i b u ktr n ge rta kt n.

Nitknt ettgi,brti u arila itu n aikm eltt/tti.vbaah lan,qry

O h,,1ndrat:o u

.wnpai fu ujun,gstlttah lnrong. Dia n engatakpin tu,

Nit;ktn tnt an iang laki-laki ltetar.l

ilikllinith.Nitkrt rnalki

bc/. Scrtrungw

ta

'Tidakapa apa."

nlangtrtlahgtn dul. iritktt anlutz.ri

ia barbrlokfu tvltuahjalan unping.'l'iga rum ah dari

"Siapa?"

/a ka ka n

.'lttdnu n berka/a. Dia n an an daugdin ding. "liirn

ialttn dinrnpingfahn'trcru dan dekatlarupu jalur buikrttya

nt en ufr pin

rl i ap a rup a n e re ka, "


'\4ka /irlak ingin /altu teperli apa ru ereka,"O lt

ilikl lirvlt,"kataCeorge

itick

mn tingwbualt poho

ad

",'1fu.r a ka n m e n ga I a fu n :vp

titga/tlinrm

",4ku akan kt

;;

pun.

,4n clreton.

Di luar cahala laru pujalan berin ar cli t:tla ran ling-

r&

tn dang

tnSutap

ini."

Iaktr kan,"ka|anya.

68

ru

datunt dan m en beri luln ha/


rua.rak

'1.'1nak-anak.sela/a taha apa)ang ru ereka in,gin

'

bakn u

t n ent

atrkantuknt akan

dresa n tn ern

'Georye

lteryalia,q.

pada

le,4t

sepatah

3t.'Di n a t,t tl ia

5'i tukang

'L)itt

rn

di

enerutkan.

ru

dintling dan /ak

/in.qqal/"

en;,efuip karu i

rt ka akan nr

tid a k a ka n b e rpe n garu h apa

dapar," Nick

H
H

Ole

dPd.

kau lidak maa," kata

"llenjaublalt."

ittt.

'Tidakumlt pergi kalaa

LI

ET

bodoh futikn dia

baiktidak/erlibat."

lq

btrkala nt ereka akan

n usak berksla.'Kau lebih

,.:3

llil k, "d a n d n a

orangm a.wk/ala nt tngifutlttt dan lakangnt a.rak,clat

urrupuri

ii
.,
];

i\itk-

'L4la apa/"latyatrya.

'Kau lebilL baik tidak

i,

ii

"

t.

.tekuli," .ltm, .;i taktng

ir;

n,

so

Diu dah pernah n e nfadi.juaru tinfu fulut berat

xerlttl.tt

rlangan

.:BaiHah."

tfi

ah," kata Geotgt. 'Mereka utlalLpergi

|.lfu.r ti d a k ttt ka

nt enem

:I

dalt pe ryi? " ia

tiduknkt ltalini.turu a ykali."

T'

iI

"A4ay.rk."

iz
r1

i\l|K./

tuknngm a.wkn enekan-nekan rudut bibir lenrun

i:

kataw anilaitu.

'Beilar,"

Fi

ir gi n ls r/

'S tt.w tt ra n g

ent

"

ba/ikkan budan

dindin,g.

"Saltt'alttn.ya lLal," kalanJa, "akt tidak tlapa/


nt ert trltrskan rrpafuth

ltarnt fu:luar.,4fui wdah yltarian tli

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

II

ca+,*
t'

:ni."
'l,1pakah kna tidak hiu pergi kt
" l'itl a

har kota?"

hal

k" hr t a O / e,4n lru n n.' 14kt .w cl a h h ti h d

tn auptrxn
I)iam

nga n

da

' fr/lere

k,'1kt

la n f u

*perli *be lunt

rlalar

n-ya.

rlilaklfun.

Sebentar lagi

rnm ah ataa

tidak"

;''rlko

r tala lt. " D ia

afun fuhrar

trblb boikktnbalidan n enem uiGeorge,"kala

'

lta." kata

undangNick "Ilrim

\ickptrgi kt ltrar.
() le,4tt tl re o n tl c nja

le,'1ndrcson. Dia tidak

kaih

ru au

Ketika m enttlupPiilta dilil)dtttld


arin g di t e m p a t

n p a kai a n h n gkE, b e rb

m bu

n a

ltnl

a.

"

Ni h

'Inirn engerikan."
'Siangat ru engarikan,"furta

Nck

tli haw ah. 'Karan dia fuirang enakbadaag.r'lht bilang


n "4n tlre

pa

rl an1 a

b c

ri uh n.i a I a n d i h ari

tgt: m

raih

lupdar menyekaneia.

iryin

Iafutkan,"kataNtk
ruertga1tu mereka heudak

taha apa.yangia

"Berkhianut. lttr

\ik

t',4hr akttn pergi dari btta ini," kttta

'\h," kata Geor,ge. "lla hal -yang hrtik ttntttk


dilafuikan."

'Diatadah di raangan ini vharian,"fulatryon-yarunt ah

xt ert bunuhnla."

datang'"

/il l r n en ttltp li n tlit1q.

:' ltr

Ku ra sa b egi t u," ktl

",4ku

\San pai jrm

a ka n

Llereka lidakru engucapkan apa pt n. Gto

-\iaA
m em

kt

'Did?a.ili hrlibal v.wutu di (.hicago."

rb it ara d t n ga n

m e m ututkrtn

Y t ui

tKakiro hegitu."

"

"l'idakada Yualu pun dapal

akt

",4pa.yangakan dia lafuikan ?"

andangdfuling.

eru

ini."
"l'idakada,"

'Tidakbisa/<tlt kta *lewikan dengan tara lain?"


Ti

/s/ a fuin pad a ry a I api lia t ahu n

I u.,,1ht

htnyiun ini."

"la k. a d a1 an,q d ap a t ktt a Ia fui ka n v kara n g.

'

li

n,

-4t

da

* h aru v1

ru a irn guga r.y an g

fu I a ar I a n

h d a h i n i,' tuq i dia

'l4hr

ti tla k I a h a n ru un i k;i rfun dia ru

en

n gu d i ru a n ! a n

dan.laltu bahwa dirinya akan dibnnah. Ini terlalu


n engeikan."
'

Ka I a u

egi I u," ka t a G

rgt,

"l e b i h

b a

i k ks tt t i d a k'

nemikirkannla."
'Dia tilakm ua kthar.

'\lqa n
itu.'I)ia
)re

bo n

enle

taldia futrangnt uata what,"kala

arltt fi dr 0Mtt&))angn anl

rd fig pe lin f il,

kw

I a lt u.

en

anita

angkan. Dia dalu

"

't1ku tahu."
'Kau tidakakail parilah tdl)u k4caali dariw $ahaya,"

kta

at

rtnita

pinla ktlutt'.

beritita

pada t 899. Ciri Htat I lcn ingw ay atlalabgtYa

btl."
'BaiHab, vlan at n alaru,N7.l [irult,"kataNck
".4ka bukan Ny. I [irrh," kata w anila i/n. 'Dia
'Dia *oruttgl',tn3hm alt len

n eniliki lenpat ini.-,lfut hanJrtm e njagaunlubryaAktr

yong'bbycktiJ"atau "dram alik'i Seperti


lipu lan ktru e ra, tidak ada

perdrddn

to

de

*rip:i pan iang

rn

h har

kt lt. I lanya lan ftap, adryan, dan

to

'tsaiHalt, vlan at m alam,Ny.BeI1,"futaI'tick


Nhk m en1 utu ijaltn

ge lap

jalan upanjangjahtr

George adu di dalum , di

te n

ld n A

kt L'

lari

lre

an pai

di baw ah

lla

n an

d' 1'ha Se a, m

n d apa I pe n glt argaa n Pu

m unt pai di kcdai I le nry.

1953,rlan pada t 951lIeru ittgw ay


kt lt vutruan.

beluktngtirai.

aktn fultrar."

nt

pintu dapar

ke

tika

li lry r pal a

Pa

ngarung in i

cn

n etaihNobelbidang

i ngal kare

b a lt

(Srn

a ltn

nu

dbi

jh

rk: Si n

htr: ThesnavsofKilimaniaro
n d-\i t hu tt er I t L. I 99 5 ; lt u l.
bahau

etrdensarwaraNck

'' ltlka

Padn I 961.

\h," fuilaNit:k 'Dia ala di ruangannya lan litlak


Si takun,g n a.,:ak ru en hukrt

lan pujalan,

'KaubertentaOle?"

nt

engikttti

h an Kary a I len ingw all angpaling popu /cn' I'hc ()

Ny. tsell."

daa

lahir di OekPark [/linois.

Ern*Hemingway

ittt.lle rafu ttcrbicara wm bil bardiri di balik

ka n t i rl a k ru e n de n gar ka n," dia

7I

oleh

Nrtz

3 I .'' l/ i lt
BafinSiregat

r kat a d an

enuhtppinlu.
'

Kau m e nXulukt

a Ge otge.
1>ud a uy a?" lunl
t

HAYAMWURUK No.l Th' XIII/2000

69

i'.

Dorothea Rosa Herliany

oosaya

't;x

'; ,

:4d

'',,, 'i'i,i yi1l!::fiitt:{ffi!.

Hanya Perempuan Bias a))

alam dunia kepenyairan,


Dorotheo bukanlah orang
baru. Banyak forum yang
sudah ia ikuti. Tahun 1995 misalkan,

'ia sempat mewakili penyair Indonesia untuk tampil di Belanda dan pada

tahun itu juga ia dianugerahi


penghargaan sebagai 1 dari 10 wanita

berprestasi di tingkat nasional.

Hoyomwuruk menugasi Hari


Nluryanto ilan Dina IndriAsfuii untuk
memperoleh cerita lengkap mengenai

proses kreatifnya dalam menulis,


pandangannya tentang pendidikan
sastra di sekolah, dan juga tentang
dunia penerbitan yang sekarang
digelutinya. Wawancara tambahan

kemudian'dilakukan oleh Teguh

Prianto dan Sugiarno, Berikut petikan


wawancara tersebut.

majalah wanita, sedang kakak


berlangganan majalah remaja. Jadi, di
rumah banyak media. Kami berlangganan
majalah anak-anak juga. Semua itu saya
baca, di samping buku di perpustakaan.
Nah, majalah-majalah tadi memuat artikel

yang saya rasa, saya pun mampu

bukan cerpen remaja. Begitu juga dengan


puisi saya yang dimuat di Sinor Harapan

tahun 1985.

Bersrti sudah membawakan temqtema "besar"?

membuatnya. Ya sudah, saya kirim.

Remaja cenderung suka d,engan


hal romantls seperti cerpen atau
puisi, Bagaimana dengan Anda waktu

itu?

Ya. Artinya saya sudah bukan pemula.

Di Sinor Harapan waktu itu, ruang puisi


dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu
puisi remaja dan puisi serius. Puisi serius
maksudnya puisi yang ditutis oteh mereka

yang sudah tergolong penyair. Padahal


Saya punya pendapat yang lain. Saya

langsung menulis artikel, waktu itu


berbentuk opini remaja. Dan Anda juga
harus tahu, cerpen dan puisi itu tidak selalu

romantis.

Bagaimana dengan karya sastra?


Kapan Anda mulal menulis?

waktu itu saya coba mengirim saja. Ketika

mengirim, saya belum berpikir untuk


mengecek atau merevisi kembali. Saya
biasa saja. Tapi ketika saya lihat puisi saya
masuk kategori puisi serius. saya kaget.

Kalau dulu saya hanya menulis


sekadarnya, sejak itu saya serius dalam
menulis.

Menulis karya sastra itu benar-benar


SejakSD, masih awal sekali, tapi belum
saya publikasikan. Waktu di SMB satu dua
tulisan saya dimuat. Kemudian mulai serius

menulis pada 1980-an, ketika kuliah di


Fakultas Sastra, Sanata Dharma.

Apa yang .membuat Anda sejak


kecil sudah senang menulis?

saya nikmati. Jadi saya hati-hati betul

pada tahun 1990. Selain puisi, ia juga

dengan opini yang merupakan bagian dari


kerja.

menulis cerpen, esai, resensi, buku,


dan kritik seni. Karya-karya dimuat
di Kompas, Suara Pembaharuan,

pun

pertama kali saya mengirim. Lain

Cerpen Anda gang pertama


bercerita soal apa?

Kebetulan lingkungan keluarga saya

mendukung. Ibu saya berlangganan

70

Dorothea
menulis
dan
berkesenian sejak tinggal di Yogya

membuatnya. Kalau sudah merasa puas,


,baru saya berikan pada yang lain. Begitu

Cerpen saya yang kali pertama dimuat

Horison, Kalam, Basis, Pikiran


Rakyat, Republika, dan Media Indo-

nesia.

Ia mulai belajar menulis ketika


masih secara teratur membuat
HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

t-

laporan-laporan budaya dan kritik


pementasan untuk harian Suora
Pembaharuan. Lalu selama hampir 3
tahun ia bekerja sebagai wartawan
di MBE Prospek, dan meniadi
koresponden majalah Sarlnah.

Saya tidak sepakat. Nonsense, kalau

Ya, banyak.

pendidikan dibenahi lantas muncul

Tampaknga kreatiuitas kaum muda


sekarong lebih diorahkon pada turun

ke

Jalan

ketlmbang

Pada

kesusastraan?

menulls dengan serius?

Dulu karena kepentingan berekspresi


lebih besar. Sedang saat ini tebih pada

Oh tidak. Pengertian serius di sini


bukan sesuatu yang menekan. Jangan
disamakan. Jadi saya tidak menganggap
menulis karya sastra sebagai pekerjaan

karena keadaan mengharuskan seperti itu.


Dan saya kira itu sama baiknya, sepanjang
tak hanva kenes-kenesan

Anda tidak merasa tefiekan kalau

rnain-main, tapi pekerjaan menulis itu tetap


saya nikmati.

kepentingan umum. Jadi kalau sekarang


aktivitas mahasiswa arahnya ke jalan, itu

Apakoh kesusastraan iuga hatus


dlarahkan ke Jalan?

PekerJaan menulls lebth dtlthat


sebagai tantangan?

Sebagai seorang penulis, kita memang

tidak boleh mengabaikan realitas yang

Ya. Karena kalau saya tidak serius

terjadi. Tapi jangan sampai pikiran kita

dalam menulis, saya tentu tidak akan terjun


ke bidang ini.

berdasarkan selera pasar. Pasar itu seperti

Apakah ado orang yang selalu


Anda ajak bertukor plkttan dalam
menulis?

mengikuti arusJ misalnYa menulis


mata angin, arahnya selalu berubah.
Sebagai penulis, kita harus tetap berpegang

pada hati nurani.

Tampaknya kesusastraon klta

Tentu. Ada teman saya yang lebih dulu


terjun sebagai penulis. Dapat dikatakan dia
adalah guru sekaligus kitikus bagi tulisan
saya. Setelah menulis, biasanya saya
memperlihatkan dulu hasilnya pada dia.
Saya minta pendapat dia apakah tulisan
saya bagus atau tidak.

Dalom pembentukan karakter,


Ando pungo komunltas sendiri?

makln berkembang. Banyak antologi


dan bedah buku.
Itu kalau kita bicara soal kuantitas, Thpi

saya sendiri belum melihat kemunculan


penulis atau penyair yang bagus, yang
benar-benar menonjol. Saya sendiri juga
sulit memastikan apa sebabnYa.

Apa kareno pendidikan kita Yang


mengesamp ingkan kesusastr aan?

pengarang besar. Fakultas Sastra sendiri


tidak bertuiuan mencetak pengarang, kan?

Dorothea Rosa HerlianY memulai


karir kepenyairannya sejak 198O di
Yogyakarta. Sampai saat ini banyak
karya yang dihasilkan. NYanYian
Rebana (1993), KepomPong SunYl
(1993), dan Nikoh ilalang (1995)
adalah sekian karya yang dihasilkan
dalam proses kreatifnya.

Kalau saya lihat, Puisi Anda

memakai beberapa teknik, semissl


penggabungan dua kats, tldak ado
huruf kapttal, dan struktur yang rapl,
Sepertinya Anda mendekonsttuksl
tata bahasa,
Ya memang begitu. Persoalan bahasa

sangat penting bagi saya. Jadi saya


memang sengaja berbuat seperti itu. Dan
karena gaya bahasa itu juga saya seri'ig
mendapatkan kritik maupun pertany.t.rn
dari teman-teman dekat.
Mengenai penggabungan clrla kata
atau pemakaian huruf kecil. saya katakan
bahwa ada perbedaan kalau s1.r4lnr.ra rlrrl
kata ini dipisah. Jadi m.: . , " :' i
menggabung akan menimbr:lkan tnai'ra
dan suasana tertentu. Lagipuia bahasa lr;donesia yang baik dan benar itu susah. dan
tidak mampu mewakili yang ingin saya
ungkapkan. Jadinya. mau trJai illau ya

harus seperti itu- Dan dalan hai ini sava


akui saya benar-benar ;.::.-: Sar'a

percaya, penyair yang baik mamPu

Lingkungan kampus dan rumah sangat

membantu kreativitas saya' Di luar

kampus, saya punya komunitas di IAIN.


Orang-orangnya sangat majemuk. Waktu
itu saya dekat dengan Emha. Emha bilang
kepada saya bagaimana kalau kita bikin

sebuah perkumpulan untuk saling adu


argumentasi. Setiap karya kita bicarakan
dalam komunitas iiu dalam tempo yang
tetap, sekali seminggu atau sekali sebulan.
Idenya Emha itu kemudian saYa

bicarakan dengan teman-teman di IAIN


lalu disebarkan ke teman-teman lain.
Teman-teman dari Taman Siswa juga
menanggapi. Dan akhirnya jalan juga, satu

bulan sekali.

Saling bertemu dengan karYa?

Ya. Kareria dengan

komunitas

semacam itu kreativitas kita terasah. Kita


benar-benar digodok.

Waktu kuliah, Anda aktlf di


keglatan kampus?

HAYAMWURUK No.1 Th. XIII/2000

Teguh

71

menciptakan bahasanya sendiri.

Saya mellhat Anda cukup toleran,

paling

tldak

menggunakan tanda

Anda

dengan nuansa yang Anda makud. Tapi


puisi saya yang bicara hal lainjuga banyak,

Bahasa dalam putsl Andamemang


bersiJat memberontak?

karya saya yang lain.

maslh

titik atau koma.

Itu karena memang tanda baca yang

saya butuhkan. Jadi,

Tiap kepala kan punya pendapat berbeda.


Jadi soal penilaian, saya serahkan kepada
pembaca sepenuhnya.

di mana saya

membutuhkan tanda baca, kaidah yang

baku selerti tanda seru, ya tetap saya


pakai. Bagi saya, bahasa itu bukan sekadar
alat sehingga ia hanya hidup terkungkung

Salah satu tugas penyair adalah


mengkaji ulang bahasa. Jadi kalau penyair
menurut begitu saja terhadap kaidah yang
baku, ya sangat disayangkan. Tugas ia
sebagai penyair perlu dipertanyakan.

aturan-aturan. Bahasa itu bebas sajalah.

Sebenarnya pembaca mdcam apc,


yang Anda bidik?
Kalau saya bayangkan. seorang penulis

tidak membuat karya dengan anggapan


tulisan ini akan dibaca oleh kalangan
seperti ini. Kalau saya sendiri, menulis ya
menulis saja. Dan kalau akhirnya ada ordng yang membaca karya saya, berarti itu
te{adi dengan sendirinya. Jadi tidak ada
ketakutan bahwa nanti karya saya tidak

membuat putsi?

kematian. Bila dtptktr, perkawlnan ltu


kan sakral, sementora dtksl yang
Anda pakat Justru terkesan meneror.
Apakah memang ada tujuan khusus2

rewel, yang butuh waktu khusus dan

madu yang tiba-tiba ke raniang

Saya bukan tergolong penyair yang

sebagainya. Cuma, yang jelas tempat


harus bersih dan suasana enak. Kalau
menulis di tempat yang berantakan, ya
agak susah juga.

Kalau pertanyaan Anda menjurus

Nlengenal lde, Anda berusaha


keras menggallnya atau sekonyongkonyong terlintas?
tapi juga tidak berarti dipersiapkan.

Sebenarnya kalau pembaca jeli, setiap


puisi menyatakan sesuatu yang lain. Jadi

Sepertinya pulsl

saya matangkan dengan suatu konsep

ada
pengulangan atau ada sesuatu yang

seram

Dalampulsl Nikah llalang dan


Nikah Pisau diksi yang Anda

pakol terasa seram, sepertl


luklsan tentang peperongan,

Mungkln ada maksud tertentu


dengan menampilkqn suasana
seperti ltu?

bernuansa
menJ

adl

clri khos
Anda
I'6ro

yang
nErrbd

parbaca

lebih
tertarik
adalah

purst-

puisi
Dalam membuat karya, saya tidak

bisa mengatakan bahwa saya


menginginkan pembaca yang seperti
ini atau seperti itu. Ketika ide

keluar dan saya akhirnya

menulis,

ya

sudah.

Sisanya adalah bentuk

ekspresi yang saya

serahkan

kepada

pembaca, saya tidak


lagi berhak menilai.
Biar saja pembaca
yang menilai. Dan

kalau ada orang


yang berpendapat
begini atau

begitu,

ya

terserah saja.

1.,

t*

Anda butuh waktu khusus dalam

Kembalt pada dikst, dalam pulsl


Anda ada kolimat sepertl ini; bulan

hidup, adalah tema yang sangat menarik


bagi saya. Hingga mungkin kesan seperti
itu yang muncul dalam puisi saya.

monggo saja.

keseluruhan.

Dalam puisl Anda sepertinga ada


pengulangan dlksi terus-menerus.

ada yang berpendapat seperti itu; ya

Jangan sepotong-potong memilih puisi.

Saya percaya puisi harus dilihat secara

dibaca.

sama di puisi yang berbeda. Tapi kalau

Sepertl putsl Anda dt Katam 73?

pada maksud saya menulis puisi, saya tidak


bisa mengatakan apa-apa. Tapi kalau yang
memotivasi, terus terang tema-tema seperti
kematian, kehidupan, kesepian, dan misteri

tidak bisa kalau dikatakan

seperti puisi saya yang tergolong baru.


Mungkin Anda harus membaca karya-

saya

Ide tidak sekonyong-konyong terlintas,

Biasanya kalau ada pengalaman yang


membuat saya terkesan, pengalaman itu

yang cukup panjang. Jadi ada semacam

pengolahan. Setelah

itu baru

saya

tuangkan dalam puisi.

Kalau Anda baca puisi saya di


komputer, itu masih puisi yang setengah
jadi. Biasanya setelah ditulis di komputer,
puisi itu saya endapkan lagi. Jadi saya ini
termasuk orang yang cerewet dalam soal
diksi. Saya bisa terganggu hanya.karena
memikirkan dilai. Kalau diki yang dipakai
sebelumnya tidak mewakili apa yang saya
maui, puisi itu bisa saya otak-atik berharihari. Jadi, kata yang dipakai dalam puisi,
benar-benar saya pilih.

Pengantar Afrtzal Malna dalam


antologl Nikah llalang menylnggung
soal gender. Tanggapan Anda?
Sebenarnya saya tidak ingin
serius menulis soal gender.

Kalau ditanya apakah saya


ini se-orang feminis, saya
jawab tidak. Saya tidak
pernah ingin berada
dalam sebuah ruang
sempit. Tetapi yang
sering jadi pedoman

saya adalah hati

nurani. Jadi,
jelasnya saya
tidak punya

perhatian

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

F
W@ll'w,l
khusus mengenai gender. Kemanusiaan
secara utuhlah yang menarik bagi saya.

Dan kalau Afrizal Malna berpendapat


seperti itu. ya sah-sah saja.

Anda tidak tertarlk pada tematema feminisme?

Yang jelas, karena tidak pernah

Kalau

di

Suaro Pemboruon saya kan

Dalam hal ini saya cr-rkup senang.


karena akhirnya orang memisahkan antara
penyair dan karya sasiranya Jadi dalam

karena dikejar deadline. Akhirnya saya


hanya bertahan di sana tiga tahun.

datang karena karyanya masing-masing.


Jadi saya pergi ke forum-forum itu lebih

bgnyak orang, terutama kaum perempuan,

dalam soal ide.

Topl tampaknya lrama Nllcoh


Ilalang sepertl orang nesu?
Sekati tagi saya katakan. Anda perlu
membaca secara keseluruhan karya saya.

Jangan satu puisi dijadikan sebagai


kesimpulan.

forum-forum itu, mereka semua bisa


karena karya saya. puisi-puisi saya.

Apakah menJadt udrtawan


membantu Anda mematangkan

kepedulian yang tinggi dalam masalah


feminisme. Tapi benturan semacam itu
tidak terjadi pada saya secara langsung,
karena saya tidak pernah menyadarkan
diri pada kondisi jenis kelamin.

-t

penulis lepas. Tapi di Prospek saya benarbenar jadi wartawan penuh. Di situ saya
agak sedih. Karena pada periode-periode
itu, saya tidak bisa produktif menghasilkan
karya. Waktu saya benar-benar habis

berbenturan dengan realitas feminisme,


saya tidak menjadikannya sebagai hal
utama untuk diperjuangkan. Banyak hal
lain, hingga soal gender bukan satusatunya yang mendominasi. Memang

karena sering berbenturan dengan


ketidakadilan gender, akhirnya punya

ASEAN, terus Juga ke Belanda?

kepenullsan?
Tidak dalam soal menulis. Tapi ya

Seloin Anda, slapa logi yang


berhasil ikut?
Kalau di Filipina, yang mewakili prosa

adalah Leila S. Chudori dan Arie MP


Tamba. Sementara saya mewakili puisi

Anda punya pendapat tentdng


konsep tdeal pendtdlkon sastra dl

bersama Soni Farid Maulana dab Lazuardi

Adi Sage.

sekolah?
Yang Anda dapat dari forum itu?
Pendidikan sastra di sekolah-sekolah
saat ini sangat memprihatinkan. Taufik
Ismail saja putus asa, tapi dia lalu berbuat

di lingkungan yang
tergolong dekat seperti di Universitas Insesuatu. Bahkan

donesia, sastrawan-sastrawan baru jarang


dikenal. Ini karena para pengajar kurang
pengetahuan. Mereka tidak kenal namanama baru dalam kesusastraan, hingga
yang dijejalkan kepada siswa melulu Chairil
Anwar atau Amir Hamzah.

Yang jelas kita tidak perlu berkecil hati


kalau harus bersaing dengan karya-karya
dari luar negeri. Buktinya karya-karya kita
iuga mampu berbicara di forr.rm itu.

Itu tahun

berapa?

Yang di Belanda tahun 1995. Kalau


yang di Filipina tahun 1990.

Anda tidak merasc terganggu


karena menggunakan kata-kata

Ini kan mengkhawatirkan. Apalagi


anak-anak sekarang lebih cenderung

Apa kegtatan Anda sekarang?

semisal " senggama, dzokar"?

membaca komik. Seharusnya sekolah bisa


merangsang siswa untuk membaca karya-

Sekarang saya sibuk di dunia lain.


dunia penerbitan.

Kalau menurut saya kata itu penting


untuk keutuhan puisi, akan saya pakai.
Dan saya tidak merasa terganggu kalau
dikatakan kata-kata itu vulgar atau kotor.
Akan saya langgar kalau memang untuk

karya sastra bermutu. Sekolah itu kan


tempat yang paling efektif. Tapi ya
sayangnya, di negeri ini sastra dianggap
sesuatu yang tidak peniing, yang tidak usah

dipikirkan.

keutuhan puisi.

Anda punga kriteria tentang puisi


yang bagus?

Sebenarnya Andq lebih menikmoti


menulis apa?
Kalau saya flekibel. Jadi sesuatu yang

Dl Yayasan Tero?
Ya. Saya dan teman-teman membuat

komunitas ini. Kegiatan kami macan-,macam, salah satunya penerbitan. Di


bidang penerbitan ini sebetuln';a saya
punya satu keinginan khusr.ts. Sebt'rgari
penulis, saya tahu kalau penerbit jarang
memperhatikan keinginan-keinginan
penulis. Saya juga punya pengalaman

Kalau saya pribadi sederhana saja.


Yaitu puisi yang bisa saya nikmati dan
sampai pada rasa. Jadi puisi yang .bisa

tidak bisa dikatakan lewat puisi, saya


ungkapkan melalui cerpen.

buruk berhubungan dengan penerbit. Nah,

membuat saya terbawa.

Ttdak bisa diungkapkan ltu dalam


pengertian temo atau bahasa?

saya ingin hal semacam itu tidak terjadi


pada penerbitan saya. Jadi semua serba
bersih. Masalah seperti royalti dan kerja

Bagaimana ceritonya hingga Ando


bisa menggelutl dunla Jurnaltstlk?
Awalnya saya hanya menulis puisi dan

crpen. Tapi kemudian redakturnya


menggelitik saya. Ia tanya kenapa tidak
coba menulis yang lain. Ia lalu tanya
apakah saya suka nonton teater dan

sama, kita bersikap terbuka.'r"r'

Bukan persoalan bahasa. Saya tidak


bisa katakan persisnya. Yang jelas, kalau
menurut saya tema ini bagus untuk cerpen,
ya saya tuangkan lewat cerpen. Saya tidak
berpikir untuk menuangkannya lewat puisi.

Jadi sebelumnya saya tidak berpikir, wah


tema ini bagus untuk cerpenr terus kalau

pembacaan puisi. Saya jawab ya. Akhirnya

tema ini bagus untuk puisi. Tapi kalau saya

dia bilang, nah kamu rhenulis laporannya

tidak mampu menuangkannya dalam

saja. Dari situ akhirnya saya menulis

puisi, ya sudah lewat cerpen saja.

laporan untuk rubrik budaya.

Kalau pekerjaan Anda di Prospek?

HAYAMWURUK No. 1 Th. XIII/2000

Omong-omong, bagalmana Anda


blsa sampai ke Jorum-forum tingkat

73

Teguh PriYanto*

ore itu Joko duduk di kursi teras


dnpun kosnya. Membaca koran'
Berita Pemlunuhani Pencurian'

ln
\
\/

pemerkosaan, samfrai dengan iktan kecik


Iudah dia baca. Tapi tak ada yang menarik'
di :halamaa'b-elakang' satu tulisan

jadi
sedari tadi asyik membaca rnajalah

kedua
sedikit tersentak, tapi hanya melirik
rnelanjutkan
i"rnunt u sebentar, kemudian
membaca.

.,Baiu

r'meriiUuai iiaainya berkerut''Yaitu profil


pengacara muda yang sedang naik daun

iengkap dengan foto close

"Eit, jangan salah, Bung

sedikit emosi'
dengan
---'iHurl

nurani? Wah, susah kalau


berkait
ngomong masalah itu, Jok' Itu

Yang

atau
memutuskan seseorang itu bersalah

tidak adalah pengadilan' Jadi terganturtg

.uP.'

kuat
apakah bukti dan saksi yang diajukan
atau tidak," dalih Jhonson

"Me-negakkan Supremasi Hukum adalah

,'Tugas'iJtama"Kami'" Demikian judql

dalam
dlnqan moral. Dan moral itu hanya
Jadi
vang
r'ati tidak bisa dilihat'
yang
iiuuiutt un sekarang adalah fakta
gukun hati nurani yang lebih bersifat

iniu.emosional."

""^::i;;;k

'Ah, kau ini memang Pintar bicara'

para koruptor
Jhon. Masa kau tidak kenal

bisa begitu, Mas APa jadilY:


tidak
nug"rii;i kalau semua aParat hukum
berkata
hati nurani?" Joko
rnJ*punyui
'--r".Uif
U"tairi. "Lantas bagaimana bila
patokan

hukum sudah tidak tagi menjadi


kebenaran?" lanjutnYa'
semangat sekali kau samPai

tulisan iiu.

'"*Ii;;t

itu diawali dengan riwaYat

hidup dan perjalanan karir pengacara'


Meski masih berusia 30-an, ia PunYa

"'Wah,

berdiri segala. Aku memahami niat


baikmu, Jok. TaPi Perlu kau ingat'

trackrecordyang cukup baik' Tak kurang

harus
sebagai penegak hukum mereka
yang
ilmu
sesuai
berrikap profesional
ji
ada
gunanYa
Itu
ku*Put'
iiaupui
sudah
Kalau
iut rttu. Hukum'

bbberapa Peiabat teras Pusat dan

konglomerat kelas atas Pernah

men-ggunukan jasanya' Tapi muka Joko


tiba-liba kecut ketika dia membaca daftar

'tidak

membutuhkan aParat hukum'

klien gang kebanyakan para korupto!


yang
kelas kakap dan pejabat negara
Joko'
umpat
sialan!"
"Huh,
bermasalah.
Tak lama kem[dian datang Jhonson'
kau'
anak Fakultas Hukum' "Kena apa
banting-'
kau
baru
Jok? Koran masih
logat
bantir.rg," tanya Jhonson dengan

"t"f,
berkelakar

ini Mana ada


ini' Sudah'
dunia
di
Nurani
Fakulias Hati
"Mbcam mana kau

stress
Kalau terus dengar ocehanmu bisa
meniru
awak nantil" sergah Joko balas

bataknYa Yang kental'


"lni lho. Coba kau baca profiljagoan

kita minggu ini. Masa Yang dibela

logat Batak.

masih
Suasana menjadi hening Aku

duduk di kursi bambu' Membuka'buka


dalam
halaman majalah' Aku bergumam
penegak
para
nurani
hati
hati. Benarkah
oranghukum kita sudah tumpul, hingga
ini
negeri
orang yang bermasalah besar di
Aku
santainya?
Uisa ilelenggang dengan
geli bila teringat usul Jhonson untuk

seorang
kalau yang dimaksud adalah salah

di Ibu kota' yang


atau koran'
ielevisi
sering diberitakan

pengacara terkemuka

iuga

*Znigunti Fakultas Hukum menjadi

pengacara
Kebetulan ia juga mengidolakan

itu. Bukan lantaran berasal dari satu


iu"rut, tapi karena selain masih muda'
pengacara itu cerdas dan selalu menang
dalam berbagai kasus'
"Lho memangnya kenapa' Jok' Setiap

warga negara Indonesia kan berhak

..rn e

nd apatltq4,.P. P. :{r gac

ara

ila b erurus an

"idn.rgun'pnngadiian. Dan pengacara itu


tidal saiah kok. Tugasnya kan hanya
membela klien."

"Termasuk para bandit dan perampok

,d,,-s,11;relt94rlls6pt,Jok9.'9inis'Akuvans

Ya

Ganti
bubarkan saja Fakultas Hukum'
Lebih
d"nnun Fakultas Hati Nurani'
sambil
V" toh?" jelas Jhonson

Hati Nurani' Pasti nanti akan


hati nurani' Wah'
sarjana-sarjana
muncul
di negeri
pengadilan
susana
bagaimana

Fakul-Gs

terbukti di pengadilan' Jadi kita harus


dan
mengutamakan supremasi hukum

**
Indonesia ini Ya?

iru.-prud,rga tak bersalah," sanggah

tokoh di
Jhonstn mengutip kata-kata sang
koran.
"-

'iOr.n lah. Benar apa yang kau katakan

* Mahasiswa D III
Bahasa Inggris UndiP

pikir' kok
tadi. Tapi yang aku tidak habis

dari
ingiiu ,n.,iuh,nya para bandit itu lepas

ierit hukum. Lalu

di mana hati nurani para

ap.rat hrrl,rm di negeri ini?" Joko berkata

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

tBukan Berarti Saya Setujtt...i?


Demi otonomi perguructn tinggi, iabatan Pembqntu Dekan IV dibentuk.

Tugasnya cukup menjalin kerJa scrmq dan mencuri dana. Akankqh efektif, atau
iustru menqmbqh keruu)etan biroktssi?
Pembaruan

etika
i'encana pember-

Model Widodo
Banyak pihak
mempertanyakan
kesiapan Fakultas

lakuan otonomi

Sastra menghadaPi

peme-

rintah
lnengumumkan

perguruan tinggi,

pemberlakuan

serentak semua

otonomi perguruan
tinggi. Keraguan itu
muncul, misalnya,
karena kondisi per-

perguruan tinggi di

Indonesia

menanggapi. Ada
yang mnyambut
hangat, tapi juga
tak sedikit yang
pesimis. Sebab,

kuliahan yang tidak


representatif. Selain

i
l

i,
l,

kondisi fisik bangun-

an yang kurang

bila rencana ini


terlakana, subsidi

bagus, seperti pendingin ruangan yang

berfungsi,
aktivitas perkuliah-

tidak

pemerintah akEn
berkurang. Lebih

perguru-an

an pun kerap tidak


berjalan lancar. Se-

tinggi akan tak jauh

ring terjadi tabrakan

per-

antara dua mata

ii'

usahaan umum
yang terdiri dari
saham-saham

kuliah di ruang yang


sama. hingga salah
satu harus mengalah. Atau bila tidak demikian, masih banyak
dosen yang lupa mengajar atau harus
dijemput oleh mahasiswa terlebih dahulu
untuk mau mengajar.

hebat lagi, nanti.

nva

beda dari

PakWid di ruano keria


Jabatan baru dengan banyak tantangan

yang juga dimiliki oleh publik' Sebagai


langkah awal, pemerintah mengajukan
empat perguruan tinggi -UI, UGM, ITB,
dan lPB-sebagai proyek percontohan.
Meski tidak termasuk dalam ProYek
percontohan tersebut, Undip termasuk

perbincangan dengan Hayamwuruk' .


Menurut dosen Sastra Inggris yang juga

perguruan tinggi yang hangat menyambut

tangan real yang perlu penanganan serius


di masa mendatang. Dan amat disesalkan

pengumuman itu. Pembenahan segera


dilakukan. Jajaran tinggi kampus segera
membentuk jabatan Pembantu Raktor IV

yang bertigas mengadakan kegiatan


bersifat profit dan mencari dana bagi uni-

versitas. Tidak cukup sampai di situ.

Dengan alasan tanggung jawab struktural


dan koordinasi ke bawah, disebar instruki
ke tiaptiap Fakultas untuk membentuk
jabaian Pembantu Dekan IV dengan tugas
yang kurang lebih sama.
Fakultas Sastra termasuk fakultas yang
menanggapi instruksi tersebut dengan
antusias. Pada 14 Juli 1999, secara resmi
jabatan Pembantu Dekan IV tetah ada' Dan
Drs. Widodo ASS, M.Ed, Yang keraP
dipanggil Pak Wid, menjadi orang yanQ
beruntung menduduki iabatan baru ini.

"Saya merasa amat berdosa bila tidak


menjalankan tugas ini," ucap pria kelahiran

Magelang 1947 itu mengawali


HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

pernah menimba ilmu di Universitas

Sidney dan Universitas Macquarie atas

sponsor pemerintah Australia itu,


pembentukan PD IV meruPakan tanbila'Fakultas tidak segera membentuk
iabatan tersebut. Sebab, nantinya subsidi
pemerintah bukan lagi sesuatu yang dapat
diandalkan. Hingga keuangan Fakultas

hanya akan bersumber dari kanrongkantong mahasiswa alumni, atau dari


usaha bersifat prot'ita, katanya dengan
semangat.

"Walau demikian, bukan berarti saya

setuju dengan konseP otonomi ini,"


paparnya datar. Menurutnya, bila konsep
otonomi perguruan tinggi ini diberlakukan,
sudah pasti jurusan ilmu humaniora seperti

fitsafat dan sastra tidak akan laku.


Perguruan tinggi pun nanti hanya akan
membuka jurusan yang dibutuhkan oleh
pasar. Padahal ilmu humaniora juga sangat

dibutuhkan untuk membentuk manusia


seutuhnya.

Menurut Pak Wid, kondisi fisik

bangunan bukan merupakan tanggung


jawab PD IV melainkan PD ll. PD IV

tambahnya, hanya berurusan dengan

proyek-proyek kerja sama dan

Pe-

ngembangan akademik Fakultas. Tapi


meski banyak masalah menumPuk di
Fakultas ini seperti fisik bangunan dan
kondisi perkuliahan, sedikit pun tak tersirat
nada gentar di mata pria yang memperoleh

gelar M.Ed-nya di Manchester University


ini.

Bayangkan, baru sehari dilantik


menjadi Pembantu Dekan IV, draft berisi

program kerja sudah tersaji apik di


mejanya. Untuk tahap awal, dia berniat
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
yang selama ini hanya dilakukan oleh tiaptiap jurusan tanpa koordinasi dari atas.
Nantinya kerja sama ini akan bersifat prol-

itoble dan education guna membantu


menambal kas dan kekurangan kualitas
Fakultas. Untuk sementara waktu, proyek
kerja sama ini akan dijalin terlebih dahulu

I
h
t

i
i'

i{###

lr:Illiili::.:girni ;Gi:,.
tnt:i):i;)14gtit

dengan instansi-instansi yang sebelumnya

punya link dengan jurusan seperti pihak


pemda, Arsip nasionai, danperguiuan
tinggi di seluruh Indonesia. Selain itu ia juga
berencana menjalin kerja sama dengan Ja-

pan International Cooperation fuociation

(JICA) untuk mendirikan program D1

bahasa Jepang. Proyek ini ter-nyata dalam


wak-tu yang relatif singkar. sudah disetujui

oleh JICA, dan ber-hasil mendatang-kan


seorang natiue

memang tergolong prestisius. Sebab selain

di

dibutuhkan dana yang tidak sedikit.


Meski demikian, Pak Wid tidak merasa
gentar. Sebab, rencananya Fakultas akan
memperoleh suntikan dana dari pusat
sebesar Rp 2 mityar. "Uang itu nanti akan

dengan perubahan seperti itu.

ielasnya mantap.

speoker.

Indonesia harus siap dan terbuka

Ketika ditanya mengenai kesiapan


mahasiswa Sastra menghadapi otonomi

perguruan tinggi nanti, suami Dra.


Ellysafni, yang juga dosen di Fakultas
Sastra, ini mengatakan kalau kesiapan
mahasiswa Sastra terbilang cukup bagus.
"Barangkali kalau ada kritik, ya mengenai

kebiasaan membaca dan diskusi


yang masih rendah," tambahnya.

Untuk kerja

i.

il

sama dengan
pemerintah

i1

Ini tentu ada be-

'daerah misalnya,
ia menyodorkan

!t

i!

i!,
.l

narnya. Selama ini

perpustakaan

beberapa pro-

Fakultas Sastra ku-

posal pengabdian pada masya-

rang berfungsi sebagai tempat membaca atau diskusi.


Sebaliknya, kadang

rakat yang me-

libatkan dosen
dan mahasiswa.
Tujuannya agar

tempat

tersebut
lebih berfungsi se-

masyarakat bisa
lebih member-

kadar sebagai tempat menyalin, atau

dayakan diri.

bahkan pacaran.

Selain itu adalah

Job Placement

Menurut Pak Wid,


ini karena memang

semacam pro-

bagi kiia, membaca

Seruice,

ii

gram

'l

bagi mahasiswa

.i

lulusan Fakultas

,t
I

belum

magang

berpengalaman
di dunia kerja.

,l

"Beda

Untuk itu sejumlah propoal sudah


Dalam kaitannya dengan dunia

akademik, rencana yang masih digodok


sampai saat ini adalah pembukaan 4 program studi baru. Yaitu S 1 Antropologi yang
rencananya akan diketuai Dr. Nurdien H.K,
S 1 Perpustakaan, serta S 2 Linguistik dan
Sastra yang rencananya masing-masing
akan diketuai oleh Prof. Istiati Soetomo dan
Dr. Th. Rahayu Prihatmi M.A. Rencana ini

Langkah-langkah pembaruan itu


diambil oleh PD IV untuk menjawab
tantangan di masa mendatang. Sebab,
generasi muda nanti akan dihadapkan
pada realitas tanpa batas. Tenaga-tenaga
asing akan dengan mudah membanjiri
dunia pendidikan karena mereka tidak tagi
akan dikenai visa masuk. Bila hat ini terus
berlangsung, menurutnya tidak tertutup
kemungkinan dunia pendidikan nasional
kita terancam kian terpuruk. Maka ia juga

Pak Wid Jatuh Cinta


Pada wakfu mendapat tugas belajar ke
Manchester University statusnya masih

lajang. Tapi, usai tugas belajar dan kembali


ke Semarang statusnya menjadi lain. ia
sudah beristri.
Awalnya begini. Pak Wid yang diutus

oleh Undip sempat berkenalan dengan

seorang gadis cantik yang juga belajar di

Manchester University. Kesan pertama


begifu sempat menggoda, itulah perasaan

Pak Wid ketika bertabrak pandang dengan

Etlysaf ni,

F.

il
:t
51

Iri

gadis yans kJmudian

disuntingnya. Gadis itujuga berstatus tugas

belajar dari,Universitas Sumatera Utari,

Entah karena perasaan kesepian di

dengan

mahasiswa asing,"

Perlu banyak menjalin ker.ia sama

ditawarkan ke beberapa instansi.

l:t

menjadi

sebuah budaya.

Sastra agar lebih Disela-sela kesibukanva

negeti orang atau:karena sebab yeng lain;


ada serriacam:perasaan anefi fumbuhdi hati'

Pak Wid. Singkatnya pak Wid jatuh cinta


pada wanita Batak itu. Denga agak malumalu PakWid mencoba unfuk mendaraskan
periiaan cintanya. Dahsyat, cinta Pak Wid
ternyata tak, beitdpuk seb'ala:h: .ianCan .
Maka, sejak saat itu terjalinlah tali asmara
diantara sepasang muda mudi ini.

Tak tahan dengan gundah gulana


perasaannya, tanpa berlikir panling pak

Wid berniat memiliki gadis'i:tu. untu:k'


selamanya. Pucuk dicinta utampun ilba,

keinginan Pak Wid untuk menikahinya


ternyata disambut hangat oleh gadis itu.

jelasnya.

Selain itu ia
juga punya saran untuk mahasiswa Sastra
yang masuk kategori aktivis. "Kalau'sudah
jadi aktivis, jangan lupa menyelesaikan
kutiah. Memang dengan aktif kita bisa
dapat segalanya, tapi lebih bagus kalau
kuliah juga selesai. Jadi imbang. Sayang,

kan orang tua sudah menyekolahkan,"


katanya mengakhiri perbincangan. *

Ida Ayu Savitri, Sugiarno

Setelah itu keduanya pun memohon

restu dari kedua orang tuanya masing:maetng dI. tanah air; tanpa bauyak
menghadapi halangan sinyal setuju pun
didapatkannya.

Tapi setelah itu

kebingungan

menghinggapinya. Pak Wid harus menikahi


Ellysafnl setibanya di tanah air, sementara
gelora asmaranya kian memuncak. Dengan
lansliah Cnteqg; Palr Wid meminta Konjen

lndonesia

di Inggris untuk

bertindak

sebagai walinya. Setelah itu pernikahan


pun digelar.tanpa dihadiri oleh famili, satu
orang pun. Tragis bukan. "Mau gimana lagi,
habis nggak sabar sih katau harus nunggu
sampai kembali ke lndonesia," kenang pak

wid.

E.

ffi
H!
k"l

=..

menyarankan agar semua perguruan tinggi

kualitas pengajar yang teruji, juga

digunakan untuk membangun gedung


baru dan perbaikan sarana fisik tain,,'

+tt,

76

HAYAMWURUK No.I Th. XIII/2000

Hendra

tukang perahu asal Salatiga, dengan

Perahu r perahu Kota


sungai
Perahu masih berusaha meniadi alat penyeberangan
berakhir'
di Semarang. Sebuah periuangan yang akan segera
itu bukan pemandangan aneh. Perahu ore itu hujan gerimis. Sungai Banjir
anak" muda setempat menyebutnya feriKanal Barat di wilaYah Gedung
Batu, Semarang, Yang biasanYa

tenang Pun sesekali

meluaP'
Menumpahkan endaPan warna kuning
kecoklatan dan ribuan sampah' Tapi di
salah satu bagian sungai yang cukup deras'

terlihat sebuah perahu tua dengan tenda


anti-hujan sederhana Perlahan

menyeberang. Dua anak berseragam SMP

tampak berusaha meringkuk di dalam


tenia perahu. Sebatiknya, seorang lelaki
setengah baya justru berdiri tegak la

memegangi seutas
melintang

tali kawat

di tengah sungai'

Yang

Dengan

bantuan tali kawat itu pelan ia menarik

perahu menuju bibir sungai' Merayap bak


anak pramuka meniti tali' Sama sekali tak
ada dayung. Setelah sampai di seberang'
dua anak tadi bergegas turun' Sementara
perahu tersebut teiap bertambat di sana'
Menunggu kalau-kalau ada penumpang

dari sisi satunYa Yang

hendak

menyeberang.

6agi penduduk sekitar Gedung Batu'

HAYAMWURUK No. I Th' XIII/2000

adalah angkulan penyeberangan sungai


sehari-hari. Pelajar, ibu rumah tangga dan
pekerja pabrik. adalah konsumen utama

angkutan ini. Pagi ketika anak-anak


berangkai sekolah dan sore saat para

pekeqa pulang, bisa dipastikan adaldh jamiam di mana perahu sibuk n-rengangkui
penumpang. '\daktu anak sekolah masuk
jelas
itu memang 1am paling ramai, Mbar,"
Sakir, yang suciah laina menggantungkan

hidup dari menarik Perahu'


Ongkos "feri" lokal ini terbilang cukup
murah. Cuma Rp 200. Tapi bila huian lebat
atau arus cukup deras, ongkos pun bisa
naik sampai Rp 400 per orang Karena itu'
penghasilan para tukang perahu tersebut
justru meningkai kalau musim hujan' Dan
para penumpang umumnYa menerima

i<enaikan ongkos tersebut Agaknya


mereka menvadari beratnya menarik
perahu dalam aru:; Qeras' "Bahkan ada
yang memberi tips atau sama sekali tidak
mau menerima kembalian," kata Saroni,

bangga.

Tapi bila Sungai Banjir Kanal Barat


banjir, bisa dipastikan tak sebuah perahu
pun muncul. BagaimanaPun,
tnrpngungun hanya pada seutas kawat -niki .,rrnu menyeberangi sungai selebar

beresiko tinggi' Selain itu para


penumpang sendiri pun jarang berani naik
10

meter-

perahu ketika banjir. Kalau sudah begini'

tiuru.,yu selama beb6rapa hari tak sebuah


perahu pun tampak. Menambatkan perahu
di dermaga juga tidak mungkin, karena

arus terlalu deras. "Perahu sewaan saya


pernah hanyut karena masih di ciermaga
ketika air datang," sesal Rubadi' seorang
tukang perahu.

Kerja Sambilan
keberadaan Perahu sebagai alat

transportasi ini sebenarnya dimulai sejak


1983. Awalnya adalah Sakir, seorang
tukang perahu, Yang PunYa ide dan
berinisiatif membangun "dermaga" di bibit
sungai Banjir Kanal. Untuk itu ia meminta
izin dari penduduk setempat Tapi oleh
beberapa kawan, izin itu dirasa belum
cukup. Maka ia pun berlanjut meminta izin
ke RW. kelurahan, dan Dinas Pengairan'
Izin mengoperasikan angkutan perahu
diperoleh. Tapi sebagai korrsekuensi, ia
harus menyetor ke RW dan kelurahan Rp
5000 per bulan, dan ke Dinas Pengairan
Rp 3000 Per tahun.

,l

'rf,Ft$
Penghasilan dari menarik perahu sejak
pagi sampai sore sekitar Rp 10 ribu. Jumlah
itu tentu sedikit, dan jelas tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.. Oleh


sebab itu, kebanyakan tukang perahu juga

mempunyai pekerjaan lain. Menarik

perahu, bagi mereka, justru hanya


pekerjaan sambilan. Amat, misalnya,
tukang perahu dari Brebes, mengaku kalau

pekerjaan utamanya adalah menggarap

sawah. "Saya kan tidak selamanya

menggarap sawah, banyak waktu kosong


dan itu saya gunakan untuk narik perahu,;

paparnya. Pengakuan senada juga

dikatakan oleh Rubadi. pria setengah baya

itu.,selain menjadi tukang perahu,


berprofesi sebagai kondektur daihatsu.

Bila iidak
mempunyai

terjadi monopoli penghasilan. Kasir, salah

Tapi meski sampai sekarang penduduk


masih membutuhkan jasa layanan perahu,

seorang pemilik perahu, menerapkan


model semacam ini. Para penyewa hanya
boleh memakai perahunya selama 15 hari.

hampir semua tukang perahu menyadari


kalau profesi ini tidak bisa jadi sandaran
hidup. Bahkan ada juga yang tak yakin

setelah itu perahu akan disewakan kepada

orang Iain. Untuk mempermudah,


akhirnya Kasir membuat urutan sewa.

profesi ini masih bisa bertahan. Selama ini,


gangguan yang paling mereka rasakan

'Uadi semuanya dapat untung,,, jelasnya.


Sampai saat ini setidaknya masih ada
dua perahu yang terus beroperasi. Tapi
berbeda dari jenis angkutan lain, perahu

adalah para preman yang mangkal di


sepanjang sungai. Bila malam, para pre-

man itu biasanya mendatangi tukang


perahu dan meminta uang. "Kalau mereka
datang, biasanya sih saya kasih Rp 5 ribu,,,

tersebut tidak mangkal bersama-sama.


Pembagian rezeki dilakukan dengan
membagi sungai berdasarkan lintasan
kawat. Masing-masing perahu menunggu

ucap Amat menerawang. Hal tersebut


dibenarkan oleh Tiiyono. "Kalau malam
memang banyak pemuda luar kampung

di ujung kawat, yangjuga berfungsi sebagai

yang malokin tukang perahu. Mereka

dermaga. Dengan demikian, di samping

hanya preman yang butuh uang,,' katanya.

Tindakan para
preman iersebut,

pekerjaan lain,

profesi

meski

tukang

hari, tentu sangat


merugikan tukang
perahu. Dan jelas-

,,,-t.-i.:

ii#

mendapat

jelas melanggar

pekerjaan baru. Ini


misalnya dilakukan

oleh

hukum. Belum

Triyono,

lagi acara mabuk-

pemuda setempat
yang
belum
mendapat kerja.
Menurut pemuda
itu, penghasilan

biasa mereka
lakukan bisa
meresahkan

mabukan yang

masyarakat. Tapi

entah mengapa

dari menarik
perahu sangat

sampai sekarang
mereka belum

sedikit. Ini terutama

ditindak tegas.

karena perahu itu

bukan miliknya,
melainkan hasil
sewa,

Di kalangan
tukang perahu,
memang ada istilah

Penvebranqan tradisional di Baniir kanal


Perahu yisayis jembatan

Hendra

bagi tukang perahu yang tidak memitiki


perahu sendiri. Yaitu tukang perahu
dadagan. Triyono dan Rubadi adalah
contohnya. Para tukang perahu dadagan
ini urnumnya datang dari kota-kota kecil

perahu sesuai dengan kedekatan rumah

perahu dadagan biasanya karena kenal

perahu itu sudah menjadi alat transportasi


utama. Biaya yang murah adalah alasan

di sekitar Semarang seperti Salatiga atau


Demak. Mereka bisa menjadi tukang

mereka peroleh pun sangat sedikit. ,,Belum

f;

satu

rri

Rp 7-10 ribu, maka keuntungan yang

Namun preman bukan satu-

dengan tukang perahu terdahulu. Ongkos


sewa perahu sebenarnya tergolong murah.
Hanya Rp 5 ribu per hari. Namun karena
pendapatan tukang perahu hanya berkisar

Ir

lagi kalau banyak kenalan yang naik,

mereka cukup meniti kawat untuk


menyeberang, penumpang bebas memilih
masing-masing.

Gangguan Preman
Bagi sebagian penduduk, angkutan
utama mengapa angkutan air ini cukup
diminati. Ini misalnya dikatakan oleh

Sopiah, buruh pabrik konveksi panca


Tunggal yang setiap hari menggunakan
perahu tersebut untuk berangkat atau
pulang kerja. "Murah, Mbak. Kalau naik
daihatsu atau becak ongkosnya malah

Mbak," kata Tiiyono, "kan tidak mungkin


saya menarik bayaran," jelasnya.

lebih

Tapi ada semacam kesepakatan di


antara para pemilik perahu untuk tidak

pasar juga mengatakan hat tak jauh

menyewakan perahu kepada orang yang


sama terus-menerus. lujuannya agar tidak

mahal.

" Seorang ibu

yang

masala h.

Baru-baru ini di
wilayah itu telah

dibangun

jembatan yang
melintasi sungai Banjir Kanal. Karena itu,

dengan sendirinya perahu tidak

dibutuhkan lagi. Dari iiga perahu yang


semula ada, satu perahu sudah tidak lagi
beroperasi, karena penduduk bisa berjalan
kaki sampai ke jalan raya. Apa boleh buat.
Modernisasi memang tak pernah memberi

tempat kepada angkutan tradisional


semacam ini.

Mungkin beberapa tahun lagi,


angkutan perahu di Banjir Kanal Barat
hanya akan jadi kenangan.**
Dina Indri Astuti

menggunakan perahu untuk berbelanja ke

berbeda. Ia mengaku sangat terbantu oleh


angkutan tradisional ini. ".ladi kami tak
perlu memutar. Lebih dekat," jelasnya.

HAYAMWURUK No. I Th.

tidak

dilakukan tiap

perahu umumnya
digeluti sebagai
sambilan sampai

ld'FUSTAK;,i
ffii;:il i"il:?##S

Era Kej ayaanYang Hilang


Apa yang menarik dari Asia Tenggara, selain kemiskinsn,
inferioritas buday a, rural dan inward'looking?
ertanyaan itulah yang pertama kali
muncul bila kita membandingkan
peta perubahan dalam peradaban
umat manusia yang tinggal di negara-

negara dunia. Cina dengan kekuatan


sejarah dan fanatisme adatnya mampu
henguasai dunia dalam sekejap. Jepang
yang menerapkan semangat desperado
dan bushido juga mampu menguasai
wilayah di luar daerahnya. Begitu juga
dengan daerah-daerah lain di fuia.
Sejarah berproses dengan kecepatan

lanting, begitu petuah Karl Poper. Ada


kalanya sebuah bangsa mengalami masa
kejayaan. Ada kalanya juga masa
keruntuhan itu tandang. Tapi terkadang

kedua masa itu tidak dapat dilukiskan

dengan sempurna, hingga generasi


sesudahnya mengalami degradasi
eksistensial pemikiran dan

jati dirinya

sendiri.

fuia tnggara, sebuah wilayah paling


ujung di dataran Asia adalah salah satunya.

Tak banyak literatur sejarah yang


menceritakan masa-masa keemasan
bangsa-bangsa ini, terlebih literatur sejarah

antarsuku maupun antarbangsa adalah


hal-hal yang tidak akan ditemui dalam

buku ini. Reid [ebih tertarik

untuk

menceritakan masyarakat dengan


kehidupan sehari-harinya dari mulai
makan sampai minum, praktek sekual di
kalangan kerajaan, domestifikasi agama
dan adat istiadat, dan tema-tema lainnya
yang selama ini tidak dimasukan dalam
mainstreame historiografi bangsa-bangsa

di Asia. Dengan kata [ain, Reid telah

membuka wacana baru


memandang penulisan

dalam
sejarah

(historiografi) sebuah bangsa, khususnya


dalam sejarah Indonesia dan Asia.

Begitu juga dalam bukunya yang


kedua. Buku dengan judul SoutheosfAsio
in the Age of Commerce 1450-7680, yan1
kemudian diierjemaahkan menjadi Dori

Eksponsi hinggo Krisis: Jaringan

Perdagangan Global Asia Tenggara 74501.680, Reid mencoba meneruskan tradisi-

tradisi barunya tersebut, tetapi dengan


memberikan aksentuasi lebih. Dalam
artian, seperti kata Asvi Warman Adam
dalam kata pengantarnya. pada buku

yang mendeskripsikan secara total


perkembangan dan pertumbuhan

pertama, Reid hanya melukiskan tentang

masyarakat fuia Tenggara . Kalau pun ada,

buku yang kedua adaiah sebuah kisah


yang lebih lengkap dari sekadar sebuah

hanya menceritakan tentang kondisi


kontemporernya atau sebuah daerah
bekas koloni negara-negara eropa.

Minimnya literatur

sejarah yang

menceritakan tentang "masa-masa yang


raib dalam ingatan" itulah yang menarik
minat salah seorang Indonesionis Anthony
Reid. Lewat bukunya yang bedudut The
Lands Below the Winds, Reid

mendeskripsikan masyarakat Asia


Tenggara, khususnya lndonesia dengan
menggunakan pendekatan model baru

yang masih jarang digunakan oleh


sejarawan Indonesia yang mayoritas

memakai pendekatan

madzhab
kontinental. Dalam buku tersebut Reid
banyak menawarkan temuan-temuan
inovatif. Selain dikaji dengan memakai

realitas masyarakat Asia Tenggara. sedang

lukisan.

Buku ini terciiri dari 5


besar. Pada bagian pertama, Reid
pembahasan

menceritaka: ienlang zaman perdagangan


Tenggara pada kurun 1400-1650
yang n.r?rupakan masa keterlibatan Asia
Tenggara dalarn globalisasi perdagangan

di fuia

dunia. Sebagai bangsa maritim yang


memiirki kekuatan pada beberapa
komoditas unggulan yang dibutuhkan
negara-negara Eropa, Asia Tenggara,
khususnya lndonesia, mampu menjadi
bangsa yang maju dalam hal perniagaan.

Kondisi seperti itulah yang kemudian


berpengaruh besar pada perkembangan

kota-kota di Asia Tenggara. Banten,


tj\+i\*N#;s.;*ra

Dari Ekspansi Hingga-Krisia.JAiing+.n

kerangka madzhab anglo saxon

-sebuah
madzhab alternatif dalam sejarah yang
banyak ditawarkan para sejarawan
Perancis, khususnya di komunitas EHESdalam buku itu juga dapat ditemukan cara-

cara pendeskripsian masyarakat Indonesia


secara totalitas.

Sejarah politik, peperangan, konflik

HAYAMWURUK No.I Th. XIII/2000

51v

,Perdagangan,GlobalAdia,&,-nrggam::1450::

1680,

.,,,Benulis,, .:,
:.

11;6;1

':ii:"'",

ili,

:,:,,'

Anth-!ini-1B-e.id....:,,,,,i,s,#,,ii,

xl+ni,

2$:,fla"lnm,qn,,"t

', Eelrtama;,NortCriib#...........r-.,r,1P,-9
J'O.tot
L;P.P.niih..i"tiE tti$fin':ot='o=iu1.na

r"1rfii-1"1ri;iii""-

ir,

Demak, Malaka, Ivlalukr-r. Bi-irrna t ;,1.,1,,r',


sebagian kota-kota di Asia Ti:ittl'.;r].1 i;t:i, ,l
berperan sebagai pasar irr ie rna.; io nai',,.rn!
menghasilkan devisa terbesar dt ilirrLir:
Reid bahkan berasumsi bahiva clL.,iiiii
kapitalisme secara teoretis ber-l-lembar-rg

cir

Eropa, tapi dalam praktekr r9'i, lel;,ji dri


Asia' Tenggara. Asumsi dasar tersebr,rl
dibuktikan dengan keterlibatan beberapa
instuisi kapitalisme dunia yang mcn/,' "
perdagangan, seperti VOC milik [Jclari'.ia..
Eost Indis Company milik kerajaan Inggrs
dan instuisi perdagangan milik pemeriniah

Denmark yang semuanya menanar;r1t.,,


investasi dalam jumlah yang besar cii .'rr.;.:
Tenggara.

Yang menarik adalah pembah.r,.air


pada bagian ketiga. Di sini Reid merni:eri

kita banyak

inf

ormasi

tentang

perkembangan agama-agama di Asia


Tenggara yang penyebarannya

mendompleng era perdagangan.

pluralisme sebagai sebuah ide, dan empili:'

bukan merupakan kondisi yang sulit


dibayangkan, tapi keduanya sudah
menjadi jiwa masyarakat. Dakwah dan

misionarisme tidak lagi membuai

masyarakat teragitasi untult rnelakr-rksn


perang antaragama seperti yang tejadi
akhir-akhir ini.
Kondisi ini berlangsung di:larn seLt jl:i:
'/
sekitar 4 abad. Pada periet:',,t:ltart rib;:ei I

Asia Tenggara tidak lagi iren.iadt

iir,iii.rti

yang subur bagi perdacangan dutrr.t.


lnstitusi-instuisi kapitalisnie dunia se;:,t:rli

VOC, EIC bukan lagr I I ,'l r,rr


ekonomi semata. ta f.; '. , .:: . r..
institui politik yang dijadikan aiert uniLil,
melakukan impreaiisme dan mengltasari
.

wilayah-wilayah lainnt

a.

Buku ini memiliki beinr,'arli kcliuiri:rrr


Selain ditulis berdasarkan 500 sur,rlr;,
kepustakaan dari 20 bahasa dttnia, ji.lgrr
berisikan banyak temuan tentang masamasa keiayaan Indonesia dalan'i ,:ia
perdagangan. Dengan kaia iain. briku rrii
banyak menawarkan informasi yang layalr
disimpan dalam memori kesadaran kita.'r''

Leli Qomarullaeli
Mahasiswa Sejarah Undip

79

Gerbong Sejuta Kisah


Initah keretu saper ekonomi bagi mosyarakot kelss bawah. Murah, tapi jauh dari
manusiawi
eorang nenek berdiri tegak di depan

demikian nama kereta tersebut- bisa

berhenti di Stasiun Poncol. Saat itu


hari belum terlalu panas, tapi keringat telah
merffbasahi wajah dan bajunya. Di tangan

membludak. Menurut Marijo, penjaga loket


Stasiun Poncol, jumtah penumpang pada
hari minggu bisa mencapai 400-an orang.
Padahal bila ditambah penumpang yang

pintu kereta yang baru mulai

kanannya terjinjing termos es berukuran


sedang, sementara di atas kepalanya
nangkring sebuah baskom besar penuh
jajanan. Begitu kereta berhenti, dengan
sigap nenek Tumirah -demikian nama
perempuan berusia 60-an tahun ituberusaha naik. Setelah payah berdesakan,
akhirnya berhasil juga ia masuk ke dalam

gerbong. Lalu di antara penumpang yang


masih berebut tempat duduk, ia pun mulai
menjajakan bakwan, pisang goreng, dan
tahu petis.

Kereta api jurusan Solo JebresSemarang-Pekalongan tempat nenek


Tirmirah berjualan sehari-hari itu adatah
salah satu kereta super ekonomi yang paling banyak diminati penumpang. Selain

menyediakan gerbong khusus untuk


barang dagangan, ongkos kereta pun
terbilang murah. Semarang-Pekalongan,
misalnya, yang bedarak sekitar 96 kilometer, hanya dibebani Rp 1.400. Belum lagi
peluang untuk bayar di tempat terbuka

lebar. Alim, mahasiswa Undip asal

Pekalongan, misalnya, mengaku tidak


pernah membeli tiket. Kalau kondektur
datang, ia cukup menyelipkan uang Rp
1.000 dan semua beres.
Dengan kondisi demikian, tak heran

penumpang kereta api Pandanaran

iix

dalam wilayah kabupaten Semarang-

gerbong

itu hanya

1.06 orang. Bisa

dibayangkan betapa sesaknya kereta


tersebut.
Jadi tak heran, kalau begitu roda kereta

perlahan berhenti berputar, ratusan orang

yang sejak tadi duduk bergerombol


serentak berebutan naik. Bahkan saat
kereta belum berhenti dengan sempurna,

ada yang nekat melompat. Sebaliknya,


penumpang di kereta juga berebut turun.
Dua gelombang besar bertemu. Beradu

kuat. Dorong-mendorong pun terjadi.


Padahal

di antara penumpang terlihat

banyak yang sudah berusia lanjut dan atau


anak-anak. Bahkan ada juga seorang ibu
muda yang tengah hamil.

Pemandangan di pintu kereta yang


lebarnya hanya setengah meter itu pun
segera membuat hati miris. Seorang ibu
yang agak gemuk terpaksa menimpa
tumpukan kayu milik penumpang lain
karena tak kuat menahan desakan.
Sementara seorang ibu lain berusaha
memunguti timun yang berceceran akibat
karung pembungkusnya robek. Tapi tak

terlalu

Banyak
gangan-

nya

ter-

lanjur

Suasana di Stasiun Kereta Api


Jauh dari nyaman

Mirip di pasar hewan. Perilaku para


pedagang itulah yang oleh Kepala Humas

KAI Daerah operasi IV Semarang, anrat

disayangkan. Menurutnya, penempatan


barang dagangan yang tidak pada
tempatnya ikut memperparah kondisi
kereta: Padahal pedagang sudah
mendapatjatah dua gerbong khusus untuk

injak.

barang. Tapi tetap saja ada yang


menaikkan dagangannya ke gerbong
penumpang. "Harusnya kita saling
memiliki. Kami melayani, penumpang

Keributan

menjaga." sesalnya.

gepeng
terinj a k-

ll

pun

bercampur dengan suara ayam-ayam.

diperkirakan ada tambahan sekitar 50 orang. Padahal, kapasitas kursi kereta empat

timun da-

l,

lain. Hiruk-pikuk suara manusia

naik dari stasiun lain seperti Stasiun Jrakah


dan Stasiun Mangkang -keduanya masih

berhasil.

bukan main-main. fuang, l<ayu bakar, serta


ayam, dijejal-jejalkan dengan penumpang

akibat
jumlah
penumpang yang

berlebih
terbebut

Tapi apa mau dikata. Memang


demikianlali kondisi umum di hampir
semua kereta ekonomi. Sebelumnya, PT
Kereta Api Indonesia Daerah Oeprasi
(DAOP) IV Semarang menyediakan KRD
Liburan jurusan Semarang-Pekalongan

HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000


I

pada hari minggu. Tirpi karena kesulitan


teknis, akhirnya kereta ini ditiadakan.
Maka, tinggallah kereta api ,Pandarana
sebagai kereta utama ke Pekalongan.
Kereta yang beranQkat dari Stasiun jebres
pukuL05.30 pagi dan tiba di Stasiun Poncol

pukul

9 ini -bila

tidak molor-Pada

akhirnya memang terbukti sebagai kereta


terfavorit masyarakat kelas bawah.

Cerita Gerbong

Setelah setengah jarir menunggu di


Stasiun Poncol, akhirnya peluit panjang
dari Pejabat Pemberangkatan Kereta Api
{PPKA), terdengar melengking. Menandai
dimulainya perjalanan sebuah dunia baru.

buruk. Banyak pihak,mengaku terbantu


dengan kereta ini. Para pedagang ayAm
asal Solo yang berjualan di Semarang,

perjalanan, kaum muda itu biasanya

memukul-mukul atqp

gerbong.

Menimbulkan sejenis musik yang tak jelas


nadanya.
Sirasana panas, pengap, dan keributan
dari suara pedagang asongan dan musik-

misalnya, selalu menggunakan jasa kereta


ini. Selain itu, kereta Pandanaran iuga
menjadi tambang emas bagi Para
pedagang asongan, pengemis dan, dan
tukang sapu.
Pekerlaan yang terakhir ini tergolong

atap-kereta memang bisa membuat

-[bpi
ada
pengmpang mengumpat-umpat.
juga yang bis'a menikmati suasana seperti
itu.-sekelompok muda-mudi yang agaknya
baru pertama kali naik kereta ini, malah
tertawa kecil setiap ada kejadian lucu.

aneh. Kerjanya cuma menyapu lantai


tempat duduk penumpang, lalu minta
bayaran. Lutfi, seorang penyapu, men$aku
sudah lama ia melakukan pekerjaan ini. Ia
mengklaim {irinya sebagai "raja penyapu"
kereta Pandanaran. Ketika bekerja, ia
sering mendapat umpatan, misalnya ketika
ada sandal yang terpesat karena disapu.

Misalnya ketika ada seorang ibu yang


menierit karena merasa pantatnya dicubit.
Namun dalam suasana sepengap itu,
dan selama perjalanan 2 jam ke
Pekalongan, jangan harap bisa membuang
hajat. Di kereta Pandanaran, buang hajat

"Saya cuek saja, Mas. Yang penting


mereka memberi uang." Menurut bocah

kecil bisa dikatakan mustahil. Bukan


karena tidak ada WC, melainkan karena
kondisi WC tidak memungkinkan: bau dan
penuh sampah. Bahkan WC di gerbong
kedua, oleh peorang pedagang disulap
menjadi tempat membuat es teh. Ranto,
nama pedagang tersebut, mengaku bahwa

untuk menempati WC berukuran 1

,meter, ia membayar uang sewa Rp 75 ribu


per bulan, Menurutnya jumlah sebesar itu
tidak memberatkan. "Kalau lagi rame. saya

bisa dapat Rp 100 ribu sehari, Mas." Es


teh merk WC itu kemudian diambil oleh
anak buahnya untuk dijual ke seluruh
gerbong.
'[hpi yang lebih parah lagi, kesumpekan
di kereta Fandanaran akan lebih mengiris

hati, manakala terjadi pelemparan batu.


Hal seperti ini tidak jarang terjadi. Tingkah
laku segerombol anak bqlasan tahun yang
naik diatap, sering menjadi pemicunya.

Entah perasaan apa yang ada dalam


benak mereka, sehingga berlaku ugalugalan dan sok jagoan. Bak sekelompok

Hendra

iagoan dalam film ociion, mereka

petentong-petenteng diatas kereta yang

sedang
Dunia dalam gerbong. Bunyi roda besi

yang beradu dengan rel, lbntunan

pedagang asongan yang menjajakan rokok

dan tisu, umpatan penumPang Yang


tersenggol bakul penjual nasi pecel,
teriakan ibu mencari anaknya yang
terselip, tawa canda pasangan muda-mudi,
tangis bayi karena kepanasan, dan rintihan
' pengemis. yang memohon belas kasihan,
berbaurjadi satu. Menjadi sebuah paduan

suara rakyat kecil yang akan dengan


mudah dikenali.
Baru 10 menit berjalan, kereta kembali

berhenti di Stasiun Jrakah.

menit

kemuciian kereta juga berhenti di Stasiun


Mangkang. Pemandangan seperti di Foncol
kembali tenrlang di kedua tempat tersebut.

Sementara itu, anak-anak muda terlihat

mulai naik ke atap \ereta. Selama


HAYAMWURUK

r Th. xlrr/2000

melaju, melempari

rumbh

penduduk dengan batu. Hat inilah yang


menyebabkan warga sekitar marah. dan
membalas. Bila sudah demikian makp
suasananya mirip anak sekolah vang
tawuran, saling melempar batu.
Perang batu ini bisa terjadi selama
beberapa menit. Yang sial, paling-paling,
hanya menderita benjol. Tidak jelas kapan
kali pertama perang batu ini dimulai. Juga

tak jelas ada permusuhan apa antara


penumpang kereta dengan penduduk
wilayah pinggir re[. Yang pasti perang batu
adalah salah satu fenomena yang terjadi
pada kereta Pandanaran. Dan karena
perang abadi ini, kondisi kereta bisa cukup
memprihatinkan. Dinding gerbong mulai
penyok, sementara kaca jendela akhirnya
hilang karena berulang kali pecah.
Meski layanan transportasi ini begitu

14 tahun itu, dari menyapu ia bisa


mendapat Rp 30 ribu sekali jalan. Uang
penghasilan itu biasanya ia habiskan
bersama kawan-kawan gelandangan di
stasiun Poncol. Lingkungan pergaulan
yang buram itu membuat ia berkenalan
dengan minuman dan obat-obat terlarang.
Prapnol adalah salah jenis obat yang paling sering digunakan. Yang lebih parah,

remaja tanggung mengaku pernah


berhubungan sex. "Biasanya itu kami
lakukan di kereta yang sedang parkir
semal6man," katanya enteng.

Terancam Punah

Meski kereia Pandanaran diperuntukkan bagi golongan menengah ke


bawah, bukan berarti mereka tidak berhak
atas layanan yang lebih manusiawi. Tapi

menurut Suprapto, kondisi itu bukan


karena pihak kereta api bersikaP
diskriminatif terhadap masyarakat kelas

bawah. Menurutnya, untuk mengatrol


biaya produksi, bagi kereta'api ekonomi
kelas tiga diberlakukan subsidi silang. Tapi
hal itu belum bisa dilakukan secara opti-

ma[. Dari subsidi yang seharusnya 4OVo,


baru bisa diberikan 5%.
Dari perhitungan itu, berarti kereta
Pandanaran tergolong tidak produktif
dalam memberi untung kepada

perusahaan. Padahal

Suprapto

menekankan, saat ini pqrusqhaan kereta


ali mulai dituntut professional. 'iladi kita
sekarang berorientasi bisnis. Kalau tidak
menguntungkan, akan kita hapuskan saja,"
tegasnya.

Artinya, kereta Pandanaran.saat ini


berada di ujung tanduk. Ia bisa'dihapus
setiap saat. Dan bila itu terjadi, tidak saja
tak lagi ada sejuta kisah dari gerbong
kusam itu. tebih jauh, masyarakat kelas
bawah pun kian sulit menikmati layanan
transportasi. +* +

Condro N.

ffi
lr

Ii
;

/it-

Fabelisasi Realitas Politik

tr:

i::

lffi

fi pakah dongeng akan selalu men.iadi


L{ milik anak kecil? Barangkali 'ya.
I lAkan tetapi Kuntowijoy6 dalim

tffi

sindiran. Hal ini karena buku itu, dengan


caranya sendiri, merupakan jejak dan saksi
sejarah pedalanan kolektif negri kita. Fabel
politik karya Kunto ditulis berantai mulai

bukunya Menjaring Matahari berhasil

mendekontruki paradigma [ama tentanq

dongeng. Ia sekaligus membuktikan bahwl


dongeng hasil karyanya wajib dikonsumsi

ffii

para analis

pemilu 1997 hingga hadirnya euforia

politik. Budayawan yang

politik plus pertentangan-pertentangannya

sekaligus dos-en Fakultas Saitra UGM in'i

pada awal pemerintahan presiden Habibie.


Walhasil, jejak dan saki plus sentilan potitik

telah mendesain fobulo


-donoeno
binatang atau benda tak bernva'ia-j
hi4gga dapat

di

ini patut diajungi jempol.

baca oleh semua umur.

Sebagai sebuah karya yang memitiki

Buktinya, tulisan Kuntowijoyo mampu


menembus sekat-sekat hierdrlii sosial.

deadline untuk dipublikasikan mingguan di

Sebetulnya langkah anomali Kunto

majalah Ummat, ada juga kekurangan

dalam sastra, kalau boleh dibitang seperti

Kunto pada fabel politiknya ini. Tilik saja


pada topik "Kancil Pilek". Bila pembaca

itu, adalah upayanya untuk mencapai


tujuan dengan memanfaatkan banyak
kisah "Pengadilan Pam Predator". Anda

jeli mencermati kandungan pesan moral


dan etik, karya itu hanya kisah untuk
konsumsi anak-anak. Kalaupun ada

sebagai manusia akan dibuat nyinyir dan


proses pengadilan bagi para
.malu dengan

penggarapan yang cepat saji, hingga walau

ialan. Sekat-sekat yang membelenggu kuat

dalam sastra, ditangan Kunto berubah


menjadi enak untuk didengar dan perlu
untuk dibaca. Contohnya dalam buku ini.
Bukan fabel yang harus mengatur dirinya,
tapi sebaliknya. Ingin contoh lain, bacalah

novel populis Kunto lmpian Amerika


sebagai proses kreatif baru dalam sastra
koran. Ia berhasil menghadirkan jalan lain
dalam inovasi novel lndonesia.

binatang predator yang dijamin jujur, adil

dan bersih. Sang hakim tidak bisa


dipengaruhi dengan uang, jabatan, atau

interpretasi terhadap buku ini akan sulit


terwujud.
Namun sebagai sebuah langkah awal,
kritiknya tetap akan diperhatikan, tebihlebih upayanya dalam inovasi sastra Indo-

datar. Namun di balik kedataran

bahasanya, Kunto selalu membuktikan


kekuatan makna karya-karyanya. Sebagai

dalam hal ini negri kita- yang


diumpamakan sebagai negri kambing
dengan banyak permasalahan, akan
melaksanakan suksesi kepemimpinan.
Dan, hampir pasti di balik cerita-cerita itu,
ada hikmah yang bisa dipetik bahwa sok
kuasa, sok besar, dan sok benar akan

menemui bukti bahwa kekuasaan yang tak

pernah kekal (hal. 15). Tidak hanya itu


saja, topik 'Air Keabadian" mengisahkan
tentang keangkuhan kekuasaan, walaupun

dengan lebih tragis

ending

-dengan
kematian namun serasa
tak ada simpati
akan tokoh utama yang mati itu (hal. 18).
Kuntowijoyo dengan dongeng-

dongengnya mencoba bertutur kepada


siapa saja lewat pelbagai suara: kancil,
kambing, monyet dan segudang kisah
yang bukan hanya bersuara moral dhn
etik, namun lebih dari itu. Jika boleh
meminjam istilah Amien Rais, mampu
menjewer penguasa dengan kritikankritikan politiknya. Tidak percaya, simak

t
E

In
;

82

makna yang terkandung dalam fabet ini


sarat kritik, namun tetap saja fastfood oriented hadir. Maka, berapa pun topik yang
dihasilkan, semua akan serasa sama "rasa"

Tidak seperti pengarang lain yang

kesukaran-kesukaran sebuah negri

Kekurangan lain dari buku ini adalah

sentilannya. Pada akhirnya, multi-

cenderung memanfaatkan permainan kata


dalam karyanya, bahasa Kunto lebih sering

tangkah awal, tilik saja topik "Gajah jadi


Raja di Negri Kambing". Dalam topik ini
tanpa tedeng aling-611nn diperlihatkan

sentilan politik, itu pun hanya bagian kecil.

nesia. Kunto tetap saja menginginkan

negri

sindiran yang ia kisahkan dalam buku ini


tercapai, walaupun kita tahu tulisan tak
akan pernah bisa memerintah. Rupanya

binatang juga cepat, efisien, dan efektif.


Maka, jangan heran jika monyet yang

lebih banyak berjalan untuk tidak

wanita. Tak seperti pengadilan pada


bangsa manusia, pengadilan

di

menjadi sang raja hutan berucap,


"Saudara-saudara, kita tidak boleh
kecewa, tapi harus bersyukur. Kita hanya
ilunya predator natural, tapi kabarnya di

dunia manusia ada predator struktural"


(hal. 21). Bagi anda yangsuka hal bersifat
supranatural, baca saja kisah "Kiai Sapu
Jagat Merah, Kiai Sapu Jagat Kesepian',

kalau anda berani


-itupun
mentertawakan Raja lelembut penunggu
Gunung

Merapi- yang berkisah tentang

sebuah tirani kekuasaan para lelembut


kepada manusia. Dalam halaman akhir ini
anda akan melihat bagaimana Sang Kiai

kesepian setelah ditinggalkan para

Kunto pun memahami hal ini. Maka ia

menggurui. Hal ini bisa kita lihat dalam


setiap tulisan dalam buku ini yang akan
selalu diakhiri dengan simpulan, hikmah,
atau ibarat yang dapat dipetik. Akhirnya,

pada tataran inilah karya Kunto jadi


berbobot.

"Demikianlah", ucap Kunto di akhir


fabel

kata pengantarnya. "Setiap

mempunyai konteks politiknya sendiri".


Maka ketika politisi kita mengaku pernah
membaca buku ini, namun masih saja
bermoral bejat dengan menghalalkan
segala cara demi tujuan politik yang sempit,

wajiblah ia membaca ulang kisah-kisah


dalam buku ini.*

pemujanya di zaman reformasi.


Namun, membaca buku ini pun tidak

hanya berarti membaca fabel yang


berkisah tentang arogansi kekuasaan lewat
suara perkutut hingga Kyai Sapu Jagat,
dengan segudang pesan moral, etik, plus

Hendra W.
Penggiat Komunitas

Hayamwuruk, Serharang.

HAYAMWURUK

Th. xrrr/2000

Ecep.

Praktik seperti itu setidaknya dapat

dilihat pada event rapat kerja para


gubernur se-lndonesia di Departemen
Dalam Negeri beberapa waktu lalu
(Kompas, 1612). Mengaku sebagai
wartawan daerah, secara terang-terangan

beberapa wartawan -bahkan disinyalir


dilakukan oleh mereka yang tergabung
dalam organisasi wartawan gadungansecara terang-terangan memeras para
gubernur.

Layaknya lingkaran setan, tak jelas


pihak mana yang harus disalahkan atas
langgengnya budaya amplop ini. Di satu
sisi kondisi wartawan dituduh, tapi di sisi
tain kebaikan narasumber disalahkan.
Sementara di sisi lain kekurangpedulian

perusahaan pers akan kesejahteraan


wartawan digugat.

Sudah menjadi rahasia umum.


menjadi wartawan berarti bekerja dalarn
uasana sederhana mewarnai acara

Diskusi Budaya AmploP dalam

Dunia

Wartawan

Yang

diselenggarakan Aliansi Jurnalis

Independen (AJI) Semarang pada Rabu,


3 Februari 2000. Bertempat di sekretariat
AJI, Jl. Kelinci III/31 Semarang, acara itu
menghadirkan Wisnu T Hanggoro Mphil
MWS (LeSPI), Ecep Suwardani Yasa (AJI

Semarang), dan Dra. Harini Krisniati


(Humas Pemda Kota Semarang), sebagai

pembicara. Drs. Soetjipto, ketua PWI


Jateng yang sempat mencalonkan diri
menjadi walikota Semarang, juga tampak
hadir malam itu.

Mengawali pembicaraan,

permasalahan terletak pada gaji, maka


upaya pemecahan dimulai dengan
peningkatan gaji. Gaji Rp 1-1,5 juta bagi
yang belum menikah, dan RP 1,5-2 juta
bagi yang sudah berkeluarga adalah solusi

yang ditawarkan Wisnu. "Tapi itu bagi


perusahaan yang mampu," lanjutnYa.
Sedang perusahaan yang tidak mampu
bisa menerapkan prinsiP kerja
proporsional. Dalam arti waktu kerja
disesuaikan dengan jumlah upah, hingga
ada waktu tersisa untuk ngobyek keluar.

Tapi solusi itu memang

sukar

diterapkan. Ini karena saat ini wartawan

tak jauh berbeda dari buruh: murah

EceP
mengatakan bahwa budaya amplop dalam
dunia jurnalistik merupakan masalah klise.

harganya. Karena itu dengan mudah pihak

Ia ibarat pekerjaan rumah belum selesai.

diharapkan. Bahkan kadang serikat

Cuma celakanya, sampai saat ini tidak ada


tanda-tanda budaya suap itu akan hilang
di dunia jurnalistik. Bagaikan praktik KKN

peke4a menjadi kaki tangan perusahaan.


Ucapan Tarman Azzam, ketua umum PWI
berikut, adalah bukti. ""Kalau di suatu

yang telanjur merasuk dalam birokrasi,


budaya amplop juga telanjur menjadi
bagian internal pekerjaan para kuli tinta

tempat

perusahaan berani menekan wartawan.


Selain itu, serikat pekerja belum bisa

tidak

memungkinkan

budaya amplop tidak lepas dari rendahnya

penghasilannya bagus, ya, pindah dong."


Sementara itu, EceP menilai selain
fal<tor rendahnya gaji, merebaknya budaya
amplop tak lepas dari maraknya praktik

penghargaan terhadap profesi wartawan.

penipuan berkedok wartawan. Sejak

Forum malam itu membuktikannYa.


Celetukan mengenai rendahnya gaji

pemerintah membuka kran kebebasan


pers, jumlah media massa di tanah air

wartawan berulang kali terdengar.

melonjak tinggi. Karena belum ada

Misalnya, "Masa upah kita kalah dengan


buruh bangunan. Mereka yang tidak tamat
SD saja bisa mendapat Rp 300 ribu per
bulan. Sedang kita?" Atau yang ini: "Wah,

standarisasi profesi wartawan, praktis


prolesi wartawan menjadi barang yang
mudah disandang. Kondisi itulah yang
menurut Ecep sering dimanfaatkan oleh
oknum wartawan untuk mengeduk

'Banyak pihak menilai, merebaknYa

kalau upah wartawan dinaikkan setinggi


itu, mau lagi aku jadi wartawan."

Menurut Wisnu. gaji memang


merupakan faktor utama merebaknya
budaya amplop. Karena titik pangkal
HAYAMWURUK No. I Th. XIII/2000

keuntungan pribadi. Biasanya dengan cara


mengakali narasumber. Wartawan bodrek
celurit dan wartawon bodrek kortu adalah
contoh oknum wartawan yang disebuikan

serba ketidakpastian: jam

ker.ja,

pendapatan, jaminan kesejahteraan, dan

perlindungan kerja. Upaya-upaya uni'.rk


mengatasi hal itu sebenarnya telah
ditakukan, seperti dengan memunctiili'--,t
:

organisasi internal semacam serikat


pekerja dengan lnaksud untuk i,-rhilr
meningkatkan posisi tawar wattav',ati
dalam menghadapi arogansi manajemen
perusahaan. Paling tidak, penghormatan
akan hak-hak sebagai wartawan akan
lebih diperhatikan.
Memang mesti bukan jaminan. taPi
penghargaan yang lebih baik kepada
wartawan setidaknya akan meminimalisir

penyimpangan terhadap nilai-nilai


idealisme wartawan, seperti praktek
budaya amplop itu sendiri. Tapi mesti
demikian, patut juga kita renungkan
ucapan bijak seorang wartawan senior
yang hadir pada acara malam tersebut.
"Saya kira permasalahannya lebih pada
moral dan mental kepribadian kita Betapa
pun tinggi gaji kita. kalau moral dan mental kita memang mentai ngemplang, ya
'
angpao akan jalan terus.

Sementara itu. Dra. Harini sebagai


pihak yang dituciing kerap memberi
amplop, malam itu gencar diserang.
"Beranikah Ibu rnenghentikan praktik main

amplop kepacla lranaw'an di lingkungan


Pemda," desak secrang Peserta.
"Saya kr:a rtasalahnYa bukan Pada
berant ata.: ::cak Tapi lebih pada siapkah

kita.'

"S:r::.e

sa.1a.

Berani tidak?"

''Oi, i;an saya coba..."


Tep-:i :angan keburu bergemuruh
se:e.*:. D:a. Harini sempat melanjutkan
r-4.:=a::.- a t*

Sugiarno

83

Cotatan dori Gairah Malam Bulan Purnama

Mengandalkan Spontanitas

mendapat pemberitahuan sebelumnya,


tiba-tiba saja didaulat untuk mengisi acara,
yang muncul justru trik berkilah' Uniung,
penonton maklum. Suasana yang kian
santai, dan cenderung lepas kendali itu,
untung segera diantisipasi para petinggi

amis, 17 Pebruari 2000, kembali


Teater Emper Kampus (Emka),
menggelar "Gairah Malam Bulan
Purnama". Kati ini acara digelar di ruang
103. Kain hitam dibentangkan sampai
menutupi tembok, sebagai latar. Untuk tata

lam-pu. dipasang enam batang tilin dan


lampu kapal. Sama sekali tak ada kesan
mewah. Penonton yang cuma sekitar 40

orang, membuat acara ini terasa kian


sederhana. Kesan santai jelas terlihat di
muka mereka. Sambil bergurau, sesekali
asap rokok menghembus. "Kami terlalu

sibuk menyusun seifing hingga kurang


mempublikasikan pentas ini," kata seorang

awak teater. Jadinya, pentas ini seperti


sebuah reuni. Dihadiri cuma oleh alumni,
komunitas internal, dan para simpatisan.
Pentas malam itu tidak menampilkan

satu lakon pun. Kali ini yang dibawa


hanyalah baca puisi. Beberapa puisi
bertema cinta dibacakan dengan antusias.

Kadang tersel'ip pula guyonan dari


penonton hingga suasana tambah ramai.
Acara memang mengalir begitu saja. tidak
ada pembukaan secara resmi. Tak heran,
betapa terperanjatnya penonton ketika
seorang dari mereka meloncat dan tiba-tiba
berteriak: "Kesenian untuk rakyat," dengan

tangan terkepal di atas. Sayang,


improvisasi itu tidak dijadikan bahan
apresiasi, terlebih menjadi nilai teatrikal.

yang berkumandang cuma


,Akibatnya,

Pementasan Emka
Tanpil tanpa persiapan

penghayatan.' Setelah itu, beberapa puisi


cinta dibacakan. Beda dari gadis kerudung

hitam tadi, pembacaan puisi yang ini


mendapat sambutan meriah, terutama
karena gerakan-gerakan penyair yang
konyol dan memancing tawa. Untung,
kekuatan pembacaan tidak hanya terletak
pada gerak-gerik penyair, melainkan juga
puisi yang diciptakan. Jadi pembacaan itu
lolos dari perangkap sebuah' pertunjukan

gelak tawa.

lawak.

Bagi penikmat setia Teater Emka,


fenomena itu memang bukan hal yang

Pentas malam itu memang berbeda


dari pentas Teater Emka pada umumnya.

mengherankan. Karena sedari awal teater


ini berniat memberontak, menghilangkan
sekat-sekat formalitas, termasuk pelbagai
hal yang njelimet. Mereka hendak tampil

Ciri khas teater rakyat yang penuh dengan


puisi protes, tidak tampak. Pert'orming art
malam itu penuh dengan nuansa cinta.
Seraya berseloroh, barangkali, pembawa
acara juga mengaitkan pentas malam itu

apa adanya dan menghibur penonton.


Sangat disayangkan, akhirnya penonton
terjebakdalam sikap apatis, yang membuat
suasana mati. Ketika sebuah puisi Rendra
dibawakan, bercerita tentang keagungan
cintanya pada bangsa ini, tak ada kesan
apresiatif dari penonton. Gadis penyair itu
berseloroh sendiri tanpa pendengar.
Tapi suasana berubah drastis keiika

nyanyian "Kidung Makna Cinta"


dilantunkan gadis berkerudung hitam.
Sorak sorai mulai mewarnai ruang
sederhana itu. Duduk bagai seorang
sinden, kidung itu dilagukan dengan penuh

84

dengan hari peringatan hari Valentine pada


14 Pebruari. Tapi tema yang sangat agung
itu sayangnya kurang digarap secara apik.

Masih terlihat banyak kegagapan dalam


penyusunan acara. Pengaturan tentang

siapa yang tampiI agaknya kurang

teater ini. Beberapa puisi karya sendiri


dibacakan dengan antusias. Bahkan ketika

Fahmi, salah seorang awak Emka,


menggemakan tahlil dan tahmid dalam
puisinya. suasana berubah drastis. Semua

larut, teiharu dalam kenyataan yang


diungkapkan sang penyair.
Pentas belum selesai, tapi setengah dari

penonton mulai menyeruak keluar. Thnda


kantuk dan kebosanan jelas terlihat. Maka
pementasan selanjutnya hanya ditonton
oleh awak teater Emka sendiri. Suasana

jengah

mulai

hadir.

Untuk

menghilangkannya, tembang-tembang
dari Edi Kempot seperti "Di Stasiun
Balapan" atau "Cinta Sekonyong-konyong

Koder" dilantunkan, dengan gitar


sederhana.

Suasana itu jelas bukan seperti


pemdntasan. Dan jelas sudah melenceng

jauh. Kurang jelasnya format acara


mungkin sebab utama, hingga pentas
Gairah Malam Bulan Purnama bisa
berubah seperti acara santai saat api
unggun. Dibandingkan dengan pentas
Gairah Malam Bulan Purnama beberapa

mendapat perhatian serius. Jadi mulailah


pembawa acara melemparkan spontanitas
kepada penonton.
Langkah itu pada awalnya sukses. Tapi
tetap tak bisa terus dipertahankan. Ketika

bulan sebelumnya, pentas kali ini

wakil sebuah lembaga yang tidak

Leli Qomarullaeli

mengalami penurunan kualitas. Semoga


saja untuk pentas yang sama ke depan.
acara bisa dikemas lebih apik.**

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000

itu jalan terus. lbarat sinisme

Bila Musik dan Perempuan

Tiq:"Itl:

!,''1;;:'11l'#fi:Ig;;:lfl
paradok'zaman ini'
Barangkali
in-ilah

Dipalsa Menyatu sv
r __
.,e fiitl"+ifffflitr*53f;;{;x

Pentasmusikbertemakepedulianterhadapperempuan,denganaiiu'unt.underajatnyamenjadi.sekadar
lrffi;*1*'"'1,ff"J*:lfiF'Hix':$
perjuangan perempuan.
tak satu ragu pun bertema
itup"a"ii ierhadapnasibperempuandilnadalah
dirakukan
yang
J.adi, alternatif
donesia' Kita iusa tidak akan tahu
u*ut
^,,...ratstevensterpukauolehkeindahan
p"niur itu bisa turut
1t"t"'
f pusi, danterciptaLi'i'iotingH* 1""n""'*""*'1fnaJli
r,asir-plnjuara;;tk;,;i;; ba^gaimana
o"*r."n
vBrokensepertipuf,i,,,.,Lituiaun ai*#""'sk"i
nil1"S::t1il,T"1",??,iTq1ili1lfl
erspresi jiwa penyair..yJ;'il;il;.
menderai pe.rempuan yang menja
r't<an' atau .leuih tepatnya'
chairil Anwar menuus

di;

""t'u-T:I3i"[[*

iHff,#g,iJffig,#i;fr ffi
"i*iro

l*:tt,l*lr"*irrl;mnifi:[ i[,ri[:;: u"i.iauru, ben,uk vang


ffii{irffi::::;:::::;::
Anoa
[#,*tlUl'f,:1t[t;
masalah
hanva
"'""v''l"i?a?]..fr; [,*#p*]?tr"**Ii{,'}i'o
benarterhibursiangitu'Bahkanbeberapa
-.-l-apt
;;;;;;;:t,i"titu.Iuaut
'ili;;
i'"-."u"i.* u'u'-u ai*'rui'
t'T;
[ffifd"^Li*",1y;rllrr.," #i:f,',:',*.!iT1ffiI
terhadap relrill-losiar
i*"" F"r dengan trffi-T':,"""i:**:'*:ffiffimf*#*:,""mi.ql-+!i-ilU{:'H
fus"' t"pqus pun 1'*l I1l"^1
'ilil;";;;;i
nltqrlrEllt,9ll.rilispida.!uilqur,'.,il,lll^.-:.o,"*"::::J
syair-sYairnYa
brra

mahasiswa

pemberontakan

Y?ng^

l(

pagarl
berjejer di samping parit depan

i.'nf.uutu*, atau Uly Sigar Rusadhy '

ugtlgqllru5g.gJ9person:,.l:i,a,lBe1uml"giT:.'."^[1.J1lI
sini musiktak lagi urusan'

;ilil;ffiauiuil.p"t.t,umyanglebihmenyaksikanp"ntu:.1lI1b,*':i
ollloathollqqrg.lrJyv.rr.-.ina5ngun,ii;i.i"i.aiaep.1nyl':lL3?lil
.;afi;;.;;',".leJ..j--^.dibilangadasekitar300.anpenonton
luas,
Yang berhubungi
Agut"nvu berbekal -[".u9:|]1 . *
I'au'"t

*rf,T*i"

3oo9 u
pangguLsluPt

x"n,i','ie

i;il"U;;;pat

di

sians itu

Ser,aiSit"f:i:::::f

per.tunjtrkan ini lusa

Fakultas Sastra, Wadah N

Y:11f3:
1at^1T:11';

x:iil;:;lffi..=.rMusitt,eaurii.iip"[r.19n,kJunsu1Pu:.?:Tl'Y|;
n"'oitan tunggar gitaris itu

H[ffi"@'""""
jusatidak.ada Tll::^t
nkn:::tr*#H'T,:1"81
t"o"u,lt.riautadatiket, dan
Kondisi
}if,lrrl-?8irliX,?.,[1k.HB;
internasiolJ.
perempuan

*;i*":i!H1l:il;1'ffx'"'i*il
i::i:.fltxt,:'"f"%fr;::";#,';[
para
;k-:::*:x:#xfiffili;:[H;
iJindu, Nasib meng;naskan
'ir'"rfr'i'" Maklum' selama ini pentas
sam
massal :#fu#"fti#Siil*[i:',l[f
o-"tn*p"un korban pemerkosaan
,^ff'niiiio'-;;;;k"ffiil;;;;
diFakultas Sastra boleh dibilang
nada13_14M"irssararul'kJ.usr,iarsinah.
keroncong,. rxl,'["i'r."r, musik
il:?::i?ffiffi;"no-ngk'ongdia"p*

gr<,rl

.kondisi

para tenaga r."riu.ir*it"


yans menyed,nr"",
l"iJ."rtun sekual terhadap perempuan
tlrja. udatatr
uanq serins reriadi di ,"rro"i
kekerasa"
ragi
Berum
contoh.
,ngnrinti,

katima-tnya-

-:friillJHtu

';;h* it; *nnao,,,*;;;':;;;


yd#'M;"llrcu'
ir* u"il"-," r"n,
,"r#r,

*unu'i'*ijutusansistra

i,niiii"ni;'"*i l*,*ri:*i:l*::tXm',fffi
9l'

a;ii*

rumah

jrsa dikatakan Dian'

Ingsris' Ia melihat
itu penting
kalau penias musik semacam

,."enx",;l:

ffij$i','F*11,X#;:"',:#Xtift:l
$i3:{::il!:";:-'::::18:'T:'i;":il:
tandasnya'
rdrlqilsrrla'
--tnnAa-tantl0Asmoro Faru RM.
nM.
rir]air
---- ..-i,r^yc^t
TonTb-tando Asmaro Fariz
di
universal' Ia tidak
t't"i* m"mang
ratar
pada
i..i.
Snmentur'u
*"r"ng.
setiar
riini,
ideologis'
batiasa
mlnyedihkun
rr ,,,;#rl r*no ui.uru dungan
an i"r"ri.ri"iir'i;:;;";r"
ber-hak dan teramat mungk'r
orang
Lanias, bagaimana-.,menya-tat
dengan *i*t'i'i,.^inf righrs, "kJil;;'i;;
kenedulian terhadap p"r",npuun
-Iil:l:,;::;fixi's:
xffiil;",;r.Innsun,.vuxil:ilil,fl: '^xH,[?i*,l;1ff:?]:ryi"'fl',".,'"11 &",ryfl
Di tensah hinga r b;.";ar'
t*u"da'
q," Fl.
musik menjadi Ju'i't'ut
mensecam ge1i1d31an J:h.li:;i:J:"Ti ffi;#;.
dan *;jil;;;'t"
i;;G
i"rni.puun-du"
:sa
r.".."i,i..
kesembiraan itu' aPa vans mirs::
tuga. Tapi hal ini i"r",ln'if,;'t"t""lo, a:-J,;",;;,";,,'ut' p"*uu'Ju'""t" ile" dan
perkosaa"'
korban
para
neseri ini, lagu ,unn'l"Ili"l;ipyl;
r'ti
i" perbagai 0"r,"'ii*l.rn diingaitentang
raki-raki bisa *"""Irii"i
utuu 5uruh perempua::
ixti',
menverang penindasan oreh
teriaJi terhadap o"r","o*;;:;;i;;;

ala ..
dengan arasarr
dilaporkan d:.t]gun

rquu'i:,"x?fl
ri

---^..-il.pf, aiuitung nasib perempuan


negeri ini rebih banyak

sosral

jl!1.TlTl 1;:il::liki:'ii;;;;,,t"' """'LilX entahrah'*** .


shor',-sementara 'u t,ouu,nrli:[
trilfll:rui];ffi;;"p"'pZnvebab
*n-p"ttilahkan musik vang
;"i;t#;;';l'

aikatakan tidak beredai.-Kondisi


masyarakat, huksr agat, dan
mengapa lagu semacam

HAYAMWURUK No' I Th' XIII/2000

err4r
-a.a rirmrn

E
Basfin

Ketika Gerilya
Kebudayaan Usai
Dalam historiografi Indonesia, peran masyarakat keturunan Tionghoa kerap dikucilkan.
Padahal, konon pahlawan seperti Raden Patah dan Sultan Hasanuddin dilahirkan oleh
warga keturunan.
agi itu Semarang diguyur hujan.

sebelumnya politik diskriminatif

sering memicu kerusuhan rasial-adalah

Udara dingin menggigit kulit

pemerintah orde baru bahkan melarang

salah satu hasil penebaran stereotip

menerpa warga yang lalu lalang. Di

semua bentuk pelestarian budaya Cina.


Kebijakan itu lahir bukan tanpa sebab.
Awalnya adalah konflik politik antara PKI
dengan petinggi AD yang dipercaya akan

tersebut.

sebuah kelenteng yang dilengkapi oleh

belasan toapekong, puluhan

lilin dan

ornamen ruangan warna merah dan


kuning keemasan, terlihat puluhan jemaat

mengudeta pemerintahan Soekarno.

dan seorang biksu tengah khusyuk


beribadat. Di palang depan kelenteng
terpampang spanduk panjang warna

Sindrom akibat konflik tersebut berlanjut


hingga pemerintah orde baru. Semua hal
yang berhubungan dengan Beijing -yang

Lima Sekat yang Menjerat


Upaya peminggiran warga keturunan
Tionghoa tidak berhenti sampai di situ.
Meniru cara politik pemerintah kolonial
Belirnda, melalui Keputusan Presidium
Kabinet No. 127 lUlKepll2ll966, warga
keturunan dipaksa membuang jauh-jauh

selamat hari raya bagi masyarakat cina

dianggap sebagai pusat komunis di fuiadibabat, '[bpi sayang Soeharto salah bidik.

yang diberikan

Ia menyamaratakan RRC dengan warga

nama yang berbau Cina. Alasannya agar


memudahkan proses asimilasi dan tidak

keturunan Tionghoa di Indonesia. Padahal

menimbulkan kesenjangan rasial.

menurut sejarawdn

Peraturan itu kemudian dipertegas dengan


Keppres No. 24011967.

kuning bertuliskan GongXi Fa Cai, ucapan

Tionghoa

-sebutan
Soekarno sejak 1963.
Pemandangan

itu relatif

baru.

Sebelumnya selama 32 tahun mereka tidak


bisa beribadat sebebas sekarang. Konon

di Semarang, dahulu warga keturunan


Tionghoa yang beragama Konghucu
hanya dapat beribadah di tengah malam
agar tidak terlihat oleh pemerintah dan

warga setempat. Tidak cuma itu,

Onghokham,
keduanya mempunyai nilai historis yang
sangat berbeda.

Dirasa belum cukup, pemerintah

Selain itu, pemerintah orde baru juga

mengeluarkan Instruki Presidium Kabinet

menerapkan politik agitasi dengan cara

No. 37lU/lN 1611967 untuk membuat

menebar stereotip-stereotip negatif tentang


warga keturunan. Cap seperti lintah darat,
penjilat, sombong, pemeras pribumi -yang

badan koordinasi pengawas masalah Cina


di bawah Bakin, yang bertugas mematai-

matai segala gerak

.warga

keturunan

HAYAMWURUK No.l Th. XIII/2000


----i

ffi-ffi;,fli

Tionqhoa dalam hubungannnya^dengan

Cina. Badan ini miriP Chinesse

;;;;
;;;t;tt

pada masa kolonial vang bertugas


Para Hoakiau'
mengawasi
"'ilri pembonsaian terhadap hak-hak
*orouLiutunan Tionghoa yang mayoritas
sampar
intJgu*u Konghucu iidak terhenti
No'
Mendagri
Edaran
a;*"i Surat
sengaja
dengan
pemerintah
47Ollg78,
warga
melucuti hak kebebasan beragama

;'.;;

Tionghoa' dengan .tidak

il;;;;

sebagai salah satu


-"nouf,ui konghucu
dan hanYa
Indonesia'
di
;;;;;

satu aliran
ii"-.utuXf.unnya sebagai salah
cara
Perltata
knonrauvuun Yang
ketat oleh
Jiaiurcea"mikian
;;;ffi;
Kemudian, melalui Instruki

"r-"ti"tIf,'
'Pt"tia"n No. 14 Tahun

berhembus

di

;;;;;i.ik"" warga keturunan Tionshoa


banYak
;;;;i [;'ban] Rt<iuatnYa' mereka'
k"r.riuhun Yang merugikan

YogYakarta'
K;;;h;, Bandung, Jakarta'contoh
nyata
adalah
1998
a"",*"ai Mei
orde baru
politik
tahun
32
ir"""ra
t"i"""
ilil- *unynng'utukun masYarakat
ini'

Lturunun negeri tirai bambu

harapan
Ambivalensi Politik dan Era
"'orde baru melarang

Wutuu pn*erintah
tetap saja
f.uru, ,"t".tutian budaya Cina'
meresaP'
budaYa Cina

,nrur-unrut
i,iituf"r" f"*at televisi' Film-film
f

1967' semua

Cina

di stasiun TV swasta dengan

iii.v"rg"t*

Yang
rekuensi Yang amat tinggi'

*l"g"j"id",

bentuk kegiataan

keagamaan,
budaya, adat

#Ii

istiadat, bahasa
dan segala Yang

berbau

Indonesia cenderung

Cina,

ilm-f

ilm

tersebut

keturunan
dalam bidang politik hak warga

atf"ir*i a.r.m bidang ekonomi merel<a


iiunti i."tn*patan untuk berkembang

i"U"t".."*i.in

Bahkan bisa dikatakan

tnr
kalau Pondasi ekonomi bangsa
aktivitas
oleh
."Uugiun U"tur.iuga ditopang
mereka.
bisnis
-'-'St;;;"t

ganda Yang diteraPkan


akhirnyu
oemJntutt ode baru ini pada posir if

ffi ti;td".oak

negatif ketimbang

berhasil
Warqa keturunan yang kr'rrang
agitasi
poliiik
f.Li", .""i"ai tumbal dari
keturunan
warga
dan
untuiu pn.urintah
uanq sukes'

'-'-Setelah 32 tahun di bawah bayangbuvang Penindasan' masa haraPan

Dur sebagai

Gus
-,i"*it"'iti"s terpilihnya
akrab Abdurrahman
;;;ttd"^ -.Jbutun
Wahid-Yang

dikenal sebagai
tokoh moderat
dan toleran'

rr

Tokoh yang
dikenal dekat
dengan Para

*ffi

ri:,+:-#,,]r

pemuka agama

dilarang keras.

Konghucu ini'

Peraturan
terakhir itulah

pada 18 Januari
2000 mengeluarkan KePPres

yang

menjadi
awal kehiduPan

No.6 Tahun 2000

tragis masYarakat

yang mencabut

Naga -sebutan

Inpres No. 14/

untuk masYarakat

1967 tentang
pelarangan

keturunan
Tionghoa'

publikasi budaYa

Sekolah-sekolah
yang
-kan mengajar-

bahasa Cina

ditutuP'

Surat

perayaan

dilangsungkan

Hwo Pao

dan
Democratic Sail

secara meriah

dan

Neurs dibreidel

yang sebelum Mulaidirayakan secara umum


masa orde baru
masyaraxat
boleh muncul dan dinikmati
seiring
hilang
Imlek'
perayaan
il"t,
Peraturan tersebut'

mulailah babak baru dalam

di Indof.nUuauvuun masyarakat Tiongoa

.ntiu' tuu"f gerilya' Nama

;;;t",
iliu*

keluarga'

ritualitas, dilestarikan sebatas


gutit keluarga' Meniru filosofi

dilakukan gerilya kebudayaan'


pada
i"ii'ti"trii inturuttsi sosial mengacu
peraturan tersebut' kebudayaan
""fU"o"i
'ci;;i;6 dilestarikan sebisa mungkin'

["t""CI"i,

Namun di samPing Peraturan Yang


*nrnutunn kebudaYaan masYarakat

ii;;sh..,
i

;i

uaul-ah,

ilal lain vang mendesau

T"t-*
isu SARA (suku' ag-ama! ras'

SARA yang
untutsofongun). Pelbagai isu

J
HAYAMWURUK No'

1 Th' XIII/2000

terbuka'

Ucapan Gong Xi
Tempo
Fo Coi menghiasi
media massa'

tanpa alasan jelas'


Parade barongsai

"""M;i;

disambut

ii"

ketika lmlek tiba,

Cina sePerti Seng

o"nu*Pln

KePutusan

meriah. Terbukti

kabar berbahasa

,rn.

4 Cina.

roting yang menakjubkan'


memperoleh
'i"^aZiu Roiawati
Sakti' Legendo Ular
'i"irn,
x"r, Sokii, hanya sederei contoh'

Dan anehnya, Departemen Penerangan il;;' ;;-b,;barridak berbuat banYak


wakiu itu.

Meski demikian, jangan

har.aP
tersebut
film
datam
ritual
f.nUuauvuun atau

-i"t."gt"i, membakar duPa-bisa


aif"f."f."" terang-terangan Pemerintah
atau
iu.r" *"rsizinkan praktek ritualuniuk
khusus
tersebut
;;;;;";"";
bisnis PenaYangan film-film
;;;;il;*
mendapat

Cinu, *itutnya, pemerintah


menarik
;;i;;s besai karena berhasil bisnis
ini'
tif", impor' Dalam bidang
Meski
"".1
lunak
tertihat bersikap

I"."tt*f.

kebudayaan
Mulailah babak baru dalam
gerilYa
Sedang
Indonesia'

;;; ;i

kebudaYaan usai sudah'

banYak agenda Yang


pemerintahan Gus
oleh
nurut ait"futuikan
kaitannya dengan hak warga
tut"st<i

matit,

Ou, dutu*

["i".rnun Tionghoa' setidaknYa


yang dulu
onnoturuaun semua peraturan
'ilil;i;;;"rintahan orde baru adalah
bagi mereka' uniui
Unrt ut'
."rs.-U""gGn tradisi' budaYa da:
ugur*nYu di indonesia'*i'

Leli Qomarullae&

Phobf a Soc ieta


Leli Qomarullaeli

T-lugi itu iru Haicider, seorang tokoh


|/y'partai konservatif berdiri pada
l, sebuah podium. Di depan
pendukungnya, ia berucap "Saya adalah

seorang ultrakanan" katanya ketika

kampanye pencalonannya sebagai


gubernur Carinthia.
Sontak masyarakat eropa waktu itu.

hanya ceroboh, terlalu berani


menggunakan sebuah kata yang
langgamnya

tak seirama

dengan

pemahaman masyarakat waktu itu. Kata


yang sedemikian provikatif hanya karena
hasil proses tafsir sejarah.
Apa yang terjadi pada Haidder, terjadi

mengalami

rekonstruksi penafsiran, demokrasi yang


tidak hanya mampu mempurukan nasib

kelompok minoritas hanya karena dosa


sejarah.

Sampai saat kita sebagian dari kita

masih memahami komunisme--juga

pula pada Gus Dur. Pada acara

Marxisme, Leninisme-- sebagai paham


yang menentang eksistensi Tuhan dan anti

Mendengar Haidder bagi masyarakat

pembukaan kongres sebuah partai di

eropa sama pedihnya dengan mengingat


tragedi sejarah masa Hitler, ketika jutaan

Semarang, Gus Dur berucap, "Saya akan

demokrasi. Sebuah kesimpulan sejarah

mencabut Tap No. XXV/MPRS/1966".


Peraturan yang lahir dari sebuah proses
yang menentang praktek Komunisme,

yang dibuat hanya karena angkuhnya

nyawa Yahudi-ras yang memiliki


kesombongan sama-dihargai tak lebih
dengan sebotol sirup penghapus dahaga
tentara Nazi di medan penyisiran. Haidder

pun harus reia menerima jutaan kritik,


cacian, kecaman dari seluruh altar eropa.

Salahkah Haidder ?
Pada satu sisi sejarah mirip dengan
pengadilan-kata dasarnya adalah adilkeduang,a membutuhkan pembuktian.
Dalar,ri pengadilan. biia sebuah kasus, tak
bisa cliperkuat dengan fakta, maka sang

Marxisme, Leninisme disebarkan di bumi


Indonesia.

:; " rr-;+..;t:.,it:- : r/ ? .irlr


i :f :'
I :t h;":
rlti
,r {ir
," ."{..
-vrlii- ..., .j .= '; .i ..".,,:.4
*i r" {:-S;1,t*i
ri.
-;
":
.l}ul;:l*
l:rr^,:i i.i
}
:;rrl.
.,:.r
j-{:
?.
"ii:,,i;.
iv.:-:',:}!.
*'
+.'.
.
.'i-,
":,1:.
,
.:/ - I r'....:1:.4 ;._*::
^n
.
,.y;...;. 1..t;..d rl
'
.t -t :;-r-'i-. iq.: .ii'.ii. ;''"':i.\ 'iir,'!'i
:.'

rt:

-:'.-

ri- r-:r

ting sejarah masing-masing. Fundamentalis


misalnya, kata itu sedemikian seram dan

kasar karena sering dikaitkan dengan


gerakan separatis yang dilakukan
kelompok-kelompok islam garis keras. Atau

juga ultrakanan yang sering diidentikan


dengan sejarah kekejaman Nazi di eropa.

Padahal keduanya tak bisa dibuktikan


mempunyai kedekatan yang erat dengan
dua peristiwa tersebut.
Tindakan Haidder sepenuhnya tak bisa
ditimbang dengan salah atau benar. Ia

88

kita

adalah

membenci komunisme, mereka merekam

komunisme sebagai paham yang antiTuhan dan demokrasi. Dan kita masih
menyimpan memori itu hingga sekarang--

hidup masyarakatnya. Dan dalam

semuanya tak lebih dari bahasa politik


pergerakan yang tumbuh dan punya set-

darah, atau membunuh nyawa dengan


sangat mudah, tapi benarkah itu terjadi

kesadaran amputasi sang penguasa,


mereka merekam memori kita untuk

menempati relativitas obyektif.


Fiaidrier sedikit pi.in tak bersalah, karir
politiknya besar di Austria, sebuah negara
yang menghargai demokrasi sebagai jalan

masyarakat, terlebih pengisolasian.


Apakah ia fundamentalis, ultrakanan,
ekstemis, radikalis atau pun komunis,

pernah melihat seorang komunis mencabik


wajah kyai, mengurapi kitab suci dengan

kesadaran--kesadaran

kannya. Begitu juga dengan sejarah,


pembuktian adalah hal terpenting untuk

demokrasi, sedikit pun tak ada pemilahan

sebuah kekuasaan.
Seperti halnya ultrakanan yang terjadi
di Austria, penilaian terhadap komunisme
juga tak ada pembuktian sejarah. Mungkin
dalam sebuah film efik sebagian dari kita

dalam kenyataan.
Selama 32 tahun, ketika komunisme
adalah musuh utama kaum militer kalah
banyak diantara kita mengalami kolonisasi

penghukum pun harus membebas-

r.

terhadap demokrasi

dengan kata lain orde penguasa ini mampu


Usai berucap. Dengan bersarung ayatayat agama, bersampul isu-isu demokrasi,
ialanan nusantara dipenuhi ratusan orang
yang demonstrasi, puluhan grafiti bernada

kecaman terhadap tindakan Gus Dur


mulai menghiasi.
Salahkah Gus Dur ? Seperti Haidder,
tindakannya tidak bisa ditimbang dengan

kadar salah atau benar. Semuanya

kembali pada kita masing-masing,


mampukah kita membaca makud Gus

membuat

kita menjadi

masyarakat

penakut.

Banyak diantara kita tak berani


membuat rekaman baru, merekonstruki
tentang komunisme. Karena sebagaian
dari kita adalah masyarakat penakut yang

selalu menjadikan dosa sejarah sebagai


sebuah takdir. "Mulailah membuka diri,

dan buang ketakutan bila

ingin
membangun peradaban" kata Arkoun
dalam sebuah kesempatan.

Dur. Pada satu sisi sikapnya sama seperti


Haidder, yang waktu itu terlalu menentang
masyarakat penakut.

Seperti Vaclav Havel

yang

menginginkan cara pandang masyarakat


Cheko terhadap politik berubah, Gus Dur

pun menginginkan cara pandang kita

Anggota Forum Diskusi Komunitas

B-5 Semarang

HAYAMWURUK No.1 Th. XIII/2000

..-..]-

'Ed'.oon begitu cepot bergerok,


mi tetop mencototnyo.
ta
f

'r,,,,,,t,

lixii,-i.

i-'

Jrw*

karvn;uWiuwn'wL{''wn'oPat'twtt

pol,ttt)<, ytuyw pa,yt7 nnBrvwilno,b

Tuya* pmy
P

r a,sa,4n*@,

l<frryy>i/

lru,l<,Anlal,v

j u"t'tt" w

gobng.a,Yv.
!t

vtnervr"ye,ltat

twp U
F/<./\J.
dfrrlvvl kloerYvota'w
L/7.,1J|Jy

Wc-n+uu@w
WU vvvt vvrv/t/divt\
yyl/Vv

ka,w

w' R u'l<'tutN

Vruv v
u,WrharYv
Vyww,i/w
P"j/rvn

-n4'il<at O|/{/WV
d'a"w
VnejlW4/K,qrL

tatw

w,
W**'

f.

nfis$s*

#i

w"$4
$ "*

s*.

-"
I
j,: ,,'\Q

iqf

w"#

: X"W

ffi

" f

'si

;*M-I
,il'iffi:.:I.

- *:

W,,"
ffi*.*,.,ro

dt+

+d#ii#fiXrxv.,.iw.

rt{,as:t,+*jM

;
*

f*tris#$*

Digilas komersialisasi seni

Ketika Seni Keraton Dikomersialkan


panggung rakyat'
Wayang wong Sriwedari berubah dari seni keraton meniadi seni
Berbagai perubahan dilakukan. Pertanda degradasi seni adiluhung Indonesia?
ila Anda main ke Solo, jangan luPa

mampir ke jalan Slamet RiYadi


atau jalan Bhayangkara. Di sana
akan banyak ditemukan tempat yang layak
untuk dikunjungi. Selain Radya Pustaka

yang menyimpan puluhan referensi kuno


atau pun stadion Sriwedar.i, Anda juga bisa

mengunjungi Taman Sriwedari atau


disebut juga dengan kebon raja. Awalnya

taman ini dibangun oleh


Sasdiningrat yang bertujuan untuk
R.A.A.

wong Sriwedari-kesenian yang sangat

digemari Soekarno dan Soehartodatanglah pada malam minggu' F{anya


dengan Rp. 1000 sudah bisa menyakikan
pagelarannya.
Wayang wong Sriwedari Yang keraP
ditampilkan di sana bukanlah kesenian
baru. Ia hadir ketika wilayah kerajaan

Mataram dibagi menjadi wilaYah


kasunanan Surakarta dan kasultanan

Yogyakarta. Nama waYang wong


Sriwedari sendiri bermula dari Sri
susuhunan Paku Buwono X. MulanYa

Kesenian ini sebenarnya merupakan


salah satu identitas tersendiri bagi
kasunanan Surakarta. Meski Yogyakarta
yang waktu itu ada dalam tamPuk

kekuasaan Hamengkubuwono juga


memiliki kesenian yang hampir sama' yaitu
wayang wong Yogyakarta, iapi keduanya
memiliki perbedaan yang cukup menonjol'
Menurut R.M. Soedarsono, yang pernah

menulis tentang kisah waYang wong

Yogyakarta, dalam waYang wong

dirimbuni oleh pepohonan besar yang

ketika Sri susuhunan mendirikan sebuah

Yogyakarta terdapat tujuh peraturan teknik


pencak, deg, pacek gulu. Sedangkan dalam
wayang wong Sriwedari hal-hal seperti itu

membuat suasana sekitar menjadi teduh


dan asri, di sekitar taman juga terdapat
berbagai hiburan. Mulai dari korsel, sirkus,

grup wayang wong, Taman Sriwedari

tidak ada.

sering digunakan sebagai arena pentas.


Maka Sri susuhunan berinisiatif menamai

Perbedaan-Perbedaan tersebut
kemudian berlanjut ke hal-hal lain seperti

grup tersebut wayang wong Sriwedari, dan


bertahan samPai sekarang.

sering menggunakan kostum serba

menyangga kehidupan seni dan budaya

masyarakat kota Surakarta. Selain

sampai pusat jajanan. Tapi bila Anda


hanya ingin melihat pagelaran wayang

90

kostum dan cerita. Wayang wong Sriwedari

HAYAMWURUK No.1 Th. XIII/2000

:anqgJng model
rt-.-.-- .--z^.?:.
-r,.Err!5::.s:*;= s?:ai --'a13 banyak di gunakan
: ?: ir:-3:-P ?e:lentasan di BroadwaY'
,,vong Yogyakarta
-::: a:.; .i, a-*'ang
kostum Yang
dengan
:.--a::-prlkan
yang
Perubahan-perubahan
:eierhana.
wong
waYang
terhadaP
dilakukan
mb an g
Sriwedari lebih banyak rg " ket i
-

pada wayang wong

Yogyakarta.

Dan

tertentu. sehing-ga mer-usak cerita'.

menyesuaikan dengan selera masyarakat'


Kurunu berorientasi bisnis, maka kaidah-

Dengan kala lain. seni keraton ini menjadi

kaidah estetis dalam waYang wong

salah satu ajang promosi orang-orang

perlahan diluPakan

Perubahan waYang wong Sriwedari


dan wayang wong Yogyakarta' hanyalah
sepenggal cerita dari banyak perubahan
yung diutu*i seni keraton lain' Banyak

Manurut

pernah

penelitian

wayang

militer.

Hersapandi Yang
m en gad akan

tentang
wong

Sriwedari,

yang

rubahan

dialami

Menurut
dialami oleh wayang wong Sriwedari

*.

hebatnYa, Perubahan
sanggup
tersebut

\r.

berlangsung lama.

oleh

Perubahan tersebut awalnya dilakukan


'ietika kekuasaan Sri Mangkunegara VI

terlepas dari
peran militer
dalam kesenian.

pengembangan dan pelestarian seni


tuauvu keraton. Uniuk menghemat kas
keraton, waYang wong Yang keraP

lperkembangannYa

r\l

akan

lebih

dinamis dibanding ketika masih


:J
menladi seni kraton' Tapi lain lagi

menurut Drs. Dhanang R, siaf pengajar

Fakultas Sastra Undip' Menurutnya'

perubahan yang terjadi dalam seni keraton

,eb"nurnyu masih bisa dikatakan wajar

Sejak saat itu, wayang wong Sriwedari

estetis dan
sebatas tidak meninggalkan nilai

di luar keraton dan


menjadi bagian dari seni pementasan

etik keraton. "Kalau semuanya dibiarkan


yang
berubah, jangan-jangan iak ada lagi
keraton"'
bisa dibanggakan masyarakat

rnr.rlui dip"ntaskan

Wayang wong YogYakarta Yang

umum,

masyarakat

ditampilkan di keraton mulai dihentikan'

oleh waYang wong Sriwedari

,nbnnurnya membawa damPak Positif

Selain bisa dikonsumsi oleh

kedua

kesenian ini tak

(1896-1916) ditanda krisis ekonomi' vang


dampaknYa berPengaruh Pada

rakyat. Tentu dengan beberaPa


perubahan Pada bagian-bagian
{'
tertentu.
dialami
hanYa
tak
"sial"
Nasib
t

pif,uk Vung apatis terhadap perubahan int'


tapi juga tak sedikit yang menaruh minat'
Hersapandi, perubahan yang

jelasnya
- kePada HaYamwuruk' sePenuh'
AkhirnYa, kita serahkan

nya perkemQan'gan seni-seni

&*
q,

tadinya sering ditampilkan di keraton

situasi
kasultanan mulai dihentikan, karena

politik, sosial. budaya, dan penyesuaian


pali"nnun selera pasar' Yang terakhir ini
{oring f,"rpnngaruh terhadap perubahan
Sriwedari'
mat pementasan wayang wong
tetap harus
Sebagai sebuah industri, seni

HAYAMWURUK No' 1 Th' XIII/2000

:-:

Saat itu militer juga


gruP-gruP
pementasan waYang wong' berfungsi
militer di
mpnyosialisasikan jargon-jargon

membuat

juga
masyarakat. Lebih jauh, militer

memasukkan unsur-unsur doktrin


kepraiuritannya dalam bagiah cerita

bangsa Indonesia kePada koseni-'


munitasnya sendiri-masyarakai

yang lambat
khususnya seni-seni tradisi

laun makin memudar auranya' Semoga


tak
seni tradisi, khucusnya seni keraton
terpuruk layaknya film nasional'x

Leli Qomarullaeli

ifl

...,

t.l.,:
,1i ll

.
|

..

..::
:i.

i,
' -r

r i'l;

":i

..

'.t,,ti::.,)

:,1

.,.t:

.1, 1,1 i;.

;:.::;.

:
t''

:la!,]:i

fi

:+.
.',:l I
lf. rl
r:l:116ll

:Y:i:i.:lrlt

.lll., I ,l

ili:r"+;;:i.il. !i
':
l

i;::!tltt.t,.

'

,"

t.;l l.:..1
f:l , I 'ir.,
l:': ii'r':,t.

,r

i:;' r 'ti

cd

i-l

6
()
,+

'g'

--:

+
_

\jl

rr1 |

\-/

.l!ii:

r'f..

ii: i
ii

i:

:,t:

*r #
iru,:i

,,.{t,.1

.ri?

:.'

$ii
,ltli,

..,,,'u''

,,.-

!. ,,,,-l

;,

F,1/,1

HAYA[VI'
TAI.

Anda mungkin juga menyukai