TUGAS AKHIR
Oleh:
AGUNG SAPUTRA
NIM: 11310001
JURUSAN PENERBITAN
POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF
2014
Oleh
AGUNG SAPUTRA
NIM: 11310001
Disahkan,
Pada Tanggal: 2 September 2014
Tim Penguji
Ketua
Anggota
ii
Oleh
AGUNG SAPUTRA
NIM: 11310001
Menyetujui,
Pada Tanggal: 25 Agustus 2014
Pembimbing Materi
Pembimbing Teknis
NIP: 196009191986021001
NIP: 196811031990021001
iii
ABSTRAK
Dalam menerbitkan majalah, tentunya memerlukan proses penerbitan yang
memakan waktu. Maka dari itu, untuk sebuah penerbit biasanya melibatkan
banyak pihak dari pencarian naskah hingga distribusi yang sesuai dengan
keahliannya. Berbeda dengan zine Bungkam Suara yang hanya dikelola oleh satu
orang. Hal ini berlawanan dengan konsep penerbitan yang ada pada umumnya.
Sehubungan dengan itu, tugas akhir ini akan mengangkat permasalahan
bagaimana proses penerbitan zine Bungkam Suara yang hanya dikelola oleh satu
orang. Dalam hal ini, penulis akan memecahkan permasalahan yang ada dengan
teori tentang penerbitan, media cetak, jurnalisme, dan proses penerbitan. Penulis
menerapkan metode kualitatif deskriptif, artinya penulis mengandalkan
pemahaman dan kemampuan penulis untuk tujuan tugas akhir ini. Adapun teknik
pengambilan data, penulis menggunakan studi kepustakaan, observasi, dan
wawancara.
Berdasarkan pembahasan tugas akhir ini, dapat diketahui bahwa zine
Bungkam Suara, memiliki keterlambatan waktu dalam proses produksi dengan
kesimpulan bahwa zine Bungkam Suara memiliki proses penerbitan yang berbeda
dengan konsep penerbitan yang ada pada umumnya. Hal ini dikarenakan, hanya
dikelola oleh satu orang. Seharusnya pengelola Bungkam Suara, merekrut anggota
yang sesuai dengan keahliannya dalam proses produksi yang ada, demi kelancaran
dan keberlangsungan terbitan zine Bungkam Suara.
Kata kunci: Penerbitan, Proses Penerbitan, dan zine.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur dan kehadirat Allah SWT atas berkat,
rahmat, dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan karya tugas akhir ini
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program Diploma III pada
jurusan Penerbitan, prodi Penerbitan di Politeknik Negermi Media Kreatif.
Judul karya tugas akhir ini adalah PROSES PENERBITAN PADA
MEDIA CETAK ZINE BUNGKAM SUARA. Sungguh suatu kebanggan bagi
penulis karena usahanya selama ini membuahkan hasil.
Penulis menyadari masih terdapat kelemahan dalam penyusunan tugas
akhir ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran unuk karya tugas
akhir ini.
Agung Saputra
Penyusunan karya tugas akhir ini tentu saja tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Untuk semua dukungan dan keaikan itu/atau penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Drs. Sarmada, S.Sos.M,si, selaku Direktur Politeknik Negeri Media
Kreatif Jakarta.
2. Drs. Benget Simamora, MM, selaku Ketua Jurusan Penerbitan yang telah
memberi dukungan kepada mahasiswa angkatan IV program studi
Penerbitan.
3. Drs.Purnomo Ananto, M.M, selaku dosen pembimbing materi yang
dengan senantiasa teliti memeriksa dan memberi masukan untuk tugas
akhir penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
4. Nova Darmanto, S.Sos selaku dosen pembimbing teknis yang senantiasa
memeriksa dan memberikan saran kepada penulis.
5. Seluruh dosen Politeknik negeri Media Kreatif, khususnya dosen jurusan
Penerbitan yang telah menjadi pendidik penulis selama VI semester.
6. Sri Utami dan Wahyudin, selaku orang tua kandung penulis yang tidak
pernah henti memberikan dukungan berupa materi dan semangat, serta
Lami Fahrul Rozi, selaku ayah tiri penulis. Tanpa mereka penulis tidak
yakin bisa menyelesaikan karya tugas akhir.
vi
pembuatan
tugas
akhir
ini
sehingga
kita
semua
dapat
Agung Saputra
vii
DAFTAR ISI
ii
iii
ABSTRAK ..................................................................................................
iv
vi
viii
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang .................................................................................
10
10
11
11
viii
13
15
15
b. Organization .......................................................................
16
16
17
18
19
22
22
2. Editorial .....................................................................................
23
3. Produksi ....................................................................................
24
4. Cetak .........................................................................................
25
5. Distribusi ...................................................................................
25
6. Pembaca ....................................................................................
25
27
27
27
27
4. Kepustakaan ..............................................................................
28
5. Observasi ...................................................................................
28
6. Wawancara ................................................................................
28
29
29
29
30
31
4. Strategi ......................................................................................
32
5. Tujuan .......................................................................................
33
ix
6. Rubrikasi ...................................................................................
33
34
35
37
38
40
40
41
42
4. Tipografi ....................................................................................
43
44
48
49
50
51
51
2. Produksi ....................................................................................
52
3. Cetak .........................................................................................
53
4. Distribusi ...................................................................................
53
55
B Saran ................................................................................................
57
59
LAMPIRAN ................................................................................................
61
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
22
41
42
44
45
46
47
48
48
49
49
xii
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya bersifat foto kopian, dicetak secara terbatas, dan dengan khalayak
yang terbatas, serta tidak bersifat profesional. Tujuan zine adalah untuk
berbagi informasi dan ide. Tulisan yang berada di dalam zine itu bebas, bisa
bersifat naratif, eksposisi, dan argumentatif.
Bungkam Suara merupakan sebuah zine yang membahas tentang
musik dan semi personal: yang sedikit banyaknya membahas hal sosial. Zine
ini diciptakan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai musik di
Indonesia, terutama untuk kalangan underground yang berhubungan dengan
dunia khalayak sasaran, yaitu anak muda. Misalnya seperti informasi dan
ulasan mengenai musik yang bagus untuk mereka dengarkan.
Pada kesempatan ini, tatkala membicarakan soal proses penerbitan
sebuah media cetak, pastinya menyangkut juga tentang pencarian naskahdistribusi, dan biasanya pada sebuah majalah umumnya pasti memiliki
struktur organisasi yang sesuai dengan bidangnya. Ternyata, dengan satu
orang saja sudah bisa menerbitkan sebuah majalah meski jauh dari
profesional.
Akan
tetapi,
untuk
mendapatkan
hasil
yang
baik
demi
dengan
hal
tersebut,
penulis
ingin
mengetahui
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan dalam zine Bungkam Suara, yaitu:
1. Proses penerbitan zine Bungkam Suara yang hanya dikelola satu
orang.
2. Rubrikasi yang tidak tetap pada setiap edisi zine Bungkam Suara.
3. Konsep desain zine Bungkam Suara yang tidak terpaku dengan grid
atau garis bantu.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan uraian sebagaimana dikemukakan sebelumnya pada
latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis melakukan pembatasan
masalah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penulisan dalam pembuatan
tugas akhir ini tetap berjalan pada lintasannya. Pembatasan masalah tugas
akhir ini, yaitu proses penerbitan zine Bungkam Suara.
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis membuat
judul studi kasus Proses Penerbitan pada Media Cetak Zine Bungkam Suara.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah, perumusan masalah dirumuskan adalah bagaimana
proses penerbitan zine Bungkam Suara?
kepustakaan,
dengan
metode
ini
penulis
mencari
dan
H. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini tersusun dalam 4 (empat) bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I:
BAB II: Berisi Landasan Teori yang sesuai dengan pembahasan tugas akhir.
Argumen-argumen
yang
diperkuat
oleh
teori-teori
yang
Berisi Penutup yang di dalamnya terdiri dari simpulan dan saransaran dari Penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerbit
Dalam (KBBI, 2008:1450), kata penerbit diberikan di bawah kata
terbit. Terbit antara lain mengandung arti keluar untuk diedarkan (tentang
surat kabar, buku, majalah, dan saebagainya) kata penerbit sebagai bentukan
kata terbit mengandung arti orang atau perusahaan yang menerbitkan buku,
majalah, dan sebagainya. Pada mulainya penerbitan adalah percetakan, yaitu
sebagai kegiatan pembuatan (manufacturing) dan belum berfungsi sebagai
penyebarluasan. Lalu, pada abad ke-19, penerbit berfungsi sebagaimana
fungsinya yang sekarang, yakni sebagai promotor dari kata-kata tercetak.
Dunia penerbitan berkembang terus, baik cakupan pekerjaannya
maupun peralatan pendukungnya. Dalam dunia penerbitan semakin banyak
jenis buku yang diterbitkan, dalam berbegai bahasa dan disebarkan diberbagai
negara. Maka terciptalah berbagai jenis penerbit yang mengkhususkan diri
menerbitkan buku tertentu, misalnya jenis buku anak-anak, buku pelajaran
sekolah, buku parawisata.
Kedudukan penerbit menjadi tempat paling sentral dalam industri
buku atau industri sejenisnya dan mempunyai hubungan dengan unsur-unsur
lainnya. Penerbit yang menerima naskah dari pengarang yang menyediakan
modalnya sendiri, dan mempekerjakan seniman, pengarang, penerjemah dan
ahli-ahlinya.
sarana
pemikiran,
instrumen
pendidikan
dan
jembatan
beberapa
keahlian
intelektual
yang
terlibat
proses
editorial,
komunikasi,
grafika,
manajemen,
pemasaran;
rumit. Dari pikiran/ide seseorang hingga menjadi buku yang dibeli oleh
pembaca. Tidak mengherankan bila menerbitkan adalah suatu usaha yang
membawa hal-hal yang sangat diwarnai oleh penerbitnya sendiri. Hingga
kini upaya menerbitkan dengan membawa sifat dan pandangan penerbit
memegang peranan penting untuk mendatangkan sukses yang besar.
2. Ruang Lingkup Penerbitan
Kegiatan penerbitan secara eksternal merupakan sentral dari
seluruh komponen industri buku atau informasi dan sejenisnya.
Pengarang, percetakan, toko buku, perpustakaan, menjadi rekan kerja
penerbitan. Dalam industri buku mereka menjadi kelompok yang
menggerakan kegiatan industri buku sedangkan secara internal penerbit
atau penerbitan terdiri dari bagian-bagian utama seperti editor, produksi,
pemasaran dan distribusi, dan bagian administrasi keuangan.
C. Media Cetak
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai media cetak. Hal tersbut
dikarenakan media cetak terkait dalam pembahasan karya tugas akhir yaitu
tentang zine Bungkam Suara yang merupakan produk dari media cetak. Media
cetak merupakan media massa tertua. Media masa cetak berkembang pesat
setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johanes Guttenberg (1440) alat mesin
cetak tersebut digunakan untuk mencetak surat kabar dan selebaran. Sampai
saat ini, kita telah mengenal beragam bentuk media cetak.
10
11
terbit harin, sekalipun ada juga surat kabar mingguan. Dari segi
ruang lingkupnya, ada surat kabar lokal atau surat kabar nasional.
b. Tabloid, yaitu media komunikasi yang berisikan informasi aktual
maupun penunjang bagi bidang profesi atau gaya hidup terntentu.
Tabloid biasanya memiliki kedalaman informasi dan ketajaman
analisis dalam penyajian beritanya. Tabloid pada umumnya terbit
mingguan. Format tabloid pun relatif berbeda dari surat kabar
maupun majalah. Tabloid yang kini beredar lebih banyak mengacu
pada penyajian informasi yang bersifat segmented, berorientasi pada
bidang profesi atau gaya hidup tertentu, seperti ekonomi, keuangan,
tenaga kerja, peluang usaha, kesehatan, ibu dan anak, dan
sebagainya.
c. Majalah, yaitu media komunikasi yang menyajikan informasi (fakta
dan peristiwa) secara lebih mendalam dan memiliki nilai aktualitas
yang lebih lama. Majalah dapat diterbitkan secara mingguan, dwi
mingguan, bulanan, bahkan dwi/triwulanan. Majalah terdiri atas:
majalah umum (untuk semua golongan masyarakat) dan majalah
khusus (untuk bidang profesi/golongan/kalangan tertentu). Majalah
dapat menjalani fungsi memberi informasi, menghibur, atau
mendidik. Halaman muka (cover) dan foto dalam majalah
diupayakan sebagai daya tarik.
12
D. Definisi Majalah
Majalah merupakan produk dari media cetak, majalah disajikan
kepada khalayak untuk memberikan informasi dan hiburan. Beberapa hal
yang dapat membedakan majalah dengan media lain adalah (Sammye dan
Patricia, Magazine Publishing, 2000:5-13) beberapa point berikut ini:
a. Depth and Timelessness (Dalam dan Tak Kenal Waktu)
Sebuah majalah memiliki lebih banyak liputan mendalam dibandingkan
surat kabar atau media lain yang berorientasi pada berita. Majalah juga
berurusan dengan informasi yang tidak harus disampaikan secepatnya,
seperti misalnya isu-isu tertentu dan trend. Jadi, biasanya artikel-artikel
majalah akan mengulas sesuatu lebih mendalam dan lebih jauh dari
artikel yang berada dalam surat kabar.
b. Specialization of Content and Audience (Kekhususan Isi dan
Khalayak)
Majalah biasanya sangat khusus dalam masalah isi dan khalayaknya.
Keduanya saling mempengaruhi. Semua isi majalah harus dibentuk
sesuai dengan khalayak spesifik majalah tersebut. Sebagus apapun suatu
artikel atau foto tapi jika tidak sesuai dengan segmentasi pembaca
majalah tersebut, maka artikel atau foto dianggap tidak efektif.
c. Opinion, Interpretation, and Advocacy (Opini, Interprstasi, dan
Advokasi)
Dikarenakan komunitas pembaca majalah sudah sangat sempit dan
terdefinisi serta mempunyai hubungan yang dekat dengan majalah
13
14
f. Frekuensi
Konsistensi ini juga terkihat dalam bentuk waktu penerbitan majalah
yang bersifat reguler atau berkala. Majalah bisa saja diterbitkan
mingguan, dua mingguan, bulanan, dua bulanan, dengan selang waktu
tertentu.
Tipe-tipe Majalah
Meski majalah berbeda dengan media cetak lainnya, tetapi
perlu diingat bahwa majalah juga memiliki beberapa banyak tipe.
Majalah yang ada pada saat ini dibagi-bagi menjadi beberapa bentuk
penggolongan (Kurnia, Jurnalisme Kontemporer, 2005:93-97) yaitu:
a. Consumer Magazine (Majalah untuk Konsumen Umum)
Majalah untuk konsumen umum adalah majalah yang diciptakan
khusus untuk konsumsi populer atau konsumsi umum. Majalahmajalah ini biasanya dijual di kios majalah atau melalui
15
ini biasanya
tiga
kategori
umum:
society
dan
association
oleh
suatu
perusahaan
tertentu.
Kebanyakan
16
mereka
memberikan
informasi langsung
langsung
dari
produk
atau
jasa
tersebut.
17
juga dari pengiklan lain. Kebanyakan diberikan secara cumacuma walau ada juga yang dijual di kios majalah. Misalnya saja
majalah PS; yang diterbitkan oleh Plaza Senayan yang diberikan
secara gratis kepada para pengunjung Plaza Senayan.
e. Alternative Magazine
Disebut juga pers bawah tanah atau zine, beberapa filosofinya
bersandar pada khalayak yang tergolong kecil hingga medium
jumlahnya. Media alternatif memiliki semangat perlawanan
dengan media mainstream yang ada. Perlawanan yang dimaksud
ini bukan hal yang berkaitan dengan kekerasan. Akan tetapi,
perlawanan bagaimana untuk tidak dengan mainstream yang
ada, tetapi bisa menciptakan ruang kreatif. Cakupan isinya
dimulai dari minat yang sempit dengan format sederhana, namun
tak tertutup
kemungkinanjika disukai
masyarakat-
bisa
18
2.
Majalah Alternatif
Media alternatif adalah media yang tidak terdiri dari
komoditi-komoditi seperti pengiklan, media yang berlawanan
dengan media mainstream ini cukup diminati oleh kaum muda.
Berlawanan yang dimaksud bukan dengan pengertian bermusuhan.
Akan tetapi, perlawanan yang dimaksud ini adalah suatu sarana yang
memberikan ruang kreatif untuk mengekspresikan suatu hal yang
tidak ada di ranah mainstream.
Media alternatif berbeda dari media mainstream sepanjang
satu atau lebih dimensi berikut: konten mereka, estetika,
mode produksi, mode distribusi, dan hubungan penonton
(Chris, Alternative Media, 2002:).
Media alternatif sering bertujuan untuk menantang kekuatankekuatan yang ada, untuk mewakili kelompok marjinal, dan untuk
mendorong horisontal hubungan antara masyarakat yang menarik.
Dari teori di atas, dapat disimpulkan media alternatif memiliki sifat
perlawanan dengan media mainstream yang ada. Perlawanan ini ada
pada konten, produksi, dan distribusi. Hal ini berkaitan dengan
pembahasan yang ada pada tugas akhir tentang proses produksi yang
berbeda dengan media mainstream.
Zine
Zine singkatan dari Magazine. Suatu kelompok kaum
muda pecinta cerita-cerita dan sains-fiksi di Amerika pada 1930
menciptakan sebuah media cetak yang ditulis tangan, membahas
tentang dunia fiksi dan cerita-cerita di luar nalar manusia.
19
20
21
Ga
mbar 2.1 Skema Industri Penerbitan
Sebagai kegiatan proses, ilmu penerbitan tidak berdiri sendiri karena
memerlukan beberapa keahlian intelektual yang terlibat dalam proses
penerbitan. Beberapa pihak tersebut yaitu:
1. Pengarang, Penulis
Pengarang adalah pencipta, penulis dan penyusun ide/gagasangagasan yang disebarkan melalui buku. Ide yang dihasilkan oleh
pengarang haruslah asli hasil peramuan dari beberapa ide hingga menjadi
sebuah ide yang utuh untuk diterbitkan. Menerbitkan ide bertujuan agar
22
hal tersebut diketahui dan dibaca oleh para pembaca. Agar ide tersebut
dapat dibaca biasanya pengarang akan menjualnya kepada penerbit dan
menugaskan kepada penerbit untuk menerbitkan naskahnya melalui
perjanjian.
Pada dasarnya ada tiga macam penulis, yaitu pertama penulis
profesional yang sudah berpengalaman menulis naskah sehingga dapat
dikatakan naskah yang dibuatnya matang. Dalam hal ini editor sudah
jarang menemukan kesalahan. Kedua, penulis semi-profesional yang
lebih sedikit pengalamannya daripada penulis profesional. Dalam proses
penyuntingannya masih ditemukan beberapa kesalahan. Ketiga, penulis
amatir atau penulis pemula yang memiliki tingkat kemampuan rendah
dibandingkan penulis profesional dan semi-profesional. Akibatnya
terlihat banyak kesalahan dan kekurangan pada naskahnya.
Jika dilihat dari ragam naskah yang dihasilkan penulis, naskah
terdiri dari naskah fiksi, naskah sastra, naskah buku sekolah, naskah
bacaan anak, naskah perguruan tinggi, naskah musik, naskah matematika,
fisika, kimia, naskah biologi, naskah kamus, naskah ilmiah, naskah ilmiah
populer dan naskah terjemahan.
2. Editorial
Naskah dari pengarang tersebut lalu masuk dalam bagian
keredaksian. Naskah tersebut kemudian dibaca untuk melakukan
penilaian. Setelah itu naskah kemudian masuk ke dalam rapat redaksi.
Perundingan internal ini mengambil keputusan apakah naskah itu layak
23
atau tidak. Jika naskah tersebut tidak layak maka harus dikembalikan
kepada pengarangnya, jika naskah tersebut layak maka dilakukan proses
selanjutnya. Naskah yang telah disetujui tersebut diperiksa dan diperbaiki
dari segi isi/ materi (substansive editing) serta editing mekanik
(mechanical editing).
Substansive editing atau editing substansif merupakan
praktik editing berat karena editor memeriksa naskah yang
meliputi ketelitian data/fakta, kejelasan dan gaya bahasa,
kelegalan, dan kesopanan, serta ketepatan rincian produk.
Sedangkan editing mekanik atau mechanical editingmerupakan
praktik editor dasar untuk memeriksa dan memperbaiki naskah
dari segi kebahasaan, ketepatan, serta penggunaan tanda-tanda
koreksi (Trim, Taktis Menyunting Buku, 2009:38).
3. Produksi
Di penerbit ada tiga aktivitas penerbitan buku, yaitu:
a. Penerbitan buku baru (front list)
b. Pencetakan ulang buku lama (back list reprint)
c. Perevisian buku lama (new edition)
Aktivitas produksi ini melibatkan dua bagian besar, yaitu
departemen penerbitan dan departemen produksi. Departemen penerbitan
mencakup seluruh penanganan naskah dari naskah tidak layak menjadi
layak terbit. Departemen produksi Di bagian ini terdapat aktivitas
pengemasan naskah dan pemeriksaan naskah. Di bagian ini bekerja para
layouter, copyeditor, desainer, dan proofreader.
Tugas manager produksi adalah mengawasi secara langsung
proses produksi dari pra cetak hingga buku siap diedarkan dan membuat
estimasi jadwal buku terbit.
24
4. Cetak
Setelah menerima naskah dari editor, naskah tersebut harus
dikemas oleh layouter agar memiliki kesan menarik dari hal sampul dan
isi yang sesuai unsur-unsur keterbacaan. Setelah itu, naskah yang sudah
dikemas pada saar produksi, agar tahu hasil akhir naskah tersebut harus
dicetak. Dalam proses cetak ini, harus memiliki seseorang yang paham
tentang dunia percetakan yang murah dan menghasilkan produk yang
bagus. Biasanya untuk naskah buku banyak menggunkan mesin offset.
5. Distribusi
Buku yang telah dicetak kemudian siap untuk disebarluaskan.
Melalui distributor buku, buku yang telah tercetak itu bisa sampai ke
tangan pembaca. Distributor tersebut menyalurkannya ke agen, toko
buku, perpustakaan, komunitas, dan klub baca.
6. Pembaca
Setelah melewati perjalanan panjang dari sebuah naskah hingga
menjadi buku, akhirnya buku tersebut dapat dinikmati oleh pembacanya.
Ini adalah target utama dari penerbitan buku itu. Buku yang laku terjual
tentunya dapat menambah pemasukan perusahaan agar terus berkarya.
25
mengambil
keputusan
itu.
Seringkali
pemimpin
keadaannya
layak
untuk
diterbitkan.
Bagian
26
BAB III
METODE DAN PEMBAHASAN
27
Media
Alternative,
Pengetahuan
Penerbitan,
Jurnalisme
28
mengumpulkan
data-data
dan
menjabarkannya
di
B. Perencanaan Program
Dalam sub bab pembahasan ini, penulis akan membahas tentang perencanaan
program yang ada pada zine Bungkam Suara.
1. Bungkam Suara
Bungkam Suara merupakan sebuah zine yang membahas tentang
musik dan semi personal: yang sedikit banyaknya membahas hal sosial
dalam pandangan dunia underground. Terbit pertama kali pada tahun
2010. Zine ini dibuat oleh Alfian Putra, mahasiswa UPN. Veteran Jakarta,
FISIP, urusan Komunikasi, dengan bantuan para kontributor tulisan,
gambar, foto, dan opini. Hal menarik dari Bungkam Suara adalah zine ini
cukup digandrungi oleh pecinta musik alternatif yang ada di kota Depok.
Zine ini bisa dikatakan sebuah penerbitan alternatif/indie karena telah
menerbitkan empat buah zine. Zine ini diciptakan dengan tujuan untuk
memberikan informasi mengenai musik di Indonesia, terutama untuk
kalangan underground yang berhubungan dengan dunia khalayak sasaran,
yaitu anak muda.
29
30
3. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran Bungkam Suara adalah anak muda yang berusia
15-25 tahun, lelaki maupun perempuan yang bermukim di Indonesia.
Anak
muda
pada
umumnya
memiliki
karakter
khusus
yang
: 15-25 tahun
: Belum menikah
Pekerjaan
Kelas sosial
Pendidikan
31
3. Psikografis
Kepribadian
terbuka
atau
open
minded,
senang
Motivasi
4. Strategi
Majalah ini merupakan majalah alternatif tipe zine dengan
segmentasi anak muda dengan usia 15-25 tahun yang berdomisili di kotakota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Pontianak, dan
Yogyakarta dengan kelas ekonomi semua golongan. Lebih spesifik lagi,
target zine Bungkam Suara adalah kelompok anak muda yang memiliki
rasa ingin tahu, tertarik kepada hal-hal yang sedang menjadi trend dan
berbau musik, berwawasan terbuka (open minded), senang bersosialisasi,
dan menyukai event gigs. Mereka juga memiliki gaya hidup yang aktif,
modern, berbudaya, dan underground. Zine Bungkam Suara ini
dikategprikan sbagai zine musik yang membahas tentang dunia musik di
Indonesia khususnya underground.
Strategi zine ini adalah mengincar anak muda yang mencintai
musik underground/alternatif, agar ikut serta memajukan industri musik
yang ada di Indonesia, melalui teks. Selain itu, dengan adanya zine ini
bisa memberikan ilmu dan pengetahuan kepada kaum marjinal yang putus
32
33
zine ini masih edisi pertama dan pembuat zine belum mengerti
tentang rubrik.
3) Isu: sebuah zine memang tidak terlepas dari isu-isu yang sedang
beredar dan Bungkam Suara pun memiliki ruangan-ruangan
khusus untuk isu-isu, sama seperti masalah sebelumnya. Dari
koreksi zine Bungkam Suara, tulisan yangmenyangkut tentang
isu dimasukkan ke dalam rubrik isu.
4) Interview Band: zine ini tiap terbitannya akan menerbitkan
artikel tentang suatu band. Ini merupakan ciri khusus Bungkam
Suara yang membahas tentang musik, underground khususnya.
5) Review: rubrik ini berisi ulasan-ulasan mengenai acara, musik,
dan scene yang beredar di kalangan remaja pecinta musik di
Indonesia. Bedanya dengan majalah umum, selain membahas
acara dan musik, atau scene pembahasannya bukan hal yang
mainstream melainkan alternatif. Bungkam Suara, lebih
mengenalkan musik dan acara yang menyangkut masalah sosial
dan memberikan anak muda pandangan lain tentang dunia
underground.
6) Profile Band: rubrik yang berisi tentang profil suatu band,
Bungkam Suara juga bisa menjadi suatu media yang dapat
membantu mengenalkan suatu band melalui tulisan. Rubrik ini
akan ada tiap terbitan Bungkam Suara.
34
Suara
edisi
kedua
ini
juga
sebagai
sarana
35
Bungkam
Suara
dengan
senang
hati
akan
menerimanya.
9) Reportase Kegiatan: sesuai dengan namanya, rubrik ini
menampilkan
musik
36
37
38
2) Isu: sebuah zine memang tidak terlepas dari isu-isu yang sedang
beredar dan Bungkam Suara pun memiliki ruangan-ruangan
khusus untuk isu-isu, sama seperti masalah sebelumnya. Dari
koreksi zine Bungkam Suara, tulisan yangmenyangkut tentang
isu dimasukkan ke dalam rubrik isu.
3) Review: seperti edisi sebelumnya, rubrik ini berisi ulasan-ulasan
mengenai acara, rekaman, dan scene yang beredar di kalangan
remaja pecinta musik di Indonesia. Bedanya dengan edisi
sebelumnya, dalam rubrik ini hanya membahas audio (lagu).
4) Ditanya harus dijawb: rubrik ini berisi wawancara zine ini tiap
terbitannya akan menerbitkan artikel tentang suatu band. Ini
merupakan ciri khusus Bungkam Suara yang membahas tentang
musik, underground khususnya.
5) Profile Band: seperti terbitan sebelumnya karena memang
Bungkam Suara merupakan zine musik, rubrik yang berisi
tentang profil suatu band, Bungkam Suara juga bisa menjadi
suatu media yang dapat membantu mengenalkan suatu band
melalui tulisan. Rubrik ini akan ada tiap terbitan Bungkam
Suara.
6) Essay: rubrik yang berisi kumpulan tulisan esai ini dibuat untuk
memberikan kesempatan bagi para pembaca Bungkam Suara,
untuk menampilkan hasil karya tulisan mereka. Dalam rubrik ini
tidak akan ada karya yang akan diedit oleh Bungkam Suara,
39
untuk
lebih
Untuk
40
unik dan tetap bersih sehingga secara keseluruhan akan tampak sangat
menarik dan enak untuk dilihat.
Suara
ini
dengan
print-out
hitam-putih.
Itu
tidak
dengan gambar yang menarik dan dapat membuat halaman terasa ringan
ketika dibaca.
42
Tipografi
Tipografi atau tatahuruf merupakan suatu ilmu dalam memilih
dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang
yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu sehingga dapat
menolong
pembaca
untuk
mendapatkan
kenyamanan
membaca
semaksimal mungkin.
43
Tipografi dalam zine Bungkam Suara, menggunakan huruf SansSerif/huruf tanpa kait. Alasan pembuat zine menggunakan huruf ini
adalah mudah dibaca dan enak dilihat serta memiliki unsur legiblity atau
kemudahan suatu jenis huruf untuk dibaca dan dimengerti.
5.
44
45
kedua
ini
membahas
konsumtivisme.
46
47
6.
Perancangan Nameplate
Nameplate pada majalah berfungsi sebagai identitas atau citra
yang mewakili sebuah majalah, sebagaimana fungsi logo pada perusahaan
atau suatu brand.
48
49
lebar
majalah,
yang
50
(untuk semua halaman kiri) dan sudut atas kanan (untuk semua halaman
atas kanan). Nomor halaman ditempatkan di sudut bawah kiri (untuk
semua halaman kiri) dan sudut bawah kanan (untuk semua halaman
kanan). Hal ini dilakukan, agar memudahkan pembaca menemukan
nomor halaman.
Selain itu, nomor halaman diletakkan dengan salah satu atau dua
sisi terpotong. Akan tetapi, dengan catatan nomor halaman harus tetap
teridentifikasi.
Pra Produksi
Saat pra produksi untuk sebuah majalah adalah saat di mana
semua bahan dikumpulkan untuk membuat isi majalah. Sebelum itu
dilakukan rapat redaksi untuk menentukan materi apa yang akan
dimasukkan ke dalam majalah edisi yang akan diturunkan. Persiapan
untuk sebuah majalah biasanya dilakukan dua bulan sebelum tanggal
edisi yang tercantum pada majalah. Jadi jika majalah akan diterbitkan
pada Juni, maka persiapannya harus dimulai sejak awal April.
Pada edisi perdana, persiapan penerbitannya bisa dilakukan lebih
lama agar hasilnya lebih baik. Setelah semua rubrik dan artikel ditentukan
dan diputuskan, editor mulai mengumpulkan semua bahan yang
51
Produksi
Setelah semua bahan dikumpulkan, editor merangkum semua
bahan tersebut menjadi tulisan-tulisan lengkap dengan ilustrasi dan
gambar-gambar yang dibutuhkan. Pengumpulan materi dimulai dengan
naskah yang menggunakan software Microsoft Word dengan format
dokumen, kemudian untuk gambar dilakukan touch up dengan
menggunakan program Adobe Photoshop. Setelah semua naskah dan
gambar siap untuk dilayout, dalam teori seharusnya dari setiap editor
menyerahkannya kepada desainer. Akan tetapi, dalam pengerjakan zine
ini hanya satu orang, maka editor itu sendiri yang akan melayout. Hal ini,
memiliki nilai positif dan negatif dalam produksi. Nilai positifnya ia
akan menjadi layouter dari artikelnya sendiri dan tahu gambar dan tata
52
letak apa yang sesuai dengan tulisannya. Akan tetapi, hal ini akan
memakan waktu lama dikarenakan ia membuatnya dengan Adobe
Photoshop karena harus melayout halaman per halaman.
Setelah desain layout selesai, setiap halaman akan dicetak dengan
printer biasa dalam bentuk proof untuk dikoreksi. Setelah semua
penyesuaian dilakukan dan hasil akhir sesuai, semua materi kemudian
dicetak oleh percetakan. Berbeda dengan majalah umumnya yang biasa
mencetak full color, zine Bungkam Suara hanya mencetak hitam putih.
Hal ini dikarenakan, dana yang ada untuk proses produksi menggunakan
dana pribadi pembuat zine. Menggunakan kertas HVS 80 gram dengan
jilid kawat (steples).
3.
Cetak
Setelah naskah sudah dikemas pada saat produksi, untuk mendapatkan
hasil akhir. Naskah yang sudah dikemas harus dicetak agar hasil layout
akhir dapat terlihat bentuknya. Pada saat cetak ini seharusnya
menggunakan mesin digital print agar hasil yang didapat bagus. Akan
tetapi, zine ini hanya menggunakan mesin manual fotokopi karena cetak
yang dilakukan menggunakan uang pribadi si pembuat zine.
4.
Distribusi
Distribusi majalah dalam kaitannya dengan penjualan, sangat
berpengaruh pada strategi komunikasi majalah tersebut. Diperlukan
pertimbangan-pertimbangan seperti apakah lokasi distribusi yang dipilih
sesuai
dengan
khalayak
sasaran
yang
dituju?
Apakah
sistem
53
di
lokasi
tersebut?
Berdasarkan
hasil
wawancara,
54
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada zine Bungkam Suara,
dapat penulis simpulkan bahwa proses penerbitannya di zine Bungkam
Suara yaitu:
55
56
B. Saran
Berdasarkan landasan teori dan ilmu-ilmu tentang penerbitan yang
dipelajari oleh penulis di perkuliahan, maka penulis saran terkait dengan
proses penerbitan yang ada dalam zine Bungkam Suara.
anggota
redaksi
dan
struktur
organisasi
untuk
menjadi
digital
print.
Sebagai
tambahan,
proses
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Sammye
&
Patricia
Pritajel.
Magazine
Publishing.
LAMPIRAN A
BIODATA PEMBUAT ZINE BUNGKAM SUARA
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Alfian Putra
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Nomor Telepon
: 085779200282
JENJANG PENDIDIKAN
SD Negeri Mampang 03 Pagi (1998-2004)
SMP Setia Negara (2005-2007)
SMK Setia Negara (2008-2010)
UPN. Veteran Jakarta, FISIP (2012-)
LAMPIRAN B
CONTOH ISI ZINE
LAMPIRAN C
RISET WAWANCARA
: Bungkam Suara termasuk zine tipe apa? (Musik, visual, atau kehidupan
sosial)
LAMPIRAN D
BIODATA PENULIS
DATA PRIBADI
Nama Lengkap
: Agung Saputra
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Lajang
Alamat
Nomor Telepon
: 081316477303
: agungarsy@yahoo.com
Twitter
Path
: @agungarsy
: Agung Saputra
Kompasiana : agungarsy
Blogger
: agungarsy.blogspot.com
B. PENDIDIKAN
SD Negeri 03 Pagi Rancho Indah (1999-2004)
SD Negeri Pondok Cina 05 (2004-2005)
SMP Negeri 242 (2006-2008)
SMK Harapan Bangsa (2009-2011)
Politeknik Negeri Media Kreatif, Jurusan Penerbitan, Prodi Penerbitan
(2011-2014)
C. PENGALAMAN KERJA